Top Banner
PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara tropis. Cuacanya yang panas dengan kelembaban yang tinggi mempermudah patogen untuk berkembang biak dan menyebar, terutama menginfeksi paru-paru golongan yang rentan. Untuk mencegah infeksi yang berat maka dianjurkan untuk melakukan vaksinasi, di antaranya vaksin influenza atau flu dan vaksin pneumonia. 1 Vaksin influenza merupakan inactivated vaccine yang berisi virus yang telah “dilemahkan” atau dimatikan dan disuntikkan pada lengan atas. Vaksin influenza yang disuntikkan biasanya berisi tiga jenis strain virus influenza yang berbeda, yang saat itu sedang banyak beredar. Biasanya terdiri dari satu strain influenza tipe A subtipe H3N2, satu strain influenza tipe A subtipe H1N1, dan satu strain influenza tipe B. Sedangkan tipe nasal mist yang berisi 4 strain baru disetujui oleh FDA pada Maret 2012 ini . 1 Vaksinasi tahunan reguler juga dapat melindungi virus- virus flu yang baru. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa vaksinasi rutin dapat memberikan perlindungan terhadap virus strain H5N1 (flu burung) dan flu babi strain H1N1. Perlin- 1
26

referat infeksi vaksin

Apr 14, 2016

Download

Documents

ayuyogi

vaksinasi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: referat infeksi vaksin

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara tropis. Cuacanya yang panas dengan kelembaban yang

tinggi mempermudah patogen untuk berkembang biak dan menyebar, terutama menginfeksi

paru-paru golongan yang rentan. Untuk mencegah infeksi yang berat maka dianjurkan untuk

melakukan vaksinasi, di antaranya vaksin influenza atau flu dan vaksin pneumonia.1

Vaksin influenza merupakan inactivated vaccine yang berisi virus yang telah

“dilemahkan” atau dimatikan dan disuntikkan pada lengan atas. Vaksin influenza yang

disuntikkan biasanya berisi tiga jenis strain virus influenza yang berbeda, yang saat itu

sedang banyak beredar. Biasanya terdiri dari satu strain influenza tipe A subtipe H3N2, satu

strain influenza tipe A subtipe H1N1, dan satu strain influenza tipe B. Sedangkan tipe nasal

mist yang berisi 4 strain baru disetujui oleh FDA pada Maret 2012 ini. 1

Vaksinasi tahunan reguler juga dapat melindungi virus-virus flu yang baru. Beberapa

penelitian menunjukkan bahwa vaksinasi rutin dapat memberikan perlindungan terhadap

virus strain H5N1 (flu burung) dan flu babi strain H1N1. Perlindungan vaksinnya dapat

bertahan lama. Pasien yang diberikan vaksin flu babi pada 1976 menunjukkan adanya

respons imun yang lebih kuat saat terjadi pandemik flu H1N1 pada 2009.1

Vaksin pneumonia yang pertama kali ditemukan merupakan vaksin yang dibentuk

dari polisakarida kapsuler. Antigen polisakarida yang dibentuk oleh tubuh menyebabkan

terbentuknya antibodi spesifik yang membantu opsonisasi, fagositosis, dan membantu sel

fagositer membunuh pneumokokus. Vaksin ini banyak digunakan oleh orang dewasa berisiko

tinggi untuk menurunkan insiden, morbiditas, dan mortalitas oleh pneumonia pneumokokus

dan penyakit invasif lainnya yang disebabkan oleh pneumokokus. Vaksin ini berisi informasi

tentang 23 jenis polisakarida kapsuler, yaitu serotipe 1, 2, 3, 4, 5, 6B, 7F, 8, 9N, 9V, 10A,

1

Page 2: referat infeksi vaksin

11A, 12F, 14, 15B, 17F, 18C, 19F, 19A, 20, 22F, 23F, dan 33F, yang berarti telah mencakup

