BAB I
BAB IPENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pembelajaran mata pelajaran PKn yang selama ini diterapkan
sifatnya konvensional yaitu proses pembelajaran berpusat pada guru,
siswa tidak ikut aktif dalam proses pembelajaran. Guru menerangkan
materi pelajaran, tanya jawab, latihan soal dan diakhiri dengan
pemberian tugas rumah. Pemebelajaran yang demikian membuat siswa
merasa bosan, tidak tertarik untuk mengikuti pelajaran, sibuk
sendiri dengan membuat keramaian di kelas yang pada akhirnya
berpengaruh pada hasil belajar siswa yang tidak memenuhi kriteria
ketuntasan minimal yang telah ditentukan. Hal ini terbukti bahwa di
kelas VIII D rata-rata hasil ulangan blok mata pelajaran PKN hanya
mencapai 5,5 dengan jumlah siswa yang tuntas belajar hanya 4 siswa
dari jumlah siswa keseluruhan 34 siswa (11,76 %). Di samping itu ,
dari hasil angket terhadap 34 siswa di kelas VIII D megatakan bahwa
48 % siswa merasa bosan karena hanya menggunakan metode ceramah
ketika mengajar, 58 % siswa tidak memperhatikan penjelasan guru ,68
% siswa mengatakan tidak memahami materi yang telah diajarkan dan
68 % siswa mengatakan PKn merupakan mata pelajaran yang sulit untuk
dipahami. Hal yang demikian tentunya menjadi satu masalah bagi guru
untuk mencari jalan penyelesaiannya. Guru dituntut agar merubah
model pembelajaran yang konvensional dengan model pembelajaran yang
kooperatif. Oleh karena itu1
diperlukan model pembelajaran yang tidak hanya berpusat pada
guru namun melibatkan kektifan siswa dalam proses pembelajaran,
sehingga pada akhirnya ketuntasan belajar dan hasil belajar siswa
dapat tercapai. B. IDENTIFIKASI MASALAH
Pembelajaran konvensional yang selama ini diterapkan guru,
menyebabkan keaktifan siswa ketika proses pembelajaran berlangsung
sangat rendah. Hal ini berpengaruh terhadap hasil belajar siswa
yang rendah pula.
Drs. Tijan MSI dalam buku ajar pembelajaran inovatif (bahan ajar
PLPG) mengatakan bahwa model pembelajaran kooperatif merupakan
suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama yakni
kerjasama antara siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Para siswa dibagi menjadi kelompok kecil dan
diarahkan untuk mempelajari mataeri pelajaran yang telah di
tentukan. Sdalah satu tipe model pembelajaran kooperatif tersebut
adalah model pembelajaran Jigsaw.
Pada matreri pembelajaran kedaulatan rakyat dan sistem
pemerintahan di Indonesia memuat materi penguasaan konsep yang
rumit dan pembahasan yang sangat luas. Oleh karena itu untuk dapat
menguasai mater tersebut diperlukan model pembelajaran yang dapat
menuntaskan penguasaan matreri baik melalui pengajaran oleh guru
maupun siswa melalui belajar kelompok. Model pembelajaran Jigsaw
merupakan model pembelajaran dimana siswa bekerja dalam satu
kelompok (kelompok asal dan kelompok ahli) yang terdiri dari
beberapa 2
siswa yang heterogen. Setiap siswa dalam satu kelompok diberi
tugas yang berbeda-beda antara siswa yang satu dengan yang lain,
yang anantinya akan menjadi tim ahli pada suatu topik tertentu
dikelompok ahli. Seteleh berdiskusi di kelompok ahli, siswa akan
kembali ke kelompok asal untuk melaporkan hasil diskusinya kepada
anggota lain dikelompok asal tersebut.. Model pembelajaran tersebut
diharapkan dapat meningkatkan motivasi, minat dan kektifan siswa
dalam proses pembelajaran yang pada akhirnya dapat meningkatkan
hasil belajar siswa sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal yang
telah ditetapkan.C. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka
perumusan masalah yang muncul adalah :
1. Apakah keaktifan siswa kelas VIII D semester 2 SMP 3
Kalikajar tahun pelajaran 2009 / 2010 dalam mengikuti proses
pembelajaran pada materi kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan
di Indonesia dapat ditingkatkan melalui model pembelajaran
Jigsaw?
2. Apakah hasil belajar siswa kelas VIII D semester 2 SMP 3
Kalikajar semester 2 tahun pelajaran 2009 / 2010 pada materi
kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan di Indonesia dapat
ditingkatkan melalui model pembelajaran Jigsaw?
3. Bagaimana tanggapan siswa terhadap model pembelajaran Jigsaw?
3
D. TUJUAN PENELITIAN1. Mengetahui adanya peningkatan keaktifan
siswa kelas VIII D semester 2 SMP 3 Kalikajar tahun pelajaran 2009
/ 2010 dalam mengikuti proses pembelajaran pada materi kedaulatan
rakyat dan sistem pemerintahan di Indonesia melalui model
pembelajaran Jigsaw.
2. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas VIII D
semester 2 SMP 3 Kalikajar tahun pelajaran 2009 / 2010 pada materi
kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan di Indonesia melalui
model pembelajaran Jigsaw
3. Mengetahui tanggapan siswa terhadap model pembelajaran
Jigsaw
E. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi siswa , hasil penelitian ini dapat dijadikan pedoman
bahwa prestasi / hasil belajar dapat ditingkatkan jika siswa aktif
dalam proses belajar
2. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat memberi masukan agar
menerapkan model pembelajarn Jigsaw untuk mempelajari materi
kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan di Indonesia karena
keaktifan siswa dapat terbentuk dan hasil belajar dapat
ditingkatkan
3. Bagi sekolah, penelitian ini dapat digunakan untuk terus
memotivasi guru dan siswa agar aktif, inovatif dan kreatif dalam
menerapkan model pembelajaran kooperatif sehingga hasil belajar
dapat terus meningkat,
4
yang pada akhirnya dapat mengharumkan nama sekolah baik
ditingkat lokal, nasional bahkan internasional
5 BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS
A. HASIL BELAJAR
Proses belajar mengajar yang dilaksanakan di kelas merupakan
suatu sistem yang saling berkaitan. Belajar mengajar sebagai suatu
proses mharus memuat 4 komponen belajar utama yaitu tujuan, bahan /
materi pelajaran, metode dan alat yang digunakan dalam proses
pengajaran dan penilaian dalam proses pengajaran. Keempat komponen
tersebut harus dipenuhi dalam proses belajar m,engajar yang saling
berkaitan dan saling pengaruh mempengaruhi. Tujuan dalam proses
belajar mengajar merupakan indikator keberhasilan pengajaran. Isi
tujuan pengajaran adalah hasil belajar yang diharapkan. Materi
pelajaranmerupakan bahan yang akan disampaikan kepada siswa yang
dapat mendukung tercapainya tingkah laku yang diharapkan dimiliki
siswa. Metode dan alat pembelajaran berfungsi sebagai media
pengalihan pelajaran terhadap tujuan yang ingin dicapai. Penilaian
berfungsi sebagai ukuran tercapai tidaknya tujuan.
