BIAYA KUALITAS DAN APLIKASINYA DALAM PERUSAHAANPENGECORAN
LOGAM
Putri Fajar WulandariProgram Studi Teknik Industri, Fakultas
Teknik,Universitas DiponegoroE-mail: [email protected]
ABSTRAKSDalam beberapa tahun terakhir, lingkungan kompetisi
antar perusahaan semakin ketat. Untuk terus dapat berkompetisi
dengan baik, perusahaan harus memliki kualitas produk yang baik.
Dalam mengendalikan kualitas, perusahaan harus memperhitungkan
biaya kualitas. Biaya kualitas terbagi atas empat kategori, yaitu
biaya pencegahan (prevention costs), biaya penilaian (appraisal
costs), biaya kegagalan internal (internal failure costs), dan
biaya kegagalan eksternal (external failure costs). Dalam jurnal
ini, penulis memaparkan hasil perhitungan biaya kualitas di
perusahaan manufaktur X yang bergerak di bidang pengecoran logam.
Dari analisis biaya kualitas ini, diperoleh bahwa biaya pencegahan
dan biaya penilaian sangat kecil dibanding biaya kegagalan.
Perusahaan disarankan untuk meningkatkan pengendalian kualitasnya
dengan melakukan upaya pencegahan kegagalan sehingga menekan
pengeluaran akibat biaya kegagalan.Kata kunci: biaya kualitas,
perusahaan manufaktur, diagram tulang ikan
ABSTRACTIn recent years, competitive environment of companies
has been getting harder and harder. In order to have sustainable
competitive advantage, companies need to have more quality
products. Companies need to calculate the cost of quality to do the
quality control. Cost of quality consist offour categories;
prevention costs, appraisal costs, internal failure costs, and
external failure costs. On this journal, writer explain cost of
quality at casting company X. The results from analysis of cost of
quality, company had preventive and appraisal cost much smaller
than failure cost. Company should improve the quality control with
prevention effort so that company can reduce failure cost.Keynote:
cost of quality, manufacturing company, fishbone diagram
1. PendahuluanDalam beberapa tahun terakhir, lingkungan
kompetisi antar perusahaan semakin ketat. Untuk terus dapat
berkompetisi dengan baik, perusahaan seharusnya memproduksi produk
yang sesuai dengan keinginan, kebutuhan, dan permintaan konsumen.
Selain itu, perusahaan juga harus memliki kualitas produk yang baik
untuk dapat bersaing dengan perusahaan lain.Ketika membuat produk
berkualitas baik, perusahaan juga harus memperhitungkan biaya
kualitas. Singkat kata, perusahaan harus membuat produk berkualitas
tinggi dengan biaya kualitas yang rendah.Seperti yang sudah
diketahui, biaya kualitas bukan hanya tanggung jawab satu
departemen atau individu. Sebaliknya, setiap orang dalam perusahaan
bertanggung jawab terhadap kualitas. Produk berkualitas baik dapat
dicapai dengan kerjasama semua departemen dalam organisasi.Jurnal
ini berfokus pada literatur mengenai biaya kualitas dan aplikasinya
pada perusahaan X yang bergerak pada pengecoran logam.
2. Kajian LiteraturKualitasKualitas adalah fitur dan fungsi
produk sesuai dengan kebutuhan konsumen sehingga mampu menciptakan
kepuasan pelanggan. Berikut adalah beberapa definisi kualitas dari
guru kualitas : Crosby (1979) mendefinisikan kualitas sebagai
kesesuaian dengan kebutuhan Feigenbaum (1983) mendefinisikan
kualitas adalah gabungan karakteristik pemasaran, rekayasa,
manufaktur, dan perawatan produk atau jasa sehingga memenuhi
keinginan konsumen. Ishikawa (1985) mendefinisikan kualitas sebagai
kualitas kerja, kualitas pelayanan, kualitas informasi, kualitas
proses, kualitas divisi, kualitas manusia termasuk pekerja,
insinyur, manager dan eksekutif, kualitas sistem, kualitas
perusahaan, kualitas tujuan, dan lain sebagainya.
