Top Banner

of 71

Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )

Apr 02, 2018

Download

Documents

Sin Ba
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )

    1/71

    JUDUL YANG REVELAN DENGAN TEMA KONSEP PEMBELAJARAN WG L PADA PENGAJARAN IPS ADALAH :

    MENINGKATKAN HASIL PRESTASI BELAJAR IPS POKOK BAHASANSUMBER DAYA ALAM YANG DAPAT DIPERBAHARUI DI KELAS VI

    SDN _______ MELALUI MODEL PEMBELAJARAN W. G. L.

    1

  • 7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )

    2/71

    By :

    guntur-aneh.blogspot.com

    Please add me

    facebook :

    guntur aneh mulai waras

    twitter :

    @guntur_aneh

    klikot :

    guntur saleksa

    http://www.klikot.com/Profile_.aspx?user_id=1704713

    2

    http://www.klikot.com/Profile_.aspx?user_id=1704713http://www.klikot.com/Profile_.aspx?user_id=1704713
  • 7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )

    3/71

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) diajarkan pada tingkat persekolahan, yakni

    dari tingkat Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Atas (SMA). Pengajaran

    IPS yang telah dilaksanakan sampai saat ini tidak hanya menekankan pada aspek

    teoritis keilmuannya saja, tetapi lebih ditekankan kepada segi praktis

    mempelajari, menelaah, mengkaji gejala dan masalah sosial, yang tentu saja

    bobotnya sesuai dengan jenjang pendidikan masingmasing.

    Secara mendasar pengajaran IPS berkenaan dengan kehidupan manusia

    yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya. IPS berkenaan dengan

    cara manusia menggunakan usaha memenuhi kebutuhan materinya. kebutuhan

    budayanya, kebutuhan kejiwaannya, pemanfaatan sumber daya yang ada di

    permukaan bumi, serta mengatur kesejahteraan dan pemerintahannya.

    Menurut Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) Kurikulum

    Pendidikan Dasar Tahun 2002, terdapat dua kajian pokok IPS yang diajarkan di

    Sekolah Dasar yakni

    3

  • 7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )

    4/71

    1. Pengetahuan sosial yang mencakup lingkungan sosial, ilmu bumi ekonomi

    dan pemerintahan.

    2. Sejarah yang mencakup perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa

    lampau hingga masa kini.

    Fungsi mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah mengembangkan

    pengetahuan dan keterampilan dasar untuk melihat kenyataan sosial yang

    dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari serta mampu mengembangkan

    pemahaman tentang perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa lalu

    hingga masa kini, sehingga siswa memiliki kebanggaan sebagai bangsa

    Indonesia dan cinta kepada tanah air (GBPP Kurikulum Pendidikan Dasar,

    2002).

    Dalam mencapai fungsi dan tujuan IPS di Sekolah Dasar sebagaimana

    dijelaskan dalam GBPP Kurikulum Sekolah Dasar Tahun 20045, bahan

    pelajaran dikembangkan sebagai berikut :

    Bahan kajian IPS Sekolah Dasar diorganisasikan mulai dari bahan

    pelajaran yang dekat dan sederhana di sekitar anak ke yang lebih luas dan

    kompleks. ... Tujuan merupakan tolok ukur pengalaman belajar yang harus

    dicapai siswa setelah mempelajari satu atau beberapa pokok bahasan. ...

    Dalam pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) guru hendaknya

    menerapkan prinsip belajar aktif, yaitu pembelajaran yang melibatkan

    siswa baik secara fisik, mental (pemikiran dan perasaan), dan sosial, serta

    sesuai dengan tingkat perkembangan siswa SD (GBPP IPS SD, 2004 :156-

    4

  • 7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )

    5/71

    158).

    Bahan belajar IPS yang cakupannya beragam dan luas serta tuntutan

    kurikulum yang harus disampaikan kepada siswa, dengan alokasi waktu yang

    terbatas, sehingga para guru mengalami kesulitan dalam menyajikan bahan ajar

    IPS di Sekolah Dasar. Pada akhirnya, pembelajaran IPS yang dilaksanakan di

    kelas VI Sekolah Dasar Negeri ____________ Kecamatan _________

    Kabupaten _________ Propinsi __________, hanya difokuskan untuk mengejar

    target tuntutan kurikulum dengan mengandalkan bahan belajar dari buku sumber

    IPS kelas VI yang tersedia, sehingga metode yang cocok untuk diterapkan adalah

    metode ceramah, akibatnya keterlibatan siswa dalam pembelajaran masih kurang.

    Dengan adanya berbagai kesibukan para orang tua sebagai pendidik di

    rumah, maka siswa seringkali tidak mengerjakan Pekerjaan Rumah atau PR

    dari mata pelajaran yang ada khususnya mata pelajaran IPS. Demikian pula, alat

    tes yang digunakan hanya menekankan kepada kemampuan siswa dalam aspek

    kognitif, sehingga dalam kegiatan pembelajaran IPS di kelas VI Sekolah Dasar

    Negeri ____________ Kecamatan _________ Kabupaten _________

    Propinsi __________ menekankan siswa untuk dapat menjawab soal-soal tes.

    Dengan melihat permasalahan yang digambarkan di atas, seorang guru

    diharapkan atau dituntut untuk dapat lebih mengaktifkan siswa dalam kegiatan

    5

  • 7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )

    6/71

    pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. Salah satu metode yang dianggap dapat

    melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran IPS di antaranya dengan

    menggunakan metode Working Group Learning . Melalui metode Working

    Group Learning , siswa dapat belajar lebih aktif dan kreatif untuk memecahkan

    masalah secara bersama-sama. Sebagaimana pendapat Robert L. Cilstrap dan

    William R. Martin (Roestiyah N.K., 2001:15) yang memberikan pengertian

    Working Group Learning sebagai :Kegiatan sekelompok siswa yang biasanya

    berjumlah kecil, yang diorganisir untuk kepentingan belajar. Keberhasilan

    Working Group Learning ini menuntut kegiatan yang kooperatif dari beberapa

    individu tersebut.

    Kegiatan pembelajaran dengan menerapkan metode Working Group

    Learning ini tidak hanya prestasi Working Group Learning yang dapat

    dikembangkan, prestasi kerja individual juga dapat dirangsang, selanjutnya dari

    Working Group Learning ini guru dapat pula mengatasi potensi kepemimpinan

    diantara anggota kelompok tersebut.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian tindakan kelas ini

    adalah untuk mengkaji bagaimana dampak penerapan metode Working Group

    Learning pada mata pelajaran IPS di kelas VI Sekolah Dasar Negeri

    ____________ Kecamatan _________ Kabupaten _________ Propinsi

    __________.

    6

  • 7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )

    7/71

    Rumusan masalahnya dirinci sebagai berikut :

    1. Apakah metode Working Group Learning pada mata pelajaran IPS dapat

    meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri

    ____________ Kecamatan _________ Kabupaten _________ Propinsi

    __________?

    2. Bagaimana partisipasi belajar siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri

    ____________ Kecamatan _________ Kabupaten _________ Propinsi

    __________ dengan menggunakan metode Working Group Learning ?

    C. Definisi Operasional

    1. Metode Working Group Learning

    Metode Working Group Learning adalah metode mengajar dengan

    mengkondisikan peserta didik dalam suatu group atau kelompok sebagai satu

    kesatuan dan diberikan tugas untuk dibahas dalam kelompok tersebut.

    Menurut Moedjiono (1998/1999:148) dalam Strategi Belajar Mengajar,

    metode Working Group Learning adalah :Format belajar mengajar yang

    menitikberatkan kepada interaksi antara anggota yang lain dalam suatu

    kelompok guna menyelesaikan tugas-tugas belajar secara bersama-sama".

    2. IPS

    Ilmu Pengetahuan Sosial dirintis dari tingkat pendidikan dasar sampai

    menengah atas, dengan tujuan membina kesadaran dan sikap mental siswa

    7

  • 7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )

    8/71

    untuk menjaga kelestarian kehidupan dewasa ini, dengan jalan

    menyeimbangkan antara kondisi lingkungan fisik dengan kondisi kehidupan

    yang dijaminnya.

    Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah mata pelajaran yang mempelajari

    kehidupan sosial yang didasarkan pada bahan kajian geografi, ekonomi,

    sosiologi, antropologi, tata negara dan sejarah (GBPP, 1994:151). Selanjutnya,

    pelajaran IPS yang dimaksud dalam penelitian ini adalah IPS di kelas VI

    Sekolah Dasar Negeri ____________ Kecamatan _________ Kabupaten

    _________ Propinsi __________dengan pokok bahasan Sumber Daya Alam.

    D. Tujuan Penelitian

    1. Tujuan Umum

    Tujuan umum dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk

    memberikan gambaran secara umum tentang metode Working Group Learning

    dalam mata pelajaran IPS. Metode Working Group Learning menitik-beratkan

    pada interaksi antara anggota yang lain dalam suatu kelompok guna

    menyelesaikan tugas-tugas belajar secara bersama-sama, oleh sebab itu guru

    dituntut untuk dapat mengelompokan peserta didik secara arif dan

    proporsional sehingga akan tercipta suasana belajar yang lebih baik dan tidak

    terkesan berat sebelah.

