Top Banner
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dan pengajaran sebagai suatu proses dan suatu sistem merupakan salah satu bidang yang paling menentukan perkembangan dan kemajuan kehidupan manusia baik sebagai suatu bangsa maupun sebagai anggota masyarakat atau individu. Disamping itu pendidikan ikut mempengaruhi berbagai macam-macam aspek kehidupan manusia Dalam keseluruhan upaya perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan, proses belajar mengajar merupakan aktivitas yang paling penting, karena melalui aktivitas itulah tujuan pendidikan akan dicapai melalui perubahan perilaku siswa. Dalam proses belajar mengajar terdapat dua hal yang turut menentukan keberhasilan kegiatan pembelajaran yaitu pengelolaan program pembelajaran dan kegiatan pembelajaran itu sendiri. Kedua hal ini mempengaruhi keberhasilan pembelajaran, dalam arti tercapainya tujuan-tujuan instruksional sangat tergantung pada mutu 1
49

Ptk kelas 1 ips

Jun 24, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Ptk kelas 1 ips

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan dan pengajaran sebagai suatu proses dan suatu sistem

merupakan salah satu bidang yang paling menentukan perkembangan dan

kemajuan kehidupan manusia baik sebagai suatu bangsa maupun sebagai anggota

masyarakat atau individu. Disamping itu pendidikan ikut mempengaruhi berbagai

macam-macam aspek kehidupan manusia

Dalam keseluruhan upaya perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan,

proses belajar mengajar merupakan aktivitas yang paling penting, karena melalui

aktivitas itulah tujuan pendidikan akan dicapai melalui perubahan perilaku siswa.

Dalam proses belajar mengajar terdapat dua hal yang turut menentukan

keberhasilan kegiatan pembelajaran yaitu pengelolaan program pembelajaran dan

kegiatan pembelajaran itu sendiri. Kedua hal ini mempengaruhi keberhasilan

pembelajaran, dalam arti tercapainya tujuan-tujuan instruksional sangat

tergantung pada mutu pengelolaan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang

baik dapat menciptakan situasi yang memungkinkan anak belajar sehingga

merupakan titik awal keberhasilan pembelajaran.

Proses perbaikan pembelajaran merupakan sebuah komitmen yang harus

dilakukan guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran di dalam kelas.

keberhasilan proses pembelajaran ditandai dengan dikuasainya materi pelajaran

oleh siswa yang diukur melalui tes atau ujian baik. Namun kenyataan yang ada

pada setiap akhir proses pembelajaran harapan tersebut belum terwujud. Oleh

karena itu perbaikan proses pembelajaran mutlak dilaksanakan oleh setiap guru.

1

Page 2: Ptk kelas 1 ips

Pada hakekatnya kegiatan beiajar mengajar adalah suatu proses interaksi

atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan pembelajaran.

Guru sebagai salah satu komponen dalam proses belajar menganjar merupakan

pemegang peran yang sangat penting. Sebagai pengatur sekaligus pelaku dalam

proses belajar mengajar, gurulah yang mengarahkan bagaimana proses belajar

mengajar itu dilaksanakan. Karena itu guru harus dapat membuat suatu pengajaran

menjadi lebeh efektif juga menarik sehingga bahan pelajaran yang disampaikan

akan membuat siswa merasa senang dan merasa perlu untuk mempelajari bahan

pelajaran tersebut.

Berhasilnya tidaknya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor

di antaranya adalah faktor guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar,

karena guru secara langsung dapat mempengaruhi, membina dan meningkatkan

kecerdasan serta keterampilan siswa. Untuk mengatasi permasalahan di atas dan

guna mencapai tujuan pendidikan secara maksirnal, peran guru sangat penting dan

diharapkan guru memiliki cara/model mengajar yang baik dan mampu memilih

model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran

yang akan disampaikan.

Untuk itu diperlukan suatu upaya dalam rangka meningkatkan mutu

pendidikan dan pengajaran salah satunya adalah dengan memilih strategi atau cara

dalam menyampaikan materi pelajaran agar diperoleh peningkatan prestasi belajar

siswa. Misalnya dengan mcmbimbing siswa untuk bersama-sama terlibat aktif

dalam proses pembelajaran dan mampu membantu siswa berkembang sesuai

dengan taraf intelektualnya akan lebih menguatkan pemahaman siswa terhadap

konsep-konsep yang diajarkan.

2

Page 3: Ptk kelas 1 ips

Berdasar pengalaman penulis sebgai guru di SD Inpres Liningaan

Kecamatan Tondano Timur, penulis menginginkan adanya peningkatan prestasi

bagi tiap siswa-siswinya terutama pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

Untuk itu banyak upaya yang dilakukan oleh Guru demi tercapainya tujuan

tersebut.

Mencermati keberadaan SD Inpres Liningaan, khususnya di kelas I terdapat

setengah lebih jumlah siswa yang mengalami kesulitan belajar pada mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial khususnya pada materi pokok “Mengenal dan

Mempraktikkan Jual Beli”. Hal ini ditegaskan dari jumlah 23 siswa hanya 9 siswa

atau sekitar 41% siswa yang sudah tuntas dan rata-rata mereka mendapat nilai

diatas 60. berarti sekitar 14 atau 60% siswa belum tuntas belajar dengan banyak

yang mendapat nilai kurang dari 60.

