Top Banner
Referat LUKA TEMBAK MASUK OLEH Alvin Hadisaputra Rina Ovie Denada Pembimbing : dr. Leonardo Sp.F KEPANITERAAN KLINIK SENIOR 1
35

Referat Luka Tembak Masuk

Feb 21, 2016

Download

Documents

REFERAT MENGENAI LUKA TEMBAK MASUK
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Referat Luka Tembak Masuk

Referat

LUKA TEMBAK MASUK

OLEH

Alvin Hadisaputra

Rina Ovie Denada

Pembimbing :dr. Leonardo Sp.F

KEPANITERAAN KLINIK SENIORBAGIAN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAURUMAH SAKIT BHAYANGKARA PEKANBARU

PEKANBARU 2015

1

Page 2: Referat Luka Tembak Masuk

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil’alamin, segala puji dan rasa syukur kepada Allah

SWT, Rabb semesta alam, Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang karena atas

izin-Nya tim penulis dapat menyelesaikan referat yang berjudul “Luka Tembak

Masuk”.

Referat ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

Kepaniteraan Klinik Senior (KKS) di bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan

Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Riau periode 12 Oktober 2015 – 14

November 2015

Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada dr. Leonardo Sp.F selaku

pembimbing yang telah meluangkan waktu dalam memberikan masukan dalam

penulisan referat ini.

Penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan referat

ini dan penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun bagi

referat ini. Akhir kata penulis berharap referat ini dapat bermanfaat bagi kita

semua.

Pekanbaru, 23 Oktober 2015

Penulis

2

Page 3: Referat Luka Tembak Masuk

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR............................................................................................2

DAFTAR ISI..........................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.....................................................................................4

1.2 Batasan Masalah...................................................................................5

1.3 Tujuan penulisan..................................................................................5

1.4 Manfaat penulisan................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Luka Tembak..........................................................................6

2.2 Mekanisme Kerja Senjata Api..............................................................6

2.3 Mekanisme Luka Tembak....................................................................8

2.4 Klasifikasi Luka Tembak...................................................................10

2.5 Identifikasi luka tembak masuk..........................................................13

2.6 Deskripsi Luka Tembak.....................................................................15

2.7 Peran Dokter dalam Identifikasi Kasus Luka Tembak.......................17

2.8 Pemeriksaan Khusus pada Luka Tembak...........................................18

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.........................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................22

3

Page 4: Referat Luka Tembak Masuk

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Penggunaan senjata api dalam tindak kriminal dapat digunakan untuk

melukai korban dan dapat berujung pada kematian.1,2,3 Di berbagai penjuru dunia

terjadi peningkatan kasus akibat luka tembak.2,6 Di Amerika Serikat luka tembak

merupakan penyebab kematian tertinggi dalam kasus pembunuhan.3,4,6

Diperkirakan bahwa setiap tahun di Amerika Serikat terdapat ± 70.000 korban

luka tembak dengan 30.000 kematian. Pemeriksaan terhadap luka ini memerlukan

latihan khusus dan spesialis, baik oleh dokter gawat darurat terhadap korban luka

tembak hidup ataupun ahli patologi forensik pada korban yang telah meninggal.7-9

Semakin banyak terjadi kasus luka tembak pada masyarakat, maka

semakin diperlukan kompetensi dari dokter dalam pemeriksaan korban luka

tembak sesuai pasal 133 ayat 1 KUHAP dan pasal 179 ayat 1 KUHAP yang

menjelaskan bahwa penyidik berwenang meminta keterangan ahli kepada ahli

kedokteran kehakiman atau dokter atau bahkan ahli lainnya. Keterangan ahli

tersebut adalah Visum et Repertum, dimana di dalamnya terdapat penjabaran

tentang keadaan korban, baik korban luka, keracunan, ataupun mati yang diduga

karena tindak pidana.1

Untuk dapat membuat Visum et Repertum yang baik mengenai kasus luka

tembak maka dokter harus menjelaskan berbagai hal, diantaranya: apakah luka

tersebut memang luka tembak, jenis luka tembak masuk atau keluar, jenis senjata

yang dipakai, jarak tembak, arah tembakan, perkiraan posisi korban sewaktu

ditembak, berapa kali korban ditembak dan luka tembak mana yang menyebabkan

kematian.4,5,6 Interpretasi yang benar mengenai luka tembak oleh para ahli

patologi tidak hanya memberikan informasi berharga yang dapat menunjang

pelaksanaan hukum selama investigasi, tetapi juga penting untuk penentuan akhir

jenis kematian.1,4,5,6

4

Page 5: Referat Luka Tembak Masuk

1.2 Batasan Masalah

Referat ini membahas tentang definisi luka tembak, klasifikasi luka

tembak, identifikasi luka tembak masuk, serta peran dokter pada kasus luka

tembak.

1.3 Tujuan Penulisan

Memahami topik kasus luka tembak masuk serta peran dokter pada

pemeriksaan kasus luka tembak.

