Top Banner

of 32

Referat Kontrasepsi Hormonal Wulan

Jun 04, 2018

Download

Documents

wulannnwulannn
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/13/2019 Referat Kontrasepsi Hormonal Wulan

    1/32

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Sebagaimana diketahui keluarga merupakan bagian terkecil dari masyarakat yang dapat

    mencerminkan kualitas dari suatu negara. Keluarga yang sejahtera, sehat, harmonis, berkualitas,

    dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa merupakan idaman dari setiap keluarga, oleh karena

    itu program-program Keluarga Berencana telah dirubah visinya dari mewujudkan NKKBS

    menjadi Keluarga Berkualitas Tahun 2015. Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang

    sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan ke depan,

    bertanggung jawab, harmonis dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dari visi tersebut

    terlihat bahwa program Keluarga Berencana memiliki andil yang penting dalam upaya

    meningkatkan kualitas penduduk.

    Keluarga berencana merupakan salah satu upaya pelayanan kesehatan preventif yang

    paling dasar dan utama. Pencegahan kematian dan kesakitan ibu merupakan alasan utama

    diperlukannya pelayanan keluarga berencana.

    Perwujudan nyata dalam partisipasi program Keluarga Berencana adalah dengan menggunakan

    kontrasepsi. Tetapi dilain pihak terdapat kendala berupa banyaknya jenis kontrasepsi yang

    beredar dipasaran dan masyarakat hanya mampu menyebut jenis alat atau obat kontrasepsi

    tersebut sedangkan informasi-infomasi mengenai keuntungan, kekurangan, kontraindikasi

    maupun efek samping dari kontrasepsi tersebut tidak mereka dapatkan, belum lagi adanya

    pandangan-pandangan atau norma budaya lingkungan dan orang tua yang dapat membuat

    pengguna (akseptor) menjadi ragu-ragu dalam menggunakan kontrasepsi tersebut. Untuk itu

    diperlukan suatu layanan konseling agar dapat menjelaskan secara benar setiap kontrasepsi

    dengan jelas mengenai keuntungan, kerugian, efek samping maupun kontraindikasinya.

    Penggunaan alat dan obat kontrasepsi memang tidak dapat lepas dari efek samping danrisiko yang kadang-kadang dapat merugikan kesehatan, namun demikian yang harus dipikirkan

    adalah benefit/ keuntungan dari penggunaan alat/ obat kontrasepsi tersebut yang lebih besar

    dibanding tidak menggunakan kontrasepsi.

    Adapun syarat metode kontrasepsi yang ideal adalah:

  • 8/13/2019 Referat Kontrasepsi Hormonal Wulan

    2/32

    2

    Aman, artinya tidak menimbulkan komplikasi yang berat bila digunakan Berdaya guna, dalam arti bila digunakan sesuai dengan aturan akan dapat mencegah

    kehamilan

    Dapat diterima, bukan hanya oleh akseptor tapi juga oleh lingkungan budaya dimasyarakat

    Terjangkau harganya oleh masyarakat Bila metode tersebut dihentikan penggunaannya, kesuburan akan segera pulih, kecuali

    untuk kontrasepsi mantap.

    Pengaturan kelahiran memiliki benefit (keuntungan) kesehatan yang nyata, salah satu

    contoh pil kontrasepsi dapat mencegah terjadinya kanker uterus dan ovarium, penggunaan

    kondom Program KB menentukan kualitas keluarga, karena program ini dapat menyelamatkan

    kehidupan perempuan serta meningkatkan status kesehatan ibu terutama dalam mencegah

    kehamilan tak diinginkan, menjarangkan jarak kelahiran mengurangi risiko kematian bayi. Selain

    memberi keuntungan ekonomi pada pasangan suami istri, keluarga dan masyarakat, KB juga

    dapat mencegah penularan penyakit menular seksual, seperti HIV.

  • 8/13/2019 Referat Kontrasepsi Hormonal Wulan

    3/32

    3

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Haid dan Siklusnya

    2.1.1 Definisi Siklus Haid

    Haid ialah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan

    (deskuamasi) endometrium.

    Sistem reproduksi wanita menjalani serangkaian perubahan siklik teratur yang dikenal

    sebagai siklus haid. Yang paling mencolok dari perubahan-perubahan ini adalah perdarahan

    vagina berkala akibat terlepasnya lapisan endometrium uterus.

    Panjang siklus haid ialah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid

    berikutnya. Hari mulainya perdarahan dinamakan hari pertama siklus. Karena jam mulainya haid

    tidak diperhitungkan dan tepatnya waktu keluar haid dari ostium uteri eksternum tidak dapat

    diketahui, maka panjang siklus mengandung kesalahan 1 hari. Panjang siklus haid yang normal

    atau dianggap sebagai siklus haid yang klasik ialah 28 hari, tetapi variasinya cukup luas, bukan

    saja antara beberapa wanita tetapi juga pada wanita yang sama. Selang waktu antara ovulasi dan

    hingga awitan perdarahan menstruasi relative spontan dengan rata-rata 14 2 hari pada

    kebanyakan wanita. Rata-rata panjang siklus haid pada gadis usia 12 tahun ialah 25,1 hari, pada

    wanita usia 43 tahun 27,1 hari, dan pada wanita usia 55 tahun 51,9 hari. Jadi, sebenarnya panjang

    siklus haid 28 hari itu tidak sering dijumpai. Dari pengamatan Hartman pada kera ternyata bahwa

    hanya 20% saja panjang siklus haid 28 hari.

    Lama haid biasanya antara 3-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti darah sedikit-sedikit

    kemudian, dan ada yang sampai 7-8 hari. Pada setiap wanita biasanya lama haid itu tetap.

    Jumlah darah yang keluar rata-rata 33,2 16 cc. Pada wanita yang lebih tua biasanya darah

    yang keluar lebih banyak. Pada wanita dengan anemi defisiensi besi jumlah darah haidnya juga

    lebih banyak. Jumlah darah haid lebih dari 80 cc dianggap patologik. Darah haid tidak membeku;

    ini mungkin disebabkan fibrinolisin.

  • 8/13/2019 Referat Kontrasepsi Hormonal Wulan

    4/32

    4

    Kebanyakan wanita tidak merasakan gejala-gejala pada waktu haid, tetapi sebagian kecil

    merasa berat di panggul atau merasa nyeri (dismenorea). Usia gadis remaja pada waktu pertama

    kalinya mendapat haid (menarche) bervariasi lebar, yaitu antara 10 - 16 tahun, tetapi rata-ratanya

    12,5 tahun. Statistik menunjukkan bahwa usia menarche dipengaruhi faktor keturunan, keadaan

    gizi, dan kesehatan umum.

    2.1.2 Profil Hormonal Selama Siklus Haid

    Sekarang diketahui bahwa dalam proses ovulasi harus ada kerja sama antara korteks

    serebri, hipotalamus, hipofisis, ovarium, glandula tiroidea, glandula suprarenalis, dan kelenjar-

    kelenjar endrokrin lainnya. Yang memegang peranan penting dalam proses tersebut adalah

    hubungan hipotalamus, hipofisis, dan ovarium (hypothalamic-pituitary-ovarian axis). Menurut

    teori neurohumoral yang dianut sekarang, hipotalamus mengawasi sekresi hormon gonadotropin

    oleh adenohipofisis melalui sekresi neurohormon yang disalurkan ke sel-sel adenohipofisis lewat

    sirkulasi portal yang khusus. Hipotalamus menghasilkan faktor yang telah dapat diisolasi dan

    disebut Gonadotropin Releasing Hormone (Gn RH) karena dapat merangsang pelepasan

    Luteinizing Hormone(LH) danFollicle Stimulating Hormone(FSH) dari hipofisis.

    Siklus haid normal dapat dipahami dengan baik dengan membaginya atas dua fase dan 1

    saat, yaitu fase folikuler, saat ovulasi, dan fase luteal. Perubahan-perubahan kadar hormonsepanjang siklus haid disebabkan oleh mekanisme umpan balik (feedback) antara hormon steroid

    dan hormon gonadotropin. Estrogen menyebabkan umpan balik negatif terhadap FSH, sedangkan

    terhadap LH estrogen menyebabkan umpan balik negatif jika kadarnya rendah, dan umpan balik

    positif jika kadarnya tinggi. Tempat utama umpan balik terhadap hormon gonadotropin ini

    mungkin pada hipotalamus.

