Top Banner
MEKANISME PERSALINAN NORMAL I. PENDAHULUAN Persalinan merupakan periode selama awal kontraksi uterus secara teratur sampai pengeluaran plasenta. Mekanisme persalinan merupakan serangkaian perubahan posisi dari bagian presentasi janin yang merupakan suatu bentuk adaptasi atau akomodasi bagian kepala janin terhadap jalan lahir. Presentasi janin paling umum dipastikan dengan palpasi abdomen dan kadangkala diperkuat sebelum atau pada saat awal persalinan dengan pemeriksaan vagina (toucher). 110 Dalam mempelajari mekanisme persalinan ini, sebelumnya kita harus mempunyai pemahaman yang baik tentang anatomi panggul dan jalan lahir serta anatomi dari kepala janin. Di samping itu perlu juga memahami definisi dari istilah berikut : letak, sikap, presentasi, denominator dan posisi janin. 1 II.ANATOMI JALAN LAHIR Jalan lahir dibagi atas bagian keras atau tulang yang meliputi tulang-tulang panggul dengan sendi-sendinya (artikulasio) dan bagian lunak yang meliputi otot, jaringan, dan ligamen. 2 A. Tulang Panggul 1
40

Referat Obgyn Adhy ganteng fix .docx

Dec 31, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Referat Obgyn Adhy ganteng fix .docx

MEKANISME PERSALINAN NORMAL

I. PENDAHULUAN

Persalinan merupakan periode selama awal kontraksi uterus secara teratur

sampai pengeluaran plasenta. Mekanisme persalinan merupakan serangkaian

perubahan posisi dari bagian presentasi janin yang merupakan suatu bentuk

adaptasi atau akomodasi bagian kepala janin terhadap jalan lahir. Presentasi janin

paling umum dipastikan dengan palpasi abdomen dan kadangkala diperkuat

sebelum atau pada saat awal persalinan dengan pemeriksaan vagina (toucher).110

Dalam mempelajari mekanisme persalinan ini, sebelumnya kita harus

mempunyai pemahaman yang baik tentang anatomi panggul dan jalan lahir serta

anatomi dari kepala janin. Di samping itu perlu juga memahami definisi dari

istilah berikut : letak, sikap, presentasi, denominator dan posisi janin.1

II. ANATOMI JALAN LAHIR

Jalan lahir dibagi atas bagian keras atau tulang yang meliputi tulang-tulang

panggul dengan sendi-sendinya (artikulasio) dan bagian lunak yang meliputi otot,

jaringan, dan ligamen.2

A. Tulang Panggul

Tulang panggul mencakup os koksa (yaitu, os ilium, os iskium, os pubis), os

sakrum, dan os koksigeus. Tulang-tulang ini satu sama lain saling berhubungan. Pada

bagian depan terdapat hubungan antara kedua os pubis kanan dan kiri yang disebut

simfisis. Pada bagian belakang, terdapat artikulasio sakro-iliaka yang

menghubungkan os sakrum dengan os ilium. Pada bagian bawah, terdapat artikulasio

sakrokoksigeal yang menghubungkan os sakrum dengan os koksigeus. Di luar

kehamilan, artikulasio ini memungkinkan pergeseran sedikit, namun pada saat

kehamilan dan persalinan, dapat bergeser lebih jauh dan lebih longgar.2

Secara fungsional, panggul terdiri atas 2 bagian yang disebut pelvis mayor dan

pelvis minor. Pelvis mayor adalah bagian pelvis yang terletak di atas linea terminalis

disebut pula false pelvis. Pelvis minor adalah bagian pelvis yang terletak di bawah

1

Page 2: Referat Obgyn Adhy ganteng fix .docx

linea terminalis disebut pula true pelvis karena bagian ini mempunyai peranan

penting dalam obstetrik dan harus dapat dikenal dan dinilai sebaik-baiknya untuk

dapat meramalkan dapat tidaknya bayi melewatinya. Bentuk pelvis minor ini

menyerupai suatu saluran yang mempunyai sumbu melengkung ke depan (sumbu

carus). Bidang atas saluran ini normal berbentuk hampir bulat disebut pintu atas

panggul (pelvic inlet). Bidang bawah saluran ini merupakan suatu bidang seperti

pintu atas panggul, namun terdiri atas dua bidang disebut pintu bawah panggul

(pelvic outlet). Di antara kedua pintu ini terdapat ruang panggul (pelvic cavity).2

Ruang panggul mempunyai ukuran yang paling luas di bawah pintu atas

panggul, namun menyempit di panggul tengah untuk kemudian menjadi lebih luas

lagi sedikit. Penyempitan di panggul tengah ini disebabkan oleh adanya spina

iskiadika yang kadang-kadang menonjol ke dalam ruang panggul. Sumbu carus

adalah garis yang menghubungkan titik persekutuan antara diameter transversa dan

konjugata vera pada pintu atas panggul dengan titik-titik sejenis di Hodge II, III, dan

