Top Banner
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dari tahun ke tahun prevalensi penderita asma semakin meningkat.Di Indonesia, penelitian pada anak sekolah usia 13-14 tahun dengan menggunakan kuesioner ISAAC (International Study on Asthma and Allergy in Children) tahun 1995 menunjukkan, prevalensi asma masih 2,1%, dan meningkat tahun 2003 menjadi dua kali lipat lebih yakni 5,2%. Kenaikan prevalensi di Inggris dan di Australia mencapai 20-30%. National Heart, Lung and Blood Institute melaporkan bahwa asma diderita oleh 20 juta penduduk amerika. Asma terbukti menurunkan kualitas hidup penderitanya. Dalam salah satu laporan di Journal of Allergy and Clinical Immunologytahun 2003 dinyatakan bahwa dari 3.207 kasus yang diteliti, 44-51% mengalami batuk malam dalam sebulan terakhir. Bahkan 28,3% penderita mengaku terganggu tidurnya paling tidak sekali dalam seminggu. Penderita yang mengaku mengalami keterbatasan dalam berekreasi atau olahraga sebanyak 52,7%, aktivitas sosial 38%, aktivitas fisik 44,1%, cara hidup 37,1%, pemilihan karier 37,9%, dan pekerjaan rumah tangga 32,6%. Absen dari sekolah maupun pekerjaan dalam 12 bulan terakhir dialami oleh 36,5% anak dan 26,5% orang 1
34

Referat Asma(1) REVISI

Nov 14, 2015

Download

Documents

PrissilmaTania

aaa
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

BAB IPENDAHULUAN

I.1.Latar Belakang

Dari tahun ke tahun prevalensi penderita asma semakin meningkat.Di Indonesia, penelitian pada anak sekolah usia 13-14 tahun dengan menggunakan kuesioner ISAAC (International Study on Asthma and Allergy in Children) tahun 1995 menunjukkan, prevalensi asma masih 2,1%, dan meningkat tahun 2003 menjadi dua kali lipat lebih yakni 5,2%. Kenaikan prevalensi di Inggris dan di Australia mencapai 20-30%. National Heart, Lung and Blood Institute melaporkan bahwa asma diderita oleh 20 juta penduduk amerika.Asma terbukti menurunkan kualitas hidup penderitanya. Dalam salah satu laporan di Journal of Allergy and Clinical Immunologytahun 2003 dinyatakan bahwa dari 3.207 kasus yang diteliti, 44-51% mengalami batuk malam dalam sebulan terakhir. Bahkan 28,3% penderita mengaku terganggu tidurnya paling tidak sekali dalam seminggu. Penderita yang mengaku mengalami keterbatasan dalam berekreasi atau olahraga sebanyak 52,7%, aktivitas sosial 38%, aktivitas fisik 44,1%, cara hidup 37,1%, pemilihan karier 37,9%, dan pekerjaan rumah tangga 32,6%. Absen dari sekolah maupun pekerjaan dalam 12 bulan terakhir dialami oleh 36,5% anak dan 26,5% orang dewasa. Selain itu, total biaya pengobatan untuk asma di USA sekitar 10 milyar dollar per tahun dengan pengeluaran terbesar untuk ruang emergensi dan perawatan di rumah sakit. Oleh karena itu, terapi efektif untuk penderita asma berat sangat dibutuhkan.

BAB IIASMA BRONKIAL

II.1DEFINISIAsmaadalahpenyakitinflamasikronissaluranpernapasanyangdihubungkandengan hiperresponsif,keterbatasanaliranudarayangreversibledangejalapernapasan.AsmabronkialadalahsalahsatupenyakitparuyangtermasukdalamkelompokpenyakitParualergidanimunologiyangmerupakansuatupenyakityangditandaiolehtanggapreaksiyangmeningkatdaritrakeadanbronkusterhadapberbagaimacamrangsangandenganmanifestasiberupakesukaranbernafasyangdisebabkanolehpenyempitanyangmenyeluruhdarisalurannafas.Penyempitaninibersifatdinamisdanderajatpenyempitandapatberubah,baiksecara spontan maupun karena pemberian obat.

