Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mulut merupakan pintu gerbang pertama di dalam sistem pencernaan. Makanan dan minuman akan diproses didalam mulut dengan bantuan gigi- geligi, lidah, saliva, dan otot. Pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut merupakan salah satu upaya meningkatkan kesehatan. Rongga mulut mempunyai berbagai fungsi, yaitu sebagai mastikasi, fonetik, dan juga estetik. Hal tersebut mengakibatkan rongga mulut merupakan tempat paling rawan dari tubuh karena merupakan pintu masuk berbagai agen berbahaya, seperti produk mikroorganisme, agen karsinogek, selain rentan terhadap trauma fisik, kimiawi, dan mekanis. Karies gigi masih menjadi salah satu masalah yang paling sering terjadi pada masyarakat Indonesia, bukan hanya pada orang dewasa tetapi juga pada anak-anak. 1
35

Rampan Caries

Dec 12, 2015

Download

Documents

Early Caries Childhood
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Rampan Caries

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mulut merupakan pintu gerbang pertama di dalam sistem pencernaan.

Makanan dan minuman akan diproses didalam mulut dengan bantuan gigi- geligi,

lidah, saliva, dan otot. Pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut merupakan salah satu

upaya meningkatkan kesehatan. Rongga mulut mempunyai berbagai fungsi, yaitu

sebagai mastikasi, fonetik, dan juga estetik. Hal tersebut mengakibatkan rongga mulut

merupakan tempat paling rawan dari tubuh karena merupakan pintu masuk berbagai

agen berbahaya, seperti produk mikroorganisme, agen karsinogek, selain rentan

terhadap trauma fisik, kimiawi, dan mekanis.

Karies gigi masih menjadi salah satu masalah yang paling sering terjadi pada

masyarakat Indonesia, bukan hanya pada orang dewasa tetapi juga pada anak-anak.

Proses perkembangan karies dapat terjadi dimulai pada saat gigi anak pertama erupsi.

Karies sangat berhubungan erat dengan kebersihan rongga mulut, terlebih pada

anakanak. Anak yang tidak dibiasakan melakukan penyikatan gigi sejak dini dari

orang tua dapat mengakibatkan kesadaran dan motivasi anak kurang dalam menjaga

kesehatan dan kebersihan rongga mulutnya. Keadaan ini memudahkan anak terkena

resiko penyakit gigi dan mulut, khususnya pada anak usia di bawah 6 tahun.

1

Page 2: Rampan Caries

Karies dengan pola yang khas dan sering terjadi pada anak usia di bawah 6

tahun biasa disebut Early Childhood Caries (ECC). Definisi ECC menurut The

American Academy of Pediatric Dentistry (AAPD) adalah adanya satu atau lebih

karies (kavitas atau non kavitas), adanya gigi yang hilang karena karies pada gigi

desidui anak usia 0-71 bulan. Biasanya anak dengan ECC mempunyai kebiasaan

minum Air Susu Ibu (ASI) ataupun susu botol setiap hari dalam waktu yang lama dan

kadang dibiarkan sampai anak tertidur sepanjang malam. ECC biasanya

membutuhkan perawatan yang lama dan apabila tidak diobati dapat merusak gigi

anak dan berpengaruh pada kesehatan umum anak. Gambaran klinis ECC adalah

khas, kerusakan yang paling parah pada jenis karies ini biasanya terjadi pada keempat

gigi insisivus atas maksila karena posisi lidah pada saat anak menghisap susu meluas

menutupi gigi anterior mandibula sehingga pada regio insisivus mandibular karies ini

jarang terjadi.

