Top Banner
Tenaga Endogen dan Eksogen Dalam Pembentukan Muka Bumi Mengetahui tentang Tenaga Endogen dan Eksogen Dalam Pembentukan Muka Bumi sangat perlu dibahas untuk para siswa yang ingin menambah ilmu pengetahuan yang menyangkut muka bumi, disini kita akan mencoba mengurai permasalahan dalam ilmu kebumian heheh,,, tenaga endogen dan tenaga eksogen sangat berpengaruh terhadap terjadinya perubahan kontur muka bumi yang semakin hari semakin menampakkan bahwa bumi itu sudah tua, banyak sekali perubahan terhadap muka bumi yang terjadi akibat adanya tenaga endogen dan eksogen tersebut. mari kita lihat maksud dan artinya sejenak dua tenaga yang dapat membuat perubahan besar pada permukaan bumi kita ini yakni tenaga endogen dan tenaga eksogen. Pengertian dari Tenaga Endogen Menurut Wikipedia Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang menyebabkan perubahan pada kulit bumi. Tenaga endogen ini sifatnya membentuk permukaan bumi menjadi tidak rata. Mungkin saja di suatu daerah dulunya permukaan bumi rata (datar) tetapi akibat tenaga endogen ini berubah menjadi gunung, bukit atau pegunungan. Pada bagian lain permukaan bumi turun menjadikan adanya lembah atau jurang. Endogen dan Eksogen dalam Pembentukan Muka Bumi Bentuk-bentuk permukaan bumi terbentuk lewat proses pembentukan dan perombakan permukaan bumi yang berlangsung cukup lama. Perubahan permukaan bumi terjadi oleh tenaga geologi yang terdiri dari tenaga endogen dan tenaga eksogen. I. Tenaga Endogen Tengaga Endogen juga bisa disebut juga tenaga tektonik. Tenaga Endogen adalah tenaga yang berasala dari dalam bumi. Tenaga Endogen terdiri dari proses diatropisme dan proses vulkanisme. Tenaga Endogen sering menekan di sekitar lapisan-lapisan batuan pembentuk kulit bumi (litosfer). 1. Proses Diastropisme Proses Diastropisme adalah proses strutual yang mengakibatkan terjadinya lipatan dan patahan tanpa dipengaruhi magma tapi tenaga dari dalam bumi. 2. Proses lipatan Jika tenaga endogen yang menekan litosfer arahnya mendatar dan bertumpukan yang mengakibatkan permukaan bum melipat menybabkan terbentuknya puncak dan lembah.Bentuk permukaan bumi dari hasil proses ini ada dua, yaitu : puncak lipatan (antiklin) lembah lipatan (sinklin) 3. Proses Patahan
33

Rangkuman Materi Siap-siap UNAS 13 Edit

Oct 20, 2015

Download

Documents

Elfan Apoy
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Rangkuman Materi Siap-siap UNAS 13 Edit

Tenaga Endogen dan Eksogen Dalam Pembentukan Muka BumiMengetahui tentang Tenaga Endogen dan Eksogen Dalam Pembentukan Muka Bumi sangat perlu dibahas untuk para siswa yang ingin menambah ilmu pengetahuan yang menyangkut muka bumi, disini kita akan mencoba mengurai permasalahan dalam ilmu kebumian heheh,,, tenaga endogen dan tenaga eksogen sangat berpengaruh terhadap terjadinya perubahan kontur muka bumi yang semakin hari semakin menampakkan bahwa bumi itu sudah tua, banyak sekali perubahan terhadap muka bumi yang terjadi akibat adanya tenaga endogen dan eksogen tersebut. mari kita lihat maksud dan artinya sejenak dua tenaga yang dapat membuat perubahan besar pada permukaan bumi kita ini yakni tenaga endogen dan tenaga eksogen.Pengertian dari Tenaga EndogenMenurut Wikipedia Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang menyebabkan perubahan pada kulit bumi. Tenaga endogen ini sifatnya membentuk permukaan bumi menjadi tidak rata. Mungkin saja di suatu daerah dulunya permukaan bumi rata (datar) tetapi akibat tenaga endogen ini berubah menjadi gunung, bukit atau pegunungan. Pada bagian lain permukaan bumi turun menjadikan adanya lembah atau jurang.Endogen dan Eksogen dalam Pembentukan Muka BumiBentuk-bentuk permukaan bumi terbentuk lewat proses pembentukan dan perombakan permukaan bumi yang berlangsung cukup lama. Perubahan permukaan bumi terjadi oleh tenaga geologi yang terdiri dari tenaga endogen dan tenaga eksogen.I. Tenaga Endogen

Tengaga Endogen juga bisa disebut juga tenaga tektonik. Tenaga Endogen adalah tenaga yang berasala dari dalam bumi. Tenaga Endogen terdiri dari proses diatropisme dan proses vulkanisme. Tenaga Endogen sering menekan di sekitar lapisan-lapisan batuan pembentuk kulit bumi (litosfer).1. Proses Diastropisme Proses Diastropisme adalah proses strutual yang mengakibatkan terjadinya lipatan dan patahan tanpa dipengaruhi magma tapi tenaga dari dalam bumi.2. Proses lipatan

Jika tenaga endogen yang menekan litosfer arahnya mendatar dan bertumpukan yang mengakibatkan permukaan bum melipat menybabkan terbentuknya puncak dan lembah.Bentuk permukaan bumi dari hasil proses ini ada dua, yaitu :puncak lipatan (antiklin)lembah lipatan (sinklin)3. Proses Patahan

Page 2: Rangkuman Materi Siap-siap UNAS 13 Edit

Proses datropisme juga dapat menyababkan truktur lapisan-lapian batuan retak-retak dan patah. Lapiasan batuan yang mengalami proses patahan ada yang mengalami pemerosotan yang membentuk lemdh patahan dan ada yang terangkat membentuk puck patahan. Lembah patahan disebut slenk atau graben sedangkan puncak patahan dinamakan horst.4. Vulkanisme

Tenaga tektonik dapat mengakibatkan gejala vulaknisme. Gejala vulkanisme berhubungan dengan aktivtas keluarnya magma di gunungapi. Proses keluarnya magma ke permukaan bumi disebut erupsi gunungapi. Proses vulkanisme terjadi karena adanya magma yang keluar dari zona tumbukan antarlampang. Beberapa gunugapi ditemukan berada di tengah lempeng yang disebsbkan oleh tersumbatnya panas di kerak bumi gejala ini disebut titik panas (hotspot).Para ilmuan menduga aliaran magma mendesak keluar membakar kerak bumi dan melutus di permukaan.Istilah-Istilah vulkanisme : 1. Vulkanologi : ilmu kebumian yang memplajari gunungapi2. Magma : bahan silikat cair pijar yang terdiri atas bahan padat,cair,dan gas yang terdapat di lapisan litosfer bumi. Suhu normal magma bersikar 900 C-1200 C.3. Erupsi : proses keluarnya magma dari lapisan litosfer sampai ke permukan bumi. Erupsi sebuah gunungapi dapdt berupa lelehan (efusif) melalui retakan pada lapisan-lapisan batu. Dan ledakan sumburan (ekaplosif) melalui kepundan atau corong gunung api.4. Intrusi magma : proses penerobosan magma melalui retakan-retakan lapisan batuan, tetapi tidak sampai ke permukaan bumi. Apabila intrusi magma membeku maka akan terbentuk batuan intrusiva.5. Lava : magama yang keluar sampai ke permukaan bumi.6. Lahar : lava yang telah bercampur dengan bahan-bahan di permukaan bumu.7. Eflata / bahan piroklastik : bahan-bahan yang lepas dari gunungapi ketika terjadi letusan eksplosif.8. Kawah : lubang pada tubuh gunungapi sebagai tempat keluarnya magma. Kawah yang cukup besar disebut kaldera. Bila kaldera terisi air yang cukup banyak mak akan terbentuk danau kawah atau danau vulkanik. Kawah dan kaldera yang di Indonesia, antara lain Kawah Takubanperahu (Jawa Barat), Kawah Gunung Tengger (Jawa Tengah), dan Kaldera Gunung Batur (Bali).Bentuk-Bentuk Gunungapi

Berdasarkan bentuk letusanya, gunung api dapat dibedakan menjadi tiga bentuk yang berbeda yaitu :1. Gunungapi Prisai : Gunungapi perisai berbentuk seperti perisai (shields) terbentuk oleh letusan yang sangat cair (efusief), yaitu berupa lelehan lava yang sangat luas dan landai. Ciri gunungapi perisai adalah lerengnya sangat landai bahkan hampir datar, Contohnya, Gunung Mauna Loa dan Gunung Mauna Kea di Hawai.2. Gunungapi Maar :Gunungapi maar terbentuk dari letusan berupa ledakan (eksplosif) yang dahsyat yang terjadi sekali, dengan mengeluarkan bahan-bahan berupa eflata. Gunung maar biasanya punya dapur magma yang dangkal dan magma yang terdiri dari bahan-bahan padat dan gas yang padat. Contoh gunung maar adalah : Gunung Lamongan (Jawa Timur), Gunung Pinakate (Meksiko), Gunung Monte Muovo (Italia),

gambar gunung berapi maar3. Gunung api Starto : Gunung api starto terbentuk akibat letusan yang berulang-ulang dan berseling-seling antara bahan padat dan lelahan lava. Sebagian besar

Page 3: Rangkuman Materi Siap-siap UNAS 13 Edit

gunung di Indonesia adalah gunung starto seperti :Gunung Semeru, Gunung Merapi, Gunung Agung, Gunung Kerinci,Gejala Vulkanisme Gejala Vulakanik ada dua yaitu :

PravulkanikPravulkanik adalah tanda-tanda atau gejala di suatu daerah akan terjadi letusan gunungapi. Tanda-tanda akan terjadinya letusan gunungapi adalah :1. Kenaikan suhu udara di sekitar gunungapi drastis (dari suhu rendah tiba-tiba naik jadi panas)2. Banyak tumbuhan kering dan hewan turun dari gunung.3. Meningkatnya bau belerang yang menyengat

Pascavulkanik (postvulcanic)1. Pascavulkanik adalah gejala dimana gunungapi menampakan aktifitas atau sedang dalam fase istirahat. Gejalanya antara lain :2. Ditemukannya mata air panas, yang bisa dijadikan obat kulit, seperti mata air di Banten (Jawa Tangah) dan di Ciatar (Jawa Barat)3. Ditmuaknya gas gunungapi berupa :4. Uap air (fumarola)5. Gas belerang (sulfatar)6. Gas karbondioksida (mofet)7. adanya semburan air panas (geyser) yang keluar darirekahan batuan seperti di Cisolok Sukabumi (Jawa Barat)Pengertian dari Tenaga EksogenII. Tenaga Eksogen Tenaga eksogen yaitu tenaga yang berasal dari luar bumi. Sifat umum tenaga eksogen adalah merombak bentuk permukaan bumi hasil bentukan dari tenaga endogen. Bukit atau tebing yang terbentuk hasil tenaga endogen terkikis oleh angin, sehingga dapat mengubah bentuk permukaan bumi.Secara umum tenaga eksogen berasal dari 3 sumber, yaitu:• Atmosfer, yaitu perubahan suhu dan angin.• Air yaitu bisa berupa aliran air, siraman hujan, hempasan gelombang laut, gletser, dan sebagainya.• Organisme yaitu berupa jasad renik, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia.Di permukaan laut, bagian litosfer yang muncul akan mengalami penggerusan oleh tenaga eksogen yaitu dengan jalan pelapukan, pengikisan dan pengangkutan, serta sedimentasi. Misalnya di permukaan laut muncul bukit hasil aktivitas tektonisme atau vulkanisme. Mula-mula bukit dihancurkannya melalui tenaga pelapukan, kemudian puing-puing yang telah hancur diangkut oleh tenaga air, angin, gletser atau dengan hanya grafitasi bumi. Hasil pengangkutan itu kemudian diendapkan, ditimbun di bagian lain yang akhirnya membentuk timbunan atau hamparan bantuan hancur dari yang kasar sampai yang halus.Contoh lain dari tenaga eksogen adalah pengikisan pantai. Setiap saat air laut menerjang pantai yang akibatnya tanah dan batuannya terkikis dan terbawa oleh air. Tanah dan batuan yang dibawa air tersebut kemudian diendapkan dan menyebabkan pantai menjadi dangkal. Di daerah pegunungan bisa juga ditemukan sebuah bukit batu yang kian hari semakin kecil akibat tiupan angin1. Pelapukan.Pelpukan merupakan tenaga perombak (pengkikisan) oleh media penghancur. Proses pelapukan dapat dikatakan sebagai proses penghancuran massa batuan melalui media penghancuran, berupa:

Sinar matahari Air Gletser Reaksi kimiawi Kegiatan makhluk hidup (organisme)

Peroses pelapukan terbagi jadi tiga, yaitu :o Pelapukan MekanikPelapukan mekanik (fisik) adalah proses pengkikisan dan penghancuran bongkahan batu jadi bongkahan yang lebih kecil,tetapi tidak mengubah unsur kimianya. Proses ini disebabkan oleh sinar matahari, perubahan suhu tiba-tiba, dan pembekuan air pada celha batuo Pelapukan Kimiawi

Page 4: Rangkuman Materi Siap-siap UNAS 13 Edit

Pelapukan adalah penghcuran dan pengkikisan batuan dengan mengubah susunan kimiaai batu yang terlapukkan. Jenis pelapukan kimiawi terdiridari dua macam, yaitu proses oksidasi dan proses hidrolisis.o Pelapukan OrganikPelapukan organik dihasilkan oleh aktifitas makhluk hidup, seperti pelapukan oleh akar tanaman (lumut dan paku-pakuan) dan aktivitas haewn (cacing tanah dan serangga).2. Erosi

gua dalam tanah akibat erosiErosi seperti pelapukan adalah tenaga perombak (pengkikisan). Tapi yang membedakan erosi dengan pelapukan adalah erosi adalah pengkikisan oleh media yang bergerak, seperti air sungai, angin, gelombang laut, atau gletser. Erosi dibedakan oleh jenis tenaga perombaknya yaitu :Erosi air, Erosi angin (deflasi), Erosi gelombang laut (abarasi / erosi marin ), Erosi gletser (glasial)’• Tahapan dalam Erosi AirProses pengkikisan oleh air yang mengalir terjadi dalam empat tingkatan yang berbeda sesuai dengan kerusakan tanah atau batuan yang terkena erosi, sebbagai berikut.1. Erosi percik, yaitu proses pengkikisan oleh percikan air hujan yang jatuh ke bumi.2. Erosi lembar, yaitu proses pengkikisan lapisan tanah paling atas sehingga kesuburannya berkurang. Pengkikisan lembar ditandai oleh : 1. coklat,warna air yang terkikis menjadi lebih pucat, kesuburan tanah berkurang3. Erosi alur, adalah lanjutan dari erosi lembar. Ciri khas erosi alur adalah adanya alur-alur pada tanah sebsgai tempat mengalirnya air4. ‘Erosi ‘parit, adalah terbentuknya parit-parit atau lembah akibat pengkikisan aliran air. Bila erosi parit terus berlanjut, maka luas lahan kritis dapat meluas, dan pada tingkat ini tanah sudah rusak.• Bentuk Permukaan Bumi Akibat ErosiPengkikisan oleh air dapat mengakibatkan :1. tebing sungai semakin dalam2. lembah semakin curam3. pembentukan gua4. memperbesar badan sungaiErosi angin biasanya terjadi di gurun. Bentuk permukaan bumi yang terbentuk antara lain :1. Batu jamur2. NgaraiAbrasi biasanya terjadi di pantai, membentuk :1. Dinding pantai yang curam2. relung ( lekukan pada dinding tebing)3. gua pantai4. batu layarsemoga dapat bermanfaat bagi yang ingin mengetahui mengenai Tenaga Endogen dan Eksogen Dalam Pembentukan Muka Bumi.About these adsmacam macam pelapukanDitulis pada Januari 5, 2013Pelapukan adalah hancurnya batuan yang berasal dari gumpalan atau ukuran besar menjadi butiran yang kecil, sampai menjadi butiran yang sangat halus seperti tanah. Pelapukan pada tanah terjadi karena adanya tenaga eksogen. Pelapukan dapat terjadi melalui tiga cara yaitu pelapukan mekanik, pelapukan kimiawi, dan pelapukan biologi.1. Pelapukan mekanikPelapukan mekanik merupakan proses pelapukan yang terjadi secara mekanik atau melalui proses fisika. Pelapukan mekanik hanya mengubah bentuk atau wujud bendanya saja, sedangkan susunan kimia batuan tersebut tidak berubah. Proses pelapukan disebabkan oleh perubahan suhu yang terus menerus. Setiap batuan

Page 5: Rangkuman Materi Siap-siap UNAS 13 Edit

tersusun atas mineral atau unsure-unsur yang berbeda. Oleh karena itu setiap batuan mengalami pelapukan yang berbeda-beda.2. pelapukan kimiawiPelapukan kimiawi adalah pelapukan yang terjadi akibat peristiwa kimia. Biasanya yang menjadi perantara air, terutama air hujan. Tentunya Anda masih ingat bahwa air hujan atau air tanah selain senyawa H2O, juga mengandung CO2 dari udara. Oleh karena itu mengandung tenaga untuk melarutkan yang besar, apalagi jika air itu mengenai batuan kapur atau karst,3. pelapukan biologisPelapukan biologis atau disebut juga pelapukan organis terjadi akibat proses organis. Pelakunya adalah mahluk hidup, bisa oleh tumbuh-tumbuhan, hewan, atau manusia. Akar tumbuh-tumbuhan bertambah panjang dapat menembus dan menghancurkan batuan, karena akar mampu mencengkeram batuan. Bakteri merupakan media penghancur batuan yang ampuh. Cendawan dan lumut yang menutupi permukaan batuan dan menghisap makanan dari batu bisa menghancurkan batuan tersebut.About these adsJENIS JENIS DAN KLASIFIKASI BAHAN GALIAN 

Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui sebagian besar didapat dari bahan galian. Bahan galian memiliki jenis dan klasifikasi tersendiri. 

Menurut cara pembentukannya, bahan galian dibedakan menjadi sebagai berikut.

1) Bahan galian pegmatit, terbentuk di dalam saluran gunung api dan dalam bentuk intruksi (gang, apofisa).2) Bahan galian magnetit, berasal dari magma dan terdapat di dekat dapur magma.3) Bahan galian hasil metamorfosis kontak, yaitu batuan di sekitar magma yang bersentuhan dengan magma.4) Bahan galian hidrotermal, yaitu resapan magma cair yang membeku di celah-celah struktur lapisan bumi atau pada lapisan yang bersuhu relatif rendah.5) Bahan galian hasil pengendapan, yaitu bahan galian yang ter konsentrasi karena pengendapan di dasar sungai atau genangan air melalui proses pelarutan atau tidak.6) Bahan galian hasil pengayaan sekunder, yaitu bahan galian yang terkonsentrasi karena proses pelarutan pada batuan hasil dari pelapukan. Konsentrasi dapat terjadi di tempat asal batuan tersebut karena bagian campurannya larut dan terbawa air.

Dalam Undang Undang No. 11 Tahun 1976 tentang Pertam bangan di Indonesia mengacu PP No. 25 Tahun 2000, secara rinci telah menjelaskan mengenai kewenangan pemerintah dan provinsi sebagai daerah otonomi termasuk di bidang pertambangan terdapat klasifikasi bahan galian menurut kepentingannya bagi pemerintah, yaitu sebagai berikut.

1) Golongan A, yaitu golongan bahan galian yang strategis. Artinya bahan galian tersebut penting untuk pertahanan/keamanan Negara atau untuk menjamin perekonomian negara.Contoh: semua jenis batu bara, minyak bumi, bahan radioaktif tambang aluminium (bauksit), timah putih, mangaan, besi, dan nikel.

2) Golongan B, yaitu golongan galian yang vital, yang dapat menjamin hajat hidup orang banyak.Contoh: emas, perak, magnesium, seng, wolfram, batu permata, mika, dan asbes.

3) Golongan C, yaitu bahan galian yang tidak termasuk ke dalam golongan A maupun B.GEOLOGI STRUKTUR

Page 6: Rangkuman Materi Siap-siap UNAS 13 Edit

Ilmu yang mempelajari berbagai struktur atau bentuk lapisan tanah akibat adanya gaya tektonisme. Akibatnya akan menghasilkan lipatan(fold) dan patahan/sesar(fault)

 Macam lipatan :a.       Lipatan tegak / simetria.       Lipatan dengan lengan lipatan yang sama panjangb.      Lipatan miring / asimetria.       Lipatan dengan lengan lipatan tidak sama panjangc.       Lipatan rebah / recumbena.       Lipatan yang mengalami pembalikan lapisand.      Lipatan menutupMacam patahan/sesar :a.       Sesar naikb.      Sesar turunc.       Sesar dekstral (kanan)d.      Sesar sinistral (kiri)e.      Sesar sungkupMacam ketidakselarasan

  a.       Nonconformity : Ketidakselarasan antara Batuan Beku dan Batuan Sedimen

karena terobosan. b.      Disconformity : Ketidakselarasan antara Batuan Sedimen dan Batuan

Sedimen karena erosi yang tidak mendatar dan tanpa disertai lapisan yang hilang. c.       Angular unconformity : Ketidakselarasan antara Batuan Sedimen dan

Sedimen karena adanya proses pengangkatan lapisan, erosi. d.      Paraconformity : Ketidakselarasan antara batuan Sedimen dan Batuan

Sedimen karena proses erosi mendatar. Karena mendatar jadi cukup susah untuk mengidentifikasinya, kita harus membandingkan ada dan tidaknya urutan fosil di lapisan tersebut dengan lapisan umum lain di daerah tersebut.Proses terbentuknya Angular unconformity

  1.       Jadi pertama terjadi pengendapan tanah seperti biasa, menghasilkan lapisan

tanah yang mendatar. 2.       Lalu lapisan tanah itu termiringkan. 3.       Setelah termiringkan lalu lapisan itu tererosi bagian atasnya sehingga

menjadi datar. 4.       Lalu ada endapan lagi yang datang, akhirnya terjadilah ketidakselarasan

antar lapisan.Macam Lipatan lain yang lebih kompleks.

Page 7: Rangkuman Materi Siap-siap UNAS 13 Edit

Cara mengidentifikasi kemiringan bidang                Contoh Struktur Bidang = perlapisan batuan, permukaan lereng dllUntuk mengidentifikasi strukturbidang kita perlu mengetahui terlebih dahulu hal-hal apa saja yang harus kita ukur, yaitu :

 v  StrikeSudut yang terbentuk antara perpotongan perlapisan dengan bidang horisontal dan arah utara. Cara penulisannya dengan simbolisasi sebagai berikut :N __˚ EKeterangan : ___ diisi dengan besar sudut yang di dapatkan dari pengukuran.v  DipSudut yang menunjukkan besarnya kemiringan struktur bidang.Cara mengidentifikasi kemiringan garis                Contoh Struktur Garis = gores garis sesar, kekar dll

 Untuk mengidentifikasi struktur garis kita perlu mengetahui terlebih dahulu hal-hal apa saja yang harus kita ukur, yaitu :v  PlungeSudut yang menunjukkan arah penunjaman struktur garisv  PitchSudut yang terbentuk antara struktur garis dan strikev  TrendSudut yang terbentuk antara hasil proyeksi mendatar dari struktur garis terhadap arah utara. Cara penulisannya dengan simbolisasi sebagai berikut :N __˚ EKeterangan : ___ diisi dengan besar sudut yang di dapatkan dari pengukuran.Perbedaan True dip dan Apparent dip

 True dip = Dip yang didapatkan jika mengukur dip dengan tegak lurus terhadap strikeApparent dip = Dip yang didapatkan jika mengukur dip dengan membentuk sudut >90˚ terhadap strike.Sifat-Sifat Fisik Mineral Semua mineral mempunyai susunan kimiawi tertentu dan  penyusun atom-atom yang beraturan, maka setiap jenis mineral mempunyai sifat-sifat fisik/kimia tersendiri. Dengan mengenal sifat-sifat tersebut maka setiap jenis mineral dapat

Page 8: Rangkuman Materi Siap-siap UNAS 13 Edit

dikenal, sekaligus kita mengetahui susunan kimiawinya dalam batas-batas tertentu (Graha,1987)Sifat-sifat fisik yang dimaksudkan adalah:

1. Kilap (luster)2. Warna (colour)3. Kekerasan (hardness)4. Cerat (streak)5. Belahan (cleavage)6. Pecahan (fracture)7. Bentuk (form)8. Berat Jenis (specific gravity)9. Sifat Dalam10.Kemagnetan11.Kelistrikan12.Daya Lebur Mineral

KilapMerupakan kenampakan atau cahaya yang dipantulkan oleh permukaan mineral saat terkena cahaya (Sapiie, 2006)Kilap ini secara garis besar dapat dibedakan menjadi  jenis:a.    Kilap Logam (metallic luster): bila mineral tersebut mempunyai kilap atau kilapan seperti logam. Contoh mineral yang mempunyai kilap logam:

Gelena Pirit Magnetit Kalkopirit Grafit Hematit

b.    Kilap Bukan Logam (non metallic luster), terbagi atas: Kilap Intan (adamantin luster), cemerlang seperti intan. Kilap kaca (viteorus luster), misalnya pada kuarsa dan kalsit. Kilap Sutera (silky luster), kilat yang menyeruai sutera pada umumnya terdapat

pada mineral yang mempunyai struktur serat, misalnya pada asbes, alkanolit, dan gips.

