Top Banner
REAKSI SIGNAL RASIO PROFITABILITAS DAN RASIO SOLVABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Ahmad Sopyan ([email protected]) Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Maryam Nadir ([email protected]) Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Hj. Rusmilawati, IM ([email protected]) Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh rasio profitabilitas Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE) dan Earning Per Share (EPS) serta rasio solvabilitas Debt to Equity Ratio (DER) terhadap harga saham perusahaan sektor pertambangan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Sampel penelitian yang digunakan adalah perusahaan sektor pertambangan dengan kriteria perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan dan menghasilkan laba bersih selama periode pengamatan (2008-2011). Dari 35 perusahaan sektor pertambangan yang menjadi populasi, terpilih 15 perusahaan yang menjadi sampel penelitian. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda dengan uji hipotesis menggunakan uji F dan uji t pada tingkat signifikansi 95%. Hasil analisis menunjukkan bahwa rasio profitabilitas (ROA, ROE dan EPS) dan rasio solvabilitas (DER) secara parsial dan simultan signifikan mempengaruhi harga saham perusahaan pertambangan. Nilai adjust R 2 yang diperoleh yaitu sebesar 0,793 yang berarti bahwa 79,3% harga saham perusahaan sektor pertambangan dipengaruhi oleh variabel-variabel ROA, ROE, EPS dan DER, sedangkan 20,7% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak dijelaskan oleh model penelitian ini. Dari hasil analisis juga diketahui bahwa variabel EPS berpengaruh paling dominan terhadap harga saham daripada variabel lainnya (ROA, ROE dan DER), hal ini ditunjukkan oleh nilai koefisien beta EPS sebesar 1,067 lebih besar daripada variabel lainnya. Kata kunci : ROA, ROE, EPS, DER, dan Harga Saham Abstract This research aims to knowing the influences of profitability ratio Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE) and Earning Per Share (EPS) and also solvability ratio Debt to Equity Ratio (DER) to the stock price company of mining sector in Indonesia Stock Exchange. Intake of sampel with purposive sampling method. Research sampel the used is company of mining sector with category company publicizing financial statment and yield net profit during periode perception (2008-2011). From 35 company of mining sector becoming population, chosen 15 company becoming research sampel. Analysis method the used is multiple linear regresien with hypothesis test using F-test and t-test at level of significance 95%. Analysis result indicate that profitability ratio (ROA, ROE and EPS) and solvability ratio (DER) partially and simultanly influence significant to the stock price of mining company. Value of adjust R 2 is obtained equal to 0,793 that mean is 79.3% stock price of mining company influenced by variables ROA, ROE, EPS, and DER, is while the rest equal to 20.7% influenced by other variable which is not explained by the research model. From result of research is also known that variable of EPS having influence most dominant to the stock price than other variables (ROA, ROE, and DER), this matter showing by value of coefficient beta EPS equal to 1.067 the biggest than other variable. Key words : ROA, ROE, EPS, DER, and Stock Price
25

Reaksi Signal Profitabilitas & Solvabilitas Terhadap Harga Saham (JURNAL)

Oct 24, 2015

Download

Documents

Sofyan Ahmad

Profitability and solvability stock price
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Reaksi Signal Profitabilitas & Solvabilitas Terhadap Harga Saham (JURNAL)

REAKSI SIGNAL RASIO PROFITABILITAS DAN RASIO SOLVABILITAS

TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN SEKTOR PERTAMBANGAN

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Ahmad Sopyan ([email protected])

Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman

Maryam Nadir ([email protected])

Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman

Hj. Rusmilawati, IM ([email protected])

Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh rasio profitabilitas Return On Assets (ROA), Return On Equity

(ROE) dan Earning Per Share (EPS) serta rasio solvabilitas Debt to Equity Ratio (DER) terhadap harga saham

perusahaan sektor pertambangan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pengambilan sampel dilakukan dengan metode

purposive sampling. Sampel penelitian yang digunakan adalah perusahaan sektor pertambangan dengan kriteria

perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan dan menghasilkan laba bersih selama periode pengamatan

(2008-2011). Dari 35 perusahaan sektor pertambangan yang menjadi populasi, terpilih 15 perusahaan yang

menjadi sampel penelitian. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda dengan

uji hipotesis menggunakan uji F dan uji t pada tingkat signifikansi 95%. Hasil analisis menunjukkan bahwa

rasio profitabilitas (ROA, ROE dan EPS) dan rasio solvabilitas (DER) secara parsial dan simultan signifikan

mempengaruhi harga saham perusahaan pertambangan. Nilai adjust R2 yang diperoleh yaitu sebesar 0,793 yang

berarti bahwa 79,3% harga saham perusahaan sektor pertambangan dipengaruhi oleh variabel-variabel ROA,

ROE, EPS dan DER, sedangkan 20,7% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak dijelaskan oleh model

penelitian ini. Dari hasil analisis juga diketahui bahwa variabel EPS berpengaruh paling dominan terhadap harga

saham daripada variabel lainnya (ROA, ROE dan DER), hal ini ditunjukkan oleh nilai koefisien beta EPS

sebesar 1,067 lebih besar daripada variabel lainnya.

Kata kunci : ROA, ROE, EPS, DER, dan Harga Saham

Abstract

This research aims to knowing the influences of profitability ratio Return On Assets (ROA), Return On Equity

(ROE) and Earning Per Share (EPS) and also solvability ratio Debt to Equity Ratio (DER) to the stock price

company of mining sector in Indonesia Stock Exchange. Intake of sampel with purposive sampling method.

Research sampel the used is company of mining sector with category company publicizing financial statment

and yield net profit during periode perception (2008-2011). From 35 company of mining sector becoming

population, chosen 15 company becoming research sampel. Analysis method the used is multiple linear

regresien with hypothesis test using F-test and t-test at level of significance 95%. Analysis result indicate that

profitability ratio (ROA, ROE and EPS) and solvability ratio (DER) partially and simultanly influence

significant to the stock price of mining company. Value of adjust R2 is obtained equal to 0,793 that mean is

79.3% stock price of mining company influenced by variables ROA, ROE, EPS, and DER, is while the rest equal

to 20.7% influenced by other variable which is not explained by the research model. From result of research is

also known that variable of EPS having influence most dominant to the stock price than other variables (ROA,

ROE, and DER), this matter showing by value of coefficient beta EPS equal to 1.067 the biggest than other

variable.

Key words : ROA, ROE, EPS, DER, and Stock Price

Page 2: Reaksi Signal Profitabilitas & Solvabilitas Terhadap Harga Saham (JURNAL)

I. Pendahuluan

A. Latar Belakang

Pasar modal memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan pertumbuhan

ekonomi suatu negara. Hal ini dapat dijelaskan dari dua fungsi pasar modal yaitu fungsi

ekonomi dan fungsi keuangan sebagai fungsi ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas

untuk memindahkan dana dari pihak yang mempunyai kelebihan dana (investor) kepada

pihak yang memerlukan dana (emiten). Sedangkan fungsi keuangan, pasar modal berperan

memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan hasil bagi pemilik dana,

sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih.

Berkembangnya pasar modal memiliki pengaruh ganda dalam pembangunan

nasional. Secara umum, pasar modal dapat berfungsi sebagai sarana penambah modal bagi

usaha. Perusahaan atau emiten dapat memperoleh dana yang dibutuhkan dengan

menawarkan instrumen-instrumen keuangan jangka panjang kepada masyarakat umum,

perusahaan-perusahaan lain, lembaga atau pemerintah. Dampak pengerahan dana

masyarakat ke sektor produktif akan meningkatkan kapasitas produksi, karena dengan

adanya tambahan modal yang diperoleh dari pasar modal maka produktivitas perusahaan

akan meningkat. Keberadaan pasar modal juga dapat mendorong muncul dan

berkembangnya industri lain yang berdampak pada terciptanya lapangan kerja baru,

memperluas kegiatan lembaga lain yang terkait seperti akuntan publik, notaris, pedagang

efek dan lain-lain.

Salah satu dari instrumen-instrumen keuangan yang diperjualbelikan di pasar modal

adalah saham. Saham (stock) merupakan instrumen keuangan yang paling populer dan

paling banyak dipilih para investor karena mampu memberikan tingkat keuntungan yang

menarik dibandingkan dengan sekuritas lain. Saham merupakan surat berharga yang bersifat

kepemilikan, artinya si pemilik saham merupakan pemilik perusahaan. Investor yang

menanamkan modalnya dalam bentuk saham berarti berkepentingan terhadap prospek

perusahaan tersebut.

Saham perusahaan pertambangan merupakan salah satu idola para investor.