90% jenis suptipe pneumokokus. 1

Amerika Serikat dan WHO menganjurkan Pneumococcal Polysaccharide

Vaccine (PPSV atau PPV) diberikan pada orang dewasa berusia 65 tahun ke atas,

dewasa dengan gangguan kesehatan jangka panjang yang berat, perokok, dan anak

berusia lebih dari 2 tahun dengan gangguan kesehatan yang berat. Namun,  WHO tidak

menganjurkan penggunaan PPV pada program imunisasi anak rutin. Di Inggris, PPV

dianjurkan sebagai bagian dari jadwal vaksinasi rutin untuk orang berusia 65 tahun ke

atas, serta untuk anak dan dewasa yang termasuk kategori berisiko khusus, seperti yang

menderita gangguan pernapasan berat (termasuk asma dan PPOK), kondisi jantung yang

berat (seperti gagal jantung kongestif), gangguan ginjal berat, penyakit hati jangka

panjang, diabetes yang membutuhkan pengobatan, imunosupresi karena penyakit

(HIV/AIDS, lupus), atau pengobatan (kemoterapi, rasioterapi, penggunaan steroid jangka

panjang, serta gangguan-gangguan limpa baik asplenia ataupun karena limpa tidak

bekerja dengan baik).1Pada Maret 2011, The Joint Committee on Vaccination and

Immunisation (JCVI) menganjurkan untuk tidak memberikan PPV pada pasien berusia

65 tahun ke atas, tetapi tetap me-nganjurkan pemberiannya untuk kelompok-kelompok

berisiko tinggi. Efek samping dari vaksin ini adalah rasa nyeri dan pegal pada area

penyuntikan (1%). Vaksin ini diberikan satu kali, kecuali pada pasien penyakit kronis

tertentu yang harus diberikan dosis kedua lima tahun kemudian. Tetapi, vaksin ini hanya

boleh diberikan paling banyak 2 kali seumur hidup. PPSV tidak efektif pada anak yang

berusia kurang dari 2 tahun, karena sistem imunitasnya tidak akan berespons kuat. Pada

orang dewasa akan memberikan perlindungan selama 3-5 tahun dengan efektivitas

sebesar 57-75%. Kurangnya perhatian vaksinasi pada usia dewasa adalah dikarenakan

keraguan keamanan vaksin, belum berkembangnya sistem imunisasi dewasa. 1

2

Page 3: referat infeksi vaksin

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Vaksinasi

Vaksinasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan secara aktif terhadap

suatu antigen, sehingga bila kelak terpajan pada antigen yang serupa, tidak terjadi

penyakit. Vaksinasi dilakukan dengan cara menyuntikkan antigen kedalam tubuh orang

yang non imun. Tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada

seseorang. Vaksin yang ideal adalah yang bersifat imunogenik (meniru infeksi yang

alami), memberikan proteksi jangka panjang, tidak memberikan efek samping yang

tinggi dan stabil.

1.2 Influenza

Influenza adalah penyakit saluran napas akut yang disebabkan oleh infeksi virus

influenza. Penyakit ini menyerang saluran napas bagian atas dan atau bawah dan

seringkali disertai tanda dan gejala sistemik seperti demam, sakit kepala, mialgia dan

kelemahan. Wabah penyakit dengan berat dan luas yang bervariasi hampir selalu terjadi

setiap musim dingin. Wabah seperti ini menyebabkan kesakitan yang bermakna dalam

populasi umum dan meningkatkan angka kematian pada pasien “resiko tinggi” terutama

akibat komplikasi paru. Virus influenza merupakan anggota keluarga Orthomyxoviridae.

Virus influenza A dan B mewakili 1 genus, dan influenza C adalah genus lain. 2

1.2.1 Epidemiologi

Wabah influenza selalu terjadi setiap tahun meskipun luas dan beratnya wabah

sangat bervariasi. Wabah setempat terjadi dengan interval yang bervariasi, biasanya

setiap 1 sampai 3 tahun. Epidemi dan pandemi dunia terjadi kira-kira setiap 10 sampai 15

tahun sejak pandemi tahun 1918-1919. Wabah yang paling luas dan berat disebabkan

3

Page 4: referat infeksi vaksin

oleh virus influenza A. Epidemi influenza hampir semata-mata muncul selama bulan-

bulan musim dingin di belahan bumi utara dan selatan. Sangat jarang didapati virus

influenza A pada saat selain saat terjadi wabah, meskipun peningkatan serologis yang

