OLEH : AGUNG Nugroho .O ,Dipl.Rad, ST, MSi
OLEH : AGUNG Nugroho .O ,Dipl.Rad, ST, MSi
STAKE HOLDER STAKE HOLDER QA IN DIAGNOSTIC QA IN DIAGNOSTIC RADIOLOGY :RADIOLOGY :
1.Peralatan (compliance testing) X Ray
2. Proses image
kV mA s HVL Colimator test Kebocoran tabung Dosis pasien Resolusi image
(mammografi , CT Scan )
Kamar gelap Prosesor (manual –
otomatis) Chemical product Asessoris
Kondisi lingkungan : * suhu : 10 0C – 21 0C * kelembapan : 30 % - 50 % * aliran air (in – out ) : harus lancar * exhaust fan : lancar – kedap cahaya * dinding : warna cerah , mudah dibersihkan (licin) * lantai : bahan yang tidak menyerap air (mudah dekontaminan) * pass box film : window dilapis Pb
Safe light : * tinggi dari meja : minimal 130 cm * kuat cahaya : 10 lux (kerja ) , 2 lux (mati total) * filter : merah * fog : uji koin test
Matikan lampu seluruh lampu (termasuk safe light) Ambil film dari box dan tempatkan pada meja kerja Tempatkan 5 keping koin pada film. Tutup film dan koin tersebut
dengan kertas karton Nyalakan lampu safe light Mulailah menghidupkan jam (timer) dan secara bersamaan geser
kertas karton tersebut untuk menyinari koin pertama dengan safe light.
Setelah satu menit, geser kertas karton tersebut ke bagian logam berikutnya (2,3..5), lembar terakhir film yang tanpa koin tidak disinar.
Tutuplah semua bagian film dengan karton Matikan safe light dan proses film sebagaimana biasa. Periksalah film yang telah diproses tersebut. Jika bentuk koin dapat
terlihat, ini menunjukkan adanya kebocoran safe light sehingga meningkatkan fog level film. Lamanya waktu untuk sebuah film dapat ditinggalkan secara aman pada safe light dapat ditentukan dengan menguji film dan mencatat waktu terlama dari film yang disinari dengan safe light tanpa memperlihatkan adanya bentuk koin. Waktu ini disebut dengan waktu penanganan aman.
Kamar gelap
Safe light + FilTer merah
Photometer
Uji fog
Cek kondisi tanki (bocor, ada luka pada dinding tanki, berkarat ?)
Saluran air : lancar , tidak bocor Hanger : tidak berkarat, lengkap
sesuai ukuran film
Transport speed : dry to dry system time max. 3 % from manufacture’s recommendation
Replenishment rate : * developer : 60 –600 ml / menit , * fixer : 80 – 800 ml / jam
Kebersihan roler : cuci dengan air bersih mengalir dengan spon
Cover up harus terbuka tiap malam (menghindari pengembunan air yang dapat menyebabkan pengenceran chemical)
Pembersihan rol Cover up terbuka tiap malam
Skema prosesor otomatis
Harus ada alat pelindung diri (apd) : baju lab, kaca mata, sarung tangan, masker
Penyaring air : filter 50 µm, tiap 3 bulan diganti, water flux : 0,95 – 5,7 l/min
Penyaring air pencampur chemical : 75 µm
Temperatur : developer : 33,5 0C– 38,3 0C, fixer : 29,4 0C – 35 0C, air : sama
dengan suhu developer pH developer : 9,5 – 10,7 pH fixer : 4 – 5
Baju lab
Kaca mata
Filter air
Sarung tangan
Film unexposed : suhu : 10 0C – 21 0C , kelembaban : 30 % - 50 %
Film exposed : suhu : ± 21 0C , kelembaban : 40 % - 60 %
IS : bersihkan dengan natural soap+water atau alkohol 70 % tiap malam (selesai dipakai seharian)
Uji kebocoran kaset Uji kualitas kaset / IS
Pembersihan IS dan pengeringan IS dengan posisi vertikal
Masukkan selembar film yang belum terekspose ke dalam kaset tersebut
Letakkan kaset tersebut di tempat yang terang (sinar matahari) selama ± satu menit
Setelah itu, proseslah film tersebut, sebelum dimasukkan ke dalam larutan prosesing, tandailah film tersebut untuk mengetahui dimana letak engsel (H), bagian yang terbuka (O) dan bagian atas (T). lakukan pemrosesan
Cek hasil film yang sudah jadi, jika terlihat adanyakabut pada bagian tepi-tepinya, maka tandailah. Jika lebarnya kurang dari 0,5 cm dari sepanjang sisi bagian tersebut, maka hal ini dapat diabaikan.