Oleh sebab itu, berdasarkan uraian latar belakang di atas, disusunlah makalah

mengenai gigi rusak pada anak ini berdasarkan kasus pada modul sehingga kami

dapat belajar dan memperoleh lebih banyak informasi mengenai kasus tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka adapun rumusan

masalah yang kita peroleh yaitu :

1. Jelaskan jenis kerusakan gigi pada anak!

2. Jelaskan proses kerusakan gigi pada anak!

2

Page 3: Rampan Caries

3. Jelaskan penyebab kerusakan gigi pada anak!

4. Jelaskan efek kerusakan gigi pada anak!

5. Bagaimana cara menangani kerusakan gigi pada anak?

1.3. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini, yaitu :

1. Menjelaskan mengenai pengertian kerusakan gigi pada anak.

2. Menjelaskan mengenai proses kerusakan gigi pada anak.

3. Menjelaskan penyebab kerusakan gigi pada anak.

4. Menjelaskan efek kerusakan gigi pada anak.

5. Menjelaskan tentang cara penanganan kerusakan gigi pada anak.

3

Page 4: Rampan Caries

BAB II

BATASAN TOPIK

2.1 Skenario

Seorang ibu membawa putrinya yang berusia 3,5 tahun ke klinik dokter gigi

untuk memeriksakan semua gigi anterior rahang atas yang berwarna kuning

kecoklatan. Ibu tersebut mengkhawatirkan jika gigi anaknya akan mengalami sakit

dan keropos. Menurut ibunya, anaknya mengkonsumsi susu formula sejak lahir.

2.2 Pertanyaan Tutorial

1. Jelaskan jenis karies pada anak!

2. Apa perbedaan mendasar dari ECC dan rampant karies?

3. Jelaskan etiologi dari ECC!

4. Apa saja faktor predisposisi penyebab terjadinya karies pada anak?

5. Jelaskan akibat dari ECC!

6. Jelaskan patomekanisme terjadinya ECC!

7. Bagaimana gambaran klinis ECC?

8. Jelaskan tahap perkembangan dari ECC!

9. Mengapa pada penderita ECC, insisivus mandibular tidak mengalami

kerusakan?

10. Bagaimana pemeriksaan klinis yang dilakukan untuk mendiagnosis kasus?

4

Page 5: Rampan Caries

11. Apakah pemeriksaan penunjang yang diperlukan? Jelaskan!

12. Jelaskan perawatan yang tepat untuk kasus pada skenario!

13. Bagaimana pencegahan karies pada anak?

14. Bagaimana dampak ECC jika tidak ditangani?

5

Page 6: Rampan Caries

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Jenis Karies Pada Anak

I. Rampan karies

Definisi menurut Massler “ karies yang muncul tiba-tiba dan meluas” karies

yang proses terjadinyasangat cepat terjadi dan tiba-tiba, secara progesive dan

melibatkan gigi anterior hingga molar kedua gigi susu. Penyebabnya adalah

frekuensi mengkonsumsi makanan yang mengandung gula dankarbohidrat 9

II. Early childhood karies

11.1 Definisi

The American of pediatric dentistry (AAPD) mendefinisikan bahwa

penyakit karies yang terjadi di permukaan gigi susu pada usia 0-71 bulan,

AAPD juga mengatakan anak-anak usia diatas 3 tahun juga rentan terjadi

ECC. ECC adalah keadaan karies pada bayi dan anak yang menggunakan

botol susu dalam waktu yang lama.9

Nomenclature

Rampan caries

Nursing caries syndrome

Nursing bottle caries

Early childhood caries

Severe ECC (S-ECC) 10

6

Page 7: Rampan Caries

Wyne (1991 ) membedakan 3 tipe ECC :

ECC tipe I ( ringan-moderate form) : adanya lesi karies pada molar dan/atau

insisivus ( biasanya terjadi pada usia 2-5 tahun )

ECC tipe II ( moderate form-severe form) : lesi karies pada bagian labial dan

palatal di insisivus maksila dan molar pertama.

