Top Banner
32

Psikologi Sosial - "Diri"

Jun 25, 2015

Download

Education

Adalah presentasi untuk melengkapi tugas Psikologi Soail, dengan tema utama yaitu membahas tentang Diri atau Konsep Diri. Di dalamnya ada bebarapa subtema, yaitu:
1. Pengertian Diri
2. Pengetahuan Diri
3. Berpikir Mengenai Diri
4. Harga Diri Pribadi
5. Penilaian Diri Pribadi
6. Diri Pribadi Sebagai Sasarn Prasangka
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Psikologi Sosial - "Diri"
Page 2: Psikologi Sosial - "Diri"

Diri Pribadi

Topik :

Presentasi Diri

Pengetahuan Diri Pribadi

Berpikir mengenai Diri Pribadi

Harga Diri Pribadi

Penilaian Diri Pribadi

Diri Pribadi sebagai sasaran prasangka

Page 3: Psikologi Sosial - "Diri"

The Self

Dimanakah letak "Diri" kita (Self) sebenarnya?

Aspek yang paling penting dari diri kita adalah kita

sendiri. Ketika kita sedang

merasa tidak bahagia maka amigdala, reseptor

serotonin, endorfin, serta

sejumlah bagian otak sedang berproses secara aktif

Pertanyaannya kembali: siapakah "saya" yang

membuat perasaan ini?

Menurut Zimmer, 2005

"Korteks prefrontal medial" *bagian tsb menjadi lebih

aktif saat kita berpikir

tentang diri kita sendiri

Merupakan komponen identitas unik seseorang

Page 4: Psikologi Sosial - "Diri"

Diri Pribadi/The Self

Self memberikan sebuah kerangka berpikir yang menentukan bagaimana kita mengolah

informasi tentang diri kita sendiri, termasuk motivasi, keadaan emosional, evaluasi diri,

kemampuan dan banyak hal lainnya (Klein, Loftus & Burton, 1989; Van Hook & Higgins, 1988)

Menurut Hattie (dalam Rayner, 2001), Leary dan Tangney (2003) bahasan mengenai Self dapat

ditemukan pada karya-karya filsuf seperti Plato (427-347 SM) ataupun Aristoteles (384-322 SM)

Aristoteles→Teori Hilemorfisme; manusia terdiri atas materi dan bentuk (jiwa)

Plato→ ajaran tentang idea: realitas yg ada dlm dunia yg tetap/dunia baka

Ajaran Budha mengajarkan bahwa Self bukanlah "sesuatu" yang holistik,melainkan koleksi dari

berbagai pikiran, persepsi, konsep, dan perasaan yang berubah dari waktu ke waktu

Ibnu Sina: teori tentang manusia yg terdiri atas unsur jiwa dan jasad

William James (1890-1950)

Sebagai yang "mengetahui" ("self-as-knower"), perasaan yang kita semua miliki mengenai adanya

sebuah pribadi tersendiri yang mampu berpikir, merasa dan bertindak

Page 5: Psikologi Sosial - "Diri"

Diri Pribadi /The Self

Menurut Leary, Mc Donald, dan Tangney (2003):

Self adalah kelengkapan psikologis yang memungkinkan refleksi diri berpengaruh

terhadap pengalaman kesadaran, yang mendasari semua jenis persepsi, kepercayaan dan perasaaan tentang diri

sendiri, serta yang memungkinkan seseorang untuk meregulasi perilakunya sendiri

Konsep Tentang Diri

Menurut Carl Rogers (1902-1987)

Self adalah aspek pengalaman fenomenologis (salah satu aspek dari pengalaman

kita yang ada didunia yaitu yang memenuhi pengalaman sadar kita)

Rogers posited that people were inherently good and creative, and only became destructive

when external constraints or a poor self-concept superseded the valuing process

Gordon Allport (1897-1967)-Teori Sifat

Allport yakin bahwa sifat adalah unit dasar dari kepribadian. Sifat dapat di definisikan melalui tiga properti-

