Top Banner
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Kulit & Kelamin Periode 8 Juni s/d 20 Juni 2015 Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1, Jakarta Referat Lasers Surgery dalam Dermatolgy Oleh: Selley Kenanga 112014102 Orisma Agnes 112014160 Rufina Retu 112014085 Abraham Bayu Theodoran 112014350 Krisantus Desiderius Jebada 112014152 Pembimbing : dr. Chadijah, SpKK. Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Terusan Arjuna No.6 Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Telp. 021-56942061
44

Referat - Laser Surgery in Dermatology

Sep 13, 2015

Download

Documents

Selley Kenanga

Laser Surgery Dermatology
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Kulit & Kelamin

    Periode 8 Juni s/d 20 Juni 2015 Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1, Jakarta

    Referat

    Lasers Surgery dalam Dermatolgy

    Oleh:

    Selley Kenanga 112014102

    Orisma Agnes 112014160

    Rufina Retu 112014085

    Abraham Bayu Theodoran 112014350

    Krisantus Desiderius Jebada 112014152

    Pembimbing :

    dr. Chadijah, SpKK.

    Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Terusan Arjuna No.6 Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Telp. 021-56942061

  • Halaman | 2

    Pendahuluan

    Kata Laser adalah singkatan dari Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation.

    Laser merupakan cahaya koheren monokromatik dan lurus. Laser bekerja sesuai dengan prinsip

    optik dan elektronik. Laser diciptakan berdasarkan quantum theory of radiation yang

    menyatakan bahwa atom atau molekul berada dalam keadaan istirahat pada keadaan normal.

    Jika terpajan sinar, maka atom akan tereksitasi dari keadaan stabil menjadi tidak stabil. Atom

    atau molekul yang tidak stabil akan kembali ke keadaan stabil dengan memancarkan radiasi

    spontan.1

    Untuk menghasilkan laser harus ada sumber energi (lazim disebut pompa energi media aktif)

    dan resonator optik dengan cermin. Energi yang terlepas diserap oleh atom dalam bentuk foton.

    Saat atom melepaskan foton, energi juga lepas dalam bentuk sinar.1,2

    Laser biasanya dinamai sesuai dengan medium yang terkandung dalam rongga optik mereka.

    Gas laser terdiri dari argon, excimers, tembaga uap, helium-neon, kripton, dan karbon dioksida.

    Salah satu laser cairan yang paling umum berisi cairan rhodamine dan digunakan dalam pulse-

    dye laser. Laser padat adalah ruby, neodymium: yttrium-aluminium-garnet (Nd: YAG),

    alexandrite, erbium, dan laser dioda. Semua perangkat ini digunakan secara klinis mengobati

    berbagai kondisi dan gangguan berdasarkan panjang gelombang, sifat pulse, dan energi

    masing-masing laser.1-3

    Mula-mula diintroduksi oleh Einstein pada tahun 1917 yang dikembangkan oleh Maiman pada

    tahun 1960 menjadi laser pertama yaitu laser Ruby.1

    Sejak ditemukannya alat laser pada tahun 1960 oleh T.H. Maiman dari The Hughes Research

    Laboratories California, USA alat ini telah berkembang dengan sangat pesat dan meliputi

    berbagai disiplin ilmu kedokteran dan bidang-bidang di luar kedokteran. Goldman pada tahun

    1961, seorang spesialis penyakit kulit dari University of Cincinat, Amerika Serikat dengan

    berbagai percobaan dan aplikasi klinis laser pada penyakit port wine stain (PWS), suatu bentuk

    hemangioma kulit kongenital dengan menggunakan ruby laser. Untuk jasa-jasanya ini,

    Goldman dapat dianggap sebagai pionir dalam penggunaan laser di bidang penyakit kulit.

    Sekarang ini dalam bidang penyakit kulit, laser berkembang menjadi bedah laser dan laser

    kosmetik.1-3

  • Halaman | 3

    Mekanisme Terbentuknya Sinar Laser

    Untuk memahami bagaimana sinar laser terbentuk, penting untuk mengingat struktur atom.

    Semua atom terdiri dari inti pusat yang dikelilingi oleh elektron yang menempati level energi

    yang berlainan atau orbit di sekitar inti dan memberikan konfigurasi atom yang stabil. Ketika

    sebuah atom secara spontan menyerap foton cahaya, elektron orbital luar pindah ke energi orbit

    tinggi, yang merupakan konfigurasi yang tidak stabil. Konfigurasi ini sangat cepat berlalu dan

    atom cepat melepaskan foton cahaya secara spontan sehingga elektron dapat kembali ke energi

    normal, yang lebih rendah, tapi stabil dalam orbital konfigurasi. Dalam kondisi normal,

    penyerapan spontan ini dan pelepasan cahaya terjadi tidak teratur dan acak dan menghasilkan

    produksi cahaya koheren.1

    Ketika sebuah sumber energi dari luar diberikan ke rongga laser yang mengandung medium

    laser, biasanya dalam bentuk listrik, cahaya, microwave, atau bahkan reaksi kimia, atom yang

    istirahat dirangsang untuk menggerakkan elektron untuk stabil, energi yang lebih tinggi, orbit

    luar. Ketika lebih banyak atom ada dalam konfigurasi energi tinggi yang tidak stabil daripada

    konfigurasi istirahat, kondisi yang dikenal sebagai populasi inversi terbentuk, yang diperlukan

    untuk selanjutnya langkah dalam amplifikasi cahaya.2,3

    Amplifikasi cahaya terjadi pada optik rongga atau resonator laser. Resonator biasanya terdiri

    dari rongga tertutup yang memungkinkan foton yang dipancarkan cahaya untuk merefleksikan

    bolak-balik dari satu ujung cermin dari ruang sampai intensitas cukup telah dikembangkan

    untuk amplifikasi lengkap terjadi. Melalui proses kompleks penyerapan dan emisi energi foton,

    prasyarat untuk pengembangan sinar laser cahaya telah dipenuhi dan amplifikasi terjadi. Foton

    kemudian dibiarkan keluar melalui perforasi kecil di sebagian reflektif cermin. Sinar yang

    muncul dari cahaya memiliki tiga karakteristik unik yang memungkinkan itu akan dikirimkan

    kepada sasaran yang tepat dengan serat optik.1-3

    Karakteristik Laser

    Untuk mengetahui tentang dasar laser, terlebih dahulu perlu diketahui tentang fisika

    laser, sinar laser merupakan sinar yang unik. Ada 3 sifat sinar laser yang menonjol yang

    membuktikan keunikannya dan berbeda dari sinar biasa, yaitu:1-3

    Monokromatik; cahaya dari sumber laser mempunyai satu panjang gelombang

    bergantung pada medium yang digunakan.

  • Halaman | 4

    Koheren; sinar laser berjalan dengan arah yang sinkron, sejajar (paralel), tidak terbias.

    Kolimasi; gelombang elektromagnetik memiliki bentuk dan fase yang sama.

    Salah satu keunikan sinar laser adalah karena sifat monokromatiknya sehingga energi laser

    laser hanya diserap oleh kromofor spesifik organ target.

    Sistem Laser

    Sistem laser terdiri atas:1-3

    1. Medium laser dapat berupa padat (Ruby), cair (zat warna organik) dan gas (Argon dan

    CO2).

    2. Ruang gema optik. Sebagai usaha untuk memperoleh cahaya koheren, dibutuhkan satu

    ruang gema optik. Ruang ini merupakan tempat amplifikasi cahaya serta tempat untuk

    menyeleksi foton, agar berjalan pada arah yang dikehendaki. Ruang gema optik ini di

    bagian depan dibatasi oleh cermin yang mempunyai daya pantul terbatas (partially

    reflecting mirror), sedangkan di bagian belakang juga terdapat cermin dengan daya

    pantul total. Letak cermin sedemikian rupa sehingga cahaya dapat berjalan sejajar

    dengan sumbu ruang gema optik. Di dalam ruang ini terdapat medium laser yang

    biasanya berbentuk tabung atau batang.

    3. Sumber energi, atau pompa dapat berupa listrik, mekanik, atau zat kimiawi.

    Prinsip pembangkit laser menggunakan teori dasar atom. Normalnya semua atom berada pada

    tingkat energi yang paling rendah. Keadaan tersebut dinamakan ground level. Bila energi luar

    diabsorpsi oleh atom tersebut, elektron yang mempunyai tingkat energi tertentu menjadi tidak

    stabil dan akan berubah ke tingkat energi yang lebih tinggi. Atom tersebut dalam keadaan

    excited state. Atom yang dalam keadaan excited state ini bersifat sementara dan segera kembali

    ke ground state dengan melepaskan photon. Kejadian tersebut dinamakan spontaneous

    emission. Photon adalah energi sinar yang ditransmisikan ke dalam ruang dan mempunyai

    panjang gelombang tertentu. Photon dari atom yang excited state tadi akan menstimulasi atom

    excited state yang lain sehingga mengeluarkan photon yang identik dalam hal energi, panjang

    gelombang dan frekuensi dan berjalan ke arah yang sama dan mempunyai fase yang sama.

    Kejadian tersebut dinamakan stimulated emission of radiation, yang mendasari terjadinya sinar

    laser.1-3

  • Halaman | 5

    Interaksi Sinar Laser Dengan Jaringan

    Untuk memahami bagaimana memilih laser yang ideal dari segudang perangkat yang tersedia

    saat ini untuk pengobatan kondisi kulit penting untuk pertama memahami bagaimana cahaya

    menghasilkan efek biologis dalam interaksi dengan kulit. Agar energi laser menghasilkan efek

    apapun di kulit pertama kali harus diserap. Penyerapan adalah transformasi energi radiasi

    (cahaya) ke bentuk energi yang berbeda (biasanya panas) oleh interaksi tertentu dengan

    jaringan. Jika cahaya direfleksikan dari permukaan kulit atau ditransmisikan tanpa adanya

    penyerapan, maka tidak akan ada efek biologis. Jika cahaya diserap secara tidak tepat oleh

    sasaran atau kromofor di kulit maka efeknya juga akan tidak tepat. Hanya ketika cahaya diserap

    secara tepat oleh komponen tertentu dari kulit yang akan ada efek. Sementara ini mungkin

    terlihat sulit untuk secara akurat mengantisipasi, pada kenyataannya, hanya ada tiga komponen

    utama kulit yang menyerap sinar laser: melanin, hemoglobin, dan cairan intraseluler atau

    ekstraseluler. Produsen laser mengambil informasi ini dan merancang perangkat teknologi saat

    ini yang menghasilkan cahaya yang mana warna atau panjang gelombang yang tepat untuk

    secara tepat diserap oleh salah satu komponen kulit. Hal ini meminimalkan cedera atas kulit

    normal sekitarnya.1,3

    Sinar akan berinteraksi dengan jaringan melalui 4 cara, yaitu refleksi, absorbsi, berpendar

    (scattering), dan transmisi. Refleksi adalah pemantulan sinar pada permukaan jaringan tanpa

    masuk ke dalam jaringan. Sekitar 4-7% sinar direfleksikan pada stratum korneum. Jumlah sinar

    yang direfleksikan meningkat sesuai dengan bertambah besarnya sudut sinar ketika mengenai

    jaringan dan paling minimal saat sinar jatuh tegak lurus terhadap jaringan. Sinar laser

    diabsorbsi oleh sel target yang spesifik (kromofor). Kromofor mengabsorbsi secara selektif

    panjang gelombang tertentu, meskipun terdapat beberapa panjang gelombang yang diabsorbsi

    secara tumpang tindih. Hal ini merupakan dasar utama penggunaan laser dalam klinis.

