Top Banner

of 14

REFERAT ABSES PERIANAL

Feb 10, 2018

Download

Documents

Rio Insan Riady
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 7/22/2019 REFERAT ABSES PERIANAL

    1/14

    ReferatAbsesPerianalDisusun oleh Rio Insan RiadyDokter Pembimbing dr. H. Lili K. Djoewaeny,Sp.BStase Bedah Cianjur2011

  • 7/22/2019 REFERAT ABSES PERIANAL

    2/14

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulilah segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah

    SWT karena atas berkat rahmat-Nya saya sebagai penyusun dapat

    menyelesaikan tugas Referat yang membahas tentang Abses

    Perianal ini dengan semaksimal mungkin dan dapat terselesaikan

    tepat pada waktunya.

    Penyusun membuat laporan ini sebagai salah satu tugas individu

    dalam masa Kepaniteraan Klinik stase Bedah di Rumah Sakit Umum

    Daerah Cianjur. Saya sadar, tiada gading yang tak retak, di dalam

    laporan ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu, saya

    mohon maaf dan koreksi yang membangun terhadap tugas Referat ini.

    Dan tentunya, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun

    atas kekurangan tersebut.

    Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak,

    khususnya kepada Dokter Pembimbing saya, dr. H. Lili K.Djoewaeny, Sp. B, dan kepada teman-teman kelompok saya dalam

    stase Bedah. Saya harap laporan tugas Referat tentang Abses

    Perianal ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

    Jakarta, Agustus

    2011

    Penyusun,

  • 7/22/2019 REFERAT ABSES PERIANAL

    3/14

    Rio Insan Riady

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Abses perianal merupakan infeksi jaringan lunak di sekitar kanalis analis, dengan

    pembentukan rongga abses. Keparahan dan kedalaman abses cukup variabel, dan rongga abses

    sering dikaitkan dengan pembentukan saluran fistula (fistulous tract).

    Kejadian puncak dari abses anorektal pada usia dekade ketiga dan keempat dalam

    kehidupan. Pria lebih sering terkena daripada wanita, dengan dominasi laki-laki berbanding

    perempuan yaitu 2 : 1- 3 : 1. Sekitar 30% pasien dengan abses anorektal memiliki riwayat abses

    serupa.

    Tujuan Penulisan

    Tujuan dari disusunnya tugas Referat yang membahas tentang Abses Perianal ini adalah

    untuk memenuhi tugas individu dalam Stase Bedah dan menambah pengetahuan dan wawasan

    pembaca kita semua.

  • 7/22/2019 REFERAT ABSES PERIANAL

    4/14

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. EMBRIOLOGI

    Embriologi traktus Gastrointestinal mulai berkembang pada minggu keempat kehamilan.

    Usus primitif berasal dari endoderm dan dibagi menjadi tiga segmen: foregut, midgut, dan

    hindgut. Kedua midgut dan hindgut berkontribusi pada perkembangan usus besar, rektum, dan

    anus.

    Midgut berkembang mejadi usus kecil, kolon asenden, dan kolon transversum, dan

    menerima pasokan darah dari arteri mesenterika superior. Selama minggu keenam kehamilan,

    midgut herniates keluar dari rongga abdomen, dan kemudian berputar 270 berlawanan sekitar

    arteri mesenterika unggul kembali ke posisi akhir di dalam rongga abdomen pada minggu

    kesepuluh kehamilan.

    Hindgut berkembang menjadi kolon transversum distal, kolon desenden, rektum, dan

    anus proksimal, kesemuanya menerima suplai darah dari arteri mesenterika inferior. Selama

    minggu keenam kehamilan, ujung distal-sebagian besar hindgut, kloaka, dibagi oleh septum

    urorectal ke dalam sinus urogenital dan rektum. Lubang anus distal berasal dari ektoderm dan

    menerima suplai darah dari arteri pudenda interna. Garis gyrus membagi hindgut endodermaldari kanal anus distal ectodermal.

    B. ANATOMI

    Rektum memiliki panjang sekitar 12 sampai 15 cm. Tiga lipatan submukosa yang berbeda,

    katup Houston, memperpanjang ke dalam lumen rektum. Pada bagian posterior, fascia presacral

  • 7/22/2019 REFERAT ABSES PERIANAL

    5/14

    memisahkan rektum dari pleksus vena presacral dan saraf panggul. Pada S4, fascia rectosacral

    (fasia Waldeyer s) memanjang ke atas dan ke bawah dan menempel pada fasia propria di

    anorektal junction. Pada bagian anterior, fascia Denonvilliers memisahkan rektum dari prostat

    dan vesikula seminalis pada pria dan dari vagina pada wanita. Ligamen lateral menyokong

    bagian bawah rektum. Kanalis analis diukur dengan panjang 2 sampai 4 cm dan umunya pada

    pria lebih panjang daripada pada wanita. Ini dimulai di anorektal junction dan berakhir di

    ambang anal.

