Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare masih merupakan salah satu penyebab utama morbilitas dan mortalitas anak di negara yang sedang berkembang. Dalam berbagai hasil Survei kesehatan Rumah Tangga diare menempati kisaran urutan ke-2 dan ke-3 berbagai penyebab kematian bayi di Indonesia. Sebagian besar diare akut disebabkan oleh infeksi. Banyak dampak yang terjadi karena infeksi seluran cerna antara lain pengeluaran toksin yang dapat menimbulkan gangguan sekresi dan reabsorpsi cairan dan elektrolit dengan akibat dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit dan keseimbangan asam basa. Invasi dan destruksi sel epitel, penetrasi ke lamina propria serta kerusakan mikrovili dapat menimbulkan keadaan maldiges dan malabsorpsi. Bila tidak mendapatkan penanganan yang adekuat pada akhirnya dapat mengalami invasi sistemik. (Kandun NI, 2003) Secara umum penanganan diare akut ditujukan untuk mencegah/menanggulangi dehidrasi serta gangguan keseimbangan elektrolit dan asam basa, kemungkinan terjadinya intolerasi, mengobati kausa diare yang spesifik, mencegah dan menanggulangi gangguan gizi serta mengobati penyakit penyerta. Untuk melaksanakan terapi diare secara komprehensif, efisien dan efekstif harus dilakukan secara rasional. Pemakaian cairan rehidrasi oral secara umum efektif dalam mengkoreksi dehidrasi. Pemberian cairan intravena diperlukan jika terdapat 1
25

Referat Diare Akut Pada Anak

Apr 15, 2016

Download

Documents

diare akut pada anak
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Referat Diare Akut Pada Anak

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diare masih merupakan salah satu penyebab utama morbilitas dan mortalitas anak di

negara yang sedang berkembang. Dalam berbagai hasil Survei kesehatan Rumah Tangga

diare menempati kisaran urutan ke-2 dan ke-3 berbagai penyebab kematian bayi di Indonesia.

Sebagian besar diare akut disebabkan oleh infeksi. Banyak dampak yang terjadi karena

infeksi seluran cerna antara lain pengeluaran toksin yang dapat menimbulkan gangguan

sekresi dan reabsorpsi cairan dan elektrolit dengan akibat dehidrasi, gangguan keseimbangan

elektrolit dan keseimbangan asam basa. Invasi dan destruksi sel epitel, penetrasi ke lamina

propria serta kerusakan mikrovili dapat menimbulkan keadaan maldiges dan malabsorpsi.

Bila tidak mendapatkan penanganan yang adekuat pada akhirnya dapat mengalami invasi

sistemik. (Kandun NI, 2003)

Secara umum penanganan diare akut ditujukan untuk mencegah/menanggulangi

dehidrasi serta gangguan keseimbangan elektrolit dan asam basa, kemungkinan terjadinya

intolerasi, mengobati kausa diare yang spesifik, mencegah dan menanggulangi gangguan gizi

serta mengobati penyakit penyerta. Untuk melaksanakan terapi diare secara komprehensif,

efisien dan efekstif harus dilakukan secara rasional. Pemakaian cairan rehidrasi oral secara

umum efektif dalam mengkoreksi dehidrasi. Pemberian cairan intravena diperlukan jika

terdapat kegagalan oleh karena tingginya frekuensi diare, muntah yang tak terkontrol dan

terganggunya masukan oral oleh karena infeksi. (King CK .et al, 2003)

Penatalaksanaan diare akut menurut WHO terdiri dari rehidrasi (cairan oralit

osmolaritas rendah), diet, zink, antibiotik selektif (sesuai indikasi), dan edukasi kepada orang

tua pasien. Selain itu, beberapa randomized controlled trials (RCT) dan meta- analisis

menyatakan bahwa probiotik efektif untuk pencegahan primer maupun sekunder serta untuk

mengobati diare. (WHO. 2011)

Diare akut merupakan permasalahan yang serius jika tidak ditagani dengan cepat dan

benar. Sehingga referat ini akan membahas mengenai diare akut dan penatalaksanaan yang

dapat diterapkan pada semua tingkat pelayanan kesehatan untuk mengurangi angka kematian

anak dengan diare akut.

