Top Banner
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS Jl. Rumah Sakit No. 01 Banyumas PENANGANAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DALAM KEHAMILAN No Dokumen 11/001/001/IK/ 2009 No Revisi Ke- 4 Halaman 1/2 PROSEDUR TETAP Tanggal terbit 31 Mei 2009 Ditetapkan, Direktur RSU Banyumas dr. Widayanto, M.Kes Pembina Tk. I NIP. 19571027 198511 1 001 I. PENGERTIAN Muntah yang berlebihan dalam kehamilan yang menyebabkan terjadinya : Ketonuria Penurunan berat badan > 5% II. TUJUAN Memberikan penanganan lebih dini pada pasien dengan hiperemesis III. KEBIJAKAN Pada pasien yang terlambat ditangani dapat menjadi fatal bila terjadi deplesi elektrolit dan ketoasidosis yang tidak dikoreksi dengan tepat dan cepat IV. Prosedur 1. Atasi dehidrasi dan ketosis : Berikan infuse D 5 %,RL,NaCl 1 : 1 :1 Lanjutkan dengan infus yang mempunyai komposisi kalori dan elektrolit yang memadai seperti KaEN Mg3 2. Balans cairan ketat hingga tidak jumpai lagi ketosis dan defisit elektrolit
70

Protap Medis VK Siap Cetak

Jan 26, 2016

Download

Documents

SOP
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Protap Medis VK Siap Cetak

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PENANGANAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DALAM KEHAMILAN

No Dokumen 11001001IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Muntah yang berlebihan dalam kehamilan yang

menyebabkan terjadinya Ketonuria Penurunan berat badan gt 5

II TUJUAN Memberikan penanganan lebih dini pada pasien dengan hiperemesis

III KEBIJAKAN Pada pasien yang terlambat ditangani dapat menjadi fatal bila terjadi deplesi elektrolit dan ketoasidosis yang tidak dikoreksi dengan tepat dan cepat

IV Prosedur 1 Atasi dehidrasi dan ketosis Berikan infuse D 5 RLNaCl 1 1 1 Lanjutkan dengan infus yang mempunyai

komposisi kalori dan elektrolit yang memadai seperti KaEN Mg3

2 Balans cairan ketat hingga tidak jumpai lagi ketosis dan defisit elektrolit

3 Berikan obat anti muntah Metoclopramide HCL 5 mg

4 Berikan support psokologis5 Jika dijumpai keadaan patologis atasi6 Jika kehamilannya patologis ( misal Molla

Hidatidosa ) lakukan evaluasi Nutrisi per oral diberikan bertahap dan jenis yang diberikan sesuai apa yang dikehendaki pasien (prinsip utama adalah pasien masih dapat makan) dengan porsi seringan mungkin dan baru ditingkatkan bila pasien lebih segar dan enak

PENANGANAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DALAM KEHAMILAN

No Dokumen 11001001IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0017 Perhatikan pemasangan kateter infus untuk sering

diberikan salep heparin karena cairan infus yang diberikan relatif pekat

8 Infus dilepas bila kondisi pasien benar-benar telah segar dan dapat makan dengan porsi wajar (lebih baik lagi bila telah dibuktikan hasil laboratorium telah normal) dan obat peroral telah diberikan beberapa saat sebelum infus dilepas

9 Infus dilepas bila kondisi pasien benar ndash benar telah segar dan dapat makan porsi wajarhasil laboratorium telah normal dan obat peroral telah diberikan beberapa saat sebelum infus dilepas

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PENANGANAN ABORTUS

No Dokumen

11002002IK2009

No Revisi

Ke - 2

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001

I Pengertian

Abortus adalah istilah yang diberikan untuk semua kehamilan yang berakhir sebelum periode viabilitas janin yaitu yang berakhir sebelum berat janin 500 gram Bila berat badan tidak diketahui maka perkiraan lama kehamilan kurang dari 20 minggu lengkap (139 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir normal yang dapat dipakai

II TujuanPenanganan abortus ditujukan untuk mengurangi resiko perdarahan

III Kebijakan

USG dapat menentukan denyut jantung janin (gt 5mm) dan membantu menentukan kelainan organik (anensefalus NT gt3mm) dan kemungkinan nir-mudigah bligted ovum

IV Prosedur

1 Pada keadaan imnens tirah baring tidak memberikan hasil lebih baik (IA) namun dianjurkan untuk membatasi aktivitas Upayakan untuk meminimalkan kemungkinan rangsangan prostaglandin Tidak dianjurkan terapi dengan hormon Estrogen dan Progesteron Dapat diindikasikan sirklase serviks pada trimester kedua untuk pasien dengan inkompentesi serviks Perdarahan subkhorionik dengan janin normal

sebagian besar akan berakhir dengan kehamilan normal Sebaliknya pada nir-mudigah dianjurkan untuk evakuasi dengan obat

PENANGANAN ABORTUS

No Dokumen

11002002IK2009

No Revisi

Ke - 2

Halaman

23

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 misoprostol atau aspirasi2 Pada keadaan insipiens umumnya harus dirawat

Karena tidak ada kemungkinan kelangsungan hidup bagi janin maka dapat diberikan misoprostol untuk mengeluarkan konsepsi analgetik mungkin diberikan Demikian juga setelah janin lahir kuretase mungkin diperlukan

3 Pada keadaan inkopletus apabila bagian hasil konsepsi telah keluar atau perdarahan menjadi berlebih maka evakuasi hasil konseps segera diindikasikan untuk meminimalkan perdarahan dan risilo inveksi pelvis Sebaiknya evakuasi dilakuakan dengan aspirasi vakumkarena tidak memerlukan anestesi

4 Missed abortion sebaiknya dirawat di rumah sakit karena memerlukan kuretase dan ada kemungkinan perdarahan banyak serta risiko tranfusi

5 Prinsip penanganan terapi abortus septik Infeksi harus dikendalikan dengan antibiotik

Cefalosporin generasi II seperti Cefoperazone Volume intravaskuler efektif harus

dipertahankan untuk memberikan perfusi jaringan yang adekuat

6 Hasil konsepsi dalam uterus harus dievakuasi bila perlu dilakukan laparotomi eksplorasi sampai pengangkatan rahim

PENANGANAN ABORTUS

No Dokumen

11002002IK2009

No Revisi

Ke - 2

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001

V Unit TerkaitBidang Pelayanan Medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

KEHAMILAN EKTOPIK

No Dokumen

11003003IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan gestasi

diluar kavum uteriKehamilan ektopik merupakan istilah yang lebih luas daripada kehamilan ekstra uterikarena istilah ini juga mencakup kehamilan diluar pars interstisialis tubakehamilan di kornu dan kehamilan di serviks

II TUJUAN Pada wanita dalam masa reproduksi dengan gangguan atau keterlambatan haid yang disertai nyeri perut bagian bawahperlu dipikirkan kehamilan ektopik terganggu

III KEBIJAKAN Pada kehamilan ektopik belum terganggubila kantong gestasi tak lebih dari 3 cmdapat dipertimbangkan tetapi dengan MTX 50 mgminggu yang dapat diulang 1 minggu kemudian bila janin masih hidupPasien dapat berobat jalan setelah mendapat informasi bahwa keberhasilan terapi medikamentosa hanya 85 Bila ternyata tak terjadi rupture maka pasien dapat diminta control tiap minggu untuk USG dan pemeriksaan HCGBila terjadi tanda nyeri abdomen akut pasien harus segera di laparotomi

IV Prosedur DIAGNOSIS 1 Anamnesis Nyeri abdomenperdarahan

pervaginamterlambat haid2 Pemeriksaan fisik Umumabdomenpelvis3 Kehamilan ektopik belum terganggu dapat

ditentukan dengan USG akan tampak kantong gestasi bahkan janinnya

KEHAMILAN EKTOPIK

No Dokumen

11003003IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Tes tambahan tes HCG USG

kuldosentesis kuretase endometrium laparoskopi kolpotomikolposkopi

MANAJEMEN Prinsip ndash prinsip umum penatalaksanaan

1 Rawat inap segera2 Operasi segera setelah diagnosis dibuat3 Penggantian darah sebagai indikasi untuk

hipovolemikanemia

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

MOLA HIDATIDOSA DAN

PENYAKIT TROFOBLAS GANAS

No Dokumen

11004004IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

15

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Penyakit trofoblas gestasional adalah proliferasi sel

trofoblas yang bersal dari kehamilanII TUJUAN Penyakit ini banyak diderita oleh wanita usia

reproduksi sehatsehingga tujuan penatalaksanaan penyakit trofoblas gestasional adalah mempertahankan dan meningkatkan kesehatan reproduksi pasca penyakit trofoblas gestasional

III KEBIJAKAN Klasifikasi klinil 1 Mola hodatidosa2 Penyakit trofoblas ganas

Klasifikasi histologik 1 Mola hidatidosa2 Mola destruent3 Koriokarsinoma4 Placental Site Trophoblastic Disease

IV Prosedur MOLAHIDATIDOSAPemeriksaan Klinik

1 Terlambat haid disertai gejala ndash gejala kehamilan normalkadang ndash kadang gejala kehamilan tersebut berlebihan

2 Uterus membesarumumnya uterus membesar lebih besar dari usia kehamilan

3 Uterus lunakkehamilan ini disertai dengan janin atau selaput janin(molahidatidosa komplit) tetapi dapat juga disertai dengandengan adanya janin atau kantong janin(molahidatidosa partial)

MOLA HIDATIDOSA DAN

PENYAKIT TROFOBLAS GANAS

No Dokumen

11004004IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

25

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Tidak dijumpai gerakan janintidak dijumpai

denyut jantung janin5 Pada sonde uterus tidak didapatkan tahanan

kantong janinPemeriksaan tambahan

1 Ultrasonografi (USG )tidak dijumpai janinterlihat gambaran khas dari molahidatidosa

2 Sering dijumpai kista lutein dari ovarium3 Kadar HCG yang sangat tinggi(ribuan

inyernational unitI )Penyakit Trofoblas GanasDiagnosis Klinik ( WHO )

1 Kadar beta HCG yang menetap pada 2 kali pemeriksaan berturut ndash turut dengan interval dua minggu

2 Kadar beta HCG yang meningkat 3 Kadar beta HCG diatas normal pada 14

minggu setelah tindakan evakuasi4 Pembesaran uterus pasca evakuasi yang

disertai dengan kadar beta HCG diatas normal5 Terdapat lesi metastasis6 Histologik didapatkan mola invasive atau

koriokarsinomaDiagnosis Histologik Diagnosis histologik pada penyakit trofoblas gestasional umumnya dapat dilakukan pada molahidatidosasedang diagnosis mola destruent

MOLA HIDATIDOSA DAN

PENYAKIT TROFOBLAS GANAS

No Dokumen

11004004IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

35

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001atau mola invasiv dan koriokarsinoma sangat jarang dilakukan dengan biopsidiagnosis umumnya karena spesimen pembedahan histerktomi atau eksisi lesi metastasisMANAJEMENMolahidatidosa1 Evakuasitindakan evakuasi jaringan mola

harus dilakukan dengan bersihkarena residu sel trofoblas sering tetap tumbuh dan berkembangNilai tindakan kuret diyakini tidak bersih maka tindakan kuret ulangan dapat dilakukan satu sampai dua minggu setelah kuret pertamaTindakan evaluasi dapat dilakukan dengan kuret hisap atau kuret tajam dan tumpul atau kombinasi keduanyaUntuk mengurangi terjadinya perdarahanpada saat tindakan evakuasi sebaiknya diberikan infus berisi oksitosindarah dapat diberikan dengan indikasi

2 Pasca tindakan evakuasiharus dilakukan pengamatan kadar beta HCG secara periodikpengamatan ini untuk mendiagnosis terjadinya penyakit trofoblas ganas secara dini

Penyakit Trofoblas Ganas (PTG)Protokol pengobatan sitostatika berdasarkan

1 klasifikasi yang dianutKlasifikasi yang mudah antara lain klasifikasi Hammondklasifikasi FIGO(stadium FIGO)

MOLA HIDATIDOSA DAN

PENYAKIT TROFOBLAS GANAS

No Dokumen

11004004IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

45

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 PTG non-metastasis PTG bermetastasis PTG bermetastasis risiko rendah PTG bermetastasis risiko tinggi

2 Metastasis risiko rendahInterval kurang dari 4 bulanmetastasis bukan ke otak atau ke hatikadar hCG urin lt 100000 mlUml serumkehamilan sebelumnya bukan kehamilan atermbelum mendapat terapi kemoterapi sebelumnya

3 Metastasis risiko tinggiMetastasis otak atau hatikriteria lain diluar kriteria risiko rendahKlasifikasi FIGO

Stadium - Penyakit terbatas pada uterus- Penyakit menyebar diluar uterus tetapi

terbatas pada organ genitalia interna metastasis keparu dengan atau tanpa adanyapenyakit pada genitalia interna

- Metastasis jauh selain dari paruSub stadium

- tidak ada faktor risiko- ada satu faktor risiko- ada dua faktor risiko

faktor risiko- hCG gt 100000 IU I- interval gt 6 bulan

MOLA HIDATIDOSA DAN

PENYAKIT TROFOBLAS GANAS

No Dokumen

11004004IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

55

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001Pengobatan

Klasifikasi Kemoterapi tunggal

Kemoterapi kombinasi (2 jenis)

Kemoterapi kombinasi (3 jenis)

HAMMONDNonmetsatasisMetastasis risiko rendahMetastasis risiko tinggi

MTX VP16 ActD

MTX+ActDMTX+VP16

MAC EMACO

FIGOStadium IStadium IIStadium IIIStadium IV

MTX VP16 ActD

MTX+ActDMTX+VP16

MTX+ActDMTX+VP16

MAC EMACO

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

DIABETES DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11005005IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpainya kadar gula darah pada test pembebanan

75 g pada kehamilan (umumnya 24 hingga 30 minggu) antara 140-200 mgdl

II TUJUAN Kadar gula darah terkontrol dalam batas normal (80-120 mg)memberikan hasil yang sama dengan populasi normal Pengontrolan gula darah dalam kehamilan harus segera mungkin baik dengan diit maupun insulin

III KEBIJAKAN DIAGNOSA1 Kadar gula darah

- Test toleransi glukosa beban 75 g- Kurva darah harian- HbA1C

2 Pertumbuhan janin dan kesejahteraan janin3 Fungsi kardiofaskular4 Toleransi feto maternal

IV Prosedur 1 upayakan kadar gula darah antara 80-120 mg kadar HbA1C lt55 baik dengan maupun tanpa insulin

2 Kelahiran diupayakan pada usia gestasi 38 minggu keculai dijumpai

- PJT- Pre eklampsia- Kelainan congenital- KetosaidosisPenentuan persalinan pervaginam maupun per abdominal tergantung kondisi janin maupun ibunya

DIABETES DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11005005IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

BEKAS SEKSIO SESARIA

No Dokumen

11006006IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Persalinan atau kelainan pada pasien dengan riwayat

kelahiran bayi melaui insisi perut (laparatomi) dan insisi uterus (histerektomi) Luka sayat diperut dapat tranversal(Pfannensial) maupun vertical (mediana) sedangkan diuterus dapat tranversal( SC transperitonealis profunda) maupun insisi vertical (SC klasiccorporal)

II TUJUAN 1 Keberhasilan partus percobaan per vaginam adalah 70-80 dan risiko rupture adalah 1

2 Indikasi absolut( bentuk dan besar tulang panggul besar janin)

3 Prinsip imbang fetalo pelvik(tiap persalinan normal)

4 Rumah sakit harus mampu melakukan seksio darurat dalam 30 menit setelah diduga ruptur

III KEBIJAKAN DIAGNOSA1 Anamnesa2 Parut Luka Di Perut

IV Prosedur 1 Anamnesa-evaluasi catatan medis2 Waktu tempat pelaksana jenis secsio yang

lalu3 Indikasi secsio yang lalu4 Penyembuhan luka yang lalu

a Pemeriksaan penunjang5 Penyembuhan luka yang lalu metode morgan

thoumau (gabungan spiralhelik ct scan panggul dan ultrasonografi perbandingan besar volume

BEKAS SEKSIO SESARIA

No Dokumen

11006006IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001lingkar kepala lingkar bahu lingkar perut janin