    Dengan metode Working Group Learning diharapkan dapat

    8

  • 7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )

    9/71

  • 7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )

    10/71

    2. Bagi Peneliti

    a. Dapat memperluas wawasan pengetahuan mengenai metode Working

    Group Learning dalam membantu siswa mengembangkan aktivitas

    belajarnya.

    b. Dapat dipergunakan untuk memperbaiki dan meningkatkan sistem

    pembelajaran di kelas, sehingga kendala-kendala yang dihadapi baik oleh

    guru maupun siswa dapat diminimalkan.

    c. Dapat mendorong guru untuk melakukan penelitian-penelitian kecil yang

    tentunya akan bermanfaat bagi perbaikan pembelajaran di kelas.

    10

  • 7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )

    11/71

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Pengertian Ilmu Pengatahuan Sosial

    Dalam bidang pengetahuan sosial, kita mengenal istilah yang kadang-

    kadang dapat mengacaukan. Istilah-istilah itu meliputi ilmu sosial (social

    sciences), studi sosial (social studies) dan Ilmu Pengetahuan Sosial.

    Pada kesempatan ini penulis hanya menekankan pada pengertian Ilmu

    Pengetahuan Sosial, tetapi penulis akan menjelaskan sedikit tentang ilmu sosial

    dan studi sosial.

    1. Pengertian Ilmu Sosial (Social Sciences)

    Ahmad Sanusi (Nursid Sumaatmadja, 1980:7-8) memberikan penjelasan

    sebagai berikut :Ilmu-ilmu sosial terdiri atas disiplin-disiplin Ilmu

    Pengetahuan Sosial yang bertaraf akademis dan biasanya dipelajari pada

    tingkat perguruan tinggi, makin lanjut makin ilmiah.

    Berdasarkan batasan yang dikemukakan di atas, dapat ditarik pengertian

    umum bahwa ilmu sosial adalah bidang-bidang keilmuan yang mempelajari

    manusia di masyarakat, mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat.

    11

  • 7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )

    12/71

    Sedangkan tingkah laku manusia di masyarakat itu banyak aspeknya, seperti

    aspek ekonomi, aspek sikap mental, aspek budaya, aspek hubungan sosial dan

    lain-lain. Ilmu ekonomi mempelajari aspek kebutuhan materi, antropologi

    mempelajari aspek budaya, sosiologi mempelajari aspek hubungan sosial,

    psikologi mempelajari aspek kejiwaan. Dari kesemuanya itu yang menjadi

    ruang lingkupnya sama yaitu manusia dalam konteks sosial atau manusia

    sebagai anggota masyarakat.

    2. Pengertian Studi Sosial (Social Studies)

    Studi sosial bukan merupakan suatu bidang keilmuan atau disiplin

    akademis, melainkan lebih merupakan suatu bidang pengkajian tentang gejala

    dan masalah sosial. Dalam kerangka kerja pengkajiannya, studi sosial ini

    menggunakan bidang-bidang keilmuan yang termasuk ilmu sosial. Ahmad

    Sanusi (Nursid Sumaatmadja, 1980:18) memberikan penjelasan sebagai

    berikut :

    Adapun studi sosial tidak selalu bertaraf akademis universiter,

    bahkan dapat merupakan bahan-bahan pelajaran bagi murid-murid sejak

    pendidikan dasar, dan dapat berfungsi selanjutnya sebagai pengantar

    bagi lanjutan kepada disiplin-disiplin ilmu sosial. Studi sosial bersifat

    interdisipliner, dengan menetapkan pilihan judul atau masalah-masalah

    tertentu berdasarkan suatu rangka referensi, dan meninjaunya dari

    beberapa sudut sambil mencari logika dari hubungan-hubungan yang

    12

  • 7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )

    13/71

    ada satu dengan lainnya. Sesuatu acara ditinjau dari beberapa sudut se-

    komprehensif mungkin.

    Kerangka kerja studi sosial penekanannya tidak pada bidang teoritis,

    melainkan lebih kepada bidang praktis dalam mengkaji atau mempelajari

    gejala dan masalah sosial di masyarakat. Pada taraf dan tingkat yang lebih

    rendah pendekatan studi sosial ini lebih bersifat multidimensional dalam arti

    meninjau suatu gejala atau masalah sosial dari berbagai dimensi (segi, sudut,

    aspek) kehidupan.

    Tugas studi sosial yaitu membina warga masyarakat yang mampu

    menyerasikan kehidupannya berdasarkan kekuatan-kekuatan fisik dan sosial,

    dan mampu memecahkan masalah-masalah sosial yang dihadapinya.

    3. Pengembangan Ilmu Pengetahuan Sosial di SD

    Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial atau IPS tidak hanya terbatas di

    perguruan tinggi, melainkan diajarkan mulai dari tingkat Sekolah Dasar.

    Pengajaran IPS yang telah dilaksanakan sampai saat ini, baik pada pendidikan

    dasar maupun pada pendidikan tinggi, tidak menekankan kepada aspek teoritis

    keilmuannya, melainkan lebih ditekankan kepada segi praktis mempelajari,

    menelaah, mengkaji gejala dan masalah sosial, yang tentu saja bobotnya

    sesuai dengan jenjang pendidikan masing-masing.

    Sebenarnya IPS ini berinduk kepada ilmu sosial dengan pengertian

    13

  • 7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )

    14/71

  • 7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )

    15/71

    Fungsi mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah untuk

    mengembangkan kemampuan dan sikap rasional tentang gejala-gejala sosial,

    serta kemampuan tentang perkembangan masyarakat Indonesia dan

    masyarakat dunia di masa lampau dan masa kini.

    Tujuan mata pelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah agar siswa mampu

    mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar yang berguna bagi

    dirinya dalam kehidupan sehari-hari. serta mampu mengembangkan

    pemahaman tentang perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa lalu

    hingga masa kini sehingga siswa memiliki kebanggaan sebagai bangsa

    Indonesia dan cinta kepada tanah air (Kurikulum Pendidikan Dasar, 1994).

    B. Pengertian Metode Kerja Kelompok

    Metode Working Group Learning adalah metode mengajar dengan

    mengkondisikan peserta didik dalam suatu group atau kelompok sebagai satu

    kesatuan dan diberikan tugas untuk dibahas dalam kelompok tersebut.

    Menurut Moedjiono (Mulyani Sumantri dan Johan Permana, 2003:148),

    metode Working Group Learning adalah :Format belajar mengajar yang

    menitik-beratkan kepada interaksi antara anggota yang lain dalam suatu

    kelompok guna menyelesaikan tugas-tugas belajar secara bersama-sama.

    15

  • 7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )

    16/71

    Karena itu guru dituntut untuk mampu menyediakan bahan-bahan pelajaran yang

    secara manipulatif mampu melibat-aktifkan anak bekerja sama dan berkolaborasi

    dalam kelompok.

    Penerapan metode Working Group Learning menuntut guru untuk dapat

    mengelompokan peserta didik secara arif dan proporsional. Pengelompokan

    peserta didik dalam suatu kelompok dapat didasarkan pada : a) Fasilitas yang

    tersedia; b) Perbedaan individual dalam minat belajar dan kemampuan belajar; c)

    Jenis pekerjaan yang diberikan; d) Wilayah tempat tinggal peserta didik; e) Jenis

    kelamin; f) Memperbesar partisipasi peserta didik dalam kelompok; dan g)

    Berdasarkan kepada lotre / random.

    Penggunaan metode Working Group Learning menurut Moedjiono

    (Mulyani Sumantri dan Johan Permana, 2002:149) bertujuan untuk :

    (a) Memupuk kemauan dan kemampuan kerja sama diantara para peserta didik.

    (b) Meningkatkan keterlibatan sosio emosional dan intelektual para peserta didik

    dalam Proses Belajar Mengajar yang diselenggarakan.

    (c) Meningkatkan perhatian terhadap proses dan hasil dari Proses Belajar

    Mengajar secara berimbang.

    Adapun alasan penggunaan metode Working Group Learning adalah :

    1. Membuat peserta didik dapat bekerja sama dengan temannya dalam satu

    kesatuan tugas.

    2. Mengembangkan kekuatan untuk mencari dan menemukan bahan-bahan

    untuk melaksanakan tugas tersebut

    16

  • 7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )

    17/71

    3. Membuat peserta didik aktif.

    Keuntungan metode Working Group Learning adalah :

    1. Dapat memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menggunakan

    keterampilan bertanya dan membahas sesuatu masalah.

    2. Dapat memberikan kesempatan pada para siswa untuk lebih intensif

    mengadakan penyelidikan mengenai sesuatu kasus atau masalah.

    3. Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan keterampilan

    berdiskusi.

    4. Dapat memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai

    individu serta kebutuhannya belajar.

    5. Para siswa lebih aktif tergabung dalam pelajaran mereka.

    6. Dapat memberi kesempatan kepada para siswa untuk mengembangkan rasa

    menghargai dan menghormati pribadi temannya, menghargai pendapat orang

    lain.

