Top Banner
PENGARUH FAKTOR-FAKTOR INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR DAN INTERAKSI GURU DENGAN SISWA TERHADAP PRESTASI SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 KAMAL-BANGKALAN SKRIPSI Oleh : Ika Lis Mariatun 04120024 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG JANUARI, 2009
161

PTK IPS Kls VIII.pdf

Jan 01, 2016

Download

Documents

Nasrun Gayo
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PTK IPS Kls VIII.pdf

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR DAN INTERAKSI

GURU DENGAN SISWA TERHADAP

PRESTASI SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI

1 KAMAL-BANGKALAN

SKRIPSI

Oleh :

Ika Lis Mariatun

04120024

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS TARBIYAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG

JANUARI, 2009

Page 2: PTK IPS Kls VIII.pdf

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR DAN INTERAKSI

GURU DENGAN SISWA TERHADAP

PRESTASI SISWA PADA MATA

Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Malang

untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar

Strata Sat

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG

FAKTOR INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR DAN INTERAKSI

GURU DENGAN SISWA TERHADAP PRESTASI SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI

1 KAMAL-BANGKALAN

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Malang

untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar

Strata Satu Sarjana Pendidikan IPS (S.Pd)

Oleh :

Ika Lis Mariatun 04120024

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS TARBIYAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG

JANUARI, 2009

FAKTOR INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR DAN INTERAKSI

PELAJARAN IPS SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI

Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Malang

untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Page 3: PTK IPS Kls VIII.pdf

LEMBAR PERSETUJUAN

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR DAN INTERAKSI

GURU DENGAN SISWA TERHADAP

PRESTASI SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI

1 KAMAL-BANGKALAN

SKRIPSI

Oleh:

Ika Lis Mariatun NIM: 04120024

Telah Disetujui Oleh:

Dosen Pembimbing

Dr. H. Nur Ali M,Pd NIP. 150 289 265

Tanggal, 16 Januari 2009

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetuan Sosial

Drs. M. Yunus, Msi NIP: 150 276 940

Page 4: PTK IPS Kls VIII.pdf

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR DAN INTERAKSI

GURU DENGAN SISWA TERHADAP

PRESTASI SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI

1 KAMAL-BANGKALAN

SKRIPSI

Dipersiapkan dan disusun oleh

Ika Lis Mariatun (04120024)

telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal

17 Januari 2009

dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan

untuk memperoleh gelar stara satu Sarjana Pendidikan IPS (S.Pd)

pada tanggal : 17 Januari 2009.

Panitia ujian Tanda Tangan

Ketua Sidang Dr. H. Nur Ali, M.Pd :

NIP. 150 289 265

Sekretaris Sidang

Drs. H. M. Hadi Masruri, Lc, MA :

NIP. 150 331 145

Pembimbing,

Dr. H. Nur Ali, M.Pd :

NIP. 150 289 265

Penguji Utama

Dr. Wahid Murni, M.Pd.Ak :

NIP. 150 303 049

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang

Prof. Dr. H. M. Djunaidi Ghony

NIP. 150 042 031

Page 5: PTK IPS Kls VIII.pdf

PPPPERSEMBAHANERSEMBAHANERSEMBAHANERSEMBAHAN

Tidak lupa saya mengucapkan do’a dan rasa syukur Alhamdullillah

kehadirat Illahi Robbi dan Junjungan Nabi Muhammad SAW

sebagai pembawa cahaya kebenaran, dan anugerah ALLAH

SWT saya telah menyelesaikan skripsi berkat usaha keras menimba

ilmu selama di bangku kuliah di UIN Malang, maka dengan

hormat saya persembahkan karya ini kepada orang yang telah berjasa

di dalam kehidupan saya ucapkan rasa terima kasih dan sayang

kepada kedua orang tua saya Bapak (Matsuri) dan Ibu (Sringatun),

yang selalu memberikan semangat dalam perjuangan hidup ini, karena

beliaulah saya bisa mengenyam pendidikan sampai kuliah, terima kasih

bapak dan ibu tercinta, atas semua yang telah engkau berikan .....

Kepada adik-adikku tercinta Rohmad Suci Murdiyanto dan Ibnu

Solehudin teruskan perjuangan mbak.Ika, terimakasih buat kalian

telah menghibur mbak.Ika dikala sedang dihadapkan masalah,

Sahabat-sahabatku yang di UM Malang (Yani & Dina), teman

perjuanganku di IPS, Green Comunity (Rohil, Aisy, Hayi, Dodit,

Ayik, Bisry, Hanif, Fatma & All’ green comunity) serta seluruh

teman-teman yang masih ingat saya thank’s very much for all

Syukur Alhamdullillah .... perjuangan saya tidak selalu mulus tetapi

selalu ada kerikil-kerikil tajam yang selalu menghambat akhirnya

kerikil itu bisa saya lewati berkat dukungan semua orang yang selalu

memberi semangat kepada saya untuk terus maju !!!

Page 6: PTK IPS Kls VIII.pdf

MOTTO

≅è% öθ ©9 tβ% x. ã�ós t7 ø9 $# #YŠ#y‰ ÏΒ ÏM≈ yϑÎ=s3Ïj9 ’ În1 u‘ y‰ Ï�uΖ s9 ã�ós t6 ø9 $# Ÿ≅ö7s% βr&

y‰ x�Ζ s? àM≈ yϑÎ=x. ’ În1u‘ öθ s9 uρ $uΖ ÷∞Å_ Ï& Î#÷WÏϑ Î/ #YŠy‰ tΒ ∩⊇⊃∪

Artinya : “Katakanlah: sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis)

kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis

(ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun kami datangkan

tambahan sebanyak itu (pula)".

THE MOST BEATIFUL THING WE CAN EXPERIENCE IS

THE MYSTERIOUS. IT IS THE SOURCE OF ALL ART

SCIENCE.

“ Hal yang paling indah yang dapat kita alami ialah kekuatan

misterius. Ia merupakan sumber dari semua kekuatan seni

dan ilmu pengetahuan”.

Albert Eistein

Page 7: PTK IPS Kls VIII.pdf

Dr. H. Nur Ali, M.Pd

Dosen Fakultas Tarbiyah

Universitas Islam Negeri Malang

NOTA DINAS PEMBIMBING

Hal : Skripsi Ika Lis Mariatun Malang, 14 Januari 2009

Lamp : 6 (Enam) Eksemplar

Kepada Yth.

Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang

Di

Malang

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Sesudah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa

maupun tekhnik penulisan, dan setelah membaca skripsi mahasiswa tersebut di

bawah ini:

Nama : Ika Lis Mariatun

NIM : 04120024

Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Judul : Pengaruh Faktor-faktor Interaksi Belajar Mengajar dan

Interaksi Guru dengan siswa terhadap Prestasi Siswa

Pada Mata Pelajaran IPS Siswa kelas VIII di SMP Negeri 1

Kamal- Bangkalan.

Maka selaku pembimbing, Kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak

diajukan untuk diujikan.

Demikian, mohon dimaklumi adanya.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Pembimbing,

Dr. H. Nur Ali, M.Pd NIP. 150 289 265

Page 8: PTK IPS Kls VIII.pdf

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat

karya yanbg pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu

perguruan tinggi, dan sepanjang sepengetahuan saya, juga tidak terdapat

karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,

kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar

pustaka.

Malang, 16 Januari 2009

Ika Lis Mariatun

Page 9: PTK IPS Kls VIII.pdf

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahim

Dengan iringan rasa syukur Alhamdulillah dan segala puji bagi Allah SWT

yang telah memberikan rahmat, hidayah serta taufiqnya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam semoga tetap terlimpahkan

kepada Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan cahaya Islam dan

senantiasa memberikan teladan dengan akhlaknya yang mulia.

Dengan segala kemampuan dan pengetahuan, penulis curahkan untuk

mewujudkan dan penyelesaikan penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari tanpa bantuan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak

akan terselesaikan penyusunannya, sehingga penulis ucapkan banyak terima

kasih kepada:

1. Ayahanda dan Ibunda yang telah memberikan cinta dan kasihnya serta selalu

berdo'a dengan penuh kesabaran dan ketulusan.

2. Bapak Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, selaku rektor Universitas Islam Negeri

Malang.

3. Bapak Prof. Dr. H. M. Djunaidi Ghony, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah

Universitas Islam Negeri Malang.

4. Bapak Drs. M. Yunus, M.Si selaku Ketua Jurusan IPS dan bapak Dr. Abdul

Basith, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan IPS Fakultas Tarbiyah Universitas Islam

Negeri Malang.

Page 10: PTK IPS Kls VIII.pdf

5. Bapak Dr. H. Nur Ali, M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang dengan ketulusan

dan kesabarannya memberikan bimbingan ditengah-tengah kesibukannya,

sehingga selesainya penulisan skripsi ini. Jazakumullah Khairran Katsiro.

6. Seluruh bapak Ibu Dosen yang selama ini telah mendidik penulis.

7. Bapak Kepala Sekolah (Drs. H. Ti’in, M.Pd), Bapak Ibu Guru dan Karyawan

serta siswa-siswi SMP Negeri 1 Kamal-Bangkalan.

8. Seluruh teman-teman mahasiswa UIN Malang yang telah memotivasi kami

untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Semoga semua amal dan budi baik yang telah di berikan kepada penulis

mendapatkan balasan dari Allah SWT. Amin

Namun demikian penulis menyadari bahwa, penulisan skripsi ini masih

jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak

selalu penulis harapkan demi penyempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis

berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya

maupun pembaca pada umumnya.

Malang, 15 Januari 2009

Penulis

Page 11: PTK IPS Kls VIII.pdf

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Pembagian kecerdasan

Tabel 2 : Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

Tabel 3 : Aspek dan sub aspek ilmu-ilmu sosial

Tabel 4 : Kisi-kisi Instrumen (Angket/Kuesioner)

Tabel 5 : Inteerpretasi r

Tabel 6 : Inteerpretasi r

Tabel 7: Kepala SMP Negeri 1 Kamal-Bangkalan mulai tahun 1965 sampai

sekarang

Tabel 8 : Jumlah guru dan karyawan SMP Negeri 1 Kamal-Bangkalan

Tabel 9 : Jumlah siswa SMP Negeri 1 Kamal-Bangkalan

Tabel 10 : Guru IPS dalam menyampaikan materi menggunakan bahasa yang

mudah dimengerti oleh siswa

Tabel 11: Siswa senang jika guru IPS hanya menerangkan materi pelajaran saja

Tabel 12: Guru IPS menanyakan pertanyaan sebelum pelajaran di mulai

Tabel 13 : Siswa di kelas tidak pernah bertanya jika ada masalah

Tabel 14 : Siswa selalu merespon setiap pertanyaan yang di berikan oleh guru IPS

Tabel 15 : Guru IPS memberi kebebasan menyampaikan pendapat dalam

menyelesaikan masalah

Tabel 16: Guru IPS memberi kesempatan pada siswa untuk menanggapi

permasalahan yang di ajukan

Tabel 17 : Guru IPS menghargai siswa ketika siswa mengemukakan pendapat di

dalam kelas

Tabel 18 : di kelas siswa pernah diadakan diskusi

Tabel 19 : Siswa dapat menarik kesimpulan dalam setiap diskusi di kelas

Tabel 20: Siswa senang apabila diadakan diskusi di dalam kelas

Tabel 21: Siswa bertanya tentang pelajaran yang sulit di mengerti kepada teman

Page 12: PTK IPS Kls VIII.pdf

Tabel 22 : Guru IPS selalu mengarahkan siswa dalam memahami materi pelajaran

yang disampaikan

Tabel 23 : Guru IPS menguasai setiap bahan yang diberikan kepada siswa

Tabel 24 : Guru IPS tidak hadir di dalam kelas

Tabel 25 : Siswa tidak hadir dalam pelajaran IPS

Tabel 26 : Guru IPS menerangkan materi pelajaran selalu bervariasi

Tabel 27 : Guru IPS menguasai kelas apabila terjadi keributan di kelas

Tabel 28 : Hasil nilai ulangan IPS siswa bagus

Tabel 29 : Siswa dalam mengeluarkan pendapat dan bertanya dapat

meningkatkan prestasi belajar

Tabel 30 : Dalam memberikan penilaian guru IPS memberikan penilaian secara

objektif atau sesuai kemampuan siswa

Tabel 31 : Guru IPS pada setiap memulai pelajaran diawali dengan pre-tes

Tabel 32 : Guru IPS mengadakan remedial/perbaikan nilai bagi siswa yang belum

berhasil

Tabel 33 : Guru IPS memberitahu siswa jika nilai siswa tidak bagus

Tabel 34 : Siswa mendapatkan informasi lomba mata pelajaran IPS di sekolah

Tabel 35 : Uji Validitas dan reabilitas variabel nteraksi guru dengan siswa

Tabel 36 : Uji Validitas dan reabilitas variabel faktor-faktor interaksi belajar

mengajar

Tabel 37 : Uji validitas dan reabilitas variabel prestasi siswa

Tabel 38 : Rangkuman Out put Regreasi linier

Tabel 39 : Hasil Uji t (Parsial)

Page 13: PTK IPS Kls VIII.pdf

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Bentuk Interaksi dalam Proses Belajar Mengajar

Page 14: PTK IPS Kls VIII.pdf

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiarn 1 Deskriptif Responden

Lampian 2 Frekuensi Responden

Lampiran 3 Deskripsi Statistik

Lampiran 4 Uji Validitas

Lampiran 5 Uji Reliabilitas

Lampiran 6 Data mentah

Lampiran 7 Kuesioner

Lampiran 8 Pedoman Wawancara

Lampiran 9 Struktur Organisasi SMP Negeri 1 Kamal-Bangkalan

Lampiran 10 Jumlah Guru dan Karyawan SMP Negeri 1 Kamal-Bangkalan

Lampiran 11 Absensi siswa

Lampiran Denah Lokasi SMP Negeri 1 Kamal

Lampiran Gambar Lokasi Penelitian

Surat Ijin Penelitian

Surat Keterangan Penelitian

Bukti Konsultasi

Daftar Riwayat Hidup

Page 15: PTK IPS Kls VIII.pdf

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

HALAMAN SAMPUL DALAM .......................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... iv

HALAMAN MOTTO ....................................................................................... v

HALAMAN NOTA DINAS ................................................................................ vi

HALAMAN PERNYATAAN .............................................................................. vii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii

DAFTAR ISI.................................................................................................... xiv

HALAMAN ABSTRAK ................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian……………………………………………………. ....................... 8

D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 8

Page 16: PTK IPS Kls VIII.pdf

E. Hipotesis............. ............................................................................. 9

F. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................. 10

G. Definisi Operasional……………………………………………………………………… 11

H. Sistematika Pembahasan…………………………………………...................... 12

BAB II KAJIAN TEORI

1) Interaksi Guru Siswa ....................................................................... 13

1. Pengertian Interaksi ................................................................. 13

2. Interaksi Guru dengan Siswa ...................................................... 17

3. Dasar-dasar dalam Interaksi Guru dengan Siswa ....................... 20

4. Ciri-ciri Interaksi Guru dengan Siswa .......................................... 23

5. Faktor-faktor Interaksi ............................................................... 25

2) Prestasi Belajar ................................................................................ 33

1. Pengertian Prestasi……………………………………………....................... 33

2. Pengertian Belajar.........................................................................34

3. Pengertian Prestasi Belajar............................................................37

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peningkatan Prestasi Belajar.38

a. Faktor Intern............................................................................38

b. Faktor Ekstern ........................................................................47

3) Mata Pelajaran IPS ........................................................................... 64

1. Pengertian Mata pelajaran IPS ................................................. 64

4) Pengaruh Interaksi Guru dengan Siswa dalam Meningkatkan

Prestasi Belajar Siswa ...................................................................... 71

Page 17: PTK IPS Kls VIII.pdf

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian .............................................................................. 74

B. Pendekatan dan Jenis Penelitian ...................................................... 74

C. Data dan Sumber Data ..................................................................... 76

D. Populasi dan Sampel ........................................................................ 77

E. Instrumen Penelitian ....................................................................... 78

F. Pengumpulan data .......................................................................... 82

G. Analisa Data .................................................................................... 84

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Obyek Penelitian

1. Sejarah SMP Negeri 1 Kamal-Bangkalan ................................... 91

2. Visi, Misi dan Tujuan SMP Negeri 1 Kamal-Bangkalan................ 93

3. Jumlah Guru dan Karyawan SMP Negeri 1 Kamal-Bangkalan ..... 95

4. Jumlah Siswa SMP Negeri 1 Kamal-Bangkalan ........................... 98

B. Deskripsi Penelitian

1. Pelaksanaan Penelitian……………………………………………………………. 98

2. Deskripsi Respond……………………………………………………………………. 99

C. Interaksi Guru Siswa dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada

Mata Pelajaran IPS di SMP Negeri 1 Kamla-Bangkalan

1. Deskripsi Data ........................................................................... 100

2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................... 121

Page 18: PTK IPS Kls VIII.pdf

3. Hasil Analisis Korelasi ................................................................. 123

D. Pengaruh Faktor-faktor Interaksi Belajar Mengajar Terhadap Prestasi

Belajar Siswa SMP Negeri 1 Kaml-Bangkalan

1. Hasil Analisis Regresi ................................................................. 124

2. Hasil Uji F .................................................................................. 126

3. Hasil Uji t ................................................................................. 127

BAB V PEMBAHASAN

A. Interaksi Guru dengan Siswa dalam Meningkatkan Prestasi Siswa

SMP Negeri 1 Kamal-Bangkalan .................................................... 130

B. Pengaruh Interaksi Guru dengan siswa dalam Meningkatkan

Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII Pada Mata Pelajaran IPS di SMP

Negeri 1 Kamal-Bangkalan ............................................................ 132

C. Pengaruh Faktor-faktor Interaksi Belajar Mengajar dalam

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS di

SMP Negeri 1 Kamal-Bangkalan .................................................... 133

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .................................................................................... 135

B. Saran- saran .................................................................................. 137

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 19: PTK IPS Kls VIII.pdf

ABSTRAK

Ika Lis Mariatun, Pengaruh Faktor-faktor Interaksi Belajar Mengajar dan

Interaksi Guru dengan Siswa Terhadap Prestasi Siswa Pada Mata Pelajaran IPS

Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 1 Kamal-Bangkalan, Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri (UIN) Malang,

Dr. H. Nur Ali, M.Pd

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

mengembangkan potensi dirinya. Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk

mencapai keberhasilan dalam hidup. Berdasarkan pengetahuan yang di peroleh

dari sekolah, seseorang dianggap memiliki cakrawala yang luas sehingga dapat

berpikir dan memiliki pandangan yang luas serta dapat mengatsi masalah-

masalah kehidupan dengan lebih bijaksana.

Dalam proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang

berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi

atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama

bagi berlangsungnya proses belajar mengajar. Interaksi dalam peritiwa belajar

mengajar mempunyai arti yang lebih luas, tidak sekedar hubungan antara guru

dengan siswa, tetapi berupa interaktif edukatif. Dalam hal ini bukan hanya

penyampaian pesan berupa materi pelajaran, melainkan penanaman sikap pada

diri siswa yang sedang belajar. Berangkat dari latar belakang itulah penulis

kemudian ingin membahasnya dalam skripsi dan mengambil judul , Pengaruh

Faktor-faktor Interaksi Belajar Mengajar dan Interaksi Guru dengan Siswa

Terhadap Prestasi Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 1

Kamal-Bangkalan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana

pengaruh interaksi guru siswa terhadap perkembangan prestasi siswa SMP

Negeri 1 Kamal-Bangkalan?

Penelitian yang penulis lakukan ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif

dengan ragam korelasi. Dan dalam perjalanan mengumpulkan data, penulis

menggunakan metode kuesioner/angket, wawancara/interview dan

dokumentasi. Sedangkan untuk analisisnya menggunakan analisis korelasi

product moment yaitu untuk mengetahui ada tidaknya korelasi interaksi guru

siswa dalam mengembangkan prestasi siswa, sedangkan analisis regresi linier

ganda digunakan untuk mengetahui besar pengaruh interaksi guru siswa

terhadap prestasi siswa SMP Negeri 1 Kamal-Bangkalan. Dan untuk

mempercepat perhitungan maka penulis menggunakan bantuan komputer

program SPSS versi 15.00.

Page 20: PTK IPS Kls VIII.pdf

Hasil dari penelitian yang dilakukan penulis dapat disampaikan disini

bahwa menurut perhitungan korelasi product moment terdapat korelasi antara

kedua variabel yaitu varaibel X1 (interaksi guru siswa) dan X2 (Faktor-faktor

interaksi belajar mengajar) dengan Y (prestasi siswa) menunjukkan bahwa

interaksi mempunyai nilai koefesien korelasi product moment sebesar 0,448

(44.8%) terhadap kreativitas siswa, angka tersebut menunjukkan bahwa model

ini mempunyai nilai koefisien korelasi tinggi. Sedangkan dari hasil analisis regresi

linier interaksi guru-siswa dan faktor-faktor interaksi belajar-mengajar

berpengaruh signifikan terhadap pengembangan prestasi siswa sebesar 0.724

(72.4%) angka tersebut menunjukkan bahwa model ini baik pengaruhnya dan ini

dilihat dari signifikannya. Perkembangan prestasi siswa akan konstan sebesar

4.142 jika tidak dipengaruhi oleh variabel interaksi dan factor-faktor interaksi

belajar mengajar. Sedangkan interaksi mempengaruhi prestasi siswa sebesar

21.1%. faktor-faktor interaksi belajar mengajar mempengaruhi pengembangan

prestasi siswa sebesar 25.7%.

Dari Penelitian ini menunjukkan bahwa perkembangan prestasi

diantaranya dipengaruhi oleh (interaksi) dan Faktor- factor interaksi belajar

mengajar, dipenelitian ini yang dimaksud interaksi tersebut yaitu interaksi yang

terjadi antara guru dengan siswa. Secara tidak langsung perkembangan prestasi

siswa akan berakibat pada baik buruknya kualitas siswa, maka peneliti

menyarankan tidak hanya prestasi siswa yang dikembangkan tapi juga prestasi

guru perlu dikembangkan. Penulis berharap penelitian tidak berhenti disini akan

tetapi terus berkembang atau diadakan penelitian berikutnya guna memperbaiki

kulitas generasi penerus bangsa.

Kata Kunci: Interaksi guru siswa, Faktor-faktor Interaksi Belajar Mengajar,

Prestasi siswa

Page 21: PTK IPS Kls VIII.pdf

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar memanusiakan manusia, atau

membudayakan manusia. Pendidikan adalah proses sosialisasi menuju

kedewasaan intelektual, sosial, moral, sesuai dengan kemampuan dan

martabatnya sebagai manusia. Atas dasar itu maka hakikat pendidikan adalah :

1. Interaksi manusiawi

2. Membina dan mengembangkan potensi manusia

3. Berlangsung sepanjang hayat

4. Sesuai dengan kemampuan dan tingkat perkembangan individu

5. Ada dalam keseimbangan antara kebebasan subjek didik dengan

kewibawaan guru

6. Meningkatkan kualitas hidup manusia 1

Fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional tercemin dalam UUSPN No.20

Tahun 2003 pasal 2 yang berbunyi :

“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, sedangkan tujuan pendidikan nasional adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.2

1 Nana Sudjana, CBSA Dalam Proses Belajar Mengajar (Bandung: CV.Sinar Baru, 1988), hlm.35 2 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang system Pendidikan Nasional (Jakarta:Citra Umbara, 2006), hlm.76

Page 22: PTK IPS Kls VIII.pdf

Dalam proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang

mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan

timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan

tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu

merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar.

Interaksi dalam peritiwa belajar mengajar mempunyai arti yang lebih luas,

tidak sekedar hubungan antara guru dengan siswa, tetapi berupa interaktif

edukatif. Dalam hal ini bukan hanya penyampaian pesan berupa materi

pelajaran, melainkan penanaman sikap pada diri siswa yang sedang belajar.3

Bentuk interaksi guru-siswa dalam proses belajar mengajar menurut

Roestiyah adalah sebagai berikut :

1. Pengajaran adalah transfer pengetahuan kepada siswa

2. Pengajaran adalah mengajar siswa sebagaimana caranya belajar,

3. Pengajaran adalah hubungan interaktif antara guru dan siswa,

4. Mengajar adalah proses interaksi siswa dengan siswa dan konsultasi guru4

Bentuk interaksi guru-siswa dalam proses belajar mengajar menurut

Mac Kenchie (dalam bukunya Masnur, dkk), yaitu: pertama, interaksi satu

arah. Dalam interaksi ini guru berperan sebagai pemberi aksi dan siswa

sebagai penerima aksi. Guru aktif dan siswa pasif. Kedua, interaksi dua arah

yaitu guru dan siswa dapat berperan sama (yaitu pemberi dan penerima aksi),

keduanya dapat saling memberi dan menerima. Ketiga, interaksi tiga

arah/lebih (interaksi optimal), yaitu interaksi dinamis antara guru dengan

3 User Usman, Menjadi Guru Profesional (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1992), hlm.1 4 Roestiyah, Masalah Pengajaran : Sebagai Suatu Sistem (Jakarta: Rineka Cipta, 1994), hlm 40-45

Page 23: PTK IPS Kls VIII.pdf

siswa tetapi juga melibatakan interaksi dinamis antara siswa dengan siswa

lainnya.proses belajar mengajar pola interaksi seperti ini mengarah kepada

proses pengajaran yang mengembangkan kegiatan siswa yang optimal,

sehingga menumbuhkan siswa belajar aktif.5

Peneliti melihat bahwa interaksi antara guru dengan siswa di SMP 1

Negeri 1 Kamal-Bangkalan dapat dikatakan akan memberi manfaat. Menurut

asumsi peneliti prestasi siswa yang baik akan berakibat juga pada kreatifitas

belajar yang baik pula. Pengembangan prestasi siswa salah satunya di

pengaruhi oleh faktor interaksi belajar mengajar.

Ilmu pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran

yang diberikan mulai dari SD/MI/SLDB sampai SMP/MTS/SMPLB. Ilmu

pengetahuan sosial mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan

generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Di SMP / Madrasah Tsanawiyah

mata pelajaran IPS memuat materi pengetahuan sosial yang terdiri dari

Geografi, Sejarah, Sosiologi dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS,

peserta didik di arahkan untuk dapat menjadi warga dunia yang cinta damai.

Hal inilah yang menambah pentingnya ilmu pengetahuan sosial dalam dunia

pendidikan. Hal tersebut terbukti dari ruang lingkupnya yang luas.

Jika ditinjau lebih mendalam lagi, maka nampak bahwa yang

dibicarakan dalam IPS itu tak lain adalah hubungan antara manusia (human

relationships) dan ini mencakup hubungan individu dengan kelompok,

kelompok dengan kelompok, serta kelompok dengan alam. Yang disebutkan 5 Masnur, dkk, Dasar – dasar Interaksi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia (Malang : Jemmars, 1987), hlm.2

Page 24: PTK IPS Kls VIII.pdf

terakhir ini nampak sekali dalam pengajaran geografi. Geografi merupakan

ilmu pengetahuan yang membicarakan bumi sebagai ruang huni manusia, dan

manusia sebagai penghuni bumi. Adapun dengan sebutan kelompok diartikan

kelompok menurut makna sosial, ekonomis, politis maupun budaya.

Mengajar adalah proses interaksi siswa dengan siswa dengan

konsultasi guru, dalam proses ini siswa memperoleh pengalaman dari teman-

teman sendiri. Kemudian pengalaman tersebut dikonsultasikan kepada guru.

Atau suatu masalah dihadapkan kepada guru, atau sebaliknya suatu masalah

yang memecahkannya. Maka hal ini akan terjadi interaksi belajar mengajar

apalagi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran

yang ruang lingkupnya yang luas dan sosial.

Ilmu-ilmu pengetahuan sosial adalah penuh dengan problema-

problema yang saling berlawanan, sehingga karenanya tidak seharusnya

diabaikan oleh guru dan harus mendapat perhatian pelajar tanpa emosional

dan bebas dari prasangka. Bila guru tidak memiliki kontrol pribadi yang kuat

dan kesanggupan berpikir yang jelas dan tepat dalam batas-batas lingkup latar

belakang informasi, pikiran pelajar agaknya akan menjadi bimbang.

Generalisasi-generalisasi mungkin dibuat oleh mereka tanpa dasar-dasar fakta

yang memadai.