Referat ini merupakan salah satu syarat menjalani Kepaniteraan Klinik

Senior Di Bagian Ilmu Kedokteran Forensik Dan Medikolegal Fakultas

Kedokteran Universitas Riau

1.4 Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan referat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan

tentang kasus luka tembak dan kemampuan menulis ilmiah di bidang kedokteran.

5

Page 6: Referat Luka Tembak Masuk

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Luka Tembak

Luka tembak adalah luka yang disebabkan adanya penetrasi anak peluru

atau persentuhan anak peluru dengan tubuh akibat tembakan senjata api.

Tembakan anak peluru yang mengenai tubuh akan menimbulkan gambaran luka

tembak yang tidak hanya terjadi sebagai akibat penetrasi anak peluru pada

sasaran, tetapi juga oleh produk ikutan yang terjadi saat tembakan di lepaskan.1,5,6

2.2 Mekanisme Kerja Senjata Api

Mekanisme kerja senjata, baik senjata angin atau senajata api pada

prinsipnya sama yaitu memanfaatkan tekanan tinggi dari udara atau gas untuk

melontarkan anak proyektil atau anak peluru keluar dari laras dengan kecepatan

tinggi.5,6,14

Pada senjata angin, tekanan yang tinggi itu diperoleh dengan cara

memanfaatkan udara atau dengan merubah CO2 cair menjadi gas dalam ruangan

yang volumenya tetap. Sedang pada senjata api, tekanan yang tinggi diperoleh

dari pembakaran mesiu sehingga dalam waktu sekejap berubah menjadi gas

dengan volume yang besar didalam ruangan yang volumenya tetap. Dari satu

gram mesiu dapat dihasilkan gas CO2, CO, Hidrogen sulfanida, dan metana antara

200-900 mililiter dengan suhu yang sangat panas.5,6,14

Fungsi picu itu sendiri pada senjata angin sebetulnya untuk melepaskan

udara yang tekanannya telah dibuat tinggi guna melontarkan proyektil, sedang

pada senjata api untuk membuatnya, pin atau pemukul penggalak melakukan

tugasnya sehingga menimbulkan percikan api pada penggalak (primer) guna

membakar mesiu. Selanjutnya, anak peluru atau proyektil yang telah memiliki

gaya kinetic itu, sesudah meninggalkan laras jalannya amat dipengaruhi oleh

banyak hal; seperti misalnya berat massa, bentuk dan diameternya, gravitasi serta

tahanan (resistensi) udara yang dilaluinya. Akibat dari gravitasi itu maka arah

anak peluru atau proyektil akan membentuk kurva. Semakin jauh moncong,

6

Page 7: Referat Luka Tembak Masuk

pengaruh gravitasi semakin dominan sehinggga bentuk kurvanya semakin tampak

nyata.5,6,14

Menembak seseorang dari depan dan dari belakang penting untuk

membedakan luka tembak masuk dengan luka tembak keluar. Luka tembak masuk

khusus biasanya berbentuk bulat dengan tepi abrasi melingkar yang mengelingi

cacat yang disebabkan oleh senjata. Garis tepi abrasi merupakan lecet atau kikisan

kulit yang disebabkan oleh peluru saat ia mendorong ke dalam. Garis tepi

mungkin konsetntrik atau eksentrik. Ketika peluru masuk ke dalam kulit, ia akan

menyebabkan abrasi tepikonsentrik, karena ia masuk perpendikuler kulit. Ketika

ujung peluru memfenetrasi kulit pada suatu sudut, ia akan menyebabkan garis tepi

abrasi yang eksentrik. Daerah margin abrasi eksentrik yang tebal mengindikasikan

sudut peluru yang lebih dangkal saat peluru menembus kulit.

Luka tembak keluar dari senjata berkekuatan tinggi sangat mungkin

dikarenakan olehkecepatan dan energi kinetic yang tinggi amunisi yang

ditembakkan. Stellate-shaped exit wounds, sering ditemukan dan mungkin

menyerupai luka tembak masuk kontak.

Walaupun luka tembak keluar dari senjata bisa lebih besar dan mungkin

menyebabkan banyak kerusakan dibandingkan luka tembak keluar dari senjata

genggam. Dengan memperkirakan tepi luka, ada atau tidak adanya tepi abrasi bisa

dikonfirmasi.

Normalnya, suatu peluru saat ditembakkan akan mengikuti suatu lengkung

arah atau jalur tertentu. Namun, semakin cepat peluru melesat maka semakin lurus

arah dan jalur peluru tersebut. Disipasi energi adalah bagaimana energi kinetis

peluru yang disalurkan ke tubuhdari suatu kekuatan yang menahannya. Pada

kasus proyektil velositas medium dan tinggi,disipasi energi dipengaruhi oleh Drag

(hambatan), Profile (profil) dan Cavitation (kavitasi). Drag adalah aktor-faktor

yang memperlambat suatu peluru, termasuk tahanan angin, hambatan oleh

jaringan, dll. Profile adalah titik tumbuk peluru merupakan profil dari peluru

tersebut. Semakin besar ukuran titik tumbuk semakin besar energi yang

disalurkan. Cavitation adalah sering disebut sebagi perluasan alur masuk peluru.