Frekuensi, Intensitas dan Rentang Situasi, misalnya: org yg sangat patuh biasanya menjadi sangat patuh

sepanjang rentang situasi yang luas

Karen Horney (1885-1952)

Konsep utama Horney adalah basic anxiety, sehingga untuk meminimkan kecemasan dasar tersebut, Horney

mengelompokkan menjadi 3 pola utama penyesuaian diri yaitu: Moving toward people, Moving against people

dan Moving away from people

Page 6: Psikologi Sosial - "Diri"

Presentasi Diri (Self Presentation)

Presentasi Diri (Self Presentation) mengacu pada keinginan kita untuk

menampilkan sebuah gambaran yang diinginkan, yaitu terhadap orang lain dan

terhadap diri sendiri. Bagi beberapa orang, kesadaran presentasi diri adalah

sebuah jalan hidup. Mereka secara terus menerus mengawasi perilaku & mencatat

bagaimana orang lain beraksi, lalu menyesuaikan penampilan sosial mereka untuk

mendapatkan pengaruh yang diinginkan.

A. Pengawasan Diri (self-monitoring) tinggi, cenderung bertindak seperti

bunglon-bunglon sosial-mereka menyesuaikan perilaku mereka dalam

merespons situasi-situasi eksternal (Gangestad & Snyder,2000; Snyder, 1987)

B. Pengawasan Diri (self-monitoring) rendah, mereka secara lugas akan

mengungkapkan apa yang mereka pikirkan, tanpa menghiraukan tingkah laku

dari yang diharapkan oleh khalayak (Klein & dkk, 2004)

Page 7: Psikologi Sosial - "Diri"

Pengetahuan Diri Pribadi

Peramal Yunani Kuno berkata " Kenalilah Diri Anda"

1. Menjelaskan perilaku kita

Memprovokasikan pemikiran adalah penelitian dimana orang mencatat suasana

hati mereka setiap hari selama dua atau tiga bulan (Stone & dkk, 1985; Weiss &

Brown, 1976; Wilson & dkk, 1982)

- Mencatat faktor yang mempengaruhi suasana hati

- Cuaca

- Jumlah waktu tidur

Sebagai contoh:

Orang mungkin mengira mereka akan mengalami suasana hati yang lebih negatif

pada hari Senin, tetapi faktanya suasana hati mereka di hari Senin tidak lebih

negatif dibanding dengan hari kerja lainnya.

Page 8: Psikologi Sosial - "Diri"

Pengetahuan Diri Pribadi

Peramal Yunani Kuno berkata " Kenalilah Diri Anda"

2. Memperkirakan perilaku kita

Salah satu kesalahan paling umun dalam memperkirakan perilaku adalah

meremehkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang

disebut dgn Ramalan Perencanaan (planning fallacy). Cara yang terbaik dilakukan

adalah dengan menjadi lebih realistis kira-kira berapa lama tugas di kerjakan dimasa

lalu.

3. Memperkirakan perasaan kita

Apakah saya akan merasa bahagia sepanjang hidup saya bila saya menikahi dia?

Orang telah salah memperkirakan bagaimana perasaan mereka setelah putus cinta,

menerima hadiah, kalah dalam pemilihan, memenangkan pertandingan dan dilecehkan

(Gilbert & Ebert, 2002; Loewenstein & Schkade, 1999)

Page 9: Psikologi Sosial - "Diri"

Pengetahuan Diri Pribadi

Peramal Yunani Kuno berkata " Kenalilah Diri Anda"

4. Kebijaksanaan dan tipuan dari analisis diri

Untuk peristiwa-peristiwa yang memberi pukulan, intuisi kita sering kali salah mengenai

apa yang mempengaruhi kita dan apa yang akan kita kerjakan & rasakan. Menurut Wilson

dkk (2009) menggambarkan bahwa kita memiliki sistem sikap ganda (dual attitude) yaitu

implisit (otomatis) dan eksplisit (dikendalikan secara sadar). Sikap eksplisit yang

diungkapkan dapat berubah dengan pendidikan dan persuasi; sedangkan sikap implisit

berubah secara perlahan dengan latihan membentuk kebiasaan baru dengan meninggalkan

kebiasaan lama.