Berdasarkan permasalahan di atas maka penulis selaku guru ingin

melakukan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran

Kooperatif tipe JIGSAW untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas 1 SD

Inpres Liningaan Kecamatan Tondano Timur Pada Mata Pelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial Pokok Bahasan Mengenal dan Mempraktikan Jual Beli.

B. Pembatasan Masalah

Karena terlalu banyaknya permasalahan sebagaimana diuraikan pada latar

belakang masalah dia atas maka penelitianini dibatasi pada Efektifitas

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Kelas 1 SD Inpres Liningaan Kecamatan Tondano Timur pada mata pelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial pokok bahasan Mengenal Dan Mempraktikan Jual Beli.

3

Page 4: Ptk kelas 1 ips

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan analisis yang sudah ada, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw efektif bila diterapkan

pokok bahasan mengenal dan mempraktikan jual Beli di kelas 1 SD

Inpres Liningaan kecamatan Tondano Timur?

2. Bagaimanakah hasil belajar siswa kelas 1 SD Inpres Liningaan

Kecamatan Tondano Timur setelah diterapkan Pembelajaran

Kooperatif Tipe Jigsaw?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Pembelajaran Kooperatif

Tipe Jigsaw efektif dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 1 SD Inpres

Liningaan Kecamatan Tondano Timur.

D. Manfaat Penelitian

Dari penelitian yang akan dilakukan, penulis dapat mengambil manfaat

sebagai berikut :

1. Bagi Siswa

a. Memotivasi siswa dalam pembelajaran

b. Memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran

c. Menumbuhkan rasa tanggung jawab siswa terhadap tugas-tugas

yang diberikan oleh guru

d. Menumbuhkan keberanian siswa dalam menjawab

4

Page 5: Ptk kelas 1 ips

2. Bagi Guru

a. Menambah pengalaman guru sehingga dapat meningkatkan

kinerjanya dan menjadi tenaga pendidik yang lebih professional.

b. Meningkatkan pengetahuan guru dalam memperbaiki pembelajaran

dikelasnya

c. Sebagai pedoman, panduan dan perbandingan dalam meningkatkan

proses belajar mengajar dalam kelas

d. Memudahkan guru dalam menyajikan materi pelajaran

e. Sarana bagi guru untuk mengaktifkan siswa dalam pembelajaran

3. Bagi Sekolah

a. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pembelajaran di sekolah pada

khususnya dan pendidikan pada umumnya.

b. Sekolah lebih maju dan berkembang karena adanya peningkatan

hasil pembelajaran.

5

Page 6: Ptk kelas 1 ips

BAB II

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajian Teori Tentang Pembelajaran

Belajar merupakan kegiatan mental yang tidak dapat diamati secara

langsung dari luar, dan ditandai dengan adanya proses perubahan. Menurut

Syaiful Bachri Djamarah (2000 : 141) belajar adalah serangkaian jiwa raga untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu

dalam beinterkasi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan

psikomotor.

Selain definisi di atas, ada pula yang mendefinisikan bahwa “belajar adalah

berubah” (Sardiman, 1994 : 23). Maksud yang terkandung dalam kalimat tersebut

adalah bahwa belajar sebagai usaha mengubah tingkah laku. Jadi belajar tidak

hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan saja, melainkan juga

membentuk suatu kecakapan, keterampilan, pengertian, sikap, harga diri, minat,

watak, dan penyesuaian diri. Yang jelas menyangkut semua aspek organisme dan

tingkah laku pribadi seseorang.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli seperti tersebut di atas, maka

belajar dapat disimpulkan sebagai suatu usaha memperoleh perubahan tingkah

laku menuju perkembangan pribadi manusia seutuhnya yang menyangkut unsur

cipta, rasa, karsa, ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses komunikasi. Dalam proses

komunikasi ini guru berperan sebagai komunikator (communicator) yang akan

menyampaikan pesan/bahan ajar (message) kepada siswa sebagai penerima pesan

(communican).

6

Page 7: Ptk kelas 1 ips

Pembelajaran merupakan suatu sistem lingkungan belajar yang terdiri dari

unsur: tujuan, bahan pembelajaran, strategi, alat, siswa, dan guru. Kegiatan

pembelajaran pada dasarnya mengembangkan kemampuan psikis dan fisik serta

penyesuaian sosial siswa secara utuh.

Dari penjelasan tersebut di atas dapat dikatakan bahwa pembelajaran adalah

menciptakan suatu sistem untuk mendukung terlaksananya proses belajar.

B. Hasil Belajar

Wirawan (1994), mengemukakan bahwa hasil belajar diartikan sebagai

nilai yang diperoleh oleh siswa setelah mengikuti pembelajaran selang kurung

waktu tertentu. hasil belajar yang dimaksud adalah meliputi pengetahuan,

keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang diperoleh dari proses belajar mengajar di

sekolah.

Dari sudut pandang awam, hasil belajar memang relatif sukar diamati,

karena sebagian besar merupakan variabel yang abstrak. Namun demikian, dari

sisi keilmuan, hasil belajar dapat diamati, bahkan dapat diukur dengan alat ukur

tertentu pula. Hasil belajar yang diperoleh dapat diukur dan diketahui berdasarkan

perilaku sebelum dan sesudah belajar dilakukan, dalam bentuk hasil belajar.