    Tidak lama setelah haid mulai, pada fase folikuler dini, beberapa folikel berkembang oleh

    pengaruh FSH yang meningkat. Meningkatnya FSH ini disebabkan oleh regresi korpus luteum,

    sehingga hormon steroid berkurang. Dengan berkembangnya folikel, produksi estrogen

    meningkat, dan ini menekan produksi FSH; folikel yang akan berovulasi melindungi dirinya

    sendiri terhadap atresia, sedangkan folikel-folikel lain mengalami atresia. Pada waktu ini LH

    juga meningkat, namun peranannya pada tingkat ini hanya membantu pembuatan estrogen dalam

  • 8/13/2019 Referat Kontrasepsi Hormonal Wulan

    5/32

    5

    folikel. Perkembangan folikel yang cepat pada fase folikel akhir ketika FSH mulai menurun,

    menunjukkan bahwa folikel yang telah masak itu bertambah peka terhadap FSH. Perkembangan

    folikel berakhir setelah kadar estrogen dalam plasma jelas meninggi. Estrogen pada mulanya

    meninggi secara berangsur-angsur, kemudian dengan cepat mencapai puncak-nya. Ini

    memberikan umpan balik positif terhadap pusat siklik, dan dengan lonjakan LH (LH-surge) pada

    pertengahan siklus, mengakibatkan terjadinya ovulasi. LH yang meninggi itu menetap kira-kira

    24 jam dan menurun pada fase luteal. Mekanisme turunnya LH tersebut belum jelas. Dalam

    beberapa jam setelah LH meningkat, estrogen menurun dan mungkin inilah yang menyebabkan

    LH itu menurun. Menurunnya estrogen mungkin disebabkan oleh perubahan morfologik pada

    folikel. Mungkin pula menurunnya LH itu disebabkan oleh umpan balik negatif yang pendek dari

    LH terhadap hipotalamus. Lonjakan LH yang cukup saja tidak menjamin terjadinya ovulasi;

    folikel hendaknya pada tingkat yang matang, agar ia dapat dirangsang untuk berovulasi.

    Pecahnya folikel terjadi 16 - 24 jam setelah lonjakan LH. Pada manusia biasanya hanya satu

    folikel yang matang. Mekanisme terjadinya ovulasi agaknya bukan oleh karena meningkatnya

    tekanan dalam folikel, tetapi oleh perubahan-perubahan degeneratif kolagen pada dinding folikel,

    sehingga ia menjadi tipis. Mungkin juga prostaglandin F2 memegang peranan dalam peristiwa

    itu.

    Pada fase luteal, setelah ovulasi, sel-sel granulosa membesar, membentuk vakuola dan

    bertumpuk pigmen kuning (lutein); folikel menjadi korpus luteum. Vaskularisasi dalam lapisan

    granulosa juga bertambah dan mencapai puncaknya pada 8-9 hari setelah ovulasi.

    Luteinized granulosa cellsdalam korpus luteum itu membuat progesterone banyak, dan

    luteinized theca cells membuat pula estrogen yang banyak, sehingga kedua hormon itu

    meningkat tinggi pada fase luteal. Mulai 10-12 hari setelah ovulasi korpus luteum mengalami

    regresi berangsur-angsur disertai dengan berkurangnya kapilar-kapilar dan diikuti oleh

    menurunnya sekresi progesteron dan estrogen. Masa hidup korpus luteum pada manusia tidak

    bergantung pada hormon gonadotropin, dan sekali terbentuk ia berfungsi sendiri (autonom).

    Namun, akhir-akhir ini diketahui untuk berfungsinya korpus luteum, diperlukan sedikit LH terus-

    menerus. Steroidegenesis pada ovarium tidak mungkin tanpa LH. Mekanisme degenerasi korpus

    luteum jika tidak terjadi kehamilan belum diketahui. Empat belas hari sesudah ovulasi, terjadi

  • 8/13/2019 Referat Kontrasepsi Hormonal Wulan

    6/32

    6

    haid. Pada siklus haid normal umumnya terjadi variasi dalam panjangnya siklus disebabkan oleh

    variasi dalam fase folikuler.

    Gambar 2.1 Perubahan-perubahan kadar hormon gonadotropin dan hormon steroid

    sepanjang siklus haid.

    Pada kehamilan, hidupnya korpus luteum diperpanjang oleh adanya rangsangan dari

    Human Chorionic Gonadotrophin (HCG), yang dibuat oleh sinsisiotrofoblast. Rangsangan ini

    dimulai pada puncak perkembangan korpus luteum (8 hari pascaovulasi), waktu yang tepat untuk

    mencegah terjadinya regresi luteal. HCG memelihara steroidogenesis pada korpus luteum hingga

    9 - 10 minggu kehamilan. Kemudian, fungsi itu diambil alih oleh plasenta.

    Dari uraian di atas jelaslah bahwa kunci siklus haid tergantung dari perubahan-perubahan

    kadar estrogen. Pada permulaan siklus haid meningkatnya FSH disebabkan oleh menurunnya

    estrogen pada fase luteal sebelumnya. Berhasilnya perkembangan folikel tanpa terjadinya atresia

    tergantung pada cukupnya produksi estrogen oleh folikel yang berkembang. Ovulasi terjadi oleh

  • 8/13/2019 Referat Kontrasepsi Hormonal Wulan

    7/32

    7

    cepatnya estrogen meningkat pada pertengahan siklus yang menyebabkan lonjakan LH.

    Hidupnya korpus luteum tergantung pula pada kadar minimum LH yang terus menerus. Jadi,

    hubungan antara folikel dan hipotalamus bergantung pada fungsi estrogen, yang menyampaikan

    pesan-pesan berupa umpan balik positif atau negatif. Segala keadaan yang menghambat produksi

    estrogen dengan sendirinya akan mempengaruhi siklus reproduksi yang normal.

    2.1.3 Siklus Ovarium

    Ovarium mengalami perubahan-perubahan dalam besar, bentuk, dan posisinya sejak bayi

    dilahirkan hingga masa tua seorang wanita. Pada masa pubertas ovarium berukuran 2,5-5 cm

    panjang, 1,5-3 cm lebar, dan 0,6 -1,5 tebal. Pada salah satu pinggirnya terdapat hilus, tempat

    keluar-masuknya pembuluh-pembuluh darah dan serabut-serabut saraf. Ovarium dihubungkan

    oleh mesovarium dengan ligamentum latum, dan oleh ligamentum ovarii proprium dengan

    uterus. Permukaan ovarium ditutupi oleh satu lapis sel kubik yang disebut germinal epitelium. Di

    bawahnya terdapat tunika albugenia yang kebanyakan terdiri dari serabut-serabut jaringan ikat.

    Pada garis besarnya ovarium terbagi atas dua bagian, yaitu korteks dan medulla. Korteks

    terdiri atas stroma yang padat, di mana terdapat folikel-folikel dengan sel telurnya. Folikel dapat

    dijumpai dalam berbagai tingkat perkembangan, yaitu folikel primer, sekunder, dan folikel yang

    masak (Folikel de Graaf). Juga ada folikel yang telah mengalami degenerasi yang disebut atresiafolikel. Dalam korteks juga dapat dijumpai korpus rubrum, korpus luteum, dan korpus albicans.

    Makin muda usia wanita makin banyak folikel dijumpai. Pada bayi baru lahir terdapat

    400.000 folikel pada kedua ovarium, Rata-rata hanya 300-400 ovum yang dilepaskan selama

    masa reproduksi. Pada masa pascamenopause sangat jarang dijumpai folikel karena kebanyakan

    telah mengalami atresia. Dalam medulla ovarium terdapat pembuluh-pembuluh darah, serabut-

    serabut saraf, dan jaringan ikat elastis.

    Pada masa kanak-kanak ovarium boleh dikatakan masih beristirahat dan baru pada masa

    pubertas mulai menunaikan faalnya. Perubahan-perubahan yang terdapat pada ovarium pada

    siklus haid ialah sebagai berikut. Di bawah pengaruh FSH beberapa folikel mulai berkembang;

    akan tetapi, hanya satu yang tumbuh terus sampai menjadi matang. Pada folikel ini mula-mula

    sel-sel sekeliling ovum berlipat ganda dan kemudian di antara sel-sel itu timbul suatu rongga

  • 8/13/2019 Referat Kontrasepsi Hormonal Wulan

    8/32

    8

    yang berisi cairan yang disebut likuor folikuli. Ovum sendiri terdesak ke pinggir, dan terdapat di

    tengah tumpukan sel yang menonjol ke dalam rongga folikel. Tumpukan sel dengan ovum di

    dalamnya itu disebut kumulus ooforus.

    Antara ovum dan sel-sel sekitarnya terdapat zona pellusida. Sel-sel lainnya yang

    membatasi ruangan folikel disebut membrana granulosa. Dengan tumbuhnya folikel, jaringan

    ovarium sekitar folikel tersebut terdesak ke luar dan membentuk dua lapisan, yaitu teka interna

    yang banyak mengandung pembuluh darah dan teka eksterna terdiri dari jaringan ikat yang

    padat. Dengan bertambah matang folikel hingga akhirnya matang benar, dan oleh karena

    pembentukan cairan folikel makin bertambah, maka folikel makin terdesak ke permukaan

    ovarium, malahan menonjol ke luar. Sel-sel pada permukaan ovarium menjadi tipis, dan pada

    suatu waktu oleh mekanisme yang belum jelas betul, folikel pecah dan keluarlah cairan darifolikel bersama-sama ovum yang dikelilingi sel-sel kumulus ooforus.