Merupakan lubang di jaringan tubuh yang dihasilkan oleh energi kinetis peluru.

Lubang ini lebih besar daripada lubang masuk peluru. Karenanya luka yang

7

Page 8: Referat Luka Tembak Masuk

dihasilkan lebih besar dari diameter peluru tersebut. Kadang kala, karena energi

kinetis peluru sedemikian besar, peluru dapat menembus jaringan di sebaliknya.

Oleh karena itu selalu kaji adanya exit wound (luka tembak keluar).15 Jika luka

tembak masuk dan hubungannya dengan luka tembak keluar telah ditentukan,

langkah selanjutnya adalah menentukan arah tembakan. Arah tembakan adalah

jaras jalannya peluru memasuki tubuh melalui luka tembak masuk menuju luka

tembak keluar. Semua aspek ini dapat berguna bagi penyidik dalam menyidik

kasus kekerasan oleh senjata api

2.3 Mekanisme Luka Tembak

Kulit terdiri dari lapisan epidermis, dermis dan subkutis. Jika dilihat dari

elastisitasnya, epidermis kurang elastis bila dibandingkan dengan dermis. Bila

sebutir peluru menembus tubuh, maka cacat pada epidermis lebih luas dari pada

dermis. Diameter luka pada epidermis kurang lebih sama dengan diameter anak

peluru, sedangkan diameter luka pada dermis lebih kecil. Keadaan tersebut

dikenal sebagai kelim memar (contusio ring)5,6,7.

Contusio ring ini didapatkan pada luka tembak masuk dan luasnya

tergantung pada arah peluru pada kulit. Peluru yang masuk tegak lurus, maka

contusio ringnya akan besar, sedangkan peluru yang masuknya miring, contusio

ringnya akan lebih lebar dibagian dimana peluru membentuk mulut yang terkecil

pada kulit. Peluru juga mengandung lemak pembersih senjata. Lemak ini juga

akan memberi gambaran pada luka tembak berupa kelim lemak yang berupa pita

hitam, tetapi kelim lemak ini tidak selalu terdapat misalnya pada senjata yang

jarang dibersihkan. Pada waktu senjata ditembakkan, maka yang keluar dari laras

senjata api adalah1,5,6:

1. Api

2. Mesiu yang sama sekali terbakar (jelaga, soot)

3. Mesiu yang hanya sebagian saja yang terbakar

4. Mesiu yang tidak terbakar

5. Kotoran minyak senjata, karatan dan lain sebagainya

6. Anak pelurunya sendiri

8

Page 9: Referat Luka Tembak Masuk

Gambar 1. Mekanisme Luka Tembak6

Anak peluru yang ditembakkan akan menyebabkan terjadinya luka yaitu

luka tembak masuk dan luka tembak keluar dengan membentuk saluran luka di

antara keduanya. Sisa mesiu yang tidak terbakar menyebabkan terjadinya

penyebaran tatto disekitar luka masuk. Pada jarak tembak sangat dekat dengan

sasaran, api dapat menimbulkan luka bakar. Asap akan meninggalkan jelaga di

sekitar luka masuk. Gas hanya menimbulkan akibat apabila mulut laras kontak

menempel dengan jaringan tubuh. Bila luka tembak kontak dekat ke permukaan

tulang, maka gas akan memantul kembali keluar dan membuat luka masuk

menjadi luas, sering pecah seperti bentuk bintang (stellate). Bila jaringan ditempat

luka masuk hanya jaringan lunak, efek yang ditimbulkan gas tidak sehebat yang

dekat ke tulang.5,6,7

Gambar 2. Mekanisme luka tembak masuk kontak6

2.4 Klasifikasi Luka Tembak

9

Page 10: Referat Luka Tembak Masuk

Luka tembak secara umum dibagi dua:5,6,7

2.4.1 Luka Tembak Masuk

Pada saat senjata api melepaskan tembakan anak peluru dan

mengenai sasaran yaitu tubuh korban, maka pada tubuh korban tersebut

akan didapatkan perubahan yang diakibatkan oleh berbagai unsur atau

komponen yang keluar dari laras senjata api tersebut. Luka yang terjadi

saat anak peluru bersentuhan dengan tubuh korban dinamakan Luka

Tembak Masuk (LTM).

Tipikal luka tembak masuk biasanya dalam bentuk yang berentetan

dengan abrasi tepi yang melingkar di sekeliling defek yang dihasilkan oleh

peluru. Abrasi tepi tersebut berupa goresan atau lecet pada kulit yang

disebabkan oleh peluru ketika menekan masuk ke dalam tubuh. Abrasi tepi

dapat bersifat konsentris ataupun eksentris. Ketika ujung peluru

melakukan penetrasi ke dalam kulit, maka hal tersebut akan menghasilkan

abrasi tepi yang konsentris, yaitu goresan pada kulit berbentuk cincin

dengan ketebalan yang sama, oleh karena peluru masuk secara tegak lurus

terhadap kulit.

