Page 1
A. ANATOMI TELINGA LUAR
Telinga luar terdiri dari daun telinga (Auricula), meatus acusticus eksternus,
Canalis auditorius eksternus sampai Membran timpani. 1
Daun telinga di bentuk oleh tulang rawan dan otot serta ditutupi oleh kulit.
Kanalis auditorius eksternal dilapisi dengan epitel skuamosa dan panjangnya
sekitar 2,5 cm pada orang dewasa. Fungsi kanal auditori eksternal adalah untuk
mengirimkan suara ke telinga tengah sekaligus melindungi struktur yang lebih
proksimal dari benda asing dan setiap perubahan kondisi lingkungan. Kanalis
auditori eksternal berbentuk huruf S dengan rangka tulang rawan pada 1/3 bagian
luar dan 2/3 bagian dalam terdiri dari tulang. 1
Sepertiga luar kanal adalah tulang rawan dan terorientasi di superior dan
posterior, bagian dari kanal berisi serumen yang diproduksi oleh kelenjar apokrin.
Jumlah serumen yang dihasilkan bervariasi antara individu. Serumen umumnya
bersifat asam (pH 4-5), sehingga menghambat pertumbuhan bakteri atau jamur.
Sifat lilin dari serumen melindungi epitel yang mendasari dari maserasi atau
kerusakan kulit. Dua pertiga dari bagian dalam kanal adalah osseus, ditutupi
dengan kulit tipis yang melekat erat, dan berorientasi inferior dan anterior, bagian
ini adalah kanal yang tidak memiliki kelenjar apokrin atau folikel rambut.1
Gambar 1. Auricula
1
Page 2
Gambar 2. Anatomi Telinga
B. DEFINISI
Otitis Eksterna adalah radang liang telinga akut maupun kronis yang
disebabkan infeksi jamur, bakteri dan virus. Faktor yang mempermudah radang
telinga luar adalah perubahan pH di liang telinga, yang biasanya normal atau
asam. Bila pH menjadi basa, proteksi terhadap infeksi menurun. 1
Otitis eksterna ini merupakan suatu infeksi liang telinga bagian luar yang
dapat menyebar ke pina, periaurikular, atau ke tulang temporal. 2
C. ETIOLOGI
Organisme yang paling umum dijumpai pada Otitis Eksterna adalah
Pseudomonas aeruginosa (50%), Staphylococcus aureus (23%), bakteri anaerob
dan organisme gram negatif (12,5%), serta jamur seperti Aspergillus dan Candida
spesies (12,5%). Dalam sebuah penelitian, 91% dari kasus otitis eksternal
disebabkan oleh bakteri. Dan penelitian lainnya juga menemukan bahwa sebanyak
40% kasus OE tidak memiliki mikroorganisme primer sebagai agen penyebab. 3
Faktor Risiko terjadinya Otitis eksterna antara lain: 3
1. Suka membersihkan atau mengorek-ngorek telinga dengan cotton buds,
ujung jari atau alat lainnya.
2. Kelembaban merupakan foktor yang penting untuk terjadinya otitis
eksterna.
2
Page 3
3. Sering berenang, air kolam renang menyebabkan maserasi kulit dan
merupakan sumber kontaminasi yang sering dari bakteri.
4. Penggunaan bahan kimia seperti hairsprays, shampoo dan pewarna rambut
yang bisa membuat iritasi, yang memungkinkan bakteri dan jamur untuk
masuk.