Moh. Asikin dkk (2009 : 8) berpendapat guru kiranya bisa
memanfaatkan baik teori Piaget maupun teori Vygotsky dalam upaya
untuk melakukan proses pembelajaran yang efektif. Disatu pihak,
guru perlu mengupayakan supaya setiap siswa berusaha agar bisa
mengembangkan diri masing-masing secara maksimal, yaitu
mengembangkan kemampuan berfikir dan bekerja secara independen
(sesuai tori Piaget). Dilain pihak, guru perlu mengupayakan supaya
tiap-tiap siswa juga6
aktif berinteraksi dengan siswa-siswa lain dan orang-orang lain
di lingkungan masing-masing (sesuai teori Vygotsky)
Menurut S. Suryabrata (1987 : 146 ) yang dikutip oleh Tim
pengembangan MKDK IKIP Semarang (1989 : 148 155), faktor-faktor
yang mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah :
1. Faktor dari dalam yaitu faktor yang dapat mempengaruhi
keberhasilan belajar yang berasal dari siswa yang sedang belajar..
Faktor dari dalam meliputi :a. Kondisi fisiologis meliputi
kesegaran jasmani siswa,keadaan gizi anak, mudah mengantuk dan
kondisi panca indera seperti penglihatan, pendengaran, keutuhan
anggota badan
b. Kondisi psikologis meliputi kecerdasan, bakat, minat,
motivasi, emosi, kemampuan kognitif.
2. Faktor dari luar yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar
diri siswa yang dapat mempengauhi proses dan hasil belajar yang
meliputi :
a. Faktor lingkungan baik lingkungan alami maupun lingkungan
sosial
b. Faktor instrumental yaitu faktor yang adanya dan penggunaanya
dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan yang meliputi
kurikulum, program, sarana dan fasilitas, guru/ tenaga
pengajar.
Dari semua faktor yang mempengaruhi hasil belajar salah satu
faktor yang ada adalah guru. Kualitas guru, kemampuan, kedisplinan
dan cara guru mengajar yang baik akan memungkinkan para siswa dapat
belajar dan memperoleh nilai yang baik. Dalam proses belajar
mengajar guru merupakan komponen penting
7
terhadap keberhasilan belajar siswa. Tugas guru adalah
menyediakan, mengatur lingkungan belajar siswa dan mengatur
tugas-tugas yang harus dikerjakan siswa agar siswa lebih aktif
dalam proses belajar mengajar.
Menurut Robert MW travers (1977 : 28) yang dikutip oleh tim
pengembangan MKDK IKIP Semarang (1989 : 28 -30) dikatakan belajar
mencakup perubahan dalam tingkah laku yang relatif permanen sebagai
hasil penggarapan kondisi-kondisi dalam lingkungan. Dan sebagai
hasil belajar, tingkah laku baru itu merupakan hasil pemodifikasian
tingkah laku lama, sehingga tingkah laku lama itu berubah menjadi
tingkah laku yang lebih baik untuk tingkah laku keseluruhan yang
telah dimilki sekarang. Dan perubahan tingkah laku itu menyangkut
perubahan tingkah laku kognitif, afektif dan psikomotorik. Namun
demikian tidak semua perubahan perolehan sesuatu yang baru pada
tingkah laku dapat disebut sebagai hasil belajar. Untuk dapat
disebut sebagai hasil belajar, maka perolehan sesautu yang baru itu
harus memenuhi beberapa persyaratan antara lain :a. Berupa
pencapaian sesuatu tujuan belajar
b. Merupakan buah dari proses kegiatan yang disadaric. Sebagai
hasil latihan / uji coba yang disengaja
d. Tidak tanduk yang berfungsi efektif dalam kurun waktu
tertentu
e. Sebagai tindak tanduk yang berfungsi positif bagi
pengembangan tindak tanduk lainnya
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia(1995 : ) pengertian
hasil
8
adalah sesuatu yang diadakan (di buat, dijadikan) oleh usaha.
Sedangkan pengetian belajar (1995 : ) adalah berusaha memperoleh
kepandaian / ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan
yang disebabkan oleh pengalaman. Dengan demikian pengertian hasil
belajar adalah sesuatu yang diperoleh melalui sebuah usaha dan
latihan untuk memperoleh kepandaian / ilmu. Dan hasil belajar
tersebut berupa perubahan tingkah laku. Dalam hal ini hasil belajar
siswa dilihat dari hasil perolehan nilai dalam bentuk angka baik
nilai formatif maupun nilai ulangan blok / harian. B. Model
Pembelajaran Jigsaw.
Model pmbelajarn Jigsaw dikembangkan oleh Aronson, Blaney,
Stepen, Sikes dan Snapp pada tahun 1978. Adapun langkah-langkah
pembelajaranya adalah sebagai berikut :
1. Siswa dikelompokkan kedalam 4 anggota Tim
2. Tiap orang dalam Tim diberi bagian materi yang berbeda
3. Tiap orang dalam Tim diberi bagian materi yang ditugaskan
4. Anggota dari Tim yang berbeda yang telah mempelajarai bagian
/ sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli)
untuk mendiskusikan sub bab mereka
5. seteleh selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota
kelompok kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman
satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasi dan setiap angota
lainnya mendengarkan
9
dengan susngguh-sungguh.
6. Tiap Tim ahli mempersentasikan hasil diskusi
7. Guru memberi evaluasi
8. Penutup,
Menurut Sularyo (2003 : 17 ) yang dikutip oleh Khoirul Anwar
(2005) mengatakan bahwa kelebihan pembelajaran kelompok model
Jigsaw adalah adanya kelompok ahli yang memberikan pembelajaran
kepada aggota dalam kelompoknya. Model pembelajaran Jigsaw
memberikan satu tanggung jawab yang harus diselesaikan oleh siswa
secara individu dengan kemampuannya dan selanjutnya akan dibahas
dan dipertahankan dikelompok ahli untuk mendapatkan satu titik
pembahasan yang sama. Sehingga dalam model pembelajaran Jigsaw ini
memberikan satu pengalaman belajar pada siswa untuk belajar mandiri
dan sekaligus belajar berinteraksi dengan teman yang lain.
Langkah langkah model pembelajaran Jigsaw dalam penelitian ini
adalah 1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang duharapkan
dicapai siswa.
2. Pembentukan kelompok dengan anggota 4 -5 orang secara
acak
3. Guru membagi satu set tugas kepada setiap kelompok. Setaip
anggota kelompok mempunyai tugas menyelesaikan tugas yang berbeda
dengan anggota yang lain.
4. Anggota dari tim yang berbeda yang telah menyelesaikan tugas
yang sama bertemu dengan anggota lain yang mempunyai tugas yang
sama dikelompok baru (Tim ahli ) untuk mendiskusikan tugas
tersebut
10.
5. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali
ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka
tentang tugas yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya
mendengarkan dengan sungguh-sungguh.
6. Guru meminta kelompok ahli untuk menyampaikan hasil
diskusinya di depan kelas secara bergantian. Penentuan perwakilan
kelompok ahli yang mempersentasikan hasil diskusinya dilakukan
secara undian.
7. Guru memberikan klarifikasi terhadap hasil diskusi
8. Diskusi diakhiri dengan yel-yel 8 D bersama-sama9. Tes
individu setiap akhir pertemuan (tes formatif ) .