Teknik-teknik Mengajar. Apa pun yang dipelajari dalam era

pengetahuan sosial , peristiwa belajar dan mengajar harus dengan pusat

perhatian pada saling hubungan antar manusia. Pelajaran sejarah adalah lebih

dari satu daftar panjang orang-orang atau kejadian-kejadian yang dihafal

Page 25: PTK IPS Kls VIII.pdf

dalam susunan kronologis. Sejarah mengetengahkan cerita kehidupan,

berpikir, peperangan, jatuh dan suksesnya orang-orang atau peristiwa dari

semua bangsa dan semua suku-suku bangsa. Dalam pelajaran kewargaan

negara, tekanan tidak seharusnya diletakkan pada penguasaan teknik-teknik

informasi saja, tetapi adakan pada penggunaan pengetahuan kewargaan negara

itu dalam kehidupan sehari-hari pelajar. Partisipasi pelajar dalam kegiatan-

kegiatan kenegaraan dan urusan-urusan kemasyarakatan adalah sepatutnya

bagi anak usia muda itu dan harus mendapat tempat yang wajar dalam proses

belajar dan mengajar yang menginginkan hasil yang gemilang.

Telah diketahui bahwa prestasi belajar yang dicapai oleh tiap-tiap

peserta didik adalah tidak sama. Hal ini disebabkan karena prestasi belajar

tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu seperti faktor yang berasal dari

diri individu yang sedang belajar itu sendiri (faktor intern) dan faktor yang

berasal dari luar diri individu yang sedang belajar (faktor ekstern), oleh karena

itu dalam kegiatan belajar mengajar peserta didik, guru, metode pembelajaran,

situasi, kondisi, lingkungan, serta fasilitas belajar, interaksi guru dengan siswa

perlu mendapat perhatian karena faktor-faktor tersebut sangat besar

pengaruhnya terhadap keberhasilan prestasi siswa.

Menurut hasil penelitian terdahulu mengenai “Pengaruh Interaksi

Guru-Siswa terhadap Kreativitas Siswa Madrasah Aliyah Negeri Srono-

Banyuwangi”.

Berdasarkan hasil analisa data menunjukkan untuk hasil hipotesis

variabel X1 terhadap variabel Y dilakukan uji t. Dari perhitungan diperoleh

Page 26: PTK IPS Kls VIII.pdf

bahwa nilai t hitung (6.993), nilai ini lebih besar dari t tabel (1,634). Hasil

pengujian tersebut menunjukkan Ha diterima. Hasil ini menunjukkan bahwa

interaksi guru siswa berpengaruh secara signifikan terhadap kreativitas siswa

walaupun tidak cukup besar.

Hasil penelitian ini di dukung oleh teori, yang ada bahwa

berkembangnya kreativitas dipengaruhi oleh interaksi antara individu dengan

lingkungan tempat tinggalnya serta pengalaman yang diperoleh sepanjang

hidupnya

Interaksi mempengaruhi kreativitas siswa sebesar 43.8% atau

berpengaruh positif yang artinya jika interaksi ditingkat lebih baik lagi 1%,

maka kreativitas siswa akan naik sebesar 43.8%, sebaliknya jika interaksi

diturunkan 1% maka kreativitas siswa akan turun sebanyak 43.8%.6

Berdasarkan teori bahwa belajar kreatif dapat dilakukan dengan

mengubah cara berpikir dan berperasaan serta mengerjakan sesuatu melalui

proses banyak bertanya (inquiry) dan penjelajahan (eksplorasi). Hal ini

membuat orang mencari hubungan-hubungan dan implikasi-implikasi serta

meningkatkan daya imajinasi sampai kepada penilaian sesuatu. Mulyono

Gandadiputra (1982). Proses seperti ini dapat dilakukan dengan cara

melakukan interaksi yang terus menerus antara individu dengan lingkungan.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi kreatif tidak akan dapat

muncul secara optimal tanpa bantuan yang diberikan oleh lingkungan yang

memacu anak sejak awal. Pendidikan serta sikap yang tepat dapat dipakai oleh 6 Rhoudatul Jannah, Pengaruh Interaksi Guru-Siswa terhadap Kreativitas Siswa Madrasah Aliyah Negeri Srono-Banyuwang (Skripsi, Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Malang, 2007), hal.107-108

Page 27: PTK IPS Kls VIII.pdf

guru untuk lebih mengenal; perasaan siswa. Guru dan orang tua sangat

berpengaruh terhadap perkembangan kreativitas siswa (Munandar, 1977)7

Maka dari itu jika interaksi ditingkatkan akan meningkatkan kreatifitas

dan akan mengubah cara pola pikir siswa dalam belajar dan akan berpengaruh

besar terhadap prestasi belajar pula.

Berdasarkan uraian di atas tersebut, peneliti ingin mengetahui

bagaimana interaksi guru dengan siswa terhadap prestasi belajar Siswa SMP

Negeri 1 Kamal? Dan juga bagaimana pengaruh faktor interaksi belajar

mengajar terhadap prestasi belajar siswa SMP Negeri 1 Kamal?, untuk itu

peneliti mengambil judul penelitian:” Pengaruh Faktor-faktor Interaksi Belajar

Mengajar dan Interaksi Guru dengan Siswa Terhadap Prestasi Siswa Pada

Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 1 Kamal-Bangkalan ”.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah faktor-faktor interaksi belajar mengajar berpengaruh positif

signifikan di dalam meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata

pelajaran IPS di SMP Negeri 1 Kamal?

2. Apakah interaksi guru dengan siswa berpengaruh positif signifikan dalam

meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran IPS di

SMP Negeri 1 Kamal?

7 Roestiyah, Masalah-Masalah Ilmu Keguruan (Jakarta: Bina Aksara, 1989), hlm.30

Page 28: PTK IPS Kls VIII.pdf

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui besar pengaruh faktor-faktor interaksi belajar mengajar

terhadap peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS di

SMP Negeri 1 Kamal

2. Untuk mengetahui besar pengaruh Interaksi guru dengan siswa terhadap

peningkatan prestasi belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran IPS di

SMP Negeri 1 Kamal

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat bagi Instansi

a. Bagi UIN

Memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka melengkapi dan

mengembangkan hasil penelitian yang sudah ada

b. Bagi Sekolah

1) Dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi sekolah dalam upaya

meningkatkan prestasi belajar siswa.

2) Sebagai informasi atau bahan pertimbangan lembaga membuat dan

menetapkan kebijakan dalam kegiatan proses belajar.

2. Manfaat bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan

Sebagai sumbangan pemikiran dan diharapkan mampu memberikan

ruangan dan wahana baru bagi pengembangan ilmu dan konsep pendidikan

di masa yang akan datang.

Page 29: PTK IPS Kls VIII.pdf

3. Manfaat bagi Peneliti

Sebagai penambah hazanah keilmuan, pengalaman, latihan dan

pengembangan teori yang diterapkan yang didapat selama dibangku

perkuliahan.

E. Hipotesis

Untuk mengetahui gambaran jawaban yang bersifat sementara dari

penelitian yang diperlukan suatu hipotesis. Hipotesis menurut Marzuki

adalah, menurut asal usulnya hipotesa berarti sesuatu kesimpulan atau

pendapat yang masih kurang (hypo: kurang dari, thesis: pendapat) jadi

kesimpulan itu belum final (protoconculition) karena masih terus dibuktikan

setelah terbukti kebenarannya, hipotesa berubah menjadi teas. Hipotesa

adalah dugaan yang mungkin benar, atau mungkin juga salah8, sedangkan

menurut Suharsini Arikunto: “hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban

yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian. Sampai terbukti

melalui data yang terkumpul”9.rumusan hipotesis yang ditetapkan dalam

penelitian ini sebagai berikut:

1. Hipotesis kerja (Ha), yaitu :

a) Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel interaksi guru

dengan siswa terhadap peningkatan prestasi belajar siswa pada

pelajaran IPS

8 Marzuki, Metodologi Riset (Yogyakarta: penerbit Fak.Ek.VII, 1981), hlm.35 9 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Yogyakarta: PT.Rineka Cipta, 2002), hlm.64

Page 30: PTK IPS Kls VIII.pdf

b) Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel faktor-faktor

interaksi belajar mengajar terhadap prestasi belajar siswa pada

pelajaran IPS.

2. Hipotesis Nihil (Ho), yaitu:

a) Tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel interaksi guru

dengan siswa terhadap peningkatan prestasi belajar siswa pada

pelajaran IPS

b) Tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel faktor-faktor

interaksi belajar mengajar terhadap prestasi belajar siswa pada

pelajaran IPS

F. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti membatasi ruang lingkup penelitiannya.

Batasan penelitian ini mendeskripsikan interaksi guru-siswa dalam

meningkatkan prestasi siswa dan pengaruh interaksi guru-siswa terhadap

perkembangan prestasi siswa. Disini peneliti membatasi interaksi guru

dengan siswa terjadi didalam kelas di mana masih berkaitan dengan proses

belajar mengajar, dengan adanya interaksi tersebut bagaimana siswa mampu

mengerjakan, menciptakan, serta kemampuan untuk mengembangkan

gagasan yang berguna bagi diri sendiri maupun orang lain.

Adapun mengenai jenis-jenis bentuk interaksi guru-siswa dalam proses

belajar mengajar menurut Mac Kenchie (dalam bukunya Masnur, dkk), yaitu:

pertama, interaksi satu arah. Dalam interaksi ini guru berperan sebagai

Page 31: PTK IPS Kls VIII.pdf

pemberi aksi dan siswa sebagai penerima aksi. Guru aktif dan siswa pasif.

Kedua, interaksi dua arah yaitu guru dan siswa dapat berperan sama (yaitu

pemberi dan penerima aksi), keduanya dapat saling memberi dan menerima.

Ketiga, interaksi tiga arah/lebih (interaksi optimal), yaitu interaksi di namis

antara guru dengan siswa tetapi juga melibatakan interaksi dinamis antara

siswa dengan siswa lainnya.proses belajar mengajar bentuk interaksi seperti

ini mengarah kepada proses pengajaran yang mengembangkan kegiatan siswa

yang optimal, sehingga menumbuhkan siswa belajar aktif.

G. Definisi Operasional

Dalam definisi operasional ini dijelaskan mengenai istilah-istilah yang

akan dipergunakan berkaitan dengan topik penelitian serta untuk menghindari

kesalahpahaman dalam menginterprestasikan hasil penelitian ini. Adapun

yang menjadi definisi dalam penelitian ini antara lain.

1. Interaksi yaitu :

- Hubungan timbal balik antara orang yang satu dengan

orang lainnya.

- Hubungan timbal balik secara langsung antara guru

dan siswa dalam proses belajar mengajar.10

2. Prestasi yaitu hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan,

baik secara individu maupun kelompok.

10M. Sastrapradja, Kamus Istilah Pendidikan dan Umum: untuk Guru, Calon Guru dan Umum (Surabaya: Usaha Nasional, 1981), hlm.228

Page 32: PTK IPS Kls VIII.pdf

Jadi yang dimaksud interaksi guru dengan siswa dalam penelitian ini

yaitu bentuk hubungan timbal balik yang baik antara guru dan siswa. Prestasi

siswa adalah siswa mampu mengerjakan, menciptakan, yang berguna bagi

diri sendiri maupun orang lain.

H. Sistematika Pembahasan

Untuk memberikan gambaran mengenai isi laporan penelitian ini maka

sistematika pembahasan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Berisi tentang : latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian,

definisi operasional dan sistematika pembahasan

BAB II KAJIAN TEORI Berisi tentang: interaksi guru-siswa, pengertian

interaksi guru-siswa, dasar-dasar dalam interaksi guru-siswa, bentuk interaksi

guru-siswa, ciri-ciri interaksi, Interaksi guru dengan siswa, faktor-faktor

interaksi, pengertian prestasi, pengertian belajar, pengertian prestasi belajar,

faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan prestasi belajar, faktor Intern,

faktor Ekstern, pengertian mata pelajaran IPS, pengaruh interaksi guru dengan

siswa dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berisi tentang : lokasi penelitian,

pendekatan dan jenis penelitian, data dan sumber data, populasi dan sampel,

instrumen penelitian, pengumpulan data, analisa data.

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN

BAB VI PENUTUP. Berisi tentang : Kesimpulan dan Saran

Page 33: PTK IPS Kls VIII.pdf

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Interaksi Guru-siswa

1. Pengertian Interaksi

Sebagai mahluk sosial, manusia dalam kehidupannya membutuhkan

hubungan dengan manusia yang lain. Hubungan tersebut terjadi karena

manusia mengajarkan manusia yang lain. Hubungan tersebut terjadi karena

manusia mengajarkan manusia yang lain, ketika sesuatu yang akan dilakukan

tidak dapat dilakukan seorang diri.

Kecenderungan manusia untuk berhubungan melahirkan komunikasi

dua arah malaui bahasa yang mengandung tindakan dan perbuatan. Karena ada

aksi dan reaksi, maka interaksi pun terjadi. Karena itu, interaksi akan

berlangsung bila ada hubungan timbal balik antara dua orang atau lebih.

Istilah interaksi, sebagaimana telah banyak diketahui orang, adalah

suatu hubungan timbal balik antara orang satu dengan orang lain. Didalam

sosiologi misalnya, interaksi selalu dikaitkan dengan istilah interaksi sosial

yaitu hubungan timbal balik atau aksi dan reaksi diantara orang-orang. Yang

mana interaksi sosial tidak memperdulikan hubungan tersebut bersifat

bersahabat atau bermusuhan, formal atau informal, apakah dilakukan

berhadapan muka secara langsung atau melalui komunikasi yang tidak

Page 34: PTK IPS Kls VIII.pdf

berhadapan secara langsung. Yang penting dalam interaksi ini adalah adanya

kontak dan komunikasi diantara orang-orang itu.11

Dalam kamus istilah pendidikan dan umum yang di susun oleh

M.Sastrapradja, interaksi adalah hubungan timbal balik secara langsung antara

guru dan siswa dalam proses belajar mengajar.12

Menurut filsafatnya setiap orang akan mengiakan bahwa mengetahui

sesuatu belum berarti berbuat menurut yang diketahui. Malahan Rousseau,

pemikir Perancis yang murtad itu, pernah mengatakan “dengarlah yang yang

kukatakan, jangan melihat perbuatanku “. Menurut kenyataan tidak jarang kita

jumpai bentuk-bentuk interaksi yang terbatas hanya pada pemberian

pengetahuan. Padahal interaksi itu dilakukan dengan maksud untuk membawa

perubahan dalam tingkah laku pelajar.13

Akan tetapi berbeda halnya kalau pengertian interaksi ini kita

hubungkan dengan proses belajar mengajar. Didalam interaksi belajar

mengajar, hubungan timbal balik antara guru (pengajar) dan anak (murid)

harus menunjukkan adanya hubungan yang bersifat edukatif (mendidik). Hal

mana interaksi itu harus diarahkan pada suatu tujuan tertentu yang bersifat

mendidik yaitu adanya perubahan tingkah laku anak didik kearah kedewasaan.

Hubungan antara anak dengan orang tua dapat dikatakan mempunyai

hubungan (interaksi) edukatif apabila salah satu pihak (orang tuanya) dalam

11 Soetomo, Dasar-Dasar Interaksi Belajar-Mengajar (Surabaya: Usaha Nasional, 1993), hlm.9

12M. Sastrapradja, Kamus Istilah Pendidikan dan Umum: untuk Guru, Calon Guru dan Umum (Surabaya: Usaha Nasional, 1981), hlm.228 13 Winarno Surachman, Pengantar Interaksi Belajar Mengajar Dasar dan Teknik Metodologi Pengajaran (Bandung: Tarsito, 1986), hlm.11

Page 35: PTK IPS Kls VIII.pdf

hubungan itu mempunyai tujuan tertentu, misalnya orang tua melarang

anaknya yang sedang makan sambil berjalan. Disini orang tua tersebut

mempunyai tujuan agar anaknya tidak lagi makan sambil berjalan. Karena

makan sambil berjalan dianggap kurang baik. Tetapi hubungan anak dengan

orang tua dapat dikatakan dengan interaksi biasa (bukan interaksi edukatif)

apabila hubungan itu hanya terjadi hubungan yang sifatnya gurau, misalnya

orang tua itu dengan anaknya saling kejar mengejar sambil tertawa

menertawai. Demikian kita dapat membedakan antara interaksi yang sifatnya

edukatif dengan interaksi biasa.14

Dalam proses pembelajaran yang sering juga disebut proses belajar

mengajar, disatu pihak guru melakukan kegiatan atau perubahan- perubahan

yang berbentuk membawa anak kearah tujuan, dalam pada itu siswa

melakukan pula serangkaian kegiatan atau perbuatan yang disediakan guru

yaitu kegiatan belajar yang juga terarah pada tujuan yang akan dicapai itu.

Dengan pengertian lain “kegiatan guru” dan “kegiatan murid” adalah sejalan

atau searah. Apa yang dilakukan oleh guru akan mendapat respon dari murid,

dan demikian pula sebaliknya apa yang dilakukan murid akan mendapat

sambutan dari para guru. Atau dengan kata lain, bahwa antara kegiatan guru

dan kegiatan murid terjadi hubungan interaksi yang disebut “komunikasi

interaksi”

14 Soetomo, Dasar-Dasar Interaksi Belajar-Mengajar (Surabaya: Usaha Nasional, 1993), hal.10

Page 36: PTK IPS Kls VIII.pdf

Salah satu hal yang memegang peranan penting bagi keberhasilan

pengajaran, adalah proses pelaksanaan pengajaran. Pelaksanaan pengajaran

yang baik, sangat dipengaruhi oleh perencanaan yang baik pula.

Pengajaran berintikan interaksi antara guru dengan siswa dalam proses

belajar-mengajar. Proses belajar dan mengajar merupakan hal yang berbeda

tetapi membentuk satu-kesatuan, ibarat sebuah mata uang yang bersisi dua.

Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru. Kegiatan mengajar

yang dilakukan oleh guru sangat mempengaruhi kegiatan belajar siswa.

Apabila guru mengajar dengan pendekatan yang bersifat menyajikan atau

ekspositori, maka para siswa akan belajar dengan cara menerima, dan apabila

guru mengajar dengan menggunakan pendekatan yang lebih mengaktifkan

siswa, seperti pendekatan diskaveri/inkuiri, maka para siswa akan belajar

dengan cara yang aktif pula.

Dalam interaksi belajar-mengajar terjadi proses pengaruh-

mempengaruhi. Bukan hanya guru yang mempengaruhi siswa, tetapi siswa

juga dapat mempengaruhi guru. Perilaku guru akan berbeda, apabila

menghadapi kelas yang aktif dengan yang pasif, kelas yang berdisiplin dengan

yang kurang disiplin. Interaksi ini bukan hanya terjadi antara siswa dengan

guru, tetapi antara siswa dengan manusia sumber (yaitu orang yang biasa

member informasi), antara siswa dengan siswa lain, dan dengan media

pelajaran. Kegiatan mengajar selalu menuntut kehadiran siswa, tanpa siswa

dalam kelas maka guru tidak bisa mengajar. Lain halnya kegiatan belajar,

siswa dapat belajar meskipun tanpa kehadiran guru. Para siswa dapat

Page 37: PTK IPS Kls VIII.pdf

melakukan kegiatan belajar sendiri. Sebenarnya dalam kegiatan belajar sendiri

ini gurunya tetap ada, akan tetapi tidak hadir bersama siswa, guru berada pada

jarak jauh.15

2. Interaksi guru dengan siswa

Bagaimanapun variasi interaksi harus ada antara guru dan siswa, siswa

dan siswa dalam setiap kali terjadi interaksi belajar-mengajar. Beberapa

keuntungan dapat diperoleh dengan adanya variasi interaksi tersebut misalnya

suasana kelas menjadi hidup dan beberapa hal dapat dengan cepat diketahui

misalnya:

a) Kebutuhan dan minat siswa

b) Seberapa jauh mata pelajaran dapat diterima/difahami/diketahui oleh siswa

c) Kekurangan/kesalahan konsep pada siswa

d) Kekurangan/kesalahan guru

e) Perhatian siswa

f) Sikap siswa terhadap beberapa aspek yang sedang dipelajari

g) Ada tidaknya kontak antara guru dan siswa16

Ada tidaknya interaksi adalah merupakan tanggung jawab guru,

sehingga perlu mendapatkan perhatian khusus. Suatu cara untuk

menumbuhkan interaksi ini adalah dengan mengajukan pertanyaaan atau

permasalahan kepada siswa. Tetapi suatu hal yang lebih penting ialah

15 Nana Syaodih S. dan Ibrahim R, Perencanaan Pengajaran (Jakarta: kerjasama Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dengan Rineka Cipta,1998), hlm.31-32 16 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: Rajawali, 1990), hlm.204-205

Page 38: PTK IPS Kls VIII.pdf

kemampuan guru dalam menyediakan kondisi yang memungkinkan

terciptanya hal tersebut seperti :

a) Menghargai siswa sebagai insan pribadi dan insan sosial yang memilki

hakikat dan harga diri sebagai manusia

b) Menciptakan iklim hubungan yang intim dan erat antara guru dengan

siswa, siswa dengan siswa.

c) Menumbuhkan gairah dan kegembiraaan belajar dikalangan siswa

d) Kesediaaan dalam membantu siswa.17

Adapun mengenai jenis-jenis bentuk interaksi guru-siswa dalam proses

belajar mengajar menurut Mac Kenchie (dalam bukunya Masnur, dkk), yaitu:

pertama, interaksi satu arah. Dalam interaksi ini guru berperan sebagai

pemberi aksi dan siswa sebagai penerima aksi. Guru aktif dan siswa pasif.

Kedua, interaksi dua arah yaitu guru dan siswa dapat berperan sama (yaitu

pemberi dan penerima aksi), keduanya dapat saling memberi dan menerima.

Ketiga, interaksi tiga arah/lebih (interaksi optimal), yaitu interaksi di namis

antara guru dengan siswa tetapi juga melibatkan interaksi dinamis antara siswa

dengan siswa lainnya.proses belajar mengajar bentuk interaksi seperti ini

mengarah kepada proses pengajaran yang mengembangkan kegiatan siswa

yang optimal, sehingga menumbuhkan siswa belajar aktif.18

Adapun bentuk interaksi guru-siswa dalam proses belajar mengajar

tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

17Ibid.,hlm.205 18

Masnur, dkk, Dasar – dasar Interaksi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia (Malang : Jemmars, 1987), hlm.2

Page 39: PTK IPS Kls VIII.pdf

Gambar 1. Bentuk Interaksi dalam Proses Belajar Mengajar

Bentuk tersebut dapat digunakan secara bervariasi agar tidak

menimbulkan kebosanan, serta untuk menghidupkan suasana kelas demi

keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan.

Dalam interaksi edukatif diharapkan semua terlibat di dalamnya

berperan aktif sehingga tercipta komunikasi timbal balik antara guru dan

siswa, dan siswa dengan siswa.

Dari bentuk-bentuk interaksi guru-siswa diatas, diharapkan akan

terjadi interaksi yang baik antara guru dengan siswa. Interaksi guru-siswa

yang baik juga akan berakibat dalam berhasilnya tujuan kegiatan belajar

Guru Guru

Siswa I Siswa II

Interaksi satu arah

Guru

Siswa I Siswa II

Interaksi dua arah

Guru

Siswa I Siswa II

Interaksi tiga arah/lebih (interaksi optimal)

Page 40: PTK IPS Kls VIII.pdf

mengajar. Uraian diatas di dukung oleh Al-Qur'an surat Al-Anbiyah ayat 7,

yang berbunyi :

Artinya : "Kami tiada mengutus Rasul-rasul sebelum kamu (Muhammad), melainkan beberapa orang-laki-laki yang kami beri wahyu kepada mereka, Maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada Mengetahui”. (Q.S. Al-Anbiya’: 7)19

Dari ayat di atas dijelaskan bahwa guru hendaknya dapat memberikan

dorongan atau motivasi kepada siswa untuk membangkitkan agar siswa tidak

minder dan tidak mau bertanya kepada guru tentang keterangan yang belum

dimengerti atau belum jelas.

3. Dasar-dasar dalam interaksi guru dengan siswa

Adapun dasar-dasar interaksi guru-siswa dalam proses belajar

mengajar terdapat beberapa komponen-komponen, yaitu : (1) interaksi bersifat

edukatif; (2) dalam interaksi terjadi perubahan tingkah laku pada siswa

sebagai hasil belajar mengajar; (3) peranan dan kedudukan guru yang tepat

dalam proses interaksi belajar mengajar; (4) interaksi sebagai proses belajar

mengajar; (5) sarana kegiatan proses belajar mengajar yang tersedia, yang

membantu tercapainya interaksi belajar mengajar secara efektif dan efisien20.

19 Al-Qur’an dan Terjemahnya, Op.cit, Hlm.7 20 Roestiyah, Masalah-masalah Ilmu Keguruan (Jakarta: Bina Aksara, 1989), Hlm. 37-40

Page 41: PTK IPS Kls VIII.pdf

Lain halnya dengan soetomo berpendapat di dalam interaksi belajar

mengajar ada beberapa komponen yang harus dipenuhi, yaitu:21

(1) Tujuan interaksi belajar mengajar yang diharapkan, (2) bahan (pesan) yang

akan disampaikan pada anak didik, (3) pendidik dan si anak didik (terdidik),

(4) alat/sarana yang digunakan untuk menunjang tercapainya tujuan, (5)

metode yang digunakan untuk menyampaikan bahan (materi).

Adapun komponen-komponen dalam proses belajar mengajar, yaitu:

tujuan belajar, materi pelajaran, metode mengajar, sumber belajar, media

untuk belajar, manajemen interaksi belajar mengajar, evaluasi belajar, siswa

yang belajar, guru yang mengajar, dan pengembangan dalam proses belajar

mengajar22.

Adapun peranan guru dalam interaksi belajar mengajar, yaitu:(1)

sebagai fasilitator; (2) sebagai pembimbing; (3) sebagai motivator; (4) sebagai

organisator; dan (5) sebagai sumber informasi. Sedangkan kedudukan guru

dalam belajar mengajar, yaitu : (a) berfungsi sebagai pengajar; (b) berfungsi

sebagai pemimpin; (c) berfungsi sebagai pengganti orang tua.

Peranan guru dalam interaksi belajar mengajar, Al-Qur’an

mengisyaratkan seperti peran Nabi kepada sahabat-sahabatnya atau

pengikutnya. Isyarat tersebut, salah satunya terdapat dalam firman Allah SWT

yang berbunyi:

21 Soetomo, dasar – dasar interaksi belajar mengajar (Surabaya: Usaha Nasional, 1993), hlm.11 22 Roestiyah, op. Cit., hlm.39

Page 42: PTK IPS Kls VIII.pdf

Artinya: “Sungguh Allah Telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang Rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al hikmah. dan Sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” (Q.S. Ali-Imran : 164)23

Dari gambaran ayat di atas, guru memiliki beberapa fungsi,

diantaranya: Pertama, fungsi penyucian, artinya seorang guru berfungsi

sebagai pembersih diri, pemelihara diri, pengembang, serta pemelihara fitra

manusia. Kedua, fungsi pengajaran, artinya seorang guru berfungsi sebagai

penyampai ilmu pengetahuan dan berbagai keyakinan kepada manusia agar

mereka menerapkan seluruh pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari.

Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas

dan kualitas pengajaran yang dilaksanakannya. Di dalam kegiatan belajar

mengajar guru harus mempunyai kemampuan komunikasi atau berinteraksi

dan menghidupkan kelas sehingga suasana pengajaran yang baik dapat

terwujud.

Untuk mempunyai kemampuan-kemampuan mengajar di kelas, guru

harus mengetahui latar belakang, kondisi dan situasi kelas dan siswanya.

Bentuk variasi interaksi adalah bagian dari pembelajaran di kelas. Setiap guru

23 Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: Departemen Agama, 1984), Hlm.104

Page 43: PTK IPS Kls VIII.pdf

harus mempunyai keahlian dalam mengelola kelas dengan menggunakan

beberapa bentuk variasi interaksi.

Dasar yang berikut adalah bahwa di dalam interaksi belajar mengajar

harus mempertimbangkan alat, sarana dan media yang akan digunakan. Dalam

hal ini alat yang utama di pakai dalam interaksi belajar mengajar, memegang

peranan penting pula. Media apa yang digunakan dalam interaksi belajar

mengajar yang tepat. Kita harus melihat media apa yang ada, dan dapat

digunakan, serta tepat dalam menunjang tercapainya tujuan secara efektif dan

efisien.

Bila semua dasar-dasar interaksi belajar mengajar tersebut telah

diperhitungkan dalam mendesain pengajaran, maka diharapkan kegiatan

dalam interaksi belajar mengajar dapat berhasil. Maksudnya ialah bahwa tiap

individu yang belajar dapat mendekati bahkan dapat mencapai tujuan dari

pengembangan potensinya secara optimal. Mereka dapat menikmati

kehidupan dan berintegrasi dengan dan dalam lingkungan fisik dan sosial.

Seorang guru harus merencanakan interaksi belajar mengajar yang akan

dilaksanakan sebagai pertanggungjawaban dalam membantu siswa untuk

belajar.

4. Ciri-ciri interaksi guru dengan siswa

Menurut Edi Suardi yang dikutip dalam bukunya Sardiman, bahwa

ciri-ciri interaksi belajar mengajar sebagai berikut :

Page 44: PTK IPS Kls VIII.pdf

a. Interaksi belajar mengajar memiliki tujuan, yaitu untuk membantu anak

dalam suatu perkembangan tertentu.