Kilap Damar (resinous luster), memberi kesan seperti damar misalnya pada spharelit.

Kilap mutiara (pearly luster), kilat seperti lemak atau sabun, misalnya pada serpentin,opal dan nepelin.

Kilap tanah, kilat suram seperti tanah lempung misalnya pada kaolin, bouxit dan limonit.Kilap mineral sangat penting untuk diketahui, karena sifat fisiknya ini dapat dipakai dalam menentukan mineral secara megaskopis. Untuk itu perlu dibiasakan membedakan kilap mineral satu dengan yang lainnya, walaupun kadang-kadang akan dijumpai kesulitan karena batas kilap yang satu dengan yang lainnya tidak begitu tegas (Danisworo 1994).WarnaWarna mineral merupakan kenampakan langsung yang dapat dilihat, akan tetapi tidak dapat diandalkan dalam pemerian mineral karena suatu mineral dapat berwarna lebih dari satu warna, tergantung keanekaragaman komposisi kimia dan pengotoran padanya. Sebagai contoh, kuarsa dapat berwarna putih susu, ungu, coklat kehitaman atau tidak berwarna. Walau demikian ada beberapa mineral yang mempunyai warna khas, seperti:

Putih                 :  Kaolin (Al2O3.2SiO2.2H2O), Gypsum (CaSO4.H2O), Milky Kwartz (Kuarsa Susu) (SiO2)

Kuning              : Belerang (S) Emas                 : Pirit (FeS2), Kalkopirit (CuFeS2), Ema (Au) Hijau                 :  Klorit ((Mg.Fe)5 Al(AlSiO3O10) (OH)), Malasit (Cu CO3Cu(OH)2) Biru                    :  Azurit (2CuCO3Cu(OH)2), Beril (Be3Al2 (Si6O18)) Merah                : Jasper, Hematit (Fe2O3) Coklat                : Garnet, Limonite (Fe2O3) Abu-abu           : Galena (PbS) Hitam                : Biotit (K2(MgFe)2(OH)2(AlSi3O10)), Grafit (C), Augit

Page 9: Rangkuman Materi Siap-siap UNAS 13 Edit

KekerasanAdalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Kekerasan nisbi suatu mineral dapat membandingkan suatu mineral terentu yang dipakai sebagai kekerasan yang standard. Mineral yang mempunyai kekerasan yang lebih kecil akan mempunyai bekas dan badan mineral tersebut. Standar kekerasan yang biasa dipakai adalah skala kekerasan yang dibuat oleh Friedrich Mohs dari Jeman dan dikenal sebagai skala Mohs. Skala Mohs mempunyai 10 skala, dimulai dari skala 1 untuk mineral terlunak sampai skala 10 untuk mineral terkeras .Skala Kekerasan MohsSkala Kekerasan Mineral Rumus Kimia

1 Talc H2Mg3 (SiO3)4

2 Gypsum CaSO4. 2H2O

3 Calcite CaCO3

4 Fluorite CaF2

5 Apatite CaF2Ca3 (PO4)2

6 Orthoklase K Al Si3 O8

7 Quartz SiO2

8 Topaz Al2SiO3O8

9 Corundum Al2O3

10 Diamond CSebagai perbandingan dari skala tersebut di atas maka di bawah ini diberikan kekerasan dari alat penguji standar :Alat Penguji Derajat

Kekerasan Mohs

Kuku manusia 2,5

Kawat Tembaga 3

Paku 5,5

Pecahan Kaca 5,5 – 6

Pisau Baja 5,5 – 6

Kikir Baja 6,5 – 7

Kuarsa 7CeratCerat adalah warna mineral dalam bentuk hancuran (serbuk). Hal ini dapat dapat diperoleh apabila mineral digoreskan pada bagian kasar suatu keping porselin atau membubuk suatu mineral kemudian dilihat warna dari bubukan tersebut. Cerat dapat sama dengan warna asli mineral, dapat pula berbeda. Warna cerat untuk mineral tertentu umumnya tetap walaupun warna mineralnya berubah-ubah. Contohnya :

Pirit :  Berwarna keemasan namun jika digoreskan pada plat porselin akan meninggalkan jejak berwarna hitam.

Hematit :  Berwarna merah namun bila digoreskan pada plat porselin akan meninggalkan jejak berwarna merah kecoklatan.

Augite :  Ceratnya abu-abu kehijauan Biotite :  Ceratnya tidak berwarna Orthoklase  :  Ceratnya putih

Warna serbuk, lebih khas dibandingkan dengan warna mineral secara keseluruhan, sehingga dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi mineral (Sapiie, 2006).BelahanBalahan merupakan kecenderungan mineral untuk membelah diri pada satu atau lebih arah tertentu. Belahan merupakan salah satu sifat fisik mineral yang mampu membelah yang oleh sini adalah bila mineral kita pukul dan tidak hancur, tetapi terbelah-belah menjadi bidang belahan yang licin. Tidak semua mineral mempunyai sifa ini, sehingga dapat dipakai istilah seperti mudah terbakar dan sukar dibelah atau tidak dapa dibelah. Tenaga pengikat atom di dalam di dalam sruktur kritsal

Page 10: Rangkuman Materi Siap-siap UNAS 13 Edit

tidak seragam ke segala arah, oleh sebab itu bila terdapat ikatan yang lemah melalui suatu bidang, maka mineral akan cenderung membelah melalui suatu bidang, maka mineral akan cenderung membelah melalui bidang-bidang tersebut. Karena keteraturan sifat dalam mineral, maka belahan akan nampak berjajar dan teratur (Danisworo, 1994).Contoh mineral yang mudah membelah adalah kalsit yang mempunyai tiga arah belahan sedang kuarsa tidak mempunyai belahan.  Berikut contoh mineralnya:a. Belahan satu arah, contoh : muscovite.b. Belahan dua arah, contoh   : feldspar.c. Belahan tiga arah, contoh    : halit dan kalsit.PecahanPecahan adalah kecenderungan mineral untuk terpisah-pisah dalam arah yang tidak teratur apabila mineral dikenai gaya. Perbedaan pecahan dengan belahan dapat dilihat dari sifat permukaan mineral apabila memantulkan sinar. Permukaan bidang belah akan nampak halus dan dapat memantulkan sinar seperti cermin datar, sedang bidang pecahan memantulkan sinar ke segala arah dengan tidak teratur (Danisworo, 1994).Pecahan mineral ada beberapa macam, yaitu:

Concoidal: bila memperhatikan gelombang yang melengkung di permukaan pecahan, seperti kenampakan kulit kerang atau pecahan botol. Contoh Kuarsa.

Splintery/fibrous: Bila menunjukkan gejala seperti serat, misalnya asbestos, augit, hipersten

Even: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang pecahan halus, contoh pada kelompok mineral lempung. Contoh Limonit.

Uneven: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang pecahan yang kasar, contoh: magnetit, hematite, kalkopirite, garnet.

Hackly: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan kasar tidak teratur dan runcing-runcing. Contoh pada native elemen emas dan perak.BentukMineral ada yang berbentuk kristal, mempunyai bentuk teratur yang dikendalikan oleh system kristalnya, dan ada pula yang tidak. Mineral yang membentuk kristal disebut mineral kristalin. Mineral kristalin sering mempunyai bangun yang khas disebut amorf (Danisworo, 1994).Mineral kristalin sering mempunyai bangun yang khas, misalnya:a.    Bangun kubus                     : galena, pirit.b.    Bangun pimatik                  : piroksen, ampibole.c.    Bangun doecahedon         : garnetMineral amorf misalnya          : chert, flint.Kristal dengan bentuk panjang dijumpai. Karena pertumbuhan kristal sering mengalami gangguan. Kebiasaan mengkristal suatu mineral yang disesuaikan dengan kondisi sekelilingnya mengakibatkan terjadinya bentuk-bentuk kristal yang khas, baik yang berdiri sendiri maupun di dalam kelompok-kelompok. Kelompok tersebut disebut agregasi mineral dan dapat dibedakan dalam struktur sebagai berikut:

Struktur granular atau struktur butiran yang terdiri dari butiran-butiran mineral yang mempunyai dimensi sama, isometrik. Dalam hal ini berdasarkan ukuran butirnya dapat dibedakan menjadi kriptokristalin/penerokristalin (mineral dapat dilihat dengan mata biasa). Bila kelompok kristal berukuran butir sebesar gula pasir, disebut mempunyai sakaroidal.

Struktur kolom: terdiri dari prisma panjang-panjang dan ramping. Bila prisma tersebut begitu memanjang, dan halus dikatakan mempunyai struktur fibrous atau struktur berserat. Selanjutnya struktur kolom dapat dibedakan lagi menjadi: struktur jarring-jaring (retikuler), struktur bintang (stelated) dan radier.

Struktur Lembaran atau lameler, terdiri dari lembaran-lembaran. Bila individu-individu mineral pipih disebut struktur tabuler,contoh mika. Struktur lembaran dibedakan menjadi struktur konsentris, foliasi.

Sturktur imitasi : kelompok mineral mempunyai kemiripan bentuk dengan benda lain. Mineral-mineral ini dapat berdiri sendiri atau berkelompok.Bentuk kristal mencerminkan  struktur dalam sehingga dapat dipergunakan untuk pemerian atau pengidentifikasian mineral (Sapiie, 2006).Berat Jenis

Page 11: Rangkuman Materi Siap-siap UNAS 13 Edit

Adalah perbandingan antara berat mineral dengan volume mineral. Cara yang umum untuk menentukan berat jenis yaitu dengan menimbang mineral tersebut terlebih dahulu, misalnya beratnya x gram. Kemudian mineral ditimbang lagi dalam keadaan di dalam air, misalnya beratnya y gram. Berat terhitung dalam keadaan di dalam air adalah berat miberal dikurangi dengan berat air yang volumenya sama dengan volume butir mineral tersebut.Sifat DalamAdalah sifat mineral apabila kita berusaha untuk mematahkan, memotong, menghancurkan, membengkokkan atau mengiris. Yang termasuk sifat ini adalah

Rapuh (brittle): mudah hancur tapi bias dipotong-potong, contoh kwarsa, orthoklas, kalsit, pirit.

Mudah ditempa (malleable): dapat ditempa menjadi lapisan tipis, seperti emas, tembaga.

Dapat diiris (secitile): dapat diiris dengan pisau, hasil irisan rapuh, contoh gypsum. Fleksible: mineral berupa lapisan tipis, dapat dibengkokkan tanpa patah dan

sesudah bengkok tidak dapat kembali seperti semula. Contoh mineral talk, selenit.Blastik: mineral berupa lapisan tipis dapat dibengkokkan tanpa menjadi patah dan dapat kembali seperti semula bila kita henikan tekanannya, contoh: muskovit.KemagnitanAdalah sifat mineral terhadap gaya magnet. Diatakan sebagai feromagnetic bila mineral dengan mudah tertarik gaya magnet seperti magnetik, phirhotit. Mineral-mineral yang menolak gaya magnet disebut diamagnetic, dan yang tertarik lemah yaitu paramagnetic. Untuk melihat apakah mineral mempunyai sifat magnetik atau tidak kita gantungkan pada seutas tali/benang sebuah magnet, dengan sedikit demi sedikit mineral kita dekatkan pada magnet tersebut. Bila benang bergerak mendekati berarti mineral tersebut magnetik. Kuat tidaknya bias kita lihat dari besar kecilnya sudut yang dibuat dengan benang tersebut dengan garis vertical.KelistrikanAdalah sifat listrik mineral dapat dipisahkan menjadi dua, yaitu pengantar arus atau londuktor dan idak menghantarkan arus disebut non konduktor. Dan ada lagi istilah semikonduktor yaitu mineral yang bersifat sebagai konduktor dalam batas-batas tertentu.Daya lebur mineralYaitu meleburnya mineral apabila dipanaskan, penyelidikannya dilakukan dengan membakar bubuk mineral dalam api. Daya leburnya dinyatakan dalam derajat keleburan.

