BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Faal paru berarti kerja atau fungsi paru dan uji faal paru mempunyai arti menguji apakah fungsi paru seseorang berada dalam keadaaan normal atau abnormal. Pemeriksaan faal paru biasanya dikerjakan berdasarkan indikasi atau keperluan tertentu. Penurunan fungsi paru yang terjadi secara mendadak dapat menimbulkan keadaan yang disebut gagal napas dan dapat mendatangan kematian kepada penderita. Sejumlah gangguan dapat menyebabkan perubahan yang berbahaya di paru-paru dan saluran pernafasan. Efek yang paling penting adalah pada saluran napas dan elastisitas paru-paru. Pengujian Spirometri adalah penting dalam mendeteksi beberapa kelainan yang berhubungan dengan gangguan pernapasan. Spirometri merupakan alat skrining untuk penyakit paru dan paling sering dilakukan untuk menguji fungsi paru serta mendeteksi kelainan pada saluran pernapasan. Spirometri adalah tes fungsi paru yang paling sering digunakan untuk menapis (screening) penyakit paru. Indikasi lain penggunaan spirometri adalah untuk menentukan kekuatan dan fungsi dada, mendeteksi berbagai penyakit saluran
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Faal paru berarti kerja atau fungsi paru dan uji faal paru mempunyai arti
menguji apakah fungsi paru seseorang berada dalam keadaaan normal atau
abnormal. Pemeriksaan faal paru biasanya dikerjakan berdasarkan indikasi atau
keperluan tertentu. Penurunan fungsi paru yang terjadi secara mendadak dapat
menimbulkan keadaan yang disebut gagal napas dan dapat mendatangan kematian
kepada penderita.
Sejumlah gangguan dapat menyebabkan perubahan yang berbahaya di
paru-paru dan saluran pernafasan. Efek yang paling penting adalah pada saluran
napas dan elastisitas paru-paru. Pengujian Spirometri adalah penting dalam
mendeteksi beberapa kelainan yang berhubungan dengan gangguan pernapasan.
Spirometri merupakan alat skrining untuk penyakit paru dan paling sering
dilakukan untuk menguji fungsi paru serta mendeteksi kelainan pada saluran
pernapasan. Spirometri adalah tes fungsi paru yang paling sering digunakan untuk
menapis (screening) penyakit paru. Indikasi lain penggunaan spirometri adalah
untuk menentukan kekuatan dan fungsi dada, mendeteksi berbagai penyakit
saluran pernapasan terutama akibat pencemaran lingkungan dan asap rokok.
Pemeriksaan spirometri tidak saja penting untuk menentukan diagnosis
tetapi juga penting untuk menilai beratnya obstruksi, berat restriksi dan efek
pengobatan. Banyak penderita tanpa keluhan tetapi pemeriksaan spirometrinya
menunjukkan obstruksi atau restriksi dan hal ini dapat dijadikan peringatan dini
terhadap gangguan fungsi paru yang kemungkinan dapat terjadi sehingga dapat
ditentukan tindakan pencegahan secepatnya. Spirometri merekam secara grafis
atau digital volume ekspirasi paksa dan kapasitas vital paksa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Fisiologi Pernapasan
Paru-paru dan dinding dada adalah struktur yang elastis. Dalam keadaan
normal terdapat lapisan cairan tipis antara paru-paru dan dinding dada sehingga
paru-paru dengan mudah bergeser pada dinding dada. Tekanan pada ruangan
antara paru-paru dan dinding dada berada di bawah tekanan atmosfer. Paru-paru
teregang dan berkembang pada waktu bayi baru lahir. Pada akhir ekspirasi tenang,
cenderung terjadi “recoil” dinding dada yang diimbangi olehkecenderungan
dinding dada berkerut kearah yang berlawanan
Otot diafragma yang terletak di bagian dalam dan luar interkostalis
kontraksinya bertambah dalam. Rongga toraks menutup dan mengeras ketika
udara masuk ke dalam paru-paru, diluar muskulus interkostalis menekan tulang
iga dan mengendalikan luas rongga toraks yang menyokong pada saat ekspirasi
sehingga bagian luar interkostalis dari ekspirasi menekan bagian perut. Kekuatan
diafragma kearah atas membantu mengembalikan volume rongga pleura
Pada waktu menarik napas dalam, maka otot berkontraksi, tetapi pengeluaran
pernapasan dalam proses yang pasif. Ketika diafragma menutup dalam, penarikan
napas melalui isi rongga dada kembali memperbesar paru-paru dan dinding badan
bergerak hingga diafragma dan tulang dada menutup ke posisi semula. Aktivitas
bernapas merupakan dasar yang meliputi gerak tulang rusuk sewaktu bernapas
dalam dan volume udara bertambah. 2
Paru-paru merupakan struktur elastik yang mengempis seperti balon yang
mengeluarkan semua udaranya melalui trakea bila tidak ada kekuatan untuk
mempertahankan pengembangannya, tidak terdapat perlengketan antara paru-paru
dan dinding rongga dada. Paru-paru mengapung dalam rongga dada dan
dikelilingi lapisan tipis berisi cairan pleura yang menjadi pelumas bagi gerakan
paru-paru dalam rongga dada. Ketika melakukan pengembangan dan berkontraksi
maka paru-paru dapat bergeser secara bebas karena terlumas dengan rata. Inspirasi
merupakan proses aktif kontraksi otot-otot. Inspirasi menaikkan volume
intratoraks. Selama bernapas tenang, tekanan intrapleura kira-kira 2,5mmHg
relatif terhadap atmosfer. Pada permulaan, inspirasi menurun sampai -6mmHg
dan paru-paru ditarik ke posisi yang lebih mengembang dan tertanam dalam jalan
udara sehingga menjadi sedikit negatif dan udara mengalir ke dalam paru-paru.