Adapun untuk mengukur hasil belajar antara lain dengan tes hasil belajar (ujian).

Menurut Cronbach dalam Setyadi Permana, (2001) berpendapat bahwa ujian

merupakan suatu pencapaian yang menunjukkan keberhasilan seseorang dalam

proses belajar yang sudah dilakukan. Evaluasi hasil belajar adalah suatu kegiatan

atau tindakan untuk mengevasluasi atau menilai perkembangan dan kemajuan

siswa dalam usaha menguasai bahan atau materi pelajaran yang disajikan oleh

7

Page 8: Ptk kelas 1 ips

guru serta tujuan-tujuannya telah jelas dirumuskan dalam kurikulum (Soebiyanto,

1990 : 90).

Azas penilaian evaluasi ini harus bersifat objektif dan menyeluruh, serta

berkesinambungan. Yang dimakud dengan objektif bila penilaian menggambarkan

keadaan yang sebenarnya. Menyeluruh artinya bila penilaian mencakup seluruh

proses belajar serta menggambarkan perubahan tingkah laku, baik ranah kognitif,

afektif, maupun psikomotorik. Selanjutnya dikatakan berkesinambungan bila

pelaksanaan penilaian dilakukan secara terus menerus, berencana, dan bertahap.

Ketiga hal tersbut merupakan prinsip-prinsip dalam evaluasi hasil belajar

(Soebiyanto, 1990 : 90).

Teknik evaluasi adalah cara-cara yang digunakan untuk melakukan evaluasi

hasil belajar siswa. Pada garis besarnya teknik evaluasi dibagi menjadi dua

macam, yaitu:

1. Teknik tes

Teknik tes yaitu teknik evaluasi yang menggunakan sejumlah tes untuk

mendapatkan data.

2. Teknik non tes

Teknik non tes yaitu teknik evaluasi yang tidak menggunakan alat tes

atau soal-soal tes. Digunakan untuk mengukur segi afektif siswa,

misalnya sikap, motivasi, bakat, maupun minat. Evaluasi ini dapat

dilakukan melalui angket, wawancara, maupun observasi atau

inventory.

8

Page 9: Ptk kelas 1 ips

C. Aktivitas Belajar

Dalam proses pembelajaran, seorang guru pada saat menyajikan bahan ajar

kepada siswa kerap kali menggunakan media agar informasi/bahan ajar tersebut

dapat diterima atau diserap dengan baik oleh para siswa dan pada akhirnya

diharapkan terjadi perubahan-perubahan perilaku baik. Selain itu juga untuk

meningkatkan aktivitas belajar siswa.

Penggunaan media pembelajaran membuat pembelajaran lebih terfokus,

perhatian siswa akan lebih tertuju pada media tersebut. Hal ini berarti

meningkatkan aktivitas belajar siswa dan terutama mengurangi terjadinya

verbalisme (salah penafsiran) terhadap bahan ajar yang disampaikan pada diri

siswa.

D. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning)

Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang

mengutamakan adanya kerja sama, yakni kerjasama antara siswa dalam kelompok

unutk mencapai tujuan pembelajaran, dimana para siswa dibagi dalam kelompok-

kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah

ditentukan.

Ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah:

a. Siswa belajar dalam bentuk kelompok, mengemukakan pendapat dan

membuat keputusan secara bersama.

b. Siswa dibagi dalam kelompok yang heterogen.

c. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi,

sedang dan rendah

d. Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok dari pada individu.

9

Page 10: Ptk kelas 1 ips

Ada 6 langkah dalam pembelajaran kooperatif, enam langkah tersebut

dapat dilihat pada Tabel 1 berikut:

Tabel 1. Langkah-langkah (sintax) dalam pembelajaran kooperatif.

Fase Tahap Perilaku guru

1

2

3

4

5

Menyampaikan tujuan

dan motivasi siswa

Menyajikan Informasi

Mengorganisasikan siswa

ke dalam kelompok-

kelompok belajar

Membimbing kelompok

bekerja dan belajar

Evaluasi

Guru menyampaikan semua tujuan

pelajaran yang ingin dicapai pada

pelajaran tersebut dan memotivasi siswa

belajar.

Guru menyajikan informasi kepada siswa

dengan jalan demonstrasi atau lewat

bahan bacaan

Guru menjelaskan kepada siswa

bagaimana caranya membentuk kelompok

belajar dan membantu setiap kelompok

belajar agar melakukan transisi secara

efisien serta kerja sama

Guru membimbing kelompok-kelompok

belajar pada saat mereka mengerjakan

tugas mereka

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang

materi yang telah dipelajari atau masing-

masing kelompok mempresentasikan hasil

10

Page 11: Ptk kelas 1 ips

6 Memberikan

Penghargaan

kerjasamanya.

Guru mencari cara-cara untuk menghargai

baik upaya maupun hasil belajar individu

dan kelompok

(Ibrahim, 2000)

E. Model Pembelajaran Tipe Jigsaw

Model pembelajaran tipe jigsaw ditemukan oleh Elion Aronson di

Universitas Texas, kemudian diadaptasi oleh Slavin di Universitas Hopkins.

Dalam penerapan jigsaw siswa dibagi dalam kelompok 4 atau 5 anggota secara

heterogen. Materi pelajaran yang diberikan kepada siswa dalam bentuk teks.