6 Partus pervaginam jikaa Imbang feto pelvik baikb Perjalanan persalinan normal

7 Secsio primer jikaa Plasenta previab Vasa previac Cpdfpdd Panggul patologike Presentasi abnormalf Kelainan letakg Posterm dengan score pelvik rendahh 2 kali secsioi Penyembuhan luka operasi yang burukj Operasi yang lalu kolporalklasik

8 Perawatan rumah sakita Hanya dilakukan apabila akan dilakukan

secsio primer atau jika transportasi sulit tingkat pendidikan pasien rendah

b Perawatan pasca secsio kurang lebih 3-5 hari

9 Penyulita Ruptura uteri histerorapi-histerektomib Kematian janin kematian ibuc Plasenta akreta perkrata inkreta

histerektomid Endometritis infeksi subkutise Perdarahan

BEKAS SEKSIO SESARIA

No Dokumen

11006006IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 00110Konseling

Untuk mendapat informed consent pasien harus mendapat penjelasan untung rugi percobaan parute pervaginam

11Masa pengembuhan luka 100 hari12Medikasi mentosa

a Antibiotik cefalosporin generasi iii seperti cefoperazone

b Anelgetikc Uterotonik

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

DIABETES DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11007007IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpainya kadar gula darah pada test pembebanan

75 g pada kehamilan (umumnya 24 hingga 30 minggu) antara 140-200 mgdl

II TUJUAN Kadar gula darah terkontrol dalam batas normal (80-120 mg)memberikan hasil yang sama dengan populasi normal Pengontrolan gula darah dalam kehamilan harus segera mungkin baik dengan diit maupun insulin

III KEBIJAKAN DIAGNOSA5 Kadar gula darah

- Test toleransi glukosa beban 75 g- Kurva darah harian- HbA1C

6 Pertumbuhan janin dan kesejahteraan janin7 Fungsi kardiofaskular8 Toleransi feto maternal

IV Prosedur 3 upayakan kadar gula darah antara 80-120 mg kadar HbA1C lt55 baik dengan maupun tanpa insulin

4 Kelahiran diupayakan pada usia gestasi 38 minggu keculai dijumpai

- PJT- Pre eklampsia- Kelainan congenital- ketosaidosisPenentuan persalinan pervaginam maupun per abdominal tergantung kondisi janin maupun ibunya

DIABETES DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11007007IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001

V Unit terkaitBidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

GRANDDE MULTIPARITAS

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan persalinan dan atau kelahiran pada

perempuan yang pernah melahirkan lebih dari 4 kali dengan berat bayi gt 500 gram

II TUJUAN 1 Kehamilan bersifat diabetogenik pada grandemultiparitas akan semakin manifes

2 Infolusi berulang memungkinkan untuk terjadinya defek minor-medium yang berakibat pada berkurangnya serabut endometrium senhingga persalinan pada grande multiparitas akan cenderung untuk mengalami hipotonia demikian pula pada pasca bersalin

3 Akibat kurangnya serabut endometrium maka pada grande multiparsitas elastisitas akan berkurang sehingga memudahkan untuk terjadinya ruptura uteri

III KEBIJAKAN 1 Anamnesa2 Pemeriksaan fisik parutperineum dan bekas

laparatomi

IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal terapijika dijumpai kelainan

2 Waspada untuk Diabetes mellitus gestasional3 Waspada untuk makrosomi4 Tidak melakukan

GRANDDE MULTIPARITAS

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11009009IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

11

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg sejak

sebelum kehamilanII TUJUAN 1 Mencari kelainan yang mendasari hipertensi

2 Memberi penanganan yang tepat sehingga tidak menjadi lebih berat

III KEBIJAKAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waaspada takayasu ndash aneurisme aorta)

2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina

IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal kecuali pemberian obat antihipertensi seperti calsium chanel blocker

2 Monitor protein uria3 Persalinan dengan kelahiran sesuai indikasi

obstetric kecuali terjadi krisis hipertensi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PRE EKLAMPSIA RINGAN

No Dokumen

11010010IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

11

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001

I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg atau peningkatan diastolic gt_ dengan protein urine kurang dari 3 gr24 jam

II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)

2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina

III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotelIV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan

kehamilan normal2 Banyak istirahat tirah baring3 Monitor protein uria4 Persalinan dan kelahiran diupayakan pada

37 minggu penuh

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PRE EKLAMPSIA BERAT

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Pada kehamila lebih dari 22 minggu dijumpai

1 Tekanan darah diastolk gt_ 160 mmhg diastolic gt- 110 mmhg

2 Proteinurin lebih dari 5 mg24 jam3 Gangguan cerebral atau visual4 Edema pulmenum5 Nyeri epigastrik atau kwadaran atas kanan6 Gangguan fungsi hati tanpa sebab yang jelas7 Trombositopeni8 Pertumbuhan janin terhambat9 Peningkatan serum creatinin

II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)

2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina

III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotel berat sehingga terjadi fasus fasme berat sehingga dapat terjadi kelainan atau kerusakan multi organ

IV Prosedur 1 Rawat rumah sakit2 Periksa lboratorium sesuai kemampuan rumah

sakit3 Berikan MgSO44 Berikan obat anti hipertensi nifedipin obat

terpilih5 Terminasi kehamilan adalah terapi defintif

fariasi usia gestasi pada saat pengakhiran kehamilan tergantung dari kemampuan

masing-masing rumah sakit

PRE EKLAMPSIA BERAT

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

INDUKSI PERSALINAN

No Dokumen

11012012IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Upaya untuk melakukan inisiasi persalinan sebelum

timbul secara spontan unutk melahirkan janin- bayi dan plasenta

II TUJUAN Tujuannya karena ada ancaman untuk ibu dan janin atau keduanya apabila kehamilan diteruskan sehingga kelahiran janin bayi dan plasenta lebih menguntungkan(utamanya bagi ibu idealnya bagi keduanya)

III KEBIJAKAN 1 Induksi persalinan tanpa melakukan pematangan servks akan memberi angka keberhasilan kelahiran yang lebih rendah terutama pad apelvik score rendah (15 banding 85 ) Walaupun pada saat pematangan serviks bisa langsung terjadi persalinan

2 Toleransi ibu dan janin untuk berlangsungnya persalinan dan kelahiran merupakan syarat utama untuk dilakukannya induksi persalinan

IV Prosedur DIAGNOSIS1 Toleransi ibu keadaan umum fungsi kardio

faskuler respirasi hemostasiskapasitas dan akomodasi jalan lahir

2 Toleransi janin viabilitas presentasi posisi volume air ketuban

3 Pemanatuan dengan partografManajemen

Mekanik (tujuan utama pematangan serviks

dan mengharapkan langsung diikuti)

INDUKSI PERSALINAN

No Dokumen

11012012IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0011 Persalinan Laminaria Foley catheter Stripping2 Medikamentosa Oksitosin (1-8 miumenit) Pge 1 ( misoprostol 25microg 6 jam ) kalau pada

bekas sc atau uterus (milomektomiV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM

DAERAHRUMAH SAKIT UMUM

BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SOLUSIO PLASENTA

No Dokumen

11013013IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Lepasnya plasenta dari tempat implantsinya yang

normal pada dinding uterus sebelum janin lahirII TUJUAN 1 Gejala klinik

Takikardia janin - iufd Trias virchows yaitu nyeri uterus fokal atau

umumtonus meningkat dan perdarahan per vaginal 85 15 pada tipe concealed

2 USG membantu pada tipe concealed yaitu area sonolusen retroplasental lokasi plasenta untuk membedakan dengan pasenta previa

III KEBIJAKAN 1 Etiologi primer masih belum diketahui2 Insidennya meningkat berkaitan dengan usia

ibu lanjut multiparitas riwayat syok maternal nutrisi buruk hipertensi korioamnionitis dekompresi mendadak setelah ketuban pecah pad utersus yang overdistensi seperti persalinan kenbar dan polihidramnion trauma abdomen versi sefalik eksternal plasenta sirkumlatadefisiensi asam folat kompresi vena cava inferior dan antikoagulan lupuspada pengguna rokok kokain nekrosis desidual tepi plasenta

3 Rekurensi 5-17 setelah 1 episode pada kehamilan sebelumnya dan 25 setelah 2 episode kehamilan sebelumnya

Risiko terjadi syok hipovolemik gagal ginjal

SOLUSIO PLASENTA

No Dokumen

11013013IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Akut DIC perdarhan pasca bersalin dan

perdarahan fetomaternal5 Klasifikasi Ringan perdarahan sedikit baik pervaginam

maupun retroplasenter keadaan ibi baik janin baik

Berat perdarahan vaginal banyak ibu dalam keadaan pre syok-syok janin dalam keadaan gawat atau sudah meninggal

IV Prosedur 1 Lakukan resusitasi darahcairan sesuai kebutuhan

2 Pada solusio plasenta berat evakuasi konsepsi segera dan hentikan perdarahandengan uterotonika resusitasi kekurangan faktor pembekuan atau jika diperlukan dapat dilakukan histerektomi

Pada solusio ringan dapat dilakukan perawatan konservatif dan pematangan paru hingga kehamilan 35 minggu dan evaluasi ketat jumlah perdarahan retroplsenter

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpM

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

NIP 19500922 197612 1 001PEMERINTAH KABUPATEN

BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM

DAERAHRUMAH SAKIT UMUM

BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

RUPTURA UTERI

No Dokumen

11014014IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Separasi komplit dinding uterus pada kehamilan

dengan atau anpa ekspulsi janin yang membahayakan ibu dan janin

II TUJUAN 1 Insiden 07 dalam persalinan2 Factor risiko termasuk riwayat pembedahan

uterus hiperstimulasi uterus multi paritas versi internal atau ekstrasi persalinan operatif CPD pemakaian kokain

3 Klasifikasi Inkomplit tidak termasuk peritoneum Komplit termasuk peritoneum visceral Dehisens terpishnya scar pada segmen

bawah uterus tidak mencapi serosa dan jarang menimbulkan perdarahan BANYAK

III KEBIJAKAN 1 Identifikasi faktor risiko parut opersi multi paritas stimulasi uterus persalinan operatif CPD

2 Hipoksia gawat janin perdarahan vaginal nyeri abdominal perubahan kontraktilitas uterus

3 Eksplorasi uterusIV Prosedur 1 Jalur intravena besar (menggunakan abbocath

no 16 atau 18) pasang DC2 Atasi syok dengan resusitasi cairan dan darah3 Histerektomi

- fungsi reproduksi tidak diharapkan- kondisi buruk yang membahayakan ibu

RUPTURA UTERI

No Dokumen

11014014IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Repair uterus

- Wanita muda yang masih mengharapkan fungsi reproduksinya

- Kondisi klinis stabil- Ruptur yang tidak komplikatif- Rekurensi 4-10 disarankan secsio

cesaria elektif pada kehamilan 36 minggu atau maturitas paru janin telah terbukti

5 Antibiotik cefalosporin generasi ke III seperti cefo perazone

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PROLAPSUS TALI PUSAT

No Dokumen

11015015IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Keadaan dimana tali pusat berada disamping atau

melewati bagian terendah janin sebelum maupun setelah ketuban pecah

II TUJUAN 1 Pada presentasi kepala prolapsus uteri lebih berbahaya bagi janin

2 Terjadi gangguan adaptasi bagian bawah janin terhadap panggul sehingga pintu atas panggul tidak tertutup oleh bagian bawah janin tersebut

3 Sering ditemukan pada partus prematurus letak lintang dan letak sungsang

III KEBIJAKAN 1 Pada periksaan dalam adanya tali pusat menumbung atau tali pusat terdepan pada umumnya diketahui setelah ketuban pecah

2 Periksa dalam wajib dilakukan pada ketuban pecah dengan bagian terbawah janin belum masuk

IV Prosedur 1 Secsio cesaria segera pada janin hidup2 Resusitasi janin terhadap kemungkinan

hipoksia janin3 Reposisi tali pusat pada posisi ibu ditidurkan

dalam posisi trendelenberg4 Partus pervaginam pada janin mati

PROLAPSUS TALI PUSAT

No Dokumen

11015015IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SUNGSANG

No Dokumen

11016016IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Janin dalam presentasi bokong Bokong kaki atau

kakiII TUJUAN 1 25 pada kehamilan 28 minggu dijumpai

sungsang namun hanya 3-5 yang tetap sungsang hingga kehamilan aterm

2 Setiap kelainan presentsi cari penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan fisik maupun ultrasonografi

III KEBIJAKAN Bergantung pada kondisi ibu dan janin serta pertolongan persalinan

IV Prosedur 1 Jika tidak dijumpai penyebab definitif sungsang dan telah dilakukan inform censent ke pasien maa dapat dicoba versi luar pada kehamilan 36 minggu ( mencegah komplikasi preterm dan dengan keberhasilan 40-60 )

2 Pada primi grafida yang tidak dapat diversi luar metode kelahiran terpilih adalah secsio cesaria

3 Pada multi gravida tergantung kompetensi penolong

4 Pemantauan jalannya persalinan dengan partograf jika melambaatdistosia sebaiknya lakukan pengakhiran per abdominal

SUNGSANG

No Dokumen

11016016IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Proses kelahiran pada ibu dengan usia gestasi

kurang dari 37 mingguII TUJUAN 1 Persalinan preterm mempunyai banyak

penyebab namun infeksi korioamnionitis kini makin dominant Infeksi ini mempunyai potensi untuk cedera pada bayi baru lahir Semakin muda kehamilan semakin buruk prognosisnya

2 Upaya tokolilisis hanyalah upaya penundaan sementara bagi pematangan paru bila infeksi telah nyata sebaiknya persalinan preterm dibiarkan berlangsung selain tokolisis tidak dibenarkan pada usia kehamilan gt 35 minggu kelainan bawaan janin dan preeklampsia

3 Peningkatan II-6 lebih dari 11 pgml merupakan risiko terjadinya reaksi radang (inflamatory response) dengan akobat periventrikuler leucomalacia (PVL) Pemberian kortikosterid lebih dari 2 hari dan berulang ndashulang dapat memberi risiko pertumbuhan bayi terhambat

III KEBIJAKAN 1 Kontraksihis yang regular pada kehamilan lt 37 minggu merupakan gejala pertama pastikan denganpemeriksasn inspekulo adanga pembukaan dan cevicitis

2 Pengobatan terhadap cevicitis dan vaginitis perlu dilakukan dengan metronidazol 2 x 500mg Pemberian dexamethasone 12 mghari

menunjukan penurunan risiko PVL

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Gejala infeksi intrauterin ialah takikardia janin

gerakan janin lemah oligohidramnion pireksi ibu cairan amnion berbau

4 Sebagai upaya pencegahan ada baiknya pemeriksaan dalam dilakukan deteksi vaginitis dan cervicitis Kelainan cervik ( inkompetensi) merupakan indikasi untuk seridase Pemeriksaan klinik da USG (tebal servik lt 15 cm) merupakan resiko tersebut

IV Prosedur 1 Setelah pemberian informed consent yang baik cara persalinan dan kemampuan klinik merawat pre term harus dipertimbangkan Bila kehamilan lt 35 minggu dan presentasi kepala maka persalinan pervaginam merupakan pilihan Namun bila kehamilan 32 ndash 35 minggu maka pertimbangan seksio sesaria menjadi pilihanMwenjadi kesulitan plihan jika bayi dengan berat lahir sangat rendah karena risiko kematian tinggi(50 )Bila ditemukan infeksimaka upaya tokolisis dapat dilakukan2 Obat yang dianjurkan adalah

a Nifedipine 10 mgdiulang tiap 30 menit maksimum 40 mg6 jamUmumnya hanya diperlukan 20 mgdan dosis perawatan 3 kali 10 mg

b B-mimetik terbutalin atau Salbutamol3 Pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru betametasone 12 mghariuntuk 2 hari sajaBila tidak ada betamethasone dapat

diberikan dexametasone

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari

periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20

II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu

III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia

2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)

3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu

IV Prosedur 1 Pemantauan fetus

2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam

dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric

II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )

III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin

2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda

IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar

denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap

- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi

dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang

terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan

2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan

II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah

- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta

- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )

III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan

pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24

jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG

2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab

IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh

gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium

II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai

III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea

2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum

3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis

IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X

5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka

perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi

2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya

3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi

4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi

5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi

Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta

estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA

atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus

3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus

4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus

5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

14

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi

sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan

hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD

Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic

DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik

II TUJUAN

III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2

lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau

lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

24

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi

AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui

Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya

Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi

oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

34

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari

Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan

Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)

Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula

darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)

Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

44

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi

adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti

terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya

PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti

mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

Page 2: Protap Medis VK Siap Cetak

PENANGANAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DALAM KEHAMILAN

No Dokumen 11001001IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0017 Perhatikan pemasangan kateter infus untuk sering

diberikan salep heparin karena cairan infus yang diberikan relatif pekat

8 Infus dilepas bila kondisi pasien benar-benar telah segar dan dapat makan dengan porsi wajar (lebih baik lagi bila telah dibuktikan hasil laboratorium telah normal) dan obat peroral telah diberikan beberapa saat sebelum infus dilepas

9 Infus dilepas bila kondisi pasien benar ndash benar telah segar dan dapat makan porsi wajarhasil laboratorium telah normal dan obat peroral telah diberikan beberapa saat sebelum infus dilepas

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PENANGANAN ABORTUS

No Dokumen

11002002IK2009

No Revisi

Ke - 2

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001

I Pengertian

Abortus adalah istilah yang diberikan untuk semua kehamilan yang berakhir sebelum periode viabilitas janin yaitu yang berakhir sebelum berat janin 500 gram Bila berat badan tidak diketahui maka perkiraan lama kehamilan kurang dari 20 minggu lengkap (139 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir normal yang dapat dipakai

II TujuanPenanganan abortus ditujukan untuk mengurangi resiko perdarahan

III Kebijakan

USG dapat menentukan denyut jantung janin (gt 5mm) dan membantu menentukan kelainan organik (anensefalus NT gt3mm) dan kemungkinan nir-mudigah bligted ovum

IV Prosedur

1 Pada keadaan imnens tirah baring tidak memberikan hasil lebih baik (IA) namun dianjurkan untuk membatasi aktivitas Upayakan untuk meminimalkan kemungkinan rangsangan prostaglandin Tidak dianjurkan terapi dengan hormon Estrogen dan Progesteron Dapat diindikasikan sirklase serviks pada trimester kedua untuk pasien dengan inkompentesi serviks Perdarahan subkhorionik dengan janin normal

sebagian besar akan berakhir dengan kehamilan normal Sebaliknya pada nir-mudigah dianjurkan untuk evakuasi dengan obat

PENANGANAN ABORTUS

No Dokumen

11002002IK2009

No Revisi

Ke - 2

Halaman

23

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 misoprostol atau aspirasi2 Pada keadaan insipiens umumnya harus dirawat

Karena tidak ada kemungkinan kelangsungan hidup bagi janin maka dapat diberikan misoprostol untuk mengeluarkan konsepsi analgetik mungkin diberikan Demikian juga setelah janin lahir kuretase mungkin diperlukan

3 Pada keadaan inkopletus apabila bagian hasil konsepsi telah keluar atau perdarahan menjadi berlebih maka evakuasi hasil konseps segera diindikasikan untuk meminimalkan perdarahan dan risilo inveksi pelvis Sebaiknya evakuasi dilakuakan dengan aspirasi vakumkarena tidak memerlukan anestesi

4 Missed abortion sebaiknya dirawat di rumah sakit karena memerlukan kuretase dan ada kemungkinan perdarahan banyak serta risiko tranfusi

5 Prinsip penanganan terapi abortus septik Infeksi harus dikendalikan dengan antibiotik

Cefalosporin generasi II seperti Cefoperazone Volume intravaskuler efektif harus

dipertahankan untuk memberikan perfusi jaringan yang adekuat

6 Hasil konsepsi dalam uterus harus dievakuasi bila perlu dilakukan laparotomi eksplorasi sampai pengangkatan rahim

PENANGANAN ABORTUS

No Dokumen

11002002IK2009

No Revisi

Ke - 2

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001

V Unit TerkaitBidang Pelayanan Medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

KEHAMILAN EKTOPIK

No Dokumen

11003003IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan gestasi

diluar kavum uteriKehamilan ektopik merupakan istilah yang lebih luas daripada kehamilan ekstra uterikarena istilah ini juga mencakup kehamilan diluar pars interstisialis tubakehamilan di kornu dan kehamilan di serviks

II TUJUAN Pada wanita dalam masa reproduksi dengan gangguan atau keterlambatan haid yang disertai nyeri perut bagian bawahperlu dipikirkan kehamilan ektopik terganggu

III KEBIJAKAN Pada kehamilan ektopik belum terganggubila kantong gestasi tak lebih dari 3 cmdapat dipertimbangkan tetapi dengan MTX 50 mgminggu yang dapat diulang 1 minggu kemudian bila janin masih hidupPasien dapat berobat jalan setelah mendapat informasi bahwa keberhasilan terapi medikamentosa hanya 85 Bila ternyata tak terjadi rupture maka pasien dapat diminta control tiap minggu untuk USG dan pemeriksaan HCGBila terjadi tanda nyeri abdomen akut pasien harus segera di laparotomi

IV Prosedur DIAGNOSIS 1 Anamnesis Nyeri abdomenperdarahan

pervaginamterlambat haid2 Pemeriksaan fisik Umumabdomenpelvis3 Kehamilan ektopik belum terganggu dapat

ditentukan dengan USG akan tampak kantong gestasi bahkan janinnya

KEHAMILAN EKTOPIK

No Dokumen

11003003IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Tes tambahan tes HCG USG

kuldosentesis kuretase endometrium laparoskopi kolpotomikolposkopi

MANAJEMEN Prinsip ndash prinsip umum penatalaksanaan

1 Rawat inap segera2 Operasi segera setelah diagnosis dibuat3 Penggantian darah sebagai indikasi untuk

hipovolemikanemia

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

MOLA HIDATIDOSA DAN

PENYAKIT TROFOBLAS GANAS

No Dokumen

11004004IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

15

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Penyakit trofoblas gestasional adalah proliferasi sel

trofoblas yang bersal dari kehamilanII TUJUAN Penyakit ini banyak diderita oleh wanita usia

reproduksi sehatsehingga tujuan penatalaksanaan penyakit trofoblas gestasional adalah mempertahankan dan meningkatkan kesehatan reproduksi pasca penyakit trofoblas gestasional

III KEBIJAKAN Klasifikasi klinil 1 Mola hodatidosa2 Penyakit trofoblas ganas

Klasifikasi histologik 1 Mola hidatidosa2 Mola destruent3 Koriokarsinoma4 Placental Site Trophoblastic Disease

IV Prosedur MOLAHIDATIDOSAPemeriksaan Klinik

1 Terlambat haid disertai gejala ndash gejala kehamilan normalkadang ndash kadang gejala kehamilan tersebut berlebihan

2 Uterus membesarumumnya uterus membesar lebih besar dari usia kehamilan

3 Uterus lunakkehamilan ini disertai dengan janin atau selaput janin(molahidatidosa komplit) tetapi dapat juga disertai dengandengan adanya janin atau kantong janin(molahidatidosa partial)

MOLA HIDATIDOSA DAN

PENYAKIT TROFOBLAS GANAS

No Dokumen

11004004IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

25

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Tidak dijumpai gerakan janintidak dijumpai

denyut jantung janin5 Pada sonde uterus tidak didapatkan tahanan

kantong janinPemeriksaan tambahan

1 Ultrasonografi (USG )tidak dijumpai janinterlihat gambaran khas dari molahidatidosa

2 Sering dijumpai kista lutein dari ovarium3 Kadar HCG yang sangat tinggi(ribuan

inyernational unitI )Penyakit Trofoblas GanasDiagnosis Klinik ( WHO )

1 Kadar beta HCG yang menetap pada 2 kali pemeriksaan berturut ndash turut dengan interval dua minggu

2 Kadar beta HCG yang meningkat 3 Kadar beta HCG diatas normal pada 14

minggu setelah tindakan evakuasi4 Pembesaran uterus pasca evakuasi yang

disertai dengan kadar beta HCG diatas normal5 Terdapat lesi metastasis6 Histologik didapatkan mola invasive atau

koriokarsinomaDiagnosis Histologik Diagnosis histologik pada penyakit trofoblas gestasional umumnya dapat dilakukan pada molahidatidosasedang diagnosis mola destruent

MOLA HIDATIDOSA DAN

PENYAKIT TROFOBLAS GANAS

No Dokumen

11004004IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

35

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001atau mola invasiv dan koriokarsinoma sangat jarang dilakukan dengan biopsidiagnosis umumnya karena spesimen pembedahan histerktomi atau eksisi lesi metastasisMANAJEMENMolahidatidosa1 Evakuasitindakan evakuasi jaringan mola

harus dilakukan dengan bersihkarena residu sel trofoblas sering tetap tumbuh dan berkembangNilai tindakan kuret diyakini tidak bersih maka tindakan kuret ulangan dapat dilakukan satu sampai dua minggu setelah kuret pertamaTindakan evaluasi dapat dilakukan dengan kuret hisap atau kuret tajam dan tumpul atau kombinasi keduanyaUntuk mengurangi terjadinya perdarahanpada saat tindakan evakuasi sebaiknya diberikan infus berisi oksitosindarah dapat diberikan dengan indikasi

2 Pasca tindakan evakuasiharus dilakukan pengamatan kadar beta HCG secara periodikpengamatan ini untuk mendiagnosis terjadinya penyakit trofoblas ganas secara dini

Penyakit Trofoblas Ganas (PTG)Protokol pengobatan sitostatika berdasarkan

1 klasifikasi yang dianutKlasifikasi yang mudah antara lain klasifikasi Hammondklasifikasi FIGO(stadium FIGO)

MOLA HIDATIDOSA DAN

PENYAKIT TROFOBLAS GANAS

No Dokumen

11004004IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

45

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 PTG non-metastasis PTG bermetastasis PTG bermetastasis risiko rendah PTG bermetastasis risiko tinggi

2 Metastasis risiko rendahInterval kurang dari 4 bulanmetastasis bukan ke otak atau ke hatikadar hCG urin lt 100000 mlUml serumkehamilan sebelumnya bukan kehamilan atermbelum mendapat terapi kemoterapi sebelumnya

3 Metastasis risiko tinggiMetastasis otak atau hatikriteria lain diluar kriteria risiko rendahKlasifikasi FIGO

Stadium - Penyakit terbatas pada uterus- Penyakit menyebar diluar uterus tetapi

terbatas pada organ genitalia interna metastasis keparu dengan atau tanpa adanyapenyakit pada genitalia interna

- Metastasis jauh selain dari paruSub stadium

- tidak ada faktor risiko- ada satu faktor risiko- ada dua faktor risiko

faktor risiko- hCG gt 100000 IU I- interval gt 6 bulan

MOLA HIDATIDOSA DAN

PENYAKIT TROFOBLAS GANAS

No Dokumen

11004004IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

55

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001Pengobatan

Klasifikasi Kemoterapi tunggal

Kemoterapi kombinasi (2 jenis)

Kemoterapi kombinasi (3 jenis)

HAMMONDNonmetsatasisMetastasis risiko rendahMetastasis risiko tinggi

MTX VP16 ActD

MTX+ActDMTX+VP16

MAC EMACO

FIGOStadium IStadium IIStadium IIIStadium IV

MTX VP16 ActD

MTX+ActDMTX+VP16

MTX+ActDMTX+VP16

MAC EMACO

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

DIABETES DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11005005IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpainya kadar gula darah pada test pembebanan

75 g pada kehamilan (umumnya 24 hingga 30 minggu) antara 140-200 mgdl

II TUJUAN Kadar gula darah terkontrol dalam batas normal (80-120 mg)memberikan hasil yang sama dengan populasi normal Pengontrolan gula darah dalam kehamilan harus segera mungkin baik dengan diit maupun insulin

III KEBIJAKAN DIAGNOSA1 Kadar gula darah

- Test toleransi glukosa beban 75 g- Kurva darah harian- HbA1C

2 Pertumbuhan janin dan kesejahteraan janin3 Fungsi kardiofaskular4 Toleransi feto maternal

IV Prosedur 1 upayakan kadar gula darah antara 80-120 mg kadar HbA1C lt55 baik dengan maupun tanpa insulin

2 Kelahiran diupayakan pada usia gestasi 38 minggu keculai dijumpai

- PJT- Pre eklampsia- Kelainan congenital- KetosaidosisPenentuan persalinan pervaginam maupun per abdominal tergantung kondisi janin maupun ibunya

DIABETES DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11005005IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

BEKAS SEKSIO SESARIA

No Dokumen

11006006IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Persalinan atau kelainan pada pasien dengan riwayat

kelahiran bayi melaui insisi perut (laparatomi) dan insisi uterus (histerektomi) Luka sayat diperut dapat tranversal(Pfannensial) maupun vertical (mediana) sedangkan diuterus dapat tranversal( SC transperitonealis profunda) maupun insisi vertical (SC klasiccorporal)

II TUJUAN 1 Keberhasilan partus percobaan per vaginam adalah 70-80 dan risiko rupture adalah 1

2 Indikasi absolut( bentuk dan besar tulang panggul besar janin)

3 Prinsip imbang fetalo pelvik(tiap persalinan normal)

4 Rumah sakit harus mampu melakukan seksio darurat dalam 30 menit setelah diduga ruptur

III KEBIJAKAN DIAGNOSA1 Anamnesa2 Parut Luka Di Perut

IV Prosedur 1 Anamnesa-evaluasi catatan medis2 Waktu tempat pelaksana jenis secsio yang

lalu3 Indikasi secsio yang lalu4 Penyembuhan luka yang lalu

a Pemeriksaan penunjang5 Penyembuhan luka yang lalu metode morgan

thoumau (gabungan spiralhelik ct scan panggul dan ultrasonografi perbandingan besar volume

BEKAS SEKSIO SESARIA

No Dokumen

11006006IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001lingkar kepala lingkar bahu lingkar perut janin

6 Partus pervaginam jikaa Imbang feto pelvik baikb Perjalanan persalinan normal

7 Secsio primer jikaa Plasenta previab Vasa previac Cpdfpdd Panggul patologike Presentasi abnormalf Kelainan letakg Posterm dengan score pelvik rendahh 2 kali secsioi Penyembuhan luka operasi yang burukj Operasi yang lalu kolporalklasik

8 Perawatan rumah sakita Hanya dilakukan apabila akan dilakukan

secsio primer atau jika transportasi sulit tingkat pendidikan pasien rendah

b Perawatan pasca secsio kurang lebih 3-5 hari

9 Penyulita Ruptura uteri histerorapi-histerektomib Kematian janin kematian ibuc Plasenta akreta perkrata inkreta

histerektomid Endometritis infeksi subkutise Perdarahan

BEKAS SEKSIO SESARIA

No Dokumen

11006006IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 00110Konseling

Untuk mendapat informed consent pasien harus mendapat penjelasan untung rugi percobaan parute pervaginam

11Masa pengembuhan luka 100 hari12Medikasi mentosa

a Antibiotik cefalosporin generasi iii seperti cefoperazone

b Anelgetikc Uterotonik

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

DIABETES DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11007007IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpainya kadar gula darah pada test pembebanan

75 g pada kehamilan (umumnya 24 hingga 30 minggu) antara 140-200 mgdl

II TUJUAN Kadar gula darah terkontrol dalam batas normal (80-120 mg)memberikan hasil yang sama dengan populasi normal Pengontrolan gula darah dalam kehamilan harus segera mungkin baik dengan diit maupun insulin

III KEBIJAKAN DIAGNOSA5 Kadar gula darah

- Test toleransi glukosa beban 75 g- Kurva darah harian- HbA1C

6 Pertumbuhan janin dan kesejahteraan janin7 Fungsi kardiofaskular8 Toleransi feto maternal

IV Prosedur 3 upayakan kadar gula darah antara 80-120 mg kadar HbA1C lt55 baik dengan maupun tanpa insulin

4 Kelahiran diupayakan pada usia gestasi 38 minggu keculai dijumpai

- PJT- Pre eklampsia- Kelainan congenital- ketosaidosisPenentuan persalinan pervaginam maupun per abdominal tergantung kondisi janin maupun ibunya

DIABETES DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11007007IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001

V Unit terkaitBidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

GRANDDE MULTIPARITAS

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan persalinan dan atau kelahiran pada

perempuan yang pernah melahirkan lebih dari 4 kali dengan berat bayi gt 500 gram

II TUJUAN 1 Kehamilan bersifat diabetogenik pada grandemultiparitas akan semakin manifes

