Top Banner
PENDAHULUAN Kejahatan semakin meraja lela saja pada akhir-akhir ini. Ini disebabkan pada kehidupan yang semakin sulit saja. Persaingan dalam mencari pekerjaan pun begitu ketat. Alhasil banyak pengangguran pun meluas bak jamur di musim penghujan. Aksi pencurian yang terjadi pun juga semakin tinggi. Mari kita atasi masalah tersebut dengan membuat “alarm pencuri”. Dari namanya saja terlihat bahwa alarm tersebut dikhususkan untuk mendeteksi pencuri. PRINSIP KERJA Prinsip kerja dari alarm ini menggunakan sebuah komponen yang peka terhadap cahaya. Jadi, jika si pencuri menutup jalur cahaya yang diterima oleh komponen tersebut, maka komponen tersebut akan mempengaruhi komponen yang lain sehingga rangkaian akan menghasilkan bunyi yang dapat menandakan terdapat pencuri sehingga pencuri dapat dideteksi dan segera dilakukan tindakan selanjutnya. Komponen peka cahaya yang saya pakai adalah LDR (Light Dependent Resistor). Komponen ini akan mempunyai hambatan besar jika cahaya yang diterimanya menjadi redup atau tidak terkena cahaya. Jadi, jika terdapat pencuri yang menghalangi cahaya yang diterima oleh LDR, maka LDR akan menjadi pemicu untuk menghidupkan alarm. Alarm yang saya pakai memakai jasa buzzer untuk menghasilkan suara. Rangkaian alarm pencuri sederhana ini dapat digunakan di tempat-tempat yang ingin terbebas dari pencuri, misalnya di rumah. Alarm diletakkan di tempat yang terkena cahaya dan di tempat strategis yang menjadi jalan pencuri dalam menjalankan aksinya untuk masuk ke dalam rumah. Sehingga jika pencuri lewat dapat menutup cahaya yang diterima rangkaian sehingga alarm akan berbunyi. Atau alarm bisa juga diletakkan di belakang pintu bagian dalam, jadi bila pintu terbuka maka cahaya yang diterima oleh rangkaian akan terhalang oleh daun pintu yang terbuka tersebut sehingga alarm akan berbunyi. Cara ini cukup sederhana dan sangat efektif dalam mendeteksi pencuri yang masuk ke dalam rumah. Kita tidak perlu pengamanan berlapis-lapis untuk melindungi rumah kita dengan biaya mahal, namun hanya dengan alarm pencuri yang sederhana dan murah serta dapat dibuat sendiri tersebut kita dapat mengatasi masalah tersebut. ALAT DAN BAHAN ALAT : - Bor PCB - Multimeter - Solder listrik - Penyedot timah/tenol BAHAN : - Papan PCB - Resistor : - * R1 : Potensi 250 kΩ - * R2 : 4 kΩ - * R3 : 1 kΩ - * R4 : 2,2 kΩ - * R5 : 1 kΩ - Potensiometer - Kapasitor 220 µF / 16 VDC - Transistor BC 178 - SCR FIR 3D
36

Rangkaian Alarm

Aug 06, 2015

Download

Documents

Niko Satria
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Rangkaian Alarm

PENDAHULUAN

Kejahatan semakin meraja lela saja pada akhir-akhir ini. Ini disebabkan pada kehidupan yang semakin sulit saja. Persaingan

dalam mencari pekerjaan pun begitu ketat. Alhasil banyak pengangguran pun meluas bak jamur di musim penghujan. Aksi

pencurian yang terjadi pun juga semakin tinggi. Mari kita atasi masalah tersebut dengan membuat “alarm pencuri”. Dari

namanya saja terlihat bahwa alarm tersebut dikhususkan untuk mendeteksi pencuri.

PRINSIP KERJA

Prinsip kerja dari alarm ini menggunakan sebuah komponen yang peka terhadap cahaya. Jadi, jika si pencuri menutup jalur

cahaya yang diterima oleh komponen tersebut, maka komponen tersebut akan mempengaruhi komponen yang lain sehingga

rangkaian akan menghasilkan bunyi yang dapat menandakan terdapat pencuri sehingga pencuri dapat dideteksi dan segera

dilakukan tindakan selanjutnya.