Tes ini dikerjakan siswa secara individu dan tidak boleh
bekerjasama dengan siswa lain. Hasil tes digunakan untuk menentukan
perkembangan prestasi individu. Tes yang digunakan bentuknya isian
singkat sesuai dengan materi yang didiskusikan. Selain tes
formatif, diadakan pula tes setelah beberapa pertemuan ( ulangan
harian/ blok ). Ulangan harian ini direncanakan akan dilaksanakan 2
kali.
Selain tes formatif dan Ulangan harian diadakan pula pengamatan
dan penilaian selama proses pembelajaran berlangsung untuk
mengetahui sejauh mana keaktifan dan peranan siswa dalam proses
pemebelajaran tersebut. Adapun hal-hal yang diamati dan dinilai
selama proses pembelajaran tersebut adalah :
1. Kemampuan bekerja sama dalam diskusi kelompok asal2.
Kamampuan bekerja sama dalam kelompok ahli
11
3. Antusias siswa dalam mendengarkan penjelasan teman4.
Kemampuan menghormati pendapat teman
5. Kemampuan menyelesaikan tugas.
C. Kerangka Berpikir.
Materi pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang demikian luas
dan dianggap siswa merupakan pelajaran yang sulit untuk dipahami,
membuat guru harus mampu berinovasi ddalam proses pembelajaran agar
ateri dapat diserap dan dipahami siswa. Siswa yang aktif dalam
proses pembelajaran, antusias dan mempunyai gairah yang tinggi
dalam mengikuti proses pembelajaran dapat tercipta dalam model
pembelajaran yang kooperatif .
Dalam penelitian ini diharapkan pembelajaran dengan model Jigsaw
dapat memberikan pengetahuan pada siswa bahwa pada dasarnya setiap
siswa mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan setiap tugasnya
secara baik dan dapat mengkomunikasikan pengetahuannya kepada siswa
yang lain. Sehingga dalam model pembelajaran Jigsaw ini ada
tanggung jawab individu sekaligus tanggung jawab sosial yang
tercipta dalam satu tugas proses pembelajaran. Dan dengan model
pembelajaran Jigsaw ini diharapkan pula hasil belajar siswa
dapat
meningkat secara signifikan.D. Hipotesis Tindakan.
1. Terjadi peningkatan aktivitas siswa SMPN 3 Kalikajar kelas
VIII D
12
semester 2 tahun pelajaran 2009 / 2010 dalam mengikuti proses
pembelajaran pada materi kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan
di Indonesia setelah dalam proses pemebelajaranya menggunakan model
pembelajaran Jigsaw2. Terjadi peningkatan hasil belajar siswa SMPN
3 Kalikajar kelas VIII D semester 2 tahun pelajaran 2009 / 2010
pada materi kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan di Indonesia
setelah dalam proses pemeblajaranya menggunakan model pembelajaran
Jigsaw.
3.Adanya respon positif dari siswa terhadap penggunaan model
pembelajaran Jigsaw dalam proses pembelajaran pada materi
kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan di Indonesia.
13 BAB IIIMETODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Lokasi penelitian di kelas VIII D SMPN 3 Kalikajar. Waktu
pelaksanaan kegiatan penelitian tindakan kelas di mulai sejak
tanggal 15 Maret 2010 sampai dengan 17 Mei 2010. Penelitian
tindakan kelas dilaksanakan di kelas ini mengingat hasil belajar
siswa selalu rendah dan jauh dari memuaskan.
B. Subyek Penelitian.
Subyek penelitian adalah siswa kelas VIII D SMPN 3 Kalikajar
semester 2 tahun pelejaran 2009 / 2010 dengan jumlah siswa 34, pada
mata pelajaran PKn dengan materi kedaulatan rakyat dan sistem
pemerintahan di Indonesia
C. Sumber Data.
1. Hasil belajar siswa pada tes formatif maupun ulangan harian/
blok.
2. Hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru lain sebagai
kolaborator yaitu bapak Iwan Kastiwan, S.Pd selaku sesama guru
PKn.
3. Hasil angket siswa.
D. Tehnik dan Alat Pengumpul Data.
Tehnik pengumpulan data yang dipergunakan menggunakan
beberapa14
metode anatara lain :1. Metode Observasi/ pengamatan
2. Metode Tes
3. Metode Angket
4. Metode Dokumentasi.
Alat pengumpul data yang dipergunakan adalah :
1. Tes hasil belajar
2. Lembar pengamatan / observasi terhadap aktivitas siswa selama
proses belajar mengajar berlangsung
3. Lembar angket siswa
E. Tehnik Pembahasan dan Analisis Data.
Dalam penelitian ini digunakan dua macam analisis data yaitu
analisis data kualitatif dan analisis data kwantitatif. Analisis
data kualitatif dilakukan terhadap data yang diperoleh dari
kegiatan observasi dan angket. Sedang anlisis data kualitatif
dilakukan terhadap data yang diperoleh dari tes formatif maupun tes
/ ulangan harian / blok. Adapun rincian pembahasanya adalah sebagai
berikut :
1. Tes hasil belajar dianalisis menggunakan rata-rata.
2. Lembar observasi / pengamatan
Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar berlangsung akan
diamati dan di nilai. Adapun hal-hal yang akan diamati dan dinilai
adalah :
1. Kemampuan bekerja sama dalam diskusi kelompok asal
15
2. Kemampuan bekerja sama dalam diskusi kelompok ahli3. Antusias
siswa dalam mendengarkan penjelasan teman
4. Kemapuan menghormati pendfapat teman.
5. Kemampuan menyelesaikan tugas.
Skor pengamatan di isi dengan menggunakan skala Likert rentang 1
5 dan di analisis menggunakan prosentase dengan rincian sebagai
berikut :
Skor 1 : menunjukkan siswa sangat pasif
Skor 2 : menunjukkan siswa pasif
Skor 3 : menunjukkan siswa cukup aktif
Skor 4 : menunjukkan siswa aktif
Skor 5 : menunjukkan siswa sangat aktif.
3. Angket siswa
Untuk mengetahui respon siswa terhadap model pembelajaran
Jigsaw, digunakan analisis prosentase (%) yaitu banyaknya setiap
respon dibagi dengan seluruh responden di kali 100 %. F. Prosedur
Penelitian.
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas dengan dua
siklus penelitian tindakan kelas yang terdiri dari beberapa tahap
yaitu perencanaan tindakan (planing), penerapan tindakan (acting),
observasi (observing) dan refeksi ( refecting)
Siklus I
16
1. Perencanaan tindakan.
Langkah yang dilakukan meliputi :
a. Membuat skenario pemeblajaran termasuk soal tes formatif.
b. Menyiapkan pembentukan kelompok diskusi secara acak dengan
cara berhitung.
c. Menyiapkan soal untuk didiskusikan masing-masing kelompok.d.
Menyiapkan lembar kegiatan siswa untuk bahan /materi
pembelajaran
e. Membuat lembar observasi untuk mengamati dan menilai
keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran
2. Pelaksanaan.
Pelaksanaan proses pemebelajaran yang meliputi pendahuluan,
kegiatan inti dan penutup, mengacu pada skenario pembelajaran yang
telah di buat. Pada siklus I ini membahas materi dengan sub pokok
bahasan kedaulatan rakyat.
