Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan makanan, selain merupakan sumber gizi bagi manusia, juga merupakan sumber makanan bagi mikroorganisme. Pertumbuhan mikroorganisme dalam bahan pangan dapat menyebabkan perubahan yang menguntungkan seperti perbaikan bahan pangan secara gizi, daya cerna ataupun daya simpannya. Selain itu pertumbuhan mikroorganisme dalam bahan pangan juga dapat mengakibatkan perubahan fisik atau kimia yang tidak diinginkan, sehingga bahan pangan tersebut tidak layak dikonsumsi. Kejadian ini biasanya terjadi pada pembusukan bahan pangan. Makanan dan minuman adalah semua bahan baik dalam bentuk alamiah maupun dalam bentuk buatan yang dimakan manusia kecuali air dan obat-obatan, karena itu makanan merupakan satu-satunya sumber energi bagi manusia 1. Sebaliknya makanan juga dapat menjadi media penyebaran penyakit. Dengan demikian penanganan makanan harus mendapat perhatian yang cukup. Untuk itu, produksi dan peredaran makanan di Indonesia telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 329/MenKes/XII/1976 2. Bab II Pasal 2 peraturan ini menyebutkan bahwa makanan yang diproduksi dan diedarkan di wilayah Indonesia harus memenuhi syarat-syarat keselamatan, kesehatan, Pemeriksaan Salmonella pada Sampel Minuman | 1
49

Px Salmonella Pada Minuman

Dec 28, 2015

Download

Documents

ayucandraa

Bahan makanan, selain merupakan sumber gizi bagi manusia, juga merupakan sumber makanan bagi mikroorganisme. Pertumbuhan mikroorganisme dalam bahan pangan dapat menyebabkan perubahan yang menguntungkan seperti perbaikan bahan pangan secara gizi, daya cerna ataupun daya simpannya. Selain itu pertumbuhan mikroorganisme dalam bahan pangan juga dapat mengakibatkan perubahan fisik atau kimia yang tidak diinginkan, sehingga bahan pangan tersebut tidak layak dikonsumsi. Kejadian ini biasanya terjadi pada pembusukan bahan pangan.
Makanan dan minuman adalah semua bahan baik dalam bentuk alamiah maupun dalam bentuk buatan yang dimakan manusia kecuali air dan obat-obatan, karena itu makanan merupakan satu-satunya sumber energi bagi manusia 1. Sebaliknya makanan juga dapat menjadi media penyebaran penyakit. Dengan demikian penanganan makanan harus mendapat perhatian yang cukup. Untuk itu, produksi dan peredaran makanan di Indonesia telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 329/MenKes/XII/1976 2. Bab II Pasal 2 peraturan ini menyebutkan bahwa makanan yang diproduksi dan diedarkan di wilayah Indonesia harus memenuhi syarat-syarat keselamatan, kesehatan, standar mutu, atau persyaratan yang ditetapkan oleh Menteri untuk tiap jenis makanan.
Upaya pengamanan makanan dan minuman pada dasarnya meliputi orang yang menangani makanan, tempat penyelenggaraan makanan, peralatan pengolahan makakan dan proses pengolahannya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya keracunan makanan, antara lain adalah higienis perorangan yang buruk, cara penanganan makanan yang tidak sehat dan perlengkapan pengolahan makanan yang tidak bersih.
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Px Salmonella Pada Minuman

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahan makanan, selain merupakan sumber gizi bagi manusia, juga

merupakan sumber makanan bagi mikroorganisme. Pertumbuhan mikroorganisme

dalam bahan pangan dapat menyebabkan perubahan yang menguntungkan seperti

perbaikan bahan pangan secara gizi, daya cerna ataupun daya simpannya. Selain

itu pertumbuhan mikroorganisme dalam bahan pangan juga dapat mengakibatkan

perubahan fisik atau kimia yang tidak diinginkan, sehingga bahan pangan tersebut

tidak layak dikonsumsi. Kejadian ini biasanya terjadi pada pembusukan bahan

pangan.

Makanan dan minuman adalah semua bahan baik dalam bentuk alamiah

maupun dalam bentuk buatan yang dimakan manusia kecuali air dan obat-obatan,

karena itu makanan merupakan satu-satunya sumber energi bagi manusia 1.

Sebaliknya makanan juga dapat menjadi media penyebaran penyakit. Dengan

demikian penanganan makanan harus mendapat perhatian yang cukup. Untuk itu,

produksi dan peredaran makanan di Indonesia telah diatur dalam Peraturan

Menteri Kesehatan No. 329/MenKes/XII/1976 2. Bab II Pasal 2 peraturan ini

menyebutkan bahwa makanan yang diproduksi dan diedarkan di wilayah

Indonesia harus memenuhi syarat-syarat keselamatan, kesehatan, standar mutu,

atau persyaratan yang ditetapkan oleh Menteri untuk tiap jenis makanan.

Upaya pengamanan makanan dan minuman pada dasarnya meliputi orang

yang menangani makanan, tempat penyelenggaraan makanan, peralatan

pengolahan makakan dan proses pengolahannya. Ada beberapa faktor yang

mempengaruhi terjadinya keracunan makanan, antara lain adalah higienis

perorangan yang buruk, cara penanganan makanan yang tidak sehat dan

perlengkapan pengolahan makanan yang tidak bersih.

Salah satu bakteri yang merugikan bagi manusia yang dapat

mengkontaminasi makanan sehingga dapat mengganggu kesehatan adalah bakteri

Salmonella dan Shigella. Bakteri salmonella dan shigella ini juga dapat terdapat

dalam urine manusia apabila terjadi infeksi pada saluran kemih. Keberadaan

Pemeriksaan Salmonella pada Sampel Minuman | 1

Page 2: Px Salmonella Pada Minuman

bakteri ini sangat mengganggu kesehatan manusia. Upaya untuk pencegahan

bakteri ini dapat dikonsumsi oleh manusia dapat dilakukan dengan pemeriksaan

bakteri Salmonella dan Shigella. Pemeriksaan bakteri ini dengan cara menanam

sampel yang pada praktikum kali ini digunakan sampel minuman pada media

tertentu.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan minuman?

2. Apa yang dimaksud dengan bakteri Salmonella dan Shigella?

3. Apakah pengaruh bakteri Salmonella dan Shigella pada sampel minuman

(es gula)?

4. Bagaimana prosedur pemeriksaan bakteri Salmonella dan Shigella pada

sampel minuman (es gula)?

5. Apakah sampel yang diperiksa memenuhi standar kelayakan dari minuman

yang diperiksa?

1.3 Tujuan

1. Mahasiswa dapat mengetahui tentang minuman yang bersih dan baik

2. Mahasiswa dapat mengetahui tentang bakteri Salmonella dan Shigella.

3. Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh bakteri Salmonella dan Shigella

pada sampel minuman (es gula)

4. Mahasiswa dapat mengetahui prosedur pemeriksaan bakteri Salmonella

dan Shigella pada sampel minuman (es gula)

5. Mahasiswa dapat menetahui standar kelayakan bakteri dari sampel

minuman

1.4 Manfaat

1. Manfaat Praktis

Diharapkan pemeriksaa bakteri Salmonella dan Shigella pada sampel

bahan pangan dan urine ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa, sehingga

mahasiswa dapat mengetahui dan mempraktikkan pemeriksaan bakteri

Pemeriksaan Salmonella pada Sampel Minuman | 2

Page 3: Px Salmonella Pada Minuman

pada sampel minuman ini secara langsung, serta mengetahui hasil

pemeriksaan bakteri Salmonella dan Shigella pada sampel minuman (es

gula).

