Top Banner

of 35

PT Artha Securities Indonesia - Lap Keu Audited 31-12-2012

Oct 30, 2015

Download

Documents

Ryuzaki L Riuga
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • PT ARTHA SECURITIES INDONESIA LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011) DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

  • PT ARTHA SECURITIES INDONESIA DAFTAR ISI

    Halaman

    LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN LAPORAN KEUANGAN 1. Laporan Posisi Keuangan 1 2. Laporan Laba Rugi Komprehensif 3 3. Laporan Perubahan Ekuitas 4 4. Laporan Arus Kas 5 5. Catatan Atas Laporan Keuangan 6

  • A Parker Randall GrrpoN kuwex Sopwaxft*gi$ierd PLri:ll;c

    ;ax ACvisrrs

    Cusiiress Ac!iset$

    No. 018/ASIAII/13/MS

    I-aporan A.uditor Independen

    Direksi, Komisaris dan Pemegang SahamPT Artha Securities Indonesia

    Kami telah mengaudit laporan posisi keuangan PT Artha Securities Indonesia tanggal 31 Desember2012, laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas serta laporan arus kas untuk tahunyang berakhir pada tanggal3l Desember 2012. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemenPerusahaan. Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuanganberdasarkan audit kami. Laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 diauditoleh auditor independen lain yang dalam laporannya tanggal 12 Marct 2012, menyatakan pendapatwajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan mengenai penerapan PSAK No. 1 (Revisi 2009)tentang "Penyaj ian Laporan Keuangan".

    Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Institut Akuntan PublikIndonesia. Standar tersebut mengharuskan kami untuk merencanakan dan melaksanakan audit agarkami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatuaudit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah danpengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yangdigunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajianlaporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untukmenyatakan pendapat.

    Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalamsemua hal yang material, posisi keuangan PT Artha Securities Indonesia tanggal 31 Desember 2012,serta hasil usaha dan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal 3 1 Desember 2012 sesuai denganStandar Akuntansi Keuangan di Indonesia.

    25 Maret2Dl3

    liaf$r R.nd.rl nifiiatioilai rofoN 1o ihc rnrivlo& ot independeni mornber$I{fs cf Fa&er Rilr4ali lil-anralional - nriled. e:fir .}f lrhtii) is a sep;ialel ardn,teprnnj,ani t-D! a1 e illit!,

    r a2:i :etii;t it{ fionr,Jtlkanr Selalan, indrn*sia 1?glC

    T . +62 21 510 :6:!F : *62 21 57i'l 2'137r . i.u :rdiLilrpd'rr.rli !,^ar, -! I !1:.La*...irli .^,.

    Gideon Ikhwan Sofwan

    Drs. Muha

    Lintolollicesnfdpaiiror$n.$esapnvalialrlenlrhrarcv.,'aqdrrss l*1, {Afr Gdc(tr lkiw:a lDltan rs n n.t'n)er irl lrrrk.r Rinddl

    I *tr.'!l N6 884/XU.1/?n1? .na l! r! fels 4a!r!als

  • Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 1

    PT ARTHA SECURITIES INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 Desember 2012 (Dengan Angka Perbandingan 31 Desember 2011) (Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan 2012 2011

    ASET Kas dan setara kas 2c,3,22,23 48.989.518.934 48.552.617.021 Deposito berjangka 2c,2e,4,23 501.139.247 478.319.670 Portofolio efek yang tersedia untuk dijual - setelah ditambah keuntungan dari perubahan nilai wajar sebesar Rp 4.211.160.959 pada tahun 2012 dan

    Rp 42.979.650.000 pada 2c,2d,2g tahun 2011 5,22,23 39.843.000.000 76.337.700.000 Piutang Lembaga Kliring 2c,2g dan Penjaminan 6,22,23 1.812.876.000 4.356.451.000 2c,2g Piutang marjin - pihak ketiga 7,22,23 6.516.868.942 14.748.983.397 2c,2g Piutang nasabah - pihak ketiga 8,22,23 3.731.416.505 7.676.248.919 2c,2g Piutang perusahaan efek - bersih 9,22,23 593.000.000 - Piutang lain-lain 2c,22,23 25.610.213 33.550.000 Penyertaan saham 2f,10 656.435.000 656.435.000 Uang muka dan biaya dibayar di muka 2h,11 298.586.738 331.558.356 Taksiran tagihan pajak penghasilan 2l - 311.253.600 Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar

    Rp 8.948.833.392 pada tahun 2012 dan Rp 7.676.923.312 pada tahun 2011 2i,12 8.941.767.755 10.063.283.370 Aset pajak tangguhan 2l,20 3.518.025.744 1.754.411.894 Aset lain-lain 48.764.500 48.764.500 JUMLAH ASET 115.477.009.578 165.349.576.727

  • Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 2

    PT ARTHA SECURITIES INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 Desember 2012 (Dengan Angka Perbandingan 31 Desember 2011) (Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan 2012 2011

    LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS Utang Lembaga Kliring 2c,2g dan Penjaminan 6,22,23 416.089.500 3.176.326.000 2c,2g Utang marjin - pihak ketiga 7,22,23 8.211.910.246 11.298.804.455 2c,2g Utang nasabah - pihak ketiga 8,22,23 5.171.897.383 9.838.173.811 2c,2g Utang perusahaan efek 9,22,23 560.000.000 - Utang pajak 2l,13 205.901.057 263.254.335 2c,2n Biaya masih harus dibayar 14,22,23 217.707.842 232.795.827 Liabilitas imbalan pasca masa kerja 2j,19 3.047.401.284 2.664.252.200 Utang lain-lain 2c,15,22,23 203.513.320 373.602.876 Jumlah Liabilitas 18.034.420.632 27.847.209.504 EKUITAS Modal saham - nilai nominal Rp 1.000 per saham Modal dasar - 250.000.000 saham Modal disetor dan ditempatkan penuh - 96.000.000 saham pada tahun 2012 dan 2011 16 96.000.000.000 96.000.000.000 Keuntungan dari perubahan nilai wajar atas portofolio efek yang tersedia untuk dijual 2d,2g 4.211.160.959 42.979.650.000 Defisit (2.768.572.013 ) (1.477.282.777 )

    Jumlah Ekuitas 97.442.588.946 137.502.367.223 JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 115.477.009.578 165.349.576.727

  • Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 3

    PT ARTHA SECURITIES INDONESIA LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011) (Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan 2012 2011

    PENDAPATAN OPERASI 2k,17 9.992.870.030 11.480.162.148 2i,2j,2k BEBAN OPERASI 12,18,19 14.761.125.478 16.469.238.560

    RUGI OPERASI (4.768.255.448 ) (4.989.076.412 )

    PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN 2k Pendapatan keuangan 1.563.159.949 1.878.697.024 Laba penjualan aset tetap 55.274.420 111.519.793 Beban keuangan (128.418.220 ) (148.443.246 ) Lain-lain bersih 223.336.213 214.161.832

    Penghasilan Lain-lain - Bersih 1.713.352.362 2.055.935.403

    RUGI SEBELUM MANFAAT PAJAK TANGGUHAN (3.054.903.086 ) (2.933.141.009 ) MANFAAT PAJAK TANGGUHAN 2l,20 (1.763.613.850 ) (1.092.865.682 )

    RUGI TAHUN BERJALAN (1.291.289.236 ) (1.840.275.327 ) PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN Keuntungan (kerugian) dari perubahan nilai wajar atas portofolio efek yang tersedia untuk dijual (38.768.489.041 ) 41.550.900.000

    JUMLAH LABA (RUGI) KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN (40.059.778.277 ) 39.710.624.673

  • Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 4

    PT ARTHA SECURITIES INDONESIA LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011) (Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Keuntungan (Kerugian) Dari Perubahan Nilai Wajar Atas Portofolio Efek Yang Tersedia Ekuitas Modal Saham Untuk Dijual Defisit Jumlah

    Saldo, 1 Januari 2011 96.000.000.000 1.428.750.000 362.992.550 97.791.742.550 Rugi bersih tahun 2011 - - (1.840.275.327 ) (1.840.275.327 ) Pendapatan komprehensif lain - 41.550.900.000 - 41.550.900.000

    Saldo, 31 Desember 2011 96.000.000.000 42.979.650.000 (1.477.282.777 ) 137.502.367.223 Rugi bersih tahun 2012 - - (1.291.289.236 ) (1.291.289.236 ) Kerugian komprehensif lain - (38.768.489.041 ) - (38.768.489.041 )

    Saldo, 31 Desember 2012 96.000.000.000 4.211.160.959 (2.768.572.013 ) 97.442.588.946

  • Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. 5

    PT ARTHA SECURITIES INDONESIA LAPORAN ARUS KAS Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011) (Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2012 2011

    ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Pembayaran kepada nasabah marjin - bersih (102.233.167 ) (3.599.993.979 ) Penerimaan dari lembaga kliring dan penjaminan - bersih 39.868.058.604 59.881.121.686 Penerimaan komisi perantara perdagangan efek 5.793.758.860 8.951.852.072 Penerimaan pendapatan bunga 1.495.108.629 2.527.860.076 Pelunasan piutang reverse repo - 9.953.011.109 Pembayaran kepada pemasok dan karyawan (9.761.794.235 ) (10.783.884.109 ) Pembayaran kepada nasabah - bersih (35.558.710.705 ) (62.226.881.016 ) Penerimaan atas efek diperdagangkan 674.107.100 - Pembayaran operasional lainnya - bersih (1.801.473.133 ) (1.777.840.277 )

    Kas Bersih yang Diperoleh dari Aktivitas Operasi 606.821.953 2.925.245.562

    ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penjualan aset tetap 74.000.000 391.001.343 Pembelian aset tetap (243.920.040 ) (750.805.150 )

    Kas Bersih yang Digunakan untuk Aktivitas Investasi (169.920.040 ) (359.803.807 )

    KENAIKAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS 436.901.913 2.565.441.755 KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 48.552.617.021 45.987.175.266

    KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 48.989.518.934 48.552.617.021

  • PT ARTHA SECURITIES INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011) (Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

    6

    1. U M U M

    a. Pendirian dan Informasi Umum

    PT Artha Securities Indonesia (Perusahaan) didirikan berdasarkan Akta Notaris Leolin Jayayanti, S.H., No. 2 tanggal 5 September 2005. Akta pendirian tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C-25904 HT.01.TH 2005 tanggal 19 September 2005 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 96 Tambahan 12540 tanggal 1 Desember 2006.

    Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta

    Notaris Desman, S.H., M.Hum., M.M., No. 73 tanggal 21 September 2012 mengenai perubahan kepemilikan saham Perusahaan. Perubahan ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-AH.01.10-36258 Tahun 2012 tanggal 05 Oktober 2012.

    Sesuai dengan Pasal 3 dari Anggaran Dasar, Perusahaan bergerak dalam bidang jasa

    perantara perdagangan efek dan penjaminan emisi efek. Sehubungan dengan hal tersebut, Perusahaan telah memperoleh izin untuk melakukan kegiatan jasa perantara perdagangan efek dan penjaminan emisi efek berdasarkan Surat Keputusan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) No. KEP-01/BL/PEE/2006 tanggal 26 Juli 2006. Perusahaan terdaftar sebagai anggota Bursa Efek Indonesia (BEI) berdasarkan Surat Persetujuan Izin Anggota Bursa No. SPAB-243/JATS/BEJ.ANG/11-2006 tanggal 27 November 2006. Di samping itu, Perusahaan juga memperoleh izin fasilitas perdagangan marjin berdasarkan Surat dari BEI No. S-05839/BEI.ANG/11-2008 tanggal 10 November 2008.

    Perusahaan berdomisili di Jl. Gunung Sahari No.1, Rukan Mangga Dua Square Blok F No. 40,

    41, 42 dan 43, Jakarta Utara dan mulai beroperasi secara komersial sejak tanggal 27 November 2006.

    b. Dewan Komisaris dan Direksi

    Susunan dewan komisaris dan direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 berdasarkan Akta Notaris Leolin Jayayanti S.H., No. 10, tanggal 12 Oktober 2011 adalah sebagai berikut:

    Komisaris Direksi

    1. Sukardi Tandijono Tang - Komisaris Utama 1. Hambali Hazali -Direktur Utama 2. Hasan Hartato Ng - Komisaris 2. Hui -Direktur 3. Jake Pison Hawila - Komisaris 3. Suparno Sulina -Direktur

    Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Perusahaan memiliki karyawan tetap 50 dan 27 orang (tidak diaudit).

    2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI

    a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Laporan keuangan telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia

    (SAK) yang mencakup Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia serta peraturan Bapepam dan LK untuk entitas yang berada di bawah pengawasannya dan ketentuan akuntansi lainnya yang lazim berlaku di Pasar Modal. Seperti diungkapkan dalam catatan-catatan terkait dibawah ini, beberapa standar akuntansi telah direvisi dan diterbitkan, ditetapkan efektif tanggal 1 Januari 2011 dan 2012.

  • PT ARTHA SECURITIES INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011) (Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

    7

    2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) Dasar penyusunan laporan keuangan, kecuali untuk laporan arus kas adalah dasar akrual. Pengukurannya disusun berdasarkan harga perolehan, kecuali beberapa akun tertentu yang disusun berdasarkan pengukuran sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.

    Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan

    arus kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam laporan keuangan adalah Rupiah.

    b. Transaksi Pihak Berelasi

    Perusahaan menerapkan PSAK No. 7 (Revisi 2010), Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi. PSAK revisi ini mensyaratkan pengungkapan hubungan, transaksi dan saldo pihak-pihak berelasi, termasuk komitmen, dalam laporan keuangan dan juga diterapkan terhadap laporan keuangan secara individual. Tidak terdapat dampak signifikan dari penerapan PSAK yang direvisi tersebut terhadap laporan keuangan.

    Suatu pihak dianggap berelasi dengan Perusahaan jika: a) langsung atau tidak langsung melalui satu atau lebih perantara, suatu pihak

    (i) mengendalikan atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama dengan Perusahaan; (ii) memiliki kepentingan dalam Perusahaan yang memberikan pengaruh signifikan atas Perusahaan; atau (iii) memiliki pengendalian bersama atas Perusahaan;

    b) suatu pihak yang berelasi dengan Perusahaan; c) suatu pihak adalah ventura bersama dimana Perusahaan sebagai ventura; d) suatu pihak adalah anggota dari personil manajemen kunci Perusahaan; e) suatu pihak adalah anggota keluarga dekat dengan individu yang diuraikan dalam butir (a)

    atau (d); f) suatu pihak adalah entitas yang dikendalikan, dikendalikan bersama atau dipengaruhi

    signifikan oleh atau untuk dimana hak suara signifikan pada beberapa entitas, langsung maupun tidak langsung, individu seperti diuraikan dalam butir (d) atau (e); atau

    g) suatu pihak adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari Perusahaan atau entitas lain yang terkait dengan Perusahaan.

    Seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihak-pihak berelasi telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan Perusahaan.

    c. Instrumen Keuangan Efektif 1 Januari 2012, Perusahaan telah menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2010), Instrumen

    Keuangan: Penyajian, PSAK No. 55 (Revisi 2011), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran dan PSAK No. 60, Instrumen Keuangan: Pengungkapan.

    PSAK No. 50 (Revisi 2010) berisi persyaratan penyajian dari instrumen keuangan dan

    mengidentifikasi informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan pengungkapan berlaku terhadap klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, dalam aset keuangan, liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan; dan keadaan dimana aset keuangan dan liabilitas keuangan akan saling hapus.

  • PT ARTHA SECURITIES INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011) (Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

    8

    2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) PSAK No. 55 (Revisi 2011) mengatur prinsip-prinsip pengakuan dan pengukuran aset

    keuangan, liabilitas keuangan dan beberapa kontrak pembelian atau penjualan item non-keuangan. PSAK ini, antara lain, menyediakan definisi dan karateristik derivatif, kategori instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan hubungan lindung nilai. PSAK No. 60 mensyaratkan pengungkapan signifikan instrumen keuangan untuk posisi keuangan dan kinerja; besrta sifat dan tingkat yang timbul dari resiko keuangan Perusahaan yang terekspos selama periode berjalan dan pada akhir periode pelaporan, dan bagaimana entitas mengelola risiko mereka.

    Penerapan PSAK No. 50 dan PSAK No. 55 tidak memiliki dampak yang signifikan terhadap

    laporan keuangan Perusahaan. Penerapan PSAK No. 60 memiliki dampak pada pengungkapan dalam laporan keuangan

    Perusahaan. Klasifikasi (i) Aset Keuangan

    Aset keuangan diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, atau aset keuangan tersedia untuk dijual, jika sesuai. Perusahaan menentukan klasifikasi atas aset keuangan pada saat pengakuan awal.

    Aset keuangan Perusahaan terdiri dari kas dan setara kas, deposito berjangka, piutang

    lembaga kliring dan penjaminan, piutang marjin, piutang nasabah, piutang perusahaan efek dan piutang lain-lain diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang, portofolio efek yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif.

    (ii) Liabilitas Keuangan

    Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan liabilitas keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi. Perusahaan menentukan klasifikasi atas liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal.

    Liabilitas keuangan Perusahaan terdiri dari utang lembaga kliring dan penjaminan, utang

    marjin, utang nasabah, utang perusahaan efek, utang lain-lain dan biaya masih harus dibayar diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi.

    Pengakuan dan Pengukuran (i) Aset Keuangan

    Aset keuangan pada awalnya diakui sebesar nilai wajarnya ditambah, dalam hal investasi yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasi aset.