    Tetapi, disamping keuntungan metode Working Group Learning memiliki

    pula kelemahannya, yaitu :

    1. Working Group Learning sering hanya melibatkan siswa yang mampu, sebab

    mereka cakap memimpin dan rnengarahkan mereka yang kurang.

    2. Strategi ini kadang-kadang menuntut pengaturan tempat duduk yang berbeda-

    beda.

    17

  • 7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )

    18/71

    3. Keberhasilan metode Working Group Learning tergantung kepada

    kemampuan siswa memimpin kelompok atau untuk bekerja sendiri.

    Bentuk-bentuk Working Group Learning yang bisa dilaksanakan, ialah :

    1. Working Group Learning Berjangka Pendek

    Bentuk ini dapat disebut pula "rapat kilat" karena hanya mengambil waktu

    15 menit, yang mempunyai tujuan untuk memecahkan persoalan khusus

    yang terdapat pada sesuatu masalah.

    2. Working Group Learning Berjangka Panjang

    Berjangka panjang karena bisa memakan waktu dua hari, satu minggu atau

    lebih tergantung pada luas dan banyaknya tugas yang harus diselesaikan

    siswa.

    Adapun tujuan Working Group Learning berjangka panjang, yaitu :

    a. Membahas masalah yang benar-benar ada di dalam masyarakat,

    misalnya lingkungan sehat.

    b. Memotivasi siswa ke arah kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan

    masyarakat, misalnya tentang makanan sehat.

    c. Dengan melaksanakan Working Group Learning memberi pengalaman

    kepada siswa untuk mengenal kepemimpinan seperti membuat rencana

    sebelum melakukan sesuatu pekerjaan.

    d. Dengan bekerja sama, siswa dapat mengumpulkan bahan-bahan

    informasi atau data lebih banyak.

    18

  • 7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )

    19/71

    3. Kerja Kelompok Campuran

    Siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok yang disesuaikan dengan

    kemampuan belajar siswa.

    Siswa diberi kesempatan untuk bekerja sesuai dengan kemampuan

    masing-masing sehingga kelompok yang pintar dapat selesai terlebih dahulu

    tidak usah menunggu kelompok yang lain.

    Supaya metode Working Group Learning dapat berhasil, maka harus

    melalui langkah-langkah sebagai berikut :

    1. Menjelaskan tugas kepada siswa.

    2. Menjelaskan apa tujuan Working Group Learning itu.

    3. Membagi kelas menjadi beberapa kelompok.

    4. Setiap kelompok menunjuk seorang pencatat yang akan membuat

    laporan tentang hasil Working Group Learning .

    5. Guru berkeliling selama Working Group Learning berlangsung, bila

    perlu memberi saran atau pertanyaan.

    6. Guru membantu menyimpulkan kemajuan dan menerima hasil Working

    Group Learning .

    Metode Working Group Learning mengarankan siswa kepada

    19

  • 7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )

    20/71

    prestasi yang lebih tinggi, namun demikian pengembangan kemampuan

    siswa tidak terlepas dari kemampuan guru dalam mengelola kelas. Guru

    menjadi mediator dan fasilitator dalam kelas. Terutama bila metode Working

    Group Learning ini diterapkan di Sekolah Dasar, kemampuan dan latar

    belakang siswa yang berbeda akan sangat berpengaruh terhadap

    berlangsungnya Kegiatan Belajar Mengajar dengan menggunakan metode

    Working Group Learning ini.

    C. Pembelajaran IPS Melalui Working Group Learning

    Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial melalui penerapan metode Working

    Group Learning menuntut siswa untuk aktif dan kreatif. Para siswa pada

    umumnya hanya menunggu pelajaran yang diberikan oleh guru dengan metode

    ceramah. Pada metode Working Group Learning ini mempunyai kekuatan

    karena antar teman bisa saling bertukar ide. Oleh karena itu seorang guru

    merupakan komponen yang paling strategis dalam proses pendidikan.

    Untuk mengembangkan kreativitas anak, maka seorang guru perlu

    memberi kebebasan dan pengawasan. Adanya kebebasan ini menjadikan anak

    menjadi pemberani dan mengetahui sendiri Guilford (Yudrik Yahya, 2003:27)

    menemukan adanya lima sifat yang menjadi ciri kemampuan berfikir kreatif,

    yaitu : (a) Kelancaran; (b) Keluwesan; (c) Keaslian; (d) Penguraian; dan (e)

    Perumusan kembali.

    Kata aktif dapat bermacam-macam bentuk seperti mendengarkan, menulis,

    20

  • 7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )

    21/71

    membuat sesuatu, mendiskusikan. Tetapi terdapat banyak keaktifan yang tidak

    dapat dilihat dengan mata atau tidak dapat diamati, misalnya menggunakan

    khasanah ilmu pengetahuannya untuk memecahkan masalah. Jadi, siswa belajar

    secara aktif adalah dengan melibatkan keaktifan mental (intelektual-emosional)

    walaupun dalam banyak hal, diperlukan keaktifan fisik.

    Menurut Mc. Keachie (Herry Sukarman, 2003-25) kadar keaktifan

    ditentukan oleh tujuh dimensi, yaitu :

    1. Partisipasi siswa dalam belajar.

    2. Tekanan pada afektif dalam pembelajaran.

    3. Partisipasi siswa dalam pelaksanaan pembelajaran, terutama berinteraksi antar

    siswa.

    4. Penerimaan guru terhadap perbuatan dan kontribusi siswa yang kurang

    relevan bahkan salah sama sekali.

    5. Kekohesifan kelas sebagai kelompok.

    6. Kesempatan yang diberikan kepada siswa, untuk mengambil keputusan-

    keputusan penting dalam kehidupan sekolah.

    7. Jumlah waktu yang dipergunakan untuk menanggulangi masalah pribadi

    siswa baik berhubungan ataupun tidak berhubungan dengan mata pelajaran.

    Pembagian kelompok pada metode Working Group Learning didasarkan

    atas keheterogenan dalam hal kemampuan belajar maupun jenis kelamin siswa

    agar terjadi keragaman dan tidak terkesan berat sebelah.

    Tujuan penerapan metode kelompok menurut Moedjiono (Permana dan

    21

  • 7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )

    22/71

    Sumantri, 1999:149) adalah untuk :

    (1) Memupuk kemauan dan kemampuan kerja sama para siswa;

    (2) Meningkatkan keterlibatan sosio emosioal dan

    intelektual siswa dalam Kegiatan Belajar Mengajar yang

    diterapkan guru, (3) Meningkatkan perhatian kepada proses

    dan hasil dari Kegiatan Belajar Mengajar secara berimbang

    dan proporsional.

    Penerapan metode Working Group Learning memberikan peluang kepada

    siswa untuk menggalang kerja sama antar kelompok, juga sarana pengembangan

    kepemimpinan siswa.

    D. Pelaksanaan Evaluasi pada Mata Pelajaran IPS

    Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dalam memberikan

    pertimbangan mengenai nilai dan arti sesuatu (Hamid Hasan dan Asmawi Zainul,

    1993:18).

    Evaluasi dilakukan oleh guru dapat mengetahui tingkat keberhasilan karena

    guru selalu berinteraksi dengan siswa sehingga guru yang paling mengetahui dan

    menghayati permasalahan yang dihadapi siswa-siswinya.

    Dalam kenyataan di lapangan, kadangkala orang menggunakan nama

    22

  • 7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )

    23/71

    konsep yang sama tetapi pengertiannya berbeda. Konsep-konsep itu adalah

    evaluasi, pengukuran, ulangan / ujian, tes dan hasil belajar. Keempat istilah ini

    paling banyak dikacaukan orang. Tes adalah bagian dari pengukuran, sedangkan

    pengukuran lebih luas dari tes. Pengukuran adalah bagian dari evaluasi. Evaluasi

    dapat menggunakan alat-alat yang dikembangkan berdasarkan pengukuran tetapi

    dapat juga menggunakan alat-alat yang tidak berhubungan dengan pengukuran.

    Tyler (Hamid Hasan dan Asmawi Zainul, 1993:18) dalam bukunya yang

    berjudul Basic Principles of Curriculum and Instruction mengartikan : Suatu

    proses penentuan sampai berapa jauh sesungguhnya perubahan tingkah laku

    tersebut telah terjadi. Artinya, evaluasi berhubungan dengan proses memberikan

    keputusan mengenai tingkat hasil belajar yang telah dicapai siswa.

    Definisi di atas masih banyak dianut orang tetapi kemudian mengalami

    perbaikan-perbaikan. Perbaikan itu dirasa perlu karena adanya pemikiran bahwa

    penentuan tingkat perubahan tingkat-tingkah laku itu baru sebagian dari proses

    evaluasi. Evaluasi hams menentukan pula nilai dan arti dari perubahan tingkah

    laku tersebut.

    Evaluasi seringkali mendasarkan diri pada hasil pengukuran. Oleh karena

    itu Ahmann dan Glock (S. Hamid Hasan dan Asmawi Zainul, 1993:20)

    mengatakan bahwa :Pengukuran adalah merupakan bagian terpenting dari

    evaluasi.