Biaya KualitasBiaya kualitas (Cost of Quality) adalah
biaya-biaya yang berkaitan dengan tindakan pengendalian kualitas,
perencanaan sistem kualitas, pencegahan, dan perbaikan
ketidaksesuaian produk dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.
Biaya kualitas pada umumnya berkisar antara 2% sampai 25%, dengan
rata-rata 9.2% dari total penjualan. Biaya kualitas terbagi atas
empat kategori, yaitu biaya pencegahan (prevention costs), biaya
penilaian (appraisal costs), biaya kegagalan internal (internal
failure costs), dan biaya kegagalan eksternal (external failure
costs).
Gambar 1. Klasifikasi biaya kualitas
1. Biaya Pencegahan (Prevention Costs)Biaya pencegahan adalah
segala biaya untuk memeriksa, mencegah, atau mengurangi risiko
ketidaksesuaian atau defect. Contoh : perencanaan, persiapan,
pelatihan, preventive maintenance, dan evaluasi.2. Biaya Penilaian
(Appraisal Costs)Biaya penilaian adalah segala biaya untuk
mengevaluasi pencapaian dari keperluan kualitas, termasuk biaya
verifikasi dan pengendalian pada tiap siklus kualitas. Contoh :
percobaan produksi, pengujian, dan pengukuran.3. Biaya Kegagalan
Internal (Internal Failure Costs)Biaya kegagalan internal adalah
biaya yang muncul dalam organisasi akibat dari ketidaksesuaian atau
cacat. Contoh : biaya untuk scrap, rework, pengujian kembali,
modifikasi, downtime, overtime, dan redesign.4. Biaya Kegagalan
Eksternal (External Failure Costs)Biaya kegagalan eksternal adalah
biaya yang muncul setelah pengiriman kepada konsumen akibat
ketidaksesuaian atau cacat. Contoh : Garansi, biaya administrasi
untuk kegagalan, serta customer loss.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa biaya kualitas ada yang berupa
Cost of Conformance (COC) yaitu biaya kualitas untuk mencegah
ketidaksesuaian terjadi, dan ada pula yang berupa Cost of
Non-Conformance (CONC) yaitu biaya kualitas yang dikeluarkan karena
telah terjadi ketidaksesuaian. Biaya pencegahan dan biaya penilaian
termasuk dalam Cost of Conformance, biaya yang dikeluarkan agar
kualitas baik sejak pertama kali diproduksi. Biaya kegagalan
internal dan biaya kegagalan eksternal termasuk dalam Cost of
Non-Conformance, biaya yang dikeluarkan ketika ada produk yang
tidak sesuai sejak pertama kali diproduksi.
Diagram Sebab AkibatDiagram ini merupakan suatu diagram yang
digunakan untuk mencari unsur penyebab yang diduga dapat
menimbulkan masalah tersebut. Diagram ini sering disebut dengan
diagram tulang ikan karena menyerupai bentuk susunan tulang ikan
diagram Ishikawa (Ishikawas diagram) karena pertama kali
diperkenalkan oleh Prof. Kaoru Ishikawa dari Universitas Tokyo pada
tahun 1953. Bagian kanan dari diagram biasanya menggambarkan akibat
atau permasalahan sedangkan cabang-cabang tulang ikannya
menggambarkan penyebabnya. Pada umumnya bagian akibat pada diagram
ini berkaitan dengan masalah kualitas. Sedangkan unsur-unsur
penyebab biasanya terdiri dari faktor-faktor manusia, material,
mesin, metode, dan lingkungan.
Gambar 2. Contoh Bentuk Diagram Tulang Ikan (Fishbone)Dalam
diagram sebab akibat, faktor merupakan penyebab terjadinya cacat,
sementara karakteristik mutu merupakan akibat. Pada umumnya, faktor
harus ditulis lebih rinci untuk membuat diagram menjadi
bermanfaat.