3. Pengamatan.
Tahap observasi dilakukan pada saat pelaksanaan tindakan.
Observer mengamati dan mencatat setiap perilaku siswa yang
menunjukkan keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran
dengan aspek penilaian yang tertera dalam lembar observasi.
4. Refeksi.
Refeksi dilakukan berdasarkan hasil observasi dan evaluasi
selama proses pembelajaran berlangsung. Permasalahan yang muncul
didiskusiakn untuk menvcari alternatif pemecahannya, yang
selanjutnya didirumuskan untuk
17
dilaksanakan dalam siklus berikutnya. Siklus II
Pelaksanaan tindakan pada siklus II pada dasarnya sama dengan
siklus I. Perbedaanya adalah siklus II merupakan tindak lanjut dari
refeksi siklus I, sehingga diharapakan siklus II ini hasilnya lebih
baik dari pada siklus I. Perbedaan selanjutnya adalah ketika
pelaksanaan materi pembahasannya berbeda . Pada siklus II ini
materi yang akan di bahas adalah sistem pemerintahan di
Indonesia.G. Indikator Kinerja.
1. Keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar
dikatakan meningkat apabila minimal mencapai 75 %
2. Hasil belajar dikatakan meningkat apabila rata-rata hasil
belajar siswa minimal mencapai 68 (KKM 65) dengan ketuntasan
klasikal minimal 85 % dengan jumlah siswa yang mempunyai nilai
diatas 6,5 minimal 29 siswa 3. Respon siswa terhadap penggunakan
model pembelajaran Jigsaw dalam proses pembelajaran dikatakan
positif apabila rata-rata minimal 80 % siswa memberikan respon yang
baik (menjawab ya).
18 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Hasil dan pembahasan siklus
I
1. Hasil penelitian siklus I
a.Hasil observasi terhadap aktivitas belajar siswa
Tabel 1. Hasil observasi terhadap aktivitas belajar siswa.
NOAspek yang di amatiSiklus I
Pert 1Pert 2Rata-rata%
1Kemampuan bekerjasama dalam diskusi kelompok asal99113106 62,35
%
2Kemampuan bekerjasama dalam diskusi kelompok ahli9910110058,82
%
3Antuasias siswa dalam mendengarkan penjelasan
teman96113104,561,47 %
4Kemampuan menghormati pendapat teman92115103,560,88 %
5
Kemampuan menyelesaikan tugas128121124,573,23 %
Jumlah514563538,563,35 %
Skor maksimal
850850850
Rata-rata
60,47 66,24 63,35
19Berdasarkan tabel 1 menunjukkan pada pertemuan 1 aktifitas
siswa sebesar rata-rata 60,47 sedangkan pada pertemuan 2 aktifitas
siswa rata-rata 66,24 dengan rata-rata siklus I sebesar 63,35 %
siswa aktif dalam mengikuti proses pembelajaran dan yang tidak
aktif sebesar 36,65 %.
b.Hasil belajar
1). Tes formatif.
Pada siklus I , pertemuan 1 siswa yang telah tuntas belajar atau
memperoleh nilai minimal 65 sebanyak 26 siswa ( 76 % ) dan yang
belum tuntas sebanyak 8 siswa (24 %) dengan rata-rata 73,53,
sedangkan pada pertemuan 2 siswa yang telah tuntas belajar atau
memperoleh nilai minimal 65 sebanyak 28 siswa ( 82 % ) dan yang
belum tuntas sebanyak 6 siswa ( 18 %) dengan rata-rata 73,68. Pada
siklus I ini rata-rata tes formatif mencapai angka73,60.
2). Ulangan Harian / ulangan Blok
Pada siklus I ini siswa yang telah tuntas belajar atau
memperoleh nilai minimal 65 sebanyak 29 siswa (85 %) dan yang belum
tuntas belajar sebanyak 5 siswa (15 %) dengan rata-rata 81,84.c.
Hasil Angket siswa.
Hasil angket pada siklus I dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2.
Hasil angket siswa
20
NOPERTANYAANJawaban (%)
YATIDAK
1Apakah anda suka belajar PKN?
79,41 %20,59 %
2Apakah anda tidak senang jika guru hanya menggunakan metode
ceramah dalam menyampaikan pelajaran?85,29 %14,71 %
3Apakah anda senang terhadap model pembelajaran Jigsaw yang
dilaksanakan guru dalam menyampaikan pelajaran?85,29 %14,71 %
4Apakah anda mulai mengenal model pemebelajaran Jigsaw ini?70,59
%29,41 %
5Apakah dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw ini, dapat
membantu anda memahami konsep kedaulatan rakyat dan sistem
pemerintahan Indonesia?82,35 %27,65 %
6Apakah anda dapat mengikuti model pembelajaran Jigsaw ini?79,41
%20,59 %
7Apakah model pembelajaran Jigsaw ini dapat membantu memotivasi
belajar anda?82,35 %27,65 %
8Apakah model pembelajaran Jigsaw ini dapat melatih anda untuk
berkomunikasi dengan baik terhadap teman anda?85,29 %14,71 %
9Apakah model pembelajaran Jigsaw ini dapat membantu anda untuk
menaikkan nilai UH/ UB anda?76,47 %23,53 %
10Apakah anda tertarik untuk terus menggunakan model
pembelajaran Jigsaw ini?82,35 %27,65 %
Rata-rata
80,88 %19,12 %
21Berdasarkan pada tabel 2 diatas diketahui bahwa 80,88 % siswa
menjawab ya( menunjukkan menunjukkan sikap positif) terhadap
penggunaan model pembelajaran Jigsaw dalam menyampaikan materi
kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan di Indonesia sedangkan
19,12 % siswa menjawab tidak (menunjukkan sikap negatif) terhadap
penggunaan model pembelajaran Jigsaw dalam menyampaikan materi
pelajaran.2.Pembahasan Siklus Ia. Hasil Observasi terhadap
aktivitas belajar siswa.
Pada siklus I ini menunjukkan hasil 63,35 % siswa aktif dalam
mengikuti proses pembelajaran, sedangkan siswa yang tidak aktif
sebesar 36,65 %. Namun jika dilihat dari pertemuan 1 ke pertemuan 2
mengalami kenaikan / peningkatan keaktifan siswa dalam mengikuti
proses pembelajaran sebesar 5,77 (9,54 %).
Dari 5 (lima) aspek yang diamati terdapat 4 aspek yang menonjol
sebagai penyebab kurangnya aktivitas siswa dalam proses belajar
mengajar, yaitu
1. Siswa kurang mampu bekerjasama dalam diskusi kelompok
asal.
Hal ini terjadi disebabkan siswa masih kebingungan dengan materi
yang akan dibahas dan kurang mempersiapkan diri untuk berdiskusi.
Langkah yang ditempuh guru adalah guru memberitahukankan kepada
siswa materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya kemudian
siswa
22 disuruh membaca materi tersebut terlebih dahulu agar ketika
diskusi dimulai, siswa sudah mempunyai gambaran yang akan
dikerjakan dan siap melaksanakan diskusi.