Komponen peka cahaya yang saya pakai adalah LDR (Light Dependent Resistor). Komponen ini akan mempunyai hambatan

besar jika cahaya yang diterimanya menjadi redup atau tidak terkena cahaya. Jadi, jika terdapat pencuri yang menghalangi

cahaya yang diterima oleh LDR, maka LDR akan menjadi pemicu untuk menghidupkan alarm. Alarm yang saya pakai memakai

jasa buzzer untuk menghasilkan suara.

Rangkaian alarm pencuri sederhana ini dapat digunakan di tempat-tempat yang ingin terbebas dari pencuri, misalnya di rumah.

Alarm diletakkan di tempat yang terkena cahaya dan di tempat strategis yang menjadi jalan pencuri dalam menjalankan

aksinya untuk masuk ke dalam rumah. Sehingga jika pencuri lewat dapat menutup cahaya yang diterima rangkaian sehingga

alarm akan berbunyi. Atau alarm bisa juga diletakkan di belakang pintu bagian dalam, jadi bila pintu terbuka maka cahaya yang

diterima oleh rangkaian akan terhalang oleh daun pintu yang terbuka tersebut sehingga alarm akan berbunyi.

Cara ini cukup sederhana dan sangat efektif dalam mendeteksi pencuri yang masuk ke dalam rumah. Kita tidak perlu

pengamanan berlapis-lapis untuk melindungi rumah kita dengan biaya mahal, namun hanya dengan alarm pencuri yang

sederhana dan murah serta dapat dibuat sendiri tersebut kita dapat mengatasi masalah tersebut.

ALAT DAN BAHAN

ALAT :

- Bor PCB

- Multimeter

- Solder listrik

- Penyedot timah/tenol

BAHAN :

- Papan PCB

- Resistor :

- * R1 : Potensi 250 kΩ

- * R2 : 4 kΩ

- * R3 : 1 kΩ

- * R4 : 2,2 kΩ

- * R5 : 1 kΩ

- Potensiometer

- Kapasitor 220 µF / 16 VDC

- Transistor BC 178

- SCR FIR 3D

- LDR ORP 12

- Buzzer 6 VDC

- Saklar

- Baterai 6 VDC

- Timah / Tenol

Page 2: Rangkaian Alarm

GAMBAR RANGKAIAN

CARA KERJA RANGKAIAN

Langkah pertama jika akan menggunakan alarm pencuri adalah dengan mengaktifkan saklar. Dengan aktifnya saklar dapat

membuat rangkaian menjadi rangkaian tertutup. R1 dan LDR disini berfungsi sebagai pembagi tegangan agar terjadi arus yang

lewat pada transistor pada rangkaian alarm pencuri.

Cara kerja dari rangkaian tersebut adalah pada saat LDR dalam keadaan normal, yaitu saat terkena cahaya, transistor tidak

akan aktif. Ketidakaktifan dari saklar disini disebabkan karena syarat untuk menghidupkan transistor adalah beda tegangan

antara emittor dan basis adalah 0,6 – 0,7 Volt. Pada keadaan terang tersebut, nilai dari hambatan LDR kecil sehingga

tegangannya pun juga kecil. Nilai beda tegangan dari emittor dan basis tersebut di bawah 0,6 Volt.

Karena saklar tidak aktif maka arus dari emitor ke collector dari transistor tidak akan terjadi. Karena tidak ada arus tersebut

maka gate dari SCR (Silicon Controlled Rectifier) pun tidak akan ada arus yang melewatinya karena prinsip dari SCR adalah

aktif jika ada tegangan pada gatenya. Oleh karena hal tersebut maka SCR tidak akan on dan arus dari anoda ke katoda SCR

pun juga tidak akan terjadi. Karena tidak ada arus yang mengalir tersebut membuat buzzer tidak berbunyi sehingga alarm juga

tidak akan berbunyi.