1

Page 2: Referat Diare Akut Pada Anak

1.2 Tujuan

Penulisan referat ini bertujuan untuk mengetahui gejala klinis, diagnosis dan

penatalaksanaan diare akut pada anak.

2

Page 3: Referat Diare Akut Pada Anak

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Diare ialah buang air besar dengan konsistensi lebih encer/cair dari biasanya, ≥ 3 kali

per hari, dapat/tidak disertai dengan lendir/darah yang timbul secara mendadak.

Diare dapat dibedakan menjadi tiga menurut waktunya yaitu diare akut (diare

berlangsung paling lama 3-5 hari), diare berkepanjangan (diare berlangsung lebih dari 7

hari) dan diare kronis (diare berlangsung lebih dari 14 hari). (PDT UNAIR, 2006)

2.2 Etiologi

Penyebab diare akut pada anak secara garis besar dapat disebabkan oleh

gastroenteritis (enternal) dan infeksi sistemik (parenteral). Penyebab diare akut pada anak

paling sering disebabkan oleh infeksi enternal (Infeksi virus, bakteri dan parasit). Rotavirus

merupakan penyebab utama (60-70%) diare infeksi pada anak, sedangkan sekitar 10-20%

adalah bakteri dan kurang dari 10% adalah parasit. (Hegar, 2014)

Tabel 1. Etiologi Diare Akut

Infeksi

1. Enteral

Bakteri: Shigella sp, E. Coli patogen, Salmonella sp, Vibrio cholera, Yersinia

entreo colytica, Campylobacter jejuni, V. Parahaemoliticus, VNAG,

Staphylococcus aureus, Streptococcus, Klebsiella, Pseudomonas, Aeromonas,

Proteis, dll

Virus: Rotavirus, Adenovirus, Norwalk virus, Norwalk like virus, cytomegalovirus

(CMV), echovirus , virus HIV

Parasit – Protozoa: Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Cryptosporadium

parvum, Balantidium coli.

Worm: A. Lumbricoides, cacing tambang, Trichuris trichura, S. Sterocoralis,

cestodiasis dll

3

Page 4: Referat Diare Akut Pada Anak

Fungus: Kardia/moniliasis

2. Parenteral: Otitits media akut (OMA), pneumonia, Traveler’s diartthea: E.Coli,

Giardia lamblia, Shigella, Entamoeba histolytica, dll

Intoksikasi makanan: Makanan beracun atau mengandung logam berat, makanan

mengandung bakteri/toksin: Clostridium perfringens, B. Cereus, S. aureus,

Streptococcus anhaemohytivus, dll

Alergi: susu sapi, makanan tertentu

Malabsorpsi/maldifesti: karbohidrat: monosakarida (glukosa, galaktosa, fruktosa),

disakarida(laktosa, maltosa, sakarosa), lemak: rantai panjang trigliserida, protein:

asam amino tertentu, celiacsprue gluten malabsorption, protein intolerance, cows

milk, vitamin &mineral

3. Imunodefisiensi

4. Terapi obat, antibiotik, kemoterapi, antasid, dll

5. Tindakan tertentu seperti gastrektomi, gastroenterostomi, dosis tinggi terapi radiasi

6. Lain-lain: Sindrom Zollinger-Ellison, neuropati autonomik (neuropatik diabetik)

2.3 Patofisiologi

Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih patofiologi, antara lain (PDT UNAIR,

2006)

a. Osmolaritas intraluminal yang meningkat, disebut diare osmotik

b. Sekresi cairan dan elektrolit meningkat, disebut diare sekretorik

c. Gangguan motilitas usus

Diare tipe osmotik disebabkan oleh peningkatan tekanan osmotik intralumen usus

halus yang disebabkan oleh obat-obatan atau zat kimia yang hiperosmotik (MgSO4,

Mg(OH)2, malabsorbsi umum, dan defek dalam absorbsi mukosa usus misal pada defisiensi

disararidase, malabsorbsi glukosa/galaktosa. (Weizman, 2008)

