ANALISIS INFORMASI KEUANGAN PT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRI Tbk. KELOMPOK 5: Yunita Tri Andra Yani (13061/2009) Rezya Friska Amanda (98615/2009) Noormaliya (98662/2009) PROGRAM STUDI AKUNTANSI
Jun 23, 2015
ANALISIS INFORMASI KEUANGAN
PT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRI Tbk.
KELOMPOK 5:
Yunita Tri Andra Yani (13061/2009)
Rezya Friska Amanda (98615/2009)
Noormaliya (98662/2009)
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2014
PT ARGA KARYA PRIMA INDUSTRI Tbk
A. PROFIL PERUSAHAAN
PT Argha Karya Prima Industry Tbk, atau lebih dikenal dengan Argha, didirikan
sejak 1980 dan merupakan salah satu pelopor industri kemasan fleksibel di Indonesia.
Argha mulai beroperasi secara komersial sekitar tahun 1982 dengan lokasi pabrik utama
yang terletak di kawasan Citeureup, Jawa Barat.
Produk andalan yang dihasilkan Argha adalah kemasan fleksibel yang terdiri dari
jenis Biaxially Oriented Polypropylene (BOPP) dan Biaxially Oriented Polyethylene
Terepthalate (BOPET) atau Polyester, masing-masing dipasarkan dengan merek dagang
ARLENE dan ARETA. Produk-produk tersebut telah memenuhi beberapa standar
sertifikasi internasional, diantaranya ISO 9001: 2008 dan Food and Drug Administration
(FDA). Dengan pengalaman dan inovasi selama lebih dari tiga dekade, produk-produk
Argha telah dikenal luas secara global, baik pada sektor konsumtif dan industri seperti
untuk kemasan makanan, rokok, laminasi kertas, pita perekat, pembungkus umum dan
sebagainya.
Dalam perkembangan selanjutnya, guna memperkokoh eksistensi Perseroan di
pasar internasional, khususnya mendukung penjualan ekspor untuk kawasan Hong Kong
dan Cina, maka pada 1991, Argha mendirikan anak perusahaan, International Resources
(H.K.) Ltd., yang berlokasi di Hong Kong. Selanjutnya, pada tahun 1993, Argha
memperluas basis produksi film jenis BOPP di kawasan Asia Tenggara dengan
mendirikan anak perusahaan di Malaysia, yaitu Stenta Films (M) Sdn. Bhd.
Saat ini, Argha dan anak perusahaannya memiliki kapasitas produksi terpasang
gabungan yang mencapai hampir 100.000 ton per tahun. Dengan skala produksi dan
pengalaman yang dimiliki, maka Argha tergolong sebagai salah satu industri kemasan
fleksibel yang terkemuka di kawasan Asia Tenggara. Argha telah mencatatkan sahamnya
di Bursa Efek Indonesia (d/h Bursa Efek Jakarta) sejak 1992.
B. LAPORAN KEUANGAN
PT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRI Tbk
NERACA
Keterangan 2009 2010 2011 2012ASET LANCAR
Kas dan setara kas 254,454,361
68,906,085
96,625,992
53,591,676
Kas dan setara kas yg dibatasi pgunaannya 41,513,749
17,982,000
30,829,145
54,919,510
Investasi jangka pendek -
-
99,817
1,183,755
Piutang usaha
Pihak berelasi 146,377
159,466
51,039
137,765
Pihak ketiga 206,219,827
165,770,749
255,465,830
297,841,870
Piutang lain-lain 4,417,531
128,405
356,550
464,988
Persediaan 213,154,192
211,118,731
213,500,186
286,220,941
Biaya dibayar dimuka 3,502,277
1,033,342
1,531,447
4,143,156
Uang muka 54,679,239
13,105,846
14,007,661
22,666,258
Pajak dan bea masuk dibyr dimuka 267,711
19,173,943
61,443,102
70,927,804
TOTAL ASET LANCAR 778,355,264
497,378,567
673,910,769
792,097,723
ASET TIDAK LANCAR
Investasi pada entitas asosiasi -
95,067,521
98,748,938
111,470,090
Uang muka -
-
4,126,805
-
Aset tetap 756,088,522
725,051,343
776,845,718
808,100,700
Goodwill-bersih 34,324,272
-
-
-
Biaya ditangguhkan-bersih 17,585,274
-
-
-
Uang jaminan 3,641,141
2,919,763
2,968,625
3,165,917
TOTAL ASET TIDAK LANCAR 811,639,209
823,038,627
882,690,086
922,736,707
TOTAL ASET 1,589,994,473 1,320,417,194 1,556,600,855 1,714,834,430
LIABILITAS Liabilitas Jangka Pendek
Pinjaman bank jangka pendek 54,233,152 90,419,797
161,025,162
258,211,257
Utang usaha
Pihak ketiga 89,125,351 101,222,017
237,582,006
250,649,982
Pihak berelasi 46,284,381 472,925
278,459
114,328
Utang lain-lain 7,182,236 7,035,443
5,067,504
2,839,866
Utang pajak 14,847,786 2,133,664