Dengan menggunakan ‘peralatan ‘Contact film – screen’
Tempatkan kaset (+ film) yang dicurigai di atas meja. FFD : 100 cm. Atur Luas lapangan sebesar ukuran kaset
Letakkan ‘Contact film – screen’ di atas kaset yang sudah kita atur, dan beri marker di atas ‘Contact film – screen’
Lakukan expose dengan kondisi 55-60 kV , 6-10 mAs
Lakukan prosesing film. Lakukan penilaian pada hasil pengujian : cek
secara seksama, pada bagian mana terjadi ketidak sesuaian radiograf.
Untuk hasil foto umum : 1500 cd/m2
Untuk hasil mammografi : 3500 cd/m2
Tujuan : menjaga film prosesor tetap dalam kontrol
ketidak benaran kontrol prosesing menyebabkan 13 % film reject
Peralatan : sensitometer, densitometer , kertas millimeter blok
Kurva sensitometri atau kurva HD (Hurter & Driffield) adalah kurva yang menunjukkan tingkat / derajat kehitaman (optical density – OD) untuk menilai : Kontras , speed (sensibility) dan nilai base+fog (D min) dari film hasil prosesing
Densitas pada daerah yang lurus (straight portion / linear range) dari kurva digunakan untuk menunjukkan film latitude (gray scale).
Kontras pada daerah straight portion antar point /step berada pada densitas 0,24 dan 2,0 di atas base+fog (contrast index , D = 2,4+Dmin).
Speed adalah inverse dari expose (dalam Roentgen) berada pada area OD = 1,0 diatas base + fog (Speed index = 1,00+Dmin). Fast film ditunjukkan dengan less exposure ≈ OD (slow film).
Speed step yang paling dekat adalah dengan nilai 1,2 (1,0+base+fog) (2).
Gambar 13a. HD curve (2) dengan step
wedge
Gambar 13b. Density curve (1) dengan sensitometer
Gambar 14a. Sensitometer (1)
Gambar 14b. Prosesing film (1)
Gambar 14c. densitometer (1)
Dmin = 0,16 < Dmin < 0,25
Speed index = Dopt = 1,00 + Dmin
Contrast index = Dopt = 2,40 + Dmin
Nilai referensi dalam constancy test dari film prosesing tidak ada ‘fixed values’, akan tetapi didasarkan dari hasil test film yang sudah digunakan (1).
Dari data di atas dapat diambil kesimpulan, bahwa QA prosesing film merupakan bagian dari seluruh kegiatan QA radiologi (diagnostic) yang harus diupayakan penerapannya secara kontinyu demi pelayanan yang lebih baik untuk pasien maupun pekerja radiasi karena dapat menurunkan pengulangan pemeriksaan (reject film analysis) yang berarti mengurangi dosis radiasi yang diterima,
Demikian juga untuk Institusi Pelayanan Kesehatan secara menyeluruh, akan dapat mengurangi biaya/cost pengeluaran karena penggunaan pesawat sinar x, film, dan lain-lain dapat lebih efektif dan efisien .
Brussau, Reinhard; Bernhardt, Jurgen; Goldhammer, Ralf;
Scmidtke, Siegfried, 2003, Pehamed Quality assurance in Radiology , PEHA med Gerate GmbH, Germany
Cecilia, Ana PA and Ricardo, Sergio A; 2005, Step by Step of Radiographic Processing, CESTEH, Rio de Janeiro, Brasil
Ball, John and Price, Toni , 1989, Chesneys’ Radiographic Imaging, Blackwell Scientific Publication, London England
World Health Organization, 1982, Quality Assurance in Diagnostik Radiology, Geneva
Jauhari, Arif, 2000, Program Jaminan Mutu Bidang Radiografi, Pusat Kajian Radiografi dan Imajing, Jakarta
Goldman, Lee W, 1981, Radiograhic Film Processing Quality Assurance, US. Department of Health and Human Services