Diare tipe sekretorik disebabkan oleh meningkatnya sekresi air maupun elektrolit dari

usus, menurunnya absorbsi. Yang khas pada diare ini yaitu secara klinis ditemukan diare

dengan volume tinja yang banyak sekali. Diare tipe ini akan tetap berlangsung walaupun

dilakukan puasa makan/minum. Penyebab dari diare tipe ini antara lain karena efek

4

Page 5: Referat Diare Akut Pada Anak

enterotoksin pada infeksi Vibrio cholerae, atau Escherichia coli, penyakit yang

menghasilkan hormon (VIPoma), reseksi ileum (gangguan absorbsi garam empedu), dan efek

obat laksatif (dioctyl sodium sulfosuksinat, dll). Diare karena gangguan motilitas usus terjadi

akibat adanya gangguan pada kontrol otonomik,misal pada diabetik neuropathi, post

vagotomi, post reseksi usus serta hipertiroid. (Weizman, 2008)

2.4 Manifestasi Klinis

Buang air besar yang frekuesinya lebih sering dan konsistensi tinja lebih encer dari

biasanya, warna tinja disertai lendir dan atau darah dan bau tinja. Pada diare oleh karena

intoleransi, anus dan daerah sekitarnya lecet karena seringnya defekasi dan tinja makin lama

makin asam sebagai akibat banyaknya asam laktat yang berasal dari laktosa yang tidak dapat

diabsorbsi usus selama diare. (Subagyo, 2011)

Gejala muntah, anoreksia, kembung dapat terjadi sebelum / sesudah diare yang

disebabkan oleh radang pada gaster atau akibat gangguan keseimbangan asam basa dan

elektrolit. Bila penderita telah kehilangan banyak cairan dan elektrolit, maka gejala dehidrasi

mulai tampak, berat badan turun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun – ubun besar menjadi

cekung, selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering. (PDT UNAIR, 2006)

Semua anak dengan diare, harus diperiksa apakah menderita dehidrasi dan

klasifikasikan status dehidrasi sebagai dehidrasi berat, dehidrasi ringan/ sedang atau tanpa

dehidrasi. Dehidrasi dapat diklasifikasikan berdasarkan defisit air dan atau keseimbangan

elektrolit. Dehidrasi ringan bila penurunan berat badan kurang dari 5%, dehidrasi sedang bila

penurunan berat badan antara 5%-10% dan dehidrasi berat bila penurunan lebih dari 10%.

(Subagyo, 2011)

5

Page 6: Referat Diare Akut Pada Anak

Tabel 2. Klasifikasi Tingkat Dehidrasi Anak Dengan Diare

Berdasarkan konsentrasi Natrium plasma tipe dehidrasi dibagi 3 yaitu: dehidrasi

hiponatremia (<130 mEg/L), dehidrasi iso-natrema (130m – 150 mEg/L) dan dehidrasi

hipernatremia (> 150 mEg/L). Pada umunya dehidrasi yang terjadi adalah tipe iso – natremia

(80%) tanpa disertai gangguan osmolalitas cairan tubuh, sisanya 15 % adalah diare

hipernatremia dan 5% adalah diare hiponatremia. (Sandhu, 2001)

Kehilangan bikarbonat bersama dengan diare dapat menimbulkan asidosis metabolik

dengan anion gap yang normal (8-16 mEg/L), biasanya disertai hiperkloremia. Selain

penurunan bikarbonat serum terdapat pula penurunan pH darah kenaikan pCO2. Hal ini akan

merangsang pusat pernapasan untuk meningkatkan kecepatan pernapasan sebagai upaya

meningkatkan eksresi CO2 melalui paru (pernapasan Kussmaul) Untuk pemenuhan

kebutuhan kalori terjadi pemecahan protein dan lemak yang mengakibatkan meningkatnya

produksi asam sehingga menyebabkan turunnya nafsu makan bayi. Keadaan dehidrasi berat

6

Page 7: Referat Diare Akut Pada Anak

dengan hipoperfusi ginjal serta eksresi asam yang menurun dan akumulasi anion asam secara

bersamaan menyebabkan berlanjutnya keadaan asidosis. (Sandhu, 2001)