2. Manfaat Teoritis

a. Menambah wawasan serta pengetahuan mahasiswa mengenai

pemeriksaan bakteri Salmonella dan Shigella pada sampel minuman

(es gula).

b. Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian atau

pemeriksaan yang selanjutnya.

Pemeriksaan Salmonella pada Sampel Minuman | 3

Page 4: Px Salmonella Pada Minuman

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Morfologi Salmonella

Salmonella adalah suatu genus bakteri enterobakteria gram-

negatif berbentuk tongkat/batang, tidak berspora, tidak

mempunyai simpai, tanpa fimbria, dan mempunyai flagel

peritrik, kecuali Salmonella pullorum dan Salmonella

gallinarum. Ukuran 1-3,5 µm x 0,5-0,8 µm. besar koloni

dalam media perbenihan rata-rata 2-4 mm. Sifat Salmonella

typhi antara lain dapat bergerak, tumbuh pada suasana

aerob dan anaerob fakultatif pada suhu 15-41oC. Suhu pertumbuhan

optimum 37,5oC dengan pH media 6-8. Salmonella mempuyai gerak positif,

dapat tumbuh dengan cepat pada perbenihan biasa, tidak meragi laktosa,

sukrosa, membentuk asam dan biasanya membentuk gas dari glukosa,

maltose, mannitol, dan dekstrin. Sebagian besar isolat Salmonella dari

spesimen klinik membentuk H2S. (Pratiwi, 2011).

Ciri-ciri dari bakteri Salmonella adalah sebagai berikut (Pratiwi,

2011):

1. Berbentuk batang dengan ukuran tergantung jenis bakteri (pada umumnya

memiliki panjang ± 2-3 µm, dan bergaris tengah antara ±0,3 – 0,6 µm ).

2. Bersifat Gram negatif.

3. Berkembang biak dengan cara membelah diri.

4. Tidak berspora dan bersifat aerob.

5. Motil (pergerakan ) dengan mengunakan flagel. Mempunyai flagel

perithrik (diseluruh permukaan sel), kecuali pada jenis Salmonella

gallinarum dan Salmonella pullorum.

6. Salmonella mudah tumbuh pada medium sederhana, tetapi hampir tidak

pernah memfermentasikan laktosa atau sukrosa.

7. Salmonella membentuk asam dan kadang-kadang gas dari glukosa dan

manosa.

Pemeriksaan Salmonella pada Sampel Minuman | 4

Page 5: Px Salmonella Pada Minuman

8. Salmonella resisten terhadap bahan kimia tertentu (misal, hijau brilian,

natrium tetrationat,natrium deoksikolat) yang menghambat bakteri enterik

lain, oleh karena itu senyawa – senyawa tersebut berguna untuk inklusi

isolate salmonella dari feses pada medium.

9. Struktur sel bakteri Salmonella terdiri dari inti (nukleus), sitoplasma, dan

dinding sel. Karena dinding sel bakteri ini bersifat Gram negatif , maka

memiliki struktur kimia yang berbeda dengan bakteri Gram positif.

Menurut Jawetz et al (dalam Bonang,1982) mengemukakan bahwa

dinding sel bakteri gram negatif mengandung 3 polimer senyawa

mukokompleks yang terletak diluar lapisan peptidoglikan (murein). Ketiga

polimer ini terdiri dari :

1. Lipoprotein adalah senyawa protein yang mempunyai fungsi

menghubungkan antara selaput luar dengan lapisan peptidoglikan.

2. Selaput luar adalah selaput ganda yang mengandung senyawa fosfolipid

dan sebagian besar dari senyawa fosfolipid ini terikat oleh molekul-

molekul lipopolisakarida pada lapisan atasnya (Pratiwi, 2011).

2.2 Klasifikasi Salmonella

Berikut klasifikasi dari bakteri Salmonella (Pratiwi, 2011) :

Kerajaan : Bacteria

Filum : Proteobakteria

Kelas : Gamma proteobakteria

Ordo : Enterobakteriales

Family : Enterobakteriaceae

Genus : Salmonella

Spesies : Salmonella enterica

Salmonella arizona

Salmonella typhi

Salmonella choleraesuis

Salmonella enteritidis

Secara praktis salmonella dapat dibagi menjadi (Pratiwi, 2011) :

Pemeriksaan Salmonella pada Sampel Minuman | 5

Page 6: Px Salmonella Pada Minuman

1. Salmonella tifoid yaitu Salmonella typhi, Salmonella paratyphi A,B, dan

C penyebab demam enterik (typhoid) pada manusia. Kelompok ini telah

beradaptasi pada manusia.

2. Salmonellanon-tifoid yaitu Salmonelladublin (sapi), Salmonella cholera

suis (babi), Salmonellagallinarum dan Salmonella pullarum (unggas),

Salmonella aborius equi (kuda) dan Salmonella aborius ovis (domba).

Salmonella sp yang beradaptasi pada jenis hewan tertentu jarang

menimbulkan penyakit pada manusia.

2.3 Metode Analisa

Metode analisa merupakan proses pembuktian atau konfirmasi

pengujian secara obyektif di laboratorium yang telah memenuhi persyaratan

yang telah ditentukan dan sesuai dengan tujuan penggunaannya. Dalam

pengujian mutu suatu bahan pangan diperlukan berbagai uji yang mencakup uji

fisik, uji kimia, uji mikrobiologi, dan uji organoleptik. Uji mikrobiologi

merupakan salah satu uji yang penting, karena selain dapat menduga daya

tahan simpan suatu makanan, juga dapat digunakan sebagai indikator sanitasi

makanan atau indikator keamanan makanan. Pengujian mikrobiologi

diantaranya meliputi uji kuantitatif untuk menentukan mutu dan daya tahan

suatu makanan, dan uji kualitatif bakteri patogen untuk menentukan tingkat

keamanannya, serta uji bakteri indikator untuk mengetahui tingkat sanitasi

makanan tersebut (Fardiaz, 1993).

Dalam hal ini, metode analisa yang digunakan untuk

mengidentifikasi adanya bakteri Salmonella adalah metode analisa secara

kualitatifyakni bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya suatu bakteri

Salmonella dalam suatu makanan (Sugianto, 2012).

a.      Metode Analisa Kualitatif

Pada pengujian identifikasi bakteri Salmonella metode yang

digunakan adalah metode analisa secara kualitatif. Pada metode analisa

kualitatif ini memiliki tahapan – tahapan tertentu dengan tujuan untuk

Pemeriksaan Salmonella pada Sampel Minuman | 6

Page 7: Px Salmonella Pada Minuman

mengetahui ada tidaknya suatu mikroorganisme dalam makanan(Sugianto,

2012).

Tujuan dari pengidentifikasian dalam uji suatu bakteri (Salmonella)

pada metode ini adalah untuk mengetahui mutu ataupun kualitas dari suatu

produk berdasarkan kemasan atau sifat mikrobiologinya. Pengujian

mikrobiologi pada sampel makanan akan selalu mengacu kepada persyaratan

makanan yang sudah ditetapkan. Sebagai contoh sampel pada makanan yakni

Parameter uji mikrobiologi pada mayonnaise yang dipersyaratkan sesuai

Standar Nasional Indonesia dalam pengujian Salmonella. (Sugianto, 2012).