    Gambar 2.2 Ovarium dan folikel-folikel dalam berbagai tingkat perkembangan.

  • 8/13/2019 Referat Kontrasepsi Hormonal Wulan

    9/32

    9

    Peristiwa ini disebut ovulasi. Sel-sel granulosa yang mengelilingi ovum yang telah bebas

    itu disebut korona radiata.

    Sel-sel dari membrana granulosa dan teka interna yang tinggal pada ovarium membentuk

    korpus rubrum yang berwarna merah oleh karena perdarahan waktu ovulasi, dan yang kemudian

    menjadi korpus luteum. Korpus luteum berwarna kuning karena mengandung zat kuning yang

    disebut lutein; ia mengeluarkan hormon progesteron dan estrogen. Jika tidak terjadi pembuahan

    (konsepsi), setelah 8 hari korpus luteum mulai berdegenerasi dan setelah 14 hari mengalami

    atrofi menjadi korpus albikans (jaringan parut). Korpus luteum tadi disebut korpus luteum

    menstruasionis. Jika terjadi konsepsi, korpus luteum sinsisiotrofoblas dari korion. Ini dinamakan

    korpus luteum graviditatis dan berlangsung hingga 9-10 minggu.

    Pada manusia, ovulasi biasanya terjadi hanya dari satu ovarium, walaupun kadang-

    kadang lebih dari satu folikel dapat pecah pada satu waktu yang dapat menghasilkan kehamilan

    kembar dizigotik. Ovum yang dilepaskan berukuran kira-kira 150 u dan cepat mengalami

    degenerasi kecuali jika terjadi fertilisasi.

    Fertilisasi biasanya terjadi dalam tuba dekat dengan fimbrium-fimbrium. Perjalanan

    ovum di tuba memakan waktu selama 3 hari, dan implantasi blastokist pada uterus biasanya

    terjadi 6-7 hari setelah fertilisasi.

    2.1.4 Perubahan Siklik Pada Saluran Reproduksi Wanita

    Sebagai konsekuensi dari laju sekresi estrogen dan progesteron yang berubah-ubah

    sepanjang siklus haid, maka saluran reproduksi wanita mengalai serangkaian perubahan siklik

    secara teratur. Perubahan-perubahan ini dapat dikenali dari pemeriksaan histologi endometrium,

    komposisi dan tampilan lendir serviks, dan ciri-ciri sitologik epitel vagina. Akhir dari setiap

    siklus ditandai oleh perdarahan uterus yang berlangsung 3-7 hari.

    Histologi Endometrium Sepanjang Siklus Haid

    Endometrium terdiri dari dua lapisan atau zona berbeda baik dari tampilan histologis

    maupun kepekaan fungsional terhadap rangsang hormonal, yaitu: lapisan basal dan lapisan

  • 8/13/2019 Referat Kontrasepsi Hormonal Wulan

    10/32

    10

    fungsional. Lapisan basal menempel langsung pada miometrium dan hanya mengalami sedikit

    perubahan selama siklus haid. Lapisan fungsional mulai dari lapisan basal dan akhirnya

    menyelubungi seluruh lumen rongga uterus . Lapisan fungsional selanjutnya dapat dibedakan

    lebih lanjut menjadi dua komponen: lapisan kompak yang tipis dan terletak di permukaan, dan

    lapisan spongiosa yang terletak lebih dalam yang terutama menyusun uterus sekretorik atau yang

    telah berkembang penuh. Suplai darah endometrium berasal merupakan suatu jaringan pembuluh

    arteria dan vena yang sangat khusus. Arteri-arteri spiralis merupakan cabang-cabang arteri

    uterine dalam miometrium, yang akan berjalan menembus lapisan basal endometrium dan

    meluas ke dalam zona fungsional. Bagian proksimal dari arteri spiralis, yaitu vasa rekta

    menghantarkan darah untuk jaringan-jaringan lapisan basal dan tidak dipengaruhi oleh

    perubahan sekresi estrogen dan progesteron. Tidak demikian halnya dengan arteri spiralis yang

    mengalami regenerasi dan degenerasi siklik sepanjang siklus menstruasi sebagai respon terhadap

    perubahan hormonal.

    Siklus endometrium dapat dibedakan menjadi tiga fase utama: fase proliferasi, sekresi,

    dan menstruasi. Siklus menstruasi mempunyai hipotesis berlangsung selama 28 hari, dan fase

    folikuler dan luteal kira-kira 14 hari lamanya.

    Fase Proliferasi

    Bila perdarahan menstruasi berhenti.maka akan tersisa suatu lapisan tipis jaringan

    endometrium basal. Jaringan yang terdiri dari sisa-sisa kelenjar dan stroma kemudian akan

    bertumbuh cepat. Sel-sel epitel dari kelenjar akan berproliferasi dan menutup permukaan stroma

    dengan suatu lapisan epitel toraks sederhana. Pada awal fase proliferasi, kelenjar-kelenjar

    umurrmya masih lurus, pendek dan sempit. Epitel kelenjar memperlihatkan peningkatan aktivitas

    mitotik. Epitel dan komponen-komponen stroma terus bertumbuh cepat sepanjang fase

    proliferasi. Dan pada akhir fase proliferasi ini, permukaan endometrium menjadi agak

    bergelombang. Kelenjar-kelenjar menjadi berkelok-kelok dan dilapisi oleh sel-sel toraks yang

    tinggi dengan inti basal. Pseudostratifikasi nuklei terlihat jelas. Stroma pada saat ini menjadi

    agak padat dengan banyak unsur-unsur mitotic.

    Fase Sekresi

  • 8/13/2019 Referat Kontrasepsi Hormonal Wulan

    11/32

  • 8/13/2019 Referat Kontrasepsi Hormonal Wulan

    12/32

    12

    stroma dan pembentukan hematom-hematom kecil. Akhirnya terjadi deskuamasi dan

    pengelupasan seluruh lapisan endometrium fungsional.

    Di masa lalu biopsi endoraetrium telah banyak dipakai untuk menilai sekresi progesteron

    pada wanita dengan gangguan fungsi menstruasi dan infertilitas. Namun kini dengan semakin

    mudah dan dapat diandalkannya peneraan radioimun dalam mengukur kadar progesteron serum,

    maka kebutuhan akan biopsy endometrium menjadi terbatas; teknik ini kini terutama digunakan

    untuk menilai respon endometrium terhadap rangsang hormonal. Biopsi endometrium akan

    sangat informatif jika dilakukan beberapa hari sebelum menstruasi. Kendatipun biopsi yang

    dilakukan pada akhir fase luteal berpotensi mengganggu kehamilan bila telah terjadi konsepsi,

    namun risiko ini adalah minimal.

    Lendir Serviks

    Lendir serviks adalah suatu sekresi kompleks yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar

    endoserviks. Lendir ini terdiri dari 92-98% air dan sekitar 1% garam anorganik di mana NaCl

    merupakan unsur utama. Lendir juga mengandung gula sederhana, polisakarida, protein, dan

    glikoprotein. pH biasanya basa dan berkisar antara 6,5 hingga 9,0. Klinisi dapat segera menilai

    beberapa sifat fisik dari lender. Karena sifai-sifat ini dipengaruhi oleh kadar estrogen dan

    progesteron serum, maka seringkali mungkin untuk memperkirakan status hormonal pasienhanya dengan melakukan pemeriksaan lendir serviks. Estrogen merangsang produksi lendir yang

    jernih dan encer seperti air dalam jumlah banyak (hingga 700 mg/hari) yang dapat dengan mudah

    ditembus sperma. Akan tetapi progesteron, walaupun pada kadar estrogen plasma yang tinggi

    sekalipun, akan mengirangi sekresi lendir. Lendir menjadi sedikit, kental, dan selular selama fase

    luteal siklus menstruasi dan pada kehamilan. Sekitar 20-60 rng lendir diproduksi setiap harinya

    yaitu pada sebagian besar hari dalam siklus menstruasi.