    Kromofor endogen terdiri atas melanin, hemoglobin, air dan kolagen, sedangkan kromofor

    eksogen contohnya adalah tinta tato. Menurut hukum Grothus-Draper, sinar harus diabsorbsi

    oleh jaringan untuk terjadinya efek pada jaringan. Absorbsi foton dari sinar laser menimbulkan

    efek pada jaringan. Absorbsi energi oleh kromofor akan mengubah energi tersebut menjadi

    energi termal. Pendaran (scattering) terutama disebabkan oleh struktur heterogen dalam

    jaringan. Pada kulit terutama disebabkan karena kolagen dermis. Pendaran sinar laser

    diperlukan untuk mengurangi secara cepat fluence yang diabsorbsi oleh kromofor target dan

    juga menyebabkan efek klinis pada jaringan sekitar. Pendaran sinar laser akan menurun dengan

  • Halaman | 6

    bertambahnya panjang gelombang. Namun aturan ini tidak berlaku untuk sinar laser di luar

    daerah mid-infrared dalam spektrum elektromagnetik. Selanjutnya sebagian sinar akan

    ditransmisi ke jaringan subkutan tanpa mempengaruhi jaringan yang dilewati dan tidak

    mengubah komponen sinar. Semakin besar panjang gelombang, semakin banyak sinar yang

    ditransmisikan karena pendaran sinar laser yang terjadi berkurang.1,3

    Laser sejak tahun 1960 merupakan alat yang selalu dan perlu dipakai pada berbagai kelainan

    kulit. Terdapat sekian banyak sistem laser kedokteran pada saat ini, tetapi semuanya

    berdasarkan pada selective photo-thermolysis (SPTL) yaitu fototermolisis selektif yang berarti

    memakai energi laser yang tepat, untuk secara selektif mengobati atau merusak khusus jaringan

    saja dan tidak merusak jaringan yang lain di sekelilingnya. Sistem laser yang beredar pada saat

    ini antara lain:1-3

    1. Laser Ruby (panjang gelombang 684 nm). Merupakan laser pertama yang dibuat

    pada tahun 1960 oleh T.H. Maiman. Laser Ruby diabsorpsi oleh pigmen biru dan

    hitam oleh melanin di kulit dan rambut. Karena hanya menembus kurang dari 1 mm

    ke dalam kulit RL digunakan untuk lesi superficial. Karena afinitasnya yang tinggi

    terhadap melanin dan kemungkinan risiko hipopigmentasi, RL tidak

    direkomendasikan untuk pasien dengan tipe kulit gelap.

    2. Laser argon (panjang gelombang 488 dan 514 nm). Sinar ini akan diabsorpsi bila

    menyentuh kelainan kulit yang berpigmen dan mengeluarkan energi yang berupa

    panas sehingga mengevaporasi pigmen tersebut. Laser argon berkemampuan secara

    selektif menghilangkan pigmen yang berada dalam kulit. Indikasinya adalah untuk

    telangiektasis, akne rosacea, granuloma piogenikum, keratosis senilis, nevus

    pigmentosus, xantoma, lentigo, giant hairy nevus, tato dan lain-lain.

    3. Laser CO2 (panjang gelombang 10.600 nm). Diabsorpsi sempurna oleh cairan dan

    benda padat. Laser CO2 berkhasiat selain menghancurkan sel dapat pula memotong

    kulit dan jaringan disebut sebagai pisau sinar. Perdarahan umumnya sedikit oleh

    karena terjadi koagulasi sel-sel darah merah dan penutupan kapiler-kapiler yang

    terpotong. Banyak dipakai oleh bagian bedah, THT, bedah saraf, ginekologi,

    pediatri, dan bedah mulut. Dibagian kulit dipakai untuk lesi kulit jinak seperti

    veruka, nevus, keratosis, laser kosmetik untuk resurfacing kerutan-kerutan di kulit.

    Laser CO2 fractional photothermolysis telah terbukti efektif terhadap mengobati

    banyak kondisi kulit yang sama dengan laser CO2 ablatif tradisional. Beberapa

  • Halaman | 7

    studi telah menunjukkan karbon dioksida fractional photothermolysis efektif

    terhadap rhytids, hiperpigmentasi post inflamasi, melasma, nevus Ota, bekas luka

    hypopigmentasi dan hiperpigmentasi, dyschromia, laser-induced hipopigmentasi

    dan hiperpigmentasi, dan poikiloderma Civatte. Laser CO2 fractional ultrapulsed

    telah terbukti sangat efektif terhadap bekas luka pasca trauma dan patologis. Selain

    itu, perangkat laser CO2 fractional telah terbukti memperbaiki rhytids periorbital

    dengan mengencangkan kulit danelevasi dari alis.

    4. Laser Nd Yag (panjang gelombang 1064 nm). Nd:YAG adalah singkatan dari

    neodymium: yttrium-aluminum-garnet (Y3Al5O12). Dapat menembus hingga 2 - 3

    mm ke dalam dermis sehingga cocok untuk pigmentasi yang lebih dalam di dermis.

    Laser ini dapat digunakan dalam bidang kedokteran kosmetik untuk laser hair

    removal dan pengobatan untuk defek vascular minor seperti spider vein pada wajah

    dan lengan. Akhir-akhir ini juga digunakan untuk diseksi selulitis, penyakit kulit

    yang jarang biasanya didapatkan pada kulit kepala. Umumnya dibutuhkan 4-8 sesi

    untuk menghilangkan sebagian besar lesi, dengan interval 2-6 bulan antara sesi.

    Lesi akan berlanjut menghilang selama waktu ini, mungkin karena melanofag

    membersihkan melanin yang berasal dari melanosit sasaran. Kekambuhan dapat

    terjadi pada 0,6-1,2 % pasien yang lesinya sudah hilang sempurna, mungkin karena

    sisa melanosit yang awalnya tak mengandung cukup melanin untuk eradikasi.

    Antara panjang gelombang 630 dan 1.100 nm absorpsi sinar laser oleh melanin

    lebih kuat dari pada oleh hemoglobin, juga penetrasi laser ke dermis yang efektif.

    Laser lebih baru mempunyai spot size lebih besar yang memungkinkan penetrasi

    lebih dalam, sehingga meminimalkan percikan jaringan (tissue splatter) dan

    mencegah perubahan tekstur.

    5. Laser PDL = Pulse Dye Laser (panjang gelombang 577-585). Sebagai medium laser

    di pakai zat warna rodamin. Dipakai terutama pada lesi vaskuler seperti spider vein,

    PWS dan lain-lain. Pulsed Dye Laser, atau PDL menggunakan sorotan sinar yang

    terkonsentrasi yang menargetkan pembuluh darah di kulit. Cahaya diubah menjadi

    panas, menghancurkan pembuluh darah sementara kulit di sekitarnya utuh. Laser

    menggunakan cahaya kuning, yang sangat aman dan tidak mengakibatkan

    kerusakan kulit jangka panjang.

    Di samping jenis-jenis laser yang disebut di atas terdapat bermacam-macam jenis lain namun

    jarang digunakan, misalnya laser KTP = Potassium-Titanyl-Phosphate, laser Excumer, Ho

  • Halaman | 8

    yang laser untuk litotripsi danprostat, laser Alexandrite, laser Copper-Vapor (CVL) dan laser

    diode.

    Keamanan Laser3

    Laser pada umumnya mempunyai bahaya intrinsik. Yang paling sensitif terhadap sinar laser

    adalah mata. Kita harus berhati-hati menggunakannya, terutama laser CO2, jangan sampai

    langsung mengenai mata karena dapat langsung merusak retina dan kornea. Sinar laser bersifat

    kolimasi, yaitu berjalan parallel, sehingga sinar mata akan memfokuskan sinar ini ke suatu

    tempat di retina. Laser energy rendah sekalipun, bila berfokus dapat menyebabkan kerusakan.

    Jaringan lain yang sensitif terhadap laser adalah kulit, penyinaran laser voltase tinggi dapat

    menyebabkan kombusio di kulit. Selain itu dapat menyebabkan kebakaran.

    Mengingat hal-hal tersebut langkah pengamanan harus diambil, yakni:

    Cedera pada mata dihindari dengan memakai kacamata khusus pelindung mata untuk

    dokter, petugas, dan pasien

    Alat-alat bedah yang dapat memantulkan sinar harus disingkirkan

    Pengamanan instalasi listrik

    Selain itu pada pintu kamar laser perlu dipasang tanda peringatan bahaya laser.

    Laser Energi (Intensitas) Rendah

    Di samping laser energy tinggi, terdapat laser energi rendah. Pengobatan dengan laser

    energi rendah. Pengobatan dengan laser energi rendah dikenal dengan nama:1

    Low Level Laser Therapy (LLLT)

    Low Intensity Laser Irradiation (LILI)

    Low Power Laser Radiation (LPLR)

    Low Power Laser Therapy (LPLT)

    Untuk pengobatan laser tenaga rendah digunakan berbagai macam laser dengan panjang

    gelombang 660 nm 880 nm, yakni laser Hene 632,8 nm, laser diode dengan medium Ga Al

    As (Galium-Alumunium Arsenid) 830 nm. Dasar pengobatan laser tenaga rendah adalah

    biostimulasi yaitu stimulasi untuk mempercepat respons fisiologis sel dan jaringan.

  • Halaman | 9

    Pada saat ini manfaatnya sangat nyata, dan perkembangannya sangat pesat. Pada penyembuhan

    luka kronis di kulit misalnya, biasanya dipengaruhi oleh pembentukan jaringan granulasi,

    epitelisasi, dan keadaan trofik kulit setempat. Biostimulasi dengan laser tenaga rendah ternyata

    dapat mempercepat penyembuhan luka karena memiliki respons stimulasi berupa:1

    Proliferasi fibroblast

    Angiogenesis, neovaskularisasi

    Pembentukan jaringan kolagen meningkat

    Daya fagositosis sel leukosit meningkat

    Epitelisasi

    Energi yang dipakai pada laser tenaga rendah sangat sedikit, yaitu antara 10 m watt 60 m

    watt, power density yang diserap hanya berkisar antara 1-4 joule/m2.

    Indikasi laser tenaga rendah:1

    Ulkus yang sukar sembuh, misalnya ulkus varikosum, ulkus diabetikum terutama pada

    kaki dengan angiopati, ulkus kusta, dan ulkus dekubitus

    Radionekrosis

    Alopesia areata

    Herpes zoster, herpes simpleks

    Neuralgia pasca-herpes

    Q-SWITCH LASER1,3

    Rongga laser "Q" adalah ukuran dari optical loss per foton yang melintas di dalam rongga

    optik. Dengan demikian, "Q" dari suatu sistem adalah cara untuk mencirikan kualitas foton

    yang dirilis sehingga "Q" yang tinggi berarti kerugian yang rendah dan "Q" yang rendah berarti

    kerugian yang tinggi. Q-switch adalah metode fisik untuk menciptakan extremely short pulses

    (5-20 ns) dari sinar laser intensitas tinggi (5-10 MW) dengan daya puncak dari 4 joule. Selain

    komponen normal dari laser yang sebelumnya dijelaskan, sistem ini memanfaatkan rana yang

    dibangun dari sebuah polarizer dan sel pockels dalam rongga optik. Sel pockels adalah kristal

    optik transparan yang berputar bidang polarisasi cahaya ketika tegangan diterapkan. Bersama-

    sama, polarizer dan pockels sel bertindak sebagai "Q"-switch. Energi cahaya terbentuk di

    dalam rongga optik bila tegangan diterapkan ke sel pockels. Setelah tegangan dimatikan, energi

  • Halaman | 10

    cahaya dilepaskan dalam extremely powerful short pulse. Saat ini tersedia Q-switched laser

    termasuk ruby, Nd: YAG dan Alexandrite laser.

    Q-switched laser dan foton cahaya dirilis dan memiliki karakteristik yang unik yang

    memungkinkan untuk secara efektif digunakan untuk mengobati tato (Goldman et al. 1967)

    dan lesi jinak berpigmen. Hal ini disebabkan mekanisme aksi dimana gelombang fotoakustik

    dihasilkan dalam kulit dengan dirilisnya foton cahaya yang memanaskan partikel kecil pigmen

    tato atau melanosom. Pemanasan ini menyebabkan kavitasi di dalam sel yang mengandung

    partikel tinta atau pigmen, diikuti oleh pecahnya sel dan akhirnya difagositosis oleh makrofag

    dan pembersihan debris dari tempat kejadian. Secara klinis, proses ini dilakukan secara

    bertahap untuk memudarkan tato dengan serangkaian 4-8 kali perawatan pada interval 6-8

    minggu dan uuntuk menghapuskan lesi jinak berpigmen hanya dengan 1-2 kali perawatan

    dengan interval 6-8 minggu. Penargetan yang tepat pada organel subselular dan partikel pigmen

    oleh Q-switched laser mengurangi kerusakan tambahan dan meminimalkan risiko jaringan

    parut atau perubahan tekstur. Pengobatan tato dan lesi jinak berpigmen merupakan contoh-

    contoh tentang bagaimana selektif photothermolysis dapat secara efektif diterapkan untuk lebih

    akurat mengobati kondisi selain microvessels pada PWS yang mana pada awalnya konsep ini

    dikembangkan untuk mengobati PWS.