jarang pernah dicatat pada waktu selain musim dingin. Influenza B menyebabkan wabah

yang biasanya kurang meluas dan disertai dengan penyakit yang kurang parah

dibandingkan wabah yang disebabkan oleh virus influenza A.2

Kematian dan kesakitan karena wabah influenza terus terjadi dan merupakan hal

yang penting. Kematian terutama terjadi pada individu dengan penyakit yang mendasari

yang termasuk kelompok “ risiko tinggi” mengalami komplikasi influenza. Banyaknya

orang dewasa dengan keadaan medis “risiko tinggi” yang dirawat mencapai 800 per

100.000 orang selama wabah influenza baru-baru ini. Keadaan risiko tinggi ini terutama

berupa penyakit jantung dan penyakit paru kronik disamping pertambahan umur.

Peningkatan angka kematian juga diamati diantara individu dengan penyakit metabolik

kronik, penyakit ginjal dan penyakit imunosupresi tertentu, meskipun lebih sedikit

dibandingkan mereka yang menderita penyakit kardiopulmoner kronik. 2

1.2.2 Vaksin Influenza

Dinegara-negara tropis seperti Indonesia, influenza terjadi sepanjang tahun. Setiap

tahun influenza menyebabkan ribuan orang meninggal diseluruh dunia. Biaya

pengobatan, biaya penanganan komplikasi, dan kerugian akibat hilangnya hari kerja

(absen dari sekolah dan tempat kerja) sangat tinggi. Berbeda dengan batuk pilek biasa

influenza dapat mengakibatkan komplikasi yang berat.Virus influenza menyebabkan

kerusakan sel-sel selaput lendir saluran pernapasan sehingga penderita sangat

mudah terserangkuman lain,sepertipneumokokus, yang menyebabkan radang paru (Pneu

monia) yang berbahaya. Selain itu, apabila penderita sudah mempunyai penyakit kronis

4

Page 5: referat infeksi vaksin

lain sebelumnya (Penyakit Jantung, Paru-paru, ginjal, diabetes dll), penyakit-penyakit itu

dapat menjadi lebih berat akibat influenza. Jenis vaksin virus influenza yang digunakan

untuk mengimunisasi manusia di seluruh dunia adalah vaksin virus mati, karena vaksin

virus hidup dapat bereplikasi dan dianggap berbahaya.Vaksin yang ada saat ini

diproduksi dari virus yang ditumbuhkan dalam telor ayam yang subur dibunuh

menggunakan formalin atau α-propiolakton. Vaksin dapat berupa virus utuh yang

merupakan hasil pemisahan protein dengan detergen atau formulasi antigen permukaaan

yaitu,hemaglutinin dan neuraminidase dari ketiga galur virus yang disarankan oleh

WHO. Sekitar 50 negara sudah menyiapkan dana untuk melakukan program imunisasi

dan vaksin influenza juga sudah tersedia di beberapa negara. Sekitar 234 juta orang dari

6 miliar penduduk dunia sudahmendapat imunisasi influenza pada tahun 2000.

Rekomendasi untuk melakukan vaksinasi spesifik sangat bervariasi, tetapi sebagian besar

menyarankan untuk mengadakan imunisasi tahunan pada orang tua dan penderita

penyakit kronis tertentu. Saran ini muncul karena adanya tingkat kesakitan dan kematian

yang tinggi pada kelompok yang berisiko, yang dengan efikasi vaksin.

Cara pencegahan influenza yang utama dalam kesehatan masyarakat adalah

menggunakan vaksin influenza yang diinaktivasi. Vaksin ini dibuat dari virus influenza

A dan B yang beredar selama musim influenza sebelumnya. Jika vaksin dan virus yang

beredar pada saat itu berhubungan erat, vaksin ini diperkirakan dapat memberi

perlindungan sebesar 50-80 persen terhadap influenza. Vaksin yang tersedia akhir-akhir

ini sudah sangat dimurnikan dan hanya mengakibatkan sedikit reaksi. Lima persen

5

Page 6: referat infeksi vaksin

individu akan mengalami demam ringan dan gejala sistemik ringan pada tempak

vaksinansi. Karena vaksin ini diproduksi dalam telur, individu dengan hipersensitivitas

terhadap produk telur harus didesensitisasi dulu atau tidak mendapat vaksin. Meskipun

vaksin influenza babi pada tahun 1976 tampaknya berhubungan dengan peningkatan

frekuensi Sindroma Gulianne Barre, namun vaksin influenza yang diberikan sejak tahun