Setiap siswa dalam kelompok bertanggung jawab pada tugas masing-masing

dalam kelompok tersebut. Anggota kelompok yang mendapat tugas yang sama

dari setiap kelompok, berkumpul dan berdiskusi tentang tugas mereka. Kelompok

ini disebut kelompok ahli. Dengan demikian terdapat kelompok ahli tiap-tiap

tugas atau materi.

Selanjutnya tim ahli ini kembali ke kelompok asal dan mengajarkan apa

yang telah dipelajarinya dan didiskusikan di dalam kelompok ahlinya untuk

diajarkan pada teman kelompok sendiri (Tambelu, 2004).

11

Page 12: Ptk kelas 1 ips

Tabel 2. Prosedur Tipe Jigsaw

Tujuan Kognitif Informasi Akademik Sederhana

Tujuan Sosial Kerja kelompok dan kerjasama

Struktur tim Kelompok belajar heterogen dengan 5-6 orang

anggota menggunakan pola kelompok “asal”

dan kelompok “Ahli”

Pemilihan Topik Pelajaran Biasanya Guru

Tugas Utama Siswa mempelajari materi dalam kelompok

“ahli” kemudian membantu anggota kelompok

asal mempelajari materi tersebut.

Penilaian Bervariasi, dapat berupa tes mingguan

Pengakuan Publikasi lain

(Tambelu:2004)

F. Hipotesis Tindakan

Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif melalui tipe

jigsaw pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial pokok bahasan mengenal

dan mempraktikan jual beli dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 1 SD

Inpres Liningaan Kecamatan Tondano Timur.

12

Page 13: Ptk kelas 1 ips

BAB III

PELAKSANAAN PERBAIKAN

A. Subyek Tempat dan Waktu Penelitian

Perbaikan pembelajaran dilaksanakan di kelas I SD Inpres Liningaan

Kecamatan Tondano Timur Kabupaten Minahasa pada minggu ketiga Bulan April

dan minggu pertama Bulan Mei. Jumlah siswa kelas 1 ada 23, terdiri dari 12 siswa

laki-laki dan 11 siswa perempuan. Selama pelaksanaan penelitian, untuk

mengamati proses pembelajaran, dan membantu pengumpulan data peneliti

dibantu oleh teman sejawat dari SD Inpres Liningaan Kecamatan Tondano Timur

Kabupaten Minahasa.

B. Prosedur Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas dengan pusat

penekanan pada upaya penyempurnaan dan peningkatan kualitas proses serta

praktek pembelajaran. Penelitian ini lebih memfokuskan pada penggunaan Media

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw sebagai upaya untuk mengembangkan

kemampuan siswa atau meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas 1 SD

Inpres Liningaan Kecamatan Tondano Timur Kabupaten Minahasa dalam

kegiatan yang berbentuk siklus sebagai berikut

1. Perencanaan

a) Studi pendahuluan melalui wawancara langsung oleh peneliti untuk

mengetahui latar belakang keberadaan dan kemampuan akademik siswa

yang menjadi subyek penelitian.

b) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan skenario

pembelajaran.

13

Page 14: Ptk kelas 1 ips

c) Menyiapkan alat bantu pengajaran berupa LKS yang diperlukan dalam

mengoptimalkan proses pembelajaran.

d) Membuat alat evaluasi berupa tes tertulis

2) Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini adalah melaksanakan skenario

yang telah dibuat.

3) Observasi / Evaluasi

Observasi dalam penelitian tindakan adalah mengamati proses atau hasil dari

tindakan yang dilakukan. Tahapan ini adalah implementasi dari hasil

pengamatan selama proses pelaksanaan tindakan dan hasil evaluasi

berdasarkan tes akhir yang dilakukan pada akhir pembelajaran. Hasil

pengamatan baik dari peneliti maupun dalam hal ini guru bidang studi

dipadukan dengan hasil evalusi di akhir pelajaran. Hasil ini yang selanjutnya

dicermati pada tahap refleksi.

4) Refleksi

Pada tahap ini hasil yang diperoleh dalam tahap observasi dan evaluasi

dikumpulkan dan dianalisa. Kemudian dari hasil kinerja tersebut akan dilihat

apakah memenuhi target yang ditetapkan pada indikator kinerja. Jika belum

maka penelitian akan dilanjutkan dan kelemahan-kelemahan penelitian

sebelumnya akan diperbaiki. Untuk lebih jelasnya pelaksanaan alursiklus

dapat dilihat pada bagan berikut :

14

Page 15: Ptk kelas 1 ips

Berhasil

(Arikunto,dkk.2006)

Gambar-1. Siklus Penelitian

C. Teknik Pengumpulan Data

a. Sumber data

Adapun sumber data diperoleh dari proses pembelajaran siswa kelas 1

SD dan peneliti.

b. Jenis data

jenis data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data kuantitatif dan

kualitatif, dimana data kuantitatif diperoleh dari hasil pekerjaan siswa

dalam kelompok dan tes akhir, sedangkan data kualitatif diperoleh dari

hasil observasi.

c. Cara pengumpulan data

Data diperoleh dari hasil 1) Tes tertulis , 3) lembar observasi

D. Teknik Analisis Data

Teknik analisi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

15

Observasi/evaluasiPelaksanaan Perencanaan

BelumPelaksanaan RefleksiPerencanaan

Kesimpulan Observasi/evaluasi

BerhasilKesimpulan Refleksi

Page 16: Ptk kelas 1 ips

a. Data kuantitatif dianalisis dengan analisis deskriptif dalam hal ini

menghitung persentasi hasil belajar siswa berdasarkan indikator

keberhasilan.

b. Data kualitatif dianalisa dengan menggunakan analisis kualitatif model

alur yang terdiri dari reduksi, paparan dan verifikasi/penyimpulan data.