    Spinnbarkeit adalah sifat yang memungkinkan lendir serviks diregangkan atau diulur

    membentuk tali. Spinnbarkeit dapat diperkirakan dengan mengulur suatu sampel lendir serviks di

    antara dua gelas objek dan mengukur panjang maksimum dari tali yang terbentuk sebelum

    terputus. Pada pertengahan siklus, panjang spinnbarkeit biasanya melampaui 10 cm. Pola pakis

    atau arborisasi mengacu pada suatu pola mikroskopis yang khas yang dibentuk lendir serviks bila

  • 8/13/2019 Referat Kontrasepsi Hormonal Wulan

    13/32

    13

    dikeringkan di atas gelas objek. Pola pakis ini terbentuk akibat kristalisasi garam-garam organik

    di sekitar materi-materi organik kecil dalam jumlah optimal dalam lendir serviks. Dengan

    meningkatnya kadar estradiol serum, komposisi lendir serviks berubah pula, sehingga lendir

    kering mulai memperlihatkan pola pakis pada pakis kedua dari fase folikular. Pola akis ini akan

    sangat menonjol pada interval praovulasi di mana kadar estradiol adalah maksimal dan sebelum

    terjadi sekresi progesteron yang ber makna, dan lendir menjadi encer seperti air, serta hanya

    mengandung sedikit sel. Dengan meningkatnya kadar progesteron setelah ovulasi, maka kualitas

    lendir juga berubah serta pola pakis menjadi hilang. Hilangnya pola pakis ini dapat

    mencerninkan suatu stimulasi kelenjar-kelenjar endoserviks yang tidak memadai oleh estrogen,

    ataupun hambatan sekresi akibat peningkatan sekresi progesteron. Pola pakis yang menetap

    sepanjang siklus menstruasi mengisyaratkan siklus anovulatorik ataupun sekresi progesteron

    yang tidak memadai.

    Epitel Vagina

    Mukosa vagina merupakan lapisan epitel berlapis gepeng yang tidak memiliki kelenjar-

    kelenjar. Sel-sel pada lapisan luar menjadi pipih selama tahun-tahun reproduktif dan dapat

    mengandung granula-granula keratohialin, namun pertandukan sejati tidak terjadi. Sel-sel epitel

    vaginal seperti halnya jaringan lain dan saluran reproduksi wanita, berespons terhadap perubahan

    kadar steroid-steroid seks ovarium. Estrogen merangsang proliferasi dan pematangan sel-sel

    epitel, menyebabkan mukosa vagina menebal dan kandungan glikogen epitel menjadi meningkat.

    Glikogen ini kemudian difermentasikan menjadi asam laktat oleh flora bakteria normal vagina,

    dan bertanggungjawab atas pH cairan vagina yang agak asam. Perubahan-perubahan histologik

    dan sitologik epitel vagina wanita selama siklus menstruasi normal nyaris tidak nyata jika

    dibandingkan dengan perubahan-perubahan pada siklus estrus binatang pengerat.

    Ahli sitologi menggambarkan tiga tipe sel-sel epitel vagina yang lepas, superfisial,

    intermedia, dan basal, parabasal-yang sama sekali tidak mengacu pada lokasi sei-sel tersebut di

    lapisan epitel, tetapi pada derajat kematangan ataupun diferensiasi sel. Sel-sel yang terlepas yang

    didapat melalui pengerokan ringan pada bagian tengah dinding lateral vagina ini paling berguna

    dalam penilaian sitohormonal.

  • 8/13/2019 Referat Kontrasepsi Hormonal Wulan

    14/32

    14

    Sek-sel superfisial adalah sel-sel epitel matang, yang dipilih, biasanya poligonal dengan

    inti hiperkromatik, piknotik. Sel-sel ini berkembang sebagai respon terhadap rangsang kadar

    estrogen yang tinggi dan tidak diimbangi.

    Sel-sel intermedia merupakan sel gepeng yang relatif matang dengan sitoplasma

    eosinofilik atau sianofilik dan suatu inti vesikular non-piknotik. Tampilan nukelus ini merupakan

    faktor yang penting alam membedakan sel-sel intermedia dari sel-sel superficial. Sel-sel

    intermedia akan dominan pada status endokrinologis di mana kadar progesteron tinggi, misalnya

    pada kehamilan atau pertengahan fase luteal dari siklus menstruasi.

    Sel-sel basal-parabasal adalah sel-sel imatur bulat atau oval, kecil dan tebal dengan inti

    vesicular yang besar dan sitoplasma sianofilik. Sel-sel parabasal biasanya menunjukkan

    defisiensi estrogen dan merupakan tipe sel yang dominan pada masa-masa pra-pubertas dan post-

    menopause.

    Beberapa petunjuk yang menjelaskan rasio atau persentase dari sel-sel superfisial,

    intermedia, dan basal-parabasal adalah: (I) indeks kariopiknotik (KPI), rasio sel-sel superfisial

    terhadap sel intermedia: (2) indeks eosinofilik (El), rasio antara sel-sel eosinofilik terhadap sel-

    sel sianofilik matang; dan (3) indeks maturasi (MI), persentase sel-sel parabasal, intermedia, dan

    superfisial dalam urutan seperti int. Karena hanya MI yang sebagai suatu faktor dapat mencakupketiga tipe sel, maka indeks ini memberikan informasi lebih dibanding kedua indeks lain.

    Secara umum, hanya ada dua pola sel-sel epitel vagina yang bersifat diagnostik dan

    secara klinis berguna. Jika epitel vagina telah dirangsang dengan estrogen, MI dapat berkisar

    antara (0/40/60) pada tengah siklus di mana kadar estrogen paling tinggi, hingga (0/70/30) pada

    akhir fase luteal, di mana efek progesteron paling menonjol. Temuan sel-sel parabasal dengan

    sedikit sel intermedia namun tanpa sel superfisial menunjukkan bahwa epitel vagina hanya

    mendapat sedikit atau tidak mendapat stimulasi estrogen. MI pada keadaan ini mungkin

    (100/0/0) atau (80/20/0). Apus vagina dapat digunakan untuk penilaian kualitatif produksi

    estrogen pada wanita dengan amenore.

    2.2 Kontrasepsi Hormonal

  • 8/13/2019 Referat Kontrasepsi Hormonal Wulan

    15/32

  • 8/13/2019 Referat Kontrasepsi Hormonal Wulan

    16/32

    16

    estrogen dan progestin. Kontrasepsi hormonal pria telah dievaluasi dalam uji coba manusia dan

    dapat menjadi pilihan di masa depan.

    2.2.1.1 Pil

    Kontrasepsi oral kombinasi adalah metode kontrasepsi hormonal yang paling sering

    digunakan. Seiring waktu, penggunaan dosis pil oral kombinasi estrogen dan progestin telah

    sangat berkurang untuk meminimalkan efek samping hormon tersebut, seperti adanya resiko

    kardiovaskuler bila diberikan pada dosis yang tinggi. Saat ini, dosis terendah merupakan dosis

    yang dapat mencegah kehamilan dan pendarahan flek. Meskipun isi estrogen harian bervariasi

    antara 20-50 g dari estradiol ethinyl, sebagian besar mengandung 35 g atau kurang.

    Komponen progestin dari pil oral kombinasi bervariasi dan mungkin termasuk ke dalam generasi

    pertama progestin (estranes) seperti norethindrone, asetat norethindrone, diacetate ethynodiol,

    dan norethynodrel, progestin generasi kedua, (gonanes), termasuk levonorgestrel dan norgestrel;

    atau generasi ketiga progestin seperti desogestrel, norgestimate, dan gestodene.

    Mekanisme Pil Oral Kombinasi

    Pil oral kombinasi memiliki beberapa aksi, tetapi pengaruh yang paling penting adalah

    untuk mencegah ovulasi dengan menekan hypothalamic gonadotropin-releasing factors. Hal ini

    mencegah sekresi pituitari dari follicle-stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone

    (LH). Progestin mencegah ovulasi dengan menekan LH dan juga membuat lendir cervix

    menebal, sehingga memperlambat perjalanan sperma. Selain itu, obat ini juga membuat

    endometrium kurang baik untuk implantasi. Estrogen mencegah ovulasi dengan menekan

    pelepasan FSH. Hal ini juga menstabilkan endometrium, yang mencegah pendarahan

    intermenstrual-juga dikenal sebagai pendarahan terobosan (breakthrough/flek).

    Efeknya sangat efektif menekan ovulasi, inhibisi migrasi sperma melalui lendir serviks,

    dan menciptakan endometrium yang kurang baik untuk implantasi. Dengan demikian, obat ini

    hampir mutlak memberikan perlindungan terhadap konsepsi.

    Cara pemakaian pil kombinasi

  • 8/13/2019 Referat Kontrasepsi Hormonal Wulan

    17/32

    17

    Ada pil kombinasi yang dalam satu bungkus berisi 21 (atau 22) pil dan ada yang berisi 28

    pil. Pil yang berjumlah 21-22 diminum mulai hari ke-5 haid tiap hari satu pil terus menerus, dan

    kemudian berhenti jika isi bungkus habis; sebaiknya pil diminum pada waktu tertentu atau sama

    setiap harinya, misalnya malam sebelum tidur. Beberapa hari setelah minum pil dihentikan,

    biasanya terjadi withdrawal bleeding dan pil dalam bungkus kedua dimulai hari ke-5 dari

    permulaan perdarahan. Apabila tidak terjadi withdrawal bleeding, maka pil dalam bungkus

    kedua mulai diminum 7 hari setelah pil dalam bungkus pertama habis. Pil dalam bungkus 28 pil

    diminum tiap malam terus-menerus. Pada hari pertama haid pil yang inaktif mulai diminum, dan

    dipilih pil menurut hari yang ditentukan dalam bungkus. Keuntungan minum pil berjumlah 28

    biji ialah bahwa karena pil ini diminum tiap hari terus-menerus, tidak mudah dilupakan. Jika lupa

    meminumnya, pil tersebut hendaknya diminum keesokan paginya, sedang pil untuk hari tersebut

    diminum pada waktu yang biasa. Jika lupa minum pil dua hari berturut-turut, dapat diminum 2

    pil keesokan harinya dan 2 pil lusanya. Selanjutnya, dalam hal demikian, dipergunakan cara

    kontrasepsi yang lain selama sisa hari dari siklus yang bersangkutan. Demikian pula hendaknya

    jika mulai minum pil, digunakan cara kontrasepsi lain selama sedikit-sedikitnya 2 minggu.