2 Infolusi berulang memungkinkan untuk terjadinya defek minor-medium yang berakibat pada berkurangnya serabut endometrium senhingga persalinan pada grande multiparitas akan cenderung untuk mengalami hipotonia demikian pula pada pasca bersalin

3 Akibat kurangnya serabut endometrium maka pada grande multiparsitas elastisitas akan berkurang sehingga memudahkan untuk terjadinya ruptura uteri

III KEBIJAKAN 1 Anamnesa2 Pemeriksaan fisik parutperineum dan bekas

laparatomi

IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal terapijika dijumpai kelainan

2 Waspada untuk Diabetes mellitus gestasional3 Waspada untuk makrosomi4 Tidak melakukan

GRANDDE MULTIPARITAS

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11009009IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

11

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg sejak

sebelum kehamilanII TUJUAN 1 Mencari kelainan yang mendasari hipertensi

2 Memberi penanganan yang tepat sehingga tidak menjadi lebih berat

III KEBIJAKAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waaspada takayasu ndash aneurisme aorta)

2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina

IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal kecuali pemberian obat antihipertensi seperti calsium chanel blocker

2 Monitor protein uria3 Persalinan dengan kelahiran sesuai indikasi

obstetric kecuali terjadi krisis hipertensi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PRE EKLAMPSIA RINGAN

No Dokumen

11010010IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

11

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001

I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg atau peningkatan diastolic gt_ dengan protein urine kurang dari 3 gr24 jam

II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)

2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina

III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotelIV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan

kehamilan normal2 Banyak istirahat tirah baring3 Monitor protein uria4 Persalinan dan kelahiran diupayakan pada

37 minggu penuh

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PRE EKLAMPSIA BERAT

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Pada kehamila lebih dari 22 minggu dijumpai

1 Tekanan darah diastolk gt_ 160 mmhg diastolic gt- 110 mmhg

2 Proteinurin lebih dari 5 mg24 jam3 Gangguan cerebral atau visual4 Edema pulmenum5 Nyeri epigastrik atau kwadaran atas kanan6 Gangguan fungsi hati tanpa sebab yang jelas7 Trombositopeni8 Pertumbuhan janin terhambat9 Peningkatan serum creatinin

II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)

2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina

III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotel berat sehingga terjadi fasus fasme berat sehingga dapat terjadi kelainan atau kerusakan multi organ

IV Prosedur 1 Rawat rumah sakit2 Periksa lboratorium sesuai kemampuan rumah

sakit3 Berikan MgSO44 Berikan obat anti hipertensi nifedipin obat

terpilih5 Terminasi kehamilan adalah terapi defintif

fariasi usia gestasi pada saat pengakhiran kehamilan tergantung dari kemampuan

masing-masing rumah sakit

PRE EKLAMPSIA BERAT

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

INDUKSI PERSALINAN

No Dokumen

11012012IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Upaya untuk melakukan inisiasi persalinan sebelum

timbul secara spontan unutk melahirkan janin- bayi dan plasenta

II TUJUAN Tujuannya karena ada ancaman untuk ibu dan janin atau keduanya apabila kehamilan diteruskan sehingga kelahiran janin bayi dan plasenta lebih menguntungkan(utamanya bagi ibu idealnya bagi keduanya)

III KEBIJAKAN 1 Induksi persalinan tanpa melakukan pematangan servks akan memberi angka keberhasilan kelahiran yang lebih rendah terutama pad apelvik score rendah (15 banding 85 ) Walaupun pada saat pematangan serviks bisa langsung terjadi persalinan

2 Toleransi ibu dan janin untuk berlangsungnya persalinan dan kelahiran merupakan syarat utama untuk dilakukannya induksi persalinan

IV Prosedur DIAGNOSIS1 Toleransi ibu keadaan umum fungsi kardio

faskuler respirasi hemostasiskapasitas dan akomodasi jalan lahir

2 Toleransi janin viabilitas presentasi posisi volume air ketuban

3 Pemanatuan dengan partografManajemen

Mekanik (tujuan utama pematangan serviks

dan mengharapkan langsung diikuti)

INDUKSI PERSALINAN

No Dokumen

11012012IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0011 Persalinan Laminaria Foley catheter Stripping2 Medikamentosa Oksitosin (1-8 miumenit) Pge 1 ( misoprostol 25microg 6 jam ) kalau pada

bekas sc atau uterus (milomektomiV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM

DAERAHRUMAH SAKIT UMUM

BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SOLUSIO PLASENTA

No Dokumen

11013013IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Lepasnya plasenta dari tempat implantsinya yang

normal pada dinding uterus sebelum janin lahirII TUJUAN 1 Gejala klinik

Takikardia janin - iufd Trias virchows yaitu nyeri uterus fokal atau

umumtonus meningkat dan perdarahan per vaginal 85 15 pada tipe concealed

2 USG membantu pada tipe concealed yaitu area sonolusen retroplasental lokasi plasenta untuk membedakan dengan pasenta previa

III KEBIJAKAN 1 Etiologi primer masih belum diketahui2 Insidennya meningkat berkaitan dengan usia

ibu lanjut multiparitas riwayat syok maternal nutrisi buruk hipertensi korioamnionitis dekompresi mendadak setelah ketuban pecah pad utersus yang overdistensi seperti persalinan kenbar dan polihidramnion trauma abdomen versi sefalik eksternal plasenta sirkumlatadefisiensi asam folat kompresi vena cava inferior dan antikoagulan lupuspada pengguna rokok kokain nekrosis desidual tepi plasenta

3 Rekurensi 5-17 setelah 1 episode pada kehamilan sebelumnya dan 25 setelah 2 episode kehamilan sebelumnya

Risiko terjadi syok hipovolemik gagal ginjal

SOLUSIO PLASENTA

No Dokumen

11013013IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Akut DIC perdarhan pasca bersalin dan

perdarahan fetomaternal5 Klasifikasi Ringan perdarahan sedikit baik pervaginam

maupun retroplasenter keadaan ibi baik janin baik

Berat perdarahan vaginal banyak ibu dalam keadaan pre syok-syok janin dalam keadaan gawat atau sudah meninggal

IV Prosedur 1 Lakukan resusitasi darahcairan sesuai kebutuhan

2 Pada solusio plasenta berat evakuasi konsepsi segera dan hentikan perdarahandengan uterotonika resusitasi kekurangan faktor pembekuan atau jika diperlukan dapat dilakukan histerektomi

Pada solusio ringan dapat dilakukan perawatan konservatif dan pematangan paru hingga kehamilan 35 minggu dan evaluasi ketat jumlah perdarahan retroplsenter

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpM

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

NIP 19500922 197612 1 001PEMERINTAH KABUPATEN

BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM

DAERAHRUMAH SAKIT UMUM

BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

RUPTURA UTERI

No Dokumen

11014014IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Separasi komplit dinding uterus pada kehamilan

dengan atau anpa ekspulsi janin yang membahayakan ibu dan janin

II TUJUAN 1 Insiden 07 dalam persalinan2 Factor risiko termasuk riwayat pembedahan

uterus hiperstimulasi uterus multi paritas versi internal atau ekstrasi persalinan operatif CPD pemakaian kokain

3 Klasifikasi Inkomplit tidak termasuk peritoneum Komplit termasuk peritoneum visceral Dehisens terpishnya scar pada segmen

bawah uterus tidak mencapi serosa dan jarang menimbulkan perdarahan BANYAK

III KEBIJAKAN 1 Identifikasi faktor risiko parut opersi multi paritas stimulasi uterus persalinan operatif CPD

2 Hipoksia gawat janin perdarahan vaginal nyeri abdominal perubahan kontraktilitas uterus

3 Eksplorasi uterusIV Prosedur 1 Jalur intravena besar (menggunakan abbocath

no 16 atau 18) pasang DC2 Atasi syok dengan resusitasi cairan dan darah3 Histerektomi

- fungsi reproduksi tidak diharapkan- kondisi buruk yang membahayakan ibu

RUPTURA UTERI

No Dokumen

11014014IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Repair uterus

- Wanita muda yang masih mengharapkan fungsi reproduksinya

- Kondisi klinis stabil- Ruptur yang tidak komplikatif- Rekurensi 4-10 disarankan secsio

cesaria elektif pada kehamilan 36 minggu atau maturitas paru janin telah terbukti

5 Antibiotik cefalosporin generasi ke III seperti cefo perazone

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PROLAPSUS TALI PUSAT

No Dokumen

11015015IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Keadaan dimana tali pusat berada disamping atau

melewati bagian terendah janin sebelum maupun setelah ketuban pecah

II TUJUAN 1 Pada presentasi kepala prolapsus uteri lebih berbahaya bagi janin

2 Terjadi gangguan adaptasi bagian bawah janin terhadap panggul sehingga pintu atas panggul tidak tertutup oleh bagian bawah janin tersebut

3 Sering ditemukan pada partus prematurus letak lintang dan letak sungsang

III KEBIJAKAN 1 Pada periksaan dalam adanya tali pusat menumbung atau tali pusat terdepan pada umumnya diketahui setelah ketuban pecah

2 Periksa dalam wajib dilakukan pada ketuban pecah dengan bagian terbawah janin belum masuk

IV Prosedur 1 Secsio cesaria segera pada janin hidup2 Resusitasi janin terhadap kemungkinan

hipoksia janin3 Reposisi tali pusat pada posisi ibu ditidurkan

dalam posisi trendelenberg4 Partus pervaginam pada janin mati

PROLAPSUS TALI PUSAT

No Dokumen

11015015IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SUNGSANG

No Dokumen

11016016IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Janin dalam presentasi bokong Bokong kaki atau

kakiII TUJUAN 1 25 pada kehamilan 28 minggu dijumpai

sungsang namun hanya 3-5 yang tetap sungsang hingga kehamilan aterm

2 Setiap kelainan presentsi cari penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan fisik maupun ultrasonografi

III KEBIJAKAN Bergantung pada kondisi ibu dan janin serta pertolongan persalinan

IV Prosedur 1 Jika tidak dijumpai penyebab definitif sungsang dan telah dilakukan inform censent ke pasien maa dapat dicoba versi luar pada kehamilan 36 minggu ( mencegah komplikasi preterm dan dengan keberhasilan 40-60 )

2 Pada primi grafida yang tidak dapat diversi luar metode kelahiran terpilih adalah secsio cesaria

3 Pada multi gravida tergantung kompetensi penolong

4 Pemantauan jalannya persalinan dengan partograf jika melambaatdistosia sebaiknya lakukan pengakhiran per abdominal

SUNGSANG

No Dokumen

11016016IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Proses kelahiran pada ibu dengan usia gestasi

kurang dari 37 mingguII TUJUAN 1 Persalinan preterm mempunyai banyak

penyebab namun infeksi korioamnionitis kini makin dominant Infeksi ini mempunyai potensi untuk cedera pada bayi baru lahir Semakin muda kehamilan semakin buruk prognosisnya

2 Upaya tokolilisis hanyalah upaya penundaan sementara bagi pematangan paru bila infeksi telah nyata sebaiknya persalinan preterm dibiarkan berlangsung selain tokolisis tidak dibenarkan pada usia kehamilan gt 35 minggu kelainan bawaan janin dan preeklampsia

3 Peningkatan II-6 lebih dari 11 pgml merupakan risiko terjadinya reaksi radang (inflamatory response) dengan akobat periventrikuler leucomalacia (PVL) Pemberian kortikosterid lebih dari 2 hari dan berulang ndashulang dapat memberi risiko pertumbuhan bayi terhambat

III KEBIJAKAN 1 Kontraksihis yang regular pada kehamilan lt 37 minggu merupakan gejala pertama pastikan denganpemeriksasn inspekulo adanga pembukaan dan cevicitis

2 Pengobatan terhadap cevicitis dan vaginitis perlu dilakukan dengan metronidazol 2 x 500mg Pemberian dexamethasone 12 mghari

menunjukan penurunan risiko PVL

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Gejala infeksi intrauterin ialah takikardia janin

gerakan janin lemah oligohidramnion pireksi ibu cairan amnion berbau

4 Sebagai upaya pencegahan ada baiknya pemeriksaan dalam dilakukan deteksi vaginitis dan cervicitis Kelainan cervik ( inkompetensi) merupakan indikasi untuk seridase Pemeriksaan klinik da USG (tebal servik lt 15 cm) merupakan resiko tersebut

IV Prosedur 1 Setelah pemberian informed consent yang baik cara persalinan dan kemampuan klinik merawat pre term harus dipertimbangkan Bila kehamilan lt 35 minggu dan presentasi kepala maka persalinan pervaginam merupakan pilihan Namun bila kehamilan 32 ndash 35 minggu maka pertimbangan seksio sesaria menjadi pilihanMwenjadi kesulitan plihan jika bayi dengan berat lahir sangat rendah karena risiko kematian tinggi(50 )Bila ditemukan infeksimaka upaya tokolisis dapat dilakukan2 Obat yang dianjurkan adalah

a Nifedipine 10 mgdiulang tiap 30 menit maksimum 40 mg6 jamUmumnya hanya diperlukan 20 mgdan dosis perawatan 3 kali 10 mg

b B-mimetik terbutalin atau Salbutamol3 Pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru betametasone 12 mghariuntuk 2 hari sajaBila tidak ada betamethasone dapat

diberikan dexametasone

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari

periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20

II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu

III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia

2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)

3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu

IV Prosedur 1 Pemantauan fetus

2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam

dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric

II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )

III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin

2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda

IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar

denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap

- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi

dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang

terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan

2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan

II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah

- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta

- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )

III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan

pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24

jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG

2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab

IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh

gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium

II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai

III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea

2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum

3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis

IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X

5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka

perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi

2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya

3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi

4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi

5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi

Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta

estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA

atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus

3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus

4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus

5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

14

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi

sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan

hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD

Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic

DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik

II TUJUAN

III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2

lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau

lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

24

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi

AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui

Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya

Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi

oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

34

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari

Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan

Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)

Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula

darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)

Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

44

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi

adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti

terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya

PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti

mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

Page 3: Protap Medis VK Siap Cetak

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PENANGANAN ABORTUS

No Dokumen

11002002IK2009

No Revisi

Ke - 2

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001

I Pengertian

Abortus adalah istilah yang diberikan untuk semua kehamilan yang berakhir sebelum periode viabilitas janin yaitu yang berakhir sebelum berat janin 500 gram Bila berat badan tidak diketahui maka perkiraan lama kehamilan kurang dari 20 minggu lengkap (139 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir normal yang dapat dipakai

II TujuanPenanganan abortus ditujukan untuk mengurangi resiko perdarahan

III Kebijakan

USG dapat menentukan denyut jantung janin (gt 5mm) dan membantu menentukan kelainan organik (anensefalus NT gt3mm) dan kemungkinan nir-mudigah bligted ovum

IV Prosedur

1 Pada keadaan imnens tirah baring tidak memberikan hasil lebih baik (IA) namun dianjurkan untuk membatasi aktivitas Upayakan untuk meminimalkan kemungkinan rangsangan prostaglandin Tidak dianjurkan terapi dengan hormon Estrogen dan Progesteron Dapat diindikasikan sirklase serviks pada trimester kedua untuk pasien dengan inkompentesi serviks Perdarahan subkhorionik dengan janin normal

sebagian besar akan berakhir dengan kehamilan normal Sebaliknya pada nir-mudigah dianjurkan untuk evakuasi dengan obat

PENANGANAN ABORTUS

No Dokumen

11002002IK2009

No Revisi

Ke - 2

Halaman

23

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 misoprostol atau aspirasi2 Pada keadaan insipiens umumnya harus dirawat

Karena tidak ada kemungkinan kelangsungan hidup bagi janin maka dapat diberikan misoprostol untuk mengeluarkan konsepsi analgetik mungkin diberikan Demikian juga setelah janin lahir kuretase mungkin diperlukan

3 Pada keadaan inkopletus apabila bagian hasil konsepsi telah keluar atau perdarahan menjadi berlebih maka evakuasi hasil konseps segera diindikasikan untuk meminimalkan perdarahan dan risilo inveksi pelvis Sebaiknya evakuasi dilakuakan dengan aspirasi vakumkarena tidak memerlukan anestesi

