-
1
STATEMENT OF CORPORATE INTENT (SCI) PT Pupuk Kalimantan
Timur
2009 2011
1. Pengantar
Penyusunan Statement of Corporate Intent (SCI) merupakan salah
satu bentuk penerapan prinsip dan praktek good corporate governance
di dalam pengelolaan perusahaan dimaksudkan sebagai salah satu
upaya untuk menciptakan indikator kinerja perusahaan yang
transparan dalam rangka memastikan pencapaian kinerja perusahaan
yang optimal berdasarkan pemanfaatan sumber daya perusahaan secara
efektif dan efisien. SCI ini mencakup informasi rencana kerja dan
target kinerja perusahaan beserta pertanggungjawabannya untuk
periode 2009 2011 yang dapat dijadikan pedoman oleh Pemegang Saham
serta stakeholder lainnya dalam menilai kinerja perusahaan.
2. Tujuan
Sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan Tujuan Perusahaan
adalah: turut melaksanakan dan menunjang kebijakan dan program
Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya,
khususnya di bidang industri Petro dan Agrokimia, perdagangan, jasa
dan usaha lainnya yang meliputi bidang agro dan kegiatan penunjang
untuk kelancaran usaha tersebut.
Selanjutnya disamping maksud dan tujuan tersebut di atas, secara
komersial Perusahaan bertujuan untuk menjadi perusahaan yang
menguntungkan (profitable), makmur (prosper) dan berkelanjutan
(sustainable).
3. Visi, Misi dan Nilai-nilai Perusahaan
Visi Menjadi Perusahaan Agro Kimia yang memiliki reputasi prima
di kawasan Asia
Misi 1. Menyediakan produk-produk pupuk, kimia, agro dan jasa
pelayanan
pabrik serta perdagangan yang berdaya saing tinggi. 2.
Memaksimalkan nilai perusahaan melalui pengembangan sumber daya
manusia dan menerapkan teknologi mutakhir. 3. Menunjang Program
Ketahanan Pangan Nasional dengan penyediaan
pupuk secara tepat. 4. Memberikan manfaat bagi Pemegang Saham,
karyawan dan masyarakat
serta peduli pada lingkungan.
-
Statement of Corporate Intent ( SCI ) PT Pupuk Kalimantan
Timur
2009-2011
2
Nilai-Nilai Perusahaan Untuk mencapai tujuan Perusahaan dan dlam
mengemban misi untuk mencapai visi perusahaan, manajemen
mengembangkan budaya perusahaan dan menegakkan nilai-nilai sebagai
berikut : 1. Unggul (Excellence Achievement)
Insan Pupuk Kaltim selalu berusaha dalam berbagai aspek kinerja
perusahaan dengan menegakkan nilai-nilai : Profesional, Tangguh dan
Visioner
2. Integritas (Integrity) Insan Pupuk Kaltim harus dapat
dipercaya, sehingga selalu bersifat terbuka dan menunjang
nilai-nilai : Jujur, Adil dan Bertanggung jawab serta Disiplin
3. Kebersamaan (Team Work) Insan Pupuk Kaltim merupakan satu
kesatuan tim kerja untuk mencapai tujuan perusahaan yang
mengutamakan nilai-nilai : Sinergi dan Bersatu
4. Kepuasan pelanggan (Customer Satisfaction) Insan Pupuk Kaltim
selalu berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan memperhatikan
nilai-nilai : Perhatian, Komitmen dan Mutu
5. Tanggap (Proactive) Insan Pupuk Kaltim dalam mengantisipasi
perubahan dinamika usaha dan selalu memperhatikan nilai-nilai :
Inisiatif, Cepat dan Peduli lingkungan
4. Sifat dan Cakupan Kegiatan Usaha
Gambaran Umum Perusahaan
PT Pupuk Kalimantan Timur. didirikan pada tanggal 7 Desember
1977 di Bontang, Kalimantan Timur dengan bidang usaha memproduksi
dan menjual pupuk urea, amonia dan bahan kimia lainnya yang
terkait.
Fasilitas pabrik yang dimiliki adalah 4 pabrik amonia dan 5
pabrik urea dengan kapasitas produksi masing-masing adalah sebagai
berikut:
-
Statement of Corporate Intent ( SCI ) PT Pupuk Kalimantan
Timur
2009-2011
3
KAPASITAS PRODUKSI
Ton / Tahun
Pabrik Berproduksi Amoniak Urea
Kaltim-1 1982 595.000 700.000
Kaltim-2 1984 595.000 570.000
Kaltim-3 1989 330.000 570.000
POPKA 1999 - 570.000
Kaltim-4 2002 330.000 570.000
Total 1.850.000 2.980.000
Ikhtisar Produksi dan Penjualan
PRODUKSI UREA
(ton)
NO PABRIK 2004 2005 2006 2007 2008
Urea Prill
1 - Kaltim 1 382,032 501,850 365,043 349,216 391,531
2 - Kaltim 2 575,870 661,604 577,338 552,907 635,069
3 - Kaltim 3 625,617 661,958 540,753 630,338 580,125
Sub Total Prill 1,583,519 1.825,412 1.483,134 1.532,461
1.606,725
Urea Granul
4 - POPKA 318,188 359,987 341,589 329,241 380,065
5 - Kaltim 4 370,582 479.721 390,238 483,017 565,222
Sub Total Granul 688,770 839,708 731,827 812,258 945,287
Total Urea 2,272,289 2,665,120 2.214,961 2,344,719 2,552,012
-
Statement of Corporate Intent ( SCI ) PT Pupuk Kalimantan
Timur
2009-2011
4
PENJUALAN UREA
( Ton )
URAIAN 2004 2005 2006 2007 2008
Pertanian 1,207,485 1,460,354 1,610,089 1,850,813 1,819,343
Perkebunan 208,749 448,531 417,833 218,341 326,691
Industri 190,666 285,220 241,851 232,563 222,008
Ekspor 465,366 543,782 0 108,471 0
Total Penjualan
2,072,266 2,737,887 2,269,773 2,410,188 2,368,042
Produksi dan Penjualan Amoniak
-
Statement of Corporate Intent ( SCI ) PT Pupuk Kalimantan
Timur
2009-2011
5
Daerah pemasaran pupuk di Dalam Negeri meliputi 2/3 wilayah
Indonesa sebagaimana gambar berikut ini :
-
Statement of Corporate Intent ( SCI ) PT Pupuk Kalimantan
Timur
2009-2011
6
Sedangkan daerah pemasaran ekspor PT Pupuk Kaltim dapat dilihat
pada peta berikut ini :
Fasilitas penunjang
Perusahaan juga memiliki fasilitas dan sarana untuk menunjang
kelancaran operasi pabrik dan usaha, diantaranya:
Pelabuhan, terdiri dari: o Dermaga I (Construction Jetty) untuk
kapal berkapasitas sampai 6.000
DWT (3 kapal), o Dermaga II (Production Jetty) untuk kapal
berkapasitas sampai 35.000
DWT (2 kapal), o Dermaga III Quadrant Arm Loader untuk kapal
berkapasitas sampai
30.000 DWT (1 kapal), o Dermaga IV (Tursina Jetty) untuk kapal
berkapasitas unloading
20.000 DWT dan 10.000 DWT untuk loading.
Perusahaan juga dapat memanfaatkan Dermaga Amoniak milik
Perusahaan Swasta Asing dengan kapasitas 40.000 DWT bilamana
diperlukan. Kapasitas shipping out total seluruh pelabuhan milik
Perusahaan adalah sebesar 4 juta ton cargo/tahun.
Fasilitas Pelabuhan: o Tugboat o Navigasi
Taiwan
-
Statement of Corporate Intent ( SCI ) PT Pupuk Kalimantan
Timur
2009-2011
7
o Kantor-kantor (Sistem Pelabuhan Satu Atap atau Sintap) terdiri
atas: Syahbandar, Bea Cukai, Sucofindo, Kesehatan Pelabuhan
(Karantina), Pandu, Agen Kapal dan Perusahaan Bongkar Muat.
Untuk operasi pelabuhan digunakan 3 tugboat dengan total
kekuatan 3.500 Hp dan rambu-rambu laut sepanjang 12 km ( 24
rambu-rambu). Fasilitas muat barang mempunyai kapasitas sebagai
berikut:
o Urea Curah = 1.000 ton/jam o Urea Bag = 3.000 ton/hari o
Ammonia = 800 ton/jam
Pergudangan : o Urea Curah = 200.000 ton o Urea Bag = 15.000 ton
o Amonia = 60.000 ton o Spare parts & chemical dan
lain-lain.
Unit Pengantongan berkapasitas 4.000 ton/hari
Laboratorium pusat dan control
Fasilitas Jasa Pelayanan Pabrik
Fasilitas Umum dan Fasilitas Sosial. Sertifikasi
Perusahaan memiliki komitmen yang sangat tinggi terhadap
kualitas dan jaminan mutu produksinya dan hal tersebut telah diakui
oleh lembaga sertifikasi manajemen ISO internasional dan telah
mendapatkan:
ISO 9001 untuk bidang produksi dan instalasi tahun 2000.
ISO 14001 untuk bidang manajemen lingkungan tahun 2004.
ISO 17025 untuk uji laboratorium tahun 2005.
Selain itu perusahaan juga menerapkan Sistem Manajemen K3 (SMK3)
dan implementasinya telah menerima penghargaan Five Star dari
British Safety Council tahun 2008 sebagai bukti komitmen yang
tinggi dalam bidang keselamatan kerja karyawan.
Sumber Daya Manusia (SDM)
Jumlah SDM PT Pupuk Kaltim pada 4 tahun terakhir adalah sebagai
berikut
Tahun 2005 2006 2007 2008
Jumlah 2432 2408 2439 2539
-
Statement of Corporate Intent ( SCI ) PT Pupuk Kalimantan
Timur
2009-2011
8
Struktur Organisasi
Struktur Organisasi PT Pupuk Kaltim dapat dilihat pada Lampiran
1.
Struktur Kepemilikan Saham
STRUKTUR KEPEMILIKAN SAHAM PT PUPUK KALIMANTAN TIMUR
PADA ANAK PERUSAHAAN & AFILIASI
PT Kaltim Industrial Estate (KIE Group)
99,99%
DSM Kaltim melamine 19,995%
PT Rekayasa Industri
5,05%
PT Pupuk Kalimantan Timur
PT PukatiPelangi Bahana Agropolitan
19%
PT Pukati Pelangi Tani Mukti
19%
PT Pukati Pelangi Khatulistiwa
19%
PT Pukati Pelangi Petani Berseri
19%
PT PukatiPelangi Argomakmur
19%
PT PUPUK SRIWIJAYA ( HOLDING )
99,99 %
PT PUPUK KALIMANTAN TIMUR
YAYASAN KESEJAHTERAAN HARI TUA PUPUK KALTIM
00,01 %
STRUKTUR KEPEMILIKAN SAHAM
PT PUPUK KALIMANTAN TIMUR
-
Statement of Corporate Intent ( SCI ) PT Pupuk Kalimantan
Timur
2009-2011
9
Proyeksi kondisi keuangan Perusahaan adalah sebagai berikut:
(milyar Rp.)
Uraian Prog.2009 RKAP 2010 Ren:2011
Penjualan 7.848 8.757 9.227 Laba Sebelum Pajak 625 612 667 Total
Modal 4.245 4.577 4.497 Total Aktiva 7.682 9.798 15.619
Isu Strategis yang Dihadapi Perusahaan (Strategic Issues)
1. Ketersediaan dan Harga Gas Bumi
Kesinambungan suplai gas bumi belum terjamin sepenuhnya sehingga
mengakibatkan tingkat produksi perusahaan sangat tergantung pada
suplai gas bumi yang tersedia. Disamping itu harga gas bumi yang
tinggi menyebabkan tingkat daya saing perusahaan menurun.
2. Krisis Keuangan Global
Kondisi pasar global saat ini yang dipicu oleh krisis keuangan
di Amerika Serikat sangat mempengaruhi kinerja perusahaan terutama
karena naiknya kurs USD terhadap Rupiah dan menurunnya harga jual
urea dan amoniak.
3. Privatisasi
Program privatisasi yang tertunda sebagai akibat tingginya harga
gas dan tata niaga pupuk yang masih diatur Pemerintah menghambat
upaya perusahaan untuk mendapatkan dana murah bagi pengembangan
perusahaan.
4. Status Holding Perusahaan Pupuk
Belum jelasnya status Holding Perusahaan Pupuk menyebabkan
perencanaan jangka panjang perusahaan harus menyesuaikan jika sudah
terbentuk Holding baru tersebut.
