Top Banner
REFERAT DASAR-DASAR PEMILIHAN TERAPI TOPIKAL DALAM BIDANG DERMATOLOGI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Pendidikan Dokter Umum Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta DISUSUN OLEH: Rizma Alfiani Rachmi, S.Ked J510155024 Nourma Yustia Sari, S.Ked J510155045
25

Referat Dasar2 Pemelihan Terapi Topikan Dalam Dermatologi

Dec 02, 2015

Download

Documents

Yustia Sari

kulkel
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Referat Dasar2 Pemelihan Terapi Topikan Dalam Dermatologi

REFERAT

DASAR-DASAR PEMILIHAN TERAPI TOPIKAL DALAM BIDANG DERMATOLOGI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Pendidikan Dokter Umum

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta

DISUSUN OLEH:

Rizma Alfiani Rachmi, S.Ked J510155024

Nourma Yustia Sari, S.Ked J510155045

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2015

Page 2: Referat Dasar2 Pemelihan Terapi Topikan Dalam Dermatologi

DASAR-DASAR PEMILIHAN TERAPI TOPIKAL DALAM BIDANG DERMATOLOGI

REFERAT

Diajukan Oleh :

Rizma Alfiani Rachmi, S.Ked (J510155024)

Nourma Yustia Sari, S.Ked (J510155045)

Telah disetujui dan disahkan oleh Bagian Program Pendidikan Profesi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada hari ,tanggal

Pembimbing :

dr. Hj. Flora Ramona S.P., M.Kes, Sp.KK (.........................................)

dr. Ratih Pramuningtyas, Sp.KK (.........................................)

Dipresentasikan dihadapan :

dr. Hj. Flora Ramona S.P., M.Kes,Sp.KK (.........................................)

dr. Ratih Pramuningtyas, Sp.KK (.........................................)

Disahkan Ka. Prodi Profesi FK UMS :

dr. D. Dewi Nirlawati (.........................................)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2015

Page 3: Referat Dasar2 Pemelihan Terapi Topikan Dalam Dermatologi

BAB I

PENDAHULUAN

Kulit merupakan organ tubuh terbesar dan memiliki banyak fungsi penting, di

antaranya adalah fungsi proteksi, termoregulasi, respons imun, sintesis senyawa biokimia,

dan peran sebagai organ sensoris. Terapi untuk mengkoreksi berbagai kelainan fungsi

tersebut dapat dilakukan secara topikal, sistemik, intralesi, atau menggunakan radiasi

ultraviolet. Terapi topikal didefinisikan sebagai aplikasi obat dengan formulasi tertentu pada

kulit yang bertujuan mengobati penyakit kulit atau penyakit sistemik yang bermanifestasi

pada kulit. 4

Keberhasilannya bergantung pada pemahaman mengenai struktur sawar kulit,

mekanisme absorpsi obat melalui kulit, dan pemilihan vehikulum yang sesuai. Perkembangan

teknologi juga membawa perubahan yang besar dalam formulasi obat topikal. Berbagai

vehikulum terbaru yang ditujukan untuk meningkatkan absorpsi obat perkutan telah

ditemukan dan diteliti secara luas efektivitasnya, diantaranya emulsi ganda, nanopartikel, dan

liposom.2

Meskipun demikian, pengobatan topikal juga memiliki berbagai kelemahan misalnya:

1) dapat menimbulkan iritasi dan alergi (dermatitis kontak), 2) permeabilitas beberapa obat

melalui kulit yang relatif rendah, sehingga tidak semua obat dapat diberikan secara topikal,

dan 3) terjadinya denaturasi obat oleh enzim pada kulit.4

Terapi topikal merupakan cara yang sering digunakan dermatologis dalam mengobati

berbagai kelainan/penyakit kulit. Sediaan topikal yang digunakan dapat berupa sediaan jadi

yang diproduksi oleh produsen obat maupun sediaan topikal yang diracik sendiri oleh

dermatologis. Kegagalan terapi topikal dapat disebabkan oleh kesalahan dalam pembuatan

sediaan topikal oleh dermatologis. Berkaitan dengan hal itu, seorang dermatologis perlu

mengetahui prinsip dasar membuat sediaan obat topikal, agar obat topikal yang digunakan

dalam menangani penyakit kulit bekerja dengan baik. 2

Obat topikal terdiri dari vehikulum (bahan pembawa) dan zat aktif. Saat ini,

banyaknya bentuk sediaan topikal yang tersedia ditujukan agar mendapat efikasi maksimal

dari zak aktif obat dan menyediakan alternatif pilihan bentuk sediaan yang terbaik.

Kecermatan memilih bentuk sediaan obat topikal yang sesuai dengan kondisi kelainan kulit

merupakan salah satu faktor yang berperan dalam keberhasilan terapi topikal, di samping

Page 4: Referat Dasar2 Pemelihan Terapi Topikan Dalam Dermatologi

faktor lain seperti: konsentrasi zat aktif obat, efek fisika dan kimia, cara pakai, lama

penggunaan obat agar diperoleh efikasi yang maksimal dan efek samping minimal.1

Obat-obatan topikal yang dipakai untuk pengobatan hendaknya yang mudah diserap

tetapi tetap terbatas pada permukaan kulit untuk menghindari kemungkinan terjadinya

gangguan sistemik. Stratum korneum membentuk penghalang ilmiah terhadap terjadinya

penetrasi dari bahan-bahan secara topikal. Oleh karena itu untuk memfasilitasi penetrasi suatu

obat haruslah dengan merusak suatu jalan penghalang ini dan hal ini dapat dilakukan dengan

cara hidrasi pada stratum korneum.3

Terapi topikal merupakan metode yang nyaman, namun keberhasilannya bergantung

pada pemahaman klinisi mengenai fungsi sawar kulit. Keuntungan utamanya adalah dapat

memintas jalur metabolisme obat pertama (first-pass metabolism) di hati. Terapi topikal juga

dapat menghindari risiko dan ketidaknyamanan seperti pada terapi yang diberikan secara

intravena, serta berbagai hal yang mempengaruhi penyerapan obat pada terapi peroral,

misalnya perubahan pH, aktivitas enzim, dan pengosongan lambung. Keuntungan lain, yaitu

karena penyerapan sistemik pada terapi topikal dapat diabaikan maka efek samping maupun

interaksi obat pada terapi topikal jarang terjadi.2

Dalam penulisan referat kali ini, penulis bertujuan untuk megangkat tema dasar-dasar

pemilihan terapi topikal dalam bidang dermatologi.

Dengan demikian diharapkan akan diperoleh berbagai manfaat, yaitu:

1. Mengenal berbagai macam bentuk sediaaan topikal dalam bidang dermatologi

2. Mengetahui dasar-dasar pemilihan terapi dalam bentuk sediaan topikal agar mendapat

keefektifan dalam pengobatan.

Page 5: Referat Dasar2 Pemelihan Terapi Topikan Dalam Dermatologi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Kata topikal berasal dari bahasa Yunani topikas yang artinya berkaitan dengan daerah

permukaan tertentu. Dalam literatur lain disebutkan kata topikal berasal dari kata topas yang

berarti lokasi atau tempat. Secara luas, obat topikal dapat diartikan sebagai obat yang dipakai

ditempat lesi.1

B. Struktur dan fungsi kulit

Kulit terdiri atas lapisan epidermis dan dermis. Kulit, terutama epidermis, berperan

penting dalam penyerapan obat melalui kulit. Epidermis tersusun oleh keratinosit, melanosit,

sel Langerhans, dan sel Merkel. Keratinosit, merupakan sel yang memiliki kemampuan

berproliferasi dan mengandung keratin yang diperlukan sebagai penunjang struktur internal

epidermis. Tiap lapisan pada epidermis mengekspresikan keratin yang berbeda. Keratinosit

yang matang dan mengalami diferensiasi bertambah besar dan kemudian bentuknya makin

gepeng sampai akhirnya inti selnya menghilang. Hasil akhir dari proses diferensiasi ini

adalah terbentuknya stratum korneum. 2

Pembentukan stratum korneum merupakan fungsi yang sangat penting dari epidermis.

