Top Banner
REFERAT GANGGUAN CEMAS Rendy Septian Pratama (110.2005.213) BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Dalam praktek sehari-hari anxietas sering dikenal dengan istilah perasaan cemas, perasaan bingung, was-was, bimbang dan sebagainya, dimana istilah tersebut lebih merujuk pada kondisi normal. Sedangkan gangguan anxietas merujuk pada kondisi patologik. Anxietas sendiri dapat sebagai gejala saja yang terdapat pada gangguan psikiatrik, dapat sebagai sindroma pada neurosis cemas dan dapat juga sebagai kondisi normal. Anxietas normal sebenarnya sesuatu hal yang sehat, karena merupakan tanda bahaya tentang keadaan jiwa dan tubuh manusia supaya dapat mempertahankan diri dan anxietas juga dapat bersifat konstruktif, misalnya seorang pelajar yang akan menghadapi ujian, merasa cemas, maka ia akan belajar secara giat supaya kecemasannya dapat berkurang. Sensasi anxietas / cemas sering dialami oleh hampir semua manusia. Perasaan tersebut ditandai oleh rasa ketakutan yang difus, tidak menyenangkan, seringkali disertai oleh gejala otonomik, seperti nyeri kepala, berkeringat, palpitasi, gelisah, dan sebagainya. Kumpulan gejala tertentu yang ditemui selama kecemasan cenderung bervariasi, pada setiap orang tidak sama. Gangguan kecemasan merupakan salah satu penyakit yang paling tersering didalam ilmu kejiwaan. Banyak pasien dengan gangguan 1 Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Jiwa Rumah Sakit Islam Jiwa Klender – FK YARSI
59

Referat Anxietas

Aug 12, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Referat Anxietas

REFERAT GANGGUAN CEMAS Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Dalam praktek sehari-hari anxietas sering dikenal dengan istilah perasaan cemas,

perasaan bingung, was-was, bimbang dan sebagainya, dimana istilah tersebut lebih merujuk pada

kondisi normal.  Sedangkan gangguan anxietas merujuk pada kondisi patologik. Anxietas sendiri

dapat sebagai gejala saja yang terdapat pada gangguan psikiatrik, dapat sebagai sindroma pada

neurosis cemas dan dapat juga sebagai kondisi normal. Anxietas normal sebenarnya sesuatu hal

yang sehat, karena merupakan tanda bahaya tentang keadaan jiwa dan tubuh manusia supaya

dapat mempertahankan diri dan anxietas juga dapat bersifat konstruktif, misalnya seorang pelajar

yang akan menghadapi ujian, merasa cemas, maka ia akan belajar secara giat supaya

kecemasannya dapat berkurang.

Sensasi anxietas / cemas sering dialami oleh hampir semua manusia. Perasaan tersebut

ditandai oleh rasa ketakutan yang difus, tidak menyenangkan, seringkali disertai oleh gejala

otonomik, seperti nyeri kepala, berkeringat, palpitasi, gelisah, dan sebagainya. Kumpulan gejala

tertentu yang ditemui selama kecemasan cenderung bervariasi, pada setiap orang tidak sama.

Gangguan kecemasan merupakan salah satu penyakit yang paling tersering didalam ilmu

kejiwaan. Banyak pasien dengan gangguan kecemasan ini mengalami gejala fisik dan biasanya

mereka akan segera mencari dokter untuk mendapatkan pertolongan. Disamping dari begitu

banyaknya prevalensi kejadian gangguan kecemasan ini, banyak yang tidak mengetahui bahwa

mereka mempunyai gangguan kecemasan.

Dalam praktek sehari-hari anxietas sering dikenal dengan istilah perasaan cemas,

perasaan bingung, was-was, bimbang dan sebagainya, dimana istilah tersebut lebih merujuk pada

kondisi normal. Sedangkan gangguan anxietas merujuk pada kondisi patologik. Anxietas sendiri

mempunyai rentang yang luas dan normal sampai level yang moderat misalnya pertandingan

sepak bola, ujian, wawancara untuk masuk kerja mempunyai tingkat anxietas yang berbeda.

1Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit JiwaRumah Sakit Islam Jiwa Klender – FK YARSI

Page 2: Referat Anxietas

REFERAT GANGGUAN CEMAS Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

Anxietas sendiri dapat sebagai gejala saja yang terdapat pada gangguan psikiatrik, dapat sebagai

sindroma pada neurosis cemas dan dapat juga sebagai kondisi normal. Anxietas normal

sebenarnya sesuatu hal yang sehat, karena merupakan tanda bahaya tentang keadaan jiwa dan

tubuh manusia supaya dapat mempertahankan diri dan anxietas juga dapat bersifat konstruktif,

misalnya seorang pelajar yang akan menghadapi ujian, merasa cemas, maka ia akan belajar

secara giat supaya kecemasannya dapat berkurang. Istilah kecemasan dalam psikiatri muncul

untuk merujuk suatu respon mental dan fisik terhadap situasi yang menakutkan dan mengancam.

Secara mendasar lebih merupakan respon fisiologis ketimbang respon patologis terhadap

ancaman. Sehingga orang cemas tidaklah harus abnormal dalam perilaku mereka, bahkan

kecemasan merupakan respons yang sangat diperlukan. Ia berperan untuk meyiapkan orang

untuk menghadapi ancaman (baik fisik maupun psikologik). Perasaan cemas atau sedih yang

berlangsung sesaat adalah normal dan hampir semua orang pernah mengalaminya.

Cemas pada umumnya terjadi sebagai reaksi sementara terhadap stress dalam kehidupan

sehari-hari. Bila cemas menjadi begitu besar atau sering seperti yang disebabkan oleh tekanan

ekonomi yang berkepanjangan, penyakit kronik dan serius atau permasalahan keluarga maka

akan berlangsung lama; kecemasan yang berkepanjangan sering menjadi patologis. Ia

menghasilkan serombongan gejala-gejala hiperaktivitas otonom yang mengenai sistem

muskuloskeletal, kardiovaskuler, gastrointestinal dan bahkan genitourinarius.

Respon kecemasan yang berkepanjangan ini sering diberi istilah gangguan kecemasan,

dan ini merupakan penyakit. Dari aspek klinik kecemasan dapat dijumpai pada orang yang

menderita stress normal; pada orang yang menderita sakit fisik berat, lama dan kronik; pada

orang dengan gangguan psikiatri berat (skizofrenia, gangguan bipoler dan depresi); dan pada

segolongan penyakit yang berdiri sendiri yang dinamakan gangguan kecemasan.

Anxietas dapat bersifat akut atau kronik. Pada anxietas akut serangan datang mendadak

dan cepat menghilang. Anxietas kronik biasanya berlalu untuk jangka waktu lama walaupun

tidak seintensif anxietas akut, pengalaman penderitaan dari gejala cemas ini oleh pasien biasanya

dirasakan cukup gawat untuk mempengaruhi prestasi kerjanya. Bila dilihat dan segi jumlah,

maka orang yang menderita anxietas kronik jauh lebih banyak daripada anxietas akut.

2Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit JiwaRumah Sakit Islam Jiwa Klender – FK YARSI

Page 3: Referat Anxietas

REFERAT GANGGUAN CEMAS Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

2. EPIDEMIOLOGI

Survei terkini di Amerika (1996) melaporkan bahwa 15 - 33% pasien yang datang

berobat ke dokter non psikiater merupakan pasien dengan gangguan mental. Dari jumlah tersebut

minimal sepertiganya menderita gangguan kecemasan. Di Indonesia penelitian yang dilakukan di

Puskesmas Kecamatan Tambora Jakarta Barat tahun 1984 menunjukkan bahwa di puskesmas

jumlah gangguan kesehatan jiwa yang sering muncul sebagai gangguan fisik adalah 28,73%

untuk dewasa dan 34,39% untuk anak.

Gangguan kecemasan mengenai 19 juta Amerika dewasa. Kebanyakan gangguan

kecemasan dimulai ketika masa kanak-kanak, remaja dan dewasa muda. Gangguan kecemasan

ini banyak terjadi pada wanita daripada laki-laki dan kejadian ini terjadi sama banyak pada orang

berkulit putih, African-American, dan Hispanics.

3. TUJUAN

a. Tujuan umum

Untuk memenuhi salah satu syarat dalam mengikuti program studi kepaniteraan klinik

dibagian Ilmu Kesehatan Jiwa Rumah Sakit Islam Jiwa Klender

b. Tujuan khusus

Untuk mengetahui dan memahami mengenai gangguan anxietas

3Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit JiwaRumah Sakit Islam Jiwa Klender – FK YARSI

Page 4: Referat Anxietas

REFERAT GANGGUAN CEMAS Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

BAB II

TINJUAN PUSTAKA

1. DEFINISI

“Anxietas adalah perasaan yang difus, yang sangat tidak menyenangkan, agak tidak

menentu dan kabur tentang sesuatu yang akan terjadi. Perasaan ini biasanya disertai dengan

reaksi badaniah yang khas dan yang akan datang berulang bagi seseorang. Perasaan ini dapat

berupa rasa kosong di perut, dada sesak, jantung berdebar, keringat berlebihan, sakit kepala atau

rasa mau kencing atau buang air besar. Perasaan ini disertai dengan rasa ingin bergerak dan

gelisah. “ ( Harold I. LIEF) “Anenvous condition of unrest” ( Leland E. HINSIE dan Robert S

CAMBELL) “Anxietas adalah perasaan tidak senang yang khas yang disebabkan oleh dugaan

akan bahaya atau frustrasi yang mengancam yang akan membahayakan rasa aman,

keseimbangan, atau kehidupan seseorang individu atau kelompok biososialnya.” ( J.J GROEN)

2. EPIDEMIOLOGI

Jenis Kelamin wanita 2-3 kali lebih sering terkena dari pada laki-laki, walaupun

kurangnya diagnosis gangguan panik pada laki-laki mungkin berperan dalam distribusi yang

tidak sama tersebut. Perbedaan antara kelompok Hispanik, kulit putih non-Hispanik, dan kulit

hitam adalah sangat kecil. Faktor sosial satu-satunya yang dikenali berperan dalam

perkembangan gangguan panik adalah riwayat perceraian atau perpisahan yang belum lama.

