8/3/2019 Referat Hirchprung Dis
1/16
BAB I
PENDAHULUAN
Hischsprung Disease (HD) adalah kelainan kongenital dimana tidak dijumpaipleksus auerbach dan pleksus meisneri pada kolon. Sembilan puluh persen (90%)
terletak pada rectosigmoid, akan tetapi dapat mengenai seluruh kolon bahkan seluruh
usus (Total Colonic Aganglionois (TCA)). Tidak adanya ganglion sel ini
mengakibatkan hambatan pada gerakan peristaltik sehingga terjadi ileus fungsional
dan dapat terjadi hipertrofi serta distensi yang berlebihan pada kolon yang lebih
proksimal.
Pasien dengan penyakit Hirschsprung pertama kali dilaporkan oleh Frederick
Ruysch pada tahun 1691, tetapi yang baru mempublikasikan adalah Harald
Hirschsprung yang mendeskripsikan megakolon kongenital pada tahun 1886. Namun
patofisiologi terjadinya penyakit ini tidak diketahui secara jelas hingga tahun 1938,
dimana Robertson dan Kernohan menyatakan bahwa megakolon yang dijumpai pada
kelainan ini disebabkan oleh gangguan peristaltik dibagian distal usus akibat
defisiensi ganglion. (3)
HD terjadi pada satu dari 5000 kelahiran hidup, Insidensi penyakit
Hirschsprung di Indonesia tidak diketahui secara pasti, tetapi berkisar 1 diantara 5000
kelahiran hidup. Dengan jumlah penduduk Indonesia 200 juta dan tingkat kelahiran
35 permil, maka diprediksikan setiap tahun akan lahir 1400 bayi dengan penyakit
Hirschsprung.
Mortalitas dari kondisi ini dalam beberapa decade ini dapat dikurangi dengan
peningkatan dalam diagnosis, perawatan intensif neonatus, tekhnik pembedahan dan
diagnosis dan penatalaksanaan HD dengan enterokolitis
1
8/3/2019 Referat Hirchprung Dis
2/16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi:
Penyakit Hirschsprung (Megakolon Kongenital) adalah suatu kelainan congenital
yang ditandai dengan penyumbatan pada usus besar yang terjadi akibat pergerakan
usus yang tidak adekuat karena sebagian dari usus besar tidak memiliki saraf yang
mengendalikan kontraksi ototnya. Sehingga menyebabkan terakumulasinya feses dan
dilatasi kolon yang masif. Penyakit hirschprung di karakteristikan sebagai tidak
adanya sel ganglion di pleksus myenterikus (auerbachs) dan submukosa
(meissners).1
Gambar 1
2.2 Epidemiologi
Penyakit hirschprung dapat terjadi dalam 1:5000 kelahiran. Laki-laki lebih berisiko
berbanding perempuan dalam 4:1 kelahiran, namun bayi premature dilaporkan jarang.
Risiko tertinggi terjadinya Penyakit hirschprung biasanya pada pasien yang
mempunyai riwayat keluarga Penyakit hirschprung dan pada pasien penderitaDown
Syndrome.1,4 Rectosigmoid paling sering terkena sekitar 75% kasus, flexura lienalis
atau colon transversum pada 17% kasus.1
Anak kembar dan adanya riwayat keturunan meningkatkan resiko terjadinya penyakit
hirschsprung. Laporan insidensi tersebut bervariasi sebesar 1.5 sampai 17,6% dengan
130 kali lebih tinggi pada anak laki dan 360 kali lebih tinggi pada anak perempuan.
Penyakit hirschsprung lebih sering terjadi secara diturunkan oleh ibu aganglionosisdibanding oleh ayah. Sebanyak 12.5% dari kembaran pasien mengalami aganglionosis
2
8/3/2019 Referat Hirchprung Dis
3/16
total pada colon (sindroma Zuelzer-Wilson). Salah satu laporan menyebutkan empat
keluarga dengan 22 pasangan kembar yang terkena yang kebanyakan mengalami long
segment aganglionosis.2
2.3 Etiologi
Penyakit Hirschsprung disebabkan karena kegagalan migrasi sel-sel saraf
parasimpatis myentericus dari cephalo ke caudal. Sehingga sel ganglion selalu tidak
ditemukan dimulai dari anus dan panjangnya bervariasi keproksimal. (1,2)
Sekitar 10% kasus penyakit Hirschsprung timbul secara heriditer melalui
mutasi sporodik di dalam gen, angka ini dapat lebih tinggi pada pasien dengan
segmen penyakit yang lebih panjang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa seseorang
dengan riwayat keluarga terpapar penyakit Hirschsprung beresiko lebih tinggi.