2. Siswa kurang mampu bekerjasama dalam diskusi kelompok
ahli.
Hal ini terjadi karena siswa merasa sudah benar dalam
mengerjakan tugasnya dikelompok asal, dan ketika bertemu dikelompok
ahli mereka tidak mampu mengkomunikasikan hasilnya kepada teman
lain dikelompok ahli tersebut. Dan ketika mereka bertemu bukanya
membahas materi malah banyak siswa yang asyik sendiri berbicara dan
guyon. Langkah yang ditempuh guru adalah :
b. Memberikan bonus nilai kepada kelompok ahli yang
sungguh-sungguh berdiskusi membahas materi
c. Mengurangi nilai kepada siswa yang tidak ikut membahas materi
dan hanya guyon sendiri
d. Mengajak dan mengarahkan siswa agar berani mengemukakan hasil
pekerjaanya kepada teman lain
3. Siswa kurang antusias mendengarkan penjelasan teman
Hal ini terjadi karena teman yang memberi penjelasan dengan
suara yang
lemah lembut dan kurang lantang, sehingga tidak menarik
perhatian teman lain dalam kelompok diskusi asal. Apalagi yang
menerangkan adalah teman sendiri yang kemampuannya sama sehingga
kurang
didengarkan oleh teman lain. Langkah yang ditempuh guru adalah
:
23 a.Menekankan pada siswa untuk mendengarkan penjelasan
dari
teman karena akan ada tes formatif setelah pembahasan materi
selesaib.Menanamkan sikap moral yang baik untuk selalu dapat
mendengarkan orang lain yang sedang berbicara
c. Memberikan bonus nilai kepada siswa yang susngguh-sungguh
memperhatikan penjelasan teman lain.
4. Siswa kurang mampu menghormati pendapat teman.
Hal ini terjadi disebabkan siswa ngotot dengan kebenaran hasil
pekerjaanya sendiri yang belum tentu kebenaranya, dan siswa tidak
mau tahu dengan hasil pekerjaan teman lain yang sama tugasnya
dengan dirinya. Langkah yang ditempuh guru adalah
a. Menyampaikan pada siswa bahwa sumber buku acuanya adalah sama
, maka kebenaran pekerjaan disesuaikan dengan sumber buku acuan
yang ada, sehingga dicapai titik temu kebenaran yang sama.
b. Dalam menyelesaikan masalah tidak usah dengan cara
ngotot-ngototan tetapi diselesaikan dengan cara yang baik dan
halus.
b. Hasil belajar
1). Tes Formatif. Dilihat dari rata-rata yang dicapai dalam tes
formatif ini telah memenuhi indikator kerja yang telah ditetapkan
yaitu sebesar lebih dari 68
24
karena mencapai rata-rata 73,6. Namun jika dilihat dari
ketuntasan minimal klasikal belumlah memenuhi kriteria yang
diharapkan yaitu sebesar 85 % (29 siswa tuntas belajar), karena
baru mencapai 76 % (26 siswa tuntas belajar). Meskipun demikian
jika dilihat dari tes formatif 1 ke tes formatif 2 mengalami
kenaikan / peningkatan ketuntasan belajar sebanyak 2 siswa (7,69 %)
.Faktor penyebab siswa belum dapat mencapai ketuntasan belajar
klasikal adalah siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran
Jigsaw yang dituntut kemandirian dalam belajar dan menyelesaikan
tugas sekaligus mengkomunikasikan hasilnya kepada teman lain.
Disamping itu dalam tes formatif ini siswa dituntut cepat
menyelesaikan tes dengan cara guru mendekte soal untuk kemudian
siswa langsung menjawab, akibatnya siswa kurang konsentrasi
terhadap pertanyaan yang diajukan guru. Oleh karena itu ,dalam
pembelajaran berikutnya, guru perlu menyiapkan soal untuk dibagikan
kepada siswa ketika tes formatif berlangsung yaitu 1 lembar untuk 1
siswa.2). Ulangan Harian / Ulangan Blok.
Pada siklus I ini ketuntasan minimal klasikal yang dicapai sudah
mencapai indikator yang diharapkan yaitu sebesar 85 % (29 siswa
tuntas belajar ) dengan nilai rata-rata 78,16. Namun demikian
penelitian ini akan terus dilanjutkan pada siklus yang ke dua untuk
mengetahui seberapa besar peningkatan belajar siswa.
25
Pada siklus I ini setelah guru menggunakan model pembelajaran
Jigsaw menunjukkan rata-rata 80,88 % siswa menyatakan menjawab ya
dan 19,12 % siswa menyatakan menjawab tidak Ini berarti indikator
kerja yang diinginkan tercapai dan siswa menyatakan respon yang
positif terhadap penggunaan model pembelajaran Jigsaw. Dan dari 10
item yang ditanyakan menunjukkan adanya 6 hal yang menonjol :1).
Sebesar 85,29 % siswa menyatakan tidak senang jika guru hanya
menggunakan metode ceramah saja dalam menyampaikan materi
pelajaran. Hal ini disebabkan metode ceramah cenderung satu arah,
tidak mendorong siswa untuk aktif dan kreatif serta
membosankan.
2). Sebesar 85,29 % siswa menyatakan senang dengan model
pembelajaran Jigsaw. Hal ini disebabkan siswa bebas berekspresi dan
menuangkan ide kreatifnya dalam menyelesaikan tugas.3). 82,35 %
siswa menyatakan model pembelajaran Jigsaw dapat membantu memahami
konsep materi kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan Indonesia .
Hal ini mengingat begitu luasnya materi ini sehingga dibutuhkan
kemandirian ,keaktifan dan kerjasama siswa dalam belajar
4). Sebesar 82,35 % siswa menyatakan model pembelajaran Jigsaw
dapat membantu memotivasi belajar siswa. Penggunaan model
26
pembelajaran Jigsaw nyata-nyata dapat menghilangkan kebosanan
siswa dalam belajar yang selama ini hanya menggunakan metode
ceramah saja.
5) Sebesar 85,29 % siswa menyatakan bahwa model pembelajaram
Jigsaw dapat membantu melatih untuk berkomunikasi dengan baik
terhadap temanya. Hal initerjadi karena dalam model pembelajaran
Jigsaw ini memang siswa dilatih untuk belajar mandiri sekaligus
belajar bekerjasa dengan teman lain yang pada akhirnya siswa
dituntut untuk juga dapat berkomunikasi dengan baik dengan temanya
baik dikelompok asal maupun kelompok ahli.
6). Sebesar 82,35 % siswa menyatakan tertarik untuk menggunakan
model pembelajaran Jigsaw ini dalam menyampaikan materi pelajaran.
Hal ini disebabkan siswa sudah dapat merasakan manfaatnya dalam
proses pembelajaran yaitu belajar mandiri , bekerjasama dan saling
menghormati.B. Hasil dan Pembahasan Siklus 2
1.Hasil Penelitian Siklus II.a.Hasil observasi terhadap
aktivitas belajar siswa
Setelah diadakan berbagai perbaikan dari hasil observasi pada
siklus I, maka diperoleh data hasil observasi terhadap aktivitas
belajar siswa seperti terdapat dalam tabel 3 di bawah ini.
