REFERAT Bronchogenic cyst Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Dalam Menjalani Kepaniteraan Klinik Senior Pada Bagian / SMF Ilmu Bedah Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Malikussaleh RSU Cut Meutia Aceh Utara oleh : Nanda Raihan Safitri, S. Ked Nim. 080610030 Pembimbing: 1. dr. M. Tambah Thaibsyah, Sp.B 2. dr. Mufrijal, Sp.B 3. dr. Syafruddin, Sp.B
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
REFERAT
Bronchogenic cyst
Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Dalam Menjalani Kepaniteraan Klinik SeniorPada Bagian / SMF Ilmu Bedah Program Studi Pendidikan Dokter Universitas
Malikussaleh RSU Cut Meutia Aceh Utara
oleh :Nanda Raihan Safitri, S. Ked
Nim. 080610030
Pembimbing:1. dr. M. Tambah Thaibsyah, Sp.B2. dr. Mufrijal, Sp.B3. dr. Syafruddin, Sp.B
BAGIAN/ SMF ILMU PENYAKIT DALAMPROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
RUMAH SAKIT UMUM CUT MEUTIA ACEH UTARA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
Kista Bronkogenik merupakan kista yang mempunyai dinding cukup tipis, yang
terdiri dari jaringan ikat, jaringan otot dan kadang-kadang tulang rawan. Kista ini dilapisi
epitel rambut getar atau planoselular dan terisi lendir putih susu atau jernih. Kista bronkus
terletak menempel pada trakea atau bronkus utama, kebanyakan dorsal dan selalu dekat
dengan bifurkatio. Kista ini dapat tetap asimptomatik tetapi dapat juga menimbulkan keluhan
karena kompresi trakea, bronki utama atau esophagus. Kecuali itu terdapat bahaya infeksi dan
perforasi sehingga kalau ditemukan diperlukan pengangkatan dengan pembedahan. Gejala
dari kista ini adalah batuk, sesak napas s/d sianosis.
BAB II
ISIDefinisi
Kista bronkogenik adalah lesi kongenital diduga hasil dari tunas abnormal foregut
ventral yang terjadi antara 26 dan 40 hari kehamilan . Merupakan tunas yang abnormal
kemudian berdiferensiasi menjadi kantong berisi cairan.
Epidemiologi
Kebanyakan kista terletak di mediastinum, dekat carina trakea. Dalam data yang ada,
58 (85%) dari 68 kista mediastinum di lokasi, dan 46 (79%) dari 58 kista mediastinum
berada di tengah mediastinum. Kurang umum, kista dapat terjadi dalam parenkim paru,
pleura, atau diafragma (10 [15%] dari 68 kista).
Anatomi Saluran Pernafasan Bawah
a) Trakhea
Trakhea merupakan perpanjangan dari laring pada ketinggian tulang vertebra torakal ke-7
yang bercabang menjadi 2 bronkhus. Ujung cabang trachea disebut carina. Trachea bersifat
sangat fleksibel, berotot, dan memiliki panjang 12 cm dengan cicin kartilago berbentuk huruf
C. pada cincin tersebut terdapat epitel bersilia tegak (pseudostratified ciliated columnar
epithelium) yang mengandung banyak sel goblet yang mensekresikan lendir (mucus) (Irman
Soemantri, 2008: 7).
b. Bronkus
Terdapat beberapa divisi bronkus di dalam setiap lobus paru. Pertama adalah bronkus lobaris
(tiga pada paru kanan dan dua pada paru kiri).
Bronkus lobaris dibagi menjadi bronkus segmental (10 pada paru kanan dan 8 pada paru kiri),
yang merupakan struktur yang dicari ketika memilih posisi drainase postural yang paling
efektif untuk klien tertentu. Bronkus segmental kemudian dibagi lagi menjadi bronkus
subsegmental. Bronkus ini dikelilingi oleh jaringan ikat yang memiliki arteri, limpatik dan
saraf.