    Linea dentata atau linea pectinata menandai titik transisi antara mukosa rektal kolumnar

    dengan skuamosa anoderma. 1 sampai 2 cm mukosa bagian proksimal ke linea dentata memiliki

    karakteristik histologis yaitu sel kolumnar, kuboid, dan epitel skuamosa dan disebut sebagai zona

    transisi dubur. Linea dentata dikelilingi oleh lipatan mukosa membujur, yang dikenal sebagai

    kolom Morgagni (column of Morgagni) , dimana terdapat kriptus analis yang kosong. Kriptus ini

    merupakan sumber abses cryptoglandular.1

    Schwartz edisi 9. 2010.

    Pada rektum distal, otot polos bagian dalam mengalami penebalan dan terdiri dari sfingter

    anal internal yang dikelilingi oleh subkutan, superfisial, dan sfingter anal eksterna bagian dalam.

    Sfingter Anal eksterna bagian dalam merupakan perpanjangan dari muskulus puborectalis.

  • 7/22/2019 REFERAT ABSES PERIANAL

    6/14

    Muskulus puborectalis, m. iliococcygeus, dan m. pubococcygeus membentuk muskulus levator

    ani pada dasar panggul.1

    Perianorectal space

    Ruang perianal mengelilingi anus dan ke arah lateral berlanjut dengan lemak pada daerah

    gluteal. Ruang intersfingterik memisahkan sfingter analis interna dan eksterna. Ini berlanjut

    dengan ruang perianal distal dan meluas ke dinding rektum. Ruang iskiorektalis (fossa

    ischiorectalis) terletak pada lateral dan posterior dari anus dan dibatasi di sebelah medial oleh

    sfingter eksternal, di sebelah lateral oleh ischium, di sebelah superior oleh muskulus levator ani,

    dan di sebelah inferior oleh septum transversal.

    Ruang iskiorektalis berisi pembuluh darah rektalis inferior dan limfonodus. Dua ruang

    iskiorektalis menghubungkan di posterior di atas ligamentum anococcygeal tetapi di bawah

    muskulus levator ani, membentuk ruang postanal interna. Ruang supralevator terletak di atas

    muskulus levator ani di kedua sisi rektum dan berhubungan di bagian posterior. Anatomi ruang-

    ruang tersebut mempengaruhi lokasi dan penyebaran infeksi cryptoglandular.1

  • 7/22/2019 REFERAT ABSES PERIANAL

    7/14

    Schwartz edisi 9. 2010.

    Drainase arteri anorektal

    Arteri rektalis superior muncul dari cabang terminal dari arteri mesenterika inferior dan

    suplai dari rektum bagian atas. Arteri rektum medial muncul dari iliaka interna. Arteri rektalis

    inferior muncul dari arteri pudenda interna, yang merupakan cabang dari arteri iliaka interna

    Drainase vena anorektal

    Drainase vena dari rektum, paralel terhadap suplai arteri. Vena rektalis superior mengalir

    ke sistem portal melalui Vena mesenterika inferior. Vena rektalis medialis mengalir ke Vena

    iliaka interna. Vena rektalis inferior mengalir ke vena pudenda interna, dan kemudian menuju

    Vena iliaka interna. Pleksus submukosa yang menuju kolom Morgagni (Column of Morgagni)

    membentuk pleksus hemoroid dan mengalir ke tiga vena tersebut.

    Drainase limfatik anorektal

    Drainase limfatik pada rektum paralel terhadap pasokan vaskularisasi. Saluran limfatik

    pada rektum bagian atas dan tengah mengalir ke arah superior menuju limfonodus mesenterika

    Anatomi dari perianorectal

    spaces.

    A :=tampak Anterior ;

  • 7/22/2019 REFERAT ABSES PERIANAL

    8/14

    inferior. Saluran limfatik pada rektum bagian bawah mengalir ke arah superior menuju

    limfonodus mesenterika inferior dan ke arah lateral menuju limfonodus iliaka interna.Kanalis

    analis memiliki pola yang lebih kompleks pada drainase limfatik. Dari proksimal ke linea

    dentata, limfe mengalir ke limfonodus mesenterika inferior dan limfonodus iliaka internal. Dari

    distal ke linea dentata, limfe terutama mengalir ke limfonodus inguinalis, tetapi juga dapat

    mengalir ke limfonodus mesenterika inferior dan limfonodus iliaka interna.