Tahapan identifikasi bakteri Salmonella typhi

a. Pra-pengayaan

Sampel yang akan diperiksa terlebih dahulu dihomogenkan dan

dilakukan pra pengayaan dengan larutan lactose broth (LB), yaitu

dengan memindahkan 25 ml sampel secara aseptis ke dalam botol yang

berisi 225 ml media lactose broth (LB), kemudian diinkubasi pada suhu

37oC selama 24 jam.

b. Pengayaan

Sebanyak 10 ml biakan pra-pengayaan dipindahkan ke dalam media

pengayaan yang terdiri atas 100 ml media tetrathinate brilliant green

agar (TGBG) dan 100 ml media selenite cysteine broth (SCB),

kemudian diinkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam

Pemeriksaan Salmonella pada Sampel Minuman | 7

Page 8: Px Salmonella Pada Minuman

c. Isolasi

Bakteri S. typhi diidentifikasi dengan menginokulasikan 1 sengkelit

biakan pengayaan pada cawan petri yang berisi media brilliant green

agar (BGA) dan bismuth sulfit agar (BSA) atau perbenihan selektif

lainnya, seperti salmonella-shigella agar (SSA), xylose lysine

desoxycholate agar (XLDA), dan hektoen enteric agar (HEA).

Perbenihan kemudian diinkubasi pada suhu 37oC

selama 24 jam. Koloni yang tumbuh diduga S.

typhi jika menunjukkan ciri-ciri sebagai berikut:

o Pada BSA, koloni berwarna coklat, abu-abu

sampai hitam, dan kadang-kadang dengan

kilap logam.

o Pada XLDA, koloni berwarna merah muda

dengan bintik hitam di tengah.

o Pada HEA, koloni berwarna biru hijau dengan atau tanpa bintik

hitam di tengah.

o Pada SSA, koloni tidak berwarna sampai merah muda, bening

sampai buram.

o Pada BGA, koloni berwarna merah muda hingga merah atau bening

hingga buram dengan lingkaran merah muda sampai merah.

d. Uji konfirmasi

Langkah berikutnya adalah uji konfirmasi. Pada uji ini dipilih 2-5 koloni

spesifik dari media selektif dan diinokulasikan pada media nutrient agar

(NA), kemudian diinkubasikan pada suhu 37oC selama 20-24 jam.

Koloni pada nutrient agar kemudian diinokulasikan dengan metode

tusukan dan goresan untuk mengerjakan uji-uji berikut.

Penanaman pada media triple sugar iron agar (TSIA)

Pada uji TSIA warna media slant berubah menjadi merah karena

bakteri bersifat basa ini menandakan bahwa bakteri ini tidak

memfermentasi laktosa dan sukrosa. Pada media daerah butt media

berubah berwarna kuning ini menandakan bakteri memfermentasi

glukosa. Pembentukan gas positif ini hasil dari fermentasi H2 dan

Pemeriksaan Salmonella pada Sampel Minuman | 8

Page 9: Px Salmonella Pada Minuman

CO2 dapat dilihat dari pecahnya dan terangkatnya agar.Pembentukan

H2S positif ditandai dengan adanya endapan berwarna hitam. TSIA

agar mengadung laktosa dan sukrosa dalam konsentrasi 1%, glukosa

0,1% dan phenol red sebagai indikator yang menyebabkan

perubahan warna dari merah orange menjadi kuning dalam suasana

asam. TSIA juga mengandung natrium trisulfat, yaitu suatu substrat

untuk penghasil H2S, ferro sulfat menghasilkan FeS (precipitat),

bewarna hitam untuk membedakan bakteri H2S dengan bakteri-

bakteri lainnya (Sugianto, 2012).

Koloni dugaan salonella dipindahkan ke pembenihan miring TSIA

dengan cara menggores pada bagian miring dan menusuk pada

bagian tegak pembenihan, kemudian diinkubasi pada suhu 37oC

selama 24-48 jam. Perubahan yang terjadi diamati :

Pada bagian tegak, salmonella akan :

- Memfermentasi glukosa, warna media tetap ungu.

- Tidak memfermentasi sukrosa, warna media tetap ungu.

- Membentuk H2S, warna media berubah dari warna ungu

menjadi hitam.

Pada bagian miring, salmonella akan:

- Memfermentasi laktosa atau sakarosa, warna media menjadi

kuning

- Tidak memfermentasi laktosa dan sakarosa, warna media tetap

merah atau tidak berubah.

Uji pada urea agar

Uji urease digunakan untuk mengetahui kemampuan mikroba

menghidrolisis urea menjadi amonia. Enzim urease akan

menguraikan urea menjadi amonia. Uji urease menunjukkan hasil

positif jika terjadi perubahan warna dari kuning menjadi merah

keunguan. Hasil uji urease negatif jika tidak terjadi perubahan warna

dari kuning menjadi merah keunguan (Sugianto, 2012).

Koloni dugaan salmonella digoreskan pada permukaan media urea

agar miring. Kemudian diinkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam.

Pemeriksaan Salmonella pada Sampel Minuman | 9

Page 10: Px Salmonella Pada Minuman

Timbulnya warna merah muda menunjukkan reaksi positif,

sedangkan tidak ada perubahan warna menunjukkan reaksi negatif.

Uji dekarboksilasi lisin

Uji Dekarboksilasi Lysin menggunakan media Xylose-Lysine-

Desoxycholate Agar medium digunakan untuk isolasi Salmonella

danmemilah organisme lain dengan cara memfermentasi xylose,

dekarboksilasi lysine dan produksi H2S. Fermentasi xylose sangat

lazim bagi kebanyakan organisme enterik kecuali, Shigella,

Providencia, Edwardsiella. Pada media ini, Salmonella akan

membentuk koloni merah dengan inti hitam, sedang Pseudomonas

dapat tumbuh dengan warna merah dan Eschericia berwarna kuning.

Mikroba lain yang dapat tumbuh pada media ini antara lain Arizona,

Proteus, Aerobacter, Klebsiella,Citrobacter. Begitu banyak mikroba

yang dapat tumbuh, sehingga media ini kurang dapat memilah

Salmonella pada tahap awal.Lebih baik digunakan untuk tahap

konfirmasi kontaminan Salmonella (Sugianto, 2012).

Koloni dugaan salmonella diinokulasikan pada pembenihan cair

lysine decarboxylase broth, kemudian diinkubasi pada suhu 37oC

selama 48 jam. Timbulnya warna ungu menunjukkan reaksi positif.

Uji voges proskauer

Uji Voges Proskauer bertujuan untuk mengidentifikasi jenis bakteri.

Untuk membedakan bakteri Escherichia coli dengan

Enterobacteraerogenes.Hasilnya uji ini negatif, karena tidak

terbentuk warna merah pada medium setelah ditambahkan á-napthol

dan KOH, artinya hasil akhir fermentasi bakteri ini bukan asetil metil

karbinol (asetolin).Salmonella positif jika pada uji biokimia yang

dilakukan hasilnya sebagai berikut (Sugianto, 2012) :

1. TSIA : butt (+), slant (-), gas positif atau negatif dan H2S positif atau

negatif.

2. Hidrolisis urea : negatif

3. Dekarbosilasi lysine : positif

4. Reaksi voges proskauer : negatif

Pemeriksaan Salmonella pada Sampel Minuman | 10

Page 11: Px Salmonella Pada Minuman

5. Produksi indol : negatif

6. Uji serologi: terjadi aglutinasi pada penambahan antisera polivalen

O, H, dan Vi.

Pada biakan contoh setelah dilakukan uji biokimia dan

serologi didapatkan hasil sebagai berikut (Sugianto, 2012) :

a) TSIA : butt (-), slant (-), gas negatif dan H2S negatif

b) Hidrolisis urea : positif

c) Dekarbosilasi lysine : negatif

d) Reaksi voges proskauer : negatif

e) Produksi indol : negatif

Koloni dugaan salmonella dimasukkan masing-masing 1 ose ke

dalam 2 tabung reaksi yang masing-masing berisi 0,2 mL

pembenihan voges proskauer (VP). Tabung ke-1 diinkubasi pada

suhu kamar dan tabung ke-2 diinkubasi pada suhu 37oC selama 24-

48 jam. Selanjutnya, pada setiap tabung, diteteskan 2 tetes larutan

kreatin, 3 tetes larutan α-naftol, dan 2 tetes pereaksi KOH.