Batuan beku dapat diklasifikasikan berdasarkan kandungan oksida tertentu. Berdasarkan kandungan silikanya batuan beku dibagi menjadi empat, yaitu batuan beku asam, intermediet, basa dan ultrabasa.  Adapun tahap penamaan batuan beku didasarkan pada tekstur dan komposisi mineralnya. Hal yang pertama dilihat adalah warnanya. Apabila terang maka batuan tersebut termasuk kelompok batuan beku asam dan sebaliknya apabila batuan makin gelap kemungkinan termasuk kelompok batuan beku  intermediet, basa sampai ultrabasa. Kemudian hal yang dilakukan lagi ialah melihat teksturnya antara lain yaitu derajat kristalisasi, granularitas dan hubungan antar butiranya serta tekstur khusus yang ada pada batuan tersebut. Keterangan tersebut dapat diperoleh dari melihat mineral yang terkandung. Mineral yang ada pada sebuah batuan yang didiskripsi dibuat persentasenya.

a)        Batuan Beku Asam

Pada kelompok batuan basa asam yang dominan adalah kuarsa, plagioklas, orthoklas dan sedikit kehadiran hornblende dan biotit. Kandungan SiO2 lebih dari 66%. Kelompok batuan ini melimpah pada wilayah-wilayah dengan tatanan tektonik kratonik (benua), seperti di Asia (daratan China), Eropa dan Amerika. Ia membeku pada suhu 650-800oC. Dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok, yaitu batuan beku  kaya kuarsa, batuan beku kaya feldspathoid (foid) dan batuan beku miskin kuarsa maupun foid. Batuan beku kaya kuarsa berupa kuarzolit, granitoid, granit dan tonalit; sedangkan yang miskin kuarsa berupa syenit, monzonit, monzodiorit, diorit, gabro dan anorthosit. Jika dalam batuan beku tersebut telah mengandung

Page 12: Rangkuman Materi Siap-siap UNAS 13 Edit

kuarsa, maka tidak akan mengandung mineral foid, begitu pula sebaliknya.

Batuan beku intrusif yang bersifat felsik atau asam terbagi menjadi granit dan granodiorit, tergantung pada banyaknya kandungan potasium. Keduanya berwarna terang dan mengandung mineral kuarsa dan felspar berukuran kristal besar. Batuan beku ekstrusif yang memiliki komposisi kimia yang sama dengan granit adalah riolit, dan yang sama dengan granodiorit adalah dasit. Riolit dan dasit, keduanya berwarna terang dan mineralnya berukuran halus. Berikut adalah beberapa batuan yang bersifat asam :

Fanerik :

- granit (orthoklas >> plagioklas) - granodiorit (plagioklas >> orthoklas) - aplit (orthoklas >> plagioklas) - granit pegmatite (orthoklas >> plagioklas)

Afanitik :

- rhyiolit (orthoklas >> plagioklas)

- dasit (plagioklas >> orthoklas)

b)        Batuan Beku Intermediet

Pada kelompok batuan beku  intermediet dicirikan oleh warna yang cerah tetapi tidak secerah batuan asam. Jumlah mineral felsik dan mafik pada batuan jenis ini hampir sama banyak. Kandungan komposisi mineral silikanya 52% – 66% dan mineral yang hadir adalah orthoklas, kuarsa dan plagioklas yang tidak melimpah seperti di batu asam kemudian terdapat sedikit mineral hornblende dan biotit. Beberapa contoh batuan beku intermediet adalah : Fanerik :

- syenit (orthoklas >> plagioklas) - diorit (plagioklas >> orthoklas)

Afanitik :

- trakhit (orthoklas >> plagioklas) - andesit (plagioklas >> orthoklas)

c)        Batuan Beku Basa

Batuan beku basa adalah batuan beku yang secara kimia mengandung 45%-52% SiO2 dalam komposisinya. Kandungan mineral penyusunnya di dominasi oleh mineral-mineral gelap (mafic). Batuan beku basa dapat terbentuk secara plutonik maupun vulkanik. Yang terbentuk secara plutonik umumnya adalah batuan dari kerak samudra yang terbentuk dari jalur tektonik divergen, sedangkan yang terbentuk secara vulkanik adalah dari gunung api atau intrusian yang ketebalan kerak buminya tidak terlalu tebal. Kehadiran mineral-mineralnya seperti Olivin, Piroksin, Hornblende, Biotit, Plagiolas dan sedikit Kuarsa. Warna pada batuan beku basa ini umumnyagelap karena kandungan mineralnya yang dominan gelap.Beberapa contoh batuan beku yang bersifat basa antara lain:

Fanerik : – gabro (tekstur masiv) Afanitik : – basalt (berongga) Tekstur khusus : – diabas

d)       Batuan Beku Ultra Basa

Batuan beku ultrabasa adalah batuan beku yang secara kimia mengandung kurang

Page 13: Rangkuman Materi Siap-siap UNAS 13 Edit

dari 45% SiO2 dari komposisinya. Kandungan mineralnya didominasi oleh mineral-mineral berat dengan kandungan unsur-unsur seperti Fe(besi/iron) dan Mg(magnesium) yang disebut juga mineral ultramafik. Batuan beku ultrabasa hanya dapat terbentuk secara plutonik, dikarenakan materi magma asalnya yang merupakan magma induk(parent magma) yang berasal dari asthenosfer. Kehadiran mineralnya seperti olivin, piroksin, hornblende, biotit dan sedikit plagioklas. Pada batuan beku ultrabasa hampir tidak ditemukan mineral kuarsa. Batuan beku ultrabasa ini juga hanya bertekstur afanitik karena sifat tempat terbentuknya yang plutonik. Perbedaan mendasar batuan yang bersifat basa dan ultrabasa adalah jika batuan beku basa mengandung mineral plagioklas lebih dari 10% sedangkan batuan beku ultra basa kurang dari 10%. Makin tinggi kandungan piroksen dan olivin, makin rendah kandungan plagioklasnya dan makin ultra basa. Beberapa batuan yang termasuk ultrabasa adalah :

Fanerik :

o Piroksinit apabila melimpahnya mineral piroksin o Hornblendit apabila melimpahnya mineral hornblende o Peridotit apabila melimpahnya mineral olivine dan piroksin o Dunit apabila melimpahnya mineral olivine o Serpentinit apabila melimpahnya mineral hasil ubahan piroksin dan olivine

Kesimpulan

Batuan beku dapat diidentifikasi berdasarkan komposisi mineral dan sifat tekstur  nya. Komposisi mineral batuan mencerminkan informasi tentang magma asal  batuan tersebut dan posisi tektonik (berhubungan struktur kerak bumi dan  mantel) tempat kejadian magma tersebut. Tekstur akan memberikan gambaran  tentang sejarah atau proses pendinginan dari magma.  Pada dasarnya sebagian besar (99%) batuan beku hanya terdiri dari unsur-unsur utama yaitu ; Oksigen, Silikon, Aluminium, Besi, Kalsium, Sodium, Potasium dan  Magnesium. Unsur-unsur ini membentuk mineral silikat utama yaitu ; Felspar, Olivin, Piroksen, Amfibol, kwarsa dan Mika. Mineral-Mineral ini menempati lebih dari 95% volume batuan beku, dan menjadi dasar untuk klasifikasi dan menjelaskan tentang magma asal.  Komposisi mineral berhubungan dengan sifat warna  batuan. Batuan yang banyak  mengandung mineral silika dan alumina (felsik) akan cenderung berwarna terang, sedangkan yang banyak mengandung magnesium, besi dan kalsium umumnya mempunyai warna yang gelap. Bagan yang ditunjukkan pada gambar  1 merupakan cara pengenalan secara umum yang didasarkan terutama pada komposisi mineral.

Berdasarkan komposisi silikanya (SiO2), batuan beku dibagi menjadi empat yaitu batuan beku asam, intermediet, basa dan ultrabasa. Batuan beku asam mengandung SiO2 lebih dari 66% contohnya adalah Granit dan Rhyiolite, batuan beku intermediet memiliki SiO2 52-66% contohnya adalah andesit dan diorite, batuan beku basa memiliki kandungan SiO2 antara 45-52% contohnya adalah batuan basalt dan gabro, sedangkan batuan beku ultrabasa hanya mengandung SiO2 kurang dari 45% contohnya adalah batuan Peridotit.Magma merupakan larutan yang kompleks. Karena terjadi penurunan temperatur, perubahan tekanan dan perubahan dalam komposisi, larutan magma ini mengalami kristalisasi. Perbedaan kombinasi hal-hal tersebut pada saat pembekuan magma mengakibatkan terbentuknya batuan yang memilki tekstur yang berbeda.

Ketika batuan beku membeku pada keadaan temperatur dan tekanan yang tinggi di bawah permukaan dengan waktu pembekuan cukup lama maka mineral-mineral penyusunya memiliki waktu untuk membentuk sistem kristal tertentu dengan ukuran mineral yang relatif besar. Sedangkan pada kondisi pembekuan dengan temperatur dan tekanan permukaan yang rendah, mineral-mineral penyusun batuan beku tidak sempat membentuk sistem kristal tertentu, sehingga terbentuklah gelas (obsidian) yang tidak memiliki sistem kristal, dan mineral yang terbentuk biasanya berukuran relatif kecil. 

Page 14: Rangkuman Materi Siap-siap UNAS 13 Edit

Berdasarkan hal di atas tekstur batuan beku dapat dibedakan berdasarkan :

1. Tingkat kristalisasi Holokristalin, yaitu batuan beku yang hampir seluruhnya disusun oleh kristal Hipokristalin, yaitu batuan beku yang tersusun oleh kristal dan gelas Holohyalin, yaitu batuan beku yang hampir seluruhnya tersusun oleh gelas2. Ukuran butir Phaneritic, yaitu batuan beku yang hampir seluruhmya tersusun oleh mineral-mineral yang berukuran kasar. Aphanitic, yaitu batuan beku yang hampir seluruhnya tersusun oleh mineral berukuran halus.3. Bentuk kristal

Ketika pembekuan magma, mineral-mineral yang terbentuk pertama kali biasanya berbentuk sempurna sedangkan yang terbentuk terakhir biasanya mengisi ruang yang ada sehingga bentuknya tidak sempurna. 