Dari point-point tersebut diatas ternyata pengetahuan diri kita tidak selalu benar. Kita

seringkali tidak mengetahui mengapa kita berperilaku seperti yang kita lakukan.

Page 10: Psikologi Sosial - "Diri"

Berpikir Mengenai Diri Pribadi

Diri

Diri sbg sistem

multi

dimensional

Bagaimana Diri

dipelihara?

Dampak

budaya thd

Diri

Page 11: Psikologi Sosial - "Diri"

Diri sebagai sistem multidimensional

Yang akan di bahas dalam sistem ini adalah mengenai Konsep Diri.

Konsep Diri dipandang sebagai representasi kognitif diri yang berupaya

memberikan koherensi dan makna bagi pengalaman-pengalaman kita,

bagaimana diri di organisasikan, dipelihara dan dapat mengatur perilaku kita

Seiring bertumbuhnya kita dan memproses lebih banyak informasi, sehingga

pengetahuan tentang diri kita makin berkembang dan diorganisasikan secara

kognitif dengan cara terstruktur, struktur-struktur ini yang disebut Skema Diri

(Markus, 1977)

Berpikir Mengenai diri pribadi

Page 12: Psikologi Sosial - "Diri"

Diri sebagai sistem multidimensional

Skema Diri :

Kerangka mental yang berisi informasi yang relevan dengan diri sendiri (yang objeknya adalah diri sendiri)

Contoh skema diri: merasa diri cantik, merasa diri pintar, merasa diri pendek, suka jogging, takut kepanasan, suka makan ikan, pembohong, malas dsb

Berpikir Mengenai Diri Pribadi

Isi Darimana asalnya?

Disimpan sbg apa? Tujuan

Pengetahuan tentang diri

Generalisasi- generalisasi sebelumnya

Sebagai generalisasi kognitif

Mengorganisasikan dan memandu informasi yang berkaitan dengan diri

Page 13: Psikologi Sosial - "Diri"

Tentang skema diri:

Skema diri dapat memandu kita dengan memprediksi bagaimana kita akan

berperilaku dan merasa dalam situasi-situasi tertentu-contoh, orang dengan skema

diri pemalu akan memiliki pikiran-pikiran berbeda tentang menghadiri pesta yang

akan diselenggarakan ketimbang jika memiliki skema diri mudah bergaul.

Konsep diri kita terdiri dari sangat banyak skema diri, dan ini dianggap lebih

kompleks ketimbang skema-skema lainnya yang kita miliki dalam memori karena

informasi tentang diri kita yang kita miliki lebih banyak dari semua informasi lain

yang mungkin kita simpan.

Kemenonjolan skema diri terutama relevan jika skema yang digunakan untuk

memandu kita dan mengurangi ketidakpastian. Informasi yang sesuai dengan

skema diri akan diproses dgn cepat, sedangan informasi yang tidak sesuai akan

ditolak.

Diri sebagai sistem multidimensional

Berpikir Mengenai Diri Pribadi

Page 14: Psikologi Sosial - "Diri"

Bagaimana Diri di pelihara?

Berpikir Mengenai Diri Pribadi

Guna membentuk diri yang positif, tampaknya kita menggunakan strategi-strategi yg dapat dikategorikan sebagai pemeliharaan konsep diri:

Pentingnya perbandingan

Para psikolog sosial berpendapat bahwa proses perbandingan penting untuk memahami bagaimana diri dibentuk dan dipelihara

Dengan siapa kita membuat perbandingan?

Perbandingan yang dibuat dengan diri

Menurut Carver dan Scheier (1981,1998) dikenal sebagai "teori kendali" pengaturan-diri, didasarkan pada gagasan tentang sistem umpan balik kognitif empat tahap, sbb:

1.Tes: diri dibandingkan dengan standar pribadi atau umum

2.Operasi: jika individu merasa standar-standar yang layak tdk tersedia, maka ia akan melakukan perubahan perilaku untuk mengatasi hal tsb

3.Tes ulang: merenungkan kembali perilaku dgn menggunakan poin-poin perbandingan seperti dalam tahap 1. Jika diri masih belum mencapai standar yg diinginkan, maka pengulangan umpan balik kembali dimulai. Jika sudah, dilanjutkan ke tahap 4.

