Top Banner
REFERAT Bronchogenic cyst Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Dalam Menjalani Kepaniteraan Klinik Senior Pada Bagian / SMF Ilmu Bedah Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Malikussaleh RSU Cut Meutia Aceh Utara oleh : Nanda Raihan Safitri, S. Ked Nim. 080610030 Pembimbing: 1. dr. M. Tambah Thaibsyah, Sp.B 2. dr. Mufrijal, Sp.B 3. dr. Syafruddin, Sp.B
35

Referat Kista Bronkogenik NANDA Edit

Apr 08, 2016

Download

Documents

devipuspa
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Referat Kista Bronkogenik NANDA Edit

REFERAT

Bronchogenic cyst

Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Dalam Menjalani Kepaniteraan Klinik SeniorPada Bagian / SMF Ilmu Bedah Program Studi Pendidikan Dokter Universitas

Malikussaleh RSU Cut Meutia Aceh Utara

oleh :Nanda Raihan Safitri, S. Ked

Nim. 080610030

Pembimbing:1. dr. M. Tambah Thaibsyah, Sp.B2. dr. Mufrijal, Sp.B3. dr. Syafruddin, Sp.B

BAGIAN/ SMF ILMU PENYAKIT DALAMPROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

RUMAH SAKIT UMUM CUT MEUTIA ACEH UTARA

2014

Page 2: Referat Kista Bronkogenik NANDA Edit

BAB I

PENDAHULUAN

Kista Bronkogenik merupakan kista yang mempunyai dinding cukup tipis, yang

terdiri dari jaringan ikat, jaringan otot dan kadang-kadang tulang rawan. Kista ini dilapisi

epitel rambut getar atau planoselular dan terisi lendir putih susu atau jernih. Kista bronkus

terletak menempel pada trakea atau bronkus utama, kebanyakan dorsal dan selalu dekat

dengan bifurkatio. Kista ini dapat tetap asimptomatik tetapi dapat juga menimbulkan keluhan

karena kompresi trakea, bronki utama atau esophagus. Kecuali itu terdapat bahaya infeksi dan

perforasi sehingga kalau ditemukan diperlukan pengangkatan dengan pembedahan. Gejala

dari kista ini adalah batuk, sesak napas s/d sianosis.

Page 3: Referat Kista Bronkogenik NANDA Edit

BAB II

ISIDefinisi

Kista bronkogenik adalah lesi kongenital diduga hasil dari tunas abnormal foregut

ventral yang terjadi antara 26 dan 40 hari kehamilan . Merupakan tunas yang abnormal

kemudian berdiferensiasi menjadi kantong berisi cairan.

Epidemiologi

Kebanyakan kista terletak di mediastinum, dekat carina trakea. Dalam data yang ada,

58 (85%) dari 68 kista mediastinum di lokasi, dan 46 (79%) dari 58 kista mediastinum

berada di tengah mediastinum. Kurang umum, kista dapat terjadi dalam parenkim paru,

pleura, atau diafragma (10 [15%] dari 68 kista).

Anatomi Saluran Pernafasan Bawah

Page 4: Referat Kista Bronkogenik NANDA Edit

a) Trakhea

Trakhea merupakan perpanjangan dari laring pada ketinggian tulang vertebra torakal ke-7

yang bercabang menjadi 2 bronkhus. Ujung cabang trachea disebut carina. Trachea bersifat

sangat fleksibel, berotot, dan memiliki panjang 12 cm dengan cicin kartilago berbentuk huruf

C. pada cincin tersebut terdapat epitel bersilia tegak (pseudostratified ciliated columnar

epithelium) yang mengandung banyak sel goblet yang mensekresikan lendir (mucus) (Irman

Soemantri, 2008: 7).

b. Bronkus

Terdapat beberapa divisi bronkus di dalam setiap lobus paru. Pertama adalah bronkus lobaris

(tiga pada paru kanan dan dua pada paru kiri).

Bronkus lobaris dibagi menjadi bronkus segmental (10 pada paru kanan dan 8 pada paru kiri),

yang merupakan struktur yang dicari ketika memilih posisi drainase postural yang paling

efektif untuk klien tertentu. Bronkus segmental kemudian dibagi lagi menjadi bronkus

subsegmental. Bronkus ini dikelilingi oleh jaringan ikat yang memiliki arteri, limpatik dan

saraf.

