Top Banner
TAFSIR Universitas Islam Bandung (Edisi Revisi) (Edisi Revisi) Seri Penerbitan Lembaga Studi Islam (LSI) Juz ‘Amma T A I S S R I S E L V A I M N U B G A N N D U Juz ‘Amma TAFSIR LSI Sebagian besar surat-surat pada Juz ‘Amma (Juz ke-30) adalah turun di Mekah (Makiyah) yang ungkapan kata-kata dan kalimat-kalimatnya memerlukan penafsiran yang cerdas dari para ahli baik dalam kaitan tekstual maupun kontekstual. Tafsir Juz ‘Am’ma yang diluncurkan oleh Unisba ini merupakan prestasi para ahli dalam berbagai bidang keahlian yang ada di Unisba. Buku ini baik dan bermanfaat untuk dibaca. Dr. KH. Miftah Faridl (Ketua Umum Yayasan Unisba/Ketua MUI Kota Bandung) TAFSIR JUZ ‘AMMA UNISBA, memperkaya khazanah Tafsir Al-Qur’an Juz ‘Amma di Indonesia. Tafsir ini membekali dan mencerahkan para mujahid, mujtahid, mujaddid dan muwahhid di masyarakat. Disusun oleh sejumlah pakar pada berbagai disiplin ilmu di lingkungan Unisba. TAFSIR JUZ ‘AMMA UNISBA, menggunakan rujukan utama Tafsir Al-Munir karya terkemuka, Wahbah Zuhaili, didukung rujukan puluhan kitab tafsir terkemuka. Penafsiran menukik pada inti ayat, dilengkapi dengan catatan-catatan sumber secara ekstensif, sehingga memudahkan pembaca melakukan penelusuran informasi lebih lanjut pada sumber-sumber rujukan. TAFSIR JUZ ‘AMMA UNISBA, sesuai dengan namanya, bercorak akademik (ilmiah). Sangat cocok untuk kalangan mahasiswa, akademisi, pemikir Islam dan Masyarakat luas pada umumnya. Prof. Dr. H. Muhammad Chirzin, M.Ag. (Guru Besar Tafsir Al Qur’an UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta) T A I S S R I S E L V A I M N U B G A N N D U ISBN 978-979-18900-0-7 9 ٧ ٨ ٩ ٧ ٩ ١ ٨ ٩ ٠ ٠ ٠٧ PENERBIT LSI UNISBA
23

R I SITAS E S TAFSIR

Nov 10, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: R I SITAS E S TAFSIR

TAFSIR

Universitas Islam Bandung

(Edisi Revisi)

(Ed

isi Re

visi)

Seri Penerbitan Lembaga Studi Islam (LSI)

Juz ‘Amma

TAI SS R ISE LV AI

MNU

B

GAN NDU

Juz ‘A

mm

aTAFSIR

LSI

Sebagian besar surat-surat pada Juz ‘Amma (Juz ke-30) adalah turun di Mekah(Makiyah) yang ungkapan kata-kata dan kalimat-kalimatnya memerlukan

penafsiran yang cerdas dari para ahli baik dalam kaitan tekstual maupun kontekstual.Tafsir Juz ‘Am’ma yang diluncurkan oleh Unisba ini merupakan prestasi para ahli

dalam berbagai bidang keahlian yang ada di Unisba. Buku ini baik dan bermanfaat untuk dibaca.

Dr. KH. Miftah Faridl(Ketua Umum Yayasan Unisba/Ketua MUI Kota Bandung)

TAFSIR JUZ ‘AMMA UNISBA, memperkaya khazanah Tafsir Al-Qur’an Juz ‘Ammadi Indonesia. Tafsir ini membekali dan mencerahkan para mujahid, mujtahid,

mujaddid dan muwahhid di masyarakat. Disusun oleh sejumlah pakar pada berbagai disiplin ilmu di lingkungan Unisba.

TAFSIR JUZ ‘AMMA UNISBA, menggunakan rujukan utama Tafsir Al-Munirkarya terkemuka, Wahbah Zuhaili, didukung rujukan puluhan kitab tafsir terkemuka.

Penafsiran menukik pada inti ayat, dilengkapi dengan catatan-catatan sumber secara ekstensif, sehingga memudahkan pembaca melakukan penelusuran

informasi lebih lanjut pada sumber-sumber rujukan.TAFSIR JUZ ‘AMMA UNISBA, sesuai dengan namanya, bercorak akademik (ilmiah).

Sangat cocok untuk kalangan mahasiswa, akademisi, pemikir Islam dan Masyarakat luas pada umumnya.

Prof. Dr. H. Muhammad Chirzin, M.Ag.(Guru Besar Tafsir Al Qur’an UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta)

TAI SS R ISE LV AI

MNU

B

GAN NDU

ISBN 978-979-18900-0-7

9 ٠٧ ٠ ٠ ٩ ٨ ١ ٩ ٧ ٩ ٨ ٧PENERBIT LSI UNISBA

Page 2: R I SITAS E S TAFSIR
Page 3: R I SITAS E S TAFSIR

TAFSIRJuz ‘Amma

Universitas Islam Bandung

(Edisi Revisi)

Seri Penerbitan Lembaga Studi Islam (LSI)

Page 4: R I SITAS E S TAFSIR

TAFSIRJuz ‘Amma

Universitas Islam Bandung

@ Panitia Penyusun Tafsir Juz ‘Amma

Hak cipta dilindungi undang-undangAll rights reserved

Cetakan I, Muharram 1430 H. / Desember 2008 M.Cetakan II, Jumada Al-Ula 1432 H. / April 2011 M.

