BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Salah satu tanggung jawab utama dari seorang ahli anestesi adalah untuk bertindak sebagai penjaga pasien yang dibius selama operasi. Bahkan, "kewaspadaan" adalah motto dari American Society of Anesthesiologists (ASA). Karena monitoring sangat membantu dalam mempertahankan kewaspadaan yang efektif, standar untuk pemantauan intraoperatif telah diadopsi oleh ASA. Kewaspadaan yang optimal membutuhkan pemahaman tentang teknologi yang canggih. Bab ini mengkaji indikasi, kontraindikasi, teknik dan perangkat, dan komplikasi yang terkait, serta pertimbangan klinis lain yang paling penting dan banyak digunakan dalam monitoring anestesi. Pemantauan atau monitoring berasal dari bahasa latin “monere” yang artinya memperingatkan atau memberi peringatan. Dalam tindakan anestesi harus dilakukan monitoring terus menerus tentang keadaan pasien yaitu reaksi terhadap pemberian obat anestesi khusus terhadap fungsi pernafasan dan jantung. Hal ini dapat dilakukan dengan panca indera kita yaitu dengan meraba, melihat atau mendengar dan yang lebih penting serta obyektif dengan alat. 1 Monitoring anesthesia merupakan suatu standar aplikasi pemeliharaan anestesi, monitoring menginterprestasikan data 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Salah satu tanggung jawab utama dari seorang ahli anestesi adalah untuk bertindak
sebagai penjaga pasien yang dibius selama operasi. Bahkan, "kewaspadaan" adalah motto dari
American Society of Anesthesiologists (ASA). Karena monitoring sangat membantu dalam
mempertahankan kewaspadaan yang efektif, standar untuk pemantauan intraoperatif telah
diadopsi oleh ASA. Kewaspadaan yang optimal membutuhkan pemahaman tentang teknologi
yang canggih. Bab ini mengkaji indikasi, kontraindikasi, teknik dan perangkat, dan komplikasi
yang terkait, serta pertimbangan klinis lain yang paling penting dan banyak digunakan dalam
monitoring anestesi.
Pemantauan atau monitoring berasal dari bahasa latin “monere” yang artinya
memperingatkan atau memberi peringatan. Dalam tindakan anestesi harus dilakukan monitoring
terus menerus tentang keadaan pasien yaitu reaksi terhadap pemberian obat anestesi khusus
terhadap fungsi pernafasan dan jantung. Hal ini dapat dilakukan dengan panca indera kita yaitu
dengan meraba, melihat atau mendengar dan yang lebih penting serta obyektif dengan alat. 1
Monitoring anesthesia merupakan suatu standar aplikasi pemeliharaan anestesi,
monitoring menginterprestasikan data klinis yang tersedia untuk membantu mengenali
kegawatan yang terjadi sekarang, yang akan terjadi dan kondisi sistem jaringan yang tidak
menguntungkan. Dalam melakukan pemantauan yang kompleks dibutuhkan keseimbangan
antara pengetahuan dan skill dalam bidang anestesi. Walaupun kesalahan manusia tidak dapat
dihindari, hal ini menyangkut tentang keamanan dari pasien yang sangat bergantung pada
kewaspadaan dan respons kita terhadap masalah yang potensial. 1
Dibutuhkan pemahaman yang menyeluruh tentang prinsip-prinsip anestesi pada saat
pemantauan dan parameter tingkat kesadaran normal dan abnormal pada pasien. Tujuan
dilakukan pemantauan mengurangi resiko insiden dan kegawatan terhadap pasien selama periode
perioperatif dengan mendeteksi konsekuensi dari suatu masalah pada saat anestesi, ditandai
dengan peringatan tanda-tanda pasien gawat.
1
Pemantauan saat anestesi dikenal menjadi hal yang rutin dilakukan seiring dengan
perkembangan yang pesat di bidang fasilitas klinik, pelatihan dan faktor lain yang
mempengaruhi pasien. Dari perkembangan tersebut menurunkan keterkaitan antara mortalitas
dan morbiditas pada pasien selama periode perioperatif.
Untuk dapat melakukan pemantauan dengan baik selain faktor manusia diperlukan juga alat-
alat pantau agar lebih akurat. Alat pantau berfungsi sebagai pengukur, menayangkan dan
mencatat perubahan-perubahan fisiologis pasien. Walaupun terdapat banyak alat pantau yang
canggih tetapi faktor manusia sangat menentukan sekali karena sampai saat ini belum ada alat
pantau yang dapat menggantikan fungsi manusia untuk memonitor pasien. Alat pantau perlu
dipelihara dengan baik sehingga informasi-informasi yang didapat dari alat pantau tersebut dapat
dipercaya.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Monitoring Perianesthesia
Monitoring adalah segala usaha untuk memperhatikan, mengawasi dan memeriksa pasien
dalam anestesi untuk mengetahui keadaan dan reaksi fisiologis pasien terhadap tindakan anestesi
dan pembedahan. Tujuan utama monitoring anestesi adalah diagnosa adanya permasalahan,
perkiraan kemungkinan terjadinya kegawatan, dan evaluasi hasil suatu tindakan, termasuk
efektivitas dan adanya efek tambahan.
