Top Banner
PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan segalanya dalam kehidupan ini yang fungsinya tidak dapat digantikan dengan zat atau benda lainya, namun dapat pula sebaliknya apabila air tidak dijaga nilainya akan sangat membahayakan dalam kehidupan ini. Maka sungai sebagaimana dimaksudkan harus selalu berada pada kondisinya dengan cara dilindungi dan dijaga kelestarianya, ditingkatkan fungsi dan kemanfaatanya dan dikendalikan daya rusaknya terhadap lingkungan. Sungai adalah salah satu dari sumber daya alam yang bersifat mengalir (flowing resources), sehingga pemanfaatan air di hulu akan menghilangkan peluang di hilir. Pencemaran dihulu sungai akan menimbulkan biaya sosial dihilir (extematily effect) dan pelestarian di hulu memberikan manfaat di hilir. Air atau sungai dapat merupakan sumber malapetaka apabila tidak di jaga, baik dari segi manfaatnya maupun pengamanannya. Hal Ini dapat kita lihat sebagaimana yang terjadi pada Sungai Siak di Propinsi Riau, Sungai Siak memiliki fungsi penting untuk memenuhi berbagai keperluan, diantaranya sebagai sarana transportasi air, sumber air bersih dan pusat kegiatan bisnis. Seiring dengan usaha peningkatan kesejahteraan masyarakat, perkembangan kawasan untuk berbagai pemenuhan kebutuhan (sarana pemukiman, perdagangan & industri, perhubungan, 1
34

Psda Kelompok IV Minggu Pertama

Jan 05, 2016

Download

Documents

adinda_ryvania

das sungai siak leighton II
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Psda Kelompok IV Minggu Pertama

PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR 2015

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan segalanya dalam kehidupan ini yang fungsinya tidak dapat

digantikan dengan zat atau benda lainya, namun dapat pula sebaliknya apabila air

tidak dijaga nilainya akan sangat membahayakan dalam kehidupan ini. Maka

sungai sebagaimana dimaksudkan harus selalu berada pada kondisinya dengan

cara dilindungi dan dijaga kelestarianya, ditingkatkan fungsi dan kemanfaatanya

dan dikendalikan daya rusaknya terhadap lingkungan. Sungai adalah salah satu

dari sumber daya alam yang bersifat mengalir (flowing resources), sehingga

pemanfaatan air di hulu akan menghilangkan peluang di hilir. Pencemaran dihulu

sungai akan menimbulkan biaya sosial dihilir (extematily effect) dan pelestarian di

hulu memberikan manfaat di hilir.

Air atau sungai dapat merupakan sumber malapetaka apabila tidak di jaga,

baik dari segi manfaatnya maupun pengamanannya. Hal Ini dapat kita lihat

sebagaimana yang terjadi pada Sungai Siak di Propinsi Riau, Sungai Siak

memiliki fungsi penting untuk memenuhi berbagai keperluan, diantaranya sebagai

sarana transportasi air, sumber air bersih dan pusat kegiatan bisnis. Seiring dengan

usaha peningkatan kesejahteraan masyarakat, perkembangan kawasan untuk

berbagai pemenuhan kebutuhan (sarana pemukiman, perdagangan & industri,

perhubungan, perkantoran, pariwisata dan lain-lain) akan meningkat dengan cepat.

Dengan adanya perubahan penggunaan lahan tersebut maka implikasinya adalah

adanya perubahan perilaku sungai, baik yang menyangkut pola distribusi aliran

sungai maupun perubahan kualitas sumberdaya air sungai. Tetapi Air sungai Siak

tidak seperti zaman dahulu lagi yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk

kebutuhan memasak dan mencuci pakaian.

Sekarang kondisi air sungai Siak sudah sangat memperhatinkan, Padahal

keberadaan Sungai Siak pada era sebelum tahun 80-an menjadi urat nadi

perekonomian nelayan setempat sehingga sebagian besar memiliki mata

pencaharian sebagai nelayan. Hal ini terlihat dari perkembangan aktivitas

masyarakat disepanjang kawasan sungai Siak dan banyaknya penduduk yang

1

Page 2: Psda Kelompok IV Minggu Pertama

PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR 2015

bermukim disepanjang sungai Siak. Potensi sungai siak sendiri diantaranya adalah

sebagai tempat mencari ikan, sumber air bersih, wisata air dan dengan kedalaman

rata-rata 20-30 meter serta panjang keseluruhan 572 km dan lebar 75-100 m

sungai Siak mampu menunjang sistem transportasi air dengan intensitas tinggi

baik untuk kapal barang maupun kapal penumpang. Namun secara bertolak

belakang sungai ini juga merupakan tempat aliran limbah industri dan rumah

tangga serta sebagai sarana mandi, cuci dan kakus (MCK) penduduk setempat.

Saat ini pemanfaatan sungai dilakukan secara berlebihan tanpa

memikirkan dampak dan akibatnya. Banyak sungai yang rusak dan tercemar

akibat limbah oleh rumah tangga maupun oleh perusahaan-perusahaan atau

industri yang ada di sekitar sungai. Rusaknya ekosistem sungai berdampak negatif

khususnya bagi masyarakat yang tinggal di sekitar sungai. Ekosistem sungai yang

rusak menyebabkan menurunnya jumlah debit air secara fluktuatif pada musim

hujan dan kemarau, penurunan cadangan air serta penurunan jasa lingkungan.