4 Missed abortion sebaiknya dirawat di rumah sakit karena memerlukan kuretase dan ada kemungkinan perdarahan banyak serta risiko tranfusi

5 Prinsip penanganan terapi abortus septik Infeksi harus dikendalikan dengan antibiotik

Cefalosporin generasi II seperti Cefoperazone Volume intravaskuler efektif harus

dipertahankan untuk memberikan perfusi jaringan yang adekuat

6 Hasil konsepsi dalam uterus harus dievakuasi bila perlu dilakukan laparotomi eksplorasi sampai pengangkatan rahim

PENANGANAN ABORTUS

No Dokumen

11002002IK2009

No Revisi

Ke - 2

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001

V Unit TerkaitBidang Pelayanan Medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

KEHAMILAN EKTOPIK

No Dokumen

11003003IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan gestasi

diluar kavum uteriKehamilan ektopik merupakan istilah yang lebih luas daripada kehamilan ekstra uterikarena istilah ini juga mencakup kehamilan diluar pars interstisialis tubakehamilan di kornu dan kehamilan di serviks

II TUJUAN Pada wanita dalam masa reproduksi dengan gangguan atau keterlambatan haid yang disertai nyeri perut bagian bawahperlu dipikirkan kehamilan ektopik terganggu

III KEBIJAKAN Pada kehamilan ektopik belum terganggubila kantong gestasi tak lebih dari 3 cmdapat dipertimbangkan tetapi dengan MTX 50 mgminggu yang dapat diulang 1 minggu kemudian bila janin masih hidupPasien dapat berobat jalan setelah mendapat informasi bahwa keberhasilan terapi medikamentosa hanya 85 Bila ternyata tak terjadi rupture maka pasien dapat diminta control tiap minggu untuk USG dan pemeriksaan HCGBila terjadi tanda nyeri abdomen akut pasien harus segera di laparotomi

IV Prosedur DIAGNOSIS 1 Anamnesis Nyeri abdomenperdarahan

pervaginamterlambat haid2 Pemeriksaan fisik Umumabdomenpelvis3 Kehamilan ektopik belum terganggu dapat

ditentukan dengan USG akan tampak kantong gestasi bahkan janinnya

KEHAMILAN EKTOPIK

No Dokumen

11003003IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Tes tambahan tes HCG USG

kuldosentesis kuretase endometrium laparoskopi kolpotomikolposkopi

MANAJEMEN Prinsip ndash prinsip umum penatalaksanaan

1 Rawat inap segera2 Operasi segera setelah diagnosis dibuat3 Penggantian darah sebagai indikasi untuk

hipovolemikanemia

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

MOLA HIDATIDOSA DAN

PENYAKIT TROFOBLAS GANAS

No Dokumen

11004004IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

15

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Penyakit trofoblas gestasional adalah proliferasi sel

trofoblas yang bersal dari kehamilanII TUJUAN Penyakit ini banyak diderita oleh wanita usia

reproduksi sehatsehingga tujuan penatalaksanaan penyakit trofoblas gestasional adalah mempertahankan dan meningkatkan kesehatan reproduksi pasca penyakit trofoblas gestasional

III KEBIJAKAN Klasifikasi klinil 1 Mola hodatidosa2 Penyakit trofoblas ganas

Klasifikasi histologik 1 Mola hidatidosa2 Mola destruent3 Koriokarsinoma4 Placental Site Trophoblastic Disease

IV Prosedur MOLAHIDATIDOSAPemeriksaan Klinik

1 Terlambat haid disertai gejala ndash gejala kehamilan normalkadang ndash kadang gejala kehamilan tersebut berlebihan

2 Uterus membesarumumnya uterus membesar lebih besar dari usia kehamilan

3 Uterus lunakkehamilan ini disertai dengan janin atau selaput janin(molahidatidosa komplit) tetapi dapat juga disertai dengandengan adanya janin atau kantong janin(molahidatidosa partial)

MOLA HIDATIDOSA DAN

PENYAKIT TROFOBLAS GANAS

No Dokumen

11004004IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

25

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Tidak dijumpai gerakan janintidak dijumpai

denyut jantung janin5 Pada sonde uterus tidak didapatkan tahanan

kantong janinPemeriksaan tambahan

1 Ultrasonografi (USG )tidak dijumpai janinterlihat gambaran khas dari molahidatidosa

2 Sering dijumpai kista lutein dari ovarium3 Kadar HCG yang sangat tinggi(ribuan

inyernational unitI )Penyakit Trofoblas GanasDiagnosis Klinik ( WHO )

1 Kadar beta HCG yang menetap pada 2 kali pemeriksaan berturut ndash turut dengan interval dua minggu

2 Kadar beta HCG yang meningkat 3 Kadar beta HCG diatas normal pada 14

minggu setelah tindakan evakuasi4 Pembesaran uterus pasca evakuasi yang

disertai dengan kadar beta HCG diatas normal5 Terdapat lesi metastasis6 Histologik didapatkan mola invasive atau

koriokarsinomaDiagnosis Histologik Diagnosis histologik pada penyakit trofoblas gestasional umumnya dapat dilakukan pada molahidatidosasedang diagnosis mola destruent

MOLA HIDATIDOSA DAN

PENYAKIT TROFOBLAS GANAS

No Dokumen

11004004IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

35

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001atau mola invasiv dan koriokarsinoma sangat jarang dilakukan dengan biopsidiagnosis umumnya karena spesimen pembedahan histerktomi atau eksisi lesi metastasisMANAJEMENMolahidatidosa1 Evakuasitindakan evakuasi jaringan mola

harus dilakukan dengan bersihkarena residu sel trofoblas sering tetap tumbuh dan berkembangNilai tindakan kuret diyakini tidak bersih maka tindakan kuret ulangan dapat dilakukan satu sampai dua minggu setelah kuret pertamaTindakan evaluasi dapat dilakukan dengan kuret hisap atau kuret tajam dan tumpul atau kombinasi keduanyaUntuk mengurangi terjadinya perdarahanpada saat tindakan evakuasi sebaiknya diberikan infus berisi oksitosindarah dapat diberikan dengan indikasi

2 Pasca tindakan evakuasiharus dilakukan pengamatan kadar beta HCG secara periodikpengamatan ini untuk mendiagnosis terjadinya penyakit trofoblas ganas secara dini

Penyakit Trofoblas Ganas (PTG)Protokol pengobatan sitostatika berdasarkan

1 klasifikasi yang dianutKlasifikasi yang mudah antara lain klasifikasi Hammondklasifikasi FIGO(stadium FIGO)

MOLA HIDATIDOSA DAN

PENYAKIT TROFOBLAS GANAS

No Dokumen

11004004IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

45

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 PTG non-metastasis PTG bermetastasis PTG bermetastasis risiko rendah PTG bermetastasis risiko tinggi

2 Metastasis risiko rendahInterval kurang dari 4 bulanmetastasis bukan ke otak atau ke hatikadar hCG urin lt 100000 mlUml serumkehamilan sebelumnya bukan kehamilan atermbelum mendapat terapi kemoterapi sebelumnya

3 Metastasis risiko tinggiMetastasis otak atau hatikriteria lain diluar kriteria risiko rendahKlasifikasi FIGO

Stadium - Penyakit terbatas pada uterus- Penyakit menyebar diluar uterus tetapi

terbatas pada organ genitalia interna metastasis keparu dengan atau tanpa adanyapenyakit pada genitalia interna

- Metastasis jauh selain dari paruSub stadium

- tidak ada faktor risiko- ada satu faktor risiko- ada dua faktor risiko

faktor risiko- hCG gt 100000 IU I- interval gt 6 bulan

MOLA HIDATIDOSA DAN

PENYAKIT TROFOBLAS GANAS

No Dokumen

11004004IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

55

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001Pengobatan

Klasifikasi Kemoterapi tunggal

Kemoterapi kombinasi (2 jenis)

Kemoterapi kombinasi (3 jenis)

HAMMONDNonmetsatasisMetastasis risiko rendahMetastasis risiko tinggi

MTX VP16 ActD

MTX+ActDMTX+VP16

MAC EMACO

FIGOStadium IStadium IIStadium IIIStadium IV

MTX VP16 ActD

MTX+ActDMTX+VP16

MTX+ActDMTX+VP16

MAC EMACO

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

DIABETES DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11005005IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpainya kadar gula darah pada test pembebanan

75 g pada kehamilan (umumnya 24 hingga 30 minggu) antara 140-200 mgdl

II TUJUAN Kadar gula darah terkontrol dalam batas normal (80-120 mg)memberikan hasil yang sama dengan populasi normal Pengontrolan gula darah dalam kehamilan harus segera mungkin baik dengan diit maupun insulin

III KEBIJAKAN DIAGNOSA1 Kadar gula darah

- Test toleransi glukosa beban 75 g- Kurva darah harian- HbA1C

2 Pertumbuhan janin dan kesejahteraan janin3 Fungsi kardiofaskular4 Toleransi feto maternal

IV Prosedur 1 upayakan kadar gula darah antara 80-120 mg kadar HbA1C lt55 baik dengan maupun tanpa insulin

2 Kelahiran diupayakan pada usia gestasi 38 minggu keculai dijumpai

- PJT- Pre eklampsia- Kelainan congenital- KetosaidosisPenentuan persalinan pervaginam maupun per abdominal tergantung kondisi janin maupun ibunya

DIABETES DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11005005IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

BEKAS SEKSIO SESARIA

No Dokumen

11006006IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Persalinan atau kelainan pada pasien dengan riwayat

kelahiran bayi melaui insisi perut (laparatomi) dan insisi uterus (histerektomi) Luka sayat diperut dapat tranversal(Pfannensial) maupun vertical (mediana) sedangkan diuterus dapat tranversal( SC transperitonealis profunda) maupun insisi vertical (SC klasiccorporal)

II TUJUAN 1 Keberhasilan partus percobaan per vaginam adalah 70-80 dan risiko rupture adalah 1

2 Indikasi absolut( bentuk dan besar tulang panggul besar janin)

3 Prinsip imbang fetalo pelvik(tiap persalinan normal)

4 Rumah sakit harus mampu melakukan seksio darurat dalam 30 menit setelah diduga ruptur

III KEBIJAKAN DIAGNOSA1 Anamnesa2 Parut Luka Di Perut

IV Prosedur 1 Anamnesa-evaluasi catatan medis2 Waktu tempat pelaksana jenis secsio yang

lalu3 Indikasi secsio yang lalu4 Penyembuhan luka yang lalu

a Pemeriksaan penunjang5 Penyembuhan luka yang lalu metode morgan

thoumau (gabungan spiralhelik ct scan panggul dan ultrasonografi perbandingan besar volume

BEKAS SEKSIO SESARIA

No Dokumen

11006006IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001lingkar kepala lingkar bahu lingkar perut janin

6 Partus pervaginam jikaa Imbang feto pelvik baikb Perjalanan persalinan normal

7 Secsio primer jikaa Plasenta previab Vasa previac Cpdfpdd Panggul patologike Presentasi abnormalf Kelainan letakg Posterm dengan score pelvik rendahh 2 kali secsioi Penyembuhan luka operasi yang burukj Operasi yang lalu kolporalklasik

8 Perawatan rumah sakita Hanya dilakukan apabila akan dilakukan

secsio primer atau jika transportasi sulit tingkat pendidikan pasien rendah

b Perawatan pasca secsio kurang lebih 3-5 hari

9 Penyulita Ruptura uteri histerorapi-histerektomib Kematian janin kematian ibuc Plasenta akreta perkrata inkreta

histerektomid Endometritis infeksi subkutise Perdarahan

BEKAS SEKSIO SESARIA

No Dokumen

11006006IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 00110Konseling

Untuk mendapat informed consent pasien harus mendapat penjelasan untung rugi percobaan parute pervaginam

11Masa pengembuhan luka 100 hari12Medikasi mentosa

a Antibiotik cefalosporin generasi iii seperti cefoperazone

b Anelgetikc Uterotonik

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

DIABETES DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11007007IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpainya kadar gula darah pada test pembebanan

75 g pada kehamilan (umumnya 24 hingga 30 minggu) antara 140-200 mgdl

II TUJUAN Kadar gula darah terkontrol dalam batas normal (80-120 mg)memberikan hasil yang sama dengan populasi normal Pengontrolan gula darah dalam kehamilan harus segera mungkin baik dengan diit maupun insulin

III KEBIJAKAN DIAGNOSA5 Kadar gula darah

- Test toleransi glukosa beban 75 g- Kurva darah harian- HbA1C

6 Pertumbuhan janin dan kesejahteraan janin7 Fungsi kardiofaskular8 Toleransi feto maternal

IV Prosedur 3 upayakan kadar gula darah antara 80-120 mg kadar HbA1C lt55 baik dengan maupun tanpa insulin

4 Kelahiran diupayakan pada usia gestasi 38 minggu keculai dijumpai

- PJT- Pre eklampsia- Kelainan congenital- ketosaidosisPenentuan persalinan pervaginam maupun per abdominal tergantung kondisi janin maupun ibunya

DIABETES DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11007007IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001

V Unit terkaitBidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

GRANDDE MULTIPARITAS

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan persalinan dan atau kelahiran pada

perempuan yang pernah melahirkan lebih dari 4 kali dengan berat bayi gt 500 gram

II TUJUAN 1 Kehamilan bersifat diabetogenik pada grandemultiparitas akan semakin manifes

2 Infolusi berulang memungkinkan untuk terjadinya defek minor-medium yang berakibat pada berkurangnya serabut endometrium senhingga persalinan pada grande multiparitas akan cenderung untuk mengalami hipotonia demikian pula pada pasca bersalin

3 Akibat kurangnya serabut endometrium maka pada grande multiparsitas elastisitas akan berkurang sehingga memudahkan untuk terjadinya ruptura uteri

III KEBIJAKAN 1 Anamnesa2 Pemeriksaan fisik parutperineum dan bekas

laparatomi

IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal terapijika dijumpai kelainan

2 Waspada untuk Diabetes mellitus gestasional3 Waspada untuk makrosomi4 Tidak melakukan

GRANDDE MULTIPARITAS

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11009009IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

11

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg sejak

sebelum kehamilanII TUJUAN 1 Mencari kelainan yang mendasari hipertensi

2 Memberi penanganan yang tepat sehingga tidak menjadi lebih berat

III KEBIJAKAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waaspada takayasu ndash aneurisme aorta)

2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina

IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal kecuali pemberian obat antihipertensi seperti calsium chanel blocker

2 Monitor protein uria3 Persalinan dengan kelahiran sesuai indikasi

obstetric kecuali terjadi krisis hipertensi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PRE EKLAMPSIA RINGAN

No Dokumen

11010010IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

11

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001

I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg atau peningkatan diastolic gt_ dengan protein urine kurang dari 3 gr24 jam

II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)

2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina

III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotelIV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan

kehamilan normal2 Banyak istirahat tirah baring3 Monitor protein uria4 Persalinan dan kelahiran diupayakan pada

37 minggu penuh

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PRE EKLAMPSIA BERAT

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Pada kehamila lebih dari 22 minggu dijumpai

1 Tekanan darah diastolk gt_ 160 mmhg diastolic gt- 110 mmhg

2 Proteinurin lebih dari 5 mg24 jam3 Gangguan cerebral atau visual4 Edema pulmenum5 Nyeri epigastrik atau kwadaran atas kanan6 Gangguan fungsi hati tanpa sebab yang jelas7 Trombositopeni8 Pertumbuhan janin terhambat9 Peningkatan serum creatinin

II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)

2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina

III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotel berat sehingga terjadi fasus fasme berat sehingga dapat terjadi kelainan atau kerusakan multi organ

IV Prosedur 1 Rawat rumah sakit2 Periksa lboratorium sesuai kemampuan rumah

sakit3 Berikan MgSO44 Berikan obat anti hipertensi nifedipin obat

terpilih5 Terminasi kehamilan adalah terapi defintif

fariasi usia gestasi pada saat pengakhiran kehamilan tergantung dari kemampuan

masing-masing rumah sakit

PRE EKLAMPSIA BERAT

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

INDUKSI PERSALINAN

No Dokumen

11012012IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Upaya untuk melakukan inisiasi persalinan sebelum

timbul secara spontan unutk melahirkan janin- bayi dan plasenta

II TUJUAN Tujuannya karena ada ancaman untuk ibu dan janin atau keduanya apabila kehamilan diteruskan sehingga kelahiran janin bayi dan plasenta lebih menguntungkan(utamanya bagi ibu idealnya bagi keduanya)