Langkah-Langkah Yang Akan Dilakukan (Action Plan)
Sehubungan dengan isu strategis yang dihadapi perusahaan
sebagaimana tersebut di atas, Perusahaan telah menetapkan kebijakan
untuk melakukan langkah-langkah untuk mengatasinya, yaitu sebagai
berikut:
1. Mencari alternatif sumber gas bumi baru yang lebih murah dan
lebih
terjamin kontinuitas suplainya. Mencari peluang penggunaan bahan
bakar dan bahan baku alternative, seperti batu bara dan CBM.
-
Statement of Corporate Intent ( SCI ) PT Pupuk Kalimantan
Timur
2009-2011
10
2. Restrukturisasi Bidang SDM dan Keuangan, guna mengantisipasi
krisis keuangan global yang berkepanjangan.
3. Meyakinkan Pemerintah untuk membuat kebijakan yang kondusif
dalam bidang industri pupuk.
4. Membangun jaringan pemasaran dan distribusi yang efisien dan
berorientasi kepada konsumen untuk produk urea, ammonia, pupuk NPKS
dan produk lainnya.
5. Membangun komitmen dan meningkatkan penerapan praktek-praktek
good corporate governance sebagai langkah persiapan lebih lanjut
menuju privatisasi.
Tanggungjawab Sosial Perusahaan
Sejak awal berdirinya, Pupuk Kaltim telah meyadari pentingnya
berdampingan secara harmonis dengan masyarakat sekitar, serta
bagaimana keberadaan perusahaan dapat memberikan nilai tambah bagi
kehidupan masyarakat dan lingkungannya. Untuk itu Pupuk Kaltim
telah menerapkan kebijakan Corporate Social Responsibiity (CSR)
sebagai bagian dari strategi perusahaan. Dalam menjalankan fungsi
CSR ini, perusahaan mengedepankan prinsip stewardship atau
pendampingan, dimana program-program yang dilaksanakan bertujuan
untuk memberdayakan masyarakat terutama dari segi ekonomi, bersifat
partisipatif dan dapat meningkatkan kualitas, wawasan dan
keterampilan mereka sehingga dapat mandiri secara ekonomi. Lebih
jauh lagi, perusahaan memandang CSR sebagai salah satu upaya
membentuk investasi sosial dan mempersiapkan masyarakat Bontang
khususnya menghadapi era pascagas.
-
Statement of Corporate Intent ( SCI ) PT Pupuk Kalimantan
Timur
2009-2011
11
Program CSR Pupuk Katim secara garis besar terbagi dua. Pertama
adalah Program Bina Wilayah, yaitu program CSR yang sumber dananya
berasal dari anggaran operasional perusahaan dan Program Kemitraan
dan Bina Lingkungan yang dananya berasal dari 1-3% keuntungan
perusahaan setelah pajak dan tata pelaksanaannya sudah diatur
pemerintah melalui Kementerian BUMN. Fokus program Bina Wilayah
adalah pada pemberdayaan masyarakat dan pemuda, bidang pendidikan
dan peningkatan kualitas SDM. Program yang telah dilaksanakan
misalnya Pemberdayaan Pemuda di daerah Buffer Zone, khususnya
Kelurahan Guntung dan Loktuan, pemberian bantuan peralatan
kesenian, pembuatan bengkel untuk pemberdayaan ekonomi dan
bantuan-bantuan untuk kegiatan kepemudaan lainnya, termasuk di
antaranya untuk kegiatan Erau Pelas Benua, sebuah festival adat
yang rutin dilaksanakan setiap tahun yang menjadi salah satu daya
tarik wisata Kota Bontang. Para siswa di buffer zone juga tak luput
dari perhatian. Perusahaan menyelenggarakan program bimbingan
belajar gratis bagi siswa SD sampai SMA di Buffer zone untuk
persiapan menghadapi Ujian Akhir Nasional. Siswa yang berprestasi
juga mendapat kesempatan bersekolah gratis di Yayasan Pupuk Kaltim
(YPK) dengan biaya ditanggung oleh perusahaan. Perusahaan juga
telah memberikan beasiswa pendidikan kepada lulusan SMA berprestasi
untuk belajar di Perguruan Tinggi Negeri. Program pelestarian
lingkungan yang melibatkan masyarakat juga menjadi salah satu
program andalan,seperti Proyek Hutan Kota Wanatirta yang dalam
pelaksanaannya menggunakan tenaga dari masyarakat sekitar.
-
Statement of Corporate Intent ( SCI ) PT Pupuk Kalimantan
Timur
2009-2011
12
Efektifitas penyaluran dan tingkat kolektibilitas penyaluran
yang diharapkan dari Program Kemitraan adalah sebagai berikut :
5. Target Kinerja Perusahaan Aspek Keuangan
Uraian 2009 2010 2011
ROE 15,57% 22,31% 9,0%
ROA 6,5% 6,2% 3,0%
Net Profit Margin 5,7% 5,0% 4,0%
Operating Margin 8,8% 9,0% 8,0%
Current Ratio 191% 132% 141%
Debt Equity Ratio 0,97 : 1 1,65 : 1 2,06 : 1
Aspek Operasional
Uraian 2009 2010 2011 Pencapaian Produksi
(Produksi Urea : Kapasitas Produksi Terpasang)
95% 96% 93%
Efisiensi Gas Bumi per ton urea (rata-rata)
30 MMBTU
30 MMBTU
30 MMBTU
Produktivitas SDM (Penjualan : jumlah SDM)
Rp 3,11 milyar per org per tahun
Rp 3,35 milyar per org per tahun
Rp 3,50 milyar per org per tahun
Aspek Administratif
Uraian 2009 2010 2011
Laporan Perhitungan Tahunan
31 Maret 2010 31 Maret 2011 31 Maret 2012
Rancangan RKAP 31 Oktober 2008 31 Oktober 2009 31 Oktober 2010
Laporan Periodik
Setiap Tgl 17 pada bulan berikutnya
Setiap Tgl 17 pada bulan berikutnya
Setiap Tgl 17 pada bulan berikutnya
Uraian 2009 2010 2011
Efektivitas Penyaluran 92 % 91 % 91 % Tingkat Kolektibilitas
Penyaluran 44 % 44 % 44%
-
Statement of Corporate Intent ( SCI ) PT Pupuk Kalimantan
Timur
2009-2011
13
6. Rasio Konsolidasi Dana Pemegang Saham dengan Aset
PT Pupuk Kalimantan Timur. mengestimasikan struktur permodalan
per 31 Desember tahun 2008, 2009 dan 2010 adalah sebagai
berikut:
(Milyar Rp.)
Uraian Prog. 2009 2010 2011
Total Kewajiban 3.437 5.221 11.122 Total Ekuitas 4.245 4.577
4.497 Total Asset 7.682 9.798 15.619 Ekuitas/Aset (%) 55% 47%
29%
Total kewajiban terdiri dari kewajiban lancar dan kewajiban
jangka panjang.
Total ekuitas terdiri dari modal yang ditempatkan dan disetor,
cadangan umum, laba ditahan tahun berjalan.
Total aktiva terdiri dari aktiva lancar, investasi jangka
panjang, aktiva tetap dan aktiva lain-lain.
7. Informasi yang Perlu Dilaporkan Kepada Pemegang Saham
Informasi yang perlu dilaporkan kepada Pemegang Saham
sebagaimana telah dilakukan oleh Perusahaan pada tahun-tahun
sebelumnya adalah berupa laporan-laporan sebagai berikut: 1.
Laporan Bulanan
Berisi laporan kegiatan Perusahaan dan laporan keuangan pokok
selama jangka waktu 1 (satu) bulan;
2. Laporan Triwulan Berisi laporan kegiatan Perusahaan, laporan
perbandingan realisasi dan anggaran serta laporan keuangan pokok
selama jangka waktu 3 (tiga) bulan;
3. Laporan Tahunan Unaudited (Laporan Manajemen); 4. Laporan
Tahunan Audited; 5. Laporan Audit Atas Kepatuhan Terhadap Peraturan
Perundang-undangan
yang berlaku; 6. Laporan Hasil Evaluasi Kinerja
Berisi laporan mengenai penilaian tingkat kesehatan BUMN sesuai
Keputusan Menteri BUMN Nomor : KEP-100/MBU/2002;
7. Laporan Hasil Audit atas Pengelolaan Program Kemitraan dan
Bina Lingkungan Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi;
8. Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP); dan 9. Rencana
Jangka Panjang Perusahaan (RJPP).
-
Statement of Corporate Intent ( SCI ) PT Pupuk Kalimantan
Timur
2009-2011
14
10. Laporan Manajemen Risiko setiap semester. 8. Kebijakan
Dividen
Kebijakan dividen akan sangat mempengaruhi kemampuan investasi
dan arus kas perusahaan dalam rangka mengamankan kondisi keuangan
perusahaan secara umum. Oleh karena itu, memperhatikan permasalahan
kebutuhan dana tersebut, maka perusahaan mengharapkan alokasi
bagian laba untuk cadangan umum perusahaan diperbesar dengan
mengurangi dividen.
Selama 3 (tiga) tahun ke depan, perusahaan mengharapkan proporsi
pembagian laba adalah sebagai berikut:
Uraian 2009 2010 2011
Dividen 20% 15% 15%
9. Prosedur Mengenai Akuisisi dan Divestasi
Direksi dan Komisaris PT Pupuk Kalimantan Timur. akan senantiasa
meminta persetujuan Pemegang Saham dalam hal Perusahaan akan
melakukan akuisisi dan divestasi terhadap saham-saham, aset-aset
ataupun ekuitas Perusahaan yang bukan merupakan bisnis inti
Perusahaan dan belum/tidak disampaikan dalam SCI yang telah
disepakati dan dipublikasikan.
Selain itu, Direksi dan Komisaris PT Pupuk Kalimantan Timur.
menetapkan kebijakan untuk senantiasa melakukan/membuat kajian yang
mendalam dan independen atas setiap rencana akuisisi dan divestasi
yang akan dilakukan, baik terhadap saham-saham, aset-aset ataupun
ekuitas.
10. Kewajiban Pelayanan Umum (KPU)
a. Pelaksanaan Pengadaan dan Penyaluran Pupuk
1) Dasar Hukum
SK Menteri Perdagangan dan Perindustrian No: 70/MMP/Kep/2/2003
tanggal 11 Februari 2003 tentang pengadaan dan Penyaluran pupuk
bersubsidi untuk Sektor Pertanian, yang kemudian secara periodik
diperbarui setiap tahun hingga yang terakhir mengacu pada Permendag
no. 21/M-DAG/PER/6/2008. Menteri Pertanian mengeluarkan SK untuk
jumlah penyaluran pupuk per daerah pemasaran sebagaimana dituangkan
pada SK Mentan No.76/Permentan/OT.140/12/2007.
-
Statement of Corporate Intent ( SCI ) PT Pupuk Kalimantan
Timur
2009-2011
15
2) Ruang lingkup
Dalam Permendag No. 21/M-DAG/PER/6/2008 mengatur tata niaga
pupuk meliputi rayonisasi pemasaran setiap produsen pupuk dan
penyaluran pupuk secara tertutup termasuk pengalihan kewajiban
pemasaran pupuk urea di Jawa Tengah dari PT Pupuk Kaltim kepada PT
PUSRI. Kebutuhan pupuk dinyatakan dalam rencana difinitif kebutuhan
kelompok (RDKK) sehingga pendistribusiannya benar-benar tepat
sasaran.
3) Implikasi terhadap Kinerja PT Pupuk Kaltim
Implikasi adanya Permendag No. 21/M-DAG/PER/6/2008 adalah Pupuk
Kaltim harus menyediakan pupuk urea di wilayah yang menjadi
tanggung jawab Pupuk Kaltim. Perubahan penyaluran pupuk sistem
tertutup ini dapat menimbulkan tuntutan petani yang belum tergabung
dalam kelompok tani dan kebutuhannya belum tercantum dalam RDKK.
Sehingga dalam masa peralihan ini diperlukan koordinasi yang lebih
aktif ditingkat Distributor dan Pengecer.
4) Rencana Pelaksanaan Perseroan
Rencana Pupuk Kaltim dengan adanya Permendag No.
21/M-DAG/PER/6/2008 adalah tetap menggalang kerja sama dengan PUSRI
dan anggota Holding lainnya serta tetap mempertahankan sinergi
dengan sesama anggota Holding.
b. Program Kemitraan Perseroan dengan Usaha Kecil dan Program
Bina Lingkungan
1) Dasar Hukum
Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-05/MBU/2007 tanggal 27
April 2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara
dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan.