Pada akhir inspirasi, recoil menarik dada kembali ke posisi ekspirasi dimana
tekanan recoil paru-paru dan dinding dada seimbang. Tekanan dalam jalan
pernapasan seimbangmenjadi sedikit positif sehingga udara mengalir ke luar dari
paru-paru .
Pada saat inspirasi, pengaliran udara ke rongga pleura dan paru-paru berhenti
sebentar ketika tekanan dalam paru-paru bersamaan bergerak mengelilingi
atmosfer. Pada waktu penguapan, pernapasan volume sebuah paru-paru berkurang
karena naiknya tekanan udara untuk memperoleh dorongan keluar pada sistem
pernapasan .Selama pernapasan tenang, ekspirasi adalah pasif, dalam arti bahwa
tidak ada otot-otot yang menurunkan volume unuk toraks berkontraksi. Pada
permulaan ekspirasi, kontraksi ini menimbulkan kerja yang menahan kekuatan
recoil dan melambatkan ekspirasi. Insiprasi yang kuat berusaha mengurangi
tekanan intrapleura sampai 30mmHg sehingga menimbulkan pengembangan paru-
paru dengan derajat yang lebih besar. Bila ventilasi meningkat seluas deflasi maka
paru-paru meningkat dengan kontraksi otot-otot pernapasan yang menurunkan
volume intratoraks .
Gbr. Fisiologi sistem pernapasan
B. Uji Faal Paru
Uji faal paru bertujuan untuk mengetahui apakah fungsi paru seseorang
individu dalam keadaan normal atau abnormal. Pemeriksaan faal paru biasanya
dikerjakan berdasarkan indikasi atau keperluan tertentu, misalnya untuk
menegakkan diagnosis penyakit paru tertentu, evaluasi pengobatan asma, evaluasi
rehabilitasi penyakit paru, evaluasi fungsi paru bagi seseorang yang akan
mengalami pembedahan toraks atau abdomen bagian atas, penderita penyakit paru
obstruktif menahun, akan mengalami anestasi umum sedangkan yang
bersangkutan menderita penyakit paru atau jantung dan keperluan lainnya.
Secara lengkap uji faal paru dilakukan dengan menilai fungsi ventilasi, difusi
gas, perfusi darah paru dan transport gas O2 dan CO2 dalam peredaran darah.
Fungsi paru disebut normal apabila PaO2 lebih dari 50mmHg dan PaCO2 kurang
dari 50mmHg dan disebut gagal napas apabila PaCO2 kurang dari 50mmHg dan
PaCO2 lebih dari 50mmHg. Apabila PaO2 lebih dari 50mmHg dan PaCO2 kurang
dari 50mmHg, dikatakan bahwa fungsi difusi gas berlangsung normal.
Untuk mendiagnosis gangguan paru-paru dan seberapa parah gangguan
tersebut, terdapat beberapa macam test :
-spirometri rutin
- gas diffusion test
- residual volume measurement
- body plethysmography, dll.
Untuk keperluan praktis dan uji skrining, biasanya penilian faal paru
seseorang cukup dengan melakukan uji fungsi ventilasi paru. Apabila fungsi
ventilasi nilainya baik, dapat mewakili keseluruhan fungsi paru dan biasanya
fungsi-fungsi paru lainnya juga baik. Penilaian fungsi ventilasi berkaitan erat
dengan penilaian mekanika pernapasan. Untuk menilai fungsi ventilasi digunakan
spirometer untuk mencatat grafik pernapasan berdasarkan jumlah dan kecepatan
udara yang keluar atau masuk ke dalam spirometer .