Saat ini sudah terdapat standar monitoring anestesi yang diadopsi dari ASA. Standar ini
berlaku untuk semua perawatan anestesi meskipun, dalam keadaan darurat, tindakan dukungan
kehidupan yang sesuai lebih diutamakan. Standar ini juga dapat dilampaui setiap saat
berdasarkan penilaian dari ahli anestesi yang bertanggung jawab pada saat itu. Hal ini
dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas perawatan pasien, tetapi mengamati dan mengikuti
standar ini juga tidak dapat menjamin hasil dari setiap pasien. 2
STANDAR 1
Ahli anestesi yang memenuhi syarat harus hadir di ruangan sepanjang pelaksanaan semua
prosedur anestesi umum, anestesi regional, dan perawatan anestesi yang membutuhkan
pemantauan.
Tujuan: dikarenakan dapat terjadi perubahan yang cepat dalam status pasien selama anestesi,
ahli anestesi yang memenuhi syarat harus terus hadir untuk memantau pasien dan memberikan
perawatan anestesi.
STANDAR 2
Selama anestesi, oksigenasi, ventilasi, sirkulasi, dan suhu pasien harus terus dievaluasi.
Oksigenasi
Tujuan: Untuk memastikan konsentrasi oksigen yang cukup dalam udara inspirasi dan darah
selama semua prosedur anestesi.
3
Metode:
(1) udara inspirasi: Selama setiap pemberian anestesi umum menggunakan mesin anestesi,
konsentrasi oksigen dalam sistem pernapasan pasien harus diukur oleh oxygen analyzer dengan
penggunaan alarm dengan batas konsentrasi oksigen yang rendah.
(2) oksigenasi darah: Selama anestesi, metode kuantitatif untuk menilai oksigenasi seperti pulse
oximetry harus digunakan.
Ventilasi
Tujuan: Untuk memastikan ventilasi yang memadai terhadap pasien selama semua prosedur
anestesi.
Metode:
(1) Setiap pasien yang menerima anestesi umum harus memiliki kecukupan ventilasi yang terus
dievaluasi. Tanda-tanda klinis kualitatif seperti pengapatan pengembangan dada, reservoir
breathing bag, dan auskultasi suara nafas sangat berguna.
(2) Apabila tracheal tube atau laryngeal mask dimasukkan, posisi yang benar harus diverifikasi
oleh penilaian klinis dan dengan identifikasi konsentrasi karbon dioksida dalam udara ekspirasi.
Analisis End-Tidal CO2 yang terus-menerus, yang digunakan dari waktu intubasi, sampai
ekstubasi atau memindahkan pasien ke lokasi perawatan pascaoperasi, harus terus dilakukan
dengan menggunakan metode kuantitatif seperti capnography, atau capnometry.
(3) Bila ventilasi dikendalikan oleh ventilator mekanik, sebaiknya digunakan sebuah perangkat
yang mampu mendeteksi bila ada komponen yang terputus dari sistem pernapasan. Perangkat
harus memberikan sinyal yang dapat terdengar saat alarm telah melampaui ambang batas.
(4) Selama anestesi regional dan perawatan anestesi yang memerlukan pengawasan, kecukupan
ventilasi harus dievaluasi, setidaknya, dengan pengamatan terus-menerus tanda-tanda klinis
kualitatif.
4
Sirkulasi
Tujuan: Untuk memastikan kecukupan fungsi peredaran darah pasien selama semua prosedur
anestesi.
Metode:
(1) Setiap pasien yang menerima anestesi harus memiliki elektrokardiogram terus ditampilkan
dari awal anestesi sampai saat bersiap-siap meninggalkan lokasi anestesi.
(2) Setiap pasien yang menerima anestesi harus diukur tekanan darah arteri dan denyut jantung
nya dan dievaluasi setidaknya setiap 5 menit.
(3) Setiap pasien yang menerima anestesi umum harus terus dievaluasi setidaknya salah satu dari
hal berikut: palpasi denyut nadi, auskultasi bunyi jantung, pemantauan dari penelusuran tekanan
intraarterial, pemantauan USG denyut perifer, pulse plethysmography atau oksimetri.
Suhu Tubuh
Tujuan: Untuk membantu dalam pemeliharaan suhu tubuh yang tepat selama semua prosedur
anestesi.
Metode:
Setiap pasien yang menerima anestesi harus dipantau suhu tubuhnya pada keadaan yang
diperkirakan dan diantisipasi, akan tejadi perubahan suhu tubuh yang signifikan secara klinis. 2
II.1 Monitoring Sistem Kardiovaskuler
Monitoring sistem kardiovakuler dapat dilakukan dengan memantau hal-hal berikut ini:
A. Nadi
Monitoring terhadap nadi merupakan keharusan, karena gangguan sirkulasi sering terjadi
selama anestesi. Pemantauan frekuensi dan irama nadi dapat dilakukan dengan mudah, misalnya
dengan meraba arteri temporalis, arteri radialis, arteri femoralis atau arteri karotis. Dengan
meraba nadi, kita mendapat informasi tentang kuat lemahnya denyut nadi, teratur tidaknya irama