2) Ruang Lingkup
Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-05/MBU/2007 tanggal 27
April 2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara
-
Statement of Corporate Intent ( SCI ) PT Pupuk Kalimantan
Timur
2009-2011
16
dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan memberi tugas
pada BUMN untuk melaksanakan Program Kemitraan dan Program Bina
Lingkungan. Tujuan KPU adalah untuk meningkatkan kemampuan usaha
kecil agar menjadi tangguh dan mandiri. Sedang Program Bina
Lingkungan untuk pemberdayakan kondisi sosial masyarakat oleh BUMN
di wilayah usaha BUMN tersebut.
3) Implikasi terhadap Kinerja PT Pupuk Kaltim
Implikasi dari Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-05/MBU/2007
tanggal 27 April 2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik
Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan adalah Pupuk
Kaltim harus membentuk Unit Kerja untuk menyalurkan bantuan kepada
Usaha Kecil dan Masyarakat serta melaksanakan Program Bina
Lingkungan.
4) Rencana Pelaksanaan Perseroan
Rencana Perusahaan dengan adanya Peraturan Menteri Negara BUMN
No. PER-05/MBU/2007 tanggal 27 April 2007 adalah sebagai berikut :
1) Perusahaan telah membentuk Unit Kerja yang menangani Program
kemitraan dan Program Bina Lingkungan. 2) Menyusun Standard
Operating Procedure (SOP) untuk pelaksanaan
Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan yang dituangkan
dalam Surat Keputusan Direksi.
3) Rencana penyaluran bantuan setiap tahun yang kemudian
dievaluasi guna peningkatan program di tahun berkutnya..
11. Prosedur Pengadaan Barang dan Jasa
Pengadaan barang dan jasa di lingkungan PT Pupuk Kalimantan
Timur. dilakukan dengan mengacu kepada:
Sistem Manajemen Terpadu (SMT) PKT, Bab 10.1.6.
Peraturan Pemerintah (PP) No. 12 tahun 1998
Surat Edaran Menteri Pendayagunaan BUMN No.
SE-01/MP.BUMN/1998
Surat Edaran Dirjen Pembinaan BUMN No. SE-122/MK.16/1998
Surat Keputusan Direksi No. 07/DIR/III.2002
Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-05/MBU/2008
Secara ringkas, tata cara pengadaan barang/jasa pemborongan
maupun konsultasi berdasarkan Surat Keputusan Direksi sebagaimana
disebut di atas adalah sebagai berikut:
-
Statement of Corporate Intent ( SCI ) PT Pupuk Kalimantan
Timur
2009-2011
17
- Pelelangan Terbuka 1) Barang bersifat umum diatas Rp 200 juta
2) Jumlah calon peserta yang lulus prakualifikasi tidak kurang dari
3 3) Harga penawaran terendah tidak melebihi pagu anggaran yang
tersedia 4) Pelelangan diumumkan melalui media masa (koran,
internet, dll)
- Pelelangan Khusus Bontang (PKB) 1) Barang bersifat umum yang
bernilai maksimum Rp. 200 juta dan dinilai
mampu untuk dipasok oleh rekanan Pengusaha Kecil dan Koperasi
yang berdomisili di kota Bontang.
2) Diumumkan melalui papan pengumuman yang ditempatkan di kantor
Departemen Pengadaan.
- Pemilihan Langsung 1) Jenis barang bersifat spesifik dan tidak
dapat dibeli di pasaran bebas 2) Barang bersifat umum yang
dibutuhkan secara mendesak demi
kelangsungan operasional pabrik 3) Barang yang telah mengalami
proses Pelelangan Terbuka sebanyak 2
kali namun gagal memperoleh penawaran yang memenuhi syarat. 4)
Jumlah peserta sekurang-kurangnya 2 rekanan.
- Penunjukan Langsung
1) Barang bersifat umum nilai maksimal Rp 50 juta 2) Barang
bersifat spesifik (original manufacturer atau kompleks) tanpa
batasan nilai 3) Barang jenis umum dibutuhkan secara mendesak
untuk menjaga
kelangsungan operasional pabrik 4) Barang yang bersifat
knowledge intensive dimana untuk menggunakan
dan memelihara produk tersebut membutuhkan kelangsungan
pengetahuan dari pihak penyedia barang (supplier).
5) Barang yang telah mengalami proses Pemilihan Langsung
sebanyak 2 kali namun gagal memperoleh penawaran yang memenuhi
syarat.
6) Barang yang merupakan pembelian berulang (repeat order)
sepanjang harga yang ditawarkan dinilai wajar.
7) Barang yang merupakan lanjutan dari pembelian sebelumnya yang
secara teknis merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipecah-pecah.
8) Barang hasil produksi BUMN atau Anak Perusahaan BUMN
sepanjang kepemilikan saham anak perusahaan tersebut
sekurang-kurangnya 90% adalah milik BUMN.
-
Statement of Corporate Intent ( SCI ) PT Pupuk Kalimantan
Timur
2009-2011
18
- Pembelian Langsung
1) Barang bersifat umum yang tersedia di toko atau pasar dengan
spesifikasi teknis yang bersifat umum dan harganya telah diketahui
oleh masyarakat luas (harga standard pasar).
2) Barang bersifat khusus namun kebutuhannya mendesak untuk
operasi pabrik, misalnya memenuhi kebutuhan turn around (TA).
3) Pembayaran dilakukan secara tunai (cash) kepada pihak penjual
(toko/stockist/pasar) sehingga dokumen kontrak pembelian (PO) tidak
diperlukan.
Batasan otorisasi untuk penanda tanganan kontrak pembelian (PO)
adalah sebagai berikut :
Batas Nilai Otorisasi
Penunjukan Langsung
Pemilihan Langsung
Pelelangan
< Rp 10 juta Kepala Bagian atau Staf Madya-II atau Staf
Madya-III Pengadaan
Kepala Bagian atau Staf Madya-II atau Staf Madya-III
Pengadaan
Kepala Bagian atau Staf Madya-II atau Staf Madya-III
Pengadaan
> Rp 10 s/d Rp 50 juta Kepala Departemen Pengadaan
Kepala Departemen Pengadaan
Kepala Departemen Pengadaan
> Rp 50 s/d Rp 100 juta Kepala Kompartemen Kepala Kompartemen
Kepala Kompartemen > Rp 100 s/d Rp 500 juta Direktur Direktur
Direktur > Rp 500 juta Direktur Utama Direktur Utama Direktur
Utama
12. Estimasi Nilai Investasi Pemegang Saham
Nilai penyertaan modal Pemegang Saham pada Perusahaan dapat
disampaikan sebagai berikut:
(milyar Rp.)
Uraian 2009 prognosa
2010
2011
Nilai Investasi Pemegang Saham
3.795
4.137
4.099
Estimasi didasarkan pada nilai buku saham pada akhir tahun
ditambah estimasi cadangan umum tahun berikutnya.
-
Statement of Corporate Intent ( SCI ) PT Pupuk Kalimantan
Timur
2009-2011
19
13. Kebijakan Akuntansi
Laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum di Indonesia, yaitu Standar Akuntansi Keuangan dan
Peraturan Pemerintah yang berlaku dalam penyajian laporan keuangan
perusahaan.
Hingga saat ini maupun 3 (tiga) tahun mendatang, tidak ada
perubahan kebijakan akuntansi yang diterapkan perusahaan..
Demikian SCI PT Pupuk Kalimantan Timur tahun 2009 - 2011 ini
disusun untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta, 07 Desember 2009
PT Pupuk Kalimantan Timur
Komisaris, Direksi,
Muhammad Said Didu Hidayat Nyakman Komisaris Utama Direktur
Utama
-
Statement of Corporate Intent ( SCI ) PT Pupuk Kalimantan
Timur
2009-2011
Lampiran 1
-
Statement of Corporate Intent ( SCI ) PT Pupuk Kalimantan
Timur
2009-2011
Lampiran 1 (lanjutan)
-
Statement of Corporate Intent ( SCI ) PT Pupuk Kalimantan
Timur
2009-2011
Lampiran 1 (lanjutan)
-
Statement of Corporate Intent ( SCI ) PT Pupuk Kalimantan
Timur
2009-2011
Kebijakan akuntansi
II-1
Lampiran-2
Kebijakan Akuntansi
1. LAPORAN KEUANGAN
1.1 Pengertian
Laporan Keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi yang
menggambarkan posisi keuangan, hasil usaha, laporan ekuitas,
laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan (Peraturan
Bapepam No VIII.G.7. tentang Pedoman Penyajian Laporan
Keuangan)
1.2 Komponen Laporan Keuangan
Laporan Keuangan Pokok disajikan secara komparatif yang terdiri
dari
a. Neraca disusun dengan bentuk T (skontro), sebagai berikut :
(lampiran 1) Sebelah Debet (Aset) berisi : - Aset Lancar - Aset
Tidak Lancar Sebelah Kredit (Kewajiban dan Ekuitas) berisi : -
Kewajiban Jangka Pendek - Kewajiban Jangka Panjang - Hak Minoritas
- Ekuitas Untuk kepentingan tertentu, format Neraca dalam Laporan
Keuangan disajikan sesuai dengan tujuannya.
b. Laporan Laba-Rugi disusun dengan bentuk Multiple Step
yang
menunjukkan hasil operasi dan hasil non operasi ( lampiran 2).
c. Laporan Perubahan Ekuitas ( lampiran 3).
d. Laporan Arus Kas disusun dengan menggunakan metode langsung
untuk
laporan keuangan tahunan dan tak langsung untuk laporan keuangan
bulanan, triwulanan, dan semesteran. ( lampiran 4).
Bagian dari Laporan Keuangan lainnya yang tidak terpisahkan
adalah catatan atas laporan keuangan.
-
Statement of Corporate Intent ( SCI ) PT Pupuk Kalimantan
Timur
2009-2011
Kebijakan akuntansi
II-2
1.3 Penyajian Laporan Keuangan
a. Laporan keuangan disusun berdasarkan nilai historis, kecuali
beberapa akun tertentu berdasarkan pengukuran lan sebagaimana
diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun
tersebut.
b. Dasar penyusunan laporan keuangan, kecuali untuk laporan arus
kas, adalah dasar akrual
c. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan
keuangan konsolidasian adalah mata uang rupiah (Rp).
1.4 Periode Laporan Keuangan
a. Laporan Keuangan yang terdiri dari Neraca, Laporan Laba-Rugi,
Laporan Ekuitas dan Laporan Arus Kas serta laporan pendukung
disusun pada setiap periode bulanan, triwulanan, semesteran dan
tahunan..
b. Laporan Keuangan periode bulanan, triwulanan, dan semesteran
ditujukan kepada Dewan Direksi dan Dewan Komisaris.
c. Laporan Keuangan periode tahunan ditujukan kepada Dewan
Direksi, Dewan Komisaris dan Pemegang Saham.
d. Periode laporan keuangan tahunan ditentukan mulai dari 1
Januari s/d 31 Desember.
1.5 Laporan Keuangan Konsolidasi
Sesuai dengan PSAK No. 4 paragraf 05 dan 06, Laporan keuangan
konsolidasi menggabungkan seluruh perusahaan yang dikendalikan oleh
PT Pupuk Kalimantan Timur, kecuali anak perusahaan yang
apabila:
a. Pengendalian dimaksudkan untuk sementara, karena saham anak
perusahaan dibeli dengan tujuan untuk dijual atau dialihkan dalam
jangka pendek
b. Anak perusahaan dibatasi oleh suatu restriksi jangka panjang,
sehingga mempengaruhi secara signifikan keampuannya dalam
mentransfer dana kepada PT Pupuk Kalimantan Timur
Pengendalian (control) dianggap ada apabila induk perusahaan
memiliki baik secara langsung atau tidak langsung (melalui anak
perusahaan), lebih dari 50% hak suara pada suatu perusahaan.
Walaupun suatu perusahaan memiliki hak suara 50% atau kurang,
pengendalian tetap dianggap ada apabila dapat dibuktikan salah satu
kondisi berikut :
a. Mempunyai hak suara yang lebih dari 50% berdasarkan suatu
perjanjian dengan investor lainnya;
b. Mempunyai hak untuk mengatur dan menentukan kebijakan
finansial dan operasional perusahaan berdasarkan anggaran dasar
atau perjanjian;
-
Statement of Corporate Intent ( SCI ) PT Pupuk Kalimantan
Timur
2009-2011
Kebijakan akuntansi
II-3
c. Mampu menunjuk atau memberhentikan mayoritas pengurus
perusahaan; d. Mampu menguasai suara mayoritas dalam rapat
pengurus.
1.6 Aturan Penyusunan Laba-Rugi Laporan Laba-Rugi disusun dengan
aturan all inclusive reporting, yang memasukkan transaksi periode
berjalan maupun transaksi periode sebelumnya (tahunan) yang
diketahui pada periode berjalan kedalam periode berjalan.