5. Kanal telinga sempit.
6. Infeksi telinga tengah.
7. Diabetes.
D. EPIDEMIOLOGI
Setiap tahun, Otitis eksterna terjadi sekitar 4 per 1000 orang di Amerika
Serikat. Otitis eksterna akut, kronis, dan eczematous merupakan otitits yang
umum di Amerika Serikat, namun otitis necrotizing jarang terjadi. Secara umum
di dunia frekuensi otitis eksterna tidak diketahui, namun insidennya meningkat di
Negara tropis seperti Indonesia. 3
Tidak ada ras ataupun jenis kelamin yang berpengaruh terhadap angka
kejadian otitis eksterna. Umumnya, tidak ada hubungan antara perkembangan
otitis eksterna dan usia. Sebuah studi epidemiologi tunggal di Inggris menemukan
prevalensi selama 12-bulan yang sama untuk individu yang berusia 5-64 tahun
dan prevalensinya meningkat pada usia lebih dari 65 tahun. 3
Di Indonesia, penyakit ini merupakan penyakit telinga bagian luar yang
sering dijumpai, disamping penyakit telinga lainnya. Berdasarkan data yang
dikumpulkan mulai tanggal Januari 2000 s/d Desember 2000 di Poliklinik THT
RS H.Adam Malik Medan didapati 10746 kunjungan baru dimana, dijumpai 867
kasus (8,07 %) otitis eksterna, 282 kasus (2,62 %) otitis eksterna difusa dan 585
kasus (5,44 %) otitis eksterna sirkumskripta. Penyakit ini sering diumpai pada
daerah-daerah yang panas dan lembab dan jarang pada iklim- iklim sejuk dan
kering. 4,5
Penelitian Kunarto di Poliklinik THT BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado (2009) mengatakan bahwa 318 pasien otitis eksterna dengan kelompok
usia 18-59 tahun sebanyak 208 orang (65,41%), terutama kelompok usia 31-40
3
Page 4
tahun (68 orang). Dari hasil dikemukakan oleh Palandeng di Poliklinik THT BLU
RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado (2011) yang mendapatkan pasien
perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki, dengan hasil 255 perempuan
(57,96%) dan 185 laki-laki (42,04%). 4,5
E. PATOFISIOLOGI
Otitis eksterna mungkin berkembang pada atlet akuatik atau perenang
sebagai akibat dari paparan air yang berlebihan yang mengakibatkan pengurangan
secara keseluruhan dari serumen. Penurunan serumen ini kemudian dapat
menyebabkan pengeringan dari kanalis auditorius eksternal dan pruritus. Pruritus
kemudian dapat menyebabkan probing dari kanalis auditorius eksternal,
mengakibatkan kerusakan kulit dan memudahkan kejadian untuk infeksi.
Obstruksi saluran pendengaran eksternal dari serumen yang berlebihan, debris,
exostosis peselancar, atau kanal yang sempit dan berliku-liku juga dapat
menyebabkan infeksi dengan cara retensi kelembaban. 6
Secara alami, sel-sel kulit yang mati, termasuk serumen, akan dibersihkan
dan dikeluarkan dari gendang telinga melalui liang telinga. Cotton bud (pembersih
kapas telinga) dapat mengganggu mekanisme pembersihan tersebut sehingga sel-
sel kulit mati dan serumen akan menumpuk di sekitar gendang telinga. Masalah
ini juga diperberat oleh adanya susunan anatomis berupa lekukan pada liang
telinga. Keadaan diatas dapat menimbulkan timbunan air yang masuk ke dalam
liang telinga ketika mandi atau berenang. Kulit yang basah, lembab, hangat, dan
gelap pada liang telinga merupakan tempat yang baik bagi pertumbuhan bakteri
dan jamur. Stratum korneum menyerap kelembaban dari lingkungan. Peningkatan
kelembaban dari keratin didalam serta disekitar unit-unit apopilo sebasea menunjang
pembengkakan & penyumbatan folikel sehingga berkurang aliran serumen kepermukan
kulit. 1,7,8
Adanya faktor predisposisi otitis eksterna dapat menyebabkan berkurangnya
lapisan protektif yang menimbulkan edema epitel skuamosa. Keadaan ini
menimbulkan trauma lokal yang memudahkan bakteri masuk melalui kulit, terjadi
inflamasi dan cairan eksudat. Rasa gatal memicu terjadinya iritasi, berikutnya
4
Page 5
infeksi lalu terjadi pembengkakan dan akhirnya menimbulkan rasa nyeri. Proses
infeksi menyebabkan peningkatan suhu lalu menimbulkan perubahan rasa tidak
nyaman dalam telinga. Selain itu, proses infeksi akan mengeluarkan cairan/nanah
yang bisa menumpuk dalam liang telinga (meatus akustikus eksterna) sehingga
hantaran suara akan terhalang dan terjadilah penurunan pendengaran. Infeksi pada
liang telinga luar dapat menyebar ke pinna, periaurikuler dan tulang temporal. 4
Otalgia pada otitis eksterna disebabkan oleh: 1,7,8
1. Kulit liang telinga luar beralaskan periostium & perikondrium bukan bantalan
jaringan lemak sehingga memudahkan cedera atau trauma. Selain itu, edema
dermis akan menekan serabut saraf yang mengakibatkan rasa sakit yang hebat.