ECC tipe III (severe form) : merusak hampir seluruhgigi, termasuk gigi

insisivus pada bagian mandibula, bentuk ini terjadi pada usia 3-5 tahun11

3.2 Perbedaan Rampan Karies dan Early Childhood Caries

Perbedaan mendasar ECC dan rampant caries8

ECC Rampant

1. Merupakan bentuk spesifik dari

rampant caries

2. Hanya terjadi pada bayi dan

anak-anak

3. Awalnya mempengaruhi gigi

insisivus maksila dan diikuti

dengan molar

4. Terjadi karena kebiasaan makan,

seperti pemakaian susu botol

1. Jenis karies yang muncul secara

tiba-tiba dan meluas dengan

cepat menuju pulpa, dan

mempengaruhi gigi yang

biasanya tidak mudah terkena

karies.

2. Dapat ditemukan pada semua

umur, termasuk remaja

3. Dapat mempengaruhi semua

gigi, termasuk gigi insisivus

mandibula

4. Multifaktorial

7

Page 8: Rampan Caries

jangka panjang dengan pemanis

5. Perawatan berdasarkan:

Pemberian DHE

Pencegahan dengan fluorida

topikal.

Pembuangan dan restorasi lesi

karies.

6. Dapat dilakukan konseling

prenatal pada ibu hamil tentang

pola makan dan oral hygiene

5. Perawatan berdasarkan:

Pembuangan lesi karies dan

pengurangan bakteri S. mutans.

Dilakukan restorasi untuk

penanganan jangka panjang.

Dilakukan follow up agar resiko

karies tetap rendah.

6. Dilakukan penyuluhan DHE

pada semua kalangan umut.

3.3 Etiologi Early childhood caries

substrat

gigi/host

MO kariogenik

plaq

waktu3

Seperti karies pada umumnya, etiologi dari ECC terbagi menjadi 4, yaitu:

1. Host

Gigi berperan sebagai host dimana mikroorganisme berkembang. Email yang

tipis pada gigi susu merupakan salah satu alasan mudahnya ECC terbentuk.

2. Mikroorganisme Patologis

8

Page 9: Rampan Caries

Streptococcus mutans merupakan mikroorganisme utama yang berkoloni pada

permukaan gigi setelah gigi erupsi pada rongga mulut. Umumnya

mikroorganisme ini dipindahkan pada bayi melalui ibunya. Mikroorganisme

ini memproduksi asam dalam jumlah besar dan juga polisakarida ekstraselular

yang membantu terbentuknya plak.

3. Substrat (Karbohidrat Terfermentasi)

Karbohidrat digunakan oleh mikroorganisme untuk membentuk dekstran yang

membantu perlekatan mikroorganisme pada permukaan gigi dan menginisiasi

pembentukan asam organik untuk mendemineralisasi gigi.

Pada bayi dan anak-anak, sumber utama karbohidrat terfermentasi adalah:

- Susu formula

- ASI

- Pemanis tambahan seperti jus atau compeng yang diberi madu atau

gula

- Sirup manis

- Cokelat atau makanan manis lainnya

4. Waktu

Semakin lama anak tidur dengan botol susu dimulutnya, resiko karies semakin

kiri. Hal ini disebabkan karena turunnya flow saliva dan menurunnya refleks

menelan yang menyebabkan akumulasi karbohidrat dalam mulut yang

digunakan oleh mikroorganisme untuk membentuk asam dan menghasilkan

karies.

9

Page 10: Rampan Caries

Selain keempat faktor diatas, pembentukan ECC juga dapat terbantu oleh faktor

predisposisi seperti:

- Kurangnya perhatian orang tua akan kesehatan gigi anak

- Rumah yang terlalu ramai

- Malnutrisi

- Berat Badan Lahir Rendah (BBLR, dibawah 2500 gram)

- Gangguan glandula salivaris14

Faktor penunjang terjadinya early childhood caries

Menggunakan botol minuman sampai tertidur

Oral hygiene yang buruk

Konsumsi fluoride yang kurang

Pengetahuan orang tua yang minim tentang kesehatan mulut

Factor social ekonomi yang rendah

Adanya crowded atau gigi yang berjejal

Penderita hypoplasia3

3.4 Akibat Early childhood caries

Akibat yang ditimbulkan oleh Early Childhood Caries

Akibat dalam jangka waktu pendek

o Rasa sakit

o Infeksi misalnya abses

o Menghambat aktivitas anak sehari-hari seperti makan, berbicara, tidur,

dan bermain.

