RANCANG BANGUN DAN PENGUJIAN ROTARY DRYER IDF ( INDUCED DRAFT FAN ) VARIASI MASS FLOW RATE DAN WAKTU PENGERINGAN Disusun Sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Strata I pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Oleh: FAISAL ARDI NUGROHO D 200 140 254 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018
26
Embed
RANCANG BANGUN DAN PENGUJIAN ROTARY DRYER IDF …eprints.ums.ac.id/64529/11/NASKAH PUBLIKASI-16.pdf · pengering yang berbentuk sebuah drum yang berputar secara kontinyu yang dipanaskan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
RANCANG BANGUN DAN PENGUJIAN ROTARY DRYER IDF ( INDUCED DRAFT
FAN ) VARIASI MASS FLOW RATE DAN WAKTU PENGERINGAN
Disusun Sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Strata I pada
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Oleh:
FAISAL ARDI NUGROHO
D 200 140 254
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
i
ii
iii
1
RANCANG BANGUN DAN PENGUJIAN ROTARY DRYER IDF ( INDUCED DRAFT
FAN ) VARIASI MASS FLOW RATE DAN WAKTU PENGERINGAN.
Abstrak
Pengeringan singkong dilakukan secara manual (konvensional) yaitu dengan memanfaatkan
energi cahaya matahari atau dalam pengeringan sehingga memakan waktu lama, dan sangat
tergantung dengan kondisi cuaca sekitar, sedangkan hasil dari hal ini menyebabkan kadar air dari
produk tidak seragam. , dan kapasitas ubi kayu yang dihasilkan terbatas karena membutuhkan
area yang luas dalam proses pengeringan serta biaya operasional tidak sedikit. Dari masalah yang
dihadapi perlu ada pengering mekanik yang dapat membantu proses pengeringan lebih cepat.
Peralatan pengeringan yang ingin saya buat adalah pengering jenis pengering Rotary
sederhana.Desain perangkat menggunakan variasi laju aliran massa dan waktu proses
pengeringan pada silinder sirip dengan waktu 25 dan 30 menit. Data yang dihasilkan setelah
penelitian dilakukan pada waktu sirip silinder dari 25 menit hasil pengujian didapatkan
perubahan suhu yaitu 736,02⁰C, 700,24⁰C, 662,58⁰C, 640,02⁰C. Panas yang dihasilkan adalah
2033,37W, 2003,90W, 1934,33W dan 1871,52W. hasil pengurangan massa ubi kayu 0,30 Kg,
0,28 Kg, 0,24 Kg dan 0,22 Kg. Efisiensi yang didapat yaitu 34,89%, 34,52%, 33,46% dan
32,47%. Sedangkan pada silinder sirip 30 menit waktu pengujian diperoleh hasil perubahan suhu
yaitu 586,37⁰C, 626,97⁰C, 766,50⁰C, 517,30⁰C. Panas yang dihasilkan adalah 2342,38W,
2228,24W, 2112,05W dan 2038,38W. hasil pengurangan massa ubi kayu 0,37 Kg, 0,36 Kg, 0,23
Kg dan 0,19 Kg. Efisiensi yang diperoleh adalah 39,62%, 37,92%, 36,12% dan 35,08%.Hasil
penelitian menunjukkan bahwa silinder menggunakan waktu fin 30 menit lebih baik digunakan
dalam pengujian proses pengeringan karena data yang dihasilkan lebih besar dari silinder sirip 25
menit waktu uji. Semakin lama proses pengeringan menyebabkan penurunan massa singkong
yang lebih besar dan panas yang dihasilkan juga akan meningkat dan efisiensi cenderung
meningkat karena tidak kehilangan panas secara signifikan.
Kata kunci: Ubi Kayu, Rotary Dryer, IDF, Mass Flow Rate
Abstract
Cassava drying is done manually (conventionally) that is by utilizing solar light energy
or in drying so take a long time, and very dependent with the condition of the weather around,
while the result of this matter cause the water content of product is not uniform, and the resulting
dry cassava capacity is limited because it requires a large area in the drying process as well as
the cost for operational is not small. From the problems encountered there needs to be a
mechanical dryer which can help the drying process faster. The drying equipment I want to make
is a simple Rotary dryer type dryer. Device design using variation of mass flow rate and drying
process time on fin cylinder with time 25 and 30 minutes. Data produced after the research done
on the fin cylinder time of 25 minutes test results obtained temperature changes that is 736,02⁰C,
700,24⁰C, 662,58⁰C, 640,02⁰C. The heat produced is 2033,37W, 2003,90W, 1934,33W and
1871,52W. the results of cassava mass reduction of 0,30 Kg, 0,28 Kg, 0,24 Kg and 0,22 Kg.
