KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat- Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas referat yang membahas “Diagnosis dan Tatalaksana GNA” sebagai salah satu tugas kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Sahala Panggabean Sp.PD yang telah membimbing kami dalam kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam, khususnya dalam penyelesaian referat ini. Penulis menyadari bahwa referat ini masih jauh dari sempurna.Oleh karena itu, kami mohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan yang ada. Akhir kata, kiranya referat ini berguna bagi para pembaca.Sekian dan terimakasih. Penulis. 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas referat yang membahas “Diagnosis dan Tatalaksana GNA” sebagai salah
satu tugas kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Sahala Panggabean
Sp.PD yang telah membimbing kami dalam kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam, khususnya
dalam penyelesaian referat ini.
Penulis menyadari bahwa referat ini masih jauh dari sempurna.Oleh karena itu, kami
mohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan yang ada.
Akhir kata, kiranya referat ini berguna bagi para pembaca.Sekian dan terimakasih.
Penulis.
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………… 1
DAFTAR ISI …………………………………………………………... 2
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA …………………………..………….. 5
II.1 ANATOMI GINJAL ……………………………………………… 5
II.2 FISIOLOGI ……………………………………………………….. 8
II.2.1 FUNGSI GINJAL ……………………………………...…. 8
II.2.2 FISIOLOGI GINJAL ………………………………...…… 8
II.3 GLOMERULONEFRITIS AKUT ………………………….…… 11
II.3.1 DEFINISI ……………………………………………… . 11
II.3.2 ETIOLOGI ………………………………...…………….. 11
II.3.3 PATOFISIOLOGI ……………………………………….. 15
II.3.4 MANIFESTASI KLINIS …………………………...…… 20
II.3.4 PEMERIKSAAN PENUNJANG ……………………….. 21
II.3.5 DIAGNOSA ……………………………………………. 25
II.3.6 DIAGNOSA BANDING ………………………………… 26
II.3.7 PENATALAKSANAAN ………………………………. 27
II.3.8 KOMPLIKASI ………………………………………… 29
II.3.8 PROGNOSIS …………………………………………… 30
BAB III KESIMPULAN …………………………………………….. 31
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………….. 32
2
BAB I
PENDAHULUAN
Glomeluronefritis adalah penyakit yang sering djumpai dalam praktik klinik sehari-hari
dan merupakan penyebab penting penyakit ginjal tahap akhir (PGTA). Berdasarkan sumber
terjadinya kelainan, Glomerulonefritis dibedakan primer dan sekunder. Glomerulonefritis primer
apabila penyakit dasarnya dari ginjal sendiri, sedangkan glomerulonefritis sekunder apabila
kelainan ginjal terjadi akibat penyakit sistemik lain seperti diabetes mellitus, lupus erimatous
sistemik, myeloma multiple atau amiloidosis. 11
Glomerulonefritis Akut adalah salah satu peyakit ginjal dengan adanya inflamasi pada
glomerulus dan nefron yang bayak terjadi pada usia 2-15 tahun . Manifestasi klinik pada GNA
yaitu, edema, hipertensi dan hematuria, biasanya pada asosiasi dengan oliguria dan azotemia.
Pada GNK paling sering disebabkan penyakit sistemik yaitu diabetes mellitus, hepatitis atau
Lupus erythematosussistemik dan biasanya menyerang usia 10—20 tahun. Poststreptococcal
glomerulonefritis akut adalah GNA terbanyak yang sering terjadi. 14
Di negara berkembang, glomerulonefritis akut pasca infeksi streptokokus (GNAPS)
masih sering dijumpai dan merupakan penyebab lesi ginjal non supuratif terbanyak pada anak.
Sampai saat ini belum diketahui faktor-faktor yang menyebabkan penyakit ini menjadi berat,
karena tidak ada perbedaan klinis dan laboratoris antara pasien yang jatuh ke dalam gagal ginjal
akut (GGA) dan yang sembuh sempurna. Manifestasi klinis yang bervariasi menyebabkan
insiden penyakit ini secara statistik tidak dapat ditentukan. Diperkirakan insiden berkisar 0-28%
pasca infeksi streptokokus.