    Petunjuk umum untuk hal ini ialah: anggaplah bungkus pertama belum aman.

    2.2.1.2 Transdermal

    Ortho Evra patch (Ortho-McNeil Pharmaceutical, Raritan, NJ) memiliki lapisan dalam

    yang mengandung perekat dan matriks hormon, dan lapisan luar yang kedap air. Akibatnya,

    perempuan bisa mengenakan patch pada saat di bak mandi, kolam renang, dan sauna tanpa

    menurunkan kemanjurannya. Patch dapat ditempelkan pada pantat, lengan atas bagian luar, perut

    bagian bawah, atau tubuh bagian atas, tetapi hindari penggunaan pada payudara (Seperti tampak

    pada gambar 2.4 ). Karena hormon digabungkan dengan perekat, kerekatan kulit yang berkurang

    akan menurunkan penyerapan dan kemanjuran hormon. Oleh karena itu, jika daya lekat patch

    sudah jelek yaitu seperti diperlukannya penguatan dengan menggunakan selotip, maka patch

    harus diganti.

    Penggunaan patch awal adalah sama caranya seperti pada pil oral kombinasi, dan patch

    yang berisi hormo ditempelkan selama 3 minggu, dengan mengganti patch 1 minggu 1 kali,

    diikuti oleh 1 minggu patch tanpa isi untuk memungkinkan terjadinya withdrawal penarikan.

  • 8/13/2019 Referat Kontrasepsi Hormonal Wulan

    18/32

    18

    Meskipun patch sangat ideal dipakai tidak lebih dari 7 hari, kadar hormon tetap berada dalam

    rentang yang efektif sampai 9 hari, dan ini memberikan masa selang kosong selama 2 hari, ada

    juga yang mengatakan untuk 10 hari, untuk keterlambatan perubahan patch (Abrams dan rekan

    kerja, 2001).

    Dalam penelitian nonrandomisasi besar terdapat empat dari enam kehamilan yang terjadi

    pada perempuan dengan berat badan lebih dari 90 kg, ini menunjukkan menurunnya angka

    keberhasilan pada perempuan yang memiliki berat badan besar. Setelah penggunaan selama

    beberapa siklus haid pertama, pola perdarahan dan efek samping yang terjadi ialah hampir sama

    dengan akseptor yang menggunakan pil oral kombinasi.

    Secara khusus, studi oleh Jick dan rekan kerja (2006a, b, 2007) tidak menunjukkan

    peningkatan angka kejadian kasus tromboemboli, stroke iskemik, atau infark miokard. Namun

    sebaliknya, Cole dan rekan (2007) melaporkan peningkatan kejadian kasus tromboemboli, stroke

    iskemik, atau infark miokard dua kali lipat lebih tinggi.

    2.2.1.3 Transvaginal

    NuvaRing (Organon USA, Roseland, NJ) adalah sebuah kontrasepsi hormonal

    intravaginal berbentuk cincin yang fleksibel. Terdiri dari ethinyl vinil asetat, cincin berukuran 54

    mm dan tebal 4 mm (Gambar 2.5). utamanya berisi ethinyl estradiol dan progestin, etonogestrel.

    Zat ini dilepaskan dengan jumlah sekitar 15 g dan 120 g per hari, masing-masing dan diserap

    pada epitel vagina. Meskipun hasil pelepasan ini dalam kadar hormon sistemik lebih rendah

    daripada dosis rendah pil kontrasepsi oral dan formulasi kontrasepsi patch, namun inhibisi

    ovulasi tetap terjadi secara lengkap (van den Heuvel dan rekan, 2005).

    Cincin ini dipakai selama 3 minggu per bulan, meskipun reservoir cincin cukup

    mengandung kontrasepsi steroid untuk sekitar 14 hari lebih. Meskipun cincin tersebut dirancang

    untuk harus disimpan intravaginal bahkan selama berhubungan., namun cincin tersebut dapat

    mempertahankan kemanjurannya bahkan jika cincin tersebut dilepaskan sampai waktu 3 jam.

    Pengguna diminta untuk memasukkan cincin tinggi-tinggi ke vagina; pemasangan ini tidak

    memerlukan tenaga kesehatan. Tingkat kehamilan keseluruhan lebih dari 1 tahun penggunaan

    ialah 0,65 kehamilan per 100 wanita per tahun.

  • 8/13/2019 Referat Kontrasepsi Hormonal Wulan

    19/32

    19

    Gambar 2.5 NuvaRing: kontrasepsi cincin vagina estrogen-progestin-releasing

    Cincin ini mempunyai kelebihan dapat dengan mudah dimasukkan, diperiksa, dilepaskan,

    dan diganti oleh pengguna. Keuntungan lain dari cincin ini adalah sebagai berikut:

    dapat dilepaskan saat koitus

    dosis minimum yang diperlukan untuk kontrasepsi

    -pass effect di hati

    da kasus kehamilan yang disengaja atau jika proteksi tidak lagi diperlukan, kadar dalam

    plasma dengan cepat jatuh ke nol.

    2.2.1.4 Suntik

    Kontrasepsi suntik diberikan sekali per bulan mengandung Medroxyprogesterone asetat

    25 mg dan 5 mg estradiol cypionate. Suntikan diberikan secara intramuskular setiap 28 hari. Pola

    pendarahan dan kemanjuran sebanding dengan penggunaan pil oral kombinasi. Pendarahan

    episodik dapat diantisipasi 18-22 hari setelah penyuntikan dan yang disebabkan oleh penurunan

    konsentrasi estrogen sebanyak 50 pg / ml atau kurang. Sekitar 70% perempuan mengalami

    pendarahan satu episode per bulan, dengan hanya 4% yang mengalami amenorea lebih dari tiga

    siklus pengobatan.

    2.2.1.5 Efek Samping

    Efek Samping Minor

  • 8/13/2019 Referat Kontrasepsi Hormonal Wulan

    20/32

    20

    Gabungan kontrasepsi hormonal mempengaruhi hampir setiap sistem dalam tubuh.

    Kontrasepsi steroid dimetabolisme oleh hati dan mempengaruhi metabolisme karbohidrat, lipid,

    plasma protein, asam amino, vitamin dan faktor pembekuan.

    Banyak efek samping yang dilaporkan, khususnya sakit kepala, penambahan berat badan

    dan kehilangan libido, adalah umum di kalangan wanita tidak menggunakan kontrasepsi

    hormonal. Mereka mungkin berkaitan langsung dengan kontrasepsi steroid termasuk retensi

    cairan, mual dan muntah, chloasma, mastalgia dan pembesaran payudara. Semua kecuali

    chloasma (yang semakin buruk dengan bertambahnya waktu) meningkat dalam waktu 3 sampai 6

    bulan. Dosis estrogen yang berbeda atau jenis progestogen atau cara pemberian yang berbeda

    dapat membantu jika waktu saja tidak dapat memecahkan masalah. Untuk wanita penggunan pil

    dengan keluhan mual yang persisten, menjadi indikasi pemberian patch. Efek samping (nyataatau dirasakan) sering mengakibatkan penghentian penggunaan; 73% wanita Inggris pada semua

    umur mengeluhkan terjadinya penambahan berat badan sebagai suatu kelemahan dari

    penggunaan pil.

    Efek Samping Serius

    Penyakit Kardiovaskuler

    Telah lama diketahui bahwa risiko terjadinya emboli deep-venousthrombosisandpulmonary meningkat pada wanita yang menggunakan pil oral kombinasi (Stdel,

    1981). Ini berhubungan dengan dosis estrogen, dan jumlahnya secara substansial telah

    diturunkan dengan formulasi yang mengandung dosis rendah estradiol ethinyl yaitu 20-35 g

    (Westhoff, 1998). Bahkan dengan risiko yang meningkat, kejadian dengan menggunakan pil oral

    kombinasi hanya 3-4 per 10.000 perempuan per tahun (Mishell, 2000). Selain itu, risikonya lebih

    rendah dari taksiran kehamilan 5-6 per 10.000 wanita per tahun. Risiko terjadinya tromboemboli

    berkurang dengan cepat ketika pil oral kombinasi dihentikan.