Namun, jika LDR tidak menerima cahaya atau cahaya yang diterima meredup, maka nilai resistansinya akan menjadi besar

sehingga tegangannya pun juga akan membesar. Beda teganganan ini mencapai angka 0,6 volt dan dapat menghidupkan

transistor. Sehingga bila transistor aktif maka arus dari emitor ke collector pun akan terjadi. Resistor R4 pun akan terjadi

tegangan. Teganan pada resistor R4 ini akan menjadi trigger untuk mengaktifkan SCR. Untuk mengaktifkan SCR dibutuhkan

tegangan sekitar 0,7 Volt pada gatenya. Setelah SCR aktif dan dapat dilewati oleh arus, maka akan membunyikan buzzer

sehingga bunyi dapat dihasilkan. Alarm tersebut dapat bekerja.

Untuk mematikan alarm digunakanlah saklar yang terdapat pada rangkaian. Hal ini dikarenakan karena SCR jika sudah ON

akan terus mempertahankan keadaannya. Sehingga jika SCR sudah ON maka akan ON terus, kecuali pada satu hal, yaitu

tegangan anoda menuju katoda dibuat menjadi nol kembali. Maka dari itu peran dari saklar untuk mematikan alarm sangat

penting agar alarm tidak berbunyi terus menerus.

Page 3: Rangkaian Alarm
Page 4: Rangkaian Alarm

Alarm Maling Menggunakan Rangkaian Bel dan Pemanfaatan Laser dengan LDR

1 Membuat Rangkaian Alarm Maling Sederhana dengan Menggunakan Rangkaian Bel yang Dimodifikasi dan Pemanfaatan Laser dengan LDR (Light Dependent Resistor) pada Pintu Bangunan Fitriandi Dudi Aprillianto NIM : 102.0911.016 Mahasiswa Universitas Bangka Belitung Abstrak Jurnal ini membahas mengenai alarm yang digunakan pada pintu bangunan, dengan tujuan dapat mencegah terjadinya pencurian. Jurnal ini juga berisikan cara membuat alarm dalam waktu singkat yaitu dengan memodifikasi saklar pada bel rumah yang siap pakai. Kata Kunci : Teknologi, Elektronika, Alarm,Laser, LDR (Light Dependent Resistor), Bel, Pencegah Pencurian, Rangkaian, Pengamanan. I. Pendahuluan Latar Belakang Kita sering mendengar kasus pencurian dari media massa. Dari pengakuan pencuri yang berhasil ditangkap, alasan yang sangat sering kita dengar adalah karena si pencuri terdesak oleh kebutuhan hidup. Hal yang menyangkut dengan kebutuhan hidup atau rasa ingin memiliki yang begitu besar akan membawa seseorang untuk melakukan apa saja demi tercapainya kebutuhan hidupnya. Jika dibawa kearah positif, akan berdampak baik bagi dia dan orang disekitarnya, tapi jika dibawa kearah negatif, inilah yang dapat menyebabkan seseorang mencuri.

Page 5: Rangkaian Alarm

Seperti yang dikatakan oleh Bang Napi dalam acara salah satu stasiun televisi swasta di Indonesia “ Kejahatan Bukan Terjadi Karena Ada Niat

