Top Banner
1. Tugas Pokok dan Fungsi RS a.Pelayanan medis b.Pelayanan penunjang medis dan non medis c.Pelayanan asuhan keperawatan. d.Pelayanan pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengembangan. e.Pelayanan administrasi umum dan keuangan; 2. Komunikasi Organisasi Pertukaran pesan antara pengirim dengan penerima untuk mengubah tingkah laku Prinsip: a. Suatu proses b. Sistem c. Bersifat interaksi & transaksi d. Disengaja / tidak Organisasi a.Kochler : Sistem hubungan yang terstruktur yang mengkoordinasi usaha suatu kelompk orang untuk mencapai tujuan tertentu b.Schein: Suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum via pembagian tugas dan fungsi dengan hierarki otoritas dan tanggung jawab Karakteristik komunikasi organisasi a. Kebutuhan sistem b. Kebutuhan implementasi struktur org. c. Kebutuhan indv., kelpk. & organisasi d. Tujuan atau sasaran organisasi e. Empowerment people in organization
29

Rangkuman mankep

Jul 05, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Rangkuman mankep

1. Tugas Pokok dan Fungsi RS

a. Pelayanan medis

b. Pelayanan penunjang medis dan non medis

c. Pelayanan asuhan keperawatan.

d. Pelayanan pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengembangan.

e. Pelayanan administrasi umum dan keuangan;

2. Komunikasi Organisasi

Pertukaran pesan antara pengirim dengan penerima untuk mengubah tingkah laku

Prinsip:

a. Suatu proses

b. Sistem

c. Bersifat interaksi & transaksi

d. Disengaja / tidak

Organisasi

a. Kochler : Sistem hubungan yang terstruktur yang mengkoordinasi usaha suatu

kelompk orang untuk mencapai tujuan tertentu

b. Schein: Suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa

tujuan umum via pembagian tugas dan fungsi dengan hierarki otoritas dan tanggung

jawab

Karakteristik komunikasi organisasi

a. Kebutuhan sistem

b. Kebutuhan implementasi struktur org.

c. Kebutuhan indv., kelpk. & organisasi

d. Tujuan atau sasaran organisasi

e. Empowerment people in organization

f. A good public services

Komunikasi organisasi adalah

a. The process of creating and exchanging messages within a network of interdependent

relationship to cope with environmental uncertain (Goldhaber)

b. Sistem yang terbuka, kompleks

c. Pengaruh lingkungan internal / eksternal

d. Pesan, tujuan, arah, media

e. Individu ; sikap, rasa, hubungan & skills

Page 2: Rangkuman mankep

Pendekatan komunikasi organisasi

a. Pendekatan makro

1) Memproses info & lingkungan

2) Identifikasi

3) Integrasi dengan orang lain

4) Penentuan tujuan

b. Pendekatan mikro

1) Orientasi & latihan

2) Keterlibatan anggota

3) Penentuan iklim orang

4) Supervisi & pengarahan

5) Kepuasan kerja

c. Pendekatan individu

1) Bicara dg kelompok kerja

2) Hadir dlm pertemuan

3) Menulis

4) Argumentasi

3. SP2K (Sistem Pemberian Pelayanan Keperawatan Profesional)

a. Aplikasi Nilai-Nilai Profesional dalam Praktik Keperawatan

b. Manajemen dan Pemberian Asuhan Keperawatan

1) Kepemimpinan & Manajemen Keperawatan

2) Metoda Pemberian Asuhan Keperawatan

3) Ketenagaan Keperawatan

4) Keterampilan Spesifik Manajemen Asuhan Keperawatan

c. Pengembangan Profesional Diri

Indikator SP2KP di Rumah Sakit

a. Metoda Pemberian Asuhan

1) Metode Tim

2) Metode Primer

3) Metode Modul

4) Metode Manajemen Kasus

b. Standar Keperawatan menurut Handerson

1) Bernapas normal.

Page 3: Rangkuman mankep

2) Makan dan minum yang cukup.

3) Eliminasi.

4) Bergerak dan mempertahankan sikap yang dibutuhkan (bergerak, duduk dan

berbaring).

5) Tidur dan istirahat.

6) Memilih,menentukan, dan mengganti pakaian.

7) Mempertahankan suhu tubuh normal, dengan cara menyesuaikan pakaian dan

memodifikasi lingkungan.

8) Mempertahankan kebersihan tubuh, penampilan yang baik, dan melindungi kulit.