Bronkus segmental kemudian akan membentuk percabangan menjadi bronkhiolus, yang tidak

mempunyai kartilago didalam dindingnya. Patensi elastik otot polos sekelilingnya dan pada

tekanan alveolar. Bronkhiolus mengandung kelenjar sub mukosa, yang memproduksi lendir

yang membentuk selimut tidak terputus untuk laposan bagian dalam jalan nafas. Bronkus dan

bronkhiolus juga dilapisi oleh sel-sel yang permukaanya dilapisi oleh rambut pendek yang

disebut sillia. Silia ini menciptakan gerakan menyapu yang konstan yang berfungsi untuk

mengeluarkan lendir dan benda asing menjauhi paru menuju laring.

Page 5: Referat Kista Bronkogenik NANDA Edit

c. Bronkhiolus

Bronkhiolus membentuk percabangan menjadi brokiolus terminalis, yang tidak mempunyai

kelenjar lendir dan silia. Bronkhiolus terminalis ini kemudian menjadi bronkhiolus

respiratori, yang dianggap menjadi saluran transisional antara jalan udara konduksi dan jalan

udara pertukaran gas. Sampai titik ini, jalan udara konduksi mengandung sekitar 150 ml

udara dalam percabangan trakeobronkial yang tidak ikut serta dalam pertukaran gas. Ini di

kenal sebagai ruang rugi fisiologik. Bronkhiolus respiratori kemudian mengarah ke dalam

duktus alveolar dan sakus alveolar kemudian alveoli. Pertukaran oksigen dan karbon dioksida

terjadi dalam alveoli.

d. Alveolus

Paru terbentuk oleh sekitar 300 juta alveoli, yang tersusun dalam klaster antara 15-20 alveoli.

Begitu banyaknya alveoli ini sehingga jika mereka bersatu untuk membentuk satu lembar,

Page 6: Referat Kista Bronkogenik NANDA Edit

akan menutup area 70 meter persegi.

Terdapat tiga jenis sel-sel alveolar. Sel-sel alveolar tipe II, sel-sel yang aktif secara

metabolik, mensekresi surfaktan, suatu fosfolid yang melapisi permukaan dalam dan

mencegah alveolar agar tidak kolaps. Sel alveoli tipe III adalah makrofag yang merupakan

sel-sel Fagositis yang besar yang memakan benda asing (lendir, bakteri dan bekerja sebagai

mekanisme pertahanan yang penting).

Persarafan bronkus

Persarafan para simpatis disalurkan ke otot polos bronkus melalui saraf vagus dan

menyebabkn kontraksi atau penyempitan jalan nafas,sehingga terjadi peningkatan resistensi

dan pengurangan aliran udara.

Persarafan simpatis oto polos bronkus terjadi melalui serat-serat saraf dari ganglion

servikalis dan torakalis bagian atas dan menyebabkanrelaksasi atau dilatsi bronkus.Hal ini

menurunkan resistensi dan meningkatkn aliran udara.

Page 7: Referat Kista Bronkogenik NANDA Edit

Kontrol saraf atas respirasi

Ventilasi dikontrol oleh pusat pernapasan dibatang otak bagian bawah didaerah

medula dan pons.Dimedula,terdapat neuron-neuron inspirasi dan ekspirasi yang melepaskan

muatan pada waktu-waktu yang berbeda dalam suatu pola kecepatan dan irama yang telah

ditentukan sebelumnya.Neuron-neuron respirasi menjalankan respirasi dengan merangsang

neuron-neuron motorik yang mempersarafi diafragma dan otot-otot antar iga.

Neuron motorik yang menjalankan respirasi

Neuron motorik utama yang mengontrol otot pernapasan adalah saraf

frenikus.Apabila diaktifkan oleh neuron-neuron inspirasi pusat,maka saraf frenikus

menyebabkan dada mengembang dan udara mulai mengalir dari atmosfir ke dalam paru.Hal

ini disebut inspirasi.Seiring dengan berlanjutnya inspirasi,maka pelepasan muatan neuron-

neuon inspirasi sentral melambat dan pelepasan muatan neuron-neuron ekpirasi

melambat,sehingga aktivitas neuron motorik berhenti dan terjadi relaksasi diafragma dan otot

antar iga.Dada kembali mengempis dan udara mengalir keluar paru.Aliran udara keluar dari

paru adalah ekspirasi.