II.2. ANATOMI DAN EPIDEMIOLOGI

ANATOMI PARU-PARU

Paru adalah organ tubuh yang berperan dalam sistem pernapasan (respirasi) yaituproses pengambilan oksigen (O2) dari udara bebas saat menarik napas, melalui saluran napas (bronkus) dan sampai di dinding alveoli (kantong udara) O2 akanditranfer ke pembuluh darah yang di dalamnya mengalir anatara lain sel sel darahmerah untuk dibawa ke selsel sel di berbagai organ tubuh lain sebagai energydalam proses metabolisme. Pada tahap berikutnya setelah metabolisme maka sisasisametabolisme itu terutama karbondioksida (CO2) akan dibawa darah untukdibuang kembali ke udara bebas melalui paru pada saat membuang napas. Karenafungsinya itu dapat dipahami bahwa paru paling terbuka dengan polusi udara yangdiisap termasuk asap rokok yang dihisapdenganpenuhkesengajaanitu.Berbagaikelainandapatmenganggusystempernapasan itu,antaralainudaraberpolusisehinggakadarO2sedikit,gangguandisalurannapas/paru,jantungataugangguanpadadarah.Secarakhususdikatakanparuadalahtempattubuhmengambil darahbersih(kayaO2)dantempatpencuciandarahyangberasaldariseluruhtubuh(banyakmengandung CO2) sebelum ke jantung untuk kembali diedarkan ke seluruhtubuh.Paruparu adalah organ berbentukspons yang terdapat di dada. Paru-parukanan memiliki 3 lobus,sedangkan paruparu kiri memiliki 2lobus.Paruparu kiri lebih kecil, karena jantung membutuhkan ruang yang lebih padasisi tubuh ini.Paruparumembawaudaramasukdankeluardaritubuh,mengambiloksigen danmenyingkirkan gas karbon dioksida (zat residu pernafasan).Lapisan di sekitar paruparu disebutpleura, membantu melindungi paru-parudan memungkinkan mereka untukbergerak saat bernafas.Batangtenggorokan(trakea)membawaudarakedalamparuparu.Trakeaterbagi kedalam tabung yang disebut bronkus,yang kemudian terbagi lagi menjadicabang lebih kecil yangdisebutbronkiol. Pada akhir dari cabangcabangkecil inilah terdapat kantungudara kecil yangdisebutalveoli.Dibawahparuparu,terdapatototyangdisebutdiafragmayang memisahkan dadadari perut (abdomen). Bila Anda bernapas, diafragma bergerak naik dan turun,memaksa udara masuk dan keluar dari paruparu.EPIDEMIOLOGIAsma dapat ditemukan pada laki-laki dan perempuan di segala usia, terutama pada usia dini.Perbandinganlaki-laki dan perempuanpada usia dini adalah 2:1 dan padausiaremajamenjadi1:1.Prevalensi asma lebih besar pada wanita usia dewasa. Laki-lakilebihlebihmemungkinkanmengalamipenurunangejaladiakhirusiaremaja dibandingkan dengan perempuan. BerdasarkandataOrganisasiKesehatanDunia(WHO),hinggasaatinijumlahpenderitaasmadiduniadiperkirakanmencapai300jutaorangdan diperkirakan angka ini akan terus meningkat hingga 400 juta penderitapada tahun 2025. Hasil penelitianInterntional Study on Asthma andAllergiesinChildhood (ISAAC)padatahun2005menunjukkanbahwa diIndonesiaprevalensipenyakitasmameningkatdari4,2%menjadi5,4%. DiperkirakanPrevalensiasmadiIndonesia5%dariseluruhpendudukIndonesia, artinya saat ini ada 12,5 juta pasien asma di Indonesia.II.3.ETIOLOGISampaisaatinietiologidariasmabronchialbelumdiketahui.Berbagaiteorisudah diajukan, akan tetapi yang paling disepakati adalah adanya gangguan parasimpatis (hiperaktivitas sarafkolinergik),gangguansimpatis(blokpadareseptorbetaadrenergicdanhiperaktifitas reseptor alfa adrenergik).Berdasarkan penyebabnya, asma bronkhial dapat diklasifikasikan menjadi 3 tipe, yaitu :1. Ekstrinsik (alergik).Ditandai dengan reaksi alergik yang disebabkan oleh faktor-faktor pencetus yang spesifik, sepertidebu,serbukbunga,bulubinatang,obat-obatan(antibioticdanaspirin)danspora jamur.Asmaekstrinsikseringdihubungkandenganadanyasuatupredisposisigenetik terhadapalergi.Olehkarenaitujikaadafaktor-faktorpencetusspesifiksepertiyang disebutkan di atas, maka akan terjadi serangan asma ekstrinsik.2. Intrinsik (non alergik).Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap pencetus yang tidak spesifik atau tidak diketahui, seperti udara dingin atau bisa juga disebabkan oleh adanya infeksi saluran pernafasan dan emosi. Serangan asma ini menjadi lebih berat dan sering sejalan dengan berlalunya waktu dan dapat berkembang menjadi bronkhitis kronik dan emfisema. Beberapa pasien akan mengalami asma gabungan.3. Asma gabunganBentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dari bentuk alergik dan non-alergik. Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi timbulnya serangan asma bronkhial yaitu :1. Faktor predisposisi (Genetik).Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum diketahui bagaimana carapenurunannyayangjelas.Penderitadenganpenyakitalergibiasanyamempunyai keluarga dekat juga menderita penyakit alergi. Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakit asma bronkhial jika terpapar dengan foktor pencetus.Selain itu hipersentifisitas saluranpernafasannyajugabisaditurunkan.2.Faktor presipitasia.Alergen, dimana alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :Inhalan:yangmasukmelaluisaluranpernapasan(debu,bulubinatang,serbuk bunga spora jamur, bakteri dan polusi)Ingestan : yang masuk melalui mulut (makanan dan obat-obatan)Kontaktan:yangmasukmelaluikontakdengankulit(perhiasan,logamdanjam tangan)b.Perubahan cuaca.Cuacalembabdanhawapegununganyangdinginseringmempengaruhi asma.Atmosfir yang mendadak dingin merupakan faktor pemicu terjadinya serangan asma.Kadang-kadangseranganberhubungandenganmusim,sepertimusimhujan, musimkemarau,musimbunga.Haliniberhubungandenganarahanginaserbukbunga dan debu.c.Stress.Stress/gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada.Disamping gejala asma yang timbul harus segeradiobatipenderitaasmayangmengalamistress/gangguanemosiperludiberi nasehatuntukmenyelesaikanmasalahpribadinya.Karenajikastressnyabelumdiatasi maka gejala asmanya belum bisa diobati.d.Lingkungan kerja.Mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan asma.Hal ini berkaitandengandimanadiabekerja.Misalnyaorangyangbekerjadilaboratorium hewan, industri tekstil, pabrik asbes, polisi lalu lintas.Gejala ini membaik pada waktu libur atau cuti.e.Olahraga/ aktifitas jasmani yang beratSebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika melakukan aktifitas jasmaniatauolahragayangberat.Laricepatpalingmudahmenimbulkanserangan asma.Seranganasmakarenaaktifitasbiasanyaterjadisegerasetelahselesaiaktifitas tersebut.