Inilah yang dimaksud interaksi belajar mengajar itu sadar tujuan, dengan

menempatkan siswa sebagai pusat perhatian. Siswa mempunyai tujuan,

unsur lainnya sebagai pengantar dan pendukung.

b. Ada suatu prosedur (jalannya interaksi) yang di rencana, didesain untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Agar mencapai tujuan secara optimal, maka dalam melakukan interaksi

perlu adanya prosedur, atau langkah-langkah sistematis dan relevan. Untuk

mencapai suatu tujuan pembelajaran yang satu dengan yang lain, mungkin

akan dibutuhkan prosedur dan desain yang berbeda pula.

c. Interaksi belajar mengajar ditandai dengan satu penggarapan materi yang

khusus.

Dalam hal ini materi harus di desain sedemikian rupa sehingga cocok

untuk mencapai tujuan. Sudah barang tentu dalam hal ini perlu

diperhatikan komponen-komponen yang lain, apalagi komponen siswa

yang merupakan sentral. Materi harus sudah di desain dan di siapkan

sebelum berlangsungnya interaksi belajar mengajar.

d. Di tandai dengan adanya aktivitas siswa

Sebagai konsekuensi, bahwa siswa merupakan sentral, maka aktivitas

siswa merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya interaksi belajar

mengajar. Aktivitas siswa dalam hal ini, baik secara fisik maupun secara

mental aktif.

Page 45: PTK IPS Kls VIII.pdf

e. Dalam interaksi belajar mengajar, guru berperan sebagai pembimbing

Dalam peranannya sebagai pembimbing ini guru harus berusaha

menghidupkan dan memberikan motivasi agar terjadi proses interaksi yang

kondusif. Guru harus siap sebagai mediator dalam segala situasi proses

belajar mengajar, sehingga guru akan merupakan tokoh yang akan dilihat

dan ditiru tingkah lakunya oleh siswa.

f. Di dalam interaksi belajar mengajar dibutuhkan disiplin

Dalam interaksi belajar mengajar ini diartikan sebagai suatu bentuk

tingkah laku yang diatur sedemikian rupa menurut ketentuan yang sudah

ditaati oleh semua pihak dengan secara sadar, baik pihak guru maupun

pihak siswa. Mekanisme kongkrit dari ketaatan pada ketentuan atau tata

tertib itu akan terlihat dari pelaksanaan prosedur. Jadi langkah-langkah

yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang sudah digariskan.

Penyimpangan dari prosedur, berarti suatu indikator pelanggaran disiplin.

g. Ada batas waktu

Untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam sistem berkelas

(kelompok siswa), batas waktu menjadi salah satu ciri yang tidak bisa

ditinggalkan. Setiap tujuan akan diberi waktu tertentu, kapan tujuan itu

harus sudah tercapai.

5. Faktor-faktor interaksi

Suatu kegiatan yang namanya “pendidikan” selalu merupakan

rangkaian peristiwa yang sangat kompleks. Dalam peristiwa ini banyak faktor-

Page 46: PTK IPS Kls VIII.pdf

faktor yang mempengaruhi dan saling menunjang. Salah satu faktor utama

adalah siswa, yang diharapkan dapat tumbuh menjadi pribadi yang utuh

melalui proses belajar mengajar.

Proses belajar mengajar sebenarnya merupakan rangkaian kegiatan

komunikasi antara manusia, yaitu orang yang belajar (siswa) dan orang yang

mengajar (guru). Komunikasi antara dua subyek guru dan siswa adalah

komunikasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor lainnya. Faktor-faktor itu

antara lain, situasi dan kondisi pengajaran, kemampuan yang dimiliki oleh

seorang guru, cara belajar yang harus diikuti siswa, dan sebagainya. Faktor-

faktor ini saling mempengaruhi dalam keberhasilan siswa belajar. Misalnya

salah satu faktor dalam menentukan keberhasilan siswa belajar adalah guru.

Faktor guru ini sangat menentukan baik dalam beberapa metode mengajar

apakah dengan metode ceramah, diskusi, permainan, dan sebagainya, maupun

dalam berbagai system belajar termasuk sistem belajar tuntas (mastery

learning)24

Beberapa faktor interaksi belajar mengajar, yang secara minimum

haruslah memiliki, yaitu:25

a) Tujuan yang akan dicapai jelas

b) Bahan yang menjadi isi interaksi

c) Siswa yang menjadi sasaran interaksi

d) Guru yang melaksanakan

e) Metode tertentu untuk mencapai tujuan 24 Masnur, dkk, Dasar – dasar Interaksi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia (Malang : Jemmars, 1987), hlm.95 25 Masnur, dkk, Ibid, hal.96-99

Page 47: PTK IPS Kls VIII.pdf

f) Situasi yang memungkinkan terjadinya proses interaksi belajar mengajar

berlangsung dengan baik, dan

g) Penilaian terhadap hasil interaksi belajar / mengajar itu.

Berikut penjelasan dari dari tiap-tiap item di atas:

a) Tujuan

Apa peranan tujuan dalam interaksi belajar mengajar? Memang guru

dapat saja tidak mempunyai tujuan, atau mungkin saja untuk suatu

pengalaman belajar tertentu tujuan itu sukar untuk dirumuskan. Dalam

keadaan seperti ini, supaya tindakan tetap teratur, maka kita dapat mempunyai

suatu metode atau prosedur tertentu yang dapat di pakai sebagai dasar dalam

menentukan langkah-langkah yang akan kita tempuh. Hal ini berarti fungsi

tujuan dalam interaksi belajar-mengajar selalu ada.

Dalam interaksi edukatif kita mengenal beberapa istilah tujuan, yaitu

yang bersifat umum dan bersifat khusus. Istilah-istilah itu umumnya

dinamakan “aims”, “goals” dan “objectives”.

Meskipun ketiga istilah itu dapat di artikan dengan tujuan, tetapi

mereka mempunyi perbedaan arti yang penting. Perbedaan itu disebabkan oleh

perluasan daerah yang dicakupnya dan berdasarkan tingkat kekhususannya.

Istilah mana yang paling baik dan paling sesuai, tergantung pada tingkat

kegunaannya.

Istilah “aims” dapat diterjemahkan dengan tujuan yang paling umum

dan bersifat luas. “Aims” didefenisikan sebagai suatu pernyataan umum yang

Page 48: PTK IPS Kls VIII.pdf

akan memberi gambaran dan arah yang akan dituju. “Aims” merupakan titik

tolak, ide aspirasi dan pengarahan. Dalam rumusan aims terkandung tiga unsur

pokok, yaitu:

(1) Pernyataan umum mengenai nilai

(2) Keamanan usaha harus diarahkan, dan

(3) Saran penyesuaian jika dihadapkan pada hal-hal yang berubah.

Sejalan dengan ketiga unsur pokok di atas, seorang ahli bernama John

Dewey, menyatakan tiga hal yang harus diperhatikan dalam penulisan suatu

“aims”, yaitu:

(1) Harus relevan atau sesuai dengan situasi

(2) Bersifat tentative artinya harus luwes dan dapat diubah, dan

(3) Hendaknya dapat meningkatkan kegiatan-kegiatan.

Istilah “goals” menunjukkan sifat yang lebih nyata dan sering kita

sebut dengan tujuan umum. Jika dibandingkan dengan “aims”, yang

merupakan dasar pemikiran yang utama, maka “goals” merupakan penjelasan

yang lebih terinci. Jika “aims” hanya memberi pengarahan maka “goals” lebih

menyatakan suatu kegiatan.

Meskipun rumusan “goals” bersifat lebih terinci daripada “aims”,

“goals” masih tetap merupakan rumusan yang umum. Untuk pelaksanaan

interaksi belajar mengajar rumusan “goals” masih perlu diturunkan ke dalam

rumusan yang lebih operasional. Rumusan yang terakhir ini dinamakan

“objectives”. Istilah “objectives” biasanya diterjemahkan dengan tujuan

khusus. Jika dalam “goals” tertulis suatu gambaran umum, maka dalam tujuan

Page 49: PTK IPS Kls VIII.pdf

khusus tertulis suatu kegiatan siswa setelah manjalani interaksi belajar

mengajar. Kegiatan yang terlukis dalam tujuan khusus ini sering dinyatakan

dalam bentuk “kelakuan” yang dalam istilah asingnya dinamakan “behavior”.

Karena istilah “tujuan khusus” sering pula disebut sebagai “behavioral

objectives”.26

b) Bahan/materi

Penguasaan bahan oleh guru seyogyanya mengarah pada

spesifik/takhasus atas ilmu kecakapan yang diajarkan. Mengingat isi, sifat, dan

luasnya ilmu, maka guru harus mampu menguraikan ilmu atau kecakapan dan

apa-apa yang akan diajarkannya kedalam bidang ilmu atau kecakapan yang

bersangkutan. Penyusunan unsur-unsur atau informasi-informasi yang baik

itu bukan saja akan mempermudah peserta didik untuk mempelajarinya,

melainkan juga memberikan gambaran yang jelas sebagi petunjuk dalam

menetapkan metode pengajaran.27

Isi bahan pengajaran itu luas sekali dan berbeda dalam tinggi

rendahnya serta sukar mudahnya. Sebelum menentukan bahan

studi/pengajaran yang akan dipelajari oleh peserta didik perlu diadakan pilihan

terlebih dahulu. Pilihan itu biasanya berdasarkan pada pedoman-pedoman

tertentu agar keseluruhan bahan yang telah ditentukan itu teratur dan

mencerminkan suatu hal yang integral bagi hidup peserta didik selama

disekolah sekarang, dan sesudahnya.

26 Masnur, dkk, op.cit., hlm. 98-99 27 Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hal.115

Page 50: PTK IPS Kls VIII.pdf

c) Siswa

Faktor ini merupkan faktor yang penting dalam interaksi belajar

mengajar. Karena tujuan dari interaksi edukatif adalah membantu siswa dalam

mengarahkan perubahan tingkah laku secara efektif dan efisien sesuai denagn

tujuan.

Faktor-faktor ini dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam

belajar. Namun, ada pula di antara faktor-faktor itu yang sepenuhnya

tergantung pada siswa, seperti kecerdasan, kesiapan, dan bakat anak

Sehubungan dengan faktor murid ini, para psikologi pendidikan

antaranya Adrey dan Howard Nicholls menganjurkan sebagi berikut.

(1) Tiap siswa hendaknya dipandang sebagi suatu individu

(2) Diakui adanya perbedaan kemampuan

(3) Diakui adanya perbedaan kepribadian

(4) Diakui adanya perbedaan pengalaman lingkungan.

Berdasarkan uraian di atas jelaslah pentingnya bagi guru untuk

memperhatikan faktor-faktor yang pokok yang mempengaruhi proses belajar-

mengajar. Dengan memperhatikan dan kemudian memahami faktor-faktor

yang menunjang dan karakteristiknya, maka diharapkan kita dapat membantu

menciptakan suasana interaksi yang sesuai dengan tujuan yang telah

ditetapkan. Di samping itru, tentunya masih banyak lagi aspek-aspek lain dari

faktor-faktor interaksi edukatif tersebut di atas, yang akan menunjang

keberhasilan interaksi edukatif itu.

Page 51: PTK IPS Kls VIII.pdf

d) Guru

Jika membicarakan masalah guru yang baik, maka kita akan

berhadapan dengan berbagi tafsiran dari sudut mana kita meninjaunya.

Seorang guru yang profesional dituntut untuk memiliki kemampuan-

kemampuan tertentu. Guru merupakan pribadi yang berkenaan dengan

tindakannya dalam kelas, caranya berkomunikasi, berinteraksi dengan warga

sekolah. Guru dapat dilihat sebagai wakil sekolah di masyarakat, dia

seharusnya menjadi suri teladan bagi masyarakat sekitarnya. Karena terlalu

luasnya tinjauan tentang guru, maka dalam kesempatan ini kita membatasinya

yaitu hanya melihatnya dari segi guru yang diharapakan dalam hubungan

interaksi edukatif dengan para siswa dalam kelas sesuai dengan fungsi dan

tugas dalam pengelolaaan kelas.

Sebagai pegangan kita dapat berpijak dari hal-hal yang telah

disepakati oleh para ahli pendidikan dalam berbagai penelitian dan pertemuan,

yang dalam garis besarnya mengemukakan bahwa guru yang baik adalah guru

yang mampu melaksanakan fungsi-fungsi pengajaran. Fungsi-fungsi

pengajaran itu di antaranya sebagi berikut:

(1) Penjelasan, pemberitahuan dan petunjuk

(2) Pengarahan dan pengadministrasian

(3) Penyatuan kelompok

(4) Pemberian rasa aman terhadap para siswa, dan

(5) Kejelasan sikap, kepercayaan dan pemecahan masalah.

e) Metode dan situasi

Page 52: PTK IPS Kls VIII.pdf

Faktor metode ini ditetapkan mana yang terbaik untuk mencapai suatu

tujuan dengan cara efisien. Seorang guru yang sangat miskin pengetahuaannya

tentang metode pencapaian tujuan, yang kurang menguasai berbagai tehnik

mengajar atau mungkin tidak mengetahui adanya metode-metode itu, akan

berusaha mencapai tujuannnya dengan cara tidak wajar. Dalam hal yang

demikian akan berakibat rendahnya mutu pelajaran, kurangnya minat anak

dan kesungguhan dalam belajar. Hasil pengajaran seperti itu sangat

menyedihkan, proses belajar mengajar tidak berjalan semestinya, guru akan

kecewa dan muridpun demikian.

Faktor-faktor metode ini sangat berkaitan erat dengan faktor situasi.

Situasi berkenaan dengan keadaan yang bagaimana interaksi balajar-mengajar

terjadi. Suatu metode mungkin tepat untuk situasi tertentu, namun tidak cocok

untuk situasi yang lain. Situasi ini harus dibuat sedemikian rupa sehingga

terjadi proses interaksi belajar-mengajar yang efektif.

f) Penilaian

Menilai hasil belajar murid-murid, bagi kebanyakan orang berarti

mengadakan ujian, tes, atau ulangan. Maksudnya ialah untk memperoleh suatu

angka indeks yang menentukan berhasil atau tidaknya seseorang siswa.

Perlu diketauhi bahwa berhasilnya seorang siswa belajar tidak

ditentukan hanya dari lulusnya siswa dari suatu atau keseluruhan tes yang

diberikan (kognitif), tetapi juga terbentuknya sikap, kepribadian, dan

keterampilan yang kita harapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang telah

dirumuskan (afektif dan psikomotor).

Page 53: PTK IPS Kls VIII.pdf

B. Prestasi Belajar

5. Pengertian prestasi

Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, yaitu :

“Prestasi” dan “Belajar”. Antara kata “Prestasi” dan “belajar” mempunyai arti

yang berbeda. Oleh karena itu sebelum membahas pengertian prestasi belajar

maka kita harus mengetahui apa yang dimaksud dengan “Prestasi” dan

“Belajar”.

Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah di kerjakan,

diciptakan, baik secara individu maupun kelompok.28

Pengertian prestasi menurut para ahli adalah:

a. WJS. Poerwadarminta berpendapat bahwa prestasi adalah hasil yang telah

dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya).29

b. Mas'ud Khasan Abdul Qahar, memberi batasan prestasi dengan apa yang

telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati

yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja.30

c. Nasrun Harahap dkk, prestasi adalah penilaian pendidikan tentang

perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan

bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka sarat nilai-nilai yang

terdapat dalam kurikulum.31

28 Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru(Surabaya: Usaha Nasional, 1994), hlm.19 29 Ibid., hlm.20 30 Ibid., hlm. 20 31 Ibid., hlm.20

Page 54: PTK IPS Kls VIII.pdf

6. Pengertian belajar

Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata

mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk

informasi / materi pelajaran. Orang yang beranggapan demikian biasanya akan

segera merasa bangga ketika anak-anaknya telah mampu menyebutkan

kembali secara lisan (verbal) sebagian besar informasinya yang terdapat dalam

buku teks atau yang diajarkan oleh guru.

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsure yang sangat

fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini

berarti, bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat

bergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika ia berada di

sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.32

Masalah pengertian belajar ini, para ahli psikologi dan pendidikan

mengemukakan rumusan yang berlainan sesuia dengan bidang keahlian

mereka masing-masing. Tentu saja mereka mempunyai alasan yang dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah.33

� James O. Whittaker, misalnya, merumuskan belajar sebagai proses dimana

tingkah laku ditimbulkan atau di ubah melalui latihan atau pengalaman.

� Cronbach berpendapat bahwa learning is shown by change in behavior as

a result of experience. Belajar sebagai suatu aktivitas yang ditunjukkan

oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.

32 Muhibbin Syah, Psikologis Belajar (Jakarta : PT. Logos Wacana Ilmu, 1999), hlm.59 33 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar (Jakarta :PT. Rineka Cipta, 2002), hlm.12 - 13

Page 55: PTK IPS Kls VIII.pdf

� Howard L. Kingskey mengatakan bahawa learning is the process by which

behavior (in the broader sense) is originated or changed through practice

or training. Belajar adalah proses di mana tingkah laku (dalam arti luas)

ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan. Sedangkan Geoch

merumuskan learning is change is performance as a result of practice.

� Drs. Slameto juga merumuskan pengertian tentang belajar. Menurutnya

belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan

ligkungannya.

Adapun pengertian belajar menurut Morgan adalah setiap perubahan

yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari

latihan atau pengalaman.34

Sedangkan menurut Athur T. Jersild, belajar adalah perubahan tingkah

laku karena pengalaman dan latihan.35

Dari definisi di atas, dapat dikemukakan bahwa ciri-ciri belajar adalah

sebagai berikut:

a. Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana

perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi

juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk

b. Belajar merupakan suatu perubahan yang tejadi melalui latihan atau

pengalaman, dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh

34 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: Remadja Karya, 1988), hlm.85 35 Ahmad Thonthowi, Psokologi Pendidikan(Bandung: Angkasa, 1993), hlm.98

Page 56: PTK IPS Kls VIII.pdf

pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar, seperti

perubahan-perubahan yang terjadi pada diri seorang bayi.

c. Untuk dapat disebut sebagai belajar, maka perubahan itu harus relatif

mantap, harus merupakan akhir dari suatu periode waktu yang cukup

panjang. Berapa lama periode waktu itu berlangsung sulit ditentukan

dengan pasti, tetapi perubahan itu hendaknya merupakan akhir dari suatu

periode yang mungkin berlangsung berhari-hari, berbulan-bulan, ataupun

bertahun-tahun. Ini berarti kita harus mengesampingkan perubahan-

perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh kelelahan, adaptasi,

ketajaman perhatian atau kepekaan seseorang yang biasaanya hanya

berlangsung sementara.

Definisi-definisi yang telah dikemukakan itu diberikan oleh ahli-ahli

yang berbeda-beda pendiriannya, berlain-lainan titik-tolaknya. Kalau kita

simpulkan definisi-definisi tersebut dan juga definisi-definisi yang lain. Maka

kita dapatkan hal-hal pokok sebagai berikut:

a) Bahwa belajar itu membawa perubahan (dalam arti behavioral changes,

actual maupun potensial).

b) Bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan

baru (dalam arti Kenntnis dan Fertingkeit).

c) Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha (dengan sengaja).36

36 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan (Jakarta : CV. Rajawali, 1987) hlm.248 - 249

Page 57: PTK IPS Kls VIII.pdf

7. Pengertian prestasi belajar

Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, yaitu

prestasi dan belajar. Antara kata prestasi dan belajar mempunyai arti yang

berbeda. Oleh karena itu sebelum kita membicarakan pengertian prestasi dan

pengertian belajar lebih baik kita membicarakan pengertian prestasi dan

pengertian belajar telebih dahulu.

Dari pengertian prestasi yang telah dibahas sebelumnya dapat

disimpulkan bahwa pengertian prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang

telah dikerjakan, diciptakan, yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan

jalan keuletan kerja.

Sedangkan belajar adalah sebagai perubahan kelakuan berkat

pengalaman dan latihan. Dan belajar membawa sesuatu perubahan itu tidak

hanya mengenai jumlah pengetahuan melainkan juga dalam bentuk

kecakapan, kebiasaaan, sikap, pengertian, penghargaan, minat, penyesuaian

diri, pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang yang

sedang belajar itu tidak sama lagi dengan saat sebelumnya, karena itu lebih

sanggup menghadapi kesulitan memecahkan masalah atau menambah

pengetahuannya, akan tetapi dapat pula menerapkannya secara fungsional

dalam situasi-situasi hidupnya.

Setelah kita mengetahui pengertian prestasi dan pengertian belajar,

maka dapat disimpulkan bahwa pengertian prestasi belajar adalah hasil yang

diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri

individu sebagai hasil dari aktifitas belajar.

Page 58: PTK IPS Kls VIII.pdf

8. Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan prestasi belajar

Prestasi belajar tidak terlepas dari belajar itu sendiri, begitu juga faktor

yang mempengaruhi terhadap prestasi belajar tidak jauh dengan faktor yang

mempengaruhi belajar.

Prestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil

interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri

(faktor internal) maupun dari luar (faktor eksternal) individu. Pengenalan

terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan prestasi belajar

penting sekali artinya dalam rangka membantu murid-murid dalam mencapai

prestasi belajar yang sebaik-baiknya.

a. Faktor Intern

1. Faktor jasmani (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun yang di

peroleh. Yang di maksud faktor ini misalnya penglihatan,

pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya. Adapun faktor jasmani

di bedakan sebagai berikut:

a) Faktor kesehatan

Sehat berarti seluruh anggota badan itu dalam keadaan baik dan

tidak terjangkit penyakit, baik yang kronis maupun tidak, kesehatan bagi

orang yang sedang belajar itu sangat berpengaruh sekali. Jika seseorang

belajar dalam keadaan sakit, ia tidak dapat berkosentrasi dengan baik dan

hal ini berpengaruh buruk terhadap prestasi yang akan di capainya.

Kesehatan indera penglihatan dan indera pendengaran sangat

mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan

Page 59: PTK IPS Kls VIII.pdf

pengetahuan, khususnya yang di sajikan dalam kelas untuk mengatasi

timbulnya masalah mata dan mata sebagai seorang guru yang profesional

hendaknya bekerjasama dengan pihak sekolah untuk memperoleh bantuan

pemeriksaan rutin dari dinas kesehatan setempat.

b) Faktor cacat tubuh

Cacat tubuh adalah suatu yang menyebabkan kurang baik atau

kurang sempurna mengenai tubuh. Cacat tubuh itu bias berupa buta,

setengah buta, tuli, setengah tuli, patah kaki, patah tangan, lumpuh dan

sebagainya.

Dan beberapa penyakit kronis sangat mengganggu belajar itu.

Penyakit-penyakit seperti pilek, influenza, sakit gigi, batuk dan yang

sejenis dengan itu biasanya diabaikan karena dipandang tidak cukup serius

untuk mendapatkan perhatian dan pengobatan, akan tetapi dalam

kenyataannya penyakit-penyakit semacam ini sangat mengganggu

aktivitas belajar itu.

Panca indera dapat dimisalkan sebagai pintu gerbang masuknya

pengaruh ke dalam individu. Orang mengenal dunia sekitarnya dan belajar

dengan mempergunakan panca inderanya. Baiknya berfungsinya panca

indera merupakan syarat dapatnya belajar itu berlangsung dengan baik.

Dalam system persekolahan dewasa ini di antara panca indera itu yang

paling memegang peranan dalam belajar adalah mata dan telinga. Karena

itu adalah menjadi kewajiban bagi setiap pendidik untuk menjaga, agar

panca indera anak didiknya berfungsi dengan baik, baik penjagaan yang

Page 60: PTK IPS Kls VIII.pdf

bersifat kuratif maupun bersifat yang bersifat preventif, seperti misalnya

adanya pemeriksaaan dokter secara periodik, penyediaan alat-alat

pelajaran serta perlengkapan yang memenuhi syarat, dan penempatan

murid-murid secara baik di kelas (pada sekolah- sekolah), dan

sebagainya.37

2. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang di peroleh

yang terdiri atas :

a. Intelegensi

Yang di maksud intelegensi adalah: kapasitas umum dari seorang

individu yang dapat di lihat dari kesanggupan pikirannya dalam mengatasi

tuntutan kebutuhan yang baru keadaan rohaniah secara umum yang dapat

di sesuaikan dengan problema-problema dan kondisi-kondisi yang baru

dalam kehidupan.38 Faktor intelegensi ini merupakan masalah yang besar

sekali pengaruhnya terhadap kemajuan belajar dan faktor ini juga

menentukan berhasil tidaknya seseorang terlebih pada waktu anak masih

usia muda

Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan

psikofisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan

lingkungan dengan cara yang tepat.39

37 Sumadi Suryabrata, op.cit., hlm.252. 38 Crow and Crow, Psikologi Pendidikan (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1991), hlm.351 39 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: Logos, 1999), hlm. 133

Page 61: PTK IPS Kls VIII.pdf

Sedangkan Bimo Walgito mendefinisikan intelegensi dengan daya

menyesuaikan diri dengan keadaan baru dengan mempergunakan alat-alat

berfikir menurut tujuannya.40

Setiap individu mempunyai intelegensi yang berbeda-beda, maka

individu yang satu dengan individu yang lain tidak sama kemampuannya

dalam memecahkan suatu persoalan yang dihadapi.

Ada dua pandangan mengenai perbedaan intelegensi yaitu pandangan yang menekankan pada perbedaan kualitatif dan pandangan yang menekankan pada perbedaan kuantitatif. Pandangan yang pertama berpendapat bahwa perbedaan intelegensi satu dengan yang lainnya memang secara kualitatif berbeda, sedangkan pandangan yang kedua berpendapat bahwa perbedaan intelegensi satu dengan yang lainnya disebabkan semata-mata karena perbedaan materi yang diterima atau proses belajarnya.41

Intelegensi dianggap sebagai suatu norma umum dalam

keberhasilan belajar. Intelegensi normal bila nilai IQ menunjukkan angka

85-115. Diduga 70% penduduk memiliki IQ normal. Sedangkan yang ber

IQ di bawah 70 diduga sebesar 15% penduduk, dan yang ber-IQ 115-145

sebesar 15%. Yang ber-IQ 130-145 hanya sebesar 2% penduduk. Yang

menjadi masalah adalah siswa yang memiliki kecakapan di bawah

normal.42

Untuk menolong siswa yang berbakat, sebaiknya kita menaikkan

kelasnya setingkat lebih tinggi dari kelasnya sekarang. Kelak apabila

ternyata di kelas barunya dia masih merasa terlalu mudah juga, siswa

tersebut dapat dinaikkan setingkat lebih tinggi lagi. Begitu seterusnya,

40 Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum (Yogyakarta: Andi Offset, 1989), hlm.133 41 Ibid., hlm.137 42 Mudjiono, dkk, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999), hlm.245-246

Page 62: PTK IPS Kls VIII.pdf

hingga dia mendapatkan kelas yang tingkat kesulitan mata pelajarannya

sesuai dengan tingkat intelegensinya. Apabila cara tersebut sulit ditempuh,

alternatif lain dapat diambil, misalnya dengan cara menyerahkan siswa

tersebut kepada lembaga pendidikan khusus untuk para siswa berbakat.

Sementara itu, untuk menolong siswa yang berkecerdasan di

bawah normal, tidak dapat dilakukan sebaliknya, yaitu dengan

menurunkannya ke kelas yang lebih rendah. Sebab, cara penurunan kelas

seperti ini dapat menimbulkan masalah baru yang bersifat psikososial yang

tidak hanya mengganggu dirinya saja, tetapi juga mengganggu "adik-adik"

barunya.

Oleh karena itu, tindakan yang dianggap lebih bijaksana adalah

dengan cara memindahkan siswa penyandang intelegensi rendah tersebut

ke lembaga pendidikan khusus untuk anak-anak penyandang

"kemalangan" IQ.

Berdasarkan hasil tes, intelegensi (intelligence quotient), maka hasil bagi

yang diperoleh dari pembagian umur kecerdasan dengan umur kecerdasan

dengan umur sebenarnya, menunjukkan kesanggupan rata-rata kecerdasan

seseorang. Pembagian itu adalah:

Tabel. 1 Pembagian Kecerdasan43

a. Luar biasa (genius) IQ di atas 140

b. Pintar (begaaf) 110 – 140

43 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi edukatif (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000), hlm.58

Page 63: PTK IPS Kls VIII.pdf

c. Normal (biasa) 90 – 110

d. Kurang Pintar 70 – 90

e. Bebal (debil) 50 – 70

f. Dungu (imbicil) 30 – 50

g. Pusung (idiot) Di bawah 30

b. Perhatian

Perhatian adalah perpustakaan tenaga psikis tertuju pada suatau

objek banyak sedikit nya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas yang

dilakukan.

Untuk menjalani hasil belajar yang baik, maka siswa harus

mempunyai perhatian terhadap apa yang dipelajarinya.

Kata perhatian, tidaklah selalu di gunakan dalam arti yang sama.