Gangguan paling sering berkembang pada dewasa muda - usia rata-rata timbulnya adalah kira-

kira 25 tahun, tetapi baik gangguan panik maupun agorafobia dapat berkembang pada setiap

usia. Sebagai contohnya. gangguan panik telah dilaporkan terjadi pada anak-anak dan remaja.

dan kemungkinan kurang diagnosis pada mereka.

Survei terkini di Amerika (1996) melaporkan bahwa 15 - 33% pasien yang datang

berobat ke dokter non psikiater merupakan pasien dengan gangguan mental. Dari jumlah tersebut

minimal sepertiganya menderita gangguan kecemasan. Di Indonesia penelitian yang dilakukan di

Puskesmas Kecamatan Tambora Jakarta Barat tahun 1984 menunjukkan bahwa di puskesmas

4Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit JiwaRumah Sakit Islam Jiwa Klender – FK YARSI

Page 5: Referat Anxietas

REFERAT GANGGUAN CEMAS Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

jumlah gangguan kesehatan jiwa yang sering muncul sebagai gangguan fisik adalah 28,73%

untuk dewasa dan 34,39% untuk anak.

3. ETIOLOGI

Penyebab pasti gangguan kecemasan tidak diketahui, banyak gangguan ini disebabkan

oleh kombinasi faktor, termasuk perubahan di otak dan stres lingkungan.

Seperti penyakit tertentu, seperti diabetes, gangguan kecemasan dapat disebabkan oleh

ketidakseimbangan kimia dalam tubuh. Penelitian telah menunjukkan bahwa stres berat atau

jangka panjang dapat mengubah keseimbangan kimia dalam otak yang mengendalikan mood.

Penelitian lain menunjukkan bahwa orang dengan gangguan kecemasan tertentu memiliki

perubahan struktur otak tertentu yang mengontrol memori atau mood. Selain itu, penelitian telah

menunjukkan bahwa gangguan kecemasan dalam keluarga, yang berarti bahwa mereka dapat

diwariskan dari satu atau kedua orang tuanya, seperti warna rambut atau mata. Selain itu, faktor

lingkungan tertentu - seperti trauma atau peristiwa penting - dapat memicu gangguan kecemasan

pada orang yang memiliki kerentanan diwariskan kepada mengembangkan kekacauan.

Faktor pencetus yang sering jelas dan secara psikodinamik berhubungan dengan faktor-

faktor yang menahun seperti amarah yang direpresi atau impuls untuk melampiaskan hal sex.

Biasanya urut-urutan kejadian sebagai berikut : Ketakutan ( kecemasan akut ) → represi dan

konflik ( tak sadar ) → kecemasan menahun → stres pencetus → penurunan daya tahan dan

mekanisme untuk mengatasinya → nerosa cemas.

Faktor Biologis

Penelitian tentang dasar biologis untuk gangguan panik telah menghasilkan berbagai

temuan; satu interpretasi adalah bahwa gejala gangguan panik dapat disebabkan oleh berbagai

kelainan biologis di dalam struktur otak dan fungsi otak. penelitian tersebut dan penelitian

lainnya telah menghasilkan hipotesis yang melibatkan disregulasi system saraf perifer dan pusat

di dalam patofisiologi gangguan panik. Sistem saraf otonomik pada beberapa pasien gangguan

panik telah dilaporkan menunjukkan peningkatan tonus simpatik, beradaptasi secara lambat

5Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit JiwaRumah Sakit Islam Jiwa Klender – FK YARSI

Page 6: Referat Anxietas

REFERAT GANGGUAN CEMAS Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

terhadap stimuli yang berulang, dan berespon secara berlebihan terhadap stimuli yang sedang.

Sistem neurotransmiter utama yang terlibat adalah norepinefrin, serotonin, dan gamma-

aminobutyric acid (GABA).

Faktor Genetika

Bahwa gangguan ini memiliki komponen genetika yang jelas. Angka prevalensi tinggi

pada anak dengan orang tua yang menderita gangguan panik. Berbagai penelitian telah

menemukan adanya peningkatan resiko gangguan panik sebesar 4-8 kali lipat pada sanak saudara

derajat pertama pasien dengan gangguan panik dibandingkan dengan sanak saudara derajat

pertama dari pasien dengan gangguan psikiatrik lainnya. Demikian juga pada kembar monozigot.

Faktor Psikososial

Baik teori kognitif perilaku dan psikoanalitik telah dikembangkan untuk menjelaskan

patogenesis gangguan panik dan agoraphobia. Teori kognitif perilaku menyatakan bahwa

kecemasan adalah suatu respon yang dipelajari baik dari perilaku modeling orang tua atau

melalui proses pembiasan klasik.

Teori psikoanalitik memandang serangan panik sebagai akibat dari pertahanan yang tidak

berhasil dalam melawan impuls yang menyebabkan kecemasan. Apa yang sebelumnya

merupakan suatu sinyal kecemasan ringan menjadi suatu perasaan ketakutan yang melanda,

lengkap dengan gejala somatik.

Peneliti menyatakan bahwa penyebab serangan panic kemungkinan melibatkan arti

bawah sadar peristiwa yang menegangkan dan bahwa patogenesis serangan panik mungkin

berhubungan dengan faktor neurofisiologis yang dipicu oleh reaksi psikologis.

6Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit JiwaRumah Sakit Islam Jiwa Klender – FK YARSI

Page 7: Referat Anxietas

REFERAT GANGGUAN CEMAS Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

3. Gambaran Klinis

Serangan panik adalah periode kecemasan atau ketakutan yang kuat dan relative singkat

dan disertai gejala somatik. Suatu serangan panik secara tiba-tiba akan menyebabkan minimal 4

dari gejala-gejala somatik berikut:

1. Palpitasi

2. Berkeringat

3. Gemetar

4. Sesak napas

5. Perasaan tercekik

6. Nyeri dada atau perasaan tidak nyaman

7. Mual dan gangguan perut

8. Pusing, bergoyang. melayang. atau pingsan

9. Derealisasi atau depersonalisasi

10. Ketakutan kehilangan kendali atau menjadi gila

11. Rasa takut mati

12. Parastesi atau mati rasa

13. Menggigil atau perasaan panas. Serangan panik pertama seringkali sama sekali spontan,

walaupun serangan panik kadang-kadang terjadi setelah luapan kegembiraan, kelelahan fisik,

aktivitas seksual, atau trauma emosional sedang. DSM-IV menekankan bahwa sekurangnya

serangan pertama harus tidak diperkirakan (tidak memiliki tanda) untuk memenuhi criteria

diagnostik untuk gangguan panic.7

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit JiwaRumah Sakit Islam Jiwa Klender – FK YARSI

Page 8: Referat Anxietas

REFERAT GANGGUAN CEMAS Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

Serangan sering dimulai dengan periode gejala yang meningkat dengan cepat selama 10

menit. Gejala mental utama adalah ketakutan yang kuat dan suatu perasaan ancaman kematian

dan kiamat. Pasien biasanya tidak mampu untuk menyebutkan sumber ketakutannya. Pasien

mungkin merasa kebingungan dan mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian. Tanda

fisik adalah takikardia. palpitasi, sesak nafas, dan berkeringat.

Gejala Penyerta

Gejala depresif seringkali ditemukan pada serangan panik dan agoraphobia, dan pada

beberapa pasien suatu gangguan depresif ditemukan bersama-sama dengan gangguan panik.

Penelitian telah menemukan bahwa resiko bunuh diri selama hidup pada orang dengan gangguan

panik adalah lebih tinggi dibandingkan pada orang tanpa gangguan mental.

4. KRITERIA DIAGNOSIS

Kriteria diagnostic untuk Gangguan Panik

Tabel dari DSM-IV, Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, ed 4.

Suatu periode tertentu adanya rasa takut atau tidak nyaman, di mana empat (atau lebih) gejala

berikut ini terjadi secara tiba-tiba dan mencapai puncaknya dalam 10 menit:

(1) Palpitasi, jantung berdebar kuat, atau kecepatan jantung bertambah cepat.

(2) Berkeringat.

(3) Gemetar atau berguncang

(4) Rasa nafas sesak atau tertahan

(5) Perasaan tercekik

(6) Nyeri dada atau perasaan tidak nyaman

(7) Mual atau gangguan perut

8Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit JiwaRumah Sakit Islam Jiwa Klender – FK YARSI

Page 9: Referat Anxietas

REFERAT GANGGUAN CEMAS Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

(8) Perasaan pusing, bergoyang, melayang, atau pingsang.

(9) Derealisasi (perasaan tidak realitas) atau depersonalisasi (bukan merasa diri sendiri).

(10) Ketakutan kehilangan kendali atau menjadi gila

(11) Rasa takut mati.

(12) Parestesia (mati rasa atau sensasi geli)

(13) Menggigil atau perasaan panas.

Menurut PPDGJ-III gangguan panik baru ditegakkan sebagai diagnosis utama bila tidak

ditemukan adanya gangguan anxietas fobik. Untuk diagnosis pasti, harus ditemukan adanya

beberapa kali serangan anxietas berat dalam masa kira-kira satu bulan :

1. Pada keadaan-keadaan dimana sebenarnya secara objektif tidak ada bahaya.

2. Tidak terbatas pada situasi yang telah diketahui atau yang dapat diduga sebelumnya

(unpredictable situation)

3. Dengan keadaan yang relatif dari gejala-gejala anxietas pada periode diantara serangan-

serangan panik (meskipun demikian umumnya dapat terjadi juga “anxietas antipsikotik”

yaitu anxietas yang terjadi setelah membayangkan sesuatu yang mengkhawatirkan akan

terjadi.