Penyakit Hirschsprung ditemukan pada kelainan-kelainan kongenital sebagai
berikut: (1)
1. Sindrom Down
2. Sindrom Neurocristopathy
3. Sindrom Waardenburg-Shah
4. Sindrom buta-tuli Yemenite
5. Piebaldism
6. Sindrom Goldberg-Shprintzen
7. Neoplasia endokrin multiple tipe II
8. Sindroma hypoventilasi congenital terpusat
9. Cartilage-hair hypoplasia
10. Sindrom hypoventilasi entral primer (Ondines curse)
11. Penyakit Chagas, pada penyakit ini tripanosoma menginvasi langsung dinding
usus dan menghancurkan pleksus
3
8/3/2019 Referat Hirchprung Dis
4/16
Penyakit Hirshscprung juga bisa timbul karena ibu polyhidramnion saat hamil;
adanyanya obstruksi usus organik karena neoplasma dan penyempitan usus karena
inflamasi; toxic Megakolon komplikasi daricolitis ulceratif atau peyakit Crohn; dan
gangguan psychosomatic fungsional. Kondisi-kondisi ini tidak berhubungan dengan
berkurangnya ganglia pada usus. (2,3)
2.4 Anatomi dan fisiologi colon
Rektum memiliki 3 buah valvula: superior kiri, medial kanan dan inferior kiri. 2/3
bagian distal rektum terletak di rongga pelvik dan terfiksasi, sedangkan 1/3 bagian
proksimal terletak dirongga abdomen dan relatifmobile. Kedua bagian ini dipisahkan
oleh peritoneum reflektum dimana bagian anterior lebih panjang dibanding bagian
posterior. Saluran anal (anal canal) adalah bagian terakhir dari usus, berfungsi
sebagai pintu masuk ke bagian usus yang lebih proximal; dikelilingi oleh sphincter ani
(eksternal dan internal) serta otot-otot yang mengatur pasase isi rektum ke dunia luar.
4
8/3/2019 Referat Hirchprung Dis
5/16
Sphincter ani eksterna terdiri dari 3sling: atas, medial dan depan.
Gambar 2- katup pada rectum dan anal
Perdarahan rectum berasal dari arteri hemorrhoidalis superior dan medialis (a/
hemorrhoidalis medialis biasnya tidak ada pada wanita, diganti oleh a.uterina) yang
merupakan cabang dari a.mesenterika inferior. Sedangkan arteri hemorrhoidalis
inferior adalah cabang dari a.pudendalis interna, berasal dari a.iliaka interna,
mendarahi rektum bagian distal dan daerah anus.
5
8/3/2019 Referat Hirchprung Dis
6/16
gambar 3- perdarahan pada rektum
Persarafan motorik spinchter ani interna berasal dari serabut saraf simpatis (N.
hipogastrikus) yang menyebabkan kontraksi usus dan serabut saraf parasimpatis (N.
splanknicus) yang menyebabkan relaksasi usus. Kedua jenis serabut saraf ini
membentuk pleksus rektalis. Sedangkan muskulus levator ani dipersarafi oleh N.
sakralis III dan IV. Nervus pudendalis mempersarafi sphincter ani eksterna dan
m.puborektalis. Saraf simpatis tidak mempengaruhi otot rektum. Defekasi sepenuhnya
dikontrol oleh N. N. splanknikus (parasimpatis). Akibatnya kontinensia sepenuhnya
dipengaruhi oleh N. pudendalis dan N. splanknikus pelvik (saraf parasimpatis).
Sistem saraf otonomik intrinsik pada usus terdiri dari 3 pleksus :
1. Pleksus Auerbach : terletak diantara lapisan otot sirkuler dan longitudinal
2. Pleksus Henle : terletak disepanjang batas dalam otot sirkuler
3. Pleksus Meissner : terletak di sub-mukosa
Pada penderita penyakit Hirschsprung, tidak dijumpai ganglion pada ketiga pleksus
tersebut.