Pengocokan dilakukan tiap kali pereaksi ditambahkan. Pengamatan

dilakukan selama 15 menit, terbentuknya warna merah jambu sampai

merah tua menunjukkan hasil positif, sedangkan jika tidak berubah,

menunjukkan reaksi negatif.

Uji indol

Uji Indol bertujuan untuk menentukan kemampuan bakteri dalam

memecah asam amino triptofan. Media ini biasanya digunakan

dalam indetifikasi yang cepat.Hasil uji indol yang diperoleh negatif

karena tidak terbentuk lapisan (cincin) berwarna merah muda pada

permukaan biakan, artinya bakteri ini tidak membentuk indol dari

tryptopan sebagai sumber karbon, yang dapat diketahui dengan

menambahkan larutan kovacs. Asam amino triptofan merupakan

komponen asam amino yang lazim terdapat pada protein, sehingga

asam amino ini dengan mudah dapat digunakan oleh

mikroorganisme akibat penguraian protein (Sugianto, 2012).

Pemeriksaan Salmonella pada Sampel Minuman | 11

Page 12: Px Salmonella Pada Minuman

Koloni dugaan salmonella diinokulasikan sebanyak 1 sengkelit ke

dalam media indol dalam tabung, kemudian diinkubasi pada suhu

37oC selama 24 jam. Selanjutnya, ditambahkan 1 ml pereaksi indol.

Terbentuknya gelang merah menunjukkan reaksi positif, sedangkan

bila tidak berwarna atau kuning kecoklatan, menunjukkan reaksi

negatif.

Uji serologi

Koloni dugaan salmonella diinokulasikan sebanyak 1 sengkelit dan

disuspensikan dengan satu tetes larutan NaCL fisiologis pada kaca

objek. Selanjutnya, suspensi ditetesi dengan antiserum Salmonella

polivalein O dan dihomogenkan dengan menggoyangkan kaca objek

atau menggunakan sengkelit. Pengamatan dilakukan selama 5 menit,

Salmonella positif jika terjadi aglutinasi.

Uji serologi tidak terjadi aglutinasi pada penambahan antisera

polivalen O, H, dan Vi. Karena hasil dari uji biokimia dan uji

serologi contoh atau sampel berbeda dengan hasil kontrol positif,

maka koloni yang tumbuh dari biakan BGA pada contoh bukanlah

Salmonella, sehingga hasil dari pengujian ini dapat dinyatakan

sebagai negatif koloni/25 gr. Hasil ini telah memenuhi syarat seperti

pada SNI 01-4473-1998 yang mensyaratkan cemaran Salmonella

pada mayonnaise adalah negatif koloni/25 gr. (Sugianto, 2012).

Uji β-galaktosidase

Uji β-galaktosidase digunakan utuk identifikasi beberapa jenis

bakteri seperti Salmonella.Enzim β-galaktosidase merupakan enzim

yang dapat mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.

Beberapa mikroorganisme seperti E. coli, dapat menggunakan

laktosa sebagai sumber karbon. Selain laktosa, substrat alamiah dari

enzim, adalah bahan yang sangat penting, ONPG (o-nitro-phenyl-β-

D-galactopyranoside), dapat digunakan pula.Β-galaktosidase dapat

mengkatalisis ONPG menjadi galaktosa dan o-nitrofenol. ONPG

tidak berwarna tetapi setelah hidrolisis menjadi o-nitrofenol, akan

timbul warna kuning pada larutan yang alkali. beberapa jenis bakteri

Pemeriksaan Salmonella pada Sampel Minuman | 12

Page 13: Px Salmonella Pada Minuman

yang mampu melakukan fermentasi terhadap karbohidrat

Streptococcus, Lactobacillus, Zygomonas, Saccharomycetes,

Escherichia, Enterobacter, Salmonella. (Sugianto, 2012).

b.      Uji Salmonella

Uji Salmonella digunakan untuk menetapkan adanya Salmonella

dalam makanan.Salmonella merupakan bakteri gram-negatif berbentuk tongkat

yang menyebabkan tifus, paratifus, dan penyakit foodborne. Salmonella terdiri

dari sekitar 2500 serotipe yang kesemuanya diketahui bersifat pathogen baik

pada manusia atau hewan. Bakteri ini bukan indikator sanitasi, melainkan

bakteri indikator keamanan pangan. Artinya, karena semua serotipe Salmonella

yang diketahui di dunia ini bersifat patogen maka adanya bakteri ini dalam

makanan dianggap membahayakan kesehatan.Oleh karena itu berbagai standar

makanan siap santap mensyaratkan tidak ada Salmonella dalam 25 gram

sampel makanan. (Sugianto, 2012).

Salah satu contoh uji Salmonella yang telah dilakukan

pengidentifikasian yakni pada sampel mayonnaise dengan pustaka syarat yang

telah ditetapkan pada SNI 01-4473-1998 dengan syarat negatif koloni/ 25

gram. Karena mungkin keberadaan Salmonella pada makanan sangat kecil

karena itu tidak dibuat dalam 1 gram tetapi 25 gram. Salmonella adalah bakteri

yang termasuk mikroorganisme yang amat kecil dan tidak terlihat mata.Selain

itu bakteri ini tidak meninggalkan bau maupun rasa apapun pada makanan.

Kecuali jika bahan makanan (daging ayam) mengandung Salmonella dalam

jumlah besar, barulah terjadi perubahan warna dan bau (merah muda pucat

sampai kehijauan, berbau busuk). Biasanya bakteri dapat dideteksi melalui

pemeriksaan laboratorium. (Sugianto, 2012).

Salmonella bisa terdapat di udara, air, tanah, sisa kotoran manusia

maupun hewan atau makanan hewan. Yang sangat sering sekali terjadi adalah

keracunan Salmonella dari makanan yang mengandung telur mentah (tidak

diolah), seperti mayonaise, es krim dan pudding. Mayonaise biasanya sudah

bersifat asam (pH dibawah 4, Salmonella hidup pada pH 4-9). Pada Mayonaise

ditambahkan asam asetat sebagai cuka. Asam asetat pada mayonaise akan

membunuh Salmonella. (Sugianto, 2012).

Pemeriksaan Salmonella pada Sampel Minuman | 13

Page 14: Px Salmonella Pada Minuman

Makanan yang mudah rusak seperti daging mentah (terutama daging

cincang), daging unggas, ikan, telur, makanan yang mengadung telur mentah

(creme, salat, mayonaise, es krim, pudding, dll) harus segera mungkin

didinginkan atau dibekukan dalam lemari es. Untuk mendeteksi keberadaan

Salmonella dalam makanan dilakukan dalam 4 tahap yaitu pra-pengkayaan non

selektif, pengkayaan selektif, inokulasi dan identifikasi, dan konfirmasi

terhadap identitas Salmonella yang diuji. Berikut ini adalah hasil dari pengujian

Salmonella pada 25 gram sampel mayonnaise (Sugianto, 2012).

Pada pengujian Salmonella ini dibuat juga kontrol positif yaitu

sampel yang telah diberi biakan kultur salmonella sebagai pembanding. Dari

pengkayaan selektif, biakan dari MKTTn dan RVS diinokulasikanpada media

BGA dan XLD untuk tahap inokulasi dan identifikasi. Pada tahap ini hanya

biakan dari BGA yang berasal dari MKTTn yang menunjukkan pertumbuhan

koloni. Sedangkan pada media XLD tidak ada pertumbuhan koloni.