    Persarafan

    Saraf simpatis dan parasimpatis mempersarafi daerah anorektal. Serabut saraf simpatis

    yang berasal dari L1-L3 bergabung dengan pleksus preaortik. Serabut saraf preaortik memanjang

    ke bawah aorta untuk membentuk pleksus hipogastrikus, yang kemudian bergabung dengan

    serabut saraf parasimpatis untuk membentuk pleksus pelvik. Serabut saraf parasimpatis dikenal

    sebagai Nervi erigentes dan berasal dari S2-S4. Serbut saraf ini bergabung dengan serabut saraf

    simpatis dan membentuk pleksus pelvik. Serabut saraf simpatis dan parasimpatis kemudian

    menyuplai daerah anorektal dan organ urogenital yang berdekatan.

    Sfingter analis interna dipersarafi oleh serabut saraf simpatis dan parasimpatis, kedua jenis

    serabut saraf tersebut menghambat kontraksi sfingter. Sfingter analis eksterna dan muskulus

    puborectalis dipersarafi oleh cabang rektalis inferior dari nervus pudenda interna. M. levator ani

    menerima persarafan dari nervus pudenda interna dan cabang langsung dari S3 untuk S5.

    Persarafan sensorik ke kanalais analis disuplai oleh cabang rektalis inferior dari nervus

    pudendus.1

    C. FISIOLOGI

    Rektum dan anus ikut berperan dalam proses defekasi. Defekasi adalah mekanisme yang

    kompleks, terkoordinasi, yang melibatkan gerakan massa kolon, tekanan intra-abdomen dan

    rektum yang meningkat, dan relaksasi dasar pelvis. Distensi rektum menyebabkan refleks

    relaksasi sfingter ani interna (refleks penghambatan rektoanal) yang memungkinkan terjadinya

    kontak dengan kanalis analis. Jika buang air besar tidak terjadi, rektum berelaksasi dan refleks

    defekasi terlewati (respon akomodasi). Hasil defekasi merupakan koordinasi dari tekanan intra-

    abdomen yang meningkat, peningkatan kontraksi rektal, relaksasi otot puborectalis, lalu terjadi

    pembukaan pada kanalis analis.

  • 7/22/2019 REFERAT ABSES PERIANAL

    9/14

    D. DEFINISI

    Abses perianal merupakan infeksi jaringan lunak di sekitar kanalis analis, dengan

    pembentukan rongga abses. Keparahan dan kedalaman abses cukup variabel, dan rongga abses

    sering dikaitkan dengan pembentukan saluran fistula (fistulous tract).2

    E. EPIDEMIOLOGI

    Kejadian puncak dari abses anorektal pada usia dekade ketiga dan keempat dalam

    kehidupan. Pria lebih sering terkena daripada wanita, dengan dominasi laki-laki berbanding

    perempuan yaitu 2 : 1- 3 : 1. Sekitar 30% pasien dengan abses anorektal memiliki riwayat abses

    serupa.2

    F. ETIOLOGI

    Obstruksi pada kriptus analis merupakan hasil dari stasis sekresi kelenjar lalu ketika terjadi

    infeksi, terbentuk supurasi dan pembentukan abses pada glandula analis.

    Organisme umum terlibat dalam pembentukan abses termasuk Escherichia coli, spesies

    Enterococcus, dan spesies Bacteroides, namun, tidak ada bakteri tertentu telah diidentifikasi

    sebagai penyebab khas dari abses.2

    G. PATOFISIOLOGI

    Abses perirectal merupakan gangguan anorektal yang muncul dan didominasi akibat dari

    obstruksi kriptus analis. Anatomi normal menunjukkan terdapat 4-10 glandula analis pada linea

    dentata. Glandula analis berfungsi untuk melumasi kanalis analis. Obstruksi pada kriptus analis

    merupakan hasil dari stasis sekresi kelenjar lalu ketika terjadi infeksi, terbentuk supurasi dan

    pembentukan abses pada glandula analis. Abses biasanya terbentuk di ruang intersphincteric dan

    dapat menyebar di sepanjang ruang.4 Setelah infeksi mendapat akses ke ruang intersphincteric,

    memiliki akses mudah ke ruang perirectal yang berdekatan. Perpanjangan infeksi dapat

  • 7/22/2019 REFERAT ABSES PERIANAL

    10/14

    melibatkan ruang intersfingterik (intersphingteric space), ruang iskiorektalis (ischiorectalis

    space), ruang supralevator (supralevator space). Dalam beberapa kasus, abses tetap terkandung

    dalam ruang intersphincterik.