Stratum korneum, atau juga sering disebut sebagai lapisan tanduk mencegah terjadinya

kehilangan air, dan mencegah penyerapan zat / agen infeksi yang berbahaya bagi tubuh.

Strukturnya dapat disamakan dengan susunan batu bata dan campuran semen, dengan

korneosit sebagai batu bata dan sawar lipid sebagai campuran semennya. Korneosit tersusun

di bagian atas epidermis dan mengandung protein.2

Di bawah lapisan tanduk terdapat lapisan granular yang mengandung struktur

basofilik yang disebut granula keratohialin. Granula tersebut mengandung prekursor protein

profilagrin yang masih inaktif. Melalui proses defosforilasi dan proteolisis profilagrin diubah

menjadi filagrin yang memiliki fungsi seperti lem yang merekatkan filamen keratin untuk

membentuk makrofibril. Degradasi dari filagrin akan menghasilkan asam amino bebas yang

berperan dalam perlindungan terhadap radiasi sinar ultraviolet dan hidrasi kulit. Dalam

granula keratohialin juga terdapat berbagai prekursor protein lain, yaitu involukrin, lorikrin,

Page 6: Referat Dasar2 Pemelihan Terapi Topikan Dalam Dermatologi

elafin, envoplakin, sistatin A dan protein lain yang berperan dalam pembentukan selubung sel

yang terkornifikasi.2

Selain granula keratohialin, sel pada lapisan granular juga mengandung granula

lamelar, yang merupakan organel yang terikat pada membran sel yang mengandung

glikolipid, glikoprotein, dan fosfolipid. Molekul yang terkandung dalam granula lamelar

tersebut disekresikan di antara lapisan granular dan lapisan tanduk untuk membentuk

’mortar/campuran semen’ yang mengikat korneosit di lapisan tanduk.2

Dermis merupakan lapisan yang berfungsi menyokong epidermis. Ketebalannya 2-3

mm. Pada lapisan tersebut terdapat pembuluh darah, saraf dan struktur lain, yaitu folikel

rambut, kelenjar keringat, dan kelenjar sebum yang juga berperan penting dalam proses

penyerapan obat melalui kulit.2

C. Bahan dasar

Bahan dasar antara lain berbentuk krim,krim berminyak, salep, losio (losiom,lotion),

jeli dan pasta. Bahan dasar merupakan campuran dariu beberapa komponen, yang

diformulasikan agar stabil dan bebas dari kontaminasi mikroba. Pengenceran secara acak

suatu preparat topikal akan mengencerkan bahan pengawet yang ada didalamnya dan jelas

akan memperpendek masa kerjanya secara signifikan. 3

1. Krim

Krim adalah emulsi minyak-dalam-air, relatif tidak berminyak dan mempunyai

aktifitas sebagai emolien yang terbatas. Bentuk krim dapat diterima secara kosmetik

dan dapat dipakai pada keadaan kulit yang lembap maupun kering.

2. Krim Berminyak

Krim berminyak merupakan emulsi air-dalam-lemak yang menggabungkan fungsi

sebagai emolien yang baik, dapat diterima secara kosmetik dan karenanya juga

bermanfaat untuk kulit yang kering.