Perusahaan Pengecoran LogamPerusahaan X adalah perusahaan
manufaktur yang bergerak dalam bidang pengecoran logam atau metal
casting. Perusahaan ini mengolah dari biji logam yang dipanaskan,
kemudian dicor menjadi produk jadi. Berikut adalah diagram alir
dari proses pengecoran logam di perusahaan X :
Gambar 3. Flowchart proses pengecoran logam di perusahaan X
3. MetodologiMetode dalam penulisan jurnal ini adalah dengan
kajian literatur dari jurnal-jurnal dan buku-buku mengenai biaya
kualitas dan aplikasinya. Salah satu jurnal yang dipakai adalah
jurnal internasional dari Davison Zimwara, dkk. yang berjudul Cost
of Quality as a Driver for Continuous Improvement Case Study
Company X (Biaya Kualitas sebagai penggerak perbaikan
berkesinambungan Studi kasus pada perusahaan X)Pada jurnal
tersebut, Zimwara memperoleh data primer dengan observasi dan
wawancara dengan manajer, supervisor, dan karyawan. Data sekunder
diperoleh dari data, catatan, dan publikasi perusahaan yang telah
tersimpan sebelumnya.
4.Hasil dan PembahasanBerikut adalah hasil yang diperoleh dari
penelitian.a. Identifikasi MasalahMasalah dapat diklasifikasikan
sebagai berikut : Pembuatan biji (Core making) : permukaan barang
jadi yang jelek dan biji yang rusak Proses pembentukan (Moulding) :
penutup yang miring Pelelehan dan Penuangan (Melting and Pouring) :
ampas (sisa) dan pasir yang tercampur
b. Diagram sebab-akibat (fishbone diagram)Dari permasalahan
tersebut, dapat dibuat diagram fishbone yang menjelaskan
penyebab-penyebab sehingga mengakibatkan kecacatan produk. Penyebab
kecacatan produk diklasifikasikan dalam 4M+1H, yaitu man, method,
material, machine, dan environment. Diagram fishbone ditampilkan
pada gambar 4.
Kecacatan ProdukManMethodMachine
Pekerja kurang ahliKurangnya kesadaran akan kualitasTidak ada
perencanaan yang matangMesin breakdown
MaterialEnvironment
Material cacat
Suhu tidak stabil
Gambar 4. Diagram Fishbone
Karena adanya kecacatan produk tersebut, maka dibuatlah
pengendalian kualitas beserta biaya-biaya yang diperlukan.
c. Biaya PencegahanTabel 1 menjelaskan rincian dari biaya
pencegahan. Gambar 5 menjelaskan besarnya biaya pencegahan selama
periode penelitian. Dapat dilihat bahwa biaya pencegahan yang
rendah mengindikasikan bahwa sistem pada perusahaan X tidak
proaktif.
Tabel 1. Biaya PencegahanElemenPenjelasan
A1aRekayasa kualitas
A1bRekayasa proses
A2Desain dan pengembangan kualitas
A3Perencanaan kualitas
A4Kalibrasi dan maintenance kualitas evaluasi
A5Maintenance dan kalibrasi pengujian dan inspeksi
A6Penjaminan supplier
A7Pelatihan kualitas
A8Administrasi dan audit
Gambar 5. Biaya Pencegahan
d. Biaya PenilaianRincian dari biaya penilaian dirangkum dalam
Tabel 2. Biaya tersebut juga diilustrasikan dalam format grafis
pada Gambar 6. Dapat dilihat bahwa biaya penilaian tidak signifikan
yang menunjukkan bahwa sistem tidak efektif, sehingga menghasilkan
metode pencegahan yang buruk untuk menghindari kegagalan.Tabel 2.
Biaya PenilaianElemenPenjelasan
B1Pengujian penerimaan material
B2Inspeksi dan pengujian
B3Inspeksi dalam proses
B4Setup untuk inspeksi dan pengujian
B5Inspeksi dan pengujian material
B6Audit kualitas produk
B7Peninjauan data inspeksi dan pengujian
B8Pengujian kualitas di lapangan
B9Pengujian internal
B10Evaluasi tempat material
B11Pemrosesan data inspeksi dan laporan pengujian
Gambar 6. Biaya Penilaian
e. Biaya Kegagalan InternalDetail biaya kegagalan internal
terdapat pada tabel 3. Sedangkan gambar 7 memberi ringkasan dari
biaya kegagalan internal. Dapat dilihat bahwa biaya kegagalan
internal yang sangat besar telah mengindikasikan bahwa perusahaan X
belum dewasa. Penelitian diperlukan untuk meminimasi tingkat
kegagalan dan biaya kualitas.