Gambar 2. Tipikal Luka Tembak Masuk

Ketika ujung peluru melakukan penetrasi pada kulit dengan

membentuk sudut, maka hal ini akan menghasilkan abrasi tepi yang

eksentris, yaitu bentuk cincin yang lebih tebal pada satu area. Area yang

tebal dari abrasi tepi yang eksentris mengindikasikan arah datangnya

peluru. Sebagai tambahan, semakin tebal abrasi tepi, semakin kecil sudut

peluru pada saat mengenai kulit.

10

Page 11: Referat Luka Tembak Masuk

Luka masuk yang tidak khas berbentuk ireguler dan mungkin

memiliki sobekan pada tepi luka. Jenis luka masuk seperti ini biasanya

terjadi ketika peluru kehilangan putaran oleh karena menembak di dalam

laras senjata. Bahkan dalam perjalanannya dengan terpilin, peluru

bergerak secara terhuyung ketika menabrak kulit sehingga sering

memberikan gambaran bentuk D pada luka. Luka masuk yang tidak khas

dapat disebabkan oleh senjata yang tidak berfungsi baik atau oleh karena

amunisi yang rusak, tetapi lebih sering dihasilkan dari peluru jenis

Ricochets atau peluru yang mengenai benda lain terlebih dulu, seperti

jendela yang bergerak otomatis, sebelum mengena tubuh. Kecepatan

peluru teredam setelah mengena media perantara, hal ini yang

menyebabkan terbentuknya abrasi tepi yang tidak khas pada luka tembak

masuk, ketika peluru mengena kulit. Jenis lain dari luka masuk yang tidak

khas terjadi ketika mulut senjata api mengalami kontak langsung dengan

kulit di atas permukaan tulang, seperti pada tulang tengkorak atau sternum.

Ketika senjata ditembakkan, maka hal ini akan menghentikan gas secara

langsung dari mulut senjata ke dalam luka di sekitar peluru. Gas akan

mengalami penetrasi ke dalam jaringan subkutan, dimana gas tersebut

meluas sehingga menyebabkan kulit di sekitar luka tembak masuk menjadi

meregang dan robek. Luka robek atau laserasi menyebar dari bagian

tengah dengan memberikan defek berbentuk stellata atau penampakan

seperti bintang.

2.4.2 Luka Tembak Keluar

Peluru yang berhasil melewati tubuh akan keluar dan menghasilkan

luka tembak keluar. Biasanya karakteristik luka berbeda dengan luka

tembak masuk. Bentuknya tidak sirkular melainkan bervariasi dari seperti

celah (slitlike), seperti bintang, iregular, atau berjarak (gaping). Bentuk

luka tembak keluar tidak dapat di prediksi. Latar belakang variasi

bentuknya adalah sebagai berikut:

a. Anak peluru terpental dari dalam tubuh sehingga keluar dari

tempatnya masuk

11

Page 12: Referat Luka Tembak Masuk

b. Anak peluru mengalami perubahan bentuk selama melewati tubuh

sehingga memberi bentuk iregular saat keluar.

c. Anak peluru hancur di dalam tubuh, sehingga keluar tidak dalam 1

kesatuan melainkan dalam potongan-potongan kecil. Jika memiliki

jaket, maka jaket dapat terpisah komplit atau sebagian.

d. Anak peluru yang mengenai tulang atau tulang rawan, dapat

membuat fragmen tulang tersebut ikut terlontar keluar bersama anak

peluru.

e. Anak peluru yang melewati kulit yang tidak ditopang oleh struktur

anatomi apapun akan membuat kulit tersebut koyak, hal ini sedikit

berhubungan dengan bentuk anak peluru yang menyebabkannya.

Luka tembak keluar akan meghasilkan gambaran acak atau tdak

teratur, tergantung pada struktur anatominya serta tulang dan , khasnya

bergerigi, laserasi yang tidak teratur dengan sisi luar yang membuka dan

kemungkinan fraktur komunitf. Luka tembak pada dada dan perut selalu

sulit keluar karena adanya hambatan yang cukup besar. Tidak adanya

penahan pada kulit akan menyebabkan anak peluru mengoyak kulit pada

saat keluar. Dalam beberapa keadaan dimana kulit memiliki penahan,

maka bentuk luka tembak sirkular atau mendekati mendekati sirkular yang

disekelilingnya dibatasi oleh abrasi.