2,629,499
1,053,177
Biaya masih harus dibayar 34,660,665 -
-
-
Beban akrual - 8,072,475
10,955,665
12,131,089
Bagian pinjaman jk. pjg jth tempo 1 th 224,747,264 70,797,430
65,628,450
38,999,215
Kewajiban jangka panjang lainnya 140,813 -
-
-
Total Liabilitas Jk. Pendek 471,221,648 280,153,751
483,167,190
563,998,914
Liabilitas Jangka Panjang
Pinjaman jangka panjang 168,651,485 271,497,698
236,737,548
215,175,413
Kewajiban jangka panjang lainnya 1,314,259 -
-
-
Liabilitas imbalan kerja jk. Panjang 19,221,525 17,959,494
18,868,884
18,690,899
Liabilitas pajak tangguhan 102,310,462 48,741,241
53,270,716
73,702,488
Total Liabilitas jk. Panjang 291,497,731 338,198,433
308,877,148
307,568,800
TOTAL LIABILITAS 762,719,379 618,352,184
792,044,338
871,567,714
Hak minoritas atas aktiva bersih anak pershn 55,688,401 -
-
-
EKUITAS Ekuitas yg dpt diatribusikan kpd pemilik Modal saham Modal dasar
Modal ditempatkan & disetor penuh 340,000,000 340,000,000
340,000,000
340,000,000
Tambahan modal disetor 303,829,224 303,829,224
303,829,224
303,829,224
Modal saham diperoleh kembali - (79,566,944)
(79,566,944)
(79,566,944)
Selisih kurs krn penjabaran LK 33,608,319
19,994,119 25,701,605 73,296,991 Saldo laba :
Telah ditent. Penggunaanya 2,500,000 5,000,000
7,500,000
10,000,000
Belun ditent. Penggunaanya 91,649,150 112,808,611
167,097,831
195,733,509
Ekuitas yg dpt diatribusikan kpd :
Pemilik entitas induk - 702,065,010
764,561,716
843,292,780
Kepentingan non-pengendali - -
(5,199)
(26,064)
Total ekuitas 771586693 702,065,010
764,556,517
843,266,716
TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 1589994473 1,320,417,194
1,556,600,855
1,714,834,430
PT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRI Tbk.
LAPORAN L/R
KET 2009 2010 2011 2012
PENJUALAN NETO 1,060,664,845 1,099,386,282 1,505,559,487
1,509,185,293
BEBAN POKOK PENJUALAN 789,255,554 891,081,736 1,295,080,399
1,317,817,094
LABA KOTOR 271,409,291 208,304,546 210,479,088
191,368,199
Beban umum dan administrasi (53,445,658)
(63,372,325)
(50,509,569)
(53,516,031)
Beban Penjualan (50,615,769)
(48,605,221)
(59,938,370)
(56,407,020)
Laba pelepasan aset tetap-neto 549,877
971,392
436,681
967,043
Rugi selisih kurs-neto (6,209,160)
(1,223,744)
(848,451)
2,573,228
Pendapatan (beban) lain-lain-neto (3,420,485)
(814,652)
560,663
375,186
Beban lain-lain -
-
-
(69,700)
LABA USAHA 158,268,096 95,259,996 100,180,042
85,290,905
Bagian laba neto entitas asosiasi-setelah dikurangi dg amortisasi goodwill
8,524,013
9,063,769
5,535,270
Pendapatan bunga 8144860 2,072,528
1,631,765
2,366,196
Beban bunga (30,763,268)
(16,041,501)
(32,296,987)
(35,154,271)
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 135,649,688 89,815,036 78,578,589 58,038,100 MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN
Kini (35,745,737)
(29,917,915)
-
Tangguhan (1,411,470)
2,531,574
-
Beban Pajak Penghasilan - Neto (37,157,207)
(27,386,341)
(21,794,218)
(26,922,345)
LABA TAHUN BERJALAN 98,492,481 62,428,695 56,784,371
31,115,755
LABA TAHUN BERJALAN YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KPD:
Pemilik entitas induk 98,492,481
62,233,042
56,789,220
31,135,678
Kepentingan non-pengendali (9,737,180)
195,653
(4,849)
(19,923)
Total 88,755,301 62,428,695 56,784,371
31,115,755
LABA PER SAHAM DASAR YG DPAT DIATRIBUSIKAN
KEPADA PEMILIK ENTITAS INDUK
(angka penuh) 131 98
93
51
LABA TAHUN BERJALAN 98,492,481 62,428,695 56,784,371
31,115,755
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN-SETELAH PAJAK
5,707,136
47,594,444
Selisih kurs karena penjabaran LK 5,571,304
-
PENDAPATAN KOMPREHENSIF NETO 67,999,999 62,491,507
78,710,199
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN-SETELAH DIKURANGI
PAJAK YG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA:
Pemilik entitas induk 4,813,704
5,707,486
47,595,386
Kepentingan non-pengendali 757,600
(350)
(942)
Total 5,571,304 5,707,136
47,594,444
PENDAPATAN KOMPREHENSIF NETO YANG
DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA
Pemilik entitas induk 67,046,746
62,496,706
78,731,064
Kepentingan non-pengendali 953,253
(5,199)
(20,865)
Total 67,999,999
62,491,507 78,710,199
ANALISIS RASIO
Analisis Kredit
Keterangan 2010 2011 2012
a. Liquidity
Current Ratio 1.78 1.39 1.4
Quick Ratio 1.02 0.95 0.9
cash ratio 0.25 0.2 0.1
Collection Periode 59 50.44 66.11
Days to Sale Inventory 83.99 59.02 68.26
b.Capital Structure and Solvency
Total dept equity 1.82 2.33 2.56
long term dept equity 0.99 0.91 0.9
Times interest earned 6.6 3.43 2.65
Long term dept to total aset 0.26 0.2 0.18
Debt ratio 0.47 0.51 0.51
Analisis Profitabilitas
Keterangan 2009 2010 2011 2012
Tingkat Kembalian Investasi
ROI/ROA (Laba bersih/Total Aset)*100% 6.20% 4.73% 3.65% 1.81%
ROE (Laba bersih/Total Ekuitas)*100% 11.85% 8.89% 7.43% 3.69%
KINERJA OPERASI
Perspektif Laba
Gross Profit Margin (Laba kotor/Penjualan)*100% 25.59% 18.95% 13.98% 12.68%
Operating Profit Margin (Laba
operasi/Penjualan)*100%14.92% 8.66% 6.65% 5.65%
PreTax Profit Margin (Laba sebelum
pajak/Penjualan)*100%12.79% 8.17% 5.22% 3.85%
Nett Profit Margin (Laba bersih/Penjualan)*100% 9.29% 5.68% 3.77% 2.06%
Perspektif beban
HPP (HPP/Penjualan)*100% 74.41% 81.05% 86.02% 87.32%
Beban Penjualan (Beban penjualan/Penjualan)*100% -4.77% -4.42% -3.98% -3.74%
Beban Umum dan Adm (Beban umum dan
adm/Penjualan)*100%-5.04% -5.76% -3.35% -3.55%
Pendapatan (beban) Luar Usaha (Pendapatan (beban)
luar usaha/Penjualan)*100%-0.32% -0.07% 4.00% 2.00%
Beban Bunga (Beban bunga/Penjualan)*100% -2.90% -1.46% -2.15% -2.33%
Beban Pajak Penghasilan(Beban pajak
penghasilan/Penjualan)*100%-3.50% -2.49% -1.45% -1.78%
PEMANFAATAN ASET
Perputaran Kas (Penjualan/Kas rata-rata) 5.2 6.81 18.19 20.09
Perputaran Piutang (Penjualan/Piutang usaha rata-rata) 4.27 6.10 7.14 5.45
Perputaran Persediaan (Penjualan/Persediaan rata-rata) 4.30 5.29 7.09 6.04
Perputaran Modal Kerja (Penjualan/Modal kerja rata-
rata) 8.06 4.60 7.38 7.21
Perputaran Aset Tetap (Penjualan/Aset tetap rata-rata) 2.49 1.49 2.00 1.90
Perputaran Total Aset (Penjualan/Total aset rata-rata) 0.66 0.76 1.05 0.92
INTERPRETASI ANALISIS RATIO
A. Analisis Likuiditas
1. Current Ratio
Current ratio disebut juga dengan rasio lancar yang memperlihatkan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan seluruh asset yang
dimiliki oleh perusahaan.
Current Ratio = Current Asset
Current Liability
Pada PT AKPI ini dapat kita lihat bagaimana kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan semua assets yang dimiliki perusahaan
masih kurang. Rasio lancar perusahaan dalam dua tahun terakhir menunjukkan kondisi
yang tidak likuid. Hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan perusahaan dalam
menutupi hutang lancar dengan aktiva lancar adalah tidak memenuhi syarat. Apalagi
rasio ini turun dari 1,79 menjadi 1,39 pada tahun 2011, dan 1,40 di tahun 2012 sehingga
kita dapat menyimpulkan bahwa kenaikan pada utang lancar dan kondisi aktiva lancar
juga naik namun kenaikan pada penyebut akan lebih cenderung mengurangi secara
signifikan nilai rasio lancar ini.
Pada rata-rata industry current ratio tahun 2010 sebesar 1,26 lebih rendah dari
rasio PT AKPI dan tahun 2011 sebesar 1,77 lebih tinggi dari rasio PT AKPI, sedangkan
untuk tahun 2012 current ratio PT AKPI yaitu 1,40 lebih tinggi dari rata-rata industry
yaitu 1,30 kali. Ini mengindikasikan untuk tahun 2010 dan 2012 kemampuan perusahaan
dalam menutupi hutang lancar dengan aktiva lancarnya lebih baik dari rata-rata industry,
kecuali untuk tahun 2011 PT AKPI mengalami penurunan. Ini dikarenakan kenaikan
kewajiban lancar pada tahun 2011 tidak sebanding dengan penmbahan aktiva lancar
perusahaan.
2. Quick Ratio
Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan, karena persediaan
memerlukan waktu yang relatif lama untuk direalisir menjadi uang kas, walaupun
kenyataannya mungkin persediaan lebih likuid daripada piutang.