  • PT ARTHA SECURITIES INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011) (Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

    9

    2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

    Seluruh pembelian dan penjualan yang lazim pada aset keuangan diakui atau dihentikan pengakuannya pada tanggal perdagangan, yaitu tanggal pada saat Perusahaan berkomitmen untuk membeli atau menjual aset. Pembelian atau penjualan yang lazim adalah pembelian atau penjualan aset keuangan yang mensyaratkan penyerahan aset dalam kurun waktu umumnya ditetapkan dengan peraturan atau kebiasaan yang berlaku di pasar.

    a. Pinjaman yang diberikan dan piutang

    Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Setelah pengakuan awal, aset keuangan tersebut dicatat pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif, kecuali jika dampak diskonto tidak material, maka dinyatakan pada biaya perolehan. Keuntungan atau kerugian diakui pada laporan laba rugi ketika aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, dan melalui proses amortisasi.

    (ii) Liabilitas Keuangan

    Liabilitas keuangan diakui pada awalnya sebesar nilai wajar dan dalam hal pinjaman dan utang, termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.

    a. Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi

    Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, selanjutnya setelah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan suku bunga efektif, kecuali jika dampak diskonto tidak material, maka dinyatakan pada biaya perolehan.

    Beban bunga diakui dalam beban keuangan dalam laporan laba rugi. Keuntungan

    atau kerugian diakui pada laporan laba rugi ketika liabilitas keuangan tersebut dihentikan pengakuannya dan melalui proses amortisasi.

    Saling hapus dari instrumen keuangan Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya dilaporkan dalam

    laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dan terdapat maksud untuk menyelesaikan secara neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan.

    Nilai wajar instrumen keuangan Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan secara aktif di pasar keuangan yang

    terorganisasi, jika ada, ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga di pasar aktif pada penutupan bisnis pada akhir periode pelaporan.

    Nilai wajar instrumen keuangan Untuk instrumen keuangan yang tidak memiliki pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan

    menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian tersebut mencakup penggunaan transaksi-transaksi pasar yang wajar antara pihak-pihak yang mengerti dan berkeinginan (arms length market transactions); referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama; analisis arus kas yang didiskonto; atau model penilaian lain.

  • PT ARTHA SECURITIES INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011) (Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

    10

    2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) Biaya perolehan diamortisasi dari instrumen keuangan Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif

    dikurangi dengan penyisihan atas penurunan nilai dan pembayaran pokok atau nilai yang tidak dapat ditagih. Perhitungan tersebut mempertimbangkan premium atau diskonto pada saat perolehan dan termasuk biaya transaksi dan biaya yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif.

    Penurunan nilai dari aset keuangan Setiap akhir periode pelaporan, Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif

    bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi jika, dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.

    a. Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi

    Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Perusahaan pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual dan untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual terdapat bukti penurunan nilai secara kolektif. Jika Perusahaan menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka Perusahaan memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif.

    b. Aset keuangan yang tersedia untuk dijual

    Untuk aset keuangan yang tersedia untuk dijual, Perusahaan menilai pada setiap tanggal pelaporan apakah terdapat bukti obyektif bahwa investasi atau kelompok investasi terjadi penurunan nilai.

    Dalam hal investasi ekuitas yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual, bukti obyektif akan meliputi penurunan yang signifikan atau penurunan jangka panjang pada nilai wajar investasi di bawah biaya perolehannya. 'Signifikan' yaitu evaluasi terhadap biaya perolehan awal investasi dan 'jangka panjangan' terkait periode dimana nilai wajar telah di bawah biaya perolehannya. Dimana ada bukti penurunan nilai, kerugian kumulatif, diukur sebagai selisih antara biaya perolehan dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai pada investasi yang sebelumnya diakui dalam laporan laba rugi, dihapus dari pendapatan komprehensif lain dan diakui dalam laporan laba rugi. Kerugian penurunan nilai atas investasi ekuitas tidak boleh dipulihkan melalui laporan laba rugi, kenaikan nilai wajar setelah penurunan nilai diakui langsung dalam pendapatan komprehensif lainnya.

    Dalam hal instrumen utang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual, penurunan nilai dievaluasi berdasarkan kriteria yang sama dengan aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi. Namun, jumlah yang dicatat untuk penurunan adalah kerugian kumulatif yang diukur sebagai selisih antara biaya perolehan diamortisasi dan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai pada investasi yang sebelumnya diakui dalam laporan laba rugi.

  • PT ARTHA SECURITIES INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011) (Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

    11

    2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)

    Pendapatan bunga di masa akan datang selanjutnya diakui berdasarkan pengurangan nilai tercatat aset, dengan menggunakan suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa depan dengan tujuan untuk mengukur kerugian penurunan nilai. Pendapatan bunga dicatat sebagai bagian dari pendapatan keuangan. Jika, pada tahun berikutnya, nilai wajar dari instrumen utang meningkat dan peningkatan tersebut dapat secara obyektif dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi, maka kerugian penurunan nilai tersebut harus dipulihkan melalui laporan laba rugi komprehensif.

    Penghentian pengakuan (i) Aset keuangan

    Perusahaan menghentikan pengakuan aset keuangan, jika dan hanya jika, hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau Perusahaan mentransfer hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan atau menanggung liabilitas untuk membayarkan arus kas yang diterima tersebut secara penuh tanpa penundaan berarti kepada pihak ketiga pelepasan (pass through arrangement); dan (a) Perusahaan telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset, atau (b) Perusahaan tidak mentransfer maupun tidak memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset, namun telah mentransfer pengendalian atas aset.

    Ketika Perusahaan telah mentransfer hak untuk menerima arus kas dari aset atau telah

    menandatangani kesepakatan pelepasan (pass through arrangement), dan secara substansial tidak mentransfer dan tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan maupun mentransfer pengendalian atas aset, aset tersebut diakui sejauh keterlibatan berkelanjutan Perusahaan terhadap aset keuangan tersebut.

    Dalam hal, Perusahaan juga mengakui liabilitas terkait, aset yang ditransfer dan liabilitas

    terkait diukur dengan dasar yang mencerminkan hak dan liabilitas yang masih dimiliki Perusahaan.

    Keterlibatan berkelanjutan yang berbentuk pemberian jaminan atas aset yang ditransfer

    diukur sebesar jumlah terendah dari jumlah tercatat aset dan jumlah maksimal dari pembayaran yang diterima yang mungkin harus dibayar kembali.

    (ii) Liabilitas keuangan

    Liabillitas keuangan dihentikan pengakuannya ketika liabilitas yang ditetapkan dalam kontrak dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.

    Ketika liabilitas keuangan saat ini digantikan dengan yang lain dari pemberi pinjaman yang

    sama dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau modifikasi secara substansial atas ketentuan liabilitas keuangan yang saat ini ada, maka pertukaran atau modifikasi tersebut dicatat sebagai penghapusan liabilitas keuangan awal dan pengakuan liabilitas keuangan baru dan selisih antara nilai tercatat liabilitas keuangan tersebut diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.

  • PT ARTHA SECURITIES INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011) (Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

    12

    2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) d. Portofolio Efek

    Portofolio efek terdiri dari saham dan warrant yang tercatat di bursa efek Indonesia. - Efek ekuitas untuk diperdagangkan dinyatakan berdasarkan harga pasar. Keuntungan

    (kerugian) yang belum direalisasi akibat kenaikan (penurunan) harga pasar diperhitungkan dalam laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan.

    - Efek ekuitas yang tersedia untuk dijual dinyatakan berdasarkan harga pasar. Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi akibat kenaikan (penurunan) harga pasar dicatat sebagai komponen ekuitas dan diperhitungkan dalam laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan pada saat realisasi.

    Untuk portofolio efek yang aktif diperdagangkan di pasar modal, nilai wajar pada umumnya ditentukan melalui harga pasar yang berlaku di Bursa Efek Indonesia pada sesi penutupan tanggal laporan posisi keuangan, setelah disesuaikan dengan biaya transaksi yang diperlukan untuk merealisasikan aset tersebut.

    e. Deposito Berjangka

    Deposito berjangka, baik yang dijaminkan untuk pinjaman bank maupun yang tidak dijaminkan, dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi pada laporan posisi keuangan.

    f. Penyertaan pada Bursa Efek Penyertaan pada Bursa Efek, yang mewakili kepentingan kepemilikan di bursa dan memberikan

    hak pada Perusahaan untuk menjalankan usaha di bursa, dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penurunan nilai. Jika terdapat indikasi penurunan nilai, nilai tercatat keanggotaan di bursa dievaluasi dan diturunkan langsung ke jumlah terpulihkan.

    g. Transaksi Efek

    Transaksi pembelian dan penjualan efek baik untuk nasabah maupun untuk sendiri diakui pada saat timbulnya perikatan. Pembelian efek untuk nasabah dicatat sebagai piutang nasabah dan utang Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP), sedangkan penjualan efek dicatat sebagai piutang LKP dan utang nasabah. Pembelian efek untuk sendiri dicatat sebagai persediaan portofolio efek dan utang, sedangkan penjualan efek dicatat sebagai piutang dan mengurangi jumlah tercatat portofolio efek serta mengakui keuntungan atau kerugian atas penjualan efek tersebut. Pada tanggal penyelesaian, kegagalan untuk menyelesaikan transaksi pembelian efek dicatat sebagai gagal terima dan disajikan di laporan posisi keuangan konsolidasian sebagai liabilitas, sedangkan kegagalan untuk menyelesaikan transaksi penjualan efek dicatat sebagai gagal serah dan disajikan sebagai aset.