Kadar kalium plasma dipengaruhi oleh keseimbangan asam basa, sehingga pada

keadaan asidosis metebolik dapat terjadi hipokalemia. Kehilangan kalium juga melalui cairan

tinja dan perpindahan K+ ke dalam sel pada saat koreksi asidosis dapat pula menimbulkan

hipokalemia. Kelemahan otot merupakan manifestasi awal dari hipokalemia, pertama kali

pada otot anggota badan dan otot pernapasan. Dapat terjadi arefleks, paralisis dan kematian

karena kegagalan pernapasan. Disfungsi otot harus menimbulkan ileus paralitik, dan dilatasi

lambung. EKG mnunjukkan gelombang T yang mendatar atau menurun dengan munculnya

gelombang U. Pada ginjal kekurangan K+ mengakibatkan perubahan vakuola dan epitel

tubulus dan menimbulkan sklerosis ginjal yang berlanjut menjadi oliguria dan gagal ginjal.

(Sandhu, 2001)

2.5 Anamnesa

Pada anamnesis perlu ditanyakan hal-hal sebagai berikut: lama diare, frekuensi,

volume, konsistensi tinja, warna, bau, ada/tidak lendir, dan darah. Bila disertai muntahperlu

ditanyakan volume dan frekuensinya. Jumlah kencing biasa, berkurang, jarang, atau tidak

kencing dalam 6-8 jam terakhir bila terjadi dehidrasi. Makanan dan minuman yang

diberikan selama diare. Adakah panas atau penyakit lain yang menyertai seperti batuk, pilek,

otitis media, campak. Selain itu, tindakan yang telah dilakukan ibu selama anak diare

seperti memberi oralit, membawa berobat ke Puskesmas atau ke Rumah Sakit dan obat-

obatan yang diberikan serta riwayat imunisasinya. . (Hegar, 2014)

2.6 Pemeriksaan Fisik

Kelainan-kelainan yang ditemukan pada pemeriksaan fisik sangat berguna dalam

menentukan beratnya diare dari pada menentukan penyebab diare. Status volume cairan

tubuh dinilai dengan memperhatikan perubahan ortostatik pada tekanan darah dan nadi,

temperatur tubuh, dan tanda toksisitas. Pemeriksaan abdomen yang seksama merupakan hal

yang penting. Adanya dan kualitas bunyi usus dan adanya atau tidak adanya distensi

abdomen dan nyeri tekan merupakan tanda penting untuk menentukan etiologi diare akut.

(Subagyo, 2011)

7

Page 8: Referat Diare Akut Pada Anak

Tabel 3. Gejala dan tanda khas diare akut akibat infeksi

2.7 Pemeriksaan Penunnjang

2.7.1 Pemeriksaan Laboratorium

a. Pemeriksaan tinja

o Makroskopis dan mikroskopis

o pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet elinitest, bila

diduga intoleransi gula.

o Bila perlu lakukan pemeriksaan biakan / uji resistensi.

b. Pemeriksaan Darah Lengkap untuk mengetahui adanya infeksi sitemik (diare yang

disebabkan parenteral)

c. Pemeriksaan Urine Lengkap untuk mengetahui adanya infeksi saluran kemih (diare

yang disebabkan parenteral)

d. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah dengan menentukan pH

dan cadangan alkali atau lebih tepat lagi dengan pemeriksaan analisa gas darah (bila

memungkinkan).

e. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.

f. Pemeriksaan kadar elektrolit terutama natrium, kalium, kalsium dan fosfor dalam

8

Page 9: Referat Diare Akut Pada Anak

serum (terutama bila ada kejang).

2.8 Penatalaksanaan

Departemen Kesehatan mulai melakukan sosialisasi Panduan Tata Laksana

Pengobatan diare pada balita yang baru didukung oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia,

dengan merujuk pada panduan WHO. Tata laksana ini sudah mulai diterapkan pada

pelayanan kesehatan. Rehidrasi bukan satu-satunya strategi dalam penatalaksanaan diare.