Quick Ratio = Current Aset−Inventory
Current Liabilitas
Pada PT AKPI Rasio cepat perusahaan mengalami penurunan yaitu dari 1,02
menjadi 0,95 pada tahun 2011 dan 0,90. Rasio cepat perusahaan menunjukkan bahwa
kondisi perusahaan dalam memenuhi utang lancar belum terpenuhi, dan untuk tahun
berikutnya kondisinya terus mengalami penurunan dan masih kurang dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya.
Pada rata-rata industry tingkat liquidnya / quick ratio tahun 2010-2012 adalah
0,86 kali, 1,16 kali dan 0,77 kali sedangkan PT AKPI untuk tahun 2010-2012 yaitu 1,02
kali, 0,95 kali dan 0,90 kali. Jika dibandingkan dengan rata-rata industry maka
keadaanya sangat baik kecuali untuk tahun 2011 PT AKPI memiliki rasio yang lebih
rendah dari rata-rata industry.
3. Cash Ratio
Rasio kas memperlihatkan kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban
jangka pendeknya dengan menggunakan kas dan setara kas yang bisa diuangkan dengan
segera.
Cash Ratio = Kas dan Setara KasKewajiban La ncar
Pada PT AKPI ini, kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka
pendeknya dengan menggunakan kas yang dimilikinya masih sangat minim dan
mengalami penurunan di tahun berikutnya. Sebesar 0,25 di tahun 2010 dan 0,2 di tahun
2011 dan 0,1 ditahun 2012. Dibandingkan dengan rata-rata industry tahun 2010-2012
yaitu 0,37 kali, 1,07 kali, dan 0,24, PT AKPI mengindikasikan kemampuan yang lebih
rendah dari rata-rata industry.
4. Collection Periode
Rasio ini memperlihatkan bagaimana perputaran piutang yang terjadi pada
perusahaan selama 1 periode.
Collection Periode = Rata−rata Piutang
(Penjualan360 hari
)
Untuk perputaran piutang, perusahaan belum mampu mengelola piutannya
dengan baik. Ini terbukti dari tahun 2010-2012 yaitu (59,00), (50,44) dan (66,11).
Dimana dalam mengelola piutangnya lebih dari 30 hari atau termin biasanya n/30. Dan
juga dibandingkan dengan rata-rata industry yaitu (49,47), (45,21) dan (48,40), terlihat
bahwa perusahaan masih rendah dan belum mampu mengelola piutangnya dibandingkan
dengan pesaing.
5. Days Sales inventory
Rasio ini memperlihatkan bagaimana perputaran persediaan yang terjadi pada 1
periode. Rasio ini menunjukkan jumlah hari yang dibutuhkan untuk perputaran atau
penjualan persediaan. Untuk dapat memberikan gambaran mengenai perputaran atau
penjualan, maka dibawah ini dapat dilihat hasil perhitungan rasio ini selama tiga tahun
yaitu tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 adalah sebagai berikut :
Days to Sale Inventory = Average Inventory
(HPP
360 hari)
Kemampuan perusahaan dalam mengelola persediaan sangat buruk. Hal ini dapat
terlihat pada tahun 2010 dalam 1 kali perputaran persediaan dibutuhkan waktu hingga 84
hari. Hal ini akan berakibat banyaknya barang yang menumpuk digudang dan terjadi
perputaran uang yang lambat. Meskipun untuk rata-rata industry PT AKPI lebih baik
dalam mengelola persediaannya dengan rasio yang lebih rendah.
Kesimpulan
Dari analisis likuiditas ini menunjukkan bahwa likuiditas perusahaan tidak bagus.
Karenan jumlah asset yang dimiliki perusahaan belum mampu menutupi jumlah
utangnya. Selain itu perusahaan memiliki kelemahan dalam menagih piutang ataupun
membayar utangnya serta mengelola persediaannya. Dari tahun ketahun likuiditasnya
mengalami penurunan, perusahaan harus bisa menjaga kestabilan ratio ini agar likuiditas
perusahaan dapat dipertahankan.
B. INTERPRETASI SOLVABILITAS
1. Debt Ratio
Rasio ini memperlihatkan bagaimana proporsi utang menjadi sumber dana bagi
perusahaan. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin kecil jumlah modal pinjaman yang
digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan. Rasio yang tinggi berarti perusahaan
menggunakan leverage keuangan yang tinggi. Penggunaan leverage keuangan yang
tinggi akan meningkatkan rentabilitas modal saham dengan cepat dan begitupun
sebaliknya.
Debt Ratio = Total DebtTotal Asset
PT AKPI dari tahun 2010-2012 rata-rata menggunakan dana dari kreditur 50%
dari total dananya, ini berarti setiap Rp 1 aset perusahaan dibayar sebagian oleh utang
dan sebagian dengan modal sendiri. Rasio kewajiban terhadap total aset sebesar 50%,
sehingga Perusahaan memiliki cakupan nilai aset yang memadai untuk menutupi seluruh
hutang yang dimilikinya. Namun untuk perbandingan dengan rata industry PT AKPI
memiliki rasio yang sangat rendah.
2. Long Term Debt To Total Asset
Rasio ini memperlihatkan penggunaan utang jangka panjang untuk membiaya
berbagai investasi perusahaan. Sebearapa besar proporsi utang jangka panjang
membiayai asset perusahaan.