Meskipun sarat risiko dan kurang didukung iklim usaha yang kondusif, namun usaha

pertambangan di Indonesia tetap memiliki daya tarik tinggi di kalangan investor, termasuk

asing. Adanya krisis yang terjadi pada Zona Eropa nampaknya memberikan dampak yang

besar bagi industri pertambangan. Krisis keuangan tersebut berimbas kepada perekonomian

nagara-negara yang memiliki eksposure besar terhadap Zona Eropa seperti China, Jepang,

India dan Amerika Serikat. Krisis Eropa juga telah memperlambat pertumbuhan

perekonomian negara-negara tersebut, yang sehingga secara tidak langsung menurunkan

konsumsi sumber daya energi seperti batubara, minyak bumi maupun gas. Belum

membaiknya kondisi perekonomian global nampaknya masih akan terus menjadi bayang-

bayang gelap industri sumber daya energi di Indonesia.

Secara umum, faktor yang mempengaruhi harga saham terdiri dari dua faktor, yaitu

faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang timbul dari dalam

perusahaan dan dapat dikendalikan oleh perusahaan, antara lain yaitu kemampuan

perusahaan dalam mengelola modal yang ada (solvability), kemampuan manajemen dalam

mengelola kegiatan operasional perusahaan (growth opportunities), kemampuan perusahaan

untuk menghasilkan keuntungan (profitability), prospek marketing dari bisnis dan hak-hak

investor atas dana yang diinvestasikan dalam perusahaan dan lain-lain yang dianggap

penting dan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Sementara itu, faktor eksternal

Page 3: Reaksi Signal Profitabilitas & Solvabilitas Terhadap Harga Saham (JURNAL)

merupakan faktor yang berasal dari luar perusahaan dan tidak dapat dikendalikan oleh

perusahaan. Faktor internal dan faktor eksternal membentuk sebuah kekuatan pasar yang

berpengaruh pada transaksi saham sehingga harga saham mengalami kemungkinan

pergerakan yang fluktuatif.

Pendapatan dari investasi saham berupa deviden dan capital gain. Deviden

merupakan penerimaan dari perusahaan yang berasal dari laba yang dibagikan, sementara

capital gain merupakan pendapatan yang diperoleh dari selisisih harga saham. Apabila

selisih harga tersebut negatif berarti investor mengalami capital loss dan sebaliknya. Para

investor seringkali menginginkan keuntungan dengan segera sehingga mereka lebih

menginginkan keuntungan dalam bentuk capital gain dibandingkan deviden.

Sebelum melakukan investasi, investor perlu mengetahui dan memilih perusahaan

mana yang memiliki saham yang dapat memberikan keuntungan secara optimal, karena

tidak semua saham dari perusahaan yang memiliki profil yang baik akan memberikan

keuntungan yang baik pula bagi investor dan dtambah lagi krisis global yang masih

berlangsung hingga kini membuat semua pihak termasuk investor berada dalam kondisi

ketidakpastian sehingga investor perlu melakukan analisis yang lebih mendalam mengenai

perusahaan tersebut. Salah satu caranya adalah dengan melakukan analisis fundamental yang

berbasis rasio keuangan.

Analisis fundamental merupakan analisis penilaian saham berdasarkan laporan

keuangan yang diterbitkan perusahaan. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber

potensial yang lazim digunakan oleh para investor sebagai dasar pengambilan keputusan

penanaman modal, adanya informasi yang dipublikasikan akan merubah keyakinan para

investor hal ini dapat dilihat dari reaksi pasar, harga saham dan reaksi tingkat keuntungan.

Laporan keuangan menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan yang merupakan

kinerja perusahaan dalam periode tertentu. Oleh karena itu para investor menjadikan laporan

keuangan ini menjadi bahan utama dalam pengambilan keputusan.

Salah satu faktor yang menjadi fokus perhatian dari investor dalam menilai

performance perusahaan adalah profitabilitas perusahaan. Profitabilitas tersebut dimasa yang

akan datang akan mempengaruhi stabilitas pendapatan dan nilai investasi mereka di

perusahaan, sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat profitabilitas perusahaan akan

memiliki peran yang sangat besar dalam menentukan tingkat pengembalian saham yang

akan diperoleh investor.

Salah satu rasio penilaian yang kerap dilakukan oleh investor dalam mengukur

tingkat profitabilitas yaitu Return On Equity. ROE menggambarkan kemampuan perusahaan

dalam memberi keuntungan bagi para pemegang saham dengan menunjukkan persentase

laba bersih yang tersedia untuk modal pemegang saham yang telah digunakan perusahaan.

Return On Equity menjadi sangat penting bagi investor (pemegang saham), karena rasio ini

mengindikasikan tingkat pengembalian saham yang berhasil didapat oleh manajemen

sebagai hasil pengguna modal (capital) yang telah disediakan pemilik sesudah melakukan

pembayaran kepada pemberi modal yang lain. Semakin tinggi rasio ini berarti perkiraan

kinerja emiten dimasa yang akan datang semakin baik, sehingga diharapkan tingkat

pengembalian saham semakin tinggi.

Selain mengunakan ROE, untuk mengukur tingkat profitabilitas juga dapat dinilai

dengan menggunakan Return On Assets (ROA). ROA atau sering diterjemahkan dalam

Bahasa Indonesia sebagai rentabilitas ekonomis menggambarkan kemampuan perusahaan

Page 4: Reaksi Signal Profitabilitas & Solvabilitas Terhadap Harga Saham (JURNAL)

dalam menghasilkan laba dari keseluruhan investasi yang ditanamkan dalam bentuk aktiva.

ROA adalah satu bentuk rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur

kemampuan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan dalam operasi perusahaan.

Selain menggunakan kedua rasio profitabilitas di atas, rasio profitabilitas yang kerap

diperhatikan investor adalah Earning Per Share (EPS) atau laba per lembar saham. EPS

biasanya merupakan indikator laba yang diperhatikan oleh para investor umumnya terhadap

korelasi yang kuat antara pertumbuhan laba dan pertumbuhan harga saham. EPS merupakan

perbandingan antara pendapatan yang dihasilkan (laba bersih) dan jumlah saham yang

beredar. Rasio ini mengukur seberapa besar deviden per lembar saham yang akan dibagikan

kepada investor setelah dikurangi dengan deviden bagi para pemilik perusahaan. Apabila

EPS perusahaan tinggi akan semakin banyak investor yang mau membeli saham tersebut

sehingga menyebabkan harga saham tinggi

Investor juga perlu memperhatikan rasio Solvabilitas atau leverage. Rasio ini dapat

dinilai dengan menggunakan Debt To Equity Ratio (DER). DER adalah rasio yang

menunjukkan hubungan antara jumlah pinjaman yang diberikan oleh para kreditur dengan

modal sendiri. DER dapat dipilih oleh investor dalam menilai resiko dari investasi yang

akan diputuskan. Timbulnya DER dikarenakan dalam menjalankan aktivitas perusahaan,

sumber dana dari dalam perusahaan rendah, sehingga membutuhkan sumber dana lain yang

berasal dari pinjaman, sehingga perusahaan menggunakan pembiayaan dengan hutang.

Untuk mengetahui bagaimana rasio profitabilitas dan rasio solvabilitas

mempengaruhi harga saham perusahaan sektor pertambangan maka penulis mengadakan

penelitian dengan judul β€œReaksi Signal Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas Terhadap

Harga Saham Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, perumusan masalah yang akan

dibahas dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah rasio profitabilitas Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE) dan

Earning Per Share (EPS) serta rasio solvabilitas Debt to Equity Ratio (DER) secara

simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan sektor pertambangan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

2. Manakah dari rasio profitabilitas Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE) dan

Earning Per Share (EPS) serta rasio solvabilitas Debt to Equity Ratio (DER) yang

berpengaruh dominan terhadap harga saham perusahaan sektor pertambangan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam

penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh rasio profitabilitas Return On Assets (ROA), Return On

Equity (ROE) dan Earning Per Share (EPS) serta rasio solvabilitas Debt to Equity Ratio

(DER) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan sektor

pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Untuk mengetahui diantara rasio profitabilitas Return On Assets (ROA), Return On

Equity (ROE) dan Earning Per Share (EPS) serta rasio solvabilitas Debt to Equity Ratio

(DER) yang berpengaruh dominan terhadap harga saham perusahaan sektor

pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Page 5: Reaksi Signal Profitabilitas & Solvabilitas Terhadap Harga Saham (JURNAL)