1.7 Prinsip Akuntansi
Prinsip Akuntansi yang dipergunakan adalah: a. Standar Akuntansi
Keuangan yang diterbitkan Ikatan Akuntan Indonesia. b. Prinsip
Akuntansi yang Berlaku Umum. c. Standar/peraturan yang diterbitkan
Bapepam. d. AD/ART PT Pupuk Kalimantan Timur e. Ketentuan/Peraturan
dari Pemerintah RI. f. Kebiasaan praktis yang ketentuannya diatur
dengan Surat Keputusan Direksi
PT Pupuk Kalimantan Timur
1.8 Lain-lain 1. Angka-angka dalam Laporan Keuangan disajikan
dengan pembulatan rupiah
penuh. 2. Jika diperlukan, Laporan Keuangan dapat dikonversikan
ke dalam mata uang
US$ (US Dollar) dengan pembulatan US$ penuh. 2. KEBIJAKAN
AKUNTANSI ATAS LAPORAN KEUANGAN
Kebijakan Akuntansi atas pos-pos Laporan Keuangan menguraikan :
a. Pengertian b. Pengukuran/Metode pencatatan c. Penyajian d.
Teknik pencatatan transaksi Tehnik pencatatan transaksi yang
selanjutnya disebut proses jurnal disajikan dalam buku Proses
Jurnal.
2.1 Kas dan Setara Kas
Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan semua investasi
yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal
perolehannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi
penggunaannya.
2.2 Kas Kecil
a. Pengertian
-
Statement of Corporate Intent ( SCI ) PT Pupuk Kalimantan
Timur
2009-2011
Kebijakan akuntansi
II-4
Kas kecil adalah uang tunai yang ada di kas perusahaan baik di
Kantor Pusat maupun di Kantor Perwakilan untuk
pembayaran-pembayaran dalam jumlah kecil dan pembayaran-pembayaran
yang bersifat mendesak, dan nilai saldo ditetapkan berdasarkan
Surat Direksi.
b. Pengukuran/Metode Pencatatan
Dicatat dengan sistem Imprest Fund.
c. Penyajian
Kas Kecil dikelompokkan pada Aset Lancar dalam pos Kas dan
Setara Kas.
2.3. Giro Valuta Asing
a. Pengertian
Giro Valuta Asing adalah uang perusahaan berupa mata uang asing,
yang disimpan pada bank dalam bentuk giro
b. Pengukuran/Metode Pencatatan
1. Dibukukan sesuai dengan saldo rekening Giro pada tanggal
neraca, setelah dilakukan rekonsiliasi bank.
2. Dibukukan dalam mata uang rupiah berdasarkan kurs tengah
Bank
Indonesia pada tanggal neraca. 3. Nilai rupiah akibat beda kurs
pada saat perolehan dengan tanggal Neraca
diuraikan dalam butir 2.33 (Beda Kurs).
c. Penyajian
Giro dalam Valuta Asing dikelompokkan pada Aset Lancar dalam pos
Kas dan Setara Kas.
2.4. Deposito Dalam Valuta Asing
a. Pengertian
Deposito dalam valuta asing adalah deposito yang dimiliki
perusahaan dalam bentuk valuta asing baik Deposito On Call maupun
Deposito Berjangka yang akan jatuh tempo dalam waktu 3 bulan atau
kurang, sejak tanggal penempatannya serta tidak dijaminkan.
(Bapepam VIII.G.7)
b. Pengukuran/Metode Pencatatan
1. Deposito dibukukan dalam mata uang rupiah berdasarkan kurs
tengah Bank Indonesia pada saat perolehan.
-
Statement of Corporate Intent ( SCI ) PT Pupuk Kalimantan
Timur
2009-2011
Kebijakan akuntansi
II-5
2. Pada Laporan Keuangan Triwulanan dan Tahunan, deposito
dalam
bentuk valuta asing dibukukan atas dasar kurs tengah Bank
Indonesia pada tanggal neraca.
3. Pada tanggal pencairan, deposito valuta asing dicatat sesuai
dengan kurs
tengah Bank Indonesia yang berlaku saat itu.
4. Nilai rupiah akibat beda kurs pada saat perolehan dengan
tanggal neraca, dan antara tanggal neraca dengan
realisasi/pencairan diuraikan dalam butir 2.33 (Beda Kurs).
c. Penyajian
Deposito Dalam Valuta Asing dikelompokkan pada Aset Lancar dalam
pos Kas dan Setara Kas.
2.5. Deposito Berjangka
a. Pengertian
Deposito berjangka adalah deposito yang jatuh temponya kurang
dari tiga bulan namun dijaminkan dan deposito berjangka yang jatuh
temponya lebih dari tiga bulan
b. Pengukuran/Metode Pencatatan
Deposito dibukukan dalam mata uang rupiah sesuai dengan nilai
perolehannya dan deposito dalam bentuk valuta asing dibukukan atas
dasar kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal neraca
c. Penyajian
Jenis deposito ini disajikan sebagai investasi sementara. 2.6.
Investasi Jangka Pendek
a. Pengertian
Investasi jangka pendek adalah investasi berupa efek-efek yang
dimaksudkan untuk dimiliki dalam jangka waktu tidak lebih dari 12
bulan.
b. Pengukuran/Metode Pencatatan
1. Efek harus dikelompokkan menjadi salah satu dari kategori
Diperdagangkan (trading), Dimiliki hingga jatuh tempo (held to
maturity), atau Tersedia untuk dijual (available for sale) .
-
Statement of Corporate Intent ( SCI ) PT Pupuk Kalimantan
Timur
2009-2011
Kebijakan akuntansi
II-6
2. Efek untuk "Diperdagangkan" disajikan di Neraca sebesar nilai
wajarnya, dan keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi
termasuk dalam Laporan Laba Rugi.
3. Efek yang dimiliki hingga jatuh tempo disajikan di Neraca
sebesar biaya
perolehan setelah amortisasi. 4. Efek ini disajikan di Neraca
sebesar nilai wajarnya, dan keuntungan atau
kerugian yang belum direalisasi diakui sebagai komponen ekuitas,
melalui Laporan Perubahan Ekuitas, sampai Efek tersebut dijual atau
dilepas, dan pada saat tersebut akumulasi keuntungan atau kerugian
yang sebelumnya diakui sebagai komponen ekuitas harus diakui dalam
Laporan Laba Rugi.
5. Laba dan rugi yang belum direalisasi akibat kenaikan atau
penurunan nilai
wajarnya disajikan dalam laporan laba rugi periode berjalan.
c. Penyajian Investasi Jangka Pendek dikelompokkan pada Aset
Lancar dalam pos Investasi Jangka Pendek
2.7. Piutang
a. Pengertian
Piutang adalah suatu klaim atas uang, barang atau jasa kepada
pihak-pihak lain. Piutang terdiri dari Piutang Usaha dan Piutang
Non Usaha, baik piutang dalam rupiah maupun piutang dalam valuta
asing. Piutang Usaha Yang dimaksud dengan piutang usaha adalah
piutang yang timbul dari kegiatan normal perusahaan/penjualan
produk utama.
Piutang Non Usaha Yang dimaksud dengan piutang non usaha adalah
piutang yang timbul dari kegiatan selain butir 1 diatas.
b. Pengukuran/Metode Pencatatan
1. Piutang diakui pada saat penyerahan barang
2. Piutang dalam valuta asing dibukukan dalam mata uang rupiah
dengan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal
transaksi/perolehan.
3. Pada Laporan Keuangan Triwulan dan Tahunan piutang dalam
valuta asing disesuaikan dengan kurs tengah Bank Indonesia pada
tanggal neraca.
-
Statement of Corporate Intent ( SCI ) PT Pupuk Kalimantan
Timur
2009-2011
Kebijakan akuntansi
II-7
4. Nilai rupiah akibat beda kurs pada saat perolehan dengan
tanggal neraca,
dan antara tanggal neraca dengan saat pelunasan diuraikan dalam
butir 2.33 (Beda Kurs).
5. Kerugian Piutang
Kerugian piutang dicatat dengan menggunakan metode cadangan
sebagai berikut : Klasifikasi umur piutang dilakukan setelah saling
hapus/offsetting
dengan kewajiban pada tiap debitur/kreditur yang sama. Piutang
yang berumur 1 s/d 2 tahun disisihkan sebesar 50% (lima
puluh prosen). Yang berumur lebih dari 2 tahun disisihkan
sebesar 100 % (seratus
persen) Penyisihan kerugian piutang tersebut dilakukan setiap
bulan.
c. Penyajian
1. Piutang Usaha dikelompokkan pada Aset Lancar dalam pos
Piutang Usaha berdasarkan nilai bruto dikurangi penyisihan kerugian
piutang. Piutang Usaha terdiri dari piutang kepada pihak yang
mempunyai hubungan istimewa (afiliasi) dan kepada pihak ketiga (non
afiliasi).
2. Piutang Non Usaha kepada pihak ketiga (non afiliasi)
dikelompokkan
pada Aset Lancar dalam pos Piutang Lain-lain sebesar nilai bruto
dikurangi penyisihan kerugian piutang.
3. Piutang Non Usaha kepada pihak yang mempunyai hubungan
istimewa
(afiliasi) dikelompokkan pada Aset Tidak Lancar dalam pos
Piutang Hubungan Istimewa sebesar nilai bruto dikurangi penyisihan
kerugian piutang.
4. Piutang yang diketahui pelunasannya lebih dari 1 tahun sejak
tanggal
neraca dikelompokkan pada Aset Tidak Lancar dalam pos Piutang
Jangka Panjang.
2.8 Uang Muka
1. Karyawan.
a. Pengertian
Pemberian sejumlah uang kepada karyawan untuk keperluan dinas,
berobat dan lainnya yang diikuti dengan pertanggungjawaban atas
pemakaian uang tersebut.
-
Statement of Corporate Intent ( SCI ) PT Pupuk Kalimantan
Timur
2009-2011
Kebijakan akuntansi
II-8
b. Pengukuran/Metode Pencatatan
Uang muka karyawan diakui pada saat dokumen pembayaran
diterbitkan sebesar nilai nominalnya.
c. Penyajian
Uang muka karyawan dikelompokkan pada Aset Lancar dalam pos Uang
Muka.
2. Pihak Ketiga/Jangka Panjang
a. Pengertian
Pemberian sejumlah uang kepada pihak ketiga yang
pertanggungjawabannya diatur berdasarkan perjanjian antara kedua
belah pihak.
b. Pengukuran/Metode Pencatatan
Uang muka pihak ketiga diakui pada saat dokumen pembayaran
diterbitkan sebesar nilai nominalnya (yang dibayarkan).
c. Penyajian
1. Uang muka pihak ketiga yang masa pertanggung jawabannya
kurang dari 12 bulan, dikelompokkan pada Aset Lancar dalam pos Uang
muka.
2. Uang muka jangka panjang yang masa pertanggung jawabannya
lebih dari 12 bulan dikelompokkan pada Aset Tidak Lancar dalam pos
Uang Muka Jangka Panjang.
2.9. Persediaan Menurut PSAK 14 paragraf 03, persediaan adalah
aset :
Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal; Dalam proses
produksi dan atau dalam perjalanan; atau Dalam bentuk bahan atau
perlengkapan (supplies) untuk digunakan
dalam proses produksi atau pemberian jasa.
Persedian terdiri dari: 1. Barang Jadi
a. Pengertian
Persediaan hasil produksi PT Pupuk Kaltim yang ada di gudang
produksi dan gudang terbuka.
b. Pengukuran/Metode Pencatatan
-
Statement of Corporate Intent ( SCI ) PT Pupuk Kalimantan
Timur
2009-2011
Kebijakan akuntansi
II-9
1. Persediaan Barang Jadi dinilai dengan menggunakan harga
perolehan berdasarkan metode rata-rata tertimbang (Weighted Average
Method).
2. Pada setiap akhir tahun, jumlah biaya produksi 1 (satu)
tahun
ditambah dengan nilai persediaan awal tahun dibagi kuantum
produksi 1 (satu) tahun ditambah kuantum saldo awal tahun
menghasilkan harga pokok rata-rata dalam 1 (satu) tahun, kemudian
angka ini dipakai sebagai angka untuk menilai persediaan barang
jadi akhir periode.
3. Stock opname hasil produksi utama dilakukan setiap akhir
periode.
Perbedaan antara hasil stock opname dengan catatan dibukukan
sebagai Harga Pokok Produksi.
4. Persediaan hasil produksi utama yang rusak dibukukan
sebagai
pendapatan/beban lain-lain dalam pos Koreksi Persediaan Barang
Jadi periode berjalan.
c. Penyajian
Persediaan Barang Jadi dikelompokkan pada Aset Lancar dalam pos
Persediaan.