9) Menghindari bahaya lingkungan dan menghindari melukai orang lain.

10) Berkomunikasi dengan orang lain untuk mengekspresikan kebutuhan dan

perasaan.

11) Melaksanakan ibadah sesuai dengan kepercayaan.

12) Melakukan pekerjaan yang dapat memberikan kepuasan.

13) Bermain atau berpartisipasi dalam berbagai bentuk rekreasi.

14) Belajar menemukan sesuatu yang baru atau memuaskan rasa ingin tahu yang

mengarahkan ke perkembangan dan kesehatan yang normal.

c. Sistem Pendokumentasian

1) Manual

2) Cek list

3) Pengkodean

4) Komputerisasi

d. Prinsip Lintas Budaya (Transkultural)

e. Pendidikan Kesehatan

f. Pengembangan Staf

g. Kepemimpinan

h. Standar Ketenagaan

1) Derajat ketergantugan pasien,

2) Efektifitas kerja perawat ( pagi, sore dan malam),

3) Kualifikasi tenaga perawat (58% perawat register, 26% perawat diploma dan 16%

perawat pembantu )yang ditetapkan menurut swansburg,

4) Presentasi jumlah jam keperawatan yang dibutuhkan. ( pagi 47%, sore 35% dan

malam 18%).

i. Manajemen Pembiayaan

Page 4: Rangkuman mankep

j. Profesionalisme

Menurut Watson, Kozier et all (1997) ada empat nilai profesional keperawatan yang penting

yaitu:

1) Komitment yang tinggi untuk melayani.

2) Penghargaan atas harkat dan martabat klien sebagai manusia.

3) Komitmen terhadap pendidikan.

4) Otonomi.

4. Bentuk pelayanan keperawatan yang berkualitas

a. Profesional: Patuh/disiplin pada standar pelayanan keperawatan

à standar à kompetensi à monitoring

à disiplin à etika

b. Efektif: Tujuan perawatan tercapai

à kompetensi à disiplin à etika

à monitoring à standar

c. Efisien: Hemat sumber daya (tenaga, waktu, dana, material, alat, dll)

à SOP à kompetensi à monitoring

à disiplin à etika

d. Memuaskan semua pihak:

à monitoring à kompetensi

à standar à disiplin à etika

5. Tugas dan peran Komite keperawatan

Garis – garis besar program kerja (GBPK) komite keperawatan periode 2010 -2013

bertujuan untuk :

a. Meningkatkan peran organisasi / komite keperawatan yang mampu melaksanakan

fungsinya sebagai mitra manajemen / Bidang Keperawatan dalam mensukseskan visi

dan misi RSUD Tugurejo Semarang.

b. Meningkatkan peran komite keperawatandalam membantu manajemen rumah sakit

dalam melakukan kredensial, pembinaan disiplin dan etika profesi keperawatan serta

pengembangan professional berkelanjutan (continuing professional

development/CPD) termasuk didalamnya menentukan standar asuhan keperawatan.

Page 5: Rangkuman mankep

c. Meningkatkan profesionalisme keperawatan sehingga mutu pelayanan – asuhan

keperawatan kepada pasien diberikan secara benar (ilmiah) sesuai standard dan baik

(etis) sesuai kode etik profesi serta hanya diberikan oleh perawat yang kompeten

dengan kewenangan yang jelas.

Tugas Komite keperawatan:

a. Menyusun dan menetapkan Standar Asuhan Keperawatan di rumah sakit.

b. Memantau pelaksanaan asuhan keperawatan.

c. Menyusun model Praktek Keperawatan Profesional.

d. Memantau dan membina perilaku etik dan professional tenaga keperawatan.

e. Meningkatkan profesionalisme keperawatan melalui peningkatan pengetahuan dan

keterampilan seiring kemajuan IPTEK yang terintegrasi dengan perilaku yang baik.

f. Bekerjasama dengan Direktur/bidang keperawatan dalam merencanakan program

untuk mengatur kewenangan profesi tenaga keperawatan dalam melakukan asuhan

keperawatan sejalan dengan rencana strategis rumah sakit.

g. Memberi rekomendasi dalam rangka pemberian kewenangan profesi bagi tenaga

keperawatan yang akan melakukan tindakan asuhan keperawatan.

h. Mengkoordinir kegiatan-kegiatan tenaga keperawatan, menyampaikan laporan

kegiatan Komite Keperawatan secara berkala (setahun sekali) kepada seluruh tenaga

keperawatan rumah sakit.