    LASER ND YAG1,3

    Laser adalah singkatan dari Light Amplification by the Stimulated Emission of Radiation.

    Nd:YAG adalah singkatan dari neodymium: yttrium-aluminum-garnet (Y3Al5 O12). Laser ini

    dapat digunakan dalam bidang kedokteran kosmetik untuk laser hair removal dan pengobatan

    untuk defek vascular minor seperti spider vein pada wajah dan lengan. Akhir-akhir ini juga

    digunakan untuk diseksi selulitis, penyakit kulit yang jarang biasanya didapatkan pada kulit

    kepala.

    Laser Q-Switch menciptakan pancaran mendadak yang singkat (short burst) dari cahaya

    melalui pengatur cahaya (optical shuttering) terdiri atas polarizer, menyebabkan terbentuknya

    photon energi tinggi dalam rongga optikal laser (optical cavity), lalu melepaskan mereka dlm

    pancaran nanosecond intensitas tinggi yang singkat. Laser Q-Switch Nd YAG menghasilkan

    tembakan sinar laser teramat singkat yang dengan khas mengincar kromofor sasaran (yaitu

    melanosom dalam kasus lesi pigmentasi atau hemoglobin dalam kasus lesi pembuluh darah).

    Pulse duration dari laser ini khas dalam hitungan nanosecond, dan lebih pendek daripada

  • Halaman | 11

    thermal relaxation time (TRT) dari sasaran (melanosom), mengikuti teori fototermolisis

    selektif dari Anderson dan Parish dalam mengincar kromofor sasaran.

    Teori fototermolisis selektif dari Anderson dan Parish menyatakan bahwa:1,3

    1. sinar laser harus dari panjang gelombang yang diserap oleh kromofor sasaran dan bukan

    oleh struktur sekitarnya

    2. pulse duration harus sama atau kurang dari TRT kromofor sasaran sehingga panas

    terbatas pada sasaran untuk menghindari terjadinya kerusakan termal pada sekitarnya

    3. fluence yang cukup harus didigunakan untuk menghasilkan efek yang dikehendaki.

    Penghancuran melanosom terjadi pada pulse duration antara 40 750 ns (nanosecond). Laser

    ini juga menghasilkan efek fotoakoustik (energi tinggi diberikan dalam tempo sangat singkat,

    yang mengarah pada mengembangnya target secara cepat akibat panas, sehingga menghasilkan

    gelombang kejut dengan akibat meledaknya target).

    Agar treatment lesi vaskular efektif, laser harus menembus ke dalam pembuluh darah sasaran,

    disamping itu paparan sinar harus cukup lama untuk menyebabkan koagulasi-lambat pembuluh

    darah yang cukup. Makin besar pembuluh darah makin besar thermal relaxation time (TRT).

    Panjang gelombang yang lebih panjang dari laser Q-switched Nd:YAG 1.064 nm paling cocok

    untuk treatment kulit lebih gelap (Asia) sebab meminimalkan resiko luka epidermal dan

    perubahan pigmentasi. Panjang gelombang 1.064 nm ini dengan lemah diserap oleh melanin

    epidermal dan memunyai penetrasi lebih dalam ke dalam dermis dan ideal untuk treatment tipe

    kulit Fitzpatrick 3 sampai 6. Treatment tipe kulit 4 sampai 6 merupakan tantangan karena resiko

    terjadinya hiperpigmentasi dan hipopigmentasi. Resiko tersebut dapat diminimalkan dengan

    menggeser dari pemakaian laser dengan panjang gelombang lebih pendek ke laser dengan

    panjang gelombang lebih panjang, penggunaan fluence yang lebih rendah dan spot size besar,

    dan penggunaan tabir surya dan bleaching dalam fase preoperatif dan postoperatif.

    Umumnya dibutuhkan 4 8 sesi untuk menghilangkan sebagian besar lesi, dengan interval 2-

    6 bulan antara sesi. Lesi akan berlanjut menghilang selama waktu ini, mungkin karena

    melanofag membersihkan melanin yang berasal dari melanosit sasaran. Kekambuhan dapat

    terjadi pada 0,6-1,2 % pasien yang lesinya sudah hilang sempurna, mungkin karena sisa

    melanosit yang awalnya tak mengandung cukup melanin untuk eradikasi. Antara panjang

    gelombang 630 dan 1.100 nm absorpsi sinar laser oleh melanin lebih kuat dari pada oleh

  • Halaman | 12

    hemoglobin,juga penetrasi laser ke dermis yang efektif. Laser lebih baru mempunyai spot size

    lebih besar yang memungkinkan penetrasi lebih dalam, sehingga meminimalkan percikan

    jaringan (tissue splatter) dan mencegah perubahan tekstur.

    Keuntungan Laser Q-Switch Nd YAG (1064 nm, 5-10 ns) :1,3

    Pulse duration sangat pendek (= 5-10 ns), lebih kecil daripada TRT melanosome (> 1

    msec.) sehingga kerusakan pada jaringan sekitar dikurangi.

    Spot size besar sehingga memungkinkan penetrasi dalam.

    Panjang gelombang lebih panjang (1064 nm) sehingga memungkinkan penetrasi dalam,

    dan ideal dalam mengobati kulit lebih gelap (Asia) karena absorbsi dalam melanin

    epidermal lemah, akibatnya mengurangi komplikasi dan skar.

    Tembakan laser secara langsung (tanpa fiber optic) sehingga menghasilkan titik panas

    (hot spot) minimal dalam jaringan sehingga meminimalkan efek samping seperti

    terbakar, percikan jaringan (tissue splatter), purpura.

    Pada 1064 nm absorbsi oleh air mendekati nol sehingga kita dapat membakar pigmen

    dan hemoglobin tanpa memanaskan air dalam kulit sehingga kulit tak terbakar.

    Indikasi Laser Q-Switch Nd: YAG 1064 nm- menghilangkan/mengurangi:

    Pigmen yang gelap: tato hitam atau biru, tato profesional dan dalam, lentigo (lentigen),

    speckles, age-spots, sun-burn spots.

    Tanda lahir spt nevus Ota, nevus Ito, nevus Becker, blue nevi, keratosis seboroik, nevi-

    spilus, junctional nevi.

    Pigmen lebih dalam (dermis): lesi vaskular kulit seperti hemangioma, portwine stains,

    vena retikular periorbital, telangiektasis, vena spider vein biru lebih dalam sampai

    dengan 3 mm.

    Non-ablative resurfacing (photorejuvenation) wajah dan pengencangan jaringan,

    memperbaiki kerut, pori besar, menghaluskan kulit. Tapi tak dianjurkan bagi orang

    Asia sebab terlalu banyak melanin sehingga menyebabkan hiperpigmentasi akibat

    terkenanya melanosom nontarget.

    Frequency doubled Q-switched Nd:YAG laser (532 nm, 510 ns)

    Frequency doubled Q-switched Nd:YAG adalah laser berpanjang gelombang terpendek

    yang kini dipakai untuk lesi pigmentasi. Dengan menempatkan kristal di jalur sorotan laser

  • Halaman | 13

    Nd:YAG 1064 nm, frekuensi menjadi 2 kali lipat sedangkan panjang gelombang menjadi

    kali 1.064 = 532 nm. Laser jenis ini sangat baik untuk lesi pigmentasi epidermal seperti lentigo

    (solar lentigines) dan ephelides, efektif thd freckles dan lentigo (lentigines) pada tipe kulit

    Fitzpatrick IV. Tingkat kekambuhan freckles rendah, sedang lentigo tak kambuh.

    Derajat respon terhadap laser pada 532 nm sebanding dengan jumlah pigmen chromophore

    yang ada pada daerah treatment. Jika fluence tinggi diberikan melalui spot size kecil, nampak

    hipopigmentasi, diikuti bintik perdarahan (pinpoint bleeding) mengarah pada terjadinya

    keropeng hemoragik (hemorrhagic crust). Keropeng lepas dalam 710 hari.

    Indikasi Laser Q-Switch Nd: YAG 532 nm menghilangkan atau mengurangi:

    Tinta tato yang lebih terang: merah, coklat, orange. Tato alis atau garis mata atau garis

    bibir. Yang sulit dihilangkan adalah warna hijau dan kuning.

    Pigmen yang dangkal (epidermis): freckles (ephelid), solar lentigo.

    Teleangiektasis.

    Melasma dan lingkaran hitam mata dapat /dihilangkan dikurangi sebagian.

    Nevus flammus

    LASER KARBONDIOKSIDA (CO2)1,3

    Laser karbondioksida awalnya tersedia pada tahun 1964 dan segera menjadi laser yang paling

    banyak digunakan dalam praktek dermatologi. Laser karbondioksida memancarkan sinar

    inframerah tidak terlihat pada panjang gelombang 10.600 nm, sebagai targetnya adalah cairan

    intraseluler dan ekstraseluler. Ketika energi cahaya diserap oleh jaringan yang mengandung

    air, penguapan kulit terjadi dengan produksi nekrosis coagulative dalam dermis yang tersisa.

    Konsep fractional photothermolysispada tahun 2004 oleh Manstein dan rekan dianggap salah

    satu tonggak paling penting dalam laser resurfacing. Pada fractional photothermolysis, sebuah

    pola kolom dengan ketebalan penuh dari koagulasi dibuat. Kolom koagulasi ini disebut Micro

    Thermal Zone (MTZ). Selama beberapa tahun terakhir, fractional photothermolysis telah

    terbukti efektif melawan banyak tanda-tanda kulit pada photoaging (dyschromia, kelainan

    tekstur, bintik kulit, dan rhytides sedang sampai berat). Efek ini dianggap sebanding dengan

    resurfacing ablatif tradisional tetapi dengan efek samping lebih minimal (jaringan parut,

    dyspigmentation, eritema berat). Waktu pemulihan singkat dan penyembuhan cepat dianggap

    berasal dari jaringan sehat yang mengelilingi MTZ.

  • Halaman | 14

    Karbon dioksida laser resurfacing sangat mungkin untuk memperbaiki atrofi bekas luka akibat

    jerawat, trauma, atau operasi. Bekas jerawat yang lebih dalam sering memerlukan prosedur

    tambahan untuk hasil yang optimal, seperti eksisi atau punch lifting. Prosedur ini dapat

    dilakukan baik sebelum atau bersamaan dengan karbon dioksida laser resurfacing.

    Laser karbon dioksida fractional photothermolysis telah terbukti efektif terhadap mengobati

    banyak kondisi kulit yang sama dengan laser karbon dioksida ablatif tradisional. Beberapa studi

    telah menunjukkan karbon dioksida fractional photothermolysis efektif terhadap rhytids,

    hiperpigmentasi post inflamasi, melasma, nevus Ota, bekas luka hypopigmentasi dan

    hiperpigmentasi, dyschromia, laser-induced hipopigmentasi dan hiperpigmentasi, dan

    poikiloderma Civatte. Laser karbon dioksida fractional ultrapulsed laser telah terbukti sangat

    efektif terhadap bekas luka pasca trauma dan patologis. Selain itu, perangkat laser fractional

    karbon dioksida telah terbukti memperbaiki rhytids periorbital dengan mengencangkan kulit

    dan elevasi dari alis.

    PULSED DYE LASER1,3

    The Dye Pulsed Laser (PDL), bekerja di panjang gelombang 585 - 595nm, digunakan untuk

    pengobatan lesi kulit berwarna merah seperti portwine stain (PWS) dan lesi vaskular lainnya.

    Pulsed Dye Laser, atau PDL menggunakan sorotan sinar yang terkonsentrasi yang menargetkan

    pembuluh darah di kulit. Cahaya diubah menjadi panas, menghancurkan pembuluh darah

    sementara kulit di sekitarnya utuh. Laser menggunakan cahaya kuning, yang sangat aman dan

    tidak mengakibatkan kerusakan kulit jangka panjang.