Efficiency gained that is 34,89%, 34,52%, 33,46% and 32,47%. While on the fin cylinder 30
minutes testing time obtained results temperature changes that is 586,37⁰C, 626,97⁰C, 766,50⁰C,
517,30⁰C. The heat produced is 2342,38W, 2228,24W, 2112,05W and 2038,38W. the results of
2
cassava mass reduction of 0,37 Kg, 0,36 Kg, 0,23 Kg and 0,19 Kg. Efficiency obtained is 39,62%,
37,92%, 36,12% and 35,08%. The results showed that cylinders used fin time of 30 minutes better
test used in drying process because the resulted data is bigger than fin cylinder 25 minutes test
time. The longer the drying process leads to a larger reduction in cassava mass and the resulting
heat will also increase and efficiency tends to rise as it does not lose heat significantly.
Keywords: Cassava, Rotary Dryer, IDF, Mass Flow Rate
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengeringan adalah proses pemindahan atau pengeluaran kandungan air bahan hingga
mencapai kandungan air tertentu. Pengeringan makanan memiliki dua tujuan utama yaitu
sebagai sarana memperpanjang umur simpan dengan cara mengurangi kadar air makanan
untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme pembusuk dan meminimalkan biaya
distribusi bahan makanan karena berat dan ukuran makanan menjadi lebih rendah
(Napitupulu dkk, 2012). Singkong adalah salah satu ubi kayu yang merupakan komoditas
pertanian yang tidak tahan lama karena sifatnya yang sangat peka terhadap investasi
jamur dan mikroba lain sehingga masa simpan dalam buah segar sangat pendek.
Pengeringan singkong yang dilakukan masyarakat saat ini masih secara manual
(konvensional) yaitu dengan memanfaatkan energi cahaya matahari atau di jemur sehingga
memakan waktu yang cukup lama, dan sangat bergantung dengan keadaan cuaca yang ada
di sekitar,sedangkan akibat dari hal tersebeut mengakibatkan kadar air produk yang
dihasilkan tidak seragam, dan kapasitas singkong kering yang dihasilkan terbatas karena
membutuhkan tempat yang luas dalam proses pengeringan tersebut serta biaya untuk
operasional yang tidak sedikit. Dari permasalahan yang dihadapi perlu adanya suatu alat
pengering mekanik yang dapat membantu proses pengeringan lebih cepat. Peralatan
pengeringan yang ingin saya buat ini adalah pengering tipe Rotary dryer yang sederhana.
Prinsip kerja dari alat pngering tipe Rotary dryer secara umum merupakan alat
pengering yang berbentuk sebuah drum yang berputar secara kontinyu yang dipanaskan
dengan tungku atau gasifier. Pengeringan pada rotary dryer dilakukan pemutaran berkali-
kali sehingga tidak hanya permukaan atas yang mengalami proses pengeringan, namun juga
pada seluruh bagian yaitu atas dan bawah secara bergantian, sehingga pengeringan yang
dilakukan oleh alat ini lebih merata dan lebih banyak mengalami penyusutan serta
mempercepat waktu pengeringan (Jumari, A dan Purwanto A., 2005).
3
Penelitian ini akan menggunakan rotary jenis fin menggunakan vacum untuk
menghisap uap air dari singkong. Penelitian ini akan mengunakan perbedaan laju aliran
massa dan waktu pada proses pengeringan, sehingga kita bisa mengetahui laju aliran massa
& waktu yang lebih baik dalam mempengaruhi pengupan air dalam produk yang
dikeringkan. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan prototipe alat mekanik pengering
singkong tipe rotary dryer fin yang sumber panasnya berasal dari kompor gas. Selain itu,
alat ini diharapkan dapat membantu masyarakat atau industri rumahan apabila dalam proses
pengeringan singkong tergangu dengan hujan serta udara yang digunakan dalam
pengeringan tidak kotor. Dengan alat ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas produk.
1.2 Tujuan Penelitian
a. Mengetahui pengaruh mass flow rate (ṁ) terhadap perubahan temperatur ( hT ) waktu
( t ) pengujian 25 dan 30 menit.
b. Mengetahui pengaruh mass flow rate (ṁ) terhadap kalor (qconv) yang diterima oleh
singkong waktu ( t ) pengujian 25 dan 30 menit.
c. Mengetahui pengaruh mass flow rate (ṁ) terhadap perubahan massa singkong ( sm )
waktu ( t ) pengujian 25 dan 30 menit.
d. Mengetahui pengaruh mass flow rate (ṁ) terhadap efisiensi ( ) mesin rotary dryer
waktu ( t ) pengujian 25 dan 30 menit.
1.3 Batasan Masalah
a. Proses pengeringan hanya menggunakan alat bertipe rotary fin (Rotary dryer ).
b. Variasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah variasi mass flow rate fluida dingin
0.00456 Kg/s, 0.00532 Kg/s, 0.00607 Kg/s, dan 0.00638 Kg/s untuk rortary dryer
pengujian 25 menit dan 0.00493 Kg/s, 0.00536 Kg/s, 0.00528 Kg/s, dan 0.00762 Kg/s
untuk rortary dryer pengujian 30 menit
c. Sumber panas untuk mesin ini menggunakan kompor gas tidak menggunakan sumber
panas lainnya.
d. Suhu yang awal yang digunakan dalam penelitian untuk Thi sebesar > 600 °C dan Tho
sebesar > 110 °C.
