Perbankan harus selalu dinilai
kesehatannya Ukuran Penilaian kesehatan bank
telah ditentukan oleh BI Permodalan bagi bank berfungsi
sebagai penyangga thd kemungkinan terjadi kerugian
Modal juga berfungsi menjaga kepercayaan aktivitas perbankan
REGULATORY CAPITALa. Mrpkn tugas BI memberikan
aturan mengenai modalb. Rasio Kecukupan Modal (CAR)
KESEHATAN PERBANKAN
Sistem Penilaian Kesehatan
Bank di Indonesia Dasar Hukum1. Surat Keputusan Direksi BI No. 26/23/KEP/DIR tanggal 29 Mei
19932. Surat Edaran Bank Indonesia No.26/6BPPP tanggal 29 Mei 1993
Sistem Penilaiannya:
1. Tingkat kesehatan Bank digolongkan dlm 4 kategori, yaitu: Sehat, Cukup Sehat, Kurang Sehat, dan Tidak Sehat
2. Sistem pemberian kredit nilai tingkat kesehatan bank didasarkan pada ”reward system” dgn nilai kredit dari 0 sampai dengan 100.
3. Dst..
Sistem Penilaian Kesehatan
Bank di IndonesiaSistem Penilaiannya:
3. Penggolongan nilai kesehatan bank berdasarkan nilai kredit sebagai berikut: Nilai Kredit PREDIKAT81 - < 100 Sehat66 - < 81 Cukup Sehat51 - < 66 Kurang Sehat0 - < 51 Tidak Sehat
4. Pada tahap pertama penilaian tingkat kesehatan bank dilakukan dengan cara mengkuantifikasikan 2 aspek sebagai mana diuraikan di bawah ini:
a) Aspek pertama …
Sistem Penilaian Kesehatan Bank di Indonesia
Sistem Penilaiannya:
4. Pada tahap pertama penilaian tingkat kesehatan bank dilakukan dengan cara mengkuantifikasikan 2 aspek sebagai mana diuraikan di bawah ini:
a) Aspek pertama mencerminkan keadaan keuangan, kualitas aset, dan manajemen bank yang meliputi lima faktor penilaian yang dikenal dengan CAMEL, yaitu: Capital, Asset, Management, Earning, and Liquidity.
b) Aspek kedua mencerminkan pelaksanaan ketentuan yang sanksinya dikaitkan dengan tingkat kesehatan bank
5. Tahap kedua penilaian tingkat kesehatan bank dengan menggunakan judgement
Bertujuan untuk memastikan bahwa bank dapat menyerap
kerugian yang timbul dari aktivitas yang dilakukan Rasio regulatory yang sudah dikenal adalah rasio minimum
sebesar 8% Hal ini menghubungkan modal bank dengan bobot risiko dari
aset yang dimiliki
DEFINISI REGULATORY CAPITAL
Definisi umum dari regulatory capital dibuat pada tahun 1988 dalam Basel I—pendekatan umum pertama untuk kecukupan modal. Definisi ini tetap sama hingga saat ini dan diterapkan dalam Basel II. Definisi tersebut menyatakan bahwa modal regulatory terdiri dari 3 tingkatan (atau tier) modal yaitu :1. Modal Inti2. Modal Pelengkap3. Modal Pelengkap Tambahan
RASIO KECUKUPAN MODAL / CAR
Persyaratan minimum regulatory capital dibentuk berdasarkan 2 komponen:1. Definisi dari regulatory capital—daftar dari elemen yang termasuk modal untuk tujuan regulatory capital dan kondisi-kondisi dari yang harus dipenuhi oleh elemen-elemen tersebut agar dapat diperhitungkan sebagai modal.
2. Bobot risiko dari aset—yaitu, semua eksposur setelah dikonversi menjadi aset dan telah mendapatkan bobot risiko dari pengawas berdasarkan tingkat risikonya.
RASIO MODAL MINIMUM
Framework kecukupan permodalan yang baru—Basel II—lebih fleksibel dengan memberikan sejumlah pendekatan yang sensitif terhadap risiko dan insentif bagi penerapan manajemen risiko yang lebih baik.
Framework tersebut disusun dalam tiga pilar yaitu: Pilar 1 yang terkait dengan persyaratan modal minimum yang harus disediakan
oleh masing-masing bank untuk mengcover eksposur kredit, pasar dan operasional.
Pilar 2 khusus terkait dengan proses review dalam rangka pengawasan yang bertujuan untuk memastikan bahwa tingkat permodalan bank mencukupi untuk mengcover risiko bank secara keseluruhan.
Pilar 3 terkait dengan disiplin pasar dan rincian mengenai batas minimum untuk pengungkapan kepada publik.
Evolusi Basel II (Basel Capital Accord)
Dalam Basel II, bank harus menjaga sekurang -kurangnya delapan persen dari modalnya terhadap aset tertimbang menurut risiko. Dalam konteks ini, modal dibagi menjadi beberapa kelompok sebagai berikut:
Modal Tier 1 yang merupakan modal dasar yaitu saham ditambah saham utama nonkumulatif ditambah cadangan-cadangan dikurangi goodwill.
Modal Tier 2 terdiri dari nilai revaluasi aset dan cadangan umum maupun instrumen modal hybrid dan hutang subordinasi.
Modal Tier 3, ditambahkan dalam Amandemen Capital Accord tahun 1996 tetapi hanya digunakan untuk memenuhi proporsi persyaratan modal bank untuk risiko pasar. Kategori tersebut terdiri dari instrumen hutang subordinasi jangka pendek dengan karakteristik khusus.
Modal dasar harus memenuhi sekurang-kurangnya 50 persen dari permodalan bank. Diikuti dengan modal Tier 2 yang tidak boleh melebihi 50 persen dari permodalan.
Basel II (Basel Capital Accord)
Perhitungan Kebutuhan Modal
Berdasarkan pendekatan-pendekatan yang diperkenalkan dalam Basel II maka ketentuan permodalan minimum bank sebesar 8% mengalami modifikasi menjadi sebagai berikut:
Sebagai contoh, suatu bank memiliki jumlah ATMR sebesar USD10 miliar, beban modal untuk risiko pasar sebesar USD300 juta dan beban modal untuk risiko operasional sebesar USD100 juta. Kebutuhan modal minimum untuk bank tersebut adalah:
= USD 10 miliar + 12,5 x (USD300 juta + USD100 juta) x 8% = USD1,2 miliar
Hal ini berarti bank tersebut harus menyediakan modal sekurang-kuranganya USD1,2 miliar.
"Menciptakan struktur perbankan domestik yang sehat yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dan mendorong pembangunan ekonomi nasional yang berkesinambungan"
Cara pencapaiannya melalui: 1. Penambahan modal baru baik dari shareholder lama maupun investor
baru;2. Merger dengan bank (atau beberapa bank) lain untuk mencapai
persyaratan modal minimum baru;3. Penerbitan saham baru atau secondary offering di pasar modal;4. Penerbitan subordinated loan
PROGRAM PENGUATAN STRUKTUR PERBANKAN NASIONAL