Long Term Debt to Total Asset = TotalUtang Jk . Panjang
Total Asset
Pada PT AKPI ini tahun 2010-2012 rata-rata didanai oleh Rp 0.2 utang jangka
panjang sisanya didanai oleh modal sendiri dan utang lancar. Untuk rata-rata industry
rasio ini lebih tinggi dari pada rasio PT AKPI.
3. Total Debt Equity
Rasio ini memperlihat perbandingan antara proporsi penggunaan utang terhadap
equity sebagai sumber dana bagi perusahaan untuk membiayai investasinya.
Total Debt Equity = Total Liabilitas
Total Modal Sendiri
Tahun 2010 perbandingan proporsi utang sebesar 0,88 dai total modal sendiri.
Dan meningkat di tahun 2011 sebesar 1,04 dan 1,03 di tahun 2012. Rasio kewajiban
terhadap modal sebesar 103%, di mana menunjukkan jumlah fasilitas kredit yang masih
relatif rendah jika dibandingkan dengan jumlah modal yang dimiliki Perusahaan. Pada
rata-rata industry rasio ini yaitu 2,08 tahun 2010, 1,73 tahun 2011 dan 1,87 tahun 2012,
lebih tinggi dari pada rasio PT AKPI.
4. Long Term Debt Equity
Rasio ini memperlihat proporsi penggunaan utang jangka panjang terhadap modal
sendiri. Dibawah ini dapat dilihat hasil perhitungan rasio ini selama tiga tahun yaitu
tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 adalah sebagai berikut :
Long Term Debt Equity = Total Liabilitas Jk . Panjang
Total Modal Sendiri
Dari tahun 2010-2012 rata-rata penggunaan utang jangka panjang lebih kecil dari
pada modal sendiri. Yakni perbandingannya hanya 0.40 dari modal sendiri.
5. Time Interest Earned
Memperlihatkan kemapuan perusahaan membayar utng. Seberapa besar laba
perusahaan untuk melunasi bunga dari pinjamannya.
Time Interest Earned = Laba Sebelum Pajak+Beban Bunga
Beban Bunga
Kemampuan perusahaan dalam membayar bunganya tiap tahun meskii mengalami
penurunan namun sudah bagus. Tahun 2010 sebesar 6,60 x lipat. Tahun 2011 sebesar
3,43 x lipat, dan tahun 2012 sebesar 2,65 x lipat. Ini berarti perusahaan mampu melunasi
bunga dari setiap pinjamanya
C. ANALISIS PROFITABILITAS
a. ROI/ROA
Return On Investment (ROI) menunjukan seberapa banyak laba bersih yang bisa
dihasilkan dari seluruh pemanfaatan kekayaan yang dimiliki perusahaan. Sehingga
dipergunakan angka laba setelah pajak dan kekayaan perusahaan.
ROI/ ROA = Laba BersihTotal Asset x 100%
Dari tahun 2009-2012 setiap tahunnya ROI/ROA perusahaan pengalami
penurunan, ini berarti kemampuan perusahaan menggunakan asset untuk mengahasilkan
laba menurun. Jika dibandingkan dengan rata-rata industry ROI/ROA Perusahaan jauh
lebih tinggi di tahun 2009 dan 2010 sebesar 6,20% dan 4,73% sedangkan pada rata-rata
industry jumlah rasio ini negative yaitu -2,22% tahun 2009 dan -22,22% tahun 2010. Ini
mengindikasikan bahwa pada tahun-tahun tersebut perusahaan para pesaing mengalami
kerugian atau kemungkinan total asset yang meningkat di tahun tersebut. Kecuali untuk
tahun 2011 PT AKPI memiliki ROI/ROA yang jauh lebih rendah dari rata-rata industri
b. ROE
Return On Equity (ROE) merupakan pengukuran kemampuan suatu perusahaan
dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya untuk menghasilkan laba. Return On
Equity (ROE) juga merupakan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba yang
tersedia bagi pemegang saham.
ROE = Laba BersihTotal Ekuitas
x 100%
Pada tahun 2009 return on equity PT AKPI sebesar 11,85% artinya setia Rp 1
modal perusahaan dapat menciptakan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 0,1185. Pada
tahun 2010 return on equity PT AKPI mengalami penurunan sebesar 2,96% dari tahun
sebelumnya, sehingga rasio perusahaan menjadi 8,89% yang artinya setia Rp 1 modal
perusahaan dapat menciptakan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 0,0889. Penurunan
return on equity disebabkan oleh turunnya laba setelah pajak dan kenaikan modal
perusahaan dari tahun sebelumnya.
Penurunan yang terjadi pada PT AKPI selama tahun 2009-2012, ini berarti
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bagi pemegang saham juga menurun,
dan ini tidak bagus bagi perusahaan. namun untuk tahun 2009 dan 2010 ROI/ROA
perusahaan jauh di atas rata-rata industry
c. operating performance
Perspektif laba
1. Gross Profit Margin
Merupakan perbandingan antar penjualan bersih dikurangi dengan Harga Pokok
penjualan dengan tingkat penjualan, rasio ini menggambarkan laba kotor yang dapat
dicapai dari jumlah penjualan.
