Top Banner

of 31

Referat Thalasemia

Oct 30, 2015

Download

Documents

bodiwen

makalah
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 7/16/2019 Referat Thalasemia

    1/31

    Talasemia

    Page 1

    Referat I lmu Kesehatan Anak RS. Rajawali

    Per iode 01 Apri l08 Juni 2013

    Talasemia

    O

    L

    E

    H

    Alvin Rodolf Diaz

    11 2012 039

    Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

    Jakarta

  • 7/16/2019 Referat Thalasemia

    2/31

    Talasemia

    Page 2

    Kata Pengantar

    Puji syukur penulis naikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas kasih dan

    penyertaan-Nya sehingga penulisan referat ini dapat diselesaikan dengan baik.

    Tidaklah mudah untuk menyusun suatu referat, dimana belum ada banyak pengalaman dan

    literatur yang memadai sebagai penunjang. Namun dengan usaha sungguh sungguh dan

    bantuan dari beberapa pihak sehingga makalah ini dapat diselesaikan.

    Untuk itu tak lupa penulis ucapakan terimakasih yang sebesar besarnya kepada dr.

    Hartaman Sp.A (K) atas bantuannya yang telah membantu menyelesaikan penulisan referat ini.

    Penulis menyadari sungguh bahwa referat ini masih jauh dari batas kesempurnaan, untuk itu

    penulis mengharapkan segala kritik dan saran yang membangun guna melengkapi segala

    kekurangan dari referat ini.

    Harapan penulis, kiranya referat ini dapat berguna di waktu waktu yang akan datang, dan

    dapat dipergunakan dalam mengkaji materi yang berkaitan dengan Talasemia

    Atas perhatiannya penulis sampaikan terimakasih.

    Bandung, Mei 2013

  • 7/16/2019 Referat Thalasemia

    3/31

    Talasemia

    Page 3

    Daftar Isi

    Lembar Judul...................................................................................................................................1

    Kata Pengantar.................................................................................................................................2

    Daftar Isi..........................................................................................................................................3

    BAB I Pendahuluan.........................................................................................................................4

    BAB II ISI........................................................................................................................................5

    II.1 Sejarah........5

    II.2 Epidemiologi... .......5

    II.3 Etiologi...................................................................................................................................7

    II.4 Klasifikasi...............................................................................................................................8

    II.5 Stadium.................................................................................................................................15

    II.6 Patofisiologi.........................................................................................................................15

    II.7 Pemeriksaan Penunjang.......................................................................................................20

    II.8 Penatalaksanaan...23

    II.9 Pencegahan.. .............25

    II.10 Prognosis29

    BAB III Penutup.......30

    Daftar Pustaka...............................................................................................................................31

  • 7/16/2019 Referat Thalasemia

    4/31

    Talasemia

    Page 4

    BAB I

    Pendahuluan

    Talasemia adalah kelainan bawaan dari sintesis hemoglobin. Presentasi klinisnya bervariasi

    dari asimtomatik sampai berat hingga mengancam jiwa. Dahulu dinamakan sebagai

    Mediterannian anemia, diusulkan oleh Whipple, namun kurang tepat karena sebenarnya kondisi

    ini dapat ditemukan di mana saja di seluruh dunia. Seperti yang akan dijelaskan selanjutnya,

    beberapa tipe berbeda dari thalassemia lebih endemik pada area geografis tertentu.

    Pada tahun 1925, Thomas Cooley, seorang spesialis anak dari Detroit, mendeskripsikan

    suatu tipe anemia berat pada anak-anak yang berasal dari Italia. Beliau menemukan adanya

    nukleasi sel darah merah yang masif pada sapuan apus darah tepi, yang mana awalnya beliau

    pikir sebagai anemia eritroblastik, suatu keadaan yang disebutkan oleh von Jaksh sebelumnya.

    Namun tak lama kemudian, Cooley menyadari bahwa eritroblastemia tidak spesifik dan esensial

    pada temuan ini sehingga istilah anemia eritroblastik tidak dapat dipakai. Meskipun Cooley

    curiga akan adanya pengaruh genetik dari kelainan ini, namun beliau gagal dalam

    menginvestigasi orangtua sehat pada anak-anak yang mengidap kelainan ini.

    Di Eropa, Riette mendeskripsikan mengenai adanya anemia mikrositik hipokromik ringan

    yang tak terjelaskan pada anak-anak keturunan Italia pada tahun yang sama saat Cooley

    melaporan adanya bentuk anemia berat yang akhirnya dinamakan mengikutinya namanya.

    Sebagi tambahan, Wintrobe di Amerika Serikat melaporkan adanya anemia ringan pada kedua

    orangtua dari anak yang mengidap anemia Cooley. Anemia ini sangat mirip dengan kelainan

    yang ditemukan Riette. Baru setelah itu anemia Cooley dinyatakan sebagai bentuk homozigot

    dari anemia hipokromik mikrositik ringan yang dideskripsikan oleh Riette dan Wintrobe. Bentuk

    anemia berat ini kemudian dilabelisasi sebagai thalassemia mayor dan bentuk ringannya

    dinamakan sebagai thalassemia minor. Kata talasemia berasal dari bahasa Yunani yaitu thalassa

    yang berarti laut (mengarah ke Mediterania), dan emia, yang berarti berhubungan dengan

    darah.

  • 7/16/2019 Referat Thalasemia

    5/31

    Talasemia

    Page 5

    BAB II

    Talasemia

    II.1 Sejarah

    Sejarah talasemia dimulai di eropa, dimana seorang peneliti bernama Riettedan Wintrobe

    mendeskripsikan mengenai adanya anemia mikrositik hipokrom yang tak terjelaskan pada anak-

    anak keturunan italia dan dilaporkan adanya anemia ringan pada kedua orangtua dari anak-anak

    yang mengidap anemia tersebut. Pada saat yang bersamaan, seorang dokter spesialis anak,

    Thomas Cooley juga mendeskripsikan suatu tipe anemia berat pada anak-anak yang berasal dari

    italia dimana beliau menemukan adanya nukleasi sel darah merah yang masif pada sapuan apus

    darah tepi yang semula diduga anemia eritroblastik. Namun tak lama, Cooley menyadari bahwa

    eritoblastik tidak spesifik pada temuan ini dan temuan ini sangat mirip dengan kelainan darah

    yang ditemukan oleh Riettedan. Sehingga kelainan darah ini dinyatakan sebagai bentuk

    homozigot dari anemia hipokrom mikrositik yang kemudian diberi labelisasi sebagai thalassemia

    mayor sedangkan bentuk ringannya dinamakan thalassemia minor. Kata thalassemia berasal dari

    bahasa yunani yaitu thalassa yang berarti laut dan emia yang berarti berhubungan dengan

    darah.

    II.2 Epidemiologi

    Di seluruh dunia, 15 juta orang memiliki presentasi klinis dari talasemia. Fakta ini

    mendukung talasemia sebagai salah satu penyakit turunan yang terbanyak; menyerang hampir

    semua golongan etnik dan terdapat pada hampir seluruh negara di dunia.