Sektor ekonomi juga ikut berimbas akibat rusaknya ekosistem sungai. Menurut

perspektif ekonomi, Fauzi (2006) menyatakan pencemaran bukan saja dilihat dari

hilangnya nilai ekonomi sumber daya akibat berkurangnya kemampuan

sumberdaya namun juga dari dampak pencemaran tersebut terhadap masyarakat.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik dengan kehidupan yang ada

disekitar bantaran Sungai Siak yang sering berinteraksi dengan sungai serta

mengetahui pengelolaan sumber daya air terpadu dan berkelanjutan yang sudah

diterapkan di DAS Siak 1.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana rasa kepedulian maysarakat dibantaran Sungai Siak

tehadap kebersihan lingkungan dan aliran sungai?

2. Bagaimana sistem pengelolaan sumber daya air terpadu dan

berkelanjutan yang sudah diterapkan di Sungai Siak?

1.3 Tujuan

Tujuan dari Pengelolaan Sumber Daya Air di Sungai Siak adalah:

2

Page 3: Psda Kelompok IV Minggu Pertama

PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR 2015

1. Mengidentifikasi lingkungan dan aliran Sungai Siak dengan bertanya

langsung pada masyarakat yang bermukim disekitar sungai.

2. Mengetahui sistem pengelolaan sumber daya air terpadu dan

berkelanjutan yang sudah diterapkan di Sungai Siak.

3. Meninjau sumber air bersih yang digunakan masyarakat di sekitar

Sungai Siak.

3

Page 4: Psda Kelompok IV Minggu Pertama

PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR 2015

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Pengertian Sumber Daya Air

Sumber daya air adalah sumber daya berupa air yang berguna atau

potensial bagi manusia. Kegunaan air meliputi penggunaan di bidang pertanian,

industri, rumah tangga, rekreasi, dan aktivitas lingkungan. Sangat jelas terlihat

bahwa seluruh manusia membutuhkan air tawar. 97% air di bumi adalah air asin,

dan hanya 3% berupa air tawar yang lebih dari 2 per tiga bagiannya berada dalam

bentuk es di glasier dan es kutub. Air tawar yang tidak membeku dapat

ditemukan terutama di dalam tanah berupa air tanah, dan hanya sebagian kecil

berada di atas permukaan tanah dan di udara.

Air tawar adalah sumber daya terbarukan, meski suplai air bersih terus

berkurang. Permintaan air telah melebihi suplai di beberapa bagian di dunia dan

populasi dunia terus meningkat yang mengakibatkan peningkatan permintaan

terhadap air bersih. Perhatian terhadap kepentingan global dalam

mempertahankan air untuk pelayanan ekosistem telah bermunculan, terutama

sejak dunia telah kehilangan lebih dari setengah lahan basah bersama dengan nilai

pelayanan ekosistemnya. Ekosistem air tawar yang tinggi biodiversitasnya saat ini

terus berkurang lebih cepat dibandingkan dengan ekosistem laut ataupun darat.

2.2 Kondisi Sumber Daya Air

Seperti di banyak negara lain, kondisi sumber daya air di Indonesia telah

sampai pada tahap di mana tindakan terpadu diperlukan untuk membalikkan tren

yang terjadi saat ini yatiu penggunaan air yang berlebihan, polusi, dan

meningkatnya ancaman kekeringan dan banjir.

Mengingat tantangan yang dihadapi oleh sektor sumber daya air dan sektor

irigasi di abad ke-21 dan reformasi sektor publik yang lebih memperhatikan

aspirasi rakyat, Pemerintah Indonesia telah memulai program reformasi bidang

sumber daya air yang meliputi aspek kebijakan, aspek kelembagaan, aspek

legislatif dan peraturan, dan kebijakan konservasi sumber daya air telah mendapat

bagian yang substansial dalam agenda reformasi.

4

Page 5: Psda Kelompok IV Minggu Pertama

PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR 2015

Didalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004

Tentang Sumber Daya Air dijelaskan; Sumber daya air merupakan karunia Tuhan

Yang Maha Esa yang memberikan manfaat untuk mewujudkan kesejahteraan bagi

seluruh rakyat Indonesia dalam segala bidang. Sejalan dengan Pasal 33 ayat (3)

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, undang-undang

ini menyatakan bahwa sumber daya air dikuasai oleh negara dan dipergunakan

untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat secara adil. Atas penguasaan sumber

daya air oleh negara dimaksud, negara menjamin hak setiap orang untuk

mendapatkan air bagi pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari dan melakukan

pengaturan hak atas air.

Undang-undang dengan tegas mengataka bahwa negara memiliki peran

utama dalam pengaturan, pendayagunaan dll, dengan melibatkan stakeholder

lainnya. Penguasaan negara atas sumber daya air tersebut diselenggarakan oleh

Pemerintah dan/atau pemerintah daerah dengan tetap mengakui dan menghormati

kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya, seperti

hak ulayat masyarakat hukum adat setempat dan hak-hak yang serupa dengan itu,

sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip

Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam pasal 1 dijelaskan bahwa pengaturan

hak atas air diwujudkan melalui penetapan hak guna air, yaitu hak untuk

memperoleh dan memakai atau mengusahakan air untuk berbagai keperluan. Hak

guna air dengan pengertian tersebut bukan merupakan hak pemilikan atas air,

tetapi hanya terbatas pada hak untuk memperoleh dan memakai atau

mengusahakan sejumlah (kuota) air sesuai dengan alokasi yang ditetapkan oleh

pemerintah kepada pengguna air, baik untuk yang wajib memperoleh izin maupun

yang tidak wajib izin.

Sudah menjadi pemandangan yang biasa dan gampang dilihat, air sudah

menjadi permasalahan. Kebutuhan masyarakat terhadap air yang semakin

meningkat mendorong lebih menguatnya nilai ekonomi air dibanding nilai dan

fungsi sosialnya. Kondisi tersebut berpotensi menimbulkan konflik kepentingan

antar sektor, antar wilayah dan berbagai pihak yang terkait dengan sumber daya

air. Di sisi lain, pengelolaan sumber daya air yang lebih bersandar pada nilai

5

Page 6: Psda Kelompok IV Minggu Pertama

PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR 2015

ekonomi akan cenderung lebih memihak kepada pemilik modal serta dapat

mengabaikan fungsi sosial.