    Mereka yang paling berisiko untuk terjadinya trombosis vena dan emboli ialah wanita

    dengan defisiensi protein C atau S (Comp, 1996). Faktor klinis lain yang meningkatkan risiko

    trombosis vena dan emboli dengan menggunakan pil oral kombinasi adalah hipertensi, obesitas,

    diabetes, merokok, dan gaya hidup kurang gerak (Pomp dan rekan kerja, 2007, 2008).

  • 8/13/2019 Referat Kontrasepsi Hormonal Wulan

    21/32

    21

    Penggunaan kontrasepsi selama sebulan sebelum dilakukannya operasi besar meningkatkan dua

    kali lipat risiko tromboemboli pasca operasi (Robinson dan rekan kerja, 1991). The American

    College of Obstetricians and Gynecologists (2007c) merekomendasikan menyeimbangkan risiko

    tromboemboli dengan wanita dengan kehamilan yang tidak diinginkan selama 4 sampai 6

    minggu diperlukan untuk membalikkan efek trombogenik dari pil oral kombinasi sebelum

    operasi.

    Menurut World Health Organization Collaborative Study (1998), peningkatan stroke

    iskemik dan hemoragik pada wanita perokok yang lebih muda dari 35 tahun adalah sekitar 10

    dan 25 peristiwa per 1 juta wanita per tahun, masing-masing. Beberapa studi telah

    menyimpulkan bahwa penggunaan pil oral kombinasi pada wanita yang sehat sehat, wanita tidak

    merokok tidak berhubungan dengan peningkatan risiko stroke (World Health OrganizationCollaborative Study, 1996). Sebaliknya, wanita yang memiliki hipertensi, merokok, atau sakit

    kepala migrain dengan aura visual dan menggunakan kontrasepsi oral memiliki peningkatan

    risiko stroke (MacClellan dan rekan, 2007). Karena risiko stroke adalah mutlak rendah, tetapi

    American College of Obstetricians and Gynecologists (2006b) telah menyimpulkan bahwa pil

    oral kombinasi dapat dipertimbangkan untuk wanita dengan migren yang tidak memiliki tanda-

    tanda neurologis fokal jika mereka dinyatakan sehat, wanita muda bukan perokok dengan

    tekanan darah normal kurang dari 35 tahun. Pada meta-analisis baru-baru ini dari 17 penelitian

    observasional migrain dengan kualitas yang baik dihubungkan dengan resiko yang relatif dari

    stroke ialah 2,16 (CI 95%: 1,89-2,48) dan pengguna kontrasepsi oral mengalami peningkatan

    delapan kali lipat dalam risiko stroke bila dibandingkan dengan bukan pengguna. Banyak orang

    salah mengartikan sakit kepala mereka sebagai migrain dan oleh karena itu adalah penting untuk

    mencari tahu riwayat pasien sebelum menolak untuk menuliskan resep pil oral kombinasi bagi

    wanita dengan riwayat "migrain".

    Penggunaan pil oral kombinasi meningkatkan resiko dari stroke iskemik yang berlipat

    ganda, namun terjadinya risiko stroke perdarahan tetap tidak berubah. Merokok dan hipertensi

    meningkatkan risiko stroke tiga sampai sepuluh kali. Namun, stroke juga jarang terjadi pada

    wanita usia reproduksi.

    Neoplasia Ganas

  • 8/13/2019 Referat Kontrasepsi Hormonal Wulan

    22/32

    22

    Pil oral kombinasi dapat mengurangi risiko beberapa kanker dan dapat juga

    meningkatkan risiko beberapa kanker lainnya pula. Sebagian besar data yang didapat

    berhubungan dengan penggunaan pil oral kombinasi dengan dosis tinggi estrogen dan progestin

    yang tinggi, namun penelitian menunjukkan bahwa sediaan dosis yang lebih rendah juga

    cenderung memiliki efek yang sama pada risiko kanker.

    Kanker Payudara

    Analisis dari 54 studi menemukan terjadinya peningkatan risiko kanker payudara yang

    kecil (resiko relatif = 1,24). Risiko kelebihan tersebut terjadi pada wanita dengan penyakit lokal,

    dan terdapat penurunan nilai pada penyakit metastatik.

    Pengamatan bahwa durasi penggunaan pil oral kombinasi tidak meningkatkan risiko

    kanker payudara menyangkal berpendapat sebelumnya. Risiko kanker payudara menghilang

    setelah 10 tahun penghentian penggunaan pil. Dengan demikian, wanita yang menggunakan pil

    dari usia 15 sampai usia 35 tahun memiliki risiko kanker payudara yang sama pada usia 50

    sebagai wanita sebanding dengan wanita yang tidak pernah menggunakan pil oral kombinasi.

    Karena insiden kanker payudara masih rendah pada usia saat menggunakan pil oral kombinasi

    adalah hal yang umum, sehingga efek yang kecil akan mempengaruhi jumlah wanita yang relatif

    kecil. Misalnya, di antara wanita yang berhenti menggunakan pil oral kombinasi pada usia 25tahun, risiko kumulatif dari usia 25 sampai 34 tahun diperkirakan didiagnosis kanker yaitu 1 per

    10.000 wanita. Pada wanita yang menghentikan penggunaan pil oral kombinasi pada usia 40,

    ketika tingkat insidensi lebih tinggi, diperkirakan akan terjadi 19 kasus kanker yang didiagnosis

    pada usia 40 sampai 49 tahun.

    Kanker Serviks

    Data risiko kanker serviks pada pengguna pil juga sulit diinterpretasikan karena metode

    penghalang memberikan perlindungan dan setiap hubungan yang diidentifikasi dalam studi

    epidemiologi berhubungan juga dengan hasil penyesuaian perilaku seksual yang buruk. 10 studi

    kasus meta-analisis baru-baru ini, wanita infeksi yang persisten dari infeksi virus papiloma

    manusia (HPV) yang menggunakan kontrasepsi hormonal (terutama kombinasi) lebih dari 5

    tahun memiliki risiko relatif kanker serviks yang meningkat dari 2.8. Penggunaan kontrasepsi

  • 8/13/2019 Referat Kontrasepsi Hormonal Wulan

    23/32

    23

    hormonal selama lebih dari 10 tahun meningkatkan risiko relatif sampai 4.0. Jadi, meskipun

    adanya kekhawatiran bahwa perilaku seksual yang buruk di kalangan wanita yang menggunakan

    metode kontrasepsi berbeda mungkin menjadi pengganggu, bukti yang terjadi dijumlahkan dan

    didapatkan adanya asosiasi yang berarti antara penggunaan pil oral kontrasepsi dengan kanker

    serviks.

    Bukti saat ini menunjukkan peningkatan risiko adenokarsinoma antara pengguna jangka

    panjang tetapi ini adalah tumor yang langka.

    Kanker Ovarium, Endometrium Dan Colon

    Terdapat bukti yang substansial menggunakan pil oral kombinasi dapat melindungi

    terhadap kanker ovarium dan kanker endometrium. Terdapat juga pengurangan 50% risiko

    kanker ovarium epitelial setelah 5 tahun penggunaan pil oral kombinasi. Efek perlindungan

    berlangsung selama setidaknya 10 tahun setelah penggunaan pil dihentikan. Efeknya mungkin

    berhubungan dengan pengurangan jumlah ovulasi, dan oleh karena itu terdapat kasus ruptur

    kapsul ovarium. Penggunaan pil oral kombinasi juga mengurangi risiko kanker endometrium.

    Efeknya sangat berhubungan dengan lamanya penggunaan (pengurangan resiko 20% setelah 1

    tahun, 50% setelah 4 tahun) dan tetap berlanjut selama 15 tahun setelah berhenti minum pil KB.

    Terdapat juga beberapa bukti yang menyatakan bahwa pil oral kombinasi mungkin juga memberiperlindungan terhadap kanker colon.

    Infeksi

    Ada data yang bertentangan mengenai peran pil oral kombinasi dengan kandidiasis

    vulvovaginal yang episodik, walaupun laporannya menyatakan jumlahnya lebih rendah dari

    vaginosis bakteri (Geiger dan Foxman, 1996; Riggs dan rekan, 2007). Sebagian besar tetapi tidak

    semua studi menunjukkan peningkatan laju infeksi Chlamydia trachomatis pada pengguna pil

    oral kombinasi, tetapi tidak dengan Neisseria gonorrhoeae (Baeten dan rekan kerja, 2001; Stuart

    dan rekan, 2003). Ness dan rekan kerja (2001) menemukan bahwa pil oral kombinasi tidak

    menurunkan kejadian penyakit radang panggul (PID) tetapi memodifikasi keparahan klinis.

    Beberapa tetapi tidak semua studi menunjukkan bahwa pil oral kombinasi meningkatkan

    kerentanan terhadap infeksi virus human immunodeficiency (HIV) dan perjalanan penyakitnya.