Bentuk mineral yang terlihat melalui pengamatan mikroskop yaitu: Euhedral, yaitu bentuk kristal yang sempurna  Subhedral, yaitu bentuk kristal yang kurang sempurna Anhedral, yaitu bentuk kristal yang tidak sempurna.4. Berdasarkan kombinasi bentuk kristalnya Unidiomorf (Automorf), yaitu sebagian besar kristalnya dibatasi oleh bidang kristal atau bentuk kristal euhedral (sempurna) Hypidiomorf (Hypautomorf), yaitu sebagian besar kristalnya berbentuk euhedral dan subhedral. Allotriomorf (Xenomorf), sebagian besar penyusunnya merupakan kristal yang berbentuk anhedral.5. Berdasarkan keseragaman antar butirnya

Equigranular, yaitu ukuran butir penyusun batuannya hampir sama  Inequigranular, yaitu ukuran butir penyusun batuannya tidak sama

Klasifikasi Batuan Beku Batuan beku diklasifikasikan berdasarkan tempat terbentuknya, warna, kimia, tekstur, dan mineraloginya.a. Berdasarkan tempat terbentuknya batuan beku dibedakan atas :

1. Batuan beku Plutonik, yaitu batuan beku yang terbentuk jauh di perut bumi.2. Batuan beku Hypabisal, yaitu batuan beku yang terbentu tidak jauh dari permukaan bumi3. Batuan beku vulkanik, yaitu batuan beku yang terbentuk di permukaan bumiBerdasarkan warnanya, mineral pembentuk batuan beku ada dua yaitu mineral mafic (gelap) seperti olivin, piroksen, amphibol dan biotit, dan mineral felsic (terang) seperti Feldspar, muskovit, kuarsa dan feldspatoid.

b. Klasifikasi batuan beku berdasarkan warnanya yaitu:

1. Leucocratic rock, kandungan mineral mafic < 30%2. Mesocratic rock, kandungan mineral mafic 30% - 60%3. Melanocratic rock, kandungan mineral mafic 60% - 90%4. Hypermalanic rock, kandungan mineral mafic > 90%c. Berdasarkan kandungan kimianya yaitu kandungan SiO2-nya batuan beku diklasifikasikan menjadi empat:

1. Batuan beku asam (acid), kandungan SiO2 > 65%, contohnya Granit, Ryolit.2. Batuan beku menengah (intermediat), kandungan SiO2 65% - 52%. Contohnya Diorit, Andesit3. Batuan beku basa (basic), kandungan SiO2 52% - 45%, contohnya Gabbro, Basalt4. Batuan beku ultra basa (ultra basic), kandungan SiO2 < 30%

Page 15: Rangkuman Materi Siap-siap UNAS 13 Edit

PENGERTIAN UMUM BATUAN SEDIMEN DAN KLASIFIKASINYAA. Batuan Sedimen di BumiVolume batuan sedimen dan termasuk batuan metasedimen hanya mengandung 5% yang diketahui di litosfera dengan ketebalan 10 mil di luar tepian benua, dimana batuan beku metabeku mengandung 95%. Sementara itu, kenampakan di permukaan bumi, batuan-batuan sedimen menempati luas bumi sebesar 75%, sedangkan singkapa dari batuan beku sebesar 25% saja. Batuan sedimen dimulai dari lapisan yang tipis sekali sampai yang tebal sekali. Ketebalan batuan sedimen antara 0 sampai 13 kilometer, hanya 2,2 kilometer ketebalan yang tersingkap dibagian benua. Bentuk yang besar lainnya tidak terlihat, setiap singkapan memiliki ketebalan yang berbeda dan singkapan umum yang terlihat ketebalannya hanya 1,8 kilometer. Di dasar lautan dipenuhim oleh sedimen dari pantai ke pantai. Ketebalan dari lapisan itu selalu tidak pasti karena setiap saat selalu bertambah ketebalannya. Ketebalan yang dimiliki bervariasi dari yang lebih tipis darim0,2 kilometer sampai lebih dari 3 kilometer, sedangkan ketebalan rata-rata sekitar 1 kilometer (Endarto, 2005 ).Total volume dan massa dari batuan-batuan sedimen di bumi memiliki perkiraan yang berbeda-beda, termasuk juga jalan untuk mengetahui jumlah yang tepat. Beberapa ahli dalam bidangnya telah mencoba untuk mengetahui ketebalan rata-rata dari lapisan batuan sedimen di seluruh muka bumi. Clarke (1924) pertama sekali memperkirakan ketebalan sedimen di paparan benua adalah 0,5 kilometer. Di dalam cekungan yang dalam, ketebalan ini lebih tinggi, lapisan tersebut selalu bertambah ketebalannya dari hasil alterasi dari batuan beku, oksidasi, karonasi dan hidrasi. Ketebalan tersebut akan bertambah dari hasil rombakan di benua sehinngga ketebalan akan mencapai 2.200 meter. Volume batuan sedimen hasil perhitungan dari Clarke adalah 3,7 x 108  kilometer kubik (Clarke ,1924).B. Pengertian Batuan SedimenBatuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari akumulasi material hasil perombakan batuan yang sudah ada sebelumnya atau hasil aktivitas kimia maupun organisme, yang di endapkan lapis demi lapis pada permukaan bumi yang kemudian mengalami pembatuan ( Pettijohn, 1975 ).Batuan sedimen banyak sekali jenisnya dan tersebar sangat luas dengan ketebalan antara beberapa centimetersampai beberapa kilometer. Juga ukuran butirnya dari sangat halus sampai sangat kasar dan beberapa proses yang penting lagi yang termasuk kedalam batuan sedimen. Disbanding dengan batuan beku, batuan sedimen hanya merupakan tutupan kecil dari kerak bumi. Batuan sedimen hanya 5% dari seluruh batuan-batuan yang terdapat dikerak bumi. Dari jumlah 5% ini,batu lempung adalah 80%, batupasir 5% dan batu gamping kira-kira 80% ( Pettijohn, 1975 )..Berdasarkan ada tidaknya proses transportasi dari batuan sedimen dapat dibedakan menjadi 2 macam :1. Batuan Sedimen Klastik; Yaitu batuan sedimen yang terbentuk berasal dari hancuran batuan lain. Kemudian tertransportasi dan terdeposisi yang selanjutnya mengalami diagenesa.2. Batuan Sedimen Non Klastik; Yaitu batuan sedimen yang tidak mengalami proses transportasi. Pembentukannya adalah kimiawi dan organis.Sifat – sifat utama batuan sedimen :

1. Adanya bidang perlapisan yaitu struktur sedimen yang menandakan adanya proses sedimentasi.

2. Sifat klastik yang menandakan bahwa butir-butir pernah lepas, terutama pada golongan detritus.

3. Sifat jejak adanya bekas-bekas tanda kehidupan (fosil).4. Jika bersifat hablur, selalu monomineralik, misalnya : gypsum, kalsit, dolomite dan

rijing.C. Penggolongan Dan Penamaan Batuan SedimenBerbagai penggolongan dan penamaan batuan sedimen telah dikemukakan oleh para ahli, baik berdasarkan genetis maupun deskriptif. Secara genetik disimpulkan dua golongan ( Pettijohn, 1975 ).C.1. Batuan Sedimen Klastik

Page 16: Rangkuman Materi Siap-siap UNAS 13 Edit

Batuan sedimen yang terbentuk dari pengendapan kembali detritus atau pecahan batuan asal. Batuan asal dapat berupa batuan beku, metamorf dan sedimen itu sendiri. ( Pettjohn, 1975).Batuan sedimen diendapkan dengan proses mekanis, terbagi dalam dua golongan besar dan pembagian ini berdasarkan ukuran besar butirnya. Cara terbentuknya batuan tersebut berdasarkan proses pengendapan baik yang terbentuk dilingkungan darat maupun dilingkungan laut. Batuan yang ukurannya besar seperti breksi dapat terjadi pengendapan langsung dari ledakan gunungapi dan di endapkan disekitar gunung tersebut dan dapat juga diendapkan dilingkungan sungai dan batuan batupasir bisa terjadi dilingkungan laut, sungai dan danau. Semua batuan diatas tersebut termasuk ke dalam golongan detritus kasar. Sementara itu, golongan detritus halus terdiri dari batuan lanau, serpih dan batua lempung dan napal. Batuan yang termasuk golongan ini pada umumnya di endapkan di lingkungan laut dari laut dangkal sampai laut dalam ( Pettjohn, 1975)..Fragmentasi batuan asal tersebut dimulaiu darin pelapukan mekanis maupun secara kimiawi, kemudian tererosi dan tertransportasi menuju suatu cekungan pengendapan ( Pettjohn, 1975 ).Setelah pengendapan berlangsung sedimen mengalami diagenesa yakni, proses proses-proses yang berlangsung pada temperatur rendah di dalam suatu sedimen, selama dan sesudah litifikasi. Hal ini merupakan proses yang mengubah suatu sedimen menjadi batuan keras ( Pettjohn, 1975).Proses diagenesa antara lain :1. Kompaksi SedimenYaitu termampatnya butir sedimen satu terhadap yang lain akibat tekanan dari berat beban di atasnya. Disini volume sedimen berkurang dan hubungan antar butir yang satu dengan yang lain menjadi rapat.2. SementasiYaitu turunnya material-material di ruang antar butir sedimen dan secara kimiawi mengikat butir-butir sedimen dengan yang lain. Sementasi makin efektif bila derajat kelurusan larutan pada ruang butir makin besar.3. RekristalisasiYaitu pengkristalan kembali suatu mineral dari suatu larutan kimia yang berasal dari pelarutan material sedimen selama diagenesa atu sebelumnya. Rekristalisasi sangat umum terjadi pada pembentukan batuan karbonat.4.   AutigenesisYaitu terbentuknya mineral baru di lingkungan diagenesa, sehingga adanya mineral tersebut merupakan partikel baru dlam suatu sedimen. Mineral autigenik ini yang umum diketahui sebagai berikut : karbonat, silica, klorita, gypsum dll.5.  MetasomatismeYaitu pergantian material sedimen oleh berbagai mineral autigenik, tanpa pengurangan volume asal.C.2. Batuan Sedimen Non KlastikBatuan sedimen yang terbentuk dari hasil reaksi kimia atau bisa juga dari kegiatan organisme. Reaksi kimia yang dimaksud adalah kristalisasi langsung atau reaksi organik (Pettjohn, 1975).

Menurut R.P. Koesoemadinata, 1981 batuan sedimen dibedakan menjadi enam golongan yaitu :1.Golongan Detritus KasarBatuan sedimen diendapkan dengan proses mekanis. Termasuk dalam golongan ini antara lain adalah breksi, konglomerat dan batupasir. Lingkungan tempat pengendapan batuan ini di lingkungan sungai dan danau atau laut.2. Golongan Detritus HalusBatuan yang termasuk kedalam golongan ini diendapkan di lingkungan laut dangkal sampai laut dalam. Yang termasuk ked ala golongan ini adalah batu lanau, serpih, batu lempung dan Nepal.3. Golongan KarbonatBatuan ini umum sekali terbentuk dari kumpulan cangkang moluska, algae dan foraminifera. Atau oleh proses pengendapan yang merupakan rombakan dari batuan yang terbentuk lebih dahulu dan di endpkan disuatu tempat. Proses pertama biasa terjadi di lingkungan laut litoras sampai

Page 17: Rangkuman Materi Siap-siap UNAS 13 Edit

neritik, sedangkan proses kedua di endapkan pada lingkungan laut neritik sampai bahtial. Jenis batuan karbonat ini banyak sekali macamnya tergantung pada material penyusunnya.4. Golongan SilikaProses terbentuknya batuan ini adalah gabungan antara pross organik dan kimiawi untuk lebih menyempurnakannya. Termasuk golongan ini rijang (chert), radiolarian dan tanah diatom. Batuan golongan ini tersebarnya hanya sedikit dan terbatas sekali.5. Golongan EvaporitProses terjadinya batuan sedimen ini harus ada air yang memiliki larutan kimia yang cukup pekat. Pada umumnya batuan ini terbentuk di lingkungan danau atau laut yang tertutup, sehingga sangat  memungkinkan terjadi pengayaan unsure-unsur tertentu. Dan faktor yang penting juga adalah tingginya penguapan maka akan terbentuk suatu endapan dari larutan tersebut. Batuan-batuan yang termasuk kedalam batuan ini adalah gip, anhidrit, batu garam.6. Golongan BatubaraBatuan sedimen ini terbentuk dari unsur-unsur organik yaitu dari tumbuh-tumbuhan. Dimana sewaktu tumbuhan tersebut mati dengan cepat tertimbun oleh suatu lapisan yang tebsl di atasnya sehingga tidak akan memungkinkan terjadinya pelapukan. Lingkungan terbentuknya batubara adalah khusus sekali, ia harus memiliki banyak sekali tumbuhan sehingga kalau timbunan itu mati tertumpuk menjadi satu di tempat tersebut.About these ads

