Top Banner
BAB I PENDAHULUAN Ileus adalah keadaan di mana penderita mengalami gangguan passage atau jalannya makanan dalam usus oleh karena suatu sebab. Hambatan pasase usus dapat disebabkan oleh obstruksi lumen usus atau oleh gangguan peristaltis. Obstruksi usus disebut juga obstruksi mekanik. Penyumbatan dapat terjadi dimana saja di sepanjang usus. Pada obstruksi usus harus dibedakan lagi obstruksi sederhana dan obstruksi strangulata. Obstruksi usus yang disebabkan oleh hernia, invaginasi, adhesi dan volvulus mungkin sekali disertai strangulasi, sedangkan obstruksi oleh tumor atau askariasis adalah obstruksi sederhana yang jarang menyebabkan strangulasi. Pada bayi dan bayi baru lahir, penyumbatan usus biasanya disebabkan oleh cacat lahir, massa yang keras dari isi usus (mekonium) atau ususnya berputar (volvulus). Invaginasi merupakan penyebab tersering dari sumbatan usus akut pada anak, dan sumbatan usus akut ini merupakan salah satu tindakan bedah darurat yang sering terjadi pada anak. 1
21

Referat Ileus Novia

Dec 15, 2015

Download

Documents

Mutiara Fadhila

bedah
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Referat Ileus Novia

BAB IPENDAHULUAN

Ileus adalah keadaan di mana penderita mengalami gangguan passage atau jalannya

makanan dalam usus oleh karena suatu sebab. Hambatan pasase usus dapat disebabkan oleh

obstruksi lumen usus atau oleh gangguan peristaltis. Obstruksi usus disebut juga obstruksi

mekanik. Penyumbatan dapat terjadi dimana saja di sepanjang usus. Pada obstruksi usus

harus dibedakan lagi obstruksi sederhana dan obstruksi strangulata. Obstruksi usus yang

disebabkan oleh hernia, invaginasi, adhesi dan volvulus mungkin sekali disertai strangulasi,

sedangkan obstruksi oleh tumor atau askariasis adalah obstruksi sederhana yang jarang

menyebabkan strangulasi.

Pada bayi dan bayi baru lahir, penyumbatan usus biasanya disebabkan oleh cacat

lahir, massa yang keras dari isi usus (mekonium) atau ususnya berputar (volvulus). Invaginasi

merupakan penyebab tersering dari sumbatan usus akut pada anak, dan sumbatan usus akut

ini merupakan salah satu tindakan bedah darurat yang sering terjadi pada anak.

1

Page 2: Referat Ileus Novia

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. ANATOMI USUS

Usus halus (small intestine) merupakan bagian dari sistem saluran cerna bawah yang

terletak di bagian intraperitoneal yang terdiri atas duodenum (retroperitoneum), jejenum, dan

ileum. Usus halus merupakan tabung yang kompleks, berlipat-lipat yang membentang dari

pilorus sampai katup ileosekal. 2,5

Gambar 1. Anatomi Saluran Pencernaan

Usus besar dibagi menjadi sekum, kolon dan rektum. Pada sekum terdapat katup

ileocaecaal dan apendiks yang melekat pada ujung sekum. Sekum menempati sekitar dua atau

tiga inci pertama dari usus besar. Katup ileocaecaal mengontrol aliran kimus dari ileum ke

sekum. Kolon dibagi lagi menjadi kolon asendens, transversum, desendens dan sigmoid.

Kolon ascendens berjalan ke atas dari sekum ke permukaan inferior lobus kanan hati,

menduduki regio iliaca dan lumbalis kanan. Setelah mencapai hati, kolon ascendens

membelok ke kiri membentuk fleksura koli dekstra (fleksura hepatik). Kolon transversum

menyilang abdomen pada regio umbilikalis dari fleksura koli dekstra sampai fleksura koli

sinistra. 2,5

2

Page 3: Referat Ileus Novia

Kolon transversum, waktu mencapai daerah limpa, membengkok ke bawah,

membentuk fleksura kolisinistra (fleksura lienalis) untuk kemudian menjadi kolon

descendens. Kolon sigmoid mulai pada pintu atas panggul. Kolon sigmoid merupakan

lanjutan kolon descendens. Ia tergantung kebawah dalam rongga pelvis dalam bentuk

lengkungan. Kolon sigmoid bersatu dengan rektum di depan sakrum. Rektum menduduki

bagian posterior rongga pelvis. Rektum ke atas dilanjutkan oleh kolon sigmoid dan berjalan