Selanjutnya koloni dari biakan BGA dilakukan uji identifikasi yaitu uji

biokimia dan uji serologi.

2.3 Tinjauan tentang es gula

Es gula merupakan minuman sederhana yang merupakan dari gula

cair, air putih dan es batu. Es batu yang begitu mudah dibuat terkadang

disalahgunakan orang-orang untuk mencari keuntungan yang berlipat.

Sementara itu mengkonsumsi air yang tidak di masak beresiko untuk

terkena infeksi bakteri E-Coli yang berbahaya.

Sebagian dri kita agak sulit membedakan antara es batu yang

dibuat menggunakan air matang dan yang  menggunakan air mentah.

Sekilas memang terlihat sama bentuk dan rasanya. Sebelum kita terkena

dampak meminum es batu yang terbuat dari air mentah, berikut ini

merupakan ciri-ciri es batu yang terbuat dari air mentah dan es batu yang

terbuat dari air yang sudah di masak. (Abrar, 2013)

Ciri-ciri es batu yang terbuat dari air mentah 

1. Perhatikan warna es 

Pemeriksaan Salmonella pada Sampel Minuman | 14

Page 15: Px Salmonella Pada Minuman

Es batu yang dibuat dari air mentah memiliki warna

yang putih. Secara ilmiah, air yang bersuhu dingin akan

meyebabkan udara terperangkap di dalam air, sehingga

ketika air tersebut membeku maka akan tampak

gelembung udara tadi menjadi berwarna putih seperti

salju.

2. Jumlah gelembung es 

Gelembung-gelembung udara akan tampak di dalam es

dengan jumlah yang begitu besar. 

Ciri – ciri es batu yang menggunakan air masak 

1. Kejernihan es 

Es batu yang menggunakan air masak akan terlihat

lebih jernih dan sangat bening. Hal ini dikarenakan

udara sudah lepas ketika proses pemasakan air. Es juga

akan terlihat jernih tanpa kotoran karena Sebelum

dijadikan es, terlebih dahulu air yang sudah dimasak di

dinginkan sehingga kotoran-kotoran air akan

mengendap seluruhnya.

2. Gelembung es 

Secara ilmiah, walaupun saat pendinginan air menjadi

es pada suhu 0°, udara tidak bisa masuk ke dalam

pembungkus es batu sehingga sangat sedikit gelembung

yang terperangkap di dalam es batu. Ini juga

membuktikan bahwa kandungan udara di dalam air

menjadi berkurang. 

Pemeriksaan Salmonella pada Sampel Minuman | 15

Page 16: Px Salmonella Pada Minuman

BAB III

METODE

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum pemeriksaan Salmonella pada sampel minuman dilakukan pada :

a) Hari, tanggal : Rabu, 19 Maret 2014 dan 26 Maret 2014

b) Tempat : Laboratorium Bakteriologi Jurusan Analis

Kesehatan Politeknik Kesehatan Denpasar

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

1. Tabung reaksi

2. Rak tabung reaksi

3. Tabung durham

4. Gelas ukur 250 ml

5. Pipet ukur 5 dan 1 ml

6. Bola hisap

7. Neraca analitik

8. Erlenmeyer 250, 500 ml

9. Api spiritus/Bunsen

10. Inkubator

11. Autoclave

12. Kertas label

13. Spatel

14. Batang pengaduk

15. Kompor listrik

16. Benang pulung/ tali

17. Botol semprot

18. Ose

19. Petridish

Pemeriksaan Salmonella pada Sampel Minuman | 16

Page 17: Px Salmonella Pada Minuman

3.2.2 Bahan

1. Media SCB

2. Media SSA

3. Media MCA

4. Sampel minuman (es gula, jamu kunyit, susu kedelai, cincau, es kelapa muda)

5. Aquades steril

6. Kapas berlemak

7. Aluminium foil

8. Tissue

3.3 Cara Kerja

3.3.1 Pmbuatan Media SCB (19 g/l)

1. Media SCB dibuat sebanyak 200 ml, sehingga harus dihitung dahulu massa media

yang ditimbang yaitu : 19

1000x200=3,8 g

2. Ditimbang 3,8 gram bubuk SCB OXOID CM0699 pada neraca analitik dengan

menggunakan gelas beker

3. Dilarutkan dengan aquadest hingga homogen

4. Dimasukkan kedalam Erlenmeyer dan ditambahkan aquadest sampai volumenya

mencapai 200 ml

5. Lalu ditutup dengan aluminium foil

6. Dipanaskan hingga larut sempurna pada kompor listrik

7. Dipipet dengan pipet ukur masing-masing sebanyak 10 ml kedalam 20 buah

tabung reaksi yang telah diisi label sebelumnya

8. Ditutup dengan kapas lemak

9. Media siap digunakan

3.3.2 Pmbuatan Media SSA (63 g/l)

1. Media SCB dibuat sebanyak 300 ml, sehingga harus dihitung dahulu massa media

yang ditimbang yaitu : 63

1000x300=1 8,9 g

2. Ditimbang 18,9 gram bubuk SSA OXOID CM0099 pada neraca analitik dengan

menggunakan gelas beker

3. Dilarutkan dengan aquadest hingga homogen

Pemeriksaan Salmonella pada Sampel Minuman | 17

Page 18: Px Salmonella Pada Minuman

4. Dimasukkan kedalam Erlenmeyer dan ditambahkan aquadest sampai volumenya

mencapai 300 ml

5. Lalu ditutup dengan aluminium foil

6. Dipanaskan hingga larut sempurna pada kompor listrik

7. Dituang kedalam 20 palte sebanyak 15-20 ml (40-500C)

8. Media siap digunakan

3.3.3 Pmbuatan Media MCA (51,5 g/l)

1. Media SCB dibuat sebanyak 300 ml, sehingga harus dihitung dahulu massa media

yang ditimbang yaitu : 51,51000

x300=15,3 g

2. Ditimbang 15,3 gram bubuk MCA OXOID CM0137 pada neraca analitik dengan

menggunakan gelas beker

3. Dilarutkan dengan aquadest hingga homogeny

4. Dimasukkan kedalam Erlenmeyer dan ditambahkan aquadest sampai volumenya

mencapai 300 ml

5. Lalu ditutup dengan aluminium foil

6. Dipanaskan hingga larut sempurna pada kompor listrik

7. Disterilisasi pada autoclave dengan suhu 1210 C selama 15 menit

8. Dituang kedalam 20 palte sebanyak 15-20 ml (40-500C)

9. Media siap digunakan

3.3.4 Penanaman biakan ( sampel es gula ) pada media SCB

1. Sampel es gula dituang pada gelas beaker

2. Kemudian sampel dipipet menggunakan pipet ukur sebanyak 10 ml kedam tabung

yang telah berisi media SCB sambil difiksasi

3. Dikocok hingga merata

4. Diinkubasi dalam incubator pada suhu 370C selama 18-24 jam

3.3.5 Penanaman biakan ke media MCA dan SSA

1. Disiapkan media MCA dan SSA yang sudah diberi label

Pemeriksaan Salmonella pada Sampel Minuman | 18

Page 19: Px Salmonella Pada Minuman

2. Dari tabung media SCB , diinokulasikan/digoreskan dengan ose steril ke media

MCA dan SSA dengan metode gores kuadran (4 kuadran)