ROSES PEMBENTUKAN BATUAN METAMORF SERTA TIPE-TIPE METAMORFISMEA. Proses Pembentukan Batuan MetamorfBatuan metamorf merupakan batuan hasil malihan dari batuan yang telah ada sebelumnya yang ditunjukkan dengan adanya perubahan komposisi mineral, tekstur dan struktur batuan yang terjadi pada fase padat (solid rate) akibat adanya perubahan temperatur, tekanan dan kondisi kimia di kerak bumi (Ehlers and Blatt, 1982).Jadi batuan metamorf terjadi karena adanya perubahan yang disebabkan oleh proses metamorfosa. Proses metamorfosa merupakan suatu proses pengubahan batuan akibat perubahan tekanan, temperatur dan adanya aktifitas kimia fluida/gas atau variasi dari ketiga faktor tersebut. Proses metamorfosa merupakan proses isokimia, dimana tidak terjadi penambahan unsur-unsur kimia pada batuan yang mengalami metamorfosa. Temperatur berkisar antara 2000 C – 8000 C, tanpa melalui fase cair (Diktat Praktikum Petrologi, 2006).Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya metamorfosa adalah perubahan temperatur, tekanan dan adanya aktifitas kimia fluida atau gas (Huang, 1962).Perubahan temperatur dapat terjadi oleh karena berbagai macam sebab, antara lain oleh adanya pemanasan akibat intrusi magmatit dan perubahan gradien geothermal. Panas dalam skala kecil juga dapat terjadi akibat adanya gesekan atau friksi selama terjadinya deformasi suatu massa batuan. Pada batuan silikat batas bawah terjadinya metamorfosa pada umumnya pada suhu 1500 C +  500C yang ditandai dengan munculnya mineral-mineral Mg – carpholite, Glaucophane, Lawsonite, Paragonite, Prehnite atau Slitpnomelane. Sedangkan batas atas terjadinya metamorfosa sebelum terjadi pelelehan adalah berkisar 6500C-11000C, tergantung pada jenis batuan asalnya (Bucher & Frey, 1994).Tekanan yang menyebabkan terjadinya suatu metamorfosa bervariasi dasarnya. Metamorfosa akibat intrusi magmatik dapat terjadi mendekati tekanan permukaan yang besarnya beberapa bar saja. Sedangkan metamorfosa yang terjadi pada suatu kompleks ofiolit dapat terjadi dengan tekanan lebih dari 30-40 kBar (Bucher & Frey, 1994).Aktivitas kimiawi fluida dan gas yang berada pada jaringan antara butir batuan, mempunyai peranan yang penting dalam metamorfosa. Fluida aktif yang banyak berperan adalah air beserta karbon dioksida, asam hidroklorik dan hidroflorik. Umumnya fluida dan gas tersebut bertindak sebagai katalis atau solven serta bersifat membentuk reaksi kimia dan penyetimbang mekanis (Huang WT, 1962).B. Tipe-Tipe Metamorfosa

Page 18: Rangkuman Materi Siap-siap UNAS 13 Edit

Bucher dan Frey (1994) mengemukakan bahwa berdasarkan tatanan geologinya, metamorfosa dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :1. Metamorfosa regional / dinamothermalMetamorfosa  regional atau dinamothermal merupakan metamorfosa yang terjadi pada daerah yang sangat luas. Metamorfosa ini terjadi pada daerah yang sangat luas. Metamorfosa ini dibedakan menjadi tiga yaitu : metamorfosa orogenik, burial, dan dasar samudera (ocean-floor).Metamorfosa OrogenikMetamorfosa ini terjadi pada daerah sabuk orogenik dimana terjadi proses deformasi yang menyebabkan rekristalisasi. Umumnya batuan metamorf yang dihasilkan mempunyai butiran mineral yang terorientasi dan membentuk sabuk yang melampar dari ratusan sampai ribuan kilometer. Proses metamorfosa ini memerlukan waktu yang sangat lama berkisar antara puluhan juta tahun lalu.Metamorfosa BurialMetamorfosa ini terjadi oleh akibat kenaikan tekanan dan temperatur pada daerah geosinklin yang mengalami sedimentasi intensif, kemudian terlipat. Proses yang terjadi adalah rekristalisai dan reaksi antara mineral dengan fluida.Metamorfosa Dasar dan SamuderaMetamorfosa ini terjadi akibat adanya perubahan pada kerak samudera di sekitar punggungan tengah samudera (mid oceanic ridges). Batuan metamorf yang dihasilkan umumnya berkomposisi basa dan ultrabasa. Adanya pemanasan air laut menyebabkan mudah terjadinya reaksi kimia antara batuan dan air laut tersebut.2. Metamorfosa LokalMerupakan metamorfosa yang terjadi pada daerah yang sempit berkisar antara beberapa meter sampai kilometer saja. Metamorfosa ini dapat dibedakan menjadi :Metamorfosa KontakTerjadi pada batuan yang menalami pemanasan di sekitar kontak massa batuan beku intrusif maupun ekstrusif. Perubahan terjadi karena pengaruh panas dan material yang dilepaskan oleh magma serta oleh deformasi akibat gerakan massa. Zona metamorfosa kontak disebut contact aureole. Proses yang terjadi umumnya berupa rekristalisasi, reaksi antara mineral, reaksi antara mineral dan fluida serta penggantian dan penambahan material. Batuan yang dihasilkan umumnya berbutir halus.

Pirometamorfosa/ Metamorfosa optalic/Kaustik/Thermal.Adalah jenis khusus metamorfosa kontak yang menunjukkan efek hasil temperatur yang tinggi pada kontak batuan dengan magma pada kondisi volkanik atau quasi volkanik. Contoh pada xenolith atau pada zone dike.Metamorfosa Kataklastik/Dislokasi/Kinemati/DinamikTerjadi pada daerah yang mengalami deformasi intensif, seperti pada patahan. Proses yang terjadi murni karena gaya mekanis yang mengakibatkan penggerusan dan sranulasi batuan. Batuan yang dihasilkan bersifat non-foliasi dan dikenal sebagai fault breccia, fault gauge, ataumilonit.Metamorfosa Hidrotermal/MetasotismeTerjadi akibat adanya perkolasi fluida atau gas yang panas pada jaringan antar butir atau pada retakan-retakan batuan sehingga menyebabkan perubahan komposisi mineral dan kimia. Perubahan juga dipengaruhi oleh adanya confining pressure.Metamorfosa ImpactTerjadi akibat adanya tabrakan hypervelocity sebuah meteorit. Kisaran waktunya hanya beberapa mikrodetik dan umumnya ditandai dengan terbentuknya mineral coesite danstishovite. Metamorfosa ini erat kaitannya dengan pab\nas bumi (geothermal).Metamorfosa Retrogade/DiaropterisTerjadi akibat adanya penurunan temperature sehingga kumpulan mineral metamorfosa tingkat tinggi berubah menjadi kumpulan mineral stabil pada temperature yang lebih rendah (Combs, 1961).

FOSIL DAN PEMFOSILAN

Page 19: Rangkuman Materi Siap-siap UNAS 13 Edit

Fosil (bahasa Latin: fossa yang berarti "menggali keluar dari dalam tanah") adalah sisa-sisa atau bekas-bekas makhluk hidup yang menjadi batu ataumineral. Untuk menjadi fosil, sisa-sisa hewan atau tanaman ini harus segera tertutup sedimen. Oleh para pakar dibedakan beberapa macam fosil. Ada fosil batu biasa, fosil yang terbentuk dalam batu ambar, fosil ter, seperti yang terbentuk di sumur ter La Brea di Kalifornia. Hewan atau tumbuhan yang dikira sudah punah tetapi ternyata masih ada disebut fosil hidup. Fosil yang paling umum adalah kerangka yang tersisa seperti cangkang, gigi dan tulang. Fosil jaringan lunak sangat jarang ditemukan.Ilmu yang mempelajari fosil adalah paleontologi, yang juga merupakan cabang ilmu yang direngkuh arkeologi.secara singkat definisi dari fosil harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:1. Sisa-sisa organisme.2. Terawetkan secara alamiah.3. Pada umumnya padat/kompak/keras.4. Berumur lebih dari 11.000 tahun.

FOSILISASIFosilisasi merupakan proses penimbunan sisa-sisa hewan atau tumbuhan yang terakumulasi dalam sedimen atau endapan-endapan baik yang mengalami pengawetan secara menyeluruh, sebagian ataupun jejaknya saja. Terdapat beberapa syarat terjadinya pemfosilan yaitu antara lain:1. Organisme mempunyai bagian tubuh yang keras2. Mengalami pengawetan3. Terbebas dari bakteri pembusuk4. Terjadi secara alamiah5. Mengandung kadar oksigen dalam jumlah yang sedikit6. Umurnya lebih dari 10.000 tahun yang lalu.FOSIL HIDUPIstilah "fosil hidup" adalah istilah yang digunakan suatu spesies hidup yang menyerupai sebuah spesies yang hanya diketahui dari fosil. Beberapa fosil hidup antara lain ikan coelacanth dan pohon ginkgo. Fosil hidup juga dapat mengacu kepada sebuah spesies hidup yang tidak memiliki spesies dekat lainnya atau sebuah kelompok kecil spesies dekat yang tidak memiliki spesies dekat lainnya. Contoh dari kriteria terakhir ini adalah nautilus.

TEMPAT PENEMUAN FOSILKebanyakan fosil ditemukan dalam batuan endapan (sedimen) yang permukaannya terbuka. Batu karang yang mengandung banyak fosil disebut fosiliferus. Tipe-tipe fosil yang terkandung di dalam batuan tergantung dari tipe lingkungan tempat sedimen secara ilmiah terendapkan. Sedimen laut, dari garis pantai dan laut dangkal, biasanya mengandung paling banyak fosil.

PROSES TERBENTUKNYA FOSILFosil terbentuk dari proses dari proses penghancuran peninggalan organisme yang pernah hidup. Hal ini sering terjadi ketika tumbuhan atau hewan terkubur dalam kondisi lingkungan yang bebas oksigen. Fosil yang ada jarang terawetkan dalam bentuknya yang asli. Dalam beberapa kasus, kandungan mineralnya berubah secara kimiawi atau sisa-sisanya terlarut semua sehingga digantikan dengan cetakan.

PEMANFAATAN FOSILFosil penting untuk memahami sejarah batuan sedimen bumi. Subdivisi dari waktu geologi dan kecocokannya dengan lapisan batuan tergantung pada fosil.Organisme berubah sesuai dengan berjalannya waktu dan perubahan ini digunakan untuk menandai periode waktu. Sebagai contoh, batuan yang mengandung fosil graptolit harus diberi tanggal dari era paleozoikum. Persebaran geografi fosil memungkinkan para ahli geologi untuk mencocokan susunan batuan dari bagian-bagian lain di dunia.[1]

Pengertian Foraminiferamlm Foraminifera adalah organisme bersel tunggal (protista) yang mempunyai cangkang atau test (istilah untuk cangkang internal). Foraminifera diketemukan melimpah sebagai fosil, setidaknya dalam kurun waktu 540 juta tahun. Cangkang foraminifera umumnya terdiri dari kamar-kamar yang tersusun sambung-menyambung selama masa