2. Bahan dan Suku Cadang
a. Pengertian
Yang dimaksud dengan persediaan bahan dan suku cadang adalah
bahan dan suku cadang milik PT Pupuk Kalimantan Timur yang ada di
gudang sendiri, gudang pihak lain dan dalam perjalanan untuk
produksi dan untuk keperluan operasional perusahaan.
b. Pengukuran/ Metode Pencatatan
1. Persediaan bahan dan suku cadang dibukukan atas dasar nilai
perolehan yaitu sebesar harga menurut Order Pembelian (Purchase
Order).
2. Biaya yang timbul dalam rangka memperoleh material, antara
lain: Biaya Telex Biaya Bank Ongkos Angkut Bea Masuk Asuransi
-
Statement of Corporate Intent ( SCI ) PT Pupuk Kalimantan
Timur
2009-2011
Kebijakan akuntansi
II-10
Pada saat timbulnya biaya-biaya tersebut, dibukukan ke dalam
rekening masing-masing jenis biaya dan dibebankan pada periode
terjadinya (Period Cost).
3. Pencatatan bahan dan suku cadang dilakukan dengan Metode
Perpetual dengan harga rata-rata bergerak (Moving Average).
4. Stock Taking terhadap persediaan bahan dan suku cadang
dilakukan secara periodik. Hasil stock taking tersebut dipakai
sebagai dasar pencatatan persediaan. Apabila ada perbedaan antara
hasil stock taking dengan catatan pembukuan, nilai perbedaan
dibukukan sebagai "Koreksi Persediaan" dan diklasifikasikan pada
pendapatan dan beban lain-lain pada periode berjalan.
5. Suku Cadang yang oleh karena sesuatu hal tidak jadi digunakan
dan
dikembalikan lagi ke dalam persediaan (Return) dibukukan sebesar
nilai pada saat suku cadang tersebut dikeluarkan.
6. Pembentukan penyisihan.
Penyisihan untuk Kerugian Suku Cadang Moving yang kemungkinan
rusak, dibentuk 1% dari nilai persediaan rata-rata di gudang
sendiri (tidak termasuk gudang receiving).
c. Penyajian
Persediaan bahan dan suku cadang dikelompokkan pada Aset Lancar
pada pos Persediaan.
2.10. Pajak Dibayar Dimuka
a. Pengertian
Pajak dibayar dimuka terdiri dari : 1. Pajak Penghasilan (PPh)
adalah pembayaran dimuka pajak kepada kas
negara atau yang dipungut pihak lain yang dapat dikompensasikan
dengan pajak penghasilan badan terutang pada akhir periode
fiskal.
2. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Masukan adalah pertambahan
nilai atas
barang dan jasa yang langsung mempengaruhi operasional
perusahaan yang telah disetor ke Kas Negara atau dipungut oleh
pihak ketiga sebagai Wapu.
-
Statement of Corporate Intent ( SCI ) PT Pupuk Kalimantan
Timur
2009-2011
Kebijakan akuntansi
II-11
b. Pengukuran/Metode Pencatatan
1. Pajak Dibayar Dimuka dicatat sebesar jumlah yang telah
disetorkan atau dipungut pada saat terjadinya (pada saat transaksi)
dengan tarif sesuai ketentuan.
2. Pajak Pertambahan Nilai tersebut pada setiap akhir periode
(bulanan)
akan dikompensasikan dengan Pajak Pertambahan Nilai Keluaran
yang terhutang.
3. Kelebihan pembayaran Pajak Penghasilan akan dicatat sebagai
Aset
Pajak Kini
4. Tata cara pencatatan lainnya mengacu pada ketentuan yang
berlaku.
c. Penyajian
PPN dan PPh yang dibayar dimuka dikelompokkan pada Aset Lancar
dalam pos Pajak Dibayar Dimuka.
2.11. Biaya Dibayar Dimuka
Biaya-biaya yang telah dibayar namun pembebanannya dilakukan
selama 1 tahun atau satu masa produksi.
1. Asuransi
Pengertian
Asuransi merupakan pelimpahan resiko (pertanggungan) kepada
perusahaan asuransi atas aset tetap dan tenaga kerja yang bersifat
tidak ada unsur kesengajaan. Asuransi terdiri dari asuransi pabrik,
asuransi bangunan dan kendaraan, asuransi tenaga kerja dan asuransi
terhadap aset lainnya.
Pengukuran/Metode Pencatatan
1. Premi Asuransi Pabrik (kerusakan mesin & kebakaran)
dibukukan sebagai Biaya Asuransi Dibayar Dimuka pada saat penutupan
asuransi yang ditandai dengan penandatanganan surat persetujuan
antara PT Pupuk Kalimantan Timur dengan Perusahaan Asuransi (Polis
Akseptasi).
2. Premi asuransi selain asuransi pabrik dibukukan sebagai
biaya
asuransi periode berjalan.
-
Statement of Corporate Intent ( SCI ) PT Pupuk Kalimantan
Timur
2009-2011
Kebijakan akuntansi
II-12
3. Apabila terjadi resiko berupa kerusakan atau kebakaran,
diatur sebagai berikut : Apabila mengakibatkan total loss, maka
nilai buku aset yang
bersangkutan ditutup ke kerugian luar biasa tahun berjalan.
Pendapatan diakui pada saat klaim asuransi yang diajukan disetujui
perusahaan asuransi.
Apabila hanya mengakibatkan perbaikan, maka biaya perbaikan
dikompensasi dengan nilai klaim asuransi. Selisih yang terjadi
dibukukan sebagai pendapatan/beban lain-lain.
4. Piutang klaim asuransi pabrik dan non pabrik selain asuransi
tenaga
kerja dan kecelakaan diri, diakui pada saat disetujui oleh
perusahaan asuransi, sedangkan asuransi tenaga kerja dan kecelakaan
diri diakui pada saat deklarasi, masing-masing sebesar nilai yang
disepakati
c. Penyajian
1. Saldo pembayaran premi asuransi pabrik dikelompokkan pada
Aset Lancar dalam pos Biaya Dibayar Dimuka.
2. Klaim asuransi yang belum dibayar, dicatat sebagai piutang
klaim
asuransi pada Aset Lancar dalam pos Piutang Lain-lain.
2. Sewa
a. Pengertian
Pembayaran di muka kepada pihak ketiga untuk pemanfaatan aset
tertentu selama 1 tahun atau satu periode produksi.
b. Pengukuran/Metode Pembayaran.
Pembayaran sewa diperlakukan sebagai biaya sewa atau sewa
dibayar dimuka berdasarkan materialitasnya dan dialokasikan secara
prorata sesuai masa manfaat.
c. Penyajian
Sewa dibayar dimuka dikelompokkan pada Aset Lancar dalam pos
Biaya Dibayar Dimuka.
3. Turn Arround (Perbaikan Tahunan)
a. Pengertian
Turn Arround (Perbaikan Tahunan) adalah biaya perbaikan
peralatan-peralatan produksi secara keseluruhan dan telah
direncanakan, pada umumnya dilaksanakan 1 tahun sekali.
-
Statement of Corporate Intent ( SCI ) PT Pupuk Kalimantan
Timur
2009-2011
Kebijakan akuntansi
II-13
b. Pengukuran/Metode Pembayaran
1. Dibukukan atas dasar nilai perolehan dari biaya-biaya Turn
Arround 2. Biaya Turn Arround adalah :
a. Biaya yang secara handal dapat diidentifikasikan sebagai
pengeluaran atau biaya Turn Arround.
b. Biaya yang timbul di Unit Produksi yang menjalani Perbaikan
Tahunan selain biaya penyusutan dan amortisasi dikapitalisasi
sebagai biaya Perbaikan Tahunan.
c. Biaya Turn Arround ditutup setelah satu bulan pelaksanaan
Turn
Arround dinyatakan selesai.
3. Biaya Turn Arround yang timbul akan dibebankan selama 12
bulan prorata, tetapi apabila sebelum habis masa manfaat ternyata
harus diadakan Turn Arround lagi, maka sisa nilai buku Biaya Turn
Arround yang ada dibebankan sekaligus pada periode yang
bersangkutan.
c. Penyajian
Biaya Turn Arround dikelompokkan pada Aset Lancar dalam pos
Biaya Dibayar Dimuka.
d. Lain-lain
1. Masa Turn Arround (jumlah hari Turn Arround) ditentukan
sesuai dengan surat dari manajer Turn Arround.
2. Apabila pelaksanaan Turn Arround dimulai pada akhir bulan
dan
selesai pada bulan berikutnya, maka Biaya Turn Arround
pembebanan disesuaikan dengan hari Turn Arround masing-masing
periode.
3. Apabila dalam satu periode bulanan terdapat hari Turn Arround
dan
hari Shut Down, maka biaya Turn Arround dikapitalisasi sedangkan
biaya yang dikeluarkan selama hari Shut Down diperlakukan sebagai
Kerugian Akibat Tidak Berproduksi pada periode yang bersangkutan.
Biaya kerugian Akibat Tidak Berproduksi pada Laporan Triwulan akan
diperhitungkan kembali sebagai Biaya Produksi.
4. Biaya-biaya yang timbul selama masa Turn Arround tetapi
baru
diketahui setelah penutupan dibukukan sebagai biaya pemeliharaan
periode berjalan.
-
Statement of Corporate Intent ( SCI ) PT Pupuk Kalimantan
Timur
2009-2011
Kebijakan akuntansi
II-14
5. Material dan suku cadang yang telah dikeluarkan dari gudang
(di-issued), tetapi karena sesuatu hal tidak jadi digunakan dalam
Turn Arround akan dikembalikan lagi ke persediaan, dibukukan
sebagai persediaan sesuai dengan nilai pada saat dikeluarkan. Nilai
material dan suku cadang tersebut merupakan pengurang biaya Turn
Arround. Apabila pengembalian material dan suku cadang tersebut
melewati masa 1 bulan/batas akhir pencatatan Turn Arround,
dibukukan sebagai pengurang biaya pemeliharaan
2.12. Pendapatan Yang Masih Harus Diterima
a. Pengertian Merupakan pendapatan yang sudah menjadi hak
perusahaan namun pembayarannya belum diterima.
b. Pengukuran/Metode Pencatatan . Pendapatan yang masih harus
diterima dibukukan atas dasar jumlah pendapatan yang dapat
direalisasikan.
c. Pengungkapan Pendapatan yang masih harus diterima
dikelompokkan pada Aset Lancar dalam pos Pendapatan Yang Masih
Harus Diterima.
2.13. Pajak Tangguhan
a. Pengertian
1. Aset Pajak Tangguhan Merupakan jumlah pajak penghasilan
terpulihkan pada periode mendatang sebagai akibat adanya perbedaan
temporer yang boleh dikurangkan dan sisa kompensasi kerugian. Saldo
rugi fiskal yang dapat dikompensasi diakui sebagai Aset Pajak
Tangguhan apabila besar kemungkinan bahwa laba fiskal pada masa
yang akan datang memadai untuk dikompensasi.
2. Kewajiban Pajak Tangguhan Merupakan jumlah pajak penghasilan
terutang untuk periode mendatang sebagai akibat adanya perbedaan
temporer kena pajak.
b. Pengukuran/Metode Pencatatan
1. Aset pajak tangguhan dibukukan sebesar jumlah yang dapat
dipulihkan kembali (balance sheet approach).
2. Kewajiban pajak tangguhan dibukukan sebesar jumlah yang
terutang (balance sheet approach).
-
Statement of Corporate Intent ( SCI ) PT Pupuk Kalimantan
Timur
2009-2011
Kebijakan akuntansi
II-15
3. Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang
akan berlaku pada saat aset dipulihkan atau kewajiban dilunasi,
yaitu dengan tarif pajak (peraturan pajak) yang telah berlaku atau
yang telah secara substantif berlaku pada tanggal neraca.
4. Aset dan kewajiban pajak tangguhan tidak boleh
didiskonto.
c. Penyajian
1. Aset pajak tangguhan dikelompokkan pada Aset Tidak Lancar
dalam pos Aset Pajak Tangguhan
2. Kewajiban pajak tangguhan dikelompokkan pada Kewajiban Tidak
Lancar dalam pos Kewajiban Pajak Tangguhan
3. Aset pajak tangguhan harus dikompensasi dengan kewajiban
pajak tangguhan dan jumlah nettonya disajikan di neraca. Kompensasi
ini tidak dilakukan apabila pajak tersebut untuk entitas hukum yang
berbeda dalam suatu Laporan Keuangan Konsolidasi.