Peran komite keperawatan

a. Menfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan profesi keperawatan melalui kegiatan

teroganisir.

b. Mempertahankan pelayanan berkualitas dan aman bagi pasien

c. Menjamin tersedianya perawat yg kompeten dan etis sesuai dg kewenangannya.

d. Menyelesaikan masalah keperawatan yg terkait dg disiplin, etik dan moral perawat.

e. Melakukan kajian berbagai aspek keperawatan untuk meningkatkan kualitas

pelayanan.

f. Menjamin diterapkannya standard praktik, asuhan dan prosedur keperawatan.

g. Membangun dan membina hubungan kerja tim di dalam rumah sakit.

h. Merancang, mengimplementasikan serta memantau dan menilai ide-ide baru.

i. Mengkomunikasikan, mendidik, negosiasi dan merekomendasikan hasil kinerja

perawat untuk pengembangan karirnya.

Fungsi Komite keperawatan

a. Menjamin tersedianya norma-norma, standard praktek/prosedur keperawatan.

Page 6: Rangkuman mankep

b. Menetapkan lingkup praktek, kompetensi dan kewenangan fungsional tenaga

keperawatan.

c. Menjamin kompetensi tenaga keperawatan

d. Menjaga kualitas asuhan keperawatan melalui peningkatan mutu

e. Mengkoordinasi pemantauan mutu dan evaluasi keperawatan.

Komite Keperawatan Dlm Pengorganisasian Rumah Sakit

a. Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK), pd hakekatnya, disusun agar bisa

menampung fungsi-fungsi yang harus ada untuk mencapai tujuan pelayanan RS.

b. Kenyataannya, tidak semua fungsi tertampung dalam SOTK.

c. Apakah fungsi2 (yg harus ada) pd pelayanan berkualitas, sudah tertampung dalam

SOTK rumah sakit ?

d. Bila SOTK RS belum mengakomodasi kebutuhan fungsi2 diatas à kita butuh Komite

Keperawatan untuk melakukan semua fungsi.

e. Bila SOTK RS hanya menampung sebagian fungsi2 diatas à kita butuh Komite

Keperawatan untuk melakukan sebagian fungsi dan sebagai patner berfikir untuk

sebagian fungsi yang sudah ada.

f. Bila SOTK RS sudah menampung semua fungsi2 diatas à Komite Keperawatan

tetap dibutuhkan sebagai patner untuk memperkuat fungsi2 yg sudah dijalankan oleh

manajemen RS.

Salah satu contoh pengorganisasian komite keperawatan RSUD Tugurejo Semarang

terdiri dari ketua komite dan sub komite-komite yang tergambar pada struktur komite

sebagai berikut.

DIREKTUR

WADIR MEDIS

KEPALA BIDANG KEPERAWATAN

SEKERTARIS

KETUA KOMITE KEPERAWATAN

Page 7: Rangkuman mankep

A. KETUA KOMITE KEPERAWATAN

1. Ketua Komite Keperawatan dipilih pada pemilihan langsung oleh anggota secara

periodik yang diselenggarakan setiap 3 tahun yang selanjutnya diajukan dan disetujui

oleh Direktur.

2. Ketua Komite Keperawatan adalah seorang Staf keperawatan tetap / Pegawai Negeri

Sipil ( PNS ).

3. Dalam hal terjadi kekosongan jabatan ketua sebelum masa jabatannya berakhir, masa

kekosongan tesebut di isi oleh sekretaris.

4. Tugas Ketua Komite Keperawatan adalah :

a. Menyelenggarakan komunikasi yang efektif dan mewakili pendapat

kebijakan, laporan, kebutuhan, dan kelurahan Staf keperawatan serta

bertanggung jawab kepada seluruh Staf keperawatan.

b. Menyelenggarkan dan bertanggung jawab atas semua risalah rapat yang

diselenggarakan ketua Komite Keperawatan.

c. Menghadiri pertemuan yang diadakan oleh direktur dan Sub Komite lainnya.

d. Menentukan agenda setiap rapat Komite Keperawatan.