1976 ternyata tidak berhubungan dengan sindroma ini. Vaksin influenza A hidup yang

sudah dilemahkan juga sudah dikembangkan dan tampaknya menjanjikan dalam

penelitian yang sedang dilakukan pada orang dewasa dan anak-anak. Vaksin ini

diberikan secara intranasal dan lebih efisien merangsang pembentukan antibodi lokal

dibandingkan vaksin konvensional yang tidak diaktivasi.2

Pelayanan Kesehatan Masyarakat Amerika Serikat menganjurkan pemberian

vaksinasi influenza untuk setiap individu berumur lebih dari 6 bulan yang mempunyai

resiko tinggi mengalami komplikasi influenza. Ini meliputi individu dengan penyakit

jantung kronis atau kelainan paru (termasuk asma) dan penghuni rumah perawatan dan

fasilitas kronik lainnya. Populasi lain yang dianjurkan mendapat vaksin adalah individu

sehat berusia lebih dari 65 tahun dan individu yang memerlukan perhatian medis teratur

karena Diabetes militus, penyakit ginjal, hemoglobinopati atau imunosupresi. Individu

yang memberikan perawatan untuk pasien beresiko tinggi atau sering kontak dengan

pasien-pasien seperti ini, termasuk anggota keluarga juga harus mendapat vaksin untuk

mengurangi kemungkinan penularan infeksi. Karena vaksin yang tersedia di pasaran

adalah kuman yang diinaktivasi, maka aman diberikan untuk pasien dengan tanggap

imun yang lemah. 2

Amantadin dan Rimantadin juga sudah tersedia terbukti efektif mencegah influenza

A. Penelitian menunjukkan keefektivan obat ini mencapai 70-100 persen dalam

mencegah penyakit yang berhubungan dengan infeksi virus influenza A. Penggunaan

6

Page 7: referat infeksi vaksin

utama Amantadin dan rimantadin untuk pencegahan mungkin untuk individu beresiko

tinggi yang belum mendapat vaksin influenza atau jika vaksin yang diberikan

sebelumnya relatif tidak efektif karena terjadi perubahan antigenik dalam virus yang

beredar. Jika vaksinansi diberikan selama wabah, amantadin dapat diberikan bersama-

sama dengan vaksin yang diinaktivasi, karena tidak akan menggangu respon imun tubuh

terhadap vaksin. Juga terbukti bahwa efek perlindungan amantadin dan vaksin dapat

saling memperkuat. Amantadin juga diberikan untuk mengendalikan wabah nasokomila

influenza A. Untuk pencegahan, amantadin atau rimantadin harus segera diberikan begitu

aktifitas influenza A diketahui dan harus diberikan setiap hari selama wabah. Dosis yang

paling sering digunakan adalah 200 mg/hari untuk orang dewasa, tetapi dosis amantadin

harus dikurangi pada pasien dengan insufisiensi ginjal dan pada usia lanjut. Virus-virus

yang resisten terhadap amantadin dan rimantadin dapat muncul dengan cepat setelah

terapi dengan obat-obat ini.2 Pada penelitian yang dilakukan oleh Van der wouden dkk

pada tahun 2005, vaksin influenza sangat efektif dalam mengurangi kasus influenza

secara serologi.3

1.3 Vaksinasi influenza pada dewasa

Awalnya program vaksinasi influenza ditargetkan pada geriatri dan pada mereka

yang mempunyai resiko komplikasi berat. Pemberian vaksin pada orang dewasa yang

sehat juga memberikan manfaat. Influenza juga didapatkan pada para karyawan,

sehingga berakibat dapat menyebarkan penyakitnya ke orang lain.