12

Page 13: Referat Luka Tembak Masuk

2.5 Identifikasi Luka Tembak Masuk

Hal terpenting dalam identifikasi Luka Tembak Masuk adalah menentukan

jarak tembakan. Maka berdasarkan jarak tembakan, luka tembak masuk

diklasifikasikan menjadi 3 yaitu:4,5,6

a. Luka tembak masuk jarak sangat dekat/kontak

Pada umumnya luka tembak masuk kontak adalah merupakan perbuatan

bunuh diri. Terjadi bila moncong laras senjata api ditekankan pada kulit

dan ditembakkan. Sasarannya adalah daerah temporal, dahi sampai

occiput, dalam mulut, telinga, wajah dibawah dagu dengan arah yang

menuju otak. Luka pada kulit tidak bulat, tetapi berbentuk bintang dan

sering ditemukan cetakan/jejas ujung laras daun mata pejera. Terjadinya

luka berbentuk bintang disebabkan karena ujung laras ditempelkan keras

pada kulit, maka seluruh gas masuk kedalam dan akan keluar melalui

lubang anak peluru. Pada tepinya terdapat gelang kontusi dan apabila ada

rambut akan hangus. Disamping ada gelang kontusi tepi luka

menunjukkan tanda luka terdapat sisa-sisa mesiu, klim tattoo minimal atau

tidak ada.4,5 Apabila senjata dipegang erat menekan kulit, sisa mesiu

terdapat dalam jaringan subkutan dan dalam saluran tembakan. Apabila

ada tulang dibawah kulit, penghitaman karena mesiu sering dapat

ditemukan pada permukaan kulit tebal, maka tepi luka akan berbentuk

bintang atau robek-robek karena gas-gas yang masuk terhalang tulang,

berbalik keluar. Seringkali tepi luka berwarna merah muda karena

terbentuknya carboxyhemoglobin akibat gas CO yang masuk. Pada kontak

erat dapat terjadi cetakan dari moncong laras.5

Gambar 3. Stellate shape16

b. Luka tembak masuk jarak dekat

13

Page 14: Referat Luka Tembak Masuk

Pada umumnya luka tembak masuk jarak dekat ini disebabkan oleh

peristiwa pembunuhan. Terjadi pada jarak tembakan mulai jarak dari

kontak longgar hingga jarak kurang dari 60 cm, mempunyai ciri-ciri yang

khas yang disebabkan karena efek dari asap, nyala api dan klim tattoo.

Efek dari nyala api terjadi pada tembakan kurang dari 15 cm, sedangkan

noda akibat asap sering masih terlihat pada tembakan sampai 30 cm. tatto

yang disebabkan mesiu yang tidak terbakar dapat terlihat sekitar luka

tembak masuk pada tembakan kurang dari 60 cm. Kadang-kadang

ditemukan juga serpihan metal akibat gesekan peluru dengan laras pada

luka tembak masuk jarak dekat. Pada tepi luka terdapat contusio ring

(gelang kontusi) selebar 1-1.5 cm.4,5,6

Gambar 4. Gambaran klim Tattoo Luka Tembak Masuk16

c. Luka tembak masuk jarak jauh

Tidak ada bubuk mesiu maupun gas yang bisa terbawa hingga

jarak jauh. Hanya anak peluru yang dapat terlontar memebihi beberapa

kaki. Sehingga luka yang ada disebabkan oleh anak peluru saja. Terdapat

beberapa karakteristik luka yang dapat dinilai. Umumnya luka berbentuk

sirkular atau mendekati sirkular. Tepi luka compang-camping. Jika anak

peluru berjalan dengan gaya non-perpendikular maka tepi compang-

camping tersebut akan melebar pada salah satu sisi. Pemeriksaan ini

berguna untuk menentukan arah anak peluru1,4,5.

Pada luka tembak masuk jarak jauh memberi arti yang besar

terhadap pengusutan perkara. Hal ini karena luka jenis ini menyingkirkan

kemungkinan penembakan terhadap diri sendiri, baik sengaja atau tidak.

Terdapat 4 pengecualian, yaitu jika senjata telah diatur sedemikian rupa

sehingga dapat di tembakkan sendiri oleh korban dari jarak jauh,

14

Page 15: Referat Luka Tembak Masuk

kesalahan hasil pemeriksaan karena bentuk luka tembak tempel yang mirip

luka tembak jarak jauh, kesulitan interpretasi karena adanya pakaian yang

menghalangi jelaga atau bubuk mesiu mencapai kulit dan jelaga atau

bubuk mesiu telah tersingkir/dibersihkan. Hal tersebut terjadi bila tidak

ada pengetahuan pemeriksa dan dapat berakibat serius terhadap arah

penyelidikan.4-7

Gambar 5. Luka tembak masuk jarak jauh. Contusio ring ireguler16

Pada luka tembak masuk jarak jauh ini, yang mengenai sasaran

hanyalah anak peluru saja. Sedangkan partikel lainnya tidak didapatkan.

Pada luka tembak jarak jauh ini hanya ditemukan luka bersih dengan

contusio ring. Pada arah tembakan tegak lurus permukaan sasaran

(tangensial) bentuk contusio ringnya konsentris, bundar. Sedangkan pada

tembakan miring bentuk contusio ringnya oval. 5,6,16 

Luka tembak pada jaringan lunak sukar dibedakan antara inshoot dan

outshoot, oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopis, untuk

mencari adanya pigmen mesiu, jelaga, minyak senjata atau adanya serat

pakaian yang ikut masuk kedalam luka.