III KEBIJAKAN 1 Induksi persalinan tanpa melakukan pematangan servks akan memberi angka keberhasilan kelahiran yang lebih rendah terutama pad apelvik score rendah (15 banding 85 ) Walaupun pada saat pematangan serviks bisa langsung terjadi persalinan

2 Toleransi ibu dan janin untuk berlangsungnya persalinan dan kelahiran merupakan syarat utama untuk dilakukannya induksi persalinan

IV Prosedur DIAGNOSIS1 Toleransi ibu keadaan umum fungsi kardio

faskuler respirasi hemostasiskapasitas dan akomodasi jalan lahir

2 Toleransi janin viabilitas presentasi posisi volume air ketuban

3 Pemanatuan dengan partografManajemen

Mekanik (tujuan utama pematangan serviks

dan mengharapkan langsung diikuti)

INDUKSI PERSALINAN

No Dokumen

11012012IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0011 Persalinan Laminaria Foley catheter Stripping2 Medikamentosa Oksitosin (1-8 miumenit) Pge 1 ( misoprostol 25microg 6 jam ) kalau pada

bekas sc atau uterus (milomektomiV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM

DAERAHRUMAH SAKIT UMUM

BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SOLUSIO PLASENTA

No Dokumen

11013013IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Lepasnya plasenta dari tempat implantsinya yang

normal pada dinding uterus sebelum janin lahirII TUJUAN 1 Gejala klinik

Takikardia janin - iufd Trias virchows yaitu nyeri uterus fokal atau

umumtonus meningkat dan perdarahan per vaginal 85 15 pada tipe concealed

2 USG membantu pada tipe concealed yaitu area sonolusen retroplasental lokasi plasenta untuk membedakan dengan pasenta previa

III KEBIJAKAN 1 Etiologi primer masih belum diketahui2 Insidennya meningkat berkaitan dengan usia

ibu lanjut multiparitas riwayat syok maternal nutrisi buruk hipertensi korioamnionitis dekompresi mendadak setelah ketuban pecah pad utersus yang overdistensi seperti persalinan kenbar dan polihidramnion trauma abdomen versi sefalik eksternal plasenta sirkumlatadefisiensi asam folat kompresi vena cava inferior dan antikoagulan lupuspada pengguna rokok kokain nekrosis desidual tepi plasenta

3 Rekurensi 5-17 setelah 1 episode pada kehamilan sebelumnya dan 25 setelah 2 episode kehamilan sebelumnya

Risiko terjadi syok hipovolemik gagal ginjal

SOLUSIO PLASENTA

No Dokumen

11013013IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Akut DIC perdarhan pasca bersalin dan

perdarahan fetomaternal5 Klasifikasi Ringan perdarahan sedikit baik pervaginam

maupun retroplasenter keadaan ibi baik janin baik

Berat perdarahan vaginal banyak ibu dalam keadaan pre syok-syok janin dalam keadaan gawat atau sudah meninggal

IV Prosedur 1 Lakukan resusitasi darahcairan sesuai kebutuhan

2 Pada solusio plasenta berat evakuasi konsepsi segera dan hentikan perdarahandengan uterotonika resusitasi kekurangan faktor pembekuan atau jika diperlukan dapat dilakukan histerektomi

Pada solusio ringan dapat dilakukan perawatan konservatif dan pematangan paru hingga kehamilan 35 minggu dan evaluasi ketat jumlah perdarahan retroplsenter

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpM

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

NIP 19500922 197612 1 001PEMERINTAH KABUPATEN

BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM

DAERAHRUMAH SAKIT UMUM

BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

RUPTURA UTERI

No Dokumen

11014014IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Separasi komplit dinding uterus pada kehamilan

dengan atau anpa ekspulsi janin yang membahayakan ibu dan janin

II TUJUAN 1 Insiden 07 dalam persalinan2 Factor risiko termasuk riwayat pembedahan

uterus hiperstimulasi uterus multi paritas versi internal atau ekstrasi persalinan operatif CPD pemakaian kokain

3 Klasifikasi Inkomplit tidak termasuk peritoneum Komplit termasuk peritoneum visceral Dehisens terpishnya scar pada segmen

bawah uterus tidak mencapi serosa dan jarang menimbulkan perdarahan BANYAK

III KEBIJAKAN 1 Identifikasi faktor risiko parut opersi multi paritas stimulasi uterus persalinan operatif CPD

2 Hipoksia gawat janin perdarahan vaginal nyeri abdominal perubahan kontraktilitas uterus

3 Eksplorasi uterusIV Prosedur 1 Jalur intravena besar (menggunakan abbocath

no 16 atau 18) pasang DC2 Atasi syok dengan resusitasi cairan dan darah3 Histerektomi

- fungsi reproduksi tidak diharapkan- kondisi buruk yang membahayakan ibu

RUPTURA UTERI

No Dokumen

11014014IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Repair uterus

- Wanita muda yang masih mengharapkan fungsi reproduksinya

- Kondisi klinis stabil- Ruptur yang tidak komplikatif- Rekurensi 4-10 disarankan secsio

cesaria elektif pada kehamilan 36 minggu atau maturitas paru janin telah terbukti

5 Antibiotik cefalosporin generasi ke III seperti cefo perazone

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PROLAPSUS TALI PUSAT

No Dokumen

11015015IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Keadaan dimana tali pusat berada disamping atau

melewati bagian terendah janin sebelum maupun setelah ketuban pecah

II TUJUAN 1 Pada presentasi kepala prolapsus uteri lebih berbahaya bagi janin

2 Terjadi gangguan adaptasi bagian bawah janin terhadap panggul sehingga pintu atas panggul tidak tertutup oleh bagian bawah janin tersebut

3 Sering ditemukan pada partus prematurus letak lintang dan letak sungsang

III KEBIJAKAN 1 Pada periksaan dalam adanya tali pusat menumbung atau tali pusat terdepan pada umumnya diketahui setelah ketuban pecah

2 Periksa dalam wajib dilakukan pada ketuban pecah dengan bagian terbawah janin belum masuk

IV Prosedur 1 Secsio cesaria segera pada janin hidup2 Resusitasi janin terhadap kemungkinan

hipoksia janin3 Reposisi tali pusat pada posisi ibu ditidurkan

dalam posisi trendelenberg4 Partus pervaginam pada janin mati

PROLAPSUS TALI PUSAT

No Dokumen

11015015IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SUNGSANG

No Dokumen

11016016IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Janin dalam presentasi bokong Bokong kaki atau

kakiII TUJUAN 1 25 pada kehamilan 28 minggu dijumpai

sungsang namun hanya 3-5 yang tetap sungsang hingga kehamilan aterm

2 Setiap kelainan presentsi cari penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan fisik maupun ultrasonografi

III KEBIJAKAN Bergantung pada kondisi ibu dan janin serta pertolongan persalinan

IV Prosedur 1 Jika tidak dijumpai penyebab definitif sungsang dan telah dilakukan inform censent ke pasien maa dapat dicoba versi luar pada kehamilan 36 minggu ( mencegah komplikasi preterm dan dengan keberhasilan 40-60 )

2 Pada primi grafida yang tidak dapat diversi luar metode kelahiran terpilih adalah secsio cesaria

3 Pada multi gravida tergantung kompetensi penolong

4 Pemantauan jalannya persalinan dengan partograf jika melambaatdistosia sebaiknya lakukan pengakhiran per abdominal

SUNGSANG

No Dokumen

11016016IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Proses kelahiran pada ibu dengan usia gestasi

kurang dari 37 mingguII TUJUAN 1 Persalinan preterm mempunyai banyak

penyebab namun infeksi korioamnionitis kini makin dominant Infeksi ini mempunyai potensi untuk cedera pada bayi baru lahir Semakin muda kehamilan semakin buruk prognosisnya

2 Upaya tokolilisis hanyalah upaya penundaan sementara bagi pematangan paru bila infeksi telah nyata sebaiknya persalinan preterm dibiarkan berlangsung selain tokolisis tidak dibenarkan pada usia kehamilan gt 35 minggu kelainan bawaan janin dan preeklampsia

3 Peningkatan II-6 lebih dari 11 pgml merupakan risiko terjadinya reaksi radang (inflamatory response) dengan akobat periventrikuler leucomalacia (PVL) Pemberian kortikosterid lebih dari 2 hari dan berulang ndashulang dapat memberi risiko pertumbuhan bayi terhambat

III KEBIJAKAN 1 Kontraksihis yang regular pada kehamilan lt 37 minggu merupakan gejala pertama pastikan denganpemeriksasn inspekulo adanga pembukaan dan cevicitis

2 Pengobatan terhadap cevicitis dan vaginitis perlu dilakukan dengan metronidazol 2 x 500mg Pemberian dexamethasone 12 mghari

menunjukan penurunan risiko PVL

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Gejala infeksi intrauterin ialah takikardia janin

gerakan janin lemah oligohidramnion pireksi ibu cairan amnion berbau

4 Sebagai upaya pencegahan ada baiknya pemeriksaan dalam dilakukan deteksi vaginitis dan cervicitis Kelainan cervik ( inkompetensi) merupakan indikasi untuk seridase Pemeriksaan klinik da USG (tebal servik lt 15 cm) merupakan resiko tersebut

IV Prosedur 1 Setelah pemberian informed consent yang baik cara persalinan dan kemampuan klinik merawat pre term harus dipertimbangkan Bila kehamilan lt 35 minggu dan presentasi kepala maka persalinan pervaginam merupakan pilihan Namun bila kehamilan 32 ndash 35 minggu maka pertimbangan seksio sesaria menjadi pilihanMwenjadi kesulitan plihan jika bayi dengan berat lahir sangat rendah karena risiko kematian tinggi(50 )Bila ditemukan infeksimaka upaya tokolisis dapat dilakukan2 Obat yang dianjurkan adalah

a Nifedipine 10 mgdiulang tiap 30 menit maksimum 40 mg6 jamUmumnya hanya diperlukan 20 mgdan dosis perawatan 3 kali 10 mg

b B-mimetik terbutalin atau Salbutamol3 Pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru betametasone 12 mghariuntuk 2 hari sajaBila tidak ada betamethasone dapat

diberikan dexametasone

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari

periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20

II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu

III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia

2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)

3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu

IV Prosedur 1 Pemantauan fetus

2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam

dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric

II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )

III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin

2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda

IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar

denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap

- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi

dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang

terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan

2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan

II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah

- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta

- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )

III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan

pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24

jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG

2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab

IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh

gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium

II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai

III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea

2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum

3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis

IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X

5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka

perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi

2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya

3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi

4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi

5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi

Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta

estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA

atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus

3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus

4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus

5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

14

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi

sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan

hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD

Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic

DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik

II TUJUAN

III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2

lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau

lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

24

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi

AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui

Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya

Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi

oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

34

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari

Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan

Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)

Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula

darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)

Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

44

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi

adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti

terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya

PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti

mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

Page 4: Protap Medis VK Siap Cetak

PENANGANAN ABORTUS

No Dokumen

11002002IK2009

No Revisi

Ke - 2

Halaman

23

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 misoprostol atau aspirasi2 Pada keadaan insipiens umumnya harus dirawat

Karena tidak ada kemungkinan kelangsungan hidup bagi janin maka dapat diberikan misoprostol untuk mengeluarkan konsepsi analgetik mungkin diberikan Demikian juga setelah janin lahir kuretase mungkin diperlukan

3 Pada keadaan inkopletus apabila bagian hasil konsepsi telah keluar atau perdarahan menjadi berlebih maka evakuasi hasil konseps segera diindikasikan untuk meminimalkan perdarahan dan risilo inveksi pelvis Sebaiknya evakuasi dilakuakan dengan aspirasi vakumkarena tidak memerlukan anestesi

4 Missed abortion sebaiknya dirawat di rumah sakit karena memerlukan kuretase dan ada kemungkinan perdarahan banyak serta risiko tranfusi

5 Prinsip penanganan terapi abortus septik Infeksi harus dikendalikan dengan antibiotik

Cefalosporin generasi II seperti Cefoperazone Volume intravaskuler efektif harus

dipertahankan untuk memberikan perfusi jaringan yang adekuat

6 Hasil konsepsi dalam uterus harus dievakuasi bila perlu dilakukan laparotomi eksplorasi sampai pengangkatan rahim

PENANGANAN ABORTUS

No Dokumen

11002002IK2009

No Revisi

Ke - 2

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001

V Unit TerkaitBidang Pelayanan Medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

KEHAMILAN EKTOPIK

No Dokumen

11003003IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan gestasi

diluar kavum uteriKehamilan ektopik merupakan istilah yang lebih luas daripada kehamilan ekstra uterikarena istilah ini juga mencakup kehamilan diluar pars interstisialis tubakehamilan di kornu dan kehamilan di serviks

II TUJUAN Pada wanita dalam masa reproduksi dengan gangguan atau keterlambatan haid yang disertai nyeri perut bagian bawahperlu dipikirkan kehamilan ektopik terganggu

III KEBIJAKAN Pada kehamilan ektopik belum terganggubila kantong gestasi tak lebih dari 3 cmdapat dipertimbangkan tetapi dengan MTX 50 mgminggu yang dapat diulang 1 minggu kemudian bila janin masih hidupPasien dapat berobat jalan setelah mendapat informasi bahwa keberhasilan terapi medikamentosa hanya 85 Bila ternyata tak terjadi rupture maka pasien dapat diminta control tiap minggu untuk USG dan pemeriksaan HCGBila terjadi tanda nyeri abdomen akut pasien harus segera di laparotomi

IV Prosedur DIAGNOSIS 1 Anamnesis Nyeri abdomenperdarahan

pervaginamterlambat haid2 Pemeriksaan fisik Umumabdomenpelvis3 Kehamilan ektopik belum terganggu dapat

ditentukan dengan USG akan tampak kantong gestasi bahkan janinnya

KEHAMILAN EKTOPIK

No Dokumen

11003003IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Tes tambahan tes HCG USG

kuldosentesis kuretase endometrium laparoskopi kolpotomikolposkopi

MANAJEMEN Prinsip ndash prinsip umum penatalaksanaan

1 Rawat inap segera2 Operasi segera setelah diagnosis dibuat3 Penggantian darah sebagai indikasi untuk

hipovolemikanemia

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

MOLA HIDATIDOSA DAN

PENYAKIT TROFOBLAS GANAS

No Dokumen

11004004IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

15

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Penyakit trofoblas gestasional adalah proliferasi sel

trofoblas yang bersal dari kehamilanII TUJUAN Penyakit ini banyak diderita oleh wanita usia

reproduksi sehatsehingga tujuan penatalaksanaan penyakit trofoblas gestasional adalah mempertahankan dan meningkatkan kesehatan reproduksi pasca penyakit trofoblas gestasional

III KEBIJAKAN Klasifikasi klinil 1 Mola hodatidosa2 Penyakit trofoblas ganas

Klasifikasi histologik 1 Mola hidatidosa2 Mola destruent3 Koriokarsinoma4 Placental Site Trophoblastic Disease

IV Prosedur MOLAHIDATIDOSAPemeriksaan Klinik

1 Terlambat haid disertai gejala ndash gejala kehamilan normalkadang ndash kadang gejala kehamilan tersebut berlebihan

2 Uterus membesarumumnya uterus membesar lebih besar dari usia kehamilan

3 Uterus lunakkehamilan ini disertai dengan janin atau selaput janin(molahidatidosa komplit) tetapi dapat juga disertai dengandengan adanya janin atau kantong janin(molahidatidosa partial)

MOLA HIDATIDOSA DAN

PENYAKIT TROFOBLAS GANAS

No Dokumen

11004004IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

25

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Tidak dijumpai gerakan janintidak dijumpai

denyut jantung janin5 Pada sonde uterus tidak didapatkan tahanan

kantong janinPemeriksaan tambahan

1 Ultrasonografi (USG )tidak dijumpai janinterlihat gambaran khas dari molahidatidosa

2 Sering dijumpai kista lutein dari ovarium3 Kadar HCG yang sangat tinggi(ribuan

inyernational unitI )Penyakit Trofoblas GanasDiagnosis Klinik ( WHO )