IV. Begitu mendekati Hodge III, sumbu itu lurus, sejajar dengan sakrum yang

selanjutnya melengkung ke depan sesuai dengan lengkungan sakrum.2

Gambar 1. Anatomi tulang panggul

1. Pintu Atas Panggul (PAP)

Pintu atas panggul merupakan suatu bidang yang berbentuk lonjong dan

berbatasan dengan promontorium, korpus vertebra sakral I, linea inominata

2

Page 3: Referat Obgyn Adhy ganteng fix .docx

(terminalis), ramus superior os pubis, dan pinggir atas simfisis. Jarak dari pinggir atas

simfisis ke promontorium, disebut juga diameter antero-posterior (konjugata vera),

adalah 11 cm. Hasil ini diperoleh dengan cara memasukkan jari tengah dan telunjuk

ke dalam vagina untuk meraba promontorium; jarak bagian bawah simfisis sampai ke

promontorium yang disebut konjugata diagonalis adalah 13 cm. Konjugata vera

merupakan jarak antara pinggir atas simfisis ke promontorium dengan ukuran lebih

11 cm, diperoleh dari pengurangan konjugata diagonalis oleh 1,5 cm.2

Selain kedua konjugata ini, dikenal pula konjugata obstetrika, yang memiliki

jarak 11,5 cm, yaitu jarak dari bagian dalam tengah simfisis ke promontorium.

Sebenarnya konjugata ini paling penting, walaupun perbedaannya dengan konjugata

vera sedikit sekali. Jarak terjauh garis melintang pada pintu atas panggul disebut

diameter transversa (13,5-14 cm). Jika ditarik garis dari artikulasio sakro-iliaka ke

titik persekutuan antara diameter transversa dan konjugata vera dan diteruskan ke

linea inominata disebut diameter obliqua (oblik) (12-12,5 cm). Pinggir bawah simfisis

berbentuk lengkung ke bawah dan berupa sudut (arkus pubis). Normalnya, besarnya

sudut ini 90° atau lebih sedikit. Jika kurang sekali dari 900, kepala janin akan lebih

sulit dilahirkan, karena memerlukan tempat lebih banyak ke dorsal.2

Gambar 2: Pintu atas panggul dengan konjugata vera, diameter transversa dan diameter

oblikua

3

Page 4: Referat Obgyn Adhy ganteng fix .docx

Dalam obstetrik, dikenal empat jenis klasik panggul yang mempunyai ciri-ciri

PAP sebagai berikut.2

a. Jenis Ginekoid

Panggul paling baik untuk wanita, bentuk PAP hampir bulat. Panjang

diameter antero-posterior kira-kira sama dengan diameter transversa. Jenis ini

ditemukan pada 45% wanita.2

b. Jenis Android

Bentuk PAP hampir segitiga. Umumnya, pria mempunyai jenis seperti

ini. Panjang diameter antero-posterior hampir sama dengan diameter

transversa, namun jenis ini jauh lebih mendekati sakrum. Dengan demikian,

bagian belakangnya pendek dan gepeng, sedangkan bagian depannya

menyempit ke muka. Jenis ini ditemukan 15% pada wanita.2

c. Jenis Anthropoid

Bentuk PAP agak lonjong, seperti telur. Panjang diameter

anteroposterior lebih panjang dibandingkan diameter transversa. Jenis ini

ditemukan 35% pada wanita.2

d. Jenis Platipeloid

Sebenarnya jenis ini adalah jenis ginekoid yang menyempit pada arah

muka belakang. Ukuran melintang jauh lebih besar 5% dibandingkan ukuran

muka belakang. Jenis ini ditemukan pada wanita.2

4

Page 5: Referat Obgyn Adhy ganteng fix .docx

Gambar 3: Jenis-jenis panggul

2. Ruang Panggul

Ruang di bawah PAP mempunyai ukuran yang paling luas. Di panggul tengah,

terdapat penyempitan setinggi kedua spina iskiadika. Jarak normal antara kedua spina

ini (distansia spinarum) 10,5 cm. Kemungkinan kepala janin dapat lebih mudah

masuk ke dalam ruang panggul yang diperbesar, jika sudut antara sakrum dan lumbal

yang disebut inklinasi, lebih besar.2

Gambar 4: Ruang Panggul

3. Bidang Hodge

Bidang Hodge dipelajari untuk menentukan sampai di mana bagian terendah

janin turun ke dalam panggul pada persalinan dan terdiri atas empat bidang:2

a. Bidang Hodge I: bidang yang dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian

atas simfisis dan promontorium.

b. Bidang Hodge II:bidang ini sejajar dengan bidang Hodge I terletak setinggi

bagian bawah simfisis.

c. Bidang Hodge III:bidang ini sejajar dengan bidang Hodge I dan II, terletak

setinggi spina iskiadika kanan dan kiri.

d. Bidang Hodge IV:bidang ini sejajar dengan bidang Hodge I, II, dan III,

terletak setinggi os koksigeus.