turun di depan sekum, meninggalkan pelvis dengan menembus dasar pelvis. Disini rektum

melanjutkan diri sebagai anus dan perineum. 2,5

B. DEFINISI

Ileus adalah gangguan atau hambatan pasase isi usus yang merupakan tanda adanya

obstruksi usus akut yang segera membutuhkan pertolongan atau tindakan. Ileus ada 2 macam,

yaitu ileus obstruktif dan ileus paralitik. 2

Ileus obstruksi atau disebut juga ileus mekanik adalah keadaan dimana isi lumen

saluran cerna tidak bisa disalurkan ke distal atau anus karena adanya sumbatan atau hambatan

mekanik yang disebabkan kelainan dalam lumen usus, dinding usus atau luar usus yang

menekan atau kelainan vaskularisasi pada suatu segmen usus yang menyebabkan nekrosis

segmen usus tersebut. 2

Sedangkan ileus paralitik atau adynamic ileus adalah keadaan di mana usus gagal/

tidak mampu melakukan kontraksi peristaltik untuk menyalurkan isinya akibat kegagalan

neurogenik atau hilangnya peristaltik usus tanpa adanya obstruksi mekanik. 2

C. KLASIFIKASI

Menurut lokasinya, ileus mekanik/obstruktif dibagi menjadi: 2,3

1. Ileus obstruktif letak tinggi : obstruksi mengenai usus halus (dari gaster sampai

ileum terminal).

2. Ileus obstruktif letak rendah : obstruksi mengenai usus besar (dari ileum terminal sampai

rectum).

3

Page 4: Referat Ileus Novia

Menurut stadiumnya, ileus mekanik/obstruktif dibagi menjadi : 1

Ileus Parsial: Obstruksi terjadi sebagian, makanan masih bisa sedikit lewat, dapat

flatus/defekasi sedikit.

Ileus Simple/Komplit: Terjadi sumbatan total tidak disertai terjepitnya pembuluh

darah

Ileus Strangulasi: Ileus yand disertai terjepitnya pembuluh darah (strangulasi)

sehingga terjadi nekrosis atau ganggren yang ditandai dengan gejala umum berat yang

disebabkan oleh toksin dari jaringan ganggren. Jadi strangulasi memperlihatkan

kombinasi gejala obstruksi dan gejala sistemik akibat adanya toksin dan sepsis.

D. ETIOLOGI

Terdapat bermacam penyebab obstruksi usus antara lain :1

1. Hernia inkarserata

Adalah istilah yang menunjukkan suatu keadaan dimana isi kantong hernia tidak

dapat masuk kembali ke rongga peritoneal akibat terjepit di anulus inguinalis. Proses yang

langsung terjadi ialah gangguan aliran darah dan pasase segmen usus yang terjepit (kalau

usus yang masuk) sehingga dapat juga disebut hernia strangulasi. Pada anak dapat dikelola

secara konservatif dengan posisi tidur Trendelenburg. Namun, jika percobaan reduksi gaya

berat ini tidak berhasil dalam waktu 8 jam, harus diadakan herniotomi segera.

2.Adhesi atau perlekatan usus

Ileus karena adhesi umumnya tidak disertai strangulasi. Adhesi umumnya berasal dari

rangsangan peritoneum akibat peritonitis setempat atau umum, atau pasca operasi. Di

mana pita fibrosis dari jaringan ikat menjepit usus. Adhesi dapat berupa perlengketan

mungkin dalam bentuk tunggal maupun multiple, mungkin setempat maupun luas. Sering

juga ditemukan bentuk pita. Pada operasi , perlengketan dilepaskan dan pita dipotong agar

pasase usus pulih kembali.

3. Askariasis

Cacing askaris hidup di usus halus bagian yeyunum, biasanya jumlahnya puluhan

hingga ratusan ekor. Obstruksi bisa terjadi di mana-mana diusus halus, tetapi biasanya di

ileum terminal yang merupakan tempat lumen paling sempit. Obstruksi umumnya

4

Page 5: Referat Ileus Novia

disebabkan oleh suatu gumpalan padat terdiri atas sisa makanan dan puluhan ekor cacing

yang mati atau hampir mati akibat pemberian obat cacing. Obstruksi bisa terjadi di mana-

mana di usus halus, tetapi bila di ileum terminal, tempat lumen paling sempit , cacing ini

menyebabkan kontraksi lokal di dinding usus yang disertai dengan rekasi radang setempat

yang tampak di permukaan peritoneum.