10

Page 11: Rampan Caries

o Membutuhkan ekstraksi gigi

o Diperlukan perawatan dengan menggunakan anesthesia.

o Premature loss gigi molar sulung yang akan memicu terjadi maloklusi5,12

Akibat dalam jangka waktu panjang

o Oral hygiene yang buruk dan kondisi penyakit yang lebih buruk pada

saat dewasa

o Tingginya resiko terjadi karies pada fase gigi permanen.

o Berdampak pada kesehatan anak, misalnya menghambat tumbuh

kembang anak terutama pada tinggi dan berat anak.

o Berdampak pada kesulitan berbicara dan kekurangan nutrisi.5,12

Gejala yang jarang terjadi

o Sub-orbital cellulites

o Brain abscesses

o Recurrent fevers

o Acute otitis media5,12

3.5 Patomekanisme Terjadinya Early Childhood Caries

Kehadiran dari karbohidrat terfermentasi (misalnya sukrosa, glukosa,

fruktosa, zat pati) dan plak pada gigi akan membantu metabolisme dari

mikroorganisme asidogenik, menghasilkan substrat asam, yang dapat

memecah ion hydrogen yang ada pada kristal hydroxyapatite

[Ca10(PO4)6(OH)2] pada lapisan email gigi.

11

Page 12: Rampan Caries

Ca10(PO4)6(OH)2 + 10H+ 10Ca2 + 6H(PO4)3- + 2H2O

Pemecahan ion hydrogen ini akan menyebabkan email larut dan

membentuk kavitas atau terjadi karies.6

3.6 Tahap perkembangan ECC

1. Tahap inisial, ditandai dengan adanya white spot, lesi opaque demineralisasi

pada permukaan hals dari insisivus sulung rahang atas ketika anak berusia 10

– 20 bulan, atau bahkan lebih muda. White spt biasanya dapat terlihat dengan

jelas pada daerah servikal di permukaan labial/palatal insisivus rahang atas.

Pada tahap ini, lesi masih bersifat reversible tapi terkadang orang tua tidak

dapa melihat adaya lesi tersebut. Selain itu, lesi dapat didiagnosa hanya

setelah gigi diperhatikan dengan seksama.

2. Tahap kedua ketika anak berusia 16 - 24 bulan. White lesions telah mencapa

dentin dengan perkembangan yang cepat, hingga mengakibatkan enamel

kolaps. Dentin terlihat dan lesi mulai berwarna kuning. Gigi molar sulung

rahang atas memulai tahap inisial pada servikal, proksimal dan oklusal.

Pada tahap ini, anak mulai sensiif terhadap dingin, orangtua dapat melihat

adanya perubahan warna gigi.

3. Tahap ketiga, ketika anak berusia 20-36 bulan, dengan ciri lesi yang luas dan

dalam pada insisivus rahang atas dan pulpa telah mengalami iritasi. Anak

mulai mengeluhkan rasa sakit ketika mengunyah/ sikat gigi, bahkan rasa sakit

itu terkadang dirasakan secara spontan. Pada tahap ini, molar sulung rahang

atas pada tahap kedua, sedangkan tahap satu dapat didiagnosa pada molar

sulung rahang bawah dan caninus sulung rahang atas.

12

Page 13: Rampan Caries

4. Tahap keempat, ketika anak berusia 30 – 48 tahun, ditandai dengan frakturnya

mahkota insisivus sulung rahang atas akibat dari amelodentinal destruction.