Beberapa contoh dapat menjelaskan hal ini :44

(1) Dia sedang memperhatikan contoh yang diberikan oleh gurunya.

(2) Dengan penuh perhatian dia mengikuti kuliah yang diberikan oleh

dosen yang baru itu.

c. Minat

Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan

kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.45

44 Sumadi suryabrata, op.cit., hlm.13 45 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar ( Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2003), hlm.151

Page 64: PTK IPS Kls VIII.pdf

Minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam

bidang-bidang studi tertentu, misalnya: seseorang yang menaruh minat

besar terhadap matematika akan memusatkan perhatiannya lebih banyak

daripada siswa lainnya.

Kemudian, karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap

materi itulah yang memungkinkan siswa tadi untuk belajar lebih giat, dan

akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan. Guru dalam kaitan ini

seyogyanya berusaha membangkitkan minat siswa untuk menguasai

pengetahuan yang terkandung dalam bidang studinya dengan cara yang

kurang lebih sama dengan kiat membangun sikap positif.

d. Bakat

Pengertian bakat menurut para ahli adalah:

1. Kemampuan untuk belajar.46

2. Gejala kondisi kemampuan seseorang yang relatif sifatnya, yang salah

satu aspeknya yang penting adalah kesiapannya untuk memperoleh

kecakapan-kecakapannya yang potensial sedangkan aspek lainnya

adalah kesiapannya untuk mengembangkan minat dengan

menggunakan kecakapan tersebut.47

Bakat dapat mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar siswa.

Oleh karenanya adalah hal yang tidak bijaksana apabila orang tua

memaksakan kehendaknya untuk menyekolahkan anaknya pada jurusan

46 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1991), hlm.5 47 L.Crow,A.Crow, Psychologi Pendidikan (Yogyakarta: Nur Cahaya, 1989), hlm. 207

Page 65: PTK IPS Kls VIII.pdf

keahlian tertentu tanpa mengetahui terlebih dahulu bakat yang dimiliki

anaknya itu.

Pemaksaan kehendak terhadap seorang siswa dan juga

ketidaksadaran siswa terhadap bakatnya sendiri sehingga ia memilih

jurusan keahlian tertentu yang sebenarnya bukan bakatnya akan

berpengaruh buruk terhadap kinerja akademik atau prestasi belajarnya.

Adakalanya seseorang mempunyai bakat yang terpendam. Untuk mengetahui bakat yang terpendam ini dapat dilakukan bermacam-macam test antara lain: test ketajaman indera, test kecepatan gerak, test kekuatan dan koordinasi, test temperamen dan karakter, dan test penalaran dan kemampuan belajar.48

e. Motivasi

Seseorang itu akan berhasil dalam belajar kalau pada dirinya

sendiri ada keinginan untuk belajar. Keinginan atau dorongan untuk

belajar itu disebut dengan motivasi.

Motivasi menurut Sumadi Suryabrata 49 adalah yang terdapat dalam diri

seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna

pencapaian suatu tujuan.

Selanjutnya dijelaskan bahwa dari pengertian motivasi yang

dikemukakan oleh MC. Donald ini mengandung tiga elemen penting

sebagai berikut:

a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri

setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa

beberapa perubahan energi di dalam sistem neurophysiological yang

48 Ibid., hlm.207 49 Sumadi suryabrata, op.cit., hlm.70

Page 66: PTK IPS Kls VIII.pdf

ada pada organisme manusia (walaupun motivasi itu muncul dari

dalam diri manusia), penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik

manusia.

b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa/”feeling”, afeksi seseorang.

Dalam hal ini, motivasi relevan dengan persoalan kejiwaan, afeksi dan

emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.

c. Motivasi akan dirangsang karena adanya suatu tujuan. Jadi motivasi

dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yaitu

tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi

kemunculannya karena terangsang/terdorong oleh adanya unsur lain,

dalam hal ini tujuan. Tujuan ini menyangkut soal kebutuhan.

Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong

terjadinya proses belajar. Motivasi belajar pada diri siswa dapat menjadi

lemah. Lemahnya motivasi, atau tiadanya motivasi belajar akan

melemahkan kegiatan belajar. Selanjutnya, mutu hasil belajar akan

menjadi rendah. Oleh karena itu, motivasi belajar pada diri siswa perlu

diperkuast terus menerus. Agar siswa memiliki motivasi belajar yang kuat,

pada tempatnya diciptakan suasana belajar yang mengembirakan.

f. Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan

seseorang di mana alat-alat tubuhnya siap melakukan kecakapan baru.

Page 67: PTK IPS Kls VIII.pdf

g. Kesiapan

Kesiapan ini berhubungan dengan kematangan berarti kesiapan

untuk melaksanakan kecakapan kesiapan ini perlu di perhatikan dalam

proses belajar, karena jiwa siswa belajar dalam keadaan yang siap, maka

hasil belajarnya akan lebih baik.

3. Faktor kelelahan

Kelelahan ini adakalanya kelelahan jasmani dan adakalanya

kelelahan rohani. Kedua kelelahan ini mempengaruhi belajar, karena jika

kelelahan jasmani ini terjadi maka siswa kecenderungan untuk berbaring,

begitu pula dengan kelelahan rohani ini terjadi akan kehilangan minat

dorongan untuk menghasilkan prestasi.

b. Faktor Ekstern

Faktor ekstern adalah faktor yang datang dari luar diri anak didik.50

Faktor ekstern yang mempengaruhi prestasi belajar siswa

dikelompokkan menjadi 3 faktor yaitu: faktor keluarga, faktor sekolah, dan

faktor masyarakat.

1. Faktor keluarga

Pengertian keluarga menurut para ahli adalah:

a. Suatu kesatuan sosial terkecil yang dipunyai oleh manusia sebagai

makhluk sosial.51

50 Roestiyah NK, Op.Cit., hlm.159

Page 68: PTK IPS Kls VIII.pdf

b. Unit satuan masyarakat yang terkecil yang sekaligus merupakan

kelompok terkecil dalam masyarakat.52

Keluarga akan memberikan pengaruh kepada siswa yang belajar

berupa: cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana

rumah tangga, keadaan ekonomi keluarga:

1) Cara orang tua mendidik

Orang tua merupakan sumber pembentukan kepribadian anak,

karena anak mulai mengenal pendidikan yang pertama kali adalah

pendidikan keluarga oleh orang tuanya.

Cara orang tua mendidik anaknya, misalnya mereka acuh tak acuh

terhadap belajar anaknya, tidak memperhatikan sama sekali akan

kepentingan-kepentingan dan keperluan-keperluan anaknya dalam belajar,

tidak mengatur waktu belajarnya, tidak memperhatikan apakah anak

belajar atau tidak, tidak mau tahu bagaimanakah kemajuan belajar

anaknya, kesulitan-kesulitan yang dialami dalam belajar dan lain

sebagainya, dapat menyebabkan anak tidak atau kurang berhasil dalam

belajarnya. Mungkin anak sendiri pandai, tetapi karena cara belajarnya

tidak teratur, akhirnya kesukaran-kesukaran menumpuk sehingga

mengalami kegagalan dalam belajarnya dan akhirnya anak malas belajar.

Hasil yang didapatkan, nilai/hasil belajarnya tidak memuaskan bahkan

mungkin gagal dalam studinya. Hal ini dapat terjadi pada anak dari

51 Wahyu, Wawasan Ilmu Sosial Dasar (Surabaya: Usaha Nasional,1986), hlm. 57 52 Abu Ahmadi, Ilmu Sosial Dasar (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hlm. 87

Page 69: PTK IPS Kls VIII.pdf

keluarga yang kedua orang tuanya terlalu sibuk mengurusi pekerjaan atau

kedua orang tua yang memang tidak mencintai anaknya.

2) Relasi antar anggota keluarga

Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang

tua dengan anaknya. Selain itu relasi anak dengan saudaranya atau dengan

anggota keluarga lainpun turut mempengaruhi belajar anak. Wujud relasi

ini misalnya apakah hubungan itu penuh dengan kasih sayang dan

pengertian, ataukah diliputi oleh kebencian, sikap yang terlalu keras,

ataukan sikap yang acuh tak acuh dan sebagainya.

Begitu juga relasi anak dengan saudaranya atau dengan anggota

keluarga yang lain tidak baik, akan dapat menimbulkan problem yang

sejenis.

Demi kelancaran belajar serta keberhasilan anak, perlu diusahakan

relasi yang baik di dalam keluarga anak tersebut. Hubungan yang baik

adalah hubungan yang penuh pengertian dan kasih sayang, disertai dengan

bimbingan dan bila perlu hukuman-hukuman yang sekiranya mendidik

untuk menyukseskan belajar anak sendiri.

3) Suasana rumah tangga

Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi-situasi atau kejadian-

kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga di mana anak berada dan

belajar.53

53 Slameto, Op.Cit., hlm. 65

Page 70: PTK IPS Kls VIII.pdf

Suasana rumah juga merupakan faktor yang penting yang tidak

termasuk faktor yang disengaja. Suasana rumah yang gaduh/ramai dan

semrawut tidak akan memberi ketenangan kepada anak yang belajar.

Suasana tersebut dapat terjadi pada keluarga yang besar dan terlalu banyak

penghuninya. Suasana rumah yang tegang, ribut dan sering terjadi cekcok,

pertengkaran antar anggota keluarga atau dengan keluarga lainnya

menyebabkan anak menjadi bosan di rumah, akibatnya belajarnya menjadi

kacau.

Selanjutnya agar anak dapat belajar dengan baik perlu diciptakan

suasana rumah yang tenang dan tenteram, karena selain anak

kerasan/betah tinggal di rumah, anak juga dapat belajar dengan baik.

4) Keadaan ekonomi keluarga

Keadaan ekonomi keluarga sangat erat hubungannya dengan

belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan

pokoknya, misalnya: makan, pakaian, perlindungan, kesehatan dan lain-

lainnya, juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja,

kursi, penerangan, alat tulis-menulis, buku-buku dan lain sebagainya.

Fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai cukup

uang.

Jika anak hidup dalam keluarga yang miskin, kebutuhan pokok

anak kurang terpenuhi, akibatnya kesehatan anak terganggu. Akibat yang

lain anak selalu dirundung kesedihan sehingga anak merasa minder dengan

teman lain, hal ini pasti akan mengganggu belajar anak. Bahkan mungkin

Page 71: PTK IPS Kls VIII.pdf

anak harus bekerja mencari nafkah untuk membantu orang tuanya

walaupun sebenarnya anak belum saatnya untuk bekerja, hal yang seperti

ini akan mengganggu belajar anak. Walaupun tidak dapat dipungkiri

tentang adanya kemungkinan anak yang serba kekurangan dan selalu

menderita akibat ekonomi keluarga yang lemah, justru keadaan yang

begitu menjadi cambuk baginya untuk belajar lebih giat dan akhirnya

sukses besar. Hal ini terjadi karena anak merasa bahwa nasibnya tidak

akan berubah jika dia sendiri tidak berusaha mengubah nasibnya sendiri.

Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Surat Ar-ra'du ayat 11:

Artinya : Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya

bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah[767]. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.54

Sebaliknya keluarga yang kaya raya, orang tua sering mempunyai

kecenderungan untuk memanjakan anak. Anak hanya bersenang-senang

dan berfoya-foya, akibatnya anak kurang dapat memusatkan perhatiannya

kepada belajar. Hal tersebut juga dapat mengganggu belajar anak.

54 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Semarang: Toha Putra, 1989), hlm. 370

Page 72: PTK IPS Kls VIII.pdf

2. Faktor sekolah

Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode

mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa,

disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan

gedung, metode belajar, dan tugas rumah. Berikut ini akan penulis bahas

faktor-faktor tersebut satu persatu.

a. Metode Mengajar

Metode adalah cara yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk

mencapai suatu tujuan.55

Sebagaimana kita ketahui ada banyak sekali metode mengajar. Faktor-

faktor penyebab adanya berbagai macam metode mengajar ini adalah:

(1) Tujuan yang berbeda dari masing-masing mata pelajaran sesuai dengan

jenis, sifat maupun isi mata pelajaran masing-masing.

(2) Perbedaan latar belakang individual anak, baik latar belakang

kehidupan, tingkat usia maupun tingkat kemampuan berfikirnya.

(3) Perbedaan situasi dan kondisi di mana pendidikan berlangsung.

(4) Perbedaan pribadi dan kemampuan dari pendidik masing-masing.

(5) Karena adanya sarana/fasilitas yang berbeda baik dari segi kualitas

maupun dari segi kuantitas.56

Metode mengajar seorang guru akan mempengaruhi belajar siswa.

Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar

siswa menjadi tidak baik pula. Metode mengajar yang kurang baik itu 55 Winarno Surachmad, Metodologi Pengajaran Nasional (Bandung: Jemmars, 1980), hlm. 75 56 Zuhairini,Abdul Ghofir, Slamet AS. Yusuf, Methodik Khusus Pendidikan Agama (Surabaya: Usaha Nasional, 1983), hlm.80

Page 73: PTK IPS Kls VIII.pdf

dapat terjadi karena guru kurang persiapan dan kurang menguasai bahan

pelajaran sehingga guru tersebut menerangkannya tidak jelas. Akibatnya

siswa malas untuk belajar.

Guru yang lama biasanya mengajar dengan metode ceramah saja.

Siswa menjadi bosan, mengantuk, pasif dan hanya mencatat saja. Guru

yang progresif berani mencoba metode-metode yang baru, yang dapat

membantu meningkatkan kegiatan belajar mengajar, dan meningkatkan

motivasi siswa untuk belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka

metode mengajar harus diusahakan yang setepat, seefisien, dan seefektif

mungkin.

b. Kurikulum

Kurikulum dipandang sebagai sejumlah mata pelajaran yang

tertentu yang harus ditempuh atau sejumlah pengetahuan yang harus

dikuasai untuk mencapai suatu tingkat atau ijazah.57

Nana Sudjana mendefinisikan kurikulum dengan semua kegiatan

atau semua pengalaman belajar yang diberikan kepada siswa di bawah

tanggung jawab sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan.58

Kurikulum sangat mempengaruhi belajar siswa. Kurikulum yang

kurang baik berpengaruh tidak baik terhadap belajar. Kurikulum yang

tidak baik itu misalnya kurikulum yang terlalu padat, di atas kemampuan

siswa, tidak sesuai dengan bakat, minat dan perhatian siswa. Sistem

instruksional sekarang menghendaki proses belajar mengajar yang 57 Ibid., hlm. 58 58 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1989), hlm. 2

Page 74: PTK IPS Kls VIII.pdf

mementingkan kebutuhan siswa. Guru perlu mendalami siswa dengan

baik, harus mempunyai perencanaan yang mendetail, agar dapat melayani

siswa belajar secara individual.

Dan adanya perubahan kurikulum sekolah tidak hanya

menimbulkan masalah bagi guru dan siswa , tetapi juga petugas

pendidikan dan orang tua siswa. Bagi guru, ia perlu mengadakan

perubahan pembelajaran. Dalam hal ini guru harus menghindarkan diri

dari kebiasaan pembelajaran yang ‘lama‘. Bagi siswa, ia perlu mempelajari

cara-cara belajar, buku pelajaran, dan sumber belajar yang baru. Dalam hal

ini siswa harus menghindarkan diri dari cara-cara belajar ‘lama‘. Bagi

orang tua siswa, ia perlu mempelajari maksud, tata kerja, peran guru, dan

peran siswa dalam belajar pada kurikulum ‘baru‘. Orang tua perlu

memahami adanya metode dan teknik belajar ‘baru‘ bagi anak-anaknya.

Dengan memahami dan mempelajari teknik belajar yang ‘baru‘, maka ia

dapat membantu proses belajar anaknya secara baik.59

c. Relasi Guru dengan Siswa

Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa. Proses

tersebut juga dipengaruhi oleh relasi yang ada dalam proses itu sendiri.

Jadi cara belajar juga dipengaruhi oleh relasinya dengan gurunya.

Di dalam relasi (guru dengan siswa) yang baik, siswa akan menyukai mata

pelajaran yang diberikannya sehingga siswa berusaha mempelajari sebaik-

baiknya. Hal tersebut juga terjadi sebaliknya, jika siswa membenci

59 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta : kerja sama Pusat perbukuan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dengan PT. Rineka Cipta, 1999), hlm.254

Page 75: PTK IPS Kls VIII.pdf

gurunya. Ia segan mempelajari mata pelajaran yang diberikannya,

akibatnya pelajarannya tidak maju.

Guru yang kurang berinteraksi dengan siswa secara akrab,

menyebabkan proses belajar mengajar itu kurang lancar. Juga siswa

merasa jauh dari guru, maka segan untuk berpartisipasi secara aktif dalam

belajar.

d. Relasi Siswa dengan Siswa

Guru yang kurang mendekati siswa dan kurang bijaksana, tidak

akan melihat bahwa di dalam kelas ada grup yang saling bersaing secara

tidak sehat. Jiwa kelas tidak terbina, bahkan hubungan masing-masing

individu tidak tampak.

Siswa yang mempunyai sifat-sifat dan tingkah laku yang kurang

menyenangkan teman lain, mempunyai rasa rendah diri atau sedang

mengalami tekanan-tekanan batin, akan diasingkan dari kelompok.

Akibatnya makin parah masalahnya dan akan mengganggu belajarnya.

Lebih-lebih lagi ia akan menjadi malas untuk masuk sekolah dengan

alasan-alasan yang tidak-tidak karena di sekolah mengalami perlakuan

yang kurang menyenangkan dari teman-temannya.

Menciptakan relasi yang baik antar siswa adalah perlu, agar dapat

memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar siswa.

e. Disiplin Sekolah

Disiplin sekolah berarti adanya kesediaan untuk mematuhi

peraturan-peraturan dan larangan-larangan.

Page 76: PTK IPS Kls VIII.pdf

Hal-hal yang dapat dilakukan untuk menanamkan disiplin kepada

anak antara lain adalah: dengan pembiasaaan, dengan contoh atau tauladan

dan dengan penyadaran.

Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa

dalam sekolah dan juga dalam belajar. Kedisiplinan sekolah mencakup

kedisiplinan guru dalam mengajar dengan melaksanakan tata tertib,

kedisiplinan pegawai/karyawan dalam pekerjaan administrasi dan

kebersihan/keteraturan kelas, gedung sekolah, halaman dan lain-lain.

Kedisiplinan kepala sekolah dalam mengelola seluruh staf beserta siswa-

siswanya, dan kedisiplinan team BP dalam pelayanannya kepada siswa.

f. Alat Pelajaran

Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena

alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai oleh

siswa untuk menerima bahan yang diajarkan itu. Alat pelajaran yang

lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang

diberikan kepada siswa. Jika siswa mudah menerima pelajaran dan

menguasainya, maka belajarnya akan menjadi lebih giat dan lebih maju.

Kenyataan saat ini dengan banyaknya jumlah siswa yang masuk

sekolah, maka memerlukan alat-alat yang membantu lancarnya belajar

siswa dalam jumlah yang besar pula, seperti buku-buku perpustakaan,

laboratorium atau media-media lain. Kebanyakan sekolah masih kurang

memiliki media dalam jumlah maupun kualitasnya.

Page 77: PTK IPS Kls VIII.pdf

Mengusahakan alat pelajaran yang baik dan lengkap adalah perlu

agar guru dapat mengajar dengan baik sehingga siswa dapat menerima

pelajaran dengan baik pula.

g. Waktu Sekolah

Waktu sekolah adalah waktu terjadinya proses belajar mengajar di

sekolah, waktu itu dapat pagi hari, siang, sore/malam hari.60

Waktu sekolah juga mempengaruhi belajar siswa. Akibat

meledaknya jumlah anak yang masuk sekolah, dan penambahan gedung

sekolah belum seimbang dengan jumlah siswa, banyak siswa yang

terpaksa masuk sekolah disore hari, hal yang sebenarnya kurang dapat

dipertanggung jawabkan. Di mana siswa harus istirahat, tetapi terpaksa

masuk sekolah, sehingga mereka mendengarkan pelajaran sambil

mengantuk dan lain sebagainya. Sebaliknya bagi siswa yang belajar dipagi

hari, pikiran masih segar, jasmani dan rohani dalam keadaan yang baik.

Jika siswa bersekolah pada waktu kondisi badannya sudah lelah, misalnya

pada siang hari, akan mengalami kesulitan di dalam menerima pelajaran.

Kesulitan itu disebabkan karena siswa kurang berkonsentrasi dan berpikir

pada kondisi badan yang sudah lemah tadi. Jadi memilih waktu sekolah

yang tepat akan memberi pengaruh positif terhadap belajar.

60 Slameto, Op.Cit., hlm. 70

Page 78: PTK IPS Kls VIII.pdf

h. Standar Pelajaran

Guru berpendirian untuk mempertahankan wibawanya, perlu

memberi pelajaran di atas standar akibatnya siswa merasa kurang mampu

dan takut kepada guru.

Bila banyak siswa yang tidak berhasil dalam mempelajari mata

pelajarannya, guru semacam itu merasa senang. Tetapi berdasarkan teori

belajar, yang mengingat perkembangan psikis dan kepribadian siswa yang

berbeda-beda, hal tersebut tidak boleh terjadi. Guru dalam menuntut

penguasaan materi harus sesuai dengan kemampuan masing-masing. Yang

penting tujuan yang telah dirumuskan dapat tercapai.

i. Keadaan Gedung

Dengan jumlah siswa yang luar biasa banyaknya, keadaan gedung

dewasa ini terpaksa kurang, mereka duduk berjejal-jejal di dalam setiap

kelas.

Dan sebaliknya jika lengkapnya gedung (prasarana dan sarana)

pembelajaran merupakan kondisi pembelajran yang baik. Dan ini yang

menentukan jaminan terselenggaranya proses belajar yang baik.

j. Metode Belajar

Banyak siswa melaksanakan cara belajar yang salah, dalam hal ini

perlu pembinaan dari guru. Dengan cara belajar yang tepat akan efektif

pula hasil belajar siswa itu. Juga dalam pembagian waktu untuk belajar.

Kadang-kadang siswa belajar tidak teratur, atau terus menerus, karena

Page 79: PTK IPS Kls VIII.pdf

besok akan ujian. Dengan belajar demikian siswa akan kurang beristirahat,

bahkan mungkin jatuh sakit.

Ada rumus yang menyatakan bahwa 5 X 2 lebih baik dari 2 X 5

artinya lima kali belajar masing-masing dua topik lebih baik hasilnya

daripada dua kali belajar masing-masing lima topik.61

Adanya keteraturan belajar adalah syarat utama belajar. Bukan lamanya

belajar yang diutamakan tetapi kebiasaaan teratur dan rutin melakukan

belajar. Belajar teratur selama dua jam sekalipun setiap harinya, jauh lebih

penting dari belajar 6 jam namun hanya dilakukan pada hari-hari tertentu

saja. Demikian pula bukan banyaknya materi yang dipelajari yang harus

diutamakan, tapi seringnya mempelajari bahan tersebut sekalipun bahan

tersebut tidak banyak.

k. Tugas Rumah

Waktu belajar adalah di sekolah, tidak menutup kemungkinan jika

guru memberikan tugas rumah agar siswa akan belajar mengingat kembali

materi yang disampaikan guru di sekolah dan siswa juga dapat belajar

untuk menyiapkan bekal materi untuk dibawa ke sekolah besok. Sehingga

siswa di rumah tidak menyia-nyiakan waktu hanya untuk bermain saja di

rumah tetapi digunakan untuk belajar juga.

61 Nana Sudjana, Op.Cit., hlm.167

Page 80: PTK IPS Kls VIII.pdf

3. Faktor Masyarakat

Abu Ahmadi mendefinisikan masyarakat dengan suatu kelompok

yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang

sama-sama ditaati dalam lingkungannya.62

Sedangkan Wahyu memberikan batasan masyarakat dengan setiap

manusia yang telah hidup dan bekerja sama cukup lama sehingga mereka

dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai suatu

kesatuan sosial dengan batas yang dirumuskan dengan jelas.63

Dengan demikian dapatlah dikemukakan bahwa masyarakat

merupakan satu kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu

system adat-istiadat tertentu yang bersifat kontinu dan terikat oleh suatu

rasa identitas bersama.

Masyarakat merupakan faktor eksternal yang juga berpengaruh

terhadap belajar siswa. Yang termasuk dalam faktor masyarakat ini antara

lain adalah: kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul

dan bentuk kehidupan masyarakat.

a. Kegiatan siswa dalam masyarakat

Barang siapa menguasai generasi muda, berarti menguasai masa

depan suatu bangsa, demikianlah bunyi pepatah. Dengan mengkaji lebih

dalam arti apa yang tersirat dalam pepatah itu, berarti bahwa masa depan

suatu bangsa itu terletak di tangan generasi muda. Generasi mudalah yang

harus menggantikan generasi sebelumnya memimpin bangsanya.

62 Abu Ahmadi, Op.Cit., hlm. 97 63 Wahyu, op.cit., hlm. 61

Page 81: PTK IPS Kls VIII.pdf

Jumlah pemuda yang dapat mengenyam pendidikan Tinggi tidaklah

banyak.64

Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan terhadap

perkembangan pribadinya. Tetapi jika siswa ambil bagian dalam kegiatan

masyarakat yang terlalu banyak, misalnya berorganisasi, kegiatan-kegiatan

sosial, keagamaan dan lain-lain, belajarnya akan terganggu, lebih-lebih

jika tidak bijaksana dalam mengatur waktunya.

Perlulah kiranya membatasi kegiatan siswa dalam masyarakat

supaya jangan sampai mengganggu belajarnya. Jika mungkin memilih

kegiatan yang mendukung belajar. Kegiatan ini misalnya kursus bahasa

Inggris, PKK remaja, kelompok diskusi dan lain sebagainya.

b. Mass media

Yang termasuk mass media adalah bioskop, radio, TV, surat kabar,

majalah, buku-buku, komik-komik dan lain-lain. Semuanya itu ada dan

beredar dalam masyarakat.

Mass media yang baik memberi pengaruh yang baik terhadap

siswa dan belajarnya. Sebaliknya mass media yang jelek juga memberi

pengaruh yang jelek terhadap siswa. Sebagai contoh, siswa yang suka

nonton film atau membaca cerita-cerita detektif, pergaulan bebas akan

berkecenderungan untuk berbuat seperti tokoh yang dikagumi dalam cerita

itu, karena pengaruh dari jalan ceritanya. Jika tidak ada kontrol dan

64 Abu Ahmadi, ilmu social dasar – edisi revisi (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1991), hlm.147

Page 82: PTK IPS Kls VIII.pdf

pembinaan dari orang tua (bahkan pendidik), pastilah semangat belajarnya

menurun bahkan mundur sama sekali.

c. Teman bergaul

Pengaruh-pengaruh dari teman bergaul siswa lebih cepat masuk

dalam jiwanya daripada yang kita duga. Teman bergaul yang baik akan

berpengaruh baik terhadap diri siswa, begitu juga sebaliknya, teman

bergaul yang jelek pasti berpengaruh jelek pula.

Teman bergaul yang tidak baik misalnya yang suka bergadang,

minum-minum dan lain sebagainya.

Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka perlulah diusahakan

agar siswa memiliki teman bergaul yang baik-baik dan pembinaan

pergaulan yang baik serta pengawasan dari orang tua dan pendidik harus

cukup bijaksana.

d. Bentuk kehidupan masyarakat

Kehidupan masyarakat di sekitar siswa juga berpengaruh terhadap

belajar siswa. Masyarakat yang terdiri dari orang-orang yang tidak

terpelajar, penjudi, suka mencuri, dan mempunyai kebiasaaan yang tidak

baik akan berpengaruh jelek terhadap anak (siswa) yang berada di situ.

Sebaliknya jika lingkungan anak adalah orang-orang yang terpelajar baik-

baik mereka mendidik dan menyekolahkan anak-anaknya, antusias akan

cita-cita yang luhur akan masa depannya, anak/siswa akan terpengaruh

juga ke hal-hal yang dilakukan oleh orang-orang di lingkungannya.

Pengaruh itu dapat mendorong semangat dan motivasi anak/siswa untuk

Page 83: PTK IPS Kls VIII.pdf

belajar lebih giat lagi. Untuk itu perlulah mengusahakan lingkungan yang

baik agar dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap anak/siswa

sehingga dapat belajar dengan sebaik-baiknya

Tabel 2. Faktor – faktor yang mempengaruhi belajar65

Ragam Faktor dan Unsur - unsurnya

Internal Siswa Eksternal Siswa Pendekatan

1.Aspek Fisiologis

- Tonus jasmani

- Mata dan telinga

2. Aspek Psikologis

1. Lingkungan Sosial

- Keluarga

- Guru dan staf

- Masyarakat

- Teman

2. Lingkungan nonsosial

- Rumah

- Sekolah

- Peralatan

- alam

1. Pendekatan Tinggi

- speculative

- achieving

2. Pendekatan

Menengah

- analical

- deep

3. Pendekatan

Rendah

- reproductive

- surface

65 Muhibbin Syah, op.cit., hlm.156

Page 84: PTK IPS Kls VIII.pdf

Masih banyak lagi faktor-faktor lain yang dapat berpengaruh pada

prestasi belajar seseorang. Maka tugas orang tua, pendidik untuk

memahami secara mendalam, sehingga dikemudian hari dapat membina

anak/siswanya secara individual dan efektif.