    Dalam bukunya yang berjudul "Educational Measurement and Testing",

    Wiersma dan Jurs (S. Hamid Hasan dan Asmawi Zainul, 1993:20)

    23

  • 7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )

    24/71

    mengemukakan pengertian pengukuran sebagai berikut :Technically,

    measurement is the assignment of numerals to objects or events according to

    rules that give numeral quantitative meaning.

    Artinya : secara teknis, pengukuran adalah pemberian angka kepada suatu

    obyek atau peristiwa menurut aturan yang memberikan angka kuantitatif.

    Tes merupakan salah satu alat evaluasi yang paling dominan dalam

    penggunaannya. Tes adalah pengumpul data atau informasi yang dirancang

    khusus sesuai dengan karakteristik informasi yang diinginkan evaluator. Untuk

    itu pada umumnya evaluator menggunakan sejumlah pertanyaan.

    Tes adalah suatu istilah umum yang digunakan untuk menunjukan

    setiap jenis alat atau prosedur bagi mengukur kemampuan, hasil kerja,

    minat dan karakteristik lainnya. Tes juga diartikan sebagai suatu prosedur

    yang sistematis untuk membandingkan perilaku dua orang (Ebel dalam S.

    Hamid Hasan dan Asmawi Zainul, 1993:2 1).

    Dari definisi di atas tampak bahwa pengertian dasar suatu tes adalah suatu

    alat untuk mengukur kemampuan. Setiap alat yang digunakan untuk

    mengumpulkan informasi tentang berbagai karakteristik dinamakan tes. Agar

    penggunaan istilah itu tidak terlalu luas maka Mahren dan Lehmann (S. Hamid

    Hasan dan Asmawi Zainul, 1993:2 1) mengatakan bahwa :Tes menunjukan

    suatu rangkaian pertanyaan yang harus dijawab.

    Berdasarkan apa yang sudah dibahas dapat dikatakan bahwa evaluasi

    24

  • 7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )

    25/71

    adalah suatu kerangka besar kegiatan dimana di dalamnya terdapat bagian

    pengukuran yang dapat menggunakan tes atau alat lainnya.

    25

  • 7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )

    26/71

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN TINDAKAN

    A. Jenis Penelitian

    Permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah bagaimana meningkatkan

    prestasi belajar siswa melalui metode Working Group Learning pada mata

    pelajaran IPS di Sekolah Dasar Negeri _______ Kecamatan ________

    Kabupaten _____ Propinsi _________. Artinya penelitian ini bertujuan untuk

    memecahkan permasalahan dalam pembelajaran di kelas. Atas dasar itulah

    penelitian ini bersifat penelitian tindakan kelas (classroom action research).

    Guru sering menemukan berbagai masalah dan persoalan yang menyangkut

    tentang bagaimana cara memberikan materi pelajaran agar dapat mudah

    dipahami oleh para siswa. Kadang-kadang dijumpai kondisi kelas yang kurang

    kondusif sehingga hasil dari penyampaian materi pelajaran kurang dipahami oleh

    siswa.

    Dengan penelitian tindakan kelas, guru terus berupaya untuk mengatasi

    kesulitan-kesulitan di dalam kelas. Lewin (Indrawati, 2001:9) menjelaskan

    bahwa :Definisi penelitian tindakan sebagai tiga tahap proses spiral, yaitu tahap-

    tahap : (1) Perencanaan yang meliputi penelitian pendahuluan (reconnaissance);

    (2) Pengambilan tindakan; (3) Pengumpulan data (fact finding) mengenai

    tindakan yang dilakukan.

    26

  • 7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )

    27/71

    Corey (Indrawati, 2001:9) menyatakan : Penelitian tindakan merupakan

    proses ilmiah yang dilakukan oleh praktisi sebagai usaha untuk mempelajari

    masalah yang ditemuinya dalam melaksanakan tugas untuk pembimbingan,

    memperbaiki, dan mengevaluasi keputusan dan tindakannya.

    Glickman (Indrawati, 2001:9) merumuskan : Penelitian tindakan dalam

    pendidikan sebagai studi yang dilakukan teman sejawat di sekolah sebagai hasil

    aktivitas yang dilakukannya untuk memperbaiki pengajaran.

    Dan uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa bagaimana

    seharusnya tindakan yang dilakukan guru dalam pembelajaran, agar kegiatan

    pembelajaran mencapai hasil yang maksimal.

    Melalui penelitian tindakan kelas, guru dapat mengembangkan kemampuan

    profesional secara terus-menerus. Guru juga akan mendapatkan banyak

    pengalaman tentang keterampilan praktek pembelajaran sebagai penerapan dari

    suatu teori.

    Metode yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah metode

    Working Group Learning . Pada metode ini, peserta didik dikondisikan dalam

    suatu grup atau kelompok sebagai suatu kesatuan dan diberikan tugas untuk

    dibahas dalam kelompok tersebut.

    Pengelompokan peserta didik didasarkan pada :(1) Fasilitas yang tersedia;

    (2) Perbedaan individual dalam minat belajar dan kemampuan belajar; (3)

    Wilayah tempat tinggal peserta didik, (4) Jenis kelamin. Pembagian ini bertujuan

    agar terjadi dinamika kegiatan belajar yang lebih baik dari kelompok dan tidak

    27

  • 7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )

    28/71

    terkesan berat sebelah, yaitu ada kelompok yang kuat dan ada kelompok yang

    lemah.

    B. Prosedur Penelitian

    Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang didasarkan pada

    permasalahan yang muncul dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

    Prosedur pelaksanaan tindakan kelas ini berbentuk siklus (cycle). Siklus ini

    direncanakan dua kali hingga tujuan yang diinginkan yaitu adanya peningkatan

    hasil belajar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

    Sebelum tahapan siklus dimulai, terlebih dahulu diadakan tes yang

    berfungsi sebagai evaluasi awal, sedangkan untuk mengetahui keadaan atau

    kondisi awal kelas yang akan dijadikan subjek penelitian, dilakukan berdasarkan

    pengalaman-pengalaman peneliti sehari-hari. Hal ini dilakukan karena secara

    detail peneliti mengetahui bagaimana kondisi pembelajaran IPS di tempat yang

    akan dijadikan subjek penelitian.

    Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan prosedur tiap siklusnya,

    meliputi : (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan tindakan, (3) Observasi, (4) Refleksi.

    Prosedur pengembangan penelitian tindakan kelas tersebut digambarkan sebagai

    berikut :

    28

  • 7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )

    29/71

    Gambar 3.1

    Spiral Penelitian Tindakan Kelas (Kemmis dan Mc. Taggart 1982)

    C. Perencanaan Penelitian

    Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus. Tiap siklusnya

    dilaksanakan sesuai dengan perbaikan yang ingin dicapai dalam pembelajaran,

    dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu

    Pengetahuan Sosial di kelas VI Sekolah Dasar Negeri _______ Kecamatan

    ________ Kabupaten _____ Propinsi _________.

    Siklus I

    29

  • 7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )

    30/71

    Kegiatan yang dilakukan pada siklus I ini, antara lain adalah :

    a. Membuat persiapan pembelajaran, yaitu tentang penerapan Working Group

    Learning dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas VI Sekolah

    Dasar Negeri _______ Kecamatan ________ Kabupaten _____ Propinsi

    _________ dengan materi ajar tentang sumber daya alam yang dapat diperbarui.

    Pembentukan kelompok belajar dikondisikan oleh guru dengan tujuan agar tidak

    berat sebelah. Pada tahap persiapan ini, juga ditentukan kegiatan yang akan

    dilakukan oleh guru dan apa yang akan dikerjakan oleh siswa serta

    mempersiapkan sarana yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan tindakan

    I.

    b. Pelaksanaan Tindakan I

    Pada tahap ini, dilaksanakan kegiatan-kegiatan yang telah dirancang

    sebelumnya pada tahap pembuatan rencana atau persiapan pembelajaran. Akan

    tetapi, walaupun pada tahap pembuatan rencana telah memperhitungkan atau

    mempersiapkan apa-apa yang harus dilaksanakan, tidak menutup kemungkinan

    dalam perkembangannya kemudian akan berbeda dengan apa yang telah dibuat

    pada tahap pembuatan rencana tadi. Oleh karena itu, guru pada tahap

    pelaksanaan tindakan dapat melakukan tindakan yang belum, atau tidak

    tercantum dalam rencana, atau pembelajaran sebelumnya.

    c. Observasi

    30

  • 7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )

    31/71

    Tahap ini adalah tahap untuk mengenal, merekam dan mendokumentasikan

    segala yang berkaitan dengan hasil dan proses pelaksanaan tindakan, kendala dan

    cara-cara tindakan serta persoalan baru yang timbul. Pengamatan ini untuk

    melihat apakah selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan metode

    Working Group Learning , dapat menunjukan aktivitas belajar seperti : disiplin,

    motivasi ,semangat belajar, perhatian siswa, kerja sama siswa, dan tanggung

    jawab siswa. Hasil observasi ini dijadikan dasar refleksi dari tindakan yang telah

    dilakukan.

    d. Refleksi I

    Pada tahap ini, dilakukan pengolahan data yang tercatat maupun data yang

    tidak tercatat, tetapi sempat terekam selama melakukan pengamatan. Kemudian

    dianalisa serta dievaluasi untuk mempersiapkan tindakan selanjutnya.