4.Keluar: diri telah seimbang dengan titik perbandingan, tidak diperlukan umpan balik lebih lanjut

Page 15: Psikologi Sosial - "Diri"

Ada lagi satu teori perbandingan yang dibuat dengan diri yaitu "Teori

Kesenjangan-Diri Higgins (1987,1989) menggambarkan bagaimana

kesenjangan antara perbandingan perbandingan diri kita dapat

menghasilkan perilaku-perilaku dan perasaan-perasaan yang berbeda.

Higgins mengkategorikan perbandingan sebagai perbandingan diri yang

"seharusnya" atau yang "ideal" (kita membandingkan diri kita yang

sekarang dengan perasaan kita tentang seperti apa seharusnya kita atau

idealnya kita ingin menjadi apa)

Bagaimana Diri di pelihara?

Berpikir Mengenai Diri Pribadi

Page 16: Psikologi Sosial - "Diri"

Membuat perbandingan dengan individu-individu lain

Festinger (1954) yang pertama kali memperkenalkan gagasan tentang

perbandingan sosial.

Tesser (1988) mengembangkan model pemeliharaan evaluasi diri.

Model ini mengidentifikasi empat strategi yang kita gunakan untuk

melindungi harga diri kita ketika melakukan perbandingan keatas

dengan orang lain:

1. Melebih-lebihkan kemampuan target yang berhasil

2. Mengubah target perbandingan

3. Menjauhkan diri dari target yang berhasil

4. Mengecilkan nilai dimensi perbandingan

Bagaimana Diri di pelihara?

Berpikir Mengenai Diri Pribadi

Page 17: Psikologi Sosial - "Diri"

Membuat perbandingan dengan kelompok

Teori yang mendukung hal tersebut di atas adalah "teori kategorisasi-

diri” (Turner, Hogg, Oakes, Reicher &Wetherel, 1987) yang berfokus

pada perbandingan-perbandingan di dalam (antar) dan di antara (intra)

kelompok-kelompok Turner dkk menggunakan istilah "Purwarupa

kognitif" untuk menggambarkan skema yang kita miliki keterkaitan

kelompok. Purwarupa tersebut akan memandu perilaku dan perasaan-

perasaan kita tentang diri sebagai anggota kelompok.

Bagaimana Diri di pelihara?

Berpikir Mengenai Diri Pribadi

Page 18: Psikologi Sosial - "Diri"

Dampak budaya terhadap diri Markus dan Kitayana (1991) mengidentifikasi "penafsiran-diri":

Mandiri Saling Tergantung

Biasanya ditunjukkan dalam budaya Amerika dan Eropa Barat

Biasanya ditunjukkan dalam budaya Jepang & Asia lainnya, Afrika, Amerika Latin & banyak budaya Eropa Selatan

Individu merupakan unit primer kesadaran Diri dlm hubungannya dgn org2 lain merupakan fokus pengalaman individual

Diri terpisah dari orang-orang lain Diri terhubung dgn orang-orang lain

Otonomi dan kemandirian merupakan atribut yang diinginkan

Otonomi merupakan pertimbangan sekunder-menyesuaikan diri dgn orang2 lain yg relevan merupakan bagian wajib dalam hub yang saling bergantung

Atribut-atribut batin dipandang penting dalam mengatur perilaku

Harmoni antar pribadi dipandang penting dalam mengatur perilaku

Mementingkan tujuan-tujuan sendiri Mementingkan tujuan-tujuan orang lain

Berpikir Mengenai Diri Pribadi

Page 19: Psikologi Sosial - "Diri"

Harga Diri Pribadi

Harga diri pribadi atau disebut juga dengan self-esteem, mempunyai beberapa pengertian menurut tokoh, yaitu:

Baron dan Byrne, harga diri sebagai penilaian terhadap diri sendiri yang dibuat individu dan dipengaruhi karakteristik yang dimiliki orang lain dalam menjadi pembanding (Geldard, 2010).