B. SEKRETARIS KOMITE KEPERAWATAN

1. Sekretaris Komite Keperawatan ditetapkan oleh Ketua Komite Keperawatan.

SUB KOMITE KREDENSIAL

SUB KOMITE DISIPLIN PROFESI

SUB KOMITE MUTU PROFESI

Page 8: Rangkuman mankep

2. Sekretaris Komite Keperawatan adalah seorang Staf Keperawatan tetap/ Pegawai

Negeri Sipil ( PNS ).

3. Sekretaris Komite Keperawatan bertanggungjawab untuk mengkordinasikan tugas -

tugas kesekretariatan Komite Keperawatan.

4. Mewakili Komite Keperawatan dalam hal Ketua Komite Keperawatan berhalangan.

5. Pada sekretaris Komite Keperawatan diperbantukan petugas sekretariat dan segala

prasarana lain yang di sediakan oleh rumah sakit.

6. Tugas Skretaris Komite Keperawatan adalah :

a. Melakukan pemberitahuan kepada semua anggota yang berhak untuk menghadiri

rapat-rapat Komite Keperawatan.

b. Mempersiapkan dan mengedarkan risalah rapat yang lengkap kepada hadirin yang

berhak menghadiri rapat.

c. Melaksanakan tugas lain yang ditetapkan oleh Ketua Komite Keperawatan.

SUB KOMITE KEPERAWATAN

1. SUB KOMITE KREDENSIAL

Kredensial adalah proses verifikasi kompetensi seorang perawat yang selanjutnya

ditetepkan kewenangan klinis (clinical privilege) untuk melakukan tindakan

keperawatan sesuai dengan lingkup prakteknya. Rumah sakit wajib menetapkan

kewenangan klinis tenaga kesehatan yang memperoleh izin praktek dalam rangka

melaksanakan tata kelola klinis yang baik (good clinical governance). Kewenangan

klinins harus dirumuskan dalam peraturan internal keperawatan (Nursing staff by

law).

a. Tujuan

Melindungi keselamatan pasien dengan menjamin bahwa tenaga keperawatan

yang memberikan asuhan keperawatan benar kompeten dan etis.

b. Tugas dan wewenang

Tugas sub komite kredensial adalah :

1) Menyusun dan membuat daftar kewenangan klinis sesuai jenjang karir,

berdasarkan masukan dari kelompok staf keperawatan.

2) Melakukan assesmen dan pemeriksaan :

Kompetensi

Page 9: Rangkuman mankep

Status kesehatan

Perilaku

Etika profesi

3) Melaporkan hasil assesmen dan pemeriksaan serta memberikan rekomendasi

kewenangan klinik kepada komite keperawatan.

4) Melakukan proses kredensial masa berlaku surat penugasan klinik dan adanya

permintaan khusus dari komite keperawatan.

Sub komite kredensial mempunyai kewenangan menilai dan memutuskan

kewenangan klinis yang adekuat sesuai kompetensi yang dimiliki setiap perawat

sesuai jenjang karir.

c. Keanggotaan

Keanggotaan sub komite kredensial sekurang-kurangnya terdiri dari

ketua, sekertaris dan anggota serta dibantu oleh kelompok staf fungsional

keperawatan.

d. Mekanisme

1) Mempersiapkan kewenangan klinis mencakup kompetensi sesuai area praktik

(12 kompetensi kunci)

2) Menyusun kewenangan klinis dengan kriteria : pendidikan, lisensi, prestasi

penjagaan dan peningkatan mutu pelayanan keperawatan, status personal,

status kesehatan serta tidak pernah terlihat dalam tindak kriminal dan kekerasan

jika melakukan praktik mandiri, jelaskan pola praktik dan implementasinya.

3) Melakukan assesmen kewenangan klinik dengan berbagai metode yang

disepakati

4) Membuat keputusan untuk pemberian kewenangan klinik dengan memberikan

rekomendasi kepada komite keperawatan

5) Melakukan pembinaan dan pemulihan kewenangan klinik secara berkala

6) Melakukan kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang di tetapkan.