    Siklus II

    Kegiatan yang dilakukar pada siklus II, antara lain :

    a. Membuat persiapan pembelajaran yang telah dimodifikasi berdasarkan temuan-

    temuan pada tindakan I. Pokok bahasannya adalah Sumber Daya Alam yang tidak

    dapat diperbarui dengan merencanakan pengelompokan siswa dalam suatu

    kelompok belajar, sebagaimana dilakukan pada pelaksanaan tindakan I

    sebelumnya.

    31

  • 7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )

    32/71

    b. Pelaksanaan Tindakan II

    Melaksanakan pembelajaran berdasarkan persiapan pembelajaran yang

    telah direncanakan, dengan menggunakan metode Working Group Learning

    yang masing-masing kelompok terdiri dari enam orang siswa Pembentukan

    kelompok dipandu oleh guru agar tidak berat sebelah. Pada tahap ini, guru dapat

    melakukan penjelasan tentang apa yang belum tercantum dalam persiapan

    pembelajaran.

    c. Observasi

    Pada tahap ini, dilakukan pengamatan sebagaimana pada observasi siklus I.

    Dalam tahap ini, juga dilakukan pengamatan selama kegiatan pembelajaran

    berlangsung dalam upaya untuk merekam dan mendokumentasikan setiap

    kegiatan yang sedang berlangsung, dengan melihat apakah proses dan hasil

    sesuai dengan apa yang diharapkan untuk kepentingan dan bahan refleksi.

    d. Refleksi II

    Pada tahap ini, dilakukan eksplanasi atau penjelasan terhadap semua

    informasi yang diperoleh selama melaksanakan tindakan II, sekaligus melakukan

    pengolahan data yang tercatat maupun data yang tidak tercatat, tetapi sempat

    terekam selama melakukan pengamatan untuk dianalisa serta dievaluasi agar

    dapat diketahui apakah pelaksanaan tindakan II ini telah sesuai dengan harapan,

    dan apakah tujuan yang dicanangkan dapat dicapai atau belum untuk

    32

  • 7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )

    33/71

    mendapatkan kejelasan dan mempersiapkan tindakan berikutnya.

    D. Lokasi dan Subjek Penelitian

    Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas VI Sekolah Dasar Negeri

    _______ Kecamatan ________ Kabupaten _____ Propinsi _________

    dengan jumlah siswa sebanyak 33 siswa. Alasan dipilihnya SD Negeri

    _______ , adalah :

    a. Dalam penelitian tindakan kelas, menuntut guru bertindak sebagai peneliti

    (peneliti seyogianya guru di kelas tersebut). Secara kebetulan, peneliti adalah

    guru Sekolah Dasar Negeri _______ Kecamatan ________ Kabupaten

    _____ Propinsi _________ dijadikan lokasi penelitian.

    b. Peneliti lebih hafal terhadap sifat, karakter dan kebiasaan siswa sehingga

    memudahkan untuk mengidentifikasi siswa yang selama ini bermasalah dan

    memudahkan untuk memantau, merevisi dan mencari data-data yang

    diperlukan.

    E. Instrumen Penelitian

    Untuk memudahkan melihat peningkatan hasil belajar siswa selama

    menerapkan metode Working Group Learning dalam mata pelajaran IPS di

    kelas VI Sekolah Dasar Negeri _______ Kecamatan ________ Kabupaten

    _____ Propinsi _________ini, perlu dirancang dan dikembangkan suatu alat atau

    instrumen untuk dapat digunakan ketika mengamati dan mengumpulkan data

    33

  • 7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )

    34/71

    selama melaksanakan tindakan-tindakan. Alat atau instrumen yang digunakan

    untuk mengumpulkan data tersebut adalah lembar pengamatan yang berbentuk :

    2. Observasi

    Observasi dilakukan secara langsung untuk mengumpulkan data tentang

    proses kegiatan pembelajaran secara kualitatif. Data yang dikumpulkan

    melalui observasi antara lain : (a) Mengenai aktivitas belajar siswa yaitu

    komunikasi interaktif antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, dan

    siswa dengan guru; (b) Motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran

    IPS; dan (c) Untuk mencatat berbagai masalah mencakup berbagai

    kelemahan dan kekurangan dalam pelaksanaan tindakan yang akan

    dikembangkan dalam refleksi.

    3. Lembar Pengamatan

    Lembar pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah

    aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Yang dijadikan

    indikator pemikiran dalam lembar pengamatan ini adalah : (a) Kerja sama

    dalam kelompok; (b) Keaktifan dalam kelompok; (c) Disiplin; (d) Semangat

    belajar; (e) Komunikasi siswa; dan (f) Tanggung jawab.

    4. Tes Hasil Belajar

    34

  • 7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )

    35/71

    Alat evaluasi yang berupa serangkaian soal yang harus dijawab oleh

    siswa secara individu. Tujuan tes ini adalah untuk mengukur, apakah tujuan

    pembelajaran yang telah dirumuskan dalam bentuk Tujuan Pembelajaran

    Khusus (TPK) telah dapat dicapai atau belum setelah menerapkan metode

    Working Group Learning .

    F. Metode Analisis Data

    1. Pengumpulan Data

    Pengolahan dan pengumpulan data dilakukan sepanjang penelitian

    secara terus-menerus dari awal sampai akhir pelaksanaan tindakan. Data

    mentah diperoleh dari berbagai instrumen penelitian yang meliputi observasi,

    lembar pengamatan dan tes hasil belajar, kemudian dirangkum dan

    dideskripsikan.

    2. Validasi Data

    Dari hasil rangkuman data pelaksanaan program tindakan yang telah

    dirumuskan, kemudian dievaluasi selanjutnya dicek keabsahannya dengan

    sumber lain, baik secara triangulasi, audit trail, maupun member check.

    3. Interpretasi

    35

  • 7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )

    36/71

    Dari berbagai temuan data hasil penelitian menggunakan metode

    Working Group Learning , diinterpretasikan dengan merujuk kepada acuan

    teoritik, norma-norma praktis yang disepakati guru, maupun pendapat guru

    mengenai proses pembelajaran yang baik. Hasil interpretasi ini mengharapkan

    untuk memperoleh makna yang cukup berarti sebagai bahan untuk kegiatan

    tindakan selanjutnya.

    36

  • 7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )

    37/71

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

    A. Deskripsi Lokasi Penelitian dan Persiapan Tindakan

    Sekolah Dasar Negeri _______ Kecamatan ________ Kabupaten

    _____ Propinsi _________tersebut mulai berdiri pada tahun 1975. Selama

    kurun waktu 35 tahun, di SDN tersebut, telah mengalami 15 kali

    kepemimpinan / kepala sekolah.

    Dengan menggunakan gambaran yang diperoleh dari hasil observasi

    mengenai sekolah maka proses pembelajaran IPS di kelas VI Sekolah Dasar

    Negeri _______ Kecamatan ________ Kabupaten _____ Propinsi

    _________, penulis mengadakan analisis dan refieksi yang akan digunakan

    untuk mengambil langkah-langkah dalam pelaksanaan tindakan. Hasil

    observasi dilihat dari perincian waktu pelaksanaan pembelajaran dapat dilihat

    pada Tabel berikut :

    37

  • 7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )

    38/71

    Tabel

    Rincian Waktu Pelaksanaan Pembelajaran IPS di SDN __________

    N

    o.

    Jenis Kegiatan Waktu Prosentase (%)

    1. Kegiatan awal 7 menit 6,32. Kegiatan inti

    a. Menjelaskan

    b. Tanya jawab

    c. Mencatat materi

    32 menit

    13 menit

    9 menit

    44,7

    9,5

    6,7

    3. Kegiatan akhir/penutup

    a. Menyimpulkan

    b. Evaluasi

    c. Tindak lanjut

    5 menit

    10 menit

    5 menit

    6,25

    12,5

    6,25Jumlah 80 menit

    Berdasarkan Tabel di atas, menunjukan bahwa proses pembelajaran

    62,50% berpusat pada guru. Guru lebih mendominasi dalam kegiatan

    pembelajaran. Kegiatan siswa hanya 12,50%, itupun lebih banyak pasif,

    sedangkan sisanya 25,% merupakan kegiatan yang melibatkan guru dan siswa.

    Dari kondisi pelaksanaan proses pembelajaran IPS di atas, dirasakan

    kurang efektif karena siswa bersikap pasif akibat guru hanya menyampaikan

    materi melalui ceramah dan tanya jawab. Proses pembelajaran berlangsung

    kurang membawa keterlibatan siswa. Guru nampak mendominasi, kurang

    38

  • 7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )

    39/71

    memberikan kesempatan belajar secara aktif padahal materi yang dibahas dapat

    diterapkan melalui metode Working Group Learning yang dapat meningkatkan

    aktifitas siswa. Dengan terfokus pada penjelasan guru saja siswa hanya

    mendengarkan.