Page 20: Rangkuman Materi Siap-siap UNAS 13 Edit

pertumbuhannya. Bahkan ada yang berbentuk paling sederhana, yaitu berupa tabung yang terbuka atau berbentuk bola dengan satu lubang. Cangkang foraminifera tersusun dari bahan organik, butiran pasir atau partikel-partikel lain yang terekat menyatu oleh semen, atau kristal CaCO3 (kalsit atau aragonit) tergantung dari spesiesnya.Foraminifera yang telah dewasa mempunyai ukuran berkisar dari 100 mikrometer sampai 20 sentimeter. Beberapa spesies mempunyai hubungan simbiose dengan alga. Alga tersebut hidup di dalam cangkang foraminifera. Spesies yang lain memakan makanan berupa molekul organic terlarut, bakteri, diatome dan alga bersel tunggal yang lain, sampai hewan-hewan kecil seperti Kopepoda. Foraminifera menangkap makanan dengan jaring tipis pseudopodia (disedut retikulopodia) yang keluar dari salah satu atau beberapa lubang (apertur) pada dinding cangkang. Foraminifera bentonik juga meman-faatkan pseudopodianya untuk alat gerak.HABITAT FORAMINIFERADiperkirakan ada 4.000 spesies foraminifera yang masih hidup di laut di seluruh dunia. Dari jumlah tersebut, 40 spesies diantaranya adalah foraminifera plangtonik, yang hidup melayang di dalam air laut. Selebihnya hidup pada permukaan dasar alut atau membenamkan diri pada batu pasir, lumpur, batuan dan tanaman di dasar laut. Foraminifera diketemukan di semua lingkungan laut, dari lingkungan pasang surut sampai palung laut yang paling dalam, dari daerah tropik sampai kutub, akan tetapi kumpulan spesiesnya bervariasi tergantung dari lingkungannya. Beberapa spesies melimpah hanya di laut dalam, sedangkan spesies yang lain hanya diketemukan di terumbu karang, dan sebagian yang lain hidup di muara sungai yang bersifat payau atau lingkungan rawa pasang surut.Foraminifera merupakan organieme bercangkang yang paling melimpah di likungan laut. Satu sentimeter kubik sedimen dasar laut mengandung ratusan individu foraminifera hidup, dan lebih banyak lagi jumlah cangkang yang kosong/mati. Di banyak lingkungan cang-kang foraminifera merupakan komponen penting suatu sedimen. Di beberapa daerah laut dalam yang jauh dari darat, sering dijumpai dasar perairan laut tersusun sebagian besar dari cangkang foraminifera plangtonik. (sumber : Abdul kholiq)Diposkan oleh MAXWEL JOSEPH HENRI NAINGGOLAN di20.36 Tidak ada komentar:   Link ke posting iniKirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookKEGUNAAN FORAMINIFERAPenelitian tentang fosil foraminifera mempunyai beberapa penerapan yang terus berkembang sejalan dengan perkembangan mikropaleontologi dan geologi. Fosil foraminifera bermanfaat dalam biostratigrafi,paleoekologi, paleobiogeografi, dan eksplorasi minyak dan gas bumi.BIOSTRATIGRAFIForaminifera memberikan data umur relatif batuan sedimen lautAda beberapa alasan bahwa fosil foraminifera adalahmikrofosil yang sangat berharga khususnya untuk menentukan umur relatif lapisan-lapisan batuan sedimen laut. Data penelitian menunjukkan foraminifera ada di bumi sejak jaman Kambrium, lebih dari 500 juta tahun yang lalu. Foraminifera mengalami perkembangan secara terus-menerus, dengan demikian spesies yang berbeda diketemukan pada waktu (umur) yang berbeda-beda. Foraminifera mempunyai populasi yang melimpah dan penyebaran horizontal yang luas, sehingga diketemukan di semua lingkungan laut. Alasan terakhir, karena ukuran fosil foraminifera yang kecil dan pengumpulan atau cara mendapatkannya relatif mudah meskipun dari sumur minyak yang dalam.PALEOEKOLOGI DAN PALEOBIOGEOGRAFIForaminifera memberikan data tentang lingkungan masa lampau (skala Geologi)Karena spesies foraminifera yang berbeda diketemukan di lingkungan yang berbeda pula, seorang ahli paleontologi dapat menggunakan fosil foraminifera untuk menentukan lingkungan masa lampau tempat foraminifera tersebut hidup. Data foraminifera telah dimanfaatkan untuk memetakan posisi daerah tropik di masa lampau, menentukan letak garis pantai masa lampau, dan perubahan perubahan suhu global yang terjadi selama jaman es. Jika sebuah perconto kumpulan fosil foraminifera mengandung banyak spesies yang masih hidup sampai sekarang, maka pola penyebaran modern dari spesies-spesies tersebut dapat digunakan untuk menduga lingkungan masa lampau - di tempat kumpulan fosil foraminifera diperoleh - ketika fosil foraminifera tersebut masih hidup. Jika sebuah perconto mengandung kumpulan fosil foraminifera yang semuanya atau sebagian besar sudah punah, masih ada beberapa petunjuk yang dapat digunakan untuk menduga lingkungan masa lampau. Petunjuk tersebut adalah keragaman spesies, jumlah relatif dari spesies plangtonik dan bentonik (prosentase foraminifera plangtonik dari total kumpulan foraminifera plangtonik dan bentonik), rasio dari tipe-tipe cangkang (rasioRotaliidae, Miliolidae, dan Textulariidae), dan aspek kimia material penyusun cangkang.

Page 21: Rangkuman Materi Siap-siap UNAS 13 Edit

Aspek kimia cangkang fosil foraminifera sangat bermanfaat karena mencerminkan sifat kimia perairan tempat foraminifera ketika tumbuh. Sebagai contoh, perban-dingan isotop oksigen stabil tergantung dari suhu air. Sebab air bersuhu lebih tinggi cenderung untuk menguapkan lebih banyak isotop yang lebih ringan. Pengukuran isotop oksigen stabil pada cangkang foraminifera plangtonik dan bentonik yang berasal dari ratusan batuan teras inti dasar laut di seluruh dunia telah dimanfaatkan untuk meme-takan permukaan dan suhu dasar perairan masa lampau. Data tersebut sebagai dasar pemahaman bagaimana iklim dan arus laut telah berubah di masa lampau dan untuk memperkirakan perubahan-perubahan di masa yang akan datang (keakurasiannya belum teruji).EKSPLORASI MINYAKForaminifera dimanfaatkan untuk menemukan minyak bumi.Banyak spesies foraminifera dalam skala biostratigrafimempunyai kisaran hidup yang pendek. Dan banyak pula spesies foraminifera yang diketemukan hanya pada lingkungan yang spesifik atau ter-tentu. Oleh karena itu, seorang ahli paleontologi dapat meneliti sekeping kecil perconto batuan yang diperoleh selama pengeboron sumur minyak dan selanjutnya menentukan umur geologi dan lingkungan saat batuan tersebut terben-uk. Sejak 1920-an industri perminyakan memanfaatkan jasa penelitianmikropaleontologi dari seorang ahli mikrofosil. Kontrol stratigrafi dengan menggunakan fosil foraminifera memberikan sumbangan yang berharga dalam mengarahkan suatu pengeboran ke arah samping pada horison yang mengandung minyak bumi guna meningkatkan produktifikas minyak.Diposkan oleh MAXWEL JOSEPH HENRI NAINGGOLAN di20.34 Tidak ada komentar:   Link ke posting iniKirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookMengapa fosil Foraminifera/globigerina dapat dijadikan sebagai petunjuk adanya minyak bumi?Foraminifera fosil tertua, dari Kambrium, agglutinated sederhana tabung. Calcareous tes yg terbuat dr porselen microgranular dan berkembang dalam Carboniferous, dan hialin Calcareous tes di Permian. Seiring waktu, masing-masing kelompok ini telah berkembang berbagai bentuk, termasuk tes kompleks besar yang terkait dengan karang. Kelompok-kelompok ini spesies besar menjadi berlimpah ketika karang lingkungan yang luas, kemudian mengalami kepunahan besar ketika iklim dunia berubah dan karang yang hancur. Para fusulinids adalah satu kelompok tersebut. Mereka telah padi-butir tes berbentuk dan berkembang menjadi banyak spesies yang tersebar luas selama Permian tapi pergi punah pada akhir periode itu ketika sebuah kepunahan massa di seluruh dunia juga menghilangkan sebagian besar tempat tinggal organisme karang lainnya.

Ukuran kecil paling foraminifera mungkin membuat mereka sulit untuk melihat, tetapi hal itu membuat mereka jauh lebih berguna daripada fosil-fosil yang lebih besar untuk aplikasi seperti eksplorasi minyak bumi, karena akan ada ribuan spesimen dalam chip kecil batu dikumpulkan saat pengeboran sumur. Selain itu, banyak spesies foraminifera adalah singkat secara geologis, dan lain-lain hanya ditemukan di lingkungan tertentu, sehingga seorang ahli paleontologi dapat memeriksa spesimen dalam sampel dan menentukan umur dan lingkungan geologi ketika batu terbentuk. Akibatnya, sejak tahun 1920-an industri minyak telah menjadi majikan utama ahli paleontologi yang berspesialisasi dalam mikroskopis ini fosil. Tidak biasa untuk mengebor sumur minyak tanpa seorang ahli paleontologi tamu untuk menentukan kapan minyak yang dikehendaki-bantalan lapisan batu telah tercapai.Planktonic foraminifera dan lautan

Foraminifera adalah uniseluler Planktonic organisme dengan sel kompleks (Eukariota), dan materi genetik dalam inti sel. Organisme seperti digolongkan dalam Superkingdom dari protista atau Protista. Superkingdoms eukariotik lain termasuk hewan, tumbuhan, dan jamur (jamur). Organisme prokariotik termasuk berbagai jenis bakteri, dan dibagi ke dalam dua kelompok besar Bakteri dan Archaea (keduanya dari yang telah disebut 'bakteri' di masa lalu). Jika Anda tertarik pada subdividion kehidupan di Bumi, kunjungi situs University of California di Berkeley.

Yang planktonic foraminifera hanya salah satu dari 4 kelompok umum organisme eukariotik planktonic di laut, yang membentuk membentuk merembes di lautan 'lantai.

Planktonic foraminifera hidup mengambang di air permukaan lautan terbuka, dan mengeluarkan

Page 22: Rangkuman Materi Siap-siap UNAS 13 Edit

kalsium-karbonat shell. Mereka dengan demikian bagian dari 'zillions organisme kecil' yang ditunjukkan pada gambar di handout mengenai endapan bersepeda dan iklim. Kerang ini jatuh ke dasar laut setelah organisme bereproduksi. Planktonic foraminifera hidup di lautan di assemblages spesies yang mencerminkan suhu air laut. Perhatikan bahwa spesies assemblages lintang tinggi lebih sedikit jumlah spesies, dan beberapa spesies adalah semua kecil, bulat bola (kami menyebutnya kentang). Pada garis lintang yang lebih rendah ada banyak spesies, mirip dengan gradien kekayaan spesies di darat (lihat keragaman tangan keluar). Spesies-spesies ini menunjukkan lebih banyak variasi dalam bentuknya, dengan spesies datar dikelilingi oleh tepian yang berat (disebut keel), berkaca-kaca memandang sekeliling bola , dan banyak jenis biji, kentang bentuk

Planktonic foraminifera dari lautan baru-baru ini, diatur oleh spesies latitudinal assemblage. Piring dari JP Kennett, 1982, Marine Geology (Prentice-Hall),

Di kelas Anda menerima sebuah salinan dari peta dunia yang menunjukkan dimana berbagai kelompok foraminifera terjadi di dunia sekarang lautan.

Planktonic foraminifera di samudra Recent dapat dibagi dalam dua kelompok: satu kelompok beruang yang sangat panjang, tipis kalsit duri, yang lain tidak. Dalam piring di atas dengan bentuk punggung (yang putus setelah spesimen mereproduksi) memiliki tipe permukaan bergelombang. Banyak foraminifera telah spinose simbiosis ganggang yang hidup di dalam protoplasma. Selama siang hari, mereka membiarkan ganggang ini di luar kulit, sehingga mereka akan photosynthesize ganggang, dan foraminifera dapat mengambil produk-produk limbah mereka. Pada malam hari mereka menyeret mereka dalam lagi. Semua foraminifera, termasuk yang dengan symbionts, juga makan, cukup banyak semua makhluk lebih kecil daripada mereka sendiri. Beberapa foraminifera tampaknya lebih suka ganggang, binatang mikroskopis lainnya. Foraminifera telah lengket pseudopods (panjang, pita tipis dari protoplasma), dengan mana mereka mengambil makanan dan tempatkan dalam kontak dengan protoplasma, yang engulfs mangsa dan mencerna itu.

Gambar ini menunjukkan hidup, non-spinose planktonic foraminifers. Sumber: "A Walk Through Time: dari stardust kepada kami ', oleh S. Liebes, E. Sahtouris, dan B. Swimme, 1998, John Wiley and Sons.

Gambar ini menunjukkan hidup, spinose planktonic foraminifers. dengan duts menjadi simbiosis ganggang. Sumber: "A Walk Through Time: dari stardust kepada kami ', oleh S. Liebes, E. Sahtouris, dan B. Swimme, 1998, John Wiley and Sons.

Kita tidak tahu banyak tentang kehidupan foraminifera karena mereka tinggal di laut terbuka dan sulit untuk belajar mereka di sana. Banyak bermigrasi selama hidup mereka di kedalaman berkisar antara 50-100 m dan banyak ratusan meter (tergantung pada jenis), yang mungkin mengapa ada sulit untuk tetap di laboratorium. Para remaja foraminifer muncul di permukaan air, tumbuh, dan ketika waktu untuk reproduksi adalah di sana mereka berkerumun, dan banyak orang membiarkan gamet bebas dalam air laut. Gamet adalah kata untuk sel-sel seks yang tidak dibedakan: foraminifera tidak memiliki ukuran yang berbeda-laki-laki (sperma) dan perempuan (telur) sel, dan dengan demikian tidak ada jenis kelamin yang berbeda. Dalam beberapa spesies, pemijahan terjadi pada bulan purnama, kami tidak tahu bagaimana foraminifera tahu bulan penuh.