II.4.PATOFISIOLOGIAsma ditandai dengan kontraksi spastic dari otot polos bronkhiolus yang menyebabkan sukar bernapas.Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas bronkhiolus terhadap benda-benda asingdiudara.Reaksiyangtimbulpadaasmatipealergididugaterjadidengancarasebagai berikut : seorangyang alergi mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody Ig Eabnormaldalamjumlahbesardanantibodyinimenyebabkanreaksialergibilareaksidengan antigen spesifikasinya. Padaasma,antibodyiniterutamamelekatpadaselmastyangterdapatpadainterstisial paru yang berhubungan erat dengan brokhiolus dan bronchus kecil. Bila seseorang menghirup alergen makaantibodyIgEorangtersebutmeningkat,allergenbereaksidenganantibodyyangtelah terlekatpadaselmastdanmenyebabkanseliniakanmengeluarkanberbagaimacamzat, diantaranya histamin, zat anafilaksis yang bereaksi lambat (yang merupakan leukotrient), faktor kemotaktikeosinofilikdanbradikinin.Efekgabungandarisemuafaktor-faktorini akan menghasilkan menghasilkan edema lokal pada dinding bronkhioulus kecil maupun sekresi mucus yang kental dalam lumen bronkhioulus dan spasme otot polos bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan saluran napas menjadi sangat meningkat.Padaasma,diameterbronkioluslebihberkurangselamaekspirasidaripadaselama inspirasikarenapeningkatantekanandalamparuselamaeksirasipaksamenekanbagianluar bronkiolus.Karenabronkiolussudahtersumbatsebagian,makasumbatanselanjutnyaadalahakibat dari tekananeksternalyangmenimbulkanobstruksiberatterutamaselamaekspirasi.Pada penderitaasmabiasanyadapatmelakukaninspirasidenganbaikdanadekuat,tetapisekalikali melakukanekspirasi.Halinimenyebabkandispnea.Kapasitasresidufungsionaldanvolume residuparumenjadisangatmeningkatselamaseranganasmaakibatkesukaranmengeluarkan udara ekspirasi dari paru.Hal ini bisa menyebabkanbarrelchest.