3. Salep

Bentuk salep merupakan bahan yang berminyak yang mempunyai fungsi sebagai

emolien dan penutup kulit. Adanya efek menutupi dari salep menyebabkan terjadinya

hidrasi pada stratum korneum dan meningkatkan penetrasi bahan aktif yang

Page 7: Referat Dasar2 Pemelihan Terapi Topikan Dalam Dermatologi

dikandungnya. Kekurangan dari bentuk salep adalah secara kosmetik. Salep dapat

menyebabkan pakaian menjadi kotor dan menimbulkan noda yang sulit hilang. Bila

digunakan pada tangan, maka salep akan menempel pada benda apapun nyang

disentuh. Hal ini merupakanm suatu kerugian yang jelas contohnya pada orang-orang

yang bekerja pada bagian administrasi.

4. Losio

Losio merupakan preparat cair yang mempunyai efek sebagai pendingin akibat

terjadinya evaporasi. Bentuk larutan ini bermanfaat untuk mengatasi lesi kulit yang

eksudatif dan lembap dan juga pada dermatosis yang menyerang kulit kepala.

5. Jeli

Bentuk jeli yang tidak berminyak dan jernih dirancang untuk dipakai pada bagian-

bagian tubuh yang berbulu. Dimana bentuk tersebut secara kosmetik dapat diterima.

6. Pasta

Bentuk pasta terdiri dari bubuk yang biasanya dicampur dengan parafin lunak

dan berfungsi sebagai pelindung, sebagai contoh, dalam pencegahan terjadinya

maserasi pada kulit disekitar ulkus yang mengeluarkan sekret.

D. Bentuk sediaan obat topikal

Obat topikal adalah obat yang mengandung dua komponen dasar yaitu zat pembawa

(vehikulum) dan zat aktif. Zat aktif merupakan komponen bahan topikal yang memiliki efek

terapeutik, sedangkan zat pembawa adalah bagian inaktif dari sediaan topikal dapat berbentuk

cair atau padat yang membawa bahan aktif berkontak dengan kulit. Idealnya zat pembawa

mudah dioleskan, mudah dibersihkan, tidak mengiritasi serta menyenangkan secara kosmetik.

Selain itu, bahan aktif harus berada di dalam zat pembawa dan kemudian mudah dilepaskan. 1

1. Bahan pembawa

Bahan pembawa yang banyak dipakai:

Page 8: Referat Dasar2 Pemelihan Terapi Topikan Dalam Dermatologi

a. Lanolin

Disebut juga adeps lanae,merupakan lemak bulu domba. Banyak

digunakan pada produk kosmetik dan pelumas. Sebagai bahan dasar salep

lanolin bersifat hipoalergik diserap oleh kulit, memfasilitasi bahan aktif obat

yang dibawa.

b. Paraben

Paraben (para-hidroksibenzoat) banyak digunakan sebagai pengawet

sediaan topikal. Paraben dapat juga bersifat fungisid dan bakterisid lemah.

Paraben banyak dipakai pada shampo, sediaan pelembab,gel, pelumas, pasta

gigi.

c. Petrolatum

Merupakan sediaan semisolid yang terdiri dari hidrokarbon (jumlah

karbon lebih dari 25). Petrolatum (vaselin), misalnya vaselin album, diperoleh

dari minyak bumi. Titik cair 10-50°C, dapat mengikat kira-kira 30% air.

d. Gliserin

Berupa senyawa cairan kental, tidak berwarna, tidak berbau. Gliserin

memiliki 3 kelompok hidroksil hidrofi lik yang berperan sebagai pelarut dalam

air. Secara umum, zat pembawa dibagi atas 3 kelompok, cairan, bedak, dan

salep. Ketiga pembagian tersebut merupakan bentuk dasar zat pembawa yang

disebut juga sebagai bentuk monofase. Kombinasi bentuk monofase ini berupa

krim, pasta, bedak kocok dan pasta pendingin.

e. Cairan

Cairan adalah bahan pembawa dengan komposisi air. Jika bahan

pelarutnya murni air disebut sebagai solusio. Jika bahan pelarutnya alkohol,

eter, atau kloroform disebut tingtura. Cairan digunakan sebagai kompres dan

antiseptik. Bahan aktif yang dipakai dalam kompres biasanya bersifat

astringen dan antimikroba.