Luka tembak jarak jauh adalah luka tembak dimana jarak antara

moncong senjata dengan korban diatas 50 cm, atau diluar jarak tempuh atau

jangkauan butir-butir mesiu.

a. Terjadi bila jarak antara moncong senjata dengan tubuh korban di luar

jangkauan atau jarak tempuh butir-butir mesiu yang tidak terbakar atau

terbakar sebagian.

b. Luka berbentuk bundar atau oval dengan disertai adanya kelim lecet.

15

Page 16: Referat Luka Tembak Masuk

Bila senjata sering dirawat (diberi minyak) maka pada kelim lecet dapat

dilihat pengotoran bewarna hitam berminyak, jadi ada kelim kesat atau

kelim lemak.

2.6 Deskripsi Luka Tembak

Deskripsi luka tembak pada korban terdiri dari7,12:

1. Lokasi

Lokasi secara umum tehadap bagian tubuh menggunakan koordinat axis X

dan axis Y

2. Deskripsi luka luar

a. Ukuran dan bentuk

b. Lingkaran abrasi, tebal dan pusatnya

c. Luka bakar

d. Lipatan kulit, utuh atau tidak

e. Tekanan ujung senjata

3. Residu tembakan yang terlihat

4. Perubahan

a. Oleh tenaga medis

b. Oleh bagian pemakaman

5. Track / Jalur tembus peluru

a. Penetrasi organ

b. Arah

- Depan ke belakang (belakang ke depan)

- Kanan ke kiri (kiri ke kanan)

- Atas ke bawah

c. Kerusakan sekunder

- Perdarahan

- Daerah sekitar luka

d. Kerusakan organ individu

6. Penyembuhan luka tembakan

a. Titik penyembuhan

b. Tipe misil

16

Page 17: Referat Luka Tembak Masuk

c. Tanda identifikasi

d. Susunan

7. Luka keluar

a. Lokasi

b. Karakteristik

8. Penyembuhan fragmen luka tembak

9. Pengambilan jaringan untuk menguji residu

.

2.7 Peran Dokter dalam Identifikasi Luka Tembak

Peran dokter dalam temuan kasus luka tembak selain tatalaksana medis

juga sesuai pasal 133 ayat 1 dan pasal 179 ayat 1 KUHAP yaitu untuk

memberikan keterangan ahli kepada penyidik untuk membantu proses penegakan

hukum.

Bunyi pasal 133 KUHAP 4,12:

1) Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani

seorang korban baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga

karena peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia berwenang

mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran

kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya.

2) Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat

(1) dilakukan secara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan

dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat

dan atau pemeriksaan bedah mayat.

3) Mayat yang dikirim kepada ahli kedokteran kehakiman atau

dokter pada rumah sakit harus diperlakukan secara baik dengan

penuh penghormatan terhadap mayat tersebut dan diberi label

yang memuat identitas mayat, dilak dengan diberi cap jabatan

yang dilekatkan pada ibu jari kaki atau bagian lain badan mayat

Bunyi pasal 179 KUHAP :

1) Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran

kehakirnan atau dokter atau ahli lainnya wajib memberikan

keterangan ahli demi keadilan.

17

Page 18: Referat Luka Tembak Masuk

2) Semua ketentuan tersebut di atas untuk saksi berlaku juga bagi

mereka yang memberikan keterangan ahli, dengan ketentuan

bahwa mereka mengucapkan sumpah atau janji akan memberikan

keterangan yang sebaik-baiknya dan yang sebenarnya menurut

pengetahuan dalam bidang keahliannya.

Jarak penembakan seringkali merupakan hal yang ingin diketahui

penyidik. Menembak seseorang dari belakang yang menjauhi anda, dibandingkan

dengan menembak seseorang pada dada, pada saat mempertahankan diri anda dari

serangan yang bersifat fatal, adalah penting untuk membedakan luka masuk dari

luka keluar.  Dalam hukum kriminal, membedakan secara tepat, antara kedua hal

tersebut, berarti dapat membedakan antara tuntutan pembunuhan tingkat pertama

dan kemungkinan hukuman mati atau tindakan mempertahankan diri dan tidak

ada tuntutan. 6,9,10

Bila pada tubuh korban terdapat luka tembak masuk dan tampak jelas

adanya jejas laras, kelim api, kelim jelaga atau tato; maka perkiraan atau

penentuan jarak tembak tidak sulit. Kesulitan baru timbul bila tidak ada kelim-

kelim tersebut selain kelim lecet.12,13

Bila ada kelim jelaga, berarti korban ditembak dari jarak dekat, maksimal 30 sentimeter.

Bila ada kelim tato, berarti korban ditembak dari jarak dekat, maksimal 60 sentimeter, dan seterusnya.