5. KLASIFIKASI

F 40 GANGGUAN ANXIETAS FOBIK

a. F 40.0 AGORAFOBIA

PEDOMAN DIAGNOSTIK.

Semua kriteria ini hrs dipenuhi utk :

a. Gejala psikologis/otonomik yg timbul hrs mrpk manifestasi primer dr anxietas &

bkn mrpk gejala lain yg sekunder seperti waham atau pikiran obsesif.

9Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit JiwaRumah Sakit Islam Jiwa Klender – FK YARSI

Page 10: Referat Anxietas

REFERAT GANGGUAN CEMAS Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

b. Anxietas yg timbul hrs terutama terjadi dlm sekurang2nya dua dari situasi berikut :

• Banyak orang

• Tempat-tempat umum

• Bepergian keluar rumah

• Bepergian sendiri

c. Menghindari situasi fobik hrs/sdh mrpk gambaran yg menonjol

b. F 40.1 FOBIA SOSIAL

1. Mulai sejak usia remaja

2. Rasa takut diperhatikan oleh orla dlm kel yg relatif kecil

3. Menjurus pd perhindaran thd situasi sosial yg relatif kecil

4. Menjurus pd penghindaran thd situasi sosial

5. Lelaki sama dgn wanita

6. Gambarannya dpt sgt jelas mis. makan di tempat umum, berbicaradidepan umum,

menghadapi jenis kelamin lain, hampir semua situasi di luar keluarga

7. Biasanya disertai dgn harga diri yg rendah dan takut kritik

8. Dpt tercetus sbg : malu (muka merah), tangan gemetar, mual, ingin buang air

kecil & gejala demikian dpt berkembang menjadi serangan panik

PEDOMAN DIAGNOSTIK

Semua kriteria dibwh ini hrs dipenuhi utk :

• Gejala2 psikologis, perilaku /otonomik hrs mrpk manifestasi primer dari anxietas

dan bukan sekundari gejala lain spt waham / pikiran obsesif

• Anxietas hrs hanya terbatas / menonjol pada situasi sosial tertentu saja

• Penghindaran dari situasi fobik hrs mrpk gambaran yang menonjol

DIAGNOSIS BANDING

Gangguan depresif & agorafobia sering sulit dibedakan dgn fobia sosial.

Hendaknya diutamakan Dx agorafobia, depresi jgn ditegakkan kecuali ditemukan

sindrom depresif yg lengkap & jelas

10Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit JiwaRumah Sakit Islam Jiwa Klender – FK YARSI

Page 11: Referat Anxietas

REFERAT GANGGUAN CEMAS Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

c. F 40.2 FOBIA KHAS (TERISOLASI)

Fobia yg terbatas pd situasi yg sgt spesifik seperti bila :

• Berdekatan dgn binatang tertentu

• Tempat tinggi

• Petir

• Kegelapan

• Naik pesawat

• Buang hajat ditempat umum

• Makan makanan tertentu

• Dokter gigi

• Takut melihat darah/luka

• Takut berhubungan dgn penyakit tertentu

Biasanya timpul pd masa kanak2/dewasa muda ; dpt menetap puluhan tahun bila

tdk diobati

PEDOMAN DIAGNOSTIK

Semua kriteria yg dibawah ini utk DX :

a. Gejala psikologis atau otonomik hrs mrpk manifestasi primer dari anxietas, dan

bkn sekunder dari gejala2 lain seperti waham atau pikiran obsesif

b. Anxietas hrs terbatas ps adanya objek situasi fobik tertentu

c. Situasi fobik tsb sedapat mungkin dihindarinya

Termasuk :

– Akrofobia

– Fobia binatang

– Klaustrofobia

– Fobia ujian

– Fobia sederhana

DIAGNOSA BANDING

Gangguan hipokhondrik F 45.2

11Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit JiwaRumah Sakit Islam Jiwa Klender – FK YARSI

Page 12: Referat Anxietas

REFERAT GANGGUAN CEMAS Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

Gangguan waham F 22.0

F 40.8 gangguan fobik lainnya

F 40.9 Gangguan fobik YTT, termasuk fobia YTT, keadaan Fobik YTT

F 41 GANGGUAN ANXIETAS LAINNYA

Gejala Utama : manifestasi klinik

Dapat disertai :

• Gejala depresif

• Gejala obsesif

• Beberapa unsur anxietas fobik

à Bersifat sekunder, ringan

a. F 41.0 GANGGUAN PANIK (Anxietas Paroksimal Episodik)

Gambaran esensial :

• Serangan anxietas berat (panik) yg berulang

• Tdk terbatas pada adanya situasi tertentu / suatu rangkaian kejadian

• Tidak terduga

• Gejala yg biasa dijumpai, onsit mendadak :

– Palpitasi

– Nyeri dada

– Perasaan tercekik

– Pusing kepala

– Rasa menjadi gila

- Perasaan tidak riil (depersonalisasi/derealisasi)

- Rasa takut mati

- Kehilangan kendali

12Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit JiwaRumah Sakit Islam Jiwa Klender – FK YARSI

Page 13: Referat Anxietas

REFERAT GANGGUAN CEMAS Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

PEDOMAN DIAGNOSTIK

Untuk Dx bbrp serangan anxietas berat diserta gejala otonomik hrs terjadi dlm

periode kira2 1 bln tdk berbahaya :

a. Pada keadaan2 yg sebenarnya scr objektiv tdk ada bahaya

b. Tdk terbatas hanya pada situasi yang telah diketahui atau yang dapat diduga

sebelumnya

c. Dengan keadaan yang relatif bebas dari gejala anxietas dalam periode antara

serangan2 panik (meskipun lazim terjadi anxietasantisipatorik)

Termasuk : - serangan panik - keadaan panik

DIAGNOSIS BANDING

• Gangguan panik sbg bagian fobik

• Sekunder dari gangguan depresif, terutama pada lelaki

b. F 41.1 GANGGUAN ANXIETAS MENYELURUH

Gambaran esensial :

• Anxietas yg menyeluruh & menetap

• Tidak terbatas hanya pd setiap keadaan lingkungan yg tertentu saja (misalnya sifat

mengambang atau “free floating”)

Gejala yang sering dijumpai :

• Keluhan tegang yg berkepanjangan

• Gemetaran

• Ketegangan otot

• Berkeringat

• Kepala terasa ringan

• Palpitasi

• Pusing kepala

• Keluhan epigastrik

13Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit JiwaRumah Sakit Islam Jiwa Klender – FK YARSI

Page 14: Referat Anxietas

REFERAT GANGGUAN CEMAS Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

• Ketakutan dirinya/ anggota kel lain akan celaka/sakit

• Khawatir & firasat lain

Pedoman Diagnostik

Hrs menunjukkan gejala primer anxietas hampir setiap hari selama bbrp minggu à

bulan

GEJALA-GEJALA :

a. Kecemasan ttg masa depan (khawatir akan nasib buruk, perasaan gelisah seperti

diujung tanduk, sulit berkonsentrasi)

b. Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tdk dpt santai)

c. Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, tahikardi, keluhan

epigastorik, pusing kepala, mulut kering, dsb)

Diagnostik Banding :

• Episode depresif (F 32)

• Gangguan panik (F 41.0)

• Gangguan obsesif-kompulsif (F 42)

Termasuk :

• Neurosis anxietas

• Reaksi anxietas

• Keadaan anxietas

c. F 41.2 GANGGUAN CAMPURAN ANXIETAS & DEPRESIF

Terdapat gejala anxietas dan depresi yg masing2 tdk menunjukkan rangkaian gejala

yg cukup berat utk menegakkan diagnosa tersendiri.

Bbrp gejala otonomik harus ditemukan :

• Tremor

• Palpitasi

• Mulut kering 14

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit JiwaRumah Sakit Islam Jiwa Klender – FK YARSI

Page 15: Referat Anxietas

REFERAT GANGGUAN CEMAS Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

• Sakit perut (mulas), dsb

Diagnosa Banding :

• Gangguan penyesuaian F 43.2

• Depresi anxietas menetap (dstimia) F 34.1

Termasuk : depresi anxietas (ringan atau tak menetap)

d. F 41.3 GANGGUAN ANXIETAS CAMPURAN LAINNYA

Gangguan yg memenuhi kriteria gangguan anxietas menyeluruh (F 41.1) dan yg

menunjukkan ciri2 yg menonjol dari gangguan lain dlm F 40-F 49

F 41.8 GANGGUAN ANXIETAS LAINNYA TDT

Termasuk : histeria anxietas

F 41.9 GANGGUAN ANXIETAS YTT

Termasuk : anxietas YTT

F 42 GANGGUAN OBSESIF-KOMPULSIF

Ciri utama : pikiran obsesif atau tindakan kompulsif yg berulang

Pikiran obsesional : gagasan, bayangan/impuls yg timbul dlm pikiran individu scr

berulang2 dlm bentuk yang sama à tidak dikehendaki

Tindakan kompulsif : perilaku yg stereotipik, diulang berkali2 à tidak bermanfaat

Gangguan obsesif-kompulsif sering disertai gangguan depresif dan sebaliknya

Pedoman Diagnostik

Dx, gejala2 obsesional atau tindakan kompulsif atau kedua2nya harus ada hampir setiap

hari selama sedikitnya dua minggu berturut2, merupakan sumber distres atau gangguan

aktivitas

15Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit JiwaRumah Sakit Islam Jiwa Klender – FK YARSI

Page 16: Referat Anxietas

REFERAT GANGGUAN CEMAS Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

Ciri2 gejala obsesional :

Hrs dikenal/disadari sbg pikiran/impuls dari diri individu sendiri

Setidaknya ada satu pikiran atau tindakan yg masih tidak berhasil dilawan,

meskipun ada lainnya yg tidak lagi dilawan oleh penderita

Pikiran utk melaksanakan tindakan tsb diatas bukan mrpk hal yg memberi

kepuasan atau kesenangan (sekedar perasaan lega dari ketegangan/anxietas tidak tanggap

sbg kesenangan seperti dimaksud diatas)

Pikiran, bayangan atau impuls tsb hrs mrpk pengulangan yg tdk menyenangkan

Tersamuk :

• Neurosis anankastik

• Neurosis obsesional

• Neurosis obsesif-kompulsif

Diagnosis banding

• Gangguan depresif primer

• Sikzofrenia

• Sindrom teurette

F 42.0 PREDOMINAN PIKIRAN OBSESIONAL ATAU PENGULANGAN

Dapat berupa gagasan, bayangan mental atau dorongan utk berbuat à distres

F 42.1 PREDOMINAN TINDAKAN KOMPULSIF (OBSESSION RITUAL)

– Tindakan kompulsif berkaitan dgn kebersihan

– Memeriksa berulang utk meyakinkan bahwa situasi yang dianggapnya berpotensi

nahaya tidak dibiarkan terjadi, atau masalah kerapian dan keteraturan.

