BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya dan merupakan sensor pada tubuh manusia yang bermanfaat untuk membedakan siang dan malam, hujan dan tidak hujan dan sebagainya. Seringkali seiring dengan perkembangan jaman, fungsi sensor ini khususnya pada manusia telah banyak berubah. Dewasa ini banyak orang yang telah memanfaatkan mata sebagai alat untuk membaca atau melihat. Dengan mata orang dapat menyerap informasi yang ada dihadapannya, diatasnya, dibelakangnya, dan di tempat lain. Mata yang lebih kompleks dipergunakan untuk memberikan pengertian visual 5 . Lapisan air mata adalah lapisan yang melembabkan konjungtiva dan kornea. 1 Lapisan ini merupakan suatu komponen yang penting untuk menciptakan tajam pengelihatan yang baik. Lapisan ini memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga stabilitas pengelihatan. 2 Fungsi dari lapisan air mata dihasilkan oleh refleks berkedip dari kelopak mata yang menjadikan permukaan mata menjadi licin dan pengelihatan yang jernih. 1 Fungsi utama dari lapisan air mata adalah untuk media mengeluarkan debris, melindungi permukaan mata, dan mensuplai 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya dan
merupakan sensor pada tubuh manusia yang bermanfaat untuk membedakan
siang dan malam, hujan dan tidak hujan dan sebagainya. Seringkali seiring
dengan perkembangan jaman, fungsi sensor ini khususnya pada manusia telah
banyak berubah. Dewasa ini banyak orang yang telah memanfaatkan mata
sebagai alat untuk membaca atau melihat. Dengan mata orang dapat
menyerap informasi yang ada dihadapannya, diatasnya, dibelakangnya, dan di
tempat lain. Mata yang lebih kompleks dipergunakan untuk memberikan
pengertian visual5.
Lapisan air mata adalah lapisan yang melembabkan konjungtiva dan
kornea.1 Lapisan ini merupakan suatu komponen yang penting untuk
menciptakan tajam pengelihatan yang baik. Lapisan ini memiliki peran yang
sangat penting dalam menjaga stabilitas pengelihatan.2 Fungsi dari lapisan air
mata dihasilkan oleh refleks berkedip dari kelopak mata yang menjadikan
permukaan mata menjadi licin dan pengelihatan yang jernih.1 Fungsi utama
dari lapisan air mata adalah untuk media mengeluarkan debris, melindungi
permukaan mata, dan mensuplai oksigen, faktor pertumbuhan, serta
komponen lain pada epitel kornea. Lapisan ini juga membawa komponen air
mata dan debris ke daerah punctum. Lapisan air mata juga mengandung
sejumlah besar agen mikroba melalui kerja lisozim, laktoferin, dan
immunoglobulin, terutama sekresi Ig A sebagai pelumas antara kornea dan
kelopak mata, serta mencegah pengeringan dari permukaan mata.3,4
Keluhan yang sering ditemui pada penderita dengan kelainan sistem
lakrimal ialah keluhan mata kering (Dry eye syndrome). Dry eye syndrome
merupakan suatu keadaan dimana terjadi ketidaknyamanan dalam
pengelihatan penderita yang disebabkan karena kekurangan kelembaban,
lubrikasi dan agen dalam mata. Saat ini, dry eyes lebih sering terjadi
dibandingkan pada masa-masa lampau. Hal ini dapat distimulasi oleh
1
berbagai aspek lingkungan seperti udara yang dapat mengiritasi mata dan
lapisan air mata menjadi kering.
Dry eye syndrome yang juga di kenal sebagai keratokonjungtivitis sicca adalah
kondisi umum yang dikeluhkan oleh kebanyakan pasien yang berobat pada dokter mata.
Keadaan Dry eye syndrome ini merupakan gangguan akibat berkurangnya produksi air
mata atau penguapan air mata yang berlebihan. Adanya gangguan pada salah satu
komponen lapisan air mata akan mengakibatkan terjadinya dry eye syndrome, yang
menimbulkan keluhan mata terasa tidak nyaman. Dry eye biasanya bersifat kronis dengan
keluhan yang samar-samar dan biasanya agak sulit menemukan tanda-tanda klinisnya
terutama pada awal perjalanan penyakitnya.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomis dan Fisiologis lapisan air mata
Sistem air mata dibagi menjadi 2 bagian yaitu bagian sekresi yang
memproduksi air mata ( kelenjar air mata) dan bagian ekskresi yang memberi
jalan kepada air mata kedalam rongga hidung. Kelenjar air mata terletak di
daerah supero-lateral rongga orbita. Sepanjang fornik terdapat kelenjar-
kelenjar yang sangat kecil, dinamakan kelenjar krause. Bagian ekresi terdiri
dari pungtum lakrimal, kanalikuli lakrimal, sakus lakrimal dan duktus
nasolakrimal.1
Gambar 1. Sistem saluran airmata
Kelenjar lakrimal menerima persarafan dari nervus lakrimalis. Suplai
saraf parasimpatik sekretomotorik berasal dari nervus intermedius, dan
serabut saraf simpatik berjalan dari ganglion simpatik servikal superior dan
mengikuti aliran darah ke kelenjar lakrimalis. 1
1. Sistem Sekresi Air Mata
3
Air mata membentuk lapisan tipis setebal 7 – 10 um yang menutupi
epitel kornea dan konjungtiva. Isotonik dengan pH rata – rata 7,35. Volum air
mata normal : 7+/-2 uL pada setiap mata. Kandungan air mata yaitu protein
(albumin (60% dari total protein), globulin dan lisosim), immunoglobulin IgA
(terbanyak), IgG, dan IgE, konsentrasi K+, Na+, Cl- tinggi dibandingkan
dalam plasma dan glukosa (5mg/dl) dan urea (0,04mg/dl) yang rendah.2
Fungi dari air mata yaitu (1). Menghapus benda asing dari permukaan
kornea (2). Sumber oksigen terhadap epitel kornea dan konjuntiva (3). Pelicin
antara kelopak mata dan permukaan kornea mata (4). Jalur untuk sel–sel
leukosit menuju ke bagian sentral kornea avaskuler bila terjadi trauma kornea,
(5) Sebagai antibacterial (6). Media untuk membuang debris dan sel yang
mengalami deskuamasi.