2. SUB KOMITE MUTU PROFESI

Page 10: Rangkuman mankep

Dalam rangka menjamin pasien memperoleh pelayanan asuhan keperawatan

berkualitas, maka perawat sebagai pemberi pelayanan harus bermutu, kompeten, etis

dan profesional. Perlu dilakukan upaya-upaya yang terencana dan terarah agar

kompetensi perawat dipertahankan dan dikembangkan. Perawat harus memberikan

pelayanan-asuhan keperawatan sesuai dengan standar praktik, standar pelayanan dan

standar prosedur operasional yang ditetapkan oleh rumah sakit. Mutu pelayanan

keperawatan harus selalu dipantau dievaluasi serta diperbaharui dan ditingkatkan agar

pasien dan keluarga memperoleh kepuasan

a. Tujuan

Memastikan kualitas asuhan keperawatan yang diberikan oleh tenaga

keperawatan, benar-benar sesuai standar melalui penggunaan sumber-sumber dan

evaluasi yang berkesinambungan.

b. Tugas dan Kewenangan

Tugas sub komite mutu profesi adalah :

1. Mempersiapkan bahan standar pelayanan keperawatan dan standar prosedur

operasional yang telah disusun oleh rumah sakit.

2. Menyususun data dasar profile perawat sesuai area praktik.

3. Pendataan kompetensi perawat sesuai jenjang karir pada setiap area praktik

keperawatan.

4. Mengidentifikasikan dan mengevaluasi data tenaga keperawatan.

5. Melakukan audit keperawatan.

6. Melakukan koordinasi dengan unit mutu RS, untuk telaah temuan kualitas

sehingga dapat dilakukan tindak lanjut perubahan mutu.

7. Mengadakan pertemuan-pertemuan ilmiah, pelatihan internal RS, untuk

berdasarkan hasil assesmen kompetensi dan kemajuan IPTEK.

8. Mengadakan kegiatan-kegiatan ilmiah, pelatihan di luar RS bagi perawat

sesuai area praktik pada setiap level jenjang karir.

9. Memfasilitasi proses pendampingan “couch” (preceptorship/ mentorship)

selama melaksanankan praktik keperawatan.

Page 11: Rangkuman mankep

10. Mengidentifikasi perubahan-perubahan kompetensi berdasarkan fakta melalui

kaji ulang.

Kewenangan sub komite mutu profesi adalah; assesmen, mempertahankan dan

mengembangkan mutu profesi setiap tenaga keperawatan.

c. Keanggotaan

Sub komite mutu profesi terdiri dari sekurang-kurangnya tiga orang, sebagai

ketua, sekertaris dan anggota. Dibantu oleh perawat-perawat yang di beri

wewenang untuk melakukan assesmen.

d. Kompetensi dan Kelompok Fungsional Keperawatan

Mekanisme Kerja

Untuk melaksanakan tugas sub komite mutu profesi, makan ditetapkan

mekanisme sebagai berikut :

1. Koordinasi dengan bidang keperawatan untuk memperoleh data dasar tentang

profil tenaga keperawatan di RS sesuai jenjang karirnya

2. Berdasarkan hasil assesmen kompetensi dan perkembangan IPTEK,

diidentifikasikan gap, kompetensi atau kompetensi baru sebagai materi

pertemuan ilmiah, dan pelatihan baik dilakukan di dalam maupun luar RS

3. Koordinasi dengan supervisor, instruktur klinik dan kelompok fungsional

keperawatan melakukan “couch”, bimbingan (presseptor/ mentorship) selama

melaksanankan praktik

4. Melakukan audit keperawatan dan pembahasan kasus bersama unit mutu

5. Mengidentifikasikan fenomena klinik, telaah kompetensi perawat sebagai

bahan mengadakan perubahan/ motivasi pelayanan keperawatan, standar

pelayanan dan kompetensi yang ada saat ini

6. Memberi masukan kepada kepala bidang keperawatan, bagaimana

pengembangan sumber daya manusia tentang prestasi atau kegagalan tenaga

keperawatan sebagai bahan penilaian kinerja perawat atau perubahan

kewenangan klinik.

3. SUB KOMITE DISIPLIN PROFESI

Page 12: Rangkuman mankep

Setiap perawat harus memiliki disiplin profesi yang tinggi dalam memberikan

asuha keperawatan dengan menerapkan standar pelayanan, prosedur operasional serta

menerapkan etika profesi dalam praktiknya. Profesialisme tenaga keperawatan dapat

ditingkatkan dengan melakukan pembinaan dan penegakan disiplin profesi serta

penguatan nilai-nilai etik dalam kehidupan profesi.

Penegakan disiplin profesi dan pembinaan etika profesi perlu dilakukan

secara terencana, terarah dan dengan semangat yang tinggi sehingga pelayanan

keperawatan yang diberikan benar-benar menjamin pasien akan aman dan mendapat

kepuasan.

a. Tujuan

Sub komite disiplin profesi bertujuan :

1. Melindungi pasien dari pelayanan yang diberikan oleh tenaga keperawatan

yang tidak layak.