4
e. Mesin Rotary Dryer akan digerakkan dengan motor penggerak dengan kecepatan
konstan.
1.4 Tinjauan Pustaka
Farel (2012), melakukan penelitian dan pengujian tentang alat pengering kakao
dengan tipe cabinet dryer untuk kapasitas 7,5 kg per-siklus. dengan ukuran kabin
simulasi Panjang 60 cm, Lebar 40 cm, Tinggi 150 cm dengan bahan Pelat baja karbon
St 37. Variasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah suhu antara 60°C, 70°C dan
80°C, dengan selang waktu 8-10 jam, alat pengering ini mampu mengeringkan bahan
bahar dari kadar air sekitar 51% - 60% menjadi 6,450 % sampai 7,315 %.
Dyah (2013), melakukan penelitian tentang Analisis Pengeringan Sawut Ubi Jalar
(Ipomoea batatas L.) Menggunakan Pengering Efek Rumah Kaca (ERK), dengan
ukuran Bangunan pengering berukuran 2.15 m x 1.75 m x 1.9 m Perlakuan pemutaran
rak sebesar 450 setiap 60 menit (percobaan 3) menghasilkan tingkat keseragaman yang
lebih baik dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Untuk menurunkan kadar air sawut
ubi jalar dibutuhkan waktu 13.5 jam, atau laju pengeringan rata-rata 22.4 %bk/jam.
Konsumsi energi untuk menguapkan 1 kg air dari produk adalah 35.15 MJ/kg dengan
efisiensi pengeringan sebesar 7.47%. sehingga alat pengering ini mampu
mengeringkan dari kadar air 72,8 % bb menjadi 9.5 % bb.
Ahmad dkk (2015), melakukan penelitian tentang Uji Kinerja Rotary Dryer
Berdasarkan Efisiensi Termal Pengeringan Serbuk Kayu Untuk Pembuatan Biopelet,
Pada peneltian ini, telah dibuat prototipe alat pengering biomassa tipe rotary dryer.
Dalam pengujian kali ini, ahmad dkk menggunakan bahan bahan baku serbuk kayu
untuk pembuatan biopallet sebanyak 250 gr, dengan kandungan kadar air yang terdapat
pada biomassa berkisar antara (15-20%). Kemudian variasi yang digunakan yaitu
waktu pengeringan antara 0,5 jam, 0,75 jam, dan 1 jamdan suhu yang digunakan untuk
proses pengeringan tersebeut sebesar 60°C. Dengan variasi waktu yang digunakan
tersebut alat pengering ini mampu menurunkan dari kadar air (15-20%) menjadi yaitu
berkisar antara 6,93 % sampai 3,40 % dan hasil tersebut memenuhi standar SNI yaitu
≤ 8 %.
5
El zaky dkk (2017), melakukan penelitian dan pengujian tentang Perancangan
Mesin Pengering Hasil Pertanian Secara Konveksi dengan Elemen Pemanas Infrared
Berbasis Mikrokontroler Arduino Uno dengan Sensor DS18B20. Ketiga sensor ini
berfungsi sebagai pengukur perubahan suhu dan kelembaban di dalam oven dengan
nilai suhu parameter yang dibutuhkan dalam proses pengeringan adalah 60°C, Bahan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah (pisang wak atau di indonesia sering juga
disebut pisang klotok).Kadar air pisang sebelum dikeringkan cukup tinggi yaitu sekitar
65-75%. Beban yang digunakan disini adalah pisang wak sebanyak ±540gram dengan
pengeringan tersebut, alat ini mampu dapat mengeringkan dari kelembaban 62,20%
menjadi 26% dalam waktu kurang dari 6 jam.
1.5 Dasar Teori
1.5.1 Rotary Dryer
Rotary dryer atau bisa disebut drum dryer merupakan alat pengering
berbentuk sebuah drum yang berputar secara kontinyu yang dipanaskan dengan
tungku atau gasifier (Earle, 1969). Pengeringan pada rotary dryer dilakukan
pemutaran berkali-kali sehingga tidak hanya permukaan atas yang mengalami
proses pengeringan, namun juga pada seluruh bagian yaitu atas dan bawah secara
bergantian, sehingga pengeringan yang dilakukan oleh alat ini lebih merata dan
lebih banyak mengalami penyusutan. Selain itu rotary ini mengalami pengeringan
berturut-turut selama satu jam tanpa dilakukan penghentian proses pengeringan.
Pengering rotary ini terdiri dari unit-unit silinder, dimana bahan basah masuk
diujung yang satu dan bahan kering keluar dari ujung yang lain (Jumari, A dan
Purwanto A., 2005).
6
Gambar 1. Sket Rotary Dryer sederhana
1.5.2 Fin
Terdapat dua cara dalam meningkatkan laju perpindahan panas yaitu
meningkatkan koefisien laju perpindahan panas dan meningkatkan luasan
permukaan kontak fluida (Changel 2003). Meningkatkan luasan permukaan dapat
diperbesar dengan menambahkan sirip atau fin. Beberapa bentuk atau jenis sirip