3. Media yang telah digoreskan tersebut diinkubasi pada suhu 370C selama 18-24

jam

3.3.6 Pengamatan pada media MCA dan SSA

Diamati koloni yang tumbuh pada media MCA dan SSA secara makroskopis,

dibandingkan dengan cirri-ciri koloni untuk bakteri Salmonella sp. pada media

MCA dan SSA

Pemeriksaan Salmonella pada Sampel Minuman | 19

Page 20: Px Salmonella Pada Minuman

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 DATA HASIL PENGAMATAN

Dari praktikum yang telah dilakukan pada pembuatan media, penanaman serta

pengamatan atau pemeriksaan pada media didapatkan hasil sebagai berikut :

Identitas Sampel

Sampel yang digunakan : Minuman (Es Gula)

Warna sampel : Merah muda

Kondisi sampel : Dalam keadaan dingin

Media yang digunakan : SCB, SSA dan MCA

Gambar hasil pengamatan

No Gambar Hasil Pengamatan Keterangan

1

Media yang digunakan adalah

MCA, SSA dan SCB.

a. Media MCA

b. Media SSA

c. Media SCB

Pemeriksaan Salmonella pada Sampel Minuman | 20

a

b

c

Page 21: Px Salmonella Pada Minuman

2

Alat dan bahan yang akan

digunakan untuk penanaman bakteri ,

dipastikan semua alat dan bahan

dalam keadaan bersih.

Pemeriksaan Salmonella pada Sampel Minuman | 21

Page 22: Px Salmonella Pada Minuman

3

Pemipetan pada media pemupuk

yaitu pada SCB. Sampel dimasukkan

10 ml pada media SCB.

4

Media SCB yang telah

dihomogenkan dengan sampel. Dan

kemudian diinkubasi pada incubator.

Pemeriksaan Salmonella pada Sampel Minuman | 22

Page 23: Px Salmonella Pada Minuman

Media dibagi menjadi 4 bagian

untuk dilakukan metode gores 4

kuadran. Baik pada media MCA

maupun SSA. Dan dilakukan

pengamatan secara makroskopis

setelah diinkubasi.

Pada media MCA

a. Hasil menunjukkan pada media

MCA koloni berwarna kuning

dan terjadi perubahan warna

setelah diinkubasi

Pemeriksaan Salmonella pada Sampel Minuman | 23

a

MCA

Page 24: Px Salmonella Pada Minuman

Berikut adalah gambar

pengamatan secara makroskopis

terhadap media SSA yang telah

ditanam oleh sampel (es gula)..

Pada media SSA koloni juga berwarna

pink dan kuning yang ditunjukan pada

a dan b. yang diduga merupakan

koloni bakteri e.coli.

4.2 PEMBAHASAN

Pada praktikum yang dilakukan tanggal 26 Maret 2014 adalah identifikasi bakteri

Salmonella pada sampel minuman. Dalam praktikum, adapun beberapa tahapan yang

dilakukan, yaitu taham pre analitik, tahap analitik dan tahap post analitik.

4.2.1 Tahap Pre Analitik

Taha pre analitik merupakan tahap awal yang dilakukan sebelum melakukan

identifikasi bakteri Salmonella pada sampel minuman. Tahap ini merupakan tahap

penentu untuk menentukan keberhasilan identifikasi bakteri Salmonella. Pada

tahap pre analitik ini dilakukan beberapa kegiatan antara lain pembuatan media

pertumbuhan untuk bakteri yang akan dihitung dan aquades steril.

Pembuatan Aquades Steril

Sebelum dilakukan praktikum, terlebih dahulu dibuat aquadest steril.

Aquadest steril ini berfungsi dalam pengenceran media, terutama untuk media

SSA karena media ini tidak boleh di autoclave, oleh karena itu digunakan

aquades steril. Aquadest steril ini dibuat dengan menggunakan aquadest biasa

yang disterilkan dengan menggunakan autoclave.

Pemeriksaan Salmonella pada Sampel Minuman | 24

a

b

SSA

Page 25: Px Salmonella Pada Minuman

Pembuatan Media Salenite Cystein Broth (SCB)

Medium merupakan bahan yang digunakan untuk menumbuhkan

mikroorganisme diatas atau didalamnya, medium tersebut harus memenuhi

syarat-syarat, antara lain adalah harus mengandung semua zat hara yang

mudah digunakan oleh mikroba, harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan

permukaan dan pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba yang akan

ditumbuhkan, tidak mengandung zat-zat yang dapat menghambat pertumbuhan

mikroba, harus berada dalam keadaan steril sebelum digunakan, agar mikroba

yang di tumbuhkan dapat tumbuh dengan baik.

Media SSCB adalah medium cair untuk pertumbuhan

mikroorganisme yang umum digunakan dalam berbagai kultur

mikroorganisme.  Medium ini cukup baik untuk memulai belajar tentang

bagaimana koloni bakteri dapat tumbuh dan menyebar. Media SCB adalah

media penyangga untuk bakteri Salmonella sp.Media SCB mengandung

Pankreas Intisari dari Kasein (5.0 g), Laktosa (4.0 g), Natrium Fosfat (10,0

g ), Sodium Selenite (4,0 g), L-sistin (0,01 g ).

Pepton menyediakan asam amino dan lainnya nitrogen zat. Laktosa

menyediakan sumber energi, dan natrium fosfat buffer medium untuk

mempertahankan pH. Sodium Selenite menghambat bakteri gram positif dan

menekan pertumbuhan enterics gram-negatif yang paling lain selain

Salmonella. L-sistin didirikan untuk meningkatkan pemulihan Salmonella.

Selenite cystine Broth digunakan sebagai pengayaan selektif media untuk

isolasi Salmonella dari kotoran, makanan, artikel farmasi, air dan bahan

lainnya sanitasi penting. Leifson menemukan Selenite yang menghambat

streptokokus kotoran dan koli selama 8-12 jam pertama inkubasi, sehingga

memungkinkan untuk meniru tanpa berlebihan gangguan dari anggota lain dari

flora usus.

Pada saat praktikum, media SCB dibuat dengan melaarutkan 3,8 g

media yang dilarutkan dalam 200 ml aquades. Kemudian dilarutkan dengan

bantuan pengadukan dan pemanasan selanjutnya media dipipet sebanyak 10 ml

ke dalam tabung reaksi yang telah diisi label, dan media siap digunakan.

Pemeriksaan Salmonella pada Sampel Minuman | 25

Page 26: Px Salmonella Pada Minuman

Pembuatan Media Salmonella Shigella Agar (SSA)

Media SSA adalah untuk menumbuhkan Salmonella dan Shigella,

karena media ini termasuk media selektif merupakan media yang kompleks

yang sangat selektif terhadap kuman-kuman tertentu.

Komposisi dari media ini adalah Lab-Lemco powder 5,0 g Sebagai

sumber vitamin B, Peptone 5,0 g sebagai sumber nutrisi yang diperlukan

untuk pertumbuhan mikroba, Laktose 10,0 g sebagai sumber energi dan

sebagai bahan karbohidrat, Bile Salt 8,5 g sebagai penghambat tumbuhnya

bakteri gram positif, Sodium Citrate 10,0 g sebagai sumber nutrisi lain bagi

mikroorganisme, Sodium thiosulphate 8,5 g sebagai sumber nutrisi bagi

mikroorganisme, Ferric citrate 1,0 g sebagai bahan buffer dan aseptor electron,

Briliant green 0,00033 g sebagai inhibitor atau penghambat tumbuhnya

mikroorganisme lain, Neutral red 0,025 g Sebagai indicator untuk mengetahui

terbentuk tidaknya asam karena pemecahan karbohidrat, Bacto Agar 13,5 g

sebagai bahan pemadat media.