4. Invaginasi

Disebut juga intususepsi, sering ditemukan pada anak dan agak jarang pada orang

muda dan dewasa. Suatu keadaan masuknya suatu segmen usus ke segmen bagian distal

yang umumnya akan berakhir dengan obstruksi usus strangulasi. Invaginasi diduga oleh

karena perubahan dinding usus khususnya ileum yang disebabkan oleh hiperplasia

jaringan lymphoid submukosa ileum terminal akibat peradangan, dengan abdominal kolik.

Keluarnya darah dari rektum serta massa yang berbentuk sosis sepanjang kolon yang

merupakan tanda khas.

Invaginasi pada anak sering bersifat idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya.

Kebanyakan ditemukan pada kelompok umur 2-12 bulan,dan lebih banyak pada anak laki-

laki. Invaginasi umumnya berupa intususepsi ileosekal yang masuk naik ke kolon

ascendens dan mungkin terus sampai keluar dari rektum. Hal ini dapat mengakibatkan

nekrosis iskemik pada bagian usus yang masuk dengan komplikasi perforasi dan

peritonitis.

5. Volvulus

Merupakan suatu keadaan di mana terjadi pemuntiran usus yang abnormal dari

segmen usus sepanjang aksis longitudinal usus sendiri, maupun pemuntiran terhadap aksis

radiimesenterii sehingga pasase makanan terganggu. Pada usus halus agak jarang

ditemukan kasusnya. Kebanyakan volvulus didapat di bagian ileum dan mudah mengalami

strangulasi. Gambaran klinisnya berupa gambaran ileus obstruksi tinggi dengan atau tanpa

gejala dan tanda strangulasi.

6. Kelainan kongenital

Gangguan pasase usus yang congenital dapat berupa stenosis dan atresia. Setiap cacat

bawaan berupa stenosis dan atresia dari sebagian saluran cerna akan mengakibatkan obstruksi

setelah bayi mulai menyusui. Stenosis dapat juga terjadi karena penekanan , misalnya pada

5

Page 6: Referat Ileus Novia

pancreas anulare. Pankreas anulare menyebabkan obstruksi usus halus di duodenum bagian

kedua.

Gambaran Klinis

Perut bayi tampak buncit tapi tidak tegang, kecuali bila ada perforasi. Hampir semua

bayi dengan obstruksi usus akan muntah, muntahnya berwarna hijau bila letak obstruksinya

distal dari ampula veter. Mekonium biasanya tidak ada, atau kalau ada berupa massa hijau

atau pucat yang meleleh keluar dari anus tanpa dorongan udara. Suhu bayi akan naik jika

sudah terjadi dehidrasi dan sepsis.

7 . Tumor

Tumor usus halus jarang menyebabkan obstruksi usus, kecuali jika ia menimbulkan

invaginasi. Proses keganasan seperti karsinoma kolon, dan karsinoma ovarium dapat

menyebabkan obstruksi usus. Obstruksi ini umumnya disebabkan oleh kumpulan metastasis

di peritoneum atau di mesenterium yang menekan usus. Bila pengelolaan konservatif tidak

berhasil, dianjurkan operasi sebagai tindakan paliatif.

8. Tumpukan sisa makanan

Obstruksi usus halus akibat bahan makanan ditemukan pada orang yang pernah

mengalami gastrektomi ; obstruksi terjadi pada daerah anastomosis.

Gambar 4. Penyebab ileus obstruksi

6

Page 7: Referat Ileus Novia

E. PATOGENESIS

Usus di bagian distal kolaps, sementara bagian proksimal berdilatasi. Usus yang

berdilatasi menyebabkan penumpukan cairan dan gas, distensi yang menyeluruh

menyebabkan pembuluh darah tertekan sehingga suplai darah berkurang (iskemik), dapat

terjadi perforasi. Dilatasi dan dilatasi usus oleh karena obstruksi menyebabkan perubahan

ekologi, kuman tumbuh berlebihan sehingga potensial untuk terjadi translokasi kuman.

Gangguan vaskularisasi menyebabkan mortalitas yang tinggi, air dan elektrolit dapat lolos

dari tubuh karena muntah. Dapat terjadi syok hipovolemik, absorbsi dari toksin pada usus

yang mengalami strangulasi.

Dinding usus halus kuat dan tebal, karena itu tidak timbul distensi berlebihan atau

ruptur. Dinding usus besar tipis, sehingga mudah distensi. Dinding sekum merupakan

bagian kolon yang paling tipis, karena itu dapat terjadi ruptur bila terlalu tegang. Gejala

dan tanda obstruksi usus halus atau usus besar tergantung kompetensi valvula Bauhini.