    Beberapa tipe talasemia lebih umum terdapat pada area tertentu di dunia. Talasemia- lebih

    sering ditemukan di negara-negara Mediterania seperti Yunani, Itali, dan Spanyol. Banyak pulau-

    pulau Mediterania seperti Ciprus, Sardinia, dan Malta, memiliki insidens talasemia- mayor yang

    tinggi secara signifikan. Talasemia- juga umum ditemukan di Afrika Utara, India, Timur

  • 7/16/2019 Referat Thalasemia

    6/31

    Talasemia

    Page 6

    Tengah, dan Eropa Timur. Sebaliknya, talasemia- lebih sering ditemukan di Asia Tenggara,

    India, Timur Tengah, dan Afrika.

    II.2.1 Mortalitas dan Morbiditas

    Talasemia- mayor adalah penyakit yang mematikan, dan semua janin yang

    terkena akan lahir dalam keadaan hydrops fetalis akibat anemia berat. Beberapa

    laporan pernah mendeskripsikan adanya neonatus dengan talasemia- mayor yang

    bertahan setelah mendapat transfusi intrauterin. Penderita seperti ini membutuhkan

    perawatan medis yang ekstensif setelahnya, termasuk transfusi darah teratur dan

    terapi khelasi, sama dengan penderita talasemia- mayor. Terdapat juga laporan kasus

    yang lebih jarang mengenai neonatus dengan talasemia- mayor yang lahir tanpa

    hydrops fetalis yang bertahan tanpa transfusi intrauterin. Pada kasus ini, tingginya

    level Hb Portland, yang merupakan Hb fungsional embrionik, diperkirakan sebagai

    penyebab kondisi klinis yang jarang tersebut.

    Pada pasien dengan berbagai tipe talasemia-, mortalitas dan morbiditas

    bervariasi sesuai tingkat keparahan dan kualitas perawatan. Talasemia- mayor yang

    berat akan berakibat fatal bila tidak diterapi. Gagal jantung akibat anemia berat atau

    iron overload adalah penyebab tersering kematian pada penderita. Penyakit hati,

    infeksi fulminan, atau komplikasi lainnya yang dicetuskan oleh penyakit ini atau

    terapinya termasuk merupakan penyebab mortalitas dan morbiditas pada bentuk

    talasemia yang berat.

    Mortalitas dan morbiditas tidak terbatas hanya pada penderita yang tidak diterapi;

    mereka yang mendapat terapi yang dirancang dengan baik tetap berisiko mengalami

    bermacam-macam komplikasi. Kerusakan organ akibat iron overload, infeksi berat

    yang kronis yang dicetuskan transfusi darah, atau komplikasi dari terapi khelasi,

    seperti katarak, tuli, atau infeksi, merupakan komplikasi yang potensial.

    II.2.2 Usia

    Meskipun talasemia merupakan penyakit turunan (genetik), usia saat timbulnya

    gejala bervariasi secara signifikan. Dalam talasemia, kelainan klinis pada pasien

  • 7/16/2019 Referat Thalasemia

    7/31

    Talasemia

    Page 7

    dengan kasus-kasus yang parah dan temuan hematologik pada pembawa (carrier)

    tampak jelas pada saat lahir. Ditemukannya hipokromia dan mikrositosis yang tidak

    jelas penyebabnya pada neonatus, digambarkan di bawah ini, sangat mendukung

    diagnosis.

    Gambar 1. Sediaan hapus darah tepi Penyakit Hb H pada neonatus

    Namun, pada talasemia- berat, gejala mungkin tidak jelas sampai paruh kedua

    tahun pertama kehidupan; sampai waktu itu, produksi rantai globin dan

    penggabungannya ke Hb Fetal dapat menutupi gejala untuk sementara.

    Bentuk talasemia ringan sering ditemukan secara kebetulan pada berbagai usia.

    Banyak pasien dengan kondisi thalassemia- homozigot yang jelas (yaitu,

    hipokromasia, mikrositosis, elektroforesis negatif untuk Hb A, bukti bahwa kedua

    orang tua terpengaruh) mungkin tidak menunjukkan gejala atau anemia yang

    signifikan selama beberapa tahun. Hampir semua pasien dengan kondisi tersebut

    dikategorikan sebagai talasemia- intermedia. Situasi ini biasanya terjadi jika pasien

    mengalami mutasi yang lebih ringan.

    II.3 Etiologi

    Dasar kelainan pada talasemia berlaku secara umum yaitu kelainan talasemia- disebabkan

    oleh delesi gen atau terhapus karena kesalahan genetik, yang mengatur produksi tetramer globin,

    sedangkan pada talasemia- karena adanya mutasi gen tersebut.

    II.4 Klasifikasi

  • 7/16/2019 Referat Thalasemia

    8/31

    Talasemia

    Page 8

    Talasemia adalah grup kelainan sintesis hemoglobin yang heterogen akibat pengurangan

    produksi satu atau lebih rantai globin. Hal ini menyebabkan ketidakseimbangan produksi rantai

    globin. Ada 3 tingkat klasifikasi talasemia yang secara klinis bisa dibagi menjadi 3 grup kerja :

    a. Talasemia mayor sangat tergantung kepada transfusib.Talasemia minor atau karier tanpa gejalac. Talasemia intermedia

    Talasemia juga bisa diklasifikasikan secara genetik menjadi -, -, - atau talasemia

    sesuai dengan rantai globulin yang berkurang produksinya. Pada beberapa talasemia sama sekali

    tidak terbentuk rantai globin yang disebut o atau o talasemia, bila produksinya rendah + atau

    + talasemia. Sedangkan talasemia bisa dibedakan menjadi ()o dan ()+ dimana terjadi

    gangguan pada rantai dan .

    Jenis yang paling penting dalam praktek klinis adalah sindrom yang mempengaruhi baik

    atau sintesis rantai maupun .

    II.4.1 Talasemia

    Anemia mikrositik yang disebabkan oleh defisiensi sintesis globin- banyak

    ditemukan di Afrika, negara di daerah Mediterania, dan sebagian besar Asia. Delesi gen

    globin- menyebabkan sebagian besar kelainan ini. Terdapat empat gen globin- pada

    individu normal, dan empat bentuk talasemia- yang berbeda telah diketahui sesuai dengan

    delesi satu, dua, tiga, dan semua empat gen ini.

    Tabel 1. Talasemia

    Genotip Jumlah gen Presentasi Klinis Hemoglobin Elektroforesis

    Saat Lahir > 6 bulan

    / 4 Normal N N

    -/ 3 Silent carrier 0-3 % Hb Barts N

    --/ atau /- 2 Trait thal- 2-10% Hb Barts N

    --/- 1 Penyakit Hb H 15-30% Hb Bart Hb H

    --/-- 0 Hydrops fetalis >75% Hb Bart -

    Ket : N = hasil normal, Hb = hemoglobin, Hb Barts = 4, HbH = 4

  • 7/16/2019 Referat Thalasemia

    9/31

    Talasemia

    Page 9

    I. Sil ent carri ertalasemia-Merupakan tipe talasemia subklinik yang paling umum, biasanya ditemukan

    secara kebetulan diantara populasi, seringnya pada etnik Afro-Amerika.