2.3 Air Permukaan

Salah satu jenis dari sumber daya air ialah air permukaan yaitu air yang

terdapat di sungai, danau, atau rawa air tawar. Air permukaan secara alami dapat

tergantikan dengan presipitasi dan secara alami menghilang akibat aliran menuju

lautan, penguapan, dan penyerapan menuju ke bawah permukaan. Meski satu-

satunya sumber alami bagi perairan permukaan hanya presipitasi dalam area

tangkapan air, total kuantitas air dalam sistem dalam suatu waktu bergantung pada

banyak faktor. Faktor-faktor tersebut termasuk kapasitas danau, rawa, dan

reservoir buatan, permeabilitas tanah di bawah reservoir, karakteristik aliran pada

area tangkapan air, ketepatan waktu presipitasi dan rata-rata evaporasi setempat.

Semua faktor tersebut juga memengaruhi besarnya air yang menghilang dari

aliran permukaan.

Aktivitas manusia memiliki dampak yang besar dan kadang-kadang

menghancurkan faktor-faktor tersebut. Manusia seringkali meningkatkan

kapasitas reservoir total dengan melakukan pembangunan reservoir buatan, dan

menguranginya dengan mengeringkan lahan basah. Manusia juga sering

meningkakan kuantitas dan kecepatan aliran permukaan dengan pembuatan

saluran-saluran untuk berbagai keperluan, misalnya irigasi. Manusia dapat

menyebabkan hilangnya sumber air permukaan dengan menjadikannya tidak lagi

berguna, misalnya dengan cara polusi.

2.3.1 Pencemaran Sungai

Air merupakan sumber kehidupan di muka bumi ini, kita semua

bergantung pada air. Untuk itu diperlukan air yang dapat dipergunakan

sebagaimana mestinya. Tapi pada akhir-akhir ini, persoalan penyediaan air yang

memenuhi syarat menjadi masalah seluruh umat manusia. Dari segi kualitas dan

kuantitas air telah berkurang yang disebabkan oleh pencemaran.

Pencemaran air sungai terjadi apabila dalam air sungai terdapat berbagai

macam zat atau kondisi yang dapat menurunkan standar kualitas air yang telah

6

Page 7: Psda Kelompok IV Minggu Pertama

PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR 2015

ditentukan, sehingga tidak dapat digunakan untuk kebutuhan tertentu. Suatu

sumber air dikatakan tercemar tidak hanya karena tercampur dengan bahan

pencemar, akan tetapi apabila air tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan tertentu,

sebagai contoh suatu sungai yang mengandung logam berat atau mengandung

bakteri penyakit masih dapat digunakan untuk kebutuhan industri atau sebagai

pembangkit tenaga listrik, akan tetapi tidak dapat digunakan untuk kebutuhan

rumah tangga.

Dalam praktek operasionalnya, pencemaran lingkungan hidup tidak pernah

ditunjukkan secara utuh, melainkan sebagai pencemaraan dari komponen-

komponen lingkungan hidup, seperti pencemaran air, pencemaran air sungai,

pencemaran air laut, pencemaran air tanah dan pencemaran udara. Dengan

demikian, definisi pencemaran air mengacu pada definisi lingkungan hidup yang

ditetapkan dalam UU tentang lingkungan hidup yaitu UU No. 23/1997.

Menurut UU Republik Indonesia No 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan

Lingkungan Hidup, yang dimaksud dengan pencemaran lingkungan hidup

yaitu; masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau

komponen lain ke dalam lingkungan hidup, oleh kegiatan manusia sehingga

kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup

tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya. Demikian pula dengan

lingkungan air yang terdapat di sungai yang dapat tercemar karena masuknya atau

dimasukannya mahluk hidup atau zat yang membahayakan bagi kesehatan. Air

sungai dikatakan tercemar apabila kualitasnya turun sampai ke tingkat yang

membahayakan sehingga air tidak bisa digunakan sesuai peruntukannya.

2.3.2 Penanggulangan Pencemaran Air Sungai  

Pengendalian/penanggulangan pencemaran air di Indonesia telah diatur

melalui Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas

dan Pengendalian Pencemaran Air. Secara umum hal ini meliputi pencemaran air

baik oleh instansi ataupun non-instansi. Salah satu upaya serius yang telah

dilakukan Pemerintah dalam pengendalian pencemaran air adalah melalui

Program Kali Bersih (PROKASIH). Program ini merupakan upaya untuk

menurunkan beban limbah cair khususnya yang berasal dari kegiatan usaha skala

7

Page 8: Psda Kelompok IV Minggu Pertama

PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR 2015

menengah dan besar, serta dilakukan secara bertahap untuk mengendalikan beban

pencemaran dari sumber-sumber lainnya. Program ini juga berusaha untuk menata

pemukiman di bantaran sungai dengan melibatkan masyarakat setempat (KLH,

2004).