E. Indikator Kinerja

Indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kriteria Ketuntasan

Minimal yaitu apabila Peserta didik telah memperoleh nilai 60.

16

Page 17: Ptk kelas 1 ips

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Per-Siklus

Penulis melakukan penelitian pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran

sebanyak dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Penelitian pada masing-masing

siklus mencakup penilaian aktivitas guru dan siswa selama pelaksanaan perbaikan

pembelajaran dan penilaian hasil belajar siswa setelah selesai pelaksanaan

perbaikan pembelajaran.

1. Pra Siklus

a. Perencanaan

1. Meminta ijin dari Kepala Sekolah

2. Membuat RPP

3. Menghubungi teman sejawat

4. Melakukan pembelajaran

b. Pelaksanaan

Langkah-langkah perbaikan pembelajaran untuk mata pelajaran IPS

adalah sebagai berikut.

2. Pra KBM

a. Guru Dan siswa Berdoa Bersama

b. Guru Mengabsen siswa

c. Guru menyiapkan Alat – alat Pelajaran

d. Guru mengkondisikan siswa agar siap menerima pelajaran

17

Page 18: Ptk kelas 1 ips

3. Kegiatan Awal

a. Apersepsi

Guru mengajukan Pertanyaan yang mengarah pada materi :

Contoh : Dimanakah tempat yang harus didatangi jika hendak

membeli pensil?

3. Kegiatan Inti

a. Secara klasikal siswa memperhatikan penjelasan dari guru tentang

mengenal tempat jual beli

b. Siswa melakukan tanya jawab tentang jual beli

c. Setelah melakukan diskusi kelompok, siswa dapat mengenal tempat-

tempat jual beli

4. Kegiatan akhir

a. Dengan bimbingan guru siswa menyimpulkan materi

b. Siswa melaksanakan Evaluasi

c. Guru mengoreksi hasil evaluasi siswa

c. Pengamatan

Fokus Observasi :

1) Penyediaan buku suku sumber : ada, tetapi tidak lengkap.

2) Penyediaan alat peraga ada tetapi kurang relevan.

3) Penyampaian informasi awal yang tentang materi yang dibahas : ada.

4) Pelaksanaan apersepsi : ada.

5) Penggunaan alat peraga secara optimal : tidak optimal.

6) Penggunaan metode yang bervariasi : ya bervariasi, tetapi kurang

relevan dengan materi.

18

Page 19: Ptk kelas 1 ips

7) Menyampaikan kesimpulan materi : ya ada.

8) Pelaksanaan evaluasi : ada.

9) Menilai hasil evaluasi : ada.

10) Menganalisis hasil evaluasi : ya ada.

d. Refleksi

Melalui refleksi dan diskusi tentang hasil pembelajaran Ilmu Pengetahuan

Sosial hasilnya masih jauh dari yang diharapkan, atau nilainya jauh dari KKM

yang ditentukan (KKM IPS adalah 60). Selain itu juga aktivitas yang terlihat

belum maksimal karena lebih dari 50 % jumlah siswa masih terlihat pasif dalam

proses pembelajaran.

Melihat kenyataan yang sedemikian rupa, maka penulis perlu

melaksanakan perbaikan siklus I.

2. Siklus I

a. Perencanaan

1. Meminta ijin dari Kepala Sekolah

2. Membuat RPP

3. Menghubungi teman sejawat

4. Melakukan pembelajaran

b. Pelaksanaan

1. Pra KBM

b. Guru Dan siswa Berdoa Bersama

c. Guru Mengabsen siswa

d. Guru menyiapkan Alat – alat Pelajaran

e. Guru mengkondisikan siswa agar siap menerima pelajaran

19

Page 20: Ptk kelas 1 ips

2. Kegiatan Awal

a. Apersepsi

Mengajukan Pertanyaan yang mengarah pada materi :

Contoh : dimanakah tempat yang harus di datangi jika hendak

membeli buku tulis?

b. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok kedalam

kelompok ahli dan kelompok asal

3. Kegiatan Inti

a. Secara klasikal siswa memperhatikan penjelasan dari guru

tentang kegiatan jual beli

b. Secara individual siswa bertanya jawab tentang jual beli

c. Setelah melakukan diskusi kelompok, siswa dapat

menyebutkan tempat-tempat jual beli

4. Kegiatan Perbaikan

a. Secara kelompok siswa melakukan mencoba berperan menjadi

penjual dan pembeli dan mempraktikan kegiatan jual beli

b. Secara individu siswa dapat mempraktikan jual beli.

5. Kegiatan akhir

a. Dengan bimbingan Guru siswa menyimpulkan materi

b. Siswa melaksanakan Evaluasi

c. guru mengoreksi hasil evaluasi siswa

c. Pengamatan

Fokus observasi :

1) Peningkatan prestasi belajar melalui metode Jigsaw: ada.