C. Spirometri
Gbr 2. Spirometri
Spirometri merupakan suatu metode sederhana yang dapat mengukur sebagian
terbesar volume dan kapasitas paru-paru. Spirometri merekam secara grafis atau
digital volume ekspirasi paksa dan kapasitas vital paksa. Volume Ekspirasi Paksa
(VEP) atau Forced Expiratory Volume (FEV) adalah volume dari udara yang
dihembuskan dari paru-paru setelah inspirasi maksimum dengan usaha paksa
minimum, diukur pada jangka waktu tertentu. Biasanya diukur dalam 1 detik
(VEP1). Kapasitas Vital paksa atau Forced Vital Capacity (FVC) adalah volume
total dari udara yg dihembuskan dari paru-paru setelah inspirasi maksimum yang
diikuti oleh ekspirasi paksa minimum. Pemeriksaan dengan spirometer ini penting
untuk pengkajian fungsi ventilasi paru secara lebih mendalam. Jenis gangguan
fungsi paru dapat digolongkan menjadi dua yaitu gangguan fungsi paru obstruktif
(hambatan aliran udara) dan restriktif (hambatan pengembangan paru). Seseorang
dianggap mempunyai gangguan fungsi paru obstruktif bila nilai VEP1/KVP
kurang dari 70% dan menderita gangguan fungsi paru restriktif bila nilai kapasitas
vital kurang dari 80% dibanding dengan nilai standar.
Prosedur yang paling umum digunakan adalah subyek menarik nafas
secara maksimal dan menghembuskannya secepat dan selengkap mungkin dan
Nilai VEP1 dibandingkan terhadap nilai normal dan nilai prediksi berdasarkan
usia, tinggi badan dan jenis kelamin. Spirometer menggunakan prinsip salah satu
hukum dalam fisika yaitu hukum Archimedes. Hal ini tercermin pada saat
spirometer ditiup, ketika itu tabung yang berisi udara akan naik turun karena
adanya gaya dorong ke atas akibat adanya tekanan dari udara yang masuk ke
spirometer. Spirometer juga menggunakan hukum newton yang diterapkan dalam
sebuah katrol. Bandul ini kemudian dihubungkan lagi dengan alat pencatat yang
bergerak diatas silinder berputar. Pemeriksaan dengan spirometer ini penting
untuk pengkajian fungsi ventilasi paru secara lebih mendalam.
Melalui spirometri ini, bisa diketahui gangguan obstruksi ,sumbatan dan
restriksi atau pengembangan paru.
D. Faktor yang perlu dipertimbangkan ketika Memilih sebuah spirometer
Mudah digunakan
Penyediaan mudah dibaca menampilkan real-time grafis dari manuver
Pemberian umpan balik langsung tentang kualitas penerimaan termasuk
reproduktifitas
Penyediaan laporan spirometri disesuaikan akhir
Harga dan biaya operasional
Keandalan dan kemudahan pemeliharaan
Pelatihan, pelayanan dan perbaikan spirometer disediakan
Kemampuan untuk percobaan spirometer dalam pengaturan sebelum
membeli
Penyediaan sensor sekali pakai atau sirkuit pernapasan yang dapat dengan
mudah dibersihkan dan didesinfeksi
Penyediaan sesuai nilai normal dengan batas bawah normal
Penyediaan sebuah manual yang komprehensif yang menjelaskan operasi
spirometer itu pemeliharaan dan kalibrasi
Kalibrasi persyaratan
Kesesuaian dengan standar kinerja spirometri diterima
Sesuai standar keselamatan listrik
E. . Indikasi Spirometri
Ada beberapa indikasi-indikasi dari pemeriksaan spirometri seperti:
Diagnostik :
Untuk mengevaluasi gejala dan tanda
Untuk mengukur efek penyakit pada fungsi paru
Untuk menilai resiko pra-operasi
Untuk menilai prognosis
Untuk menilai status kesehatan sebelum memulai aktivitas fisik berat
program
Monitoring-
Untuk menilai intervensi terapeutik
Untuk menggambarkan perjalanan peyakit yang mempengaruhi fungsi
paru-paru
Untuk memantau efek samping obat dengan toksisitas paru diketahui
Untuk memantau orang terkena agen merugikan
Penurunan Nilai Evaluasi-
Untuk menilai pasien sebagai bagian dari program rehabilitasi
Untuk menilai resiko seb agai bagian dari evaluasi asuransi
F. Volume Statik Dan Volume Dinamik
Dibawah ini adalah jenis-jenis volume statik dan volume dinamik yang dapat
diukur dengan menggunakan spirometri kecuali Volume Residu, Kapasitas Total
paru dan Kapasitas Residu Fungsional
Volume Statik-
Volume Tidal ( VT )
Volume Cadangan Inspirasi ( VCI )
Volume Cadangan Ekspirasi ( VCE )
Volume Residu ( VR )
Kapasiti Vital ( KV )
Kapasiti Vital Paksa ( KVP )
Kapasiti Residu Fungsional ( KRF )
Kapasiti Paru Total ( KPT )
Penjelasan Volume statis paru-paru:
Volume tidal (VT)= jumlah udara yang dihirup dan dihembuskan setiap kali
bernafas pada saat istirahat. Volume tidal normal bagi 350-400 ml.
Volume residu (RV)= jumlah gas yang tersisa di paru-paru setelah
menghembuskan nafas secara maksimal atau ekspirasi paksa. Nilai
normalnya adalah 1200 ml.
Kapasitas vital (VC)= jumlah gas yang dapat diekspirasi setelah inspirasi