    PENGGUNAAN LASER DALAM TERAPI KULIT

    Laser Vaskuler1,4

    Beberapa laser dan sistem cahaya yang tersedia untuk pengobatan lesi vaskular. Laser yang

    digunakan saat ini meliputi:

    Pulsed dye laser (PDL) 585, 595 nm

    Potassium-titanyl-phosphate (KTP) laser 532 nm

    Long-pulsed Alexandrite laser 755 nm

    Long-pulsed neodymium-doped:yttrium aluminum garnet (Nd:YAG) laser 1,064 nm

    Copper vapour laser 578 nm

  • Halaman | 15

    Intense Pulsed Light (IPL) Sources 5151,200 nm

    Photodynamic therapy

    Tujuan dari penatalaksanaan menggunakan laser pada lesi vaskular adalah adanya

    penghancuran pembuluh darah yang selektif sehingga meminimalkan cedera termal

    perivaskular. Namun untuk mencapai hal ini, operator harus memilih perangkat pemancar

    panjang gelombang yang tepat mencapai kromofor dan secara selektif diserap. Operator akan

    memilih durasi pulsa dengan tujuan membatasi energy laser ke target. Membatasi fluence ke

    kromofor akan memungkinkan penghancuran target tanpa merusak jaringan perivaskular,

    sehingga membatasi efek samping. Pendinginan epidermis memungkinkan penggunaan

    fluence tinggi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan lebih nyaman dan perawatan yang

    lebih aman.

    Indikasi laser vaskuler, yaitu:1

    Port wine stains

    Hemangiomas

    Facial telangiectasias and erythema

    Leg veins and telangiectasias

    Scars

    Verrucae

    Psoriasis and other inflammatory skin conditions, e.g. granuloma faciale

    Others:

    o Spider nevi/angiomas

    o Angiofibromas

    o Cherry angiomas

    o Venous lakes

    o Angiokeratomas

    o Striae rubra

    o Poikiloderma of Civatte

    1. Port Wine Stain (PWS)

    Sinar kuning pada Pulsed-dye Laser (PDL) 577-595 nm memungkinkan penargetan

    selektif pada malformasi kapiler ini. Pengobatan dini mungkin bermanfaat. PWS berwarna

    merah atau pink biasanya merespon lebih baik daripada lesi berwarna ungu. Beberapa PWS

    mungkin dapat kambuh kembali setelah perbaikan awal. KTP (frequency-doubled Nd:YAG) di

  • Halaman | 16

    532 nm, long-pulsed Alexandrite laser di 755 nm dan long-pulsed Nd:YAG laser pada 1064 nm

    pernah digunakan untuk mengobati PWS yang resisten. Risiko cedera epidermal yang

    mengakibatkan terbentuknya jaringan parut atau dyspigmentation mungkin lebih tinggi dengan

    laser ini daripada kedua generasi long-pulsed PDL. Long-pulsed Nd:YAG laser tepat untuk

    PWS yang besar sekali atau PWS varises yang tidak menanggapi perawatan PDL konvensional.

    Intense pulsed light (IPL) dalam pengobatan PWS yang resisten di terima.

    2. Capillary Hemangiomas (CH)

    Proliferatif CH merupakan lesi yang rumit bila ditemukan pada wajah, dekat mata atau

    orang-orang dengan potensi dapat menyebabkan gangguan pernapasan, tatalaksana terbaik

    adalah dengan propranol oral. Peran PDL pada lesi yang rumit diatas masih kontroversial. CM

    yang mengalami ulserasi dapat ditatalaksana dengan PDL dan ini dapat mengurangi rasa nyeri

    yang disebabkan oleh ulserasi.

    3. Facial Telangiectasia and Erythema

    PDL dan KTP laser paling sering digunakan untuk telangiectasia wajah. Purpura yang

    disebabkan oleh PDL berlangsung selama 7-10 hari. Bila tidak ingin terbentuknya purpura

    dapat digunakan long-pulsed PDL tetapi mengurangi khasiat. KTP laser sangat efektif dalam

    pengobatan telangiectasias wajah tetapi membawa risiko terbentuknya jaringan parut yang

    lebih tinggi daripada PDL.

    4. Leg Veins and Telangiectasia

    Skleroterapi merupakan pengobatan andalan untuk telangiectasias kaki. Vena yang

    terlalu kecil untuk disuntikkan dapat diobati dengan laser. KTP, Alexandrite, Diode dan long-

    pulsed PDL serta Nd: YAG laser semuanya dapat digunakan untuk mengobati pembuluh darah

    telangiectasia kaki hingga ukuran 1 mm. Berdasarkan kedalaman penetrasi, KTP hanya akan

    mengobati telangiectasias paling dangkal. Long-pulsed Nd: YAG menembus bagian terdalam

    tetapi memiliki daya serap hemoglobin yang relatif miskin.

    5. Scars and Keloid

    PDL dapat memperbaiki penampilan klinis, tekstur permukaan, kelenturan kulit dan

    hipertofi akibat garukan. Bekas luka kurang dari 1 tahun memiliki respon yang lebih baik.

    Beberapa pasien dengan keloid mendapatkan manfaat dari kortikosteroid intralesi dan PDL.

    6. Verrucae

  • Halaman | 17

    Pengobatan laser pada veruka lebih berhasil daripada pengobatan konvensional.

    Dengan demikian, laser umumnya dicadangkan untuk pasien dengan veruka yang telah

    refrakter terhadap pengobatan lainnya. Mekanisme PDL dalam pengobatan veruka adalah

    dengan pemusnahan pembuluh darah secara selektif.

    7. Psoriasis

    Selain excimer laser 308 nm, PDL juga terbukti efektif dalam pengobatan psoriasis.

    Tidak seperti laser excimer, yang menargetkan pada proliferasi sel, PDL menargetkan pada

    perluasan papillaries dermal pada plak psoriasis. Penatalaksanaan berulang pada kasus plak

    psoriasi yang luas membuat modalitas ini kurang menarik dalam pengelolaan rutin psoriasis.

    8. Other indications

    Spider nevi/angiomas Perbaikan didapatkan setelah satu sampai dua sesi dari

    PDL atau KTP laser.

    Angiofibromas Lesi makula tanpa komponen fibrosis yang signifikan merespon

    baik dengan PDL. Lesi papular merespon lebih baik dengan laser ablatif.

    Cherry angiomas PDL dan long-pulsed Nd:YAG laser dapat memberikan

    resolusi yang baik.

    Venous lakes Jika tebal, mungkin tidak respon dengan PDL, long-pulsed Nd:

    YAG Laser dapat dipertimbangkan.

    Angiokeratomas seperti cherry angioma

    Striae rubra PDL dapat membawa perbaikan sederhana

    Poikiloderma of Civatte dengan PDL menghasilkan efek yang bervariasi.

    Menggunakan fluence tinggi pada PDL dapat mengakibatkan depigmentasi.

    Beberapa penulis telah melaporkan keberhasilan yang sangat tinggi dan insiden

    efek samping yang rendah dengan IPL.

    Kontraindikasi1

    Infeksi aktif misalnya herpes simpleks

    Recent tan

    Kehamilan

    Dysmorphophobia

    pengobatan Isotretinoin

    Cryoglobulinemia

    Cold urticaria

  • Halaman | 18

    Skin fragility disorders

    Antiplatelet dan obat antikoagulan (risiko purpura berkepanjangan)

    Komplikasi

    Blistering in the immediate post-operative period

    Edema

    Crusting

    hiperpigmentasi Post-inflamasi

    hipopigmentasi Post-inflamasi

    Jaringan parut

    Laser Treatment For Spider Veins1,5

    Peningkatan tekanan vena menyebabkan pelebaran vena kaki membentuk varises atau spider

    veins. Hilangnya tonus otot polos menyebabkan insufisiensi katup atau yang lebih jarang terjadi

    yaitu trombosis vena lebih dalam dapat menjadi konsekuensi. Pengobatan pilihan untuk

    menghilangkan spider veins kaki adalah dengan skleroterapi, meskipun penggunaan teknologi

    laser juga aman dan relatif mengurangi rasa sakit.

    Indikasi

    1. Meskipun skleroterapi merupakan pengobatan pilihan untuk telangiectasia kecil, namun

    beberapa juga ada yang menggunakan IPL atau laser sebagai pengobatan utama.

    2. Laser dapat digunakan sebagai pengobatan utama dalam contoh berikut:

    Malformasi arteriovenous

    Pembuluh darah < 1-2 mm yang resisten terhadap skleroterapi dan anyaman

    telangiectatic yang dapat terjadi pasca-skleroterapi

    Microtelangiectasias non-cannulizable

    Telangiectasias timbul dari anastomosis arteriovenosa atau arteriol terminal, yang dapat

    diobati tanpa mempertimbangkan tekanan hidrostatik yang mendasari

    Pasien rentan terhadap hiperpigmentasi pasca-prosedural karena iritasi kimia dari

    dinding pembuluh darah yang disebabkan oleh sclerotherapy

    Pasien yang khawatir tentang alergi terhadap sclerosant, tusukan jarum, atau

    kompetensi praktisi pemula

    Daerah seperti kaki atau pergelangan kaki

    Superficial vascular ectasias (deep purple venous lakes and cherry angiomas)

  • Halaman | 19

    Kontraindikasi

    A. Absolut

    Infeksi lokal aktif.

    Penyakit kulit photo-aggravated dan kondisi medis.

    B. Relatif

    Jika pasien memiliki psoriasis, vitiligo tidak stabil, keloid, atau mengkonsumsi

    isotretinoin.

    Tekanan tinggi vena retikuler: telangiectasias kaki sering dikaitkan dengan vena

    retikuler yang bertekanan tinggi. (pengecualian pada laser 1064 nm)

    Pasien dengan obstruksi aliran vena

    Komplikasi

    Pembuluh darah pecah menyebabkan terbentuknya purpura, yang biasanya terkait dengan

    long-term (months) hyperpigmentation

    Perubahan pigmen pasca operasi dapat terjadi. Pada pasien dengan jenis kulit yang lebih

    gelap, mungkin butuh 4-6 bulan.

    Perhatian pada wilayah malleolar

    Beberapa pasien mengalami peradangan yang parah.

    Ulserasi dapat terjadi.

    Kemungkinan dyspigmentation atau jaringan parut.

    Laser therapy for pigmented lesions1

    Terapi laser pada lesi berpigmen merupakan cara yang sangat efektif dalam

    menghilangkan lesi dan tidak menarik lesi pada kulit. Namun, seperti pengobatan yang lainnya,

    terdapat pertimbangan penting baik untuk memastikan efektivitas maksimal pengobatan dan

    juga untuk mencegah hasil yang merugikan berpotensi merusak. Kemampuan untuk

    menargetkan melanin sebagai kromofor dan kehadirannya di epidermis dalam kondisi kulit

    yang umum seperti lentigo memungkinkan untuk hasil kosmetik yang memuaskan.

    Indikasi :

    Solar Lentigines

    Lentigo Simplex

    Caf-au-lait Macules (CALMs)

  • Halaman | 20

    Nevus Spilus

    Seborrheic Keratoses

    Dermatosis Papulosa Nigra

    Post-inflammatory Hyperpigmentation

    Melasma

    Beckers Nevus

    Melanocytic Nevi

    Nevus of Ota or Nevus of Ito

    Medication-induced Pigmentation

    Tattoo Pigment

    Kontraindikasi

    A. Absolut

    a. Penyakit kulit yang diperberat oleh sinar dan penyakit sistemik, misalnya SLE

    b. Pengobatan pada daerah dengan infeksi kulit yang aktif, misalnya herpes labialis,

    infeksi stafilokokus, dll

    c. Vitiligo dan psoriasis. Koebnerisasi sering terjadi pada pasien vitiligo dan psoriasis,

    sehingga lesi dapat muncul pada daerah trauma akibat panas yang dihasilkan oleh sinar

    laser.

    B. Relatif

    a. Keloid dan kecenderungan terjadinya keloid.

    b. Pasien dalam pengobatan dengan isotretinoin.

    c. Riwayat herpes simpleks atau herpes dengan risiko reaktivasi yang tinggi.

    d. Pasien yang tidak kooperatif atau memiliki pengharapan yang tidak realistis.

    Komplikasi:

    Reaksi bulosa (pembentukan vesikel) dapat berkembang pada pengobatan agresif pada

    lesi kulit yang lebih dalam, terutama jika Fluence terlalu tinggi.

    Hiperpigmentasi dapat diamati dengan perawatan laser tato.

    Pupura mungkin terbentuk setelah menggunakan laser pulsed-dye, yang umumnya

    bersifat sementara dan diminimalkan dengan laser modern.