Pada prinsipnya ada 2 (dua) usaha untuk menanggulangi pencemaran,

yaitu penanggulangan secara non-teknis dan secara teknis. Penanggulangan secara

non-teknis yaitu suatu usaha untuk mengurangi pencemaran lingkungan dengan

cara menciptakan peraturan perundangan yang dapat merencanakan, mengatur dan

mengawasi segala macam bentuk kegiatan industri dan teknologi sehingga tidak

terjadi pencemaran. Peraturan perundangan ini hendaknya dapat memberikan

gambaran secara jelas tentang kegiatan industri yang akan dilaksanakan, misalnya

meliputi AMDAL, pengaturan dan pengawasan kegiatan dan menanamkan

perilaku disiplin. Sedangkan penanggulangan secara teknis bersumber pada

perlakuan industri terhadap perlakuan buangannya, misalnya dengan mengubah

proses, mengelola limbah atau menambah alat bantu yang dapat mengurangi

pencemaran. Sebenarnya penanggulangan pencemaran air dapat dimulai dari diri

kita sendiri. Dalam keseharian, kita dapat mengurangi pencemaran air dengan cara

mengurangi produksi sampah (minimize) yang kita hasilkan setiap hari. Selain itu,

kita dapat pula mendaur ulang (recycle) dan mendaur pakai (reuse) sampah

tersebut. Kitapun perlu memperhatikan bahan kimia yang kita buang dari rumah

kita. Karena saat ini kita telah menjadi masyarakat kimia, yang menggunakan

ratusan jenis zat kimia dalam keseharian kita, seperti mencuci, memasak,

membersihkan rumah, memupuk tanaman, dan sebagainya. Kita harus

bertanggung jawab terhadap berbagai sampah seperti makanan dalam kemasan

kaleng, minuman dalam botol dan sebagainya, yang memuat unsur pewarna pada

kemasannya dan kemudian terserap oleh air tanah pada tempat pembuangan akhir.

Bahkan pilihan kita untuk bermobil atau berjalan kaki, turut menyumbangkan

emisi asam atu hidrokarbon ke dalam atmosfir yang akhirnya berdampak pada

siklus air alam.

Menjadi konsumen yang bertanggung jawab merupakan tindakan yang

bijaksana. Sebagai contoh, kritis terhadap barang yang dikonsumsi, apakah

nantinya akan menjadi sumber bencana yang persisten, eksplosif, korosif dan

8

Page 9: Psda Kelompok IV Minggu Pertama

PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR 2015

beracun atau degradable (dapat didegradasi alam)? Apakah barang yang kita

konsumsi nantinya dapat meracuni manusia, hewan, dan tumbuhan aman bagi

makhluk hidup dan lingkungan ? Teknologi dapat kita gunakan untuk mengatasi

pencemaran air. Instalasi pengolahan air bersih, instalasi pengolahan air limbah,

yang dioperasikan dan dipelihara baik, mampu menghilangkan substansi beracun

dari air yang tercemar. Dari segi kebijakan atau peraturanpun mengenai

pencemaran air ini telah ada. Bila kita ingin benar-benar hal tersebut dapat

dilaksanakan, maka penegakan hukumnya harus dilaksanakan pula. Pada

akhirnya, banyak pilihan baik secara pribadi ataupun social (kolektif) yang harus

ditetapkan, secara sadar maupun tidak, yang akan mempengaruhi tingkat

pencemaran dimanapun kita berada. Walaupun demikian, langkah pencegahan

lebih efektif dan bijaksana.

Melalui penanggulangan pencemaran ini diharapkan bahwa pencemaran

akan berkurang dan kualitas hidup manusia akan lebih ditingkatkan, sehingga

akan didapat sumber air yang aman, bersih dan sehat.

2.4 Pengelolaan Sumber Daya Air

Penyusunan pola pengelolaan perlu melibatkan seluas-luasnya peran

masyarakat dan dunia usaha, baik koperasi, badan usaha milik negara, badan

usaha milik daerah maupun badan usaha swasta. Sejalan dengan prinsip

demokratis, masyarakat tidak hanya diberi peran dalam penyusunan pola

pengelolaan sumber daya air, tetapi berperan pula dalam proses perencanaan,

pelaksanaan konstruksi, operasi dan pemeliharaan, pemantauan, serta pengawasan

atas pengelolaan sumber daya air (Dadang Sudardja, 2007).

Menurut Mathis Wackernagel (1996) dalam Supadmo, Arif Sigit (2001),

dalam bukunya “Ecologycal Footprint” menyatakan bahwa peningkatan penduduk

serta peningkatan konsumsi materi dan energi menjadi lambang kemakmuran di

satu pihak, namun di pihak lain terjadi keterbatasan sumber daya. Di seluruh

dunia telah terjadi proses desertifikasi sebesar 6.000.000 ha/tahun. Proses

deforestasi 17.000.000 ha/tahun. Proses erosi dan oksidasi tanah 26.000.000.000

ton/tahun serta proses hilangnya spesies-spesies tertentu sebesar 17.000

jenis/tanam.

9

Page 10: Psda Kelompok IV Minggu Pertama

PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR 2015

Dari data di atas dapat kita lihat bahawa pembangunan tidak saja

menghasilkan manfaat tetapi juga resiko. Pencemaran dan pengrusakan adalah

dua resiko yang tidak dapat dihindari dalam rangka menjalankan pembangunan.

Akibat pembangunan manusia sebagai penghuni Bumi ini paling tidak saat ini

telah berhutang sekitar antara 16 trilyun dollar AS hingga 54 trilyun dollar AS

pertahun, atau rata-rata 33 trilyun dollar AS atau kurang lebih Rp.66.000 trilyun

setahun untuk segala materi “gratis” seperti udara, air dan pangan, demikian hasil

perhitungan yang dilakukan oleh tim yang dipimpin oleh Robert Constanza dan

disponsori oleh National Centre for Ecological Analysis and Synthesis di Santa

Barbara, California (Kompas, 16 Mei 1997). Perkiraan inipun lanjut mereka

adalah perkiraan minimum.

Sumber daya air merupakan bagian dari sumber daya yang mempunyai

sifat yang sangat berbeda dengan sumber daya alam lainnya. Air adalah sumber

daya yang terbarui, bersifat dinamis mengikuti siklus hydrologi yang secara

alamiah berpindah-pindah serta mengalami perubahan bentuk dan sifat.