Bila terjadi insufisiensi katup, timbul refluks dari kolon ke ileum terminal sehingga ileum

turut membesar. 2

Lumen usus yang tersumbat secara progresif akan teregang oleh cairan dan gas (70%

dari gas yang ditelan) akibat peningkatan tekanan intralumen, yang menurunkan

pengaliran air dan natrium dari lumen ke darah. Oleh karena sekitar 8 liter cairan

diekskresikan ke dalam saluran cerna setiap hari, tidak adanya absorpsi dapat

mengakibatkan penimbunan intralumen dengan cepat. Muntah dan penyedotan usus

setelah pengobatan dimulai merupakan sumber kehilangan utama cairan dan elektrolit.

Pengaruh atas kehilangan ini adalah penciutan ruang cairan ekstrasel yang mengakibatkan

syok—hipotensi, pengurangan curah jantung, penurunan perfusi jaringan dan asidosis

metabolik. Peregangan usus yang terus menerus mengakibatkan lingkaran setan penurunan

absorpsi cairan dan peningkatan sekresi cairan ke dalam usus. Efek lokal peregangan usus

adalah iskemia akibat distensi dan peningkatan permeabilitas akibat nekrosis, disertai

absorpsi toksin-toksin bakteri ke dalam rongga peritoneum dan sirkulasi sistemik untuk

menyebabkan bakteriemia. 6

7

Page 8: Referat Ileus Novia

F. MANIFESTASI KLINIS

1. Obstruksi sederhana

Obstruksi usus halus merupakan obstruksi saluran cerna tinggi, artinya disertai

dengan pengeluaran banyak cairan dan elektrolit baik di dalam lumen usus bagian oral dari

obstruksi,maupun oleh muntah. Keadaan umum akan memburuk dalam waktu relative

singkat. Gejala penyumbatan usus meliputi nyeri kram pada perut, disertai kembung. Pada

obstruksi usus halus proksimal akan timbul gejala muntah yang banyak, yang jarang

menjadi muntah fekal walaupun obstruksi berlangsung lama. Nyeri bisa berat dan

menetap. Nyeri abdomen sering dirasakan sebagai perasaan tidak enak di perut bagian

atas. Semakin distal sumbatan, maka muntah yang dihasilkan semakin fekulen. Obstipasi

selalu terjadi terutama pada obstruksi komplit.

Tanda vital normal pada tahap awal, namun akan berlanjut dengan dehidrasi akibat

kehilangan cairan dan elektrolit. Suhu tubuh bisa normal sampai demam. Distensi

abdomen dapat dapat minimal atau tidak ada pada obstruksi proksimal dan semakin jelas

pada sumbatan di daerah distal. Bising usus yang meningkat dan “metallic sound” dapat

didengar sesuai dengan timbulnya nyeri pada obstruksi di daerah distal. 1,3

2. Obstruksi disertai proses strangulasi

Gejalanya seperti obstruksi sederhana tetapi lebih nyata dan disertai dengan nyeri

hebat. Hal yang perlu diperhatikan adalah adanya skar bekas operasi atau hernia. Bila

dijumpai tanda-tanda strangulasi berupa nyeri iskemik dimana nyeri yang sangat hebat,

menetap dan tidak menyurut, maka dilakukan tindakan operasi segera untuk mencegah

terjadinya nekrosis usus. 1,3

8

Page 9: Referat Ileus Novia

G. DIAGNOSIS

Anamnesis

Pada anamnesis obstruksi tinggi sering dapat ditemukan penyebab misalnya berupa

adhesi dalam perut karena pernah dioperasi atau terdapat hernia. Gejala umum berupa

syok,oliguri dan gangguan elektrolit. Selanjutnya ditemukan meteorismus dan kelebihan

cairan diusus, hiperperistaltis berkala berupa kolik yang disertai mual dan muntah..