    Seperti telah dijelaskan sebelumnya, terdapat 2 gen yang terletak pada

    kromosom 16.

    Pada tipe silent carrier, salah satu gen pada kromosom 16 menghilang,menyisakan hanya 3 dari 4 gen tersebut. Penderita sehat secara hematologis,

    hanya ditemukan adanya jumlah eritrosit (sel darah merah) yang rendah dalam

    beberapa pemeriksaan.

    Pada tipe ini, diagnosis tidak dapat dipastikan dengan pemeriksaanelektroforesis Hb, sehingga harus dilakukan tes lain yang lebih canggih. Bisa

    juga dicari akan adanya kelainan hematologi pada anggota keluarga (

    misalnya orangtua) untuk mendukung diagnosis. Pemeriksaan darah lengkap

    pada salah satu orangtua yang menunjukkan adanya hipokromia dan

    mikrositosis tanpa penyebab yang jelas merupakan bukti yang cukup kuat

    menuju diagnosis talasemia.

    II. Trait talasemia- Trait ini dikarakterisasi dengan anemia ringan dan jumlah sel darah merah

    yang rendah. Kondisi ini disebabkan oleh hilangnya 2 gen pada satu

    kromosom 16 atau satu gen pada masing-masing kromosom. Kelainan ini

    sering ditemukan di Asia Tenggara, subbenua India, dan Timur Tengah.

    Pada bayi baru lahir yang terkena, sejumlah kecil Hb Barts (4) dapatditemukan pada elektroforesis Hb. Lewat umur satu bulan, Hb Barts tidak

    terlihat lagi, dan kadar Hb A2 dan HbF secara khas normal.

  • 7/16/2019 Referat Thalasemia

    10/31

    Talasemia

    Page 10

    Gambar 2. Talasemia menurut hukum Mendel

    III.Penyakit Hb HKelainan disebabkan oleh hilangnya 3 gen globin , merepresentasikan

    talasemia- intermedia, dengan anemia sedang sampai berat, splenomegali,

    ikterus, dan jumlah sel darah merah yang abnormal. Pada sediaan apus darah

    tepi yang diwarnai dengan pewarnaan supravital akan tampak sel-sel darah

    merah yang diinklusi oleh rantai tetramer (Hb H) yang tidak stabil dan

    terpresipitasi di dalam eritrosit, sehingga menampilkan gambaran golf ball.

    Badan inklusi ini dinamakan sebagaiHeinz bodies.

    Gambar 3. Pewarnaan supravital pada sapuan apus darah tepi Penyakit Hb H yang

    menunjukkan Heinz-Bodies

  • 7/16/2019 Referat Thalasemia

    11/31

    Talasemia

    Page 11

    IV.Talasemia- mayorBentuk talasemia yang paling berat, disebabkan oleh delesi semua gen globin-

    , disertai dengan tidak ada sintesis rantai sama sekali.

    Karena Hb F, Hb A, dan Hb A2semuanya mengandung rantai , maka tidaksatupun dari Hb ini terbentuk. Hb Barts (4) mendominasi pada bayi yang

    menderita, dan karena 4 memiliki afinitas oksigen yang tinggi, maka bayi-bayi

    itu mengalami hipoksia berat. Eritrositnya juga mengandung sejumlah kecil Hb

    embrional normal (Hb Portland = 22), yang berfungsi sebagai pengangkut

    oksigen.

    Kebanyakan dari bayi-bayi ini lahir mati, dan kebanyakan dari bayi yang lahirhidup meninggal dalam waktu beberapa jam. Bayi ini sangat hidropik, dengan

    gagal jantung kongestif dan edema anasarka berat. Yang dapat hidup dengan

    manajemen neonatus agresif juga nantinya akan sangat bergantung dengan

    transfusi.

    II.4.2 Talasemia-

    Sama dengan thalassemia-, dikenal beberapa bentuk klinis dari thalassemia-; antara

    lain :

    I. Sil ent carri ertalasemia-Penderita tipe ini biasanya asimtomatik, hanya ditemukan nilai eritrosit yang

    rendah. Mutasi yang terjadi sangat ringan, dan merepresentasikan suatu

    thalassemia-+.

    Bentuksilent carrier thalassemia- tidak menimbulkan kelainan yang dapatdiidentifikasi pada individu heterozigot, tetapi gen untuk keadaan ini, jika

    diwariskan bersama-sama dengan gen untuk thalassemia-, menghasilkan

    sindrom thalassemia intermedia.

  • 7/16/2019 Referat Thalasemia

    12/31

    Talasemia

    Page 12

    Gambar 4. Talasemia menurut Hukum Mendel

    II. Trait talasemia-Penderita mengalami anemia ringan, nilai eritrosit abnormal, dan elektroforesis

    Hb abnormal dimana didapatkan peningkatan jumlah Hb A2, Hb F, atau

    keduanya

    Gambar.5 Sediaan hapus darah tepi penderita Talasemia

    Individu dengan ciri (trait) talasemia sering didiagnosis salah sebagai anemiadefisiensi besi dan mungkin diberi terapi yang tidak tepat dengan preparat besi

    selama waktu yang panjang. Lebih dari 90% individu dengan trait talasemia-

  • 7/16/2019 Referat Thalasemia

    13/31

    Talasemia

    Page 13

    mempunyai peningkatan Hb-A2 yang berarti (3,4%-7%). Kira-kira 50%

    individu ini juga mempunyai sedikit kenaikan HbF, sekitar 2-6%. Pada

    sekelompok kecil kasus, yang benar-benar khas, dijumpai Hb A2 normal

    dengan kadar HbF berkisar dari 5% sampai 15%, yang mewakili talasemia tipe

    .

    III.Talasemia- yang terkait dengan variasi struktural rantai Presentasi klinisnya bervariasi dari seringan talasemia media hingga seberat

    talasemia- mayor

    Ekspresi gen homozigot talasemia (+) menghasilkan sindrom mirip anemiaCooley yang tidak terlalu berat (thalassemia intermedia). Deformitas skelet

    dan hepatosplenomegali timbul pada penderita ini, tetapi kadar Hb mereka

    biasanya bertahan pada 6-8 gr/dL tanpa transfusi.

    Kebanyakan bentuk talasemia- heterozigot terkait dengan anemia ringan.Kadar Hb khas sekitar 2-3 gr/dL lebih rendah dari nilai normal menurut umur.

    Eritrosit adalah mikrositik hipokromik dengan poikilositosis, ovalositosis, danseringkali bintik-bintik basofil. Sel target mungkin juga ditemukan tapi

    biasanya tidak mencolok dan tidak spesifik untuk thalassemia.

    MCV rendah, kira-kira 65 fL, dan MCH juga rendah (

  • 7/16/2019 Referat Thalasemia

    14/31

    Talasemia

    Page 14

    dan fraktur patologis mungkin terjadi. Ekspansi masif sumsum tulang di wajah

    dan tengkorak menghasilkan bentuk wajah yang khas.

    Gambar 6. Deformitas tulang pada thalassemia beta mayor (Facies Cooley)

    Pucat, hemosiderosis, dan ikterus sama-sama memberi kesan coklatkekuningan. Limpa dan hati membesar karena hematopoesis ekstrameduler dan

    hemosiderosis. Pada penderita yang lebih tua, limpa mungkin sedemikian

    besarnya sehingga menimbulkan ketidaknyamanan mekanis dan

    hipersplenisme sekunder.