Tabel 3. Hasil observasi terhadap aktivitas belajar siswa .
27
NOAspek yang di amatiSiklus II
Pert 1Pert 2Rata-rata%
1Kemampuan bekerjasama dalam didkusi kelompok asal120143131.5
77,35 %
2Kemampuan bekerjasama dalam diskusi kelompok
ahli120143131,577,35 %
3Antuasias siswa dalam mendengarkan penjelasan
teman13013013076,47 %
4Kemampuan menghormati pendapat teman
133130131,577,35 %
5
Kemampuan menyelesaikan tugas153158155,591,47 %
Jumlah
656704684,580,53 %
Skor maksimal
850850850
Rata-rata
77,18 82,82 80,53
Berdasarkan tabel 3 di atas menunjukkan bahwa pada pertemuan 1
aktivitas siswa sebesar 77,18 sedangkan pada pertemuan 2 aktivitas
siswa sebesar 82,82 dengan rata-rata pada siklus II sebesar 80,53 %
siswa aktif dalam mengikuti proses pembelajaran, sedangkan 19,47
%
28
Siswa kurang aktif. b.Hasil belajar
1). Tes formatif.
Pada siklus II , pertemuan 1 siswa yang telah tuntas belajar
atau memperoleh nilai minimal 65 sebanyak 29 siswa ( 85 % ) dan
yang belum tuntas sebanyak 5 siswa (15 %) dengan rata-rata 72,79,
sedangkan pada pertemuan 2 siswa yang telah tuntas belajar atau
memperoleh nilai minimal 65 sebanyak 31 siswa ( 91 % ) dan yang
belum tuntas sebanyak 3 siswa ( 9 %) dengan rata-rata 75. Pada
siklus II ini rata-rata tes formatif mencapai angka 73,9.
2). Ulangan Harian / ulangan Blok
Pada siklus II ini siswa yang telah tuntas belajar atau
memperoleh nilai minimal 65 sebanyak 30 siswa (88 %) dan yang belum
tuntas belajar sebanyak 4 siswa (12 %) dengan rata-rata 78,66.
c. Hasil Angket siswa.
Hasil angket pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Hasil angket siswaNOPERTANYAANJawaban (%)
YATIDAK
1Apakah anda suka belajar PKN?
85,29 %14,71 %
2Apakah anda tidak senang jika guru hanya menggunakan metode
ceramah dalam menyampaikan pelajaran?85,29 %14,71 %
3Apakah anda senang terhadap model pembelajaran Jigsaw yang
dilaksanakan guru dalam menyampaikan pelajaran?97,06 %2,94 %
4Apakah anda mulai mengenal model pemebelajaran Jigsaw ini?79,41
%20,59 %
5Apakah dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw ini, dapat
membantu anda memahami konsep kedaulatan rakyat dan sistem
pemerintahan Indonesia?91,18 %8,82 %
6Apakah anda dapat mengikuti model pembelajaran Jigsaw ini?82,35
%17,65 %
7Apakah model pembelajaran Jigsaw ini dapat membantu memotivasi
belajar anda?97,06 %2,94 %
8Apakah model pembelajaran Jigsaw ini dapat melatih anda untuk
berkomunikasi dengan baik terhadap teman anda?91,18 %8,82 %
9Apakah model pembelajaran Jigsaw ini dapat membantu anda untuk
menaikkan nilai UH/ UB anda?85,29 %14,71 %
10Apakah anda tertarik untuk terus menggunakan model
pembelajaran Jigsaw ini?88,24 %11,76 %
Rata-rata
88,23 %11,77 %
Berdasarkan pada tabel 4 di atas diketahui bahwa 88,23 % siswa
menjawab ya( menyatakan sikap positif) dan 11,77 % siswa menjawab
tidak (menyatakan sikap negatif) terhadap penggunaan model
pembelajaran Jigsaw dalam menyampaikan materi kedaulatan rakyat dan
sistem pemerintahan di Indonesia.
30
2. Pembahasan Siklus II.a.Hasil Observasi terhadap aktivitas
belajar siswa.
Pada siklus II pertemuan 1 siswa yang aktif sebesar ratarata
77,18 dan yang tidak aktif sebesar 22,82 sedangkan pada pertemuan 2
siswa yang aktif sebesar rata-rata 82,82 dan yang tidak aktif
sebesar 17,18 dengan rata-rata 80,53 % siswa aktif dan yang tidak
aktif sebesar 19,47 %. Jika dibandingkan dengan hasil pada siklus I
pertemuan 1 dengan rata-rata keaktifan siswa sebesar 60,47 maka
terjadi kenaikan sebesar 16,71 (27,63 %) dan pada pertemuan 2
siklus I keaktifan siswa mencapai 66,24 maka terjadi kenaikan
sebesar 16,58 (25,03 %). Apabila dibandingkan dengan rata-rata
hasil pada siklus I yang mencapai 63,35 maka pada siklus II ini
rata-ratanya juga mengalamai kenaikan sebesar 17,18 ( 27,11 %).
Melihat hasil yang demikian, maka telah memenuhi indikator yang
telah ditetapkan sebesar 75 % siswa aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran, karena rata-ratanya mencapai 80,53 % . Sehingga dapat
disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Jigsaw dapat
meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti proses
32
pembelajaran.
b. Hasil belajar
1). Tes Formatif.
Pada siklus II, tes formatif 1 siswa yang tuntas (nilai minimal
65) berjumlah 29 siswa (85 %) dengan rata-rata 72,79, sedangkan
pada tes formatif 2 siswa yang tuntas (nilai minimal 65) berjumlah
31 (91 %) dengan rata-rata 75. Dilihat dari rata-rata yang dicapai
dalam tes formatif ini telah memenuhi indikator kerja yang telah
ditetapkan yaitu sebesar lebih dari 68 karena mencapai rata-rata
73,9 dan jika dilihat dari ketuntasan belajar minimal juga telah
memenuhi indikator yang diharapkan sebesar 85 % (minimal 29 siswa
tuntas belajar) karena mencapai 91 % (31 siswa tuntas belajar).
Apabila dibandingkan dengan siklus I, terjadi kenaikan ketuntasan
belajar siswa terhadap konsep kedaulatan rakyat dan sistem
pemerintahan di Indonesias sebesar 10,71 %. Sedangkan jika dilihat
dari tes formatif 1 ke tes formatif 2, pada siklus II ini juga
mengalami kenaikan / peningkatan ketuntasan belajar sebanyak 2
siswa (6,90 %) dan jika dilihat dari rata-ratanya juga mengalami
kenaikan sebesar 0,3 ( 0,41 %) . Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa penggunaan model pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada materi kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan
di Indonesia. 2). Ulangan Harian / Ulangan Blok.
33
Pada siklus II ini ketuntasan minimal klasikal yang dicapai
sudah mencapai indikator yang diharapkan yaitu sebesar 85 % (29
siswa tuntas belajar) karena mencapai 88 % (30 siswa tuntas belajar
) dengan nilai rata-rata 78,66. Apabila dibandingkan dengan siklus
I, terjadi kenaikan ketuntasan belajar sebesar 3,45 %.dan kenaikan
rata-rata hasil belajar sebesar 0,64 %. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Jigsaw dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi kedaulatan rakyat dan
sistem pemerintahan di Indonesia.c.