Memperbaiki kondisi usus dan menghentikan diare juga menjadi cara untuk mengobati

pasien. Untuk itu, Departemen Kesehatan menetapkan lima pilar penatalaksanaan diare bagi

semua kasus diare yang diderita anak baik yang dirawat di rumah maupun sedang dirawat di

rumah sakit, yaitu: (WHO. 2011)

1. Rehidrasi

2. Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut

3. ASI dan makanan tetap diteruskan

4. Antibiotik selektif

5. Edukasi orang tua

2.8.1 Rehidrasi

Pengantian cairan dan elektrolit merupakan elemen yang penting dalam terapi

efektif diare akut. Beratnya dehidrasi secara akurat dinilai berdasarkan berat badan

yang hilang sebagai persentasi kehilangan total berat badan dibandingkan berat badan

sebelumnya sebagai baku emas. (Armon, 2001)

Pemberian terapi cairan dapat dilakukan secara oral atau parateral. Pemberian

secara oral dapat dilakukan untuk dehidrasi ringan sampai sedang dapat menggunakan

pipa nasogastrik, walaupun pada dehidrasi ringan dan sedang. Bila diare profus

dengan pengeluaran air tinja yang banyak ( > 100 ml/kgBB/hari ) atau muntah hebat

(severe vomiting) sehingga penderita tak dapat minum sama sekali, atau kembung

yang sangat hebat (violent meteorism) sehingga upaya rehidrasi oral tetap akan terjadi

defisit maka dapat dilakukan rehidrasi parenteral walaupun sebenarnya rehidrasi

parenteral dilakukan hanya untuk dehidrasi berat dengan gangguan sirkulasi.

9

Page 10: Referat Diare Akut Pada Anak

Keuntungan upaya terapi oral karena murah dan dapat diberikan dimana-mana. AAP

merekomendasikan cairan rehidrasi oral (ORS) untuk rehidrasi dengan kadar natrium

berkisar antara 75-90 mEq/L dan untuk pencegahan dan pemeliharaan dengan natrium

antara 40-60mEq/L Anak yang diare dan tidak lagi dehidrasi harus dilanjutkan segera

pemberian makanannya sesuai umur. (Armon, 2001)

a. Tanpa Dehidrasi

Beri cairan tambahan, sebagai berikut:

1. Jika anak masih mendapat ASI, nasihati ibu untuk menyusui anaknya lebih sering dan

lebih lama pada setiap pemberian ASI. Jika anak mendapat ASI eksklusif, beri larutan

oralit atau air matang sebagai tambahan ASI dengan menggunakan sendok. Setelah

diare berhenti, lanjutkan kembali ASI eksklusif kepada anak, sesuai dengan umur

anak.

2. Pada anak yang tidak mendapat ASI eksklusif, beri satu atau lebih cairan dibawah ini:

• larutan oralit

• cairan rumah tangga (seperti sup, air tajin, dan kuah sayuran)

• air matang

Untuk mencegah terjadinya dehidrasi, nasihati ibu untuk memberi cairan tambahan –

sebanyak yang anak dapat minum:

• Untuk Anak Berumur < 2 Tahun, Beri + 50–100 Ml Setiap Kali Anak BAB

• Untuk Anak Berumur 2 Tahun Atau Lebih, Beri + 100–200 Ml Setiap Kali Anak BAB.

10

Bagan 1. Pedoman WHO Rencana Penanganan Diare di Rumah

Page 11: Referat Diare Akut Pada Anak

b. Dehidrasi Ringan – Sedang

Rehidrasi pada dehidrasi ringan dan sedang dapat dilakukan dengan

pemberian oral sesuai dengan defisit yang terjadi dalam 3 jam pertama, namun jika

gagal dapat diberikan secara intravena sebanyak : 70 ml/kg bb selama 5 jam untuk

anak umur < 12 bulan dan 2,5 jam untuk anak > 12 bulan. Pemberian cairan oral

dapat dilakukan setelah anak dapat minum sebanyak 5ml/kgbb/jam. Biasanya dapat

dilakukan setelah 3-4 jam pada bayi dan 1-2 jam pada anak . Penggantian cairan bila

masih ada diare atau muntah dapat diberikan sebanyak 10ml/kgbb setiap diare atau

muntah. (WHO. 2011)