Harper, harga diri adalah penilaian diri yang dipengaruhi oleh sikap, interaksi, pengahargaan, dan peneraimaan orang lain terhaap individu (2002).

Shahizan, harga diri merupakan evaluasi positif dan negatif tentang diri sendiri yang dimiliki seseorang (2003).

Gecas dan Rosenberg, harga diri sebagai evaluasi positif yang menyeluruh tentang dirinya (Hurlock, 2007).

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, didapatkan bahwa harga diri (self-esteem) adalah penilaian individu terhadap dirinya sendir,baik secara positif dan negatif yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu hasil interaksi, penerimaan, penghargaan, dan perlakuan orang lain.

Page 20: Psikologi Sosial - "Diri"

Harga Diri Pribadi

Menurut Brown (dalam Santrock, 2003), ada 3 aspek yang berhubungan

dengan self –esteem, yaitu:

1) Global Self-Esteem, variabel keseluruhan dalam diri individu, dan

relatif menetap dalam berbagai waktu dan situasi

2) Self-Evaluation, merupakan bagaimana seseorang dalam

mengevaluasi variabel dan atribusi yang terdapat pada diri mereka.

3) Emotion, keadaan emosi sesaat terutama sesuatu yang muncul

sebagai konsekuensi positif dan negatif. Di sini situasi yang terjadi

pada diri individu sangat mempunyai pengaruh yang besar.

Page 21: Psikologi Sosial - "Diri"

Harga Diri Pribadi

Menurut Monks (2004), terdapat 4 faktor yang mempengaruhi self-

esteem, yaitu:

1) Ligkungan keluarga,

2) Lngkungan sosial

3) Faktor psikologis

4) Jenis kelamin

Menurut Hurlock (2007), terdapat beberapa kondisi yang mempengaruhi

terbentuknya self-esteem, yakni:

Teman sebaya

Cita-cita

Page 22: Psikologi Sosial - "Diri"

Harga Diri Pribadi

Struktur multidimensi harga diri, menurut Shavelson, Stanton dan Hubner

(1976) memiliki tujuh penjelasan utama yaitu:

1) Harga diri adalah suatu bentuk yang teroganisir dan terstruktur.

2) Harga diri merupakan suatu konstruk dengan multifase.

3) Harga diri merupakan suatu hirarki

4) Karakteristik dari harga diri secara keseluruhan dapat dilihat sebagai

bentuk yang stabil

5) Konstruk harga diri bersifat berkembang.

6) Harga diri dapat dievaluasi.

7) Dimensi-dimensi harga diri berbeda antar satu dan lainnya.

Page 23: Psikologi Sosial - "Diri"

Harga Diri Pribadi

Harga diri paada diri seorang individu dapat diukur, salah satunya dengan

menggunakan Skala Rosenberg (Baron dkk, 2006). Skala Rosenberg terdiri dari 10 item

pernyataan yang berfokus pada seputar diri, berikut untuk lebih jelasnya.

1) Saya merasa sebagai orang yang berguna, paling tidak sama seperti orang lain.

2) Saya merasa memiliki sejumlah kualitas yang baik.

3) Secara umum, saya cenderung merasa sebagai orang yang gagal.

4) Saya mampu melakukan hal-hal sebaik yang kebanyakan orang lakukan.

5) Saya merasa tidak memiliki banyak hal yang dibanggakan.

6) Saya memiliki sikap positif terhadap diri sendiri.

7) Secara umum, saya puas dengan diri saya.

8) Saya berharap saya lebih menghargai diri saya sendiri.

9) Saya sering kali merasa tidak berguna.

10) Saya sering kali berpikir saya sama sekali bukan orang yang baik.