Penelitian sebelumnya pernah dilakukan pada tahun 2003 pada 59.566 pasien. Pada

penelitian itu terdapat penurunan serologik sebanyak 48% kasus setelah pemberian

aerosol vaksin, 70% kasus setelah pemberian vaksin secara parenteral. Jadi dapat diambil

7

Page 8: referat infeksi vaksin

kesimpulan bahwa vaksin influenza berefektif dalam mengurangi kasus influenza secara

serologi. 3

Vaksinasi direkomendasikan pada penderita asma , dikarenakan influenza dapat

mencetuskan eksaserbasi asma. Vaksin influenza juga direkomendasikan bagi penderita

chronic obstruktif pulmonary disease. Karena influenza juga dapat mencetuskan

eksaserbasi. Vaksinasi influenza juga direkomendasikan bagi penderita cystic fibrosis.

Infeksi virus pada saluran nafas pada pasien cystic fibrosis dapat merusak fungsi paru

dan menyebabkan progresifitas dari penyakit. 3

Amantadine hydrocloride dan rimantadine hydrocloride merupakan obat antiviral ,

tetapi obat ini tidak secara luas dipergunakan oleh karena kurangnya nilai potensial

mengenai kemungkinan efek yang merugikan. Dari penelitian yang dilakukan pada tahun

2003 pada 30 randomize dan quasi rendomize yang membandingkan amantadine,

rimantadine, atau keduanya dengan placebo , anti viral kontrol atau tidak ada intervensi,

atau membandingkan dosis dan jadwal pemberian amantadine , rimantadine, atau

keduanya pada orang dewasa yang sehat. Didapatkan hasil sebanyak 25% dari kasus

influenza dan 61% kasus influenza A (dari gejala dan laboratorium) dapat dicegah oleh

Amantadine. Untuk rimantadine hasilnya kurang signifikan secara statistik. Amantadine

dan rimantadine menginduksi efek pada gastrointestinal. Gangguan di sistem saraf pusat

lebih sering terjadi pada pemberian amantadine dibandingkan rimantadine.4

Pada tahun 1990 neurominidase inhibitor digunakan sebagai obat untuk

pencegahan dan terapi dari influenza. Neurominidase inhibitor bekerja dengan

menginhibisi masuknya partikel virus kedalam target dan kemudian melepaskan virion

dari sel yang terinfeksi, neurominidase menjadi penting sekali bagi kedua proses tadi.

Neurominidase inhibitor dapat berupa dose aerosol ( zanamivir) atau suspensi oral

(oseltamivir). Neurominidase inhibitor efektif untuk mencegah influenza. Secara

8

Page 9: referat infeksi vaksin

keseluruhan neurominidase inhibitor aman , walaupun oseltamivir dapat menyebabkan

efek samping mual.4

Vaksinasi influenza bermanfaat pada orang dewasa sehat dan pada orang dewasa

yang bekerja. Penelitian ini pernah dilakukan pada tahun 1950 dan 1960 di Amerika

serikat, dan australia yang awalnya menggunakan formula vaksin monovalen dan bivalen

dapat mengurangi kasus influenza. Penelitian yang sama juga pernah dilakukan oleh

Kristin L, dkk tahun 1995. Pada penelitian itu dilaporkan vaksin influenza tidak hanya

berkaitan dalam mengurangi kasus influenza pada karyawan tetapi juga mengurangi

kemungkinan yang berhubungan dengan seluruh penyakit. 5

Indikasi vaksin influenza

Semua orang dewasa dianjurkan untuk vaksinasi Influenza satu kali setiap tahun.

Beberapa kelompok/kondisi yang sangat dianjurkan untuk mendapatkan vaksinasi

Influenza: gangguan sistem pernapasan kronik, penyakit ginjal kronik, gangguan

kardiovaskular (gagal jantung, penyakit jantung koroner, sindroma koroner

akut, hipertensi, aritmia, gangguan katup jantung, defek kongenital),diabetes melitus,

imunokompromais (HIV/AIDS, kanker, dll.),

kanker, anemia/hemoglobinopati,obesitas morbid, lansia, karyawan/pekerja, tenaga

kesehatan, perokok, pelancong (traveller), orang yang tinggal di panti jompo/tempat

penampungan, dan calon jemaah haji/umrah. Pemberian vaksin influenza pada orang

yang terinfeksi HIV yang memiliki gejala AIDS minimal (CD4 >200)menunjukkan

adanya titer antibodi substansial melawan influenza.