II. Tinjauan Teoritis

A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk melihat hubungan antara indikator

rasio keuangan terhadap pergerakan harga saham, untuk lebih jelasnya akan dipaparkan

sebagai berikut:

Astuti (2002) yang telah melakukan penelitian tentang variabel-variabel yang

mempengaruhi harga pasar saham pada perusahaan perbankan yang listing di BEI, dengan

variabel independen Earning Per Share (EPS), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin

(NPM), Loans to Deposit Ratio (LDR), Credit Risk (CR), Capital Adequancy Ratio 3

(CAR3), Return On Asset (ROA) dan Interest Rate Risk (IRR) sedangkan variabel

dependennya adalah harga saham. Hasil penelitian menemukan bahwa EPS, ROE dan LDR

berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham sedangkan NPM dan CR

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham. Adapun variabel ROA dan IRR

tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Sasongko dan Wulandari (2006) meneliti keterkaitan antara Economic Value Added

(EVA) dan rasio-rasio profitabilitas terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang

terdaftar di BEI. Hasil penelitian menemukan bahwa variabel Earning Per Share (EPS)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Artinya EPS dapat digunakan

sebagai sinyal untuk menentukan nilai perusahaan. Sedangkan variabel Return On Asset

(ROA), Return On Equity (ROE), Return On Sales (ROS), Basic Earning Power (BEP), dan

Economic Value Added (EVA) tidak dapat digunakan sebagai indikator untuk menentukan

nilai perusahaan.

Natarsyah (2000) melaukan penelitian tentang pengaruh beberapa faktor

fundamental dan risiko sistematik terhadap harga saham. Sampel yang digunakan adalah 16

perusahaan yang termasuk dalam kelompok industri barang konsumsi yang terdaftar di

Bursa Efaek Jakarta (BEJ). Adapun variabel independen yang digunakan adalah Return On

Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Book Value (BV) dan

variabel dummy indeks beta sebagai ukuran risiko sistematik sedangkan variabel

dependennya adalah harga saham. Hasil penelitian menunjukkan secara parsial hanya

variabel DER yang tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Veronica dan Ika (2008) yang meneliti tentang pengaruh Return On Asset (ROA),

Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS), Debt to Equity Ratio (DER), Price to

Book Value (PBV) terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur di BEI. Hasil

penelitian menunjukkan variabel ROA, PER dan DER mempunyai pengaruh negatif dan

signifikan terhadap harga saham sedangkan variabel EPS dan PBV berpengaruh positif dan

signifikan terhadap harga saham.

Indriana (2009) melakukan penelitian tentang pengaruh Debt to Equity Ratio (DER),

Rasio Biaya Operasional (BOPO), Return On Asset (ROA) dan Earning Per Share (EPS)

terhadap harga saham di BEI pada Bank Devisa. Hasil penelitian dengan menggunakan

tingkat signifikansi Ξ±= 5% menemukan bahwa ROA dan EPS mempunyai hubungan positif

dan signifikan terhadap harga saham. Sedangkan DER dan BOPO mempunyai hubungan

negatif dan tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Khusna (2009) yang melakukan analisis tentang pengaruh variabel fundamental

terhadap harga saham perusahaan pertambangan di BEI. Hasil penelitian menemukan bahwa

diantara variabel funamental yang digunakan (ROA, ROE, EPS, PER dan DPR) hanya EPS

yang berpengaruh signifikan dan paling dominan pengaruhnya terhadap harga saham.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Page 6: Reaksi Signal Profitabilitas & Solvabilitas Terhadap Harga Saham (JURNAL)

Tabel 2.1 Review Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Variabel Metode

Analisis Hasil Penelitian

Astuti

(2002)

Variabel -variabel yang

mempengaruhi harga

pasar saham pada

perusahaan perbankan

yang listing di BEI.

Variabel

Independen:

EPS, ROE, NPM,

LDR, CR, CAR3,

ROA dan IRR

Variabel

Dependen:

Harga Saham

Regresi

Linear

Berganda

EPS, ROE dan LDR

berpengaruh positif dan

signifikan terhadap harga

saham sedangkan NPM dan

CR berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap harga

saham. Adapun variabel

ROA dan IRR tidak

berpengaruh signifikan

terhadap harga saham.

Sasongko

dan

Wulandari

(2006)

Pengaruh EVA dan rasio-

rasio profitabilitas

terhadap harga saham

pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar

di BEI.

Variabel

Independen:

EVA, EPS, ROA,

ROE, ROS, dan

Basic Earning

Power (BEP)

Variabel

Dependen:

Harga Saham

Regresi

Linear

Berganda

EPS berpengaruh signifikan

terhadap harga saham. ROA,

ROE, Return On Sales

(ROS), BEP, dan Economic

Value Added (EVA) tidak

berpengaruh signifikan.

Natarsyah

(2000)

Pengaruh beberapa faktor

fundamental dan risiko

sistematik terhadap harga

saham semua perusahaan

yang termasuk dalam

kelompok industri barang

konsumsi yang telah go

public di pasar modal

Indonesia.

Variabel

Independen:

ROA, ROE,

DER, BV dan

dummy indeks

beta.

Variabel

Dependen:

Harga Saham

Regresi

Linear

Berganda

ROA, ROE, DER, BV dan

variabel dummy indeks beta

sebagai ukuran risiko

sistematik berpengaruh

positif dan signifikan

terhadap harga saham.

Sedangakan DER

berpengaruh positif tapi tidak

signifikan terhadap harga

saham.

Veronica

dan Ika

(2008)

Pengaruh Return On

Asset, Price Earning

Ratio, Earning per Share,

Debt to Equity Ratio,

Price to Book Value

terhadap

Harga Saham pada

Perusahaan Manufaktur

di BEI

Variabel

Independen:

ROA, PER, EPS,

DER dan PBV

Variabel

Dependen:

Harga Saham

Regresi

Linear

Berganda

ROA, PER dan DER

berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap harga

saham sedangkan variabel

EPS dan PBV berpengaruh

positif dan signifikan

terhadap harga saham.

Indriana

(2009)

Pengaruh DER, BOPO,

ROA, dan EPS terhadap

harga saham di BEI pada

Bank Devisa.

Variabel

Independen:

DER, BOPO,

ROA dan EPS

Variabel

Dependen:

Harga Saham

Regresi

Linear

Berganda

ROA dan EPS berhubungan

positif dan signifikan

terhadap harga saham.

Sedangkan DER dan BOPO

berhubungan negatif dan

tidak signifikan terhadap

harga saham.

Khusna

(2009)

Analisis pengaruh

variabel fundamental

terhadap harga saham

perusahaan pertambangan

di BEI.

Variabel

Independen:

ROA, ROE, EPS,

PER dan DPR)

Variabel

Dependen:

Harga Saham

Regresi

Linear

Berganda

diantara variabel

fundamental yang digunakan

hanya EPS yang berpengaruh

signifikan dan paling

dominan pengaruhnya

terhadap harga saham.

Sumber : Data hasil penelitian terdahulu (diolah oleh peneliti)

Page 7: Reaksi Signal Profitabilitas & Solvabilitas Terhadap Harga Saham (JURNAL)

B. Dasar Teoritis

1) Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)

Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam kegiatan operasionalnya

merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perusahaan (analisis fundamental

perusahaan) karena laba perusahaan selain merupakan indikator kemampuan perusahaan

memenuhi kewajiban bagi para penyandang dananya juga merupakan elemen dalam

penciptaan nilai perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan di masa yang akan

datang.

Sartono (2008:122) menjelaskan profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal

sendiri.

Menurut Riyanto (2008:35) menyebutkan profitabilitas suatu perusahaan

menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan

laba tersebut. Dengan kata lain profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba selama periode tertentu.

Menurut Harahap (2006:304) menyebutkan bahwa Profitabilitas menggambarkan

kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang

ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan

sebagainya.

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat kita simpulkan bahwa

profitabilitas adalah tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama

periode tertentu dengan menggunakan sumber-sumber yang dimiliki oleh perusahaan

baik yang berhubungan dengan penjualan, jumlah aktiva maupun modal sendiri.

a. Return On Assets (ROA)

Return on assets (ROA) atau sering diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia

sebagai Rentabilitas Ekonomi mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada

masa lalu. Analisis ini kemudian bisa diproyeksikan ke masa depan untuk melihat

kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada masa-masa mendatang.

Kasmir (2009:201) mengemukakan Return on Assets (ROA) merupakan rasio

yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan.

Return on assets (ROA) mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan

menggunakan total aktiva (kekayaan) yang dipunyai perusahaan setelah disesuaikan

dengan biaya-biaya untuk mendanai aktiva tersebut.