6
8/3/2019 Referat Hirchprung Dis
7/16
gambar 4- persarafan rektum
2.5. Patogenesis
Penyakit Hirschsprung timbul karena adanya aganglioner kongenital pada saluran
pencernaan bagian bawah. Aganglioner diawali dari anus,yang merupakan bagian
yang selalu terlibat, dan berlanjut ke arah proksimal dengan jarak yang bervariasi. (1)
Plexus myenterik (Auerbach) dan submucosal (Meissner) yang tidak terbentuk
mengakibatkan berkurangnya fungsi dan kemampuan usus untuk melakukan gerakan
peristaltik. Hingga saat ini, mekanisme pasti tentang perkembangan penyakit
Hirschsprung masih belum diketahui. (2)
Embriologi sel-sel ganglion enteric berasal dari neural crest yang apabila
berkembang normal, akan ditemukan neuroblast di usus pada minggu ke 7 kehamilan
dan mencapai usus besar pada minggu ke 12 kehamilan. Salah satu etiologi penyakit
Hirschsprung ini adalah gangguan migrasi dari neuroblast yang menuju ke distal usus.
Adapun etiologi lain mengatakan bahwa migrasi tersebut berjalan normal, namun ada
kegagalan dari neuroblast untuk bertahan, berproliferasi atau berdifferensiasi di
bagian distal aganglionik segmen. Distribusi abnormal menyebabkan usus dan
kompenen-kompenennya membutuhkan pertumbuhan dan perkembangan secara
neuronal, seperti fibronectin,laminin,neural sell adhesion molecule (NCAM), dan
faktor-faktor neurotropik.
7
8/3/2019 Referat Hirchprung Dis
8/16
Tiga plexus neuronal yang menginervasi usus: plexus submucosal(Meissner),
plexus intermuscular (Auerbach) dan plexus mucosal yang lebih kecil. Ketiga plexus
ini akhirnya bergabung dan berpengaruh pada segala aspek dari fungsi bowel,
temasuk absorpsi,sekresi,motilitas dan aliran darah. Gerakan usus yang normal, secara
primer dikendalikan oleh neuron intrinsic. Fungsi bowel tetap adequate, meskipun
innervasi ekstrinsik hilang. Ganglia ini mengendalikan kontraksi dan relaksasi otot
polos, dengan dominasi relaksasi. Pengendalian ekstrinsik utamanya melaui serat-
serat kolinergik dan adrenergik. Serat kolinergik menimbulkan kontraksi, dan serat
adrenergik utamanya menimbulkan inhibisi.
Pada pasien penyakit Hirschsprung, sel-sel ganglion ini tidak terbentuk,
sehingga terjadi peningkatan innervasi usus ekstrinsik. Kedua inervasi,baik kolinergik
maupun adrenergik berjalan 2-3 kali normal. Sistem kolinergik(excitatory) diduga
lebih mendominasi dari sestem kolinergik (inhibitor) sehingga terjadi peningkatan
kerja oto polos. Dengan hilangnya intrinsic enteric inhibitory nerves, kerja otot polos
yang meningkat tidak tertanggulangi dan mnyebabkan ketidakseimbangan
kontraktilitas oto polos, peristaltic yang tidak terkoordinasi dan obstruksi fungsional.
(2,3)
2.6 Tipe Hirschsprungs Disease:
Hirschsprung dikategorikan berdasarkan seberapa banyak colon yang terkena. Tipe
Hirschsprun disease meliputi: (2)
Ultra short segment/ HD klasik: Ganglion tidak ada pada bagian yang
sangat kecil dari rectum.
Short segment: Ganglion tidak ada pada rectum dan sebagian kecil daricolon.
Long segment: Ganglion tidak ada pada rectum dan sebagian besar colon.
Very long segment: Ganglion tidak ada pada seluruh colon dan rectum dan
kadang sebagian usus kecil.
8
8/3/2019 Referat Hirchprung Dis
9/16
8/3/2019 Referat Hirchprung Dis
10/16
Gambar 6- gejala klinis hirschprung disease pada neonatal
Anak
Pada anak yang lebih besar, gejala klinis yang menonjol adalah konstipasi kronis dan
gizi buruk (failure to thrive). Dapat pula terlihat gerakan peristaltik usus di dinding
abdomen. Jika dilakukan pemeriksaan colok dubur, maka feces biasanya keluar
menyemprot, konsistensi semiliquid dan berbau tidak sedap. Penderita biasanya
buang air besar tidak teratur, sekali dalam beberapa hari dan biasanya sulit untuk
defekasi. Kasus yang lebih ringan mungkin baru akan terdiagnosis di kemudian hari.
(2,3)
2.8 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang.
