PENDAHULUAN BAB I I.1 LATAR BELAKANG Reposisi hidrostatik pada kasus invaginasi merupakan terapi pilihan yang sudah digunakan semenjak tahun 1876, dan didapatkan hasil yang memuaskan dari terapi ini. Invaginasi sendiri merupakan keadaan akut suatu gangguan peristaltic usus, dimana suatu segmen usus menjorok masuk ke segmen sebelahnya. Umumnya segmen proximal masuk ke segmen distal. (1) Invaginasi sering ditemukan pada anak dan jarang pada orang muda dan dewasa. Invaginasi pada anak dan bayi merupakan hal yang masih sulit ditemukan dibandingkan dengan invaginasi pada orang dewasa. Invaginasi pada anak dan bayi sering dijumpai pada usia di bawah 2 tahun dan terbanyak ditemukan pada usia 5-9 bulan. Penyebab invaginasi pada anak dan bayi 70%- 90% tidak diketahui; beberapa kepustakaan menghubungkan dengan hypertrophied peyer's patches akibat infeksi oleh virus, perubahan cuaca atau perubahan pola makanan. Sedangkan invaginasi pada anak yang besar dan orang dewasa penyebabnya adalah suatu kelainan patologis (divertikel Meckel, polip, tumor). Pada referensi lain dikatakan 70% pasien dibawah umur 1 tahun (sering pada usia 6-7 bulan). Insidensi bervariasi dari 1-4 per 1000 kelahiran hidup, dan pria 4 kali lebih banyak daripada wanita. Serta lebih banyak ditemukan pada bayi dengan gizi baik. (1,2) 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENDAHULUANBAB I
I.1 LATAR BELAKANG
Reposisi hidrostatik pada kasus invaginasi merupakan terapi pilihan yang sudah
digunakan semenjak tahun 1876, dan didapatkan hasil yang memuaskan dari terapi ini.
Invaginasi sendiri merupakan keadaan akut suatu gangguan peristaltic usus, dimana
suatu segmen usus menjorok masuk ke segmen sebelahnya. Umumnya segmen proximal
masuk ke segmen distal.(1) Invaginasi sering ditemukan pada anak dan jarang pada orang
muda dan dewasa.
Invaginasi pada anak dan bayi merupakan hal yang masih sulit ditemukan
dibandingkan dengan invaginasi pada orang dewasa. Invaginasi pada anak dan bayi
sering dijumpai pada usia di bawah 2 tahun dan terbanyak ditemukan pada usia 5-9
bulan. Penyebab invaginasi pada anak dan bayi 70%-90% tidak diketahui; beberapa
kepustakaan menghubungkan dengan hypertrophied peyer's patches akibat infeksi oleh
virus, perubahan cuaca atau perubahan pola makanan. Sedangkan invaginasi pada anak
yang besar dan orang dewasa penyebabnya adalah suatu kelainan patologis (divertikel
Meckel, polip, tumor). Pada referensi lain dikatakan 70% pasien dibawah umur 1 tahun
(sering pada usia 6-7 bulan). Insidensi bervariasi dari 1-4 per 1000 kelahiran hidup, dan
pria 4 kali lebih banyak daripada wanita. Serta lebih banyak ditemukan pada bayi dengan
gizi baik.(1,2)
Kasus invaginasi masuk ke rumah sakit sebagai kasus gawat darurat. Tindakan
pertama yaitu mengatasi kekurangan cairan, elektrolit & keseimbangan asam basa.
I.2. EPIDEMIOLOGI
Angka kejadian intususepsi (invaginasi) dewasa sangat jarang , menurut angka
yang pernah dilaporkan adalah 0,08% dari semua kasus pembedahan lewat abdomen dan
3% dari kejadian obstruksi usus , angka lain melaporkan 1% dari semua kasus obstruksi
usus, 5% dari semua kasus invaginasi (anak-anak dan dewasa), sedangkan angka-angka
yang menggambarkan angka kejadian berdasarkan jenis kelamin dan umur belum pernah
dilaporkan, sedangkan segmen usus yang telibat yang pernah dilaporkan Anderson 281
pasien terjadi pada usus halus (Jejunum, Ileum) 7 pasien ileocolica, 12 pasien cecocolica
dan 36 colocolica dari 336 kasus yang ia laporkan . Desai pada 667 pasien
1
menggambarkan 53% pada duodenum,jejunum atau ileum, 14% lead pointnya pada
ileoseccal, 16% kolon dan 5% termasuk appendik veriformis.
