PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara tropis. Cuacanya yang panas dengan kelembaban yang tinggi mempermudah patogen untuk berkembang biak dan menyebar, terutama menginfeksi paru-paru golongan yang rentan. Untuk mencegah infeksi yang berat maka dianjurkan untuk melakukan vaksinasi, di antaranya vaksin influenza atau flu dan vaksin pneumonia. 1 Vaksin influenza merupakan inactivated vaccine yang berisi virus yang telah “dilemahkan” atau dimatikan dan disuntikkan pada lengan atas. Vaksin influenza yang disuntikkan biasanya berisi tiga jenis strain virus influenza yang berbeda, yang saat itu sedang banyak beredar. Biasanya terdiri dari satu strain influenza tipe A subtipe H3N2, satu strain influenza tipe A subtipe H1N1, dan satu strain influenza tipe B. Sedangkan tipe nasal mist yang berisi 4 strain baru disetujui oleh FDA pada Maret 2012 ini . 1 Vaksinasi tahunan reguler juga dapat melindungi virus- virus flu yang baru. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa vaksinasi rutin dapat memberikan perlindungan terhadap virus strain H5N1 (flu burung) dan flu babi strain H1N1. Perlin- 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara tropis. Cuacanya yang panas dengan kelembaban yang
tinggi mempermudah patogen untuk berkembang biak dan menyebar, terutama menginfeksi
paru-paru golongan yang rentan. Untuk mencegah infeksi yang berat maka dianjurkan untuk
melakukan vaksinasi, di antaranya vaksin influenza atau flu dan vaksin pneumonia.1
Vaksin influenza merupakan inactivated vaccine yang berisi virus yang telah
“dilemahkan” atau dimatikan dan disuntikkan pada lengan atas. Vaksin influenza yang
disuntikkan biasanya berisi tiga jenis strain virus influenza yang berbeda, yang saat itu
sedang banyak beredar. Biasanya terdiri dari satu strain influenza tipe A subtipe H3N2, satu
strain influenza tipe A subtipe H1N1, dan satu strain influenza tipe B. Sedangkan tipe nasal
mist yang berisi 4 strain baru disetujui oleh FDA pada Maret 2012 ini. 1
Vaksinasi tahunan reguler juga dapat melindungi virus-virus flu yang baru. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa vaksinasi rutin dapat memberikan perlindungan terhadap
virus strain H5N1 (flu burung) dan flu babi strain H1N1. Perlindungan vaksinnya dapat
bertahan lama. Pasien yang diberikan vaksin flu babi pada 1976 menunjukkan adanya
respons imun yang lebih kuat saat terjadi pandemik flu H1N1 pada 2009.1
Vaksin pneumonia yang pertama kali ditemukan merupakan vaksin yang dibentuk
dari polisakarida kapsuler. Antigen polisakarida yang dibentuk oleh tubuh menyebabkan
terbentuknya antibodi spesifik yang membantu opsonisasi, fagositosis, dan membantu sel
fagositer membunuh pneumokokus. Vaksin ini banyak digunakan oleh orang dewasa berisiko
tinggi untuk menurunkan insiden, morbiditas, dan mortalitas oleh pneumonia pneumokokus
dan penyakit invasif lainnya yang disebabkan oleh pneumokokus. Vaksin ini berisi informasi
tentang 23 jenis polisakarida kapsuler, yaitu serotipe 1, 2, 3, 4, 5, 6B, 7F, 8, 9N, 9V, 10A,
1
11A, 12F, 14, 15B, 17F, 18C, 19F, 19A, 20, 22F, 23F, dan 33F, yang berarti telah mencakup
90% jenis suptipe pneumokokus. 1
Amerika Serikat dan WHO menganjurkan Pneumococcal Polysaccharide
Vaccine (PPSV atau PPV) diberikan pada orang dewasa berusia 65 tahun ke atas,
dewasa dengan gangguan kesehatan jangka panjang yang berat, perokok, dan anak
berusia lebih dari 2 tahun dengan gangguan kesehatan yang berat. Namun, WHO tidak
menganjurkan penggunaan PPV pada program imunisasi anak rutin. Di Inggris, PPV
dianjurkan sebagai bagian dari jadwal vaksinasi rutin untuk orang berusia 65 tahun ke
atas, serta untuk anak dan dewasa yang termasuk kategori berisiko khusus, seperti yang
menderita gangguan pernapasan berat (termasuk asma dan PPOK), kondisi jantung yang