Bila hanya ada kelim lecet, cara pengutaraannya adalah sebagai berikut: “Berdasarkan sifat lukanya luka tembak tersebut merupakan luka tembak jarak jauh“, ini mengandung arti:

- Korban ditembak dari jarak jauh, yang berarti diluar jangkauan atau jarak tempuh butir-butir mesiu yang tidak terbakar atau sebagian terbakar.

- Korban ditembak dari jarak dekat atau sangat dekat, akan tetapi antara korban dengan moncong senjata ada penghalang; seperti bantal dan lain sebagainya.

2.8 Pemeriksaan Khusus yang Dilakukan pada Luka Tembak

Adanya pengotoran oleh darah pada beberapa keadaan dapat mempersulit

pemeriksaan terhadap luka tembak tersebut. Pemeriksaan tidak dapat dilakukan

dengan baik, sehingga penafsiran atau kesimpulan jenis luka bisa tidak tepat. Ada

18

Page 19: Referat Luka Tembak Masuk

beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menghadapi hambatan pada

pemeriksaan tersebut, yaitu:11

1. Luka tembak dibersihkan dengan hidrogen peroksida.

2. Setelah 2-3 menit luka tersebut dicuci dengan air untuk membersihkan

busa yang terjadi dan membersihkan darah.

3. Dengan pemberian hidrogen perokside, luka tembak akan bersih, dan

tampak jelas, sehingga deskripsi dari luka dapat dilakukan dengan tepat.

Tidak selamanya luka tembak masuk memperlihatkan ciri-ciri yang jelas.

Luka tembak masuk tidak hanya dapat ditentukan melalui karakteristik luka,

tetapi juga memerlukan pemeriksaan khusus untuk menentukan secara pasti

bahwa luka tersebut merupakan luka tembak masuk.11 Beberapa pemeriksaan

khusus yang dapat dilakukan pada kasus luka tembak masuk adalah sebagai

berikut:

1. Pemeriksaan Mikroskopik Luka Tembak

Perubahan yang tampak pada luka tembak masuk diakibatkan oleh dua

faktor, yaitu trauma mekanis dari peluru dan trauma termis akibat panas dari

pembakaran mesiu. Pada pemeriksaan mikroskopis luka tembak tempel dan luka

tembak jarak dekat akan diperoleh kompresi epitel dimana di sekitar luka tampak

epitel yang normal dan yang mengalami kompresi, elongasi, dan menjadi pipihnya

sel-sel epidermal serta elongasi dari inti sel. Pada sel epidermis tepi luka juga

akan mengalami distorsi yang dapat bercampur dengan butir-butir mesiu. Epitel

luka juga tampak mengalami nekrosis koagulatif, epitel sembab, serta vakuolisasi

sel-sel basal. Panas yang dihasilkan dari pembakaran mesiu akan memperlihatkan

jaringan kolagen menyatu dengan pewarnaan HE dan akan lebih banyak

mengambil warna biru (basofilik staining). Pada luka akan tampak perdarahan

yang masih baru dalam epidermis (kelainan ini paling dominan), dan adanya

butir-butir mesiu. Sel-sel pada dermis akan mengalami beberapa perubahan yakni

intinya mengkerut, vakuolisasi dan pignotik.5,6,7,13

Pada pemeriksaan mikroskopis akan terlihat butir-butir mesiu yang

tampak sebagai benda tidak beraturan, berwarna hitam atau hitam kecoklatan.

Pada luka tembak tempel “hard contact”, permukaan kulit sekitar luka tidak

19

Page 20: Referat Luka Tembak Masuk

terdapat mesiu atau hanya sedikit sekali butir-butir mesiu, butir-butir mesiu

akan tampak banyak pada lapisan bawah, khususnya disepanjang tepi saluran

luka. Sedangkan pada luka tembak tempel “soft contact” butir-butir mesiu akan

terdapat pada permukaan kulit dan jaringan dibawah kulit. Pemeriksaaan

mikroskopis pada luka tembak jarak dekat akan ditemukan adanya butir-butir

mesiu terutama terdapat pada permukaan kulit dan hanya sedikit yang ditemukan

pada lapisan-lapisan kulit.6,7,13

2. Pemeriksaan Radiologi Luka Tembak

Salah satu pemeriksaan yang penting dalam kasus luka tembak adalah

pemeriksaan foto Rontgen. Foto Rontgen biasanya dilakukan sebelum otopsi

dengan dua bidang pemeriksaan yakni anteroposterior dan lateral. Foto rontgen

tidak hanya digunakan untuk dokumentasi objektif dan permanen namun juga

berfungsi untuk menentukan lokasi dan karakteristik dari peluru dan fragmen

metal termasuk bagian peluru yang terpisah.11,13

3. Pemeriksaan Kimiawi Luka Tembak

Hasil pemeriksaan kimiawi pada luka tembak tergantung dari jenis mesiu

yang gunakan. Pada black gun powder dapat ditemukan kalium, karbon, nitrit,

nitrat, sulfis, sulfat, karbonat, tiosianat dan tiosulfat sedangkan pada smokeless

gun powder hanya dapat ditemukan nitrit dan selulosa nitrat.