Page 6: Rangkaian Alarm
Page 7: Rangkaian Alarm

Alarm Maling Menggunakan Rangkaian Bel dan Pemanfaatan Laser dengan LDR

2 Pelakunya, Tapi Juga Karena Ada Kesempatan. Waspadalah! Waspadalah! ” “Waspadalah!” kata ini dan kalimat tersebut perlu kita terapkan kedalam kehidupan kita. Banyak yang bisa kita lakukan sebagai penerapan dari kalimat diatas, salah satunya dengan memasang alarm maling. Pintu masuk ruangan memiliki dua macam, yaitu pintu yang memilki daun pintu dan ada yang tidak memiliki daun pintu. Pastinya pintu yang memiliki daun pintu membutuhkan sistem alarm yang berbeda dengan dengan pintu yang tidak berdaun pintu. Jadi kita akan membahas dua macam alarm yang dapat dengan mudah kita terapkan. Pada kesempatan ini akan dibahas sistem yang memanfaatkan laser dengan LDR dan sedikit modifikasi ada rangkaian bel sebagai sensor yang mendeteksi tamu tak diundang atau pencuri. II. Rumusan Masalah Dari latar belakang diatas dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apa itu alarm, laser dan LDR? 2. Kenapa Alarm yang menggunakan laser mudah diterapkan? Dan Apakah kita dapat membuat alarm dengan memodifikasi bel rumah kita? Dan bagaimana caranya? III. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang dilakukan adalah 1. Untuk menuntaskan tugas mata kuliah Bahasa Indonesia. 2.

Page 8: Rangkaian Alarm

Untuk lebih berkompeten di bidang elektronika. 3. Mengurangi potensi terjadinya pencurian di dalam bangunan. 4. Pembaca dapat dengan mudah membuat dan menerapkan alarm maling di rumahnya. 5. Pembaca dapat mengembangkan alarm maling sendiri. IV. Kerangka Teoritis Dari sifat-sifat LDR (Light Dependent Resistor), dapat disusun beberapa rangkaian yang kemudian dapat digunakan untuk berbagai macam

Page 9: Rangkaian Alarm
Page 10: Rangkaian Alarm

Alarm Maling Menggunakan Rangkaian Bel dan Pemanfaatan Laser dengan LDR

3 manfaat. Salah satunya adalah alarm anti pencuri kebakaran. Alarm ini bekerja dengan mengintegrasikan dua jenis rangkaian LDR yaitu dark operated switch dan light operated switch. Dark operated switch pada rangkaian alarm anti pencuri digunakan sebagai pendeteksi pencuri. Ketika pencuri menghalangi penerimaan cahaya oleh LDR pada rangkaian ini, Dark operated switch akan menyala dan mengaktifkan light operated switch yang kondisi awalnya berada dalam keadaan gelap (misal, di dalam kotak gelap). Alarm yang terintegrasi pada rangkaian ini akan berbunyi sebagai peringatan atau pertanda bahwa ada pencuri. Untuk rangkaian anti kebakaran, light operated switch bisa digunakan sebagai pendeteksi kondisi(Tentunya dengan mengatur kesensitifan penerimaan cahaya LDR terlebih dahulu). Rangkaian dark operated switch serta rangkain light operated switch pada umumnya menggunakan transistor sebagai saklarnya. Alarm ini bekerja dengan memanfaatkan LDR Sebagai saklar atau sensor cahaya. Ketika rangkaian mendapati perubahan cahaya maka alarm akan bekerja. Pada rangkaian ini, ditambah dengan relay, untuk mengatur LDR. V. Pembahasan 1. Alarm, Laser dan LDR Alarm merupakan tanda atau pengingat akan suatu hal. Sedangkan laser adalah singkatan dari “Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation”yang merupakan teknologi yang berdasarkan ide pemikiran Dr. Albert Einstein yang terus berkembang sejak ditemukan pada tahun

Page 11: Rangkaian Alarm

1958. Saat ini, penggunaan laser mencakup berbagai bidang, seperti kesehatan, hiburan, teknologi informasi dan komunikasi, robotika, militer, hingga sitem teknologi pengamanan. Sedangkan LDR (Light Dependent Resistor) merupakan jenis resistor yang berubah hambatannya karena pengaruh cahaya.