berat (seperti gagal jantung kongestif), gangguan ginjal berat, penyakit hati jangka
panjang, diabetes yang membutuhkan pengobatan, imunosupresi karena penyakit
(HIV/AIDS, lupus), atau pengobatan (kemoterapi, rasioterapi, penggunaan steroid jangka
panjang, serta gangguan-gangguan limpa baik asplenia ataupun karena limpa tidak
bekerja dengan baik).1Pada Maret 2011, The Joint Committee on Vaccination and
Immunisation (JCVI) menganjurkan untuk tidak memberikan PPV pada pasien berusia
65 tahun ke atas, tetapi tetap me-nganjurkan pemberiannya untuk kelompok-kelompok
berisiko tinggi. Efek samping dari vaksin ini adalah rasa nyeri dan pegal pada area
penyuntikan (1%). Vaksin ini diberikan satu kali, kecuali pada pasien penyakit kronis
tertentu yang harus diberikan dosis kedua lima tahun kemudian. Tetapi, vaksin ini hanya
boleh diberikan paling banyak 2 kali seumur hidup. PPSV tidak efektif pada anak yang
berusia kurang dari 2 tahun, karena sistem imunitasnya tidak akan berespons kuat. Pada
orang dewasa akan memberikan perlindungan selama 3-5 tahun dengan efektivitas
sebesar 57-75%. Kurangnya perhatian vaksinasi pada usia dewasa adalah dikarenakan
keraguan keamanan vaksin, belum berkembangnya sistem imunisasi dewasa. 1
2
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Vaksinasi
Vaksinasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan secara aktif terhadap
suatu antigen, sehingga bila kelak terpajan pada antigen yang serupa, tidak terjadi
penyakit. Vaksinasi dilakukan dengan cara menyuntikkan antigen kedalam tubuh orang
yang non imun. Tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada
seseorang. Vaksin yang ideal adalah yang bersifat imunogenik (meniru infeksi yang
alami), memberikan proteksi jangka panjang, tidak memberikan efek samping yang
tinggi dan stabil.
1.2 Influenza
Influenza adalah penyakit saluran napas akut yang disebabkan oleh infeksi virus
influenza. Penyakit ini menyerang saluran napas bagian atas dan atau bawah dan
seringkali disertai tanda dan gejala sistemik seperti demam, sakit kepala, mialgia dan
kelemahan. Wabah penyakit dengan berat dan luas yang bervariasi hampir selalu terjadi
setiap musim dingin. Wabah seperti ini menyebabkan kesakitan yang bermakna dalam
populasi umum dan meningkatkan angka kematian pada pasien “resiko tinggi” terutama
akibat komplikasi paru. Virus influenza merupakan anggota keluarga Orthomyxoviridae.
Virus influenza A dan B mewakili 1 genus, dan influenza C adalah genus lain. 2
1.2.1 Epidemiologi
Wabah influenza selalu terjadi setiap tahun meskipun luas dan beratnya wabah
sangat bervariasi. Wabah setempat terjadi dengan interval yang bervariasi, biasanya
setiap 1 sampai 3 tahun. Epidemi dan pandemi dunia terjadi kira-kira setiap 10 sampai 15
tahun sejak pandemi tahun 1918-1919. Wabah yang paling luas dan berat disebabkan
3
oleh virus influenza A. Epidemi influenza hampir semata-mata muncul selama bulan-
bulan musim dingin di belahan bumi utara dan selatan. Sangat jarang didapati virus
influenza A pada saat selain saat terjadi wabah, meskipun peningkatan serologis yang
jarang pernah dicatat pada waktu selain musim dingin. Influenza B menyebabkan wabah
yang biasanya kurang meluas dan disertai dengan penyakit yang kurang parah
dibandingkan wabah yang disebabkan oleh virus influenza A.2
Kematian dan kesakitan karena wabah influenza terus terjadi dan merupakan hal
yang penting. Kematian terutama terjadi pada individu dengan penyakit yang mendasari
yang termasuk kelompok “ risiko tinggi” mengalami komplikasi influenza. Banyaknya
orang dewasa dengan keadaan medis “risiko tinggi” yang dirawat mencapai 800 per
100.000 orang selama wabah influenza baru-baru ini. Keadaan risiko tinggi ini terutama
berupa penyakit jantung dan penyakit paru kronik disamping pertambahan umur.