11

Bagan 2. Pedoman WHO Rencana Penanganan Dehidrasi Sedang Ringan Dengan Oralit

Page 12: Referat Diare Akut Pada Anak

c. Dehidrasi Berat

Penderita dengan dehidrasi berat, yaitu dehidrasi lebih dari 10% untuk bayi

dan anak dan menunjukkan gangguan tanda-tanda vital tubuh (somnolen-koma,

pernafasan Kussmaul, gangguan dinamik sirkulasi) memerlukan pemberian cairan

elektrolit parenteral. Penggantian cairan parenteral menurut panduan WHO diberikan

sebagai berikut :

Walaupun pada diare terapi cairan parenteral tidak cukup bagi kebutuhan

penderita akan kalori, namun hal ini tidaklah menjadi masalah besar karena hanya 12

Tabel 4.

Page 13: Referat Diare Akut Pada Anak

menyangkut waktu yang pendek. Apabila penderita telah kembali diberikan diet

sebagaimana biasanya. Segala kekurangan tubuh akan karbohidrat, lemak dan protein

akan segera dapat dipenuhi. Itulah sebabnya mengapa pada pemberian terapi cairan

diusahakan agar penderita bila memungkinkan cepat mendapatkan makanan /

minuman sebagai biasanya bahkan pada dehidrasi ringan sedang yang tidak

memerlukan terapi cairan parenteral makan dan minum tetap dapat dilanjutkan.

(WHO. 2011)

13

Bagan 3. Pedoman WHO Rencana Penanganan

Dehidrasi Berat Dengan Cepat

Page 14: Referat Diare Akut Pada Anak

d. Pemilihan jenis cairan

Cairan Parenteral dibutuhkan terutama untuk dehidrasi berat dengan atau

tanpa syok, sehingga dapat mengembalikan dengan cepat volume darahnya, serta

memperbaiki renjatan hipovolemiknya. Cairan Ringer Laktat (RL) adalah cairan yang

banyak diperdagangkan dan mengandung konsentrasi natrium yang tepat serta cukup

laktat yang akan dimetabolisme menjadi bikarbonat. Namun demikian kosentrasi

kaliumnya rendah dan tidak mengandung glukosa untuk mencegah hipoglikemia.

Cairan NaCL dengan atau tanpa dekstrosa dapat dipakai, tetapi tidak mengandung

elektrolit yang dibutuhkan dalam jumlah yang cukup. Jenis cairan parenteral yang saat

ini beredar dan dapat memenuhi kebutuhan sebagai cairan pengganti diare dengan

dehidrasi adalah Ka-EN 3B. Sejumlah cairan rehidrasi oral dengan osmolaliti 210 –

268 mmol/1 dengan Na berkisar 50 – 75 mEg/L, memperlihatkan efikasi pada diare

anak dengan kolera atau tanpa kolera. (Bhan, 2003)

2.8.2 Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut

Zinc mengurangi lama dan beratnya diare. Zinc juga dapat mengembalikan

nafsu makan anak. Penggunaan zinc ini memang popular beberapa tahun terakhir

karena memilik evidence based yang bagus. Beberapa penelitian telah

membuktikannya. Pemberian zinc yang dilakukan di awal masa diare selam 10 hari ke

depan secara signifikan menurunkan morbiditas dan mortalitas pasien. Lebih lanjut,

ditemukan bahwa pemberian zinc pada pasien anak penderita kolera dapat

menurunkan durasi dan jumlah tinja/cairan yang dikeluarkan. Zinc termasuk

mikronutrien yang mutlak dibutuhkan untuk memelihara kehidupan yang optimal.

Meski dalam jumlah yang sangat kecil, dari segi fisiologis, zinc berperan untuk

pertumbuhan dan pembelahan sel, anti oksidan, perkembangan seksual, kekebalan

seluler, adaptasi gelap, pengecapan, serta nafsu makan. Zinc juga berperan dalam

system kekebalan tubuh dan meripakan mediator potensial pertahanan tubuh terhadap

infeksi. Dasar pemikiran penggunaan zinc dalam pengobatan diare akut didasarkan

pada efeknya terhadap fungsi imun atau terhadap struktur dan fungsi saluran cerna

dan terhadap proses perbaikan epitel saluran cerna selama diare. Pemberian zinc pada

diare dapat meningkatkan absorpsi air dan elektrolit oleh usus halus,meningkatkan

14

Page 15: Referat Diare Akut Pada Anak

kecepatan regenerasi epitel usus, meningkatkan jumlah brush border apical, dan

meningkatkan respon imun yang mempercepat pembersihan pathogen dari usus.