Lapisan air mata melapisi permukaan okuler normal. Pada dasarnya,
lapisan air mata terdiri dari 3 lapisan yang terdiri dari: (1) Lapisan tipis
superfisial (0.11um) diproduksi oleh kelenjar meibomian dan fungsi
utamanya adalah menahan evaporasi air mata dan mempertahankan
penyebaran air mata (2) Lapisan tengah, lapisan tebal (lapisan aqueous, 7 um)
diproduksi oleh kelenjar air mata utama ( untuk refleks menangis), seperti
halnya kelenjar air mata tambahan dari kelenjar Krause dan Wolfring (3)
Lapisan terdalam, lapisan musin hidrofilik diproduksi oleh sel-sel goblet
konjungtiva dan epitel permukaan okuler dan berhubungan dengan
permukaan okuler melalui ikatan jaringan longgar dengan glikokalik dari
epitel konjungtiva. Adanya musin yang bersifat hidrofilik membuat lapisan
aqueous menyebar ke epitel kornea.7
4
Gambar 2. Lapisan air mata
1. Lapisan Lemak
Lapisan lemak memiliki fungsi antara lain menghambat penguapan,
memiliki kontribusi sebagai properti optikal karena terletak antara media
udara dan lapisan air mata, menjaga pertahanan hidrofobik (lipid strip) yang
mencegah aliran air mata berlebih dikarenakan peningkatan tekanan
permukaan, mencegah kerusakan pada kulit permukaan palpebra dengan
adanya air mata. Selain itu lapisan lemak juga berfungsi untuk stabilisasi
lapisan air mata. Dengan struktur hidrofobik, lapisan ini dapat mencegah
penguapan yang cepat seperti lapisan lilin.1
Lipid polar merupakan suatu senyawa posfolipid yang terletak antara
lapisan aquos dan lipid. Asam lemak dari posfolipid berinteraksi dengan lipid
hidrofobik (kolesterol dan wax esters- yang meyusun sebagian besar lapisan
lemak) melalui noncovalent dan noncharged bonds. Lapisan lemak tidak
rentan terhadap peroksidasi lemak karena mengandung asam lemak ganda tak
jenuh yang rendah. 3
2. Lapisan Aquos
5
Lapisan aquos memiliki beberapa fungsi yaitu mensuplai oksigen ke
epitel avaskular kornea, menjaga keseimbangan elektrolit pada epitel
permukaan mata, emberikan pertahanan teradap bakteri dan virus,
pengeluaran debris, memodulasi fungsi kornea dan sel epitel konjuctiva.3
Selain itu lapisan aquos berfungsi untuk membersihkan permukaan kornea serta
memastikan mobilitas konjunctiva palpebra di atas permukaan kornea untuk
menciptakan tajam pengelihatan yang baik. 1
Protein dalam lapisan air mata mengandung immunoglobulin A (IgA)
dan Immunoglobulin A secretori (sIgA). Ig A terbentuk dari sel plasma
jaringan interstisial pada kelenjar air mata utama dan kelenjar air mata
tambahan, serta pada substansi propria konjungtiva. Komponen sekretori
diproduksi oleh kelenjar air mata acini dan sIgA disekresikan ke dalam lumen
kelenjar air mata utama maupun tambahan. IgA memainkan peran yang
penting dalam mekanisme pertahanan host dari bagian mata luar, yang
ditandai dengan meningkatnya kadar IgA dan IgG pada pasien yang
mengaami reaksi peradagan pada matanya. Immunoglobulin lain pada lapisan
air mata yaitu IgM, IgD, dan IgE. Pada konjunctivitis Vernal, terjadi
peningkatan dari kadar IgE yang memproduksi sel plasma pada giant papil
konjungtiva tarsal superior serta peningkatan produksi histamin yang
disebabkan oleh interaksi IgE tersebut.3 Lapisan air mata juga mengandung
sitokin dan growth factor, yang berperan dalam proliferasi, migrasi, dan
diferensiasi sel epitel kornea dan konjungtiva, serta berperan dalam
pengaturan penyembuhan luka pada permukaan mata.
3. Lapisan Musin
Fungsi lapisan musin antara lain mengubah epitel kornea dari lapisan
bersifat hidrofobik menjadi hidrofilik yang sangat esensial dalam
pendistribusian lapisan air mata, berinteraksi dengan lapisan lipid untuk
tekanan permukaan yang lebih rendah, sehingga dapat menstabilkan lapisan
air mata, mengeksfoliasi permukaan sel, partikel asing, dan bakteri dengan
pengeluaran jaringan musin yang melapisi konjungtiva bulbi.3
Lapisan musin disekresikan oleh sel goblet pada konjungtiva dan sel
stratified scuamosa pada epitel kornea dan konjungtiva. Sel goblet
memproduksi musin rata-rata 2-3μL per hari yang kontras dengan aquos yang 6
diproduksi 2-3 ml per harinya. Disfungsi dari air mata dapat terjadi apabila
terdapat defisiensi (avitaminosis A, kerusakkan konjungtiva), ataupun