Dalam praktikum, media SSA dibuat dengan cara melarutkan 18,9 g

bubuk media SSA dalam 300 ml aquades steril. Khusus untuk media SSA

dilarutkan dengan aquades steril karena media ini tidak boleh diautoclave

karena ada kandungan-kandungan media yang akan rusak apabila diautoclave.

Apabila ada kandungan media yang rusak maka bakteri tidak akan bisa

tumbuh pada media ini. Selanjutnya media dilarutkan sampai benar-benar

larut. Dalam melarutkan media dapat dibantu dengan bantuan pamanasan dan

pengadukan. Setelah media benar-benar larut ditunggu sampai suhu media 50 0C kemudia pH media dicek yaitu pada pH 7,8. Jika pH media sudah tepat,

selanjutnya media ditunga ke dalam plate yang telah di sterilkan, caranya buka

tutup petridish seminim mungkin untuk menghindari atau meminimalisasi

terjadinya kontaminan lalu tuang larutan hingga menutupi permukaan

petridish, tapi jangan terlalu tipis maupun terlalu tebal Setelah penuangan

selesai biarkan media tersebut sampai dingin dan padat. Setelah itu media

tersebut dibungkus dan disimpan dalam lemari es.

Pemeriksaan Salmonella pada Sampel Minuman | 26

Page 27: Px Salmonella Pada Minuman

Pembuatan Media Mac Conkey Agar (MCA)

Mac Conkey Agar adalah salah satu jenis media yang digunakan untuk

identifikasi mikroorganisme. Mac Conkey agar termasuk dalam media selektif

dan diferensial bagi mikroba. Jenis mikroba tertentu akan membentuk koloni

dengan ciri tertentu yang khas apabila ditumbuhkan pada media ini. Beberapa

contoh pertumbuhan koloni pada Mac Conkey Agar. Beberapa mikroorganisme

yang dapat tumbuh pada media MCA adalah Salmonella dan Shigella,

Escherichia coli, Enterobacter, Klebsiella, Enterococcus, Staphylococcus.

Dalam pratikum, pembuatan media MCA dilakukan dengan

melarutkan 51,5 g bubuk media MCA dalam 300 ml aquades. Selanjutnya media

dilarutkan sampai benar-benar larut dengan bantuan pamanasan dan pengadukan.

Setelah media larut, ditunggu hingga suhu media 50 oC dan diukur pH media

yaitu pada pH 7.8. Selanjutnya media yang ada pada Erlenmeyer ditutup dengan

kapas berlemak dan ditutup lagi dengan aluminium foil kemudian diikat dengan

benang. Tujuan media ditutup untuk mempertahankan volume media, agar tidak

ada media yang menguap. Selanjutnya media diautoclave pada suhu 121 oC

selama 15 menit. Kemudian media didiamkan hingga suhunya 40-50 oC dan

dituang dalam plate steril. caranya buka tutup petridish seminim mungkin untuk

menghindari atau meminimalisasi terjadinya kontaminan lalu tuang larutan

hingga menutupi permukaan petridish, tapi jangan terlalu tipis maupun terlalu

tebal Setelah penuangan selesai biarkan media tersebut sampai dingin dan padat.

Setelah itu media tersebut dibungkus dan disimpan dalam lemari es.

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan media ini adalah:

1. Alat yang digunakan harus bersih. Khusus untuk pembuatan media SSA

semua alat dan bahan yang digunakan harus steril karena dalam

pembuatan media ini tidak memerlukan sterilisasi pada autoclave.

2. Volume aquades dan media yang ditimbang harus benar-benar tepat sesuai

yang tertera pada kemasan media. Apabila volume aquades kurang maka

media yang terbentuk akan terlalu padat, sedangkan apabila volume

aquades melebihi maka media yang dibuat akan terlalu cair.

3. Semua media yang dibuat harus benar-benar homogen. Apabila media

belum homogen, maka agar dalam media tidak akan pecah sehingga

media tidak dapat memadat. Dalam menghomogenkan media dengan

Pemeriksaan Salmonella pada Sampel Minuman | 27

Page 28: Px Salmonella Pada Minuman

pemanasan pada kompor listrik, media tidak boleh sampai mendidih,

karena apabila media sampai mendidih maka kandungan-kandunga yang

ada dalam media akan rusak sehingga bakteri tidak akan bisa tumbuh pada

media. Apabila larutan media sudah hampir mendidih, maka media

diangkat terlebih dahulu sambil terus diaduk, apabila sudah agak dingin

baru ditaruh lagi pada kompor listrik.

4. pH media yang dibuat harus tepat.

5. Dalam penuangan media ke dalam plate, tidak boleh terlali tipis atau

terlalu tebal. volume media yang dituang 15-20 ml. Jika media yang

dituang terlalu sedikit, maka nutrisi yang diberikan kepada bakteri juga

akan kurang, begitu juga jika media yang dituang terlalu banyak, maka

pertumbuhan bakteri tidak akan optimal.

4.2.2 Tahap Analitik

Setelah media yang diperlukan siap, maka selanjutnya akan dilakuakan tahap

analitik. Pada tahap ini dilakuan berbagai kegiatan yaitu:

Preparasi Sampel

Dalam praktikum ini, digunakan sampel minuman es gula, karena sampel

dengan konsistensi cair, dapat langsung digunakan.

Homogenisasi

Homogenisasi dilakukan untuk memperoleh penyebaran bakteri yang sebaik

mungkin dan merata. Sehingga meskipun bahan yang diperiksa sedikit, hasil

pemeriksaannya dapat mewakili keadaan sampel untuk keseluruhan. Homogenisasi

dalam praktikum ini dilakukan sebelum dan sesudah sampel dipindahkan ke

tabung/tempat lain.

Inokulasi (Penanaman) Kuman Pada Media SCB

Sampel es gula dipipet sebanyak 10 ml dan dimasukkan ke dalam tabung

reaksi yang telah berisi 10 ml media SCB. Kemudian tabung tersebut dikocok agar

sampel tersebar secara merata. Sampel ditanam terlebih dahulu pada media SCB

untuk menumbuhkan bakteri yang ada dalam sampel. Selanjutnya diinkubasi pada

Pemeriksaan Salmonella pada Sampel Minuman | 28

Page 29: Px Salmonella Pada Minuman

inkubator selama 24 jam pada suhu 37 oC. Tujuan diinkubasi ini adalah untuk

memberikan kesempatan pada bakteri untuk memanfaatkan nutrisi yang ada dalam

media sehingga bakteri dapat tumbuh.

Inokulasi (Penanaman) Kuman pada Media MCA dan Media SSA

Setelah sampel ditanam pada media SCB dan diinkubasi selama 24 jam maka

selanjutnya dilakukan penanaman bakteri pada media pada yaitu pada media MCA

dan SSA.

Tehnik inokulasi (penanaman bakteri) merupakan kegiatan memindahkan

bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang

sangat tinggi. Medium yang baru harus memenuhi nutrisi agar bakteri dapat

berkembang biak dengan baik.

Pada praktikum kali ini, alat harus disterilisasi terlebih dahulu agar semua alat

tidah terkontaminasi oleh bakteri yang ada di luar alat misalnya udara, sehingga dapat

memepengaruhi hasil pengamatan pemeriksaan angka kuman pada praktikum kali ini.