    Anafilaksis telah dilaporkan pada perawatan laser tato kosmetik, mungkin karena

    pelepasan komponen antigenik dari pigmen tato

  • Halaman | 21

    Laser Tatoo Removal1,4,5

    Laser QS

    Laser QS merupakan pilihan terbaik yang digunakan untuk menghilangkan tato saat ini ; tiga

    jenis utama dari laser QS adalah ruby (694 nm), Alexandrite (755 nm), dan

    neodymium:yttrium-alumunium-garnet (Nd: YAG) laser (1.064 nm dan frekuensi dua kali lipat

    pada 532 nm). Penghancuran tato dengan menggunakan laser berlandaskan pada teori

    photothermolysis selektif. Berbagai kromofor di kulit, seperti air, hemoglobin, melanin, atau

    pigmen eksogen, masing-masing menyerap panjang gelombang cahaya tertentu. Ketika laser

    memancarkan panjang gelombang cahaya yang menargetkan kromofor tertentu, energi yang

    diserap oleh kromofor akan diubah menjadi panas, sehingga menghancurkan target kromofor

    tersebut dan juga dapat menyebabkan jaringan disekitarnya menjadi rusak .

    Indikasi

    Laser QS ruby (694 nm) memancarkan cahaya merah, yang diserap dengan baik oleh pigmen

    tato biru hitam dan gelap. Tipe laser ini juga cocok untuk menghapus tato amatiran dan tato

    profesional berwarna gelap. Laser Nd:YAG dapat memancarkan panjang gelombang 1.064

    atau 532 nm. Seperti QS ruby, laser ini efektif untuk menghilangkan tato berwarna hitam dan

    tato biru tua, dan tidak begitu efektif untuk mengobati tato berwarna cerah. QS Nd: YAG (1.064

    nm) lebih cocok untuk mengobati tato pada individu yang berkulit gelap dan sebagai laser yang

    memiliki gelombang yang lebih panjang memungkinkan untuk menargetkan pigmen di lapisan

    dermis. Seperti QS ruby dan QS Nd: YAG, jenis laser Alexandrite bekerja dengan baik untuk

    pigmen hitam dan pigmen biru. Alexandrite juga terbukti efektif untuk pigmen hijau. Pada

    pasca-pengobatan, efek samping yang dapat terjadi adalah timbulnya hipopigmentasi

    mengingat bahwa 755 nm panjang gelombang dapat diserap oleh pigmen melanin epidermis.

    Laer QS ruby memiliki tingkat keberhasilan tertinggi tetapi juga insiden tertinggi timbulnya

    hipopigmentasi.

    Kontraindikasi

    Isotretinoin - penggunaan laser masih kontroversial dengan individu yang

    menggunakan isotretinoin dalam jangka waktu bulan terakhir, karena berpotensi untuk

    timbulnya jaringan parut dan pembentukan keloid setelah terapi laser.

  • Halaman | 22

    Garam emas - Chrysiasis dapat disebabkan oleh kombinasi penggunaan garam emas

    dan paparan sinar UV. Dengan demikian, pasien yang telah diobati dengan garam emas

    untuk gangguan reumatologi atau penyakit lain harus diperingatkan pada risiko dari

    chryiasis dalam penggunaan laser QS. Laser QS juga dilaporkan menyebabkan

    hiperpigmentasi lebih lanjut dalam pasien dengan chrysiasis.

    Prosedural Teknik / Pertimbangan

    Konsultasi Pasien

    Pasien harus dinasihati untuk memiliki ekspestasi yang relaistis mengenai waktu, biaya,

    mungkin hal yang merugikan yang akan terjadi, dan hasil dari laser tato. Penghapusan

    tato akan memerlukan beberapa pengobatan. Tato mungkin tidak sepenuhnya dihapus,

    mungkin tidak merespon, atau mungkin menjadi lebih gelap.

    Sebelum Pengobatan

    Pasien berkulit gelap dapat diobati dengan bleaching agent, seperti hydroquinone

    dikombinasikan dengan topikal steroid atau retinoid, sebelum pengobatan dalam upaya

    untuk mengurangi kemungkinan laser menargertkan pada epidermal melanin.

    Kulit harus dibersihkan dan bebas dari kosmetik atau produk perawatan kulit yang

    dapat mengganggu penyerapan sinar laser.

    Selama Pengobatan

    Anestesi lokal harus diberikan untuk mengurangi rasa sakit pada penghapusan tato.

    Lidokain intradermal, Anestesi topikal seperti EMLA (lidocane 2,5% dengan prilocaine

    2,5%).

    Clear hyidrogel dressings (Vigilon) dapat diterapkan sebelum perawatan untuk

    mengurangi perpindahan panas dan dengan demikian melindungi epidermis.

    Pada akhir pengobatan harus dilakukan pemutihan pada tato.

    Setelah Pengobatan

    Perawatan luka yang tepat sangat penting untuk mengoptimalkan hasil dari kosmetik

    Perlindungan dari sinar matahari yang ketat harus dilakukan untuk beberapa bulan

    setelah pengobatan.

  • Halaman | 23

    Komplikasi

    Paradoxical Darkening Dapat terjadi segera setelah pengobatan dengan Laser QS. Hal

    ini dianggap merupakan reaksi sekunder untuk oksida besi dan titanium dioksida yang

    terkandung pada pigmen tato tertentu. Ferri oksida akan dikonversi menjadi oksida

    besi, yang hitam legam, dan Ti 4+ untuk Ti 3+, yang berwarna biru-hitam, setelah

    pengobatan dengan Laser QS.

    Hipopigmentasi Dapat terjadi terutama dengan gelombang pendek panjang laser QS.

    Hipopigmentasi dapat diobati dengan laser lainnya, seperti 308 nm xenon-chloride.

    Hiperpigmentasi dapat terjadi dan lebih berisiko pada warna dengan kulit lebih gelap.

    Reaksi alergi Pigmen dari tato dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit. Pigmen

    merah yang mempunyai kandungan cinnabar didalamnya adalah pigmen yang paling

    sering menyebabkan reaksi alergi seperti timbulnya sisik pruritus pada kulit yang

    terkena reaksi alergi.

    Laser Hair Removal1,3

    Laser hair removal adalah salah satu tindakan non prosedur bedah yang paling umum

    dilakukan di Amerika Serikat. Laser yang digunakan untuk Laser hair removal meliputi: ( 694

    nm) Ruby laser, ( 755 nm ) Alexandrite laser , (800 nm ) dioda laser, 1.064 nm doped

    Neodymium: aluminium garnet yttrium (Nd: YAG) laser, intens berdenyut cahaya (IPL), dan

    radiofrequency. Laser hair removal memberikan hasil pengurangan laju pertumbuhan dari

    rambut secara permanen dan tidak akan menimbulkan penghilangan rambut secara total. Hasil

    dari terapi dapat dilihat setelah 1-3 bulan setelah pengobatan. Setelah terapi dengan laser,

    pertumbuhan dari rambut akan menjadi lebih halus, dan lebih menyerupai velus rambut. Cara

    kerja Laser hair removal menggunakan prinsip dari fototermolisis selektif, dengan melanin

    yang berfungsi sebagai target kromofor. Laser hair removal dapat juga membantu untuk

    meningkatkan efek tak diinginkan dari kondisi seperti Pseudofolliculitis barbae.

    Indikasi

    Pengurangan dari rambut yang tidak diinginkan

    Kondisi medis di mana pertumbuhan rambut yang berlebihan

  • Halaman | 24

    Laser hair removal telah terbukti paling aman dan efektif pada pasien dengan kulit yang

    putih dan gelap, karena kemampuan panjang gelombang yang lebih selektif

    menargetkan melanin dalam folikel rambut.

    Kontraindikasi

    - Tidak dapat mentolerir dari terapi cahaya, seperti:

    o Pasien dengan gangguan kejang yang dapat dipicu oleh cahaya

    o Pasien dengan riwayat SLE

    o Pasien dengan riwayat light sensitivity disorder

    - Infeksi lokal yang aktif

    - Hamil

    - Pasien dengan adanya tato di daerah yang akan diberikan laser, harus diedukasi bahwa

    perubahan warna tato mungkin dapat terjadi.

    Komplikasi

    Efek samping yang diharapkan:

    - Nyeri (ringan sampai sedang)

    - Eritema

    - Perifollicular edema

    Efek samping yang tidak diharapkan:

    - Dispigmentasi sementara

    - Blistering

    - Crusting

    - Infeksi

    - Timbul jaringan parut

    - Hypertrichosis

    Resurfacing1,4

    Skin Resurfacing mengarah pada penghapusan lapisan luar photodamaged skin untuk

    merangsang re-epitelisasi lapisan epidermal dan neocollagenosis dermal. Kebutuhan dari

    resurfacing sendiri mungkin karena kulit yang sudah mengalami proses penuaan, paparan sinar

    matahari, luka bakar, radiasi, trauma, faktor keturunan dan faktor gaya hidup lainnya yang

    dapat mencakup konsumsi alkohol dan rokok. Tindakan pelapisan kulit dan jaringan termasuk

  • Halaman | 25

    dalam proses termal, mekanikal atau kemikal yang berarti menggantikan kulit yang rusak

    dengan lapisan epidermis dan dermis yang sehat.

    Indikasi

    Traditional Ablative Resurfacing

    Pasien yang memiliki kulit keriput dengan derajat sedang hingga berat pada daerah

    periorbital dan perioral.

    Tanda-tanda signifikan dari Photodamage

    o Actinic keratosis

    o Actinically damaged skin

    Bekas jerawat yang parah

    Non-ablatif Fractional Resurfacing (NAFR)

    Photoaging dengan derajat ringan hingga sedang pada setiap lokasi di tubuh dengan

    pengaturan yang sesuai.

    Kulit keriput yang derajatnya masih baik

    Mild dyschromia

    Guratan - bekas luka atrofi, bekas jerawat ringan, bekas luka hipertrofik, traumatis dan

    bekas luka bakar.

    Striae

    Melasma

    Poikiloderma of Civatte

    Ablative Fractional Resurfacing (AFR)

    Photoaging dengan derajat sedang hingga berat

    o Wajah, leher, dada dan tangan.

    Kulit keriput dengan derajat sedang hingga berat

    Moderat dyschromia

    Dermatochalasis, festooning

    Keratosis seboroik

    Hiperplasia sebasea

  • Halaman | 26

    Kontraindikasi

    Traditional Ablative Resurfacing

    Infeksi Aktif

    Kelainan Appendageal

    Elektrolisis luas, radiasi, penyakit autoimun (skleroderma), Graft versus host disease,

    atau pencangkokan kulit setelah terkena trauma bakar

    NAFR dan AFR

    Masih dalam masa terapi penggunaan Isotretinoin selama 6 bulan

    Infeksi Aktif

    Harapan yang tidak realistis atau ketidakmampuan untuk mematuhi pasca instruksi

    operasi

    Ibu hamil dan menyusui

    Komplikasi

    Infeksi virus seperti herpes simpleks atau herpes zoster.

    Infeksi bakteri S. aureus (paling umum), MRSA dan pseudomonas.

    Infeksi jamur atau ragi (candida)

    Hipopigmentasi dari tindakan Traditional ablative resurfacing.

    Telangiektasia

    Irritant atau dermatitis kontak

    Pruritus

    Nyeri selama prosedur

    Timbulnya Jaringan parut

    Fractional Devices1,3,5

    Fraksional Photothermolisis merupakan terobosan signifikan dalam teknologi laser

    pada tahun 2004. Sinar fractionated laser membentuk luka dengan diameter berkisar 120-

    500 m yang mencapai bagian dermis dalam dengan penyembuhan luka yang cepat. Metode

    resurfacing fraksional telah terbukti secara klinis berkhasiat untuk prosedur estetika,

    rehabilitasi bekas luka dan banyak indikasi klinis lainnya. Laser fraksional memiliki keamanan

  • Halaman | 27

    yang lebih baik daripada teknik resurfacing tradisional. Laser fraksional dapat berupa non

    ablatif atau ablative.

    Non-Ablative Fractional Resurfacing (NAFR)5

    Fraksional Photothermolysis pertama kali dikenalkan oleh Manstein et al. Sebagai metode baru

    untuk mengantarkan energi laser dengan meningkatan keamanan. Perangkat yang tersedia

    secara komersial untuk NAFR pertama kali diperkenalkan oleh Reliant Technologies pada

    tahun 2004. Alat ini menunjukkan reepithelization lengkap dalam 24 jam dan denaturasi

    kolagen dari dermis papiler ke dermis mid-retikular tergantung dari energi yang digunakan

    untuk pengobatan. Respon penyembuhan terjadi dari zona spared tissue dengan mengaktifkan

    sel-sel epidermis stem cells.