Pada tahap ini, insisivus sulung rahang atas mengalami nekrosis dan molar

sulung rahang atas pada tahap 3. Molar permanen dan caninus sulung rahang

atas dan molar sulung rahang bawah pada tahap 2. Anak terkadang sudah

sangat menderita dengan adanya lesi ini, tetapi tidak mampu untuk

5. Anak terkadang sudah sangat menderita dengan adanya lesi ini, tetapi tidak

mampu untuk mengekspresikan rasa sakit tersebut. Ditandai dengan tidur

terganggu dan susah makan. 4

3.7 Pemeriksaan Klinis Early Childhood Caries

Untuk mendeteksi karies dapat dilakukan dengan metode visual and

tactile inspection, radiography dan transillumination. Pemeriksaan objektif

untuk mengukur kedalaman karies tidak dianjurkan untuk menggunakan hand

instrument yang tajam karena dapat merusak email yang mengalami

demineralisasi dan dapat mentrasnfer bakteri kariogenik dari satu permukaan

ke permukaan gigi lainnya, sehingga dianjurkan terlebih dahulu dilakukan

pembersihan plak dan debris pada daerah yang terkena karies. Lalu melihat

13

Page 14: Rampan Caries

lokasi, kedalaman, dan daerah perluasan karies serta warna dari permukaan

struktur gigi yang telah terkena karies. Diagnosis klinis lesi karies dan

restorasi dapat dilakukan apabila gigi pada keadaan bersih dan kering.

Gambaran klinis dari ECC dengan adanya opaque pada white spot dimana

pertama kali ada pada servikal 3 gigi anterior. Melibatkan permukaan oklusal

molar desidui atas, kaninus atas yang diikuti molar desidui bawah, kaninus

bawahdan insisivus bawah berkembang menjadi kekuningan dan lesi karies

kecoklatan. Pada S-ECC lesi berkembang untuk membuka jaringan pulpa dan

merusaknya yang diikuti oleh akar.7

Pemeriksaan penunjang

Gambaran radiologi dan teknik radiologi Bite wing radiografi

- Diagnosis awal khususnya pada karies bagian proksimal

- Memeriksa akhir margin dari restorasi dan mahkota di area

proksimal

- Tanda adanya perawatan endodontik di segmen posterior

- Dokumentasi dari akumulasi kalkulus di daerah proksimal pada gigi

posterior

- Kondisi dari alveolar ridge pada derah posterior,jika hubungan

proyeksi ideal

14

Page 15: Rampan Caries

- Eksistensi dari maloklusi pada gigi posterior disebabkan oleh gigi

yang hilang, kehilangan kontak dengab gigi antagonisnya

3.8 Penatalaksanaan Early Childhood Caries

Perawatan Early childhood caries :

