REFERAT APENDISITIS Pembimbing : dr. H. Yarie Hendarman Hudly, Sp. B. FInaCS Disusun oleh : Tama Natalia PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR.SOEKARDJO TASIKMALAYA 2015
REFERATAPENDISITIS
Pembimbing : dr. H. Yarie Hendarman Hudly, Sp. B. FInaCS
Disusun oleh : Tama Natalia
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTERFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR.SOEKARDJO TASIKMALAYA2015
BAB IPENDAHULUAN
Apendisitis adalah peradangan yang terjadi pada Apendiks vermicularis. Apendiks merupakan organ tubular yang terletak pada pangkal usus besar yang berada di perut kanan bawah dan organ ini mensekresikan IgA namun seringkali menimbulkan masalah bagi kesehatan. Peradangan Apendiks akut menyebabkan komplikasi yang berbahaya apabila tidak segera dilakukan tindakan bedah.
Latar Belakang
• Apendisitis merupakan kasus bedah akut abdomen yang paling sering ditemukan. Apendisitis dapat mengenai semua kelompok usia, meskipun tidak umum pada anak sebelum usia sekolah.
• Apendisitis dapat ditemukan pada semua umur, hanya pada anak kurang dari satu tahun jarang dilaporkan. Insiden tertinggi pada kelompok umur 20-30 tahun, setelah itu menurun. Insidens pada laki-laki dan perempuan umumnya sebanding, kecuali pada umur 20-30 tahun, insidens pada laki-laki lebih tinggi.
Tujuan Umum
• Tujuan penulisan referat ini adalah untuk mengetahui tentang definisi, etiologi, faktor resiko, patogenesis, gambaran klinis, klasifikasi, pemeriksaan penunjang, komplikasi, penatalaksanaan dan prognosis dari apendisitis.
Tujuan Khusus
Memahami mengenai Apendisitis.Meningkatkan kemampuan menulis ilmiah di
dalam bidang kedokteran khususnya bagian ilmu bedah.
Memenuhi salah satu syarat kelulusan kepaniteraan klinik senior di bagian Ilmu Bedah RSUD Dr. Soekardjo Tasikmalaya.
Manfaat
Referat ini dapat menjadi sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang bisa menambah wawasan penulis khususnya dan para pembaca umumnya terutama mengenai apendisitis.
BAB IITINJAUAN PUSTKA
Apendiks merupakan organ berbentuk tabung, panjangnya sekitar 10 cm (3-15 cm), dan berpangkal di sekum. Lumennya sempit di bagian proximal dan melebar di bagian distal.
Kebanyakan kasus, apendiks terletak intra abdominal
ANATOMI
Persarafan apendiks
• simpatis n. torakalis • parasimpatis cabang n. vagus yang
mengikuti a. mesenterika superior dan a. Appendikularis nyeri visceral pada apendisitis bermula di sekitar umbilikus.
FISIOLOGI
Apendiks menghasilkan lendir sebanyak 1-2 ml per hari. Lendir itu normalnya dicurahkan ke-dalam lumen dan selanjutnya mengalir ke sekum. Hambatan aliran lendir di muara apendiks tampaknya berperan pada patogenensis apendisitis.
Menghasilkan IgA
Definisi
Apendisitis adalah peradangan dari apendiks versiformis dan merupakan kegawatdaruratan bedah abdomen yang paling sering ditemukan.
Etiologi
• Obstruksi (Sumbatan)– Fekalit– Tumor apendiks– Benda asing dalam tubuh– Cacing askaris
Bakteriologi
• Bakteri Anaerob• Batang Gram (-)• Bacteroides fragilis• Bacteroides sp.• Fusobacterium sp.• Batang Gram (-)• Clostridium sp.• Coccus Gram (+)• Peptostreptococcus sp.
• Bakteri Aerob dan Fakultatif
• Batang Gram (-)• Eschericia coli• Pseudomonas aeruginosa• Klebsiella sp.• Coccus Gr (+)• Streptococcus anginosus• Streptococcus sp.• Enteococcus sp.
Patofisiologi• Jaringan mukosa pada apendiks menghasilkan mukus (lendir) setiap
harinya obstruksi pengaliran mukus terhambat bendungan mukus di dalam lumen terjadi peningkatan tekanan intralumen terhambatnya aliran limfe. appendisitis akut fokal yang ditandai oleh nyeri di daerah epigastrium di sekitar umbilikus.
• obstruksi vena, edema bertambah, dan bakteri akan menembus dinding apendiks nyeri di daerah perut kanan bawah. Keadaan ini disebut dengan appendisitis supuratif akut.
• Jika kemudian aliran arteri terganggu, maka akan terjadi infark dinding apendiks gangren. Keadaan ini disebut dengan appendisitis ganggrenosa. Bila ganggren pecah, itu berarti appendisitis berada dalam keadaan perforasi.
Diagnosis• Anamnesis :
– Nyeri iskemik– Anoreksia– Mual– Muntah– Peningkatan suhu– Obstipasi
• pemeriksaan fisik:– Rovsing’s sign (nyeri tekan di RLQ)– Psoas sign– Obturator sign– Blumberg’s sign (nyeri lepas kontralateral)– Wahl’s sign (Perkusi di RLQ)– Defence musculare– Dunphy’s sign (nyeri ketika batuk)
• pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radiologi.– Peningkatan Leukosit– Rontgen foto polos: Kurang dari 5% pasien akan terlihat
adanya gambaran opak fekalith yang nampak di kuadran kanan bawah abdomen.