    Berdasarkan permasalahan yang terkait dengan proses pembelajaran IPS,

    perlu adanya modifikasi yang mampu menjembatani permasalahan-

    permasalahan, di antaranya memberikan kesempatan yang optimal pada kegiatan

    belajar siswa untuk saling bertanya dengan sesama teman.

    Karena hal tersebut sebagai solusi masalah di atas, peneliti merencanakan

    melaksanakan proses pembelajaran IPS dengan menggunakan metode Working

    Group Learning . Kegiatan yang dilakukan disesuaikan dengan materi pelajaran

    yang mengacu pada tujuan yang ingin dicapai.

    B. Pelaksanaan Penelitian

    Tindakan Pertama

    1. Perencanaan

    Untuk melaksanakan tindakan dalam proses pembelajaran, peneliti

    menyusun perencanaan yang mencakup : a) Penyusunan rancangan

    pembelajaran; b) Pembentukan kelompok; c) Merumuskan masalah.

    a. Penyusunan Rancangan Pembelajaran

    Format rancangan pembelajaran meliputi :

    39

  • 7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )

    40/71

    Mata Pelajaran.

    Konsep.

    Sub Konsep.

    Kelas / Semester.

    Alokasi Waktu.

    I. Tujuan Pembelajaran Umum.

    II. Tujuan Pembelajaran Khusus.

    III. Materi.

    IV. Pendekatan dan Metode.

    V. Kegiatan Pembelajaran.

    VI. Evaluasi.

    b. Pembentukan Kelompok

    Agar adanya keseimbangan potensi tiap kelompok, maka

    pembentukan kelompok didasarkan nada pertimbangan keragaman siswa

    dari jenis kelamin, prestasi belajar dan aktivitas siswa dalam proses

    pembelajaran sehari-hari. Dari jumlah siswa sebanyak 33 orang dibagi

    menjadi delapan kelompok.

    c. Perumusan Masalah

    Berdasarkan hasil analisis dan refleksi dari proses pembelajaran,

    40

  • 7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )

    41/71

    masalah yang akan dikaji oleh siswa pada siklus I adalah sebagai berikut :

    1. Apakah yang dimaksud dengan sumber daya alam yang dapat

    diperbarui ?

    2. Sebutkan tiga contoh sumber daya alam yang dapat diperbarui !

    3. Sebutkan tiga contoh hasil hutan produksi !

    2. Pelaksanaan dan Observasi

    Pelaksanaan kegiatan proses pembelajaran dan observasi dilaksanakan

    pada tanggal _________ pukul 07.15 - 09.55. Kegiatan proses pembelajaran

    dimulai dengan kegiatan berdoa yang dipimpin oleh ketua kelas. Selesai

    berdoa siswa mengucapkan salam dan dijawab oleh guru dengan "Wa'alaikum

    salam warohmatullahi wabarokatuh". Kemudian guru memberikan pre test

    kepada siswa untuk mengetahui pengetahuan awal siswa serta untuk

    mengukur kemampuan siswa secara keseluruhan tentang pokok bahasan

    Sumber Daya Alam yang Dapat Diperbarui. Adapun hasil pre test dapat dilihat

    pada Tabel berikut.

    41

  • 7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )

    42/71

    Tabe1

    Nilai Pre Test sebagain Siswa Kelas VI Tindakan Pertama

    N

    o.

    Nilai No

    .

    Nilai Keterangan

    1. 3 18. 3

    Batas Lulus

    = 7,0

    2. 3 19. 63. 3 20. 64. 3 21. 45. 4 22. 66. 4 23. 57. 4 24. 38. 3 25. 7

    9. 4 26. 610

    .

    5 27. 5

    11

    .

    5 28. 4

    12

    .

    4 29. 5

    13

    .

    5 30. 3

    14

    .

    4 31. 4

    15

    .

    3 32. 4

    16

    .

    7 33 7

    17

    .

    5

    42

  • 7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )

    43/71

    Dari hasil pre test yang dapat dinyatakan lulus hanya enam orang, yang

    lainnya sebanyak orang masih jauh di bawah nilai batas lulus. Nilai rata-rata pre

    test yaitu 4,86.

    Setelah pre test, guru kembali mengkondisikan siswa pada situasi

    pembelajaran. Kemudian guru mengadakan tanya jawab dengan siswa sebagai

    apersepsi untuk mengarahkan pada materi yang akan disampaikan tentang

    sumber daya alam yang dapat diperbarui. Guru mengatakan, "Anak-anak, kalian

    pernah belajar tentang jenis jenis newan ? Coba sebutkan jenis jenis hewan

    tersebut !". Siswa menjawab serempak, "Kambing, ayam, sapi, kerbau". "Betul",

    kata guru.

    Selanjutnya guru membagi siswa menjadi delapan kelompok. Pemilihan

    kelompok disusun oleh guru berdasarkan tingkat kecerdasan siswa. Siswa

    nampak bersemangat. Guru membenikan LKS pada setiap kelompok, serta guru

    juga memberikan penjelasan yang harus dikerjakan dalam LKS.

    Setelah LKS dibagikan, siswa mulai membaca kemudian mengisi dengan

    kelompoknya masing-masing. Setiap siswa kelihatan antusias, suasana sedikit

    ribut, karena adanya perdebatan pada tiap-tiap anggota kelompok. Guru

    kemudian menerangkan dan suasana belajar kembali tenang.

    Setelah beberapa menit, ada beberapa siswa yang kelihatan mulai tidak

    bersemangat, kemudian guru mengarahkan kembali agar setiap anggota

    kelompok aktif. Kegiatan akhir, guru juga membimbing siswa untuk

    43

  • 7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )

    44/71

    menyimpulkan hasil Working Group Learning sesuai materi pembelajaran.

    Kegiatan dilakukan dengan memberikan post test secara individu dan penilaian

    secara kelompok. Adapun hasil evaluasi tersebut dapat dilihat pada Tabel

    berikut :

    Tabel

    Nilai Post Test Sebagian Siswa Kelas VI Dalam Tindakan Pertama

    N

    o.

    Nilai No

    .

    Nilai Keterangan

    1. 5 18. 6

    Batas Lulus

    = 7,0

    2. 5 19. 83. 6 20. 84. 5 21. 65. 7 22. 86. 7 23. 77. 7 24. 58. 6 25. 89. 7 26. 8

    10

    .

    8 27. 7

    11

    .

    8 28. 6

    12

    .

    8 29. 7

    13

    .

    8 30. 5

    14

    .

    7 31. 7

    44

  • 7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )

    45/71

    15

    .

    7 32. 6

    16

    .

    9 33 9

    17

    .

    6

    Dari Tabel di atas dapat disimpulkan bahwa yang dinyatakan lulus

    sebanyak 21 orang (69,39%). Sedang siswa yang belum (30,61%). Nilai rata-rata

    yang diperoleh dari hasil tindakan pertama adalah 7,10.

    Tabel 4.5

    Nilai Kelompok Tindakan Pertama

    N

    o.

    Kelompok Nilai Keterangan

    1. 1 7

    Batas Lulus = 7,0

    2. 2 63. 3 64. 4 75. 5 86. 6 77. 7 68. 8 8

    Jumlah 55

    Dengan melihat Tabel di atas, kelompok yang dinyatakan lulus sebanyak

    lima kelompok (62,50%) dan tiga kelompok (37,50%) masih di bawah batas

    45

  • 7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )

    46/71

    lulus, dinyatakan belum lulus.

    3. Analisis, Refleksi dan Revisi Pelaksanaan Tindakan Pertama

    Dari hasil pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan pertama ini,

    proses pembelajaran melalui penerapan metode Working Group Learning

    masih memiliki berbagai kekurangan dalam penerapannya. Pengelolaan waktu

    masih belum efektif, dengan adanya kelebihan penggunaan waktu dari alokasi

    yang telah ditentukan, di antaranya dalam memberikan persepsi yang terlalu

    meluas.

    Aktivitas siswa selama berlangsungnya Working Group Learning belum

    optimal. Aktivitas kelompok sebagian besar didominasi oleh ketua kelompok

    dan beberapa anggota saja, sebagian siswa belum memiliki tanggung jawab

    dan kerja sama dalam kelompoknya. Dari segi hasil ada peningkatan, namun

    masih belum mencapai jumlah yang maksimal.

    Berdasarkan analisis dan refleksi terhadap jalannya proses pembelajaran

    pada tindakan pertama ini, maka perlu mengadakan perbaikan bagi

    pembelajaran berikutnya, yaitu :

    a. Dalam proses pembelajaran, hendaknya guru harus senantiasa mengacu

    pada rencana pembelajaran. Pembagian waktu harus efektif sesuai

    pembagian dalam langkah-langkah yang telah ditentukan, sehingga

    kegiatan pembelajaran tidak menyita waktu mata pelajaran berikutnya.

    b. Dalam memberikan petunjuk pelaksanaan kegiatan kepada siswa harus

    46

  • 7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )

    47/71

    jelas dan mengarahkan kembali pada aturan tata tertib belajar. Seorang

    guru harus mampu menumbuhkan disiplin dan peserta didik, terutama

    disiplin diri yang dapat membantu peserta didik mengembangkan pola

    perilaku yang baik terutama bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas

    yang diberikan.

    c. Dalam proses pembelajaran, guru harus menyisipkan penanaman budi

    pekerti agar siswa selain memiliki akhlak yang baik, memiliki sikap

    mencintai dan mengakui kebesaran Tuhan Yang Maha Esa dengan

    menumbuhkan keimanan dan ketaqwaan.