2.14. Investasi Jangka Panjang
Yang dimaksud dengan Investasi Jangka Panjang adalah investasi
dalam bentuk surat berharga maupun properti dengan jangka waktu
lebih dari 1 (satu) tahun. Investasi jangka panjang terdiri antara
lain : 1. Investasi Obligasi 2. Investasi Saham 3. Investasi Dalam
Properti
a. Pengertian 1. Investasi Obligasi
Yang dimaksud dengan Investasi Obligasi adalah investasi dalam
surat berharga obligasi (efek utang) dengan ciri-ciri : Memiliki
nilai nominal Mempunyai tingkat bunga Memiliki masa jatuh tempo
Bersifat pemberian pinjaman
2. Investasi Saham Yang dimaksud dengan Investasi Saham adalah
investasi dalam surat berharga saham dengan ciri-ciri : Memiliki
nilai nominal. Memperoleh Capital Gain atau Capital Loss Memperoleh
dividen (jika laba) Nilai saham bisa naik atau turun
3. Investasi Dalam Properti Memiliki nilai perolehan
-
Statement of Corporate Intent ( SCI ) PT Pupuk Kalimantan
Timur
2009-2011
Kebijakan akuntansi
II-16
Tidak untuk digunakan dalam kegiatan normal perusahaan
Memperoleh laba penjualan properti (jika harga penjualan atau
pelepasan properti melebihi nilai perolehannya).
b. Pengukuran/ Metode Pencatatan 1. Investasi Obligasi
Investasi Obligasi harus diklasifikasikan sebagai "Dimiliki
hingga jatuh tempo" atau "Tersedia untuk dijual". Jika
diklasifikasikan sebagai Tersedia untuk dijual akan dibukukan
sebesar nilai wajarnya, sedangkan "Dimiliki hingga jatuh tempo"
dibukukan atas dasar harga perolehan setelah dikurangi dengan
diskonto atau premium yang belum diamortisasi.
2. Investasi Saham Investasi dalam efek ekuitas (perusahaan
memiliki kurang dari 20% saham perusahaan investee), harus
diklasifikasikan sebagai "Tersedia untuk dijual" dan dibukukan
sebesar nilai wajarnya, serta keuntungan atau kerugian yang belum
direalisasi termasuk dalam Laporan Laba Rugi. Investasi ini
disajikan menggunakan metode biaya.
3. Investasi Dalam Properti
Investasi dalam properti disajikan sebesar harga
perolehannya.
c. Penyajian 1. Investasi Obligasi, Investasi Saham dan
Investasi Properti dikelompokkan
pada Aktiva Tidak Lancar dalam pos Investasi Jangka Panjang.
2. Jika perusahaan mempunyai maksud untuk memiliki efek utang
hinggga jatuh tempo, maka investasi dalam efek utang tersebut harus
diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo.
3. Pendapatan bunga dari Investasi Obligasi dan pendapatan
dividen dari Investasi Saham dikelompokkan sebagai Pendapatan
Lain-lain.
4. Keuntungan atau kerugian penjualan kembali investasi obligasi
sebelum jatuh tempo dikelompokkan sebagai pendapatan/beban
lain-lain periode berjalan.
5. Pendapatan atau kerugian saham anak perusahaan (investee)
diakui sebagai pendapatan/beban lain-lain periode berjalan.
6. Dalam catatan atas Laporan Keuangan diungkapkan mengenai masa
jatuh tempo dan tingkat bunga Investasi Obligasi.
7. Properti investasi diakui sebagai aset jika:
-
Statement of Corporate Intent ( SCI ) PT Pupuk Kalimantan
Timur
2009-2011
Kebijakan akuntansi
II-17
a. Besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan dari aset
yang tergolong properti investasi akan mengalir ke dalam entitas,
dan
b. Biaya perolehan properti investasi dapat diukur dengan
modal.
2.15. Tanah
a. Pengertian
Tanah adalah aset berwujud yang diperoleh siap pakai atau
diperoleh lalu disempurnakan sampai siap pakai dalam operasi
entitas dengan manfaat ekonomis lebih dari setahun, dan tidak
dimaksud untuk diperjualbelikan dalam kegiatan operasi normal
entitas. (PSAK 47 paragraf 07).
b. Pengukuran/Metode Pencatatan
Sesuai dengan PSAK 47 paragraf 10, tanah dibukukan atas dasar
nilai perolehan berupa : 1. Harga transaksi pembelian tanah
termasuk tanaman, prasarana dan
bangunan diatasnya yang harus dibeli kemudian harus
dimusnahkan.
2. Biaya konstruksi atau pembuatan tanah, bila lahan tanah
diciptakan.
3. Biaya ganti rugi penghuni, biaya relokasi.
4. Biaya pembelian tanah lain sebagai pengganti
5. Biaya komisi perantara jual beli tanah.
6. Biaya pinjaman terkapitalisasi ke dalam tanah.
7. Biaya pematangan tanah
Beban tangguhan untuk pengurusan legal hak atas tanah antara
lain meliputi:
1. biaya legal audit seperti pemeriksaan keaslian sertifikat
tanah, rencana tata kota
2. biaya pengukuran-pematokan-pemetaan ulang
3. biaya notaris, biaya jual beli & PPAT
4. pajak terkait pada jual-beli tanah
5. biaya resmi yang harus dibayar ke kas negara, untuk perolehan
hak, perpanjangan atau pembaruan hak baik status maupun
peruntukan.
Karena sifatnya berbeda dengan beban tangguhan yang lain, dan
mempunyai hubungan erat dengan aset tanah, serta mempunyai pola
amortisasi sendiri, maka penyajian neraca dipisahkan dari beban
tangguhan yang lain
-
Statement of Corporate Intent ( SCI ) PT Pupuk Kalimantan
Timur
2009-2011
Kebijakan akuntansi
II-18
c. Penyajian
Tanah dikelompokkan pada Aset Tidak Lancar, sebagai bagian
kelompok aset tetap berwujud
d. Lain-lain
1. Tanah yang dibatasi penggunaannya diungkapkan secara cukup
dalam catatan laporan keuangan.
2. Tanah dalam proses disajikan pada Aset Tidak Lancar,
perkiraan Aset
Tetap dalam pos Aset Dalam Penyelesaian (lihat butir 2.20)
2.16. Bangunan dan Sarana
a. Pengertian
Bangunan dan Sarana adalah bangunan dan sarana yang dimiliki
perusahaan yang digunakan sebagai tempat proses produksi dan sarana
pendukung lainnya termasuk perumahan karyawan dalam rangka operasi
normal perusahaan.
b. Pengukuran/Metode Pencatatan
1. Bangunan dan Sarana dibukukan dengan nilai perolehan pada
waktu selesai pembangunan.
2. Metode penyusutan dan umur ditetapkan sesuai dengan Keputusan
Direksi.
c. Penyajian
Bangunan dan Sarana dikelompokkan pada Aset Tidak Lancar
perkiraan Aset Tetap dalam pos Bangunan dan Sarana berdasarkan
nilai perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan dan akumulasi
rugi penurunan nilai.
-
Statement of Corporate Intent ( SCI ) PT Pupuk Kalimantan
Timur
2009-2011
Kebijakan akuntansi
II-19
2.17. Pabrik Dan Peralatan
a. Pengertian
Yang dimaksud dengan pabrik dan peralatan adalah pabrik dan
peralatan yang dimiliki oleh perusahaan yang digunakan untuk
keperluan operasional pabrik.
b. Pengukuran/ Metode Pencatatan
1. Pabrik dan Peralatan dibukukan dengan nilai perolehan pada
waktu selesai pembangunan.
2. Metode penyusutan dan umur ditetapkan sesuai Keputusan
Direksi. 3. Pengeluaran-pengeluaran yang perlu dikapitalisasi
adalah :
Pengeluaran yang menambah umur/kapasitas dikapitalisasi ke aset
yang bersangkutan dengan lama penyusutan mengikuti sisa umur.
Replacement (penggantian), yaitu penggantian komponen unit mesin
yang bernilai sesuai dengan kriteria pengeluaran modal (Capital
Expenditure).
c. Penyajian
Pabrik dan Peralatan dikelompokkan pada Aset Tidak Lancar
perkiraan Aset Tetap dalam pos Pabrik dan Peralatan berdasarkan
nilai perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan dan akumulasi
rugi penurunan nilai..
d. Lain-lain
Pabrik dan peralatan yang dibatasi penggunaannya diungkapkan
secara cukup dalam catatan laporan keuangan.
2.18. Suku Cadang Penyangga
a. Pengertian
Suku Cadang Penyangga adalah suku cadang/peralatan yang harus
disediakan untuk menjaga kelancaran operasi pabrik dengan kriteria
sebagai berikut : Harus tersedia untuk menjaga kelancaran operasi
pabrik Pemakaiannya tidak dapat diperkirakan sebelumnya. Sulit
untuk mendapatkannya
b. Pengukuran/Metode Pencatatan
1. Suku Cadang Penyangga dibukukan atas dasar nilai
perolehan.
-
Statement of Corporate Intent ( SCI ) PT Pupuk Kalimantan
Timur
2009-2011
Kebijakan akuntansi
II-20
2. Penyusutan atas Suku Cadang Penyangga dilakukan sesuai dengan
sisa umur pabrik dengan metode garis lurus.
3. Suku Cadang Penyangga yang diperbaiki sehingga dapat
berfungsi
kembali dibukukan sebagai persediaan suku cadang penyangga
sebesar nilai perolehannya kembali yaitu nilai perbaikan dan nilai
lainnya sehingga suku cadang tersebut siap untuk difungsikan.
c. Penyajian
Suku Cadang Penyangga dikelompokkan pada Aset Tidak Lancar
perkiraan Aset Tetap dalam pos Pabrik dan Peralatan berdasarkan
nilai perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan.
2.19. Katalis
a. Pengertian
Katalis adalah bahan yang harus ada (sebagai katalisator) dalam
proses produksi yang jangka waktu pemakaiannya lebih dari satu
tahun.
b. Pengukuran/Metode Pencatatan
1. Dibukukan atas dasar nilai perolehaan. 2. Penggantian katalis
bisa terjadi antara 1 (satu) sampai dengan 5 (lima)
tahun sekali dengan biaya yang relatif besar. Biaya penggantian
dikapitalisasi serta disusutkan dengan metode garis lurus sesuai
masa manfaatnya.
3. Penggantian katalis yang merupakan penggantian partial
(sebagian) atau
make up dibukukan sebagai biaya katalis.
4. Apabila katalis rusak sebelum masa manfaatnya habis, maka
nilai bukunya dibebankan sebagai biaya produksi pada periode
terjadinya kerusakan.
5. Setelah habis masa manfaatnya, nilai perolehan dan akumulasi
katalis
dihapusbukukan.
c. Penyajian
Katalis dikelompokkan pada Aset Tidak Lancar perkiraan Aset
Tetap dalam pos Pabrik dan Peralatan berdasarkan nilai perolehan
dikurangi akumulasi penyusutannya.
-
Statement of Corporate Intent ( SCI ) PT Pupuk Kalimantan
Timur
2009-2011
Kebijakan akuntansi
II-21
2.20. Mesin Bengkel Kerja
a. Pengertian
Mesin Bengkel kerja adalah mesin-mesin di luar mesin pabrik
utama yang dimiliki oleh perusahaan yang digunakan untuk keperluan
operasional pendukung pabrik.
b. Pengukuran/ Metode Pencatatan
1. Mesin bengkel kerja dibukukan dengan nilai perolehan. 2.
Metode penyusutan dan umur ditetapkan sesuai dengan Keputusan
Direksi.
3. Pengeluaran-pengeluaran yang perlu dikapitalisasi adalah :
Pengeluaran yang menambah umur/kapasitas dikapitalisasi ke aset
yang bersangkutan dengan lama penyusutan mengikuti sisa umur.
Replacement (penggantian), yaitu penggantian komponen unit
mesin
yang bernilai sesuai dengan kriteria pengeluaran modal (Capital
Expenditure).
c. Penyajian
Mesin bengkel kerja dikelompokkan pada Aset Tidak Lancar
perkiraan Aset Tetap dalam pos Mesin Bengkel Kerja berdasarkan
nilai perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan dan akumulasi
rugi penurunan nilai..
2.21. Kendaraan dan Alat Berat
a. Pengertian
Yang dimaksud dengan kendaraan dan alat berat adalah kendaraan
dan alat berat yang dimiliki oleh perusahaan yang dipergunakan
untuk alat angkutan dan sarana pendukung lainnya dalam rangka
kegiatan operasional perusahaan.
b. Pengukuran/Metode Pencatatan
1. Kendaraan dan Alat Berat dibukukan sebesar nilai
perolehannya. 2. Metode penyusutan dan umur ditetapkan sesuai
Keputusan Direksi.
c. Penyajian
-
Statement of Corporate Intent ( SCI ) PT Pupuk Kalimantan
Timur
2009-2011
Kebijakan akuntansi
II-22
Kendaraan dan Alat Berat dikelompokkan pada Aset Tidak Lancar
perkiraan Aset Tetap dalam pos Kendaraan dan Alat Berat berdasarkan
nilai perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan.