Tabel 3. Biaya Kegagalan InternalElemenPenjelasan
C1Biaya scrap: tenaga kerja, material, dan biaya lain
C2Rework dan repair: roda gigi dan pengecoran baja
C3Analisis cacat dan kegagalan untuk menemukan penyebab
C4Inspeksi dan pengujian kembali produk rework
C5Scrap dan reworks
C6Modifikasi dan perijinan
C7Downgrading
Gambar 7. Biaya Kegagalan Internal
f. Biaya Kegagalan EksternalTabel 4 dan gambar 8 memperlihatkan
biaya kegagalan eksternal. Hal ini memperlihatkan bahwa perusahaan
membutuhkan pendekatan proaktif sehingga kegagalan eksternal dapat
diminimalisir.
Tabel 4. Biaya Kegagalan EksternalElemenPenjelasan
D1Administrasi untuk keluhan
D2Pertanggungjawaban produk
D3Biaya produk yang ditolak dan ditarik kembali
D4Perbaikan material yang dikembalikan
D5Penggantian garansi
Gambar 8. Biaya Kegagalan Eksternal
g. Ringkasan biaya kualitasTabel 5 memberikan ringkasan dari
biaya berdasar kategorinya. Dari tabel dapat dilihat bahwa 63% dari
biaya kualitas adalah kegagalan internal yaitu 4.2% dari pendapatan
penjualan. Biaya kualitas adalah 6.6% dari pendapatan
penjualan.Tabel 5. Ringkasan biaya kualitas berdasar
kategorinyaKategoriBiaya% dari biaya kualitas% of Turnover
Prevention 14,500.009%0.6%
Appraisal 14,382.009%0.6%
Internal Failure 105,179.9863%4.2%
External Failure 32,293.1119%1.3%
TOTAL 166,355.09100%6.6%
h. Biaya kualitas tiap elemenTabel 6 dan gambar 9 memperlihatkan
tiga biaya kualitas terbesar, yaitu scrap, rework, dan biaya
garansi.
Gambar 9. Biaya tiap elemen
Tabel 6. Biaya tiap elemenElemen BiayaBiaya ( US$)% Of
Turnover
Scrap (C1)31,360.811%
Rework (C2)56,499.272%
Warranty cost (D5)20,296.111%
TOTAL108,156.194%
5. KesimpulanDari penelitian yang telah dilakukan, diperoleh
bahwa pada perusahaan pengecoran logam ini masih banyak dijumpai
produk yang cacat. Penyebab kecacatan produk diklasifikasikan dalam
5 kategori, yaitu man, method, material, machine, dan environment.
Perusahaan melakukan pengendalian kualitas untuk mengurangi
kecacatan. Biaya-biaya yang diperlukan dibagi menjadi 4 kategori,
yaitu biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal,
dan biaya kegagalan eksternal. Biaya pencegahan dan penilaian
cenderung kecil, hal ini menunjukkan bahwa perusahan belum banyak
melakukan upaya untuk mencegah ketidaksesuaian dan kecacatan. Biaya
kegagalan baik internal maupun eksternal cenderung besar, hal ini
menunjukkan perusahaan banyak mengalami kecacatan produk. Sehingga
perusahaan disarankan lebih banyak melakukan pencegahan terjadinya
kecacatan untuk menekan biaya kegagalan.
ReferensiKirliolu, Hilmi. 2013. Measuring and Reporting Cost of
Quality in a Turkish Manufacturing Company: A Case Study in
Electric Industry. Journal of Economic and Social Studies. Turkey:
Sakarya University.Michalska. 2006. Quality costs in the production
process. Journal of Achievements in Materials and Manufacturing
Engineering. Volume 17, Agustus 2006.Montgomery, D.C. 2009.