Hampir 70 % kasus invaginasi terjadi pada anak-anak umur kurang dari 1 tahun (Bisset
et all, 1988) sedangkan Orloff mendapatkan 69% dari 1814 kasus pada bayi dan anak-
anak umur kurang dari 1 tahun (Cohn 1976). Chairl Ismail 1988 mendapatkan insiden
tertinggi dicapai pada anak-anak umur antara 4 sampai dengan 9 bulan. Perbandingan
antara laki-laki dan wanita adalah 2:1 (Kartono, 1986; Cohn 1976; Chairul Ismail !988).
Insidensi tertinggi dari inttususepsi terdapat pada usia dibawah 2 tahun (Ellis
1990). Orloof mendapatkan 69% dari1814 kasus pada anak-anak terjadi pada usia kurang
dari 1 tahun (Cohn 1976). Pada bayi dan anak-anak intususepsi merupakan penyebab
kira-kira 80-90% dari kasus obstruksi. Pada orang dewasa intususepsi lebih jarang terjadi
dan diperkirakan menjadi penyebab kira-kira 5% dari kasus obstruksi (Ellis, 1990)(3)
I.3 TUJUAN
Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan memahami tekhnik penatalaksanaan penyakit invaginasi
terutama dalam hal reposisi hidrostatik, dan memberikan gambaran dan
penanganannya serta akibat yang ditumbulkan bila ada keterlambatan dalam
penanganan.
Tujuan Khusus
Sebagai syarat ujian stase ko-assisten bagian Ilmu Bedah di Rumah Sakit Umum
Daerah Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
II. 1. ANATOMI
Usus halus merupakan tabung komplek, berlipat-lipat yang membentang dari
pylorus sampai katup ileosekal. Pada orang hidup, panjang usus halus sekitar 12 kaki/
sekitar ± 3,6 meter. Usus ini mengisi bagian tengah dan bawah rongga abdomen. Ujung
proximalnya bergaris tengah sekitar 3,8 cm, tetapi semakin ke bawah lambat laun garis
tengahnya semakin berkurang sampai sekitar 2,5 cm. (4)
Usus halus mencakup duodenum, jejunum dan ileum. Ia bertanggung jawab
bagi sebagian besar panjang saluran pencernaan dan luas permukaan mukosanya yang
luas merupakan tempat absorpsi bahan makanan, air dan mineral yang memungkinkan
pemeliharaan normal, pertumbuhan dan perkembangan.
Sepertiga proximal usus halus terdiri dari jejunum, 2/3 yang berikut merupakan
ileum. Tak ada batas pasti antara bagian usus halus. Sepertinya terlihat perubahan
bertahap dari ketebalan dinding usus yang menurun dengan lebih jauh ke distal usus.
Lebar lumen juga mengikuti pola serupa. Sehingga obstruksi lebih mudah timbul dalam
ileum distalis dibandingkan jejunum proximalis.(1)
Berbagai variasi etiologi yang mengakibatkan terjadinya intususepsi pada
dewasa pada intinya adalah gangguan motilitas usus terdiri dari dua komponen yaitu satu
bagian usus yang bergerak bebas dan satu bagian usus lainya yang terfiksir/atau kurang
bebas dibandingkan bagian lainnya, karena arah peristaltik adalah dari oral keanal
sehingga bagian yang masuk kelumen usus adalah yang arah oral atau proksimal,
keadaan lainnya karena suatu disritmik peristaltik usus, pada keadaan khusus dapat
terjadi sebaliknya yang disebut retrograd intususepsi pada pasien pasca
gastrojejunostomi . Akibat adanya segmen usus yang masuk kesegmen usus lainnya akan
menyebabkan dinding usus yang terjepit sehingga akan mengakibatkan aliran darah
menurun dan keadaan akhir adalah akan menyebabkan nekrosis dinding usus
Perubahan patologik yang diakibatkan intususepsi terutama mengenai intususeptum.