2. Kulit dan tulang rawan pada 1/3 luar liang telinga luar bersambung dengan
kulit dan tulang rawan daun telinga sehingga gerakan sedikit saja pada daun
telinga akan dihantarkan ke kulit dan tulang rawan liang telinga luar sehingga
mengakibatkan rasa sakit yang hebat pada penderita otitis eksterna.
F. KLASIFIKASI
Otitis eksterna diklasifikasikan atas: 9
1. Otitis eksterna akut
- Bakteri : Otitis Eksterna Sirkumskripta, Otitis Eksterna Difus
- Virus : Herpes Zoster Otikus
- Jamur : Otomikosis
2. Otitis eksterna kronik
- Otitis Eksterna Maligna
- Keratosis Obturans dan Kolesteatom Eksterna
Otitis Eksterna Sirkumskripta (Furunkel/ Bisul)
Otitis eksterna sirkumskripta adalah infeksi bermula dari folikel rambut di
liang telinga yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus dan menimbulkan
furunkel di liang telinga di 1/3 luar. Oleh karena kulit di sepanjang 1/3 luar liang
telinga mengandung adneksa kulit seperti folikel rambut, kelenjar sebacea dan
kelenjar serumen, maka di tempat itu bisa terjadi infeksi pada pilosebaceus
5
Page 6
sehingga membentuk furunkel. Kuman penyebab biasanya Staphyloccoccus
aureus atau Staphylococcus albus. Gejala klinis otitis eksterna sirkumskripta
berupa rasa nyeri yang hebat, tidak sesuai dengan besar bisul. Hal ini disebabkan
karena kulit liang telinga tidak mengandung jaringan longgar di bawahnya,
sehingga rasa nyeri timbul pada penekanan perikondrium. Rasa nyeri dapat juga
timbul spontan waktu membuka mulut (sendi temporomandibula). Selain itu
terdapat juga gangguan pendengaran, bila furunkel besar dan menyumbat liang
telinga. Rasa sakit bila daun telinga ketarik atau ditekan. Terdapat tanda infiltrat
atau abses pada 1/3 luar liang telinga. 1,9
Penatalaksanaan otitis eksterna sirkumskripta meliputi: 1,9
- Lokal : pada stadium infiltrat diberikan tampon yang dibasahi dengan 10%
ichthamol dalam glycerine, diganti setiap hari. Pada stadium abses
dilakukan insisi pada abses dan tampon larutan rivanol 0,1%.
- Sistemik : Antibiotika diberikan dengan pertimbangan infeksi yang cukup
berat. Diberikan pada orang dewasa ampisillin 250 mg, eritromisin 250.
Anak-anak diberikan dosis 40-50 mg per kg BB.
- Analgetik : Parasetamol 500 mg, Asam mefenamat 500 mg.
Gambar 3. Otitis Eksterna Sirkumskripta (Furunkulosis)
Otitis Eksterna Difus
Otitis eksterna difus adalah infeksi pada 2/3 dalam liang telinga akibat
infeksi bakteri. Otitis eksterna difus disebut juga sebagai Swimmer’s Ear.