Peningkatan angka kematian juga diamati diantara individu dengan penyakit metabolik
kronik, penyakit ginjal dan penyakit imunosupresi tertentu, meskipun lebih sedikit
dibandingkan mereka yang menderita penyakit kardiopulmoner kronik. 2
1.2.2 Vaksin Influenza
Dinegara-negara tropis seperti Indonesia, influenza terjadi sepanjang tahun. Setiap
tahun influenza menyebabkan ribuan orang meninggal diseluruh dunia. Biaya
pengobatan, biaya penanganan komplikasi, dan kerugian akibat hilangnya hari kerja
(absen dari sekolah dan tempat kerja) sangat tinggi. Berbeda dengan batuk pilek biasa
influenza dapat mengakibatkan komplikasi yang berat.Virus influenza menyebabkan
kerusakan sel-sel selaput lendir saluran pernapasan sehingga penderita sangat
mudah terserangkuman lain,sepertipneumokokus, yang menyebabkan radang paru (Pneu
monia) yang berbahaya. Selain itu, apabila penderita sudah mempunyai penyakit kronis
4
lain sebelumnya (Penyakit Jantung, Paru-paru, ginjal, diabetes dll), penyakit-penyakit itu
dapat menjadi lebih berat akibat influenza. Jenis vaksin virus influenza yang digunakan
untuk mengimunisasi manusia di seluruh dunia adalah vaksin virus mati, karena vaksin
virus hidup dapat bereplikasi dan dianggap berbahaya.Vaksin yang ada saat ini
diproduksi dari virus yang ditumbuhkan dalam telor ayam yang subur dibunuh
menggunakan formalin atau α-propiolakton. Vaksin dapat berupa virus utuh yang
merupakan hasil pemisahan protein dengan detergen atau formulasi antigen permukaaan
yaitu,hemaglutinin dan neuraminidase dari ketiga galur virus yang disarankan oleh
WHO. Sekitar 50 negara sudah menyiapkan dana untuk melakukan program imunisasi
dan vaksin influenza juga sudah tersedia di beberapa negara. Sekitar 234 juta orang dari
6 miliar penduduk dunia sudahmendapat imunisasi influenza pada tahun 2000.
Rekomendasi untuk melakukan vaksinasi spesifik sangat bervariasi, tetapi sebagian besar
menyarankan untuk mengadakan imunisasi tahunan pada orang tua dan penderita
penyakit kronis tertentu. Saran ini muncul karena adanya tingkat kesakitan dan kematian
yang tinggi pada kelompok yang berisiko, yang dengan efikasi vaksin.
Cara pencegahan influenza yang utama dalam kesehatan masyarakat adalah
menggunakan vaksin influenza yang diinaktivasi. Vaksin ini dibuat dari virus influenza
A dan B yang beredar selama musim influenza sebelumnya. Jika vaksin dan virus yang
beredar pada saat itu berhubungan erat, vaksin ini diperkirakan dapat memberi
perlindungan sebesar 50-80 persen terhadap influenza. Vaksin yang tersedia akhir-akhir
ini sudah sangat dimurnikan dan hanya mengakibatkan sedikit reaksi. Lima persen
5
individu akan mengalami demam ringan dan gejala sistemik ringan pada tempak
vaksinansi. Karena vaksin ini diproduksi dalam telur, individu dengan hipersensitivitas
terhadap produk telur harus didesensitisasi dulu atau tidak mendapat vaksin. Meskipun
vaksin influenza babi pada tahun 1976 tampaknya berhubungan dengan peningkatan
frekuensi Sindroma Gulianne Barre, namun vaksin influenza yang diberikan sejak tahun
1976 ternyata tidak berhubungan dengan sindroma ini. Vaksin influenza A hidup yang
sudah dilemahkan juga sudah dikembangkan dan tampaknya menjanjikan dalam
penelitian yang sedang dilakukan pada orang dewasa dan anak-anak. Vaksin ini
diberikan secara intranasal dan lebih efisien merangsang pembentukan antibodi lokal
dibandingkan vaksin konvensional yang tidak diaktivasi.2