Diterbitkan olehPenerbit Lembaga Studi Islam Universitas Islam Bandung (LSI Unisba)

Jl. Tamansari No. 20Bandung 40116

e-mail : [email protected]

Lay Out/Arab: Dadi Ahmadi/Alex Sobur/Nandang HMZ/Hikmat TaofiqDesain Sampul: Fatimah Zahra

Perpustakaan Nasional Katalog Dalam Terbitan (KDT)

LSI UnisbaTafsir Juz ‘Amma Universitas Islam Bandung

Bandung; LSI Unisba, 2011

Diterbitkan LSI UnisbaISBN 978-979-18900-0-7I. Al-Quran – Tafsir 1 JudulII. Seri.

Undang-Undang No. 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta, Pasal 72

(1) : Barang siapa dengan sengaja atau tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimanadimaksud dalam pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana denganpidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda palingsedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh)tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).

(2 ) : Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan atau menjualkepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau HakTerkait sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dipidana dengan penjara paling lama 5(lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus jutarupiah).

Page 5: R I SITAS E S TAFSIR

PANITIA PENYUSUN TAFSIR JUZ ‘AMMA UNISBA

Penanggung jawabRektor Unisba

AnggotaPembantu Rektor I (ex officio);Pembantu Rektor II (ex officio);Pembantu Rektor III (ex officio);Pembantu Rektor IV (ex officio);

Ketua TimDr. H. Tata Fathurrohman, SH., MH. (merangkap anggota).

Ketua PelaksanaDr. H.M. Wildan Yahya, M.Pd.(merangkap anggota).

SekretarisH. Agus Halimi, Drs. M.Ag. (merangkap anggota).

Nandang HMZ, Drs.

BendaharaParihat, Dra. M.Si

Kontributor AhliKoordinator

Prof. Dr. H. M. Abdurrahman, MA.Anggota

Prof. Dr. H. Toto Tohir Suriaatmadja, SH., MH.Prof. Dr. H. Edi Setiadi, SH., MH.

Prof. Dr. Muhardi, SE., M.Si.Dr. Yusuf Hamdan, M.Si.Dr. H. Umar Yusuf, M.Si.

Dr. H. Tata Fathurrohman, SH., MH.Dr. H. Yan Orgianus, Ir., MS.

Dr. Embit Kartadarma, Drs.Apt.,MA.Agus Sofyandi Kahfi, Drs., M.Si.

H. Bambang Pranggono, Ir., MBA.Tauhid Nur Azhar, dr., M.Kes.Sobar Al Ghazal, Drs., M.Pd.

Panitia v

Page 6: R I SITAS E S TAFSIR

Penyunting AhliKoordinator

Prof. Dr. H. E. Saefullah W, SH., L.LM.

AnggotaH. A. Latief Ahmad, Lc.Alex Sobur, Drs., M.Si.

Septiawan K. Santana, Drs., M.Si.Maman Suherman, Drs., M.Si.

Dadi Ahmadi, S.Sos.

Penyunting PelaksanaKoordinator

Dr. Rodliyah Khuza’i, Dra,. M.Ag.Anggota

Dr. H.M. Wildan Yahya, M.Pd.Dr. H. Bambang S. Ma’arif, Drs. M.Si.

H. Agus Halimi, Drs., M.Ag.H. M. Djaenudin, Drs., MH.

H. Tamyiez Derry, Drs., M.Ag.Titin Suprihatin, Dra., MH.Eva Fauziah, Dra., M.Ag.Ikin Asikin, Drs., M.Ag.

H. U. Saepudin ASM. Drs., M.Ag.Enoch, Drs. M.Ag.

Mahmud Thohier, Drs., M.Si.Ida Af’idah, Dra., M.Ag.H. Haris Hasbullah, Drs.

H. Arifin Syatibi Lc.

SekretariatHikmat Taofiq, S.Ag.

H. Nanang Ahmad Firdausi, Ir., MBA., MM.Ayip Saeful Bahri.

E. Suherman, S.Pd.I.Daud Abdullah

Pembantu PelaksanaNana Mulyana, S.Ag.

Heru WahyonoAtang

vi Tafsir Juz ‘Amma

Page 7: R I SITAS E S TAFSIR

Pedoman Transliterasi Arab-Latin

Transliterasi vii

Page 8: R I SITAS E S TAFSIR

Kata Pengantar(Edisi Revisi)

Bismillahirrahmanirrahim.Segala puji dan syukur senantiasa dipersembahkan ke hadirat Allah

Swt., atas segala nikmat yang dianugerahkan-Nya kepada kita semua. Salawatdan salam semoga tercurahkan kepada Nabi akhir zaman, Muhammad Saw.,keluarga , dan sahabat, serta pengikut beliau.Amma ba’du.

Kegemaran membaca Al-Quran, terutama di saat-saat tertentu, sangatmenggembirakan. Namun demikian, misi Al-Quran diturunkan adalah sebagaipetunjuk atau rambu, bukan sekedar dibaca. Artinya, Al-Quran seyogianyadibaca, dipahami, dan diamalkan kandungannya. Kita sering kagum dengankeindahan rambu-rambu itu (keindahan bacaan Al-Quran), meski tidak mengertimaksudnya, demikian keluh seorang ulama.

Atas dasar itu, kami menyambut dengan gembira kehadiran Tafsir Juz‘Amma Edisi Revisi ini, guna membuka wawasan umat terhadap isi/kandunganAl-Quran, sehingga pada gilirannya, membawa pencerahan dan mendorongprilaku sesuai tuntunannya (baca: Al-Quran). Tafsir Unisba ini juga memilikikarakteristik tersendiri, yakni kupasan ayat tertentu dari sudut pandang disiplinilmu yang dibina di Unisba. Semoga karya ini menambah khazanah Tafsir Al-Quran yang lebih dahulu beredar di Indonesia.