Introduction to Statistical Quality Control 6th ed., New. York:
John Wiley & Sons.Zimwara, Davison dkk. 2013. Cost of Quality
as a Driver for Continuous Improvement Case Study Company X.
International Journal of Innovative Technology and Exploring
Engineering Volume 2, Januari 2013.
Putri Fajar Wulandari21070112120006 / kelas A
Penghargaan Kualitas (Quality Award)
Menurut Eddy Herjanto, dalam bukunya Manajemen Operasi,
penghargaan mutu/ kualitas adalah penghargaan yang diberikan kepada
individual atau organisasi yang bertujuan untuk mendorong penerapan
manajemen mutu. Manajemen mutu disini merupakan suatu filosofi yang
mengintegra-sikan beberapa fokus utama, yaitu fokus pelanggan,
proses kerja, keuntungan, dan proses belajar yang
berkelanjutan.Seperti yang diungkapkan oleh Deming, dalam teorinya
tentang 14 butir untuk manajemen, dapat kita pahami bah-wa
kualitas/mutu suatu produk atau jasa yang jelek bukanlah kesalahan
dari pekerja, akan tetapi berasal dari sistem manajemen yang buruk.
Oleh karena itu, untuk mendapatkan kepercayaan dan kepuasan
pelanggan, kita harus memperbaiki sistem manajemen. Salah satu
caranya adalah melalui program penghargaan kualitas. Penghargaan
kualitas (quality award) diberikan oleh pemerintah terhadap
seseorang (individual) ataupun orga-nisasi (misal perusahaan baik
perusahaan kecil, menengah, ataupun besar) yang telah berjasa
/melakukan tindakan perbaikan/pengembang-an terhadap kualitas, baik
dari sistem manaje-men maupun untuk output yang dihasilkan.
Sedangkan penghargaan kualitas nasional me-rupakan suatu bentuk
penghargaan kualitas yang diberikan pada masing-masing
negara.Penghargaan kualitas dimulai sejak 1950-an, dan kemudian
terus berkembang hingga saat ini. Berikut ini adalah beberapa
penghargaan mengenai mutu:
Deming PrizePenghargaan Deming adalah penghar-gaan nasional bagi
perusahaan atau individu yang mencapai prestasi di bidang
pengendalian mutu. Penghargaan ini di-mulai tahun 1951, yang
diselenggarakan dan diuji, serta pemberian penghargaan oleh JUSE
(Japanese Union of Scientist and Engineers) Deming Award Comitee.
Deming Prize dibagi dalam 4 kategori: (a) Deming Prize for
Individual Person, yang diberikan kepada individual yang memberikan
kontribusi istimewa dalam me-nyebarluaskan statistical quality
control; (b) Deming Application Prize for Division, yang diberikan
kepada perusahaan atau divisi yang mencapai peningkatan kinerja
luar biasa melalui penerapan company wide quality control
berdasarkan statistical quality control; (c) Deming Application
Prize for Small Business, hampir sama dengan kategori kedua, tetapi
diberikan kepada usaha berskala kecil atau menengah; (d) Quality
Control Award, diberikan kepada perusahaan yang telah menunjukkan
komitmen yang terus menerus terhadap total quality control paling
tidak 5 tahun setelah memperoleh Deming Prize. Kategori yang
dinilai dalam mencakup: (1)kebijakan, (2) organisasi dan operasi,
(3)pencarian dan penggunaan informasi, (4)analisis, (5) perencanaan
ke depan, (6)pen-didikan dan pelatihan, (7) jaminan mutu, (8)dampak
mutu, (9) standardisasi, dan (10) pengendalian. (Eddy H, Manajemen
Operasi)Deming Prize pada awalnya diberikan hanya untuk individu
dan organisasi Jepang saja, akan tetapi sejak tahun 1984 sampai
sekarang sudah terbuka untuk umum (individu atau organisasi
non-Jepang). Peng-hargaan ini dibuat untuk menghargai jasa Deming
yang telah mengenalkan konsep pengendalian dan perbaikan mutu,
sehingga industri Jepang berkembang pesat dan menguasai pasar
dunia. Penghargaan ini memicu penghargaan-penghargaan lain muncul
dan bersaing dalam pasar dunia.
