Reaktivitas Ion-Ion Logam Transisi
Reaktivitas Ion-Ion Logam Transisi
Disusun Oleh :
1. Erly Nanda G / 32111310
2. Rindu Anggita / 3211131037
3. Rihlatul Adni / 3211131040
4. Putri Sekar Ayu / 3211131064
PENDAHULUAN
Prinsip Percobaan
Berdasarkan reaktivitas ion logam transisi yang akan di uji
Tujuan Percobaan
Mempelajari reaktivitas ion-ion logam transisi
METODOLOGI PERCOBAAN
Diagram Alir
- Sebanyak 2 mL dimasukan ke dalam
tabung yang berbeda
+ NaOH sedikit demi sedikit, amati
- diulangi tahap diatas dengan mengganti
NaOH dengan NaOH 50 %, KSCN, NH3,
Na2CO3
MnSO4
(NH4)2Fe(SO4)
FeCl3 CoSO4 NiSO4
CrCl3 CuSO4 ZnCl2
Hasil
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Percobaan
No Cara Kerja Hasil
1
MnSO4
MnSO4 + NaOH 2M
MnSO4 + NaOH50%
MnSO4 + KSCN
MnSO4 + NH3
MnSO4 + Na2CO3
Terdapat endapan, pada dinding tabung menjadi
kecoklatan
Terbentuk 2 fasa. Bagian atas coklat muda dan bagian
bawahnya endapan putih, serta terdapat kerak coklat
kehitaman pada dinding tabung
Warna larutan menjadi orange muda
Terdapat endapan putih krem
Warna berubah menjadi putih keruh
2
(NH4)2Fe(SO4)
(NH4)2Fe(SO4) + NaOH 2M
(NH4)2Fe(SO4) + NaOH50%
(NH4)2Fe(SO4) + KSCN
(NH4)2Fe(SO4) + NH3
(NH4)2Fe(SO4) + Na2CO3
Terjadi perubahan warna menjadi biru dongker,
terdapat endapan
Terdapat endapan hijau kehitaman
Warna larutan menjadi merah bata
Warna menjadi hijau kehitaman dengan kerak kuning
pada dinding tabungnya
Larutan berwarna coklat muda susu
3
FeCl3
FeCl3 + NaOH 2M
FeCl3 + NaOH50%
FeCl3 + KSCN
FeCl3 + NH3
FeCl3 + Na2CO3
Terdapat endapan coklat tua
Endapan coklat kehitaman
Terjadi perubahan warna menjadi merah kecoklatan
Terdapat endapan coklat kehitaman yang disertai
dengan keluarnya bau
Terbentuk gelembung, larutan berwarna merah
kecoklatan
4
CrCl3
CrCl3 + NaOH 2M
CrCl3 + NaOH50%
CrCl3 + KSCN
CrCl3 + NH3
CrCl3 + Na2CO3
Larutan menjadi hijau pekat dengan dinding tabungnya
yang berwarna hijau
Terbentuk endapan hijau tosca pekat
Tidak terjadi perubahan
Warna memudar, hijau kehitaman
Tidak terjadi perubahan warna
5
CoSO4
CoSO4 + NaOH 2M
CoSO4 + NaOH50%
CoSO4 + KSCN
CoSO4 + NH3
CoSO4 + Na2CO3
Terbentuk endapan biru tua dengan kerak coklat pada
dinding tabungnya
Terjadi perubahan warna menjadi pink keunguan
Tidak terjadi perubahan warna
Larutan menjadi biru pekat dengan kerak hijau lumut
pada sisi tabung
Warna larutan menjadi pink
6
CuSO4
CuSO4 + NaOH 2M
CuSO4 + NaOH50%
CuSO4 + KSCN
CuSO4 + NH3
CuSO4 + Na2CO3
Terdapat endapan kuning kehijauan dengan kerak biru
muda pada sisi tabung
Terbentuk 2 fasa, larutan biru bening dengan endapan
biru tua
Warna larutan berubah menjadi hijau kehitaman
Terbentuk endapan kuning
Warna larutan menjadi biru muda
7
NiSO4
NiSO4 + NaOH 2M
NiSO4 + NaOH50%
NiSO4 + KSCN
NiSO4 + NH3
NiSO4 + Na2CO3
Terdapat endapan kuning
Terdapat endapan putih kehijauan yang muda
Tidak terjadi perubahan
Warna larutan menjadi biru tosca
Warna larutan menjadi hijau muda
8 ZnCl2
ZnCl2 + NaOH 2M
ZnCl2 + NaOH50%
ZnCl2 + KSCN
ZnCl2 + NH3
ZnCl2 + Na2CO3
Terdapat endapan putih kekuningan
Terbentuk dua endapan, hijau lumut dan endapan putih
Warna larutan menjadi orange
Terbentuk 2 fasa. Bagian atas berwarna kuning cerah
dengan bagian bawahnya berwarna hijau keruh plus
endapan putih
Warna larutan menjadi kuning keruh
Pembahasan
Logam-logam transisi umumnya memiliki sifat-sifat kimiawi yang sangat
berdekatan dalam periodenya, dan kemiripan maupun perbedaan yang khas ditunjukkan
oleh kelompok golongannya. Hal ini terkait dengan elektron valensi, dimana unsur transisi
cenderung memiliki sub-orbital d yang kosong.