Page 24: Psikologi Sosial - "Diri"

Harga Diri Pribadi

…Lanjutan

Jika pernyataan tersebut sangat tidak sesuai dengan diri, beri angka (1).

Jika tidak sesuai dengan diri, beri angka (2). Jika agak sesuai dengan diri,

beri angka (3). Jika sesuai dengan diri, beri angka (4). Jika sangat sesuai

dengan diri, beri angka (5).

Tetapi perlu diingat bahwa, skala diatas mempunyai pernyataan

yang favorable dan unfavorable. Jika anda mendapatkan nilai yang tinggi,

berarti anda memunyai harga diri yang tinggi. Jika hasil skor skala rendah,

berarti anda mempunyai harga diri yang rendah.

Page 25: Psikologi Sosial - "Diri"

Penilaian Diri Pribadi

• C. H. Cooley (1902), mengembangkan konsep “looking glass-self,” yakni bahwa

orang memandang diri mereka sebagaimana orang memandang dan

merespons mereka (Leary et al., 2003).

• Persepsi kita tentang bagaimana orang lain bereaksi terhadap kita, dinamakan

reflected appraisal.

• Penilaian diri pribadi yang bersumber dari tanggapan orang lain, terbagi dalam

beberapa bentuk, yakni:

• Ada hubungan erat antara pandangan orang tua tentang kemampuan anak

dengan konsep diri si anak tentang kemampuannya (Felson&Reed, 1986).

• Pada masa kanak-kanak akhir dan remaja awal, tanggapan dari teman sebaya

dianggap lebih penting (Leary, Cottrel, & Phillips, 2001).

Page 26: Psikologi Sosial - "Diri"

Penilaian Diri Pribadi

• Dalam bidang akademik, seoarang anak juga membutuhkan tanggapan dari guru mereka tentang kemampuan yang mereka miliki dalam bentuk komentar dan nilai (Jussim, Soffin, Brown, Ley, & Kohlhepp, 1992).

• Secara keseluruhan, orang lebih menyukai tanggapan atau umpan balik yang objektif (seperti nilai ujian) tentang atribut personal yang mereka miliki (Festinger, 1954).

• Tanggapan yang bersifat objektif dianggap tidak terlalu bias dan lebih fair, jika dibandingkan dengan opini personal. (Taylor, 2009)

• Lingkungan memberi petunjuk lain tentang kualitas personal kita. Secara khusus konsep diri amat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang membuat kita berbeda (McGuire&McGuire, 1982; McGuire&Padawer-Singer, 1976).

• Individu memandang diri mereka dalam term keanggotaan (Turner, Oakes, Haslam, &McGarty, 1994).

• Social identity, adalah bagian dari konsep diri individu yang berasa dari keanggotaannya dalam satu kelompok sosial (atau kelompok-kelompok sosial) dan nilai siginifikansi emosional yang ada diletakan dalam keanggotaan (Tajfel, 1981, h. 248; et al., 1994)

Page 27: Psikologi Sosial - "Diri"

Penilaian Diri Pribadi

• Identitas etnis adalah bagian dari pengetahuan diri individu yang

berhubungan dengan keanggotaannya dalam kelompok etnis tertentu.

• Identitas sosial dan identitas etnis mempunyai satu aspek menarik,

yaitu keduanya dapat menimbulkan stereotipe diri. Stereotipe diri

adalah memandang diri sendiri sebagai anggota kelompok tertentu

dan konsekuensinya berperilaku sesuai dengan identitas sosial

tersebut (Tuner, Hogg, Oakes, Reicher, &Wetherell, 1987).

• Dalam satu riset, Phinney (1991) menemukan bahwa identitas etnis

yang kuat biasanya terkait dengan penghargaan diri yang tinggi, tetapi

hanya dengan diiringi dengan orientasi positif.

Page 28: Psikologi Sosial - "Diri"

Diri Sebagai Sasaran Prasangka

• Menurut Carl Rogers, setiap manusia memiliki kebutuhan dasar untuk kehangatan,

penghargaan, penerimaan, pengagungan, dan cinta dari orang lain. Perkembangan ini

dipengaruhi oleh cinta yang diterima saat kecil dari seorang ibu. Kebutuhan ini disebut

dengan need for positive regard, yang dibagi menjadi 2, yaitu conditional positive regard

(bersyarat) dan unconditional positive regard (tak bersyarat).