II.5.FAKTOR RESIKOFaktor resiko asma dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :a. AtopiHal yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum diketahui bagaimana cara penurunannya.Penderita dengan penyakit alergi mempunyai keluarga dekat yang juga alergi.Dengan adanya bakat alergi ini,penderita sangat mudah terkena penyakit asma bronkialjika terpajan dengan faktor pencetus.b. Hiperreaktivitas bronkusSaluranpernapasansensitiveterhadapberbagairangsanganalergen maupun iritan.c. Jenis kelaminPerbandinganlaki-lakidanperempuanpadausiadiniadalah2:1danpadausiaremaja menjadi 1:1. Prevalensi asma lebih besar pada wanita usia dewasa.d. Ras e. ObesitasObesitasataupeningkatanBodyMassIndex(BMI)merupakanfactorresikoasma. Mediatortertentusepertileptindapatmempengaruhifungsisaluranpernafasandan meningkatkankemungkinanterjadinyaasma.Meskipunmekanismenyabelumjelaspenurunanberatbadanpenderitaobesitasdenganasma,dapatmempengaruhigejalafungsiparu, morbiditas dan status kesehatan.

II.6.FAKTOR PENCETUS

Penelitian yang dilakukan oleh pakar di bidang penyakit asma sudah sedemikian jauh, tetapisampaisekarangbelummenemukanpenyebabyangpasti.Beberapapenelitianmenunjukkan bahwa saluran pernapasan penderita asma mempunyai sifat sangat peka terhadap rangsangandariluaryangeratkaitannyadenganprosesinflamasi.Prosesinflamasiakan meningkatbilapenderitaterpajanolehallergentertentu.Penyempitansaluranpernapasan padapenderitaasmadisebabkanolehreaksiinflamasikronikyangdidahuluiolehfaktor pencetus.

Beberapa faktor pencetus yang sering menjadi pencetus serangan asma adalah :1. Faktor Lingkungan Allergen dalam rumah Allergen luar rumah2. Faktor lain Allergen makanan Allergen obat-obat tertentu Bahan yang mengiritasi Ekspresi emosi berlebihan Asap rokok bagi perokok aktif maupun perokok pasif Polusi udara dari dalam dan luar ruangan

II.7.MANIFESTASI KLINIS

Gejaladantandaklinissangatdipengaruhiolehberatringannyaasmayang diderita.Bisasajaseorangpenderita asma hampir-hampir tidak menunjukkan gejala yang spesifik sama sekali, di lain pihak ada juga yang sangat jelas gejalanya. Gejaladan tanda tersebut antara lain: Batuk Nafas sesak (dispnea) terlebih pada saat mengeluarkan nafas (ekspirasi) Wheezing(mengi) Nafas dangkal dan cepat Ronkhi Retraksi dinding dada Pernafasancupinghidung(menunjukkantelahdigunakannyasemuaotot-ototbantu pernafasan dalam usaha mengatasi sesak yang terjadi) Hiperinflasi toraks (dada seperti gentong)

Biasanyapadapenderitayangsedangbebasserangantidakditemukangejalaklinis,tapi padasaatseranganpenderitatampakbernafascepatdandalam,gelisah,dudukdengan menyangga kedepan,serta tanpa otot-otot bantu pernafasan bekerja dengan keras.Gejala klasik dari asma ini adalah sesak nafas, mengi(wheezing), batuk, dan pada sebagian penderitaadayangmerasanyerididada.GejalagejalatersebuttidakselaludijumpaibersamaanPadaseranganasmayanglebihberat,gejala-gejalayangtimbulmakinbanyak,antara lain:silent chest, sianosis, gangguan kesadaran, hyperinflasi dada, takikardi dan pernafasan cepat dangkal. Serangan asma seringkali terjadi pada malam hari.Penderita asma dapat dikategorikan menjadi sebagai berikut:1. Asmaintermitenringan,gejalaterjadikurangdariseminggusekalidenganfungsiparu normal atau mendekai diantara episode serangan.2. Asmapersistenringan,gejalamuncullebihdarisekalidalamseminggudenganfungsiparunormalataumendekatinormaldiantaraepisodeserangan.3. Asma persisten moderat, gejala muncul setiap hari dengan keterbatasan jalan napas ringan hingga moderat.4. Asma persisten berat, gejala muncul tiap hari dan mengganggu aktivitas harian. Terdapat gangguan tidur karena terbangun malam hari, danketerbatasan jalan napas moderat hingga berat.5. Asma berat, gejala distress berat hingga tidak bisa tidur. Keterbatasan jalan napas yang kurang respon terhadap bronkodilator inhalasi dan dapatmengancam nyawa