Kemoreseptor sentral

Kemoreseptor sentral di otak berespons terhadap perubahan-perubahan konsentrasi

ion hidrogen didalam cairan cerebrospinalis.Peningkatan konsentrasi ion hidrogen

meningkatkan kecepatan pelepasan muatan kemoreseptor.Sebaliknya,penurunan konsentrasi

ion hidrogen menurunkan kecepatan pelepasan muatan kemoreseptor.Informasi dari

kemoreseptor sentral disalurkan kepusat pernapasan diotak yang,sebagai

responya,meningkatkan atau menurunkan kecepatan pernapasan.Konsentrasi ion hidrogen

biasanya mencerminkan konsentrasi karbon dioksida.Dengan demikian,sewaktu kadar karbon

Page 8: Referat Kista Bronkogenik NANDA Edit

dioksida meningkat,kadar ion hidrogen meningkat,dan kecepatan pelepasan muatan neuron-

neuron inspirasi berkurang.

Kemoreseptor perifer

Kemoreseptor perifer terdapat diarteri karotis dan aorta dan memantau konsentrasi

oksigen didalam darah arteri.Reseptor-reseptor ini,yang disebut badankarotis dan

aorta,mengirim impuls mereka kepusat pernapasan dimedula dan pons terutama untuk

meningkatkan kecepatanventilasi sewaktu kadar oksigen rendah.Kemoreseptor ini kurang

sensitiv daripada kemoreseptor sentral.

Etiologi

Penyebab masih belum diketahui secara jelas. Namun ada factor-faktor pendukung

yang menyebabkan munculnya cysta bronkogenik antara lain sebagai berikut :

Kongenital

Akibat benturan pada daerah thorak

Pengosumsian bahan-bahan kimia yang memicu terbentuknya kanker (kista

dapat didefinisikan sebagai awal mula terbentuknya kanker), missal : asbes,

nikotin dll

Infeksi dari penyakit lain terutama pada system pernafasan.

Page 9: Referat Kista Bronkogenik NANDA Edit

Patofisiologi

Kista foregut terbentuk karena lepasnya foregut primitif yang terjadi secara abnormal.

Bentuk paling sering ditemukan adalah kista bronkial dengan dinding epitelium tipe bronkial

yang terdapat dalam mediastinum atau hilum. Kista bronkogenik biasa nya terjadi secara

insidental dapat ditemukan sebagai sebuah lesi massa atau baru terlihat setelah terjadi infeksi

atau ruptur. Kista ini berisi cairan yang dibungkus oleh epitel bronkial. Jika terjadi infeksi,

kista ini akan menimbulkan rasa nyeri. Jika terjadi ruptur , akan tampak air fluid level pada

kista.

Bronchogenic kista muncul sebagai massa bulat atau oval dengan garis halus dan

biasanya unilocular dan noncalcified. Pada bayi dan anak-anak kecil, kista ini dapat

mengancam kehidupan ketika mereka menekan struktur vital. Pada bayi, presentasi awal

mungkin gangguan pernapasan. Lebih dari setengah pasien asimtomatik.

Manifestasi Klinis

Kista bronkogenik tidak menunjukkan gejala dan temuan insidental pada radiografi,

kebanyakan gejala dan komplikasi lebih sering terjadi pada pasien asimtomatik. Yang paling

sering adalah gejala batuk, demam, sakit, dan dyspnea. Kompresi Tracheobronchial dan

infeksi paru dapat terjadi pada anak-anak karena tracheobronchial pohon relatif lunak.

Gejala yang sering timbul:

Infant : sesak nafas atau disfagia

Anak anak : sakit pada dada dan disfagia

Symptoms paling sering timbul jika lesi di mediastinum.

Page 10: Referat Kista Bronkogenik NANDA Edit

Gejala lain:

Anak yang lebih muda lebih sering menimbulkan gejala.

Kista lebih sering didapati insidental pada anak yang lebih tua.

Imaging findings

Gambaran secara umum :

Petunjuk terbaik diagnosa : ditemukan massa di daerah paratrakeal atau subkarinal

dimana homegen meningkatkan sinyal pada T2- tertimbang.

Lokasi :

Kemungkinan terdapat di mediastinal atau parurenkim paru.