    Ablative Fractional Resurfacing

    Laser ablatif fraksional memiliki inovasi yang berkelanjutan dengan perangkat

    generasi kedua di pasaran. Ada banyak alat fraksional ablative yang tersedia di pasaran dengan

    berbagai perbedaan diantaranya panjang gelombang, metode pengantaran, kedalaman ablasi

    dan kecepatan pengobatan.

    Indications

    Non- ablative fractional resurfacing

    photoaging dari wajah, leher, tangan

    fine rhytides

    Dyschromia ringan dan pasca hiperpigmentasi inflamasi (PIH)

    scars- atrofi, hipopigmentasi, jerawat, hyperthropic, trauma dan bekas luka bakar

    striae distensae

    prominent pores

    melasma

    poikiloderma of civatte temporary improvement of melasma, not curative

    Minocyline induced facial hyperpigmentation

    Nevus of ota

    Hemangioma residual

    Disseminated granuloma annulare

    Disseminated superficial actinic porokeratosis

    Colloid milium

    Telagiectating mating

  • Halaman | 28

    Ablative Fractional Resurfacing

    Photoaging dari wajah, leher, dada dan tangan rhytides sedang-berat

    Dyschromia sedang

    Dermatochalasis , festooning

    Eyelid tightening

    Scar- atrofi, jerawat, bedah , luka bakar dan trauma

    Kontraindikasi

    Sedang dalam penggunaan isotretinoin (atau oral retinoid) atau 6 bulan sebelumnya

    Infeksi aktif

    Ekspektasi yang tidak realistis

    Kontraindikasi relatif: sensitivitas kulit terhadap cahaya , penyakit kolagen vascular, dan pengobatan

    Kontraindikasi relatif: Ibu hamil dan ibu menyusui harus mendiskusikan resiko dan keuntungan dengan ahli fisika laser, dokter obstetric, dan dokter anak

    Komplikasi

    Komplikasi yang sering terjadi

    Nyeri saat prosedur tindakan

    Onset segera dari eritema yang bersifat sementara yang biasanya membaik dalam waktu 3-4 hari

    Onset segera dari edema lokal

    Drainase serosa ringan selama 24-48 jam

    Nyeri ringan pasca prosedur tindakan

    Jerawat dan milia

    Delayed purpura

    Dermatitis kontak

    Komplikasi yang jarang terjadi

    eritema berkepanjangan pasca-pengobatan, kemerahan bertahan lebih dari 4 hari dengan NAFR dan 1 bulan untuk AFR. Mayoritas eritema sembuh dalam 3 bulan.

    Nyeri pasca prosedur membutuhkan obat

    Infeksi

    Scar

    Keracunan zat anastesi

    Lasers untuk Scars1-3

    Jaringan parut dihasilkan dari kerusakan pada kulit yang disebabkan oleh trauma atau proses

    penyakit. Jaringan parut lainnya dapat disebabkan karena jerawat, kontraktur atau luka bakar.

  • Halaman | 29

    Ketika proses luka normal berubah , pembentukan jaringan parut abnormal terjadi. Jaringan

    parut walaupun tidak menimbulkan resiko kesehatan yang signifikan , tetapi dapat

    mengganggu kosmetik dari pasien. Jaringan parut dapat diklasifikasikan sebagai atrofi,

    normotrofi atau hipertrofi tergantung dari penampakan fisiknya. Jaringan parut atrofi termasuk

    : epidermal dan dermal atrofi, panatrofi atau striae disensae

    Mekanisme laser yang bekerja dalam mengobati jaringan parut hipertrofik dan keloid belum

    terlalu jelas walaupun ada prinsip utama proliferasi pembuluh darah dan perannya dalam

    pembentukan jaringan parut.

    Indikasi

    klasifikasi dan diagnosis yang komprehensif dari jaringan parut termasuk : warna, supli

    pembuluh darah, tekstur, luas permukaan, ketebalan dan tinggi, dan kelembutan

    Pasien telah gagal dengan terapi lainnya atau pasien memilih untuk tidak menjalani

    terapi lainnya

    Tergantung dari tipe laser yang digunakan , pasien dengan tipe kulit (I-III) lebih

    responsive dengan pengobatan

    Jaringan parut yang sebelumnya pernah diobati lebih sulit untuk diterapi dan

    membutuhkan parameter laser yang sesuai.

    Tujuan realistis dan ekspektasi, tidak ada terapi yang sempurna dan pasien seharusnya

    mengerti bahwa mereka membutuhkan multipel terapi . Dokter seharusnya

    menganjurka pasien untuk patuh dengan follow up yang sudah disepakati untuk

    meminimalisir kemungkinan terjadinya komplikasi.

    Kontraindikasi

    Sedang terinfeksi

    1. Pasien harus bebas dari infeksi sebelumnya untuk memulai terapi laser

    2. Laser terapi yang diberikan pada kulit yang terinfeksi menyebabkan penyebaran

    infeksi

    Sedang mengalami penyakit inflamasi

    1. Inflamasi pada kulit dapat menghambat efektivitas pengobatan dan mengganggu

    proses penyembuhan

  • Halaman | 30

    Komplikasi

    Purpura

    1. Sering dilaporkan sebagai efek samping

    2. Muncul segera dan berlangsungn selama 1 minggu

    Nyeri selama pengobatan

    Gejala lain, rasa terbakar, gatal

    Perubahan pigmen pasca inflamasi

    Lasers untuk Acne1,5

    Dalam dekade terakhir, penggunaan laser dan cahaya untuk mengobati jerawat mengalami

    perkembangan dramatis karena khasiat dan efeknya yang minimal. Pengobatan ini

    menargetkan pada bakteri propionibacterium acnes, mengurangi inflamasi dan mengurangi

    aktivitas kelenjar sebasea. Panjang gelombang yang pendek menargetkan bakteri P.acnes

    sementara panjang gelombang yang panjang menargetkan kelenjar sebasea.

    a. Blue light (405-470 nm)

    Irradiasi cahaya biru diketahui adalah terapi yang efektif untuk pengobatan acne vulgaris.

    Menggunakan cahaya biru (405-470 nm) untuk menghancurkan P.acnes. Pasien tanpa lesi

    nodulokistik adalah kandidat yang paling baik untuk diberi irradiasi cahaya biru.

    b. Red light phototherapy (600-650 nm)

    Cahaya merah telah diteliti untuk mengaktifkan porfirin yang dihasilkan oleh P.acnes dan

    akibatnya mengurangi proses inflamasi. Prosedur ini ditoleransi dengan baik, aman dan efektif.

    c. Intense pulsed light

    d. Photopneumatic devices

    e. Photodynamic therapy

    f. Pulse dye laser (585 and 595 nm)

    g. KTP laser (532 nm)

    h. 1,450 nm Diode laser

    i. Erbium Glass laser (1,540 nm)

    j. Nd: YAG Laser (1,320 nm)

  • Halaman | 31

    Indikasi

    a. Pasien yang kontraindikasi dengan terapi lain (topical dan/ atau obat oral)

    b. Kegagalah pengobatan topical atau oral

    c. Pasien mencari hasil yang cepat

    d. Pasien dengan inflamasi jerawat

    Kontraindikasi

    a. Kehamilan

    b. Riwayat penyembuhan luka yang buruk

    c. Pasien minum obat yang menyebabkan sensitivitas cahaya

    d. Pasien menggunakan retinoid oral dalam waktu 6 bulan

    e. Pasien rentan terhadap jaringan parut keloid

    f. Pasien dengan atau yang memiliki kecenderungan untuk mengembangkan perubahan

    warna kulit

    g. Adanya infeksi local

    Komplikasi

    a. Eritema dan edema yang tahan lama

    b. Memar

    c. Post inflammatory hyperpigmentation

    d. Pustule

    e. Infeksi

    Penggunaan Laser untuk Pengobatan Psoriasis dan Vitiligo1

    Psoriasis telah lama secara efektif diatasi dengan berbagai modalitas fototerapi. Eritema dosis

    minimal (MED), adalah dosis terendah cahaya yang diperlukan untuk menyebabkan eritema

    pada kulit non-target. Penggunaan laser telah memberikan cara untuk mengelola fototerapi

    langsung ke lesi plak, karena menghindari kulit non-target dan memungkinkan untuk dosis

    yang lebih tinggi dari cahaya. Laser excimer yang paling banyak digunakan untuk tujuan ini,

    memberikan cara untuk memberikan dosis yang ditargetkan cahaya 308- nm untuk psoriasis.

    Laser memanfaatkan konsep "supra-erythemogenic photo-therapy," di mana dosis

    dioptimalkan secara signifikan lebih tinggi dari MED kulit non-psoriatik. Karena laser

  • Halaman | 32

    diterapkan khusus untuk kulit psoriasis, yang mampu mentolerir dosis jauh lebih tinggi dari

    cahaya.

    Demikian pula, laser excimer telah menjadi pilihan terapi untuk pasien dengan vitiligo.

    Walaupun PUVA dan NB-UVB telah memiliki beberapa keberhasilan dalam mengendalikan

    perkembangan depigmentasi, dan kadang-kadang menyebabkan repigmentation, terapi laser

    telah mendapatkan reputasi untuk mengobati vitiligo lokal mungkin lebih efektif daripada

    PUVA atau NB-UVB.

    Namun, bentuk pengobatan membawa risiko iritasi dan terbakar pada kulit non psoriasis, yang

    secara teoritis dapat menyebabkan photoaging dan insiden yang lebih tinggi dari kanker kulit.

    Yang paling efektif untuk psoriasis adalah laser excimer. Ini adalah laser gas yang

    memanfaatkan media xenon-klorida, yang menghasilkan sinar UV pada panjang gelombang

    308 nm.

    Dibandingkan dengan fototerapi seluruh tubuh, yang umumnya membutuhkan sekitar 20-30

    pengobatan, laser excimer 308 nm yang hanya membutuhkan enam sampai sepuluh perawatan.

    Meskipun tidak ada pedoman khusus, perawatan laser muncul paling praktis untuk psoriasis

    lokal dengan luas permukaan tubuh yang terkena (BSA) kurang dari 10%. Selain itu, dengan

    menggunakan laser excimer dalam kombinasi dengan terapi topikal, atau bahkan sistemik

    berpotensi dapat menyebabkan penyembuhan lebih cepat dan lebih luas.

    Vitiligo adalah gangguan depigmentasi yang mempengaruhi 0,1-2% dari populasi dunia. Sama

    seperti psoriasis, vitiligo dapat memiliki dampak nyata pada kualitas hidup dan kesehatan

    psikologis, yang sering menimbulkan perasaan malu berpotensi menyebabkan isolasi sosial,

    dan berhubungan dengan kondisi seperti kecemasan dan depresi. Meskipun ada beberapa

    pilihan untuk perawatan, seperti steroid topikal, inhibitor kalsineurin topikal, dan fototerapi,

    hasilnya sering tidak memuaskan untuk pasien. Saat ini, modalitas yang paling efektif adalah

    fototerapi, yang diduga menargetkan banyak sel-sel imun yang sama pada psoriasis, termasuk

    merangsang apoptosis sitotoksik sel T yang bertanggung jawab untuk kerusakan melanosit.

    Selain itu, fototerapi meningkatkan migrasi dan proliferasi melanosit sehingga terjadi

    repigmentasi.

  • Halaman | 33

    Mirip dengan psoriasis, laser excimer menargetkan daerah-daerah yang terkena dampak pada

    dosis lebih tinggi dari cahaya dari apa yang ditoleransi dengan fototerapi umum.

    Tambahan studi telah menunjukkan bahwa itu sangat berguna untuk vitiligo lokal dan jenis

    kulit yang lebih gelap, khususnya jenis kulit Fitzpatrick III dan IV.

    Indikasi1

    Psoriasis

    Indikasi umum. Indikasi untuk perawatan laser excimer adalah sama dengan yang untuk

    fototerapi umum, yaitu kegagalan atau kontraindikasi untuk diberikan terapi topikal.

    Hal ini umumnya direkomendasikan bahwa terapi laser disediakan untuk pasien dengan

    psoriasis lokal terbatas kurang dari 10% BSA, meskipun ini bukan pedoman yang ketat.

    Terapi laser untuk psoriasis saat ini hanya diindikasikan untuk psoriasis plak dan

    psoriasis palmoplantar, karena belum ditetapkan sebagai pengobatan yang dapat

    diandalkan untuk subtipe lainnya.