2.22. Perlengkapan Kantor dan Rumah
a. Pengertian
Yang dimaksud dengan perlengkapan kantor dan rumah adalah
meliputi peralatan kantor, perlengkapan rumah tangga dan peralatan
lainnya yang digunakan sebagai penunjang operasional
perusahaan.
b. Pengukuran/Metode Pencatatan
1. Pelengkapan kantor dan rumah dibukukan atas dasar perolehan.
2. Besarnya nilai yang dapat dikapitalisasi sebagai perlengkapan
kantor dan
rumah ditetapkan dengan surat Keputusan Direksi. 3. Metode
penyusutan dan umur ditetapkan sesuai dengan Keputusan
Direksi.
c. Penyajian
Perlengkapan kantor dan rumah dikelompokkan pada Aset Tidak
Lancar perkiraan Aset Tetap dalam pos Perlengkapan Kantor dan Rumah
berdasarkan nilai perolehan dikurangi dengan akumulasi
penyusutan.
2.23. Aset Sewa Pembiayaan a. Pengertian
Aset sewa pembiayaan menurut PSAK 30 adalah aset tetap yang
diperoleh melalui transaksi sewa yang mengalihkan secara
substansial resiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan
suatu aset dimana hak milik pada akhirnya dapat dialihkan, atau
dapat juga tidak dialihkan (finance lease).
b. Pengukuran/Metode Pencatatan 1. Sewa pembiayaan diakui
sebagai aset dan kewajiban dalam neraca
sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari
pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai
wajar, ditambah dengan harga opsi yang akan dibayar pada akhir
periode sewa.
2. Kewajiban yang terkait dengan Sewa pembiayaan juga diakui dan
setiap
pembayaran angsuran dialokasikan sebagai pelunasan kewajiban dan
pembayaran beban bunga.
-
Statement of Corporate Intent ( SCI ) PT Pupuk Kalimantan
Timur
2009-2011
Kebijakan akuntansi
II-23
3. Biaya langsung awal sehubungan aktivitas sewa pembiayaan yang
dapat ditribusikan secara langsung ditambahkan ke jumlah yang
diakui sebagai aset
4. Pembayaran sewa minimum harus dipisahkan antara bagian yang
merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan
kewajiban.
5. Penyusutan Aset yang diperoleh melalui Sewa pembiayaan
disusutkan
dengan metode yang setara dengan aset yang dimiliki secara
langsung.
6. Dalam hal adanya hak opsi, aset dapat disusutkan sesuai
dengan umur manfaat aset yang bersangkutan.
c. Penyajian
Aset sewa pembiaayan dikelompokkan pada Aset Tidak Lancar
perkiraan Aset Tetap dalam pos Aset Sewa Pembiayaan. Perubahan suku
bunga dan kurs yang terjadi setelah perolehan dibebankan pada
Pendapatan dan Beban Lain-lain dan dikelompokkan dalam Laporan Laba
Rugi periode berjalan
2.24. Aset Dalam Penyelesaian
a. Pengertian
Yang dimaksud dengan Aset Dalam Penyelesaian adalah pekerjaan
terhadap aset tetap yang sampai dengan tutup buku masih belum
selesai pembangunannya.
b. Pengukuran/Metode Pencatatan
Dibukukan atas dasar realisasi biaya yang telah dikeluarkan
Dalam hal pembangunan dilakukan oleh pemborong, maka jumlah
yang
dibukukan adalah : Jumlah yang dibayar (termasuk material dan
jasa) Jumlah yang telah diotorisasi untuk dibayar (faktur yang
telah
diverifikasi dan telah disetujui untuk dibayar) Material yang
disupply oleh PT Pupuk Kalimantan Timur.
Dalam hal pembangunan dilakukan sendiri, maka jumlah yang
dibukukan adalah jumlah biaya yang telah terjadi sampai tanggal
laporan keuangan meliputi bahan (material), jasa, tenaga kerja dan
overhead lain yang relevan dan andal.
-
Statement of Corporate Intent ( SCI ) PT Pupuk Kalimantan
Timur
2009-2011
Kebijakan akuntansi
II-24
4. Jika pembangunan didanai dengan menggunakan pinjaman
(baik
sebagian atau seluruhnya) maka Biaya Pinjaman yang dapat
diatribusikan secara langsung, harus dikapitalisasi sebagai bagian
dari perolehan .
c. Penyajian
Aset Dalam Pelaksanaan dikelompokkan pada Aset Tidak Lancar
perkiraan Aset Tetap dalam pos Aset Dalam Penyelesaian berdasarkan
biaya yang telah dikeluarkan.
d. Lain-lain
Dalam hal proyek telah selesai dan telah diserahterimakan, maka
seluruh nilai proyek dibukukan ke dalam Aset Tetap.
2.25. Beban Tangguhan
a. Pengertian
Beban tangguhan adalah pengeluaran yang dapat ditangguhkan
pembebanannya selama jangka waktu tertentu (lebih dari 1 tahun)
yang mempunyai manfaat masa depan.
b. Pengukuran/Metode Pencatatan
Beban tangguhan dibukukan atas dasar nilai perolehan dan
diamortisasi selama jangka waktu tertentu.
c. Penyajian
Beban tangguhan dikelompokkan pada Aset Tidak Lancar dalam pos
Beban Tangguhan sebesar nilai buku.
2.26. Persediaan Usang (Obsolete Stock) a. Pengertian
Persediaan usang atau Obsolete Stock adalah persediaan bahan
kimia, suku cadang atau lainnya yang ketinggalan teknologi dan
tidak dapat digunakan lagi yang ditetapkan pejabat berwenang.
b. Pengukuran/Metode Pencatatan
Obsolete Stock dibukukan sebesar nilai perolehan. Setelah
mendapat persetujuan untuk dihapuskan dari pejabat yang
berwenang sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku, Persediaan
Usang dibukukan sebagai beban lainnya pada periode berjalan.
-
Statement of Corporate Intent ( SCI ) PT Pupuk Kalimantan
Timur
2009-2011
Kebijakan akuntansi
II-25
Jumlah suku cadang Obsolete Stock ditentukan berdasarkan hasil
Stock Taking.
c. Penyajian
Obsolete Stock di Neraca dikelompokkan pada Aset Tidak Lancar
dalam pos Persediaan Usang.
2.27. Aset Non Operasional
a. Pengertian
Yang dimaksud dengan Aset Non Operasional adalah aset tetap yang
tidak digunakan lagi dalam operasi perusahaan
b. Pengukuran/Metode Pencatatan
Aset yang telah dinyatakan scrap dibukukan sebesar Rp 1,00.
Selisih antara nilai buku aset yang dinyatakan scrap dengan Rp
1,00
diakui sebagai kerugian pada periode berjalan. Aset Non
Operasional lainnya dibukukan sebesar nilai wajar.
c. Penyajian
Aset Non Operasional dikelompokkan pada Aset Tidak Lancar dalam
pos Aset Non Operasional.
2.28. Jaminan Jangka Panjang
a. Pengertian
1. Jaminan Jangka Panjang merupakan dana yang dikeluarkan oleh
perusahaan dan diserahkan kepada pihak ketiga sebagai jaminan
penggunaan fasilitas/pemakaian jasa yang bersifat jangka
panjang.
2. Jaminan Jangka Panjang akan ditarik kembali oleh perusahaan
apabila
fasilitas/pemakaian jasa jangka panjang yang diberikan oleh
pihak ketiga tersebut sudah tidak dipergunakan lagi.
b. Pengukuran/Metode Pencatatan
Jaminan Jangka Panjang dibukukan sesuai dengan nilai perolehan
yaitu sejumlah nilai yang diserahkan.
c. Penyajian
Jaminan Jangka Panjang dikelompokkan pada Aset Tidak Lancar
dalam pos Jaminan Jangka Panjang.
-
Statement of Corporate Intent ( SCI ) PT Pupuk Kalimantan
Timur
2009-2011
Kebijakan akuntansi
II-26
2.29. Suku Cadang Non Moving a. Pengertian
Suku Cadang Non Moving adalah suku cadang yang tidak ada mutasi
selama 4 tahun atau lebih, namun sewaktu-waktu masih dapat
dipergunakan.
b. Pengukuran/Metode Pencatatan
Suku Cadang Non Moving dibukukan sesuai nilai perolehan.
Pembentukan penyisihan.
Penyisihan untuk Kerugian Suku Cadang Non Moving yang
kemungkinan rusak, dibentuk 2,5% dari nilai persediaan rata-rata di
gudang.
c. Penyajian
Suku Cadang Non Moving dikelompokkan pada Aset Tidak Lancar
dalam pos Persediaan Non Moving sesuai nilai perolehan dikurangi
dengan cadangan kerugian yang telah dibentuk.
2.30. Hutang
a. Pengertian
Hutang terdiri dari Hutang Usaha dan Hutang Lain-lain, baik
hutang dalam rupiah maupun hutang dalam valuta asing. 1. Hutang
Usaha
Yang dimaksud hutang usaha adalah kewajiban kepada pihak ketiga
atau pihak yang mempunyai hubungan istimewa untuk pengadaan
barang/jasa dalam rangka kegiatan normal perusahaan.
2. Hutang Lain-lain Yang dimaksud hutang lain-lain adalah
kewajiban kepada pihak ketiga atau pihak yang mempunyai hubungan
istimewa untuk kegiatan selain butir 1 diatas.
b. Pengukuran/Metode Pembayaran
1. Hutang diakui pada saat kewajiban timbul yaitu pada saat
Berita Acara Penerimaan Barang/jasa atau Berita Acara Penyelesaian
Pekerjaan ditandatangani.
2. Hutang dalam valuta asing dibukukan dalam mata uang rupiah
dengan
kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal transaksi/perolehan.
-
Statement of Corporate Intent ( SCI ) PT Pupuk Kalimantan
Timur
2009-2011
Kebijakan akuntansi
II-27
3. Pada Laporan Keuangan Bulanan dan Tahunan, hutang dalam
valuta asing disesuaikan dengan kurs tengah Bank Indonesia pada
tanggal neraca.
4. Nilai rupiah akibat beda kurs pada saat perolehan dengan
tanggal neraca,
dan antara tanggal neraca dengan saat pelunasan diuraikan dalam
butir 2.33 (beda kurs)
c. Penyajian
1. Hutang Usaha dikelompokkan pada Kewajiban Lancar dalam pos
Hutang Usaha yang terdiri dari hutang kepada pihak yang mempunyai
hubungan istimewa (afiliasi) dan kepada pihak ketiga (non
afiliasi).
2. Hutang Lain-lain kepada pihak ketiga (non afiliasi)
dikelompokkan pada Kewajiban Lancar dalam pos Hutang Lain-lain.
3. Hutang Lain-lain kepada pihak yang mempunyai hubungan
istimewa (afiliasi) dikelompokkan pada Kewajiban Tidak Lancar dalam
pos Hutang Hubungan Istimewa.
2.31. Hutang Pajak
a. Pengertian
Hutang pajak adalah kewajiban yang berkaitan dengan pajak
perusahaan, baik yang harus disetorkan kepada pemerintah maupun
yang akan dikompensasikan yang terdiri dari PPh, PPN dan Pajak
Pembangunan.
b. Pengukuran/ Metode Pencatatan
Hutang pajak dibukukan sebesar jumlah pajak yang telah dipungut
atau saat diperhitungkan sebagai pajak yang terhutang.
c. Penyajian
Hutang Pajak dikelompokkan pada Kewajiban Jangka Pendek dalam
pos Hutang Pajak.
2.32. Hutang Dividen a. Pengertian
Hutang Dividen adalah kewajiban yang berkaitan dengan pembayaran
dividen kepada pemegang saham. Besarnya nilai pembayaran dividen
ditentukan melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
-
Statement of Corporate Intent ( SCI ) PT Pupuk Kalimantan
Timur
2009-2011
Kebijakan akuntansi
II-28
b. Pengukuran/ Metode Pencatatan Hutang Dividen diakui pada saat
dividen diumumkan dan dibukukan sebesar jumlah yang ditentukan pada
saat Rapat Umum Pemegang Saham.
c. Pengungkapan Hutang Dividen dikelompokkan pada Kewajiban
Jangka Pendek dalam pos Hutang Dividen.
2.33. Pinjaman Modal Kerja
a. Pengertian Pinjaman Modal kerja merupakan kas yang dipinjam
PT Pupuk Kalimantan Timur dari pihak lain, dan digunakan sebagai
modal usaha perusahaan.
b. Pengukuran/ Metode Pencatatan
Pinjaman Modal Kerja dibukukan sebesar nilai perolehan
pinjaman.
c. Penyajian Pinjaman Modal Kerja dikelompokkan pada Kewajiban
Jangka Pendek atau Kewajiban Jangka Panjang dalam pos Pinjaman
Modal Kerja.