Foraminifera Planktonic berasal dari benthic foraminifera pada akhir Jurassic untuk awal Cretaceous (yang ada di Mesozoic, sekitar 100 juta tahun yang lalu). Planktonic pertama foraminifera kecil, bulat bentuk ( 'popcorn'), tanpa punggung, mungkin dengan duri. Selama periode Kapur, banyak spesies baru berevolusi, dalam berbagai bentuk, dengan pegunungan dan trangular bentuk dan sebagainya. Hampir semua dari mereka menjadi punah pada akhir Cretaceous, pada saat kepunahan dinosaurus, dan hanya kecil, bentuk bulat selamat. Pada awal Kenozoikum planktonic foraminifera berkembang menjadi banyak yang baru, bentuk-bentuk berbentuk rumit lagi. Banyak bentuk-bentuk ini becamse punah di bagian akhir dari Eosen, antara 38 dan 33 juta tahun yang lalu, ketika bumi mengalami periode pendinginan

Page 23: Rangkuman Materi Siap-siap UNAS 13 Edit

parah dan lembaran es di Antartika menjadi mapan. Sekali lagi, bentuk bulat selamat, dan sekitar 10 juta tahun adalah bentuk dominan. Lalu, pada awal Miocene (sekitar 22-23 juta tahun yang lalu), maka sekali lagi foraminifera planktonic berevolusi dan diversifikasi menjadi berbagai bentuk. Keturunan dari spesies Miosen sekarang mengisi semua lautan di dunia. Foraminifera tidak begitu banyak dan beragam di lintang tinggi, dan hanya satu spesies tertinggi terjadi pada garis lintang, di Samudra Arktik dan di benua Antartika.http://ethomas.web.wesleyan.edu/ees123/f…Diposkan oleh MAXWEL JOSEPH HENRI NAINGGOLAN di20.26 Tidak ada komentar:   Link ke posting iniKirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookSENIN, 07 DESEMBER 2009Pengertian PaleontologiPALEONTOLOGI adalah ilmu yang mempelajari tentang jejak kehidupan kehidupan zaman purba.

1.FOSILFOSIL ADALAH sisa kehidupan purba yang terawetkan secara alamiah dan terekam pada bahan-bahan dari kerak bumi.sisa kehidupan tersebut dapat berupa cangkang binatang,jejak atau cetakan yang mengalami pembentukan atau penggantian oleh mineral.

KEGUNAAN FOSILa.Untuk menentukan umur batuan atau fosilfosil yang ditemukan dalam batuan mempunyai selang waktu tertentu.dengan membandingkan urutan perlapisan(batuan sedimen)dan kandungan fosilnya dapat ditentukan umur relatif suatu lapisan terhadap yang lain.untuk menentukan umurbatuan kita gunakan plankton.b.Untuk mengkorelasi batuankorelasi adalah prinsip menghubungkan lapisan yang sama pada batuan.dengan melihat kumpulan fosil yang sama pada satu lapisan yang lain,maka dapat dihubungkan suatu garis kesamaan waktu pembentukan batuan tersebut.c.Menentukan lingkungan pengendapanBeberapa binatang dapat dipelajari lingungan hidupnya(misalnya laut dalam,air payau,darat,dsb)hal ini akan membantu didalam merekonstruksi paleografi dan pembentukan batuannya.untuk menentukan lingkungan pengendapan kita gunakan benkton.

TAXONOMITaxonomi adalah suatu cara pengelompokan dari kehidupan tumbuhan atau binatang berdasarkan sifat hubungan genetiknya.Urutan taxonomi adalah:Kingdom,Phyllum,Sub-phyllum,Klas,Ordo,Genus dan Species.

Peta dapat digolongkan berdasarkan bentuknya yaitu:1. Peta timbul, peta jenis ini menggambarkan bentuk  permukaan bumi yang sebenarnya, misalnya peta relief.2. Peta datar (peta biasa), peta umumnya yang dibuat pada bidang datar, misalnya kertas, kain atau kanvas.3. Peta digital, peta digital adalah peta yang datanya terdapat pada suatu pita magnetik atau disket, sedangkan pengolahan dan penyajian datanya menggunakan komputer. Peta digital dapat ditayangkan melalui monitor komputer atau layar televisi. Peta digital ini hadir seiring perkembangan teknologi komputer dan perlatan digital lainnya.

Penyajian gambaran permukaan bumi pada suatu peta datar dapat digolongkan dalam dua jenis bayangan grafis yaitu:1. Peta Garis, bayangan permukaan bumi pada peta terdiri atas garis, titik, dan area yang dilengkapi teks dan simbol sebagai tambahan informasi.2. Peta Citra/Foto, bayangan permukaan bumi disajikan dalam bentuk citra/foto yang merupakan informasi berasal dari sensor.  

Data dan informasi yang disajikan pada suatu peta tergantung maksud dan tujuan pembuatannya, sehingga peta dapat dibedakan atas:

Page 24: Rangkuman Materi Siap-siap UNAS 13 Edit

1. Peta Topografi, peta yang menyajikan berbagai jenis informasi unsur-unsur alam dan buatan permukaan bumi dan dapat digunakan untuk berbagai keperluan pekerjaan. Peta topografi dikenal juga sebagai peta dasar, karena dapat digunakan untuk pembuatan peta-peta lainnya..       Contoh peta yang digolongkan sebagai peta topografi: Peta planimetrik, peta yang menyajikan beberapa jenis unsur permukaan bumi tanpa penyajian informasi ketinggian. Peta kadaster/pendaftaran tanah, peta yang menyajikan data mengenai kepemilikan tanah, ukuran, dan bentuk lahan serta beberapa informasi lainnya. Peta bathimetrik, peta yang menyajikan informasi kedalaman dan bentuk dasar laut.

2. Peta Tematik, peta yang menyajikan unsur/tema tertentu permukaan bumi sesuai dengan keperluan penggunaan peta tersebut. Data tematik yang disajikan dapat dalam bentuk kualitatif dan kuantitatif.Contoh peta yang digolongkan sebagai peta tematik: Peta diagram, pada peta ini subyek tematik yang berelasi disajikan dalam bentuk diagram yang proporsional. Peta distribusi, pada peta ini menggunakan simbol titik untuk menyajikan suatu informasi yang spesifik dan memiliki kuantitas yang pasti. Peta isoline, pada peta ini menyajikan harga numerik untuk distribusi yang kontinu dalam bentuk garis yang terhubung pada suatu nilai yang sama.  Jenis peta berdasarkan skalanya1. Peta kadaster, yaitu peta yang memiliki skala antara 1 : 100 sampai dengan 1 : 5.000. Contoh: Peta hak milik tanah.2. Peta skala besar, yaitu peta yang memiliki skala antara 1 : 5.000 sampai dengan 1: 250.000. Contoh: Peta topografi3. Peta skala sedang, yaitu peta yang memiliki skala antara 1 : 250.000 sampai dengan 1 : 500.000. Contoh: Peta kabupaten per provinsi.4. Peta skala kecil, yaitu peta yang memiliki skala antara 1 : 500.000 sampai dengan 1 : 1.000.000. Contoh: Peta Provinsi di Indonesia.5. Peta geografi, yaitu peta yang memiliki skala lebih kecil dari 1 : 1.000.000. Contoh: Peta Indonesia dan peta dunia.Berdasarkan sumber datanya, peta dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

1. Peta Induk (Basic Map). Peta induk yaitu peta yang dihasilkan dari survei langsung di lapangan. Peta induk ini dapat digunakan sebagai dasar untuk pembuatan peta topografi, sehingga dapat dikatakan pula sebagai peta dasar (basic map). Peta dasar inilah yang dijadikan sebagai acuan dalam pembuatan peta-peta lainnya.2. Peta Turunan (Derived Map). Peta turunan yaitu peta yang dibuat berdasarkan pada acuan peta yang sudah ada, sehingga tidak memerlukan survei langsung ke lapangan. Peta turunan ini tidak bisa digunakan sebagai peta dasar.

Jenis Peta Berdasarkan Keadaan Objek

1. Peta dinamik, yaitu peta yang menggambarkan labil atau meningkat. Misalnya peta transmigrasi atau urbanisasi, peta aliran sungai, peta perluasan tambang, dan sebagainya.2. Peta stasioner, yaitu peta yang menggambarkan keadaan stabil atau tetap. Misalnya, peta tanah, peta wilayah, peta geologi, dan sebagainya.

Jenis Peta Statistik

1. Peta statistik distribusi kualitatif, adalah peta yang menggambarkan kevariasian jenis data, tanpa memperhitungkan jumlahnya, contohnya: peta tanah, peta budaya, peta agama, dan sebagainya.2. Peta statistik distribusi kuantitatif, adalah peta yang menggambarkan jumlah data, yang biasanya berdasarkan perhitungan persentase atau pun frekuensi. Misalnya, peta penduduk, peta curah hujan, peta pendidikan, dan sebagainya.

Berdasarkan fungsi atau kepentingannya, peta dapat dibedakan menjadi:1. Peta geografi dan topografi;

Page 25: Rangkuman Materi Siap-siap UNAS 13 Edit

2. Peta geologik, hidrologi, dan hidrografi;3. Peta lalu lintas dan komunikasi;4. Peta yang berhubungan dengan kebudayaan dan sejarah, misalnya: peta bahasa, peta ras;5. Peta lokasi dan persebaran hewan dan tumbuhan;6. Peta cuaca dan iklim;7. Peta ekonomi dan statistik.

Pettijohn (1975), O’Dunn & Sill (1986) membagi batuan sedimen berdasar teksturnya menjadi dua kelompok besar, yaitu batuan sedimen klastika dan batuan sedimen non-klastika.

1.      Batuan sedimen klastika (detritus, mekanik, eksogenik) adalah batuan sedimen yang terbentuk sebagai hasil pengerjaan kembali (reworking) terhadap batuan yang sudah ada.  Proses pengerjaan kembali itu meliputi pelapukan, erosi, transportasi dan kemudian redeposisi (pengendapan kembali). Sebagai media proses tersebut adalah air, angin, es atau efek gravitasi (beratnya sendiri).  Media yang terakhir itu sebagai akibat longsoran batuan yang telah ada. Kelompok batuan ini bersifat fragmental, atau terdiri dari butiran/pecahan batuan (klastika) sehingga bertekstur klastika.

2.      Batuan sedimen non-klastika adalah batuan sedimen yang terbentuk sebagai hasil penguapan suatu larutan, atau pengendapan material di tempat itu juga (insitu).  Proses pembentukan batuan sedimen kelompok ini dapat secara kimiawi, biologi /organik, dan kombinasi di antara keduanya (biokimia).  Secara kimia, endapan terbentuk sebagai hasil reaksi kimia, misalnya CaO + CO2 ® CaCO3.  Secara organik adalah pembentukan sedimen oleh aktivitas binatang atau tumbuh-tumbuhan, sebagai contoh pembentukan rumah binatang laut (karang), terkumpulnya cangkang binatang (fosil), atau terkuburnya kayu-kayuan sebagai akibat penurunan daratan menjadi laut.Sanders (1981) dan Tucker (1991), membagi batuan sedimen menjadi :

1.      Batuan sedimen detritus (klastika)2.      Batuan sedimen kimia3.      Batuan sedimen organik, dan4.      4. Batuan sedimen klastika gunungapi è Batuan sedimen jenis ke empat itu adalah    batuan

sedimen bertekstur klastika dengan bahan penyusun utamanya berasal dari hasil kegiatan gunungapi.Graha (1987) membagi batuan sedimen menjadi 4 kelompok juga, yaitu :

1.      Batuan sedimen detritus (klastika/mekanis)2.      Batuan sedimen batubara (organik/tumbuh-tumbuhan) è Batuan sedimen jenis kedua pada

umumnya bertekstur non-klastika. Tetapi batuan sedimen jenis ketiga dan keempat dapat merupakan batuan sedimen klastika ataupun batuan sedimen non-klastika.

3.      Batuan sedimen silika, dan4.      Batuan sedimen karbonat

Berdasar komposisi penyusun utamanya, batuan sedimen klastika (bertekstur klastika) dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu :

1.      Batuan sedimen silisiklastika, adalah batuan sedimen klastika dengan mineral penyusun utamanya adalah kuarsa dan felspar.

2.      Batuan sedimen klastika gunungapi adalah batuan sedimen dengan material penyusun utamanya berasal dari hasil kegiatan gunungapi (kaca, kristal dan atau litik), dan

3.      Batuan sedimen klastika karbonat, atau batugamping klastika adalah batuan sedimen klastika dengan mineral penyusun utamanya adalah material karbonat (kalsit).