Tergantung dari waktu dan lokasinya, air dapat berupa zat padat sebagai es dan

salju, dapat berupa air yang mengalir serta air permukaan. Berada dalam tanah

sebagai air tanah, berada di udara sebagai air hujan, berada di laut sebagai air laut,

dan bahkan berupa uap air yang didefinisikan sebagai air udara.

Dewasa ini permasalahan yang cenderung dihadapi oleh pemerintah

maupun masyarakat dalam kaitannya dengan pemanfaatan sumberdaya air

meliputi:

1. Adanya kekeringan di musim kemarau dan kebanjiran di musim hujan.

2. Persaingan dan perebutan air antara daerah hulu dan hilir atau konflik

antara berbagai sektor.

3. Penggunaan air yang berlebihan dan kurang efisien.penyempitan dan

pendangkalan sungai, danau karena desakan lahan untuk pemukiman dan

industri.

4. Pencemaran air permukaan dan air tanah.

5. Erosi sebagai akibat penggundulan hutan.

Permasalahan air yang semakin komplek ini menuntut kita untuk mengelolah

sumberdaya air sehingga dapat menunjang kehidupan masyarakat dengan baik.

10

Page 11: Psda Kelompok IV Minggu Pertama

PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR 2015

Berdasarkan UU No 7/2004 tentang Sumberdaya Air, Pengelolaan sumber daya

air adalah upaya merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi

penyelenggaraan konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air,

dan pengendalian daya rusak air.

Sudah menjadi pemandangan yang biasa dan gampang dilihat, air sudah

menjadi permasalahan. Kebutuhan masyarakat terhadap air yang semakin

meningkat mendorong lebih menguatnya nilai ekonomi air dibanding nilai dan

fungsi sosialnya. Kondisi tersebut berpotensi menimbulkan konflik kepentingan

antar sektor, antar wilayah dan berbagai pihak yang terkait dengan sumber daya

air. Di sisi lain, pengelolaan sumber daya air yang lebih bersandar pada nilai

ekonomi akan cenderung lebih memihak kepada pemilik modal serta dapat

mengabaikan fungsi sosial.

Penyusunan pola pengelolaan perlu melibatkan seluas-luasnya peran

masyarakat dan dunia usaha, baik koperasi, badan usaha milik negara, badan

usaha milik daerah maupun badan usaha swasta. Sejalan dengan prinsip

demokratis, masyarakat tidak hanya diberi peran dalam penyusunan pola

pengelolaan sumber daya air, tetapi berperan pula dalam proses perencanaan,

pelaksanaan konstruksi, operasi dan pemeliharaan, pemantauan, serta pengawasan

atas pengelolaan sumber daya air.

Untuk menyesuaikan perubahan paradigma dan mengantisipasi

kompleksitas perkembangan permasalahan sumber daya air; menempatkan air

dalam dimensi sosial, lingkungan hidup, dan ekonomi secara selaras; mewujudkan

pengelolaan sumber daya air yang terpadu; mengakomodasi tuntutan

desentralisasi dan otonomi daerah; memberikan perhatian yang lebih baik

terhadap hak dasar atas air bagi seluruh rakyat; mewujudkan mekanisme dan

proses perumusan kebijakan dan rencana pengelolaan sumber daya air yang lebih

demokratis, perlu dibentuk undang-undang baru sebagai pengganti Undang-

undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan.

Salah satu cara yang harus diperhatikan dalam pengelolaan air adalah

pengelolaan yang berdasarkan pada ‘watershed’ (Daerah Aliran Sungai/DAS).

Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan

dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung,

11

Page 12: Psda Kelompok IV Minggu Pertama

PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR 2015

menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke

laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di

laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan.

Dengan pengelolaan air berdasarkan DAS maka diharapkan akan tercipta

kesinambungan sumber daya air karena air tidak bisa dilihat satu bagian wilayah

saja. Pengelolaan air pada suatu daerah tidak bisa begitu saja hanya

memperhatikan variabel–variabel hidrologis pada wilayah itu saja. Bahkan,

pengelolaan Waduk Saguling untuk keperluan PLTA, misalnya, tidak bisa hanya

memperhatikan variabel–variabel disekitar waduk. Seluruh masalah pengelolaan

sumber daya air harus memperhitungkan keseluruhan DAS karena bagaimanapun

juga bahkan sebuah titik di ujung terluar DAS pun memiliki pengaruh terhadap

keberadaan dan kualitas air di sungai utama. Jadi Pengelolaan sumber daya air

yang bersifat parsial harus ditinggalkan.Selain itu, untuk mengelola sumber daya

air berbasis DAS ini, kita harus mengacu pada aspek–aspek yang ada dalam DAS

tersebut. “Bukan hanya dibatasi pada aspek fisika saja. Tapi juga sosial–budaya,

kualitas air, aktivitas industri, politik, ekonomi, demografi (kependudukan).

Indonesia telah melakukan langkah maju dalam pelaksanaan Kebijakan

Pengelolaan Sumber Daya Air secara terpadu (Integrated Water Resources

Management – IWRM) yang menjadi perhatian dunai internasional untuk

meningkatkan pengelolaan sumber daya air dalam mencapai kesejahteraan umum

dan pelestarian lingkungan. Sejalan dengan konsep IWRM yang berkembang di

forum internasional, beberapa tindakan telah diambil di tingkat nasional dan

daerah dalam rangka reformasi kebijakan sumber daya air.