Penderita tampak gelisah dan menggeliat sewaktu kolik dan setelah satu dua kali defekasi

tidak ada lagi flatus atau defekasi. Gejala permulaan pada obstruksi kolon adalah

perubahan kebiasaan buang air besar terutama berupa obstipasi dan kembung dan distensi

abdomen. Kolik dan muntah tidak selalu terjadi. 1,3

Pemeriksaan Fisik

Pada inspeksi perut , terlihat tanda kolik sebagai gerakan usus atau kejang usus dan

Pemeriksaan dengan meraba dinding perut bertujuan untuk mencari adanya nyeri tumpul

dan pembengkakan atau massa yang abnormal. Pada inspeksi diperhatikan pembesaran

perut yang tidak pada tempatnya misalnya pembesaran setempat karena peristaltis yang

hebat sehingga terlihat gelombang usus ataupun kontur usus pada dinding perut. Biasanya

distensi terjadi pada sekum dan kolon bagian proksimal karena bagian ini mudah

membesar. Pada auskultasi sewaktu serangan kolik, bising usus terdengar jelas sebagai

bunyi nada tinggi atau tidak terdengar sama sekali. 1,3

9

Page 10: Referat Ileus Novia

1. Inspeksi

Dapat ditemukan tanda-tanda generalisata dehidrasi, yang mencakup kehilangan

turgor kulit maupun mulut dan lidah kering. Pada abdomen harus dilihat adanya

distensi, parut abdomen, hernia dan massa abdomen. Penderita tampak gelisah dan

menggeliat sewaktu serangan kolik.

2. Palpasi

Pada palpasi bertujuan mencari adanya tanda-tanda peritonitis atau nyeri tekan,

yang mencakup ‘defance musculair’ involunter dan pembengkakan atau massa di

abdomen.

3. Auskultasi

Pada ileus obstruktif pada auskultasi terdengar bising usus meningkat dengan nada

tinggi (metallic sound) yang menunjukkan terjadinya dilatasi usus dengan air fluid

level. Tetapi setelah beberapa hari dalam perjalanan penyakit dan usus di atas

telah berdilatasi, maka aktivitas peristaltik bisa menurun atau tidak ada. Pada ileus

paralitik biasanya tidak ditemukan bising usus.

Bagian akhir yang harus dilakukan dari pemeriksaan adalah pemeriksaan

rectum dan pelvis. Jika terdapat massa atau tumor serta tidak adanya feses di

dalam rektum menggambarkan ileus obstruktif usus halus. Jika darah

makroskopik atau feses postif banyak ditemukan di dalam rektum, maka sangat

mungkin bahwa ileus obstruktif didasarkan atas lesi intrinsik di dalam usus.

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium

Nilai laboratorium pada awalnya normal, kemudian akan terjadi hemokonsentrasi,

leukositosis, dan gangguan elektrolit. Pada urinalisa, berat jenis bisa meningkat dan ketonuria

yang menunjukkan adanya dehidrasi dan asidosis metabolik. Leukosit jika sudah tinggi

kemungkinan sudah terjadi peritonitis. 3

Pemeriksaan Radiologi

Untuk menegakkan diagnosa secara radiologis pada ileus obstruktif dilakukan foto abdomen

3 posisi. Yang dapat ditemukan pada pemeriksaan foto abdomen ini antara lain :

10

Page 11: Referat Ileus Novia

1. Ileus obstruksi letak tinggi :

- Dilatasi di proximal sumbatan (sumbatan paling distal di ileocecal junction) dan

kolaps usus di bagian distal sumbatan.

- Coil spring appearance

- Herring bone appearance

- Air fluid level yang pendek-pendek dan banyak (step ladder sign)

2. Ileus obstruksi letak rendah :

- Gambaran sama seperti ileus obstruksi letak tinggi

- Gambaran penebalan usus besar yang juga distensi tampak pada tepi abdomen

- Air fluid level yang panjang-panjang di kolon

Ileus obstruksi (Ansari, 2007)

11

Page 12: Referat Ileus Novia

Gambaran distribusi udara merata diseluruh perut disertai pelebaran usus yang disimpulkan

sebagai Ileus paralitik.

Gambaran sebagian usus halus melebar, tampak air fluid level dan stepladder appearance.

I. DIAGNOSIS BANDING

Ileus paralitik

Pada ileus paralitik nyeri yang timbul lebih ringan tetapi konstan dan difus, dan

terjadidistensi abdomen. Ileus paralitik, bising usus tidak terdengar dan tidak terjadi

ketegangan dinding perut. Bila ileus disebabkan oleh proses inflamasi akut, akan ada tanda

dan gejala dari penyebab primer tersebut. Gastroenteritis akut, apendisitis akut, dan

pankreatitis akut juga dapat menyerupai obstruksi usus sederhana. 3

12

Page 13: Referat Ileus Novia

J. PENATALAKSANAAN

Dasar pengobatan obstruksi usus adalah koreksi keseimbangan cairan dan elektrolit, menghilangkan peregangan dan muntah dengan intubasi dan kompresi, memperbaiki peritonitis dan syok bila ada, serta menghilangkan obstruksi untuk memperbaiki kelangsungan dan fungsi usus kembali normal.