II.8.KLASIFIKASIBerat-ringannyaasmaditentukanolehberbagaifaktor,antaralaingambaran klinik sebelum pengobatan(gejala,eksaserbasi,gejala malamhari,pemberianobat inhalasi-2agonisdanujifaalparu)sertaobat-obatyangdigunakanuntuk mengontrolasma(jenisobat,kombinasiobatdanfrekuensipemakaianobat).Tidak adasuatupemeriksaantunggalyangdapatmenentukanberatringannyasuatu penyakit.Denganadanyapemeriksaanklinistermasukujifaalparudapat menentukanklasifikasimenurutberatringannyaasmayangsangatpentingdalam penatalaksanaannya.Asmadiklasifikasikanatasasmasaattanpaserangan(kronik)danasmasaatserangan (akut):1. Asma saat tanpa serangan (kronik)

2. Asma saat serangan (akut)Klasifikasiderajatasmaberdasarkanfrekuensiserangandanobatyang digunakan sehari-hari, asma juga dapat dinilai berdasarkan berat-ringannya serangan.GlobalInitiativeforAsthma(GINA)membuatpembagianderajatseranganasmaberdasarkangejaladantandaklinis,ujifungsiparu,danpemeriksaanlaboratorium.Derajatseranganmenentukanterapiyangakanditerapkan.Klasifikasitersebutmeliputiasmaseranganringan,asmaserangansedangdanasmaseranganberat.Perludibedakanantaraasma(aspekkronik)denganseranganasma(aspekakut).sebagaicontoh:seorangpasienasmapersistenberatdapatmengalamiseranganringansaja,tetapiadakemungkinanpadapasienyangtergolongepisodicjarangmengalamiseranganasmaberat,bahkanserangan ancaman henti napas yang dapat menyebabkan kematian.

II.9. DIAGNOSIS

Diagnosis dapat ditegakkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan penunjang.

AnamnesisAnamnesis meliputi adanya gejala yang episodik, gejalaberupa batuk, sesak napas, mengi, rasa berat di dada dan variabilityyang berkaitan dengan cuaca.Faktor -faktor yang mempengaruhi asma, riwayat keluarga dan adanya riwayat alergi. Pemeriksaan FisikPemeriksaan fisik pada pasien asma tergantung dari derajat obstruksi saluran napas.Tekanan darah biasanya meningkat, frekuensi pernapasan dan denyut nadi juga meningkat, ekspirasi memanjang diserta ronki kering, mengi.

Pemeriksaan LaboratoriumDarah (terutama eosinofil,Ig E), sputum (eosinofil,spiralCursshman, kristalCharcot Leyden).

Pemeriksaan Penunjang SpirometriSpirometriadalahalatyangdipergunakanuntukmengukurfaal ventilasiparu.Reversibilitaspenyempitansalurannapasyangmerupakan cirikhasasmadapatdinilaidenganpeningkatanvolumeekspirasipaksa detik pertama(VEP1) dan atau kapasiti vital paksa (FVC) sebanyak 20%atau lebih sesudah pemberian bronkodilator.

Uji Provokasi BronkusUji provokasi bronkus membantu menegakkan diagnosis asma. Pada penderita dengan gejala sma dan faalparu normal sebaiknya dilakukan uji provokasi bronkus.Pemeriksaan uji provokasi bronkus merupakan cara untukmembuktikan secara objektif hiperreaktivitas saluran napaspada orang yang diduga asma. Uji provokasi bronkus terdiri dari tiga jenis yaitu uji provokasi dengan beban kerja(exercise),hiperventilasi udara dan alergen non-spesifikseperti metakolin dan histamin.