– Merupakan ikhtiar simbolik atau sia-sia untuk menghindari bahaya tersebut

16Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit JiwaRumah Sakit Islam Jiwa Klender – FK YARSI

Page 17: Referat Anxietas

REFERAT GANGGUAN CEMAS Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

– Menyita banyak waktuà ketidak mampuan mengambil keputusan dan

keterlambatan yang mencolok

– Jarang disertai oleh depresi dibandingkan dengan pikiran obsesional, lebih

responsif terhadap terapi tingkah laku

F 42.2 CAMPURAN TINDAKAN DAN PIKIRAN OBSESIONAL

– Pasien obsesif-kompulsif memperlihatkan unsur pikiran yg obsesional maupun

tindakan yang kompulsif

– Keduanya (obsesif & kompulsif) hrs seimbang sama2 menonjol

F 43 CAMPURAN THD STRES BERAT & GANGGUAN PENYESUAIAN

Diidentifikasikan atas dasar :

– Simtomatologi dan perjalanan penyakit

– Faktor pencetus :

• Stres kehidupan yang luar biasa à stres akut

• Perubahan penting dalam kehidupan à situasi tidak enak à gangguan

penyesuaian

Terdapat pada semua kelompok umur

F 43.0 REAKSI STRES AKUT

• Gangguan sementara yg cukup parah – bbrp jam/hari

• Stressor berupa pengalaman traumatik luar biasa ancaman serius t/n

keamanan/integritas fisik individu sendiri atau orang2 yg dicintai mis :

– Bencana alam

– Kecelakaan

– Peperangan

17Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit JiwaRumah Sakit Islam Jiwa Klender – FK YARSI

Page 18: Referat Anxietas

REFERAT GANGGUAN CEMAS Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

– Serangan tindakan kriminal

– Perubahan luar biasa yang mendadak

Penting : kerentanan individual & kemampuan menyesuaikan diri seseorang

Pedoman Diagnostik :

1. Gambaran gejala campuran yg biasanya berubah2

• Depresif

• Keadaan terpaku/bengong

• Anxietas

• Kemarahan

• Kekecewaan

• Overaktif

• Penarikan diri

b. Kasus2 yg dpt dialihkan dari lingkup stresornya à gejala2nya dpt menghilang dgn cepat

(bbrp jam). Bila stres berkelanjutan/tak dapat dialihkan à gejala mereda seletah 1-3 hari

Termasuk :

• Reaksi krisis akut

• Kelelahan bertempur

• Keadaan krisis

• “shock” psikis

18Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit JiwaRumah Sakit Islam Jiwa Klender – FK YARSI

Page 19: Referat Anxietas

REFERAT GANGGUAN CEMAS Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

F 43.1 GANGGUAN STRES PASCA TRAUMA

• Timbul sbg akibat/respons yg berkepanjangan & atau tertunda thd kejadian atau situasi

yg menimbulkan stres

• Faktor predisposisi yaitu ciri kepribadian (misalnya kompulsif astenik) dpt menurunkan

kadar ambang

• Gejala khas : episode2 bayangan kejadian traumatik terulang kembali (“flash backs”)

atau mimpi, terjadi perasaan “beku” dan penumpukan emosi, menjauhi orla, tdk responsif

thd lingkungannya, anhedomamenghindari aktivitas2/situasi yg berkaitan menghindari

ingatan traumatik, bisa mendadak ketakutan, panik atau agresif

• Terjadi bangkitan otonomik berlebihan dgn kenekatan yg berlebih, mudah kaget,

tertegun, insomnia. Bisa dsertai anxietas & depresi, dan ide bunuh diri

• Onset bbrp minggu – bulan = 6 bulan

Perjalanan berfluktuasi

Pedoman Diagnostik

• Timbulnya dlm waktu 6 bln, disebabkan oleh suatu peristiwa traumatik yg luar biasa

berat

• Onset > 6 bln dgn manifest klinis khas seperti yg telah disebutkan

Termasuk : Neurosis Traumatik

F 43.2 GANGGUAN PENYESUAIAN

• Keadaan stres yg subjektif & gangguan emosional yg biasanya menganggu kinerja dan

fungsi sosial

• Timbul pd periode adaptasi t/n suatu perubahan dlm hidup yg bermakna / kehidupan

penuh stress

• Predisposisi/kerentanan individual berperan dlm resiko terjadinya gangguan kepribadian

19Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit JiwaRumah Sakit Islam Jiwa Klender – FK YARSI

Page 20: Referat Anxietas

REFERAT GANGGUAN CEMAS Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

Pedoman Diagnostik

DX tergantung pd suatu evaluasi yg teliti t/n hubungan antara :

1. Bentuk, isis, keparahan gejala

2. Riwayat & kepribadian sebelumnya

3. Kejadian / situasi penuh stres/krisis kehidupan

Termasuk : “Culture Shock”, reaksi berkabung, hopitalisasi pada anak

Tak termasuk : gangguan anxietas perpisahan masa kanak

• Jika kriteria gangguan penyesuaian telah dipenuhi, maka bentuk klinis/peri domain dapat

ditentukan dengan menggunakan karakter ke 5:

F43.20 Reaksi depresif singkat : bersifat sementara dgn jangka waktu < 1 bulan

F43.21 Reaksi depresif berkepanjangan : depresi ringan sbg respon t/n stress

berkepanjangan denghan jangka waktu <2 tahun

F43.22 Reaksi campuran Anxietas dan depresif : gejala anxietas & depresif keduanya

menonjol, tapi tdk melebihi F41.2/F41.3

F43.23 dgn predominan gangguan emosi lainnya : gejala-gejala adl anxietas, depresi,

kekhawatiran. Ketegangan, amarah. Kategori ini juga hrs dipakai untuk reaksi pada anak-

anak dgn prilaku regresif, ngompol atau menghisap jempol

F43.24 dgn predominan gangguan tingkah laku. Gangguan utama : tingkah laku, Raksi

duka cita remaja à prilaku agresif/disosial

F43.25 dgn gangguan campuran emosi dan tingkah laku. Gejala emosional dan tingkah

laku merupakan ciri menonjol

F43.28 dgn gejala predominan lainnya YDT

F43.8 Reaksi Terhadap Stress Berat Lainnya

20Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit JiwaRumah Sakit Islam Jiwa Klender – FK YARSI

Page 21: Referat Anxietas

REFERAT GANGGUAN CEMAS Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

F43.9 Reaksi Terhadap Stress Berat YTT

6. BENTUK ANXIETAS

Gangguan Panik

Gangguan Fobik

Gangguan Obsesif-kompulsif

Gangguan Stres Pasca Trauma

Gangguan Stres Akut

Gangguan Anxietas Menyeluruh.

GANGGUAN PANIK [Panic Disorder]

Istilah “panik” berasal dari kata Pan, dewa Yunani yang setengah hantu, tinggal

dipegunungan dan hutan, dan perilakunya sangat sulit diduga. Di tahun 1895 deskripsi gangguan

panik pertama kali dikemukakan oleh Sigmund Freud dalam kasus agorafobia. Serangan panik

merupakan ketakutan akan timbulnya serangan serta diyakini akan segera terjadi. Individu yang

mengalami serangan panik berusaha untuk melarikan diri dari keadaan yang tidak pernah

diprediksi.

Gangguan panik adalah ditandai dengan terjadinya serangan panik yang spontan dan

tidak diperkirakan. Serangan panik adalah periode kecemasan atau ketakutan yang kuat dan

relative singkat (biasanya kurang dari satu tahun), yang disertai oleh gejala somatik tertentu

seperti palpitasi dan takipnea. Frekuensi pasien dengan gangguan panik mengalami serangan

panik adalah bervariasi dari serangan multiple dalam satu hari sampai hanya beberapa serangan

selama setahun. Di Amerika Serikat, sebagian besar peneliti dibidang gangguan panik percaya

bahwa agoraphobia hampir selalu berkembang sebagai suatu komplikasi pada pasien yang

memiliki gangguan panik.

21Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit JiwaRumah Sakit Islam Jiwa Klender – FK YARSI

Page 22: Referat Anxietas

REFERAT GANGGUAN CEMAS Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

Serangan panik sering dimulai pada masa remaja akhir atau dewasa awal, namun tidak semua

orang yang mengalami serangan panik akan mengembangkan gangguan panik. Banyak orang

hanya memiliki satu serangan dan tidak pernah lagi. Terjadi pada wanita lebih sering daripada

laki-laki. Ada dua kriteria gangguan panik : gangguan panik tanpa agorafobia dan gangguan

panik dengan agorofobia kedua gangguan panik ini harus ada serangan panik.

GAMBARAN KLINIS

Serangan panik pertama seringkali spontan, tanpa tanda mau serangan panik, walaupun serangan

panik kadang-kadang terjadi setelah luapan kegembiraan, kelelahan fisik, aktivitas seksual atau

trauma emosional. Klinisi harus berusaha untuk  mengetahui tiap kebiasaan atau situasi yang

sering mendahului serangan panik.  Serangan sering dimulai dengan periode gejala yang

meningkat dengan cepat selama 10 menit. Gejala mental utama adalah ketakutan yang kuat,

suatu perasaan ancaman kematian dan kiamat. Pasien biasanya tidak mampu menyebutkan

sumber ketakutannya. Pasien mungkin merasa kebingungan dan mengalami kesulitan dalam

memusatkan perhatian. Tanda fisik adalah takikardia, palpitasi, sesak nafas dan berkeringat.