Untuk ibu hamil. Karena meningkatnya resiko komplikasi yag berhubungan dengan

influenza, wanita yang usia kehamilannya diluar trimester pertama selama musim

influenza sebaiknya diimunisasi. Pada trimester pertama kehamilan sebaiknya tidak

diberikan imunisasi

9

Page 10: referat infeksi vaksin

Vaksin Influenza dapat diberikan sepanjang tahun.

Vaksin diberikan secara intramuskuler di musculus deltoideus pada orang dewasa.

Adapun efek samping yang dapat disebabkan oleh vaksinasi influenza adalah sebagai

berikut.5

Gejala Persentase

Demam

Rasa lelah

Nyeri otot

Nyeri kepala

Nyeri pada lengan

6,2

18,9

6,2

10,8

63,8

Efek samping ini terjadi beberapa jam setelah vaksin dan menghilang setelah 1-2 hari.

Pada tahun 1976 vaksin influenza swine produksi Amerika Serikat, dihubungkan

dengan peningkatan frekuensi penyakit sindrom Guillain Barre (SGB) pada orang lanjut 

usia, prevalensinya sekitar 1-2 orang per 100.000 populasi dewasa. Namun

penelitian yanglebih baru pada tahun 1992 menunjukkan tidak ada hubungan antara imun

isasi influenza dengan insidens SGB, kemungkinan dapat terjadi pada satu kasus SGB

dari satu juta orang dewasa yangdiimunisasi.5

Kontraindikasi pemberian vaksin influenza

Individu yang memiliki hipersensitivitas anafilaksis terhadap telur, termasuk bila

setelah makan telur timbul bengkak di bibir atau lidah atau pernah mengalami

distresspernapasan akut atau pingsan.

Individu dengan hipersensitivitas terhadap komponen vaksin.

10

Page 11: referat infeksi vaksin

Individu dengan demam akut >38,5°C, imunisasi harus ditunda sampai gejala

menghilang. Tetapi gejala yang ringan dengan atau tanpa demam bukan merupakan

kontraindikasi imunisasi.

Pasien dengan riwayat Sindrom Guilain-Barre (SGB) sebelum imunisasi influenza

mempunyai risiko lebih besar dari pada pasien yang tidak mempunyai riwayat SGB

untuk timbul kembali SGB setelah imunisasi influenza

1.4 Pneumonia

Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari

bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolous respiratorius, yang menimbulkan

konsolidasi paru yang terkena dan pengisian alveoli oleh eksudat, sel radang dan fibrin.

Pneumonia disebabkan oleh bakteri penyebab tersering dan dapat disebabkan oleh virus,

riketsia, jamur penyebab lainnya. Pneumonia bakteri disebabkan infeksi oleh kuman

patogen pada masa yang lalu dibicarakan berdasarkan distribusi anatomik atau

radiologik. Klasifikasi ini berdasarkan bakteri penyebabnya, yaitu misalnya atas bentuk

tipikal misalnya oleh Str.pneumonia dan atipikal oleh M. Pneumonia. 2

Manifestasi klinisnya berupa demam, menggigil, nyeri pleuritik, batuk dapat kering

ataupun produktif mukoid atau sputum purulen, sesak nafas. Pada pemeriksaan fisik

dapat ditemukan febris, takipneu, takikardi, penggunaan otot pernafasan tambahan,

sianosis sentral, dan penurunan kesadaran. Suara pekak pada perkusi, peningkatan taktil

dan vokal fremitus, suara nafas bronkial, dan ronki sedang nyaring, egofoni, mengi,

bising gesek pleura. Pada pemeriksaan rongent thorak akan didapatkan infiltrat pada

segmen apikal lobus bawah atau inferior lobus atas sugestif untuk kuman aspirasi.2