Reformasi dalam pengelolaan sumber daya air merupakan salah satu

tindakan penting untuk mengatasi pengentasan kemiskinan, ketahanan pangan,

dan konservasi sumber daya alam. Dalam pelaksanaannya, telah diterbitkan

beberapa kebijakan antara lain diberlakukannya Undang-Undang No. 7 Tahun

2004 tentang Sumber Daya Air (UU SDA) yang sejalan dengan prinsip-prinsip

IWRM. Undang-undang ini bertujuan untuk pelaksanaan pengelolaan sumber

daya air secara menyeluruh, berkelanjutan, dan melalui pendekatan terbuka

sehingga memberikan pilihan bagi masyarakat bisnis dan organisasi non-

12

Page 13: Psda Kelompok IV Minggu Pertama

PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR 2015

pemerintah untuk berpartisipasi dalam proses perencanaan dan pelaksanaan

pengelolaan sumber daya air terpadu.

13

Page 14: Psda Kelompok IV Minggu Pertama

PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR 2015

BAB III

METODE

Sejarah kota merupakan seluruh perkembangan kebijakan pemerintah dan

aktivitas masyarakat kota beserta pengaruhnya pada masyarakat maupun pada tata

ruang kota termasuk unsur ekologisnya. Kuntowijoyo (2003:64) menjelaskan

bahwa ekologi merupakan interaksi antara manusia dan alam sekitarnya serta

perubahan ekologi terjadi bila salah satu dari komponen itu mengalami perubahan.

Dalam konteks ini bagaimana perkembangan pola pikir dan sikap masyarakat

berpengaruh ada pengelolaan sumber daya air di Sungai Siak menjadi fokus

penelitian awal ini. Penelitian ini mencerminkan nasionalisme masyarakat dalam

membangun kota dan bangsanya. Secara sederhana, peneliti memulai penelitian

dengan menentukan topik penelitian yakni Laporan Pengelolaan Sumber Daya

Air di Sungai Siak. Hal ini dipilih karena rasa keprihatinan penulis pada

terancamnya sendang yang penulis duga karena faktor sikap manusia pada

lingkungan.

Kedua, peneliti megumpulkan berbagai sumber yang terkait dengan tema

atau topik ini terutama literatur penunjang yang menjelaskan keterkaitan manusia

dengan lingkungan. Ketiga, peneliti menguji validitas data yang ada dengan

mengobservasi Sungai Siak dan mewawancarai beberapa warga terkait dengan

pandangan mereka pada aktivitas warga di sekitar Sungai Siak. Keempat, peneliti

menginterpretasikan data yang didapat dengan melakukan analisis dan analogi

serta mengaitkannya dengan rasa nasionalisme. Terakhir, peneliti menulis dengan

gaya deskriptif-naratif sehingga dapat dikemukakan perkembangan yang jelas dari

pola pikir dan sikap masyarakat terhadap pengelolaan sumber daya air di Sungai

Siak.

14

Page 15: Psda Kelompok IV Minggu Pertama

PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR 2015

BAB IV

KONDISI EKSISTING DAN GAMBARAN UMUM

4.1 Luas Wilayah

Luas WS Siak sekitar ± 14.239 km2 yang membentang dari hulunya di

perbukitan Kubu Beringin dan Bukit Suligi-Bukit Pandan di Kabupaten Rokan

Hulu hingga hilirnya bermuara di Selat Malaka. Secara geografis WS Siak berada

pada posisi antara 100º28’ BT - 102º12’BT dan 0º20’ LU - 1º16’ LU dengan

batasan-batasan sebagai berikut:

1. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Siak,

Kabupaten Bengkalis.

2. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Siak dan Selat Malaka.

3. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Kampar, Kabupaten Siak,

Kabupaten Pelalawan.

4. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Rokan Hulu.

Untuk lebih jelasnya mengenai luas WS Siak beserta kabupaten/kota yang

masuk di dalamnya disajikan pada Tabel 1.1 berikut ini.

No. KabupatenLuas Persentase LuasKm² %

1 Kabupaten Rokan Hulu 979 6,882 Kabupaten Kampar 3.589 25,213 Kabupaten Bengkalis 2.813 19,764 Kabupaten Siak 6.304 44,275 Kota Pekanbaru 553 3,88

Total 14.239 100Sumber: Keppres No. 12 Tahun 2012 dan Hasil Analisis, Tahun 2012

Pembagian daerah aliran sungai pada WS Siak berikut dengan anak sungai

dan wilayah yang termasuk di dalamnya akan dideskripsikan sebagai berikut.

1. DAS Siak

DAS Siak memiliki luas areal sebesar 11.527 km2. Wilayah ini didominasi

oleh penutupan lahan berupa kebun sawit, lahan pertanian, lahan terbuka,

hutan, kebun karet dan sebagian kecil merupakan lahan terbangun, semak

belukar, kebun campuran serta badan air. Sebagian dari areal lahan terbuka

merupakan kawasan pertambangan.

15

Page 16: Psda Kelompok IV Minggu Pertama

PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR 2015

2. DAS Siak Kecil

DAS Siak Kecil ini meliputi areal sebesar 2.712 km2. Wilayah ini

didominasi oleh penutupan lahan berupa kebun campuran, lahan pertanian,

hutan, semak belukar, lahan terbuka, kebun sawit dan sebagian kecil

merupakan lahan terbangun dan badan air.

4.2 Lahan Kritis

Lahan kritis adalah lahan yang keadaan fisiknya sedemikian rupa sehingga

lahan tersebut tidak dapat berfungsi secara baik sesuai dengan peruntukannya

sebagai media produksi maupun sebagai media tata air. Lahan tersebut dapat

berupa lahan gundul yang sudah tidak bervegetasi sama sekali, padang alang-

alang atau lahan yang ditumbuhi oleh semak belukar yang tidak produktif, areal

yang berbatu-batu atau berparit sebagai akibat erosi tanah dan tanah yang

kedalaman solumnya sudah tipis sehingga tanaman tidak dapat tumbuh dengan

baik.