Lebih sering terdapat pada mediastinal :

o Mediastinal 65-90%

o Mayoritas di tengah mediastinum

o Khasnya pada paratrakeal, carinal, atau hiller

o Paling sering pada carinal.

Paru paru :

o Frekuensi lebih sering di lobus bagian bawah

o Insiden nya sama dikedua paru

Jarang kejadiannya pada tymus, diaphragma, leher, perikardium, dan

retroperitoneal.

Ukuran : beragam

Biasa ditemukan ovoid atau sekitar massa dikelilingi oleh garis halus.

Hampir selalu soliter

Page 11: Referat Kista Bronkogenik NANDA Edit

Jarang sekali multilokular

Khas tidak berhubungan dengan jalan udara dan tidak mengandung udara.

Terdapatnya suatu udara merupakan suatu indikasi adanya infeksi.

Lesi parenkimal lebih sering berhubungan dengan jalan napas dibandingkan

dengan lesi di mediatinal.

Kemungkinan memiliki effek massa pada esophagus sehingga menekan jalan nafas.

Bendungan udara (hiperinflasi)

Kolaps paru

Dysphagia dan vomitus

Radiographic findings :

Non specifik

Membatasi massa dengan garis tipis.

Densitas jaringan lunak.

Khasnya terdapat pada mediastinum atau ditengah paru.

Terkandang membutuhkan pemeriksaan CT atau MRI untuk pemeriksaan lebih

lanjut.

Fluoroscopic findings :

Kemungkinan insidensi terjadi pada Gasterointestinal bagian atas, khususnya jika

lesi menimbulkan gejala seperti dysphagia atau vomitus

Dapat menekan esophagus.

CT findings :

NECT

o Lesi berbatas homogen

o Macam kandungan kista : air hingga komponen protein

Page 12: Referat Kista Bronkogenik NANDA Edit

CECT

o Biasa ditemukan, sering kali nonenhancing atau minimal enhancing dinding

tipis.

o Lebih menonjol dinding enhancement dan penebalan dinding biasa terjadi

dengan infeksi.

o Tidak terdapat central enhancement

MR findings :

TIWI

o Intensitas sinyal homogen kecuali terdapat infeksi

o Sinyal untuk material protein terkadang digantikan oleh material air.

o Dinding tidak terlihat

o Baik untuk melihat lesi perpotongan.

T2W1

o Sinyal yang diberikan hampir sama atau lebih sedikit dibandingkan dengan

cerebrospinal fluid (CSF)

STIR

o peningkatan sinyal yang nyata, sama atau lebih dari CSF

T1 C+

o Biasa memiliki dinding yang tipis atau sedang enhancement

o Oenebalan dinding enhancing secara tidak langsung menegaskan adanya

infeksi.

o Tidak terdapat central enhancement.

Ultrasonographic Findings :

Page 13: Referat Kista Bronkogenik NANDA Edit

o Grayscale ultrasound :

Bertambah cepat terdiagnosa pada foto pre natal

Insiden ditemukan pada echocardiography.

Kista bronkogenik retroperitoneal lebih sering ditemukan dengan

ultrasonographic dibandingkan dengan kista intrathoracic jenis lain.

o Color doppler : tidak ada hubungan abnormal

o M-mode : potongan yang baik untuk melihat lesi hipoekoik atau anekoik

dengan posterior acoustic enhancement.

CT Scan : Kista muncul sebagai lesi dengan batas-batas halus dan dinding tipis dan

mungkin berisi sekret, nanah, atau darah. Untuk menunjukan ukuran dan posisi Bronchogenic

Cys. Esophagography: barium A menelan membantu untuk menentukan massa dan efeknya

pada struktur berdekatan.

Mengingat bahwa 25 lesi berisi cairan jelas pada CT scan (menurut pengukuran

redaman internal) dan bahwa dua lesi lain yang terkandung kalsium tingkat cairan,diagnosis

kista bronkogenik bisa dilakukan dengan CT di hampir dua pertiga kasus (38 [66%] dari 58

kasus). Namun, sisa 20 lesi tidak dapat didiagnosis sebagai kista dengan CT, baik karena

heterogenitas internal, nomor atenuasi tinggi, artefak beruntun, kurangnya peningkatan

mural, atau lokasi atipikal.