    Penerimaan dana dari nasabah pemilik rekening dalam rangka pembelian efek, pembayaran dan penerimaan atas transaksi pembelian dan penjualan efek untuk nasabah pemilik rekening dicatat sebagai rekening nasabah. Saldo dana pada rekening nasabah disajikan di laporan posisi keuangan konsolidasian sebagai liabilitas, sedangkan kekurangan dana pada rekening nasabah disajikan sebagai aset.

    h. Biaya Dibayar di Muka

    Biaya dibayar di muka dibebankan selama masa manfaatnya dengan metode garis lurus.

  • PT ARTHA SECURITIES INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011) (Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

    13

    2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) i. Aset Tetap Mulai tanggal 1 Januarai 2012, Perusahaan menerapkan PSAK No. 16 (revisi 2011) Aset

    Tetap dan ISAK No. 25 Hak Atas Tanah. PSAK No. 16 (Revisi 2011) mengatur pengakuan aset, penentuan jumlah tercatat dan biaya penyusutan dan kerugian atas penurunan nilai harus diakui dalam kinerja dengan aset tersebut.

    Aset tetap, setelah pengakuan awal, dipertanggungjawabkan dengan menggunakan model

    biaya. Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan. Selanjutnya, pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya inspeksi itu diakui ke dalam jumlah tercatat (carrying amount) aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan.

    Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui

    dalam laporan laba rugi komprehensif pada saat terjadinya. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus selama taksiran umur manfaat

    aset tetap sebagai berikut: Tahun Bangunan 20 Peralatan penyiaran dan transmisi 8 Perabot dan perlengkapan kantor 4 Kendaraan 8

    Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada

    manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dimasukkan dalam laporan laba rugi komprehensif pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.

    Pada setiap akhir tahun buku, nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan di-review dan

    jika sesuai dengan keadaan, disesuaikan secara prospektif. Perusahaan melakukan penelaahan untuk menentukan adanya indikasi terjadinya penurunan

    nilai aset sesuai dengan PSAK No. 48 mengenai Penurunan Nilai Aset. Perusahaan diharuskan untuk menentukan taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (recoverable amount) atas nilai semua asetnya apabila terdapat situasi atau keadaan yang memberikan indikasi terjadinya penurunan nilai aset dan mengakuinya sebagai kerugian dalam laporan laba rugi komprehensif.

    j. Liabilitas Imbalan Kerja Karyawan Perusahaan mengakui liabilitas diestimasi atas imbalan kerja karyawan berdasarkan peraturan

    Perusahaan dan sesuai dengan Undang-undang No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003. Dalam PSAK ini, nilai kini kewajiban imbalan pasti, beban jasa kini dan beban jasa lalu ditentukan dengan menggunakan metode penilaian Projected Unit Credit.

  • PT ARTHA SECURITIES INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011) (Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

    14

    2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan)

    Keuntungan dan kerugian aktuarial diakui sebagai pendapatan atau beban jika akumulasi neto keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui pada saat akhir periode pelaporan sebelumnya melebihi 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti atau nilai wajar aset program pada tanggal aset tersebut. Keuntungan dan kerugian aktuarial yang melebihi 10% koridor diakui dengan metode garis lurus berdasarkan perkiraan rata-rata sisa masa kerja karyawan. Biaya jasa lalu yang timbul pada saat program imbalan pasti diperkenalkan pertama kali atau perubahan-perubahan dalam liabilitas imbalan kerja program yang sudah ada diamortisasi sampai imbalan tersebut telah menjadi hak karyawan.

    Efektif 1 Januari 2012, Perusahaan dan menerapkan PSAK 24 (revisi 2010), Imbalan Kerja,

    yang menggantikan PSAK No.24 (Revisi 2004), Imbalan Kerja. Kelompok usaha memilih 10% corridor method untuk mengakui keuntungan dan kerugian aktuaria. Adopsi PSAK revisi baru ini tidak berdampak signifikan terhadap laporan keuangan Perusahaan.

    k. Pengakuan Pendapatan dan Beban Perusahaan menerapkan PSAK No. 23 (Revisi 2010), Pendapatan. PSAK revisi ini

    mengidentifikasi terpenuhinya kriteria pengakuan pendapatan, sehingga pendapatan dapat diakui dan mengatur perlakuan akuntansi atas pendapatan yang timbul dari transaksi dan kejadian tertentu, serta memberikan panduan praktis dalam penerapan kriteria mengenai pengakuan pendapatan. Penerapan PSAK yang direvisi tersebut tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap laporan keuangan.

    Pendapatan dari jasa manajer dan penasihat investasi diakui pada saat jasa diberikan prorata

    sesuai dengan ketentuan dalam kontrak. Pendapatan bunga dari aset keuangan diakui apabila kemungkinan besar manfaat ekonomi akan mengalir ke Perusahaan dan jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal. Pendapatan bunga diakui atas dasar berlalunya waktu dengan mengacu pada pokok aset keuangan dan suku bunga yang berlaku. Beban diakui pada saat terjadinya (accrual basis).

    l. Perpajakan

    Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang

    dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak tahun mendatang yang timbul

    dari perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak. Aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dan rugi fiskal apabila terdapat kemungkinan besar bahwa jumlah laba kena pajak pada masa mendatang akan memadai untuk mengkompensasi perbedaan temporer dan rugi fiskal. Efek pajak tangguhan yang timbul dari akuisisi disajikan sebagai bagian dari akun Aset atau Liabilitas Pajak Tangguhan.

    Aset dan liabilitas pajak tangguhan disajikan di laporan posisi keuangan atas dasar saling hapus

    (offset), kecuali aset dan liabilitas pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda, sesuai penyajian aset dan liabilitas pajak kini masing-masing entitas tersebut.

    Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara

    substansial telah berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan. Perubahan nilai tercatat aset dan liabilitas pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.

  • PT ARTHA SECURITIES INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011) (Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

    15

    2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) Perubahan terhadap liabilitas perpajakan diakui pada saat diterimanya surat ketetapan pajak

    atau, jika Perusahaan mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut ditetapkan.

    m. Rekening Efek Rekening efek adalah rekening yang dimiliki oleh nasabah perusahaan efek dalam kaitannya

    dengan transaksi jual beli efek oleh nasabah. Rekening efek berisi catatan mengenai efek dan dana yang dititipkan nasabah kepada perusahaan efek. Rekening efek nasabah tidak memenuhi kriteria pengakuan aset keuangan oleh Perusahaan, sehingga tidak dapat dicatat dalam laporan posisi keuangan Perusahaan, namun dicatat secara off balance sheet pada Buku Pembantu Dana dan Buku Pembantu Efek.

    n. Provisi Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan menerapkan PSAK No. 57 (Revisi 2009), Provisi,

    Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi. PSAK revisi ini diterapkan secara prospektif dan menetapkan pengakuan dan pengukuran liabilitas diestimasi, liabilitas kontinjensi dan aset kontinjensi serta memastikan informasi memadai telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan untuk memungkinkan para pengguna memahami sifat, waktu dan jumlah yang terkait dengan informasi tersebut. Tidak terdapat dampak signifikan atas penerapan standar akuntansi yang direvisi tersebut terhadap laporan keuangan.

    Provisi diakui jika Perusahaan memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif) yang akibat peristiwa masa lalu besar kemungkinannya penyelesaian kewajiban tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi dan estimasi yang andal mengenai jumlah kewajiban tersebut dibuat.

    Provisi ditelaah pada setiap akhir periode pelaporan dan disesuaikan untuk mencerminkan

    estimasi kini terbaik. Jika tidak terdapat kemungkinan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi untuk menyelesaikan kewajiban tersebut, provisi dibatalkan.

    o. Penerapan standar akuntansi revisi lain dan interpretasi

    Selain standar akuntansi revisi yang disebutkan sebelumnya, Perusahaan juga mengadopsi

    standar akuntansi revisi pada tanggal 1 Januari 2012, yang dianggap relevan dengan laporan keuangan tetapi tidak memiliki dampak yang signifikan:

    i) PSAK No. 10 (Revisi 2009): Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing. ii) PSAK No. 16 (Revisi 2011): Aset Tetap. iii) PSAK No. 24 (Revisi 2010): Imbalan Kerja. iv) PSAK No. 46 (Revisi 2010): Pajak penghasilan. v) PSAK No. 50 (Revisi 2010): Instrumen Keuangan: Penyajian. vi) PSAK No. 55 (Revisi 2011): Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran. vii) PSAK No. 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan. viii) ISAK No. 25: Hak Atas Tanah.