Intususepien biasanya tidak mengalami kerusakan. Perubahan pada intususeptum
ditimbulkan oleh penekanan bagian ini oleh karena kontraksi dari intususepien, dan juga
karena terganggunya aliran darah sebagai akibat penekanan dan tertariknya mesenterium.
Edema dan pembengkakan dapat terjadi. Pembengkakan dapat sedemikian besarnya
sehingga menghambat reduksi. Adanya bendungan menimbulkan perembesan (ozing)
lendir dan darah ke dalam lumen. Ulserasi pada dindidng usus dapat terjadi. Sebagai
akibat strangulasi tidak jarang terjadi gangren. Gangren dapat berakibat lepasnya bagian
yang mengalami prolaps. Pembengkakan dari intisuseptum umumnya menutup lumen
usus. Akan tetapi tidak jarang pula lumen tetap patent, sehingga obstruksi komplit
kadang-kadang tidak terjadi pada intususepsi (Tumen 1964).
9
Invaginasi akan menimbulkan gangguan pasase usus (obstruksi) baik partiil maupun total
dan strangulasi (Boyd, 1956). Hiperperistaltik usus bagian proksimal yang lebih mobil
menyebabkan usus tersebut masuk ke lumen usus distal. Usus bagian distal yang
menerima (intussucipient) ini kemudian berkontraksi, terjadi edema. Akibatnya terjadi
perlekatan yang tidak dapat kembali normal sehingga terjadi invaginasi.
Invaginasi merupakan keadaan yang potensial berbahaya, karena bukan saja
terjadi obstruksi tetapi termasuk jenis strangulasi dimana pembuluh-pembuluh darah
dalam mesenterium dari usus bagian proximal yang masuk ke bagian distal
(intususeptum) terjepit diantara kedua dinding usus tersebut, sehingga kemungkinan
intususeptum mengalami nekrosis. Konstriksi mesenterium menyumbat aliran balik
vena; selanjutnya terjadi pembengkakan intususeptum, karena edema dan perdarahan
mukosa menyebabkan tinja mengandung darah, kadang mengandung mucus (red currant
jelly-selai kismis merah). (1,2,9,10)
Pada proses strangulasi tersirat oleh adanya rasa sakit & perdarahan per rectal.
Serangan sakit mula-mula hilang timbul kemudian menetap, gelisah sewaktu serangan
dan sering disertai rangsangan muntah. (1,4)
Puncak invaginasi dapat berjalan sampai ke kolon tranversum, desenden,
sigmoid, bahkan sampai & melewati anus pada kasus yang ditelantarkan. Tanda ini
harus dibedakan dari prolaps rectum. (1,9). Proses obstruksi usus sebenarnya sudah
dimulai sejak invaginasi terjadi, tetapi penampilan klinik obstruksi memerlukan waktu.
Umumnya setelah 10-12 jam sampai menjelang 24 jam gejala. (10)
10
Right-Hemicolectomy Specimen (External View) Showing the Ileocecal Intussusception. The cecum (C) and ileocecal valve have invaginated into the ascending colon (AC). The dashed lines indicate the appendix. I denotes the terminal ileum.(13)
II.2.4 KLASIFIKASI
Intususepsi dibedakan dalam 4 tipe :
1. Enterik : usus halus ke usus halus(6.7%)
2. Ileosekal : valvula ileosekalis mengalami invaginasi prolaps ke sekum dan
menarik ileum di belakangnya. Valvula tersebut merupakan apex dari intususepsi.
(39 %)
3. Kolokolika : kolon ke kolon.(4.7%)
4. Ileokoloika : ileum prolaps melalui valvula ileosekalis ke kolon.(31.5%)
II.2.5 DIAGNOSIS
Tanda & Gejala :
serangan rasa sakit/kholik (Rasa sakit berhubungan dengan passase dari
intususepsi).