Di Indonesia glomerulonefritis masih merupakan penyebab utama PGTA yang menjalani
terapi pengganti dialysis walaupun data US Renal Data System menunjukan bahwa diabetes
merupakan penyebab PGTA yang tersering. Manifestasi klinik glomerulonefritis sangat
bervariasi mulai dar kehilangan urin seperti proteinuria atau hematuria saja sampai dengan
glomerulonefritis progresif cepat. 11
3
Pada anak GNAPS paling sering disebabkan oleh Streptococcus beta hemolyticus group
A tipe nefritogenik. Tipe antigen protein M berkaitan erat dengan tipe nefritogenik. Serotipe
streptokokus beta hemolitik yang paling sering dihubungkan dengan glomerulonefritis akut
(GNA) yang didahului faringitis adalah tipe 12, tetapi kadang-kadang juga tipe 1,4 ,6 dan 25.
Tipe 49 paling sering dijumpai pada glomerulonefritis yang didahului infeksi kulit / pioderma,
walaupun galur 53,55,56,57 dan 58 dapat berimplikasi. Protein streptokokus galur nefritogenik
yang merupakan antigen antara lain endostreptosin, antigen presorbing (PA-Ag), nephritic strain-
associated protein (NSAP) yang dikenal sebagai streptokinase dan nephritic plasmin binding
protein (NPBP).
Glomerulonefritis akut pasca infeksi streptokokus dapat terjadi secara epidemik atau
sporadik,15 paling sering pada anak usia sekolah yang lebih muda, antara 5-8 tahun.5
Perbandingan anak laki-laki dan anak perempuan 2 : 1. Di Indonesia, penelitian multisenter
selama 12 bulan pada tahun 1988 melaporkan 170 orang pasien yang dirawat di rumah sakit
pendidikan, terbanyak di Surabaya (26,5%) diikuti oleh Jakarta (24,7%), Bandung (17,6%), dan
Palembang (8,2%). Perbandingan pasien laki-laki dan perempuan 1,3:1 dan terbanyak
menyerang anak usia 6-8 tahun (40,6%).
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Anatomi Ginjal
Ginjal adalah sepasang organ saluran kemih yang terletak di rongga retroperitoneal
bagian atas. Bentuknya menyerupai kacang dengan sisi cekungnya menghadap medial. Pada sisi
ini terdapat hilus ginjal yaitu tempat struktur-stuktur pembuluh darah, system limfatik, system
saraf dan ureter menuju dan meninggalkan ginjal.
Besar dan berat ginjal sangat bervariasi, hal ini tergantung pada jenis kelamin, umur,
serta ada idaknya ginjal pada sisi yang lain. Pada autopsy klinis didapatka bahwa ukuran ginjal
orang dewasa rata-rata adalah 11,5 cm x 6 cm x 3,5 cm. beratnya bervariasi antara 120-170 gram
atau kurang lebih 0,4% dari berat badan.
5
Struktur di sekitar ginjal
Ginjal dibungkus oleh jaringan fibrus tipis dan mengkilat yang disebut kapsula fibrosa
ginjal dan di luar kapsul ini terdapat jaringan lemak perirenal. Disebelah cranial ginjal terdapat
kelenjar anak ginjal atau glandula adrenal/suprarenal yang berwarna kuning. Kelenjar adrenal
bersama-sama ginjal dan jaringan lemak perirenal dibungkus oleh fasia gerota. Fasia ini berfugsi
sebagai barier yang enghambat meluasnya perdarahan dari parenkim ginjal serta mencegah
ekstravasasi rine pada saat terjadi trauma ginjal. Selain itu fasia gerota dapat pula berfungsi
sebagai barier dalam menghambat penyebaan infeksi atau menghambat metastatis umor ginjal ke
organ sekitar. Di luar fasia gerota terdapat jaringan lemak pararenal.
Disebelah posterior, ginjal dilindungi oleh otot-otot punggung yang tebal serta tulang
rusuk ke XI dan XII sedangkan disebelah anterior dilindungi oleh organ-organ intraperitoneal.
Ginjal kanan dikelilingi oleh hepar, kolon dan duodenum; sedangkan ginjal kiri dikelilingi oleh
lien, lambung, pancreas, jejunu dan kolon.