1. Perawatan Profesional :

Mendidik orang tua tentang pentingnya gigi sulung

Diet Konseling

Pendidikan kesehatan gigi kepada orang tua mengenai membersihkan

gusi, menyikat gigi, sering berkumur

Advokasi suplemen fluoride jika diperlukan

Advokasi fluoride yang terkandung pada pasta gigi sekali sehari

setelah berumur empat tahun

Menerapkan fluoride topikal

Penerapan fissure sealanats di molar primer pertama dan kedua

Pemantauan rutin ke dokter gigi untuk kesehatan gigi

Memperkuat dan memotivasi orang tua untuk melanjutkan perawatan

di rumah1

2. Perawatan Rumah :

Penghapusan makanan yang bersifat kariogenik dari makanan

Penggantian dengan makanan yang ramah gigiMengecilkan makan

bootle di malam hari

Mencegah mengonsumsi susu botol malam hari

15

Page 16: Rampan Caries

Menghentikan tidur dengan menggunakan dot pada malam hari

Kunjungan rutin ke klinik gigi sekali dalam enam bulan1

Restorasi

1. White Spot Lesi Karies

Pemberian Fluoride Tropical

Pengaplikasian fissure sealant

2. Lesi Karies di Enamel dan Dentin

Perawatan restorasi resin

Glass Ionomer Filling

Restorasi Komposit di gigi anterior dan posterior

Restorasi amalgam di gigi posterior

Nikel Krom Stainless Steel Crowns

Restorasi mahkota anterior dan posterior1

3. Lesi Karies yang melibatkan pulpa

Terapi pulpa dengan restorasi mahkota penuh

Ekstraksi dengan manajement spasi1

3.9 Pencegahan ECC

1. Pemberian Asupan Kariogenik dan Akusisi Primer Streptococcus mutans

(SM)

Minuman yang mengandung gula pada botol dapat meningkatkan frekuensi

terjadinya demineralisasi enamel. Contoh dari kebiasaan memberi minuman

yang mengandung gula atau susu dalam botol selama tidur memperkuat resiko

16

Page 17: Rampan Caries

terjadinya karies karena kebersihan oral dan aliran saliva berkurang saat tidur.

Jadi kebiasaan minum pada botol harus dikurangi atau dihentikan.

Pencegahan akusisi primer dari ECC yaitu seperti mencegah atau menunda

adanya SM pada usia dini. Perawatan harus dilakukan pada masa prenatal dan

perinatal. Ibu atau yang menjadi pembawa karies harus segera dirawat.

Karena kalo tidak dirawat akan mengakibatkan resiko tinggi pemindahan

karies.

2. Memperbaiki Gaya Hidup

Hindari memakai sendok yang sama dengan anak. Ibu dinasihatkan agar tidak

memasukkan makanan ke dalam mulutnya sebelum memberikan makanan

tersebut kepada anak.

3. Intruksi Kebersihan Rongga Mulut

Orang tua seharusnya mulai membersihkan gigi anak segera setelah gigi

erupsi. Sehabis makan seharusnya gigi dan gusi anak dibersihkan agar tidak

terjadi penumpukan plak. Orang tua juga harus mengajari anak untuk

menyikat gigi. Selain itu dapat juga menggunakan dental floss. Metode lain

untuk membersihkan plak dengan menggunakan obat kumur.

4. Fluoridasi

Pemebrian fluor yang teratur baik secara sistemik maupun lokal merupakan

hal yang penting diperhatikan dalam mengurangi terjadinya karies. Ini terjadi

karena fluor dapat meningkatkan remineralisasi.

17

Page 18: Rampan Caries

5. Topical Antimicrobial Therapy

Mengaplikasi topikal dari 10% providone-iodine setiap dua bulan sekali.

Dapat mengurangi resiko terkena ECC. Study mengusulkan providone-iodine

dapat menahan atau menghambat efek kolonisasi SM dalam mulut dan

mencegah dental karies. Bagaimanapun penggunaan providone-iodine

mempunyai efek bakterisidal yang kuat, sehingga bukan hanya virus

pathogen/bakteri yang di demolisis tapi flora normal dalam mulut juga. Jadi

penggunaan providone-iodine tidak seharusnya sering digunakan.

Sebuah penelitian menunjukkan saat kandungan ibu berusia 7 bulan dan rutin

berkumur dengan sodiumfluoride dan klorheksidin, kolonisasi bakteri pada

anak mereka terhambat sampai usia 4 bulan.

6. Casein Phosphopeptide-Amorphous Calcium Phosphate (CPP-ACP)

Dapat menurunkan lesi karies dan meningkatkan aktivitas remineralisassi

secara in situ dan in vitro juga mencegah abrasif dan keasusan pada gigi

secara in vitro. Krim CPP-ACP itu leboh efektif dalam remineralisasi enamel

gigi primary dari 500 ppm NaF. CPP-ACP stabilized amorphus celcium

phosphate lebih efektif dalam remineralisasi daripada fluoride dan CPP-ACP

itu sendiri. Semenjak kombinasi CPP-ACP dan fluoride menimbulkan effect

additive, maka CPP-ACP dapat digunakan sebagai topikal pada gigi anak

setelah menggosok gigi dengan pasta gigi yang mengandung fluoride.