Dihampir semua institusi CT merupakan teknik standart imaging untuk kista

bronkogenik. Gambaran kista bronkogenik pada MRI dapat diuraikan. Intensitas sinyal air

akan sama dengan hasil rendah T1 dan tinggi T2. Kista bronkogenik dapat berisikan darah,

kolesterol, atau material tinggi protein akan menggambarkan sinyal dengan intensitas tinggi

pada kedua T1 dan T2 pengaruhnya sebanding.

Page 14: Referat Kista Bronkogenik NANDA Edit

Dalam kasus-kasus sulit, MRI pencitraan, dengan menunjukkan intensitas sinyal

nyata meningkat dalam lesi pada gambar T2-tertimbang, dapat berguna untuk menunjukkan

sifat sejati kistik lesi. Dengan demikian, bahwa fitur imaging berikut mungkin berguna untuk

membedakan non-air-kista bronkogenik pelemahan dari massa yang solid :

Pertama, kehadiran yang jelas, dinding tipis, halus menunjukkan bahwa lesi kista. Delineasi

dinding difasilitasi oleh pemberian intravena bahan kontras iodinasi atau berbasis

gadolinium. Sebuah dinding tebal atau tidak teratur bukan merupakan fitur khas

dari kista bronkogenik dan menyarankan neoplasma nekrotik atau limfadenopati.

Kedua, kista bronkogenik dengan angka CT atenuasi tinggi biasanya atenuasi homogen dan

memiliki isi kista yang tidak meningkatkan administrasi berikut bahan kontras.

Ketiga, pencitraan MR dapat sangat berguna untuk membedakan kista tinggi pelemahan pada

CT scan dari massa jaringan lunak. Kista tersebut biasanya isointense atau

hyperintense untuk CSF. Sebuah lesi yang hypointense untuk CSF (cerebral spinal

fluid) pada gambar T2-tertimbang harus dipandang dengan hati-hati.

Perawatan yang tepat dari pasien dengan kista bronkogenik tergantung pada usia

pasien dan gejala pada presentasi.

Kebanyakan kista bronkogenik dapat sensitif didiagnosis dengan menggunakan CT

nonenhanced, namun pemberian materi kontras pada CT atau penambahan pencitraan MRI

dapat berguna untuk membedakan jaringan lunak bermasalah-pelemahan kista dari neoplasia

mediastinum.

Page 15: Referat Kista Bronkogenik NANDA Edit

(a) Chest radiograph showing bronchogenic cyst in the region of the right hilum.

(b) CT confirms the cystic nature of the cyst and shows it compressing the carina and right main bronchus (arrow).

Page 16: Referat Kista Bronkogenik NANDA Edit

Figures 1 and 2.CT Scan of the chest demonstrating a hypodense mass in the medial portion

of the LEFT posterior chest.

KESIMPULAN: CT kista bronkogenik biasanya menunjukkan massa mediastinum tajam

marginated atenuasi jaringan lunak atau air. Kebanyakan muncul kistik. Sebuah minoritas

tampil solid dan dapat bingung dengan lesi lainnya; MR pencitraan dapat berguna untuk

menjelaskan sifat lesi kistik.

kista bronkogenik pada wanita 21 tahun asimptomatik. Dengan contrast-enhanced CT scan

bagian dada (dengan menggunakan setingan mediastnal window) menunjukan kista yang

dibatasi oleh cairan di tengah mediastinum. Perhatikan pada dinding, meningkatkan medially

wall (panah hitam) dan peripheral punctate calcification (panah putih)

Page 17: Referat Kista Bronkogenik NANDA Edit

kista bronkogenik pada pria 40 tahun asimptomatik. (a) Dengan transverse contrast-

enhanced CT scan bagian dada (dengan menggunakan setingan mediastnal window)

menunjukkan lesion jaringan lunak yang homogeneous (M) tanpa penambahan mural di

bagian subcarinal. Perhatikan perhatikan efek massa di kanan pembuluh inferiror pulmonary

dan atrium kiri (2 panah hitam). Lesion ini tidak bisa secara yakin dibedakan dari neoplasma

padat pada ct scan. (b) Transverse T1-weighted MR image (1.3 T; repetition time msec/echo

time msec, 500/25) menunjukkan lesion yang menuju heterogenous (M) dari peningkatan

intesitas sinyal dibandingkan dengan CSF (cerebral spinal fluid). (c) Transverse T2-weighted