Page 12: Rangkaian Alarm
Page 13: Rangkaian Alarm

Alarm Maling Menggunakan Rangkaian Bel dan Pemanfaatan Laser dengan LDR

4 2. Sistem Alarm yang Memanfaatkan Laser. Sistem alarm yang memanfaatkan laser sangat mudah diterapkan karena sederhana. Berikut beberapa contoh penerapan laser terhadap sistem alarm pengaman. 2.1.Pemanfaatan Laser dengan Kamera Sistem ini bekerja dengan memproyeksikan pada suatu target dapat ditangkap oleh kamera. Penempatan posisi sumber sinar diletakkan pararel dengan sumbu kamera. Berkas sinar laser yang ditangkap oleh webcam akan diolah oleh algoritma program berdasarkan pixel yang paling terang, dengan asumsi proyeksi berkas laser pada target menghasilkan area yang paling terang sehingga posisi berkas pada gambar yang diambil oleh webcam tersebut dapat kita ketahui. Sistem ini menggunakan sistem operasi java yang dijalankan pada PC (Personal Computer) sebagai servernya. Sistem ini memiliki kekurangan dalam penggunaannya, diantaranya adalah jika ingin menjalankan atau menghidupkan sistem ini, maka server harus hidup. Dalam pemasangan juga lumayan sulit dikarenakan operator harus membuat program melalui bahasa pemprograman java. Tentunya ada scrip yang dapat di unduh, tapi jika terdapat kesalahan yang kecil pada scrip seperti kekurangan tanda titik koma ( ;) saja sangat fatal akibatnya. 2.2.Pemanfaatan Laser dengan LDR Rangkaian ini menggunakan teori fungsi dark operated switch. Rangkaian alarm ini sangat cocok dipakai untuk mengusir tamu tak diundang atau pencuri. Rangkaian ini juga dapat diterapkan di pintu berdaun pintu maupun pintu yang tidak berdaun pintu. Sebagai komponen utama adalah sebuah sensor yaitu berupa komponen LDR (Light Different Resistance) yang dipasang bersebrangan dengan

Page 14: Rangkaian Alarm
Page 15: Rangkaian Alarm

Alarm Maling Menggunakan Rangkaian Bel dan Pemanfaatan Laser dengan LDR

5 laser pointer yang berfungsi sebagai pemberi cahaya pada LDR yang terpasang pada pintu. Rangkaian alarm ini akan berbunyi apabila ada cahaya yang menyinari LDR terpotong/terhalang oleh orang atau sebuah gerakan yang lewat sensor tersebut. Telah kita ketahui bahwa komponen-komponen elektronika yang dibutuhkan untuk merangkai alarm diatas mempunyai cara kerja sendiri-sendiri yaitu: 1) Resistor berfungsi sebagai tahanan listrik yang mempunyai besar tahanan sesuai dengan warna-warna yang ditunjukkan pada transistor. 2) Kapasitor berfungsi untuk menyimpan muatan listrik. Kapasitor yang digunakan dalam rangkaian alarm ini adalah kapasitor elektrolisis jenis elektrolisis aluminium. Kapasitor jenis ini memiliki terminal positif dan terminal negatif. Kedua terminal ini harus disambungkan dengan polaritas yang benar. 3) Transistor berfungsi untuk mengalirkan arus melalui terminal emitor dengan polaritas paling negatif, terminal kolektor beberapa volt lebih positif dibandingkan terminal emitor lainnya dan terminal basis lebih positif 0,7 V daripada terminal emitor lainnya. 4) SCR fungsinya hampir sama dengan Transistor yaitu untuk mengalirkan arus melalui terminal emitor dengan polaritas paling negatif, terminal kolektor beberapa volt lebih positif dibandingkan terminal emitor lainnya dan terminal basis lebih positif 0,7 V daripada terminal emitor lainnya. 5) LDR (Light Dependent Resistor) yang terdiri dari sebuah piringan bahan semikonduktor dengan dua buah elektroda pada