5

Page 6: Referat Obgyn Adhy ganteng fix .docx

Gambar 5: Bidang Hodge

4. Pintu Bawah Panggul (PBP)

Pintu bawah panggul tidak merupakan suatu bidang datar, namun tersusun atas 2

bidang datar yang masing-masing berbentuk segitiga, yaitu bidang yang dibentuk

oleh garis antara kedua buah tuber os iskii dengan ujung os sakrum dan segitiga

lainnya yang alasnya juga garis antara kedua tuber os iskii dengan bagian bawah

simfisis. Pinggir bawah simfisis berbentuk lengkung ke bawah dan merupakan sudut

(arkus pubis). Normalnya, besar sudut ini 900 atau lebih sedikit. Jika kurang sekali

dari 900, kepala janin akan lebih sulit dilahirkan, karena memerlukan tempat lebih

banyak ke dorsal. Jarak antara kedua tuber os iskii (distansia tuberum), diambil dari

bagian dalamnya adalah ±10,5 cm.2

Gambar 6: Pintu bawah panggul

6

Page 7: Referat Obgyn Adhy ganteng fix .docx

5. Ukuran-Ukuran Luar Panggul

Ukuran-ukuran ini dipergunakan untuk menentukan secara garis besar jenis,

bentuk, dan ukuran panggul jika pelvimetri ronsen sulit dilakukan. Alat-alat yang

digunakan adalah jangka panggul marting, oscander, collin, boudelogue, dan lain-

lain.2

Aspek yang diukur adalah sebagai berikut:2

a. Distansia spinarum (24-26 cm):

Jarak antara kedua spina iliaka anterior superior sinistra dan dekstra.

b. Distansia kristarum ( 28-30 cm):

Jarak terpanjang antara dua tempat yang simetris pada krista iliaka sinistra dan

dekstra. Umumnya ukuran ini tidak penting, namun ukuran ini lebih kecil 2-3 cm

dari angka normal sehingga dapat dicurigai adanya patologik panggul.

c. Distansia obliqua eksterna (ukuran miring luar):

Jarak antara spina iliaka posterior sinistra dan spina iliaka anterior dekstra dan

dari spina iliaka posterior dekstra ke spina iliaka anterior superior sinistra. Kedua

ukuran ini bersilang: jika panggul normal, kedua ukuran ini tidak banyak berbeda,

narnun jika panggul itu asimetrik (miring), kedua ukuran itu jelas berbeda sekali.

d. Distansia intertrokanterika:

Jarak antara kedua trokanter mayor.

e. Konjugata eksterna (boudelogue):

Jarak antara bagian atas simfisis ke prosesus spinosus lumbal V lebih kurang 18

cm.

f. Distansia tuberum:

Jarak antara tuber iskii kanan dan kiri lebih kurang 10,5 cm. Untuk mengukurnya

dipakai oscander. Angka yang ditunjuk jangka harus ditambah 1,5 cm karena

adanya jaringan subkutis antara tulang dan ujung jangka. Jika jarak ini kurang

dari normal, dengan sendirinya arkus pubis lebih kecil dari 90°.2

7

Page 8: Referat Obgyn Adhy ganteng fix .docx

Gambar 7: Ukuran tulang panggul

B. Bagian Lunak Jalan Lahir

Kala pengeluaran (kala II) ikut membentuk jalan lahir; segmen bawah uterus,

serviks uteri, dan vagina. Pada akhir kehamilan lebih kurang 38 minggu, serviks lebih

pendek dibandingkan waktu kehamilan 16 minggu. Ismus uteri pada kehamilan 16

minggu menjadi bagian uterus tempat janin berkembang. Umumnya serviks disebut

menjadi matang jika teraba sebagai bibir, dan ini terjadi pada kehamilan 34 minggu.

Di samping uterus dan vagina, otot-otot, jaringan ikat, dan ligamen yang berfungsi

menyokong alat-alat urogenitalis perlu diketahui karena semuanya memengaruhi

jalan lahir.2

Panggul bagian lunak meliputi dasar panggul dan perineum. Otototot yang

menahan dasar panggul di bagian luar adalah muskulus sfingter ani eksternus,

muskulus bulbokavernosus yang melingkari vagina, dan muskulus perinea

transversus superfisialis. Di bagian tengah, ditemukan otot-otot yang melingkari

ureter (muskulus sfingter uretrae), otot-otot yang melingkari vagina bagian tengah

dan anus, antara lain muskulus iliokoksigeus, muskulus iskiokoksigeus, muskulus

perinea transversus profundus, dan muskulus koksigeus. Lebih ke dalam lagi,

ditemukan otot-otot dalam yang paling kuat disebut diafragma pelvis, terutama

muskulus levator ani yang berfungsi menahan dasar panggul. Struktur ini menutup

hampir seluruh bagian belakang PBP. Muskulus levator ani berada pada bagian depan