    Psoriasis kulit kepala. Laser excimer telah terbukti efektif pada psoriasis kulit kepala di

    mana rambut dibelah secara manual untuk memberikan pulse. Ini juga telah berhasil

    digunakan dalam kasus psoriasis kulit kepala dalam kombinasi dengan semprotan

    clobetasol dua kali sehari.

    Psoriasis Palmoplantar. Psoriasis palmoplantar yang refraktori terhadap pengobatan

    topikal telah terbukti menjadi efektif diobati menggunakan terapi laser excimer, namun

    itu terbukti memiliki khasiat yang sama seperti pengobatan krim PUVA.

    Psoriasis kuku. Laser excimer belum ditetapkan sebagai pengobatan yang efektif untuk

    psoriasis kuku. Sebaliknya, Pulse Dye Laser (PDL) telah terbukti menjadi pilihan

    pengobatan untuk psoriasis kuku. Beberapa penelitian menggunakan PDL 595 nm

    untuk psoriasis kuku menunjukkan perbaikan yang signifikan setelah 3 bulan

    pengobatan sekali bulanan. Efek samping yang paling umum adalah hiperpigmentasi

    dan petechiae.

    Kehamilan. Terapi laser excimer umumnya dianggap aman. Terapi UVB adalah

    modalitas pengobatan umum digunakan untuk psoriasis berat selama kehamilan.

    Presence of a Pacemaker. Hal ini aman untuk pasien dengan alat pacu jantung untuk

    menjalani terapi laser.

  • Halaman | 34

    Vitiligo

    Indikasi umum. Perawatan laser harus dipertimbangkan pada vitiligo yang tidak

    berefek dengan pengobatan topical. Seperti dijelaskan sebelumnya, hal ini sangat

    berguna dalam vitiligo lokal dan jenis kulit yang lebih gelap, khususnya jenis kulit

    Fitzpatrick III dan IV.

    Kontraindikasi

    Karena tidak ada kontraindikasi mutlak untuk terapi laser, praktisi harus bergantung pada

    penilaian klinis nya dan reaksi yang mungkin merugikan individu pasien untuk terapi.

    Obat photosensitizing. Fototerapi adalah kontraindikasi relatif pada pasien yang tidak

    dapat mentoleransi fototerapi, baik karena obat atau sekunder untuk kondisi

    photosensitizing. Namun, ini tidak kontraindikasi absolut dan fototerapi masih bisa

    dimanfaatkan dengan hati-hati.

    Kondisi photosensitizing. Fototerapi pada umumnya merupakan kontraindikasi pada

    gangguan photosensitizing (yaitu lupus eritematosus sistemik, xeroderma

    pigmentosum, dll) sehingga riwayat menyeluruh dan fisik harus diperoleh sebelum

    memulai pengobatan.

    Riwayat Kanker Kulit. Meskipun risiko kanker kulit jangka panjang tidak diketahui

    untuk pasien yang menjalani perawatan laser excimer untuk psoriasis, riwayat pasien

    melanoma atau kanker kulit non-melanoma harus dipertimbangkan.

    Lesi hiperkeratosis. Telah dicatat dalam satu studi pada lesi hiperkeratosis kurang

    responsif terhadap terapi laser dan mungkin memerlukan sesi perawatan lebih.

    Fitzpatrick tipe I. Pasien Kulit dengan Fitzpatrick kulit tipe I telah dilaporkan

    mengalami lebih mudah melepuh dibandingkan jenis kulit lainnya, sehingga jumlah

    peningkatan dosis per sesi pengobatan dapat dibatasi.

    Komplikasi

    Efek samping yang paling umum dari laser excimer termasuk eritema, melepuh dan

    hiperpigmentasi, yang terbatas pada daerah lokal. Beberapa efek samping ini dapat

    menyebabkan ketidaknyamanan pada pasien atau nyeri.

    Hiperpigmentasi. Akan terdapat adanya daerah hiperpigmentasi, meskipun pigmentasi

    umumnya normal seiring dengan waktu.

  • Halaman | 35

    Kanker Kulit. Sebagaimana dinyatakan, ada risiko teoritis peningkatan risiko kanker

    kulit dengan fototerapi pada umumnya, tetapi penelitian tidak menunjukkan adanya

    hubungan pengobatan sinar UVB dan kanker kulit.

    Kerusakan Mata. Jika perlindungan mata tidak dipakai, kerusakan retina dan mungkin

    katarak dapat terjadi jika perlindungan mata tidak dikenakan. Setiap individu di ruang

    perawatan harus memakai pelindung mata yang tepat disediakan.

    Laser Pada Onychomycosis1

    Pada strategi pengobatan yang tersedia untuk onikomikosis, laser adalah pendekatan yang

    relatif baru untuk ini gangguan yang sulit diobati. Saat ini, beberapa modalitas laser disetujui

    oleh Food and Drug Administration (FDA) untuk peningkatan sementara pertumbuhan kuku

    pada pasien. Termasuk laser garnet neodynium-doped yttrium aluminium. (Nd: YAG) 532,

    630-680, 1064 dan 1320 nm, serta kombinasi laser dioda 870/930 nm dan 980 nm. Meskipun

    literatur mengevaluasi efektivitas laser untuk onikomikosis adalah sedikit, seperti sinar UV,

    terapi photodynamic (PDT), CO2 ablatif, Nd:YAG, dan laser dioda, seperti yang disebutkan

    sebelumnya masih diperlukan percobaan untuk sepenuhnya menilai efektivitas modalitas

    tersebut.

    Onikomikosis adalah gangguan hyperkeratinization dari kuku akibat infeksi jamur, akhirnya

    menyebabkan perubahan warna dan atau distorfi kuku.

    Berbeda dengan kondisi dermatologi lain, mekanisme laser yang dapat mengobati atau

    memperbaiki penampilan onikomikosis jelas. Mekanisme termasuk inaktivasi langsung jamur

  • Halaman | 36

    oleh panas, penciptaan spesies oksigen reaktif, atau photothermolysis selektif, meskipun

    kromofor sasaran belum diidentifikasi.

    Laser CO2

    Laser CO2 dapat berfungsi sebagai pengobatan utama untuk onikomikosis. Hal ini juga

    dapat berfungsi sebagai tambahan sebagai agen antijamur topikal dengan menyediakan

    sarana penetrasi melalui lempeng kuku untuk kuku di mana pertumbuhan jamur berasal.

    Pilihan ini kurang invasif, namun saat ini tersedia.

    Diode 870/930 nm dan 980 nm

    Mekanisme kedua sistem ini mirip. Kedua sistem saat ini disetujui FDA untuk

    peningkatan sementara pertumbuhan kuku bening pada pasien dengan onikomikosis.

    Nd:YAG 1.064 nm

    Beberapa mode output tersedia untuk laser Nd: YAG, yaitu dengan panjang gelombang

    1.064, 940, 1.320, dan 1.440 nm. Karena panjang gelombang yang lebih panjang,

    Nd:YAG 1.064 nm diduga sangat menembus jaringan dan target pertumbuhan berlebih

    jamur di kuku.

    PDT

    Asam 5-aminolevulinic (ALA) adalah photosensitizer yang paling umum digunakan

    di PDT untuk onikomikosis dengan konversi 5-ALA menjadi protoporfirin IX pada

    jamur dan ragi. Protoporfirin IX memiliki penyerapan panjang gelombang puncak

    antara 630 dan 700 nm, sehingga dengan mudah ditargetkan oleh red light.

    Indikasi

    Diagnosis onikomikosis dikonfirmasi terlebih dahulu dengan mikroskop langsung dan

    kultur Jamur.

    Pasien tidak dapat mentolerir atau tidak ingin menjalani terapi lainnya, seperti dengan:

    obat topikal / salep, bedah, antijamur oral.

  • Halaman | 37

    Mampu menjaga kebersihan yang memadai di antara perawatan untuk mencegah

    kekambuhan (menghindari menggunakan kembali kaus kaki, menerapkan semprotan

    antijamur untuk bagian dalam sepatu)

    Kontraindikasi

    Tidak dapat mentolerir bentuk-bentuk lain dari terapi cahaya, seperti: Pasien dengan

    gangguan kejang yang dipicu oleh cahaya, pasien dengan lupus eritematosus, pasien

    yang telah menerima atau sedang menerima gold therapy, pasien dengan gangguan

    sensitivitas cahaya, pasien minum obat yang meningkatkan kepekaan terhadap cahaya,

    hamil (efek pada janin tidak diketahui), neuropati perifer

    Komplikasi

    Nyeri, panas atau kesemutan

    Terdapat bagian gelap sementara di bawah kuku

    Intense Pulsed Light Therapy1

    Intense Pulsed Light Therapy (IPL) umumnya digunakan untuk perbaikan kosmetik dari

    penuaan kulit. Pada tahun 1994, perangkat ini pertama kali diluncurkan dan dipromosikan

    sebagai pilihan pengobatan untuk telangiectasias kaki tetapi memiliki utilitas terbatas karena

    profil efek samping. Sepanjang tahun, modifikasi teknis untuk perangkat ini telah

    memungkinkan untuk menjadi lebih aman dan lebih mudah digunakan, memperluas

    penggunaan klinis. Saat ini, IPL adalah alat pengobatan yang berlaku umum untuk peremajaan

    non-ablatif kulit, photoepilation, dan pengobatan lesi berpigmen dan pembuluh darah.

    Teknologi ini memancarkan pulse, noncoherent, cahaya polikromatik melalui filter, yang dapat

    diubah sesuai dengan target yang diinginkan dalam kulit. Perangkat berisi lampu xenon flash

    didukung oleh bank kapasitor yang dikendalikan oleh mikroprosesor, yang dapat mengubah

    durasi pulse. Spektrum yang luas dari lampu kilat memungkinkan energi dari beberapa panjang

    gelombang (500-1,200 nm) yang akan dipancarkan. Filter dan parameter, seperti Fluence,

    durasi pulse dan delay pulse, bisa disesuaikan dengan software untuk mengobati target yang

    berbeda, membuatnya menjadi perangkat serbaguna.

  • Halaman | 38

    Keuntungan

    Dapat menargetkan beberapa kromofor secara bersamaan.

    Dapat mengobati lesi vaskular dengan risiko purpura minimal bila dibandingkan

    dengan yang generasi lama yaitu terapi pulse dye-laser (PDL), yang hanya memiliki

    jangka waktu pulse yang sangat singkat.

    Dapat mengobati daerah tubuh yang besar dengan perawatan yang singkat.

    Kekurangan

    Handpieces berukuran besar, sehingga sulit untuk mengobati daerah-daerah tertentu

    dari wajah dan beberapa perawatan mungkin diperlukan.

    Lesi yang berlebihan mungkin di luar kemampuan filtrasi atau memerlukan terlalu lama

    pulse, yang dapat memberikan inframerah terlalu banyak menyebabkan cedera

    epidermis.

    Berbagai parameter pengobatan dapat menyebabkan efek samping yang tidak

    diinginkan jika digunakan oleh pengguna yang tidak cukup terlatih.

    Indikasi

    Pengobatan Lesi Vaskular

    Dapat mengobati wajah dan kaki telangiectasias, poikiloderma, hemangioma, dan

    malformasi vena dan kapiler.

    Mekanisme: pembuluh darah terlihat diganti dengan serat jaringan granulasi setelah

    koagulasi jaringan dan kehancuran.

    Efek samping minimal yaitu edema, eritema, dan nyeri. Purpura, bekas luka hipertrofik

    atau atrofi, atau hipopigmentasi tidak ditemukan.

    Poikiloderma

    Lesi ini ditandai oleh dispigmentasi retikular, telangiectasis, serta atrofi epidermis.

    Target: melanin dan hemoglobin.

    Efek samping yaitu pembengkakan dan eritema (berlangsung 24-48 jam), purpura

    (berlangsung beberapa hari), pembentukan blister biasa (di jenis kulit yang lebih gelap)

    dan pada daerah kecil dapat terjadi hipopigmentasi persisten.

    Pengobatan Lesi berpigmen

  • Halaman | 39

    IPL berguna dalam pengobatan jika lesi berpigmen dangkal. Lesi lain yang dapat

    diobati adalah pasca-nekrolisis epidermal toksik hypermelanosis, aberrant Mongolian

    spots, pigmented actinic lichen planus, dan lentigo terkait dengan sindrom LEOPARD.