Umumnya bakteri penyebab yaitu Pseudomonas. Bakteri penyebab lainnya yaitu
Staphylococcus albus, Escheria coli, dan sebagainya. Faktor predisposisi
terjadinya otitis eksterna difusa antara lain Sering berenang, iklim hangat dan
6
Page 7
lembab, liang telinga sempit dan berambut, trauma atau benda asing pada kanal,
serumen prop/tidak adanya serumen, penggunaan alat bantu dengar dan
Diabetes/Imunocompromised. 1,9
Gejala klinis otitis eksterna difus yaitu Kulit liang telinga terlihat hiperemis
dan udem yang batasnya tidak jelas. Tidak terdapat furunkel (bisul). Gejalanya
sama dengan gejala otitis eksterna sirkumskripta (furunkel = bisul). Otalgia oleh
karena tidak adanya jaringan subkutan dibawah kulit liang telinga, proses radang
akan menyebabkan tekanan yang kuat pada ujung-ujung saraf. Otorea, pruritus,
telinga terasa penuh, penurunan pendengaran, riwayat telinga kemasukan air,
riwayat kebiasaan mengorek telinga. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri
tekan pinna dan kanal, eritema kanal, edema kanal, debris purulen, pembesaran
limfonodi periaurikular dan servikal anterior. Kadang-kadang kita temukan sekret
yang berbau namun tidak bercampur lendir (musin). Lendir (musin) merupakan
sekret yang berasal dari kavum timpani dan kita temukan pada kasus otitis media.
Pengobatan otitis eksterna difus ialah dengan memasukkan tampon yang
mengandung antibiotik ke liang telinga supaya terdapat kontak yang baik antara
obat dengan kulit yang meradang. Kadang-kadang diperlukan obat antibiotika
sistemik.
Gambar 4. Otitis Eksterna Difus
Otomikosis
Infeksi jamur di liang telinga dipermudah oleh kelembaban yang tinggi di
daerah tersebut. Etiologi Aspergillus (80%), Candida, Phycomycetes, Rhizopus,
Actinomyces, Penicillium. Faktor predisposisi sama dengan otitis eksterna bakteri.
Lebih sering pada pasien diabetes melitus atau immunocompromised.
7
Page 8
Gejalanya biasanya berupa rasa gatal dan rasa penuh di liang telinga, tetapi
sering pula tanpa keluhan. Otorea, otalgia, penurunan pendengaran (akibat
akumulasi debris mikotik), adanya riwayat penggunaan antibiotik topikal tapi
tidak sembuh. Pada pemeriksaan fisik dengan menggunakan otoskopi ditemukan
mycelia, debris jamur berwarna putih, abu-abu atau hitam, kanal eritem.
Pengobatannya ialah dengan membersihkan liang telinga. Larutan asam
asetat 2-5% dalam alkohol yang diteteskan ke liang telinga biasanya dapat
menyembuhkan. Kadang-kadang diperlukan juga obat anti-jamur (sebagai salep)
yang diberikan secara topikal.
Gambar 5. Otomikosis
Otitis Eksterna Maligna
Merupakan infeksi difus di liang telinga luar dan struktur sekitarnya. Otitis
eksterna maligna (OEM) atau otit is eksterna nekrotikans merupakan
infeksi telinga yang berpotensi kematian. Infeksi biasanya dimulai
dari meatus akustikus eksterna (MAE) sebagai otit is eksterna akut
(OEA) yang tidak ada respon terhadap terapi. Infeksi menyebar
melalui fissura Santorini ke jaringan lunak dan pembuluh darah
sekitarnya sampai ke tulang dasar tengkorak. Penyebaran infeksi
melalui sistem Haversian tulang padat dapat menimbulkan
osteomielitis, terbentuknya abses multipel dan sequestra tulang
nekrotik. Infeksi dapat mengenai foramen stilomastoid sehingga
terjadi paralisis nervus fasialis, jika mengenai foramen jugularis
akan terjadi paralisis N. IX, X, XI dan jika mengenai kanal
hipoglosus akan terjadi paralisis N. XII
8
Page 9
Orang tua dengan diabetes melitus yang tidak terkontrol
merupakan faktor risiko terbesar terjadinya OEM. Faktor risiko lain
yaitu adanya infeksi kronis, kondisi umum lemah dan penyakit
munocompromised. Kuman penyebab terbanyak OEM adalah
Pseudomonas aeruginosa . Gejalanya berupa gatal diikuti nyeri hebat, sekret
yang banyak, dan pembengkakan liang telinga, bila terkena saraf fasial dapat
terjadi paralisis.