Indikasi cairan

Penggunaan kompres terutama kompres terbuka dilakukan pada :

Dermatitis eksudatif :

Pada dermatitis akut atau kronik yang mengalami eksaserbasi.

Infeksi kulit akut dengan eritema yang mencolok

Efek kompres terbuka ditujukan untuk vasokontriksi yang berarti

mengurangi eritema seperti eritema pada erisipelas.

Page 9: Referat Dasar2 Pemelihan Terapi Topikan Dalam Dermatologi

Ulkus yang kotor

Ditujukan untuk mengangkat pus atau krusta sehingga ulkus menjadi

bersih.

f. Bedak

Merupakan sediaan topikal berbentuk pa-dat terdiri atas talcum

venetum dan oxydum zincicum dalam komposisi yang sama. Bedak

memberikan efek sangat superfi sial karena tidak melekat erat sehingga

hampir tidak mempunyai daya penetrasi.

Oxydum zincicum merupakan suatu bubuk halus berwarna putih

bersifat hidrofob. Talcum venetum merupakan suatu magnesium polisilikat

murni, sangat ringan. Dua bahan ini dipakai sebagai komponen bedak, bedak

kocok dan pasta.

Indikasi bedak

Bedak dipakai pada daerah yang luas, pada daerah lipatan.

g. Salep

Salep merupakan sediaan semisolid berbahan dasar lemak ditujukan

untuk kulit dan mukosa. Dasar salep yang digunakan sebagai pembawa dibagi

dalam 4 kelompok yaitu: dasar salep senyawa hidrokarbon, dasar salep serap,

dasar salep yang bisa dicuci dengan air dan dasar salep yang larut dalam air.

Setiap bahan salep menggunakan salah satu dasar salep tersebut.

Dasar salep hidrokarbon

Dasar salep ini dikenal sebagai dasar salep berlemak seperti vaselin

album (petrolatum), parafi n liquidum. Vaselin album adalah golongan

lemak mineral diperoleh dari minyak bumi. titik cair sekitar 10-50°C,

mengikat 30% air, tidak berbau, transparan, konsistensi lunak.

Hanya sejumlah kecil komponen air dapat dicampurkan ke dalamnya. Sifat

dasar salep hidrokarbon sukar dicuci, tidak mengering dan tidak berubah

dalam waktu lama. Salep ini ditujukan untuk memperpanjang kontak

bahan obat dengan kulit dan bertindak sebagai penutup. Dasar salep

hidrokarbon terutama digunakan sebagai bahan emolien.

Dasar salep serap

Page 10: Referat Dasar2 Pemelihan Terapi Topikan Dalam Dermatologi

Dasar salep serap dibagi dalam 2 tipe, yaitu bentuk anhidrat

(paraffin) hidrofilik dan lanolin anhidrat.

Adeps lanae dan bentuk emulsi (lanolin dan cold cream) yang

dapat bercampur dengan sejumlah larutan tambahan. Adeps lanaeialah

lemak murni dari lemak bulu domba, keras dan melekat sehingga sukar

dioleskan, mudah mengikat air. Adeps lanae hydrosue atau lanolin ialah

adeps lanae dengan akua 25-27%.

Salep ini dapat dicuci namun kemungkinan bahan sediaan yang

tersisa masih ada walaupun telah dicuci dengan air, sehingga tidak cocok

untuk sediaan kosmetik.

Dasar salep serap juga bermanfaat sebagai emolien.

Dasar salep yang dapat dicuci dengan air

Dasar salep ini adalah emulsi minyak dalam air misalnya salep

hidrofi lik. Dasar ini dinyatakan “dapat dicuci dengan air” karena mudah

dicuci dari kulit, sehingga lebih dapat diterima untuk dasar kosmetik.