1.5 Vaksinasi Pneumonia

Angka insidensi Community Acquired pneumonia diperkirakan sebanyak 350.000-

620.000 setiap tahunnya yang terjadi diantara umur 65 tahun keatas di Amerika

11

Page 12: referat infeksi vaksin

Serikat,dan pada kelompok umur ini influenza dan pneumonia menempati urutan ke 5

sebagai penyebab kematian. Streptococcus pneumonia adalah penyebab paling sering

CAP pada orang dewasa, dan vaksin yang melindungi tubuh dari serangan pneumococcal

pneumonia dapat mengurangi resiko terjadinya CAP pada kelompok ini.6

Walaupun angka kematian karena pneumonia telah berkurang secara nyata sejak

ditemukannya obat antimikroba, namun masih ada bukti bahwa insiden penyakit ini

hanya berubah sedikit. Angka kematian pada usia diatas 12 tahun akibat pneumonia

pneumokokus bakteremia yang diobati dengan antibiotik adalah 18 %, dan pada usia

diatas 50 tahun dan pada mereka yang menderita peyakit sistemik yang mendasarinya,

angkanya nyata lebih tinggi.

Tanda prognosis yang buruk pada pneumonia adalah leukopenia, bakteremia,

menyerang banyak lobus fokus di luar paru pada infeksi pneumokokus, keberadaan

penyakit sistemik yang mendasarinya, asplenia, kegagalan sirkulasi dan peristiwa infeksi

pada tahun pertama kehidupan atau setelah usia 55 tahun. Kematian paling mungkin

terjadi pada orang yang mengalami kerusakan fisiologik yang menetap pada awal sakit,

yang tidak mereda dengan pengobatan antimikroba. Sampai keadaan cedera yang

ditimbulkan oleh pneumokokus dimengerti dan cara memperbaikinya direvisi, vaksinasi

masih merupakan cara utama untuk melindungi orang yang beresiko tinggi mengalami

kematian.2

Vaksin valensi 23 yang mengandung polisakarida selubung pada pneumokokus

tipe 1,2,3,4,5,6B,7F,8,9N,9V,10A,11A,12F,14,15B,17F,18C,19F,20,22F,23F,dan 33F,

yang meliputi serotipe atau kelompok yang bertanggung jawab pada 90 persen infeksi

bakteremik di Amerika Serikat, dianjurkan untuk pencegahan infeksi pneumokokus yang

disebabkan oleh serotipe ini pada orang yang beresiko tinggi mengalami kematian.2

12

Page 13: referat infeksi vaksin

Advisory Committee on Immunization Practice (ACIP) merekomendasikan penggunaan

Pneumococcal Polysakarida Vaksin (PPSV23) pada kondisi:7

1. Seluruh orang dewasa usia 65 tahun atau lebih

2. Dewasa usia 19-64 tahun dengan kondisi :

-Immunocompetent : Chronic heart disease, chronic lung disease, Diabetes

mellitus, alkolism, perokok, asma

-Asplenia (functional/anatomic) : sickle cell, congenital atau acquired asplenia

-Immunocompromised : Hematological cancer, solid cancer, transplantasi

Pada orang yang terganggu kekebalannya, vaksin ini mempunyai efektivitas

agregrat 61% dalam mencegah infeksi oleh tipe pneumokokus yang dicegah vaksin ini.

Pada pasien yang beresiko tinggi dari rata-rata usia diatas 55 tahun dan pasien berbagai

penyakit sistemik termasuk penyakit jantung, bronkopulmoner kronik, penyakit hati,

gagal ginjal , diabetes, dan berbagai keganasan. Reaksi pada vaksin biasanya tidak ada

atau ringan, walaupun kadang-kadang orang tertentu mengalami gejala yang mirip

dengan gejala pasca imunisasi tifoid, seperti : nyeri setempat, eritema, dan peningkatan

suhu. Bukti muktahir menunjukkan adanya penurunan kekebalan secara bertahap yang

dicetuskan oleh vaksin pneumokokis dalam waktu beberapa tahun, terutama bagi pada

orang berusia diatas 65 tahun. Imunisasi ulang pada orang itu dengan selang waktu 5

tahun dapat bermanfaat, walaupun bukti-bukti menyokong tindakan seperti itu masih

kurang saat ini. Walaupun efektivitas vaksin pneumokokus polivalensi pada mereka yang

terinfeksi HIV tidak diketahui secara kuantitatif, dan reaksi imunologik sejumlah kecil

orang yang terinfeksi kurang dibandingkan dengan orang yang tidak terinfeksi,namun

pemberian vaksin pada yang terdahulu perlu dipertimbangkan, dengan anggapan ada

manfaat potensial yang dapat diberikan pada mereka yang beresiko tinggi sekali dan

kurangnya efek samping yang merugikan. 2

13

Page 14: referat infeksi vaksin

1.6 PCV13 dan PPSV23

Penggunaan Conjugate pneumococcal vaccine (PCV13) adalah formulasi 7

serotipe pada PCV7 dan termasuk 6 antigen tambahan. Pemberian PCV13 ini pada

dewasa yang sehat maupun yang imunocompromise menstimulasi Ig G level yang terjadi