GPM = Laba KotorPenjualan
x 100%
Dilihat dari margin laba kotor perusahaan mengalami penurunan setiap tahunnya
dari tahun 2009-2012, ini berarti kinerja operasi perusahaan semakin menurun. Namun
dibandingkan dengan rata-rata industry jumlah rasio PT AKPI lebih tinggi untuk setiap
tahunnya dari tahun 2009-2012.
2. Operating Profit Margin
Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.
Operating profit margin mengukur persentase dari profit yang diperoleh perusahaan dari
tiap penjualan sebelum dikurangi dengan biaya bunga dan pajak. Pada umumnya semakin
tinggi rasio ini maka semakin baik.
OPM = LabaOperasi
Penjualan x 100%
Margin laba operasi PT AKPI dari tahun ke tahun mengalami penurunan in berarti
perusahaan belum mampu meningkatkan laba operasinya yang mana pada tahun 2009
sebesar 14,92% turun menjadi 8,66% di tahun 2010
3. PreTax Profit Margin
Margin laba sebelum pajak digunakan untuk mengukur persentase laba yang
diperoleh sebelum membiayai pajak.
PPM = Laba Sebelum Pajak
Penjualan x 100%
Pada PT AKPI di tahun 2009 tinggi dibandingkan dengan tahun-tahun berikutnya
yaitu sebesar 12,79%, turun sebesar 4,62% sehingga pretax profit margin turun menjadi
8,17%. Untuk tahun 2011 dan 2012 pretax profit margin perusahaan juga turun menjadi
5,22% dan 3,85%.
4. Nett Profit Margin
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur laba bersih sesudah pajak lalu
dibandingkan dengan volume penjualan. Menghitung sejauh mana kemampuan
perusahaan mampu menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Profit
margin yang tinggi menandakan kemmapuan perusahan menghasilkan laba yng tinggi
pada tingkat penjualan tertentu. Secara umum rasio yang rendah bisa mennjukkan ketidak
efisiennan manajemen.
NPM = Laba BersihPenjualan
x 100%
Pada PT AKPI persentase laba bersih terhadap penjualan dari tahun 2009-2012
terus menurun. Tahun 2009 sebesar 9,29% turun menjadi 5,68%, dan terus turun di tahun
2011 dn 2012 menjadi 3,77% dan 2,02%. Penurunan ini dikarenakan laba bersih
perusahaan yang juga turun dari tahun 2009-2012, sedangkan penjualannya terus
meningkat.
Perspektif beban
1. HPP
HPP
Penjualan x 100%
Pada PT AKPI setiap tahun dari tahun 2009-2012 HPP mengalami peningkatan.
Peningkatan ini bisa dikarenakan oleh harga bahan baku yang menigkat atau perusahaan
tidak efektif dalam menggunakan bahan baku dan tenaga kerja.
2. Beban penjualan
B . PenjulanPenjualan
x 100%
Merupakan persentase beban penjualan terhadap total penjualan. Pada PT AKPI
persentase beban penjualan terhadap total penjualan persentasenya berfluktuasi. Pada
tahun 2009 persentase beban penjualan PT AKPI sebesar -4,77%. Ini berarti setiap Rp 1
beban penjualan dapat menciptakan penjualan (pendapatan) sebesar Rp 0,0477%.
3. Beban umum dan adm
B . Umundan AdmPenjualan
x 100%
Yaitu persentase beban umumm dan administrasi terhadap total penjualan. Pada
tahun 2009 sebesar 5,04 naik menjadi 5,76 di tahun 2010 dan turun di tahun 2011
menjadi 3,36 dan naik di tahun 2012 menjadi 3,55.
4. Pendapatan (beban) luar usaha
Pendaptan (Beban ) LuarUsahaPenjualan
x 100%
Yaitu persentase pendapatan (beban) luar usaha terhadap total penjualan. Pada
pendapatan (beban) luar usaha mengalami penurunan yang cukup signifikan di tahun
2010 yaitu dari 0,32 di tahun 2009 menjadi 0,07 di tahun 2010. Kemudian di tahun
berikutnya juga terus turun.
5. Beban bunga
B . BungaPenjualan
x 100%
Yaitu persentase beban bunga terhadap total penjualan. Pada perusahaan
persentase pada pos beban bunga berfluktuasi dari tahun 2009-2012. Tahun 2009
persentase beban bunga terhadap penjualan sebesar -2,90%, tahun 2010 sebesar -1,46%
dan tahun 2011 serta 2012 sebesar -2,15 dan -2,33%
6. Beban pajak penghasilan
B . PPhPenjualan
x 100%
Yaitu persentase beban pajak penghasilan terhadap total penjualan. Beban pajak
pengahasilan PT AKPI menurun dari tahun ke tahun selama empat tahun terakhir, ini
dikarenakan penurunan pada laba perusahaan. tahun 2009 sebesar -3,50% dan tahun 2010
sebesar -2,49%, tahun 2011 -1,45% dan tahun 2012 sebesar -1,78% ,jumlah ini jauh
dibawah rata-rata industry dari tahun 2009-2012 masing-masing sebesar 18,85% 14,49%
1,25% dan 2,88%.