    Sasaran: melanin. Ini memiliki spektrum penyerapan luas (250-1,200 nm) namun

    memiliki penyerapan terbesar pada panjang gelombang yang lebih rendah dan menurun

    dengan panjang gelombang yang lebih tinggi.

    Photoepilation

    Hair removal dengan IPL telah ditunjukkan bahwa aman dan efektif.

    Target: melanin dalam folikel rambut (600-1,100 nm).

    Yang paling tepat adalah pasien berkulit terang dengan rambut gelap, seperti pada

    pasien berkulit gelap, epidermal melanin bersaing dengan rambut folikel melanin untuk

    penyerapan cahaya.

    Photorejuvenation

    Mekanisme: Pendekatan nonablative yang meningkatkan penampilan keseluruhan

    penuaan kulit, mungkin disebabkan oleh karena renovasi dari serat kolagen dan

    neocollagenesis.

    Asam 5-aminolevulinic topikal dikombinasikan dengan IPL mungkin memiliki efek

    yang lebih unggul dibandingkan hanya IPL saja.

    Acne

    IPL dapat digunakan untuk mengobati jerawat dan bekas jerawat.

    Target: melanin dan air, meningkatkan pigmentasi, merangsang neocollagenesis, dan

    menghancurkan kelenjar sebasea.

    Kontraindikasi

    IPL harus dihindari pada: Wanita yang sedang hamil atau sedang menyusui, pasien yang

    menerima retinoid sistemik, pasien yang menerima obat photosensitizing, pasien yang

    menderita suatu penyakit atau kondisi genetik yang menyebabkan photosensitivity.

  • Halaman | 40

    Reaksi yang merugikan / Komplikasi

    Efek Samping umum adalah nyeri, sensasi terbakar (biasanya ringan dan berlangsung kurang

    dari 10 menit), eritema (berlangsung beberapa jam sampai 3 hari), dispigmentasi (hiper atau

    hipopigmentasi berlangsung kurang dari 2 bulan), crusting (pengerasan kulit di daerah

    pigmentasi dan mengelupas dalam waktu 7 hari), purpura. Efek Samping Serius yaitu melepuh,

    perubahan pigmen permanen, jaringan parut.

    Komplikasi Pada Epidermis1,3,6

    1. Hiperpigmentasi

    Masalah ini lebih umum pada pasien dengan jenis kulit lebih gelap. Pasien dengan kulit

    cokelat segar juga lebih beresiko. Hiperpigmentasi hampir selalu merupakan efek

    sementara yang respon terhadap terapi topikal dan terapi pemutihan dan membaik dari

    waktu ke waktu. Hiperpigmentasi relatif umum terjadi setelah ablative resurfacing

    (terutama Laser CO2), yang berlangsung rata-rata 3-4 bulan. Resiko hiperpigmentasi

    pada penggunaan laser untuk hair removal berkaitan dengan variasi musiman,

    kehadiran cokelat, dan pigmen intrinsik mendefinisikan jenis kulit pasien. Menariknya,

    meskipun kriogen spray pendingin sistem membatasi hiperpigmentasi akibat

    pemanasan epidermis, aplikasi berlebihan pendinginan itu sendiri dapat menyebabkan

    kerusakan epidermal dan hiperpigmentasi.

    2. Hipopigmentasi

    Hipopigmentasi pasca operasi juga mungkin terjadi, terutama setelah penggunaan laser

    dengan melanin sebagai target, atau pigmen khusus iradiasi laser. Dengan demikian,

    sangat umum terjadi dalam tato, lesi berpigmen, atau hair removal yang diobati dengan

    Q-switched ruby, Alexandrite, dan Nd: YAG laser. Dalam situasi ini, hipopigmentasi

    lebih sering diamati setelah beberapa kali perawatan dan lebih sering terjadi pada pasien

    dengan jenis kulit lebih gelap. Seperti hiperpigmentasi, komplikasi ini sering

    sementara, meskipun hipopigmentasi permanen juga dapat terjadi. Delayed permanent

    hypopigmentation telah diakui sebagai komplikasi khusus untuk laser resurfacing

    ablatif terutama laser CO2 skin resurfacing.

    3. Melepuh (blister) pasca operasi

    Terbentuknya blister adalah karena kerusakan termal epidermis dan, kadang-kadang,

    dapat diproduksi oleh hampir semua sistem laser. Hal ini paling sering didapati pada

    Q-switched iradiasi laser untuk menghilangkan tato. Penjelasan untuk pengembangan

  • Halaman | 41

    termasuk penggunaan laser yang berlebihan atau penyerapan tidak sengaja energi laser

    disebabkan adanya peningkatan dari kromofor epidermal (misalnya, melanin pada kulit

    tan). Penggunaan seiring pendinginan jaringan (melalui kriogen semprot) berfungsi

    untuk melindungi epidermis dari kerusakan termal berlebihan selama iradiasi laser, dan

    penerapan tidak tepat atau penggunaan pendingin tidak tepat juga dapat menyebabkan

    kerusakan epidermis.

    4. Krusta pasca operasi

    Efek yang tidak diinginkan ini juga disebabkan oleh laser-mengakibat kerusakan

    epidermis. Krusta adalah biasanya terjadi pada Q-switched laser yang digunakan untuk

    menghilangkan tato tetapi dapat diamati setelah pengobatan dengan laser lain juga.

    Tanpa perawatan pasca operasi yang sesuai, pengerasan kulit tidak bisa dihindari

    setelah prosedur laser resurfacing kulit.

    5. Milia

    Milia sering terjadi sebagai peristiwa normal dalam kegiatan pasca operasi pasien yang

    telah menjalani karbon dioksida atau erbium laser resurfacing kulit. Perkembangan

    milia dapat dikurangi dengan penerapan tretinoin topikal atau asam glikolat. Ketika

    hanya sedikit lesi yang muncul, milia mudah diobati dengan cara ekstraksi manual.

    Komplikasi Pada Dermis1,3,6

    1. Purpura

    Purpura sering didapatkan pada pasien setelah dilakukan pulsed-dye laser. Saat itu

    hampir tak terelakkan dengan generasi pertama 585-nm pulsed-dye laser. Purpura

    adalah fenomena sementara yang biasanya berlangsung 7-14 hari. Insiden telah

    dikurangi dengan pengembangan pulsed-dye laser dengan memperpanjang pulse

    duration, yang memungkinkan pemanasan dari pembuluh darah kulit lebih lambat.

    Pengguna sistem ini dapat memilih pengaturan yang meminimalkan atau

    menghilangkan purpura.

    2. Scar

    Komplikasi permanen ini mungkin yang paling ditakuti dari komplikasi laser. Akhir-

    akhir ini resiko jaringan parut (scar) pada pulsed dan Q-switched laser yang

    menggunakan prinsip-prinsip photothermolysis selektif jauh lebih sedikit, tetapi

    jaringan parut masih mungkin didapatkan pada pemakaian perangkat apapun. Apakah

  • Halaman | 42

    atrofi atau hipertrofi, jaringan parut selalu diakibatkan karena kerusakan berlebihan

    pada kolagen di dermis.

    Secara umum, risiko jaringan parut lebih rendah dengan penggunaan pigmen khusus

    laser, pulse vascular laser, sistem laser nonablative, dan pulse hair removal laser

    sistem. Laser resurfacing kulit (baik karbon dioksida dan erbium) memiliki risiko

    tertinggi menyebabkan jaringan parut karena akan merusak jaringan dermal seperti

    peningkatan risiko infeksi pada deepitelisasi kulit. Faktor-faktor seperti jumlah energi

    yang lewat dan energi yang digunakan dapat mempengaruhi risiko jaringan parut,

    sementara teknologi yang menggunakan sistem pendinginan bekerja untuk

    meminimalkan risiko ini.

    Komplikasi Lain1,3,6

    1. Penyembuhan luka yang lambat

    Meskipun jarang, penyembuhan luka yang lambat telah diidentifikasi sebagai

    komplikasi khusus untuk karbon dioksida atau erbium laser resurfacing kulit. Setelah

    infeksi kulit dan kondisi sistemik lain (misalnya, lupus eritematosa, ikat-jaringan

    penyakit) sudah dihilangkan sebagai faktor penyebab potensial dari respon

    penyembuhan luka yang buruk, paling baik dikelola dengan manajemen luka

    konservatif. Sayangnya, jaringan fibrosis dan jaringan parut adalah gejala sisa yang

    umum dari respon penyembuhan luka tertunda.

    2. Infeksi pada luka

    Infeksi pada luka adalah yang paling sering terjadi setelah skin resurfacing laser. Infeksi

    virus, bakteri, dan jamur superfisial mungkin terjadi. Herpes simplex virus dapat aktif

    kembali pada pasien selama reepitelisasi setelah perawatan laser kulit, terutama hair

    removal dan resurfacing. Profilaksis antiherpes dengan demikian direkomendasikan

    untuk semua perioral atau prosedur laser resurfacing seluruh wajah. Infeksi bakteri

    biasanya disebabkan oleh stafilokokus atau spesies pseudomonas dan telah terbukti

    muncul lebih sering pada pasien yang telah menggunakan perban luka dalam waktu

    lama setelah operasi. Demikian pula, infeksi kandida dapat terjadi.

    3. Noda hitam

    Pertama kali tercatat pada iradiasi kosmetik (eyeliner, lipliner, browliner) tato dengan

    Q-switched ruby laser, fenomena ini juga telah dilaporkan pada pemakaian Q-switched

    Nd: YAG, Q-switched Alexandrite, dan 510-nm pulsed dye laser. Noda hitam ini

  • Halaman | 43

    disebabkan oleh konversi laser-induced ferri oksida ke ferro oksida dalam tinta tato

    kosmetik, menghasilkan pigmentasi hitam tidak larut di dalam kulit.

    4. Reaksi alergi

    Reaksi alergi (termasuk anafilaksis) telah dilaporkan pada penggunaan Q-switched

    laser tato dan diduga disebabkan perubahan antigenisitas dari pigmen tato oleh laser.

    5. Eritema postoperatif

    Beberapa derajat eritema berlangsung kurang dari 24 jam dan muncul pada hampir

    semua prosedur laser. Eritema yang lebih lama dapat terjadi sebagai efek samping yang

    tidak diinginkan tetapi juga sementara pada hampir semua pasien yang diobati dengan

    laser nonablative. Eritema lebih lama didapatkan pada semua pasien setelah resurfacing

    kulit laser ablatif. Durasi (dari hari sampai beberapa bulan) tergantung pada kedalaman

    dan tingkat kedalaman melukai kulit. Erbium laser biasanya menghasilkan eritema

    pasca operasi kurang dari laser karbon dioksida.

    6. Dermatitis kontak postoperatif karena obat-obatan topikal

    Dermatitis kontak alergi atau dermatitis kontak iritan dapat terjadi setelah semua jenis prosedur

    laser, umumnya pada antibiotik topikal. Karena kesulitan dalam membedakan dermatitis

    kontak dari infeksi pada pasien yang telah melakukan laser resurfacing, banyak praktisi

    menghindari penggunaan antibiotik topikal pada pasien tersebut.

  • Halaman | 44

    Referensi

    1. Nouri K. [editor]. Handbook of lasers in dermatology. New York: : Springer Berlin

    Heidelberg.

    2. Hamzah M. Dasar terapi laser pada penyakit kulit. Dalam: Djuanda A, Hamzah M,

    Aisah S [editor]. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Ed. 6. Jakarta: Badan Penerbit

    Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013: 357-62.

    3. Sakamoto FH, Wall T, Avram MM, Anderson RR. Laser and flashlamp in dermatology.

    In: Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, GIlchrest BA, Paller AS, Leffell DJ [Editor].

    Fitzpatricks dermatology in general medicine. Ed. 7. Philadelphia: The McGraw-Hill

    Companies, 2008: 2263-78.

    4. Tanzi EL, Alster TS. Skin resurfacing: ablative lasers, chemical peels, and

    deermabrasion. In: Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, GIlchrest BA, Paller AS, Leffell

    DJ [Editor]. Fitzpatricks dermatology in general medicine. Ed. 7. Philadelphia: The

    McGraw-Hill Companies, 2008: 2364-71.

    5. Chapas AM, Geronemus RG. Cosmetic applications of non-ablative lasers and other

    light devices. In: Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, GIlchrest BA, Paller AS, Leffell DJ

    [Editor]. Fitzpa