18

Page 19: Rampan Caries

7. Dental Fluorosis

Penelitian menjelaskan bahwa fluoride varnish dapat membantu dalam

mencegah karies. Namun Fluoride varnish dapat membuat terjadinya

fluorosis. Bukti bahwa fluoride mempunyai keuntungan dalam mencegah

karies pada masa hamil dapat mengurangi karies ternyata tidak begitu benar.

Konsumsi Fluoride harus dibatasi hingga kurang dari 70mikron perhari.

Mengkonsumsi air dengan rendah kadar Fluoridenya di rekomendasikan

untuk digunakan selama kehamilan dan tidak boleh menggunakan suplemen

Fluoride pada bayi.

8. Melakukan Imunisasi

Perkembangan ilmu pengetahuan membawa kita pada pencegahan inovatif

untuk mencegah karies gigi yaitu imunisasi karies, penggunaan sinar laser

(laser O2 dengan panjang gelombang) dan metode prob molekuler.

Penggunaan metode ini masih memerlukan perhatian khusus. Samapai

sekarang metode ini masih dikembangkan untuk dapat digunakan secara

klinis.

9. Kontrol berkala

Orang tua seharusnya sudah membawa anaknya melakukan kunjungan ke

dokter gigi secara berkala sejak anak berumur 12-15bulan.

10. Peran Pediatrik

Pencegahan dan pengendalian dari dental karies dapat dipromosikan oleh

dokter anak selain dokter gigi jika sudah dilatih dengan tepat. Pediatrik dapat

memberikan rekomendasi pencegahan ECC untuk ibu & pengasuh. Anak

19

Page 20: Rampan Caries

dapat diperiksa oleh penyedia perawatan anak /dokter anak untuk tanda awal

karies, seperti adanya daerah putih sekitar gingiva/lubang-lubang yang

berwarna coklat pada pit & fissure. Deteksi karies gigi dan arahan tepat

perawatan gigi profesional untuk pengobatan dianggap sebagai tindakan

pencegahan sekunder. 14,15

3.10 Dampak jika ECC tidak ditangani

Dampak jika ECC tidak ditangani yaitu dapat menimbulkan rasa sakit,

bacteremia, gangguan mastikasi, dan keracunan akibat overdosis analgesik

(acetaminophen) dalam jangka waktu penggunaan yang lama. yang diikuti dengan

maloklusi pada gigi permanen, gangguan bicara, gangguan kesehatan, kurangnya rasa

percaya diri. Selain itu, ECC juga dapat menyebabkan gangguan anak dalam

mendapatkan/menaikkan berat badan dimana dapat diperoleh kembali setelah

melakukan perawatan gigi.2

BAB IV

KESIMPULAN

20

Page 21: Rampan Caries

4.1 Kesimpulan

Pengertian dental material digunakan pada dental praktik adalah sangat

penting untuk setiap operasi dental.Pada operatif dentistry, tujuan utama untuk

bahan restorasi adalah untuk mengembalikan struktur gigi yang telah hilang karena

karies, dipindahkan dengan operasi untuk treatment pada lesi kries dan hilangnya

struktur gigi karena atrisim abrasi, erosi, dan fraktur.Dengan bahan restorative,

gigi sebisa mungkin di restorasi untuk estetik, bentuk dan fungsi yang ideal.Pada

pengetahuan tentang dental material, penelitian pada bahan digunakan pada

berbagai cabang pada bidang kedokteran gigi telah selesai.Operative dentistry

pada material tersebut digunakan untuk restorasi yang mengubah dan

mempertahankan kesehatan baik pada pulpa dan sekitar jaringan.