Pelayanan Kesehatan Masyarakat Amerika Serikat menganjurkan pemberian
vaksinasi influenza untuk setiap individu berumur lebih dari 6 bulan yang mempunyai
resiko tinggi mengalami komplikasi influenza. Ini meliputi individu dengan penyakit
jantung kronis atau kelainan paru (termasuk asma) dan penghuni rumah perawatan dan
fasilitas kronik lainnya. Populasi lain yang dianjurkan mendapat vaksin adalah individu
sehat berusia lebih dari 65 tahun dan individu yang memerlukan perhatian medis teratur
karena Diabetes militus, penyakit ginjal, hemoglobinopati atau imunosupresi. Individu
yang memberikan perawatan untuk pasien beresiko tinggi atau sering kontak dengan
pasien-pasien seperti ini, termasuk anggota keluarga juga harus mendapat vaksin untuk
mengurangi kemungkinan penularan infeksi. Karena vaksin yang tersedia di pasaran
adalah kuman yang diinaktivasi, maka aman diberikan untuk pasien dengan tanggap
imun yang lemah. 2
Amantadin dan Rimantadin juga sudah tersedia terbukti efektif mencegah influenza
A. Penelitian menunjukkan keefektivan obat ini mencapai 70-100 persen dalam
mencegah penyakit yang berhubungan dengan infeksi virus influenza A. Penggunaan
6
utama Amantadin dan rimantadin untuk pencegahan mungkin untuk individu beresiko
tinggi yang belum mendapat vaksin influenza atau jika vaksin yang diberikan
sebelumnya relatif tidak efektif karena terjadi perubahan antigenik dalam virus yang
beredar. Jika vaksinansi diberikan selama wabah, amantadin dapat diberikan bersama-
sama dengan vaksin yang diinaktivasi, karena tidak akan menggangu respon imun tubuh
terhadap vaksin. Juga terbukti bahwa efek perlindungan amantadin dan vaksin dapat
saling memperkuat. Amantadin juga diberikan untuk mengendalikan wabah nasokomila
influenza A. Untuk pencegahan, amantadin atau rimantadin harus segera diberikan begitu
aktifitas influenza A diketahui dan harus diberikan setiap hari selama wabah. Dosis yang
paling sering digunakan adalah 200 mg/hari untuk orang dewasa, tetapi dosis amantadin
harus dikurangi pada pasien dengan insufisiensi ginjal dan pada usia lanjut. Virus-virus
yang resisten terhadap amantadin dan rimantadin dapat muncul dengan cepat setelah
terapi dengan obat-obat ini.2 Pada penelitian yang dilakukan oleh Van der wouden dkk
pada tahun 2005, vaksin influenza sangat efektif dalam mengurangi kasus influenza
secara serologi.3
1.3 Vaksinasi influenza pada dewasa
Awalnya program vaksinasi influenza ditargetkan pada geriatri dan pada mereka
yang mempunyai resiko komplikasi berat. Pemberian vaksin pada orang dewasa yang
sehat juga memberikan manfaat. Influenza juga didapatkan pada para karyawan,
sehingga berakibat dapat menyebarkan penyakitnya ke orang lain.
Penelitian sebelumnya pernah dilakukan pada tahun 2003 pada 59.566 pasien. Pada
penelitian itu terdapat penurunan serologik sebanyak 48% kasus setelah pemberian
aerosol vaksin, 70% kasus setelah pemberian vaksin secara parenteral. Jadi dapat diambil
7
kesimpulan bahwa vaksin influenza berefektif dalam mengurangi kasus influenza secara
serologi. 3
Vaksinasi direkomendasikan pada penderita asma , dikarenakan influenza dapat
mencetuskan eksaserbasi asma. Vaksin influenza juga direkomendasikan bagi penderita
chronic obstruktif pulmonary disease. Karena influenza juga dapat mencetuskan
eksaserbasi. Vaksinasi influenza juga direkomendasikan bagi penderita cystic fibrosis.