8

Page 9: Referat Obgyn Adhy ganteng fix .docx

muskulus berbentuk segitiga yang disebut trigonum urogenitalis (hiatus genitalis). Di

dalam trigonum ini terdapat uretra, vagina, dan rektum.2

Perineum merupakan bagian dari PBP yang terletak di antara komisura

posterior dan anus. Pada persalinan, sering terjadi robekan perineum yang perlu

dijahit dengan baik.2

Gambar 8: bagian lunak jalan lahir

III.MEKANISME PERSALINAN NORMAL

A. DEFINISI

Partus adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (bayi, plasenta, dan

selaput ketuban) dari dalam uterus. Menurut usia kehamilannya, partus dibedakan

menjadi 3, yaitu:1,3,4

Partus Immaturus : jika usia kehamilan antara 20 minggu hingga 28 minggu,

dengan berat janin antara 500-1000 gram

Partus Prematurus : jika usia kehamilan antara 28 minggu hingga 36 minggu,

dengan berat janin antara 1000-2500 gram

Partus Postmaturus (Serotinus) : jika usia kehamilan lebih dari 42 minggu

Dari ketiga definisi partus berdasarkan waktu tersebut, dapat disimpulkan bahwa

kehamilan dikatakan aterm apabila usia kehamilan antara 36 minggu hingga 42

9

Page 10: Referat Obgyn Adhy ganteng fix .docx

minggu sedangkan jika hasil konsepsi keluar dari uterus sebelum usia kehamilan 20

minggu dengan berat janin kurang dari 500 gram disebut dengan abortus.1

Partus normal adalah partus spontan, pada usia kehamilan cukup bulan dengan

presentasi belakang kepala, dan berlangsung kurang dari 18 jam tanpa adanya

komplikasi pada ibu maupun janinnya. Suatu keadaan di mana seorang wanita akan

melahirkan disebut dengan inpartu.1,4

B. SEBAB-SEBAB MULAINYA PERSALINAN

Ada banyak teori tentang sebab dimulainya proses persalinan. Beberapa di

antaranya adalah:1,3

Penurunan kadar estrogen dan progesteron pada 1-2 minggu sebelum proses

persalinan dimulai.

Peningkatan kadar prostaglandin sejak usia kehamilan 15 minggu dan terus

meningkat kadarnya hingga usia kehamilan aterm.

Semakin tua usia kehamilan, maka plasenta juga akan semakin tua dan villi

koriales akan mengalami banyak perubahan sehingga kadar estrogen dan

progesteron menurun.

Berkurangnya nutrisi untuk janin akibat semakin membesarnya uterus. Uterus

yang membesar dan tegang menyebabkan terjadinya iskemia otot-otot uterus

sehingga sirkulasi uteroplasenter terganggu dan menyebabkan degenerasi

plasenta.

Tekanan pada ganglion servikalis dari Plexus Frankenhauser yang terletak di

belakang serviks uteri. Bila ganglion ini ditekan maka kontraksi uterus dapat

dibangkitkan.

10

Page 11: Referat Obgyn Adhy ganteng fix .docx

Gambar 9: Plexus Frakehauser

Dari semua teori tersebut, muncul berbagai tindakan yang digunakan untuk

induksi persalinan seperti (1) merangsang Plexus Frankenhaus dengan memasukkan

beberapa gagang laminaria pada kanalis servikalis, (2) pemecahan ketuban

(amniotomi), (3) drip oksitosin, (4) pemberian obat-obatan prostaglandin

(misoprostol). Namun, dalam hal mengiduksi persalinan peru diperhatikan bahwa

serviks sudah matang (pendek dan lembek) serta kanalis servikalis telah terbuka 1

jari.1,3

C. FAKTOR-FAKTOR YANG BERPERAN DALAM PERSALINAN

Ada beberapa faktor yang berperan dalam persalinan yaitu:1,3

1. Power (tenaga atau kekuatan) ; his (kontraksi uterus), kontraksi otot

dinding perut, kotraksi diafragma pelvis, ketegangan, kotraksi

ligamentum, rotundum, efektivitas kekuatan mendorong dan lama

persalinan

2. Passanger (janin) ; letak janin, posisi janin, presentasi janin dan letak

plasenta

11

Page 12: Referat Obgyn Adhy ganteng fix .docx

3.  Passage (jalan lintas) ; ukuran dan tipe panggul, kemampuan serviks

untuk membuka, kemampuan kanalis vaginalis dan introitus vagina untuk

memanjang.

D. BERLANGSUNGNYA PERSALINAN NORMAL

Partus dibagi menjadi 4 kala, yaitu:

1. Kala I (Kala Pembukaan)

Dimana pada kala ini terdapat 2 fase proses pembukaan serviks akibat adanya

his, (1) fase laten, berlangsung selama 8 jam, pembukaan  terjadi sangat lambat

hingga pembukaan mencapai 3 cm dan (2) fase aktif, dibagi menjadi 2 fase lagi yaitu

fase akselerasi, di mana dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjai 4 cm; fase

dilatasi maksimal, di mana dalam waktu 2 jam terjadi pembukaan yang sangat cepat

dari pembukaan 4 cm menjadi pembukaan 9 cm, dan fase deselerasi, di mana dalam

waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi 10 cm berlangsung lambat kembali.