Pasien seringkali mencoba untuk mencari bantuan. Serangan biasanya berlangsung 20 sampai 30

menit.

Agorafobma : pasien dengan agorafobia akan menghindari situasi dimana ia akan sulit

mendapatkan bantuan. Pasien mungkin memaksa bahwa mereka harus ditemani setiap kali

mereka keluar rumah.  

GEJALA PENYERTA

Gejala depresi seringkali ditemukan pada serangan panik dan agorafobia, pada beberapa pasien

suatu gangguan depresi ditemukan bersama-sama dengan gangguan panik.  Penelitian telah

menemukan bahwa resiko bunuh diri selama hidup pada orang dengan gangguan panik adalah

lebih tinggi dibandingkan pada orang tanpa gangguan mental.  

DIAGNOSA BANDING

Penyakit kardiovaskuler : anemia, hipertensi, infark iniokardium, dsb.

Penyakit pulmonum : asma, hiperventilasi, emboli paru-paru.

Penyakit neurologis : penyakit serebrovaskular, epilepsi, inigrain, tumor, dsb.

Penyakit endokrin : diabetes, hipertroidisme, hipoglikemi, sindroma pramestruasi, gangguan

22Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit JiwaRumah Sakit Islam Jiwa Klender – FK YARSI

Page 23: Referat Anxietas

REFERAT GANGGUAN CEMAS Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

menopause, dsb.

lntoksikasi obat, putus obat.

Kondisi lain : anafilaksis, gangguan elektrolit, keracunan logam berat, uremia dsb

TERAPI Konseling dan medikasi.

Konseling: ajari pasien untuk diam ditempat sampai serangan panik berlalu, konsentrasikan diri

untuk mengatasi anxietas bukan pada gejala fisik, rileks, latihan pernafasan. Identifikasikan rasa

takut selama serangan. Diskusikan cara menghadapi rasa takut.

Medikasi :

Banyak pasien tertolong melalui konseling dan tidak membutuhkan medikasi. Bila serangan

sering dan berat, atau secara bermakna dalam keadaan depresi beri antidepresan (imipramin 25

mg malam hari, dosis bisa sampai 100-150 mg malam selama 2 minggu ). Bila serangan jarang

dan terbatas beri anti anxietas, jangka pendek (lorazepam 0,5 1 mg 3 dd 1 atau alprazolam 0,25 1

mg 3 dd 1) hindari pemberian jangka panjang dan pemberian medikasi yang tidak perlu.

  

23Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit JiwaRumah Sakit Islam Jiwa Klender – FK YARSI

Page 24: Referat Anxietas

REFERAT GANGGUAN CEMAS Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

GANGGUAN FOBIK

FOBIA adalah suatu ketakutan yang tidak rasional yang menyebabkan penghindaran yang

disadari terhadap obyek, aktivitas, atau situasi yang ditakuti.

Fobia adalah ketakutan yang berlebihan yang disebabkan oleh benda, binatang ataupun peristiwa

tertentu. sifatnya biasanya tidak rasional, dan timbul akibat peristiwa traumatik yang pernah

dialami individu. Fobia juga merupakan penolakan berdasar ketakutan terhadap benda atau

situasi yang dihadapi, yang sebetulnya tidak berbahaya dan penderita mengakui bahwa ketakutan

itu tidak ada dasarnya.

Fobia simpel: sumber binatang, ketinggian, tempat tertutup, darah. Yang menderita banyak

wanita, dimulai semenjak kecil. Agorafobia: kata yunani, agpra = tempat berkumpul, pasar.

Sekelompok ketakutan yang berpusat pada tempat-tempat publik: takut berbelanja, takut

kerumunan, takut bepergian.

Banyak yang minta pertolongan. Banyak wanita yang menderita ini dimulai pada masa remaja

dan permulaan dewasa. Simtom: ketegangan, pusing, kompulsi, merenung, depresi, ketakutan

menjadi gila. 90% dari suatu sampel: takut tempat tinggi, tempat tertutup, elevator.

Fobia dibedakan menjadi dua jenis,yaitu:

a. Fobia Spesifik

Sebuah fobia spesifik adalah rasa takut, intens irasional dari sesuatu yang sedikit atau tidak

menimbulkan bahaya yang sebenarnya. Beberapa fobia spesifik lebih umum dipusatkan di

tempat-tempat tertutup, ketinggian, eskalator, terowongan, jalan raya mengemudi, air, terbang,

anjing, dan cedera yang melibatkan darah. fobia seperti ini tidak hanya sangat takut, mereka

ketakutan irasional terhadap suatu hal tertentu.Ketakutan berlebih yang disebabkan oleh benda,

atau peristiwa traumatik tertentu, misalnya: ketakutan terhadap kucing (ailurfobia), ketakutan

terhadap ketinggian (acrofobia), ketakutan terhadap tempat tertutup (agorafobia), fobia terhadap

kancing baju, dsb.

24Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit JiwaRumah Sakit Islam Jiwa Klender – FK YARSI

Page 25: Referat Anxietas

REFERAT GANGGUAN CEMAS Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

b. Fobia Sosial

Fobia sosial, juga disebut gangguan kecemasan sosial, didiagnosa ketika orang-orang menjadi

sangat cemas dan terlalu sadar diri dalam situasi sosial sehari-hari. Orang dengan fobia sosial

memiliki ketakutan yang kuat, gigih, dan kronis sedang diawasi dan dinilai oleh orang lain dan

melakukan hal-hal yang akan mempermalukan mereka. Mereka bisa khawatir selama berhari-

hari atau berminggu-minggu sebelum situasi yang ditakuti. Ketakutan berlebih pada kerumunan

atau tempat umum. ketakutan ini disebabkan akibat adanya pengalaman yang traumatik bagi

individu pada saat ada dalam kerumunan atau tempat umum. misalnya dipermalukan didepan

umum, ataupun suatu kejadian yang mengancam dirinya pada saat diluar rumah.

TERAPI

Konseling dan medikasi: dorong pasien untuk dapat mengatur pernafasan, membuat daftar situasi

yang ditakuti atau dihindari, diskusikan cara-cara menghadapi rasa takut tersebut. Dengan

konseling banyak pasien tidak membutuhkan medikasi. Bila ada depresi bisa diberi antidepresan

lmipramin 50 150 mg/ hari. Bila ada anxietas beri antianxietas dalam waktu singkat, karena bisa

menimbulkan ketergantungan. Beta bloker dapat mengurangi gejala fisik.  Konsultasi spesialistik

bila rasa takut menetap.

GANGGUAN OBSESIF-KOMPULSIF

Prevalensi seumur hidup gangguan obsesif-kompulsif pada populasi umum diperkirakan

adalah 2-3 persen. Waktu tidak diobati, OCD dapat mengganggu semua aspek kehidupan. Anak-

anak bisa menderita OCD juga . OBSESIF adalah pikiran, perasaan, ide yang berulang, tidak

bisa dihilangkan dan tidak dikehendaki. KOMPULSIF adalah tingkah-laku yang berulang, tidak

bisa dihilangkan dan tidak dikehendaki. Perilaku ini merupakan ritual pembebasan dari dosa

pada orang tersebut. dengan mencuci tangan ia berharap bisa membersihkan dari dosa yang telah

ia perbuat. obsesif kompulsif ini biasanya cenderung pada perilaku bersih-bersih. Perilaku seperti

ini sebenarnya banyak terjadi pada lingkungan kita tetapi, kita kadang malah menganggap

perilaku ini wajar. Dewasa muda, mengikuti kejadian yang penuh stres: kehamilan, kelahiran,

25Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit JiwaRumah Sakit Islam Jiwa Klender – FK YARSI

Page 26: Referat Anxietas

REFERAT GANGGUAN CEMAS Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

konflik keluarga, kesulitan dalam pekerjaan, keadaan depresi. Penderita obsesif-kompulsif sering

menderita depresi.

Ada 5 bentuk obsesi:

1. Kebimbangan yang obsesif: pikiran bahwa suatu tugas yang telah selesai tidak secara

baik (75% dari pasien).

2. Pikiran yang obsesif: pikiran berantai yang tidak ada akhirnya. Biasanya fokus pada

kejadian yang akan datang (34% dari pasien).

3. Impuls yang obsesif; dorongan untuk melakukan suatu perbuatan (17%).

4. Ketakutan yang obsesi kecemasan untuk kehilangan kontrol dan melakukan sesuatu yang

memalukan (26%)

5. Bayangan obsesif: bayangan terus menerus mengenai sesuatu yang dilihat (7%).

Kompulsi (2 macam).

1. Dorongan kompulsif yang memaksa suatu perbuatan: melihat pintu berkali-kali (61%).

2. Kompulsi mengontrol: mengontrol dorongan kompulsi (tidak menuruti dorongan

tersebut): mengontrol dorongan inses dengan berkali-kali menghitung sampai 10.

DIAGNOSIS BANDING

Kondisi fisik

- Gangguan neurologis (epilepsi lobul temporalis, komplikasi trauma, dsb)

Kondisi psikiatrik

- Skizofrenia, gangguan kepribadian obsesif-kompulsif, fobia, gangguan depresif.

 

TERAPI

Konseling dan medikasi : mengenali, menghadapi, menantang pikiran yang berulang

dapat mengurangi gejala obsesd, yang pada akhirnya mengurangi perilaku kompulsif. Latihan

26Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit JiwaRumah Sakit Islam Jiwa Klender – FK YARSI

Page 27: Referat Anxietas

REFERAT GANGGUAN CEMAS Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

pernafasan. Bicarakan apa yang akan dilakukan pasien untuk mengatasi situasi, kenali dari

perkuat hal yang berhasil mengatasi situasi. Bila diperlukan bisa diberi Klomipramin 100 - 150

mg, atau golongan Selected Serotonin Reuptake Inhibitors. Konsultasi spesialistik bila kondisi

tidak berkurang atau menetap. 