  • PT ARTHA SECURITIES INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011) (Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

    16

    3. KAS DAN SETARA KAS Akun ini terdiri dari: 2012 2011

    Kas 15.000.000 15.000.000 Bank PT Bank CIMB Niaga Tbk. 42.954.785.244 35.105.932.294 PT Bank Central Asia Tbk. 3.708.054.991 6.868.342.855 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 1.294.793.652 541.330.126 PT Bank Kesawan Tbk. 11.018.076 11.258.076 PT Bank Artha Graha Internasional Tbk. 5.866.971 6.939.971

    Jumlah bank 47.974.518.934 42.533.803.322

    Deposito PT Bank CIMB Niaga Tbk 1.000.000.000 6.003.813.699

    Jumlah 48.989.518.934 48.552.617.021

    Deposito berjangka dalam mata uang Rupiah memperoleh bunga berkisar antara 5,25% - 6,75% pada tahun 2012 dan 2011.

    4. DEPOSITO BERJANGKA

    Akun ini merupakan deposito berjangka dalam mata uang Rupiah yang ditempatkan pada PT Bank CIMB Niaga Tbk, dan digunakan sebagai jaminan kepada PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) sehubungan dengan transaksi efek melalui KPEI.

    Tingkat suku bunga untuk deposito berjangka tersebut pada tahun 2012 dan 2011 berkisar antara

    6,00% - 7,25% per tahun. 5. PORTOFOLIO EFEK

    Akun ini terdiri dari: 2012 2011

    Biaya Perolehan 35.631.839.041 33.358.050.000 Keuntungan dari perubahan nilai wajar 4.211.160.959 42.979.650.000

    Nilai wajar berdasarkan harga pasar 39.843.000.000 76.337.700.000

    Saldo portofolio efek yang tersedia untuk dijual seluruhnya terdiri dari saham PT Trust Finance

    Indonesia Tbk (TRUS) sebanyak 46.630.000 lembar saham dan saham PT Bank Artha Graha Int. Tbk (INPC) sebanyak 144.700.000 lembar saham pada tahun 2012. Saldo Portofolio efek yang tersedia untuk dijual terdiri dari saham PT Trust Finance Indonesia Tbk. (TRUS) sebanyak 96.630.000 lembar saham pada tahun 2011.

    Nilai wajar saham TRUS dan INPC di atas ditentukan berdasarkan harga kuotasi penutupan pasar

    (closing price) pada hari terakhir perdagangan BEI.

  • PT ARTHA SECURITIES INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011) (Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

    17

    6. PIUTANG DAN UTANG LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMIN Akun ini terdiri dari : 2012 2011

    Piutang Lembaga Kliring dan Penjaminan 1.812.876.000 4.356.451.000 Utang Lembaga Kliring dan Penjaminan (416.089.500 ) (3.176.326.000 )

    Piutang Lembaga Kliring dan Penjaminan - Bersih 1.396.786.500 1.180.125.000

    Piutang (Utang) pada Lembaga Kliring dan Penjaminan merupakan tagihan atau kewajiban kepada

    pihak Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) sehubungan dengan penyelesaian transaksi perdagangan efek di bursa saham.

    7. PIUTANG DAN UTANG MARJIN Piutang Marjin Pihak Ketiga 2012 2011

    Saldo masing-masing di bawah 5% dari jumlah piutang marjin 316.474.060 1.755.737.067 Saldo masing-masing lebih atau sama dengan 5% dari jumlah piutang marjin 6.200.394.882 12.993.246.330

    Jumlah 6.516.868.942 14.748.983.397

    Perusahaan memberikan fasilitas pembiayaan transaksi marjin dengan jaminan nasabah. Jaminan piutang marjin di atas pada umumnya berupa saham yang dimiliki oleh nasabah yang bersangkutan. Berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan akun piutang masing-masing pada akhir tahun, manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa semua piutang dapat ditagih. Oleh sebab itu, Perusahaan tidak melakukan pencadangan piutang ragu-ragu.

    Utang Marjin Pihak Ketiga 2012 2011

    Saldo masing-masing di bawah 5% dari jumlah utang marjin 662.001.182 1.404.972.923 Saldo masing-masing lebih atau sama dengan 5% dari jumlah utang marjin 7.549.909.064 9.893.831.532

    Jumlah 8.211.910.246 11.298.804.455

  • PT ARTHA SECURITIES INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011) (Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

    18

    8. PIUTANG DAN UTANG NASABAH Piutang Nasabah Pihak Ketiga 2012 2011

    Saldo masing-masing di bawah 5% dari jumlah piutang nasabah 479.235.317 971.811.546 Saldo masing-masing lebih atau sama dengan 5% dari jumlah piutang nasabah 3.252.181.188 6.704.437.373

    Jumlah 3.731.416.505 7.676.248.919

    Berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan akun piutang masing-masing nasabah pada akhir

    tahun, manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa semua piutang dapat ditagih. Oleh sebab itu, Perusahaan tidak melakukan pencadangan piutang ragu-ragu.

    Utang Nasabah Pihak Ketiga 2012 2011

    Saldo masing-masing di bawah 5% dari jumlah utang nasabah 968.469.440 2.383.522.758 Saldo masing-masing lebih atau sama dengan 5% dari jumlah utang nasabah 4.203.427.943 7.454.651.053

    Jumlah 5.171.897.383 9.838.173.811

    9. PIUTANG PERUSAHAAN EFEK - BERSIH

    Pada Tanggal 31 Desember 2012, Akun ini merupakan transaksi efek melalui pasar negosiasi. Berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan akun piutang ini pada akhir tahun, manajemen

    Perusahaan berkeyakinan bahwa semua piutang dapat ditagih. Oleh sebab itu, Perusahaan tidak melakukan pencadangan piutang ragu-ragu.

    10. PENYERTAAN SAHAM

    Akun ini seluruhnya merupakan penyertaan sejumlah satu lembar saham pada BEI sebagai salah satu persyaratan bagi Perusahaan selaku anggota bursa. Saham tersebut tidak memiliki harga kuotasi di pasar aktif dan diperoleh melalui PT Arthavest Tbk, pada tahun 2006.

    Nilai yang tercatat adalah biaya perolehan berdasarkan hasil penilaian dari PT Saptasentra Jasa Pradana, penilai independen.

  • PT ARTHA SECURITIES INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011) (Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

    19

    11. UANG MUKA DAN BIAYA DIBAYAR DIMUKA Akun ini terdiri dari : 2012 2011

    Uang Muka : Uang Muka Pembelian - 27.860.000

    Biaya dibayar dimuka : Lain-lain 265.629.243 268.548.043 Asuransi 21.650.046 20.591.501 Sewa 11.307.449 14.558.812

    Jumlah 298.586.738 331.558.356

    12. ASET TETAP

    Mutasi aset tetap adalah sebagai berikut: 2012

    Penambahan/ Pengurangan/ Saldo Awal Reklasifikasi Reklasifikasi Saldo Akhir

    Nilai Tercatat Tanah 1.515.442.500 - - 1.515.442.500 Bangunan 7.826.371.161 - - 7.826.371.161 Peralatan dan perabot kantor 4.974.598.021 96.020.040 39.625.575 5.030.992.486 Kendaraan 3.423.795.000 147.900.000 53.900.000 3.517.795.000

    Jumlah 17.740.206.682 243.920.040 93.525.575 17.890.601.147

    Akumulasi Penyusutan

    Bangunan 2.021.812.552 391.318.558 - 2.413.131.110 Peralatan dan perabot kantor 3.916.126.596 526.361.726 35.497.912 4.406.990.410 Kendaraan 1.738.984.164 429.029.792 39.302.084 2.128.711.872

    Jumlah 7.676.923.312 1.346.710.076 74.799.996 8.948.833.392

    Nilai Buku 10.063.283.370 8.941.767.755

    2011

    Penambahan/ Pengurangan/ Saldo Awal Reklasifikasi Reklasifikasi Saldo Akhir

    Nilai Tercatat Tanah 1.515.442.500 - - 1.515.442.500 Bangunan 7.826.371.161 - - 7.826.371.161 Peralatan dan perabot kantor 4.949.193.711 382.240.150 356.835.840 4.974.598.021 Kendaraan 3.355.790.000 368.565.000 300.560.000 3.423.795.000

    Jumlah 17.646.797.372 750.805.150 657.395.840 17.740.206.682

  • PT ARTHA SECURITIES INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011) (Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

