KATA PENGANTAR Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa , karena atas berkat dan rahmat – Nya lah sehingga saya dapat menyelesaikan referat ini tepat pada waktunya .Referat ini disusun dalam rangka memenuhi tugas di Kepaniteraan Ilmu Penyakit THT do Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara periode 8 Oktober 2012 – 9 November 2012. Dengan bekal pengetahuan dan pengarahan serta bimbingan yang diperolehsebelumnya dan selama menjalani kepaniteraan , saya menyusun referat berjudul “ BPPV ( Benign Paroxysmal Positioning Vertigo “. Pada kesempatan ini , saya mengucapkan banyak terimakasih kepada dr. Mira Amaliah ,SpTHT yang telah membimbing dan membantu saya dalam melaksanakan kepaniteraan dan dalam menyusun referat ini . Saya menyadari masih banyak kekurangan baik pada isi maupun format referat ini . Oleh karena itu, segala kritik dan saran saya terima dengan tangan terbuka . Akhir kata , saya berharap referat ini dapat berguna bagi rekan-rekan serta semua pihak yang ingin mengetahui sedikit banyak mengenai “BPPV” Kepaniteraan Klinik THT Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Periode 8 Oktober 2012 - 9 November 2012 Page 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa , karena atas berkat
dan rahmat – Nya lah sehingga saya dapat menyelesaikan referat ini tepat pada
waktunya .Referat ini disusun dalam rangka memenuhi tugas di Kepaniteraan Ilmu Penyakit
THT do Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara periode 8 Oktober 2012 – 9
November 2012. Dengan bekal pengetahuan dan pengarahan serta bimbingan yang
diperolehsebelumnya dan selama menjalani kepaniteraan , saya menyusun referat berjudul “
BPPV ( Benign Paroxysmal Positioning Vertigo “. Pada kesempatan ini , saya
mengucapkan banyak terimakasih kepada dr. Mira Amaliah ,SpTHT yang telah
membimbing dan membantu saya dalam melaksanakan kepaniteraan dan dalam menyusun
referat ini .
Saya menyadari masih banyak kekurangan baik pada isi maupun format referat ini .
Oleh karena itu, segala kritik dan saran saya terima dengan tangan terbuka .
Akhir kata , saya berharap referat ini dapat berguna bagi rekan-rekan serta semua
pihak yang ingin mengetahui sedikit banyak mengenai “BPPV”
Jakarta ,18 Oktober 2012
Penyusun
Kepaniteraan Klinik THTFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 8 Oktober 2012 - 9 November 2012 Page 1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .....................................................................................................1
Daftar Isi...............................................................................................................2
BAB 1 Pendahuluan ...........................................................................................3
BAB 2 Anatomi Telinga ....................................................................................4
BAB 3 Fisiologi Keseimbangan ......................................................................10
BAB 4 BPPV ( Benign Paroxysmal Positioning Vertigo) ...............................12
BAB 5 Kesimpulan ..........................................................................................16
Daftar Pustaka ....................................................................................................17
Kepaniteraan Klinik THTFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 8 Oktober 2012 - 9 November 2012 Page 2
BAB 1
PENDAHULUAN
Vertigo , pusing memberikan persentase 5-10% dari pasien yang dijumpai dalam praktek
dokter umum, dan 10-20% dijumpai di praktek neurologist dan otolaryngologist .
Pada usia 65, sepertiga penduduk telah menderita gejala ketidakseimbangan dan di masyarakat,
satu dari lima dari populasi orang dewasa telah mengalami gejala tersebut, dengan 30% dari telah
menderita gejala tersebut selama lebih dari lima tahun. Dengan demikian kondisi yang
mempengaruhi sistem vestibular adalah penting baik secara numerik, dan juga dalam hal morbiditas
sosial dan ekonomi. Pada tingkat pribadi, pasien tidak bisa berfungsi occupationally, pusing menjadi
penyebab tersering dari kegagalan untuk kembali bekerja setelah cedera kepala atau whiplash,
dan 80 % dari individu yang mengeluh vertigo membutuhkan konsultasi medis dan / atau cuti sakit.
Dengan demikian, ada tambahan beban ekonomi pada sistem perawatan kesehatan. Manusia telah
mengembangkan mekanisme yang kompleks untuk menjaga keseimbangan, termasuk visual,
proprioseptif dan vestibular, yang terintegrasi dalam sistem saraf pusat dan dimodulasi oleh otak
kecil, ekstrapiramidal, formasi reticular dan korteks. Kegiatan ini termodulasi terintegrasi
menyediakan sarana untuk mengontrol fungsi oculomotor, postur, kiprah dan kemampuan motorik,
selain memungkinkan persepsi kepala dan posisi tubuh dalam ruang. Bukti terbaru juga mendukung
efek pada fungsi otonom, kognisi dan emosi. Kompleksitas dari sistem ini adalah sedemikian rupa
sehingga patologi di hampir semua sistem tubuh dapat menimbulkan gejala. 4
Kepaniteraan Klinik THTFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 8 Oktober 2012 - 9 November 2012 Page 3
BAB 2
Anatomi Telinga
Telinga terdiri dari 3 bagian yaitu telinga luar , telinga tengah ,telinga dalam .1
Telinga Luar :
Struktur telinga luar terdiri dari Pinna /auricle/daun telinga dan meatus acusticus externus
/liang telinga luar .1
Pinna merupakan kartilago elastis berwarna kuning yang ditutup oleh lapisan kulit . 1
berfungsi untuk mengumpulkan/menerima suara . permukaan lateral pinna memiliki
prominensia dan cekungan yang berbeda masing-masing individu bahkan untuk kembar
identik . Lengkungan terluar disebut Helix. Sejajar dengan helix di sebelah anterior terdapat
prominensia disebut antihelix .pada bagian superior antihelix dibagi menjadi 2
crura ,diantaranya terdapat fossa triangular . Di atas ke 2 crura tersebut terdapat fossa
scaphoid . Di depan antihelix terdapat conchae . kavum conchae dibagi menjadi 2 bagian
cymba conchae ( kecil , di atas) dan kavum conchae ( besar , di bawah) 2
Kartilago pinna dilapisi perikondrium ,yang berfungsi memberi nutrisi , karena kartilago
sendiri tidak memiliki pembuluh darah . 2
Terlepasnya perikondrium dari kartilago , misalkan pada luka yang menyebabkan hematom ,
akan mengakibatkan nekrosis kartilago dan melisut ,disebut Boxer’s ear .2
Kepaniteraan Klinik THTFakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraPeriode 8 Oktober 2012 - 9 November 2012 Page 4
Sumber Gambar : (scott brown’s otorhinolaryngology , head and neck surgery 1 , volume 3. seventh
edition. hlm 3105)
Meatus acusticus externus terdiri dari 2 bagian , yaitu: pars cartilago(± 1 cm atau 13
bagian )
dan pars ossea (±2-3,5cm atau 23
bagian ). Pada neonatus belum terbentuk liang telinga , baru
terbentuk seteelah 3th . untuk memeriksa membran timpani orang dewasa , tarik pinna kearah
belakang atas , pada anak-anak ke arah belakang bawah .2