Hanafi dan Halim (2005:88) mengemukakan bahwa Return On Assets (ROA)

mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset

yang tertentu. Return On Assets (ROA, laba atas aset) mengukur tingkat laba terhadap

asset yang digunakan dalam menghasilkan laba tersebut.

Menurut Sawir (2005:19) Return On Assets dapat dihitung sebagai berikut:

π‘…π‘’π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘› 𝑂𝑛 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑑𝑠 ROA = Laba Bersih

Total Aset

Dari penjelasan di atas diperoleh kesimpulan bahwa Return On Assets (ROA)

digunakan untuk mengukur tingkat kembalian perusahaan atau efektifitas perusahaan

dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan total asset (kekayaan) yang

dipunyai perusahaan.

Page 8: Reaksi Signal Profitabilitas & Solvabilitas Terhadap Harga Saham (JURNAL)

b. Return On Equity (ROE)

Hanafi dan Halim (2005:88) mengemukakan bahwa Return On Equity (ROE)

mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba berdasarkan modal saham

tertentu.

Menurut Sartono (2008:124) Return On Equity (ROE) merupakan rasio

profitabilitas untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba

berdasarkan modal saham yang dimiliki perusahaan.

Menurut Sawir (2005:19) Return On Equity memperlihatkan sejauh manakah

perusahaan mengelola modal sendiri secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari

investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan.

Return On Equity dapat dihitung sebagai berikut:

π‘…π‘’π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘› 𝑂𝑛 πΈπ‘žπ‘’π‘–π‘‘π‘¦ ROE = Laba Bersih

Ekuitas

Dari penjelasan di atas diperoleh kesimpulan bahwa Return On Equity digunakan

untuk mengukur tingkat kembalian perusahaan atau efektifitas perusahaan dalam

menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan ekuitas yang dimiliki perusahaan.

c. Earning Per Share (EPS)

Earning Per Share (EPS) atau laba per lembar saham adalah tingkat keuntungan

bersih untuk tiap lembar saham yang mampu diraih perusahaan pada saat menjalankan

operasinya. EPS merupakan hasil atau pendapatan yang akan diterima oleh pemegang

saham untuk setiap lembar saham yang dimilikinya atas keikutsertaannya dalam

perusahaan.

Menurut Sawir (2005:20) laba per lembar saham (Earning Per Share)

menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menciptakan laba untuk setiap lembar

sahamnya. Earning Per Share (EPS) dapat dihitung dengan menggunakan perhitungan

sebagai berikut:

πΈπ‘Žπ‘Ÿπ‘›π‘–π‘›π‘” π‘ƒπ‘’π‘Ÿ π‘†β„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘’ = πΏπ‘Žπ‘π‘Ž π΅π‘’π‘Ÿπ‘ π‘–β„Ž

π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘†π‘Žβ„Žπ‘Žπ‘š π΅π‘’π‘Ÿπ‘’π‘‘π‘Žπ‘Ÿ

Berdasarkan pendapat di atas, pengertian EPS yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah rasio yang menunjukkan seberapa besar keuntungan yang diperoleh investor atau

pemegang saham per lembar saham yang beredar selama suatu periode.

2) Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio)

Rasio leverage mengukur tingkat solvabilitas suatu perusahaan. Rasio ini

menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya

seandainya perusahaan pada saat itu dilikuidasi. Dengan demikian solvabilitas berarti

kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utangnya, baik jangka pendek maupun

jangka panjang (Sawir, 2005:13).

Menurut Brigham dan Houston (2004:140) rasio leverage merupakan β€œrasio yang

mengukur sejauh mana perusahaan menggunakan pendanaan melalui utang (financial

leverage).”

Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian rasio

solvabilitas atau leverage adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban

jangka panjang dan jangka pendek.

Page 9: Reaksi Signal Profitabilitas & Solvabilitas Terhadap Harga Saham (JURNAL)

a. Debt To Equity Ratio (DER)

Pendanaan setiap perusahaan tidak semua berasal dari modal sendiri, akan tetapi

sebagian bahkan mungkin kebanyakan pendanaan tersebut berasal dari utang. Untuk

membandingkan jumlah modal dan utang yang digunakan perusahaan, bisa dihitung

dengan Debt to Equity Ratio.

Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang

dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan membandingkan antara seluruh utang, termasuk

utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana

yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio

ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan

utang (Kasmir, 2009:157).

Semakin tinggi rasio ini menunjukan semakin besar utang yang digunakan dalam

pendanaan perusahaan. Perusahaan menggunakan utang dengan tujuan agar keuntungan

meningkat, dengan demikian akan meningkatkan keuntungan pemegang saham. Akan

tetapi disisi lain utang juga meningkatkan varibilitas (risiko) keuntungan, karena jika

perusahaan ternyata mendapatkan keuntungan yang lebih rendah dari biaya tetapnya

maka penggunaan utang akan menurunkan keuntungan pemegang saham.

𝐷𝑒𝑏𝑑 π‘‘π‘œ πΈπ‘žπ‘’π‘–π‘‘π‘¦ π‘…π‘Žπ‘‘π‘–π‘œ (DER) = π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π»π‘’π‘‘π‘Žπ‘›π‘”

πΈπ‘˜π‘’π‘–π‘‘π‘Žπ‘ 

Dengan demikian bisa disebutkan bahwa rasio ini menunjukkan persentase

penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. Semakin tinggi

rasio, semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham dan

menunjukan bahwa sebagian besar investasi yang dilakukan oleh perusahaan didanai dari

dana pinjaman.

3) Harga Saham

a. Pengertian Harga Saham

Dominic (2008:19) mendefinisikan harga saham adalah pembagian antara modal

perusahaan dan jumlah saham yang diterbitkan.

Menurut Sartono (2008:8) mendefinisikan harga saham adalah sebesar nilai

sekarang (present value) dari aliran kas yang diharapkan akan diterima, yaitu berupa nilai

sekarang dari pendapatan yang akan diterima pada masa yang akan datang.

Jadi dapat disimpulkan bahwa harga saham adalah sebesar nilai sekarang dari

aliran kas dalam pasar pada saat itu yang akan diharapkan diterima.

Di bursa saham dikenal beberapa istilah yang berkaitan dengan harga saham,

yaitu (Hin, 2008:31-32):

1. Open (pembukaan): merupakan harga yang terjadi pada transaksi pertama pada satu

saham.

2. High (tertinggi): merupakan harga tertinggi transaksi yang tercapai pada satu saham.

3. Low (terendah): merupakan harga terendah transaksi yang tercapai pada satu saham.

4. Close (penutupan): merupakan harga yang terjadi pada transaksi terakhir pada satu

saham.

5. Bid (minat beli): merupakan harga yang diminati pembeli untuk melakukan transaksi.

6. Ask (minat jual): mrupakan harga yang diminati penjual untuk melakukan transaksi.

Page 10: Reaksi Signal Profitabilitas & Solvabilitas Terhadap Harga Saham (JURNAL)

b. Faktor Penggerak Harga Saham

Cara terbaik dalam mendapatkan keuntungan (capital gain) adalah membeli

ketika harga akan naik lalu menjualnya ketika harganya akan turun. Namun untuk

memperkirakan kapan harga sebuah saham akan naik atau turun bukanlah hal yang

mudah. Ada beberapa faktor yang harus disadari oleh setiap investor. Faktor tersebutlah

yang menjadi salah satu daya yang memicu berfluktuasinya harga saham.

Arifin (2004: 116) menyatakan bahwa faktor-faktor penggerak harga saham

terdiri dari:

a. Kondisi fundamental emiten

b. Hukum permintaan dan penawaran

c. Tingkat suku bunga

d. Valuta asing

e. Dana asing dibursa

f. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

g. News dan rumors

2.5.1 Pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap Harga Saham

Return On Asset (ROA) diperoleh dengan cara membandingkan antara net income

after tax (NIAT) terhadap total asset. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja yang

semakin baik, karena tingkat kembalian semakin besar. Dengan demikian semakin tinggi

ROA akan meningkatkan daya tarik investor, sehingga harga saham meningkat. Dengan

demikian ROA berhubungan positif terhadap harga saham.

2.5.2 Pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap Harga Saham

Return On Equity (ROE) merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak

dengan ekuitas yang dimiliki perusahaan. ROE sangat umum digunakan oleh investor untuk

mengukur sejauh mana kinerja perusahaan dalam mengelola modal (equity) yang tersedia

secara efektif untuk menghasilkan keuntungan dari investasi yang dilakukan oleh pemegang

saham. Semakin besar ROE maka perusahaan dianggap semakin menguntungkan, oleh sebab

itu investor kemungkinan akan mencari saham dari perusahaan yang memiliki ROE yang

tinggi sehingga menyebabkan permintaan bertambah dan harga penawaran dipasar sekunder

terdorong naik.