  • 8/13/2019 Referat Kontrasepsi Hormonal Wulan

    24/32

    24

    2.2.2 Hormon Progesteron Tunggal

    Kontrasepsi progestogen tunggal menghindari efek samping dari estrogen. Ini tersedia

    dalam berbagai macam cara pemberian termasuk oral, injeksi, implan dan sistem intrauterine

    (IUD). Implan dan IUD dapat digunakan selama 3 dan 5 tahun, masing-masing. Kontrasepsi

    progestogen tunggal lebih jarang digunakan daripada kontrasepsi hormonal kombinasi dan

    terdapat data yang lebih sedikit, terutama pada risiko yang terjadi dihubungkan dengan

    penggunaan jangka panjang.

    2.2.2.1 Mini Pil

    Beberapa studi telah menunjukkan bahwa jumlah harian yang kecil dari pil berisi

    progestin saja, biasanya norethindrone atau levonorgestrel, memberikan perlindungan yang

    cukup baik terhadap kehamilan tanpa menekan ovulasi. Metode ini memiliki beberapa

    keunggulan: efek samping yang timbul dari komponen estrogen oral kontrasepsi konvensional

    dieliminasi karena tidak diberikan estrogen, dan tidak ada urutan khusus mengambil pil, karena

    minipil diambil setiap hari. Meskipun mekanisme kerja pil progestin saja belum diketahui secara

    pasti, namun telah disimpulkan bahwa kontrasepsi ini dapat membuat lendir serviks menjadi

    kurang permeabel terhadap sperma dan bahwa aktivitas endometrium keluar dari fase normalnya

    sehingga nidasi dapat digagalkan bahkan jika pembuahan sudah terjadi. Dalam uji klinis,kontrasepsi oral hanya berisi progestin menghasilkan angka kehamilan sekitar 2-7 kehamilan per

    100 wanita pertahun. Tidak seperti kontrasepsi oral kombinasi, yang memungkinkan suatu

    keleluasaan pasien bila lupa dansebagainya meminum obat, obat minipill progestin harus

    diminum setiap hari. Bahkan penundaan 2-3 jam mengurangi efektivitas kontrasepsi untuk 48

    jam ke depan. Mini pil mempunyai efek samping, terutama perdarahan tidak teratur. Kontrasepsi

    hanya progestin sangat ideal bagi perempuan bagi wanita dengan kontraindikasi menggunakan

    estrogen. Kandidat ideal termasuk wanita tua yang merokok; wanita dengan sickle cell anemia,

    keterbelakangan mental, migrain, hipertensi, atau sistemik lupus erythematosus (SLE); atau

    wanita yang sedang menyusui.

    2.2.2.2 Implant

  • 8/13/2019 Referat Kontrasepsi Hormonal Wulan

    25/32

    25

    Pada tahun 2006, FDA menyetujui penggunaan implan progestin batang tunggal dengan

    panjang 4 cm dan melepaskan etonogestrel pada tingkat dari 68 mcg per hari. Metode ini

    menyediakan 3 tahun keefektifan kontrasepsi. Implan enam-batang atau Sistem Norplant

    (Wyeth-Ayerst) berisi levonorgestrel dalam enam batang silastic yang tertanam subkutan.

    Meskipun efektifitas, keamanan, dan kepuasan pasien dengan kontrasepsi ini, penggunaannya

    berkurang secara dramatis di Amerika Serikat, sehingga dihapus dari pasar di tahun 2002. Pada

    sistem yang baru, batang tunggal dimasukkan ke dalam subkutan pada lengan atas bagian dalam

    wanita menggunakan anestesi lokal. Insisi yang sangat minimal dengan penyisipan dan batang

    tunggal yang dirancang untuk memfasilitasi penempatan dan pemindahan. Implan progestin

    mencegah kehamilan dengan menekan ovulasi. Meskipun terjadi penghambatan ovulasi, ada

    supresi yang tidak lengkap dari fungsi ovarium dan wanita tersebut tidak menjadi

    hipoestrogenik. mekanisme tambahan seperti penebalan lendir serviks dengan penghambatan

    penetrasi sperma dan atrofi endometrium. Metode ini sangat efektif, jangka panjang, dan tidak

    tergantung pada penggunanya. Tidak ada kehamilan terjadi pada 70.000 siklus pertama yang

    diteliti.

    Gambar 2.6 Insert Implanon.

  • 8/13/2019 Referat Kontrasepsi Hormonal Wulan

    26/32

    26

    Kebanyakan wanita dapat dengan aman menggunakan implan etonogestrel. Namun,

    perempuan dengan kanker payudara saat ini tidak boleh menggunakannya. Kondisi lain

    perempuan pada umumnya yang tidak boleh menggunakan implan etonogestrel sama dengan

    pengguna implan levonorgestrel. Sebagian besar pengguna implan mengalami perubahan dalam

    pola perdarahan vagina, termasuk pendarahan yang berkepanjangan atau tidak teratur. Seperti

    terjadinya perubahan pola pendarahan merupakan alasan yang paling umum untuk menghentikan

    implan, perempuan harus diberi konseling tentang perubahan pendarahan ini sebelum memulai

    menggunakan implan. Efek samping lain yang dilaporkan termasuk berat badan, sakit kepala,

    jerawat, dan perubahan suasana hati.

    2.2.2.3 Intrauterine Device (IUD)

    IUD yang mengandung dua bahan kimia aktif saat ini telah disetujui untuk digunakan di

    Amerika Serikat seperti perangkat progestin-releasing (Mirena, Bayer HealthCare

    Pharmaceuticals, Wayne, NJ). Alat ini melepaskan levonorgestrel ke dalam rahim dengan jumlah

    yang relatif konstan 20 g / hari, yang dapat mengurangi efek sistemik. Alat ini memiliki

    kerangka radiopaque berbentuk T, dengan batang dibungkus reservoir silinder, terdiri dari

    campuran polydimethylsiloxane-levonorgestrel. Ada dua trailing string cokelat menempel

    batang.

    Mekanisme kerja IUD belum dapat didefinisikan dengan tepat dan masih menjadi subyek

    perdebatan sampai saat ini. Pernah dipercaya bahwa aksi IUD ialah menginterferensi terhadap

    keberhasilan implantasi ovum yang telah dibuahi, namun sekarang dianggap menjadi kurang

    penting dibandingkan pencegahan pembuahan (Stanford dan Mikolajczyk, 2002).

    Dalam rahim, IUD menginduksi adanya respon peradangan setempat endometrium,

    terutama oleh perangkat yang mengandung tembaga. Komponen peradangan selular dan

    komponen humoral ini terjadi pada jaringan endometrium dan cairan yang mengisi rongga rahim

    dan saluran tuba. Ini menyebabkan menurunnya sperma dan viabilitas telur (Ortiz dan Croxatto,

    2007). Pembuahan sulit untuk terjadi, disebabkan inflamasi yang sama diarahkan terhadap

    blastokista, dan endometrium yang berubah menjadi lokasi yang buruk untuk terjadinya

  • 8/13/2019 Referat Kontrasepsi Hormonal Wulan

    27/32

    27

    implantasi. Pada IUD tembaga, tembaga meningkatkan lendir pengguna IUD dan menurunkan

    motilitas dan viabilitas sperma (Jecht dan Bernstein, 1973).

    Dengan IUD yang mengandung levonergestrel, di samping terjadinya reaksi peradangan,

    pelepasan progestin yang lama pada pengguna menyebabkan atrofi kelenjar dan stroma

    desidualisasi. Selain itu, progestin membuat lendir serviks menjadi lebih kental yang dapat

    menghalangi motilitas sperma. IUD tipe ini juga mungkin tidak konsisten melepaskan progestin

    untuk menghambat ovulasi.

    2.2.2.4 Suntik

    Penyuntikan norethisterone-enanthate (NETEn) kerja panjang dan depot

    medroxyprogesterone asetat (DMPA,Depo-Provera) keduanya sangat efektif. Depo-Provera

    diberikan melalui suntikan pada intramuskular, 150 mg setiap 12 minggu. NET-En diberikan

    setiap 8 minggu (paling tidak awalnya). Hal ini tidak diizinkan untuk penggunaan jangka

    panjang di Inggris dan harus dihangatkan sebelum digunakan dan dimasukkan ke dalam jarum

    suntik. Sebuah sediaan micro yang baru yaitu DMPA muncul pada tahun 2007. Disebabkan dosis

    yang digunakan adalah rendah (104 mg DMPA), dapat juga diberikan secara subkutan dan dapat

    disuntikkan oleh sendiri.