2. Memelihara dan meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan.

b. Tugas dan Kewenangan

1. Melakukan penegakan disiplin profesi keperawatan.

2. Melakukan pembinaan etika keperawatan.

3. Membantu menyelesaikan masalah-masalah pelanggaran disiplin dan masalah-

masalah etik dalam pelayanan asuha keperawatan.

4. Memberikan nasehat pertimbangan dalam mengambil keputusan etis dalam

asuhan keperawatan.

c. Keanggotaan

Sub komite disiplin profesi keperawatan terdiri dari 3 (tiga) orang perawat

sebagai ketua, sekertaris dan anggota.

Dalam penegakan disiplin profesi dilakukan oleh panel yang dibentuk oleh

ketua sub komite disiplin profesi. Panel terdiri dari 3 (tiga) orang perawat atau

lebih dengan jumlah yang ganjil, komposisinya disesuaikan dengan jenis

penegakan disiplinnya.

Page 13: Rangkuman mankep

Mekanisme kerja :

1. Melakukan prosedur penegakan disiplin profesi dengan tahapan:

Identifikasi sumber lapran dari manajemen rumah sakti, perawat lain,

dokter atau tenaga kesehatan lain serta pasien dan keluarganya, juga dapat

berasal dari laporan hasil konferensi klinis dan kematian.

Pemeriksaan didahulukan oleh panel disiplin profesi melalui proses

pembuktian. Tim panel dapat menggunakan keterangan saksi ahli sesuai

kebutuhan. Seluruh pemeriksaan dilakukan tertutup dan rahasia.

2. Membuat keputusan

Keputusan panel dilakukan berdasarkan suara terbanyak. Bila perawat merasa

keberatan terhadap keputusan maka yang bersangkutan dapat mengajukan

bukti-bukti baru yang kemudian sub komite disiplin membetuk panel baru.

Akhirnya keputusan di laporkan kepada direksi rumah sakit melalui komite

keperawatan.

3. Memberikan tindakan disiplin profesi keperawatan berupa teguran, penugasan

peringatan tertulis, pembatasan sampai pencabutan wewenang klinis,

sementara atau selamanya, serta bekerja dibawah supervisi dari perawat yang

memiliki kewenangan.

4. Memberi keputusan tindakan disiplin untuk di laksanakan. Keputusan sub

komite disiplin profesi diserahkan kepada pemimpin rumah sakit dalam

bentuk rekomendasi komite keperawatan untuk selanjutnya disampaikan

kepada perawat oleh pemimpin RS untuk dilaksanakan.

5. Melakukan pembinaan profesionalisme keperawatan.

Pembinaan profesionalisme merupakan bagian penting dari tahapan sosialisasi

profesionalisme tenaga keperawatan untuk mencapai profesionalisme.

Pembinaan ini dilakukan secara terus menerus melekat dalam pelaksanaan

praktik keperawatan sehari-hari.

Menyusun program pembinaan, mencakup jadwal, materi/topic dan metode

serta evaluasi.

Page 14: Rangkuman mankep

Metode pembinaan dapat berupa diskusi, ceramah, lokakarya, symposium,

“bedside teaching”, refleksi diskusi kasus dan lain-lain disesuaikan dengan

lingkup pembinaan dan sumber yang tersedia.

Melakukan kerjasama dan koordinasi dengan bidang keperawatan, diklat dan kelompok

fungsional keperawatan untuk melakukan pembinaan.

Page 15: Rangkuman mankep

6. Sistem jenjang karir

A. JENJANG KARIR PERAWAT

1. Pengertian

Jenjang karier merupakan system untuk meningkatkan kinerja dan professionalism,

sesuai dengan bidang pekerjaan melalui peningkatan kompetensi (Depkes, 2008)

Dalam pengembangan system jenjang karir professional dapat dibedakan antara

pekerjaan (job) dan karir (career).

Pekerjaan diartikan sebagai suatu posisi atau jabatan yang diberikan , serta ada

keterikatan hubungan antara atasan dan bawahan dan mendapat imbalan uang.

Karir diartikan sebagai suatu jenjang yang dipilih individu untuk dapat memenuhi

kepuasan kerja perawat dan mengarah vpada keberhasilan pekerjaan sehingga pada

akhirnya akan memberikan kontribusi terhadap bidang profesi yang dipilihnya.