Kata Pengantar ix

Page 9: R I SITAS E S TAFSIR

Selanjutnya, kami menyampaikan ucapan terima kasih danpenghargaan kepada Yayasan Pendidikan Unisba dan kepada Bapak Prof. (em)Dr. H.E. Saefullah Wiradipradja, SH., LL.M. yang telah memprakarsai danmembantu kami, sehingga Tafsir Juz ‘Amma dapat terwujud, tak ketinggalanpula ucapan terima kasih kami kepada Tim Tafsir Unisba yang telah bekerjakeras untuk mewujudkannya. Bagi Unisba, sebagai lembaga pendidikan tinggi,karya “besar” ini merupakan bentuk pengabdian kepada masyarakat, salahsatu tri dharma perguruan tinggi.

Akhirnya, semoga Allah Swt., menjadikan karya ini sebagai amal jariyah yangterus mengalir pahalanya. Jazâkumullâh Khairan Katsîra.

Bandung, April 2011

Rektor,

Prof. Dr. dr. M. Thaufiq S. Boesoeirie, MS., Sp. THT-KL(K)

Tafsir Juz ‘Amma x

Page 10: R I SITAS E S TAFSIR

Kata pengantar

Kata Pengantar

Puja dan syukur hanya tercurah kepada Allah Swt. semata, berkattaburan rahmat dan inayah-Nya, penyusunan Tafsir Al-Quran Juz ‘Amma inidapat diselesaikan penulisannya setelah melalui liku-liku dan proses yangpanjang. Salam serta salawat tertengadahkan buat junjungan NabiMuhammad Saw., yang telah berjuang dengan segenap daya dan upayamenyelamatkan umatnya dari zaman kejahiliyahan kepada cahaya Islam.

Merajut hari esok yang lebih baik melalui anyaman ayat-ayat-Nyamerupakan pangkal tolak berlabuhnya penulisan tafsir ini. Secercah butirankarya ini diharapkan dapat menjadi cahaya terindah yang bisa mengurai maknakehidupan.

Di usianya yang ke-50, kiprah dan sumbangan Unisba dituntut lebihbesar lagi dalam membangun masa depan umat. Karya ini merupakan salahsatu wujud dari pengamalan “Tridharma Perguruan Tinggi” dengankarakternya yang khas, merefleksikan pengayaan kajian melalui pendekatanmultidisiplin. Hal ini selaras dengan tujuan Unisba yang menyuratkan misi,melahirkan insan cendekia yang berpotensi menjadi mujahid (pembelakebenaran), mujtahid (peneliti), dan mujaddid (pembaru). Laksana lenterakecil yang digunakan musafir di malam hari, sekalipun baru satu juz yangdapat diterbitkan Unisba, akan tetapi terang dan sinarnya mudah-mudahandapat menjadi petunjuk bagi perjalanan Unisba dan umat ke depan. Meski

xi

Page 11: R I SITAS E S TAFSIR

xii

masih jauh ranah dari tujuannya, tetapi perjalanan ini merupakan tekadyang tidak boleh surut dari hasratnya yang mulia, senada dengan HymneUnisba: Jaya Islam bahagia nanti, pastilah nyata.

Dipilihnya “Juz ‘Amma” sebagai sulaman awal dalam menyusun tafsirAl-Quran, karena surahnya pendek-pendek; paling sering digunakan dalamsalat; serta paling banyak dihafal, terutama oleh para pemula belajar Al-Quran. Hadirnya tafsir ini, semoga dapat memerkaya khazanah pustaka Al-Quran yang dapat membantu umat dalam memahami kandungan maknanya.Ide-ide segar yang ditampilkan, baik menyangkut isi maupun format tafsir,sebagai upaya mencari suasana baru dalam memahami Al-Quran tanpamengabaikan kaidah penafsiran yang telah dilakukan para mufassir terdahulu.

Rujukan utama yang menjadi sandaran dalam tafsir ini adalah Al-Tafsîr Al-Munîr karangan Dr. Wahbah Zuhaili, yang didukung referensi berbagaitafsir lainnya. Kemudian, dilakukan pengayaan oleh kontributor ahli yangberasal dari berbagai disiplin ilmu di lingkungan Unisba, dengan memerhatikanterminologi dan makna yang relevan. Pengayaan ini dimaksudkan sebagaiupaya mengurai lebih luas pesan Al-Quran dalam pertautannya dengan anekaragam disiplin dan perkembangan zaman (kontekstual).

Bersitan cahaya Al-Quran yang mampu mendialogkan mutiarakebenarannya pada goresan pena para penemu teori ilmu pengetahuan danteknologi modern melalui ayat-ayat kauniyah-Nya, sekaligus dapat menjadiisyarat bagi kemukjizatannya (i’jâz ’ilmî). Akselerasi perkembangan iptekmodern justru semakin menyemburatkan pembuktian kebenaran premis Al-Quran tentang rahasia penciptaan langit dan bumi serta silih bergantinyasiang dan malam (lihat QS Âli Imrân [3]: 191). Sekalipun demikian, bukanberarti Al-Quran merupakan kitab sains (lihat QS Al-Baqarah [2]: 2). Sebab,Al-Quran adalah wahyu Allah Swt. yang menyingkap tirai kebenaran yangtampak maupun yang gaib serta menuntun manusia kepada jalan-Nya yanglurus, yaitu jalan yang diberi nikmat serta diridai-Nya.