    2.2.2.5 Efek Samping

    Efek Samping Minor

    Gangguan Pendarahan

    Efek samping yang paling umum dan menyebabkan penghentian pil oral kombinasi yaitu

    pola pendarahan yang tidak dapat diterima. Termasuk amenorea jika wanita belum

    diperingatkan. Dosis rendah progestogen tunggal (pil dan implan) berhubungan berhubungan

    dengan tingginya insidensi pendarahan vagina yang tidak teratur. Hal ini disebabkan progestogen

    berpengaruh terhadap fungsi ovarium. Pada siklus ovulasi yang normal ditandai dengan adanya

    haid. Ketidakkonsistenan ovulasi dan fluktuasi produksi estrogen endogen dari pertumbuhan

    folikel menjadikan perdarahan yang tidak teratur. Namun, ada juga bukti yang menunjukkan

  • 8/13/2019 Referat Kontrasepsi Hormonal Wulan

    28/32

    28

    bahwa metode progestogen hanya secara langsung mempengaruhi vaskularisasi dari

    endometrium dalam meningkatkan kemungkinan terjadinya perdarahan.Pola pendarahan yang

    berbeda didapatkan sesuai dengan dosis dari progestogen dan cara pemberian obat.

    Kista Folikuler Persisten

    Efek dari pil kontrasepsi oral pada aktivitas ovarium juga menyebabkan insidensi kista

    ovarium fungsional, atau lebih akurat sebagai folikel persisten. Telah ditaksir bahwa satu dari

    lima wanita yang menggunakan pil oral progestogen tunggal akan mendapatkan "kista" yang

    ditunjukkan oleh USG. Biasanya asimtomatis, folikel yang persisten dapat menyebabkan nyeri

    abdomen atau dispareunia. Sebagian gejala ini akan hilang dengan kembalinya menstruasi

    sehingga pengobatannya hanya bersifat konservatif saja.

    Efek Samping Serius

    Disebabkan metode kontrasepsi progestogen tunggal lebih jarang digunakan daripada pil

    kombinasi, data dalam penggunaan yang lama juga sedikit. Follow up jangka panjang (5 tahun)

    lebih dari 16.000 wanita yang menggunakan Norplant (implant) dilaporkan tidak menunjukkan

    masalah kesehatan seperti penyakit kardiovaskuler dan neoplasia.

    Penyakit Kardiovaskuler

    Tidak terdapat bukti terjadinya peningkatan resiko stroke, miokard infark atau

    tromboemboli vena yang berhubungan dengan pil kontrasepsi oral. Hubungan antara

    tromboemboli vena dan progestogen yang digunakan untuk pengobatan kondisi ginekologi

    seperti perdarahan uterus disfungsi yang anovulatoar yang sering diobati oleh pil kontrasepsi oral

    yang akhirnya menjadi kontraindikasi bila diberikan dengan faktor resiko tromboemboli vena.

    Penyakit Keganasan

    Depo-Provera

    memberikan proteksi yang tinggi terhadap karsinoma endometrium namun

    secara teoritis juga melindungi kanker ovarium namun belum ada data yang mendukung hal ini.

    Tidak terdapat data pada resiko kanker serviks meskipun seluruh kontrasepsi hormonal

    mempunyai peran dalam menjadikan kanker serviks. Penggunaan kontrasepsi progestogen

  • 8/13/2019 Referat Kontrasepsi Hormonal Wulan

    29/32

    29

    tunggal selama 5 tahun dihubungkan dengan peningkatan resiko kanker payudara sebesar 1,17%

    secara signifikan.

    Kepadatan Tulang

    Inhibisi ovulasi komplit oleh Depo-Provera

    menyebabkan hipoestrogenisme dan

    amenorea. Hipoestrogenisme berhubungan dengan penurunan kepadatan tulang. Ini didapatkan

    dari studi penggunaan Depo-Proverayang berhubungan dengan pengurangan kepadatan tulang

    dibandingkan dengan yang bukan pengguna. Ini dapat mempengaruhi anak perempuan yang

    belum mencapai puncak dari massa tulang. Hasil dari studi cross sectional terbatas dan tidak

    konsisten, meskipun begitu, 2 buah studi prospektif telah melaporkan adanya penurunan densitas

    tulang pada pengguna Depo-Provera lebih dari 2 tahun berusia antara 12 sampai 21 tahun

    dibandingkan dengan kontrasepsi non hormonal.

    2.2.3 Kontrasepsi Darurat

    Banyak wanita datang untuk perawatan kontrasepsi, namun juga terdapat wanita yang

    berhubungan tanpa menggunakan pelindung, atau dalam beberapa keadaan seperti pemerkosaan.

    Dalam situasi ini, terdapat beberapa metode secara substansial dapat menurunkan kemungkinan

    terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan bila digunakan dengan benar. Metode kontrasepsi

    darurat tersebut termasuk pil oral kombinasi, produk progestin tunggal, IUD yang mengandung

    tembaga, dan mifepristone. Namun yang menggunakan hormon adalah pil oral kombinasi dan pil

    berisi progestin tunggal.

    2.2.3.1 Kombinasi estrogen-progestin

    Untuk alasan yang dibahas di atas, ini juga dikenal sebagai metode Yuzpe. Jumlah

    minimal dari 100 g ethinyl estradiol dan 0,5 mg levonorgestrel diberikan. Disetujui oleh FDA,

    produk yang mengandung estrogen dan progesteron dan menjadi alat kontrasepsi pencegahan

    sebagai kontrasepsi darurat. Rejimen pil oral kombinasi ini lebih efektif, jika lebih cepat

    diminum setelah hubungan seksual tanpa kondom. Dosis pertama diminum idealnya dalam 72

    jam setelah berhubungan seksual, tetapi bisa diberikan hingga 120 jam. Dosis kedua diminum 12

    jam kemudian setelah dosis pertama. Regimen kontrasepsi hormonal darurat sangat efektif dan

  • 8/13/2019 Referat Kontrasepsi Hormonal Wulan

    30/32

    30

    dapat mengurangi risiko kehamilan sampai 94 persen (American College of Obstetrics and

    Gynecologists, 2005a).

    Mual dan muntah adalah masalah utama karena estrogen dosis tinggi. Untuk alasan ini,

    antiemetik oral dapat diminum 1 jam sebelum dosis masing-masing. Pengobatan oral awal

    dengan meclizine 50 mg atau dengan 10 mg metoklopramid efektif menurunkan mual (Ragan

    dan rekan, 2003; Raymond dan rekan, 2000). Jika seorang wanita muntah dalam waktu 2 jam

    setelah meminum obat, dosis harus diulang lagi.

    2.2.3.2 Sediaan Progestin Tunggal

    Sediaan ini memiliki 2 sediaan tablet, masing-masing mengandung 0,75 mg

    levonorgestrel. Dosis pertama harus diminum dalam 72 jam setelah berhubungan tanpa

    pelindung namun dapat ditangguhkan sampai 120 jam kemudian. Dosis kedua dapat diminum 12

    jam kemudian, walaupun Ngai dan rekan kerja (2005) menunjukkan bahwa interval 24 jam

    diantara dosis juga masih efektif. Mekanisme utama ialah menghambat ovulasi. Mekanisme

    lainnya ialah mempengaruhi endometrium, penetrasi sperma dan motilitas tuba.

  • 8/13/2019 Referat Kontrasepsi Hormonal Wulan

    31/32

    31

    BAB III

    KESIMPULAN

    Haid ialah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan(deskuamasi) endometrium. Haid merupakan proses fisiologis dari seorang wanita. Kontrasepsi

    hormonal dibagi menjadi kontrasepsi kombinasi dan progesteron tunggal, yang masing-masing

    memiliki kelebihan dan kekurangan. Kontrasepsi hormonal bekerja dengan mempengaruhi

    keseimbangan fisiologis hormonal wanita, sehingga siklus normal wanita tidak terjadi.

  • 8/13/2019 Referat Kontrasepsi Hormonal Wulan

    32/32

    32

    BAB IV

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Saifuddin A B. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Edisi kedua. Jakarta;Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2006.

    2. Wiknjosastro H. Ilmu Kandungan. Edisi kedua cetakan ketiga. Jakarta; Yayasan BinaPustaka Sarwono Prawirohardjo; 2002

    3. Cunningham F G, Gant NF. Williams Obstetri. Edisi ke-21.Volume 2. Jakarta; PenerbitBuku Kedokteran EGC; 2006

    4. Saifuddin A B. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Edisi pertama.cetakankedua. Jakarta, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2001

    5. Sarwono. Kontrasepsi; Dalam Ilmu Kandungan. Jakarta;Yayasan Bina Pustaka sarwono;2002.

    6. Lesnewski R, Prine L Initiating Hormonal Contraception accessed fromwww.aafp.org/afp

    7. Postpartum Contraception accessed fromhttp://www.reproline.jhu.edu/english/6read/6multi/pg/ppc1.htm#Introduction

    http://www.aafp.org/afphttp://www.aafp.org/afphttp://www.reproline.jhu.edu/english/6read/6multi/pg/ppc1.htm#Introductionhttp://www.reproline.jhu.edu/english/6read/6multi/pg/ppc1.htm#Introductionhttp://www.reproline.jhu.edu/english/6read/6multi/pg/ppc1.htm#Introductionhttp://www.aafp.org/afp