2. Prinsip Pengembangan

a. Kualifikasi

Kualifikasi dimulai dari perawat dengan Pendidikan DIII Keperawatan.

b. Penjenjangan

Penjenjangan mempunyai makna tingkatan kompetensi untuk melaksanakan

asuhan keperawatan.yang akuntabel dan etis sesuai dengan batasan kewenangan

praktik dan kompleksitas masalah klien.

c. Penerapan asuhan keperawatan.

Fungsi utama perawat klinik adalah memberikan asuhan keperawatanlangsung

sesuai standar praktik dank ode etik.

d. Kesempatan yang sama

Setiap perawat klinik yang bekerja di RSUD Tugurejo mempunyai kesempatan

yang sama untuk meningkatkan karir sampai jenjang karir profesionaltertinggi

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

e. Standar profesi.

Perawat yang bekerja di RSUD Tugurejo dalam memberikan asuhan

keperawatan mengacu pada standart praktek dank ode etik keperawatan.

3. Penjenjangan Karir Professional Perawat Klinik

a. Perawat Klinik I (novice)

Perawat lulusan D III keperawatan memiliki pengalaman kerja 2 tahun atau Ners

dengan pengalaman keja 0 tahundan memiliki sertifikat PK –I.

b. Perawat Klinik II (Advence Beginer)

Page 16: Rangkuman mankep

Perawat lulusan D III keperawatan memiliki pengalaman kerja 5 tahun atau Ners

dengan pengalaman keja 3 tahun dan memiliki sertifikat PK –II.

c. Perawat Klinik III (Competent)

Perawat lulusan D III keperawatan memiliki pengalaman kerja 9 tahun atau Ners

dengan pengalaman keja 6 tahun atau Ners Specialis dengan pengalaman kerja 0

tahun dan memiliki sertifikat PK –III.

Bagi lulusan D III yang tidak melanjutkan S1 tidak dapat melanjutkan ke

jenjang karier PK – IV.

d. Perawat Klinik IV

Perawat lulusan Ners dengan pengalaman keja 9 tahun atau Ners Specialis

dengan pengalaman kerja 2 tahun dan memiliki sertifikat PK –IV. UNTUK Ners

Konsultan dengan pengalaman kerja 0 tahun.

e. Perawat Klinik V (expert)

Perawat klinik V adalah ners specialis dengan pengalaman kerja 4 tahun atau

ners specialis konsultan dengan pengalaman kerja 1 tahun dan memiliki

sertivikat PK –V.

4. Penjenjangan Karir Professional Perawat Manajer

a. Perawat Manajer I

b. Perawat Manajer II

c. Perawat Manajer III

d. Perawat Manajer IV

e. Perawat Manajer V

B. SARAT – SARAT PENJENJANGAN KARIR PERAWAT

1. Memiliki kompetensi yang di persyaratkan

PK IV PM IV PP IV PR IVPK V

PM III PP III PR III

PM IIPK I

PK II

PM I

PP II

PP I

PR II

PR I

PK III

PR VPP VPM V

Page 17: Rangkuman mankep

2. Memiliki pengalaman kerja

3. Mengikuti pendidikan formal / serifikasi

4. Lulus uji kompetensi

5. Memiliki SIP, SIK dan SIPP

C. SERTIFIKASI

Program sertifikasi dilaksanakan oleh organisasi PPNI. Dalam masa transisi

sebelum terbentuk konsil keperawatan Indonesia, uji sertifikasi dilaksanakan oleh

Lembaga Sertifikasi Profesi (LPS) yang terdiri dari unsure PPNI dan stakeholders

terkait.

D. REMUNERASI

Agar jenjang karir dapat dilaksanakansecara optimal harus didukung oleh

system remunerasi. Setiap kenaikan dari satu jenjang karir ke jenjag karir lebih tinggi

perlu dikuti dengan pemberian remunerasi sesuai dengan kinerja pada setiap jenjang.

E. EVALUASI JENJANG KARIR PERAWAT PROFESSIONAL

Jenjang kari professional perawat harus dievaluasi secara konsisten dan

tersetruktur dan mencakup komponen meliputi :

1. Evaluasi Kompetensi Asuhan keperawatan

2. Evaluasi Penampilan Kerja

3. Evaluasi Pengetahuan Profesional

4. Evaluasi Komunikasi dan organisasi

5. Evaluasi Kompetensi Manajemen

6. Evaluasi Mnajemen Riset

F. MASA PERALIHAN

Pemberlakuan jenjang karir professional perawat dilakukan secara bertahap

berdasarkan kebutuhan dengan mempertahankan kelangsungan asuhan keperawatan

serta kebijakan dari manajemen.