Mekanisme membukanya serviks pada primigravida berbeda dengan multigravida di

mana pada primigavida ostium uteri internum terbuka lebih dulu kemudian diikuti

dengan pendataran dan penipisan serviks baru kemudian ostium uteri eksternum

terbuka. Sedangkan pada multigravida yang ostium uteri eksternumnya sudah terbuka

sedikit, proses membukanya ostium uteri internum, penipisan dan pendataran serviks

serta terbukanya ostium uteri ekstrenum terjadi bersamaan.1,4,5,6

12

Page 13: Referat Obgyn Adhy ganteng fix .docx

Gambar 10: Fase pembukaan serviks

Gambar 11: Partograf, digunakan untuk memantau keajuan persalinan

2. Kala II (Kala Pengeluaran)

Ditandai dengan serviks membuka lengkap, biasanya ibu ingin mengejan, dan

dengan penurunan bagian bawah janin ibu merasa ingin defekasi. Dimulai ketika

pembukaan serviks lengkap dan berakhir dengan lahirnya bayi. Rata-rata lamanya

kala II adalah 50 menit untuk nulipara dan 20 menit pada multipara, sangat bervariasi

tergantung ukuran janin, adanya kesempitan panggul, atau gangguan usaha mengejan

akibat analgesia. Tanda dan Gejala Kala II, antara lain:3,5,6

a. Perasaan ingin mengejan bersamaan dg adanya kontraksi uterus

b. Merasakan tekanan pada vagina / rektum makin meningkat

c. Perineum tampak menonjol

d. Vulva-vagina dan sfingter ani membuka

13

Page 14: Referat Obgyn Adhy ganteng fix .docx

e. Pengeluaran lendir darah meningkat

Janin dengan presentasi belakang kepala, ditemukan hampir sekitar 95 % dari

semua kehamilan. Presentasi janin paling umum dipastikan dengan palpasi abdomen

dan kadangkala diperkuat sebelum atau pada saat awal persalinan dengan

pemeriksaan vagina (toucher). Pada kebanyakan kasus, presentasi belakang kepala

masuk dalampintu atas panggul dengan sutura sagitalis melintang. Oleh karena itu

kita uraikan dulu mekanisme persalinan dalam presentasi belakang kepala dengan

posisi ubun-ubun kecil melintang dan anterior.1,5

Karena panggul mempunyai bentuk yang tertentu , sedangkan ukuran-ukuran

kepala bayi hampir sama besarnya dengan dengan ukuran dalam panggul, maka jelas

bahwa kepala harus menyesuaikan diri dengan bentuk panggul mulai dari pintu atas

panggul, ke bidang tengah panggul dan pada pintu bawah panggul, supaya anak dapat

lahir. Misalnya saja jika sutura sagitalis dalam arah muka belakang pada pintu atas

panggul, maka hal ini akan mempersulit persalinan, karena diameter antero posterior

adalah ukuran yang terkecil dari pintu atas panggul. Sebaliknya pada pintu bawah

panggul, sutura sagitalis dalam jurusan muka belakang yang menguntungkan karena

ukuran terpanjang pada pintu bawah panggul ialah diameter antero posterior.1

Gerakan-gerakan utama dari mekanisme persalinan adalah :1,3,4,5,6

a) Penurunan kepala

b) Fleksi

c) Desensus

d) Rotasi dalam ( putaran paksi dalam)

e) Ekstensi

f) Rotasi luar ( putaran paksi luar)

g) Ekspulsi

a) Penurunan Kepala.

Pada primigravida, masuknya kepala ke dalam pintu atas panggul  biasanya

sudah terjadi pada bulan terakhir dari kehamilan, tetapi pada multigravida biasanya

baru terjadi pada permulaan persalinan. Masuknya kepala ke dalam PAP, biasanya

14

Page 15: Referat Obgyn Adhy ganteng fix .docx

dengan sutura sagitalis melintang dan dengan fleksi yang ringan. Masuknya kepala

melewati pintu atas panggul (PAP), dapat dalam keadaan asinklitismus yaitu bila

sutura sagitalis terdapat di tengah-tengah jalan lahir tepat di antara simpisis dan

promontorium. 3,4

Pada sinklitismus os parietal depan dan belakang sama tingginya. Jika sutura

sagitalis agak ke depan mendekati simpisis atau agak ke belakang mendekati

promontorium, maka dikatakan kepala dalam keadaan asinklitismus, ada 2 jenis

asinklitismus yaitu :1,4

a. Asinklitismus posterior : 

Bila sutura sagitalis mendekati simpisis dan os  parietal belakang lebih

rendah dari os parietal depan.

b. Asinklitismus anterior : 

Bila sutura sagitalis mendekati promontorium sehingga os parietal depan

lebih rendah dari os parietal belakang.