– USG : tampak penebalan dinding apendiks dan tampak tubular buntu
– CT-scan : diameter appendix akan nampak lebih dari 6mm, ada penebalan dinding appendiks, setelah pemberian kontras akan nampak enhancement gambaran dinding appendix.
Gejala Klinik Value
Gejala Adanya migrasi nyeri 1
Anoreksia 1
Mual/muntah 1
Tanda Nyeri RLQ 2
Nyeri lepas 1
Peningkatan suhu ≥37,30C 1
Lab Leukositosis 2
Shift to the left 1
Total poin 10
ALVARADO SCORE
• Skor 5-6 dianjurkan untuk diobservasi di rumah sakit• Skor 7-9 perlu tindakan bedah
Komplikasi
• Perforasi• Peritonitis
Penatalaksanaan
• Non Bedah– Batasi diet dengan makan sedikit dan sering– hindari makan dan minum 3 jam sebelum istirahat
untuk menecegah masalah refluks nokturnal– Turunkan berat badan bila kegemukan untuk
menurunkan gradient tekanan gastro esophagus• Pembedahan
Penatalaksanaan
A. PembedahanKuratif tumor terlokalisir.Paliatif metastasis multipel.By pass bila eksisi sulit dilakukan atau
melakukan fecal diversion dengan pembuatan stoma pada tempat yang lebih proximal.
Open-and-close tidak dapat direseksi dan usus kecil sudah terinvasi.
Tindakan HemilectomyPada carcinoma caecum atau colon ascendens dilakukan hemicolectomy kanan. Pembuluh darah ileocolica, colica dextra, dan cabang kanan dari colica media diligasi dan dipisahkan. Ileum terminal sekitar 10 cm ikut direseksi, kemudian dibuat anastomosis ileum dengan colon transversum.
Reseksi Anterior• High Anterior ResectionReseksi bagian distal colon sigmoideum dan bagian atas rectum. Biasanya digunakan untuk tumor jinak pada rectosigmoid junction.• Low Anterior ResectionDigunakan untuk carcinoma recti atas dan tengah. Rectosigmoid dibebaskan, peritoneum pelvis dibuka, dan arteri mesenterica inferior diligasi dan dipisahkan
• Extended Low Anterior ResectionUntuk membuang tumor yang berada di distal rectum, beberapa centimeter di atas sphincter ani.
Prosedur Hartmann dan fistula mukus
• Pada pasien dengan carcinoma rectum dimana anastomosis pada pelvis tidak dapat dibuat. Prosedur Hartmann ditujukan untuk reseksi colon atau rectum tanpa anstomosis dimana colostomi atau ileostomi dibuat dan distal colon atau rectum ditinggalkan sebagai kantung tertutup. Kondisi ini biasanya digunakan ketika colon kiri atau sigmoideum direseksi dan sisa rectum ditutup dan ditinggalkan di pelvis. Jika colon distal cukup panjang untuk mencapai dinding abdominal. Maka dapat dibuat fistula mucus dengan membuka usus yang tak berfungsi dan menjahitnya ke kulit.
• Reseksi abdominoperineal menurut Quenu-Miles
Membuang rectum, canalis analis, dan anus dengan pembuatan permanen colostoma dari colon descendens atau sigmoideum. Prosedur pada abdomen dan pelvis sama dengan extended low anterior resection
Komplikasi
• Infeksi luka• Impotensi• Dehiscence atau hernia• Anastomosis bocor atau terlepas, menyebabkan
pembentukan abscess atau fistula, dan atau peritonitis• Perdarahan dengan atau tanpa pembentukan hematom• Adhesi menyebabkan obstruksi usus• Cedera organ di sekitarnya (seringnya usus kecil, ureter,
limpa, dan vesica urinaria)• Komplikasi Cardiopulmonal seperti infark miocard,
pneumonia, aritmia cordis, emboli paru dan sebagainya.
B. KemoterapiBerguna untuk mengurangi kemungkinan metastasis, mengecilkan ukuran tumor, atau memperlambat pertumbuhan tumor. Biasanya diberikan setelah pembedahan (adjuvant), atau sebelum pembedahan (neo-adjuvant), atau sebagai terapi primer (palliative). Kemoterapi sesudah pembedahan biasanya diberikan setelah karsinoma menyebar ke lymph node (stadium III).
C. Radioterapipada karsinoma rectal karena rectum tidak bergerak sebanyak colon maka lebih mudah untuk dibidik.
D. Immunoterapi
Prognosis
Prognosis tergantung dari ada tidaknya metastasis jauh, yaitu klasifikasi penyebaran carcinoma dan tingkat keganasan sel tumor. Bila disertai diferensiasi sel tumor yang buruk, maka prognosisnya sangat buruk. Angka harapan hidup pada stadium awal adalah 5 kali lipat lebih besar dari stadium akhir. CEA juga secara langsung berhubungan dengan prognosis dari penyakit.
BAB IIIKESIMPULAN
• Karsinoma kolon merupakan penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Dari tahun ke tahun peringkat penyakit kanker sebagai penyebab kematian semakin mengkhawatirkan.
• Karsinoma kolon adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di dalam permukaan usus besar atau rektum. Penyakit ini disebabkan oleh beberapa faktor resiko yaitu usia, herediter, diet dan lingkungan, inflamatory bowel disease, polip dan factor risiko lainnya seperti merokok, radiasi, dan pengaruh hormon. Hampir 98% kanker dalam kasus ini adalah adenokarsinoma. penyakit ini bisa bermetastase ke hepar, paru, dan otak. salah satu tindakan yang dilakukan adalah dengan operasi pembedahan.
TERIMA KASIH