Pada kesempatan berharga ini, perkenankan kami sampaikan ucapanterima kasih kepada semua pihak yang telah turut andil dalam menyusuntafsir ini, khususnya kepada seluruh panitia yang telah bekerja keras untukmenyelesaikan tugasnya. Rintisan penulisan tafsir ini sebenarnya telah dimulaisejak periode Rektor Unisba 1997 s.d. 2001. Tetapi, karena satu dan lain hal,baru pada saat ini dapat terwujud. Embrio awal penulisan ini diinisiasi olehbeberapa makalah, yang sebagian para penulisnya belum termasuk di dalamderetan penyusun tafsir ini. Kepada Allah Swt. jualah seluruh darma bakti

Tafsir Juz ‘Amma

Page 12: R I SITAS E S TAFSIR

Kata Pengantar

pembaca sekalian kami mohonkan, semoga menjadi ilmu yang bermanfaat,yang tiada henti-hentinya mengalirkan pahala di sisi-Nya, Amien.

Laksana ungkapan dalam sebuah peribahasa, “tak ada gading yangtak retak”, tiada manusia yang luput dari salah dan kekhilafan. Demikian jugatafsir ini, tiada mungkin terlepas dari kekurangan dan kelemahan. Melaluipintu hati yang selalu terbuka, sumbang saran dan kritik yang konstruktifsenantiasa kami nantikan kehadirannya. Kepada Allah Swt. jualah kamiberlindung dari kezaliman diri dan berserah diri kepada-Nya semata ihwalsegala apa yang telah diupayakan ini. ’Wallâhu a’lam bi al-shawâb’.

Billâhi fî sabîli al-haqq.

Rektor Unisba,

Prof. Dr. H. E. Saefullah, S.H., L.LM.

xiii

Page 13: R I SITAS E S TAFSIR

Ucapan Terima Kasih

Segala rasa syukur dipanjatkan kepada Allah Swt., setelah melalui jalanberliku penuh dengan kerumitan, akhirnya revisi Tafsir Juz ‘Amma selesaidikerjakan. Salam serta salawat dipanjatkan kepada junjungan NabiMuhammad Saw. yang telah berjuang mengantarkan umatnya kepada cahayakeimanan dan hidayah Al-Quran, penuh rahmat dan tuntunan kehidupan yangmenyelamatkan.

Revisi tafsir Al-Quran ini dilakukan pada beberapa hal, antara lain:penyempurnaan pengetikan, pengayaan pada isi dan kajian tafsir, catatankaki yang merupakan kontribusi keilmuan, kelengkapan indeks yang terdapatpada akhir tulisan, dan koreksi kepada penulisan ayat-ayat Al-Quran yangterpotong terjemahnya atau teksnya. Pengerjaan revisi ini dilakukan melaluibeberapa readers, baik yang berasal dari tenaga ahli Unisba sendiri, maupunyang datang dari luar Unisba yang ditunjuk.

Pada kesempatan yang baik ini kami ucapan terima kasih dan ucapanpenghargaan yang sedalam- dalamnya kepada semua pihak yang telah berjasabagi terealisasinya revisi Tafsir Juz ‘Amma Unisba ini. Ucapan terima kasihdan penghargaan yang sedalam-dalamnya kami sampaikan khususnya kepada:Bapak Pengurus Yayasan dan Rektor Unisba yang telah memberi dukungansepenuhnya pada tugas ini. Demikian juga ucapan terima kasih, kamisampaikan kepada Bapak Prof. (em) Dr. E. Saefullah Wiradipraja, SH., LL.M.yang telah memprakarsai dan membantu kami, sehingga Revisi Tafsir Juz‘Amma dapat terwujud. Kami sampaikan juga ucapan terima kasih kepadaBapak Wakil Rektor I dan II serta para Dekan dan Direktur Pascasarjana Unisba, Tim Revisi yang telah bekerja siang dan malam untukterselesaikannya penulisan perbaikan, dan semua yang telah berjasa yang

Ucapan Terima Kasih xv

Page 14: R I SITAS E S TAFSIR

xvi Tafsir Juz ’Amma

tidak mungkin disebut satu persatu. Kepada Allah Swt. jualah semuasumbangan dan dukungan Bapak/Ibu dan Saudara kami pasrahkan, semogamendapatkan kebaikan yang berlipat ganda dan mengalir sepanjang zamanmenjadi amal ibadah yang tiada putus-putusnya memberikan pahala.

Apabila dalam edisi revisi ini masih terdapat kesalahan atau kekhilafan,tiada jenuh-jenuhnya kami membuka diri untuk selalu menerima koreksianyang bersifat membangun. Tiada gading yang tak retak, itulah motto kami,sehingga tiada kata akhir untuk selalu memperbaiki diri dalam upayamendapatkan hasil yang terbaik pada setiap kesempatan. Hanya kepadaAllah Swt. jualah kami persembahkan karya ini, mudah-mudahan tidak keluardari tuntunan yang dikehendaki-Nya, wallâhu a’lam bi al-shawâb.

Bandung, 8 April 2011

Dr. H. Tata Fathurrohman, SH., MH. KetuaTim

Dr. H. M. Wildan Yahya, M. Pd.Ketua Pelaksana.

H. Agus Halimi, Drs. M. Ag. Sekretaris

Hikmat Taofiq, S.Ag. Nandang HMZ, Drs.