C. Mata Pelajaran IPS

1. Pengertian mata pelajaran IPS

Ilmu pengetahuan sosial adalah suatu bidang studi yang

mempelajari manusia dalam lingkungan sosial dan lingkungan fisiknya,

dalam hubungan dengan kodratnya bahwa manusia hidup dalam

kelompok membentuk lingkungan sosial. Lebih luas lagi, dalam

kelompok masyarakat. Negara yang mendukung segala aspirasi dan

cita-cita kehidupan bersama. Ia tumbuh dalam kelompok dan terpengaruh

oleh kondisi fisik-geografis yang melingkunginya. Sifat determinasinya

tidak hanya pasif tetapi juga aktif, karena dengan segala kemampuannya

manusia berusaha mengelola lingkungannya demi kesejahteraan dan

keselamatan hidup mereka sendiri.66

Pengetahuan sosial merupakan seperangkat peristiwa, fakta,

konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan perilaku dan tindakan

manusia untuk membangun dirinya, masyarakatnya, bangsanya, dan

lingkungannya berdasarkan pada pengalaman masa lalu yang dapat di

66 Dep. P dan K / balai pustaka, Jakarta, 1978, hlm. 74-87

Page 85: PTK IPS Kls VIII.pdf

maknai untuk masa kini, dan diantisipasi untuk masa yang akan

datang.67

Sosial studies atau Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah ilmu -

ilmu sosial yang disederhanakan untuk tujuan-tujuan pendidikan dan

pengajaran di sekolah dasar dan menengah (elementary and secondary

school).68

Dengan begitu, tandaslah sudah bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) ialah ilmu-ilmu sosial yang dipilih dan disesuaikan bagi

penggunaan program pendidikan di sekolah atau bagi kelompok belajar

lainnya, yang sederajat.

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah bidang studi yang

merupakan paduan (fusi) dari sejumlah mata pelajaran sosial.69

Sudah terasa bahwa melalui berbagai pelajaran yang terpisah -

pisah, tujuan pendidikan di sekolah akan sulit dicapai. Sebab itulah

maka diidamkan kurikulum IPS yang terintregrasikan dan

terkorelasikan sesuai dengan kemampuan guru dalam hal

mengajarkannya dan daya tangkap fihak siswa. Dari pemikiran inilah

muncul tiga macam definisi tentang IPS seperti dicantumkan di bawah

ini:

1) IPS adalah penyederhanaan ilmu-ilmu sosial untuk keperluan

pendidikan di sekolah.

67 Arni Fajar, Portofolio Dalam Pelajaran IPS (Bandung : PT.Remaja Roasdakarya, 2005), hlm.114 68 Ali Umran Udin (almarhum), Ilmu Pengetahuan Sosial dan Ilmu-ilmu Sosial Dasar (Jakarta: Forum Pendidikan IKIP, Desember 1976), hlm.47 69 Abu Ahmadi, op.cit., hlm.3

Page 86: PTK IPS Kls VIII.pdf

2) IPS adalah bagian-bagian dari ilmu-ilmu sosial yang telah diseleksi

demikian rupa untuk dicocokkan dengan kebutuhan sekolah dalam

berbagai situasi pengajaran.

3) IPS adalah penelaah masyarakat untuk memperoleh pengertian

tentang cara-cara manusia hidup, tentang jenis-jenis

kebutuhannya dan berbagai kegiatan yang bertalian dengan

pemenuhan kebutuhan itu, serta tentang lembaga-lembaga yang

dikembangkannya sehubungan dengan itu semua.70

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai

cabang ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi,

politik, hukum, dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas

dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan

interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial (sosiologi,

sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya). IPS atau studi

sosial itu merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari

isi materi cabang-cabang ilmu-ilmu sosial: sosiologi, sejarah, geografi,

ekonomi, politik, antropologi, filsafat, dan psikologi sosial.71

Fungsi mata pelajaran pengetahuan sosial di SMP dan MTs adalah

untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan sosial

dan kewarganegaraan peserta didik agar dapat direfleksikan dalam

70 Daldjoeni, dasar –dasar Ilmu Pengetahuan Sosial (buku pengantar bagi mahasiswa dan guru) (Bandung : Alumni, 1985), hlm.64 71 http://mgmpips.wordpress.com/2008/02/11/model-ips-terpadu-bag1/, hlm.1

Page 87: PTK IPS Kls VIII.pdf

kehidupan masyarakat, bangsa, dan Negara Indonesia.72

Ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai

cabang ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi,

politik, hukum dan budaya. IPS dirumuskan atas dasar realitas dan

fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan intedidipliner dari

aspek cabang-cabang ilmu sosial (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi,

politik, hukum dan budaya)73.

Adanya mata pelajaran IPS ini bertujuan agar peserta didik atau

siswa memiliki kemampuan sebagai berikut :

1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan

masyarakat dan lingkungannya

2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin

tahu,inquiri, memecahkan masalah dan keterampilan dalam

kehidupan sosial.

3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan.

4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi

dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional maupun

global74.

72 Arni Fajar, op.cit., hlm.114 73 Departemen Pendidikan Nasional, Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Nasional Pusat Kurikulum, Model Pembelajaran Terpadu IPS SMP/MTs/SMPLB (http//www.Puskur.Net/Inc/mdl/060_model_ips_trpd.pdf,diakses 20 mei 2007),hlm 7 74 Departemen Pendidikan Nasional, Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Nasional Pusat Kurikulum, Mata Pelajaran Ilmu pengetahuan Sosial Untuk Sekolah Mengengah Pertama(SMP) dan madrasah Tsanawiyah (MTs), (http//www. Puskur.Net/ inc /si/ smp/ pengetahuan social.pdf,diakses 20 mei 2007), hlm.417

Page 88: PTK IPS Kls VIII.pdf

Tabel 3. Aspek dan sub aspek ilmu-ilmu sosial

ASPEK SUB ASPEK

1. Sistem sosial dan

budaya

� Individu, keluarga, dan masyarakat

� Sosiologi sebagai ilmu dan metode

� Interaksi sosial

� Struktur sosial

� Kebudayaan

� Perubahan sosial budaya

2. Manusia, tempat dan

lingkungan

� System informasi geografi

� Interaksi gejala fisik dan sosial

� Struktur internal suatu tempat / wilayah

� Interaksi keruangan

� Persepsi lingkungan dan kewilayahan

3. Perilaku ekonomi dan

kesejahteraan

� Berekonomi

� Ketergantungan

� Spesialisasi dan pembagian kerja

� Perkoperasian

� Kewirausahaan

� Pengelolaan keuangan perusahaan

4. Waktu, keberlanjutan,

dan perubahan

� Dasar – dasar ilmu sejarah

� Fakta, peristiwa, dan proses

5. System berbangsa dan

bernegara

� Persatuan bangsa

� Nilai dan norma (agama, kesusilaan,

kesopanan, dan hukum)

� Hak asasi manusia

� Kebutuhan hidup

� Kekuasaan dan politik

� Masyarakat demokratis

� Pancasila dan konstitusi Negara

� globalisasi

Page 89: PTK IPS Kls VIII.pdf

Tabel di atas merupakan ruang lingkup mata pelajaran pengetauhan sosial

di SMP dan MTs.75

Jika ditinjau lebih mendalam lagi, maka nampak bahwa yang

dibicarakan dalam IPS itu tak lain adalah hubungan antara manusia

(human relationships) dan ini mencakup hubungan individu dengan

kelompok, kelompok dengan kelompok, serta kelompok dengan alam.

Yang disebutkan terakhir ini nampak sekali dalam pengajaran geografi.

Geografi merupakan ilmu pengetahuan yang membicarakan bumi sebagai

ruang huni manusia, dan manusia sebagai penghuni bumi. Adapun

dengan sebutan kelompok diartikan kelompok menurut makna sosial,

ekonomis, politis maupun budaya.

Standar kompetensi mata pelajaran pengetahuan sosial SMP dan

MTs adalah kompetensi yang harus dikuasai siswa setelah melalui proses

pembelajaran pengetahuan sosial antara lain:76

a. kemampuan memahami

1) proses pembentukan kepribadian manusia

2) unsur-unsur usaha berekonomi

3) perubahan unsur-unsur fisik muka bumi

4) perjalanan bangsa Indonesia pada masa Hindu-Buddha dan Islam

sampai abad ke-18

75 Arni Fajar, op.cit., hlm.115 76 Ibid, hlm.116

Page 90: PTK IPS Kls VIII.pdf

5) peraturan perundang-undangan nasional, Hak Asasi Manusia, ke-

merdekaaan mengemukakan pendapat dan berpartisipasi dalam

era otonomi.

b. kemampuan memahami

1) bentuk-bentuk hubungan antar kelompok sosial

2) pelaku-pelaku ekonomi dalam kegiatan ekonomi masyarakat

3) dinamika perubahan kependudukan dan pembangunan

berwawasan lingkungan di Indonesia

4) perjalanan bangsa Indonesia sejak masa penjajahan Barat sampai

dengan persiapan kemerdekaan Indonesia

5) kedaulatan rakyat, budaya demokrasi, dan ideologi Pancasila.

c. kemampuan memahami

1) perilaku masyarakat dalam menyikapi perubahan sosial-budaya

2) perdagangan internasional serta dampaknya terhadap

perekonomi-an Indonesia

3) keterkaitan unsur-unsur sosial dan fisik di Negara maju dan

berkembang

4) perjalanan bangsa Indonesia dari masa kemerdekaan sampai orde

baru serta bentuk kerjasama Indonesia dalam dunia internasional

5) fungsi hukum, pengadilan nasional dan cara-cara mencari

perlindu-ngan hukum warganegara.

Page 91: PTK IPS Kls VIII.pdf

D. Pengaruh interaksi guru dengan siswa dalam meningkatkan prestasi

belajar siswa

Proses belajar mengajar sebenarnya merupakan rangkaian kegiatan

komunikasi antara manusia, yaitu orang yang belajar (siswa) dan orang yang

mengajar (guru). Komunikasi antara dua subyek guru dan siswa adalah

komunikasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor lainnya. Faktor-faktor itu

antara lain, situasi dan kondisi pengajaran, kemampuan yang dimiliki oleh

seorang guru, cara belajar yang harus diikuti siswa, dan sebagainya. Faktor-

faktor ini saling mempengaruhi dalam keberhasilan siswa belajar. Misalnya

salah satu faktor dalam menentukan keberhasilan siswa belajar adalah guru.

Faktor guru ini sangat menentukan baik dalam beberapa metode mengajar

apakah dengan metode ceramah, diskusi, permainan, dan sebagainya, maupun

dalam berbagai system belajar termasuk system belajar tuntas (mastery

learning)77

Untuk memperlancar kegiatan pengelolaan interaksi belajar-mengajar,

masih juga diperlukan kegiatan sarana-sarana pendukung yang lain, termasuk

antara lain mengetahui prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran. Setiap

siswa itu pada hakikatnya memiliki perbedaan antara satu dengan yang

lainnya. Perbedaan-perbedaan semacam ini dapat membawa akibat perbedaan-

perbedaan pada kegiatan yang lain, misalnya soal kreativitas, gaya belajar

bahkan juga dapat membawa akibat perbedaan dalam hal prestasi siswa.

77 Masnur, dkk, Dasar – dasar Interaksi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia (Malang : Jemmars, 1987), hlm.95

Page 92: PTK IPS Kls VIII.pdf

Persoalan ini perlu diketahui oleh guru. Karena dengan itu berarti dapat

mengambil tindakan-tindakan instruksional yang lebih tepat dan memadai.

Berkaitan dengan hal tersebut maka salah-satunya guru harus mampu

menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran. Dengan mengetahui

perestasi belajar siswa, apalagi secara individual, seperti telah di singgung

diatas, guru akan dapat mengambil langkah-langkah instruksional yang

kontruktif. Bagi guru yang bijaksana dan memahami karakteristik siswa akan

menciptakan kegiatan belajar mengajar yang berbeda antara siswa yang

berprestasi tinggi dengan siswa yang berprestasi rendah. Sebagi contoh ada

langkah pengayaan bagi siswa yang berprestasi tinggi dan akan mencarikan

kegiatan belajar tertentu bagi siswa yang berprestasi rendah seperti kegiatan

remidi dan kegiatan-kegiatan lain yang dapat meningkatkan prestasi siswa.78

Dalam hal ini secara kongkrit guru mengambil langkah-langkah

sebagai berikut :79

a. Mengumpulkan data hasil belajar siswa:

(1) Setiap kali ada usaha mengevaluasi selama pelajaran berlangsung.

(2) Pada akhir pelajaran

b. Menganalisa data hasil belajar siswa. Dengan langkah ini guru akan

mengetahui:

(1) Siswa yang menemukan pola-pola belajar yang lain.

(2) Keberhasilan atau tidaknya siswa dalam belajar.

78 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: Rajawali, 1990), hlm.172 79 Ibid, hlm. 172-173

Page 93: PTK IPS Kls VIII.pdf

c. Menggunakan data hasil belajar siswa, dalam hal ini menyangkut:

(1) Lahirnya feed back untuk masing-masing siswa dan dan ini perlu

diketahui oleh guru

(2) Adanya feed back itu maka guru akan menganalisa dengan tepat follow

up atau kegiatan-kegiatan berikutnya.

Hasil belajar siswa (prestasi belajar siswa) di kategorikan dalam tiga

aspek yaitu : aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik, dengan

demikian untuk mencapai prestasi dalam belajar diperlukan adanya sifat dan

tingkah laku seperti aspirasi yang tinggi, interaksi dengan lingkungan yang

baik, kesiapan belajar, kedisplinan siswa dan sebagainya. Sedangkan hasil

belajar siswa dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari luar diri

individu yang sedang belajar.

Jadi secara teoritis interaksi sangat berpengaruh terhadap dalam

meningkatkan prestasi belajar siswa, dengan interaksi setiap pelajaran akan

dapat dilakukan secara efektif dan efisien, dengan demikian ditingkatkan

interaksi guru dengan siswa kemungkinan akan dapat mencapai prestasi yang

baik dan juga sebaliknya semakin rendah interaksi maka prestasi belajarnya

juga akan rendah.

Page 94: PTK IPS Kls VIII.pdf

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di sebuah sekolah SMP Negeri 1 Kamal, jalan

raya Kamal depan Kantor (POLSEK) Polisi Sektor Kamal dan di samping

Puskesmas Kamal. Pemilihan lokasi ini atas beberapa pertimbangan, yaitu

penelitian ini memang difokuskan pada interaksi guru dengan siswa, siswa

sebagai responden. Di samping itu pertimbangan lain bagi peneliti adalah

peneliti mengetahui situasi dan kondisi SMP Negeri 1 Kamal. Dan juga SMP

Negeri 1 Kamal ini merupakan satu-satunya SMP Negeri faforit di kecamatan

Kamal diantara 4 SMP-SMP yang ada di Kamal, disini peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian DI SMP Negeri 1 Kamal. Di mana penilaian tersebut

tentunya berdasarkan kualitas lembaga dan penilaian masyarakat setempat.

B. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan teoritis dan empiris dalam penelitian sangat di perlukan.

Oleh karena itu, sesuai dengan judul skripsi ini, peneliti menggunakan jenis

penelitiannya adalah penelitian jenis korelasional. Karena pada penelitian ini

hanya menggambarkan suatu variabel, gejala atau keadaan yang diteliti secara

apa adanya dari data yang bersifat angka (kuantitatif).

Page 95: PTK IPS Kls VIII.pdf

Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk

mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu

keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan80

Sedangkan pendekatan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan

empiris rasional atau deskriptif kuantitatif. Pada pendekatan ini peneliti

memulai dari observasi di lapangan, menyebarkan angket, dan analisis

dokumen. Fakta-fakta dikumpulkan secara lengkap selanjutnya dianalisis

untuk ditarik kesimpulan.

Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk

mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu

keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Hal ini

sesuai dengan pendapat Donal Ary, dkk yang menyatakan bahwa penelitian

deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan peristiwa secara apa

adanya.

Jenis penelitian deskriptif yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

deskriptif dengan ragam korelasi. Koefisien korelasi adalah suatu alat statistik,

yang dapat digunakan untuk membandingkan hasil pengukuran dua variabel

yang berbeda agar dapat menentukan tingkat hubungan antara variabel-

variabel ini81. Penelitian ini juga bisa digolongkan dalam penelitian deskriptif

kuantitaif karena dalam penelitian ini data primernya menggunakan data yang

80 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta 1993), hlm. 309 81 Suharsini, Arikunto. op.cit., 2002, hlm.239

Page 96: PTK IPS Kls VIII.pdf

bersifat data keras yang berupa angka yang di peroleh dari angket dan

selanjutnya angket tersebut di deskripsikan.

C. Data dan Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data

diperoleh82. Dalam penelitian sumber data dapat disebut juga responden,

responden yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan

peneliti baik pertanyaan tertulis maupun lisan.

Di dalam penelitian penelitian ini data yang digunakan dibagi 2 bagian.

Menurut indriantoro dan supomo sumber data dibagi menjadi dua83, yaitu:

1. Data Primer

Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh

secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data

primer dalam penelitian ini diperoleh dari penyebaran angket kepada

responden, Dalam penelitian ini sebagai respondennya yaitu siswa-siswa

SMP Negeri 1 Kamal mulai dari kelas VIII.A sampai kelas VIII.G

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh

peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan

dicatat oleh pihak lain). Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari

dokumen-dokumen lembaga seperti gambaran sekolah dan struktur

organisasi dan komentar para guru, wali kelas, kepala sekolah dan

waka.kesiswaan.

82 Ibid., hlm.107 83 Ibid., hlm.122

Page 97: PTK IPS Kls VIII.pdf

D. Populasi dan Sampel

Populasi adalah seluruhan subjek penelitian84. Lain halnya menurut

Hadi menjelaskan bahwa populasi adalah sejumlah individu yang paling

sedikit mempunyai satu sifat yang sama atau semua subjek yang dimaksudkan

untuk diteliti.85 Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah

siswa SMP Negeri 1 Kamal, tetapi penelitian ini dibatasi hanya kepada siswa

yang masih sedang aktif melakukan studinya di SMP 1 Negeri Kamal.

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti86.

Penggunaan sampel penelitian dilakukan jika tidak memungkinkan untuk

meneliti seluruh populasi yang dijadikan subjek penelitian. Oleh karena itu,

dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah siswa SMP dengan

perhitungan :

Arikunto menyebutkan87 Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila

subjeknya kurang dari 100, maka lebih baik diambil seluruhnya, sehingga

berupa penelitian populasi. Jika subjeknya besar dapat diambil antara 10%-

15% atau 20%-25% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya:

1. Kemampuan peneliti di lihat dari waktu, tenaga dan dana.

2. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal

ini menyangkut banyak sedikitnya data

84 Ibid., hlm.108 85 Hadi S, Metode Researc (Yogyakarta : Andi Offset, 1995) 86 Suharsini Arikunto, op. cit., hlm.109 87 Ibid, hlm.117

Page 98: PTK IPS Kls VIII.pdf

3. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti, Untuk

penelitian yang resikonya besar, tentu saja jika sampel besar,

hasilnya akan lebih baik.

Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 303 siswa. Dari

populasi yang diambil 40%, sehingga sampel minimal dalam penelitian ini

sebanyak 100 responden, dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel

sebanyak 120 responden, pengambilan sampel sudah bisa dikatakan

representatif.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan purpossive “random sampling” perkelas untuk menentukan

besarnya sampel penelitian artinya:"sampling yang memperlihatkan

pertimbangan atau proporsi individu dalam tiap-tiap stratum dan

menggunakan randomisasi (acak)".

Dengan metode ini tiap anggota populasi diberi peluang yang sama

untuk menjadi anggota sampel, tiap – tiap siswa yang termasuk dalam sampel

diberi nomer urut kemudian diambil secara acak perkelas sampai diperoleh

sejumlah sampel yaitu 100 siswa.

E. Instrumen Penelitian

Pada dasarnya metode dan instrumen penelitian saling berkaitan antara

yang satu dengan lainnya. Jika pengumpulan data menggunakan variasi

metode seperti angket, dan dokumentasi maka instrument penelitian adalah

pelengkapnya.

Page 99: PTK IPS Kls VIII.pdf

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan

hasilnya baik.88 Adapun variasi jenis instrumen penelitian ini yang digunakan

angket, dokumentasi.

Menurut Arikunto variabel adalah objek penelitian, atau apa yang

menjadi titik perhatian suatu penelitian89.

Jadi variabel penelitian adalah objek dalam suatu penelitian yang

mempengaruhi suatu penelitian.

Dalam penelitian ini variabel yang akan diteliti adalah:

1. Variabel bebas (independent variable): - Interaksi guru dengan siswa

- Faktor-faktor interaksi belajar

mengajar

2. Variabel terikat (dependent variable): Prestasi belajar

Tabel 4. Kisi-kisi Instrumen (Angket/kuesioner)

KISI-KISI PENYUSUNAN INSTRUMEN (ANGKET/KUESIONER)

Variabel Sub Variabel

Indikator Banyak Butir

Nomor Butir

Interaksi guru-siswa

Komunikasi satu arah

1. Guru aktif siswa pasif

2. Guru sebagai

pemberi aksi

3. Siswa sebagai

penerima aksi

4

1,2,3,4

88 Ibid., hlm. 151 89Ibid., hlm.29

Page 100: PTK IPS Kls VIII.pdf

Komunikasi dua arah

1. Guru dan siswa aktif

2. Guru sebagai

pemberi dan

penerima aksi

3. Siswa dapat berperan

sama sebagai yaitu

pemberi dan

penerima aksi

4 5,6,7,8

Komunikasi tiga/banyak arah

1. Guru sebagai

fasilitator (pemberi

aksi)

2. Siswa aktif

(penerima aksi)

3. Kerjasama antar

siswa dengan siswa

4 9,10,11, 12

faktor- faktor interaksi belajar mengajar

Tujuan Relevan sesuai situasi 1 13

Bahan Penguasaan materi oleh

guru

1 14

Siswa Kehadiran siswa di kelas 1 15

Guru Kehadiran guru di kelas 1 16

Metode Metode variasi 1 17

Situasi Kondisi di kelas saat

pelajaran berlangsung

1 18

Penilaian Hasil belajar siswa 1 19

Prestasi belajar

Kumulatif siswa semester ganjil

Nilai rata-rata raport

Penghargaan/piala

olimpiade IPS

5 20,21,22,23,24,25

Berkaitan dengan teknik penelitian maka dasar penelitian terhadap

variabel berkisar antara 5 sampai 1 dari jawaban selalu sampai tidak pernah.

Page 101: PTK IPS Kls VIII.pdf

Pernyataan favourable (bersifat positif) mempunyai tingkat penilaian

sebagai berikut:

1. Skor 5 untuk jawaban selalu (SL)

2. Skor 4 untuk jawaban sering (SR)

3. Skor 3 untuk jawaban kadang – kadang (KD)

4. Skor 2 untuk jawaban jarang (JR)

5. Skor 1 untuk jawaban tidak pernah (TP)

Uji validitas instrumen penelitian. Penggunaan analisis validitas dalam

penelitian yaitu untuk menunjukkan sejauhmana suatu alat ukur (instrumen)

itu mengukur apa yang mau diukur. Kuesioner dalam penelitian ini

menggunakan butir pernyataan, konsep tersebut meliputi: umur, jenis,

kelas/jurusan, bentuk interaksi guru dengan siswa dan prestasi siswa.

Uji reabilitas instrumen penelitian. Reabilitas adalah indeks yang

menunjukkan suatu alat ukur dapat dipercaya/dapat diandalkan, bila alat ukur

dipakai dua kali untuk mengukur gelar yang sama dan hasil pengukuran yang

diperoleh relatif konsisten, maka pengukur tersebut reliabel. Dapat diambil

kesimpulan bahwa reabilitas menunjukkan konsistennya dalam mengukur. Uji

reabilitas instrumen penelitian ini menggunakan alpha yang telah dibakukan

(standarized item alpha) dimana nilai alpha harus lebih besar dari reabilitas

yang diinginkan.

Page 102: PTK IPS Kls VIII.pdf

F. Pengumpulan Data

Dalam paradigma penelitian kuantitatif, data dikumpulkan dengan

metode kuesioner/angket, dokumentasi, wawancara.

Kuesioner/angket Kuesioner/angket adalah teknik pengumpulan data melalui formulir-

formulir yang berisikan pertanyaan yang diajukan untuk mendapat jawaban

atau tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh peneliti.90

Angket yang digunakan adalah angket tertutup yang disusun

berdasarkan skala likert, skala likert merupakan pernyataan yang

menunjukkan tingkat kesetujuan dan ketidaksetujuan responden. Responden

diminta memberi pendapatnya/jawabannya dengan cara mengisi kuesioner

yang disediakan dan memilih salah satu jawaban yang disediakan sesuai

dengan petunjuk pengisian kuesioner/angket.

Bentuk umum sebuah angket terdiri dari bagian pendahuluan berisikan

petunjuk, pekerjaan, jenis kelamin, status pribadi, dan sebagainya, kemudian

baru memasuki bagian isi angket dibedakan menjadi beberapa bentuk.91

Metode ini digunakan untuk mencari data tentang pendapat siswa

terhadap interaksi guru dengan siswa, yang telah ditawarkan dalam kuesioner.

Dokumentasi Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau

variebel berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti notulen

rapat, leggor, agenda dan sebagainya.

90 Mardalis, Metodologi Penelitian Kuantitatif (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), hlm.89 91 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif (Jakarta: Prenada Media Group, 2006)

Page 103: PTK IPS Kls VIII.pdf

Dokumentasi dari asal katanya dokumen yang artinya Data yang di

peroleh dari data dokumentasi dapat dimanfaatkan untuk mengetahui,

menafsirkan bahkan meramalkan. Dokumentasi yang dihimpun dalam

penelitian ini terdiri dari:

5. Sejarah SMP Negeri 1 Kamal

6. Visi, Misi dan Tujuan SMP Negeri 1 Kamal

7. Struktur SMP Negeri 1 Kamal

8. Jumlah Guru dan Karyawan SMP Negeri 1 Kamal

9. Jumlah Siswa SMP Negeri 1 Kamal

Dokumentasi merupakan metode dimana peneliti menggunakan

dokumen-dokumen yang relevan untuk menunjang hasil penelitian antara lain:

a. Dokumen Piala atau Piagam dalam lomba mata pelajaran

b. Daftar nama siswa yang dijadikan sebagai sampel penelitian.

Interview/wawancara

Jenis interview/wawancara cara yang digunakan adalah

interview/wawancara terpimpin. Wawancara ini hanya mengumpulkan data

yang relevan saja dengan permasalahaan penelitian. Untuk itu, peneliti telah

menyusun pedoman interview/wawancara agar dalam melakukan

interview/wawancara tidak menyimpang.

Interview/wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk

mendapatkan informasi atau data yang belum didapatkan yang melalui angket

tentang interaksi guru-siswa dan prestasi siswa.

Page 104: PTK IPS Kls VIII.pdf

Observasi

Menurut Cholid Narbuko observasi (pengamatan) adalah alat

pengumpulan data yang dilakukan cara mengamati dan mencatat secara

sistematik gejala-gejala yang diselidiki.92 Observasi adalah pengamatan yang

meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek dengan

menggunakan seluruh alat indera. Dengan demikian pengamatan atau

observasi dapat dilaksanakan secara langsung dan sistematik terhadap gejala

yang tampak pada objek penelitian untuk memperoleh data tentang

permasalahan dan segala sesuatu yang berhubungan dengan penelitian yang

dilaksanakan. Dengan kata lain peneliti terjun langsung kelapangan yang

diteliti, tujuannya agar dapat gambaran yang tepat mengenai objek penelitian.

G. Analisis Data

Untuk menganalisis data yang telah di peroleh dalam penelitian ini,

peneliti menggunakan teknik deskriptif kuantitatif. Dalam menganalisis ini

peneliti menggunakan beberapa metode yaitu :

Uji Validitas Instrumen Penelitian

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau

sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid

92 Cholid Narbuko, dkk. Metodologi Penelitian. (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hal: 70

Page 105: PTK IPS Kls VIII.pdf

berarti memiliki validitas rendah93. Valid tidaknya suatu butir instrumen dapat

diketahui dengan membandingkan indeks korelasi produck moment dengan

level of signifikansi 5 % dengan nilai kritisnya. Rumus statistik product

moment merupakan tehnik yang sering di gunakan untuk menentukan

hubungan dua variabel, yaitu 94

=

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi X dan Y (pearson-r) ∑XY =Jumlah kuadrat perkalian butir dengan skor total ∑X =Jumlah skor butir ∑Y =Jumlah skor total N =Jumlah subyek dalam sample yang diteliti ∑X2 =Jumlah kuadrat skor butir ∑Y2 = Jumlah kuadrat skor total

Tabel 5. Inteerpretasi r

Besarnya nilai r Interpretasi r Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Antara 0,000 sampai dengan 0,200

Tinggi Cukup

Agak Rendah Rendah

Sangat rendah (Tidak berkorelasi)

Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena

instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat

93 Suharsini, Arikunto, op.cit Hlm. 144-145 94 Ibid. Hlm.146

xyr( )( )

( ){ } ( ){ }2222 ΣΥ−ΝΣΥΣΝ−ΝΣΧ

ΣΥΣΧ−ΣΧΥN

Page 106: PTK IPS Kls VIII.pdf

tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu.

