Top Banner

of 18

Refarat IVA 2

Feb 26, 2018

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 7/25/2019 Refarat IVA 2

    1/18

    PENDAHULUAN

    Karsinogenesis merupakan proses perubahan menjadi kanker, proses ini

    melalui tahapan yang disebut sebagai multistep carsinogenesis. Proses

    karsinogenesis secara bertahap diawali dengan proses inisiasi, dilanjutkan dengan

    promosi dan berlanjut dengan progresi dari sel normal menjadi sel kanker atau

    malignant cell. Kanker serviks uteri masih merupakan kanker pada wanita nomor

    2 tersering diseluruh dunia, dimana didapatkan angka 15% dari semua kanker

    pada wanita. ni merupakan kanker yang paling banyak pada wanita di negara

    berkembang, vaitu 2!"#!% dari semua kanker wanita.

    $i negara maju rekuensinya berkisar hanya &"'%. Perbedaan yang besar

    ini mencerminkan pengaruh dari skrining masal secara luas yang menggunakan

    metode sitologi serviks. (mur penderita antara #!"'! tahun dan terbanyak pada

    umur &5"5! tahun. Periode laten dari ase prainvasi untuk menjadi invasi sekitar

    1! tahun, hanya )% dari perempuan berumur kurang dari #5 tahun yang

    menunjukkan keganasan serviks uteri yang invasi pada saat didiagnosis,

    sedangkan 5#% dari karsinoma in situ terdapat pada wanita dibawah umur #5

    tahun. Kanker serviks merupakan penyebab kematian utama kanker pada wanita

    di negara"negara sedang berkembang. *etiap tahun diperkirakan terdapat 5!!.!!!

    kasus kanker serviks baru di seluruh dunia, ++ % di antaranya ada di negara"

    negara sedang berkembang.2

    $i ndonesia diperkirakan sekitar )!"1!! kanker baru di antara 1!!.!!!

    penduduk pertahunnya, atau sekitar 1!.!!! kasus baru pertahun, dengan kanker

    serviks menempati urutan pertama di antara kanker pada wanita. *tudi

    epidemiologik menunjukkan bahwa aktor"aktor risiko terjadinya kanker serviks

    meliputi hubungan seksual pada usia dini -2! tahun/, berganti"ganti pasangan

    seksual, merokok, trauma kronis pada serviks uteri dan higiene genitalia.

    0ebih dari separuh penderita kanker serviks berada dalam stadium lanjut

    yang memerlukan asilitas khusus untuk pengobatan seperti peralatan radioterapi

    yang hanya tersedia di beberapa kota besar saja. $i samping mahal, pengobatan

    terhadap kanker stadium lanjut memberikan hasil yang tidak memuaskan dengan

    1

  • 7/25/2019 Refarat IVA 2

    2/18

    harapan hidup 5 tahun yang rendah. engingat beratnya akibat yang ditimbulkan

    oleh kanker serviks dipandang dari segi harapan hidup, lamanya penderitaan, serta

    tingginya biaya pengobatan, sudah sepatutnya apabila kita memberikan perhatian

    yang lebih besar mengenai latar belakang dari penyakit yang sudah terlalu banyak

    meminta korban itu, dan segala aspek yang berkaitan dengan penyakit tersebut

    serta upaya"upaya preventi yang dapat dilakukan.

    Perjalanan penyakit karsinoma sel skuamosa serviks merupakan salah satu

    model karsinogenesis yang melalui tahapan atau multi step, dimulai dari proses

    karsinogenesis yang awal sampai terjadinya perubahan morologi hingga tumbuh

    menjadi invasi. $iagnosis kanker serviks uteri tidaklah sulit apalagi tingkatannya

    sudah lanjut. ang menjadi masalah adalah bagaimana melakukan skrining untuk

    mencegah kanker serviks. ni dilakukan dengan deteksi, eradikasi, dan

    pengamatan terhadap lesi prakanker serviks. Kemampuan untuk mendeteksi dini

    lesi prakanker serviks, disertai dengan kemampuan untuk menatalaksanainya yang

    tepat, akan dapat menurunkan angka kejadian kanker serviks. $alam upaya

    menurunkan angka kejadian kanker serviks, perlu disadari akan pentingnya

    pencegahan dan deteksi dini.

    etode nspeksi 3isual 4sam 4setat -34/ adalah pemeriksaan skrining

    kanker serviks dengan cara inspeksi visual pada serviks dengan aplikasi asam

    asetat. etode inspeksi visual lebih mudah, lebih sederhana, lebih mampu

    laksana, sehingga skrining dapat dilakukan dengan cakupan lebih luas, diharapkan

    temuan kanker serviks dini akan bisa lebih banyak.