Anggota

Page 15: R I SITAS E S TAFSIR

Pertanggungjawaban

Bismilâhirrahmanirrahim

Dengan ini kami nyatakan bahwa karya “Tafsir Juz ‘Amma” ini berangkatdari kumpulan karya orisinal dosen-dosen Unisba, yang embrionya diangkatdari Kajian Mingguan “Tafsir” Puskaji (Pusat Kajian Islam) Unisba. Darisekumpulan para penulis “Tafsir Juz ‘Amma” ini masih terdapat nama-namayang telah berkontribusi makalah, akan tetapi namanya belum tercantum,mereka itu adalah: Prof. Dr. H.M.D. Dahlan KH. Agus Hakim KH. Dr. Miftah Faridl KH. Syamsuri Siddiq, Drs. MH. KH. Abdurrahman, Drs. KH. Abdullah Yusuf, Drs. H.C. Najmuddin, Drs., MH. H. Imam S. Hidayat, Drs., M.Pd.I H. Maman Suherman, Drs., M.Sc. HM. Rachmat Effendi, Drs., M.Ag. Dr. H. Irfan Safrudin, Drs., M.Ag. H.A. Rifai Hasbi, Drs., M.Ag. H. Komarudin Shaleh, Drs., M.Ag H. Asep Ramdan, Drs., M.Si H. Dedih Surana, Drs., M.Pd. Mujahid Rasyid, Drs., M.Ag. Layen Junaedi, Drs., M.Ag. Eko Subiantoro, Drs. Aep Saepudin, Drs., M.Ag.

Atas sumbangan makalah dan partisipasinya selama ini kamisampaikan terima kasih. Jazâkumullâh khairan katsiran.

Ketua LSI Unisba,

Dr. H. Tata Fathurrahman, SH., MH.

Pertanggungjawaban xvii

Page 16: R I SITAS E S TAFSIR

Mukadimah

Al-hamdu li Allâh al-ladzî nazzala Al-Qurân hudan li al-nâsi wa bayyinâtinmin al-hudâ wa al-furqân. Asyhadu an lâ ilâha illa Allâh wa asyhadu anna

Muhammadan Rasûlullâh. Allâhumma shalli ’alâ Muhammadwa ‘alâ âlihi wa bârik wa sallim.

Al-Nushûsh Al-Qurâniyah atau teks-teks Al-Quran tertulis dengan bahasaArab yang memiliki gaya bahasa tersendiri, sehingga orang Arab saat itu puntidak ada yang mampu menandinginya. Al-Quran adalah mukjizat Allah yangditurunkan kepada Rasul Muhammad Saw.; mukjizat gaya bahasa yangdigunakan, mukjizat kandungan ayat-ayatnya, dan mukjizat hukum-hukum yangtercantum di dalamnya.

Al-Quran adalah sumber ajaran dan sumber hukum. Untuk memahamisumber ajaran Islam ini diperlukan kemampuan bahasa Arab dengan berbagaimacam ilmu bahasa yang berkaitan dengannya, ilmu-ilmu tafsir, hafal terhadapsurah atau ayat yang ada korelasi dengan pokok bahasan, mengetahui hadis-hadis yang berkaitan dengan ayat yang dibahas, bahkan kaidah-kaidah tafsiryang sudah diakui keabsahannya oleh para pakar tafsir.

Orang yang mengerti bahasa Arab, bahkan orang Arab sekali pun yangpaham terhadap surah-surah dan ayat-ayat tersebut, belum tentu seluruh surahatau ayat-ayat tersebut dapat dipahami dengan baik. Karena itu, zaman Rasulpun para sahabat bertanya kepada Nabi untuk memahami surah atau ayat-ayattersebut.

Mukadimah xix

Page 17: R I SITAS E S TAFSIR

Setelah Rasul wafat, para sahabat sudah terbiasa mempelajari Al-Quran;mereka mempelajarinya secara bertahap, yaitu mereka mempelajari sekitarsepuluh ayat, menghafal, memaknai, dan mengamalkannya.

Di kalangan sahabat yang memahami tafsir, sekurangnya terdapat sepuluhahli, yaitu khalifah yang empat (al-Khulafa al-Rasyidin - Abu Bakar, Umar IbnuKhattab, Utsman Ibnu Affan, Ali Ibnu Abu Thalib) dan Ibnu Masud, Ibnu Abbas,Ubai Ibnu Ka’ab, Zaid Ibnu Tsabit, Abu Musa Al-Asy’ari, dan Abdullah IbnuZubair. Ini berarti, di kalangan sahabat pun, walaupun mereka sering bertemuRasul dan orang Arab yang mengerti bahasa Arab, tetapi dalam menafsirkanAl-Quran memerlukan keahlian tersendiri. Para sahabat tidak bergeser dari itudan amat antusias dalam memahami Al-Quran; suatu ushwah yang amatbaik bagi generasi sesudahnya dan ternyata cara seperti ini merupakan caraterbaik dan diikuti generasi tabiin. Demikian diriwayatkan Abdurrahman Sulami.Karena itu, para tabiin pun melanjutkannya, sehingga memunculkan paramufassir handal, antara lain: Mujahid, Atha, Ikrimah, Said Ibnu Zubair, danThawus.

Seiring munculnya para tokoh tafsir, muncul pula kota-kota tempatmenimba ilmu. Sebut saja misalnya Madinah, Mekah, Kufah, Bashrah, Mesir,dan kota-kota lainnya. Di era sekarang ini, tempat menimba ilmu, khususnyadalam tafsir, amat banyak tersebar luas di negara-negara Muslim, baik TimurTengah, Asia Selatan, Asia Tengah, maupun Asia Tenggara, yang biasanyaterkonsentrasi di perguruan tinggi, bahkan di pesantren-pesantren sekalipun.

Di Saudi Arabia, ada Universitas Madinah, di Mekah, ada Ummul Qura;di Riyadh, Universitas Muhammad bin Saud; di Mesir, ada Al-Azhar; di Sudan,ada Universitas Umm Durman, Yordan dan Syria, ada universitas-universitasIslam yang menjadi pusat kajian tafsir. Demikian pula di negara-negara Islamyang ada di Afrika Utara, seperti Libya, Tunis, Maroko, dan Aljazair. Di Pakistan,India, Malaysia, dan Indonesia, terdapat universitas-universitas Islam denganfakultasnya yang memiliki jurusan tafsir dan hadis.