GANGGUAN STRES PASCA-TRAUMA Posttraumatic Stress Disorder (PTSD)

Gangguan stres-pasca trauma terdiri dari: - pengalaman kembali trauma melalui mimpi

dan pikiran, penghindaran yang persisten oleh penderita terhadap trauma dan penumpulan

responsivitas pada penderita tersebut, kesadaran berlebihan dan persisten. Gejala penyerta yang

sering dan gangguan stres pasca-trauma adalah depresi, kecemasan dan kesulitan kognitif(contoh

pemusatan perhatian yang buruk)

Prevalensi seumur hidup gangguan stres pasca-trauma diperkirakan I sampai 3 persen

populasi umum, 5 sampai 15 persen mengalami bentuk gangguan yang subklinis. Walaupun

gangguan stres pasca-trauma dapat terjadi pada setiap usia, namun gangguan paling menonjol

pada usia dewasa muda. PTSD merupakan kecemasan akibat peristiwa traumatik yang biasanya

dialami oleh veteran perang atau orang-orang yang mengalami bencana alam . PTSD bisanya

muncul beberapa tahun setelah kejadian dan biasanya diawali dengan ASD, jika lebih dari 6

bulan maka orang tersebut dapat mengembangkan PTSD.

Akibat kejadian traumatik atau bencana yang tingkatnya sangat buruk: perkosaan,

peperangan, bencana alam, ancaman yang serius terhadap orang yang sangat dicintai, melihat

orang lain disakiti atau dibunuh. Akan berakibat tidak dapat konsentrasi, mengingat, tidak dapat

santai, impulsif, mudah terkejut, gangguan tidur, cemas, depresi, mati rasa; hal-hal yang

menyenangkan tidak menarik lagi, ada perasaan asing terhadap orang-lain dan yang lampau.

Kalau trauma dialami bersama orang lain, dan yang lain mati: ada rasa bersalah, sering terjadi

mimpi buruk atau gangguan tidur.

Gangguan pasca trauma dapat akut, kronis atau lambat, trauma akibat orang, perang,

serangan fisik atau penganiayaan berlangsung lebih lama daripada trauma setelah bencana alam.

Simtom memburuk jika dihadapkan kepada situasi yang mirip. Dapat terjadi pada anak dan

orang dewasa. Simtom pada anak: mimpi tentang monster atau perubahan tingkah laku: ramai →

27Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit JiwaRumah Sakit Islam Jiwa Klender – FK YARSI

Page 28: Referat Anxietas

REFERAT GANGGUAN CEMAS Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

pendiam. Riwayat psikopatologi pada keluarga memegang peranan psikoterapi. Dapat melalui

terapi kelompok. Dengan cara ini penderita mendapatkan support dari teman-temannya.

PEDOMAN DIAGNOSTIK STRES PASCATRAUMA

A. Telah terpapar dengan peristiwa traumatik, didapati:

o mengalami, menyaksikan, dihadapkan dengan peristiwa yang berupa ancaman

kematian, atau kematian yang sesungguhanya atau cedera yang serius,atau

ancaman integritas fisik diri sendiri atau orang lain

o respon berupa rasa takut yang kuat, rasa tidak berdaya

B. Keadan traumatik secara menetap dialami kembali dalam satu atau lebih cara berikut:

o rekoleksi yang menderitakan, rekuren dan mengganggu tentang kejadian

o Mimpi menakutkan yang berulang tentang kejadian

o berkelakuan atau merasa seakan-akan kejadian traumatik terjadi kembali

o penderitaan psikologis yang kuat saat terpapar dengan tanda internal atau

eksternal yang menyimbolkan atau menyerupai suatu aspek kejadian traumatik

o reaktivitas psikologis saat terpapar dengan tanda internal atau eksternal yang

menyimbolkan atau menyerupai aspek kejadian traumatik

C. Penghindaran stimulus yang persisten yang berhubungan dengan trauma

D. Gejala menetap, adanya peningkatan kesadaran , seperti dua atau lebih berikut:

kesulitan tidur, irritabilitas, sulit konsentrasi, kewaspadaan berlebihan, respon kejut

yang berlebihan.

E. Lama gangguan gejala B,C,D adalah lebih dari satu bulan.

F. Gangguan menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan dalam

fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain.

Pengobatan

28Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit JiwaRumah Sakit Islam Jiwa Klender – FK YARSI

Page 29: Referat Anxietas

REFERAT GANGGUAN CEMAS Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

Perawatan utama bagi orang-orang dengan PTSD adalah psikoterapi (sering disebut terapi

bicara), obat-obatan, atau keduanya. Setiap orang berbeda, sehingga pengobatan yang bekerja

untuk satu orang mungkin tidak bekerja bagi orang lain.

 

REAKSI STRES AKUT

Suatu gangguan sementara yang cukup parah yang terjadi pada seseorang tanpa adanya

gangguan jiwa lain yang nyata, sebagai respons terhadap stres fisik maupun mental yang luar

biasa dan biasanya menghilang dalam beberapa jam atau hari. Stresornya dapat berupa

pengalaman traumatik yang luar biasa . Kerentanan individu dan kemampuan menyesuaikan diri

memegang peranan dalam terjadinya dan keparahannya suatu reaksi stres akut. Harus ada kaitan

waktu yang langsung dan jelas antara terjadinya pengalaman stresor luar biasa dengan onset dan

gejala. Onset biasanya setelah beberapa menit atau bahkan segera setelah kejadian. Selain itu

ditemukan (a) terdapat gambaran gejala campuran yang biasanya berubah-ubah; selain gejala

permulaan berupa keadaan “ terpaku” , semua gejala berikut mungkin tampak: depresif, anxietas,

kemarahan, kekecewaan, overaktif dan penarikan diri, akan tetapi tidak satupun dan jenis gejala

tersebut yang mendominasi gambaran klinisnya untuk waktu lama. (b) pada kasus-kasus yang

dapat dialihkan dan stresomya, gejala-gejalanya dapat menghilang dengan cepat (dalam beberapa

jam); dalam hal dimana stres tidak dapat dialihkan, gejala-gejala biasanya baru mulai mereda

setelah 24 - 48 jam dan biasanya menghilang setelah 3 hari.

29Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit JiwaRumah Sakit Islam Jiwa Klender – FK YARSI

Page 30: Referat Anxietas

REFERAT GANGGUAN CEMAS Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

GANGGUAN CEMAS MENYELURUH

(Generalized Anxiety Disorder)

Penyakit Kecemasan Menyeluruh merupakan kecemasan dan kekhawatiran yang

berlebihan akan sejumlah aktivitas atau peristiwa, yang berlangsung hampir setiap hari, selama 6

bulan atau lebih.

Gambaran esensial dan gangguan ini adalah adanya anxietas yang menyeluruh dan

menetap (bertahan lama), Gejala yang dominant sangat bervariasi, tetapi keluhan tegang yang

berkepanjangan, gemetaran, ketegangan otot, berkeringat, kepala terasa ringan, palpitasi, pusing

kepala dan keluhan epigastnik adalah keluhankeluhan yang lazim dijumpai. Ketakutan bahwa

dirinya atau anggota keluarganya akan menderita sakit atau akan mengalami kecelakaan dalam

waktu dekat, merupakan keluhan yang seringkali diungkapkan. Kecemasan dan kekhawatiran ini

sangat berlebihan sehingga sulit dikendalikan.

Mereka tidak dapat santai, mudah terkejut, dan mengalami kesulitan berkonsentrasi.

Seringkali mereka sulit tidur atau tidur. gejala fisik yang sering menyertai kegelisahan meliputi

kelelahan, sakit kepala, ketegangan otot, nyeri otot, kesulitan menelan, gemetar, gugup, lekas

marah, berkeringat, mual, ringan, harus pergi ke kamar mandi sering, merasa kehabisan napas,

dan hot flashes.

Selain itu, penderita mengalami 3 atau lebih dari gejala-gejala berikut:

Gelisah

Mudah lelah

Sulit berkonsentrasi

Mudah tersinggung

Ketegangan otot

Gangguan tidur

30Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit JiwaRumah Sakit Islam Jiwa Klender – FK YARSI

Page 31: Referat Anxietas

REFERAT GANGGUAN CEMAS Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

Penyakit ini sering terjadi, sekitar 3-5% orang dewasa pernah mengalaminya 2 kali lebih

sering terjadi pada wanita. Seringkali berawal pada masa kanak-kanak atau remaja. Keadaan ini

berfluktuasi, semakin memburuk ketika mengalami stres dan menetap selama bertahun-tahun.

Tanda-tanda; kecemasan kronis terus menerus rnencakup situasi hidup (cemas akan

terjadi kecelakaan, kesulitan finansial). Ada keluhan somatik: berpeluh, merasa panas, jantung

berdetak keras, perut tidak enak, diare, sering buang air kecil, dingin, tangan basah, mulut

kering, tenggorokan terasa tersumbat, sesak nafas, hiperaktivitas sistem saraf otonomik. Merasa

ada gangguan otot: ketegangan atau rasa sakit pada otot terutama pada leher dan bahu, pelupuk

mata berkedip terus, bcrgetar, mudah lelah, tidak mampu untuk santai, mudah terkejut, gelisah,

sering berkeluh. Cemas akan terjadinya bahaya, cemas kehilangan kontrol, cemas akan

mendapatkan.serangan jantung, cemas akan mati. Sering penderita tidak sabar, mudah marah,

tidak dapat tidur, tidak dapat konsentrasi.

Penderita harus menujukkan anxietas sebagai gejala primer yang berlangsung hampir

setiap hari untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan, yang tidak terbatas atau hanya

menonjol pada keadaan situasi khusus tertentu saja ( sifatnya “free floating” atau

“mengambang”).