Instrumen yang sudah dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang

dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan

kenyatannya, maka berapa kalipun diambil, tetap akan sama. Reliabilitas

menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel artinya dapat dipercaya,

jadi dapat diandalkan95. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa reabilitas

menunjukan konsistensinya dalam mengukur. Pengujiannya adalah dengan

menguji skor antar butir. Uji reabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan

rumus Alpha Crombach96, yaitu

Σ

−=

2

2

1 t

b

k

kr

σσ

Dimana : k : Banyaknya butir pertanyaan

: Jumlah varians butir 2tσ : Varians butir

Skor butir dengan skor butir yang lain kemudian hasilnya di

bandingkan dengan nilai kritis dengan tingkat signifikansi 5 % ( = 0,05).

Jika koefisien korelasi lebih besar dari nilai kritis maka alat ukur tersebut

dikatakan reliabel.

Untuk mempercepat perhitungan mencari hasil reliabilitas instrumen

maka peneliti menggunakan SPSS versi 15.00.

Penggunaan Software SPSS

Untuk melengkapi analisis data deskriptif kuantitaif ini maka peneliti

menggunakan alat hitung SPSS (Statistical Product and Service Solution)

95 Ibid.,. hlm. 154 96 Ibid., hlm.171

2bσΣ

α

Page 107: PTK IPS Kls VIII.pdf

versi 15.00 yang berupa analisis deskriptif (frekuensi) persentase. SPSS

adalah komputer statistik yang mampu untuk memproses data statistik secara

cepat dan tepat, untuk mencari berbagai output yang dikehendaki para

pengambil keputusan yang akan menunjukkan gambaran pengaruh interaksi

guru-siswa terhadap prestasi siswa.

Korelasi Produck Moment Peneliti dalam menganalisis data ini menggunakan perhitungan

statistik dengan tehnik korelasi product moment karena penelitian ini mencari

korelasi antara dua varibel yaitu variebel X dan Y. Rumus statistik product

moment merupakan tehnik yang sering digunakan untuk menentukan

hubungan dua variebel.

Selain itu tehnik korelasi product moment di gunakan :

a. Variabel yang dikorelasikan berbentuk gejala atau data yang

kontinu

b. Sampel yang diteliti mempunyai sifat homogen, atau setidak-

tidaknya mendekati homogen

c. Regresinya merupakan regresi linier

Untuk mengetahui sering tidaknya interaksi guru-siswa dan tingkat

prestasi siswa dengan menggunakan rumus persentase 97:

Keterangan : p = Angka persentase f = Frekuensi yang sedang dicari frekuensinya

97 Ibid., Hlm. 40-41

%100×=N

fp

Page 108: PTK IPS Kls VIII.pdf

N = Number of cases (Jumlah frekuensi/banyaknya individu)

Untuk mencari korelasi antara variabel interaksi dengan variabel

prestasi siswa, dengan menggunakan rumus product moment:

xyr =

Keterangan: rxy = koefisien korelasi X dan Y (pearson-r) ∑XY = Jumlah kuadrat perkalian butir dengan skor total ∑X = Jumlah skor butir ∑Y = Jumlah skor total N = Jumlah subyek dalam sample yang diteliti ∑X2 = Jumlah kuadrat skor butir ∑Y2 = Jumlah kuadrat skor total

Tabel 6. Inteerpretasi r

Besarnya nilai r Interpretasi r Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Antara 0,000 sampai dengan 0,200

Tinggi Cukup

Agak Rendah Rendah

Sangat rendah (Tidak berkorelasi)

Untuk mempercepat perhitungan peneliti menggunakan computer

SPSS versi 15.00.

Regresi Linier Ganda

Untuk mengetahui pengaruh interaksi Guru-siswa terhadap

pengembangan prestasi siswa, maka menggunakan analisis regresi linier ganda

dengan menggunakan persamaan sebagai berikut 98:

Y= a + b1X1+b2X2

98 Sugiono, Metode Penelitian Administrasi (Bandung: Alfabeta, 1997), hlm.170

( )( )( ){ } ( ){ }2222 ΣΥ−ΝΣΥΣΝ−ΝΣΧ

ΣΥΣΧ−ΣΧΥN

Page 109: PTK IPS Kls VIII.pdf

Dimana : Y : Subyek dependent yang diprediksikan a : Konstanta (harga Y bila X =0) b1 : Koefisien regresi (Bila b (+) maka naik, bila (-)

maka terjadi penurunan) (interaksi guru-siswa) b2 : Koefisien regresi (Bila b (+) maka naik, bila (-)

maka terjadi penurunan) (faktor-faktor interaksi belajar mengajar)

X1 : Subyek independent (Interaksi guru-siswa) X2 : Subyek Independent (faktor-faktor interaksi belajar mengajar)

Uji F (Uji Simultan)

Secara simultan yaitu uji statistik untuk mengetahui pengaruh variabel

bebas terhadap variabel terikat secara bersama-sama99:

( )( )11 2

2

−−−=

knRk

R

F

Dimana: R2 = Koefisien korelasi

K = Jumlah Variabel bebas n = Jumlah Responden

Kriteria uji F

Penentuan nilai F tabel dengan level of signifikansi (α )=5 %

Fhitung > Ftabel dan nilai probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima

Uji t (Parsial)

Analisis ini berguna untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas

secara individu terhadap variabel terikat tertentu. Adapun rumus yang

digunakan, sebagai berikut100:

99 Ibid., Hlm.154

Page 110: PTK IPS Kls VIII.pdf

t tes = ( )

21

2

r

nr

−−

Dimana:

r : Koefisien regresi t : uji hipotesis N : jumlah responden

Kreteria pengujian t

-t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak

t tabel < -t tabel atau t hitung > t tabel dan nilai probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak

dan Ha diterima

100 Ibid., hlm.150

Page 111: PTK IPS Kls VIII.pdf

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Obyek Penelitian

1. Sejarah SMP Negeri 1 Kamal

Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Kamal – Bangkalan,

Propinsi Jawa Timur adalah sekolah negeri favorit di kecamatan Kamal.

Meskipun sekolah tersebut berada di luar kecamatan kota, kira-kira 17

kilometer dari kota kabupaten Bangkalan, namun prestasi sekolah tersebut

mampu bersaing dengan sekolah kota. Berderet prestasi dibidang akademis

dan non-akademis diraih oleh siswa-siswi sekolah tersebut.

Sebagai sekolah standar nasional, SMP Negeri 1 Kamal-

Bangkalan, semakin terpacu untuk meningkatkan prestasi, karena

mendapat dukungan dana dari pemerintah pusat. Fasilitas sekolah yang

selama ini sudah cukup lengkap, semakin hari semakin ditambah, untuk

menunjang proses pembelajaran. Penambahan perangkat komputer dan

pengadaan alat-alat laboratorium, adalah sebagian contoh penambahan

sarana dan prasarana belajar, dalam meningkatkan prestasi belajar siswa-

siswi sekolah tersebut.

Secara demografis, orangtua siswa bermata pencaharian sangat

heterogen, baik pegawai pemerintahan (PNS), pegawai swasta maupun

pegawai sector informal, hal ini dikarenakan kecamatan Kamal, adalah

Page 112: PTK IPS Kls VIII.pdf

kecamatan yang paling dekat dengan Surabaya, sebagai pusat

perekonomian propinsi Jawa Timur.

Kepedulian orang tua siswa terhadap eksistensi sekolah cukup

tinggi. Pada umumnya orang tua siswa sangat memahami bahwa dalam

rangka pengembangan sekolah perlu kontribusi dan kerjasama yang

optimal dari komite sekolah, khususnya orang tua siswa.

Sebagai sekolah tertua di kecamatan Kamal, dan dianggap sekolah

favorit oleh sebagian besar masyarakat Kamal, membuat sebagian besar

lulusan Sekolah Dasar di kecamatan Kamal berlomba-lomba untuk masuk

ke sekolah ini. Hal ini cukup menguntungkan bagi sekolah ini untuk

memilih siswa masukan (input) yang berkualitas baik. Dan dengan modal

ini, sekolah tersebut lebih mudah mempertahankan kualitas sekolah dari

masa ke masa. Dengan didukung oleh guru dan kepala sekolah yang

berprofesional, sekolah yang memiliki visi unggul dalam prestasi serta

beriman dan bertaqwa bertekat untuk selalu yang terdepan dalam kualitas.

Adapun masa jabatan kepala Sekolah adalah :

Tabel 7 Kepala SMP Negeri 1 Kamal-Bangkalan Mulai tahun 1965 sampai

sekarang

No Tahun Nama Kepala Sekolah Keterangan Mutasi

1 1965 - 1976 M. Fadlun - 2 1976 - 1980 Syaiful Hasan - 3 1981 - 1986 Abd. Fajar - 4 1986 - 1991 Heru Subagio, BA - 5 1991 - 1994 Drs. Ali Makruf - 6 1994 - 1997 Drs. Soeparno - 7 1997 - 2001 Drs. Syamsul Hayat, MM - 8 2001 - 2004 Drs. H.Ach.Fauzan, MM -

Page 113: PTK IPS Kls VIII.pdf

9 2004 - 2008 Drs. H. Anang Iskandar, MM - 10 2008 - Sekarang Drs. H. Ti,in, M.Pd -

2. Visi, Misi dan Tujuan SMP Negeri 1 Kamal-Bangkalan

a. Visi SMP Negeri 1 Kamal

Visi SMP Negeri 1 Kamal, yaitu:

”Unggul dalam Kelembagaan dan Prestasi dilandasi Iman dan Taqwa”

Indikator-indikator visi:

1. Terwujudnya pendidikan yang adil dan merata

2. Terwujudnya pendidikan yang bermutu, efisien dan relevan serta

daya saing tinggi

3. Terwujudnya system pendidikan transparan, akuntabel, efektif dan

partisipatif

4. Terwujudnya budaya sekolah yang bernuansa agamis

5. Terwujudnya budaya bersih pada warga sekolah

6. Terwujudnya pengembangan kurikiulum standart nasional

pendidikan

7. Terwujudnya proses pembelajaran standart nasional pendidikan

8. Terwujudnya kelulusan yang bermutu

9. Terwujudnya prestasi akademik dan non akademik

10. Terwujudnya tenaga kependidikan yang handal

Page 114: PTK IPS Kls VIII.pdf

b. Misi SMP Negeri 1 Kamal

Misi SMP Negeri 1 Kamal, yaitu:

1. Mewujudkan pendidikan dengan kelulusan yang cerdas, terampil,

beriman, bertaqwa, dan memiliki keunggulan kompetitif

2. Mewujudkan pendidikan yang adil dan merata

3. Mewujudkan pendidikan yang bermutu efisien dan relevan serta

berdaya saing tinggi

4. Mewujudkan sistem pendidikan yang transparan, akuntabel,

partisifatif dan efektif

5. Mewujudkan budaya sekolah yang bernuansa agamis

6. Mewujudkan budaya bersih pada warga sekolah

7. Mewujudkan pengembangan kurikulum standart nasional

pendidikan

8. Mewujudkan proses pembelajaran standart nasional pendidikan

9. Mewujudkan kelulusan yang bermutu

10. Mewujudkan prestasi akademik dan non akademik

11. Mewujudkan tenaga kependidikan yang handal

c. Tujuan SMP Negeri 1 Kamal

Adapun tujuan SMP Negeri 1 Kamal, yaitu:

1. Memenuhi pendidikan dengan lulusan yang cerdas, terampil,

beriman, bertaqwa, dan memiliki keunggulan kompetitif.

2. Memenuhi pendidikan yang adil dan merata

Page 115: PTK IPS Kls VIII.pdf

3. Memenuhi pendidikan yang bermutu efisien dan relevan serta

berdaya saing tinggi

4. Memenuhi sistem pendidikan yang transparan, akuntabel,

partisifatif dan efektif.

5. Memenuhi budaya sekolah yang bernuansa agamis.

6. Memenuhi budaya bersih pada warga sekolah

7. Memenuhi pengembangan kurikulum standart nasional

pendidikan

8. Memenuhi proses pembelajaran standart nasional pendidikan

9. Memenuhi kelulusan yang bermutu

10. Memenuhi prestasi akademik dan non akademik

11. Memenuhi tenaga kependidikan yang handal

3. Jumlah Guru dan Karyawan SMP Negeri 1 Kamal-Bangkalan

SMP Negeri 1 Kamal jumlah guru tetapnya sebanyak 49 guru, tata

usaha sebanyak 12 pegawai tetap, karyawan sejumlah 2 karyawan. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 8 Jumlah Guru dan Karyawan SMP Negeri 1 Kamal

No Nama Pangkat Jabatan 1 Drs.H.Ti’in, M.Pd Pembina,

Tk.I Kepala Sekolah

2 Siti Nurdjannah, S.Pd Pembina, Tk.I

Guru

3 Crhistiana Ngatijem, SP.d Pembina, Tk.I

Guru

4 Dra. Mimiek Soedarjati Pembina Guru

5 Drs. Buchori Pembina Guru

6 Dra. Anki Prasetiawati Pembina Guru

7 Kusbandinah, BA Pembina Guru

Page 116: PTK IPS Kls VIII.pdf

8 Hj. Sri Harlinah Pembina Guru

9 Siti Muniah Umar, S.Pd Pembina Guru

10 Imam Mustari Pembina Guru

11 Titien Wahyutri S, S.Pd Pembina Guru

12 Dra. Hj. Ina Syahadah Pembina Guru

13 Supriadi, S.Pd Pembina Guru

14 Sri Sumiyati Pembina Guru

15 R. Musyarofah Pembina Guru

16 Zainal Abidin, S.Pd Pembina Guru

17 Elmawati, S.Pd Pembina Guru

18 Alfi Adriana Pembina Guru

19 Dra. Esti Romawati Pembina Guru

20 Suharti Pembina Guru

21 Kamalyatien, BA Pembina Guru

22 Suwito Al Matrai Pembina Guru

23 Lilik Idriyani, Dra Pembina Guru

24 Jatmiko, S.Pd Pembina Guru

25 Dra. Tuti Rilayati Pembina Guru

26 Triminayu Puji Astuti Penata, Tk.I Guru

27 Sarwanto Penata, TK.I

Guru

28 M. Yusuf, S.Pd Penata, Tk.I Guru

29 R. Wahyudi Oetomo, S.Pd Penata, Tk.I Guru

30 R.r Nany Dwi Andayani Penata, Tk.I Guru

31 Komariyah Penata, Tk.I Guru

32 Marsudi, S.Ag Penata Guru

33 Widi Martana, S.Pd Penata Guru

34 Dra. Ismi Mudji Penata Guru

35 Nuriyamah Pengda, Tk.I

Guru

36 Muyassaroh, S.Pd Pengda, Tk.I

Guru

37 Luluk Dwi Ratnawati, S.Pd Penata, Tk.I Guru

38 Hartono, S.Pd Penata, Tk.I Guru

39 Retna Mulyaningsih, S.Pd Penata, Tk.I Guru

Page 117: PTK IPS Kls VIII.pdf

40 R. Indriana Budy Reni, S.Pd Penata Muda

Guru

41 Hj. Murdiati Fatma, S.Pd.i Penata Muda

Guru

42 Merlyn Sudiati, S.Pd Penata Muda

Guru

43 Achmad Huzaini, S.Pd Penata Muda

Guru

44 Sulis tri Wahyuni, S.Pd Penata Muda

Guru

45 Widad Bin Thalib, S.Pd Penata Muda

Guru

46 Nuraini, S.Pd Penata Muda

Guru

47 Dwi Nugraheni, S.Pd Penata Muda

Guru

48 Suji Rahayu p, S.Pd Penata Muda

Guru

49 Maskur, S.Ag Penata Muda

Guru

50 Nurhayati Camelia Ningtyas, S.Pd Penata Muda

Tata Usaha

51 R. P Samsul Arifin Pengda, Tk.I

Tata Usaha

52 Hanafi Teng Pengda, Tk.I

Tata Usaha

53 Roikhatul Musthofia Pengatur muda

Tata Usaha

54 Siti Fatima Pengatur muda

Tata Usaha

55 Maya Mahadewi, SH Pengatur muda

Tata Usaha

56 Erna Irawati, SE Pengatur muda

Tata Usaha

57 M. Tohir Pengatur muda

Tata Usaha

58 Robiatun Pengatur muda

Tata Usaha

59 Rusti’ah Pengatur muda

Tata Usaha

60 Erfani Pengatur muda

Tata Usaha

61 Diana Sari Rahmawati Pengatur muda

Tata Usaha

62 Moh. Nafar Juru Muda -

63 Supardi Juru Muda -

Sumber: Data dokumen (2008)

Page 118: PTK IPS Kls VIII.pdf

4. Jumlah Siswa SMP Negeri 1 Kamal-Bangkalan

SMP Negeri 1 Kamal tahun ajaran 2008-2009, jumlah siswa kelas

VII sejumlah 327 siswa, kelas VIII sejumlah 303 dan kelas IX sejumlah

284 siswa. Jumlah keseluruhan siswa SMP Negeri 1 Kamal jumlah

siswanya sebesar 912 siswa, lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

Tabel 9 Jumlah Siswa SMP Negeri 1 Kamal

No Kelas Jumlah 1 VII 327 2 VIII 303 3 IX 284

Total 912 Sumber: Data dokumen (2009)

B. Deskripsi Penelitian

1. Pelaksanaan Penelitian

Peneliti sebelum melakukan penelitian, peneliti mengantarkan surat

ijin penelitian yaitu tanggal 20 Oktober 2008. Pada tanggal 27 Oktober

2008 peneliti mengumpulkan data dokumen. Pada tanggal 3 November

2008 peneliti menguji coba angket untuk mengetahui valid dan reliabelnya

suatu angket. Pada tanggal 18 November 2008 peneliti menyebarkan

angket. Pada tanggal 25 Desember 2008 melakukan wawancara kepada

siswa guru dan kepala sekolah, dimana hasil wawancara merupakan

sebagai data sekunder (data pelengkap). Pada tanggal 06 Januari 2008

peneliti mengumpulkan data yang masih diperlukan untuk melengkapi

data yang kurang.

Page 119: PTK IPS Kls VIII.pdf

2. Deskripsi Responden

Responden pada penelitian ini adalah siswa Kelas VIII yang

masih aktif studinya. Dan juga guru sebagai pelengkap.

Penelitian ini mengambil responden dari siswa kelas VIII sebanyak

100 Siswa yang masih aktif masa studinya.

Pengambilan responden dalam penelitian ini dengan system

random (acak) tanpa memberikan porsi khusus untuk masing-masing

kelas. Peneliti hanya mengambil responden yang peneliti nilai cocok.

Pengambilan responden untuk wawancara berbeda jumlahnya dengan

responden yang dimintai untuk mengisi kuesioner, responden dalam

penelitian ini mengisi kuesioner sebanyak 100 siswa dan wawancara

kepada 4 guru sebagai responden sebagai pelengkap. Jumlah responden

yang dimintai wawancara berbeda dengan jumlah kuesioner karena

keterbatasan waktu dan dana penelitian.

Dari deskripsi statistik pada lampiran 2 (lampiran deskripsi

statistik) menunjukkan standard deviasi terkecil sebesar 0.741 pada

variabel X1.8 dimana variasi frequensi maksimumnya sangat kecil sebesar

5 dalam artian responden yang menjawab pertanyaan hanya sampai skor 5

(jawaban tidak pernah). Sedangkan standard devisiasi terbesar sebesar

1.459 pada variabel Y6 dimana varaiasi frequensi maksimumnya sebesar 5

dalam artian responden yang menjawab sampai skor 5 (jawaban tidak

pernah). Dari uraian tersebut standard deviasinya sangat jauh.

Page 120: PTK IPS Kls VIII.pdf

C. Interaksi Guru-siswa dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada

Mata Pelajaran IPS di SMP Negeri 1 Kamal-Bangkalan

1. Deskripsi data

a. Interaksi Guru-Siswa

Dari hasil kuesioner dan wawancara tentang interaksi guru-siswa

diperoleh dari penelitian, diperoleh data mentah sebagai berikut:

Tabel 10 guru IPS dalam menyampaikan materi menggunakan bahasa yang mudah

dimengerti oleh siswa Jawaban Frekuensi (f) Persentase(%)

Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak pernah

71 11 15 3 -

71 11 15 3 -

Total 100 100 Data olah kuesioner 2009

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden menjawab

pertanyaan ke-1 tentang guru menggunakan bahasa yang sederhana dan

mudah dipahami siswa, yang menjawab selalu 71 responden (71 %), yang

menjawab sering 11 responden (11 %), yang menjawab kadang-kadang 15

responden (15 %), yang menjawab jarang 3 responden (3 %), sedangkan

yang menjawab tidak pernah tidak ada responden (0 %). Data tersebut

menunjukkan bahwa responden lebih banyak menjawab selalu ini berarti

dalam interaksi di kelas guru selalu menggunakan bahasa yang mudah

dimengerti oleh siswa.

Page 121: PTK IPS Kls VIII.pdf

Tabel 11 Siswa senang jika guru IPS hanya menerangkan materi pelajaran saja

Jawaban Frekuensi (f) Persentase(%) Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak pernah

16 30 30 7 17

11 34 31 7 17

Total 100 100 Data olah kuesioner 2009

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden menjawab

pertanyaan ke-2 tentang siswa senang jika guru IPS hanya menerangkan

materi pelajaran saja, yang menjawab selalu 11 responden (16 %), yang

menjawab sering 30 responden (30 %), yang menjawab kadang-kadang 30

responden (30 %), yang menjawab jarang 7 responden (7 %), sedangkan

yang menjawab tidak pernah 17 responden (17 %). Data tersebut

menunjukkan bahwa responden lebih banyak menjawab sering ini berarti

dalam interaksi di kelas siswa sering senang jika guru IPS hanya

menerangkan materi pelajaran saja.

Tabel 12 guru IPS menanyakan pertanyaan sebelum pelajaran di mulai

Jawaban Frekuensi (f) Persentase(%) Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak pernah

11 25 32 15 17

11 25 32 15 17

Total 100 100 Data olah kuesioner 2009

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden menjawab

pertanyaan ke-3 tentang guru IPS menanyakan pertanyaan sebelum pelajaran

di mulai, yang menjawab selalu 11 responden (11 %), yang menjawab sering

Page 122: PTK IPS Kls VIII.pdf

25 responden (25 %), yang menjawab kadang-kadang 32 responden (32 %),

yang menjawab jarang 15 responden (15 %), sedangkan yang menjawab

tidak pernah 17 responden (17 %). Data tersebut menunjukkan bahwa

responden lebih banyak menjawab kadang-kadang ini berarti dalam interaksi

di kelas guru IPS kadang-kadang menanyakan pertanyaan sebelum pelajaran

di mulai.

Tabel 13 Siswa di kelas tidak pernah bertanya jika ada masalah

Jawaban Frekuensi (f) Persentase(%) Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak pernah

19 19 33 13 16

19 19 33 13 16

Total 100 100 Data olah kuesioner 2009

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden menjawab

pertanyaan ke-4 Siswa dikelas tidak pernah bertanya jika ada masalah, yang

menjawab selalu 19 responden (19 %), yang menjawab sering 19 responden

(19 %), yang menjawab kadang-kadang 33 responden (33 %), yang

menjawab jarang 13 responden (13 %), sedangkan yang menjawab tidak

pernah 16 responden (16 %). Data tersebut menunjukkan bahwa responden

lebih banyak menjawab kadang-kadang ini berarti dalam interaksi di kelas

siswa kadang-kadang tidak pernah bertanya jika ada masalah.

Page 123: PTK IPS Kls VIII.pdf

Tabel 14 Siswa selalu merespon setiap pertanyaan yang di berikan oleh guru IPS

Jawaban Frekuensi (f) Persentase(%) Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak pernah

35 27 30 6 2

35 27 30 6 2

Total 100 100 Data olah kuesioner 2009

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden menjawab

pertanyaan ke-5 Siswa selalu merespon setiap pertanyaan yang di berikan

oleh guru IPS, yang menjawab selalu 35 responden (35 %), yang menjawab

sering 27 responden (27 %), yang menjawab kadang-kadang 30 responden

(30 %), yang menjawab jarang 6 responden (6 %), sedangkan yang

menjawab tidak pernah 2 responden (2 %). Data tersebut menunjukkan

bahwa responden lebih banyak menjawab selalu ini berarti dalam interaksi

di kelas siswa selalu merespon setiap pertanyaan yang diberikan oleh guru

IPS.

Tabel 15 guru IPS memberi kebebasan menyampaikan pendapat dalam menyelesaikan

masalah Jawaban Frekuensi (f) Persentase(%)

Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak pernah

57 27 9 4 3

57 27 9 4 3

Total 100 100 Data olah kuesioner 2009

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden menjawab

pertanyaan ke-6 guru IPS memberi kebebasan menyampaikan pendapat

dalam menyelesaikan masalah, yang menjawab selalu 57 responden (57 %),

Page 124: PTK IPS Kls VIII.pdf

yang menjawab sering 27 responden (27 %), yang menjawab kadang-kadang

9 responden (9 %), yang menjawab jarang 4 responden (4 %), sedangkan

yang menjawab tidak pernah 3 responden (3 %). Data tersebut menunjukkan

bahwa responden lebih banyak menjawab selalu ini berarti dalam interaksi

di kelas guru IPS selalu memberi kebebasan menyampaikan pendapat dalam

menyelesaikan masalah.

Tabel 16 Guru IPS memberi kesempatan pada siswa untuk menanggapi permasalahan yang

di ajukan Jawaban Frekuensi (f) Persentase(%)

Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak pernah

50 32 14 4 -

50 32 14 4 -

Total 100 100 Data olah kuesioner 2009

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden menjawab

pertanyaan ke-7 guru IPS memberi kesempatan pada siswa untuk

menanggapi permasalahan yang di ajukan, yang menjawab selalu 50

responden (50 %), yang menjawab sering 32 responden (32 %), yang

menjawab kadang-kadang 14 responden (14 %), yang menjawab jarang 4

responden (4 %), sedangkan yang menjawab tidak pernah tidak ada

responden (0 %). Data tersebut menunjukkan bahwa responden lebih banyak

menjawab selalu ini berarti dalam interaksi di kelas guru IPS selalu memberi

kesempatan pada siswa untuk menanggapi permasalahan yang diajukan.

Page 125: PTK IPS Kls VIII.pdf

Tabel 17 Guru IPS menghargai siswa ketika siswa mengemukakan pendapat di dalam kelas

Jawaban Frekuensi (f) Persentase(%) Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak pernah

77 16 4 2 1

77 16 4 2 1

Total 100 100 Data olah kuesioner 2009

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden menjawab

pertanyaan ke-8 guru IPS menghargai siswa ketika siswa mengemukakan

pendapat di dalam kelas, yang menjawab selalu 77 responden (77 %), yang

menjawab sering 16 responden (16 %), yang menjawab kadang-kadang 4

responden (4 %), yang menjawab jarang 2 responden (2 %), sedangkan yang

menjawab tidak pernah 1 responden (1 %). Data tersebut menunjukkan

bahwa responden lebih banyak menjawab selalu ini berarti dalam interaksi

di kelas guru IPS selalu menghargai siswa ketika siswa mengemukakan

pendapat di dalam kelas.

Tabel 18 di kelas siswa pernah diadakan diskusi

Jawaban Frekuensi (f) Persentase(%) Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak pernah

25 45 23 7 -

25 45 23 7 -

Total 100 100 Data olah kuesioner 2009

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden menjawab

pertanyaan ke-9 dikelas siswa pernah diadakan diskusi, yang menjawab

selalu 25 responden (25 %), yang menjawab sering 45 responden (45 %),

Page 126: PTK IPS Kls VIII.pdf

yang menjawab kadang-kadang 23 responden (23 %), yang menjawab jarang

7 responden (7 %), sedangkan yang menjawab tidak pernah tidak ada

responden (0 %). Data tersebut menunjukkan bahwa responden lebih banyak

menjawab sering ini berarti dalam interaksi di kelas siswa sering diadakan

diskusi.