Dasar salep ini tampilannya menyerupai krim karena fase terluarnya

adalah air. Keuntungan lain dari dasar salep ini adalah dapat diencerkan

dengan air danmudah menyerap cairan yang terjadi pada kelainan

dermatologi.

Dasar salep larut dalam air.

Kelompok ini disebut juga “dasar salep tak berlemak” terdiri dari

komponen cair. Dasar salep jenis ini memberikan banyak keuntungan

seperti halnya dasar salep yang dapat dicuci dengan air karena tidak

mengandung bahan tak larut dalam air seperti parafin, lanolin anhidrat.

Contoh dasar salep ini ialah polietilen glikol.

Pemilihan dasar salep untuk dipakai dalam formulasi salep

bergantung pada beberapa faktor, seperti kecepatan pelepasan bahan obat

dari dasar salep, absorpsi obat, kemampuan mempertahankan kelembaban

kulit oleh dasar salep, waktu obat stabil dalam dasar salep, pengaruh obat

terhadap dasar salep.

Pada dasarnya tidak ada dasar salep yang ideal. Namun, dengan

pertimbangan faktor di atas diharapkan dapat diperoleh bentuk sediaan

yang paling baik.

Indikasi salep

Page 11: Referat Dasar2 Pemelihan Terapi Topikan Dalam Dermatologi

Salep dipakai untuk dermatosis yang kering dan tebal (proses

kronik), termasuk likenifi kasi, hiperkeratosis. Dermatosis dengan

skuama berlapis, pada ulkus yang telah bersih.

Kontraindikasi salep

Salep tidak dipakai pada radang akut, terutama dermatosis

eksudatif karena tidak dapat melekat, juga pada daerah berambut

dan lipatan karena menyebabkan perlekatan.

h. Krim

Krim adalah bentuk sediaan setengah padat yang mengandung satu

atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai.

Formulasi krim ada dua, yaitu sebagai emulsi air dalam minyak (W/O),

misalnya cold cream, dan minyak dalam air (O/W), misalnya vanishing

cream.

Contoh krim W/O11:

R/ Cerae alba 5

Cetacei 10

Olei olivarum 60

Aquae ad 100

Contoh krim O/W11:

R/ Cerae lanett N

Olei sesami aa 15

Aquae ad 100

Dalam praktik, umumnya apotek tidak bersedia membuat krim karena

tidak tersedia emulgator dan pembuatannya lebih sulit dari salep. Jadi, jika

hendak menulis resep krim dan dibubuhi bahan aktif, dapat dipakai krim yang

sudah jadi, misalnya biocream. Krim ini bersifat ambifi lik artinya berkhasiat

sebagai W/O atau O/W. Krim dipakai pada kelainan yang kering, superfi sial.

Krim memiliki kelebihan dibandingkan salep karena nyaman, dapat dipakai di

daerah lipatan dan kulit berambut.

Contoh emulsi O/W16:

R/ Acid salicyl 5%

Liq carb deterg 5%

Biocream 20

Page 12: Referat Dasar2 Pemelihan Terapi Topikan Dalam Dermatologi

Aqua 40

Contoh emulsi W/O16:

R/ Acid salicyl 5%

Liq carb deterg 5%

Biocream 20

Ol. oliv 20

Indikasi krim

Krim dipakai pada lesi kering dan superfisial, lesi pada rambut, daerah

intertriginosa.1

i. Pasta

Pasta ialah campuran salep dan bedak sehingga komponen pasta terdiri

dari bahan untuk salep misalnya vaselin dan bahan bedak seperti talcum,

oxydum zincicum. Pasta merupakan salep padat, kaku yang tidak meleleh pada

suhu tubuh dan berfungsi sebagai lapisan pelindung pada bagian yang diolesi.

Efek pasta lebih melekat dibandingkan salep, mempunyai daya

penetrasi dan daya maserasi lebih rendah dari salep.