Berdasarkan kriteria yang dikeluarkan oleh Departemen Kehutanan, dalam

menentukan kekritisannya, lahan dibagi menjadi 2 kategori, yaitu :

1. Kawasan Hutan Lindung.

2. Kawasan Budidaya Pertanian.

Berdasarkan data Tahun 2002, tingkat kekritisan lahan di WS Siak yang

tergolong sangat kritis terdapat dibagian hulu yaitu di DAS Tapung Kiri dan DAS

Tapung Kanan yaitu masing-masing seluas 14.721,39 Ha dan 466,25 Ha atau total

sekitar 1.35% dari total luas WS Siak.

4.3 Tutupan Lahan

Tata guna lahan merupakan representasi kenampakan ruang yang dapat

menggambarkan aktivitas ekonomi suatu kawasan serta untuk mengetahui kondisi

umum suatu daerah. Oleh karena itu hampir dalam setiap kajian wilayah,

informasi tutupan lahan dan tata guna lahan merupakan aspek pertama yang harus

diketahui untuk menyusun rencana selanjutnya.

Berdasarkan data tata guna lahan pada seluruh WS Siak dapat diketahui

bahwa jenis tutupan lahan terutama didominasi oleh perkebunan yang mencapai

16

Page 17: Psda Kelompok IV Minggu Pertama

PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR 2015

20 %, setelah itu adalah tutupan hutan (25 %), lahan pertanian yang masing-

masing mencapai 25 %. Dan tutupan lahan lainnya meskipun secara persentase

tampak rendah seperti semak (4 %), tambak (0,02 %), lahan terbuka (0,002 %)

dan lahan transmigrasi (0,56), namun sebenarnya dapat memiliki potensi besar

terjadinya degradasi lahan dan kualitas air.

17

Page 18: Psda Kelompok IV Minggu Pertama

PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR 2015

BAB V

INTEGRATED WATER RESOURCES MANAGEMENT

Kompleksitas permasalahan SDA membutuhkan upaya pemecahan dan

antisipasi yang tidak mungkin hanya dapat dilakukan oleh pemerintah saja tetapi

harus mendapat respons semua pihak baik sebagai individu maupun kelompok

atau badan hukum termasuk unsur legislatif. Area permasalahan dan

pemecahannya harus dilihat secara menyeluruh dan melibatkan peran sebanyak-

banyaknya pihak yang terkait.

Pengelolaan terpadu merupakan proses menerus yang tak boleh terhenti.

Setiap proses harus memiliki target capaian berdasarkan tahapan yang jelas.

Setiap tahapan proses yang dirancang harus dapat dinilai akuntabilitasnya.

Keberhasilannya perlu terukur melalui tiga kriteria utama, yaitu:

a. Efisiensi ekonomi. Didepan mata, permintaan jasa pelayanan air kian

meningkat, sementara itu di berbagai tempat terjadi kelangkaan atau

keterbatasan air yang bersih dan sumber daya finansial. Dalam situasi

seperti itu, efisiensi ekonomi dalam pendayagunaan SDA harus menjadi

perhatian.

b. Keadilan. Air adalah salah satu kebutuhan dasar yang mutlak diperlukan

oleh setiap orang, karena itu akses untuk memperoleh air yang bersih

perlu diupayakan bagi setiap orang untuk memenuhi kebutuhan pokok

hidup yang sehat dan produktif.

c. Keberlanjutan fungsi lingkungan hidup. Pendayagunaan SDA tidak

hanya mengejar kepentingan ekonomi jangka pendek, tetapi harus

memperhatikan kepentingan generasi yang akan datang, karena itu setiap

upaya pendayagunaannya harus diimbangi dengan upaya konservasi yang

memadai.

4.1 Strategi Konservasi Sumber Daya Air

Strategi konservasi sumber daya air meliputi beberapa kegiatan di WS

Siak dapat diuraikan berupa :

4.1.1 Perlindungan dan Pelestarian Sumber Air

18

Page 19: Psda Kelompok IV Minggu Pertama

PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR 2015

1. Rehabilitasi dan perlindungan hutan.

2. Reboisasi kawasan hutan yang rusak.

3. Penghijauan di lahan kritis milik masyarakat dan negara.

4. Penetapan dan pengelolaan kawasan sempadan sungai, danau, waduk, situ,

embung dan rawa sebagai sabuk hijau terutama yang saat ini digunakan

sebagai pemukiman oleh masyarakat.

5. Pemanfaatan lahan sesuai dengan kaidah-kadiah konservasi tanah dan

jenis tanah.

6. Pelestarian dan perlindungan sumber air secara menyeluruh sehingga

kerusakan ekosistem sumber daya air dapat dicegah.

7. Penertiban penambangan bahan tambang non-mineral

4.1.2 Pengawetan Air

1. Pengendalian aliran permukaan untuk memperpanjang waktu air tertahan

di atas permukaan tanah dan meningkatkan jumlah air yang masuk ke

dalam tanah melalui: pengolahan tanah untuk setiap aktivitas budidaya

pertanian, penanaman tanaman menurut garis kontur (contour cultivation),

penanaman dalam strip (sistem penanaman berselang seling antara

tanaman yang tumbuh rapat (misal rumput atau leguminosa) dan strip

tanaman semusim, pembuatan teras yang dapat menyimpan air, misalnya

teras bangku konservasi, pembangunan waduk dan embung.

2. Penyadapan air (water harvesting).

3. Meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah dengan cara memperbaiki struktur

tanah. Hal ini dapat dilakukan dengan pemberian tanaman penutup tanah

(mulsa) atau bahan organik.