Tabel 19 Siswa dapat menarik kesimpulan dalam setiap diskusi di kelas

Jawaban Frekuensi (f) Persentase(%) Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak pernah

32 28 34 5 1

32 28 34 5 1

Total 100 100 Data olah kuesioner 2009

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden menjawab

pertanyaan ke-10 dikelas siswa dapat menarik kesimpulan, yang menjawab

selalu 32 responden (32 %), yang menjawab sering 28 responden (28 %),

yang menjawab kadang-kadang 34 responden (34 %), yang menjawab jarang

5 responden (5 %), sedangkan yang menjawab tidak pernah 1 responden (1

%). Data tersebut menunjukkan bahwa responden lebih banyak menjawab

kadang-kadang ini berarti dalam interaksi di kelas siswa kadang-kadang

dapat menarik kesimpulan dalam setiap diskusi di kelas.

Tabel 20 siswa senang apabila diadakan diskusi di dalam kelas

Jawaban Frekuensi (f) Persentase(%) Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak pernah

50 24 19 5 2

50 24 19 5 2

Total 100 100 Data olah kuesioner 2009

Page 127: PTK IPS Kls VIII.pdf

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden menjawab

pertanyaan ke-11 dikelas siswa senang apabila diadakan diskusi di dalam

kelas, yang menjawab selalu 50 responden (50 %), yang menjawab sering 24

responden (24 %), yang menjawab kadang-kadang 19 responden (19 %),

yang menjawab jarang 5 responden (5 %), sedangkan yang menjawab tidak

pernah 2 responden (2 %). Data tersebut menunjukkan bahwa responden

lebih banyak menjawab selalu ini berarti dalam interaksi di kelas siswa

selalu senang apabila diadakan diskusi di dalam kelas.

Tabel 21 siswa bertanya tentang pelajaran yang sulit di mengerti kepada teman

Jawaban Frekuensi (f) Persentase(%) Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak pernah

25 19 36 15 5

25 19 36 15 5

Total 100 100 Data olah kuesioner 2009

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden menjawab

pertanyaan ke-12 dikelas siswa bertanya tentang pelajaran yang sulit

dimengerti kepada teman, yang menjawab selalu 25 responden (25 %), yang

menjawab sering 19 responden (19 %), yang menjawab kadang-kadang 36

responden (36 %), yang menjawab jarang 15 responden (15 %), sedangkan

yang menjawab tidak pernah 5 responden (5 %). Data tersebut menunjukkan

bahwa responden lebih banyak menjawab kadang-kadang ini berarti dalam

interaksi di kelas siswa kadang-kadang bertanya tentang pelajaran yang sulit

di mengerti kepada teman.

Page 128: PTK IPS Kls VIII.pdf

Dari data kuesioner tersebut juga di dukung oleh hasil wawancara

peneliti baik dengan Kepala Sekolah, Wali kelas, guru dan Waka.Kesiswaan

yang berhubungan dengan interaksi guru dengan siswa. Hasil wawancara

tersebut adalah sebagai berikut :

Data wawancara peneliti dengan guru, yaitu

Kepala Sekolah Drs. H. Ti’in, M.Pd menyatakan: “ Interaksi guru dengan siswa menurut penglihatan kacamata saya baik, dan semakin bagus, dalam contoh hal kecil misalnya jika ada siswa melakukan pelanggaran tata tertib, itu harus di bina oleh guru BK. Kemudian tidak ada hukuman fisik. Tidak boleh ada kekerasan ya, mungkin kita ajak baca-baca atau berdo’a bersama “.

Waka. Kesiswaan Ibu guru Dra. Tuti Rilayati, menyatakan: “ Biasanya saya melihat materinya apakah mampu dilakukan interaksi dua arah atau tiga arah siswa diajak belajar yang menyenangkan kayak diskusi panel, pendapat anak-anak misalkan ada kasus masalah sosial yang menghambat terjadinya kasus ini contohnya apa? pendidikan, yang menjadi kendala apa? mungkin mahasiswa yang sering demo. Setelah itu siswa presentasi kedepan kelas yang bertanya temannya sendiri. Kalau misalkan 1 kelompok presentasi tidak bisa menjawab langsung dilempar kepada kelompok lain (jadi 3 arah) ”.

Guru Fisika Bapak guru Zainal Abidin, S.pd.menyatakan: ” Interaksi guru dengan siswa banyak dilakukan dengan 2 arah kalau dulu ceramah aja, model pembelajaran yang baru sekarang (PAKEM), guru SMP 1 Negeri Kamal bisa aktif, lingkungan juga mendukung, jadi yang paling banyak dua arah. Apalagi didukung dengan KTSP jadi bisa banyak arah dan guru hanya sebagai fasilitatornya “. Wali Kelas VIII-D Ibu Dra. Ismi Mudji menyatakan : ”Interaksi guru dengan siswa yang ibu lakukan ada refleksi minimal 2 arah metode yang sering dilakukan CTL. Semacam studi kasus tekniknya macam-mcam misalnya beritung 1,2,3,4 jadi 1 kelompok dan berhitung selanjutnya dari 1 sampai 4 dan seterusnya itu yang dinamakan metode (JIGSAW) ”.

Sedangkan jawaban responden yang menjawab pertanyaan guru IPS

memberi kebebasan menyampaikan pendapat dalam menyelesaikan

masalah, yang menjawab selalu mempunyai frequensi tertinggi sebesar 57

Page 129: PTK IPS Kls VIII.pdf

responden (57 %). Data ini menunjukkan bahwa secara global interaksi yang

ada di gunakan dalam interaksi guru-siswa interaksi dua arah dengan teknik

guru IPS memberi kebebasan menyampaikan pendapat dalam

menyelesaikan masalah

Dari data tersebut dari hasil kuesioner dan hasil wawancara dapat

diambil kesimpulan bahwa responden menjawab pertanyaan ke-9 tentang

guru membentuk kelompok diskusi bagi siswa didalam kelas frequensi

jawaban sering tertinggi sebesar 45%. Data ini menunjukkan bahwa secara

global interaksi yang ada di gunakan dalam interaksi guru-siswa interaksi

multi arah dengan teknik membentuk kelompok diskusi di dalam kelas.

b. Faktor-faktor interaksi belajar mengajar siswa

Dari hasil kuesioner dan wawancara tentang kreativitas siswa

diperoleh dari penelitian, diperoleh data mentah sebagai berikut:

Tabel 22 guru IPS selalu mengarahkan siswa dalam memahami materi pelajaran yang di

sampaikan Jawaban Frekuensi (f) Persentase(%)

Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak pernah

66 20 13 1 -

66 20 13 1 -

Total 100 100 Data olah kuesioner 2009

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden menjawab

pertanyaan ke-13 dikelas guru IPS selalu mengarahkan siswa dalam

memahami materi pelajaran yang di sampaikan, yang menjawab selalu 66

responden (66 %), yang menjawab sering 20 responden (20 %), yang

Page 130: PTK IPS Kls VIII.pdf

menjawab kadang-kadang 13 responden (13 %), yang menjawab jarang 1

responden (1 %), sedangkan yang menjawab tidak pernah tidak ada

responden (0 %). Data tersebut menunjukkan bahwa responden lebih banyak

menjawab selalu ini berarti dalam faktor interaksi belajar mengajar di kelas

guru IPS selalu mengarahkan siswa dalam memahami materi pelajaran yang

disampaikan.

Tabel 23 guru IPS menguasai setiap bahan yang diberikan kepada siswa

Jawaban Frekuensi (f) Persentase(%) Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak pernah

63 20 10 5 2

63 20 10 5 2

Total 100 100 Data olah kuesioner 2009

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden menjawab

pertanyaan ke-14 dikelas guru IPS menguasai setiap bahan yang diberikan

kepada siswa, yang menjawab selalu 63 responden (63 %), yang menjawab

sering 20 responden (20 %), yang menjawab kadang-kadang 10 responden

(10 %), yang menjawab jarang 5 responden (5 %), sedangkan yang

menjawab tidak pernah 2 responden (2 %). Data tersebut menunjukkan

bahwa responden lebih banyak menjawab selalu ini berarti dalam faktor

interaksi belajar mengajar di kelas guru IPS selalu menguasai setiap bahan

yang diberikan kepada siswa.

Page 131: PTK IPS Kls VIII.pdf

Tabel 24 guru IPS tidak hadir di dalam kelas

Jawaban Frekuensi (f) Persentase(%) Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak pernah

5 6 16 19 54

5 6 16 19 54

Total 100 100 Data olah kuesioner 2009

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden menjawab

pertanyaan ke-15 dikelas guru IPS sering hadir di dalam kelas, yang

menjawab selalu 5 responden (5 %), yang menjawab sering 6 responden (6

%), yang menjawab kadang-kadang 16 responden (16 %), yang menjawab

jarang 19 responden (19 %), sedangkan yang menjawab tidak pernah 54

responden (54 %). Data tersebut menunjukkan bahwa responden lebih

banyak menjawab tidak pernah ini berarti dalam faktor interaksi belajar

mengajar di kelas guru IPS tidak pernah tidak hadir di dalam kelas.

Tabel 25 siswa tidak hadir dalam pelajaran IPS

Jawaban Frekuensi (f) Persentase(%) Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak pernah

10 6 4 4 76

10 6 4 4 76

Total 100 100 Data olah kuesioner 2009

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden menjawab

pertanyaan ke-16 dikelas guru IPS sering hadir di dalam kelas, yang

menjawab selalu 10 responden (10 %), yang menjawab sering 6 responden

(6 %), yang menjawab kadang-kadang 4 responden (4 %), yang menjawab

Page 132: PTK IPS Kls VIII.pdf

jarang 4 responden (4 %), sedangkan yang menjawab tidak pernah 76

responden (76 %). Data tersebut menunjukkan bahwa responden lebih

banyak menjawab tidak pernah ini berarti dalam faktor interaksi belajar

mengajar di kelas siswa hadir dalam pelajaran IPS.

Tabel 26 guru IPS menerangkan materi pelajaran selalu bervariasi

Jawaban Frekuensi (f) Persentase(%) Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak pernah

48 24 15 8 5

48 24 15 8 5

Total 100 100 Data olah kuesioner 2009

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden menjawab

pertanyaan ke-17 dikelas guru IPS menerangkan materi pelajaran sealu

bervariasi, yang menjawab selalu 48 responden (48 %), yang menjawab

sering 24 responden (24 %), yang menjawab kadang-kadang 15 responden

(15 %), yang menjawab jarang 8 responden (8 %), sedangkan yang

menjawab tidak pernah 5 responden (5 %). Data tersebut menunjukkan

bahwa responden lebih banyak menjawab selalu ini berarti dalam faktor

interaksi belajar mengajar di kelas guru IPS selalu menerangkan materi

pelajaran selalu bervariasi.

Tabel 27 guru IPS menguasai kelas apabila terjadi keributan di kelas

Jawaban Frekuensi (f) Persentase(%) Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak pernah

45 27 16 10 2

45 27 16 10 2

Total 100 100 Data olah kuesioner 2009

Page 133: PTK IPS Kls VIII.pdf

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden menjawab

pertanyaan ke-18 dikelas guru IPS menguasai kelas apabila terjadi keributan

di kelas, yang menjawab selalu 45 responden (45 %), yang menjawab sering

27 responden (27 %), yang menjawab kadang-kadang 16 responden (16 %),

yang menjawab jarang 10 responden (10 %), sedangkan yang menjawab

tidak pernah 2 responden (2 %). Data tersebut menunjukkan bahwa

responden lebih banyak menjawab selalu ini berarti dalam faktor interaksi

belajar mengajar di kelas guru IPS selalu menguasai kelas apabila terjadi

keributan di kelas.

Tabel 28 Hasil nilai ulangan IPS siswa bagus

Jawaban Frekuensi (f) Persentase(%) Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak pernah

17 29 44 4 6

17 29 44 4 6

Total 100 100 Data olah kuesioner 2009

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden menjawab

pertanyaan ke-19 dikelas hasil ulangan IPS siswa bagus, yang menjawab

selalu 17 responden (17 %), yang menjawab sering 29 responden (29 %),

yang menjawab kadang-kadang 44 responden (44 %), yang menjawab jarang

4 responden (4 %), sedangkan yang menjawab tidak pernah 6 responden (6

%). Data tersebut menunjukkan bahwa responden lebih banyak menjawab

kadang-kadang ini berarti dalam faktor interaksi belajar mengajar di kelas

kadang-kadang hasil ulangan IPS siswa bagus.

Page 134: PTK IPS Kls VIII.pdf

Dari data kuesioner tersebut juga di dukung oleh hasil wawancara

peneliti baik dengan Kepala Sekolah, Wali kelas, guru dan Waka.Kesiswaan

yang berhubungan dengan interaksi belajar-mengajar. Hasil wawancara

tersebut adalah sebagai berikut :

Data wawancara peneliti dengan guru, yaitu :

Kepala Sekolah Drs. H. Ti’in, M.Pd menyatakan: “ Interaksi guru siswa yang baik jika seorang guru bisa mengaktifkan siswa. Karena guru sebagai sumber satu-satunya dalam pembelajaran sebagaimana guru sebagai pengajar. Tetapi guru bukan satu-satunya sebagai pusat informasi karena seorang siswa bisa lebih tau, guru hanyalah sebagai fasilitator saja. Yang menjadi kendalakan pada keterbatasan sarana-prasarana saja. Kalau di SMP Negeri 1 Kamal Alhamdullillah bisa memadailah “.

Waka. Kesiswaan Ibu guru Dra. Tuti Rilayati, menyatakan: “ Baik, seperti biasa kalau mengajar interaksi guru melakukan metode pembelajaran dengan menyenangkan, banyak berbagai metode bisa digunakan. Interaksi kalau dulu modelnya hanya guru. Kalau sekarang siswa harus aktif dengan dikasih masalah terus siswa mempresentasikan dan dibahas bersama. Contohnya, biasanya Jigsaw, Sistem kartu (arisan) yaitu soal dibagikan kemudian siswa mencari kartu untuk jawaban nomer 1 dan jawaban disesuaikan dengan pertanyaannya dengan menyenangkan. Kalau dulu metode pembelajaran diantaranya zamannya pake LCD, OHP, sekarang Power Point jangan sampai siswa disitu- situ saja (dikelas). Tapi sekali-kali diajak ketempat lain yang mendukung pembelajaran. Yang kedua kalau pelajaran sejarah pakai audio visual (CD) materinya Perang Dunia II (PD II) diputarkan filmnya kemudian siswa menyimpulkan hasilnya. Kalau sekarangkan perpilah-pilah IPS terpadu sejak sistem KTSP kita harus menggunakan media. Contoh lagi pada mata pelajaran ekonomi materinya tentang valas siswa itu jangan diajak membayangkan saja tetapi guru membawa album foto mata uang asing. Kalau kelas saya kasih contoh ini mata uang euro, rupee, pondsterling, bath, real dll supaya anak lebih paham “.

Guru Fisika Bapak guru Zainal Abidin, S.pd.menyatakan: “ Interaksi guru siswa di SMP Negeri 1 Kamal bagaimana mengaktifkan siswa dengan menggunakan metode-metode yang baru yang banyak dilakukan disini CTL, atau dengan bimbingan khusus misalnya memaparkan sesuatu keterampilan menjahit ya saya datangkan tukang jahit, dialog bahasa Inggris ya saya datangkan turis. Atau temannya yang mempunyai kelebihan dalam hal lain ya disuruh maju kedepan untuk menunjukkan kebolehannya, yang terakhir model pembelajaran tergantung pada bapak gurunya “.

Page 135: PTK IPS Kls VIII.pdf

Wali Kelas VIII-D Ibu Dra. Ismi Mudji menyatakan : “Kalau

menurut pengalaman saya karena saya team teaching basic IPS terpadu, disiplin ilmunya 4 mata pelajaran. Maka saya sejarah dan geografi kemudian bu.alfi ekonomi dan sosiologi. Karena sosial gak mungkin mengharap hening tetapi suasana kelas harus hidup. Tugas guru prepare sebelum mengajar harus sudah siap dalam RPP sekarang harus melibatkan siswa semaksimal mungkin kita harus memberikan stimulus. Biasanya awal mata pelajaran kan ada apersepsi, atau saya kasih cuplikan gambar, seperti kemarin mata pelajaran ekonomi membahas kelangkaaan pada semester 1, ya dipapan digambar tentang kelangkaaan. dibutuhkan guru yang pintar mengambar juga. Kemudian siswa memberikan pendapat masing-masing dan pasti bermacam-macam jawabannya. Pas materi kelangkaan sumber daya alam, ekonomi ibu alfi masuk karena keterkaitan dengan geografi juga. Alhamdullillah teamteaching mengajar valid kita masuk gak bondo nekad tapi, terskenario. Apalagi banyak metode baru kalau dulu cuma diskusi yang aktif ketua dan sekertarisnya dalam satu kelompok. Kalau sekarang bagaimana dalam satu kelompok semua siswa juga bisa aktif mengemukakan pendapatnya masing-masing ”.

c. Prestasi siswa

Dari hasil kuesioner dan wawancara tentang prestasi siswa diperoleh

dari penelitian, diperoleh data mentah sebagai berikut:

Tabel 29 Siswa dalam mengeluarkan pendapat dan bertanya dapat meningkatkan pretasi

belajar Jawaban Frekuensi (f) Persentase(%)

Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak pernah

64 22 10 3 1

64 22 10 3 1

Total 100 100 Data olah kuesioner 2009

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden menjawab

pertanyaan ke-20 dikelas siswa dalam mengeluarkan pendapat dan bertanya

dapat meningkatkan prestasi belajar, yang menjawab selalu 64 responden

(64 %), yang menjawab sering 22 responden (22 %), yang menjawab

Page 136: PTK IPS Kls VIII.pdf

kadang-kadang 10 responden (10 %), yang menjawab jarang 3 responden (3

%), sedangkan yang menjawab tidak pernah 1 responden (1 %). Data

tersebut menunjukkan bahwa responden lebih banyak menjawab selalu ini

berarti dalam prestasi di kelas selalu siswa dalam mengeluarkan pendapat

dan bertanya dapat meningkatkan prestasi belajar.

Tabel 30 Dalam memberikan penilaian guru IPS memberikan penilaian secara objektif atau

sesuai kemampuan siswa Jawaban Frekuensi (f) Persentase(%)

Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak pernah

52 30 11 3 4

52 30 11 3 4

Total 100 100 Data olah kuesioner 2009

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden menjawab

pertanyaan ke-21 dikelas dalam memberikan penilaian guru IPS

memberikan penilaian secara objektif atau sesuai kemampuan siswa, yang

menjawab selalu 52 responden (52 %), yang menjawab sering 30 responden

(30 %), yang menjawab kadang-kadang 11 responden (11 %), yang

menjawab jarang 3 responden (3 %), sedangkan yang menjawab tidak

pernah 4 responden (4 %). Data tersebut menunjukkan bahwa responden

lebih banyak menjawab selalu ini berarti dalam prestasi di kelas selalu

dalam memberikan penilaian guru IPS memberikan penilaian secara objektif

atau sesuai kemampuan siswa.

Page 137: PTK IPS Kls VIII.pdf

Tabel 31 Guru IPS pada setiap memulai pelajaran diawalai dengan pre-tes

Jawaban Frekuensi (f) Persentase(%) Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak pernah

20 7 35 15 23

20 7 35 15 23

Total 100 100 Data olah kuesioner 2009

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden menjawab

pertanyaan ke-22 dikelas guru IPS pada setiap memulai pelajaran diawali

dengan pre-tes, yang menjawab selalu 20 responden (20 %), yang menjawab

sering 7 responden (7 %), yang menjawab kadang-kadang 35 responden (35

%), yang menjawab jarang 15 responden (15 %), sedangkan yang menjawab

tidak pernah 23 responden (23 %). Data tersebut menunjukkan bahwa

responden lebih banyak menjawab kadang-kadang ini berarti dalam prestasi

di kelas kadang-kadang guru IPS pada setiap memulai pelajaran diawali

dengan pre-tes.

Tabel 32 Guru IPS mengadakan remedial/perbaikan nilai bagi siswa yang belum berhasil

Jawaban Frekuensi (f) Persentase(%) Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak pernah

49 26 12 6 7

49 26 12 6 7

Total 100 100 Data olah kuesioner 2009

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden menjawab

pertanyaan ke-23 dikelas guru IPS mengadakan remedila/perbaikan nilai

bagi siswa yang belum berhasil, yang menjawab selalu 49 responden (49 %),

Page 138: PTK IPS Kls VIII.pdf

yang menjawab sering 26 responden (26 %), yang menjawab kadang-kadang

12 responden (12 %), yang menjawab jarang 6 responden (6 %), sedangkan

yang menjawab tidak pernah 7 responden (7 %). Data tersebut menunjukkan

bahwa responden lebih banyak menjawab selalu ini berarti dalam prestasi di

kelas selalu guru IPS mengadakan remedial/perbaikan nilai bagi siswa yang

belum berhasil.

Tabel 33 Guru IPS memberitahu siswa jika nilai siswa tidak bagus

Jawaban Frekuensi (f) Persentase(%) Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak pernah

39 18 27 5 11

39 18 27 5 11

Total 100 100 Data olah kuesioner 2009

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden menjawab

pertanyaan ke-24 dikelas guru IPS memberitahu siswa jika nilai siswa tidak

bagus, yang menjawab selalu 39 responden (39 %), yang menjawab sering

18 responden (18 %), yang menjawab kadang-kadang 27 responden (27 %),

yang menjawab jarang 5 responden (5 %), sedangkan yang menjawab tidak

pernah 11 responden (11 %). Data tersebut menunjukkan bahwa responden

lebih banyak menjawab selalu ini berarti dalam prestasi di kelas selalu guru

IPS memberitahu siswa jika nilai siswa tidak bagus.

Page 139: PTK IPS Kls VIII.pdf

Tabel 34 Siswa mendapatkan informasi lomba mata pelajaran IPS di sekolah

Jawaban Frekuensi (f) Persentase(%) Selalu Sering Kadang-kadang Jarang Tidak pernah

14 13 22 13 38

14 13 22 13 38

Total 100 100 Data olah kuesioner 2009

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden menjawab

pertanyaan ke-25 dikelas siswa pernah mendapatkan informasi lomba mata

pelajaran IPS di sekolah, yang menjawab selalu 14 responden (14 %), yang

menjawab sering 13 responden (13 %), yang menjawab kadang-kadang 22

responden (22 %), yang menjawab jarang 13 responden (13 %), sedangkan

yang menjawab tidak pernah 38 responden (38 %). Data tersebut

menunjukkan bahwa responden lebih banyak menjawab tidak pernah ini

berarti dalam prestasi di kelas tidak pernah siswa mendapatkan informasi

lomba mata pelajaran IPS di sekolah.

Dari data kuesioner tersebut juga di dukung oleh hasil wawancara

peneliti baik dengan Kepala Sekolah, Wali kelas, guru dan Waka.Kesiswaan

yang berhubungan dengan prestasi. Hasil wawancara tersebut adalah sebagai

berikut :

Data wawancara peneliti dengan guru, yaitu

Kepala Sekolah Drs. H. Ti’in, M.Pd menyatakan: “ Perkembangan prestasi siswa di SMP Negeri 1 Kamal tercukupi sudah dari tahun ke tahun masih stabil. Saya juga belum membandingkan grafik dari tahun ke tahun karena saya menjabat kepala sekolah disini baru 4 bulan.Yang saya ketahui bahwa sering menyabet juara 1 dalam lomba ekstra maupun lomba Mapel. Saya juga mengucapkan puji syukur Alhamdullilah kita rasakan “.

Page 140: PTK IPS Kls VIII.pdf

Waka. Kesiswaan Ibu guru Dra. Tuti Rilayati, menyatakan: “ Prestasi di SMP Negeri 1 Kamal sementara 6 besar karena tiap semester selalu ada kegiatan lomba mapel, 5 bidang studi (IPA, IPS, Matematika, Bahasa. Indonesia, Bahasa.Inggris) kalau kita 3 besar terakhir kemarin juara 2 lomba mapel tingkat SMP se- Bangkalan. Yang IPS 5 besar dengan menyabet juara 4 tahun berturut-turut juara2, juara 3, juara 2, juara harapan 1, juara 2. klau tingkat se-Jawa Timur pada mapel perbidang studi biasanya diadakan di SMP 5 Surabaya dari 328 peserta kita masih masuk 50 besar kalau IPS peringkat 16. Even-even seperti ini gunanya hanya ingin mengukur kemampuan siswa yang dimiliki SMP Negeri 1 Kamal (kelas unggulan ) ”.

Guru Fisika Bapak guru Zainal Abidin, S.pd.menyatakan: ”Prestasi

SMP 1 Kamal selalu menjuarai dalam lomba MAPEL SMP se-Bangkalan apalagi dalam hal IPA juga “.

Ibu Dra. Ismi Mudji menyatakan : ” Prestasi dikelas Rata, Tanggap

walaupun sering banyak diskusi ibu mesti menghindari terpusat pada 1,2 orang yang selalu aktif. Tetapi disamaratakan.

Sedangkan jawaban responden yang menjawab pertanyaan ke-20

siswa dengan seringnya dalam mengeluarkan pendapat dan bertanya dapat

meningkatkan prestasi belajar, yang menjawab mempunyai frequensi

tertinggi sebesar 64 responden (64 %). Data ini menunjukkan bahwa secara

global prestasi siswa cukup baik.

Dari data tersebut dari hasil kuesioner dan hasil wawancara dapat

diambil kesimpulan bahwa responden menjawab pertanyaan ke-21 dalam

memberikan penilaian secara objektif atau sesuai kemampuan siswa ke-23

guru IPS mengadakan remedial/perbaikan nilai bagi siswa yang belum

berhasil frequensi jawaban sering tertinggi sebesar 52 responden (52 %).

Data ini menunjukkan bahwa secara global prestasi siswa SMP Negeri 1

Kamal baik.

Page 141: PTK IPS Kls VIII.pdf

2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Pengujian instrumen penelitian ini dari segi validitas harus dilakukan

karena membuktikan kuesioner yang telah ada valid, dan jika valid maka

akan lolos untuk pengujian berikutnya. Kuesioner ini terisi oleh 100

responden, hasil kuesioner ini dikatan valid dimana nialai probabilitas untuk

korelasi lebih kecil dari 0,05 dan koefisien keandalannya (Croambach

Alpha) lebih besar dari 0,5 untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut :

Tabel 35 Uji Validitas dan reliabilitas variabel Interaksi guru-siswa

Butir Validitas Koefisien Alpha

Korelasi Probabilitas X1.1 0,508 0,000 0,506 X1.2 - - X1.3 0,423 0,000 X1.4 0,293 0,003 X1.5 0,579 0,000 X1.6 0,492 0,000 X1.7 0,490 0,000 X1.8 0,354 0,000 X1.9 0,485 0,000 X1.10 0,462 0,000 X1.11 0,429 0,000 X1.12 0,263 0,008

Sumber: Data olah kuesioner 2009

Dari tabel di atas menunjukkan butir pernyataan variabel interaksi

guru-siswa mempunyai nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 dan

mempunyai koefisien alpha 0,506.Dengan demikian bahwa pertanyaan

untuk variabel interaksi guru-siswa bisa dikatakan valid dan reliabel untuk

pengujian berikutnya hanya pertanyaan X1.2 yang tidak valid maka dari itu

tidak dicantumkan diatas dan tidak reliabel untuk pengujian berikutnya .

Page 142: PTK IPS Kls VIII.pdf

Tabel.36 Uji Validitas dan reliabilitas variabel faktor-faktor interaksi belajar mengajar

Butir Validitas Koefisien Alpha

Korelasi Probabilitas X2.1 0,488 0,000 0,495 X2.2 0,421 0,000 X2.3 0,491 0,000 X2.4 0,545 0,000 X2.5 0,518 0,000 X2.6 0,574 0,000 X2.7 0,471 0,000

Sumber: Data olah kuesioner 2009

Dari tabel di atas menunjukkan butir pernyatan variabel interaksi

guru-siswa mempunyai nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 dan

mempunyai koefisien alpha 0,495. Dengan demikian bahwa pertanyaan

untuk variabel faktor-faktor interaksi belajar mengajar bisa dikatakan valid

dan reliabel untuk pengujian berikutnya.

Tabel.37 Uji Validitas dan reliabilitas variabel prestasi siswa

Butir Validitas Koefisien Alpha

Korelasi Probabilitas Y1 0,335 0,001 0,437 Y2 0,507 0,000 Y3 0,493 0,000 Y4 0,474 0,000 Y5 0,623 0,000 Y6 0,607 0,000

Sumber: Data olah kuesioner 2009

Dari tabel di atas menunjukkan butir pernyatan variabel interaksi

guru-siswa mempunyai nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 dan

mempunyai koefisien alpha 0,437. Dengan demikian bahwa pertanyaan

untuk variabel faktor-faktor interaksi belajar mengajar bisa dikatakan valid

dan reliabel untuk pengujian berikutnya.

Page 143: PTK IPS Kls VIII.pdf

3. Hasil Analisa Korelasi

Dalam pengelolaan data yang menggunakan korelasi product

moment dengan bantuan komputer SPSS 15.00 for windows untuk mencari

hubungan antara variabel independent dan variabel dependen melalui

hubungan interaksi (X) terhadap prestasi siswa (Y).