2.5.3 Pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap Harga Saham Earning Per Share (EPS) merupakan salah satu rasio profitabilitas yang berhubungan

dengan kepentingan bagi pemegang saham dan manajemen disaat ini maupun dimasa yang

akan datang. EPS menunjukkan jumlah uang yang dihasilkan (return) dari setiap lembar

saham. Semakin besar nilai EPS, semakin besar keuntungan yang diterima pemegang saham

(Alwi, 2003:77). Oleh karena itu, para pemegang saham biasanya tertarik dengan angka EPS

yang dilaporkan perusahaan (Prastowo, 2002:93). Apabila EPS suatu perusahaan tinggi akan

semakin banyak investor yang mau membeli saham tersebut sehingga menyebabkan harga

saham tinggi.

2.5.4 Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Harga Saham Debt to Equity Ratio (DER) merupakan perbandingan antara ekuitas terhadap total

hutang. Teori menunjukkan bahwa semakin tinggi DER menunjukkan komposisi total hutang

(jangka pendek dan jangka panjang) semakin besar dibanding dengan total modal sendiri,

sehingga berdampak semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar (kreditur).

Meningkatnya beban terhadap kreditur menunjukkan sumber modal perusahaan sangat

tergantung dengan pihak luar, sehingga mengurangi minat investor dalam menanamkan

dananya dalam perusahaan. Menurunnya minat investor berdampak pada penurunan harga

saham perusahaan, sehingga harga saham semakin menurun.

Page 11: Reaksi Signal Profitabilitas & Solvabilitas Terhadap Harga Saham (JURNAL)

C. Kerangka Konsep

Adapun bagan kerangka konsep dalam penelitian ini adalah seperti dibawah ini:

Keterangan:

Pengaruh secara simultan

Pengaruh dominan

Gambar 2.1 Kerangka Konsep

D. Pengembangan Hipotesis

H1 : Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS)

dan Debt to Equity Ratio (DER) secara simultan mempunyai pengaruh

signifikan terhadap harga saham perusahaan sektor pertambangan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

H2 : Earning Per Share (EPS) dominan pengaruhnya terhadap harga saham

perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

X1 = Return On Assets (ROA)

X4 = Debt to Equity Ratio (DER)

X2 = Return On Equity (ROE)

Y = Harga Saham

X3 = Earning Per Share (EPS)

Page 12: Reaksi Signal Profitabilitas & Solvabilitas Terhadap Harga Saham (JURNAL)

III. Metode Penelitian

3.1 Variabel Penelitian

1) Variabel independen dalam penelitian ini yaitu ROA, ROE, EPS, dan DER.

2) Variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga saham (closing price).

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor pertambangan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2008-2011, yaitu sebanyak 35

perusahaan. Untuk mendapatkan sampel yang diinginkan, metode pengambilan sampel yang

digunakan adalah metode purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan

sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2008:119). Untuk mendapatkan sampel

yang diinginkan, maka peneliti mengambil sampel dengan kriteria sebagai berikut:

a. Perusahaan Sektor Pertambangan yang telah terdaftar (listed) di Bursa Efek Indonesia

(BEI) selama periode analisis, yaitu sejak tahun 2008-2011.

b. Laporan keuangan perusahaan tersedia di bursa atau media cetak.

c. Perusahaan-perusahaan tersebut memiliki laba bersih selama periode analisis.

d. Semua data variabel terikat dan bebas tersedia.

Berdasarkan kriteria di atas, maka pengambilan sampel di peroleh dari Bursa Efek

Indonesia (BEI) periode 2008-2011, yaitu sebanyak 15 perusahaan pertambangan.

Tabel 3.1 Daftar sampel yang digunakan dalam penelitian

No Kode Perusahaan

1 ADRO PT Adaro Energi Tbk

2 ANTM PT Aneka Tambang (Persero) Tbk

3 BUMI PT Bumi Resources Tbk

4 BYAN PT Bayan Resources Tbk

5 CITA PT Cita Mineral Investindo Tbk

6 CTTH PT Citatah Tbk

7 INCO PT Vale Indonesia Tbk

8 ITMG PT Indo Tambangraya Megah Tbk

9 KKGI PT Resource Alam Indonesia Tbk

10 MEDC PT Medco Energi Internasional Tbk

11 MITI PT Mitra Investindo Tbk

12 PTBA PT Bukit Asam (Persero) Tbk

13 PTRO PT Petrosea Tbk

14 RUIS PT Radiant Utama Interinsco Tbk

15 TINS PT Timah (Persero) Tbk

Sumber : www.idx.co.id

3.3 Jenis dan Sumber Data

Untuk mendukung penelitian yang dilakukan maka diperlukan data yang berupa data

kuantitatif yaitu data yang berupa angka-angka. Data kuantitatif dalam penelitian ini yaitu

data laporan keuangan perusahaan yang menjadi sampel penelitian. Data yang digunakan

dalam penelitian ini diperoleh secara tidak langsung atau dikenal dengan istilah data

sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah berupa

publikasi (Supranto, 2002:8). Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh

dari situs resmi Bursa Efek Indonesia yaitu dengan mengunjungi website

http://www.idx.co.id.

Page 13: Reaksi Signal Profitabilitas & Solvabilitas Terhadap Harga Saham (JURNAL)

3.4 Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi. Analisis

regresi memiliki fungsi mengetahui pengaruh satu atau beberapa variabel bebas terhadap

variabel terikat secara parsial maupun secara simultan. Karena dalam penelitian ini digunakan

tiga variabel bebas, maka model analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda.

Sebelum melakukan analisis regresi, untuk mendapatkan nilai yang baik, maka harus

dilakukan uji normalitas data dan terbebas dari asumsi klasik.

3.4.1 Analisis Regeresi Linear Berganda

Menurut Hasan (2003: 253) menyatakan bahwa analisis linear berganda dapat

dirumuskan sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e

Dimana:

Y = Harga Saham

X1 = Return On Assets (ROA)

X2 = Return On Equity (ROE)

X3 = Earning Per Share (EPS)

X4 = Debt to Equity Ratio (DER)

a = Nilai Konstanta

b1, b2, b3, b4 = Koefisien regresi masing-masing X

e = error (variabel pengganggu)

3.4.2 Pengujian Hipotesis

a) Uji F (Uji Simultan)

Uji F adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui variabel independen secara

bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan atau tidak signifikan terhadap

variabel dependen. Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut:

1. Menentukan besarnya Fhitung, Menurut Sugiyono (2008:235):

πΉβ„Ž = 𝑅2/ π‘˜

(1 βˆ’ 𝑅2) / (𝑛 βˆ’ π‘˜ βˆ’ 1)

Dimana :

R2 = Koefisien determiniasi

k = Jumlah variabel bebas

n = Jumlah anggota sampel

2. Merumuskan hipotesis

a. H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = 0

artinya, variabel X1 (ROA), X2 (ROE), X3 (EPS), dan X4 (DER) secara bersama-

sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham (Y)

perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

b. Ha : b1 β‰  b2 β‰  b3 β‰  b4 β‰  0

artinya, variabel X1 (ROA), X2 (ROE), X3 (EPS), dan X4 (DER) secara bersama-

sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham (Y) perusahaan

sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Menentukan besarnya taraf nyata 95% (Ξ± = 0,05) dan degree of freedom (df) = ((k-

1);(n-k)) untuk menentukan nilai Ftabel.

Page 14: Reaksi Signal Profitabilitas & Solvabilitas Terhadap Harga Saham (JURNAL)

4. Menentukan kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis:

a. Jika Fhitung > Ftabel atau Sig. < 0,05 maka H0 ditolak Ha diterima.

Berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara X1 (ROA), X2 (ROE), X3 (EPS) dan

X4 (DER) terhadap harga saham (Y) perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia.

b. Jika Fhitung < Ftabel atau Sig. > 0,05 maka H0 diterima Ha ditolak.

Berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X1 (ROA), X2 (ROE),

X3 (EPS) dan X4 (DER) terhadap harga saham (Y) perusahaan pertambangan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

b) Uji t (Uji Parsial)

Pengujian secara parsial digunakan untuk menguji setiap variabel independen mempunyai

pengaruh signifikan atau tidak signifikan terhadap variabel dependen. Langkah-langkah

pengujiannya sebagai berikut:

1. Menentukan besarnya thitung, menurut Sudjana (2002:325),

π‘‘β„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” =𝑏𝑖

𝑆𝑒(𝑏𝑖)

Dimana :

bi = Koefisien regresi

Se(bi) = Koefisien deviasi dari estimator bi

2. Merumuskan hipotesis

a. H0 : bi = 0

Berarti tidak ada pengaruh nyata (signifikan) dari masing-masing variabel

independen secara parsial terhadap harga saham.

b. Ha : bi β‰  0

Berarti ada pengaruh nyata (signifikan) dari masing-masing variabel independen

secara parsial terhadap harga saham.

3. Menentukan besarnya taraf nyata pada derajat signifikan 95% (Ξ± = 0,05) dan degree of

freedom (df) = (n-k), untuk menentukan nilai ttabel.

4. Menentukan kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis

a. Jika thitung > ttabel atau Sig < 0,05 maka H0 ditolak Ha diterima.

Berarti secara parsial terdapat hubungan yang signifikan antara variabel X1 (ROA),

X2 (ROE), X3 (EPS) dan X4 (DER) terhadap harga saham (Y) perusahaan sektor

pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

b. Jika thitung < ttabel atau Sig. > 0,05 maka H0 diterima Ha ditolak.

Berarti secara parsial tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel X1

(ROA), X2 (ROE), X3 (EPS), dan X4 (DER) terhadap harga saham (Y) perusahaan

sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3.4.3 Koefisien Determinasi (R2)

Dalam uji regresi linier berganda dianalisis pula besarnya koefisien determinasi (R2).

Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model regresi dalam

menerangkan variasi variabel dependen/variabel terikat (Ghozali, 2005:45). R2 digunakan

untuk mengukur ketepatan yang paling baik dari analisis regresi berganda. R2 mendekati satu

maka dapat dikatakan semakin kuat kemampuan variabel bebas dalam model regresi tersebut

dalam menerangkan variabel terikatnya. Sebaliknya jika R2 mendekati 0 (nol) maka semakin

lemah variabel bebas menerangkan variasi variabel terikat.

Page 15: Reaksi Signal Profitabilitas & Solvabilitas Terhadap Harga Saham (JURNAL)

IV. Analisis dan Pembahasan

4.1 Hasil Pengujian Statistik Dengan menggunakan penggabungan data time series dan cross section, maka

diperoleh data pengamatan sebanyak 4 tahun x 15 perusahaan = 60 data. Adapun hasil analisis

deskriptif masing-masing variabel pada perusahaan sektor pertambangan di Bursa Efek

Indonesia dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.1 Deskriptif Variabel Penelitian Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

HS 60 50 50750 6387.02 10657.550

ROA 60 .61 65.63 18.0982 13.93869

ROE 60 2.18 97.66 34.6765 21.90911

EPS 60 .00 4732.85 580.7688 1069.11993

DER 60 .21 5.50 1.4057 1.20594

Valid N (listwise) 60

Sumber : Hasil pengolahan data (output SPSS)

4.2 Hasil Pengujian Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas Data

Hasil uji normalitas dengan menggunakan model Kolmogorov-Smirnov adalah seperti

yang ditampilkan berikut ini:

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas (1) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

HS ROA ROE EPS DER

N 60 60 60 60 60

Normal

Parametersa,b

Mean 6387.0167 18.0982 34.6765 580.7688 1.4057

Std.

Deviation 10657.54969 13.93869 21.90911 1069.11993 1.20594

Most Extreme

Differences

Absolute .333 .146 .094 .319 .161

Positive .333 .146 .094 .319 .143

Negative -.276 -.105 -.069 -.293 -.161

Kolmogorov-Smirnov Z 2.578 1.130 .726 2.468 1.245

Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .156 .668 .000 .090

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber : Hasil pengolahan data (output SPSS)

Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan model Kolmogorov-Smirnov

seperti yang terapat dalam tabel di atas dapat disimpulkan bahwa data tidak berdistribusi

normal, hal ini dapat dilihat dari nilai Asymp.Sig. (2-tailed) Kolmogorov-Smirnov yang lebih

kecil dari 0.05. Karena data tidak berdistribusi normal maka dilakukan tindakan tindakan

perbaikan (treatment) agar model regresi memenuhi asumsi normalitas. Dalam penelitian ini

penulis melakukan transformasi data ke model logaritma natural (Ln) kemudian, data diuji

ulang berdasarkan asumsi normalitas.

Page 16: Reaksi Signal Profitabilitas & Solvabilitas Terhadap Harga Saham (JURNAL)

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas (2)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

LNHS LNROA LNROE LNEPS LNDER

N 60 60 60 60 60

Normal Parametersa,b

Mean 3.2311 1.0767 1.4162 2.0856 .0001

Std. Deviation .81689 .47252 .37273 .90207 .36963

Most Extreme

Differences

Absolute .139 .142 .156 .110 .112

Positive .087 .089 .086 .068 .112

Negative -.139 -.142 -.156 -.110 -.094

Kolmogorov-Smirnov Z 1.080 1.101 1.205 .848 .870

Asymp. Sig. (2-tailed) .194 .177 .109 .468 .436

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber : Hasil pengolahan data (output SPSS)

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa data hasil pengujian statistik dengan model

Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa data telah terdistribusi normal. Hal ini dapat

dilihat dari nilai Asymp.Sig (2-tailed) Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari 0,05. Berikut ini

ditampilkan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik Histogram dan plot.

Gambar 4.1

Garafik Histogram Uji Normalitas Data (2)

Garfik histogram di atas menunjukkan bahwa data telah terdistribusi normal. Hal ini

dapat dilihat dari grafik histogram yang menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal

yang tidak menceng (skewness) kiri maupun menceng ke kanan. Hal ini juga didukung

dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik plot yang di tampilkan pada gambar

berikut ini:

Gambar 4.2

Garafik Plot Uji Normalitas Data (2)

Page 17: Reaksi Signal Profitabilitas & Solvabilitas Terhadap Harga Saham (JURNAL)

Pendeteksian normalitas dapat dilakukan dengan melihat penyebaran data (titik) pada

sumbu diagonal dari grafik, yaitu jika data (titik) menyebar di sekitar garis diagonal dan

mengikuti arah garis diagonal, hal ini menunjukkan data berdistribusi normal.

2. Uji Multikolinearitas

Berdasarkan hasil uji multikolinearitas diketahui bahwa keempat variabel bebas

tersebut memiliki angka VIF atau Variance Inflation Factor lebih kecil dari 10 demikian juga

dengan angka tolerance yang tidak kurang dari 0,1. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

model yang terbentuk tidak terdapat gejala multikolinearitas.

3. Uji Heteroskedastisitas

Hasil uji Scatter Plot menunjukkan pola yang menyebar. Hal ini mendukung bukti

tidak adanya masalah heteroskedastisitas dalam model regresi. Sehingga Sehingga regresi

tersebut layak dipakai untuk prediksi harga saham.

4. Uji Autokorelasi

Untuk menguji adanya autokorelasi dalam regresi linier berganda digunakan uji

Durbin- Watson yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-Watson

1 .899a .807 .793 .37125 1.372

Predictors: (Constant), LNDER, LNROE, LNEPS, LNROAa

Dependent Variable: LNHSb

Sumber : Hasil pengolahan data (output SPSS)

Berdasarkan tabel di atas, terlihat pada kolom Durbin-Watson (D-W) bahwa nilainya

adalah sebesar 1,403 (-2 < D-W < +2). Maka dapat diambil kesimpulan bahwa pada model

regresi tidak terjadi autokorelasi.