    Gambar 7. Splenomegali pada talasemia

  • 7/16/2019 Referat Thalasemia

    15/31

    Talasemia

    Page 15

    Pertumbuhan terganggu pada anak yang lebih tua; pubertas terlambat atautidak terjadi karena kelainan endokrin sekunder. Diabetes mellitus yang

    disebabkan oleh siderosis pankreas mungkin terjadi. Komplikasi jantung,

    termasuk aritmia dan gagal jantung kongestif kronis yang disebabkan oleh

    siderosis miokardium sering merupakan kejadian terminal.

    Kelainan morfologi eritrosit pada penderita thalassemia- homozigot yangtidak ditransfusi adalah ekstrem. Disamping hipokromia dan mikrositosis berat,

    banyak ditemukan poikilosit yang terfragmentasi, aneh (sel bizarre) dan sel

    target. Sejumlah besar eritrosit yang berinti ada di darah tepi, terutama setelah

    splenektomi. Inklusi intraeritrositik, yang merupakan presipitasi kelebihan

    rantai , juga terlihat pasca splenektomi. Kadar Hb turun secara cepat menjadi

    < 5 gr/dL kecuali mendapat transfusi. Kadar serum besi tinggi dengan saturasi

    kapasitas pengikat besi (iron binding capacity). Gambaran biokimiawi yang

    nyata adalah adanya kadar HbF yang sangat tinggi dalam eritrosit.

    II.5 Stadium

    Terdapat suatu sistem pembagian stadium talasemia berdasarkan jumlah kumulatif transfusi

    darah yang diberikan pada penderita untuk menentukan tingkat gejala yang melibatkan

    kardiovaskuler dan untuk memutuskan kapan untuk memulai terapi khelasi pada pasien dengan

    thalassemia- mayor atau intermedia. Pada sistem ini, pasien dibagi menjadi tiga kelompok,

    yaitu :

    Stadium IMerupakan mereka yang mendapat transfusi kurang dari 100 unit Packed Red Cells

    (PRC). Penderita biasanya asimtomatik, pada echokardiogram (ECG) hanya

    ditemukan sedikit penebalan pada dinding ventrikel kiri, dan elektrokardiogram

    (EKG) dalam 24 jam normal.

    Stadium IIMerupakan mereka yang mendapat transfusi antara 100-400 unit PRC dan memiliki

    keluhan lemah-lesu. Pada ECG ditemukan penebalan dan dilatasi pada dinding

  • 7/16/2019 Referat Thalasemia

    16/31

    Talasemia

    Page 16

    ventrikel kiri. Dapat ditemukan pulsasi atrial dan ventrikular abnormal pada EKG

    dalam 24 jam

    Stadium IIIGejala berkisar dari palpitasi hingga gagal jantung kongestif, menurunnya fraksi

    ejeksi pada ECG. Pada EKG dalam 24 jam ditemukan pulsasi prematur dari atrial dan

    ventrikular.

    II.6 Patofisiologi

    Talasemia adalah kelainan herediter dari sintesis Hb akibat dari gangguan produksi rantai

    globin. Penurunan produksi dari satu atau lebih rantai globin tertentu (,,,) akan

    menghentikan sintesis Hb dan menghasilkan ketidakseimbangan dengan terjadinya produksi

    rantai globin lain yang normal.Karena dua tipe rantai globin ( dan non-) berpasangan antara satu sama lain dengan rasio

    hampir 1:1 untuk membentuk Hb normal, maka akan terjadi produksi berlebihan dari rantai

    globin yang normal dan terjadi akumulasi rantai tersebut di dalam sel menyebabkan sel menjadi

    tidak stabil dan memudahkan terjadinya destruksi sel. Ketidakseimbangan ini merupakan suatu

    tanda khas pada semua bentuk talasemia. Karena alasan ini, pada sebagian besar talasemia

    kurang sesuai disebut sebagai hemoglobinopati karena pada tipe-tipe talasemia tersebut

    didapatkan rantai globin normal secara struktural dan juga karena defeknya terbatas pada

    menurunnya produksi dari rantai globin tertentu.

    Tipe talasemia biasanya membawa nama dari rantai yang tereduksi. Reduksi bervariasi dari

    mulai sedikit penurunan hingga tidak diproduksi sama sekali (complete absence). Sebagai

    contoh, apabila rantai hanya sedikit diproduksi, tipe talasemia-nya dinamakan sebagai

    talasemia-+, sedangkan tipe talasemia- menandakan bahwa pada tipe tersebut rantai tidak

    diproduksi sama sekali. Konsekuensi dari gangguan produksi rantai globin mengakibatkan

    berkurangnya deposisi Hb pada sel darah merah (hipokromatik). Defisiensi Hb menyebabkan sel

    darah merah menjadi lebih kecil, yang mengarah ke gambaran klasik talasemia yaitu anemia

    hipokromik mikrositik. Hal ini berlaku hampir pada semua bentuk anemia yang disebabkan oleh

    adanya gangguan produksi dari salah satu atau kedua komponen Hb : heme atau globin. Namun

    hal ini tidak terjadi padasilent carrier, karena pada penderita ini jumlah Hb dan indeks sel darah

    merah berada dalam batas normal.

  • 7/16/2019 Referat Thalasemia

    17/31

    Talasemia

    Page 17

    Pada tipe trait talasemia- yang paling umum, level Hb A2 (2/2) biasanya meningkat. Hal

    ini disebabkan oleh meningkatnya penggunaan rantai oleh rantai bebas yang eksesif, yang

    mengakibatkan terjadinya kekurangan rantai adekuat untuk dijadikan pasangan. Gen , tidak

    seperti gen dan , diketahui memiliki keterbatasan fisiologis dalam kemampuannya untuk

    memproduksi rantai yang stabil; dengan berpasangan dengan rantai , rantai memproduksi

    Hb A2 (kira-kira 2,5-3% dari total Hb). Sebagian dari rantai yang berlebihan digunakan untuk

    membentuk Hb A2, dimana sisanya (rantai ) akan terpresipitasi di dalam sel, bereaksi dengan

    membran sel, mengintervensi divisi sel normal, dan bertindak sebagai benda asing sehingga

    terjadinya destruksi dari sel darah merah. Tingkat toksisitas yang disebabkan oleh rantai yang

    berlebihan bervariasi berdasarkan tipe dari rantai itu sendiri (misalnya toksisitas dari rantai

    pada talasemia- lebih nyata dibandingkan toksisitas rantai pada talasemia-).

    Dalam bentuk yang berat, seperti talasemia- mayor atau anemia Cooley, berlaku

    patofisiologi yang sama dimana terdapat adanya substansial yang berlebihan. Kelebihan rantai

    bebas yang signifikan akibat kurangnya rantai akan menyebabkan terjadinya pemecahan

    prekursor sel darah merah di sumsum tulang (eritropoesis inefektif).