Pemanfaatan Aset (Asset Utilization)
1. Perputaran Kas (Cash turnover)
CTO = Penjualan
Kas Rata−rata
Perputaran kas perusahaan terus mengalami peningkatan pada tiap-tiap periode
dari tahun 2009-2012, peningkatan yang signifikan yaitu pada tahun 2010 yang
mengalami kenaikan lebih dari 2 kali jumlah perputaran kas di tahun 2009. Peningkatan
ini dikarenakan terjadinya peningkatan pada penjualan dan penurunan pada jumlah
piutang yang berarti adanya pembayaran piutang dari pelanggan sehingga jumlah
penerimaan atau kas bertambah. Jika dilihat dari rata-rata industry peningkatan
perputaran kas pada PT AKPI masih dibawah peningkatan dibandingkan dengan rata-rata
industry. Perputaran kas untuk rata-rata industry pada tahun 2009 sebesar 33,71 tahun
2010 sebesar 48,48% tahun 2011 sebesar 57,80 dan tahun 2012 sebesar 86,18%.
2. Perputaran Piutang (Account receivable turnover)
RTO = Penjualan
Piutang Rata−rata
Menunjukkan berapa kali piutang usaha berputar dalam satu tahun, dalam menilai
kinerja manajemen piutang usaha. Perputaran piutang usaha perusahaan mengalami
kenaikan pada tahun 2010 dan tarus naik di tahun 2011, namun kembali turun di tahun
2012. Ini mengindikasikan bahwa pada tahun 2010 dan 2011 akan ada resiko
kemungkinan piutang tidak tertagih, yang berarti kinerja perusahaan dalam mengelola
piutangnya di tahun tersebut kurang baik. Khususnya di peningkatan di tahun 2011,
Peningkatan jumlah pos-pos tersebut antara lain disebabkan oleh pemberian toleransi dan
termin pembayaran yang lebih panjang, Namun di tahun 2012 kinerja perusahaan
kembali membaik dalam pengelolaan piutang nya.
3. Perputaran Persediaan (Inventory turnover)
ITO = Penjualan
Persediaan Rata−rata
Perputaran persediaan dai tahun ke tahun semakin meningkat, tahun 2009 yaitu
4,3 kali perputaran, 2010 dengan 5,29 kali perputaran, kemudian meningkat lagi di tahun
2011 menjadi 7,09 kali perputaran, dan di tahun 2012 terjadi penurunan menjadi 6,04 kali
perputaran. Ini berarti dari tahun 2009-2011 kinerja perusahaan semakin membaik
dibandingkan dengan tahun 2012 yg kembali menurun, ini berarti terjadi penumpukan
barang di gudang pada tahun 2012.
4. Perputaran Modal Kerja (Working capital turnover)
WCTO = Penjualan
Modal Kerja Rata−rata
Working capital turnover menunjukkan berapa kali modal kerja berputar dalam
satu tahun, dalam menilai kinerja manajemen modal kerja. Perputaran modal kerja di
tahun 2009 sebesar 8,06 kali menurun di tahun 2010 sebesar 4,06 kali. Kemudian
kembali membaik di tahun 2011 dan 2012 yaitu 7,38 kali dan 7,21 kali.
5. Perputaran Aset Tetap (Fixed asset turnover)
FATO = Penjualan
Aset Tetap Rata−rata
Menunjukkan berapa kali asset tetap berputar dalam satu tahun, dalam meilai
kinerja manajemen asset tetap. Perputaran asset tetap selama empat tahun terakhir yaitu
dari tahun 2009-2012 berfluktuasi, dari 2,49 kali di 2009 menjadi 1,49 kali di tahun 2010.
`6. Perputaran Total Aset (Total Asset TurnOver)
TATO = Penjualan
Total Aset Rata−rata
Menunjukkan berapa kali total asset berputar dalam satu tahun, dalam menilai
kinerja manajemen total asset. Pada PT AKPI rata-rata perputaran total asset tiap
tahunnya yaitu 1 kali.
D. VALUATION
VALUATION 2009 2010 2011 2012
1. kapitalisasi pasar 680,800,000,000 618,000,000,000
ROA6,20%
ROE11,85%
lembar SB beredar 680,000,000 613,000,000 612,000,000 612,000,000
nilai pasar 600 960 1,020 800
3. laba per saham (EPS) 98 93 51
4. market to book ratio 0.53 0.95 0.94 0.71
Berdasarkan keputusan RUPS tanggal 28 Juni 2012 dan 9 Juni 2011, Perusahaan telah
memutuskan untuk tidak membagikan dividen dari laba neto tahun 2011 dan 2010.
1. Kapitalisasi Pasar
Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa nilai kapitalisasi pasar PT AKPI jika dilihat dari
tahun ketahun berfluktuasi. Pada tahun 2012 nilai kapitalisasi pasar kembali turun.
Kapitalisasi pasar menurun disebabkan karena harga pasar saham mengalami penurunan.