Pada percobaan, banyak kompleks logam transisi memiliki warna yang khas. Hal
ini menandakan adanya absorpsi di daerah sinar tampak dari elektron yang dieksitasi oleh
cahaya tampak dari tingkat energi orbital molekul kompleks yang diisi elektron ke tingkat
energi yang kosong. Jadi warna itu muncul akibat interaksi cahaya ligan dengan atom pusat
setelah dalam bentuk senyawa kompleksnya. Misalnya, pada penambahan beberapa tetes
larutan amonia (NH3) terjadi perubahan warna. Hal ini dikarenakan hadirnya ligan NH3
menyebabkan pemisahan (splitting) tingkat energi pada orbital – orbital yang ada pada
senyawa NiCl2. Sehingga sinar – sinar tampak mengeksitasi elektron dari orbital d energi
rendah ke orbital d energi tinggi.
Pembahasan
Hampir semua senyawa – senyawa kompleks mempunyai warna – warna
tertentu, karena zat ini menyerap sinar di daerah tampak atau visible region. Warna
yang tampak ialah warna yang dipantulkan atau perpaduan dari warna – warna
yang dipantulkan. Dengan begitu, kita dapat memperkirakan rumus molekul
senyawa kompleks berdasarkan perubahan warna senyawa yang terbentuk.
Penggantian ligan dari ligan dengan medan lemah ke ligan dengan medan
kuat, akan memberikan Δ (selisih tingkat energi antara orbital d energi rendah
dengan orbital d energi tinggi) yang semakin besar. Hal ini mengakibatkan sinar
yang diserap panjang gelombangnya semakin pendek, artinya warna
komplemennya atau yang tampak oleh mata akan memudar atau bahkan berubah
tergantung dari ligannya
Pembahasan
Kemudian dari hasil percobaan juga terdapat noda yang lama kelamaan berwarna
semakin pekat pada dinding tabung, noda tersebut merupakan lapisan seperti korosif, yang
berwarna semakin gelap setelah beberapa menit akibat kontaknya dengan udara sehingga
terjadi oksidasi. Lapisan/ noda ini tidak muncul pada saat MnCl2 ditambahkan dengan
KSCN karena ia tidak bereaksi dan tidak menimbulkan perubahan, kemudian ketika MnCl2
ditambahkan dengan NH3 juga tidak menunjukan adanya reaksi. Namun terdapat juga hasil
reaksi yang menunjukan bahwa unsur transisi periode keempat memiliki keelektronegatifan
yang lebih besar dibandingkan unsur alkali maupun alkali tanah, sehingga kereaktifan unsur
transisi tersebut juga lebih rendah.
Timbulnya endapan, gelembung gas bahkan warna yang berubah adalah bagian
dari reaksi kembalinya ion kompleks yang terbentuk menjadi reaktan atau pereaksi. Hal ini
dikarenakan reaksi kompleks merupakan reaksi kesetimbangan, dimana reaksi yang terjadi
tidak pernah selesai. Sehingga, ketika senyawa kompleks yang terbentuk dipanaskan dalam
penangas air maka reaktan atau pereaksinya akan terbentuk kembali.
Kesimpulan
Reaktivitas antar unsur transisi berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, dimana
kereaktivitasan tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, yakni muatan, jari-jari
ion, konfigurasi elektron dan kestabilan yang dimiliki oleh setiap unsur.