2.8.1 Anamnesis (2,3,4)
Pada neonatus :
1. mekonium keluar terlambat, > 24 jam
2. tidak dapat buang air besar dalam waktu 24-48 jam setelah lahir
3. perut cembung dan tegang
4. muntah
5. feses encer
10
8/3/2019 Referat Hirchprung Dis
11/16
Pada anak :
1. Konstipasi kronis
2. Failure to thrive (gagal tumbuh)
3. Berat badan tidak bertambah
4. Nafsu makan tidak ada (anoreksia)
2.8.2 Pemeriksaan Fisik
Pada inspeksi abdomen terlihat perut cembung atau membuncit seluruhnya,
didapatkan perut lunak hingga tegang pada palpasi, bising usus melemah atau jarang.
Pada pemeriksaan colok dubur terasa ujung jari terjepit lumen rektum yang sempit
dan sewaktu jari ditarik keluar maka feses akan menyemprot keluar dalam jumlah
yang banyak dan kemudian kembung pada perut menghilang untuk sementara. (2,3,4)
2.8.3 Pemeriksaan penunjang : (2,3,4)
Diagnostik utama pada penyakit hirschprung adalah dengan pemeriksaan:
1. Foto abdomen BNO
Pemeriksaan radiologi merupakan pemeriksaan yang penting pada penyakit
Hirschsprung. Pada foto polos abdomen dapat dijumpai gambaran obstruksi usus letak
rendah, meski pada bayi sulit untuk membedakan usus halus dan usus besar.
Gambar 7- foto rontgen pada anak dengan hirschprung disease
11
8/3/2019 Referat Hirchprung Dis
12/16
2.Barium enema.
Pemeriksaan yang merupakan standard dalam menegakkan diagnosa Hirschsprung
adalah barium enema, dimana akan dijumpai 3 tanda khas :
a. Tampak daerah penyempitan di bagian rektum ke proksimal yang
panjangnya bervariasi;
b. Terdapat daerah transisi, terlihat di proksimal daerah penyempitan ke
arah daerah dilatasi;
c. Terdapat daerah pelebaran lumen di proksimal daerah transisi.1
Apabila dari foto barium enema tidak terlihat tanda-tanda khas penyakit
Hirschsprung, maka dapat dilanjutkan dengan foto retensi barium, yakni foto setelah
24-48 jam barium dibiarkan membaur dengan feces. Gambaran khasnya adalah
terlihatnya barium yang membaur dengan feces kearah proksimal kolon. Sedangkan
pada penderita yang bukan Hirschsprung namun disertai dengan obstipasi kronis,
maka barium terlihat menggumpal di daerah rektum dan sigmoid
Gambar 8- foto x-ray dengan barium enema
2.Anorectal manometry yaitu pengukuran tekanan sfingter anus dengan cara
mengembangkan balon di dalam rectum, dapat digunakan untuk mendiagnosis
penyakit hirschsprung, gejala yang ditemukan adalah kegagalan relaksasi sphincter
ani interna ketika rectum dilebarkan dengan balon. Keuntungan metode ini adalah
dapat segera dilakukan dan pasien bisa langsung pulang karena tidak dilakukan
anestesi umum.Metode ini lebih sering dilakukan pada pasien yang lebih besar
dibandingkan pada neonatus. 1
12
8/3/2019 Referat Hirchprung Dis
13/16
3.Biopsy rectal merupakan gold standard untuk mendiagnosis penyakit
hirschprung. 1,4 Ada 2 cara dilakukan bipsy rectal yaitu rectal suction biopsy dan
full thickness rectal biopsy. Pada bayi baru lahir metode rectal suction biopsy
dapat dilakukan dengan morbiditas minimal karena menggunakan suction khusus
untuk biopsy rectum. Jika biopsy menunjukkan adanya ganglion,penyakit
Hischsprung tidak terbukti. Jika tidak terdapat sel-sel ganglion pada jaringan
contoh, biopsy full thickness biopsy diperlukan untuk menkonfirmasi penyakit
Hirschsprung. Tidak adanya sel-sel ganglion menunjukkan penyakit
Hirschsprung.(1,2,3)
Gambar 9
2.9 Diagnosis Banding
Diagnosis banding dari Hirschprung harus meliputi seluruh kelainan dengan
obstruksi pada distal usus kecil dan kolon, meliputi:
Obstruksi mekanik
Meconium ileus
Simple
Complicated (with meconium cyst or peritonitis)
Meconium plug syndrome
Neonatal small left colon syndrome
Malrotation with volvulus
Incarcerated hernia
Jejunoileal atresia
13
8/3/2019 Referat Hirchprung Dis
14/16
Colonic atresia
Intestinal duplication
Intussusception
NEC
Obstruksi fungsional
Sepsis
Intracranial hemorrhage
Hypothyroidism
Maternal drug ingestion or addiction
Adrenal hemorrhage
Hypermagnesemia
Hypokalemia
2.10Tatalaksana
Terapi terbaik pada bayi dan anak dengan Hirschsprung tergantung dari diagnosis
yang tepat dan penanganan yang cepat.