    20

    12. ASET TETAP (Lanjutan) 2011

    Penambahan/ Pengurangan/ Saldo Awal Reklasifikasi Reklasifikasi Saldo Akhir

    Akumulasi Penyusutan Bangunan 1.630.493.994 391.318.558 - 2.021.812.552 Peralatan dan perabot kantor 3.441.954.855 641.854.157 167.682.416 3.916.126.596 Kendaraan 1.496.146.663 453.069.375 210.231.874 1.738.984.164

    Jumlah 6.568.595.512 1.486.242.090 377.914.290 7.676.923.312

    Nilai Buku 11.078.201.860 10.063.283.370

    Beban penyusutan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011

    masing-masing adalah sebesar Rp 1.346.710.076 dan Rp 1.486.242.090 (lihat Catatan 18). 13. UTANG PAJAK

    Akun ini terdiri dari :

    2012 2011

    Pajak Penghasilan: Pasal 21 186.746.456 219.751.311 Pasal 23 434.000 378.940 Pasal 4 (2) - 899.998 Pajak Pertambahan Nilai 18.720.601 42.224.086

    Jumlah 205.901.057 263.254.335

    14. BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR Akun ini terdiri dari : 2012 2011

    Gaji dan kesejahteraan karyawan 127.791.087 133.398.509 Telepon, listrik dan air 35.380.795 35.027.852 Kustodian 6.992.388 7.500.676 Lain-lain 47.543.572 56.868.790

    Jumlah 217.707.842 232.795.827

  • PT ARTHA SECURITIES INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011) (Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

    21

    15. UTANG LAIN LAIN

    Akun ini terdiri dari : 2012 2011

    Utang kepada BEI atas : Pajak penjualan nasabah 106.341.614 213.537.365 Levy 71.643.536 126.916.090 Lain-lain 25.528.170 33.149.421

    Jumlah 203.513.320 373.602.876

    16. MODAL SAHAM

    Rincian pemegang saham Perusahaan dan persentase kepemilikannya pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:

    2012

    Jumlah Saham Persentase Ditempatkan Kepemilikan Jumlah Pemegang Saham dan Disetor Penuh (%) Modal

    PT Artha Perdana Investama 95.988.900 99,99 95.988.900.000 Jake Pison Hawila 11.100 0,01 11.100.000 Jumlah 96.000.000 100,00 96.000.000.000

    2011

    Jumlah Saham Ditempatkan Persentase Jumlah Pemegang Saham dan Disetor Penuh Kepemilikan Modal

    PT Artha Perdana Investama 95.988.900 99,99 95.988.900.000 PT Arthavest Tbk. 11.100 0,01 11.100.000 Jumlah 96.000.000 100,00 96.000.000.000 Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Luar Biasa No. 73 tanggal

    21 September 2012 oleh Notaris Desman, S.H., M.Hum., M.M., para pemegang saham menyetujui pengalihan 11.100 lembar saham milik PT Arthavest Tbk. kepada Tuan Jake Pison Hawila.

    Perubahan tersebut telah diterima dan dicatat dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum

    Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Pemberitahuan No. AHU-AH.01.10-36258 tanggal 05 Oktober 2012.

  • PT ARTHA SECURITIES INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011) (Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

    22

    17. PENDAPATAN OPERASI Akun ini terdiri dari: 2012 2011

    Komisi perantara perdagangan efek 5.793.758.860 8.951.852.072 Keuntungan dari perdagangan efek 2.669.642.541 - Pendapatan bunga 1.495.108.629 2.527.860.076 Lain-lain 34.360.000 450.000

    Jumlah 9.992.870.030 11.480.162.148

    18. BEBAN OPERASI Akun ini terdiri dari: 2012 2011

    Rincian beban operasi adalah sebagai berikut: Gaji dan kesejahteraan karyawan 9.731.076.193 10.608.133.509 Penyusutan (lihat Catatan 12) 1.346.710.076 1.486.242.090 Komunikasi 690.317.488 712.379.991 Alat tulis kantor dan cetakan 558.042.685 504.269.762 Transaksi efek 449.862.999 483.270.000 Penyisihan imbalan pasca masa kerja (lihat Catatan 19) 383.149.084 670.480.202 Listrik dan air 329.517.804 339.700.506 Jamuan dan sumbangan 233.250.199 440.375.304 Sewa 203.517.995 195.519.600

    Pemeliharaan dan perbaikan 202.786.934 337.918.657 Jaminan hari tua 201.082.420 200.137.195 Transportasi 149.708.499 151.714.103 Kustodian 81.908.869 73.063.714 Asuransi 40.802.456 46.162.464 Iklan dan Promosi 36.053.313 19.147.541 Tenaga ahli 33.500.000 101.500.000 Pengurusan surat dan perizinan 29.389.000 73.277.842 Pajak bumi dan bangunan 17.446.080 17.446.080 Seminar dan pendidikan karyawan - 8.500.000 Lain-lain 43.003.384 -

    Jumlah 14.761.125.478 16.469.238.560

  • PT ARTHA SECURITIES INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011) (Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

    23

    19. PENYISIHAN IMBALAN PASCA MASA KERJA Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Perusahaan mencatat estimasi liabilitas imbalan pasca

    masa kerja berdasarkan perhitungan aktuaris independen yang dilakukan oleh PT Bumi Dharma Aktuaria yang dalam laporannya masing-masing tanggal 7 Februari 2013 dan 16 Februari 2012 menggunakan metode Projected Unit Credit dan asumsi-asumsi sebagai berikut:

    Tingkat diskonto per tahun : 6% Tingkat kenaikan gaji tahunan : 8% Tingkat mortalitas : Tabel mortalita TM-II 1999 Usia pensiun : 55 tahun Liabilitas imbalan pasca masa kerja adalah sebagai berikut: 2012 2011

    Nilai kini liabilitas imbalan pasca masa kerja 3.939.590.874 3.279.726.880 Kerugian aktuarial yang belum diakui (892.189.590 ) (615.474.680 )

    Nilai bersih liabilitas dalam posisi keuangan 3.047.401.284 2.664.252.200

    Mutasi liabilitas imbalan pasca masa kerja adalah sebagai berikut:

    2012 2011

    Saldo awal tahun 2.664.252.200 2.003.821.998 Penambahan tahun berjalan 383.149.084 670.480.202 Beban pesangon yang dibayarkan - (10.050.000 )

    Saldo akhir tahun 3.047.401.284 2.664.252.200

    Beban penyisihan imbalan pasca masa kerja adalah sebagai berikut: 2012 2011

    Biaya jasa kini 624.654.706 696.473.637 Biaya bunga 193.739.585 257.380.895 Keuntungan aktuarial yang diakui (435.245.207 ) (283.374.330 )

    Jumlah beban penyisihan imbalan pasca masa kerja 383.149.084 670.480.202

  • PT ARTHA SECURITIES INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011) (Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

    24

    20. PERPAJAKAN

    Rekonsiliasi antara Rugi komersial sebelum manfaat pajak tangguhan sesuai laporan laba rugi komprehensif dengan taksiran rugi fiskal untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:

    2012 2011

    Rugi sebelum manfaat pajak tangguhan menurut laporan laba rugi komprehensif (3.054.903.086 ) (2.933.141.009 )

    Beda temporer: Beban diestimasi atas imbalan kerja karyawan 383.149.084 670.480.202

    Penyusutan aset tetap 285.112.681 57.301.627 Pesangon yang dibayarkan - (10.050.000 )

    Beda tetap: Jamuan dan sumbangan 233.250.199 440.375.304 Laba penjualan efek yang telah direalisasi (2.669.642.541 ) - Penghasilan bunga yang telah dikenakan pajak final (1.563.159.949 ) (1.878.697.024 )

    Taksiran rugi fiskal tahun berjalan (6.386.193.612 ) (3.653.730.900 ) Akumulasi rugi fiskal awal tahun (5.444.392.052 ) (1.790.661.152 )

    Akumulasi rugi fiskal akhir tahun (11.830.585.664 ) (5.444.392.052 )

    Perhitungan manfaat pajak tangguhan adalah sebagai berikut: 2012 2011

    Pajak tangguhan (Pengaruh beda temporer pada tarif maksimum 25% pada tahun 2012 dan 2011) Rugi fiskal 1.596.548.409 913.432.719 Penyisihan imbalan pasca masa kerja 95.787.271 165.107.550 Aset tetap 71.278.170 14.325.413

    Jumlah manfaat pajak - bersih 1.763.613.850 1.092.865.682

    Aset pajak tangguhan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:

    2012 2011

    Rugi fiskal 2.957.646.416 1.361.098.007 Penyisihan imbalan pasca masa kerja 761.850.321 666.063.050 Aset tetap (201.470.993 ) (272.749.163 )

    Jumlah aset pajak tangguhan 3.518.025.744 1.754.411.894

  • PT ARTHA SECURITIES INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011) (Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

    25

    20. PERPAJAKAN (Lanjutan) Pada bulan September 2008, Undang-undang No. 7 Tahun 1983 mengenai Pajak Penghasilan

    diubah untuk keempat kalinya dengan Undang-undang No. 36 Tahun 2008. Perubahan tersebut mencakup perubahan tarif pajak penghasilan badan dari sebelumnya menggunakan tarif pajak bertingkat menjadi tarif tunggal yaitu 28% untuk tahun fiskal 2009 dan 25% untuk tahun fiskal 2010 dan seterusnya.