Pengobatan dengan zinc cocok diterapkan di negara-negara berkembang seperti

Indonesia yang memiliki banyak masalah terjadinya kekurangan zinc di dalam

tubuh karena tingkat kesejahteraan yang rendah dan daya imunitas yang kurang

memadai. Pemberian zinc dapat menurunkan frekuensi dan volume buang air besar

sehingga dapat menurunkan risiko terjadinya dehidrasi pada anak. (Fontaine, 2008)

Dosis zinc untuk anak-anak

Anak di bawah umur 6 bulan : 10mg (½ tablet) per hari

Anak di atas umur 6 bulan : 20 mg (1 tablet) per hari

Zinc diberikan selama 10-14 hari berturut-turut meskipun anak telah sembuh

dari diare. Untuk bayi, tablet zinc dapat dilarutkan dengan air matang, ASI, atau

oralit, Untuk anak-anak yang lebih besar, zinc dapat dikunyah atau dilarutkan dalam

air matang atau oralit. (Fontaine, 2008)

2.8.3 ASI dan makanan tetap diteruskan

ASI dan makanan tetap diteruskan sesuai umur anak dengan menu yang sama

pada waktu anak sehat untuk mencegah kehilangan berat badan serta pengganti

nutrisis yang hilang. Pada diare berdarah nafsu makan akan berkurang. Jika anak

menyusui, coba untuk meningkatkan frekuensi dan durasi menyusuinya. Pasien diare

tidak dianjurkan puasa, kecuali jika muntah-muntah hebat. Jika curiga diare

disebabkan karena intoleransi laktosa hindarkan susu sapi dan susu formula.

Adanya perbaikan nafsu makan menandakan fase penyembuhan. (WHO. 2011)

Secara umum, makanan yang sesuai untuk anak dengan diare adalah sama

dengan yang diperlukan oleh anak-anak yang sehat. (WHO. 2011)

Bayi segala usia yang menyusui harus tetap diberi kesempatan untuk menyusui

sesering dan selama mereka inginkan. Bayi sering menyusui lebih dari biasanya dan

ini harus didukung.

Bayi yang tidak disusui harus diberikan susu biasa mereka makan (atau susu formula)

sekurang-kurangnya setiap tiga jam, jika mungkin dengan cangkir.15

Page 16: Referat Diare Akut Pada Anak

Bayi di bawah usia 6 bulan yang diberi makan ASI dan makanan lain harus diberikan

ASI lebih banyak. Setelah anak tersebut sembuh dan meningkatnya pasokan ASI,

makanan lain harus diturunkan.

Jika anak usia minimal 6 bulan atau sudah diberikan makanan lunak, ia harus diberi

sereal, sayuran dan makanan lain, selain susu. Jika anak di atas 6 bulan dan makanan

tersebut belum diberikan, maka harus dimulai selama episode diare atau segera

setelah diare berhenti. Daging, ikan atau telur harus diberikan, jika tersedia. Makanan

kaya akan kalium, seperti pisang, air kelapa hijau dan jus buah segar akan bermanfaat.

Berikan anak makanan setiap tiga atau empat jam (enam kali sehari). Makan

porsi kecil yang Sering, lebih baik daripada makan banyak tetapi lebih jarang. Setelah

diare berhenti, dapat terus memberi makanan dengan energi yang sama dan

membrikan satu lagi makan tambahan daripada biasanya setiap hari selama setidaknya

dua minggu. Jika anak kekurangan gizi, makanan tambahan harus diberikan sampai

anak telah kembali berat badan normal. (WHO. 2011)