    2

  • 7/25/2019 Refarat IVA 2

    3/18

    PEMBAHASAN

    1. Definisi dan Etiologi Kanker Serviks

    Kanker serviks adalah tumor ganas primer yang berasal dari metaplasia

    epitel di daerah skuamo kolumner junction yaitu daerah peralihan mukosa vagina

    dan mukosa kanalis servikalis. Kanker serviks merupakan kanker yang terjadi

    pada serviks atau leher rahim, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang

    merupakan pintu masuk ke arah rahim, letaknya antara rahim -uterus/ dan liang

    senggama atau vagina.

    Kanker leher rahim biasanya menyerang wanita berusia #5"55 tahun.

    *ebanyak )!% dari kanker leher rahim berasal dari sel skuamosa yang melapisi

    serviks dan 1!% sisanya berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada saluran

    servikal yang menuju ke rahim. Kanker seviks uteri adalah tumor ganas primer

    yang berasal dari sel epitel skuamosa. *ebelum terjadinya kanker, akan didahului

    oleh keadaan yang disebut lesi prakanker atau neoplasia intraepitel serviks -*/.

    Penyebab utama kanker leher rahim adalah ineksi 6uman Papilloma

    3irus -6P3/. *aat ini terdapat 1# jenis 6P3 yang sudah dapat teridentiikasi

    yang &! di antaranya dapat ditularkan lewat hubungan seksual. 7eberapa tipe

    6P3 virus risiko rendah jarang menimbulkan kanker, sedangkan tipe yang lain

    bersiat virus risiko tinggi. 7aik tipe risiko tinggi maupun tipe risiko rendah dapat

    menyebabkan pertumbuhan abnormal pada sel tetapi pada umumnya hanya 6P3

    tipe risiko tinggi yang dapat memicu kanker.

    3irus 6P3 risiko tinggi yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual

    adalah tipe +,1', 1, #1, ##, #5, #), &5, 51, 52, 5', 5, 5), ', '), dan mungkin

    masih terdapat beberapa tipe yang lain. 7eberapa penelitian mengemukakan

    bahwa lebih dari )!% kanker leher rahim disebabkan oleh tipe 1' dan 1. ang

    membedakan antara 6P3 risiko tinggi dengan 6P3 risiko rendah adalah satu

    asam amino saja. 4sam amino tersebut adalah aspartat pada 6P3 risiko tinggi dan

    glisin pada 6P3 risiko rendah dan sedang -8astout et al, 1))'/.

    3

  • 7/25/2019 Refarat IVA 2

    4/18

    $ari kedua tipe ini 6P3 1' sendiri menyebabkan 5!% kanker leher rahim.

    *eseorang yang sudah terkena ineksi 6P3 1' memiliki resiko kemungkinan

    terkena kanker leher rahim sebesar 5%. $inyatakan pula bahwa tidak terdapat

    perbedaan probabilitas terjadinya kanker serviks pada ineksi 6P3"1' dan ineksi

    6P3"1 baik secara sendiri"sendiri maupun bersamaan -7osch et al, 2!!2/. 4kan

    tetapi siat onkogenik 6P3"1 lebih tinggi daripada 6P3"1' yang dibuktikan pada

    sel kultur dimana transormasi 6P3"1 adalah 5 kali lebih besar dibandingkan

    dengan 6P3"1'. *elain itu, didapatkan pula bahwa respon imun pada 6P3"1

    dapat meningkatkan virulensi virus dimana mekanismenya belum jelas. 6P3"1'

    berhubungan dengan skuamous cell carcinoma serviks sedangkan 6P3"1

    berhubungan dengan adenocarcinoma serviks.

    Prognosis dari adenocarcinoma kanker serviks lebih buruk dibandingkan

    s9uamous cell carcinoma. Peran ineksi 6P3 sebagai aktor risiko mayor kanker

    serviks telah mendekati kesepakatan, tanpa mengecilkan arti aktor risiko minor

    seperti umur, paritas, aktivitas seksual dini:prilaku seksual, dan meroko, pil

    kontrasepsi, genetik, ineksi virus lain dan beberapa ineksi kronis lain pada

    serviks seperti klamidia trakomatis dan 6*3"2 -.;ausih *ahli 1))5/.