Perkembangan penafsiran Al-Quran dari waktu ke waktu amat intensif,sehingga bila dicermati, tidak ada kitab suci mana pun di dunia yang memilikipemeliharaan, penelaahan, dan penafsiran secara khusus kecuali Al-Quran.Bahkan, dalam bahasa para ilmuwan Muslim dalam memahami Al-Quran adayang disebut dengan tafsir dan ada yang disebut takwil.

Tafsir diartikan sebagai suatu ilmu yang membahas Al-Quran dari aspekmakna harfiah yang dikehendaki Allah sesuai dengan kemampuan manusia.Dengan penafsiran ini diharapkan dapat dipahami, untuk selanjutnyadiimplementasikan dalam kehidupan keseharian, utamanya ayat-ayat muhkamât.

xx Tafsir Juz ’Amma

Page 18: R I SITAS E S TAFSIR

Adapun yang dikatakan takwil berkaitan dengan elaborasi makna-maknaAl-Quran ketika dari aspek makna harfiahnya dianggap tidak sesuai dengankenyataan yang seharusnya, seperti ayat-ayat mutasyâbihat. Umpamanya, ayatYad Allâh fawqa aidîhim, tangan Allah di atas tangan mereka. Makna inisepertinya amat berat untuk diartikan secara harfiah, walaupun menurut ulamamutaqaddimîn, tidak ada alasan untuk tidak diterima makna harfiah seperti inikarena yang paling penting mengimaninya, bukan urusan kaif-nya (cara-caranya).Namun, agaknya tafsir tersebut tidak mudah dengan hanya disebut tafsir tanpaada suatu pendekatan dan metode yang harus dilakukan. Memang, dalam Al-Quran sendiri disebutkan ada ayat muhkamât (tegas pengertiannya) danmutasyâbihat (samar pengertiannya).

Jika mencermati bagaimana ulama dahulu mengodifikasi tafsir, metode,dan warna dari penafsiran Al-Quran, maka teridentifikasi berbagai modelkodifikasi, pendekatan-pendekatan, dan metode. Pertama, model pendekatankodifikasi; ada pendekatan kodifikasi, yaitu tafsîr bi al-ma`tsûr atau tafsîr biriwâyah. Model pendekatan ini dengan menggunakan riwayat dari Nabi Saw.sendiri dan sahabat, bahkan dari al-tâbiin bagaimana mereka menerima,memahami, dan memaknai ayat-ayat tertentu atau lafal tertentu. Mereka engganambil risiko apa pun tentang tafsir. Mereka bersikukuh atas hadis yangmenyatakan, Man qâla fi Al-Qurân bi al-ra`yi falyatabawwa` maq’adahu minal-nâr. (HR Tirmidzi dari Ibnu Abbas). Artinya, barang siapa berbicara tentangAl-Quran dengan pendapatnya, maka siapkanlah tempat duduknya di neraka.

Dalam hadis lain disebutkan, Wa man qâla fi Al-Qurân bi ra`yihi fa ashâba,faqad akhtha`a (HR Abu Daud dari Jundub). Artinya, barang siapa berbicaratentang Al-Quran dengan pendapatnya, lalu benar, maka ia telah keliru. Iniadalah bentuk kehati-hatian mereka dalam menafsirkan Al-Quran.

Kedua, pendekatan dengan tafsîr bi al-ra`yi atau bi al-dirâyah. Modelkodifikasi tafsir dengan menggunakan ijtihad ulama-ulama tafsir, baik ulamaklasik maupun modern. Penafsiran semacam ini merupakan penafsiran yangsampai saat ini dan banyak tafsir dengan menggunakan kedua pedekatan ini,sejak mutaqaddimîn dan muta`akhirîn. Tafsir karya Imam Al-Thabari, IbnuKatsir, Tanwîr Al-Miqbâs, dan lain-lain. Sementara itu, model pendekatan bi al-ra`yi tidak kurang banyaknya, seperti karya Imam Al-Fakhru Al-Razi, Tafsir Al-Baidhawi, dan Tafsir Abu Su’ud.

Di samping itu, bila memerhatikan corak-corak penafsiran Al-Quran,sebagaimana diungkap Quraish Shihab, bisa dikategorikan dengan corak-coraksebagai berikut: (a) corak sastra dan bahasa; (b) corak filsafat dan teologi;(c) corak penafsiran ilmiah; (d) corak fikih atau hukum; (e) corak tasawuf;

Mukadimah xxi

Page 19: R I SITAS E S TAFSIR

dan (f) corak budaya dan kemasyarakatan. Tafsîr Al-Manâr dan Al-Marâghimerupakan contoh pendekatan bahasa dan sosial yang banyak dibaca orang.

Masih belum cukup sampai di sini. Perlu direalisasikan segera ialahcorak pendidikan, lingkungan, ekonomi, dan yang berkaitan dengankontekstualisasi kehidupan saat ini. Karena itu, ketika Tafsir Unisba ini digulirkansebenarnya bukan berarti kekurangan tafsir Al-Quran di masyarakat. Tafsirini sebagai upaya memerkaya khasanah tafsir yang sudah terbit dikalangan masyarakat kita, baik tafsir yang menggunakan bahasa Arab, bahasaIndonesia, maupun bahasa lainnya.