2.8.3 Antibiotik selektif

Antibiotika pada umumnya tidak diperlukan pada semua diare akut oleh

karena sebagian besar diare infeksi adalah rotavirus yang sifatnya self-limited dan

tidak dapat dibunuh dengan antibiotika. Hanya sebagian kecil (10-20%) yang

disebabkan oleh bakteri pathogen. (WHO, 2006)

Tabel 4. Antibiotik selektif sesuai dengan pathogen penyebab diare

Penyebab Antibiotik Pilihan Antibiotik Alternative

KoleraTetracyclin 12,5 mg/ KgBB

4x sehari selama 3 hari

Eritromicyn 12,5 mg/KgBB

4x sehari selama 3 hari

Shigella DysentriCiprofloxacin 15 mg/KgBB

2x sehari selama 3 hari

Pivmecillinam 20 mg/KgBB

4x sehari selama 5 hari

Ceftriaxone 50-100

mg/KgBB

1x sehari selama IM/IV 2-5

hari

16

Page 17: Referat Diare Akut Pada Anak

Amoebiasis

Metronidazole 10 mg/KgBB

3x sehari selama 5 hari (10

hari pada kasus berat)

GiardiasisMetronidazole 10 mg/KgBB

3x sehari selama 5 hari

2.8.3 Edukasi orang tua

Pengetahuan yang baik seorang ibu sangat menentukan kesehatan anak.

Edukasi yang diberikan seperti cuci tangan sebelum memberi ASI, kebersihan

payudara juga perlu diperhatikan, kebersihan makanan termasuk sarana air bersih,

kebersihan peralatan makanan, dan lain-lain. (WHO, 2011)

Selain itu Ibu harus membawa anaknya ke petugas kesehatan, jika anak:

• Buang air besar cair sering terjadi

• Muntah berulang-ulang

• Sangat haus

• Makan atau minum sedikit

• Demam

• Tinja Berdarah

• Anak tidak membaik dalam tiga hari.

Selain lima penatalaksanaan diare yang dianjurkan menurut WHO, beberapa

randomized controlled trials (RCT) dan meta-analisis menyatakan bahwa probiotik

efektif untuk pencegahan primer maupun sekunder serta untuk mengobati diare.

Probiotik merupakan bakteri hidup yang mempunyai efek yang menguntungkan pada

host dengan cara meningkatkan kolonisasi bakteri probiotik didalam lumen saluran cerna

sehingga seluruh epitel mukosa usus telah diduduki oleh bakteri probiotik melalui reseptor

dalam sel epitel usus. Dengan mencermati penomena tersebut bakteri probiotik dapat dipakai

dengan cara untuk pencegahan dan pengobatn diare baik yang disebabkan oleh Rotavirus

maupun mikroorganisme lain, pseudomembran colitis maupun diare yang disebabkan oleh

karena pemakaian antibiotika yang tidak rasional (antibiotik asociatek diarrhea ) dan

17

Page 18: Referat Diare Akut Pada Anak

travellers diarrhea. Dosis yang dianjurkan pada penyakit diare akut yang disebabkan oleh

infeksi adalah 1010–1011 cfu, 2 kali sehari. (Weizman, 2008)

BAB III

KESIMPULAN

Diare masih merupakan salah satu penyebab utama morbilitas dan mortalitas anak di

negara yang sedang berkembang termasuk di Indonesia. Diare didefinisikan sebagai

peningkatan dari frekuensi tinja atau konsistensinya menjadi lebih lunak sehingga dianggap

abnormal oleh ibunya. Secara garis besar, diare dibagi menjadi diare akut dan diare kronis

atau persisten. Sebagian besar bersifat selflimiting sehingga hanya perlu diperhatikan

keseimbangan cairan dan elektrolit. Rehidrasi bukan satu-satunya strategi dalam

penatalaksanaan diare. Memperbaiki kondisi usus dan menghentikan diare juga menjadi

cara untuk mengobati pasien.Pemberian probiotik dan mikronutrien berupa zink dapat

memperbaiki frekuensi dan lamanya diare. Untuk itu, Departemen Kesehatan menetapkan 5

pilar penatalaksanaan diare bagi semua kasus diare yang diderita anak balita baik yang

dirawat di rumah maupun sedang dirawat di rumah sakit.

18