    Perusahaan menyerahkan SPT Tahunan berdasarkan perhitungan sendiri (self-assessment).

    Berdasarkan perubahan terakhir atas Undang-undang Ketentuan Umum Perpajakan pada tahun 2007, Otoritas Pajak dapat menetapkan atau mengubah besarnya liabilitas pajak dalam waktu lima tahun sejak tanggal terutangnya pajak. Peraturan peralihan atas Undang-undang tersebut menyatakan bahwa liabilitas pajak untuk tahun fiskal 2007 dan sebelumnya dapat ditetapkan oleh Otoritas Pajak paling lambat pada akhir tahun 2013. Ketentuan baru yang diberlakukan terhadap tahun pajak 2008 dan tahun-tahun selanjutnya menentukan bahwa Direktorat Jenderal Pajak dapat menetapkan atau mengubah liabilitas pajak tersebut dalam batas waktu lima tahun sejak saat terutangnya pajak.

    21. REKENING EFEK Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Perusahaan melakukan jasa perantara perdagangan

    efek dan dana nasabah dalam rekening efek masing-masing sebesar Rp 1.614.408.899.370 dan Rp 1.551.604.214.941. Jumlah ini dan liabilitas kepada Nasabah yang terkait, tidak diakui dalam laporan posisi keuangan Perusahaan.

    22. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN a. Manajemen Modal

    Perusahaan mengelola modal ditujukan untuk memastikan kemampuan Perusahaan melanjutkan usaha secara berkelanjutan dan memaksimumkan imbal hasil kepada pemegang saham melalui optimalisasi saldo utang dan ekuitas. Untuk memelihara atau mencapai struktur modal yang optimal, Perusahaan dapat menyesuaikan jumlah pembayaran dividen, pengurangan modal, penerbitan saham baru atau membeli kembali saham beredar, mendapatkan pinjaman baru atau menjual aset untuk mengurangi pinjaman.

    Perusahaan juga diwajibkan untuk memelihara persyaratan minimum modal kerja bersih seperti

    yang disebutkan dalam peraturan BAPEPAM-LK No.V.D.5 dan peraturan BAPEPAM-LK No.X.E.1, yang antara lain, menentukan Modal Kerja Bersih Disesuaikan untuk perusahaan efek yang beroperasi sebagai perantara perdagangan efek, manajer investasi dan penjamin emisi sebesar Rp 25,2 miliar. Jika hal ini tidak dipantau dan disesuaikan, tingkat modal kerja sesuai peraturan dapat berada di bawah jumlah minimum yang ditetapkan oleh regulator, yang dapat mengakibatkan berbagai sanksi mulai dari denda sampai dengan penghentian sebagian atau seluruh kegiatan usaha. Untuk mengatasi risiko ini, Perusahaan terus mengevaluasi tingkat kebutuhan modal kerja berdasarkan peraturan dan memantau perkembangan peraturan tentang modal kerja bersih yang disyaratkan dan mempersiapkan peningkatan batas minimum yang diperlukan sesuai peraturan yang mungkin terjadi dari waktu ke waktu di masa datang.

    Perusahaan telah memenuhi persyaratan Modal Kerja Bersih Disesuaikan pada tanggal

    31 Desember 2012. Perusahaan juga diwajibkan untuk mempunyai modal disetor di atas ketentuan yang ditetapkan

    oleh Keputusan Menteri Keuangan No.179/KMK.010/2003 tentang kepemilikan saham dan permodalan perusahaan efek.

    Pada tanggal 31 Desember 2012, Perusahaan telah memenuhi persyaratan tersebut.

  • PT ARTHA SECURITIES INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011) (Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

    26

    22. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)

    b. Manajemen Risiko Perusahaan telah mendokumentasikan kebijakan manajemen risiko keuangannya. Kebijakan

    yang ditetapkan merupakan strategi bisnis secara menyeluruh dan filosofi manajemen risiko. Keseluruhan strategi manajemen risiko Perusahaan ditujukan untuk meminimalkan pengaruh ketidakpastian yang dihadapi dalam pasar terhadap kinerja keuangan Perusahaan. Dewan Direksi menentukan kebijakan tertulis manajemen risiko keuangan secara keseluruhan melalui masukan laporan komite-komite risiko yang dibentuk dalam divisi-divisi terkait.

    Perusahaan beroperasi di dalam negeri dan menghadapi berbagai risiko keuangan, termasuk

    likuiditas, harga pasar, kredit, dan suku bunga. Dana Perusahaan dan eksposur suku bunga dikelola oleh fungsi keuangan Perusahaan sesuai dengan kerangka kebijakan yang disetujui oleh komite. Kerangka tersebut memaparkan risiko pada Perusahaan dan langkah-langkah yang

    akan diambil untuk mengelola risiko. Komite risiko Perusahaan menetapkan dan memantau kebijakan ini.

    Risiko Harga Pasar

    Eksposur Perusahaan terhadap risiko harga pasar terutama muncul dari counterparty yang

    gagal memenuhi kewajibannya atau melalui kesalahan perdagangan dan kesalahan lainnya. Perusahaan juga menghadapi risiko harga pasar terkait investasi tersedia untuk dijual. Untuk mengelola risiko harga yang timbul dari investasi ini, Perusahaan mendiversifikasi portofolionya. Diversifikasi portofolio dilakukan berdasarkan batasan yang ditentukan komite.

    Risiko Suku Bunga

    Risiko suku bunga arus kas adalah risiko arus kas di masa datang atas instrumen keuangan

    akan berfluktuasi karena perubahan suku bunga pasar. Nilai wajar risiko suku bunga adalah risiko nilai wajar instrumen keuangan akan berfluktuasi karena perubahan suku bunga pasar.

    Perusahaan dihadapkan pada berbagai risiko terkait dengan fluktuasi suku bunga pasar. Aset

    dan liabilitas keuangan yang berpotensi terpengaruh risiko suku bunga terutama terdiri dari deposito berjangka, piutang dan utang marjin, perdagangan utang jatuh tempo dan pinjaman dari lembaga keuangan. Perusahaan memonitor perubahan suku bunga pasar untuk memastikan suku bunga Perusahaan sesuai dengan pasar. Perusahaan belum melakukan lindung nilai yang efektif untuk pinjaman yang suku bunganya mengambang.

    Risiko Kredit

    Risiko kredit timbul dari risiko kegagalan dari counterparty atas liabilitas kontraktual yang

    mengakibatkan kerugian keuangan kepada Perusahaan. Perusahaan tidak memiliki risiko konsentrasi kredit yang signifikan. Perusahaan memiliki kebijakan untuk memastikan bahwa perdagangan dengan nasabah yang mempunyai catatan kredit yang baik. Divisi kredit menetapkan batas kredit dan tingkat jaminan untuk klien.

    Eksposur risiko kredit Perusahaan berkaitan dengan kegiatan broker saham terasosiasi pada

    posisi kontraktual nasabah yang muncul pada saat perdagangan. Dengan demikian, Perusahaan memerlukan jaminan untuk mengurangi risiko tersebut. Jenis instrumen diterima Perusahaan atas jaminan tersebut dapat berupa kas dan efek yang tercatat di bursa.

    Klasifikasi utama aset keuangan Perusahaan adalah kas dan setara kas, deposito berjangka,

    piutang Lembaga Kliring dan Penjaminan, piutang perusahaan efek, piutang nasabah dan piutang lain-lain. Perusahaan menempatkan dana di lembaga keuangan yang bereputasi.

  • PT ARTHA SECURITIES INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011) (Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

    27

    22. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)

    Tabel berikut menunjukkan maksimum eksposur risiko kredit untuk komponen laporan posisi keuangan.