2.34. Kewajiban Jangka Panjang Yang Jatuh Tempo Dalam Satu
Tahun
a. Pengertian
Merupakan porsi pelunasan kewajiban jangka panjang perusahaan
kepada pihak bank atau lembaga keuangan lainnya yang jatuh tempo
dalam 1 tahun.
b. Pengukuran/Metode Pembayaran Kewajiban Jangka Panjang Yang
Jatuh Tempo Dalam Satu Tahun diakui 1 tahun sebelum tanggal
pelunasan pinjaman jangka panjang, sebesar porsi kewajiban jangka
panjang yang harus dilunasi dalam jangka waktu 1 tahun.
c. Penyajian
Kewajiban Jangka Panjang Yang Jatuh Tempo Dalam Satu Tahun
dikelompokkan dalam Kewajiban Jangka Pendek dalam pos Kewajiban
Jangka Panjang Yang Jatuh Tempo Dalam Satu Tahun.
2.35. Biaya Masih Harus Dibayar d. Pengertian
Biaya-biaya tertentu yang sampai dengan akhir periode belum
dilakukan pencatatan, dimana realisasi pembayarannya direncanakan
dalam jangka waktu tidak lebih dari 1 tahun dari tanggal
Neraca.
-
Statement of Corporate Intent ( SCI ) PT Pupuk Kalimantan
Timur
2009-2011
Kebijakan akuntansi
II-29
e. Pengukuran/Metode Pembayaran
Dibukukan berdasarkan jumlah yang akan dibayarkan sebesar
proporsional sesuai yang menjadi beban pada periode
bersangkutan.
f. Penyajian
Biaya Masih Harus Dibayar dikelompokkan pada Kewajiban Lancar
dalam pos Biaya Masih Harus Dibayar.
2.36. Pendapatan Diterima Dimuka
a. Pengertian
Pengakuan perusahaan atas uang muka yang diterima dari pihak
ketiga atas penjualan hasil produksi/barang dan atau pemakaian jasa
perusahaan dalam periode tertentu yang barang/jasanya belum
diserahkan.
b. Pengukuran/Metode Pembayaran
Dibukukan sejumlah nilai tunai yang diterima.sebagai pendapatan
yang diterima dimuka
c. Penyajian
1 Untuk pemakaian jasa tidak lebih dari 1 tahun dikelompokkan
pada Kewajiban Jangka Pendek dalam pos Pendapatan Diterima
Dimuka.
2 Untuk pemakaian jasa lebih dari 1 tahun dikelompokkan pada
Kewajiban Jangka Panjang dalam pos Kewajiban Jangka Panjang
Lainnya.
2.37. Kewajiban Diestimasi Manfaat Karyawan
a. Pengertian Merupakan kewajiban yang waktu dan jumlahnya belum
pasti namun dapat diestimasi secara handal yang berkaitan dengan
imbalan yang diterima karyawan dari perusahaan, meliputi:
Imbalan Kerja Jangka Pendek Imbalan Pascakerja Imbalan Kerja
Jangka Panjang
b. Pengukuran/Metode Pembayaran
1. Imbalan Kerja Jangka Pendek diakui sebesar jumlah yang tak
terdiskonto atas imbalan kerja jangka pendek yang diperkirakan
untuk dibayar sebagai kewajiban (beban terakru), setelah dikurangi
jumlah yang telah dibayar.
2. Kewajiban Imbalan Pascakerja diukur oleh aktuaris dengan
menggunakan
metode Projected Unit Credit.
-
Statement of Corporate Intent ( SCI ) PT Pupuk Kalimantan
Timur
2009-2011
Kebijakan akuntansi
II-30
3. Jumlah yang diakui sebagai kewajiban imbalan pasti merupakan
jumlah bersih dari nilai kini kewajiban imbalan pasti pada tanggal
neraca, ditambah keuntungan aktuarial (dikurang kerugian
aktuarial), dikurang biaya jasa lalu yang belum diakui, dikurang
nilai wajar aset program pada tanggal neraca (jika ada) yang akan
digunakan untuk penyelesaian kewajiban secara langsung.
4. Keuntungan dan kerugian aktuarial dari program imbalan pasti
diakui
sebagai penghasilan atau beban apabila akumulasi keuntungan dan
kerugian aktuarial bersih yang belum diakui pada akhir periode
pelaporan sebelumnya melebihi jumlah yang lebih besar di antara:
10% dari nilai kini imbalan pasti pada tanggal tersebut sebelum
dikurang aset program 10% dari nilai wajar aset program pada
tanggal tersebut.
5. Imbalan Kerja Jangka Panjang diukur oleh aktuaris menggunakan
metode Projected Unit Credit.
6. Imbalan Kerja Jangka Panjang diukur dengan metode akuntansi
yang
sama dengan Imbalan Pascakerja, namun berbeda dengan metode
akuntansi untuk imbalan pascakerja dalam hal: Keuntungan dan
kerugian akturial langsung diakui dan tidak ada
koridor yang dipakai Seluruh biaya jasa lalu langsung diakui
7. Jumlah yang diakui sebagai kewajiban untuk imbalan kerja
jangka panjang adalah total nilai bersih dari nilai kini kewajiban
imbalan pasti per tanggal neraca, dikurangi dengan nilai wajar dari
aset program per tanggal neraca selain kewajiban yang harus
dilunasi secara langsung.
c. Pengungkapan
Kewajiban Diestimasi Manfaat Karyawan dikelompokkan pada
Kewajiban Tidak Lancar dalam pos Kewajiban Diestimasi Manfaat
Karyawan.
2.38. Pinjaman Jangka Panjang
a. Pengertian
Merupakan kewajiban perusahaan kepada pihak bank atau lembaga
keuangan lainnya atas pinjaman yang diterima.
b. Pengukuran/Metode Pembayaran
Pinjaman jangka panjang dibukukan sebesar akumulasi realisasi
penarikan pinjaman.
-
Statement of Corporate Intent ( SCI ) PT Pupuk Kalimantan
Timur
2009-2011
Kebijakan akuntansi
II-31
c. Penyajian
1 Pinjaman yang penyelesaiannya tidak lebih dari 1 tahun sejak
tanggal Neraca dikelompokkan pada Kewajiban Lancar dalam pos
Pinjaman Jangka Pendek.
2 Pinjaman yang penyelesaiannya lebih dari 1 tahun sejak tanggal
Neraca
dikelompokkan pada Kewajiban Tidak Lancar dalam pos Pinjaman
Jangka Panjang sebesar akumulasi realisasi penarikan pinjaman
dikurangi porsi lancar.
2.39. Hutang Obligasi
a. Pengertian Merupakan kewajiban perusahaan kepada pemegang
obligasi sehubungan dengan penerbitan obligasi perusahaan.
b. Pengukuran/Metode Pembayaran
1. Hutang Obligasi dibukukan sebesar nilai nominal setelah
memperhitungkan amortisasi premium atau diskonto.
2. Biaya yang terjadi sehubungan dengan penerbitan hutang
obligasi diakui
sebagai diskonto dan dikurangkan langsung dari hasil emisi dan
diamortisasi selama jangka waktu hutang obligasi tersebut.
c. Pengungkapan
Hutang Obligasi dikelompokkan pada Kewajiban Tidak Lancar dalam
pos Hutang Obligasi
2.40. Hutang Sewa Pembiayaan
a. Pengertian
Merupakan kewajiban perusahaan kepada perusahaan sewa pembiayaan
(leasing company) sehubungan dengan perolehan aset perusahaan
melalui sewa pembiayaan.
b. Pengukuran/Metode Pembayaran
Hutang sewa pembiayaan diakui sebagai aset dan kewajiban dalam
neraca sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari
pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai
wajar.
c. Pengungkapan
Hutang sewa pembiayaan dikelompokkan pada Kewajiban Tidak Lancar
dalam pos Hutang Sewa Pembiayaan.
-
Statement of Corporate Intent ( SCI ) PT Pupuk Kalimantan
Timur
2009-2011
Kebijakan akuntansi
II-32
2.41. Hak Minoritas
a. Pengertian
Merupakan bagian aset netto dari anak perusahaan yang menjadi
hak pemegang saham minoritas.
b. Pengukuran/Metode Pembayaran
Dibukukan sebesar prosentasi kepemilikan pemegang saham
minoritas anak perusahaan atas aset bersih anak perusahaan pada
tanggal Neraca.
c. Penyajian
Dikelompokkan pada pos Hak Minoritas.
2.42. Selisih Kurs Valas
a. Pengertian
Beda kurs adalah selisih kurs antara saat perolehan dengan
tanggal Laporan Keuangan, dengan realisasi pencairan valuta
asing.
b. Pengukuran/Metode Pembayaran
1. Kas dan Setara Kas dalam Valuta Asing Beda kurs Kas dan
Setara Kas dalam valuta asing diukur sebagai berikut : Perbedaan
kurs diperhitungkan dalam Laporan Keuangan Bulanan
periode yang sama dengan saat perolehan, yaitu diukur sebesar
perbedaan kurs antara kurs saat perolehan sampai dengan kurs
tanggal Laporan Keuangan Bulanan atau pada saat pencairan.
Perbedaan kurs yang timbul antara kurs saat Laporan Keuangan
Bulanan dengan saat pencairan, diukur sebesar perbedaan kurs antara
tanggal Laporan Keuangan Bulanan dengan kurs saat pencairan.
2. Piutang dalam Valuta Asing
Beda kurs Piutang dalam Valuta Asing diukur sebagai berikut :
Perbedaan kurs yang timbul antara saat perolehan dengan tanggal
Laporan Keuangan Bulanan dan Tahunan diukur sebesar perbedaan
kurs antara kurs saat perolehan dengan kurs tanggal Laporan
Keuangan Bulanan dan Tahunan atau pada saat
pelunasan/pencairan.
3. Hutang dalam Valuta Asing
Beda kurs Hutang dalam Valuta Asing diukur sebagai berikut :
-
Statement of Corporate Intent ( SCI ) PT Pupuk Kalimantan
Timur
2009-2011
Kebijakan akuntansi
II-33
Perbedaan kurs yang timbul antara saat perolehan dengan tanggal
Laporan Keuangan bulanan dan Tahunan diukur sebesar perbedaan
antara kurs saat perolehan sampai dengan kurs tanggal Laporan
Keuangan Bulanan dan Tahunan atau pada saat pembayaran.
Selisih kurs diukur dengan menggunakan Kurs Tengah Bank
Indonesia setiap akhir bulannya.
c. Penyajian
Beda kurs yang timbul dari Pos Moneter dalam Valuta Asing
dikelompokkan : Yang terjadi antara tanggal perolehan dengan
tanggal Laporan
Keuangan/saat pencairan dalam periode yang sama, dibukukan
sebagai Pendapatan/Biaya lain-lain dan disajikan pada Laporan
Laba-Rugi periode berjalan.
Yang terjadi antara tanggal Laporan Keuangan dengan saat
pencairan
dibukukan sebagai Pendapatan/Biaya lain-lain dan disajikan pada
Laporan Laba-Rugi periode berjalan..
2.43. Pendapatan Dan Biaya
a. Pengertian
1. Pendapatan Yang dimaksud dengan Pendapatan adalah penambahan
aset baik berupa uang tunai maupun bukan uang tunai yang berasal
dari usaha pokok perusahaan maupun bukan usaha pokok. Pendapatan
terdiri dari : Pendapatan Usaha Pendapatan Non Usaha
2. Biaya
Yang dimaksud dengan Biaya adalah semua pengorbanan ekonomis
yang dibutuhkan untuk memperoleh Pendapatan. Biaya terdiri dari :
Biaya Usaha yaitu biaya yang terjadi dalam rangka operasi
normal
perusahaan. Biaya Non Usaha yaitu biaya yang terjadi bukan dalam
rangka
operasi normal perusahaan. Biaya Non Laba Rugi yaitu biaya yang
tidak dapat dikelompokkan ke
dalam dua jenis biaya diatas dan tidak diperhitungkan dalam laba
rugi perusahaan. Misalnya adalah biaya yang terjadi pada aktivitas
proyek (aset dalam penyelesaian) dan biaya yang ditagihkaan kepada
pihak ketiga.
-
Statement of Corporate Intent ( SCI ) PT Pupuk Kalimantan
Timur
2009-2011
Kebijakan akuntansi
II-34
b. Pengukuran/ Metode Pencatatan
1. Pendapatan a. Pendapatan dalam tahun berjalan dibukukan atas
dasar acrrual basis
yaitu pada saat barang atau jasa diserahkan