Page 18: Referat Kista Bronkogenik NANDA Edit

MR image (1.3 T, 2,000/80) menunjukka lesion (m) menunjukkan intensitas sinyal yang

sama dengan CSF, maka dari itu di ambil kesimpulan itu merupakan sebuah kista.

kista bronkogenik pada pria 55 tahun dysphagia. (a) Dengan transverse contrast-enhanced

CT scan bagian dada (dengan menggunakan setingan mediastnal window) menunjukkan

sebuah massa di tengah mediastinal, dengan atenuasi cairan. Perhatikan material yang ber

atenuasi tinggi (yang di tunjukan kedua tanda panah hitam) mempunyai kemiripan dengan

susu calcium dan efek massa di materi pengisi esophagus (panah putih)

Page 19: Referat Kista Bronkogenik NANDA Edit

CT attenuation Characteristic of bronchogenic cysts

MRI Findings

Dalam T1-weighted MR images (banyak kasus 23), 12 kista terlihat sedikit

hyperintense (berwarna terang) dari pada otot2 di tulang. Enam kista terlihat isointense

(berwarna sama) terhadap otot2 di tulang, dan 5 kista terlihat isointense terhadap CSF.

Dengan T2-weighted MR images (jumlah kasus= 18), 11 kista isointense terhadap

CSF. 6 kista hyperintense terhadap CSF. Dan 1 hypointense (berwarna gelap terhadap CSF).

Bagian dalam kistanya tidak dapat terlihat, tetapi dinding kistanya terlihat lebih jelas

sehingga membantu penggambaran lebih baik untuk dinding kista yang tipis.

Page 20: Referat Kista Bronkogenik NANDA Edit

Kista bronkogenik pada anak 3 taun dengan batuk. (a)Coronal T1-weighted MR

image (600/14) menunjukkan heterogeneous yang berbentuk sempurna (tanda panah) di

sebelah kiri posterior mediastinum. Intensistas sinyalnya sama dengan CSF. (b) Coronal T1-

weighted MR image (750/11) mengikuti pentunjuk dari IV gadolinium untuk material

pemberi contrast di dapatkan mural yang lebih jelas (di tunjuk dengan tanda panah). (c)

Transverse T2-weighted MR image (2,300/80) menunjukkan bagian dalam kista meningkat

intesitas sinyalnya, mendekati CSF. Perhatikan thymus yang normal (t) di bagian depan

(anterior) mediastinum.

Page 21: Referat Kista Bronkogenik NANDA Edit

Imaging recomendations :

1. Best imaging tool

o MR dengan T2 – tertimbang dan STIR menunjukan sinyal homogen tinggi atau lebih

tinggi dari CSF.

o T1 – tertimbang enhanced dengan contras menunjukan tidak ada atau minimal

dinding enhancement tanpa central enhancement.

2. Protocol advice

o Direncanakan T2 atau STIR untuk melihat hubungan anatomik dan peningkatan

sinyal homogen.

o Post contras lemak memaksa T1 untuk menunjukan tidak ada atau tipis dari

enhancement tanpa central enhancement.

Diagnosa banding

1. Neuroblastoma

Biasanya gambaran lebih solid dalam gambaran cross sectional.

Kemungkinan terdapat kalsifikasi

Kemungkinan terdapat scalloping pada tulang iga atau vertebra.

2. Lymphadenopathy

Membedakan dari radiograph thorax sulit dilakukan kecuali jika group multipel

nodul membesar.

Biasanya multilobular

Necrotik nodes :

o Biasanya terdapat hubungan dengan penemuan infeksi pada paru

(histoplasmosis atau tuberkulosa)

Page 22: Referat Kista Bronkogenik NANDA Edit

o Lingkaran tebal dari enhancement

o Biasanya terdapat pembesaran dekat dengan nodus tetapi bukan nekrotik.

3. Infected CCMA (congenital cystic adenomatoid malformation)

Biasanya sering kali tidak unilokular seperti pada kista bronkogenik.

Sebagian besar berisi udara (segera setelah lahir) tidak seperti pada kista

bronkogenik.

Bisa berisikan cairan jika terjadi infeksi (air-fluid level) atau jika pengambilan

foto segera setelah lahir (kemungkinan lengkap fluid-filled)

4. Round pneumonia

Pada kistabronkogenik kemungkinan terdapat efek massa (airway) sedangkang

pada round pneumonia tidak.