Gejala - gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur berikut:

a) Kecemasan ( khawatir akan nasib buruk, merasa seperti diujung tanduk, sulit konsentrasi,

dsb.);

b) Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai);

c) Overaktivitas otonomik ( kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar-debar, sesak

napas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut kering, dsb.).

Pada anak-anak sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan untuk ditenangkan (reassurance)

serta keluhan-keluhan somatik berulang yang menojol.

31Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit JiwaRumah Sakit Islam Jiwa Klender – FK YARSI

Page 32: Referat Anxietas

REFERAT GANGGUAN CEMAS Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

TERAPI

Seperti gangguan kecemasan lainnya, GAD adalah bisa diobati. terapi kognitif-perilaku

yang efektif bagi banyak orang, membantu mereka untuk mengidentifikasi, memahami, dan

memodifikasi pemikiran yang salah dan pola perilaku. Hal ini memungkinkan orang dengan

GAD belajar untuk mengendalikan khawatir mereka. Beberapa orang dengan GAD juga minum

obat.

Konseling dan medikasi: informasikan bahwa stres dan rasa khawatir keduanya

mempunyai efek fisik dan mental. Mempelajari keterampilan untuk mengurangi dampak stres

merupakan pertolongan yang paling efektif. Mengenali, menghadapi dan menantang

kekhawatiran yang berlebihan dapat mengurangi gejala anxietas. Kenali kekhawatiran yang

berlebihan atau pikiran yang pesimistik. Latihan fisik yang teratur sering menolong. Medikasi

merupakan terapi sekunder, tapi dapat digunakan jika dengan konseling gejala menetap. 

Medikasi anxietas : misal Diazepam 5 mg malam hari, tidak lebih dari 2 minggu, Beta bloker

dapat membantu mengobati gejala fisik, antidepresan bila ada depresi. Konsultasi spesialistik

bila anxietas berat dan berlangsung lebih dan 3 bulan.

Untuk mengatasinya biasanya diberikan obat anti-cemas (misalnya benzodiazepin); tetapi

karena pemberian jangka panjang bisa menyebabkan ketergantungan fisik, maka dosisnya harus

dikurangi secara perlahan, tidak dihentikan secara tiba-tiba. Buspiron merupakan obat lainnya

yang juga efektif untuk mengatasi kecemasan menyeluruh. Pemakaian obat ini tampaknya tidak

menyebabkan ketergantungan fisik. Tetapi efeknya baru tampak setelah 2 minggu atau lebih,

sedangkan efek benzodiazepin akan tampak beberapa menit setelah pemberian obat.

Terapi perilaku biasanya tidak efektif, karena keadaan yang memicu terjadinya

kecemasan tidak jelas. Kadang dilakukan relaksasi dan teknik biofeed-back. Penyakit kecemasan

menyeluruh bisa berhubungan dengan pertentangan psikis.

Pertentangan ini seringkali berhubungan dengan rasa tidak aman dan sikap kritis yang

merusak diri sendiri. Pada keadaan ini dilakukan psikoterapi untuk membantu memahami dan

menyelesaikan pertentangan psikis.32

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit JiwaRumah Sakit Islam Jiwa Klender – FK YARSI

Page 33: Referat Anxietas

REFERAT GANGGUAN CEMAS Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

Gangguan cemas menyeluruh adalah suatu kekhawatiran yang berlebihan dan dihayati

disertai gejala somatik yang menyebabkan gangguan bermakna dan fungsi sosial atau pekerjaan

atau penderitaan yang jelas bagi pasien.

Gejala

Gejala utamanya adalah kecemasan, ketegangan motorik, hiperaktivitas otonom, dan

kewaspadaan kognitif. Ketegangan motorik sering ditunjukkan dengan gemetarm gelisah serta

nyeri kepala. Gejala lain yang mengikuti, pasien mudah tersinggung dan dikejutkan. Gangguan

seperti ini terjadi secara kronik dan mungkin bisa berlangsung seumur hidup.

Pengobatan

Pengobatan yang efektif untuk gangguan ini adalah dengan mengkombinasikan terapi psikologis

dan farmakoterapi.

GANGGUAN CAMPURAN ANXIETAS DAN DEPRESI

Kategori campuran ini harus digunakan bilamana terdapat gejala anxietas maupun depresi, di

mana masing-masing tidak menunjukkan rangkaian gejala yang cukup berat untuk menegakkan

diaognosis tersendiri.

Obat

Obat tidak akan menyembuhkan gangguan kecemasan, tetapi bisa tetap di bawah kontrol

sedangkan orang yang menerima psikoterapi. Obat utama yang digunakan untuk gangguan

kecemasan adalah antidepresan, obat anti-kecemasan, dan-beta blockers untuk mengendalikan

beberapa gejala fisik. Dengan perawatan yang tepat, banyak orang dengan gangguan kecemasan

dapat memimpin normal, memenuhi hidup.

Antidepresan

Antidepresan dikembangkan untuk mengobati depresi tetapi juga efektif untuk gangguan

kecemasan. Meskipun pengobatan ini mulai mengubah kimia otak setelah dosis pertama, efek

penuh mereka memerlukan serangkaian perubahan terjadi, biasanya sekitar 4 sampai 6 minggu

33Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit JiwaRumah Sakit Islam Jiwa Klender – FK YARSI

Page 34: Referat Anxietas

REFERAT GANGGUAN CEMAS Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

sebelum gejala mulai pudar. Hal ini penting untuk melanjutkan pengambilan obat ini cukup lama

untuk membiarkan mereka bekerja.

SSRI

Beberapa antidepresan terbaru Reuptake disebut inhibitor serotonin selektif, atau SSRI. SSRI

mengubah tingkat serotonin neurotransmitter di otak, yang, seperti neurotransmiter lain,

membantu sel-sel otak berkomunikasi dengan satu sama lain.

Fluoxetine (Prozac ®), sertraline (Zoloft ®), escitalopram (® Lexapro), paroxetine (Paxil ®),

dan citalopram (Celexa ®) adalah beberapa dari SSRIs umumnya diresepkan untuk gangguan

panik, OCD, PTSD, dan fobia sosial. SSRI juga digunakan untuk mengobati gangguan panik

ketika itu terjadi dalam kombinasi dengan OCD, fobia sosial, atau depresi. Venlafaxine (Effexor

®), obat yang berhubungan erat dengan SSRI, digunakan untuk mengobati GAD. Obat-obat ini

dimulai dengan dosis rendah dan secara bertahap meningkat sampai mereka memiliki efek yang

menguntungkan.

SSRI memiliki efek samping lebih sedikit dibandingkan antidepresan lebih tua, tetapi mereka

kadang-kadang menghasilkan sedikit mual atau kegugupan ketika orang pertama mulai

membawa mereka. Beberapa orang juga mengalami disfungsi seksual dengan SSRI, yang

mungkin dibantu oleh menyesuaikan dosis atau beralih ke SSRI yang lain.

Tricyclics

Tricyclics lebih tua dari SSRIs dan kerja serta SSRI untuk gangguan kecemasan selain OCD.

Mereka juga dimulai dengan dosis rendah yang berangsur-angsur meningkat. Mereka kadang-

kadang menyebabkan pusing, mengantuk, mulut kering, dan berat badan, yang biasanya dapat

diperbaiki dengan mengubah dosis atau beralih ke obat trisiklik lain.

Tricyclics termasuk imipramine (Tofranil ®), yang diresepkan untuk gangguan panik dan GAD,

dan clomipramine (Anafranil ®), yang merupakan antidepresan trisiklik hanya berguna untuk

mengobati OCD.

34Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit JiwaRumah Sakit Islam Jiwa Klender – FK YARSI

Page 35: Referat Anxietas

REFERAT GANGGUAN CEMAS Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

MAOIs

oksidase inhibitor monoamina (MAOIs) adalah kelas tertua obat antidepresan. The MAOIs

paling sering diresepkan untuk gangguan kecemasan adalah phenelzine (Nardil ®), diikuti oleh

tranylcypromine (Parnate ®), dan isocarboxazid (Marplan ®), yang berguna untuk mengobati

gangguan panik dan fobia sosial. Orang-orang yang mengambil MAOIs tidak bisa makan

berbagai makanan dan minuman (termasuk keju dan anggur merah) yang mengandung tyramine

atau mengambil obat tertentu, termasuk beberapa jenis pil KB, penghilang rasa sakit (seperti

Advil ®, Motrin ®, atau Tylenol ®) , suplemen dingin dan obat alergi, dan herbal; zat-zat yang

dapat berinteraksi dengan MAOIs menyebabkan peningkatan tekanan darah yang berbahaya.

Pengembangan patch kulit MAOI baru dapat membantu mengurangi risiko ini. MAOIs juga

dapat bereaksi dengan SSRI untuk menghasilkan suatu kondisi serius yang disebut "sindrom

serotonin," yang dapat menyebabkan kebingungan, halusinasi, berkeringat meningkat, kekakuan

otot, kejang, perubahan tekanan darah atau irama jantung, dan kondisi berpotensi mengancam

kehidupan lainnya.

Obat Anti-Anxiety

High-potensi benzodiazepine memerangi kecemasan dan memiliki beberapa efek samping selain

ngantuk. Karena orang-orang bisa terbiasa dengan mereka dan mungkin memerlukan dosis yang

lebih tinggi dan lebih tinggi untuk mendapatkan efek yang sama, benzodiazepine umumnya

diresepkan untuk jangka waktu yang singkat, terutama bagi orang-orang yang telah

menyalahgunakan obat atau alkohol, dan yang menjadi tergantung pada obat-obatan dengan

mudah. Satu pengecualian terhadap peraturan ini adalah orang dengan gangguan panik, yang

dapat mengambil benzodiazepine sampai setahun tanpa membahayakan.