    Tindakan Kedua

    1. Perencanaan

    Tahap perencanaan pada tindakan kedua, guru mengadakan perubahan

    kelompok dengan tetap mempertimbangkan keseimbangan kelompok dari

    tingkat kecerdasan dan aktifitas siswa. Jumlah anggota tetap sama seperti

    pada pelaksanaan tindakan sebelumnya.

    Kegiatan selanjutnya yaitu merumuskan masalah. Adapun masalah

    tersebut adalah :

    a. Jelaskan maksud sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui !

    b. Sebutkan tiga contoh sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui !

    c. Sebutkan tiga contoh hasil penyulingan minyak bumi !

    47

  • 7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )

    48/71

    2. Pelaksanaan Observasi

    Seperti halnya pada pelaksanaan kegiatan sebelumnya, yang dilakukan

    guru pada awal pelaksanaan tindakan kedua, guru melakukan pre test. Hasil

    pre test dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.

    48

  • 7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )

    49/71

    Tabel

    Nilai Pre Test Sebagian Siswa Kelas VI Dalam Tindakan Kedua

    N

    o.

    Nilai No

    .

    Nilai Keterangan

    1. 4 18. 3

    Batas Lulus

    = 7,0

    2. 3 19. 53. 5 20. 64. 4 21. 45. 5 22. 76. 3 23. 67. 4 24. 38. 3 25. 6

    9. 3 26. 510

    .

    4 27. 6

    11

    .

    5 28. 4

    12

    .

    5 29. 6

    13

    .

    5 30. 3

    14

    .

    4 31. 5

    15

    .

    5 32. 4

    16

    .

    8 33 7

    17

    .

    4

    49

  • 7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )

    50/71

    Berdasarkan data dari Tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa yang

    dinyatakan lulus adalah tujuh orang atau 14,29% dari jumlah seluruh siswa,

    sedangkan yang dinyatakan belum lulus berjumlah orang siswa atau 85,71%.

    Nilai rata-rata yang diperoleh adalah 5,04.

    Pelaksanaan proses pembelajaran dimulai dengan kegiatan membuka

    pelajaran berupa apersepsi dengan mengarahkan siswa pada pokok bahasan yaitu

    Sumber Daya Alam yang Tidak Dapat Diperbarui. Guru juga mengemukakan

    tujuan yang akan dicapai dari proses pembelajaran. Untuk menumbuhkan sikap

    sosial dan adanya keseimbangan kerja sama dalam kelompok, guru

    mengemukakan perubahan kelompok serta membacakan anggota dari tiap-tiap

    kelompok yang telah disusun pada tahap perencanaan.

    Dalam memulai kegiatan guru memberikan LKS pada tiap-tiap kelompok,

    kemudian menielaskan apa yang harus dikerjakan. Guru mengarahkan tiap-tiap

    ketua kelompok untuk memimpin kelompoknya agar dapat bekerja sama secara

    aktif Selama kegiatan berlangsung, guru membimbing tiap-tiap kelompok serta

    memberikan motivasi pada siswa untuk mencari, menemukan dan

    mengembangkan kreatifitas berpikir secara aktif. Tanggung jawab ketua

    kelompok tampak dalam mengajak dan menegur anggotanya yang kurang aktif

    atau main-main selama kegiatan.

    Peranan guru dalam proses pembelajaran termasuk pelaksanaan pelaporan

    yaitu mengarahkan, meluruskan, menyempurnakan dan memperjelas dari

    50

  • 7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )

    51/71

    pertanyaan atau jawaban antar siswa setelah tiap-tiap kelompok mengumpulkan

    hasil dari keria kelompoknya. Guru mengadakan tanya jawab dan memacu siswa

    untuk mengembangkan kemampuan bertanya dan menjawab. Dalam

    menanamkan nilai afektifnya, guru menjelaskan sikap yang baik dalam

    memelihara alam, seperti tidak merusak alam, suka menanam dan memelihara

    tumbuhan. Penanaman nilai yang paling utama yaitu penanaman keimanan dan

    ketaqwaan kepada Tuhan YME.

    Pada kegiatan akhir, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi

    yang telah disampaikan. Hasil post test dapat dilihat pada Tabel berikut ini.

    Tabel

    Nilai Post Test Sebagian Siswa Kelas VI Dalam Tindakan Kedua

    N

    o.

    Nilai No

    .

    Nilai Keterangan

    1. 5 18. 72. 6 19. 83. 6 20. 84. 5 21. 75. 7 22. 86. 7 23. 87. 9 24. 58. 6 25. 89. 7 26. 710

    .

    8 27. 8

    11

    .

    8 28. 7

    51

  • 7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )

    52/71

    Batas Lulus

    = 7,0

    12

    .

    7 29. 7

    13

    .

    8 30. 5

    14

    .

    7 31. 7

    15

    .

    7 32. 7

    16

    .

    9 33 9

    17

    .

    7

    Berdasarkan Tabel di atas, siswa yang dinyatakan lulus pada tindakan

    kedua 83,67%, sedangkan siswa yang dinyatakan tidak lulus sebanyak delapan

    orang atau 16,33%. Dari seluruh nilai siswa diperoleh nilai rata-rata 7,20.

    Tabel

    Nilai Kelompok Tindakan Kedua

    N

    o.

    Kelompok Nilai Keterangan

    1. 1 8

    Batas Lulus = 7,0

    2. 2 73. 3 84. 4 9

    5. 5 86. 6 97. 7 78. 8 8

    52

  • 7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )

    53/71

    Jumlah 64

    Pada Tabel di atas dapat dilihat bahwa seluruh kelompok (delapan

    kelompok) dinyatakan lulus sesuai dengan batas lulus yang ditentukan.

    3. Analisis, Refleksi dan Revisi Pembelajaran

    Hasil observasi pelaksanaan proses pembelajaran pada tindakan kedua

    ini, guru telah memperbaiki berbagai kekurangan pada proses pembelajaran

    sebelumnya. Dalam pengaturan waktu, guru telah menggunakannya sesuai

    dengan perencanaan, sehingga proses pembelajaran IPS tidak menyita waktu

    pelajaran lain.

    Pada kegiatan awal, guru memulai dengan apersepsi pembelajaran

    yang telah diajarkan, dilanjutkan dengan menuliskan pokok bahasan yang

    akan dibahas, guru juga mengemukakan tujuan yang ingin dicapai sehingga

    siswa memiliki kesiapan dalam menerima materi pelajaran.

    Selama kegiatan berlangsung, siswa telah mematuhi tata tertib selama

    proses pembelajaran. Hal ini menunjang kelancaran proses pembelajaran

    yang berarti pula menanamkan kedisiplinan, siswa terlibat aktif pada proses

    pembelajaran. Aktivitas dan kebersamaan telah terlihat dengan adanya

    perubahan kelompok. Motivasi belajar yang menuntut aktifitas dan

    kreatifitas berpikir dipacu melalui arahan dari guru.

    Pada kegiatan akhir, dalam menyimpulkan materi yang telah dibahas

    53

  • 7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )

    54/71

    tidak lagi terfokus pada guru, melainkan siswa juga dapat menyimpulkan

    sendiri. Dalam memberikan evaluasi, guru telah mengemukakan berbagai

    kelebihan dan kekurangan yang dirasakan selama proses pembelajaran.

    Siswa mengetahui dan menyadari hal-hal yang harus diperbaiki pada proses

    pembelajaran berikutnya.

    Dengan demikian berdasarkan hasil observasi, analisis, refleksi dan

    revisi pembelajaran pada tindakan kedua ini, dapat disimpulkan bahwa guru

    telah melakukan berbagai perubahan sehingga terjadi peningkatan kualitas

    pembelajaran sesuai yang diharapkan dalam upaya mencapai tujuan yang

    telah di rencanakan.

    54

  • 7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )

    55/71

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan

    Setelah melakukan kegiatan penelitian tentang penerapan metode Working

    Group Learning dalam mata pelajaran IPS kelas VI Sekolah Dasar Negeri

    _______ Kecamatan ________ Kabupaten _____ Propinsi _________ yang

    dilaksanakan sebanyak dua kali tindakan, disimpulkan sebagai berikut :

    1. Perolehan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS yang menerapkan

    metode Working Group Learning menunjukan peningkatan berdasarkan atas

    hasil tes yang dilakukan siswa setelah mengikuti pembelajaran.