Follow up radiolographs menunjukan resolution dari round pneumonia

Pasien biasanya mengeluh demam dan batuk.

5. Malformasi vaskuler

Cenderung untuk lebih multilokuler

Invaginasi sekitar struktur dari pada mengganti dengan efek massa.

Biasanya mengandung phleboliths jika pada komponen vena.

Kemungkinan besar untuk sampai ke leher.

6. Primary pulmonary malignancies

Pleuropulmonary blastoma

o Jarang

o Komponen solid pada CT dan MRI

o Gambaran heterogen pada CECT dan MR

o Basal pleura dan sering kali perifer posisi.

o Pleura effusion umum pada pulmonary blastoma.

Page 23: Referat Kista Bronkogenik NANDA Edit

7. pulmonary sequestration

Massa lebih heterogen dari kista bronkogenik

Lebih menunjukan kelainan

Sering kali tampak peningkatan supply pembuluh darah dari aorta descending.

Penatalaksanaan

      Pada bayi yang baru lahir dengan kista bronchogenic asimtomatik, intervensi bedah

dianjurkan pada usia 3-6 bulan, yang memungkinkan untuk pertumbuhan paru-paru

kompensasi.

Reseksi Thoracoscopic memiliki keunggulan utama yang termasuk rasa sakit kurang,

cosmetik lebih baik, dan penurunan risiko peleburan tulang rusuk.

Konsultasi pra operasi anestesi dianjurkan, terutama pada bayi, karena perhatian

dengan kompromi jalan napas dan pemantauan.

Morbiditas meningkat ketika lesi nya simptomatik.

PERALATAN KHUSUS UNTUK PEMBEDAHAN TORAKS

1. Unit bedah plastik

2. Alat bantu pemberian posisi

a. bantal, kantong pasir, bantalan siku, tumit, dan kepala

b. Alat "bean bag" yang digunakan untuk menopang pasien pada posisi lateral. udara

disedot dari alat tersebut dan bentuk kantong akan sesuai dengan bentuk pasien

sehingga diperoleh topangan yang mantap.

c. Handuk

Page 24: Referat Kista Bronkogenik NANDA Edit

3. Selang pengisap

a. Satu untuk lapangan operasi

b. satu untuk alat bantu pemberia posisi "bean bag"

d. Satu untuk anestesi

4. Probe suhu dan kontak kontrol

5. Lampu kepala dan sumber listrik

6. Klem Babcock

7. Stik spons dengan lipatan kasa 4 x 4

8. Spons disekans ("pills", "peanuts")

9. Klip vaskular (ukuran bermacam-macam)

10. Perangkat stapling (Gambar 14-16)

a. Vaskular (Gambar 14-16 A)

b. Bronkus (Gambar 14-16 B)

c. Jaringan (Gambar 14-16 C)

11. Klem vaskular (untuk manajemen pendarahan yang tidak disengaja dari pembuluh besar,

misal arteri atau vena pulmonalis)

12. Pita umbilikus atau kait pembuluh

13. Pemegang pisau panjang

14. Sambungan untuk ujung kauter

Page 25: Referat Kista Bronkogenik NANDA Edit

15. Cairan irigasi hangat

16.Benang (dengan panjang yang adekuat) sesuai dengan keinginan dokter

17. Selang dada, konektor, dan set drainase

18. Pita adhesif 2 untuk pemberian posisi

Komplikasi

     Efek massa

o    Kompresi pada saluran pencernaan bisa menyebabkan disfagia.

o    Kompresi jalan nafas, terutama jika kista hanya di bawah carina, dapat mengakibatkan

gangguan pernapasan yang mengancam jiwa.

o   Kompresi jantung dan pembuluh darah besar dapat menyebabkan disritmia dan

penyumbatan v. kava.

komplikasi lain: Infeksi, pecah, perdarahan, dan kompresi yang umum. Sebuah risiko

degenerasi ganas juga memungkinkan.

Page 26: Referat Kista Bronkogenik NANDA Edit

Daftar pustaka

1. Lynda Juall, 2003, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, EGC, Jakarta.

2. Arif Mansjoer. Dkk (2001)., Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta, Media Aes CV Laprus FKUI.

3. Judith M. Wilkinson, 2007, buku saku diagnose Keperawatan. Edisi 7. EGC, Jakarta.