Derajat sedang asinklitismus pasti terjadi pada persalinan normal, tetapi kalau

berat gerakan ini dapat menimbulkan disproporsi sepalopelvik dengan panggul yang

berukuran normal sekalipun.1,4

Penurunan kepala lebih lanjut terjadi pada kala I dan kala II persalinan. Hal ini

disebabkan karena adanya kontraksi dan retraksi dari segmen atas rahim, yang

menyebabkan tekanan langsung fundus pada bokong janin. Dalam waktu yang

bersamaan terjadi relaksasi dari segmen bawah rahim, sehingga terjadi penipisan dan

dilatasi servik. Keadaan ini menyebabkan bayi terdorong ke dalam jalan lahir.

Penurunan kepala ini juga disebabkan karena tekanan cairan intra uterine, kekuatan

mengejan atau adanya kontraksi otot-otot abdomen dan melurusnya badan anak.1

Sutura sagitalis terdapat di tengah-tengah jalan lahir tepat di antara simpisis

dan promontorium.

Sutura sagitalis mendekati simpisis dan os  parietal belakang lebih rendah

dari os parietal depan

Sutura sagitalis mendekati promontorium sehingga os parietal depan lebih

rendah dari os parietal belakang1

15

Page 16: Referat Obgyn Adhy ganteng fix .docx

Gambar 12

b) Fleksi

Pada awal persalinan, kepala bayi dalam keadaan fleksi yang ringan. Dengan

majunya kepala biasanya fleksi juga bertambah. Pada pergerakan ini dagu dibawa

lebih dekat ke arah dada janin sehingga ubun-ubun kecil lebih rendah dari ubun-ubun

besar hal ini disebabkan karena adanya tahanan dari dinding seviks, dinding pelvis

dan lantai pelvis. Dengan adanya fleksi, diameter suboccipito bregmatika (9,5 cm)

menggantikan diameter suboccipito frontalis (11 cm). sampai di dasar panggul,

biasanya kepala janin berada dalam keadaan fleksi maksimal. 3,4,5

Ada beberapa teori yang menjelaskan mengapa fleksi bisa terjadi. Fleksi ini

disebabkan karena anak di dorong maju dan sebaliknya mendapat tahanan dari

serviks, dinding panggul atau dasar panggul. Akibat dari keadaan ini terjadilah

fleksi.4,5

c)  Desensus

Pada nulipara, engagemen terjadi sebelum inpartu dan tidak berlanjut sampai

awal kala II; pada multipara desensus berlangsung bersamaan dengan dilatasi servik.

Penyebab terjadinya desensus:1

1. Tekanan cairan amnion

2. Tekanan langsung oleh fundus uteri pada bokong

16

Page 17: Referat Obgyn Adhy ganteng fix .docx

3. Usaha meneran ibu

4. Gerakan ekstensi tubuh janin (tubuh janin menjadi lurus)

Faktor lain yang menentukan terjadinya desensus adalah:1

1. Ukuran dan bentuk panggul

2. Posisi bagian terendah janin

Semakin besar tahanan tulang panggul atau adanya kesempitan panggul akan

menyebabkan desensus berlangsung lambat. Desensus berlangsung terus sampai janin

lahir. Putar paksi dalam:1,3

1. Bersama dengan gerakan desensus, bagian terendah janin mengalami putar

paksi dalam pada level setinggi spina ischiadica (bidang tengah panggul).

2. Kepala berputar dari posisi tranversal menjadi posisi anterior (kadang-kadang

kearah posterior).

3. Putar paksi dalam berakhir setelah kepala mencapai dasar panggul.

Gambar 13

d) Rotasi Dalam (Putaran Paksi Dalam)

Putaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan sedemikian rupa

sehingga bagian terendah dari bagian depan janin memutar ke depan ke bawah

simpisis. Pada presentasi belakang kepala bagian yang terendah ialah daerah ubun-

ubun kecil dan bagian inilah yang akan memutar ke depan kearah simpisis. Rotasi

17

Page 18: Referat Obgyn Adhy ganteng fix .docx

dalam penting untuk menyelesaikan persalinan, karena rotasi dalam merupakan suatu

usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir khususnya bidang

tengah dan pintu bawah panggul.1,4

Gambar 14

e) Ekstensi

Sesudah kepala janin sampai di dasar panggul dan ubun-ubun kecil berada di

bawah simpisis, maka terjadilah ekstensi dari kepala janin. Hal ini di sebabkan karena

sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah ke depan dan ke atas sehingga

kepala harus mengadakan fleksi untuk melewatinya. Kalau kepala yang fleksi penuh

pada waktu mencapai dasar panggul tidak melakukan ekstensi maka kepala akan

tertekan pada perineum dan dapat menembusnya.1

Subocciput yang tertahan pada pinggir bawah simpisis akan menjadi pusat

pemutaran (hypomochlion), maka lahirlah berturut-turut pada pinggir atas perineum:

ubun-ubun besar, dahi, hidung, mulut dan dagu bayi dengan gerakan ekstensi.1

18

Page 19: Referat Obgyn Adhy ganteng fix .docx

Gambar 15 Gambar 16

f) Rotasi Luar (Putaran Paksi Luar)