Indikasi pasta

Pasta digunakan untuk lesi akut dan superfisial.

j. Bedak kocok

Bedak kocok adalah suatu campuran air yang di dalamnya

ditambahkan komponen bedak dengan bahan perekat seperti gliserin. Bedak

kocok ini ditujukan agar zat aktif dapat diaplikasikan secara luas di atas

permukaan kulit dan berkontak lebih lama dari pada bentuk sediaan bedak

serta berpenetrasi kelapisan kulit.

Indikasi bedak kocok

Bedak kocok dipakai pada lesi yang kering, luas dan superfi sial seperti

miliaria. Beberapa contoh komposisi bedak kocok:

Page 13: Referat Dasar2 Pemelihan Terapi Topikan Dalam Dermatologi

R/ Oxidi zincici

Talci aa 20

Glycerini 15

Aguae ad 100

R/ Oxidi zincici

Talci aa 20

Gliserini 15

Aquae

Spirit dil. Aa ad 100

Keuntungan penambahan spritus dilitus ialah : Memberikan efek pendingin

karena akan menguap, dapat melarutkan bahan aktif yang tidak larut dalam air, tetapi

larut dalam alkohol, misalnya mentholium dan camphora. Kedua zat tersebut bersifat

antipruritik. Jika hendak menambahkan bahan padat berupa bubuk hendaknya

diperhitungkan sehingga berat bahan padat tetap 40%. Misalnya, jika ditambahkan

sulfur precipitatum 20 gram, maka berat oxydum zincicum dan talcum harus

dikurangi.

R/ Sulfuris precipitatum 20

Oxidi zincici

Talci aa 10

Glycerini 15

Aquae

Spiritus dil aa ad 100

k. Pasta pendingin

Page 14: Referat Dasar2 Pemelihan Terapi Topikan Dalam Dermatologi

Pasta pendingin disebut juga linimen merupakan campuran bedak,

salep dan cairan. Sediaan ini telah jarang digunakan karena efeknya seperti

krim.

Indikasi

Pasta dipakai pada lesi kulit yang kering. Beberapa vehikulum yang

merupakanpengembangan dari bentuk dasar monofase sediaan lain,

yaitu gel, aerosol foam, cat, jelly,losion.

l. Gel

Gel merupakan sediaan setengah padat yang terdiri dari suspensi yang

dibuat dari partikel organik dan anorganik. Gel dikelompokkan kedalam gel

fase tunggal dan fase ganda. Gel fase tunggal terdiri dari makromolekul

organik yang tersebar dalam suatu cairan sedemikian hingga tidak terlihat

adanya ikatan antara molekul besar yang terdispersi dan cairan. Gel fase

tunggal dapat dibuat dari makromolekul sintetik (misalnya karbomer) atau dari

gomalam (seperti tragakan). Karbomer membuat gel menjadi sangat jernih dan

halus. Gel fase ganda yaitu gel yang terdiri dari jaringan partikel yang terpisah

misalnya gel alumunium hidroksida. Gel ini merupakan suatu suspensi yang

terdiri dari alumunium hidroksida yang tidak larut dan alumunium oksida

hidrat. Sediaan ini berbentuk kental, berwarna putih, yang efektif untuk

menetralkan asam klorida dalam lambung.

Gel segera mencair jika berkontak dengan kuli dan membentuk satu

lapisan. Absorpsi pada kulit lebih baik daripada krim. Gel juga baik dipakai

pada lesi di kulit yang berambut.

Berdasarkan sifat dan komposisinya, sediaan gel memilliki

keistimewaan:

Mampu berpenetrasi lebih jauh dari krim.

Sangat baik dipakai untuk area berambut.