    II.6.1 Produksi Rantai Globin

    Untuk memahami perubahan genetik pada talasemia, kita perlu mengenali dengan

    baik proses fisiologis dari produksi rantai globin pada orang sehat atau normal. Suatu unit

    rantai globin merupakan komponen utama untuk membentuk Hb : bersama-sama dengan

    Heme, rantai globin menghasilkan Hb. Dua pasangan berbeda dari rantai globin akan

    membentuk struktur tetramer dengan Heme sebagai intinya. Semua Hb normal dibentuk dari

    dua rantai globin (atau mirip-) dan dua rantai globin non-. Bermacam-macam tipe Hb

    terbentuk, tergantung dari tipe rantai globin yang membentuknya. Masing-masing tipe Hb

    memiliki karakteristik yang berbeda dalam mengikat oksigen, biasanya berhubungan dengan

    kebutuhan oksigen pada tahap-tahap perkembangan yang berbeda dalam kehidupan

    manusia.

    Pada masa kehidupan embrionik, rantai (rantai mirip-) berkombinasi dengan rantai

    membentuk Hb Portland (22) dan dengan rantai untuk membentuk Hb Gower-1 (22).

  • 7/16/2019 Referat Thalasemia

    18/31

    Talasemia

    Page 18

    Selanjutnya, ketika rantai telah diproduksi, dibentuklah Hb Gower-2, berpasangan

    dengan rantai (22). Hb Fetal dibentuk dari 22 dan Hb dewasa primer (Hb A) dibentuk

    dari 22. Hb fisiologis yang ketiga, Hb A2, dibentuk dari rantai 22.

    Gambar 7. Gen rantai yang berduplikasi pada kromosom 16 berpasangan dengan rantai-

    rantai non- untuk memproduksi bermacam-macam Hb normal.

    II.6.2 Patofisiologi seluler

    Kelainan dasar dari semua tipe talasemia adalah ketidakseimbangan sintesis rantai

    globin. Namun, konsekuensi akumulasi dari produksi rantai globin yang berlebihan berbeda-

    beda pada tiap tipe talasemia. Pada talasemia-, rantai yang berlebihan, tidak mampu

    membentuk Hb tetramer, terpresipitasi di dalam prekursor sel darah merah dan, dengan

    berbagai cara, menimbulkan hampir semua gejala yang bermanifestasi pada sindroma

    talasemia-; situasi ini tidak terjadi pada talasemia-.

    Rantai globin yang berlebihan pada talasemia- adalah rantai pada tahun-tahun

    pertama kehidupan, dan rantai pada usia yang lebih dewasa. Rantai-rantai tipe ini relatif

    bersifat larut sehingga mampu membentuk homotetramer yang, meskipun relatif tidak stabil,

    mampu tetap bertahan (viable) dan dapat memproduksi molekul Hb seperti Hb Bart (4) dan

    Hb H (4). Perbedaan dasar pada dua tipe utama ini mempengaruhi perbedaan besar padamanifestasi klinis dan tingkat keparahan dari penyakit ini.

    Rantai yang terakumulasi di dalam prekursor sel darah merah bersifat tidak larut

    (insoluble), terpresipitasi di dalam sel, berinteraksi dengan membran sel (mengakibatkan

    kerusakan yang signifikan), dan mengganggu divisi sel. Kondisi ini menyebabkan terjadinya

  • 7/16/2019 Referat Thalasemia

    19/31

    Talasemia

    Page 19

    destruksi intramedular dari prekursor sel darah merah. Sebagai tambahan, sel-sel yang

    bertahan yang sampai ke sirkulasi darah perifer dengan intracellular inclusion bodies (rantai

    yang berlebih) akan mengalami hemolisis; hal ini berarti bahwa baik hemolisis maupun

    eritropoesis inefektif menyebabkan anemia pada penderita dengan talasemia-.

    Kemampuan sebagian sel darah merah untuk mempertahankan produksi dari rantai ,

    yang mampu untuk berpasangan dengan sebagian rantai yang berlebihan untuk

    membentuk Hb F, adalah suatu hal yang menguntungkan. Ikatan dengan sebagian rantai

    berlebih tidak diragukan lagi dapat mengurangi gejala dari penyakit dan menghasilkan Hb

    tambahan yang memiliki kemampuan untuk membawa oksigen.

    Selanjutnya, peningkatan produksi Hb F sebagai respon terhadap anemia berat,

    menimbulkan mekanisme lain untuk melindungi sel darah merah pada penderita dengan

    talasemia-. Peningkatan level Hb F akan meningkatkan afinitas oksigen, menyebabkan

    terjadinya hipoksia, dimana, bersama-sama dengan anemia berat akan menstimulasi

    produksi dari eritropoetin. Akibatnya, ekspansi luas dari massa eritroid yang inefektif akan

    menyebabkan ekspansi tulang berat dan deformitas. Baik penyerapan besi dan laju

    metabolisme akan meningkat, berkontribusi untuk menambah gejala klinis dan manifestasi

    laboratorium dari penyakit ini. Sel darah merah abnormal dalam jumlah besar akan diproses

    di limpa, yang bersama-sama dengan adanya hematopoesis sebagai respon dari anemia yang

    tidak diterapi, akan menyebabkan splenomegali masif yang akhirnya akan menimbulkan

    terjadinya hipersplenisme.

    Apabila anemia kronik pada penderita dikoreksi dengan transfusi darah secara teratur,

    maka ekspansi luas dari sumsum tulang akibat eritropoesis inefektif dapat dicegah atau

    dikembalikan seperti semula. Memberikan sumber besi tambahan secara teori hanya akan

    lebih merugikan pasien. Namun, hal ini bukanlah masalah yang sebenarnya, karena

    penyerapan besi diregulasi oleh dua faktor utama : eritropoesis inefektif dan jumlah besi

    pada penderita yang bersangkutan. Eritropoesis yang inefektif akan menyebabkan

    peningkatan absorpsi besi karena adanya downregulation dari gen HAMP, yang

    memproduksi hormon hepar yang dinamakan hepcidin, regulator utama pada absorpsi besi

    di usus dan resirkulasi besi oleh makrofag. Hal ini terjadi pada penderita dengan thalassemia

    intermedia.

  • 7/16/2019 Referat Thalasemia

    20/31

    Talasemia

    Page 20

    Dengan pemberian transfusi darah, eritropoesis yang inefektif dapat diperbaiki, dan

    terjadi peningkatan jumlah hormon hepcidin; sehingga penyerapan besi akan berkurang dan

    makrofag akan mempertahankan kadar besi.

    Pada pasien dengan iron overload(misalnya hemokromatosis), absorpsi besi menurun

    akibat meningkatnya jumlah hepsidin. Namun, hal ini tidak terjadi pada penderita

    thalassemia- berat karena diduga faktor plasma menggantikan mekanisme tersebut dan

    mencegah terjadinya produksi hepsidin sehingga absorpsi besi terus berlangsung meskipun

    penderita dalam keadaan iron overload.