    2. Faktor esiko Kanker Serviks

    ;aktor resiko yang mempengaruhi Kanker *erviks antaralain yaitu adi, seorang wanita yang menjalin hubungan seks pada usia remaja,

    paling rawan bila dilakukan di bawah usia 1' tahun. 6al ini berkaitan

    dengan kematangan sel"sel mukosa pada serviks. Pada usia muda, sel"sel

    mukosa pada serviks belum matang. 4rtinya, masih rentan terhadap

    rangsangan sehingga tidak siap menerima rangsangan dari luar termasuk ?at"

    ?at kimia yang dibawa sperma. Karena masih rentan, sel"sel mukosa bisa

    berubah siat menjadi kanker. *iat sel kanker selalu berubah setiap saat

    yaitu mati dan tumbuh lagi. $engan adanya rangsangan, sel bisa tumbuh

    lebih banyak dari sel yang mati, sehingga perubahannya tidak seimbang lagi.

    Kelebihan sel ini akhirnya bisa berubah siat menjadi sel kanker. 0ain

    halnya bila hubungan seks dilakukan pada usia di atas 2! tahun, dimana sel"

    sel mukosa tidak lagi terlalu rentan terhadap perubahan.

    #/ @anita dengan aktivitas seksual yang tinggi, dan sering berganti"ganti

    pasangan. 7erganti"ganti pasangan akan memungkinkan tertularnya

    penyakit kelamin, salah satunya 6uman Papilloma 3irus -6P3/. 3irus ini

    akan mengubah sel"sel di permukaan mukosa hingga membelah menjadi

    lebih banyak sehingga tidak terkendali sehingga menjadi kanker.

    &/ Penggunaan antiseptik.

    Kebiasaan pencucian vagina dengan menggunakan obat"obatan antiseptik

    maupun deodoran akan mengakibatkan iritasi di serviks yang merangsang

    terjadinya kanker.

    5/ @anita yang merokok

    @anita perokok memiliki risiko 2 kali lebih besar terkena kanker serviks

    dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok. Penelitian menunjukkan,

    lendir serviks pada wanita perokok mengandung nikotin dan ?at"?at lainnya

    yang ada di dalam rokok. Aat"?at tersebut akan menurunkan daya tahan

    serviks di samping meropakan ko"karsinogen ineksi virus. ikotin,

    mempermudah semua selaput lendir sel"sel tubuh bereaksi atau menjadi

    5

  • 7/25/2019 Refarat IVA 2

    6/18

    terangsang, baik pada mukosa tenggorokan, paru"paru maupun serviks.

    amun tidak diketahui dengan pasti berapa banyak jumlah nikotin yang

    dikonsumsi yang bisa menyebabkan kanker leher rahim.

    '/ Biwayat penyakit genitalia.

    @anita yang terkena penyakit akibat hubungan seksual berisiko terkena

    virus 6P3, karena virus 6P3 diduga sebagai penyebab utama terjadinya

    kanker leher rahim sehingga wanita yang mempunyai riwayat penyakit

    kelamin berisiko terkena kanker leher rahim.

    +/ Paritas -jumlah kelahiran/.

    *emakin tinggi risiko pada wanita dengan banyak anak, apalagi dengan

    jarak persalinan yang terlalu pendek. $ari berbagai literatur yang ada,

    seorang perempuan yang sering melahirkan -banyak anak/ termasuk

    golongan risiko tinggi untuk terkena penyakit kanker leher rahim. $engan

    seringnya seorang ibu melahirkan, maka akan berdampak pada seringnya

    terjadi perlukaan di organ reproduksinya yang akhirnya dampak dari luka

    tersebut akan memudahkan timbulnya 6uman Papilloma 3irus -6P3/

    sebagai penyebab terjadinya penyakit kanker leher rahim.

    / Penggunaan kontrasepsi oral dalam jangka waktu lama.

    Penggunaan kontrasepsi oral yang dipakai dalam jangka lama yaitu lebih

    dari & tahun dapat meningkatkan risiko kanker leher rahim 1,5"2,5 kali.

    Kontrasepsi oral mungkin dapat meningkatkan risiko kanker leher rahim

    karena jaringan leher rahim merupakan salah satu sasaran yang disukai oleh

    hormon steroid perempuan. 6ingga tahun 2!!&, telah dilakukan studi

    epidemiologis tentang hubungan antara kanker leher rahim dan penggunaan

    kontrasepsi oral. eskipun demikian, eek penggunaan kontrasepsi oral

    terhadap risiko kanker leher rahim masih kontroversional. *ebagai contoh,

    penelitian yang dilakukan oleh Khasbiyah -2!!&/ dengan menggunakan

    studi kasus kontrol. 6asil studi tidak menemukan adanya peningkatan risiko

    pada perempuan pengguna atau mantan pengguna kontrasepsi oral karena

    hasil penelitian tidak memperlihatkan hubungan dengan nilai p=!,!5.