Bronkus segmental kemudian akan membentuk percabangan menjadi bronkhiolus, yang tidak
mempunyai kartilago didalam dindingnya. Patensi elastik otot polos sekelilingnya dan pada
tekanan alveolar. Bronkhiolus mengandung kelenjar sub mukosa, yang memproduksi lendir
yang membentuk selimut tidak terputus untuk laposan bagian dalam jalan nafas. Bronkus dan
bronkhiolus juga dilapisi oleh sel-sel yang permukaanya dilapisi oleh rambut pendek yang
disebut sillia. Silia ini menciptakan gerakan menyapu yang konstan yang berfungsi untuk
mengeluarkan lendir dan benda asing menjauhi paru menuju laring.
c. Bronkhiolus
Bronkhiolus membentuk percabangan menjadi brokiolus terminalis, yang tidak mempunyai
kelenjar lendir dan silia. Bronkhiolus terminalis ini kemudian menjadi bronkhiolus
respiratori, yang dianggap menjadi saluran transisional antara jalan udara konduksi dan jalan
udara pertukaran gas. Sampai titik ini, jalan udara konduksi mengandung sekitar 150 ml
udara dalam percabangan trakeobronkial yang tidak ikut serta dalam pertukaran gas. Ini di
kenal sebagai ruang rugi fisiologik. Bronkhiolus respiratori kemudian mengarah ke dalam
duktus alveolar dan sakus alveolar kemudian alveoli. Pertukaran oksigen dan karbon dioksida
terjadi dalam alveoli.
d. Alveolus
Paru terbentuk oleh sekitar 300 juta alveoli, yang tersusun dalam klaster antara 15-20 alveoli.
Begitu banyaknya alveoli ini sehingga jika mereka bersatu untuk membentuk satu lembar,
akan menutup area 70 meter persegi.
Terdapat tiga jenis sel-sel alveolar. Sel-sel alveolar tipe II, sel-sel yang aktif secara
metabolik, mensekresi surfaktan, suatu fosfolid yang melapisi permukaan dalam dan
mencegah alveolar agar tidak kolaps. Sel alveoli tipe III adalah makrofag yang merupakan
sel-sel Fagositis yang besar yang memakan benda asing (lendir, bakteri dan bekerja sebagai
mekanisme pertahanan yang penting).
Persarafan bronkus
Persarafan para simpatis disalurkan ke otot polos bronkus melalui saraf vagus dan
menyebabkn kontraksi atau penyempitan jalan nafas,sehingga terjadi peningkatan resistensi
dan pengurangan aliran udara.
Persarafan simpatis oto polos bronkus terjadi melalui serat-serat saraf dari ganglion
servikalis dan torakalis bagian atas dan menyebabkanrelaksasi atau dilatsi bronkus.Hal ini
menurunkan resistensi dan meningkatkn aliran udara.
Kontrol saraf atas respirasi
Ventilasi dikontrol oleh pusat pernapasan dibatang otak bagian bawah didaerah
medula dan pons.Dimedula,terdapat neuron-neuron inspirasi dan ekspirasi yang melepaskan
muatan pada waktu-waktu yang berbeda dalam suatu pola kecepatan dan irama yang telah
ditentukan sebelumnya.Neuron-neuron respirasi menjalankan respirasi dengan merangsang
neuron-neuron motorik yang mempersarafi diafragma dan otot-otot antar iga.
Neuron motorik yang menjalankan respirasi
Neuron motorik utama yang mengontrol otot pernapasan adalah saraf
frenikus.Apabila diaktifkan oleh neuron-neuron inspirasi pusat,maka saraf frenikus
menyebabkan dada mengembang dan udara mulai mengalir dari atmosfir ke dalam paru.Hal
ini disebut inspirasi.Seiring dengan berlanjutnya inspirasi,maka pelepasan muatan neuron-
neuon inspirasi sentral melambat dan pelepasan muatan neuron-neuron ekpirasi
melambat,sehingga aktivitas neuron motorik berhenti dan terjadi relaksasi diafragma dan otot
antar iga.Dada kembali mengempis dan udara mengalir keluar paru.Aliran udara keluar dari
paru adalah ekspirasi.
Kemoreseptor sentral
Kemoreseptor sentral di otak berespons terhadap perubahan-perubahan konsentrasi
ion hidrogen didalam cairan cerebrospinalis.Peningkatan konsentrasi ion hidrogen
meningkatkan kecepatan pelepasan muatan kemoreseptor.Sebaliknya,penurunan konsentrasi
ion hidrogen menurunkan kecepatan pelepasan muatan kemoreseptor.Informasi dari