    Efek hepsidin terhadap siklus besi dilakukan melalui kerja hormon lain bernama

    ferroportin, yang mentransportasikan besi dari enterosit dan makrofag menuju plasma dan

    menghantarkan besi dari plasenta menuju fetus. Ferroportin diregulasi oleh jumlah

    penyimpanan besi dan jumlah hepsidin. Hubungan ini juga menjelaskan mengapa penderita

    dengan thalassemia- yang memiliki jumlah besi yang sama memiliki jumlah ferritin yang

    berbeda sesuai dengan apakah mereka mendapat transfusi darah teratur atau tidak. Sebagai

    contoh, penderita thalassemia- intermedia yang tidak mendapatkan transfusi darah

    memiliki jumlah ferritin yang lebih rendah dibandngkan dengan penderita yang

    mendapatkan transfusi darah secara teratur, meskipun keduanya memiliki jumlah besi yang

    sama.

    Kebanyakan besi non-heme pada individu yang sehat berikatan kuat dengan protein

    pembawanya, transferrin. Pada keadaan iron overload, seperti pada talasemia berat,

    transferin tersaturasi, dan besi bebas ditemukan di plasma. Besi ini cukup berbahaya karena

    memiliki material untuk memproduksi hidroksil radikal dan akhirnya akan terakumulasi

    pada organ-organ, seperti jantung, kelenjar endokrin, dan hati, mengakibatkan terjadinya

    kerusakan pada organ-organ tersebut (organ damage).

    II.7 Pemeriksaan Penunjang

    II.7.1 Laboratorium

    1.DarahPemeriksaan darah yang dilakukan pada pasien yang dicurigai menderita

    talasemia adalah :

    a. Darah rutin

  • 7/16/2019 Referat Thalasemia

    21/31

    Talasemia

    Page 21

    Kadar hemoglobin menurun. Dapat ditemukan peningkatan jumlah lekosit,

    ditemukan pula peningkatan dari sel PMN. Bila terjadi hipersplenisme

    akan terjadi penurunan dari jumlah trombosit.

    b. Hitung retikulositHitung retikulosit meningkat antara 2-8 %.

    c. Gambaran darah tepiAnemia pada talasemia mayor mempunyai sifat mikrositik hipokrom.

    Pada gambaran sediaan darah tepi akan ditemukan retikulosit,

    poikilositosis, tear drops sel dan target sel.

    Gambar 8. Gambaran hasil pemeriksaan darah tepi penderita talasemia mayor

    d. Serum Iron & Total Iron Binding CapacityKedua pemeriksaan ini dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan

    anemia terjadi karena defisiensi besi. Pada anemia defisiensi besi SI akan

    menurun, sedangkan TIBC akan meningkat.

    e. LFTKadar unconjugated bilirubin akan meningkat sampai 2-4 mg%. bilaangka tersebut sudah terlampaui maka harus dipikir adanya kemungkinan

    hepatitis, obstruksi batu empedu dan cholangitis. Serum SGOT dan SGPT

    akan meningkat dan menandakan adanya kerusakan hepar. Akibat dari

  • 7/16/2019 Referat Thalasemia

    22/31

    Talasemia

    Page 22

    kerusakan ini akan berakibat juga terjadi kelainan dalam faktor

    pembekuan darah.

    2. Elektroforesis Hb

    Diagnosis definitif ditegakkan dengan pemeriksaan eleltroforesis hemoglobin.

    Pemeriksaan ini tidak hanya ditujukan pada penderita talasemia saja, namun juga

    pada orang tua, dan saudara sekandung jika ada. Pemeriksaan ini untuk melihat

    jenis hemoglobin dan kadar Hb A2. petunjuk adanya thalassemia adalah

    ditemukannya Hb Barts dan Hb H. Pada thalassemia kadar Hb F bervariasi

    antara 10-90%, sedangkan dalam keadaan normal kadarnya tidak melebihi 1%.

    Gambar 9 Alat Eletroforase

    3. Pemeriksaan sumsum tulang

    Pada sumsum tulang akan tampak suatu proses eritropoesis yang sangat aktif

    sekali. Ratio rata-rata antara myeloid dan eritroid adalah 0,8. pada keadaan

    normal biasanya nilai perbandingannya 10 : 3.

    II.7.2 Radiologi

    Ada hubungan erat antara metabolisme tulang dan eritropoesis. Bila tidak mendapat

    tranfusi dijumpai osteopeni, resorbsi tulang meningkat, mineralisasi berkurang, dan

    dapat diperbaiki dengan pemberian tranfusi darah secara berkala. Apabila tranfusi

    tidak optimal terjadi ekspansi rongga sumsum dan penipisan dari korteknya.

    Trabekulasi memberi gambaran mozaik pada tulang. Tulang terngkorak memberikan

  • 7/16/2019 Referat Thalasemia

    23/31

    Talasemia

    Page 23

    gambaran yang khas, disebut dengan hair on end yaitu menyerupai rambut berdiri

    potongan pendek pada anak besar.

    II.8 Penatalaksanaan

    II.8.1 Non-Medika Mentosa

    1. DietPasien dianjurkan menjalani diet normal, dengan suplemen sebagai berikut : asam

    folat, asam askorbat dosis rendah, dan alfa-tokoferol. Sebaiknya zat besi tidak

    diberikan, dan makanan yang kaya akan zat besi juga dihindari. Kopi dan teh

    diketahui dapat membantu mengurangi penyerapan zat besi di usus.

    II.8.2 Medika Mentosa

    Prinsip pengobatan pada pasien talasemia adalah :

    Terapi tranfusi darah untuk mencegah komplikasi dari anemia kronis Pencegahan dari resiko kelebihan besi akibat terapi transfusi Penatalaksanaan splenomegali

    Pada anak dengan talasemia mayor beta membutuhkan pelayanan kesehatan yang

    terus menerus seumur hidupnya.

    1. Tranfusi darahPemberian tranfusi darah ditujukan untuk mempertahankan dan

    memperpanjang umur atau masa hidup pasien dengan cara mengatasi komplikasi

    anemia, memberi kesempatan pada anak untuk proses tumbuh kembang,

    TrabekulaHair on end

  • 7/16/2019 Referat Thalasemia

    24/31

    Talasemia

    Page 24

    memperpanjang umur pasien. Terapi tranfusi darah dimulai pada usia dini ketika

    ia mulai menunjukkan gejala simtomatik. Transfusi darah dilakukan melalui

    pembuluh vena dan memberikan sel darah merah dengan hemoglobin normal.

    Untuk mempertahankan keadaan tersebut, transfusi darah harus dilakukan secara

    rutin karena dalam waktu 120 hari sel darah merah akan mati. Khusus untuk

    penderita beta thalassemia intermedia, transfuse darah hanya dilakukan sesekali

    saja, tidak secara rutin. Sedangkan untuk beta talasemia mayor (Cooleys

    Anemia) harus dilakukan secara teratur

    Tranfusi darah diberikan bila Hb anak < 7 gr/dl dyang diperiksa 2x berturut

    dengan jarak 2 mingg dan bila kadar Hb > 7 gr/dl tetapi disertai gejala klinis

    seperti Facies Cooley, gangguan tumbuh kembang, fraktur tulang curiga adanya

    hemopoisis ekstrameduler. Pada penanganan selanjutnya, transfusi darah

    diberikan Hb 8 gr/dl sampai kadar Hb 11-12 gr/dl. Darah diberikan dalam

    bentuk PRC, 3 ml/kgBB untuk setiap kenaikan Hb 1 g/dL.