4.3 Analisis Regresi dan Pengujian Hipotesis

Hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan software Statistik Package for Sosial

Scince (SPSS) versi 20:

Tabel 4.5 Hasil Perhitungn Regresi Coefficients

a

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 1.541 .221 6.975 .000

LNROA -1.107 .294 -.640 -3.761 .000

LNROE .612 .294 .279 2.080 .042

LNEPS .966 .082 1.067 11.833 .000

LNDER -.408 .189 -.185 -2.157 .035

a. Dependent Variable: LNHS

Sumber : Hasil pengolahan data (output SPSS)

Berdasarkan data hasil regresi yang ditunjukkan di atas, dapat diperoleh persamaan

regresi sebagai berikut:

Y = 1,541 - 1,107 X1 + 0,612 X2 + 0,966 X3 - 0.408 X4 + e

Page 18: Reaksi Signal Profitabilitas & Solvabilitas Terhadap Harga Saham (JURNAL)

Uji F (Uji Simultan)

Tabel 4.6 Hasil Uji F ANOVA

a

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 31.791 4 7.948 57.663 .000b

Residual 7.581 55 .138

Total 39.372 59

a. Dependent Variable: LNHS

b. Predictors: (Constant), LNDER, LNROE, LNEPS, LNROA

Sumber : Hasil pengolahan data (output SPSS)

Berdasarkan pada hasil uji yang telah dilakukan sebelumnya, didapat nilai Ftabel

sebesar 2,540 diperoleh dari tabel distribusi dengan n = 60 dan k = 5 didapat df1 = 4 dan df2

= 55. Sedangkan dari perhitungan di atas didapat hasil Fhitung sebesar 57,663 dengan nilai

signifikansi 0,000. Hal ini berarti Fhitung > Ftabel dan signifikan < 0,05. Hasil tersebut

membuktikan bahwa variabel ROA, ROE, EPS dan DER secara simultan berpengaruh

signifikan terhadap harga saham.

Uji t (Uji Parsial)

Berdsarkan Tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa secara parsial, seluruh variabel

yang digunakan dalam penelitian ini terbukti berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi yang dihasilkan kurang dari 0,05. Berdasarkan hasil

pengujian secara parsial (uji t) yang telah dilakukan di atas maka dapat ditentukan variabel

bebas yang paling dominan mempengaruhi harga saham. Pengujian ini ditentukan dengan

melihat pada nilai Standardizet Coefficients atau beta pada masing-masing variabel bebas

yang diteliti. Dari Tabel 4.6 di atas tampak bahwa variabel EPS mempunyai nilai beta sebesar

1,067 atau yang tertinggi di antara variabel bebas lainnya. Nilai ini menunjukkan bahwa EPS

mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap harga saham perusahaan sektor

pertambangan di BEI. Dengan demikian H2 diterima.

4.4 Pengujian Koefisien Determinasi (Adjust R2)

Tabel 4.7 Hasil Pengujian Koefisien Determinasi

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .899a .807 .793 .37125

Predictors: (Constant), LNDER, LNROE, LNEPS, LNROAa

Dependent Variable: LNHSb

Sumber : Hasil pengolahan data (output SPSS)

Dari hasil analisis regresi yang dapat dilihat pada tabel di atas pada kolom Adjust R

Square di atas maka didapat angka R Square (R2) sebesar 0,793 atau 79,3%. Hal ini

menunjukkan bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel independen (ROA, ROE, EPS,

dan DER) terhadap varabel dependen (harga saham) mampu menjelaskan sebesar 79,3%.

Sedangkan sisanya sebesar 20,7% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diungkap dalam

penelitian ini.

Page 19: Reaksi Signal Profitabilitas & Solvabilitas Terhadap Harga Saham (JURNAL)

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang didasarkan pada hasil pengolahan data secara

statistik yang terkait dengan judul, permasalahan, dan hipotesis penelitian yang telah

diuraikan di atas maka untuk memperoleh gambaran hasil penelitian yang lebih jelas akan

ditelaah lebih lanjut setiap data hasil perhitungan.

Hasil estimasi dengan model regresi linear berganda menunjukkan bahwa Return On

Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), dan Debt to Equity Ratio

(DER) secara bersama-sama (simultan) mempunyai hubungan yang cukup kuat dengan harga

saham. Dari hasil analisis regresi didapat nilai Fhitung > Ftabel yaitu 57,663 > 2,540 dan berada

pada tingkat signifikansi 0,000. Sehingga didapat kesimpulan bahwa variabel ROA, ROE,

EPS, dan DER secara bersama-sama (simultan) mempunyai pengaruh yang sangat nyata

terhadap harga saham. Hal ini menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel ROA,

ROE, EPS, dan DER mampu digunakan sebagai alat estimasi harga saham.

Dengan melihat koefisien determinasi atau R2 = 0,793 menunjukkan bahwa variabel

ROA, ROE, EPS, dan DER mempunyai kemampuan menjelaskan pola pergerakan harga

saham sebesar 79,3%, sedangkan sisanya sebesar 20,7% dijelaskan oleh variabel-variabel lain

yang tidak diungkap dalam penelitian ini.

Adapun pengaruh variabel bebas secara individu (parsial) terhadap harga saham akan

dikemukakan sebagai berikut:

1. Return On Asset (ROA)

Dari hasil pengujian secara parsial dapat diketahui bahwa variabel ROA

berpengaruh signifikan terhadap harga saham dengan arah negatif. Dimana kenaikan ROA

akan mendorong penurunan harga saham. Hal ini menunjukkan bahwa ada pertimbangan

yang sedikit berbeda dari investor mengenai ROA karena ada investor yang cenderung

membandingkan laba yang diperoleh perusahaan dengan total aset yang dimiliki oleh

perusahaan yang juga menunjukkan rasio laba dengan pengembalian yang dapat diperoleh

untuk setiap nilai aset. Di sisi lain harga saham dalam hal ini masih bersifat agak bias

karena harga saham akan juga ditentukan oleh besarnya jumlah saham yang beredar,

sehingga informasi harga saham menjadi kurang relevan berkaitan dengan informasi laba

perusahaan ROA. Bentuk rasio laba yang tidak melibatkan harga saham menjadi informasi

yang bias bagi harga saham.

ROA yang positif menunjukkan bahwa perusahaan tersebut mampu menghasilkan

keuntungan dengan kemampuan aset yang dimiliki perusahaan yang dapat menguntungkan

para pemegang saham. Sedangkan dalam penelitian ini didapat hasil ROA negatif, yang

berarti bahwa perusahaan tersebut tidak dapat menghasilkan keuntungan dengan aset yang

dapat menguntungkan pemegang saham.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh

Veronica dan Ika (2008) yang menunjukkan bahwa secara parsial ROA mempunyai

pengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham.

2. Return On Equity (ROE)

Dari hasil pengujian secara parsial dapat diketahui bahwa variabel ROE

berpengaruh signifikan terhadap harga saham dan juga ROE mempunyai koefisien regresi

yang bertanda positif, hal ini menunjukkan bahwa kenaikan ROE akan mendorong

kenaikan harga saham. ROE mempunyai fungsi untuk mengukur tingkat keuntungan yang

diperoleh para investor atas penanaman modal yang dilakukan dalam perusahaan emiten.

ROE yang positif menunjukkan bahwa perusahaan tersebut dapat menghasilkan

keuntungan dengan kemampuan modal sendiri yang dapat menguntungkan para pemegang

saham.

Page 20: Reaksi Signal Profitabilitas & Solvabilitas Terhadap Harga Saham (JURNAL)

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

Astuti (2002) dan Natarsyah (2002) yang menunjukkan bahwa secara parsial ROE

memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.

3. Earning Per Share (EPS)

Dari hasil pengujian secara parsial dapat diketahui bahwa variabel EPS

berpengaruh signifikan terhadap harga saham dan juga EPS mempunyai koefisien regresi

yang bertanda positif, hal ini menunjukkan bahwa kenaikan EPS akan mendorong

kenaikan harga saham. Hasil ini telah mendukung teori yang dikemukakan oleh P. Jones

dalam Husnan (2005:328) yang menyatakan bahwa umumnya terdapat korelasi yang kuat

antara pertumbuhan laba (EPS) dengan pertumbuhan harga saham. Hasil ini juga didukung

oleh hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sasongko dan Wulandari (2006)

yang menyatakan bahwa variabel EPS mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

harga saham. Hal ini mengindikasikan tidak terjadinya penyimpangan dari teori yang

umumnya berlaku, yaitu perubahan laba mempunyai pengarauh yang positif terhadap

perkembangan harga saham. EPS yang cenderung naik maka kemungkinan keuntungan

yang didapat oleh investor lebih besar dari pada kerugian yang mungkin terjadi. Dengan

demikian besarnya EPS dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan suatu perusahaan dimana

EPS yang tinggi menandakan bahwa perusahaan tersebut mampu memberikan tingkat

kesejahteraan yang lebih baik kepada pemegang saham.

Dari hasil penelitian ini juga ditemukan bahwa EPS mempunyai pengaruh paling

dominan diantara variabel independen lainnya (ROA, ROE dan DER) dalam hubungannya

mempengaruhi harga saham. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian

sebelumnya yang telah dilakukan oleh Khusna (2009) yang menemukan bahwa EPS

berpengaruh dominan diantara variabel-variabel fundamental lainnya.