    Seiring membesarnya abses, abses dapat menyebar ke beberapa arah. Abses perianal

    adalah manifestasi paling umum dan muncul sebagai pembengkakan yang nyeri di ambang

    analis. Menyebar melalui sphincter eksternal di bawah tingkat puborectalis menghasilkan abses

    iskiorektalis. Abses ini dapat menjadi sangat besar dan mungkin tidak terlihat di daerah perianal.

    Pemeriksaan digital rektal dapat ditemukan pembengkakan yang nyeri di lateral fossa

    iskiorektalis. Abses Intersfingterik terjadi di ruang intersfingterik dan sangat sulit untuk

    didiagnosa, sering membutuhkan pemeriksaan di bawah anestesi. Abses pelivik dan supralevator

    A = Infeksi dari usus menyerang kriptus analis atau

    kelenjar analis lain. Proses primer ini terjadi pada linea

    dentata ; B dan C = Infeks menyebar ke jaringan

    perianal dan perirektal secara tidak langsung melalui

    system limfatik atau secara langsung melalui struktur

    kelenjar ; D = Terbentuk abses ; E = Abses pecah

    spontan, menorehkan lubang pada permukaan kulit

  • 7/22/2019 REFERAT ABSES PERIANAL

    11/14

    jarang terjadi dan mungkin hasil dari perpanjangan abses intersfingterik atau iskiorektalis ke

    atas, atau perpanjangan abses intraperitoneal ke bawah.1

    Schwartzs: Principles of Surgery 9th Edition. 2010

    A dan B = Daerah

    penyebaran infeksi pada

  • 7/22/2019 REFERAT ABSES PERIANAL

    12/14

    http://emedicine.medscape.com

    H. MANIFESTASI KLINIS

    Nyeri di daerah anal adalah keluhan yang paling umum presentasi. Berjalan, batuk, atau

    mengedan dapat memperberat rasa nyeri.1 Nyeri di daerah anal yang tiba-tiba, yang disertai

    demam, kadang menggigil, malaise, nyeri di perianal di daerah yang mengalami pembengkakan,

    terlihat eritema.2

    Pasien dengan abses perianal biasanya mengeluhkan ketidaknyamanan di daerah perianal

    dan pruritus. Nyeri perianal sering diperburuk oleh gerakan dan tekanan perineum yang

    meningkat dari duduk atau saat buang air besar. Pasien dengan abses iskiorektalis sering

    mengeluhkan dengan demam, menggigil, dan nyeri parah dan rasa penuh di daerah perirektal.3

    Sebuah massa sering terdeteksi dengan inspeksi daerah perianal atau dengan pemeriksaan

    rektal digital. Kadang-kadang, pasien dapat disertai dengan demam, retensi urin, atau sepsis yang

    mengancam jiwa.1

    I.TATALAKSANA

    Kebanyakan abses perianal dapat didrainase di bawah anestesi. Insisi kulit dan insisi

    subkutan dibuat di bagian atas yang paling menonjol dari abses dan eksisi dog ear untuk

    mencegah penutupan prematur.1

    Illustration of the major

    types of anorectalabscesses

  • 7/22/2019 REFERAT ABSES PERIANAL

    13/14

    Schwartz edisi 9. 2010.

    Abses intersfingterik didrainase denga membagi sfingter intera pada tingkat abses. Abses

    intermuskular dan abses supralevator, selama bukan perluasan dari abses iskiorektal, dapat

    didrainase ke dalam rektum bagian bawah dan kanalis analis bagian atas.

    Abses ischiorektal dapat dilakukan drainase lokal luas melalui insisi cruriform (bentuk

    salib) melalui kulit dan jaringan subkutan yang melapisi ruang yang terinfeksi.2

    J. KOMPLIKASI

    Fistula anorektal terjadi pada 30-60% pasien dengan abses anorektal. Fistula Anorectal

    muncul sebagai akibat obstruksi dari kripta anal dan atau kelenjar anal, yang teridentifikasi

    dengan adanya drainase dari kanal anal atau dari kulit disekitar perianal. Penyebab lainnya dari

    fistula perianal merupakan multi faktor, termasuk penyakit divertikular, inflammatory bowel

    disease, keganasan dan infeksi, seperti tuberkulosis dan actinomikosis.

    Teknik drainase pada Abses Perianal

  • 7/22/2019 REFERAT ABSES PERIANAL

    14/14

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Bernard M. Jaffe and David H.Berger. Colon, Rectum and Anus. Brunicardi F. Charles

    et all. Schwartzs: Principles of Surgery 9th Edition. 2010.

    2. Andre Hebra and John Geibel. Perianal Abscess.http:// emedicine.medscape.com.

    November 2010.

    3. First Aid of Surgery

    4. Skandalakis Surgical Anatomy. 2004