    2. Kelasi BesiPasien talasemia dengan terapi tranfusi biasanya meninggal bukan karena

    penyakitnya tapi karena komplikasi dari tranfusi darah tersebut. Komplikasi

    tersebut adalah penumpukan besi diberbagai organ.

    Desferoxamine diberikan setelah kadar feritin serum sudah mencapai 1000

    mg/L atau saturasi transferin sudah mencapai 50 %, atau sekitar setelah 10 -20

    kali transfusi. Pemberian dilakukan secara subkutan melalui pompa infus dalam

    waktu 8-12 jam dengan dosis 25-35 mg/kg BB/hari, minimal selama 5 hari

    berturut-turut setiap selesai transfusi darah. Dosis desferoxamine tidak boleh

    melebihi 50 mg/kg/hari. Evaluasi teratur terhadap toksisitas desferoxamin

    direkomendasikan pada semua pasien yang mendapat terapi ini.

    Saat ini sudah tersedia kelasi besi oral, namun penggunaannya di Indonesia

    belum dilakukan.

    3. Suplemen Asam Folat

  • 7/16/2019 Referat Thalasemia

    25/31

    Talasemia

    Page 25

    Asam folat adalah vitamin B yang dapat membantu pembangunan sel-sel darah

    merah yang sehat. Suplemen ini harus tetap diminum di samping melakukan

    transfusi darah ataupun terapi khelasi besi.. Asam Folat 2x1 mg/hari untuk

    memenuhi kebutuhan yang meningkat.

    4. SplenektomiIndikasi :

    Limpa yang terlalu besar sehingga membatasi gerak pasien, menimbulkanpeningkatan tekanan intra-abdominal dan bahaya terjadinya ruptur

    Meningkatnya kebutuhan tranfusi yang melebihi 250ml/kgBB dalam 1tahun terakhir

    Gambar 10. Teknik Spleknektomi

    5. Transplantasi sumsum tulangTransplantasi sumsum tulang untuk talasemia pertama kali dilakukan tahun 1982.

    Transplantasi sumsum tulang merupakan satu-satunya terapi definitive untuk

    talasemia. Jarang dilakukan karena mahal dan sulit.

  • 7/16/2019 Referat Thalasemia

    26/31

    Talasemia

    Page 26

    II.9 Pencegahan

    WHO mengajurkan dua cara pencegahan yakni pemeriksaan kehamilan dan penapisan

    (screening) penduduk untuk mencari pembawa sifat talasemia (carrier). Program itulah yang

    diharapkan dimasukan ke program nasional pemerintah. Menurut Hoffbrand (2005) konseling

    genetik penting dilakukan bagi pasangan yang beresiko mempunyai seorang anak yang

    menderita suatu defek hemoglobin yang berat. Jika seorang wanita hamil diketahui menderita

    kelainan hemoglobin, pasangannya harus diperiksa untuk menentukan apakah dia juga membawa

    defek. Jika keduanya memperlihatkan adanya kelainan da nada resiko suatu defek yang seirus

    pada anak (khususnya thalassemia - mayor) maka penting untuk menawarkan penegakan

    diagnosis antenatal.

    II.9.1 ScreeningAda 2 pendekatan untuk menghindari talasemia :

    1.Karena karier talasemia bisa diketahui dengan mudah, penapisan populasidan konseling tentang pasangan bisa dilakukan. Bila heterozigot menikah, 1-4

    anak mereka bias menjadi homozigot atau gabungan heterozigot.

    2.Bila ibu heterozigot sudah diketahui sebelum lahir, pasangannya biasdiperiksa dan bila termasuk karier, pasangan tersebut ditawari diagnosis

    prenatal dan terminasi kehamilan pada fetus dengan talasemia berat.

    Bila populasi tersebut menghendaki pemilihan pasangan, dilakukan penapisan

    premarital yang bisa dilakukan di sekolah anak. Penting untuk menyediakan

    konseling verbal maupun tertulis mengenai hasil penapisan talasemia.

    Alternative lain adalah memeriksa setiap wanita hamil muda berdasarkan ras.

    Penapisan yang efektif adalah ukuran eritrosit. Bila MCV dan MCH sesuai

    gambaran talasemia, perkiraan HbA2 harus diukur, biasanya meningkat pada

    talasemia . Bila kadarnya normal, pasien dikirim ke pusat yang bisa menganalisis

    gen rantai . Penting untuk membedakan talasemia o(-/) dan talasemia +(-/-),

    pada kasus pasien tidak memiliki resiko mendapat keturunan talasemia o

    homozigot. Pada kasus jarang dimana gambaran darah memperlihatkan talasemia

    heterozigot dengan HbA2 normal dan gen rantai utuh, kemungkinannya adalah

    talasemia non delesi atau talasemia dengan HbA2 normal. Kedua hal ini

  • 7/16/2019 Referat Thalasemia

    27/31

    Talasemia

    Page 27

    dibedakan dengan sintesis rantai globin dan analisa DNA. Penting untuk memeriksa

    Hb elektroforase pada kasus-kasus ini untuk mencari kemungkinan variasi structural

    Hb.

    II.9.2 Diagnosis Prenatal

    Diagnosis prenatal dari berbagai bentuk talasemia, dapat dilakukan dengan

    berbagai cara. Dapat dibuat dengan penelitian sintesis rantai globin pada sampel

    darah janin dengan menggunakanfetosopi saat kehamilan 18-20 minggu. Meskipun

    pemeriksaan ini sekarang sudah banyak digantikan dengan analisis DNA janin. DNA

    diambil dari sampel vili chorion (CVS = Chorion Villus Sampling), pada kehamilan

    9-12minggu. Tindakan ini beresiko rendah untuk menimbulkan kematian atau

    kelainan pada janin.

    Teknik diagnosis digunakan untuk analisis DNA setelah teknik CVS mengalami

    beberapa perubahan beberapa tahun ini. Diagnosis pertama yang digunakan oleh

    Southern Blotting dari DNA janin menggunakan Restriction Fragment Length

    Polymorphism (RELPs), dikombinasikan dengan analisis linkage atau deteksi

    langsung dari mutasi. Yang lebih baru, perkembangan dari Polymerase Chain

    Reactioni (PCR) untuk mengidentifikasikan mutasi yang merubah lokasi pemutusan

    oleh enzim restriksi. Saat ini dimungkinkan untuk mendeteksi berbagai bentuk dan

    dari talasemia secara langsung dengan analisis DNA janin. Perkembangan PCR

    dikombinasikan dengan kemampuan oligonukleotida untuk mendeteksi mutasi

    individual, membuka jalan bermacam pendekatan baru untuk memperbaiki akurasi dan

    kecepatan deteksi karier dan diagnosis prenatal. Contohnya diagnosis menggunakan

    hibridasi daari ujung oligonuklotida yang diberi label 32P spesifik untuk memperbesar

    region gen globin melalui membrane nilon. Sejak sekuensi dari gen globin dapat

    diperbesar 108 kali, waktu hibridasi dapat dibatasi sampai 1 jam dan seluruh

    prosedur diselesaikan dalam waktu 2 jam.