Hasil angket siswa
Pada siklus II,diperoleh hasil 88,23 % siswa menjawab ya(
menyatakan sikap positif) dan 11,77 % siswa menjawab tidak
(menyatakan sikap negatif) terhadap penggunaan model pembelajaran
Jigsaw dalam menyampaikan materi kedaulatan rakyat dan sistem
pemerintahan di Indonesia. Apabila dibandingkan dengan hasil pada
siklus I dengan perolehan 80,88 % menjawab ya dan 19,12 % menjawab
tidak terhadap penggunaan model pembelajaran Jigsaw maka terjadi
kenaikan respon positif siswa sebesar 7,35 (9,09 %) dan penurunan
respon negatif sebesar 7,35 (38,44 %). Sehingga berdasarkan pada
hasil siklus II ini dapat disimpulkan bahwa siswa memberikan respon
positif terhadap penggunakan model pembelajaran Jigsaw dalam proses
pembelajaran karena telah memenuhi indikator yang telah ditetapkan
.
34BAB VKESIMPULAN DAN SARANi. Kesimpulan.b. Penggunaan model
pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam proses
pembelajaran pada materi kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan
di Indonesia pada siswa kelas VIII D semester 2 SMP 3 Kalikajar
tahun pelajaran 2009/2010 sebesar 80,53 %.
c. Penggunaan model pembelajaran Jigsaw dalam proses
pembelajaran pada materi kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan
di Indonesia dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas VIII
D semester 2 SMP 3 Kalikajar tahun pelajaran 2009/2010 dengan
rata-rata tes formatif sebesar 73,9 dan ketuntasan klasikal 91 %
sedangkan pada ulangan harian /blok rata-rata sebesar 78,66 dengan
ketuntasan klasikal 88 %
d. Respon siswa terhadap penggunaan model pembelajaran Jigsaw
dalam proses pembelajaran pada materi kedaulatan rakyat dan sistem
pemerintahan di Indonesia belajar pada siswa kelas VIII D semester
2 SMP 3 Kalikajar tahun pelajaran 2009/2010 adalah positif sebesar
88,23 %
i. Saran.
1. Guru PKn diharapkan dapat menerapkan model pembelajaran
Jigsaw dalam proses pembelajaran pada materi kedaulatan rakyat dan
sistem35
2. pemerintahan di Indonesia karena dapat meningkatkan keaktifan
siswa dan hasil belajar siswa.
3. Penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut untuk mata
pelajaran yang lain.4. Guru PKn maupun guru yang lain dapat
menggunakan model pembelajaran Jigsaw sebagai salah satu alternatif
untuk mengatasi kebosanan siswa dalam proses pembelajaran yang
selama ini hanya menggunakan metode ceramah saja dalam menyampaikan
materi pelajaran.
5. Ada keinginan dari siswa untuk terus menggunakan model
pemebalajaran Jigsaw dan hal ini dapat dimanfaatkan guru dalam
menyampaikan materi pelajaran agar dapat menaikan hasil belajar
keaktifan siswa dalam proses pemebalajaran
.
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII D SEMESTER
2SMPN 3 KALIKAJAR TAHUN PELAJARAN 2009/2010PADA MATERI KEDAULATAN
RAKYAT DAN SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN JIGSAWLAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Diajukan Pada Penilaian Angka Kredit
Unsur Pengembangan Profesi
Untuk Kenaikan Pangkat Dari Gol III D Ke IV A
OLEH :
Ida mustikawati, S.PdNIP 19710505 199412 2 002
PEMERINTAH KEBUPATEN WONOSOBO
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGASMP NEGERI 3 KALIKAJAR
Jl raya Kembaran, Kalikajar, WonosoboTahun 2010
i
LEMBAR PENGESAHAN1. Judul
: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas
VIII D Semester 2 SMPN 3 Kalikajar Tahun
Pelajaran 2009 / 2010 Pada Materi Kedaulatan
Rakyat dan Sistem Pemerintahan di Indonesia
Melalui Model Pembelajaran Jigsaw 2. Identitas Peneliti
:
Nama
: Ida Mustikawati, S.Pd
NIP
: 19710505 199412 2 002
Pangkat /Gol. Ruang: Penata Tingkat I / III D Jabatan
: Guru Dewasa Tingkat I
Unit Kerja
: SMP Negeri 3 Kalikajar3. Lokasi Penelitian
: SMP Negeri 3 Kalikajar kabupaten
Wonosobo4. Lama Penelitian
: 3 bulan ( Maret Mei 2010 ) 5. Biaya Penelitian
: Mandiri
Kalikajar, 5 Juni 2010
Peneliti
Mengetahui
Kepala Sekolah
Drs. TRI HUTOMO, MM.
IDAMUSTIKAWATI, S.Pd
NIP 19601218198903 1 005
NIP. 19710505199412 2 002
ii1. Judul
: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas
VIII D Semester 2 SMPN 3 Kalikajar Tahun
Pelajaran 2009 / 2010 Pada Materi Kedaulatan
Rakyat dan Sistem Pemerintahan di Indonesia
Melalui Model Pembelajaran Jigsaw 2. Identitas Peneliti
:
Nama
: Ida Mustikawati, S.Pd
NIP
: 19710505 199412 2 002
Pangkat /Gol. Ruang: Penata Tingkat I / III D
Jabatan
: Guru Dewasa Tingkat I
Unit Kerja
: SMP Negeri 3 Kalikajar3. Lokasi Penelitian
: SMP Negeri 3 Kalikajar kabupaten
Wonosobo4. Lama Penelitian
: 3 bulan ( Maret Mei 2010 )5. Biaya Penelitian
: Mandiri6. Keterangan: Karya tulis ilmiah ini telah diarsip di
perpustakaan sekolah sejak tanggal 6 Juni 2010
Kalikajar, 6 Juni 2010
Mengetahui
Petugas perpustakaan
Kepala Sekolah
Drs. TRI HUTOMO, MM.
PENI PADMOKOWATI, S.Pd
NIP 19601218198903 1 005
NIP. ABSTRAK
Latar belakang penelitian ini adalah keaktifan siswa yang masih
sangat rendah dalam proses pembelajaran dan hasil belajar yang yang
belum memenuhi kriteria ketuntasan belajar yang telah ditetapkan.