Teknik inokulasi yang dilakukan dalam praktikum kali ini yaitu dengan

metode gores 4 kuadran. Prinsip metode ini yaitu mendapatkan koloni yang benar-

benar terpisah dari koloni yang lain, sehingga mempermudah proses isolasi. Cara ini

dilakukan dengan membagi 4 cawan petri. Ose steril yang telah disiapkan diletakkan

pada media SCB yang sudah berisi sampel dan sudah diinkubasi , kemudian

menggoreskan ose tersebut pada cawan petri berisi media MCA. Goresan dapat

dilakukan 3-4 kali membentuk garis horisontal disatu cawan. Langkah ini dilanjutkan

hingga keempat sisi cawan tergores. Dilakukan hal yang sama pada media SSA.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam inokulasi kuman ini adalah:

1. Semua alat dan bahan yang akan digunakan harus dalam keadaan steril

2. Pengerjaan harus selalu dilakuakn dengan aseptis atau harus berada dalam

daerah steril yaitu dekat api bunsen (dengan catatan tidak terlalu dekat

atau terlalu jauh).

Inkubasi

Setelah penanaman bakteri pada media, kemudian diinkubasi pada inkubator

pada suhu 37°C selama ±1 x 24 jam untuk memberikan kesempatan kepada bakteri

memanfaatkan media untuk pertumbuhannya. Pada saat inkubasi, setiap sel

mikroorganisme hidup dalam es gula yang diperiksa akan tumbuh menjadi satu

Pemeriksaan Salmonella pada Sampel Minuman | 29

Page 30: Px Salmonella Pada Minuman

koloni. Setelah diinkubasi, dilakukan penghitungan jumlah koloni untuk

memperkirakan jumlah mikroorganisme dalam es gula.

4.2.3 Tahap Pos Analitik

Tahap ini merupakan tahapan akhir yang dilakukan dalam mengidentifikasi

bakteri Salmonella. Dalam tahap ini dilakukan pembacaan hasil koloni yang

tumbuh pada media MCA dan SSA.

Hasil Pemeriksaan pada sampel

Setelah diinkubasi dalam inkubator selama 24 jam pada suhu 37oC, dapat

dilihat adanya pertumbuhan koloni pada media MCA dan SSA.

Bakteri Salmonella yang tumbuh pada media MCA seharusnya mempunyai

koloni dengan ciri-ciri:

- Warna koloni rose

- Koloni kecil sampai sedang

- Smooth merata

- Jernih

- Keping

Pada praktikum, pada media MCA hanya sedikit koloni bakteri yang tumbuh.

Bakteri yang tumbuh tersebut memiliki ciri-ciri:

- Koloni kecil

- Bentuk koloni bulat

- Tepian koloni licin

- Elevasi merata

- Warna koloni kuning

Berdasarkan ciri-ciri koloni tersebut, dapat dikatahui bahwa koloni yang

tumbuh adalah koloni bakteri non salmonella.

Bakteri Salmonella pada media SSA seharusnya mempunyai koloni dengan

cirri-ciri:

- Koloni tidak berwarna

Pemeriksaan Salmonella pada Sampel Minuman | 30

Page 31: Px Salmonella Pada Minuman

- Ukuran koloni kecil

- Smooth

- Jernih

- Sedikit cembung

Namun pada praktikum, pada media SSA tumbuh koloni bakteri dengan ciri-

ciri yaitu:

- Warna merah muda dan ada sebagian yang berwarna kuning

- Koloni kecil

- Bentuknya bulat

- Halus

- Elevasi rata

Berdasarkan ciri-ciri koloni tersebut, dapat dikatahui bahwa koloni yang

tumbuh adalah koloni bakteri non salmonella.

Jadi dapat diketahui bahwa sampel es gula yang diidentifikasi tidak

mengandung bakteri Salmonella sp, sehingga minuman tersebut masih layak untuk

dikonsumsi.

Pemeriksaan Salmonella pada Sampel Minuman | 31

Page 32: Px Salmonella Pada Minuman

BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang dilaksanakan dapat ditarik beberapa kesimpulan,

yaitu :

1. Minuman pada umumnya menunjuk pada suatu cairan yang ditelan untuk

menghilangkan rasa haus. Minuman yang baik merupakan minuman yang

dapat berguna bagi tubuh dan tidak membahayakan kesehatan. Minuman

yang layak untuk diminum sebaiknya tidak mengandung mikroorganisme

pathogen yang dapat membahayakan kesehatan.

2. Bakteri Salmonella adalah suatu genus bakteri enterobakteria gram-negatif

berbentuk tongkat/batang, tidak berspora, tidak mempunyai simpai, tanpa

fimbria, dan mempunyai flagel peritrik, kecuali Salmonella pullorum dan

Salmonella gallinarum. Ukuran 1-3,5 µm x 0,5-0,8 µm. besar koloni dalam

media perbenihan rata-rata 2-4 mm.

3. Bakteri Salmonella sangat berpengaruh terhadap kesehatan apabila

terdapat pada minuman yang dikonsumsi oleh manusia. Bakteri ini dapat

menyebabkan beberapa penyakit seperti diare apabila masuk kedalam

tubuh manusia.

4. Pemeriksaan bakteri Salmonella pada sampel minuman (es gula)

menggunakan media SCB, SSA, dan MCA. Mula-mula sampel ditanam

pada media SCB lalu diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37°C

selanjutnya dilakukan penanaman dari media SCB ke media SSA dan

MCA dengan menggunakan metode gores 4 kuadran. Dilakukan inkubasi

selama 24 jam agar bakteri dapat tumbuh secara optimal. Selanjutnya

dibaca koloni bakteri yang terdapat pada media SSA dan MCA.

5. Pada media MCA hanya terdapat sedikit koloni bakteri yang tumbuh,

koloni tersebut memiliki ciri-ciri : koloni keci, bentuk koloni bulat, tepian

koloni licin, elevasi merata, dan warna koloni kuning. Berdasarkan cirri-

ciri tersebut dapat dipastikan bahwa koloni tersebut bukan koloni balteri

Salmonella. Sedangkan pada media SSA koloni yang tumbuh memiliki

ciri-ciri: berwarna merah muda dan ada sebagian berwarna kuning, koloni

kecil, bentuk bulat, halus, dan elevasi rata. Berdasarkan ciri-ciri tersebut

Pemeriksaan Salmonella pada Sampel Minuman | 32

Page 33: Px Salmonella Pada Minuman

dapat diketahui bahwa koloni tersebut merupakan koloni bakteri non

Salmonella. Dari hasil praktikum yang dilaksanakan dapat diketahui bahwa

sampel minuman (es gula) bebas dari bakteri Salmonella dan layak untuk

diminum.

Pemeriksaan Salmonella pada Sampel Minuman | 33

Page 34: Px Salmonella Pada Minuman

DAFTAR PUSTAKA

Abrar, 2013. Membedakan Es Batu Dari Air Masak Atau Bukan.

http://www.thecrowdvoice.com/post/membedakan-es-batu-dari-air-masak-atau-

bukan-3393494.html (diakses 29 Maret 2014)

Fardiaz, S. 1993. Analisis Mikrobiologi Pangan. PT. Raja Grafindo Persada., Jakarta.

Fardiaz, S. Mikrobiologi Pangan 1. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Fardiaz, S.,.1989. Analisis Mikrobiologi Pangan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,

IPB.

Fardiaz, S.,.1992. Analisis Mikrobiologi Pangan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,

IPB

Pratiwi, Erni. 2011. Pemeriksaan Salmonella. http://id.scribd.com/doc/54252133/tugas-

bakteri2. (diakses 29 Maret 2014)

Sugianto, Tantri. 2012. Uji Salmonella. http://tantri-sugianto.blogspot.com/2012/07/uji-

salmonella.html. (diakses 29 Maret 2014)

Pemeriksaan Salmonella pada Sampel Minuman | 34