20

Page 21: Ptk kelas 1 ips

2) Peningkatan aktivitas siswa dalam belajar dengan bermain peran

jual beli : ya ada, relevan.

3) Penyediaan buku sumber : ya ada, lengkap.

4) Penyedian alat peraga : ada.

5) Penyampaian informasi awal tentang materi yang dibahas : ada.

6) Pelaksanaan apersepsi : ada

7) Penggunaan alat peraga secara optimal : ya ada.

8) Penggunaan metode yang bervariasi : ya.

9) Menyampaikan kesimpulan materi pelajaran : ya.

10) Pelaksanaan evaluasi : ya.

11) Menilai hasilk evaluasi : ya.

12) Menganalisis nilai hasil evaluasi : ya ada.

d. Refleksi

Melalui refleksi dan diskusi tentang hasil perbaikan pembelajaran

IPS siklus I pada dasarnya sudah menunjukkan adanya peningkatan

yang signifikan, tetapi berdasarkan analisis, hasil latihan kebanyakan

siswa masih keliru dalam menunjukkan tempat jual beli sesuai dengan

barang yang akan dibeli. Untuk itu penulis memandang masih perlu

melaksanakan perbaikan siklus II.

3. Siklus II

a. Perencanaan

1. Meminta ijin dari Kepala Sekolah

2. Membuat RPP

3. Menghubungi teman sejawat

21

Page 22: Ptk kelas 1 ips

4. Melakukan pembelajaran

b. Pelaksanaan

Langkah-langkah perbaikan pembelajaran siklus II sama dengan

langkah-langkah perbaikan pembelajaran pada siklus I, langkah-

langkah perbaikan siklus II adalah sebagai berikut :

1. Pra KBM

a. Guru Dan siswa Berdoa Bersama

b. Guru Mengabsen siswa

c. Guru menyiapkan aat – alat Pelajaran

d. Guru mengkondisikan siswa agar siap menerima pelajaran

2. Kegiatan Awal

a. Apersepsi

Mengajukan Pertanyaan yang mengarah pada materi :

Contoh : dimanakah tempat yang harus didatangi jika hendak

membeli pensil?

b. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok kedalam

kelompok ahli dan kelompok asal

3. Kegiatan Inti

a. secara klasikal siswa memperhatikan penjelasan dari guru

tentang jual beli

b. secara individual siswa bertanya jawab tentang tempat-tempat

jual beli

c. setelah melakukan diskusi kelompok, siswa dapat

mempraktekkan jual beli

22

Page 23: Ptk kelas 1 ips

4. Kegiatan Perbaikan

a. Secara kelompok siswa melakukan praktek jual beli dengan

mencoba berperan menjadi penjual dan pembeli

b. Secara individu siswa dapat melakukan jual beli kebutuhan

sehari-hari

5. Kegiatan akhir

a. Dengan bimbingan Guru siswa menyimpulkan materi

b. Siswa melaksanakan Evaluasi

c. guru mengoreksi hasil evaluasi siswa

c. Pengamatan

Fokus observasi :

1) Peningkatan prestasi belajar melalui metode kooperatif tipe

JIGSAW : ada.

2) Peningkatan aktivitas siswa dalam belajar melalui praktek

bermain peran jual beli : ya ada, relevan.

3) Penyediaan buku sumber : ya ada, lengkap.

4) Penyedian alat peraga : ada.

5) Penyampaian informasi awal tentang materi yang dibahas : ada.

6) Pelaksanaan apersepsi : ada

7) Penggunaan alat peraga secara optimal : ya ada.

8) Penggunaan metode yang bervariasi : ya.

9) Menyampaikan kesimpulan materi pelajaran : ya.

10) Pelaksanaan evaluasi : ya.

11) Menilai hasilk evaluasi : ya.

23

Page 24: Ptk kelas 1 ips

12) Menganalisis nilai hasil evaluasi : ya ada.

d. Refleksi

Melalui refleksi dan diskusi tentang hasil perbaikan pembelajaran

IPS siklus II pada dasarnya sudah menunjukkan adanya peningkatan

yang signifikan, maka pembelajaran pada siklus II dapat dikatakan

tuntas.

B. Hasil Belajar Siswa

a. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa

Hasil tes formatif dari 23 siswa kelas I semester 1 SD Inpres Liningaan

kecamatan Tondano Timur mata pelajaran Ilmu Pengetahuan sosial dengan

kompetensi Dasar “ Mempraktikan kegiatan jual beli” pra siklus, siklus I, siklus II

dapat dilihat dari tabel 3 berikut.