Keratosis Obturans dan Kolesteatom Eksterna
Keratosis ObturansKolesteatoma
Eksterna
Umur Dewasa muda Usia tua
Penyakit terkait Sinusitis, Bronkiektasi Tidak ada
Nyeri Berat Tumpul
Gangguan Pendengaran Konduktif/sedang Tidak ada/ringan
Sisi telinga Bilateral Unilateral
Erosi tulang Sirkumferensial Terlokalisasi
Kulit telinga Utuh Ulserasi
Osteonekrosis Tidak ada Bisa ada
Otorea Jarang Sering
G. DIAGNOSIS
Untuk menegakkan diagnosis dari Otitis eksterna dapat diperoleh dari
anamnesis dan pemeriksaan fisik yang meliputi:
1. Anamnesis
Rasa sakit di dalam telinga (otalgia) bisa bervariasi dari yang hanya berupa
rasa tidak enak sedikit, perasaan penuh didalam telinga, perasaan seperti terbakar
9
Page 10
hingga rasa sakit yang hebat serta berdenyut. Meskipun rasa sakit sering
merupakan gejala yang dominan, keluhan ini juga sering merupakan gejala
mengelirukan. Rasa sakit bisa tidak sebanding dengan derajat peradangan yang
ada. Ini diterangkan dengan kenyataan bahwa kulit dari liang telinga luar langsung
berhubungan dengan periosteum dan perikondrium, sehingga edema dermis
menekan serabut saraf yang mengakibatkan rasa sakit yang hebat. Lagi pula, kulit
dan tulang rawan 1/3 luar liang telinga bersambung dengan kulit dan tulang rawan
daun telinga sehingga gerakan yang sedikit saja dari daun telinga akan
dihantarkan ke kulit dan tulang rawan dari liang telinga luar dan mengkibatkan
rasa sakit yang hebat dirasakan oleh penderita otitis eksterna.7
Rasa penuh pada telinga merupakan keluhan yang umum pada tahap awal
dari otitis eksterna difusa dan sering mendahului terjadinya rasa sakit dan nyeri
tekan daun telinga.
Gatal merupakan gejala klinik yang sangat sering dan merupakan
pendahulu rasa sakit yang berkaitan dengan otitis eksterna akut. Pada kebanyakan
penderita rasa gatal disertai rasa penuh dan rasa tidak enak merupakan tanda
permulaan peradangan suatu otitis eksterna akuta.7
Kurang pendengaran mungkin terjadi pada akut dan kronik dari otitis
eksterna. Edema kulit liang telinga, sekret yang serous atau purulen, penebalan
kulit yang progresif pada otitis eksterna yang lama sering menyumbat lumen
kanalis dan menyebabkan timbulnya tuli konduktif. Keratin yang deskuamasi,
rambut, serumen, debris, dan obat-obatan yang digunakan kedalam telinga bisa
menutup lumen yang mengakibatkan peredaman hantaran suara.5,7
Discharge (Awalnya, debit mungkin tidak jelas dan tidak berbau, tetapi
dengan cepat menjadi bernanah dan berbau busuk). Dapat disertai dengan tinnitus,
Demam (jarang), gejala bilateral (jarang).