Kepala yang sudah lahir selanjutnya mengalami restitusi yaitu kepala bayi

memutar kembali ke arah punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher yang

terjadi karena putaran paksi dalam. Bahu melintasi pintu dalam keadaan miring. Di

dalam rongga panggul bahu akan menyesuaikan diri dengan bentuk panggul yang

dilaluinya, sehingga di dasar panggul setelah kepala bayi lahir, bahu mengalami

putaran dalam dimana ukuran bahu (diameter bisa kromial) menempatkan diri dalam

diameter anteroposterior dari pintu bawah panggul. Bersamaan dengan itu kepala bayi

juga melanjutkan putaran hingga belakang kepala berhadapan dengan tuber

ischiadikum sepihak.1,4

19

Page 20: Referat Obgyn Adhy ganteng fix .docx

Gambar 17

g) Ekspulsi

Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai di bawah simpisis dan menjadi

hipomochlion untuk kelahiran bahu belakang. Setelah kedua bahu bayi lahir ,

selanjutnya seluruh badan bayi dilahirkan searah dengan sumbu jalan lahir.1

Dengan kontraksi yang efektif, fleksi kepala yang adekuat, dan janin dengan

ukuran yang rata-rata, sebagian besar oksiput yang posisinya posterior berputar cepat

segera setelah mencapai dasar panggul, dan persalinan tidak begitu bertambah

panjang. Tetapi pada kira-kira 5-10 % kasus, keadaan yang menguntungkan ini tidak

terjadi. Sebagai contoh kontraksi yang buruk atau fleksi kepala yang salah atau

keduanya, rotasi mungkin tidak sempurna atau mungkin tidak terjadi sama sekali,

khususnya kalau janin besar.1

Gambar 18 Gambar 19

3. Kala III (Kala Uri Plasenta)

Kala III dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta

dan selaput ketuban. Pada kala III, miometrium berkontraksi mengikuti mengecilnya

rongga rahim secara tiba-tiba setelah bayi lahir, yang menyebabkan ukuran tempat

implantasi plasenta berkurang, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah, maka

plasenta akan menekuk, menebal, kemudian dilepaskan dari dinding uterus.1

20

Page 21: Referat Obgyn Adhy ganteng fix .docx

Selama proses persalinan terjadi kontraksi otot rahim yang disertai adanya

retraksi, artinya panjangnya otot rahim tidak kembali pada panjang semula sehingga

plasenta terlepas dari implantasinya.1

Setelah istirahat, rahim berkontraksi untuk dapat melepaskan plasenta. Bentuk

pelepasan plasenta yaitu:1,3,5

1. Secara schultze

Pelepasan plsenta mulai dari pertengahan,sehingga plasenta lahir diikuti oleh

pengeluaran perdarahan

2. Secara Duncan

Pelepasan plasenta dari daerah tepi sehingga terjadi perdarahan dan diikuti oleh

pelepasan plasentanya.

3. Bentuk – bentuk kombinasi pelepasan plasenta

Tanda-tanda plasenta lepas:

a.  Perubahan bentuk dan tinggi fundus uteri

b. Tali pusat memanjang (tanda Ahfeld)

c. Semburan darah tiba-tiba

Gambar 20: Pelepasan plasenta dengan metode brandt andrew

Untuk membuktikan plasenta telah lepas dapat dilakuakan pemeriksaan:1

1. Perasat Kusner

Tali pusat dikencangkan

21

Page 22: Referat Obgyn Adhy ganteng fix .docx

Tangan ditekankan di atas simfisis, bila tali pusat masuk kembali, berarti

plasenta belum lepas.

2. Perasat Klein

Parturien disurih mengejan, sehingga tali pusat ikut serta turun atau memanjang.

Bila mengejan dihentikan dapat terjadi:

Tali pusat tertarik kembali, berarti plasenta belum lepas.

Tali pusat tetap di tempat berarti plasenta sudah lepas.

3. Perasat Strasman

Tali pusat dikencangkan dan rahim diketok-ketok, bila getarannya sampai pada

tali pusat berarti plasenta belum lepas

4. Perasat Manuaba

Tangan kiri memegang uterus pada segmen bawah rahim, sedangkan tangan

kanan memegang dan mengencagkan tali usat. Kedua tangan di terik berlawanan,

dapat terjadi :1

 Tarikan terasa berat bila tali pusat tidak memanjang, berarti plasenta belum

lepas

Tarikan terasa ringan dan talipusat memanjang, berart plasenta telah lepas.

Plasenta dilahirka secara Crede dengan dorongan pada fundus uteri.

4. Kala IV

Dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelahnya. Waktu yang

paling kritis untuk mencegah  HPP adalah ketika plasenta lahir dan segera setelah itu.