Secara teoritis semakin baik interaksi guru siswa maka semakin baik

pula perkembangan prestasi siswa SMP 1 Kamal. Keofisien korelasi antara

variabel interaksi guru-siswa dan faktor-faktor interaksi belajar mengajar

dengan prestasi siswa berpengaruh signifikan, dengan angka korelasi

sebesar 0.448. Hasil korelasi yang 0.448 menunjukkan bahwa hubungan

antara interaksi guru-siswa dan faktor-faktor interaksi belajar-mengajar

dengan prestasi siswa tinggi ini di lihat dari tabel interpretasi r, hasil tersebut

menunjukkan terdapat hubungan yang sangat signifikan antara interaksi

dengan prestasi siswa.

Sedangkan hasil korelasi interaksi guru-siswa dengan

perkembangan prestasi siswa sebesar 0.275. Hasil korelasi tersebut

menunjukkan bahwa hubungan antara interaksi guru-siswa dengan

perkembangan prestasi siswa cukup tinggi ini di lihat dari tabel interpretasi

r, hasil tersebut menunjukkan terdapat hubungan yang sangat signifikan.

Korelasi antara faktor-faktor interaksi belajar mengajar dengan

perkembangan prestasi siswa sebesar 0.260 (26%). Angka tersebut

menunjukkan bahwa antara faktor-faktor interaksi belajar mengajar dengan

perkembangan prestasi agak rendah.

Page 144: PTK IPS Kls VIII.pdf

D. Pengaruh Interaksi Guru-siswa dan Faktor-faktor Interaksi Belajar

Mengajar terhadap Prestasi Siswa SMP Negeri 1 Kamal-Bangkalan

1. Hasil analisis Regresi Berganda

Berdasarkan data yang telah diuraikan pada bab hasil penelitian di

poin C tentang interaksi guru-siswa dalam meningkatkan prestasi siswa

SMP Negeri 1 Kamal maka data tersebut di olah dengan menggunakan

bantuan komputer SPSS 15.00 for windows. Setelah pengelohan data, hasil

regresi dapat di lihat pada tabel dibawah ini.

Tabel. 38 Rangkuman Output Regresi Linier

Variabel Unstandardized

Coefficients (B) t hitung Signifikansi

Constanta Interaksi F.I.B.M

4.142 0.211 0.257

1.997 2.773 2.626

0.049 0.007 0.010

R= 0.448 R Square= 0.200 Adjusted R Square= 0.184 F hitung= 12.160 F tabel = 3.09 Signifikan F= 0,000 α = 0,05

Sumber: Data primer diolah (2009)

Keterangan : Jumlah data: 100 responden Nilai t table : α = 5 % Dependent Variabel: Y

Dari tabel diatas maka persamaan regresi dapat dituliskan sebagai

berikut:

Y= 4.142 + 0.211X1+0.257X2

Page 145: PTK IPS Kls VIII.pdf

1) Konstanta 4.142 berarti bahwa prestasi akan konstan sebesar 4.142

% jika tidak dipengaruhi variabel interaksi dan faktor-faktor

interaksi belajar mengajar

2) b 1= 0.211 berarti interaksi mempengaruhi prestasi siswa sebesar

21.1% atau berpengaruh positif yang artinya jika interaksi ditingkat

lebih baik lagi 1%, maka prestasi siswa akan naik sebesar 21.1%,

sebaliknya jika interaksi diturunkan 1% maka kreativitas siswa

akan turun sebanyak 21.1%.

3) b2= 0.257 berarti faktor-faktor interaksi belajar mengajar

mempengaruhi prestasi siswa sebesar 25.7% atau berpengaruh

positif yang artinya jika interaksi ditingkat lebih baik lagi 1%,

maka prestasi siswa akan naik sebesar 25.7 %, sebaliknya jika

interaksi diturunkan 1% maka prestasi siswa akan turun sebanyak

25.7 %.

2. Hasil Uji F

Untuk menunjukkan apakah variabel bebas yang di maksud dalam

model ini mempunyai pengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap

variabel terikat digunakan uji F. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan

hasil uji F dan besarnya F table dengan degree of freedom (df) 2.

Hopotesis:

Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel interaksi guru-

siswa dan faktor-faktor interaksi belajar mengajar terhadap

perkembangan prestasi siswa

Page 146: PTK IPS Kls VIII.pdf

Nilai : R : 0,448 R Square : 0,200 F hitung : 12.160 F table : 3,09 Signifikan : 0,000 Angka R sebesar 0,448 menunjukkan bahwa korelasi antar variabel

interaksi guru-siswa dan faktor-faktor interaksi belajar mengajar dengan

prestasi siswa. Angka R Square sebesar 0,200 adalah pengkuadratan dari

koefisien determinasi korelasi. RSquare dapat di sebut koefisien, dalam hal

ini variabel prestasi yang dapat di jelaskan oleh persamaan regresi diperoleh

sebesar 20%. Nilai RSquarqe berkisar pada angka 0 sampai 1, dengan

catatan semakin besar RSquare, semakin kuat hubungan antar variabel-

varaibel tersebut.

Untuk hipotesis tersebut dilakukan dengan uji F yaitu pengujian

secara serentak pengaruh variabel interaksi dan jenis kelamin terhadap

pengembangan kreativitas siswa. Pada pengujian ini Ho ditolak dengan

ditunjukkan dengan besarnya F hitung sebesar 12.160 nilai ini lebih besar dari

F tabel (12.160>3.09), ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang cukup

signifikan dari variabel interaksi terhadap prestasi siswa.

3. Hasil Uji t

Untuk menunjukkan apakah varaibel bebas secara individu

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat maka

digunakan uji t berikut ini :

Page 147: PTK IPS Kls VIII.pdf

Tabel 39 Data Uji t (Parsial)

Hipotesis Variabel thitung Signifikan ttabel

Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel interaksi guru-siswa terhadap peningkatan prestasi siswa.

Interaksi (X1)

2.773 0.007 1.660

Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel jenis faktor-faktor belajar mengajar terhadap peningkatan prestasi siswa.

Faktor-faktor interaksi belajar mengajar (X2)

2.626 0.10

Kreteria pengujian t

-t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak

t tabel < -t tabel atau t hitung > t tabel dan nilai probalitas < 0,05 maka Ho ditolak

dan Ha diterima

Berdasarkan data di atas untuk hipotesis selanjutnya dilakukan uji t

yaitu pengujian hipotesis secara parsial antara variabel X1 (Interaksi guru-

siswa) dengan Y (prestasi siswa). Varaibel X1 (Interaksi guru-siswa)

memiliki nilai t hitung (2.773), nilai ini lebih besar dari t tabel (1.660). Dengan

demikian pengujian ini menunjukkan Ho di tolak. Hasil ini memperlihatkan

bahwa thitung (2.773) > ttabel (1,660). Berdasarkan hasil pengujian tersebut

variabel interaksi berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi siswa.

Berdasarkan data tersebut untuk hipotesis selanjutnya dilakukan uji t

yaitu pengujian hipotesis secara parsial antara variabel X2 (faktor-faktor

interaksi belajar mengajar) dengan Y (prestasi Siswa). Varaibel X2 (faktor-

faktor interaksi belajar mengajar) memiliki nilai t hitung (2.626), nilai ini lebih

besar dari t tabel (1,660). Dengan demikian pengujian ini menunjukkan Ho di

Page 148: PTK IPS Kls VIII.pdf

tolak. Hasil ini memperlihatkan bahwa thitung (2.626) >ttabel (1,660).

Berdasarkan hasil pengujian tersebut variabel faktor-faktor interaksi belajar

mengajar berpengaruh secara signifikan terhadap pengembangan prestasi

siswa.

Berdasarkan hasil uji t yaitu pengujian hipotesis secara parsial antara

variabel X1 (Interaksi Guru-siswa) dengan Y (prestasi). Varaibel X1

(Interaksi Guru-siswa) memiliki nilai t hitung (2.773) dengan Y (prestasi

siswa) jadi hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel interaksi mempunyai

pengaruh yang paling besar terhadap perkembangan prestasi siswa. dan

variabel X2 (faktor-faktor interaksi belajar mengajar) nilai thitung (2.626)

dengan Y (prestasi siswa) jadi hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel

faktor-faktor interaksi belajar mengajar mempunyai pengaruh yang paling

besar terhadap perkembangan prestasi.

Page 149: PTK IPS Kls VIII.pdf

BAB V

PEMBAHASAN

A. Interaksi Guru dengan siswa dalam Meningkatkan Prestasi Siswa SMP

Negeri 1 Kamal-Bangkalan.

Berdasarkan hasil perhitungan korelasi product moment dengan

bantuan SPSS versi 15.00 dimana untuk mengetahui masing-masing variabel

mempunyai korelasi arah dari kedua variabel yaitu varaibel X dan Variabel Y

menunjukkan bahwa interaksi guru-siswa dan faktor-faktor interaksi belajar

mengajar mempunyai nilai koefesien korelasi product moment sebesar 0.448

(44.8%), angka tersebut menunjukkan bahwa model ini mempunyai

interpretasi tinggi, ini dapat dilihat dari tabel interpretasi r.

Pada variabel interaksi guru-siswa dengan prestasi siswa sebesar 0.275

(27.5 %), angka ini menunjukkan nilai interpretasi cukup tinggi, ini dapat

dilihat dari tabel interpretasi r. Sedangkan pada variabel faktor-faktor interaksi

belajar mengajar dengan prestasi siswa sebesar 0.260 (26%), angka tersebut

menunjukkan nilai interpretasi rendah, ini dapat dilihat dari tabel interpretasi

r.

Hasil penelitian yang diperoleh didukung oleh teori yang telah

diuraikan pada bab II. Salah satu hal yang memegang peranan penting bagi

keberhasilan pengajaran, adalah proses pelaksanaan pengajaran. Pelaksanaan

pengajaran yang baik, sangat dipengaruhi oleh perencanaan yang baik pula.

Page 150: PTK IPS Kls VIII.pdf

Pengajaran berintikan interaksi antara guru dengan siswa dalam proses

belajar-mengajar. Proses belajar dan mengajar merupakan hal yang berbeda

tetapi membentuk satu-kesatuan, ibarat sebuah mata uang yang bersisi dua.

Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru. Kegiatan mengajar

yang dilakukan oleh guru sangat mempengaruhi kegiatan belajar siswa.

Apabila guru mengajar dengan pendekatan yang bersifat menyajikan atau

ekspositori, maka para siswa akan belajar dengan cara menerima, dan apabila

guru mengajar dengan menggunakan pendekatan yang lebih mengaktifkan

siswa, seperti pendekatan diskaveri/inkuiri, maka para siswa akan belajar

dengan cara yang aktif pula.

Interaksi bersifat edukatif maksudnya bahwa interaksi itu berlangsung

dalam rangka untuk mencapai tujuan pendidikan. Interaksi dalam hal ini

bertujuan membantu pribadi anak mengembangkan potensi sepenuhnya,

sesuai dengan cita-citanya serta hidupnya dapat bermanfaat bagi dirinya,

masyarakat dan negara.

Hasil penelitian yang ditemukan dan juga teori yang ada menunjukkan

bahwa interaksi guru-siswa adanya korelasi yang signifikan sebesar 0,245.

Dari tabel interpretasi r pada korelasi product moment angka tersebut

menunjukkan bahwa korelasi interaksi guru–siswa dengan pengembangan

prestasi siswa tinggi.

Page 151: PTK IPS Kls VIII.pdf

B. Pengaruh Interaksi Guru dengan Siswa Terhadap Prestasi Siswa SMP

Negeri 1 Kamal-Bangkalan.

Berdasarkan hasil analisa data menunjukkan untuk hasil hipotesis

variabel X1 terhadap variabel Y dilakukan uji t. Dari perhitungan diperoleh

bahwa nilai t hitung (2.773), nilai ini lebih besar dari t tabel (1.660). Hasil

pengujian tersebut menunjukkan Ha diterima. Hasil ini menunjukkan bahwa

interaksi guru siswa berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi siswa

walaupun tidak cukup besar.

Hasil penelitian ini di dukung oleh teori, Proses belajar – mengajar

sebenarnya merupakan rangkaian kegiatan komunikasi antara manusia, yaitu

orang yang belajar (siswa) dan orang yang mengajar (guru). Komunikasi

antara dua subyek guru dan siswa adalah komunikasi yang dipengaruhi oleh

berbagai faktor lainnya. Faktor-faktor itu antara lain, situasi dan kondisi

pengajaran, kemampuan yang dimiliki oleh seorang guru, cara belajar yang

harus diikuti siswa, dan sebagainya. Faktor-faktor ini saling mempengaruhi

dalam keberhasilan siswa belajar. Misalnya salah satu faktor dalam

menentukan keberhasilan siswa belajar adalah guru. Faktor guru ini sangat

menentukan baik dalam beberapa metode mengajar apakah dengan metode

ceramah, diskusi, permainan, dan sebagainya, maupun dalam berbagai system

belajar termasuk system belajar tuntas (mastery learning)101

Interaksi mempengaruhi prestasi siswa sebesar 21.1% atau

berpengaruh positif yang artinya jika interaksi ditingkat lebih baik lagi 1%,

101 Masnur, dkk, Dasar – dasar Interaksi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia (Malang : Jemmars, 1987), hlm.95

Page 152: PTK IPS Kls VIII.pdf

maka kreativitas siswa akan naik sebesar 21.1%, sebaliknya jika interaksi

diturunkan 1% maka kreativitas siswa akan turun sebanyak 21.1%.

Berdasarkan teori bahwa Berkaitan dengan hal tersebut maka salah -

satunya guru harus mampu menilai prestasi siswa untuk kepentingan

pengajaran. Dengan mengetahui perestasi belajar siswa, apalagi secara

individual, seperti telah di singgung diatas, guru akan dapat mengambil

langkah-langkah instruksional yang kontruktif. Bagi guru yang bijaksana dan

memahami karakteristik siswa akan menciptakan kegiatan belajar mengajar

yang berbeda antara siswa yang berprestasi tinggi dengan siswa yang

berprestasi rendah. Sebagi contoh ada langkah pengayaan bagi siswa yang

berprestasi tinggi dan akan mencarikan kegiatan belajar tertentu bagi siswa

yang berprestasi rendah seperti kegiatan remidi dan kegiatan –kegiatan lain

yang dapat meningkatkan prestasi siswa.102

C. Pengaruh Faktor Interaksi Belajar mengajar terhadap Peningkatan

Prestasi Siswa SMP Negeri 1 Kamal-Bangkalan.

Berdasarkan hasil analisa data menunjukkan untuk hasil hipotesis

variabel X2 (faktor interaksi belajar mengajar) memiliki nilai t hitung (2.626),

nilai ini lebih besar dari t tabel (1,660). Hasil ini memperlihatkan bahwa thitung

(2.626) > ttabel (1,660). Berdasarkan hasil pengujian tersebut variabel faktor

interaksi belajar mengajar berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi

siswa.

102 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: Rajawali, 1990), hlm.172

Page 153: PTK IPS Kls VIII.pdf

Hasil penelitian ini didukung oleh teori, Dalam interaksi belajar-

mengajar terjadi proses pengaruh-mempengaruhi. Bukan hanya guru yang

mempengaruhi siswa, tetapi siswa juga dapat mempengaruhi guru. Perilaku

guru akan berbeda, apabila menghadapi kelas yang aktif dengan yang pasif,

kelas yang berdisiplin dengan yang kurang disiplin. Interaksi ini bukan hanya

terjadi antara siswa dengan guru, tetapi antara siswa dengan manusia sumber

(yaitu orang yang biasa memberi informasi), antara siswa dengan siswa lain,

dan dengan media pelajaran. Kegiatan mengajar selalu menuntut kehadiran

siswa, tanpa siswa dalam kelas maka guru tidak bisa mengajar. Lain halnya

kegiatan belajar, siswa dapat belajar meskipun tanpa kehadiran guru. Para

siswa dapat melakukan kegiatan belajar sendiri. Sebenarnya dalam kegiatan

belajar sendiri ini gurunya tetap ada, akan tetapi tidak hadir bersama siswa,

guru berada pada jarak jauh.103

Faktor interaksi belajar mengajar mempengaruhi prestasi siswa sebesar

25.7% atau berpengaruh positif yang artinya jika interaksi ditingkat lebih baik

lagi 1%, maka kreativitas siswa akan naik sebesar 25.7 %, sebaliknya jika

interaksi diturunkan 1% maka kreativitas siswa akan turun sebanyak 25.7 %.

103 Nana Syaodih S. dan Ibrahim R, Perencanaan Pengajaran (Jakarta: kerjasama Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dengan Rineka Cipta,1998), hlm.31-32

Page 154: PTK IPS Kls VIII.pdf

BAB V I

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya Keofisien korelasi antara

variabel interaksi guru-siswa dan faktor-faktor interaksi belajar mengajar

dengan prestasi siswa berpengaruh signifikan, dengan angka korelasi

sebesar 0.448 (44.8%). Angka tersebut menunjukkan bahwa hubungan

antara interaksi guru-siswa dan faktor-faktor interaksi belajar-mengajar

dengan prestasi siswa tinggi ini di lihat dari tabel interpreatsi r, hasil

tersebut menunjukkan terdapat hubungan yang sangat signifikan antara

interaksi dengan prestasi siswa.

Sedangkan hasil korelasi interaksi guru-siswa dengan perkembangan

prestasi siswa sebesar 0.275(27.5%). Angka tersebut menunjukkan bahwa

hubungan antara interaksi guru-siswa dengan perkembangan prestasi siswa

cukup tinggi ini di lihat dari tabel interpretasi r, hasil tersebut

menunjukkan terdapat hubungan yang sangat signifikan. Korelasi antara

faktor-faktor interaksi belajar mengajar dengan perkembangan prestasi

siswa sebesar 0.260 (26%). Angka tersebut menunjukkan bahwa antara

faktor-faktor interaksi belajar mengajar dengan perkembangan prestasi

agak rendah.

Page 155: PTK IPS Kls VIII.pdf

2. Untuk mencari pengaruh interaksi guru-siswa terhadap prestasi siswa

penelitian ini menggunakan analisis regresi linier ganda dengan persamaan

regresi linier ganda:

Y= 4.142 + 0.211X1+0.257X2

Yang artinya peningkatan prestasi siswa akan Konstanta sebesar 4.142 jika

tidak dipengaruhi oleh variabel interaksi. Sedangkan interaksi

mempengaruhi prestasi siswa sebesar 21.1 % atau berpengaruh positif

yang artinya jika interaksi ditingkatkan lebih baik lagi 1% maka prestasi

siswa akan naik sebesar 21.1%, sebaliknya jika interaksi diturunkan 1%

maka prestasi siswa akan turun sebesar 21.1%.

Untuk menunjukkan varaibel bebas mempunyai pengaruh

signifikan secara bersama-sama terhadap varaiabel terikat maka di

gunakan uji F (simultan) R sebesar 0.448 menunjukkan bahwa korelasi

antar variabel interaksi guru-siswa dengan prestasi siswa.Angka R Square

sebesar 0.200 adalah pengkuadratan dari koefisien determinasi korelasi. R

Square dapat di sebut koefisien, dalam hal ini variabel prestasi yang dapat

di jelaskan oleh persamaan regresi diperoleh sebesar 12.4%. Nilai

RSquarqe berkisar pada angka 0 sampai 1, dengan catatan semakin besar

RSquare, semakin kuat hubungan antar variabel-variabel tersebut. Pada

pengujian ini Ho ditolak dengan ditunjukkan dengan besarnya F hitung

sebesar 12.160 nilai ini lebih besar dari F tabel (12.160>3.09), ini

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang cukup signifikan dari

variabel interaksi terhadap prestasi siswa.

Page 156: PTK IPS Kls VIII.pdf

Untuk menunjukkan apakah variabel bebas secara individu

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat maka

digunakan uji t. Hasilnya memperlihatkan pada variabel interaksi guru-

siswa bahwa thitung (2.773) > ttabel (1,660), berarti Ho ditolak dan Ha

diterima. Interaksi mempengaruhi prestasi siswa sebesar 21.1%.

Berdasarkan hasil pengujian tersebut variabel interaksi berpengaruh secara

signifikan terhadap prestasi siswa.

3. Untuk menunjukkan apakah variabel bebas secara individu mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat maka digunakan uji t.

Hasilnya memperlihatkan pada variabel faktor-faktor interaksi belajar

mengajar bahwa thitung (2.626) > ttabel (1.660), berarti Ho ditolak dan Ha

diterima. faktor-faktor interaksi belajar tidak mempengaruhi prestasi siswa

sebesar 25.7% atau berpengaruh positif yang artinya jika interaksi

ditingkat lebih baik lagi 1%, maka prestasi siswa akan naik sebesar 25.7

%, sebaliknya jika interaksi diturunkan 1% maka prestasi siswa akan

turun sebanyak 25.7 %.

B. Saran

1. Penelitian ini menunjukkan bahwa interaksi guru-siswa berpengaruh pada

perkembangan prestasi siswa secara tidak langsung akan berakibat kualitas

siswa pun akan berpengaruh, maka peneliti menyarankan agar interaksi

guru-siswa yang sudah baik perlu ditingkatkan lagi.

Page 157: PTK IPS Kls VIII.pdf

2. Interaksi guru-siswa berpengaruh pula pada perkembangan lembaga

pendidikan, maka penulis menyarankan agar interaksi guru-siswa yang

sudah baik perlu ditingkatkan lagi.

3. Peneliti adalah peneliti pemula dan penelitian ini tidak menutup

kemungkinan sangat jauh dari kesempurnaan, sehingga ada beberapa

kekurangan dalam penelitian ini bisa diadakan pada penelitian berikutnya.

Page 158: PTK IPS Kls VIII.pdf

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 1997. Wawasan Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.

Al-Qur’an dan Terjemahnya. 1984. Jakarta: Departemen Agama.

Arikunto, Suharsini. 1993. Prosuder Penelitian: Suatu Pendekatan. Jakarta:

Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsini. 2002. Prosuder Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Yogyakarta: PT. Rineka Cipta.

Bungin, Burhan. 2006. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Prenada

Media Group.

Crow and Crow, 1991, Psikologi Pendidikan. Surabaya: PT. Bina Ilmu.

Daldjoeni. 1985. Dasar-dasar Ilmu Pengetahuan Sosial (Buku Pengantar Bagi

Mahasiswa dan Guru). Bandung: Alumni.

Djamarah, Syaiful Bahri. 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru.. Jakarta

: Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.

Jakarta : Rineka Cipta

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Departemen Agama Republik Indonesia. 1989. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Semarang: Toha Putra.

Departemen Pendidikan Nasional, Badan Penelitian dan Pengembangan

Pendidikan Nasional Pusat Kurikulum, Model Pembelajaran Terpadu IPS SMP/MTs/SMPLB (http//www.Puskur.Net/Inc/mdl/060_model_ips_trpd.pdf,diakses 20 mei 2007).

Departemen Pendidikan Nasional, Badan Penelitian dan Pengembangan

Pendidikan Nasional Pusat Kurikulum, Mata Pelajaran Ilmu pengetahuan Sosial Untuk Sekolah Mengengah Pertama(SMP) dan madrasah Tsanawiyah (MTs), (http//www. Puskur.Net/ inc /si/ smp/ pengetahuan social.pdf,diakses 20 mei 2007).

Page 159: PTK IPS Kls VIII.pdf

Fajar, Arni. 2005. Portofolio Dalam Pelajaran IPS. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Hadi S. 1995. Metode Researc. Yogyakarta: Andi Offset.

Jannah, Roudhatul. 2007. Pengaruh Interaksi Guru-Siswa Terhadap

Kreativitas Siswa Madrasah Aliyah Negeri Srono-Banyuwangi. Malang:

Skripsi Fakultas Tarbiyah UIN Malang.

Marzuki. 1981. Metodologi Riset. Yogyakarta: Penerbit Fak. Ek. VIII.

Mardalis. 1993. Metodologi Penelitian Kuantitaif. Jakarta : Bina aksara.

Masnur, dkk. 1987. Dasar-dasar Belajar Mengajar Bahasa Indonesia.

Bandung: Jemmars.

M. Sastrapradja. 1981 Kamus Istilah Pendidikan & Umum : Untuk Guru, Calon

Guru dan Umum. Surabaya: Usaha Nasional.

Mudjiono, dkk. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Mudjiono dan Dimyati. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Kerjasama

Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dengan PT.

Rineka Cipta.

Nana Syaodih S dan Ibrahim R. 1998. Perencanaan Pengajaran. Jakarta:

Kerjasama Departemen Pendidikan & Kebudayaan dengan Rineka Cipta.

Narbuko, Cholid. 2007. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

Purwanto, Ngalim. 1988. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remadja Karya.

Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Roestiyah. 1994. Masalah Pengajaran : Sebagai Suatu System. Jakarta Rineka

Cipta.

Roestiyah. 1989. Masalah-Masalah Ilmu Keguruan. Jakarta: Bina Aksara.

Sardiman. 1990. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali

Sardiman. 1990. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali

Page 160: PTK IPS Kls VIII.pdf

Slamet AS. Yusuf, Zuhairini, Abdul Ghofir. 1983. Methodik Khusus Pendidikan

Agama. Surabaya: Usaha Nasional.

Slameto. 1991. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

PT. Rineka Cipta.

Soetomo. 1993. Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya : Usaha

Nasional.

Sudjana, Nana. 1988. CBSA dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: CV.

Sinar Baru.

Sudjana, Nana. 1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung : Sinar

Baru Algesindo.

Surachman, Winarno. 1986. Pengantar Interaksi Belajar Mengajar Dasar dan

Teknik Metodologi Pengajaran. Bandung: Tarsito.

Surachmad, Winarno. 1980. Metodologi Pengajaran Nasional. Bandung:

Jemmars.

Suryabrata, Sumadi. 1987. Psikologi Pendidikan. Jakarta: CV. Rajawali.

Syah, Muhibbin. 1999. Psikologis Belajar. Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu.

Thontowi, Ahmad. 1993. Psikologi Pendidikan. Bandung: Angkasa.

Udin, Ali Umran (almarhum). 1976. Ilmu Pengetahuan Sosial dan Ilmu-ilmu

Sosial Dasar. Jakarta: Forum Pendidikan IKIP.

Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang System Pendidikan Nasional.

Jakarta: Citra Umbara 2006.

Usman, User. 1992. Menjadi Guru Professional. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Wahyu. 1986. Wawasan Ilmu Sosial Dasar. Surabaya: Usaha Nasional.

Walgito, Bimo. 1989. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset.

Tanpa Nama. Tanpa Tahun. Model IPS Terpadu.

http://mgmpips.wordpress.com/2008/02/11/model-ips-terpadu-bag1/.

Page 161: PTK IPS Kls VIII.pdf

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Ika Lis Mariatun dilahirkan di Kota Bangkalan -

Madura Jawa Timur pada tanggal 02 Maret 1986 dari

keluarga Bapak Matsuri dan Ibu Sringatun S.Pd, anak

pertama dari tiga bersaudara.

Pendidikan Formal

• TK Sejahtera (1991) di Kamal

• SD Negeri kamal 02 (1998) di Kamal

• SMP Negeri 1 Kamal (2001) di Kamal

• SMA Negeri 1 Kamal( 2004) di Kamal

• Universitas Islam Negeri(UIN) Malang (2009) di

Malang

Pendidikan Non Formal :

• Bhakti Computer Course (2001) di Kamal

• Bhakti English Course (2001) di Kamal

• Saka Bahari (AL) (2002) di Kamal

• Basic Training (LK-I) HMI (2004) di Batu-Malang

• LKK KOHATI Se-Jawa & Nusa Tenggara HMI (2005) di Singosari

• Sekolah Gender (2005) di Malang

• Leadership and Followership Training (2006) di Malang

• Pelatihan Jurnalistik (2007) di Singosari

Pengalaman Organisasi :

• Anggota Karang Taruna kencana Kamal (2001-2002)

• Anggota REMAS Baitul Amal Kamal (2001-2002)

• OSIS SMA 1 Kamal sie-kewarganegaraan (2002-2003)

• Sekretaris Ekstrakurikuler Pramuka SMA 1 Kamal (2002-2003)

• Bendahara Dewan Kerja Ranting (DKR) Kamal (2002-2003)

• Koordinator Departemen Sosial HMJ.DII UIN Malang (2005-2006)

• Anggota UKM UNIOR UIN Malang Cabang.Basket (2005-2006)

• Anggota Ikatan Mahasiswa Bangkalan (IMABA) (2005-2006)

• Wakil Bendahara Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Malang

Komisariat Tarbiyah UIN Malang (2006-2007)

• Ketua Departemen Penerbitan HMJ.IPS UIN Malang (2007-2008)

• Ketua Bidang (KABID) Perguruan Tinggi Kemahasiswaan dan Kepemudaan

(PTKP) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Malang Komisariat

Tarbiyah UIN Malang (2007-2008)