Bahan restorasi komposit, amalgam dan glass ionomer kini marak digunakan

oleh masyarakat seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan

kesehatan gigi dan mulut. Penggunaan bahan restorasi tersebut sesuai dengan

indikasinya dan masing-masing bahan tersebut memiliki karakteristik, kelebihan

serta kekurangan dari komposisi yang terkandung di dalamnya.

Perawatan restorasi pada gigi yang mengalami karies merupakan salah satu

alternative untuk mengembalikan bentuk, fungsi, dan estetik gigi yang rusak akibat

kecelakan, penyakit maupun kesalahan operator. Perawatan restorasi

menggunakan bahan-bahan restorasi yang sesuai dengan indikasinya. Tindakan

restorasi terdiri dari dua macam, yakni restorasi direct yang dilakukan secara intra

oral (contohnya komposit resin dan amalgam), dan restorasi indirect yang

dilakukan secara extra oral (contohnya komposit dan porcelain inlay dan onlay).

21

Page 22: Rampan Caries

Setelah dilakukan perawatan perlu adanya tindakan preventif berupa

pemberian edukasi kepada pasien mengenai hal-hal apa saja yang dapat

menyebabkan karies, tindakan pencegahan maupun tindakan dalam masa

perawatan yang harus dipatuhi oleh pasien sesuai dengan instruksi seorang dokter

gigi.

22

Page 23: Rampan Caries

DAFTAR PUSTAKA

1. Principles and Practice of PEDODONTICS Jaypee Brothers Medical Pub; 3

edition (July 2012) Arathi Rao MDS Professor and Head, Department of

Pedodontics and Preventative Dentistry, Manipal College of Dental Sciences,

Manipal University, Mangalore, Karnataka, India

2. Prakash P Subramaniam P, Durgesh B H, Konde S. Prevalence of early

childhood caries and associated risk factors in preschool children of urban

bangaalore, India: A cross-sectional study. Eur J Dent., 2012;volume 6( no. 2)

: 141-152

3. Early childhood caries: etiology. clinical consideration, consequences and

management

4. Msefer Souad. Importance of Early Diagnosis of Early Childhood Caries.

Journal de I’Ordre des dentistes du Quebec. April 2006

5. Coruh H C, Dalli D M, Hamidi M M. Early childhood caries update: A review

of causes, diagnoses, and treatments. Journal of Natural Science, Biology

and Medicine, 2013; Volume 4: 28-38

6. Yumiko K, Mayasu K,Toshiyuki S. Early childhood caries. International

Journal of Dentistry,2011;17.

7. Cameron A C, Widmer R P. Handbook of pediatric dentistry, 3rd edition.

Canberra: Mosby Elsevier, 2008. P. 42-43.

8. Referensi: Chaudary Mayur, Shweta Dixit Chaudary. Essectials of Pediatric

Oral Pathology. New others Medical Publishers. 2011.

9. McDonald RE, Avery, Dean. Dentistry for the child and adolescent: dental

caries in child and adolescent. 8th ed. United States of America: Mosby Co;

2004. p.208

-210

10. Millett Declan, Welbury. Orthodontics and pediatric dentistry. London New

york: 2000. p.85-88

23

Page 24: Rampan Caries

11. .Borutta Annerosa, Wagner, Kneitst. Ealry childhood caries: A multi-factorial

disease. Jurnal l IX- No.1- March,2010; p.33

12. . Zafar S, Harnekar S Y, Siddiqi A. Early childhood caries: etiology, clinical

considerations,consequences and management. International Dentistry SA;

Volume 11 (No. 4): 25-36

13. McDonald R E, Avery D R, Dean J A. Dentistry for child and adolescent, 8 th

edition. USA: Mosby, 2004.P. 214-215

14. Review Article Early Chilhood Ceries, Yumiko Kawashita, Masayasu Kitamura, and Toshiyuki Saito 2011 jurnal

15. Jurnal early childhood caries, chyntia perdana putri, 2012

24