Di zaman modern sekarang, memahami Al-Quran belum cukup hanyadengan pendekatan (al-Ittijâh) di atas, tetapi juga memerlukan metode atautharîqah yang meliputi metode maudhûî (tematik), ijmâlî (global-umum), tahlîlî(analisis), dan muqarran (komparatif). Bahkan, pendekatan-pendekatan lain yanglebih memudahkan pemahaman terhadap Al-Quran.

Departemen Agama tengah menyusun tafsir tematik yang meliputi tema-tema kontemporer saat ini, seperti kepemimpinan, ekonomi, kesehatan,lingkungan, dan lain-lain. Para mufassir berusaha menafsirkan dengan berbagaipendekatan, corak, dan metode.

Penafsiran bukan perkara mudah. Selain memerlukan metode, kaidah,asbâb al-nuzûl, munâsabah antara surah dan ayat, juga harus mengetahui ayat-ayat lain. Mufassir sebaiknya seorang hafizh, hafal Al-Quran, sehingga yangbersangkutan dapat menghubungkannya dengan ayat-ayat lain. Bahkan, hadis-hadis pun diperlukan untuk klarifikasi bagaimana Rasul dan para sahabat dulumenafsirkannya, karena hadis juga berfungsi sebagai bayân (penjelasan) terhadapayat-ayat Al-Quran. Dalam Al-Quran, ada ayat yang mujmal (global), muthlaq(mutlak), ’âm (umum), muhkam, dan mutasyâbih, yang semuanya memerlukanbayân . Hadis itulah yang menjadi bayân-nya.

Memang, tidak semua ayat memerlukan penjelasan dari hadis. Karenaitu, Ibnu Abbas pernah menyatakan tafsir sebagai berikut: “(a) ada tafsir yangmenerangkan halal dan haram yang harus diketahui semua mukallaf; (b) tafsiryang ditafsirkan oleh orang Arab dengan kekuatan bahasanya; (c) tafsir yangditafsirkan oleh ulama; dan (d) tafsir yang hanya Allah sendiri yang mengetahuinya”.Akan tetapi, manusia, dalam hal ini para ulama dan ilmuwan, belum mampumengungkap semua yang berkaitan dengan Al-Quran ini.

Unisba sebagai lembaga ilmiah yang memiliki visi: Unisba diharapkanmenjadi perguruan tinggi Islam terkemuka, pelopor pembaruan pemikiran, danpelaksanaan kehidupan beragama, serta pembina Iman berakhlak karimah yangbermanfaat bagi diri sendiri, umat, masyarakat, bangsa, dan negara. Sementara

xxii Tafsir Juz ’Amma

Page 20: R I SITAS E S TAFSIR

itu, misi Unisba menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdiankepada masyarakat, membina kehidupan kampus yang dinamis, ilmiah, sertamengembangkan lingkungan fisik dan sosial berlandaskan nilai-nilai Islam.

Adapun karakter dari dosen dan lulusannya sesuai dengan tujuan Unisbaitu sendiri, yaitu mujâhid (pejuang), mujtahid (peneliti), mujaddid (pembaru),dan bila dimungkinkan sekaligus muwahhid (pemersatu), sesuai dengan HymneUnisba bahwa Islam sebagai agama pemersatu. Adalah selayaknya Unisba memilikitafsir secara khusus yang memiliki nilai tersendiri yang khas, yang disiapkan bagipara dosen, karyawan, dan lulusannya, bahkan masyarakat luas yangmemerlukannya. Para mufassir, baik dari masa klasik maupun modern, berusahamenafsirkan dengan berbagai pendekatan, corak, dan metode. Di sinilah paradosen Unisba berusaha juga untuk menafsirkan Al-Quran ini dengan corak danmetode yang dianggap tepat, sesuai dengan kemampuannya.

Sebagai perguruan tinggi Islam swasta di Jawa Barat yang sudah lamaberkiprah dalam mengembangkan studi Islam dan dakwah serta membina parakadernya, sudah selayaknya perguruan tinggi memiliki Tafsir Al-Quran, sebagaibagian dari tridarma perguruan tinggi yang menjadi amanahnya. Tafsir Al-Quranyang secara khusus disusun para dosen Unisba merupakan keniscayaan, karenabila dikaitkan dengan visi dan misi-Unisba di atas, ternyata memerlukan penafsiranyang lintas disiplin, sesuai dengan fakultas dan jurusan yang ada. Penafsiranseperti ini amat dimungkinkan selama tidak menyalahi kaidah-kaidah yang ada.

Namun, tentu idealisme dalam menafsirkan sungguh suatu harapanyang dicita-citakan siapa pun, termasuk para pembaca. Akan tetapi, suatu halyang amat berat, maka segala kemampuannya. Karena itu, sebagai rujukanutama, penafsiran ini Al-Tafsîr Al-Munîr karya Prof. Wahbah Zuhaili di sampingtentu tafsir-tafsir lain yang dianggap memiliki standar yang dinilai layak menjadirujukan. Al-Tafsîr Al-Munîr dalam penilaian tafsir Unisba, dapat dipahami,baik oleh pemula maupun mereka yang sudah biasa dalam bidang keilmuan.Bahasanya lugas, banyak contoh, mirip dengan tematik, analitik, dan sepertinya,segalanya ada pada tafsir itu. Sementara itu, Al-Tafsîr Al-Munîr dapat dikatakanserba-ada, sesuai dengan kata pengarangnya ketika memberi nama tafsir ini,sebagai, “Al-Tafsîr Al-Munîr: Fî Al-Aqîdah wa Al-Syarîah wa Al-Manhaj.