Pada senjata api yang modern, unsur kimia yang dapat ditemukan ialah

timah, barium, antimon, dan merkuri. Unsur-unsur kimia yang berasal dari laras

senjata dan dari peluru yang dapat ditemukan berupa timah, antimon, nikel,

tembaga, bismut perak dan thalium. Pemeriksaan terhadap unsur-unsur tersebut

dapat dilakukan terhadap pakaian, di dalam atau di sekitar luka. Pada pelaku

penembakan, unsur-unsur tersebut dapat dideteksi pada tangan yang

menggenggam senjata dan sisi depan baju yang dipakai.11,14,15

Gambar 6. Pemeriksaan Kimiawi Luka Tembak17

20

Page 21: Referat Luka Tembak Masuk

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Luka tembak adalah luka yang disebabkan adanya penetrasi anak peluru

atau persentuhan anak peluru dengan tubuh akibat tembakan senjata api.

Tembakan anak peluru yang mengenai tubuh akan menimbulkan gambaran luka

tembak yang tidak hanya terjadi sebagai akibat penetrasi anak peluru pada

sasaran, tetapi juga oleh produk ikutan yang terjadi saat tembakan di lepaskan.1,5,6

Secara ringkas, karaktersitik luka tembak masuk berdasarkan jarak tembak

terangkum dalam tabel berikut :

Jarak

tembak

Luka

terbuka

Kelim

lecet

Kelim

lemak

Kelim

tattoo

Kelim

jelaga

Luka

bakar

Jejak

laras

kontak + + + + + + +

dekat + + + + + + -

sedang + + + + + - -

jauh + + + - - - -

Untuk dapat membuat Visum et Repertum yang baik mengenai kasus luka

tembak maka dokter harus menjelaskan berbagai hal, diantaranya: apakah luka

tersebut memang luka tembak, jenis luka tembak masuk atau keluar, jenis senjata

yang dipakai, jarak tembak, arah tembakan, perkiraan posisi korban sewaktu

ditembak, berapa kali korban ditembak dan luka tembak mana yang menyebabkan

kematian.1,5,6,7 Interpretasi yang benar mengenai luka tembak oleh para ahli

patologi tidak hanya memberikan informasi berharga yang dapat menunjang

pelaksanaan hukum selama investigasi, tetapi juga penting untuk penentuan akhir

jenis kematian.4-7

21

Page 22: Referat Luka Tembak Masuk

DAFTAR PUSTAKA

1. Budiyanto, dkk. Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi pertama, cetakan kedua. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 1997

2. World Health Organization. Small arms and global health. Geneva. 20113. Centers for Disease Control and Prevention. Firearm Death Data 2012 in

WISQARS. (http://wisqars.cdc.gov:8843/nvdrs/nvdrsController.jsp diakses 23 Oktober 2015)

4. Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran UI. Peraturan Perundang-Undangan Bidang Kedokteran. Jakarta. 1994

5. Shepperd R. Firearm and Explosive Injuries in Simpson’s Forensic Medicine. Twelfth Edition. 2004.

6. Knight B. Saukko P. Gunshot and Explosion Deaths in Knight’s Forensic Pathology. Third edition. Edward Arnold (Publishers). London. 2004. Page 245-277.

7. Denton JS. Segovia A. Filkins JA. Practical Pathology of Gunshot Wounds. Arch Pathol Lab Med vol 130. September 2006.

8. Hueske E. Firearms and tool mark the forensic laboratory handbooks, practice and resource. 2006

9. Bagian Kedokteran Forensik FKUI. Teknik Autopsi Forensik. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2000.

10. Algozi AM. Luka Tembak. 2011. (www.fk.uws.ac.id/elib/Arsip/Departemen/Forensik/Luka%20tembak.pdf diakses tanggal 24 Oktober 2015)

11. Susiyanthi A, Alit IBP. Peran radiologi forensik dalam mengidentifikasi luka tembak. Universitas Udayana. 2013.

12. Afandi D. Visum et Repertum : Tata Laksana dan Teknik Pembuatan. UR Press. Pekanbaru. 2011

13. Tsokos M. Forensic Pathology Reviews. Volume 5. Berlin. Humana Press:139-149

14. Arnold JL, Halpern P, Tsai MC, Smithline H: Mass casualty terrorist bombings: acomparison of outcomes by bombing type. Ann Emerg Med 2004

15. Stefanopoulos PK. Hadjigeorgiou GF. Filippakis K. Gyftokostas D. Gunshot wounds: A review of ballistics related to penetrating trauma. J Acute Disease 2014

16. Frost R. Denton JS. Forensic Pathology of Firearm Wounds. Medscape. (http://emedicine.medscape.com/article/1975428-overview#a1 diakses tanggal 26 Oktober 2015)

17. New Jersey State Police. Trace Evidence Analysis. (http://www.njsp.org/division/investigations/trace-evidence.shtml diakses 26 Oktober 2015)

22