Muntah(Stenosis Pilorus : Encer dan asam ,Obstruksi usus halus : Berwarna
kehijauan ,Obstruksi kolon : onset muntah lama)
keluarnya darah melalui rektum,
terdapatnya masa yang teraba di perut
TRIAS INVAGINASI :
Anak mendadak kesakitan episodic, menangis dan mengankat kaki (Craping
pain), bila lanjut sakitnya kontinyu
Muntah warna hijau (cairan lambung)
Defekasi feses campur lendir (kerusakan mukosa) atau darah (lapisan dalam) à
currant jelly stool
Pemeriksaan Klinik
Umumnya bayi dalam keadaan sehat, gizi baik. Mungkin beberapa hari
sebelumnya terdapat peradangan saluran nafas bagian atas.(1,2,4,9)
11
Pada kasus-kasus yang khas, nyeri kolik hebat yang timbul mendadak, hilang
timbul. Bayi tiba-tiba menangis seperti menahan rasa sakit untuk beberapa saat,
kemudian diam, lalu main atau tidur kembali. Sering disertai rangsangan muntah.
Muntah berupa minuman atau makanan yang masuk.
Beberapa jam kemudian (antara 6-8 jam setelah serangan pertama) bayi
defekasi disertai darah segar dan lendir.(1) Selanjutnya defekasi hanya darah dan lendir.
Sementara gejala & tanda obstruksi belum tampak, pada pemeriksaan abdomen dapat
teraba massa. Bila massa teraba di kanan atau kiri atas maka perabaan pada abdomen
kanan bawah terus kosong. Keadaan ini disebut sebagai “Dance’s Sign”. (1,9,10)
Pemeriksaan colok dubur terdapat feses dengan darah segar serta lendir pada
sarung tangan.
Menjelang 24 jam sejak serangan sakit, usus yang tadinya tersumbat parsial
dapat berubah menjadi sumbatan totalis, seperti abdomen yang membuncit dengan
terlihat kontur & peristaltic usus. Muntah sudah berwarna hijau, karena mengandung
empedu atau sudah fekal.(2) Massa intra abdomen sulit teraba lagi.
Pemeriksaan colok dubur mungkin teraba ujung invaginatum, seperti perabaan
pada portio yang dikenal sebagai pseudoportio. Sarung tangan hanya terdapat darah dan
lendir, tidak ada feses lagi.
Pengeluaran cairan yang terus menerus akan menyebabkan dehidrasi yang bila
tidak segera ditangani akan menyebabkan syok & mungkin kenaikan suhu tubuh.
Pada anak yang menderita malnutrisi, gejala nyeri tidak hebat, gejala obstruksi
berjalan menahun & intususeptum dapat prolaps melalui anus.
Pemeriksaan Radiologi
Pada foto polos abdomen, sumbatan oleh invaginatum dapat menunjukkan
padatan di daerah invaginasi.
Barium enema akan menunjukkan defek pengisian atau bentuk seperti mangkuk
di ujung barium, karena alirannya tersumbat oleh invaginasi. Barium enema juga
dapat digunakan untuk terapi.
Ultrasonografi sekarang juga mulai digunakan untuk menunjukkan kelainan
invaginasi.(1)
12
Caption:. Note intussusception in the left upper quadrant on this plain film of an infant with pain
vomiting. Courtesy of Dr. Kelly Marshall, Children's Healthcare of Atlanta at Scottish Rite.
Pic.Type X-RAY www.emedicine.com (1)
A plain film of the abdomen (Panel A) disclosed multiple airfilled lucencies in the right upper quadrant that were suggestive of the presence of pneumatosis coli. A computed tomographic scan revealed air within the wall of the ascending colon and the typical target lesion of a colonic intussusceptions (arrow in Panel B). (13)
II.3 REPOSISI HIDROSTATIK
Kasus invaginasi masuk RS sebagai kasus gawat darurat. Tindakan pertama
yaitu:
1. Tindakan perbaikan keadaan umum mutlak perlu dikerjakan sebelum melakukan
tindakan apa pun.
2. Pemasangan sonde lambung untuk dekompresi & mencegah aspirasi.