Pemeriksaan RadiologiGambaranradiologipadaasmapadaumumnyanormal.Padawaktuseranganmenunjukangambaran hiperinflasi pada paru-paru yakniradiolusen yang bertambah dan peleburan rongga intercostalis, sertadiafragma yang menurun. Akan tetapi bila terdapat komplikasi,makakelainan yang didapat adalah sebagai berikut: Bila disertai dengan bronkitis, maka bercak-bercak di hilus akanbertambah. Bilaterdapatkomplikasiempisema(COPD),makagambaranradiolusenakansemakin bertambah. Bila terdapat komplikasi, maka terdapat gambaran infiltrate pada paru Dapat pula menimbulkan gambaran atelektasis lokal. Bila terjadi pneumonia mediastinum, pneumotoraks, dan pneumoperikardium, maka dapat dilihat bentuk gambaran radiolusen pada paru-paru.

II.10. DIAGNOSIS BANDING Bronkitis kronikBronchitiskronikditandaidenganbatukkronikyangmengeluarkansputum3 bulandalamsetahununtuksedikitnya2tahun.Gejalautamabatukyangdisertai sputumdanperokokberat.Gejaladimulaidenganbatukpagi,lamakelamaan disertai mengidan menurunkan kemampuan jasmani.

Emfisema paruSesaknapasmerupakangejalautamaemfisema,sedangkanbatukdanmengijarang menyertainya.

Gagal jantung kiriDulugagaljantungkiridikenaldenganasmakardialdantimbulpada malamharidisebutparoxysmalnocturnaldispnea.Penderitatiba-tibaterbangun padamalamharikarenasesak,tetapisesakmenghilangatauberkurangbila duduk.Pada pemeriksaanfisik ditemukan kardiomegali dan edema paru. Emboli paruHal-halyangdapatmenimbulkanemboliparuadalahgagalJantung.Disampinggejala sesak napas, pasien batuk dengan disertai darah (haemoptoe).

II.11.PENATALAKSANAAN

Tujuanutamapenatalaksanaanasmaadalahmeningkatkan danmempertahankan kualiti hidup agar penderita asma dapat hidup normaltanpa hambatan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.Tujuan penatalaksanaan asma: Menghilangkan dan mengendalikan gejala asma Mencegah eksaserbasi akut Meningkatkan dan mempertahankan faal paru seoptimal mungkin Mengupayakan aktiviti normal termasukexercise Menghindari efek samping obat Mencegahterjadiketerbatasanaliranudara(airflowlimitation)ireversibel Mencegah kematian karena asma Penatalaksanaanasmabertujuanuntukmengontrolpenyakitdisebutsebagaiasma terkontrol.Asma terkontroladalahkondisistabilminimaldalamwaktusatubulan.Penatalaksanaanasmabronkialterdiridaripengobatannonmedikamentosadan pengobatan medikamentosa :

Pengobatan non-medikamentosa Penyuluhan Menghindari faktor pencetus Pengendali emosi Pemakaian oksigenPengobatan medikamentosaPengobatan ditujukan untuk mengatasi dan mencegah gejala obstruksi jalan napas, terdiri atas pengontrol dan pelega.

a. Pengontrol (Controllers)Pengontrol adalahmedikasiasmajangkapanjanguntukmengontrolasma. Diberikan setiap hari untukmencapaidanmempertahankankeadaanasmaterkontrolpadaasma persisten.

Pengontrol sering disebut pencegah, yang termasuk obat pengontrol : Kortikosteroid inhalasi Kortikosteroid sistemik Sodium kromoglikat Nedokromil sodium Metilsantin Agonis beta-2 kerja lama, inhalasi Agonis beta-2 kerja lama, oral Leukotrien modifiers Antihistamin generasi ke dua (antagonis-H1) Lain-lain

Glukokortikosteroid inhalasiPengobatanjangkapanjangyangpalingefektifuntukmengontrolasma.Penggunaan steroidinhalasimenghasilkanperbaikanfaalparu,menurunkanhiperresponsifjalannafas, mengurangifrekuensidanberatserangandanmemperbaikikualitashidup.Steroidinhalasi adalah pilihan bagi pengobatan asma persisten (ringan sampai berat).Glukokortikosteroid sistemik Cara pemberian melalui oral atau parenteral. Harus selalu di ingat indeks terapi (efek/efek samping), steroid inhalasi jangka panjang lebih baik dari pada steroid oral jangka panjang.