1 Kadar beta HCG yang menetap pada 2 kali pemeriksaan berturut ndash turut dengan interval dua minggu

2 Kadar beta HCG yang meningkat 3 Kadar beta HCG diatas normal pada 14

minggu setelah tindakan evakuasi4 Pembesaran uterus pasca evakuasi yang

disertai dengan kadar beta HCG diatas normal5 Terdapat lesi metastasis6 Histologik didapatkan mola invasive atau

koriokarsinomaDiagnosis Histologik Diagnosis histologik pada penyakit trofoblas gestasional umumnya dapat dilakukan pada molahidatidosasedang diagnosis mola destruent

MOLA HIDATIDOSA DAN

PENYAKIT TROFOBLAS GANAS

No Dokumen

11004004IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

35

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001atau mola invasiv dan koriokarsinoma sangat jarang dilakukan dengan biopsidiagnosis umumnya karena spesimen pembedahan histerktomi atau eksisi lesi metastasisMANAJEMENMolahidatidosa1 Evakuasitindakan evakuasi jaringan mola

harus dilakukan dengan bersihkarena residu sel trofoblas sering tetap tumbuh dan berkembangNilai tindakan kuret diyakini tidak bersih maka tindakan kuret ulangan dapat dilakukan satu sampai dua minggu setelah kuret pertamaTindakan evaluasi dapat dilakukan dengan kuret hisap atau kuret tajam dan tumpul atau kombinasi keduanyaUntuk mengurangi terjadinya perdarahanpada saat tindakan evakuasi sebaiknya diberikan infus berisi oksitosindarah dapat diberikan dengan indikasi

2 Pasca tindakan evakuasiharus dilakukan pengamatan kadar beta HCG secara periodikpengamatan ini untuk mendiagnosis terjadinya penyakit trofoblas ganas secara dini

Penyakit Trofoblas Ganas (PTG)Protokol pengobatan sitostatika berdasarkan

1 klasifikasi yang dianutKlasifikasi yang mudah antara lain klasifikasi Hammondklasifikasi FIGO(stadium FIGO)

MOLA HIDATIDOSA DAN

PENYAKIT TROFOBLAS GANAS

No Dokumen

11004004IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

45

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 PTG non-metastasis PTG bermetastasis PTG bermetastasis risiko rendah PTG bermetastasis risiko tinggi

2 Metastasis risiko rendahInterval kurang dari 4 bulanmetastasis bukan ke otak atau ke hatikadar hCG urin lt 100000 mlUml serumkehamilan sebelumnya bukan kehamilan atermbelum mendapat terapi kemoterapi sebelumnya

3 Metastasis risiko tinggiMetastasis otak atau hatikriteria lain diluar kriteria risiko rendahKlasifikasi FIGO

Stadium - Penyakit terbatas pada uterus- Penyakit menyebar diluar uterus tetapi

terbatas pada organ genitalia interna metastasis keparu dengan atau tanpa adanyapenyakit pada genitalia interna

- Metastasis jauh selain dari paruSub stadium

- tidak ada faktor risiko- ada satu faktor risiko- ada dua faktor risiko

faktor risiko- hCG gt 100000 IU I- interval gt 6 bulan

MOLA HIDATIDOSA DAN

PENYAKIT TROFOBLAS GANAS

No Dokumen

11004004IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

55

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001Pengobatan

Klasifikasi Kemoterapi tunggal

Kemoterapi kombinasi (2 jenis)

Kemoterapi kombinasi (3 jenis)

HAMMONDNonmetsatasisMetastasis risiko rendahMetastasis risiko tinggi

MTX VP16 ActD

MTX+ActDMTX+VP16

MAC EMACO

FIGOStadium IStadium IIStadium IIIStadium IV

MTX VP16 ActD

MTX+ActDMTX+VP16

MTX+ActDMTX+VP16

MAC EMACO

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

DIABETES DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11005005IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpainya kadar gula darah pada test pembebanan

75 g pada kehamilan (umumnya 24 hingga 30 minggu) antara 140-200 mgdl

II TUJUAN Kadar gula darah terkontrol dalam batas normal (80-120 mg)memberikan hasil yang sama dengan populasi normal Pengontrolan gula darah dalam kehamilan harus segera mungkin baik dengan diit maupun insulin

III KEBIJAKAN DIAGNOSA1 Kadar gula darah

- Test toleransi glukosa beban 75 g- Kurva darah harian- HbA1C

2 Pertumbuhan janin dan kesejahteraan janin3 Fungsi kardiofaskular4 Toleransi feto maternal

IV Prosedur 1 upayakan kadar gula darah antara 80-120 mg kadar HbA1C lt55 baik dengan maupun tanpa insulin

2 Kelahiran diupayakan pada usia gestasi 38 minggu keculai dijumpai

- PJT- Pre eklampsia- Kelainan congenital- KetosaidosisPenentuan persalinan pervaginam maupun per abdominal tergantung kondisi janin maupun ibunya

DIABETES DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11005005IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

BEKAS SEKSIO SESARIA

No Dokumen

11006006IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Persalinan atau kelainan pada pasien dengan riwayat

kelahiran bayi melaui insisi perut (laparatomi) dan insisi uterus (histerektomi) Luka sayat diperut dapat tranversal(Pfannensial) maupun vertical (mediana) sedangkan diuterus dapat tranversal( SC transperitonealis profunda) maupun insisi vertical (SC klasiccorporal)

II TUJUAN 1 Keberhasilan partus percobaan per vaginam adalah 70-80 dan risiko rupture adalah 1

2 Indikasi absolut( bentuk dan besar tulang panggul besar janin)

3 Prinsip imbang fetalo pelvik(tiap persalinan normal)

4 Rumah sakit harus mampu melakukan seksio darurat dalam 30 menit setelah diduga ruptur

III KEBIJAKAN DIAGNOSA1 Anamnesa2 Parut Luka Di Perut

IV Prosedur 1 Anamnesa-evaluasi catatan medis2 Waktu tempat pelaksana jenis secsio yang

lalu3 Indikasi secsio yang lalu4 Penyembuhan luka yang lalu

a Pemeriksaan penunjang5 Penyembuhan luka yang lalu metode morgan

thoumau (gabungan spiralhelik ct scan panggul dan ultrasonografi perbandingan besar volume

BEKAS SEKSIO SESARIA

No Dokumen

11006006IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001lingkar kepala lingkar bahu lingkar perut janin

6 Partus pervaginam jikaa Imbang feto pelvik baikb Perjalanan persalinan normal

7 Secsio primer jikaa Plasenta previab Vasa previac Cpdfpdd Panggul patologike Presentasi abnormalf Kelainan letakg Posterm dengan score pelvik rendahh 2 kali secsioi Penyembuhan luka operasi yang burukj Operasi yang lalu kolporalklasik

8 Perawatan rumah sakita Hanya dilakukan apabila akan dilakukan

secsio primer atau jika transportasi sulit tingkat pendidikan pasien rendah

b Perawatan pasca secsio kurang lebih 3-5 hari

9 Penyulita Ruptura uteri histerorapi-histerektomib Kematian janin kematian ibuc Plasenta akreta perkrata inkreta

histerektomid Endometritis infeksi subkutise Perdarahan

BEKAS SEKSIO SESARIA

No Dokumen

11006006IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 00110Konseling

Untuk mendapat informed consent pasien harus mendapat penjelasan untung rugi percobaan parute pervaginam

11Masa pengembuhan luka 100 hari12Medikasi mentosa

a Antibiotik cefalosporin generasi iii seperti cefoperazone

b Anelgetikc Uterotonik

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

DIABETES DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11007007IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpainya kadar gula darah pada test pembebanan

75 g pada kehamilan (umumnya 24 hingga 30 minggu) antara 140-200 mgdl

II TUJUAN Kadar gula darah terkontrol dalam batas normal (80-120 mg)memberikan hasil yang sama dengan populasi normal Pengontrolan gula darah dalam kehamilan harus segera mungkin baik dengan diit maupun insulin

III KEBIJAKAN DIAGNOSA5 Kadar gula darah

- Test toleransi glukosa beban 75 g- Kurva darah harian- HbA1C

6 Pertumbuhan janin dan kesejahteraan janin7 Fungsi kardiofaskular8 Toleransi feto maternal

IV Prosedur 3 upayakan kadar gula darah antara 80-120 mg kadar HbA1C lt55 baik dengan maupun tanpa insulin

4 Kelahiran diupayakan pada usia gestasi 38 minggu keculai dijumpai

- PJT- Pre eklampsia- Kelainan congenital- ketosaidosisPenentuan persalinan pervaginam maupun per abdominal tergantung kondisi janin maupun ibunya

DIABETES DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11007007IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001

V Unit terkaitBidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

GRANDDE MULTIPARITAS

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan persalinan dan atau kelahiran pada

perempuan yang pernah melahirkan lebih dari 4 kali dengan berat bayi gt 500 gram

II TUJUAN 1 Kehamilan bersifat diabetogenik pada grandemultiparitas akan semakin manifes

2 Infolusi berulang memungkinkan untuk terjadinya defek minor-medium yang berakibat pada berkurangnya serabut endometrium senhingga persalinan pada grande multiparitas akan cenderung untuk mengalami hipotonia demikian pula pada pasca bersalin

3 Akibat kurangnya serabut endometrium maka pada grande multiparsitas elastisitas akan berkurang sehingga memudahkan untuk terjadinya ruptura uteri

III KEBIJAKAN 1 Anamnesa2 Pemeriksaan fisik parutperineum dan bekas

laparatomi

IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal terapijika dijumpai kelainan

2 Waspada untuk Diabetes mellitus gestasional3 Waspada untuk makrosomi4 Tidak melakukan

GRANDDE MULTIPARITAS

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11009009IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

11

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg sejak

sebelum kehamilanII TUJUAN 1 Mencari kelainan yang mendasari hipertensi

2 Memberi penanganan yang tepat sehingga tidak menjadi lebih berat

III KEBIJAKAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waaspada takayasu ndash aneurisme aorta)

2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina

IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal kecuali pemberian obat antihipertensi seperti calsium chanel blocker

2 Monitor protein uria3 Persalinan dengan kelahiran sesuai indikasi

obstetric kecuali terjadi krisis hipertensi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PRE EKLAMPSIA RINGAN

No Dokumen

11010010IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

11

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001

I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg atau peningkatan diastolic gt_ dengan protein urine kurang dari 3 gr24 jam

II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)

2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina

III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotelIV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan

kehamilan normal2 Banyak istirahat tirah baring3 Monitor protein uria4 Persalinan dan kelahiran diupayakan pada

37 minggu penuh

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PRE EKLAMPSIA BERAT

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Pada kehamila lebih dari 22 minggu dijumpai

1 Tekanan darah diastolk gt_ 160 mmhg diastolic gt- 110 mmhg

2 Proteinurin lebih dari 5 mg24 jam3 Gangguan cerebral atau visual4 Edema pulmenum5 Nyeri epigastrik atau kwadaran atas kanan6 Gangguan fungsi hati tanpa sebab yang jelas7 Trombositopeni8 Pertumbuhan janin terhambat9 Peningkatan serum creatinin

II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)

2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina

III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotel berat sehingga terjadi fasus fasme berat sehingga dapat terjadi kelainan atau kerusakan multi organ

IV Prosedur 1 Rawat rumah sakit2 Periksa lboratorium sesuai kemampuan rumah

sakit3 Berikan MgSO44 Berikan obat anti hipertensi nifedipin obat

terpilih5 Terminasi kehamilan adalah terapi defintif

fariasi usia gestasi pada saat pengakhiran kehamilan tergantung dari kemampuan

masing-masing rumah sakit

PRE EKLAMPSIA BERAT

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

INDUKSI PERSALINAN

No Dokumen

11012012IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Upaya untuk melakukan inisiasi persalinan sebelum

timbul secara spontan unutk melahirkan janin- bayi dan plasenta

II TUJUAN Tujuannya karena ada ancaman untuk ibu dan janin atau keduanya apabila kehamilan diteruskan sehingga kelahiran janin bayi dan plasenta lebih menguntungkan(utamanya bagi ibu idealnya bagi keduanya)

III KEBIJAKAN 1 Induksi persalinan tanpa melakukan pematangan servks akan memberi angka keberhasilan kelahiran yang lebih rendah terutama pad apelvik score rendah (15 banding 85 ) Walaupun pada saat pematangan serviks bisa langsung terjadi persalinan

2 Toleransi ibu dan janin untuk berlangsungnya persalinan dan kelahiran merupakan syarat utama untuk dilakukannya induksi persalinan

IV Prosedur DIAGNOSIS1 Toleransi ibu keadaan umum fungsi kardio

faskuler respirasi hemostasiskapasitas dan akomodasi jalan lahir

2 Toleransi janin viabilitas presentasi posisi volume air ketuban

3 Pemanatuan dengan partografManajemen

Mekanik (tujuan utama pematangan serviks

dan mengharapkan langsung diikuti)

INDUKSI PERSALINAN

No Dokumen

11012012IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0011 Persalinan Laminaria Foley catheter Stripping2 Medikamentosa Oksitosin (1-8 miumenit) Pge 1 ( misoprostol 25microg 6 jam ) kalau pada

bekas sc atau uterus (milomektomiV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM

DAERAHRUMAH SAKIT UMUM

BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SOLUSIO PLASENTA

No Dokumen

11013013IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Lepasnya plasenta dari tempat implantsinya yang

normal pada dinding uterus sebelum janin lahirII TUJUAN 1 Gejala klinik

Takikardia janin - iufd Trias virchows yaitu nyeri uterus fokal atau

umumtonus meningkat dan perdarahan per vaginal 85 15 pada tipe concealed

2 USG membantu pada tipe concealed yaitu area sonolusen retroplasental lokasi plasenta untuk membedakan dengan pasenta previa

III KEBIJAKAN 1 Etiologi primer masih belum diketahui2 Insidennya meningkat berkaitan dengan usia

ibu lanjut multiparitas riwayat syok maternal nutrisi buruk hipertensi korioamnionitis dekompresi mendadak setelah ketuban pecah pad utersus yang overdistensi seperti persalinan kenbar dan polihidramnion trauma abdomen versi sefalik eksternal plasenta sirkumlatadefisiensi asam folat kompresi vena cava inferior dan antikoagulan lupuspada pengguna rokok kokain nekrosis desidual tepi plasenta

3 Rekurensi 5-17 setelah 1 episode pada kehamilan sebelumnya dan 25 setelah 2 episode kehamilan sebelumnya

Risiko terjadi syok hipovolemik gagal ginjal

SOLUSIO PLASENTA

No Dokumen

11013013IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Akut DIC perdarhan pasca bersalin dan

perdarahan fetomaternal5 Klasifikasi Ringan perdarahan sedikit baik pervaginam

maupun retroplasenter keadaan ibi baik janin baik

Berat perdarahan vaginal banyak ibu dalam keadaan pre syok-syok janin dalam keadaan gawat atau sudah meninggal

IV Prosedur 1 Lakukan resusitasi darahcairan sesuai kebutuhan

2 Pada solusio plasenta berat evakuasi konsepsi segera dan hentikan perdarahandengan uterotonika resusitasi kekurangan faktor pembekuan atau jika diperlukan dapat dilakukan histerektomi

Pada solusio ringan dapat dilakukan perawatan konservatif dan pematangan paru hingga kehamilan 35 minggu dan evaluasi ketat jumlah perdarahan retroplsenter

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpM

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

NIP 19500922 197612 1 001PEMERINTAH KABUPATEN

BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM

DAERAHRUMAH SAKIT UMUM

BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

RUPTURA UTERI

No Dokumen

11014014IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Separasi komplit dinding uterus pada kehamilan

dengan atau anpa ekspulsi janin yang membahayakan ibu dan janin

II TUJUAN 1 Insiden 07 dalam persalinan2 Factor risiko termasuk riwayat pembedahan

uterus hiperstimulasi uterus multi paritas versi internal atau ekstrasi persalinan operatif CPD pemakaian kokain

3 Klasifikasi Inkomplit tidak termasuk peritoneum Komplit termasuk peritoneum visceral Dehisens terpishnya scar pada segmen

bawah uterus tidak mencapi serosa dan jarang menimbulkan perdarahan BANYAK

III KEBIJAKAN 1 Identifikasi faktor risiko parut opersi multi paritas stimulasi uterus persalinan operatif CPD