Ada beberapa kelebihan Al-Tafsîr Al-Munîr ini. Pertama, sesuainamanya, tafsir ini memberikan pencerahan, the illuminating interpretation.Tafsir yang bukan hanya dari aspek isi dan substansi, tetapi dari aspek metode,sistematika, dan penulisan. Metode yang mirip maudhûî (tematik), yaitusetiap surah dipenggal-penggal berdasarkan kumpulan ayat tertentu,yang selanjutnya menjadi topik tertentu. Dalam sistimatikanya, dimulai

Mukadimah xxiii

Page 21: R I SITAS E S TAFSIR

Walaupun demikian, untuk pertama kalinya, Tafsir Al-Quran ini,baru sebatas Tafsir Juz ’Amma, karena dianggap memiliki urgensi tertentudi masyarakat luas, khususnya bagi para pemula atau surah-surah padaJuz ’Amma banyak dijadikan bacaan dalam salat oleh masyarakat luas,termasuk di antaranya sebagai bacaan di sekolah-sekolah atau digunakanoleh para pemula. Sebagai kelengkapan tafsir, ini pun diberi indeks agarmudah mencari kalimat tertentu atau mencari terjemah tertentu dari kata-kata yang dianggap sulit. Ada sesuatu yang ingin ditampilkan dalam TafsirUnisba yang dinilai memiliki nilai tambah dari tafsir-tafsir yang ada.

Memang, dalam menafsirkan Al-Quran diperlukan kehati-hatian,dalam arti, tidak keluar dari kaidah-kaidah yang sudah “mujma alaih”,kesepakatan bersama, atau paling tidak disepakati jumhur (mayoritas)kalangan ulama tafsir. Atas dasar inilah Tafsir Juz ’Amma Unisbadiupayakan dapat terhindar dari celaan tersebut. Maka tafsir ini diusahakansejalan dengan kaidah-kaidah tafsir yang direkomendasikan ulama tafsirsebelumnya, walaupun di sana-sini pasti masih terdapat kekurangan danpengembangan.

Hanya Allah yang memiliki kebenaran mutlak, sementara manusiahanya berusaha memahami kalimat-kalimat Ilahi, sesuai kemampuannya.

Mudah-mudahan Al-Quran ini sesuai dengan tujuan turunnya,menjadi syifâ, rahmah, hudan, bayyinât, furqân, dan nûr. Demikianlahsekelumit pendahuluan terhadap Tafsir Unisba yang mudah-mudahansesuai dengan tujuannya. Tak ada gading yang tak retak dan dalam halini, kami penyusun hanya mohon ampun kepada Allah Swt. Wallahu A’lambi al-Shawâb.

Koordinator Kontributor Ahli,

Prof. Dr. H.M. Abdurrahman M.A.

xxiv Tafsir Juz ’Amma

dengan penulisan ayat-ayat, penjelasan gramatika, penjelasan kata-katayang dinilai sulit atau memerlukan penafsiran, tafsir dan uraiannya (al-tafsîrwa al-bayân), dan kesimpulan yang disebut dengan fiqhu al-hayât. Atas dasaritulah, Tafsir Unisba disusun, sehingga mampu memberikan pencerahan pulapada para pembacanya.

Page 22: R I SITAS E S TAFSIR

Daftar Isi

Kata Pengantar ....................................................................... viii-xiiiUcapan Terima Kasih .............................................................. xv-xviiMuqaddimah .......................................................................... xv-xxivDaftar Isi ............................................................................... xxv-xxvi

Surah 78: Al-Naba` .................................................................. 1-24Surah 79: Al-Nâziât ................................................................. 27-58Surah 80: ‘Abasa ..................................................................... 59-84Surah 81: Al-Takwîr ................................................................ 85-100Surah 82: Al-Infithâr ................................................................ 101-116Surah 83: Al-Muthaffifîn ........................................................... 117-146Surah 84: Al-Insyiqâq .............................................................. 147-162Surah 85: Al-Burûj .................................................................. 163-180Surah 86: Al-Thâriq ................................................................ 181-196Surah 87: Al-A’lâ .................................................................... 197-214Surah 88: Al-Ghâsyiyah ........................................................... 215-238Surah 89: Al-Fajr .................................................................. 239-260Surah 90: Al-Balad ................................................................ 261-274Surah 91: Al-Syams ............................................................... 275-292Surah 92: Al-Lail .................................................................... 293-306Surah 93: Al-Dhuhâ ................................................................ 307-320Surah 94: Al-Insyirah ............................................................. 321-322Surah 95: Al-Tîn .................................................................... 333-342Surah 96: Al-‘Alaq .................................................................. 343-364Surah 97: Al-Qadr ................................................................ 365-376Surah 98: Al-Bayyinah ........................................................... 377-394Surah 99: Al-Zalzalah ............................................................ 395-406

Daftar Isi xxv

Page 23: R I SITAS E S TAFSIR

Surah 100: Al-Àdiyât ............................................................. 407-418Surah 101: Al-Qâri’ah ............................................................ 419-430Surah 102: Al-Takâtsur .......................................................... 431-440Surah 103: Al-‘Ashr ............................................................... 441-450Surah 104: Al-Humazah ......................................................... 451-460Surah 105: Al-Fîl .................................................................. 461-468Surah 106: Quraisy ............................................................... 469-478Surah 107: Al-Mâûn .............................................................. 479-492Surah 108: Al-Kautsar ........................................................... 493-500Surah 109: Al-Kâfirûn ............................................................ 501-510Surah 110: Al-Nashr .............................................................. 511-520Surah 111: Al-Lahab .............................................................. 521-530Surah 112: Al-Ikhlâsh ............................................................. 531-540Surah 113: Al-Falaq ............................................................... 541-550Surah 114: Al-Nâs ................................................................. 553-562

Daftar Pustaka ..................................................................... 563-566Indeks .................................................................................. 567-576

xxvi Tafsir Juz ’Amma