Infeksi virus pada saluran nafas pada pasien cystic fibrosis dapat merusak fungsi paru
dan menyebabkan progresifitas dari penyakit. 3
Amantadine hydrocloride dan rimantadine hydrocloride merupakan obat antiviral ,
tetapi obat ini tidak secara luas dipergunakan oleh karena kurangnya nilai potensial
mengenai kemungkinan efek yang merugikan. Dari penelitian yang dilakukan pada tahun
2003 pada 30 randomize dan quasi rendomize yang membandingkan amantadine,
rimantadine, atau keduanya dengan placebo , anti viral kontrol atau tidak ada intervensi,
atau membandingkan dosis dan jadwal pemberian amantadine , rimantadine, atau
keduanya pada orang dewasa yang sehat. Didapatkan hasil sebanyak 25% dari kasus
influenza dan 61% kasus influenza A (dari gejala dan laboratorium) dapat dicegah oleh
Amantadine. Untuk rimantadine hasilnya kurang signifikan secara statistik. Amantadine
dan rimantadine menginduksi efek pada gastrointestinal. Gangguan di sistem saraf pusat
lebih sering terjadi pada pemberian amantadine dibandingkan rimantadine.4
Pada tahun 1990 neurominidase inhibitor digunakan sebagai obat untuk
pencegahan dan terapi dari influenza. Neurominidase inhibitor bekerja dengan
menginhibisi masuknya partikel virus kedalam target dan kemudian melepaskan virion
dari sel yang terinfeksi, neurominidase menjadi penting sekali bagi kedua proses tadi.
Neurominidase inhibitor dapat berupa dose aerosol ( zanamivir) atau suspensi oral
(oseltamivir). Neurominidase inhibitor efektif untuk mencegah influenza. Secara
8
keseluruhan neurominidase inhibitor aman , walaupun oseltamivir dapat menyebabkan
efek samping mual.4
Vaksinasi influenza bermanfaat pada orang dewasa sehat dan pada orang dewasa
yang bekerja. Penelitian ini pernah dilakukan pada tahun 1950 dan 1960 di Amerika
serikat, dan australia yang awalnya menggunakan formula vaksin monovalen dan bivalen
dapat mengurangi kasus influenza. Penelitian yang sama juga pernah dilakukan oleh
Kristin L, dkk tahun 1995. Pada penelitian itu dilaporkan vaksin influenza tidak hanya
berkaitan dalam mengurangi kasus influenza pada karyawan tetapi juga mengurangi
kemungkinan yang berhubungan dengan seluruh penyakit. 5
Indikasi vaksin influenza
Semua orang dewasa dianjurkan untuk vaksinasi Influenza satu kali setiap tahun.
Beberapa kelompok/kondisi yang sangat dianjurkan untuk mendapatkan vaksinasi
Influenza: gangguan sistem pernapasan kronik, penyakit ginjal kronik, gangguan
kardiovaskular (gagal jantung, penyakit jantung koroner, sindroma koroner
Pada orang yang terganggu kekebalannya, vaksin ini mempunyai efektivitas
agregrat 61% dalam mencegah infeksi oleh tipe pneumokokus yang dicegah vaksin ini.