Kromolin (sodium kromoglikat dan nedokromil sodium)Pemberiannya secara inhalasi.Digunakan sebagai pengontrol pada asma persisten ring an. Dibutuhkan waktu 4-6 minggu pengobatan untukmenetapkan apakah obat ini berman faat atau tidak.

Metilsantin Teofilin adalah bronkodilator yang juga mempunyai efekekstrapulmoner seperti antiinflamasi.Teofilin atau aminofilin lepas lambatdapat digunakan sebagai obat pengontrol,berbagaistudi menunjukkanpemberian jangka lama efektif mengontrol gejala dan memperbaiki faalparu.

Agonis beta-2 kerja lama Termasuk di dalam agonis beta-2 kerja lama inhalasi adalah salmeterol dan formoterol yang mempunyai waktu kerja lama (> 12 jam).Seperti lazimnya agonis beta-2 mempunyai efek relaksasi otot polos, meningkatkan pembersihan mukosiler, menurunkan permeabilitipembuluh darah dan memodulasi penglepasan mediator dari sel mast danbasofil.

Leukotriene modifiersObatinimerupakanantiasmayangrelativebarudanpemberiannyamelalui oral.Mekanismekerjamenghasilkanefekbronkodilatorminimaldanmenurunkan bronkokonstriksiakibatalergen,sulfurdioksidadanexercise.Selainbersifat bronkodilator,jugamempunyaiefekantiinflamasi.Kelebihanobatiniadalahpreparatnyadalam bentuktablet(oral)sehinggamudahdiberikan.SaatiniyangberedardiIndonesiaadalah zafirlukas (antagonis reseptor leukotrien sisteinil).

b. Pelega (Reliever)Prinsipnyauntukdilatasijalannapasmelaluirelaksasiototpolos, memperbaikidanataumenghambatbronkostriksiyangberkaitandengangejalaakut sepertimengi,rasaberatdidadadanbatuk,tidakmemperbaikiinflamasijalannapasatau menurunkan hiperesponsif jalan napas.

Termasuk pelega adalah Agonis beta2 kerja singkat Kortikosteroidsistemik.(Steroidsistemikdigunakansebagaiobatpelegabila penggunaanbronkodilatoryanglainsudahoptimaltetapihasilbelumtercapai, penggunaannya dikombinasikan dengan bronkodilator lain). Antikolinergik Aminofillin

AdrenalinAgonisbeta-2kerjasingkat Termasukgolonganiniadalahsalbutamol,terbutalin,fenoterol,danprokaterol yang telah beredar di Indonesia.Mempunyai waktu mulai kerja (onset) yang cepat.Mekanisme kerja sebagaimana agonis beta-2 yaitu relaksasi otot polos salurannapas,meningkatkanbersihanmukosilier,menurunkanpermeability pembuluh darah dan modulasi penglepasan mediator dari sel mast.Merupakan terapi pilihanpadaseranganakutdansangatbermanfaatsebagaipraterapipadaexercise-induced asthma.

MetilsantinTermasuk dalam bronkodilator walau efek bronkodilatasinya lebihlemah dibandingkan agonis beta-2 kerja singkat.

AntikolinergikPemberiannyasecarainhalasi.Mekanismekerjanyamemblokefekpenglepasan asetilkolindarisarafkolinergikpadajalannapas.Menimbulkanbronkodilatasidengan menurunkan tonus kolinergik vagal intrinsic, selain itu juga menghambat reflek bronkokonstriksi yangdisebabkaniritan.Termasukdalamgolonganiniadalahipratropiumbromidedan tiotropium bromide.

AdrenalinDapat sebagai pilihan pada asma eksaserbasi sedang sampai berat.Pemberian secara subkutan harus dilakukan hati-hati pada penderita usialanjut atau dengan gangguan kardiovaskular.Pemberian intravena dapatdiberikan bila dibutuhkan, tetapi harus dengan pengawasan ketat (bedsidemonitoring).

Cara pemberian pengobatanPengobatan asma dapat diberikan melalui berbagai cara yaitu inhalasi, oral dan parenteral (subkutan, intramuscular, intravena). kelebihan pemberian pengobatan langsung ke jalan napas (inhalasi) adalah

lebih efektif untuk dapat mencapai konsentrasi tinggi di jalan nafas efek sistemik minimal atau dihindarkan beberapa obat hanya dapat diberikan melalui inhalasi, karena tidakterabsorpsi pada pemberian oral (antikolinegik dan kromalin). Waktu kerja bronkodilator adalah lebih cepat bila diberikan inhalasi daripada oral.