Page 16: Rangkaian Alarm

permukaannya. Di bawah cahaya yang cukup terang, banyak

Page 17: Rangkaian Alarm
Page 18: Rangkaian Alarm

Alarm Maling Menggunakan Rangkaian Bel dan Pemanfaatan Laser dengan LDR

6 elektron yang melepaskan diri dari atom-atom bahan semikonduktor sehingga nilai tahanan listrik bahan rendah. Dan sebaliknya apabila dalam gelap atau dibawah cahaya yang redup, bahan piringan hanya mengandung elektron bebas dalam jumlah yang relatif sangat kecil sehingga nilai tahanan bahan sangat tinggi sehingga alarm dapat bekerja. 6) Buzzer (speaker) berfungsi sebagai penghasil suara alarm. 7) Saklar SPDT (Single-Pole, Double-Throw) berfungsi untuk menyambung dan memutuskan arus listrik yang mengalir pada alarm. 8) Laser Pointer sebagai pemberi cahaya pada LDR yang berada pada rangkaian. 9) Baterai berfungsi sebagai sumber daya pada alarm. Apabila saklar pertama dihidupkan, maka alarm yang bekerja adalah alarm yang pertama yaitu yang diletakkan pada pintu. Sehingga apabila ada seorang maling yang masuk kedalam rumah melalui pintu, maka cahaya yang menyinari sensor (LDR) akan terpotong dan alarm akan berbunyi. Jika saklar kedua dihidupkan, maka alarm yang bekerja adalah alarm yang kedua yang diletakkan pada ruangan atau bagian dalam rumah. Dimana cara kerja rangakaian alarm yang kedua, apabila ada orang yang bergerak didalam ruangan tersebut, maka akan mengakibatkan cahaya yang menyinari sensor (LDR) akan terhalang

Page 19: Rangkaian Alarm

dan alarm akan berbunyi. Sedangkan apabila kedua saklar dihidupkan, maka alarm yang bekerja adalah kedua-duanya, sehingga apabila ada seorang pencuri yang masuk melalui pintu maupun terdapat gerakan didalam ruangan

Page 20: Rangkaian Alarm
Page 21: Rangkaian Alarm

Alarm Maling Menggunakan Rangkaian Bel dan Pemanfaatan Laser dengan LDR

7 rumah maka alarm akan berbunyi, dan sebaliknya apabila kedua saklar alarm dimatikan maka tidak ada alarm yang bekerja. Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa rangkaian alarm anti maling tersebut dapat berbunyi ketika sensor (LDR) dalam keadaan gelap atau tidak mendapat cahaya lampu, karena jika sensor (LDR) dalam keadaan gelap mempunyai tahanan yang lebih tinggi daripada sensor (LDR) dalam keadaan yang tersinari cahaya, sehingga alarm dapat bekerja atau berbunyi. Agar lebih efektif LDR ditempatkan di dalam pipa agar LDR hanya dapat menerima cahaya dari satu suber, yaitu cahaya dari laser. Dengan begitu LDR tidak terpengaruh oleh cahaya disekelilingnya, sehingga ketika cahaya dari laser yang terfokus ke LDR terhalangi, LDR akan lebih sensitif. Penelitian ini berdasarkan percobaan yang menggunakan alat-alat, bahan-bahan dan skema rangkaian (lihat gambar 2.1.1) di bawah ini. No. Nama Alat/Bahan Spesifikasi Satuan Jumlah 1. Komponen : a. Resistor b. Kapasitor c. Transistor d. SCR e. LDR f. BUZZER

Page 22: Rangkaian Alarm

g. SAKLAR h. Dudukan Baterai 1

= 2,2 KΩ 2

= 4,7 KΩ 3

= 1 KΩ 4

= 2,2 KΩ 5

= 1 KΩ 150µF / 12 VDC BC178 Type SS 3328 atau FIR 3D Type ORP 12 6VDC SPDT 6VDC Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah 1 1

Page 23: Rangkaian Alarm

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Page 24: Rangkaian Alarm
Page 25: Rangkaian Alarm

Alarm Maling Menggunakan Rangkaian Bel dan Pemanfaatan Laser dengan LDR

8 i. Laser Pointer (Panjang Gelombang) 630-680 nm; (Jarak Optimal)10 meter Buah 1 2. Solder Timah - Buah 1 3. Timah Patri - mm 4. PCB Berlubang Keping 1 5. Kabel Serabut/Solid Meter 1 6. Double Tape - 7. Pipa 1 Inch Meter 1