    Hal ini dapat dilihat dari perbedaan kelulusan siswa. Siswa yang dinyatakan

    lulus adalah 69,39%, sementara pada siklus II siswa yang dinyatakan lulus

    meningkat 83,67% dengan rata-rata nilai pada siklus I 7,10 kemudian pada

    siklus II meningkat rata-rata nilai menjadi 7,20.

    2. Partisipasi belajar siswa selama pembelajaran cukup aktif, terutama dalam

    hal disiplin, motivasi / semangat, komunikasi antar siswa, kerja sama, dan

    tanggung jawab siswa baik secara individu maupun kelompok.

    55

  • 7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )

    56/71

    B. Saran

    Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka

    direkomendasikan beberapa hal sebagai berikut :

    1. Proses pembelajaran melalui penerapan metode Working Group Learning

    hendaknya memperhatikan : a) Pembuatan perencanaan yang efektif dan

    efisien sesuar dengan tujuan yang ingin dicapai; b) Penerapan metode

    Working Group Learning seyogianya dapat meningkatkan aktifitas belajar

    siswa; c) Harus dapat meningkatkan disiplin, kerja sama dan rasa tanggung

    jawab; d) Penanaman budi pekerti yang bermuara pada keimanan dan

    ketaqwaan kepada Tuhan YME.

    2. Untuk memberikan pemahaman kepada guru tentang penerapan metode

    Working Group Learning perlu dilakukan : a) Kerja sama sesama guru dan

    kepala sekolah dalam pengelolaan proses pembelajaran; b) Adanya

    pembinaan pada guru-guru melalui bentuk penataran pada tingkat KKG

    disertai dengan buku petunjuk yang menunjang.

    3. Dalam upaya menciptakan lingkungan sekolah yang menunjang terhadap

    proses pembelajaran yang dapat dipelajari siswa, dapat dilakukan dengan

    mengadakan gerakan penghijauan di sekitar lingkungan sekolah, sehingga

    tertanam rasa memiliki dan mencintai terhadap lingkungan sekitar.

    56

  • 7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )

    57/71

    DAFTAR PUSTAKA

    Aristo, Rahadi. (2003). Media Pembelajaran . Jakarta : Depdiknas.

    Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1994). Kurikulum Pendidikan Dasar .

    Jakarta : Depdikbud.

    Hasan, Hamid dan Zainul, Asmawi. ( 2001). Evaluasi Hasil Belajar . Jakarta :

    Depdikbud.

    Indrawati dan Widjaya, Maman. (2001). Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

    Action Research ). Bandung : Depdiknas.

    Kasbolah, K. (1998/1999). Penelitian Tindakan Kelas . Malang : Depdikbud.

    Rochmadi, W.N. (1997). "Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

    (Educational Classroom Action Research)" . Jurnal Pendidikan No. 4 Tahun

    XVI.

    Roestiyah. (2001). Strategi Belajar Mengajar . Jakarta : PT. Rineka Cipta.

    57

  • 7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )

    58/71

    Sudikin, dkk. (2002). Manajemen Penelitian Tindakan Kelas . Surabaya : Insan

    Cendikia.

    Sukarman, Herry. (2003). Dasar-dasar Didaktik dan Penerapannya dalam

    Pembelajaran . Jakarta : Depdiknas.

    Sumaatmadja, Ahmad. (1980). Metodologi Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

    (IPS) . Bandung : Penerbit Alumni.

    Sumantri, M. dan Permana, J. (1998/1999). Strategi Belajar Mengajar . Jakarta :

    Depdikbud.

    Wardana, Datta dkk. (2002). Ilmu Pengetahuan Sosial 3 . Jakarta : Depdiknas.

    Wibawa, Basuki. (2003). Penelitian Tindakan Kelas . Jakarta : Depdiknas.

    Yahya, Yudrik (2003). Working Group Learning Sebagai Model pembelajaran IPS .

    Jakarta : Depdiknas.

    Yusnidar, dkk. (2003). Ilmu Pengetahuan Sosial Jilid 3 . Bandung : PT. Sarana Panca

    Karya.

    58

  • 7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )

    59/71

    Lampiran 1

    PEDOMAN OBSERVASI UNTUK

    KEGIATAN PEMBELAJARAN

    No. Indikator Penilaian KeteranganB C K

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    1.

    2.

    3.

    A. Aktifitas Guru

    Pengelolaan kegiatan pembelajaran

    Menggunakan strategi pembelajaran

    Mengelola interaksi kelas

    Membantu sikap positif siswa

    terhadap belajar

    Melaksanakan evaluasi proses danhasil belajar

    B. Aktifitas Siswa

    Keaktifan

    Tanggung jawab

    Kerja sama

    B = Baik

    C = CukupK = Kurang

    Lampiran II

    59

  • 7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )

    60/71

    RANCANGAN PEMBELAJARAN

    Mata Pelajaran : IPS

    Konsep : Sumber Daya Alam

    Sub Konsep : Sumber Daya Alam yang Dapat Diperbarui

    Kelas / Semester : VI / I

    W a k t u : 2 x 40 Menit

    I. Tujuan Pembelajaran Umum

    Siswa memahami kegiatan penunjang pembangunan, kebutuhan masyarakat

    dan sumber daya alam.

    II. Tujuan Pembelajaran Khusus

    1. Setelah mcmbaca wacana tentang sumber daya alam, anak dapat

    menyimpulkan maksud sumber daya alam yang dapat diperbarui.

    2. Melalui pengamatan, anak dapat menyebutkan 3 contoh sumber daya alam

    yang dapat diperbarui.

    3. Melalui penugasan, anak dapat menuliskan contoh dari hasil hutan

    produksi.

    III. M a t e r i

    Sumber daya alam adalah kekayaan atau sumber daya yang disediakan oleh

    60

  • 7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )

    61/71

  • 7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )

    62/71

    1. Siswa menyimak penjelasan guru.

    2. Siswa membaca wacana pada buku paket masing-masing.

    3. Siswa dan guru mengadakan tanya jawab berdasarkan wacana.

    4. Siswa mengerjakan tugas dengan masing-masing kelompoknya.

    5. Laporan hasil Working Group Learning .

    C. Kegiatan Akhir (20 Menit)

    1. Menyimpulkan materi yang telah disampaikan.

    2. Mengadakan evaluasi.

    3. Guru memberikan PR pada siswa sebagai tindak lanjut.

    VI. Evaluasi

    Soal-soal

    1. Apakah yang dimaksud dengan sumber daya alam yang dapat diperbarui ?

    2. Sebutkan 3 contoh sumber daya alam yang dapat diperbarui !

    3. Sebutkan 3 contoh hasil hutan produksi !

    4. Jelaskan mengapa hasil perikanan darat maupun perikanan laut sangat

    diperlukan oleh manusia !

    5. Sebutkan 3 sumber penghasil protein hewan !

    Lampiran III

    62

  • 7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )

    63/71

    LEMBAR KEGIATAN SISWA

    Mata Pelajaran : IPS

    Sub Konsep : Sumber Daya Alam yang Dapat

    Diperbarui

    Kelas / Semester : VI/I

    63

  • 7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )

    64/71

    I. Berdasarkan pengamatanmu, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut !

    a. Bagaimanakah cara melestarikan hutan ?

    b. Apakah manfaat ikan bagi manusia ?

    c. Selain ayam, hewan apa lagi yang biasa dipelihara untuk diambil

    dagingnya ?

    II. Carilah contoh-contoh lain tentang sumber daya alam yang dapat diperbarui,

    buatlah seperti dalam daftar berikut !

    64

  • 7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )

    65/71

    No. Hasil Hutan

    Produksi

    Tanaman

    Pangan

    Tanaman

    Obat

    Hewan dan

    Ikan1. Kayu jati Sayuran Kayu putih Sapi2.3.4.5.6.7.

    Kelompok :.............................................

    K e t u a :............................................Anggota :............................................

    65

  • 7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )

    66/71

    Lampiran IV

    Tabel : Prosentase Hasil Data Angket Siswa Kelas VISDN _________ Dalam Pembelajaran W.G.L

    N

    o

    Pertanyaan Yang menjawab

    YA

    Yang menjawab

    TIDAK1 Apakah waktu yang

    digunakan dalamProses Pembelajaran

    cukup ?

    40 % 60 %

    2 Apakah materi

    pembelajaran terlalu

    banyak ?

    40 % 60 %

    3 Apakah materi

    pembelajaran perlu

    diulang ?

    70 % 30 %

    66

  • 7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )

    67/71

    Lampiran V

    Bagan : Siklus PTK Pada Model Pembelajaran WG.L

    67

  • 7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )

    68/71

    Lampiran VI

    Daftar Hadir Siswa (Responden Penelitian)

    Kelas VI SDN ___________ Tapel ____/____

    N

    o

    Nama SP Uraian Kegiatan TTD

    1234567891

    0111

    21

    31

    41

    51

    61

    71

    81

    9

    68

  • 7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )

    69/71

    2

    02

    12

    22

    32

    42

    5

    262

    72

    82

    93

    03

    13

    23

    3

    ____________, _______________

    69

  • 7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )

    70/71

    P e n e l i t i

    70

  • 7/27/2019 Ptk Ips 3 (w g l vs Ips )

    71/71

    71