4. Debt to Equity Ratio (DER)

Dari hasil pengujian secara parsial dapat diketahui bahwa variabel DER

berpengaruh signifikan terhadap harga saham dengan arah negatif. Hal ini disebabkan

karena adanya pertimbangan negatif dari investor dalam memandang DER. Oleh sebagian

investor DER dipandang besarnya tanggung jawab perusahaan terhadap pihak ketiga yaitu

kreditor yang memberikan pinjaman kepada perusahaan. Sehingga semakin besar nilai

DER akan memperbesar tanggungan perusahaan. sehingga hal ini dinilai akan

memperkecil kemungkinan penggunaan laba yang diperoleh perusahaan dalam bentuk

dividen. Hal ini menyebabkan permintaan saham akan menurun yang pada akhirnya harga

saham juga akan turun.

Hasil ini menunjukkan sama dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

Natarsyah (2000) dan Veronica dan Ika (2008) yang berpendapat bahwa DER berpengaruh

signifikan terhadap harga saham.

Page 21: Reaksi Signal Profitabilitas & Solvabilitas Terhadap Harga Saham (JURNAL)

V. Penutup

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Secara bersama-sama (simultan) variabel Return On Asset (ROA), Return On Equity

(ROE), Earning Per Share (EPS) dan Debt to Equity Ratio (DER) mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap perubahan harga saham pada perusahaan sektor pertambangan

yang terdaftar di BEI.

2. Secara individual (parsial) variabel Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE),

Earning Per Share (EPS) dan Debt to Equity Ratio (DER) mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap perubahan harga saham pada perusahaan sektor pertambangan yang

terdaftar di BEI.

3. Berdasarkan nilai koefisien beta, variabel yang dominan mempengaruhi harga saham

adalah variabel Earning Per Share (EPS). Hal ini disebabkan karena nilai koefisien beta

variabel EPS tertinggi dari pada variabel lainnya.

5.2 Saran-Saran

Merujuk dari hasil penelitian, maka saran–saran yang dapat diberikan adalah sebagai

berikut:

1. Bagi Investor

a. Dalam pengambilan keputusan investasi sebaiknya investor mempertimbangakan

Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Earning Per Share (EPS) dan Debt to

Equity Ratio (DER) karena faktor-faktor tersebut telah terbukti secara bersama-sama

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga saham, terutama faktor

Earning Per Share (EPS) secara tepat sangat berpengaruh nyata terhadap perubahan

harga saham pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia.

b. Karena dalam berinvestasi mempuyai resiko yang sangat tinggi, selain memperhatikan

aspek fundamental perusahaan, investor juga sebaiknya memperhatikan aspek teknikal

dan faktor-faktor lain yang berpengaruh baik internal maupun eksternal serta kondisi

sosial, politik dan ekonomi. Hal ini dilakukan selain untuk meminimalkan resiko juga

untuk memaksimalkan keuntungan yang didapat.

2. Bagi Perusahaan

Karena terbukti bahwa variabel keuangan mempunyai pengaruh terhadap harga saham,

maka disarankan bagi pihak perusahaan untuk membuat kebijkan terkait dengan kinerja

keuangan sebaik mungkin. Karena hal ini akan berpengaruh terhadap harga saham

perusahaan.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti berikutnya diharapkan melakukan penelitian lebih lanjut dengan menambahkan

tahun pengamatan serta menggunakan atau menambahkan variabel lain yang belum

dimasukkan dalam penelitian ini. Disarankan juga kepada peneliti selanjutnya yang akan

melakukan penelitian mengenai harga saham untuk menggunakan alat analisis dengan

variabel lain yang dikaitkan dengan situasi dan kondisi ekonomi yang berkembang.

Page 22: Reaksi Signal Profitabilitas & Solvabilitas Terhadap Harga Saham (JURNAL)

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Iskandar Z. 2003. Pasar Modal, Teori dan Aplikasi. Nasindo Internusa. Jakarta.

Arifin, Ali. 2004. Mambaca Saham, Edisi Kedua. Andi. Yogyakarta.

Astuti, Puji. 2002. ”Variabel-variabel yang mempengaruhi harga pasar saham pada

perusahaan perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia”.

Brigham Eugene. F dan Houston Joel. F. 2004. Manajemen Keuangan (terj.), Edisi

Kedelapan, Buku Dua. Erlangga. Jakarta.

Dominic, H., T.2008. Berinvestasi di Bursa Saham. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta.

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariat dengan SPSS, Edisi Ketiga. Badan

Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Hanafi, Mamduh M. dan Abdul Halim. 2005. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Kedua,

Cetakan Pertama. UPP AMP YKPN. Yogyakarta.

Harahap, Sofyan Syafrie. 2006. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, Edisi Pertama. Raja

Grafindo Persada. Jakarta.

Hasan, Iqbal. 2003. Pokok-Pokok Statistik (Statistik Inferensif), Edisi 2. Bumi Aksara. Jakarta.

Hin, L. Thian. 2008. Panduan Berinvestasi Saham, Edisi Terkini. PT. Elex Media

Komputindo. Jakarta.

Husnan, Suad. 2005. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Edisi Keempat,

Cetakan Pertama. UPP AMP YKPN. Yogyakarta.

Indriana, Novi. 2009. β€œPengaruh DER, BOPO, ROA dan EPS terhadap harga saham di

bursa Efek Indonesia (BEI) pada Bank Devisa”.

Kasmir. 2009. Analisis Laporan Keuangan. Rajawali Pers. Jakarta.

Khusna, Fatma Khotimatul. 2009. β€œAnalisis pengaruh variabel fundamental terhadap harga

saham perusahaan pertambangan (Studi pada Bursa Efek Indonesia”.

Natarsyah, Syahib. 2000. β€œPengaruh beberapa faktor fundamental dan risiko sistematik

terhadap harga saham semua perusahaan yang termasuk dalam kelompok industri

barang konsumsi yang telah go public di pasar modal indonesia”.

Prastowo, Dwi & Yuliaty, Rifky. 2002. Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi.

UPP AMP YKPN. Yogyakarta.

Riyanto, Bambang. 2008. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi keempat. BPFE.

Yogyakarta.

Page 23: Reaksi Signal Profitabilitas & Solvabilitas Terhadap Harga Saham (JURNAL)

Sartono, R. Agus. 2008. Manajemen Keuangan: Teori dan Aplikasi, Edisi Keempat. BPFE

Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Sasongko, Noer dan Nila Wulandari. 2006. ”Pengaruh EVA dan rasio-rasio profitailitas

terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI”.

Sawir, Agnes. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. PT

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Sudjana. 2002. Statistika Untuk Ekonomi dan Niaga, Jilid 2. Tarsito. Bandung.

Sugiyono. 2008. Statistika Untuk Penelitian, Edisi Revisi Terbaru, Cetakan Ketigabelas.

Alfabeta. Bandung.

Supranto, J. 2002. Statistik Teori dan Aplikasi, Jilid 2. Erlangga. Jakarta.

Veronica, Ika Abigael K dan Ika Ardani S. 2008. β€œPengaruh Return On asset, Price Earning

Ratio, Earning Per Share, Debt to Equity Ratio dan Price to Book Value terhadap

Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur di BEI”.

http://www.idx.co.id

Page 24: Reaksi Signal Profitabilitas & Solvabilitas Terhadap Harga Saham (JURNAL)

LAMPIRAN

Regression

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

LNHS 3.2311 .81689 60 LNROA 1.0767 .47252 60 LNROE 1.4162 .37273 60 LNDER .0001 .36963 60 LNEPS 2.0856 .90207 60

Variables Entered/Removed

a

Model Variables Entered Variables Removed

Method

1 LNDER, LNROE, LNEPS, LNROA

b

. Enter

a. Dependent Variable: LNHS b. All requested variables entered.

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-Watson

1 .899a .807 .793 .37125 1.372

a. Predictors: (Constant), LNDER, LNROE, LNEPS, LNROA

b. Dependent Variable: LNHS

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 31.791 4 7.948 57.663 .000b

Residual 7.581 55 .138

Total 39.372 59

a. Dependent Variable: LNHS

b. Predictors: (Constant), LNDER, LNROE, LNEPS, LNROA

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) 1.541 .221 6.975 .000

LNROA -1.107 .294 -.640 -3.761 .000 .121 8.277

LNROE .612 .294 .279 2.080 .042 .194 5.148

LNEPS .966 .082 1.067 11.833 .000 .431 2.322

LNDER -.408 .189 -.185 -2.157 .035 .478 2.092

a. Dependent Variable: LNHS

Page 25: Reaksi Signal Profitabilitas & Solvabilitas Terhadap Harga Saham (JURNAL)

Charts