1.Obstruksi Usus Halus

Dekompresi pada usus melalui selang usus halus atau nasogastrik bermamfaat dalam mayoritas kasus obstruksi usus halus.Apabila usus tersumbat secara lengkap, maka strangulasi yang terjadi memerlukan tindakan pembedahan, sebelum pembedahan, terapi intra vena diperlukan untuk mengganti kehilangan cairan dan elektrolit (natrium, klorida dan kalium).

Tindakan pembedahan terhadap obstruksi usus halus tergantung penyebab obstruksi. Penyebab paling umum dari obstruksi seperti hernia dan perlengketan. Tindakan pembedahannya adalah herniotomi.

2.Obstruksi Usus Besar

Apabila obstruksi relatif tinggi dalam kolon, kolonoskopi dapat dilakukan untuk membuka lilitan dan dekompresi usus. Sekostomi, pembukaan secara bedah yang dibuat pasa sekum, dapat dilakukan pada pasien yang berisiko buruk terhadap pembedahan dan sangat memerlukan pengangkatan obstruksi. Tindakan lain yang biasa dilakukan adalah reseksi bedah utntuk mengangkat lesi penyebab obstruksi. Kolostomi sementara dan permanen mungkin diperlukan.

Dasar pengobatan ileus obstruksi adalah koreksi keseimbangan elektrolit dan cairan,menghilangkan peregangan dan muntah dengan dekompresi, mengatasi peritonitis dan syok bilaada, dan menghilangkan obstruksi untuk memperbaiki kelangsungan dan fungsi usus kembalinormal.

 

Resusitasi

Dalam resusitasi yang perlu diperhatikan adalah mengawasi tanda - tanda vital, dehidrasi dan syok. Pasien yang mengalami ileus obstruksi mengalami dehidrasi dan gangguan keseimbanganektrolit sehingga perlu diberikan cairan intravena seperti ringer laktat. Respon terhadap terapidapat dilihat dengan memonitor tanda - tanda vital dan jumlah urin yang

13

Page 14: Referat Ileus Novia

keluar. Selainpemberian cairan intravena, diperlukan juga pemasangan nasogastric tube (NGT). NGT digunakan untuk mengosongkan lambung, mencegah aspirasi pulmonum bila muntah danmengurangi distensi abdomen.

 

Farmakologis

Pemberian obat - obat antibiotik spektrum luas dapat diberikan sebagai profilaksis. Antiemetik dapat diberikan untuk mengurangi gejala mual muntah.

 

Operatif 

Operasi dilakukan setelah rehidrasi dan dekompresi nasogastrik untuk mencegah sepsissekunder. Operasi diawali dengan laparotomi kemudian disusul dengan teknik bedah yangdisesuaikan dengan hasil eksplorasi selama laparotomi. Berikut ini beberapa kondisi ataupertimbangan untuk dilakukan operasi

K. KOMPLIKASI

Pada obstruksi kolon dapat terjadi dilatasi progresif pada sekum yang berakhir dengan

perforasi sekum sehingga terjadi pencemaran rongga perut dengan akibat peritonitis umum. 1

L. PROGNOSIS

Mortalitas ileus obstruktif ini dipengaruhi banyak faktor seperti umur, etiologi, tempat

dan lamanya obstruksi. Jika umur penderita sangat muda ataupun tua maka toleransinya

terhadap penyakit maupun tindakan operatif yang dilakukan sangat rendah sehingga

meningkatkan mortalitas. Pada obstruksi kolon mortalitasnya lebih tinggi dibandingkan

obstruksi usus halus.

14

Page 15: Referat Ileus Novia

DAFTAR PUSTAKA

1. Sjamsuhidajat, R dan Wim De Jong. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi ke-2. Jakarta: EGC

2. Grace, Borley. 2006. At a Glance Ilmu Bedah Edisi Ketiga. Jakarta : Penerbit Erlangga3. Mansjoer, A dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta : Media

Aesculapius FKUI

4. Sherwood, L. 2004. Fisiologi Manusia Edisi 2. Jakarta: EGC5. Seymour, Schwartz. 2000. Intisari Prinsip-prinsip Ilmu Bedah Edisi 6. Jakarta : EGC6. Price, S. A. 2003. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. (S. A. Price, L.

McCarty, & Wilson, Eds.) Jakarta: EGC

15