    6

  • 7/25/2019 Refarat IVA 2

    7/18

    !. Klasifikasi Stadi"# Kanker Serviks

    Penentuan tahapan klinis penting dalam memperkirakan penyebaran

    penyakit, membantu prognosis rencana tindakan, dan memberikan arti

    perbandingan dari metode terapi. Cahapan stadium klinis yang dipakai sekarang

    ialah pembagian yang ditentukan oleh Che nternational ;ederation D

    8ynecologi 4nd Dbstetric -;!!&)8D/ tahun 1)+'. Pembagian ini didasarkan atas

    pemeriksaan klinik, radiologi, suktase endoserviks dan biopsi. Cahapan Etahapan

    tersebut yaitu < a. Karsinoma pre invasi b. Karsinoma in"situ, karsinoma

    intraepitel c. Kasinoma invasive Cabel 2.1. *tadium kanker serviks menurut

    klasiikasi ;8D -@iknyosastro -1))+/

    7

  • 7/25/2019 Refarat IVA 2

    8/18

    8ambar 1 < *tadium kanker serviks

    $. %enis Histo&atologis &ada Kanker Serviks

    >enis skuamosa merupakan jenis yang paling sering ditemukan, yaitu F

    )!% merupakan karsinoma sel skuamosa -K**/, adenokarsinoma 5% dan jenis

    lain sebanyak 5%. Karsinoma skuamosa terlihat sebagai jalinan kelompok sel"sel

    yang berasal dari skuamosa dengan pertandukan atau tidak, dan kadang"kadang

    tumor itu sendiri berdierensiasi buruk atau dari sel"sel yang disebut small cell,

    berbentuk kumparan atau kecil serta bulat seta mempunyai batas tumor stroma

    tidak jelas. *el ini berasal dari sel basal atau reserved cell. *edang

    adenokarsinoma terlihat sebagai sel"sel yang berasal dari epitel torak endoserviks,

    atau dari kelenjar endoserviks yang mengeluarkan mukus -.arid 4?is 1))5/.

    Klasiikasi histologik kanker serviks ada beberapa, di antaranya ika **K tampak, lakukan pemulasan dengan asam asetat #"& %

    +. 0akukan pengamatan 2"5 menit pada daerah serviks apakah ada

    perubahan warna setelah pemulasan.

    . >ika terjadi perubahan warna -aceto white epitelial/, mengindikasikan

    lesi positi prakanker serviks.

    8ambar ' < etode skrining ,-A test

    -a/ -b/

    8ambar + < *erviks normal -a/ 4ceto white epithelial -b/

    v. Pelaksana ,-A

    Petugas kesehatan yang dapat melaksanakan 34 meliputi < dokter,

    perawat terlatih serta bidan.

    vi. Ko#&etensi Pe#eriksa ,-A

    16

  • 7/25/2019 Refarat IVA 2

    17/18

    4gar pemeriksaan 34 dapat terjaga akurasinya serta menghindari

    penyalahgunaaan, maka yang berhak memeriksa 34 perlu diberikan

    pernyataan kompetensi yang diberikan oleh organisasi PD8 atau 6D8.

    4gar seseorang mampu melaksanakan pemeriksaan 34, perlu mengikuti

    training yang terakreditasi yang dilaksanakan selama 5 hari.

    vii. Penatalaksanaanna

    Pada pendekatan *ee and Creat setelah diidentiikasi adanya kelainan lesi

    pra"kanker serviks, maka dilakukan terapi dengan cryoterapi, jika

    memenuhi kondisi yang disyaratkan -lesi tidak lebih dari +5% permukaan

    serviks, lesi tidak menyebar ke vagina/.

    *etelah pemeriksaan 34 tidak perlu ada perawatan khusus. amun

    setelah terapi dengan cryoterapi, perlu pengamatan oleh pasien sendiri

    terhadap keluarnya cairan dari vagina yang berlebih.

    viii. Keter3atasan Pe#eriksaan ,-A

    Karena disyaratkan penilaian 34 dapat dilakukan pada serviks yang dapat

    diidentiikasi **K -*kuamo collumnar junction/ nya, maka 34 kurang

    memadai jika dilakukan pada usia post menopause.

    i4. ,nfor#ed 5onsent

    Penjelasan tentang cara pemeriksaan, akurasinya, pilihan terapi jika

    ditemukan lesi pra kanker.

    17

  • 7/25/2019 Refarat IVA 2

    18/18

    $4;C4B P(*C4K4

    1. 4*I(* -4typical s9uamous cells o undetermined signiicance/. $iunduh

    dari