4-8 minggu setelah vaksinasi. PCV13 membuat respon antibodi yang baik dibandingkan

Pneumococus polysakarida vaksin (PPSV23). PPSV23 berisi 12 serotipe termasuk

PCV13 ditambah 11 serotipe tambahan. Serum Ig G level dan aktivitas opsonic akan

meningkat setelah pemberian vaksin 4-8 minggu. Hal ini terjadi baik dengan pemberian

PCV13 maupun PPSV23. 6,7

Medical conditions or other indications for administration of 13-valent pneumococcal conjugate vaccine (PCV13), and indications for 23-valent pneumococcal polysaccharide vaccine (PPSV23) administration and revaccination for adults aged ≥ 19 years

Risk group Underlying medical

conditions

PCV13 PPSV23Recommended Recommende

dReactivation 5

years after first dose

Immunocompetent persons

Chronic heart disease

Chronic lung disease

Diabetes Mellitus √Cerebrospinal

fluid leak√ √

Cochlear implants √ √Alcoholism √

Chronic liver disease, cirrhosis

Cigarette smoking √Persons with functional

or anatomic aspleniaSickle cell

disease/other hemoglobinopath

√ √ √

Congenital or acquired asplenia

√ √ √

Immunocompromised Congenital or √ √ √

14

Page 15: referat infeksi vaksin

patients aqcuired immunodeficienc

HIV √ √ √Chronic renal

failure√ √ √

Nefrotic syndrome √ √ √Leukemia √ √ √

Lymphoma √ √ √Hodgkin disease √ √ √

Generalized malignancy

√ √ √

Iatrogenic immunosupression

√ √ √

Solid organ transplant

√ √ √

Multiple Myeloma √ √ √

Advisory Committee on Immunization Practices, United States, 2012

1.6 Jadwal Imunisasi Dewasa

Jadwal Imunisasi Dewasa (Rekomendasi Satgas Imunisasi Dewasa PAPDI, Tahun 2013)

15

Page 16: referat infeksi vaksin

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonym: Vaksinisasi untuk Influenza dan Pneumonia : Jurnal Kedokteran Indonesia

Medika; 2012; Edisi no.06; Vol 30;VIII

2. Isselbacher KJ, Braunwald E, Wilson J, Martin J, Fauci A, Kasper D, et all. Influenza;

Harrison’s Principle of Internal Medicine; 1999; Vol 2

3. Van der WJ. Boeving H, Poole P. Preventing Influenza: An Overview of Systemic

Reviews: Elsevier: Respiratory Medicine ;2005; Vol 99; 134-139

4. Jefferson T, Deeks JJ, Demicheliv, Rivetti D, Rudin M. Amantadine and Rimantadine for

Preventing and Treating Influenza A in adults : The Cochrane Library, issue 3, Chicester,

UK; Willey;2004

5. Kristin L, Nichol, April L, Karen L, Margolis, Maureen M, et al. The Effectiveness of

Vaccination Against Influenza in Healthy, working Adults: The New England Journal of

Medicine; 1995; Vol 333;889-893

6. Lisa AJ, Kathleen MN, Onchee Y, Patti B, William E, Annette LA, et all. Effectiveness of

Pneumococcal Poly saccharide Vaccine in Older Adults: The New England Journal of

Medicine; 2003; 348;18

7. Nuorti JP, Whitney CG. Updated Recommendations for Prevention of Invasive

Pneumococcal Disease Among Adults Using the 23Valent Pneumococcal Polysacaride

Vaccine (PPSV23); Centers for Disease Control and Prevention; 2010; 59 (34); 1102-1106

16