No Nama SiswaPra

SiklusSiklus I Siklus II Ket

1 Yosua Palanewen 40 50 75

2 Verrel Dien 45 55 80

3 Mauren Moningkey 40 50 75

4 Virginia Kontey 45 55 80

5 Ravair Surentu 50 60 85

6 Anastasya Karundeng 50 60 85

7 Andini Wowor 40 50 75

8 Axel Ndau 50 60 85

9 Christy Rompas 55 65 90

24

Page 25: Ptk kelas 1 ips

10 Princes Manus 45 55 80

11 Habel Rizali 40 50 75

12 Noval Rumayar 50 60 85

13 Victor Rumayang 55 65 90

14 Grigford Lumuko 60 70 95

15 Marselin Sumarau 60 70 95

16 Kendy Umbunan 50 60 85

17 Sekina Rantung 60 70 95

18 Yoga Priyono 55 65 90

19 Jeinif Sakul 40 50 75

20 Micel Matheos 50 60 85

21 Feronika Muya 55 65 90

22 Kristofel Legoh 60 70 95

23 Alviend Hehanusa 45 55 80

Rata – rata 51.08696 61.0869565 84.5652174

Tabel 3 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa

b. Grafik Hasil belajar Siswa

Grafik Prosentase Prestasi Belajar Siswa Kelas I SD Inpres Liningaan

Kecamatan Tondano Timur Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Pra Siklus,

Siklus I, dan Siklus II

25

Page 26: Ptk kelas 1 ips

Gambar 2: Grafik Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan analisis hasil evaluasi yang telah dilaksanakan, sebelum

adanya perbaikan pembelajaran (pra siklus) tercatat 14 siswa dari 23 siswa yang

mendapat nilai kurang dari 60 dengan nilai terendah 40 dan nilai rata-rata 51,08.

Namun setelah adanya perbaikan pembelajaran siklus I, siswa yang mencapai nilai

60 semakin bertambah dengan rata-rata kelas 61,08 pada siklus II siswa yang

mencapai nilai diatas 60 semakin bertambah dengan rata-rata kelas 84,56.

C. Aktivitas Belajar Siswa

a. Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa

Aktivitas pelaksanaan pembelajaran IPS kelas I semester II pra siklus, siklus

I, dan siklus II dapat dilihat pada tabel 4 berikut.

NoAspek Yang

Diamati

Pra Siklus Siklus I Siklus II Jml Rata2

26

Pra Siklus Siklus I Siklus II0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Column1Column2rata-rata

Page 27: Ptk kelas 1 ips

1

Pra KBM

a. Berdo’a

bersama

100 % 100 % 100 % 300 % 100 %

b. Mengabsen

siswa100 % 100 % 100 % 300 % 100 %

c.

Mengkondisikan

siswa

80 % 80 % 80 % 240 % 80 %

2

Kegiatan Awal

Guru

menanyakan

informasi awal

yang diketahui

siswa tentang

perkalian dan

pembagian

80 % 80 % 100 % 260 % 87 %

3

Kegiatan Inti

a. Guru

menjelaskan

tentang Jual

beli

60 % 80 % 100 % 240 % 80 %

b. Saat tanya

jawab60 % 80 % 100 % 240 % 80 %

4 Kegiatan 60 % 80 % 100 % 240 % 80 %

27

Page 28: Ptk kelas 1 ips

Perbaikan

a. Saat

demonstrasi

b. Saat latihan

soal80 % 80 % 80 % 240 % 80 %

c. Saat

mengoreksi

hasil latihan

80 % 80 % 100 % 260 % 87 %

5

Kegiatan Akhir

a. Saat

menyimpulkan

materi

80 % 80 % 80 % 240 % 80 %

b. Saat

mengerjakan tes

akhir

80 % 100 % 100 % 280 % 93 %

c. saat

menganalisa hasil

tes

60 % 80 % 100 % 240 % 80 %

6 Kesan umum 80 % 100 % 100 % 280 % 93 %

Jumlah 1000 % 1120% 1240% 3360% 1120%

Rata-rata 77 % 86 % 95 % 256 % 86 %

Table 4 Rekapitilasi Aktifitas Belajar Siswa

b. Grafik Aktivitas Belajar Siswa

28

Page 29: Ptk kelas 1 ips

Grafik Prosentase Aktivitas Siswa Kelas I SD Inpres Liningaan Mata

Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II.

Grafik 2 : Aktifitas Belajar Siswa

Hasil refleksi terhadap hasil proses perbaikan pembelajaran dan hasil

observasi yang dilakukan pengamat tercatat hal-hal sebagai berikut:

Sebelum diadakan perbaikan pembelajaran (pra siklus) Ilmu Pengetahuan

sosial, tingkat kegairahan dan keberanian siswa tergolong rendah yaitu hanya 77

%. Aktifitas pembelajaran masih didominasi oleh guru. Namun setelah perbaikan

pembelajaran siklus I, kegairahan dan keberanian siswa dalam pembelajaran

meningkat menjadi 86 % siswa terlihat aktif dan antusias dalam pembelajaran,

80% siswa menjawab pertanyaan guru, 80% siswa bertanggung jawab terhadap

tugas yang diberikan guru. Pada siklus II siswa aktivitas siswa semakin bertambah

menjadi 95 %.

D. Pembahasan dari Setiap Siklus

29

Pra Siklus Siklus I Siklus II0

20

40

60

80

100

120

Column2

Page 30: Ptk kelas 1 ips

a. Pra Siklus

a. Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa pada mata pelajaran IPS

dari 23 siswa masih banyak siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM (KKM

yang ditetapkan 60) yaitu 9 anak (41,5 %) yang dapat dianggap telah memenuhi

standar KKM dan 14 anak (59,5 %) yang masih mendapat nilai dibawah standar

KKM. Rendahnya prestasi belajar siswa pada pra siklus dikarenakan guru belum

menggunakan metode pembelajaran yang tepat.