Hal ini terbukti bahwa di kelas VIII D rata-rata hasil ulangan blok
mata pelajaran PKN hanya mencapai 5,5 dengan jumlah siswa yang
tuntas belajar hanya 4 siswa dari jumlah siswa keseluruhan 34 siswa
(11,76 %). Di samping itu , dari hasil angket terhadap 34 siswa di
kelas VIII D megatakan bahwa 48 % siswa merasa bosan karena hanya
menggunakan metode ceramah ketika mengajar, 58 % siswa tidak
memperhatikan penjelasan guru ,68 % siswa mengatakan tidak memahami
materi yang telah diajarkan dan 68 % siswa mengatakan PKn merupakan
mata pelajaran yang sulit untuk dipahami. Hal yang demikian
tentunya menjadi satu masalah bagi guru untuk mencari jalan
penyelesaiannya.Tujuan penelitian ini adalah : (i) mengetahui
adanya peningkatan keaktifan siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran melalui model pembelajaran Jigsaw, (ii) mengetahui
peningkatan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran Jigsaw,
(iii) mengetahui tanggapan siswa terhadap model pembelajaran
Jigsaw. Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan menggunakan
metode observasi dan angket yang kemudian dianalisis sebagai data
kualitatif, serta metode tes baik pada tes formatif maupun
penilaian hasil ulangan blok yang dianalisis sebagai data
kuantitatif yang dilengkapi dengan metode dokumentasi sebagai bukti
yang akurat proses pelaksanaan penelitian ini.Data penel;itian yang
dikumpulkan berupa hasil belajar siswa baik formatif maupun ulangan
blok, hasil pengamatan dan hasil angket siswa Penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam 2 siklus terdiri
dari : (i) perencanaan, (ii) tindakan, (iii) pengamatan, dan (iv)
refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keaktifan siswa dalam
proses pembelajaran dapat ditingkatkan dengan rata-rata 80,53 %,
hasil belajar pada tes formatif dapat ditingkatkan dengan rata-rata
73,90 dengan ketuntasan klasikal 91 % sedangkan hasil belajar pada
langan harian/ blok dapat ditingkatkan dengan rata-rata 78,66 degan
ketuntasan klasikal 88 %, dan respon siswa terhadap model
pembelajaran Jigsaw adalah positif sebesar 88,23 %. Hasil ini
memenuhi indikator yang telah ditetapkan. Oleh karena itu model
pembelajaran Jigsaw dapat diterapkan dalam pembelajaran PKn pada
materi kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan di
Indonesia.Kata-kunci : Model pembelajaran Jigsaw, hasil
belajar.
iiiKATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Alloh yang telah banyak
memberikan kesempatan , kasih dan sayang-NYA sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul Upaya Peningkatan
Hasil Belajar Siswa Kelas VIII D Semester 2 SMPN 3 Kalikajar Tahun
Pelajaran 2009 / 2010 Pada Materi Kedaulatan Rakyat dan Sistem
Pemerintahan di Indonesia Melalui Model Pembelajaran Jigsaw ini
tanpa ada halangan apapun
Karya tulis ilmiah ini disusun untuk diajukan kepada tim penilai
pengembangan profesi jabatan guru sebagai salah satu persyaratan
pengajuan angka kredit untuk kenaikan pangkat dari golongan III D
ke IV A.
Penghargaan dan ucapan terimakasih yang tidak terhingga penulis
sampaikan kepada :
1. Drs. Tri Hutomo, MM, selaku kepala SMP 3 Kalikajar
2. Siswa-siswi kelas VIII D yang telah berusaha meningkatkan
keaktifan dan hasil belajarnya
3. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya karya tulis
ilmiah ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran selalu penulis
harapkan demi kesempurnaannya.
Akhirnya penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat
memberikan banyak manfaat kepada semua pihak. Amien.
Kalikajar, 5 Juni 2010
Penulis
Ida Mustikawati, S.Pd
NIP 19710505 199412 2 002
ivDAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
i
HALAMAN PENGESAHAN
ii
ABSTRAK
iii
KATA PENGANTAR
ivDAFTAR ISI
v
DAFTAR LAMPIRAN
vii BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
1
B. Identifikasi Masalah
2C. Perumusan Masalah 3D. Tujuan Penelitian 4E. Manfaat
Penelitian 4
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS
AHasil Belajar
6
B.Model Pembelajaraan Jigsaw 9
C.Kerangka Berfikir 12
D.Hipotesis Tindakan 12 BAB III METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian 14
B. Subjek Penelitian 14
C. Sumber Data 14
D. Teknik Dan Alat Pengumpul Data 14
E. Teknik Pembahasan Dan Analisis Data 15
F. Prosedur Penelitian 16
G..Indikator Kerja 18 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
A. Hasil Pembahasan Siklus I
19 v
1.Hasil Penelitian Siklus I 19
a. Hasil Observasi Terhadap Aktifitas Belajar Siswa 19
b. Hasil Belajar 20
c. Hasil Angkat Siswa 20
2.Pembahasan Siklus I
22
a. Hasil Observasi Terhadap Aktifitas Belajar Siswa 22
B. Hasil Belajar 24
C. Hasil Angkat Siswa 26
B. Hasil Dan Pembahasan Siklus II
1. Hasil Penelitian Siklus II
27
a. Hasil Observasi Terhadap Aktifitas Belajar Siswa 27
B. Hasil Belajar 29
C. Hasil Angkat Siswa 29
2.Pembahasan Siklus II
A. Hasil Observasi Terhadap Aktifitas Belajar Siswa 31
B. Hasil Belajar 32
C. Hasil Angket Siswa
33 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
34 B. Saran
34 Daftar Pustaka
36Lampiran-Lampiran
37ViDAFTAR LAMPIRAN
1. Hasil Angket Siswa Sebelum Penelitian 38
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tahun Pelajaran 2009/2010
393. Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa 584. Ringkasan Hasil
Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa 625. Daftar Nilai Tes Formatif
Dan Ulangan Harian/Blok 63 6. Sampel Hasil Diskusi Siswa Pertemuan
1 Siklus I
647. Sampel Hasil Diskusi Siswa Pertemuan 2 Siklus I
66 8. Sampel Hasil Diskusi Siswa Pertemuan 1 Siklus II
689. Sampel Hasil Diskusi Siswa Pertemuan 1 Siklus II
7110. Sampel Hasil Tes Formatif Pertemuan I Siklus I 7511.
Sampel Hasil Tes Formatif Pertemuan 2 Siklus I 76 12. Sampel Hasil
Tes Formatif Pertemuan I Siklus II 77 13. Sampel Hasil Tes Formatif
Pertemuan 2 Siklus II 7814. Sampel Hasil Ulangan Blok Siklus I
79 15. Sampel Hasilulangan Blok Siklus II
8016. Sampel Hasil Respon Terhadap Penggunaan Model Pembelajaran
Jigsaw 81 Siklus I
17. Sampel Hasil Respon Terhadap Penggunaan Model Pembelajaran
Jigsaw 82 Siklus II
18. Foto Kegiatan Belajar Siswa Dalam Melaksanakan Model
Pembelajaran 83 Jigsaw
19. Surat Ijin Melaksanakan PTK dari Kepala SMP 3 Kalikajar 101
viiLAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Khoirul. Asikin, Moh. Pujiadi. 2009. Cara Cepat Dan
Cerdas Menguasai PTK Bagi Guru. Semarang : Manunggal Karso.Tim
Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa. 1995. Kamus
Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta : Balai Pustaka
Panitia sertifikasi guru rayon XII UNES. 2008. Pendidikan Dan
Latihan Profesi Guru (PLPG) Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun
2008 Pkn SMP/MTS. Semarang : UNES.
TIM Pengembangan MKDK IKIP Semarang. 1989. Psikologi
Perkembangan. Semarang : IKIP Semarang Press.
3636
19. Surat Ijin Melaksanakan PTK dari Kepala SMP 3 Kalikajar
101
vii
78,16