Pada pasien yang beresiko tinggi dari rata-rata usia diatas 55 tahun dan pasien berbagai
penyakit sistemik termasuk penyakit jantung, bronkopulmoner kronik, penyakit hati,
gagal ginjal , diabetes, dan berbagai keganasan. Reaksi pada vaksin biasanya tidak ada
atau ringan, walaupun kadang-kadang orang tertentu mengalami gejala yang mirip
dengan gejala pasca imunisasi tifoid, seperti : nyeri setempat, eritema, dan peningkatan
suhu. Bukti muktahir menunjukkan adanya penurunan kekebalan secara bertahap yang
dicetuskan oleh vaksin pneumokokis dalam waktu beberapa tahun, terutama bagi pada
orang berusia diatas 65 tahun. Imunisasi ulang pada orang itu dengan selang waktu 5
tahun dapat bermanfaat, walaupun bukti-bukti menyokong tindakan seperti itu masih
kurang saat ini. Walaupun efektivitas vaksin pneumokokus polivalensi pada mereka yang
terinfeksi HIV tidak diketahui secara kuantitatif, dan reaksi imunologik sejumlah kecil
orang yang terinfeksi kurang dibandingkan dengan orang yang tidak terinfeksi,namun
pemberian vaksin pada yang terdahulu perlu dipertimbangkan, dengan anggapan ada
manfaat potensial yang dapat diberikan pada mereka yang beresiko tinggi sekali dan
kurangnya efek samping yang merugikan. 2
13
1.6 PCV13 dan PPSV23
Penggunaan Conjugate pneumococcal vaccine (PCV13) adalah formulasi 7
serotipe pada PCV7 dan termasuk 6 antigen tambahan. Pemberian PCV13 ini pada
dewasa yang sehat maupun yang imunocompromise menstimulasi Ig G level yang terjadi
4-8 minggu setelah vaksinasi. PCV13 membuat respon antibodi yang baik dibandingkan
Pneumococus polysakarida vaksin (PPSV23). PPSV23 berisi 12 serotipe termasuk
PCV13 ditambah 11 serotipe tambahan. Serum Ig G level dan aktivitas opsonic akan
meningkat setelah pemberian vaksin 4-8 minggu. Hal ini terjadi baik dengan pemberian
PCV13 maupun PPSV23. 6,7
Medical conditions or other indications for administration of 13-valent pneumococcal conjugate vaccine (PCV13), and indications for 23-valent pneumococcal polysaccharide vaccine (PPSV23) administration and revaccination for adults aged ≥ 19 years
Risk group Underlying medical
conditions
PCV13 PPSV23Recommended Recommende
dReactivation 5
years after first dose
Immunocompetent persons
Chronic heart disease
√
Chronic lung disease
√
Diabetes Mellitus √Cerebrospinal
fluid leak√ √
Cochlear implants √ √Alcoholism √
Chronic liver disease, cirrhosis
√
Cigarette smoking √Persons with functional
or anatomic aspleniaSickle cell
disease/other hemoglobinopath
√ √ √
Congenital or acquired asplenia
√ √ √
Immunocompromised Congenital or √ √ √
14
patients aqcuired immunodeficienc
HIV √ √ √Chronic renal
failure√ √ √
Nefrotic syndrome √ √ √Leukemia √ √ √
Lymphoma √ √ √Hodgkin disease √ √ √
Generalized malignancy
√ √ √
Iatrogenic immunosupression
√ √ √
Solid organ transplant
√ √ √
Multiple Myeloma √ √ √
Advisory Committee on Immunization Practices, United States, 2012
1.6 Jadwal Imunisasi Dewasa
Jadwal Imunisasi Dewasa (Rekomendasi Satgas Imunisasi Dewasa PAPDI, Tahun 2013)
15
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonym: Vaksinisasi untuk Influenza dan Pneumonia : Jurnal Kedokteran Indonesia
Medika; 2012; Edisi no.06; Vol 30;VIII
2. Isselbacher KJ, Braunwald E, Wilson J, Martin J, Fauci A, Kasper D, et all. Influenza;
Harrison’s Principle of Internal Medicine; 1999; Vol 2
3. Van der WJ. Boeving H, Poole P. Preventing Influenza: An Overview of Systemic
Reviews: Elsevier: Respiratory Medicine ;2005; Vol 99; 134-139
4. Jefferson T, Deeks JJ, Demicheliv, Rivetti D, Rudin M. Amantadine and Rimantadine for
Preventing and Treating Influenza A in adults : The Cochrane Library, issue 3, Chicester,
UK; Willey;2004
5. Kristin L, Nichol, April L, Karen L, Margolis, Maureen M, et al. The Effectiveness of
Vaccination Against Influenza in Healthy, working Adults: The New England Journal of
Medicine; 1995; Vol 333;889-893
6. Lisa AJ, Kathleen MN, Onchee Y, Patti B, William E, Annette LA, et all. Effectiveness of
Pneumococcal Poly saccharide Vaccine in Older Adults: The New England Journal of
Medicine; 2003; 348;18
7. Nuorti JP, Whitney CG. Updated Recommendations for Prevention of Invasive
Pneumococcal Disease Among Adults Using the 23Valent Pneumococcal Polysacaride
Vaccine (PPSV23); Centers for Disease Control and Prevention; 2010; 59 (34); 1102-1106