b. Aktifitas Belajar Siswa

Aktivitas belajar siswa masih tergolong rendah karena tingkat keaktifan

siswa hanya 59 %. Rendahnya aktifitas siswa ini disebabkan karena guru belum

menggunakan media pembelajaran yang tepat

b. Siklus I

a. Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan data hasil penelitian diperoleh bahwa pada mata pelajaran IPS

dari 23 siswa masih banyak juga siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM

dengan prosentase sebagai berikut : sebanyak 5 anak ( 21,7 % ) yang masih

dibawah standar KKM dan 18 (78,2 %) siswa yang sudah memenuhi standar

KKM. Banyak siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM disebabkan karena

guru kurang siap dalam menyampaikan pembelajaran walaupun sudah

menggunakan metode yang tepat yaitu metode latihan disamping itu juga siswa

belum terbiasa dengan pembelajaran kooperatif.

b. Aktifitas Belajar Siswa

30

Page 31: Ptk kelas 1 ips

Dalam hal aktivitas belajar, siswa banyak mengalami kemajuan dari 59 %

menjadi 74 % hal ini dikarenakan guru sudah menggunakan metode dan media

pembelajaran yang sudah tepat.

3. Siklus II

a. Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa pada mata pelajaran IPS dari

23 siswa telah telah mendapat nilai yang memenuhi standar Kriteria Ketuntasan

Minimal(KKM) dalam hal ini pembelajaran dikatakan tuntas. Ketuntasan dalam

pembelajaran IPS ini dsebabkan karena guru sudah siap dalam menggunakan

metode latihan.

c. Aktifitas Belajar Siswa

Dalam hal aktifitas belajar, siswa banyak mengalami peningkatan yang

signifikan yaitu dari pra siklus 59 %, siklus 74 % sedangkan siklus II-nya 92 %.

Peningkatan aktifitas belajar ini dikarenakan guru siap dalam menggunakan

metode Pembelajaran Kooperatif tipe JIGSAW.

31

Page 32: Ptk kelas 1 ips

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

Berdasarkan hasil perbaikan pembelajaran kompetensi dasar

“Mempraktikan kegiatan jual beli” pada siklus I dan siklus II dapat

disimpulkan bahwa :

1. Untuk meningkatkan penguasaan materi dapat dilakukan melalui

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw. Hal ini dibuktikan dengan nilai

rata-rata siswa dari pra siklus 51.08, siklus I 61.08 dan pada Siklus II 84.5

2. Dilihat dari peningkatan hasil belajar siswa dari Pra Siklus, Siklus I

sampai dengan Siklus II Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw sangat

efektif di terapkan pada mata pelajaran IPS kelas 1 SD pokok bahasan

mengenal dan mempraktikkan jual beli

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas, penulis memberi saran-saran yang

dapat memajukan dan meningkatkan mutu pendidikan :

32

Page 33: Ptk kelas 1 ips

1. Kepada Kepala UPPK agar memberikan motivasi kepada guru-guru untuk

melakukan refleksi sehingga bila mengalami kegagalan dalam

pembelajaran tidak selalu menyalahkan siswa.

2. Kepada Kepala Sekolah agar memberikan dukungan kepada guru-guru

untuk melakukan refleksi sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai

dengan baik.

3. Pemahaman perbaikan pembelajaran ini perlu disampaikan dalam kegiatan

Kelompok Kerja Guru ( KKG ).

4. Kepada teman-teman guru agar memilih metode dan media pembelajaran

yang tepat sesuai dengan materi dan kemampuan siswa sehingga perhatian

siswa dapat terfokus pada pembelajaran.

5. Kepada komite dan wali murid agar memberikan dorongan kepada anaknya

untuk giat belajar sehingga materi yang telah diajarkan dapat diserap

dengan baik.

33

Page 34: Ptk kelas 1 ips

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Jakarta

Dra. M. G. Dwidjiastuti, M.Pd, dkk. (1997). Strategi Belajar Mengajar. D II

PGSD / Semester II, Surakarta, Universitas Sebelas Maret.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Psikologi Belaja Jakarta: PT. Rineka Cipta

Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif.

Jakarta: PT. Rineka Cipta.Ibrahim, H.M.,F.Rachmadiarti, M.Nur, Ismono. 2000.

Pembelajaran Kooperatif. Pusat Sains dan Matematika Sekolah

Pasca Sarjana UNESA Surabaya: University Press

Soebiyanto. 1990. Strategi Belajar Mengajar Ilmu Pengetahuan Alam. Malang

IKIP MALANG

Sudjana, N. 1991. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Sinar Baru, Bandung.

Setyadi-Permana, T. (2001). Kajian Hasil Belajar dan Aspek Afektif Siswa pada

Pembelajaran Konsep Invertebrata di SMUN 2 Bandung dengan Tiga

Metode Pembelajaran yang Berbeda. SKRIPSI FPMIPA UPI

Sugandi Achmad Drs. M.Pd, dkk (2004) Teori Pembelajaran,

Semarang, UPT MKK UNNES

Tambelu J. 2004. Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif. Laporan

Penelitian FMIPA UNIMA

Wirawan Y. G. 1994. Evaluasi Belajar. UGM Yogyakarta 1994. Proses Belajar

Mengajar. Tarsito, Bandung.

34

Page 35: Ptk kelas 1 ips

Wardani, IG. A. K. dkk (2007). Pemantapan Kemampuan Profesional

(panduan).Pusat Penerbitan Univesitas Terbuka. Jakarta

35