2. EPS
EPS menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua
pemegang saham perusahaan. EPS dapat dihitung dengan cara
EPS = EAT
Jumlah sahamberedar
EPS mengalami penurunan setiap tahunnya dari tahun2009-2012, dengan penurunan
yang signifikan di tahun 2012, ini berarti bahwa laba disediakan semakin kecil untuk
pemegang saham dan dapat minuunkan harga saham.
3. Market to book ration
Tiap tahun berfluktuasi, ini dikarenakan nilai pasar yang juga berfluktuasi lebih rendah
terhadap nilai buku.
ANALISIS DUPONT AKPI TAHUN 2009
(TOT AKTIVA/TOT EKUITAS)
1,91
MARGIN LABA BERSIH
9,29%TATO0,66
TOTAL AKTIVARp. 1.587.635.868
PENJUALANRp. 1.060.664.845
PENJUALANRp. 1.060.664.845
AKTIVA TDK LANCAR
Rp. 805.962.076AKTIVA LANCARRp. 781.673.792
HPP74,41%
Beban Penjualan(4,77%)
ITO4,30
Beban umum adm (5,04%)a
CTO5,20
Beban luar usaha
(0,32%)
Beban bunga(2,90%)
RTO4,27
Beban PPh
(3,50%)
ROA4,73%
ROE8,89%
DIKALI
DIKALI
DIBAGI DIBAGI
ANALISIS DUPONT AKPI TAHUN 2010
(TOT AKTIVA/TOT EKUITAS)
1,88
TATO0,76
MARGIN LABA BERSIH
5,68%
PENJUALANRp. 1.099.386.282
PENJUALANRp. 1.099.386.282
TOTAL AKTIVARp. 1.320.417.194
AKTIVA TDK LANCAR
Rp. 823.038.627AKTIVA LANCAR
Rp. 497.378.567
HPP81,05%
Beban Penjualan(4,42%)
ITO5,29
Beban umum & adm
(5,76%)a CTO
6,81Beban luar usaha
(0,07%)
Beban bunga(1,46%)
RTO6,10
Beban PPh
(2,49%)
ROA3,65%
ROE7,43%
DIKALI
DIKALI
DIBAGI DIBAGI
ANALISIS DUPONT AKPI TAHUN 2011
(TOT AKTIVA/TOT EKUITAS)
2,04
TATO1,05
MARGIN LABA BERSIH3,77%
PENJUALANRp. 1.505.559.487
TOTAL AKTIVARp. 1.556.600.855
PENJUALANRp. 1.505.559.487
AKTIVA TDK LANCAR
Rp. 882.690.086AKTIVA LANCAR
Rp. 673.910.769
HPP86,02%
Beban Penjualan(3,98%)
ITO7,09
Beban umum & adm
(3,35%)a CTO
18,19Beban luar usaha
0,04%
Beban bunga(2,15%
RTO7,14
Beban PPh
(1,45%)
ROA1,81%
ROE3,69%
DIKALI
DIKALI
DIBAGI DIBAGI
ANALISIS DUPONT AKPI TAHUN 2012
(TOT AKTIVA/TOT EKUITAS)
2,03
TATO0,92
MARGIN LABA BERSIH
2,06%
TOTAL AKTIVARp. 1.714.834.430
PENJUALANRp. 1.509.185.293
PENJUALANRp. 1.509.185.293
AKTIVA TDK LANCAR
Rp. 922.736.707AKTIVA LANCAR
Rp. 792.097.723
HPP87,32%
Beban Penjualan(3,74%)
ITO6,04
Beban umum & adm
(3,55%)a CTO
20,09Beban luar usaha
0,02%
Beban bunga(2,33%)
RTO5,45
Beban PPh
(1,78%)
DIKALI
DIKALI
DIBAGI DIBAGI
2009 2010 2011 2012ROE (laba bersih/total ekuitas) 11,85% 8,89% 7,43% 3,69%
ROA (laba bersih/total aset) 6,20% 4,73% 3,65% 1,81%
Leverage (rata total aktiva/modal sendiri) 1,91 1,88 2,04 2,03
NPM (labaa bersih/penjualan) 9,29% 5,68% 3,77% 2,06%
TATO (total asset turnover) 0,66 0,76 1,05 0,92
Dari perhitungan analisis dupont dapat di analisis:
Pengembalian atas ekuitas (ROE) dari tahun 2009-2012 terus mengalami penurunan, hal
tersebut karena penurunan pada ROA dari tahun ke tahun. Artinya kemapuan perusahaan
dalam menghasilkan laba dibandingkan dengan total ekuitas yang dimiliki perusahaan
terus menurun dari tahun 2009-2012.
ROA juga mengalami penurunan artinya rasio laba bersih terhadap total aktiva menurun
secara proposional dari tahun ke tahun.
Margin laba bersih dari tahun 2009-2012 mengalami juga mengalami penurunan yang
cukup signifikan, karena adanya penurunan laba bersih perusahaan dan peningkatan
penjualan.
Total asset turnover mengalami peningkatan dari tahun 2009-2011 dan mengalami
penurunan di tahun 2012. Ini berarti kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
pendapatan (penjualan) dibandingkan dengan total aktiva meningkat dari tahun 2009-
2011 dan menurun di tahun 2012.