Struktur Ginjal
Secara anatomis ginjal terbagi menjadi dua bagian yaitu korteks dan medulla ginjal. Di
dalam korteks terdapat berjuta-juta nefron sedangkan di dalam medulla terdapat banyak duktuli
6
ginjal. Nefron adalah unit fungsional terkecil dari ginjal yang terdiri atas tubulus kontortus
proksimal, tubulus kontortus distalis dan duktus kolegentes.
Darah yang membawa sisa-sisa hasil metabolism tubuh difiltrasi di dalam glomeruli
kemudian di tubuli ginjal, beberapa zat yang masih diperlukan tubuh mengalami reabsorbsi dan
zat-zat hasil sisa metabolism mengalami sekresi bersama air membentuk urine. Setiap hari tidak
kurang dari 180 liter cairan tubuh difiltrasi di glomerulus dan menghasilkan 1-2 liter urine. Urine
yang terbentuk di dalam nefron disaluran melalui piramida ke system pevikalises ginjal untuk
kemudian disalurkan ke dalam ureter.
Sistem pevikalis ginjal terdiri atas kaliks minor, infundibulum, kaiks mayor dan
pielum/pelvis renalis. Mukosa system pelvikales terdiri atas epitel transisinal dan dindinnya
terdiri atas otot polos yan mampu berkontraksi untuk mengalirkan urine sampai ke ureter.
Vaskularisasi ginjal
Ginjal mendapatkan aliran darah dari arteri renalis yang merupakan cabang langsung dari
aorta abdominalis kira-kira setinggi vertebrata lumbalis II. Aorta terletak di sebelah kiri garis
tengah sehingga arteri renalis kanan lebih panjang dari arteri renalis kiri. Setiap arteri renalis
bercabang sewaktu masuk ke dalam hilus ginjal. Sedangkan vena dialirkan melalui vena renalis
yang bermuara ke dalam vena kava inferior. Sistem arteri ginjal adalah end arteries yaitu arteri
yang tidak mempunyai anastomosis dengan cabang-cabang dari arteri lain, sehingga jika terdapat
7
kerusakan pada salah satu cabang arteri ini, berakibat timbulnya iskemia/nekrosis pada daerah
yang dilayani.1
II.2 FISIOLOGI
II.2.1 Fungsi Ginjal
Selain membuang sisa-sisa metabolism tubuh melalui urine, ginjal berfungsi juga dalam
mengontrol sekresi hormon-hormon aldosteron dan ADH dalam mengatur umlah cairan tubuh,
mengatur metabolisme ion kalsium dan vitamin D, menghasilkan beberapa hormone antara lain:
eritropoetin yang berperran dalam pembentukan sel darah merah, rennin yang berperan dalam
mengatur tekanan darah serta hormon prostaglandin.1
Fungsi ekskresi adalah mempertahankan osmolalitas plasma sekitar 285 mOsmol dengan
mengubah ekskresi air, mempertahankan pH plasma sekitar 7,4 dengan mengeluarkan kelebihan
H+ dan membentuk kembali HCO3ˉ. Mempertahankan kadar masing-masing elektrolit plasma
dalam rentang normal, mengekskresikan produk akhir nitrogen dan metabolisme protein
terutama urea, asam urat dan kreatinin.1
Fungsi dasar nefron adalah membersihkan atau menjernihkan plasma darah dan substansi
yang tidak diperlukan tubuh sewaktu darah melalui ginjal. Substansi yang paling penting untuk
dibersihkan adalah hasil akhir metabolisme seperti urea, kreatinin, asam urat dan lain-lain. Selain
itu ion-ion natrium, kalium, klorida dan hidrogen yang cenderung untuk berakumulasi dalam
tubuh secara berlebihan.3
2.2.2 Fisiologi Ginjal
Mekanisme kerja utama nefron dalam membersihkan substansi yang tidak diperlukan dalam
tubuh adalah :
1. Nefron menyaring sebagian besar plasma di dalam glomerulus yang akan menghasilkan
cairan filtrasi.
2. Jika cairan filtrasi ini mengalir melalui tubulus, substansi yang tidak diperlukan tidak
akan direabsorpsi sedangkan substansi yang diperlukan direabsorpsi kembali ke dalam
plasma dan kapiler peritubulus.