1. Diit
Pada jangka masa preoperatif, bayi dengan penyakit Hirschsprung ini menderitamasalah kekurangan gizi yang disebabkan oleh penyumbatan pada usus besar yang
menghalangi proses penyerapan nutrisi. Sebagian besar daripada mereka memerlukan
resusitasi cairan dan nutrisi secara parenteral.
2. Medikamentosa
Terapi medikamentosa pada bayi dan anak-anak yang menghidap penyakit ini
bertujuan untuk mempersiapkan usus atau terapi untuk merawat komplikasi yang
bakal muncul pada masa akan datang. Cara mempersiapkan usus adalah dengan
dekompresi rektum dan kolon melalui serangkaian pemeriksaan dan pemasangan
irigasi tuba rektal dalam waktu 24-48 jam sebelum pembedahan.
3. Operatif(1,2,3)
Tindakan ini tergantung kepada jenis segmen yang terlibat. Apabila anak telah
terdiagnosis menghidap Penyakit Hirschsprung, pengobatan definitif adalah secara
operatif. Operasi dilaksanakan sebagai prosedur definitif setelah diagnosis dibuat atau
dilakukan kolostomi temporer terlebih dahulu sehingga bayi berusia 6-12 bulan untukdilakukan tindakan pembaikan secara definitf. Terdapat 3 opsi basis dalam tindakan
14
8/3/2019 Referat Hirchprung Dis
15/16
pembedahan. Pembedahan pertama yang berjaya dilakukan, oleh Swenson, adalah
mengeksisi bahagian segmen aganglionik dan menyambung bagian proksimal usus
yang normal ke rektum 1-2 cm dibawah linea dentate. Operasi ini lebih susah,
menyebabkan berkembangnya 2 prosedur pembedahan yang lain. Duchamel
menjelaskan prosedur untuk membentuk suatu neorektum. Prinsip dasar prosedur
ini adalah menarik kolon proksimal yang ganglionik ke arah anal melalui
bagian posterior rektum yang aganglionik, menyatukan dinding
posterior rektum yang aganglionik dengan dinding anterior kolon proksimal
yang ganglionik sehingga membentuk rongga baru dengan anastomose end to
side. Oleh sebab terdapat beberapa kelemahan, dilakukan beberapa modifikasi
prosedur Duhamel.
Prosedur endorectalpull-through diperkenalkan oleh Boley. Tehnik prosedur
yang lebih dimajukan adalah laparoscopic endorectal pull-through, dimana
merupaka suatu treatment of choice.
2.11 Komplikasi
Secara garis besarnya,komplikasi pasca tindakan bedah penyakit Hirschsprung dapat
digolongkan atas:
1. kebocoran anastomose
2. stenosis
3. ruptur kolon
4. Enterokolitis
5. Gangguan fungsi spinkter
2.12 Prognosis
Prognosis yang didapatkan setelah perbaikan penyakit Hirshprung secara definitif
adalah sulit ditentukan. Beberapa peneliti melaporkan prognosis yang baik adalah
tinggi,sementara yang lain melaporkan kejadian yang signifikan dalam konstipasi dan
inkotinensia. Kurang lebih 1% dari pasein dengan penyakit Hirschsprung
membutuhkan kolostomi permanen untuk memperbaiki inkontinensia.
15
8/3/2019 Referat Hirchprung Dis
16/16
BAB III
KESIMPULAN
Penyakit Hirschprung merupakan kelainan perkembangan sistem saraf enterik dan
ditandai oleh tidak adanya sel ganglion pada kolon distal sehingga menyebabkan
obstruksi fungsional. Sebagian kasus sedang didiagnosis pada masa neonatus.
Penyakit Hirschprung sebaiknya dipertimbangkan pada neonatus yang gagal
mengeluarkan mekonium dalam 24-48 jam setelah dilahirkan. Meskipun kontras
barium enema berguna dalam membantu menegakkan diagnosis, biopsi rektal full
thickness merupakan kriteria standar. Begitu diagnosis ditegakkan penanganan dasar
adalah mengeluarkan usus aganglionik yang berfungsi buruk dan membuat
anastomosis ke rektum distal dengan usus yang memiliki innervasi yang baik.
16