Rea Reo | TEKNIK BUDIDAYA STRAWBERRY Copyright dragonball [email protected] http://dragonball.student.umm.ac.id/2010/08/24/indonesia-masih-butuh-bibit-impor-2/ TEKNIK BUDIDAYA STRAWBERRY MENANAM strawberry, sebetulnya tidak sulit. Tanaman ini tidak terlalu manja. Sebab tanaman ini termasuk jenis tanaman lokal yang tumbuh sejak lama, meski akhir-akhir ini telah banyak berdatangan bibit impor yang berkualitas. Namun meski begitu, strawberry bibit lokal mampu bersaing, karena pertumbuhannya lebih cepat. Selain itu, bibit lokal mampu beradaptasi cepat dengan lingkungan. Sedangkan pertumbuhan bibit impor, agak sedikit terganggu, mengingat umumnya bibit tersebut telah biasa tumbuh pada iklim subtropis. Sedangkan iklim yang kita miliki, iklim tropis. Tanaman ini, dapat tumbuh baik pada daerah yang memiliki suhu 18 derajat celcius ke atas. Dan bisa dikembangkan pada lahan pertanian terbuka dan hidroponik. Hanya saja, dalam pertanian sistem hidroponik jumlah investasi yang ditanam cukup besar. Sehingga, di Indonesia jarang petani yang berani menanam strawberry dengan sistem ini. Padahal kualitas buahnya, bila ditanam secara hidroponik lebih bagus, dan hasilnya memuaskan. Tanaman ini dapat tumbuh subur pada dataran rendah, menengah sampai dataran tinggi. Atau mulai dari ketinggian 400 dpl (di atas permukaan laut), sampai 1.000 meter dpl. Daerah yang potensial untuk penanaman buah merambat ini, di antaranya untuk dataran rendah Subang dan sekitarnya, Bekasi, Karawang dll. Hanya saja, untuk penanaman pada dataran rendah lebih mengintensifkan masalah pengairan. Sedangkan untuk penanaman dataran tinggi cukup banyak seperti daerah Lembang, Bandung, Cipanas Cianjur, Garut, Gunung Dieng dan daerah lainnya. Untuk memperoleh bibit strawberry, hingga saat ini sangat mudah, karena biasanya petani yang menanam strawberry umumnya selain memproduksi buah juga memproduksi bibit secara bersamaan. Harga bibit yang dijual petani cukup variatif tergantung varietas, usia bibit dan bentuk polybag-nya. Namun yang telah banyak diperjualbelikan petani, di antaranya terendah Rp 1.000,00 - Rp 3.000,00/pohon. Tetapi harga bibit untuk ditanam di lahan produksi, harganya sekitar Rp 1.000,00 - Rp 1.500,00/pohon. Sedangkan harga bibit yang mencapai Rp 3.000,00/pohon, biasa untuk penanaman hobi. Kultur Jaringan Pembibitan yang lebih baik, dan cepat panen diambil dari pembibitan dengan sistem kultur jaringan. Sebab bibit dari cara ini, selain pertumbuhannya cukup baik juga masa menjelang panen pertama lebih singkat, bila dibandingkan dengan pembibitan dari biji. Maka tak heran bila bibit dari kultur jaringan, lebih banyak diminati petani, karena selain praktis juga efisien dalam pemeliharaannya. Selain itu, relatif tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Persiapan lahan produksi, baik pada lahan terbuka mapun sistem hidroponik page 1 / 2