    Eksposur Eksposur Maksimum Kotor Maksimum Bersih

    2012 2011 2012 2011

    Diperdagangkan: Portofolio efek 39.843.000.000 76.337.700.000 39.843.000.000 76.337.700.000

    Pinjaman yang diberikan

    dan piutang: Kas dan setara kas 48.989.518.934 48.552.617.021 48.989.518.934 48.552.617.021 Deposito berjangka 501.139.247 478.319.670 501.139.247 478.319.670 Piutang lembaga kliring dan penjaminan 1.812.876.000 4.356.451.000 1.812.876.000 4.356.451.000 Piutang marjin pihak ketiga 6.516.868.942 14.748.983.397 6.516.868.942 14.748.983.397 Piutang nasabah pihak ketiga 3.731.416.505 7.676.248.919 3.731.416.505 7.676.248.919 Piutang perusahaan efek bersih 593.000.000 - 593.000.000 - Piutang lain-lain 25.610.213 33.550.000 25.610.213 33.550.000

    Jumlah 102.013.429.841 152.183.870.007 102.013.429.841 152.183.870.007

    (1) Aset keuangan kotor, sebelum memperhitungkan jaminan yang dimiliki, credit enhancement

    lainnya atau pengaturan saling hapus. (2) Aset keuangan kotor, setelah memperhitungkan jaminan yang dimiliki, credit enhancement

    lainnya atau pengaturan saling hapus Risiko Likuiditas

    Manajemen telah membentuk kerangka kerja manajemen risiko likuiditas untuk pengelolaan

    dana jangka pendek, menengah dan jangka panjang dan persyaratan manajemen likuiditas. Perusahaan mengelola risiko likuiditas dengan mempertahankan cadangan yang memadai, fasilitas perbankan dan fasilitas pinjaman, dengan terus memantau rencana dan realisasi arus kas dengan cara pencocokan profil jatuh tempo aset keuangan dan liabilitas keuangan.

    Ikhtisar selisih likuiditas (liquidation gap) antara aset dan liabilitas keuangan Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 berdasarkan arus kas pembayaran kontraktual yang tidak didiskontokan adalah sebagai berikut:

    2012

    Kurang dari 1 Bulan - Lebih dari 1 Bulan 1 Tahun 1 Tahun Jumlah

    Liabilitas Keuangan Utang lembaga kliring dan penjaminan 416.089.500 - - 416.089.500 Utang marjin pihak ketiga 8.211.910.246 - - 8.211.910.246 Utang nasabah pihak ketiga 5.171.897.383 - - 5.171.897.383 Utang perusahaan efek bersih 560.000.000 - - 560.000.000 Biaya masih harus dibayar 217.707.842 - - 217.707.842 Utang lain-lain 203.513.320 - - 203.513.320

    Jumlah 14.781.118.291 - - 14.781.118.291

  • PT ARTHA SECURITIES INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011) (Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

    28

    22. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) 2011

    Kurang dari 1 Bulan - Lebih dari 1 Bulan 1 Tahun 1 Tahun Jumlah

    Liabilitas Keuangan Utang lembaga kliring dan penjaminan 3.176.326.000 - - 3.176.326.000 Utang marjin pihak ketiga 11.298.804.455 - - 11.298.804.455 Utang nasabah pihak ketiga 9.838.173.811 - - 9.838.173.811 Utang lain-lain 373.602.876 - - 373.602.876 Biaya masih harus dibayar 232.795.827 - - 232.795.827

    Jumlah 24.919.702.969 - - 24.919.702.969

    c. Nilai Wajar Instrumen Keuangan

    Nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian dan asumsi sebagai berikut:

    i. Nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan syarat dan kondisi standar dan diperdagangkan di pasar aktif ditentukan dengan mengacu pada harga kuotasi pasar. Untuk aset keuangan, nilai wajar yang digunakan adalah harga penawaran, sedangkan untuk liabilitas keuangan digunakan harga permintaan.

    ii. Nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan lainnya ditentukan sesuai dengan model penentuan harga yang berlaku umum berdasarkan analisis arus kas yang didiskontokan dengan menggunakan harga transaksi pasar kini yang diobservasi dan kuotasi dealer untuk instrumen serupa.

    23. INSTRUMEN KEUANGAN

    Tabel berikut menunjukkan aset keuangan dan liabilitas keuangan pada 31 Desember 2012 dan

    2011: 2012

    Nilai Tercatat Nilai Wajar

    Aset Keuangan Kas dan setara kas 48.989.518.934 48.989.518.934 Deposito Berjangka 501.139.247 501.139.247 Portofolio efek 39.843.000.000 39.843.000.000 Piutang lembaga kliring dan penjaminan 1.812.876.000 1.812.876.000 Piutang marjin pihak ketiga 6.516.868.942 6.516.868.942 Piutang nasabah pihak ketiga 3.731.416.505 3.731.416.505 Piutang perusahaan efek bersih 593.000.000 593.000.000 Piutang lain-lain 25.610.213 25.610.213

    Jumlah 102.013.429.841 102.013.429.841

  • PT ARTHA SECURITIES INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011) (Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

    29

    23. INSTRUMEN KEUANGAN (Lanjutan) 2012

    Nilai Tercatat Nilai Wajar

    Liabilitas Keuangan Utang lembaga kliring dan penjaminan 416.089.500 416.089.500 Utang marjin pihak ketiga 8.211.910.246 8.211.910.246 Utang nasabah pihak ketiga 5.171.897.383 5.171.897.383 Utang perusahaan efek bersih 560.000.000 560.000.000 Biaya masih harus dibayar 217.707.842 217.707.842 Utang lain-lain 203.513.320 203.513.320

    Jumlah 14.781.118.291 14.781.118.291

    2011

    Nilai Tercatat Nilai Wajar

    Aset Keuangan Kas dan setara kas 48.552.617.021 48.552.617.021 Deposito Berjangka 478.319.670 478.319.670 Portofolio efek 76.337.700.000 76.337.700.000 Piutang lembaga kliring dan penjaminan 4.356.451.000 4.356.451.000 Piutang marjin pihak ketiga 14.748.983.397 14.748.983.397 Piutang nasabah pihak ketiga 7.676.248.919 7.676.248.919 Piutang lain-lain 33.550.000 33.550.000

    Jumlah 152.183.870.007 152.183.870.007

    Liabilitas Keuangan Utang lembaga kliring dan penjaminan 3.176.326.000 3.176.326.000 Utang marjin pihak ketiga 11.298.804.455 11.298.804.455 Utang nasabah pihak ketiga 9.838.173.811 9.838.173.811 Biaya masih harus dibayar 232.795.827 232.795.827 Utang lain-lain 373.602.876 373.602.876

    Jumlah 24.919.702.969 24.919.702.969

    24. MODAL KERJA BERSIH DISESUAIKAN

    Sesuai dengan Peraturan BAPEPAM-LK Perusahan efek yang menjalankan kegiatan sebagai perantara pedagang efek yang mengadministrasikan rekening efek nasabah, diwajibkan memiliki MKBD minimal sebesar Rp 25.000.000.000 (dua puluh lima miliar rupiah) atau 6,25% dari total liabilitas tanpa utang sub-ordinasi dan utang dalam rangka penawaran umum/penawaran terbatas ditambah ranking liabilities, mana yang lebih tinggi, sesuai dengan Peraturan BAPEPAM-LK No. V.D. 5 yang tertuang dalam Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM-LK No. KEP- 566/BL/2011. Jika hal ini tidak dipenuhi maka dapat mengakibatkan berbagai sanksi bagi Perusahaan seperti denda hingga penghentian sebagian atau seluruh kegiatan usaha.

  • PT ARTHA SECURITIES INDONESIA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012 (Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2011) (Angka dalam tabel disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

    30

    24. MODAL KERJA BERSIH DISESUAIKAN (Lanjutan) Pada tanggal 31 Desember 2012, Perusahaan melaporkan MKBD sebesar Rp 59.266.522.355.

    Jumlah tersebut melebihi MKBD yang disyaratkan sebesar Rp 34.266.522.355. 25. STANDAR AKUNTANSI BARU Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan yang telah dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi

    Keuangan (DSAK) tetapi belum efektif pada tahun 2012 adalah sebagai berikut: - PSAK No. 38 (Revisi 2012): Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali - Penarikan standar akuntansi PSAK No. 51 Akuntansi Kuasi Reorganisasi Perusahaan sedang mengevaluasi dampak dari standar akuntansi tersebut dan belum menentukan

    dampaknya terhadap laporan keuangan. 26. KONDISI PEREKONOMIAN Laporan keuangan disusun dengan anggapan Perusahaan akan melanjutkan usahanya sebagai

    entitas yang berkemampuan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Perusahaan telah mengalami kerugian yang berulangkali dan mengalami saldo defisit yang signifikan selama tahun 2012 dan 2011.

    Untuk menghadapi kondisi ekonomi tersebut, Perusahaan akan secara berkesinambungan

    melakukan penghematan biaya, mencari peluang pasar yang baru serta melakukan promosi yang efektif dan efisien untuk meningkatkan penjualan.

    Kemudian pada tahun mendatang Perusahaan akan meningkatkan cakupan pasar dengan menambah sumber daya di bidang penjualan, serta terus meningkatkan dan mengembangkan kompetensi dan kualitas karyawan melalui program pengembangan sehingga karyawan bisa berkinerja dengan baik.

    27. PENYELESAIAN LAPORAN KEUANGAN

    Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan yang telah diselesaikan pada tanggal 25 Maret 2013.