Page 26: Rangkaian Alarm

Gambar 2.1.1. Rangkaian Alarm Anti Maling 2.3.Pemanfaatan Rangkaian Bel No. Nama Alat/Bahan Spesifikasi Satuan Jumlah 1. Komponen : a. Resistor b. Kapasitor 1

= 27 KΩ 2

= 68 KΩ 1

100µF / 12 VDC 2

0,02µF / 12 VDC 3

50µF / 12 VDC Buah Buah Buah Buah Buah 1 1 1 1 1

Page 27: Rangkaian Alarm
Page 28: Rangkaian Alarm

Alarm Maling Menggunakan Rangkaian Bel dan Pemanfaatan Laser dengan LDR

9 c. Transistro d. Speaker e. Saklar f. Dudukan Baterai 1&2

2N 554 2 inchi SPDT 9V Buah Buah Buah Buah 2 1 1 1 2. Timah Patri Mm 3. PCB Berlubang Keping 1 4. Solder Timah 5. Penyedot Timah buah 1

Page 29: Rangkaian Alarm

Gambar 2.2.1 Rangkaian Bel Pada Sistem ini kita juga bisa memanfaatkan bel rumah yang sudah siap pakai, hal ini dapat digunakan dengan cara memodifikasi saklar yang ada pada rangkaian bel rumah. Yaitu dengan cara mengganti saklarnya dengan saklar yang sesuai dengan pintu. Saklar SPDT merupakan saklar yang tepat untuk hampir semua jenis daun pintu. 2.3.1. Penginstalan (Pemasangan) Penginstalan sistem ini hanya bisa dipasang ke pintu yang memiliki daun pintu, karena pemasangannya dengan cara

Page 30: Rangkaian Alarm
Page 31: Rangkaian Alarm

Alarm Maling Menggunakan Rangkaian Bel dan Pemanfaatan Laser dengan LDR

10 menyelipkan saklar di antara pintu dengan daun pintu. Sehingga jika pintu terbuka saklar menjadi on karena rangkaian tertutup, jadi ketika pintu tertutup rangkaian menjadi terbuka yang berarti saklar dalam posisi off VI. Kesimpulan dan Saran Dalam proses pemasangan sistem saklar harus hati-hati dan serapi mungkin, karena saklar yang digunakan berukuran kecil, sehingga mudah rusak. Dari kedua sistem lebih baik menggunakan sistem pemanfaatan laser dengan LDR, karena dapat digunakan di hapir semua jenis pintu. Sebaiknya pemakaian sistem ini akan lebih efektif jika kita mengurung hewan peliharaan yang tinggal di dalam rumah, seperti kucing, anjing, dan hewan peliharaan lainnya. Sehinnga tidak terjadi kesalahan deteksi. VII. Daftar Pustaka Gunawan, Ferry. 2005. Seri Penuntun Praktis Membuat Sistem Pendeteksian Ruangan dengan Sinar Laser. Jakarta: Elex Media Komputindo. Rusmadi, Dedy. 2005. Hobby Elektronika Aneka Rangkaian Populer. Bandung: Pionir Jaya Bandung. Prihono, dkk. 2009. Jago Elektronika Secara Otodidak. Surabaya: Kawan Pustaka. Lalz. 2008. Alarm Berbasis Photo-Transistor Indoskripsi. Alarm Berbasis Photo-Transistor. (Online). (http://one.indoskripsi.com/tugas-kuliah-makalah/alarm-berbasis-photo-transistor diakses 04 Januari 2010). Bengkel Elektronik. 2008. 2008 April 01 « Bengkel Elektronik. Bel untuk Sepeda Mini.

Page 32: Rangkaian Alarm

(Online). (http://elektromania.wordpress.com/2008/04/01/ diakses 04 Januari 2010). Biiz. 2009. Laser, Banyak Gunanya Ada Bahayanya. Laser, Banyak Gunanya Ada Bahayanya. (Online). (http://www.clubandstore.com/article.php?article_id=265 diakses 04 Januari 2010).