• Prasangka adalah evaluasi negatif atas satu kelompok atau seseorang berdasarkan pada

keanggotaan orang itu dalam suatu kelompok. Prsangka didasarka pada dua dimensi,

yakni dimensi evaluatif dan afektif. Selain itu prasangka juga didasarkan pada pra-

penilaian, yang sering kali merefleksikan evaluasi yang dilakukan sebelum tahu banyak

tentang karakteristik seseorang (Taylor, 2009).

• Prasangka yang dikaitkan dengan diri pribadi berhubungan dengan cara penilaian atas

diri pribadi yang cenderung ke arah negatif, sehingga konsekuensinya sebagai skema

yang berpengaruh pada cara memproses informasi.

Page 29: Psikologi Sosial - "Diri"

Referensi…

Rosenberg. M . (1965). Society and the adolescent self-image. Princeton, NJ: Princeton University

Press.

John W. Santrock (2003). Psychology. McGraw-Hill Companies, The

Hurlock, Elizabeth B (1953). Developmental Psychology. New York : McGraw-Hill Book Company

Cooley, C. H. (1902). Human natureand the social order. New York: Scribners

Felson, R. B., & Reed, M. D. (1986). Reference groups and self-appraisals of academic ability and

performance. Social Psychology Quarterly, 49, 103-109

Leary, M. R., Cottrell, C. A., & Phillips, M. (2001). Deconfounding the effects of dominance and

social acceptance on self-esteem. Journal Of Personality And Social Psychology, 81, 898-909.

Jussim, L., Soffin, S., Brown, R., ley, J, & Kohlepp, K. (1992). Understanding reactions to

performance feedback by integrating ideas from symbolic interactionism and cognitive

evaluation theory. Journal of personality and social psychology, 62, 402-421

Page 30: Psikologi Sosial - "Diri"

Referensi…

Festinger, L. (1954). A theory of social comparison prosesses. Human Relation, 7, 117-140

Shelley E. Taylor, Letitia Anne Peplau, David O. Sears. Psikologi Sosial – Edisi Kedua Belas. Jakarta:

Kencana, 2009

McGuire&McGuire, 1982; McGuire&Padawer-Singer. (1976). Trait Salience in the spontaneous self-

concept. Journal of personality and social psychology, 33, 743-754

Turner, J. C., Oakes, P. J. , Haslam, S. A., & McGarry, C. (1994). Self and the collective: Cognition and

social context. Personality and social psychology bulletin, 20, 454-463

Tajfel, H. (1981). Human groups and social categories. Cambridge, England: Cambridge University

Press

Turner, J. C., Hogg, M. A., Oakes, P. J., Reicher, S. D., & Wetherell, M. (1987). Rediscovering the social

group: A self-categorization theory. Oxford, England: Basil Blackwell

Phinney, J. S. (1991). Ethnic identity and self-esteem: A review and integration. Hispanic Journal of

Behavioral Science, 13, 193-208.

Page 31: Psikologi Sosial - "Diri"

Referensi…

Dr, Agus Abdul Rahman, M.Psi . Psikologi Sosial. RajaGrafindo Persada, 2010

David G. Myers . Psikologi Sosial. Salemba Humanika, 2012

Mathhew H. Olson & B.R Hergenhahn . Pengantar Teori Kepribadian Edisi Kedelapan. Pustaka

Pelajar, 2013

Daniel Cervone & Lawrence A. Pervin. Teori dan Penelitian "Kepribadian" . Salemba Humanika,

2012

http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/197409072001121-

DIDIN_BUDIMAN/psikologi_olahraga/positive_self-esteem.pdf

http://thesis.binus.ac.id/Asli/Bab2/2011-2-00003-PL%202.pdf

Page 32: Psikologi Sosial - "Diri"

Thank You