2. Pemeriksaan Fisik
Temuan pemeriksaan fisik dapat mencakup sebagai berikut:
- Nyeri tekan tragus
- Eritematosa dan edema saluran auditori eksternal
- Discharge purulen
10
Page 11
- Eczema dari daun telinga
- Adenopati Periauricular dan servikal
- Demam (jarang)
- Pada kasus yang berat, infeksi dapat menyebar ke jaringan lunak sekitarnya,
termasuk kelenjar parotis. Ekstensi tulang juga dapat terjadi ke dalam tulang
mastoid, sendi temporomandibular, dan dasar tengkorak, dalam hal saraf
kranial VII (wajah), IX (glossopharingeus), X (vagus), XI (aksesori), atau
XII (hypoglossal) dapat terpengaruh.
H. PENATALAKSANAAN
Terapi utama dari otitis eksterna melibatkan manajemen rasa sakit,
pembuangan debris dari kanalis auditorius eksternal, penggunaan obat topikal
untuk mengontrol edema dan infeksi, dan menghindari faktor pencetus.
Dengan lembut membersihkan debris dari kanalis auditorius eksternal
dengan irigasi atau dengan kapas di bawah visualisasi langsung. Pembersihan
kanal meningkatkan efektivitas dari obat topikal. Obat topikal biasanya termasuk
asam ringan (untuk mengubah pH dan untuk menghambat pertumbuhan
mikroorganisme), kortikosteroid (untuk mengurangi peradangan), Antibiotik, dan
atau Anti jamur.
Otitis eksterna ringan biasanya merespon dengan penggunaan agen
acidifying dan kortikosteroid. Sebagai alternatif, campuran perbandingan (2:1)
antara alkohol isopropil 70% dan asam asetat dapat digunakan. pada infeksi
sedang: Pertimbangkan penambahan antibiotik dan antijamur ke agen acidifying
dan kortikosteroid. Antibiotik oral digunakan pada pasien dengan demam,
imunosupresi, diabetes, adenopati, atau pada individu-individu dengan ekstensi
infeksi di luar saluran telinga.
Dalam beberapa kasus, kasa (dengan panjang 1/4 inci) dapat dimasukkan ke
dalam kanal, dan obat ototopic dapat diterapkan secara langsung ke kasa (2-4 kali
sehari tergantung pada frekuensi dosis yang dianjurkan dokter). Setelah kasa
digunakan, harus dicabut kembali 24-72 jam setelah insersi.
11
Page 12
Dalam kasus pasien dengan tympanostomy atau diketahui adanya perforasi,
persiapan non-ototoxic topical (misalnya, fluorokuinolon, dengan atau tanpa
steroid).
I. KOMPLIKASI
1. Perikondritis
Radang pada tulang rawan daun telinga yang terjadi apabila suatu trauma
atau radang menyebabkan efusi serum atau pus di antara lapisan perikondrium dan
kartilago telinga luar. Umumnya trauma berupa laserasi atau akibat kerusakan
yang tidak disengajakan pada pembedahan telinga. Adakalanya perikondritis
terjadi setelah suatu memar tanpa adanya hematoma. Dalam stage awal infeksi,
pinna dapat menjadi merah dan kenyal. Ini diikuti oleh pembengkakan yang
general dan membentuk abses subperikondrial dengan pus terkumpul di antara
perikondrium dan tulang rawan dibawahnya
2. Selulitis
Peradangan pada kulit dan jaringan subkutan yang dihasilkan dari infeksi
umum, biasanya dengan bakteri Staphylococcus atau Streptococcus. Hal ini dapat
terjadi sebagai akibat dari trauma kulit atau infeksi bakteri sekunder dari luka
terbuka, seperti luka tekanan, atau mungkin terkait dengan trauma kulit. Hal ini
paling sering terjadi pada ekstremitas, terutama kaki bagian bawah.
J. PROGNOSIS
Umumnya otitis eksterna dapat sembuh jika segera diobati dan faktor
pencetusnya dapat dihindari. Akan tetapi otitis eksterna sering kambuh jika
kebersihan telinga tidak dijaga, adanya riwayat penyakit tertentu seperti diabetes
yang menyulitkan penyembuhan otitis sendiri, dan tidak menghindari faktor
pencetus dengan baik.
12