8
Mekanisme kerja nefron yang lain dalam membersihkan plasma dan substansi yang tidak
diperlukan tubuh adalah sekresi. Substansi-substansi yang tidak diperlukan tubuh akan disekresi
dan plasma langsung melewati sel-sel epitel yang melapisi tubulus ke dalam cairan tubulus. Jadi
urine yang akhirnya terbentuk terdiri dari bagian utama berupa substansi-substansi yang difiltrasi
dan juga sebagian kecil substansi-substansi yang disekresi.3
Fungsi primer ginjal adalah mempertahankan volume dan komposisi ECF dalam batas-batas
normal. Komposisi dan volume cairan ekstrasel ini dikontrol oleh filtrasi glomerulus, reabsorbsi
dan sekresi tubulus.1
a. Ultrafiltrasi Glomerulus
Pembentukan urine dimulai dengan proses filtrasi glomerulus plasma. Aliran darah ginjal
setara dengan 25% curah jantung atau 1200 ml/ menit. Bila hematokrit normal dianggap
45%, maka aliran plasma ginjal sama dengan 660ml/menit.
Sel-sel darah dan molekul-molekul protein yang besar atau protein bermuatan negative
(seperti albumin) secara efektif tertahan oleh seleksi ukuran dan seleksi muatan yang
merupakan cirri khas sawar membrane filtrasi glomerular, sedangkan molekul yang
berukuran lebih kecil atau denga beban yang netral atau positif (seperti air dan kristaloid)
sudang langsung tersaring.
Tiga kelas zat yag difiltrasi dalam glomerulus yaitu elektrolit, nonelektrolit dan air.
Beberapa elektrolit yang paling penting adalah natrium, kalium, kalsium, magnesiu,
bikarbonat, klorida dan fosfat. Nonelektrolit yang penting adalah glukosa, asam amino,
dan metaboit yang merupakan produk akhir dari proses metabolism protein: urea, asam
urat dan kreatinin.
b. Reabsorbsi dan Sekresi
Sebagian besar zat-zat yang telah difiltrasi akan direabsorbsi melalui “por-pori” kecil
yang terdapat dalam tubulus sehingga akhirnya zat-zat tersebut kembali kedalam kapiler
peritubulus. Disamping itu, beberapa zat disekresi pula dari pembuuh darah peritubulus
sekitar kedalam tubulus.
Proses reabsorbsi dan sekresi ini berlangsung melalui mekanisme transport aktif dan
pasif. Suatu mekanisme disebut aktif bila zat berpindah melawan perbedaan elektromia
(yaitu, melawan perbedaan potensial listrik, potesial kimia atau keduanya). Kerja
9
langsung ditujuan pada zat yang direabsorbsi ata disekresi oleh sel-sel tubulus tersebut
dan energy ini dikeluarkan dalam bentuk adenosine trifosfat. Mekanisme transport pasif
bia zat yang direabsorbsi atau disekresi bergerk mengikuti perbedaan elektromia yang
ada. Selama proses perpindahan zat tersebut tidak dibutuhkan energy.
Glukosa dan asam amino dirabsorbsi seluruhnya disepanjang tubulus proksimal melalui
transport aktif. Kalium dan asam urat hamper seluruhnya direaborbsi secara aktif dan
keduanya disekresi kedalam tubulus distal.. sedikitnya dua pertiga dari jumlah natrium
yang difiltrasi akan direabsorbsi secara aktif dalam tubulus proksimal. Proses reabsorbsi
natrium berlanjut di engkung henle, tubulus distal dan pengumpul, sehingga kurang dari
1% beban yang difiltrasi dieksresikan dalam urine. 1
Populasi glomerulus ada 2 macam yaitu :
1. glomerulus korteks yang mempunyai ansa henle yang pendek berada dibagian luar
korteks.
2. glomerulus jukstamedular yang mempunayi ansa henle yang panjang sampai ke bagian
dalam medula. Glomerulus semacam ini berada di perbatasan korteks dan medula dan
merupakan 20% populasi nefron tetapi sangat penting untuk reabsoprsi air dan slut. 1
Gambar 3. Bagian-bagian nefron 6
Jalinan glomerulus merupakan kapiler-kapiler khusus yang berfungsi sebagai penyaring. Kapiler
glomerulus dibatasi oleh sel-sel endotel, mempunyai sitoplasma yang sangat tipis, yang
mengandung banyak lubang disebut fenestra dengan diameter 500-1000 A. Membran basal