Malcolm Baldrige National Quality AwardMalcolm Baldrige National
Quality Award (MBNQA) dicanangkan pada 20 Agustus 1987 oleh
Presiden Reagan yang bertujuan untuk mempromosikan kesadaran mutu,
pengakuan terhadap pencapaian mutu oleh perusahaan Amerika, dan
mempublika-sikan strategi mutu yang berhasil. MBNQA dikelola oleh
National Institute of Standards and Technology (NIST) USDC dengan
duku-ngan American Society for Quality (ASQ). (Eddy H, Manajemen
Operasi)Program penghargaan ini untuk organi-sasi bisnis yang
berorientasi pada keuntungan, dengan 3 kategori bisnis manufaktur,
jasa, dan bisnis kecil, sehingga organisasi peme-rintah tidak
berhak mendapatkannya. (Vincent G., Integrasi Six Sigma ke dalam
MBNQA)MBNQA merupakan program peng-hargaan berdasarkan pencapaian
organisasi ter-hadap Malcolm Baldrige Criteria for Perfor-mance
Excellence (MBCFPE), yang sering disingkat dengan Kriteria
Baldridge (Baldridge Criteria). MBCFPE merupakan panduan ma-najemen
terbaik untuk membuat sebuah pe-rusahaan menjadi unggul, ekselen,
atau kelas dunia. Penghargaan (award) berbasis kriteria Baldrige
telah membuat daya saing negara da-lam percaturan global meningkat.
Inilah se-buah sistem paling komprehensif untuk meng-ukur dan
menjadikan kinerja sebuah organisasi menjadi ekselen. (www.baldrige
indo.com) Dengan adanya MBNQA ini, perusahaan-peru sahaan di
Amerika Serikat saling bersaing untuk mendapatkannya, dengan
memperbaiki manajemen mutu mereka.Dalam suatu usaha untuk
mening-katkan praktek manajemen kualitas dan daya saing perusahaan
Amerika Serikat, Presiden Ronald Reagan menandatangani akta Malcolm
Baldrige National Quality Improvement pada 20 Agustus 1987. (Eddy
H, Manajemen Operasi). MBNQA mulai muncul setelah adanya Deming
Prize. Penghargaan Deming menyadarkan Amerika Serikat tentang
pen-tingnya pengendalian dan perbaikan mutu. Seperti yang dikatakan
Deming melalui bukunya "If Japan Can, Why Can't We?", AS menjadi
terpicu untuk menigkatkan manaje-men mutu ke dalam aplikasi
industri, sehing-ga dapat kembali bersaing dengan negara-ne gara
lain, terutama Jepang yang telah berhasil menguasai pasar dunia,
saat ini.Tujuan MBNQA diciptakan untuk mempromosikan kesadaran
mengenai kualitas/mutu, mengidentifikasi kebutuhan untuk kualitas
yang unggul, memper-kenalkan prestasi mutu dari perusahaan Amerika
Serikat, dan membagi informasi (mempublikasikan) tentang strategi
kualitas yang sukses dan manfaatnya. Satu sasaran MBNQA adalah
untuk menyediakan suatu model yang menunjukkan pemahaman dan
peningkatan manajemen kualitas secara terus-menerus meningkatkan
kriteria penghargaan diri mereka. Model Baldrige disuling tiap
tahun, dengan peningkatan utama diterapkan tiap dua tahun.
(www.texas-quality.org)MBNQA dikelola oleh NIST dengan dukungan
ASQ, dimana pengurus Baldrige percaya format prinsip inti kriteria
peng-hargaan tersebut adalah suatu kerangka untuk ukuran
keunggulan. Kriteria yang digunakan untuk menilai suatu performa
applicant, dibagi menjadi tujuh kategori dan menyediakan arah yang
strategis untuk keseluruhan system. Kategori tersebut adalah (1)
Kepemimpinan; (2) Perencanaan strategis; (3) Fokus pasar dan
pelanggan; (4) Informasi dan analisa; (5) Fokus sumber daya
manusia; (6) Proses manajemen; dan (7) Hasil-hasil bisnis.