Ibu harus dipantau setiap 15 menit pada jam pertama setelah kelahiran plasenta, dan

setiap 30 menit pada jam kedua setelah persalinan. Jika kondisi ibu  tidak stabil, maka

harus dilakukan pemantauan lebih sering.3,5,6

IV. KESIMPULAN

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (bayi, plasenta, dan

selaput ketuban) dari dalam uterus. Mekanisme persalinan merupakan serangkaian

22

Page 23: Referat Obgyn Adhy ganteng fix .docx

perubahan posisi dari bagian presentasi janin yang merupakan suatu bentuk adaptasi

atau akomodasi bagian kepala janin terhadap jalan lahir.

Ada beberapa faktor yang berperan dalam persalinan yaitu: Power (tenaga atau

kekuatan), passanger (janin) dan passage (jalan lahir). Berlangungnya persalinan

melalui 4 kala yaitu kala 1 (dimulai dari kontraksi uterus sampai pembukaan serviks

lengkap), kala 2 (dimulai ketika pembukaan serviks lengkap dan berakhir dengan

lahirnya bayi), kala 3 (dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya

plasenta dan selaput ketuban) dan kala 4 (dimulai setelah lahirnya plasenta dan

berakhir dua jam setelahnya)

DAFTAR PUSTAKA

a. Keman, Kusnarman. Fisiologi dan Mekanisme Persalinan Normal.

Ilmu Kebidanan.Edisi 4. PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Jakarta. 2010. Hal 296-314

b. Rahimhadhi, Trijatmo. Anatomi Jalan Lahir. Ilmu Kebidanan.Edisi 4.

PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta. 2010. Hal 188-203

c. Funal, Edmund F. dan Norwitz Errol R. Mechanism of Normal Labor

and Delivery. Walters Kluwer Health. 2013.(http:www.uptodate.com/

contents/mechanism-of-normal-labor-and-delivery) [diakses tanggal

23 Oktober 2013]

d. Nabhan, A. F. Mechanism and Progress of Labor. an Obstetrics and

Ginekology Journal Club: Episode 13. 2011. Hal 1-6

(http://clinicigo.files.wordpress.com/2011/07/normal-delivery.pdf)

diakses tanggal 24 Oktober 2013

e. Cheng Yvonne. Normal Labor and Delivery. Medscape. 2013. (http:

emedicine.medscape.com/article/260036-overview) [diakses tanggal

24 Oktober 2013]

23

Page 24: Referat Obgyn Adhy ganteng fix .docx

f. March Of Dimes Foundation. Vaginal Birth. Stages of Labor. 2009

(http://www.marchofdimes.com/pregnancy/stages-of-labor.aspx)

[diakses tanggal 23 Oktober 2013)

HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa:

Nama : Fadli Fikri Fawzi

NIM : 110207039

Universitas : Universitas Muslim Indonesia

Judul referat : Mekanisme Persalinan Normal

Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada Bagian Obstetri

dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.

Makassar, November 2013

Supervisor, Pembimbing,

dr. Elizabet C.Jusuf, SpOG,M.Kes dr. Endang Ruslianty

24

Page 25: Referat Obgyn Adhy ganteng fix .docx

Mengetahui,Ketua Pendidikan MahasiswaUniversitas Muslim Indonesia

Dr.dr. Nasrudin A.M, SpOG (K)

BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN REFERAT

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA NOVEMVER 2013

MEKANISME PERSALINAN NORMAL

Disusun oleh:Fadli Fikri Fawzi

110207039

Pembimbing:dr. Endang Ruslianty

25

Page 26: Referat Obgyn Adhy ganteng fix .docx

Supervisor:dr. Elizabet C.Jusuf, SpOG,M.Kes

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2013

26

Page 27: Referat Obgyn Adhy ganteng fix .docx

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL…………………………………………………………. i

HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………….. ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………. iii

MEKANISME PERSALINAN NORMAL……………………………………. 1

I. PENDAHULUAN…………………………………………………………. 1

II. ANATOMI JALAN LAHIR ……….……………………………………… 1

A. Tulang Panggul ………………………………………………………….. 1

1. Pintu Atas Panggul……………………………………………………. 2

2. Ruang Panggul ……………………………………………………….. 5

3. Bidang Hodge……………………………………………………….... 5

4. Pintu Bawah Panggul…………………………………………………. 6

5. Ukuran-Ukuran Luar panggul………………………………………... 7

B. Bagian Lunak Jalan Lahir………………………………………………... 8

III. MEKANISME PERSALINA ………………………………………........... 9

A. Definisi…………………………………………………………………… 9

B. Sebab-Sebab Mulainya Persalinan………………………………………..10

C. Faktor-Foktor yang Berperan Dalam Persalinan………………………….11

D. Berlangsungnya Persalinan Normal………………………………………12

1. Kala I………………………………………………………………… 12

2. Kala II……………………………………………………………….. 13

3. Kala III………………………………………………………………. 20

4. Kala IV……………………………………………………………….. 22

IV. KESIMPULAN............................................................................................. 22

REFERENSI

27

Page 28: Referat Obgyn Adhy ganteng fix .docx

28