II.12.KOMPLIKASIBerbagaikomplikasiyangmungkintimbuladalah:1. Status asmatikus2. Atelektasis3. Hipoksemia4. Pneumothorok5. Emfisema

II.13.PROGNOSIS

(400-800 ugBD/hariatauekivalennya)danagonis beta-2kerja lamaagonis beta-2 kerja lama oral, atauGlukokortikosteroid inhalasi dosistinggi (>800 ug BDatauekivalennya)atauGlukokortikosteroid inhalasi (400-800ug BDatauekivalennya) ditambahleukotriene modifiersDitambahteofilinlepaslambatAsmaPersistenBeratKombinasiinhalasiglukokortikosteroid (> 800 ugBDatauekivalennya)dan agonis beta-2 kerja lama,ditambah1 dibawah ini:teofilin lepaslambatleukotrienemodifiersglukokortikosteroid oralPrednisolon/ metilprednisolon oralselang sehari 10 mgditambah agonis beta-2 kerja lama oral,ditambah teofilin lepas lambat10.KomplikasiBerbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah :1.Status asmatikus2.Atelektasis3.Hipoksemia4.Pneumothoraks5.Emfisema11.Prognosis

Mortalitasakibatasmasedikitnilainya.Gambaranyangpalingakhirmenunjukkan kurangdari5000kematiansetiaptahundaripopulasiberesikoyangberjumlahkira-kira10 juta.Sebelum dipakai kortikosteroid,secaraumumangkakematianpenderitaasmawanitadua kalilipatpenderitaasmapria.Jugakenyataanbahwaangkakematianpadaseranganasma denganusiatualebihbanyak,kalau serangan asma diketahui dandimulai sejak kanak kanak dan mendapat pengawasan yang cukup kira-kira setelah 20 tahun, hanya 1% yang tidak sembuhdandidalampengawasantersebutkalauseringmengalamiserangancommoncold 29%akan mengalami serangan ulang.Pada penderita yang mengalami serangan intermiten angka kematiannya 2% sedangkan angka kematian pada penderita yang dengan serangan terus menerus angka kematiannya 9%.

BAB IIIKESIMPULAN

Asma bronchial adalah suatu penyakit gangguan jalan nafas obstruktif intermiten yang bersifat reversibel, ditandai dengan adanya periode bronkospasme, peningkatan respon trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan yang menyebabkan penyempitan jalan nafas. Berdasarkan penyebabnya, asma bronkhial dapat diklasifikasikan menjadi 3 tipe, yaitu : Ekstrinsik (alergik), Intrinsik (non alergik) ,Asma gabungan.Dan ada beberapa hal yang merupakan faktor penyebab timbulnya serangan asma bronkhial yaitu : faktor predisposisi(genetic), faktor presipitasi(alergen, perubahan cuaca, stress, lingkungan kerja, olahraga/ aktifitas jasmani yang berat). Pencegahan serangan asma dapat dilakukan dengan :a. Menjauhi alergen, bila perlu desensitisasib. Menghindari kelelahanc. Menghindari stress psikisd. Mencegah/mengobati ISPA sedini mungkine. Olahraga renang, senam asma

DAFTAR PUSTAKA

1. Riyanto BS, Hisyam B. Obstruksi Saluran Pernapasan Akut. Dalam : BukuAjar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi ke - 4. Jakarta : Pusat PenerbitanDepartemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 2006. h 978 87.

2. Alsagaff H, Mukty A. Dasar - Dasar Ilmu Penyakit Paru. Edisi ke 2.Surabaya : Airlangga University Press. 2002. h 263 300.

3. Morris MJ. Asthma. [ updated 2011 June 13; cited 2011 June 29]. Availablefrom:http://emedicine.medscape.com/article/296301-overview#showall

4. Partridge MD. Examining The Unmet Need In Adults With SevereAsthma. Eur Respir Rev 2007; 16: 104, 6772

5. Dewan Asma Indonesia. You Can Control Your Asthma : ACT NOW!.Jakarta. 2009 May 4th. Available from: http://indonesianasthmacouncil.org/index.php?option=com_content&task=view&id=13&Itemid=5

22