    Terdapat berbagai macam variasi pendekatan PCR pada diagnosis prenatal.

    Contohnya teknik ARMS (Amplification refractory Mutation System), berdasarkan

    pengamatan bahwa beberapa kasus, oligonukelotida.

  • 7/16/2019 Referat Thalasemia

    28/31

    Talasemia

    Page 28

    Angka kesalahan dari berbagai pendekatan laboratorium saat ini, kurang dari 1%.

    Sumber kesalahan antara lain, kontaminasi ibu pada DNA janin, non-paterniti, dan

    rekomendasi genetik jika menggunakan RELP linkage analysis.

    Menurut Taman (2009), karena penyakit ini belum ada obatnya maka pencegahan dini

    menjadi hal yang penting dibandingkan pengobatan. Program pencegahan talasemia terdiri dari

    beberapa strategi :

    1. Penapisan (skrining) pembawa sifat talasemia2. Konsultasi genetik (genetic counseling)3. Diagnosis prenatal.

    Skiring pembawa sifat dapat dilakukan secara prospektif dan retrospektif. Secara prospektif

    berarti mencari secara aktif pembawa sifat talasemialangsung dari populasi di berbagai wilayah,

    sedangkan secara retrospektif ialah menemukan pembawa sifat talasemia melalui penelusuran

    keluarga (family study). Kepada pembawa sifat ini diberikan informasi dan nasehat-nasehat

    tentang keadaannya dan masa depannya. Suatu program pencegahan yang baik untuk talasemia

    seharusnya mencakup kedua pendekatan tersebut. Program yang optimal tidak selalu dapat

    dilaksanakan dengan baik terutama di Negara-negara berkembangan, karena pendekatan

    prospektif memerlukan biaya yang tinggi. Atas dasar itu harus dibedakan antara usaha program

    pencegahan di negara berkembangan dengan negara maju. Program pencegahan retrospektif

    akan lebih mudah dilaksanakan di negara berkembangan daripa program prospektif.

    Konsultasi genetik meliputi skrining pasangan yang akan kawin atau sudah kawin tetapi

    belum hamil. Pada passangan yang beresiko tinggi diberikan informasi dan nasehat tentang

    keadaannya dan kemungkinan bila mempunyai anak.

    Diagnosis prenatal meliputi pendekatan retrospektif dan prospektif. Pendekatan retrospektif,

    berarti melakukan diagnosis prenatal pada pasangan yang telah mempunyai anak talasemia, dan

    sekarang sementara hamil. Pendekatan prospektif ditujukan kepada pasangan yang berisiko

    tinggi yaitu mereka keduanya pembawa sifat dan sementara baru hamil. Diagnosis prenatal inidilakukan massa kehamilan 8-10 minggu, dengan mengambil sampel darah dari vili chorialis

    (jaringan ari-ari) untuk keperluan analisis DNA.

    Dalam rangka pencehan penyakit talasemia ada beberapa masalah pokok yang harus

    disampaikan kepada masyarakat.

  • 7/16/2019 Referat Thalasemia

    29/31

    Talasemia

    Page 29

    1. Bahwa pembawa sifat talasemia itu tidak merupakan masalah baginya;2. Bentuk talasemia mayor mempunyai dampak medico-sosial yang besar, penangnannya

    sangat mahal dan sering diakhiri kematian;

    3. Kelahiran bayi talasemia dapat dihindarkan.Karena penyakit ini menurun, maka kemungkinan penderitanya akan terus bertambah dari

    tahun ke tahun. Oleh karena itu, pemeriksaan kesehatan sebelum menikah sangat penting

    dilakukan untuk mencegah bertambahnya penderita talasemia ini. Sebaiknya semua orang

    Indonesia dalam masa usia subur diperiksa kemungkinan membawa sifat talasemia. Pemeriksaan

    ini sangat dianjurkan bila terdapat riwayat:

    Mempunyai saudara sedarah yang menderita talasemia Kadar hemoglobin relative rendah antara 10-12 g/dl walaupun sudah minum obat

    penambah darah seperti zat besi

    Ukuran sel darah merah lebih kecil dari normal walaupun keadaan Hb normal.II.10 Prognosis

    Prognosis bergantung pada tipe dan tingkat keparahan dari thalassemia. Seperti dijelaskan

    sebelumnya, kondisi klinis penderita thalassemia sangat bervariasi dari ringan bahkan

    asimtomatik hingga berat dan mengancam jiwa.

  • 7/16/2019 Referat Thalasemia

    30/31

    Talasemia

    Page 30

    BAB IV

    Penutup

    Talasemia adalah gangguan pembuatan hemoglobin yang diturunkan. Talasemia ditemukan

    tersebar di seluruh ras di Mediterania, Timur Tengah, India sampai Asia Tenggara. Talasemia

    memiliki dua tipe utama berdasarkan rantai globin yang hilang pada hemoglobin individu yaitu

    Talasemia- dan talasemia-, yang nantinya akan dibagi lagi menjadi beberapa subtipe

    berdasarkan derajat mutasi (secara genetik) ataupun berat ringannya gejala. Talasemia

    diturunkan berdasarkan hukum Mendel, resesif atau ko-dominan. Heterozigot biasanya tanpa

    gejala, sedangkan homozigot atau gabungan heterozigot gejalanya lebih berat dari talasemia

    dan . Terapi talasemia antara lain adalah terapi transfusi, terapi pengikat besi (khelasi),

    splenektomi, dan transplantasi sumsum tulang. Masing-masing terapi memiliki kriteria dan efek

    samping tertentu sehingga perlu dipertimbangkan secara seksama. Konseling mengenai talasemia

    sangat diperlukan untuk skrining dan pemahaman terhadap penderita. Sampai saat ini, penderita

    talasemia yang berat biasanya tidak dapat bertahan hingga mencapai usia dewasa normal

    meskipun kemungkinan ini tidak tertutup sama sekali.

  • 7/16/2019 Referat Thalasemia

    31/31

    Daftar Pustaka

    1. Berhman, RE; Kliegman, RM ; Arvin: Nelson Ilmu Kesehatan Anak, volume 2, edisi 15.Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta : 2005, hal1708-1712

    2. Berhman, RE; Kliegman, RM and Jensen, HB: Nelson Text Book of Pediatrics, 16th edition.WB Saunders company, Philadelphia: 2000, page 1630-1634

    3. Permono, H. BAmbang; Sutaryo; Windiastuti, Endang; Abdulsalam, Maria; IDG Ugrasena:Buku Ajar Hematologi-Onkologi Anak, Cetakan ketiga. Penerbit Badan Penerbit IDAI,

    Jakarta : 2010, hlm 64-84

    4. A.V. Hoffbrand and J.E. Pettit; alih bahasa oleh Iyan Darmawan : Kapita SelektaHaematologi, edisi ke 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta : 1996, hal 66-85

    5. Pediatric Thalassemia diunduh daariwww.emedicine.compada tanggal 09 mei 2013

    http://www.emedicine.com/http://www.emedicine.com/http://www.emedicine.com/http://www.emedicine.com/