European Quality AwardEuropean Foundation for Quality Management
(EFQM) dibentuk pada tahun 1988, yang selanjutnya memprakarsai
European Quality Award (EQA) dalam rangka mendorong
perusahaan-perusahaan Eropa untuk berkompetisi di pasar global. EQA
pertama kali diberikan pada tahun 1992. EQA terdiri dari 2 bagian:
(a) European Quality Award, yang diberikan kepada pelamar yang
paling berhasil dalam bidang manajemen mutu di Eropa Barat; (b)
European Quality Prize, diberikan kepada sejumlah perusahaan lain
yang menunjukkan kemampuannya dalam manajemen mutu sesuai kriteria
penghargaan.Kategori yang dinilai dalam EQA meliputi: (1)
kepemimpinan, (2) kebijakan dan strategi, (3) manajemen tenaga
kerja, (4) sumber daya, (5) proses, (6) kepuasan pelanggan, (7)
kepuas-an karyawan, (8) dampak bagi masyarakat, dan (9) manfaat
bisnis. (Eddy H, Manajemen Operasi)Untuk lebih jelasnya, EQA
dibahas setelah ini yang menggambarkan lebih detail model Eropa,
kriteria-kriteria, dan skor penilaiannya. Pada analisis pembahasan
kita juga membahas perbedaan antara MBNQA dan EQA. (Eddy H,
Manajemen Operasi)Setelah itu, berbagai penghargaan lainnya terus
bermunculan di berbagai Negara seperti Singapore Quality Award,
Australian Quality Award, Canadian Quality Award, dll. Persaingan
(competitiveness) menuntut agar tiap negara memberikan kepuasan
pelanggan terhadap produk yang dipasarkan. Mereka bersaing dengan
memunculkan karakteristik produk masing-masing.EQA adalah
penghargaan kualitas regional yang diberikan untuk
perusahaan-perusahaan di negara-negara Eropa, baik perusahaan
kecil, menengah ataupun besar. EQA menduduki puncak dari puluhan
peng-hargaan mutu regional dan nasional. Orga-nisasi yang menerima
perkenalan bergengsi ini mempertunjukkan keseluruhan kinerja yang
berdasar pada keunggulan mereka. Ada-pun 16 negara yang terlibat
saat ini adalah: Austria, Belgium, the Czech Republic, Denmark,
Germany, Hungary, Ireland, Italy, the Netherlands, Norway,
Portugal, Russia, Slovenia, Spain, Turkey and the United Kingdom I.
EQA dibentuk pada tahun 1992, yang merupakan pengembangan dari
European Foundation for Quality Mana-gement (EFQM) yang dibentuk
oleh 14 perusahaan Eropa utama pada tahun 1988 yang disahkan oleh
European Comission. (www.texas-quality.org)Penghargaan ini serupa
dengan MBNQA, tetapi kriteria-kriterianya terdiri atas kemungkinan
(enabler) dan hasil (result). Enablers peningkatan kualitas terdiri
dari kategori berikut: kepemimpinan, manajemen masyarakat,
kebijakan dan strategi, sumber daya dan proses. Implementasi
efektif atas enablers berdampak pada hasil gori yaitu kepuasan
orang, kepuasan pelanggan, berdam-pak pada masyarakat dan hasil
bisnis. EFQM meningkatkan model mutu sendiri secara terus menerus
meneliti umpan balik pelamar dan pembuatan penyesuaian yang
diperlukan. Adapun kriteria-kriteria dalam model EQA, yaitu: (1)
Kepemimpinan; (2) Kebijakan dan Strategi; (3) Manajemen Sumber Daya
Manusia; (4) Sumber; (5) Proses; (6) Kepuasan Konsumen; (7)
Kepuasan Orang; (8) Dampak pada Masyarakat; (9) Hasil Bisnis.
Manusia Mesin Masalah Material Lingkungan Metode