Disukai secara kosmetika.

m. Jelly

Page 15: Referat Dasar2 Pemelihan Terapi Topikan Dalam Dermatologi

Jelly merupakan dasar sediaan yang larut dalam air, terbuat dari getah

alami seperti tragakan, pektin, alginate, borak gliserin.

n. Losion

Losion merupakan sediaan yang terdiri dari komponen obat tidak dapat

larut terdispersi dalam cairan dengan konsentrasi mencapai 20%. Komponen

yang tidak tergabung ini menyebabkan dalam pemakaian losion dikocok

terlebih dahulu. Pemakaian losion meninggalkan rasa dingin oleh karena

evaporasi komponen air.

Beberapa keistimewaan losion, yaitu mudah diaplikasikan, tersebar

rata, favorit pada anak. Contoh losion yang tersedia seperti losion calamin,

losion steroid, losion faberi.

o. Foam aerosol

Aerosol merupakan sediaan yang dikemas dibawah tekanan,

mengandung zat aktif yang dilepas pada saat sistem katup yang sesuai ditekan.

Sediaan ini digunakan untuk pemakaian lokal pada kulit, hidung, mulut, paru.

Komponen dasar aerosol adalah wadah, propelen, konsentrat zat aktif, katup

dan penyemprot.

Foam aerosol merupakan emulsi yang mengandung satu atau lebih zat

aktif menggunakan propelen untuk mengeluarkan sediaan obat dari wadah.

Foam aerosol merupakan sediaan baru obat topikal. Foam dapat berisi zat aktif

dalam formulasi emulsi dan surfaktan serta pelarut. Sediaan foam yang

pernahdilaporkan antara lain ketokonazol foam dan betametasone foam.

Keistimewaan foam:

Foam saat diaplikasikan cepat mengalami evaporasi, sehingga zat

aktif tersisa cepat berpenetrasi.

Sediaan foam memberikan efek iritasi yang minimal.

p. Cat

Page 16: Referat Dasar2 Pemelihan Terapi Topikan Dalam Dermatologi

Pada dasarnya, cat merupakan bentuk lain solusio yang berisi

komponen air dan alkohol. Penggabungan komponen alkohol dan air

menjadikan sediaan ini mampu bertahan lama. Sediaan baru pernah dilaporkan

berupa solusio ciclopirox 8% sebagai cat kuku untuk terapi onikomikosis.1

DAFTAR PUSTAKA

Page 17: Referat Dasar2 Pemelihan Terapi Topikan Dalam Dermatologi

1. Berbagai Bentuk Sediaan Topikal

dalam DermatologiYanhendri, Satya Wydya Yenny

Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Andalas,

RS Dr. M. Djamil, Padang, Indonesia

2. VEHIKULUM DALAM DERMATOTERAPI TOPIKAL

Anjas Asmara, Sjaiful Fahmi Daili, Tantien Noegrohowati, Ida Zubaedah*

Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin

*Departemen Ilmu Farmasi Kedokteran FKUI/ RSCM

FK Universitas Indonesia/RS. dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta

3. 3.Lecture notes Robin graham-brownTony burnsDermatologi Ed. 8Penerbit

Erlanggahalaman 208

4. 4.VEHIKULUM DALAM DERMATOTERAPI TOPIKAL

Anjas Asmara, Sjaiful Fahmi Daili, Tantien Noegrohowati, Ida Zubaedah*

Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin

*Departemen Ilmu Farmasi Kedokteran FKUI/ RSCM

FK Universitas Indonesia/RS. dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta

5. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI

SARAN NORMA COBA BUKA LINK INI : (BOLEH DIPAKE GAK? BLUM TAK MASUKIN

TAPI)

http://www.medicine.uodiyala.edu.iq/uploads/lectures/dermatology/DRUGS%20THERAPY

%20IN%20DERMATOLOGY.pdf

http://www.merckmanuals.com/professional/dermatologic-disorders/principles-of-topical-

dermatologic-therapy/principles-of-topical-dermatologic-therapy

Page 18: Referat Dasar2 Pemelihan Terapi Topikan Dalam Dermatologi