4. Pengolahan tanah minimum (minimum tillage).

5. Pengelolaan air tanah, dilakukan antara lain dengan : perbaikan drainase

permukaan, drainase dalam, atau kombinasi keduanya yang akan

meningkatkan efisiensi penggunaan air oleh tanaman. Strategi Pengelolaan

air tanah pada saat ini belum ditinjau lebih detail, dikarenakan kurangnya

data air tanah yang tersedia. Perlu tinjauan lebih detail untuk merumuskan

pengelolaan air tanah.

19

Page 20: Psda Kelompok IV Minggu Pertama

PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR 2015

6. Peningkatan efisiensi penggunaan air irigasi antara lain dengan: tanam

benih langsung (tabela), pengurangan tinggi penggenangan atau pemberian

air (sistem SRI), mengurangi kebocoran saluran irigasi dan galengan,

pergiliran pemberian air dan pemberian air secara terputus. Dua aktivitas

terakhir ini harus disertai dengan peraturan dan pengawasan yang ketat.

4.1.3 Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air

1. Pengelolaan kali bersih dengan kontrol yang ketat terhadap pembuangan

limbah domestik.

2. Pengendalian/ pengawasan pembuangan limbah industri.

3. Pembuatan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) untuk kawasan

industri dan pemukiman.

4. Pelaksanaan audit lingkungan.

4.2 Strategi Pendayagunaan Sumber Daya Air

Strategi pendayagunaan sumber daya air di WS Siak dapat diuraikan

berupa:

4.2.1 Penetapan Zona Pemanfaatan Sumber Air

1. Penetapan zona pemanfaatan sumber air ke dalam peta tata ruang wilayah

Kabupaten/ Kota di WS Siak.

2. Penetapan zona pemanfaatan sumber air

4.2.2 Peruntukan, Penyediaan, Penggunaan dan Pengusahaan Sumber Daya

Air

1. Penetapan peruntukan air untuk berbagai kepentingan.

2. Penyediaan air sesuai prioritas yaitu untuk pemenuhan kebutuhan pokok

sehari-hari dan pertanian rakyat.

3. Penetapan ijin penggunaan air berkaitan dengan hak guna air.

4. Pengusahaan sumber daya air tanpa mengabaikan fungsi sosial sumber

daya air.

4.2.3 Pengembangan Sumber Daya Air

1. Pengembangan sumber daya air dilakukan melalui tahapan perencanaan,

pelaksanaan dan dilengkapi dengan studi analisis dampak lingkungan

(AMDAL).

20

Page 21: Psda Kelompok IV Minggu Pertama

PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR 2015

2. Pengembangan terhadap modifikasi cuaca untuk menambah volume

sumber air.

4.3 Strategi Pengendalian Daya Rusak Air

Strategi pengendalian daya rusak air di WS Siak diarahkan untuk dapat

mengupayakan sistem pencegahan bencana akibat daya rusak air dan

meningkatkan peran masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan daya

rusak air.

Dari strategi pokok tersebut, beberapa kegiatan dalam pengendalian daya

rusak air di WS Siak antara lain:

4.3.1 Pencegahan

1. Penetapan zona rawan banjir, kekeringan, erosi, sedimentasi, tanah

longsor, amblesan tanah, perubahan sifat dan kandungan kimiawi, biologi

dan fisika air, kepunahan flora dan fauna serta wabah penyakit yang

diakibatkan oleh daya rusak air (misal banjir).

2. Pengendalian pemanfaatan kawasan rawan bencana dengan melibatkan

masyarakat.

3. Peringatan dini dilakukan di lokasi rawan bencana.

4.3.2 Penanggulangan

1. Pelaksanaan tindakan penanggulangan kerusakan dan atau bencana akibat

daya rusak air.

2. Penetapan prosedur operasi standart penanggulangan bencana alam.

3. Penyampaian berita tentang kejadian bencana alam.

4.3.3 Pemulihan

Pemulihan daya rusak air merupakan penanganan pasca bencana, baik

berupa bencana banjir, bencana kekeringan maupun bencana tanah longsor

sebagai berikut:

1. Merehabilitasi kerusakan, baik secara struktural maupun non struktural.

21

Page 22: Psda Kelompok IV Minggu Pertama

PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR 2015

2. Menumbuh kembangkan peran serta masyarakat dalam kegiatan

pemulihan akibat bencana.

3. Revitalisasai wadah-wadah air pada daerah aliran sungai.

Pemulihan bencana pasca banjir atau disebut juga rehabilitasi pasca banjir,

adalah proses perbaikan keadaan terencana berdasarkan hasil evaluasi

kelayakan agar keadaan kembali sama dengan atau ebih baik dari keadaan

semula.

4.4 Strategi Sistem Informasi Sumber Daya Air

Strategi sistem informasi data sumber daya air di WS Siak dapat diuraikan

berupa:

1. Menyediakan data dan informasi sumber daya air yang akurat, tepat

waktu, berkelanjutan dan mudah.

2. Memudahkan pengaksesan data dan informasi oleh masyarakat, swasta

dan dunia usaha.

4.5 Strategi Pemberdayaan dan Peran serta Masyarakat dan Dunia

Usaha

Strategi peran serta masyarakat dalam pengelolaan sumber daya air di WS

Siak dapat diuraikan berupa:

1. Meningkatkan peran masyarakat dan swasta untuk berpartisipasi dalam

pengelolaan sumber daya air.

2. Meningkatkan kinerja lembaga pemerintah dalam pengelolaan sumber

daya air.

3. Meningkatkan koordinasi di tingkat lintas kabupaten/kota dalam

pengelolaan sumber daya air.

4. Pembentukan dan peningkatan/perkuatan TKPSDA WS Siak.

22