Clonazepam (Klonopin ®) digunakan untuk fobia sosial dan GAD, lorazepam (Ativan ®) sangat

membantu untuk gangguan panik, dan alprazolam (Xanax ®) berguna untuk kedua gangguan

panik dan GAD.

Beberapa orang mengalami gejala-gejala penarikan diri jika mereka berhenti mengambil

benzodiazepine tiba-tiba bukan lentik off, dan kecemasan dapat kembali setelah pengobatan

35Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit JiwaRumah Sakit Islam Jiwa Klender – FK YARSI

Page 36: Referat Anxietas

REFERAT GANGGUAN CEMAS Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

dihentikan. Masalah-masalah ini potensial menyebabkan beberapa dokter untuk menghindar dari

menggunakan obat atau menggunakannya dalam dosis yang tidak memadai.

Buspirone (BuSpar ®), sebuah azapirone, adalah obat anti-kecemasan baru digunakan untuk

mengobati GAD. Kemungkinan efek samping termasuk pusing, sakit kepala, dan mual. Tidak

seperti benzodiazepine, buspirone harus diambil secara konsisten selama minimal 2 minggu

untuk mencapai efek anti-kecemasan.

Beta-bloker

Beta-blocker, seperti propranolol (Inderal ®), yang digunakan untuk merawat kondisi jantung,

dapat mencegah gejala-gejala fisik yang menyertai gangguan kecemasan tertentu, terutama fobia

sosial. Ketika situasi takut dapat diprediksi (seperti memberikan pidato), dokter mungkin

meresepkan beta-blocker untuk menjaga gejala fisik kecemasan di bawah kontrol.

Psikoterapi

Psikoterapi melibatkan berbicara dengan kesehatan mental yang terlatih profesional, seperti

psikiater, psikolog, pekerja sosial, atau konselor, untuk menemukan apa yang menyebabkan

gangguan kecemasan dan bagaimana menangani gejala.

Cognitive-Behavioral Therapy Cognitive-Behavioral Therapy

terapi kognitif-perilaku (CBT) sangat berguna dalam pengobatan gangguan kecemasan. Bagian

kognitif membantu orang mengubah pola pikir yang mendukung ketakutan mereka, dan bagian

perilaku membantu orang mengubah cara mereka bereaksi terhadap situasi kecemasan-

merangsang.

Misalnya, CBT dapat membantu orang dengan gangguan panik belajar bahwa serangan panik

mereka tidak benar-benar serangan jantung dan membantu orang dengan fobia sosial belajar

bagaimana untuk mengatasi keyakinan bahwa orang lain selalu mengawasi dan menilai mereka.

Ketika orang siap untuk menghadapi ketakutan mereka, mereka menunjukkan cara menggunakan

teknik eksposur untuk menurunkan rasa mudah terpengaruh diri untuk situasi-situasi yang

memicu kecemasan mereka. 36

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit JiwaRumah Sakit Islam Jiwa Klender – FK YARSI

Page 37: Referat Anxietas

REFERAT GANGGUAN CEMAS Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

Orang dengan OCD yang takut kotoran dan kuman yang didorong untuk mendapatkan tangan

mereka kotor dan menunggu meningkatnya jumlah waktu sebelum mencuci mereka. Terapis

membantu orang mengatasi kecemasan yang menunggu menghasilkan; setelah latihan telah

diulang beberapa kali, kegelisahan berkurang. Orang dengan fobia sosial dapat didorong untuk

menghabiskan waktu dalam situasi sosial takut tanpa menyerah pada godaan untuk melarikan

diri dan membuat kesalahan sosial kecil dan amati bagaimana orang menanggapi mereka. Karena

respon biasanya jauh lebih keras daripada orang ketakutan, kecemasan tersebut berkurang. Orang

dengan PTSD dapat didukung melalui mengingat peristiwa traumatik mereka dalam situasi yang

aman, yang membantu mengurangi rasa takut itu menghasilkan. CBT terapis juga mengajarkan

napas dalam-dalam dan jenis-jenis latihan untuk mengurangi kecemasan dan mendorong

relaksasi.

terapi perilaku Eksposur berbasis telah digunakan selama bertahun-tahun untuk mengobati fobia

spesifik. Orang yang secara bertahap menemukan objek atau situasi yang ditakuti, mungkin pada

awalnya hanya melalui gambar atau kaset, kemudian tatap muka. Seringkali terapis akan

menemani seseorang ke situasi takut untuk memberikan dukungan dan bimbingan.

CBT dilakukan ketika orang memutuskan mereka siap untuk itu dan dengan izin mereka dan

kerja sama. Agar efektif, terapi harus diarahkan pada kecemasan tertentu orang tersebut dan

harus sesuai dengan kebutuhan nya. Ada efek samping tidak lain ketidaknyamanan sementara

kecemasan meningkat.

CBT atau terapi perilaku sering berlangsung sekitar 12 minggu. Ini dapat dilakukan secara

individual atau dengan sekelompok orang yang memiliki masalah yang sama. Kelompok terapi

sangat efektif untuk fobia sosial. Sering kali "PR" diberikan bagi peserta untuk menyelesaikan

antara sesiAda beberapa bukti bahwa manfaat dari CBT bertahan lebih lama dibandingkan

dengan pengobatan untuk orang dengan gangguan panik, dan yang sama mungkin benar untuk

OCD, PTSD, dan fobia sosial. Jika gangguan yang berulang di kemudian hari, terapi yang sama

dapat digunakan untuk mengobati dengan sukses untuk kedua kalinya.

Obat dapat dikombinasikan dengan psikoterapi untuk gangguan kecemasan yang spesifik, dan ini

adalah pendekatan pengobatan terbaik untuk orang banyak

37Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit JiwaRumah Sakit Islam Jiwa Klender – FK YARSI

Page 38: Referat Anxietas

REFERAT GANGGUAN CEMAS Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

7. PROGNOSIS

Gangguan panik biasanya memiliki onsetnya selama masa remaja akhir atau masa

dewasa awal, walaupun onset selama masa anak-anak, remaja awal, dan usia pertengahan dapat

terjadi. Biasanya kronik dan bervariasi tiap individu. Frekuensi dan kepasrahan serangan panic

mungkin berfluktuasi. Serangan panik dapat terjadi beberapa kali sehari atau kurang dari satu

kali dalam sebulan. Penelitian follow up jangka panjang gangguan panik sulit diinterpretasikan.

Namun demikian kira-kira 30-40% pasien tampaknya bebas dari gejala follow up jangka

panjang, kira-kira 50% memiliki gejala yang cukup ringan yang tidak mempengaruhi

kehidupannya secara bermakna dan kira-kira 10-21 % terus memiliki gejala yang bermakna.

Depresi dapat mempersulit gambaran gejala pada kira-kira 40-80 % dari semua pasien.

Pasien dengan fungsi premorbid yang baik dan lama gejala singkat cenderung memiliki

prognosis yang baik.

38Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit JiwaRumah Sakit Islam Jiwa Klender – FK YARSI

Page 39: Referat Anxietas

REFERAT GANGGUAN CEMAS Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

BAB III

KESIMPULAN

Anxietas adalah perasaan yang difus, yang sangat tidak menyenangkan, agak tidak

menentu dan kabur tentang sesuatu yang akan terjadi. Perasaan ini disertai dengan suatu

atau beberapa reaksi badaniah yang khas dan yang akan datang berulang bagi seseorang.

Perasaan ini dapat berupa rasa kosong di perut, dada sesak, jantung berdebar, keringat

berlebihan, sakit kepala atau rasa mau kencing atau buang air besar. Perasaan ini disertai

dengan rasa ingin bergerak dan gelisah.

• Wanita 2-3 kali lebih sering terkena dari pada laki-laki

• Etiologi :

– Biologis : norepinefrin, serotonin, dan gamma-aminobutyric acid (GABA).

– Genetika : peningkatan resiko gangguan panik sebesar 4-8 kali lipat pada sanak

saudara derajat pertama pasien dengan gangguan panik dibandingkan dengan

sanak saudara derajat pertama dari pasien dengan gangguan psikiatrik lainnya.

Demikian juga pada kembar monozigot.

– Psikososial : Teori kognitif,teori psikoanalitik

Gejala : Palpitasi, berkeringat, gemetar, sesak napas, perasaan tercekik, nyeri dada atau

perasaan tidak nyaman, mual dan gangguan perut, pusing, bergoyang. melayang. atau

pingsan.

• Bentuk anxietas : Gangguan Panik,gangguan Fobik,Gangguan Obsesif-

kompulsif,Gangguan Stres Pasca Trauma,gangguan Stres Akut, Gangguan Anxietas

Menyeluruh.

39Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit JiwaRumah Sakit Islam Jiwa Klender – FK YARSI

Page 40: Referat Anxietas

REFERAT GANGGUAN CEMAS Rendy Septian Pratama (110.2005.213)

Daftar Pustaka

1. American Psychiatric Association, Diagnostic Creteria, DSM -IV - TR, 2005 : 209 -223

2. Departemen Kesehatan R.l. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di

Indonesia III, Direktorat Jenderal Pelayanan Medik 1993: 171 -195.

3. Anxiety Disorder. Diunduh dari : http://www.webmd.com/anxiety-panic/guide/mental-

health-anxiety-disorders?page=2 tanggal 25 maret 2011

4. Departemen Kesehatan R.l. Direktorat Kesehatan Jiwa Masyarakat , Direktorat Jenderal

Bina Kesehatan Masyarakat: Gangguan Anxietas.

5. Sadock BJ, Sadock VA: Kaplan & Sadock’s Synopsis of Psychiatry 10 th.ed. Lippincott

Williams & Wilkins, 2007:579- 633.

6. Setyonegoro KR, IskandarY : Anxietas. Yayasan Drama Usada, Yakarta, 1980:2-4.

7. Stahl SM: Essential Psychopharmacology Neuroscientific Basis and Practical

Applications 2nd ed Cambridge University Press . 2002 : 300

40Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit JiwaRumah Sakit Islam Jiwa Klender – FK YARSI