Aadapun langkah – langkah dalam penjenjangan karir perawat adalah sebagai

berikut ;

1. Mapping ketenagaan

2. Maching kualifikasi dengan pedoman jenjang karir :

Page 18: Rangkuman mankep

a. Pendidikan

b. Pengalaman kerja keperawatan klinik

c. Sertifikasi

3. Challenge test sesuai dengan proses dengan jenjang karir

4. Jika tidak lulus dialihkan jenjang yang lebih rendah

Pendidikan formal bagi yang mau dan mampu sesuai dengan persiapan jenjang karir PK

yang lebih tinggi.

7. Sistem remunerasi

Remunerasi (komponen gaji hanya salah satu komponen di dalamnya).

a. Adalah rumusan tentang dasar aturan, kebijakan, dan prosedur yang mengatur

pengeluaran segala biaya baik rutin/insidentil yang dikeluarkan oleh pemberi kerja.

b. Adalah untuk pekerja yang telah bersedia bekerja pada pekerjaan yang ditugaskan

organisasi dan memberikan unjuk kerja berupa kinerja sesuai yang diharapkan

organisasi

c. Serta pembiayaan lainnya untuk tujuan memberi perlindungan kerja dan yang bersifat

penghargaan secara perorangan

Tujuan remunerasi: memberikan motivasi kepada tenaga kerja yang bertalenta, memberi

reward pada pekerja, dll

Jenisnya: pay for position, pay for performance, pay for people

8. Akreditasi Keperawatan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ke.3. tahun 2003, akreditasi adalah :

a. Pengakuan terhadap lembaga pendidikan yang diberikan oleh badan yang berwenang

setelah lembaga itu memenuhi syarat kebakuan atau kriteria tertentu.

b. Pengakuan oleh suatu jawatan tentang adanya wewenang seseorang untuk

melaksanakan atau menjalankan tugasnya.

Tujuan akreditasi adalah mendapatkan gambaran seberapa jauh RS di Indonesia

memenuhi berbagai standar yang telah ditentukan (mutu RS yang dapat

dipertanggungjawabkan).

Manfaat akreditasi:

a. Memberikan pengakuan dan penghargaan kepada RS yang telah mencapai tingkat

pelayanan kesehatan sesuai dengan standar yang ditentukan

Page 19: Rangkuman mankep

b. Memberikan jaminan kepada petugas RS bahwa semua fasilitas, tenaga, dan

lingkungan yang diperlukan tersedia sehingga dapat mendukung upaya penyembuhan

dan pengobatan pasien dengan sebaik-baiknya

c. Memberikan jaminan dan kepuasan kepada customer dan masyarakat.

9. Indikator kualitas mutu

1. Indikator Kualitas Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit

a. Angka infeksi nosokomial

b. Angka kejadian klien jatuh/kecelakaan

c. Tingkat kepuasan klien terhadap pelayanan kesehatan

d. Tingkat kepuasan klien terhadap pengelolaan nyeri dan kenyamanan

e. Tingkat kepuasan klien terhadap informasi/pendidikan kesehatan

f. Tingkat kepuasan klien terhadap asuhan keperawatan

g. Upaya mempertahankan integritas kulit

h. Tingkat kepuasan perawat

i. Kombinasi kerja perawat profesional & non profesional

j. Total jam perawatan per klien/hari

(Marquis & Huston dalam Nurachmah,E,2001)

2. Indikator Pelayanan Prima untuk Costumer :

a. Wellcome

1) Salam

2) Body language

3) Lingkungan fisik

b. Understand

1) Pelayanan yang cepat bagi klien UGD

2) Jawaban yang cepat dan tepat bagi kondisi klien

3) Pengobatan atau tindakan segera

4) Komunikasi efektif

c. Security

1) Rasa aman

2) Keamanan dalam fasilitas kamar mandi

3) Pelayanan kerohanian

d. Comfort

Page 20: Rangkuman mankep

1) Kebersihan kamar

2) Kebersihan kamar mandi

3) Kebersihan ruang tunggu

4) Tidak ada nyamuk

5) Ruangan tidak pengap dan panas (fentilasi cukup)