2 Hipoksia gawat janin perdarahan vaginal nyeri abdominal perubahan kontraktilitas uterus

3 Eksplorasi uterusIV Prosedur 1 Jalur intravena besar (menggunakan abbocath

no 16 atau 18) pasang DC2 Atasi syok dengan resusitasi cairan dan darah3 Histerektomi

- fungsi reproduksi tidak diharapkan- kondisi buruk yang membahayakan ibu

RUPTURA UTERI

No Dokumen

11014014IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Repair uterus

- Wanita muda yang masih mengharapkan fungsi reproduksinya

- Kondisi klinis stabil- Ruptur yang tidak komplikatif- Rekurensi 4-10 disarankan secsio

cesaria elektif pada kehamilan 36 minggu atau maturitas paru janin telah terbukti

5 Antibiotik cefalosporin generasi ke III seperti cefo perazone

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PROLAPSUS TALI PUSAT

No Dokumen

11015015IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Keadaan dimana tali pusat berada disamping atau

melewati bagian terendah janin sebelum maupun setelah ketuban pecah

II TUJUAN 1 Pada presentasi kepala prolapsus uteri lebih berbahaya bagi janin

2 Terjadi gangguan adaptasi bagian bawah janin terhadap panggul sehingga pintu atas panggul tidak tertutup oleh bagian bawah janin tersebut

3 Sering ditemukan pada partus prematurus letak lintang dan letak sungsang

III KEBIJAKAN 1 Pada periksaan dalam adanya tali pusat menumbung atau tali pusat terdepan pada umumnya diketahui setelah ketuban pecah

2 Periksa dalam wajib dilakukan pada ketuban pecah dengan bagian terbawah janin belum masuk

IV Prosedur 1 Secsio cesaria segera pada janin hidup2 Resusitasi janin terhadap kemungkinan

hipoksia janin3 Reposisi tali pusat pada posisi ibu ditidurkan

dalam posisi trendelenberg4 Partus pervaginam pada janin mati

PROLAPSUS TALI PUSAT

No Dokumen

11015015IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SUNGSANG

No Dokumen

11016016IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Janin dalam presentasi bokong Bokong kaki atau

kakiII TUJUAN 1 25 pada kehamilan 28 minggu dijumpai

sungsang namun hanya 3-5 yang tetap sungsang hingga kehamilan aterm

2 Setiap kelainan presentsi cari penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan fisik maupun ultrasonografi

III KEBIJAKAN Bergantung pada kondisi ibu dan janin serta pertolongan persalinan

IV Prosedur 1 Jika tidak dijumpai penyebab definitif sungsang dan telah dilakukan inform censent ke pasien maa dapat dicoba versi luar pada kehamilan 36 minggu ( mencegah komplikasi preterm dan dengan keberhasilan 40-60 )

2 Pada primi grafida yang tidak dapat diversi luar metode kelahiran terpilih adalah secsio cesaria

3 Pada multi gravida tergantung kompetensi penolong

4 Pemantauan jalannya persalinan dengan partograf jika melambaatdistosia sebaiknya lakukan pengakhiran per abdominal

SUNGSANG

No Dokumen

11016016IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Proses kelahiran pada ibu dengan usia gestasi

kurang dari 37 mingguII TUJUAN 1 Persalinan preterm mempunyai banyak

penyebab namun infeksi korioamnionitis kini makin dominant Infeksi ini mempunyai potensi untuk cedera pada bayi baru lahir Semakin muda kehamilan semakin buruk prognosisnya

2 Upaya tokolilisis hanyalah upaya penundaan sementara bagi pematangan paru bila infeksi telah nyata sebaiknya persalinan preterm dibiarkan berlangsung selain tokolisis tidak dibenarkan pada usia kehamilan gt 35 minggu kelainan bawaan janin dan preeklampsia

3 Peningkatan II-6 lebih dari 11 pgml merupakan risiko terjadinya reaksi radang (inflamatory response) dengan akobat periventrikuler leucomalacia (PVL) Pemberian kortikosterid lebih dari 2 hari dan berulang ndashulang dapat memberi risiko pertumbuhan bayi terhambat

III KEBIJAKAN 1 Kontraksihis yang regular pada kehamilan lt 37 minggu merupakan gejala pertama pastikan denganpemeriksasn inspekulo adanga pembukaan dan cevicitis

2 Pengobatan terhadap cevicitis dan vaginitis perlu dilakukan dengan metronidazol 2 x 500mg Pemberian dexamethasone 12 mghari

menunjukan penurunan risiko PVL

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Gejala infeksi intrauterin ialah takikardia janin

gerakan janin lemah oligohidramnion pireksi ibu cairan amnion berbau

4 Sebagai upaya pencegahan ada baiknya pemeriksaan dalam dilakukan deteksi vaginitis dan cervicitis Kelainan cervik ( inkompetensi) merupakan indikasi untuk seridase Pemeriksaan klinik da USG (tebal servik lt 15 cm) merupakan resiko tersebut

IV Prosedur 1 Setelah pemberian informed consent yang baik cara persalinan dan kemampuan klinik merawat pre term harus dipertimbangkan Bila kehamilan lt 35 minggu dan presentasi kepala maka persalinan pervaginam merupakan pilihan Namun bila kehamilan 32 ndash 35 minggu maka pertimbangan seksio sesaria menjadi pilihanMwenjadi kesulitan plihan jika bayi dengan berat lahir sangat rendah karena risiko kematian tinggi(50 )Bila ditemukan infeksimaka upaya tokolisis dapat dilakukan2 Obat yang dianjurkan adalah

a Nifedipine 10 mgdiulang tiap 30 menit maksimum 40 mg6 jamUmumnya hanya diperlukan 20 mgdan dosis perawatan 3 kali 10 mg

b B-mimetik terbutalin atau Salbutamol3 Pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru betametasone 12 mghariuntuk 2 hari sajaBila tidak ada betamethasone dapat

diberikan dexametasone

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari

periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20

II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu

III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia

2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)

3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu

IV Prosedur 1 Pemantauan fetus

2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam

dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric

II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )

III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin

2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda

IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar

denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap

- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi

dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang

terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan

2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan

II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah

- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta

- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )

III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan

pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24

jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG

2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab

IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh

gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium

II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai

III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea

2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum

3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis

IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X

5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka

perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi

2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya

3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi

4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi

5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi

Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta

estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA

atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus

3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus

4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus

5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

14

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi

sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan

hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD

Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic

DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik

II TUJUAN

III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2

lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau

lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

24

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi

AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui

Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya

Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi

oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

34

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari

Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan

Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)

Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula

darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)

Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

44

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi

adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti

terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya

PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti

mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

Page 5: Protap Medis VK Siap Cetak

PENANGANAN ABORTUS

No Dokumen

11002002IK2009

No Revisi

Ke - 2

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001

V Unit TerkaitBidang Pelayanan Medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

KEHAMILAN EKTOPIK

No Dokumen

11003003IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan gestasi

diluar kavum uteriKehamilan ektopik merupakan istilah yang lebih luas daripada kehamilan ekstra uterikarena istilah ini juga mencakup kehamilan diluar pars interstisialis tubakehamilan di kornu dan kehamilan di serviks

II TUJUAN Pada wanita dalam masa reproduksi dengan gangguan atau keterlambatan haid yang disertai nyeri perut bagian bawahperlu dipikirkan kehamilan ektopik terganggu

III KEBIJAKAN Pada kehamilan ektopik belum terganggubila kantong gestasi tak lebih dari 3 cmdapat dipertimbangkan tetapi dengan MTX 50 mgminggu yang dapat diulang 1 minggu kemudian bila janin masih hidupPasien dapat berobat jalan setelah mendapat informasi bahwa keberhasilan terapi medikamentosa hanya 85 Bila ternyata tak terjadi rupture maka pasien dapat diminta control tiap minggu untuk USG dan pemeriksaan HCGBila terjadi tanda nyeri abdomen akut pasien harus segera di laparotomi

IV Prosedur DIAGNOSIS 1 Anamnesis Nyeri abdomenperdarahan

pervaginamterlambat haid2 Pemeriksaan fisik Umumabdomenpelvis3 Kehamilan ektopik belum terganggu dapat

ditentukan dengan USG akan tampak kantong gestasi bahkan janinnya

KEHAMILAN EKTOPIK

No Dokumen

11003003IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Tes tambahan tes HCG USG

kuldosentesis kuretase endometrium laparoskopi kolpotomikolposkopi

MANAJEMEN Prinsip ndash prinsip umum penatalaksanaan

1 Rawat inap segera2 Operasi segera setelah diagnosis dibuat3 Penggantian darah sebagai indikasi untuk

hipovolemikanemia

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

MOLA HIDATIDOSA DAN

PENYAKIT TROFOBLAS GANAS

No Dokumen

11004004IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

15

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Penyakit trofoblas gestasional adalah proliferasi sel

trofoblas yang bersal dari kehamilanII TUJUAN Penyakit ini banyak diderita oleh wanita usia

reproduksi sehatsehingga tujuan penatalaksanaan penyakit trofoblas gestasional adalah mempertahankan dan meningkatkan kesehatan reproduksi pasca penyakit trofoblas gestasional

III KEBIJAKAN Klasifikasi klinil 1 Mola hodatidosa2 Penyakit trofoblas ganas

Klasifikasi histologik 1 Mola hidatidosa2 Mola destruent3 Koriokarsinoma4 Placental Site Trophoblastic Disease

IV Prosedur MOLAHIDATIDOSAPemeriksaan Klinik

1 Terlambat haid disertai gejala ndash gejala kehamilan normalkadang ndash kadang gejala kehamilan tersebut berlebihan

2 Uterus membesarumumnya uterus membesar lebih besar dari usia kehamilan

3 Uterus lunakkehamilan ini disertai dengan janin atau selaput janin(molahidatidosa komplit) tetapi dapat juga disertai dengandengan adanya janin atau kantong janin(molahidatidosa partial)

MOLA HIDATIDOSA DAN

PENYAKIT TROFOBLAS GANAS

No Dokumen

11004004IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

25

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Tidak dijumpai gerakan janintidak dijumpai

denyut jantung janin5 Pada sonde uterus tidak didapatkan tahanan

kantong janinPemeriksaan tambahan

1 Ultrasonografi (USG )tidak dijumpai janinterlihat gambaran khas dari molahidatidosa

2 Sering dijumpai kista lutein dari ovarium3 Kadar HCG yang sangat tinggi(ribuan

inyernational unitI )Penyakit Trofoblas GanasDiagnosis Klinik ( WHO )

1 Kadar beta HCG yang menetap pada 2 kali pemeriksaan berturut ndash turut dengan interval dua minggu

2 Kadar beta HCG yang meningkat 3 Kadar beta HCG diatas normal pada 14

minggu setelah tindakan evakuasi4 Pembesaran uterus pasca evakuasi yang

disertai dengan kadar beta HCG diatas normal5 Terdapat lesi metastasis6 Histologik didapatkan mola invasive atau

koriokarsinomaDiagnosis Histologik Diagnosis histologik pada penyakit trofoblas gestasional umumnya dapat dilakukan pada molahidatidosasedang diagnosis mola destruent

MOLA HIDATIDOSA DAN

PENYAKIT TROFOBLAS GANAS

No Dokumen

11004004IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

35

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001atau mola invasiv dan koriokarsinoma sangat jarang dilakukan dengan biopsidiagnosis umumnya karena spesimen pembedahan histerktomi atau eksisi lesi metastasisMANAJEMENMolahidatidosa1 Evakuasitindakan evakuasi jaringan mola

harus dilakukan dengan bersihkarena residu sel trofoblas sering tetap tumbuh dan berkembangNilai tindakan kuret diyakini tidak bersih maka tindakan kuret ulangan dapat dilakukan satu sampai dua minggu setelah kuret pertamaTindakan evaluasi dapat dilakukan dengan kuret hisap atau kuret tajam dan tumpul atau kombinasi keduanyaUntuk mengurangi terjadinya perdarahanpada saat tindakan evakuasi sebaiknya diberikan infus berisi oksitosindarah dapat diberikan dengan indikasi

2 Pasca tindakan evakuasiharus dilakukan pengamatan kadar beta HCG secara periodikpengamatan ini untuk mendiagnosis terjadinya penyakit trofoblas ganas secara dini

Penyakit Trofoblas Ganas (PTG)Protokol pengobatan sitostatika berdasarkan

1 klasifikasi yang dianutKlasifikasi yang mudah antara lain klasifikasi Hammondklasifikasi FIGO(stadium FIGO)

MOLA HIDATIDOSA DAN

PENYAKIT TROFOBLAS GANAS

No Dokumen

11004004IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

45

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 PTG non-metastasis PTG bermetastasis PTG bermetastasis risiko rendah PTG bermetastasis risiko tinggi

2 Metastasis risiko rendahInterval kurang dari 4 bulanmetastasis bukan ke otak atau ke hatikadar hCG urin lt 100000 mlUml serumkehamilan sebelumnya bukan kehamilan atermbelum mendapat terapi kemoterapi sebelumnya

3 Metastasis risiko tinggiMetastasis otak atau hatikriteria lain diluar kriteria risiko rendahKlasifikasi FIGO

Stadium - Penyakit terbatas pada uterus- Penyakit menyebar diluar uterus tetapi

terbatas pada organ genitalia interna metastasis keparu dengan atau tanpa adanyapenyakit pada genitalia interna

- Metastasis jauh selain dari paruSub stadium

- tidak ada faktor risiko- ada satu faktor risiko- ada dua faktor risiko

faktor risiko- hCG gt 100000 IU I- interval gt 6 bulan

MOLA HIDATIDOSA DAN

PENYAKIT TROFOBLAS GANAS

No Dokumen

11004004IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

55

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001Pengobatan

Klasifikasi Kemoterapi tunggal

Kemoterapi kombinasi (2 jenis)

Kemoterapi kombinasi (3 jenis)

HAMMONDNonmetsatasisMetastasis risiko rendahMetastasis risiko tinggi

MTX VP16 ActD

MTX+ActDMTX+VP16

MAC EMACO

FIGOStadium IStadium IIStadium IIIStadium IV

MTX VP16 ActD

MTX+ActDMTX+VP16

MTX+ActDMTX+VP16

MAC EMACO

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

DIABETES DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11005005IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpainya kadar gula darah pada test pembebanan

75 g pada kehamilan (umumnya 24 hingga 30 minggu) antara 140-200 mgdl

II TUJUAN Kadar gula darah terkontrol dalam batas normal (80-120 mg)memberikan hasil yang sama dengan populasi normal Pengontrolan gula darah dalam kehamilan harus segera mungkin baik dengan diit maupun insulin

III KEBIJAKAN DIAGNOSA1 Kadar gula darah

- Test toleransi glukosa beban 75 g- Kurva darah harian- HbA1C

2 Pertumbuhan janin dan kesejahteraan janin3 Fungsi kardiofaskular4 Toleransi feto maternal

IV Prosedur 1 upayakan kadar gula darah antara 80-120 mg kadar HbA1C lt55 baik dengan maupun tanpa insulin

2 Kelahiran diupayakan pada usia gestasi 38 minggu keculai dijumpai

- PJT- Pre eklampsia- Kelainan congenital- KetosaidosisPenentuan persalinan pervaginam maupun per abdominal tergantung kondisi janin maupun ibunya

DIABETES DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11005005IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

BEKAS SEKSIO SESARIA

No Dokumen

11006006IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Persalinan atau kelainan pada pasien dengan riwayat

kelahiran bayi melaui insisi perut (laparatomi) dan insisi uterus (histerektomi) Luka sayat diperut dapat tranversal(Pfannensial) maupun vertical (mediana) sedangkan diuterus dapat tranversal( SC transperitonealis profunda) maupun insisi vertical (SC klasiccorporal)

II TUJUAN 1 Keberhasilan partus percobaan per vaginam adalah 70-80 dan risiko rupture adalah 1

2 Indikasi absolut( bentuk dan besar tulang panggul besar janin)

3 Prinsip imbang fetalo pelvik(tiap persalinan normal)

4 Rumah sakit harus mampu melakukan seksio darurat dalam 30 menit setelah diduga ruptur

III KEBIJAKAN DIAGNOSA1 Anamnesa2 Parut Luka Di Perut

IV Prosedur 1 Anamnesa-evaluasi catatan medis2 Waktu tempat pelaksana jenis secsio yang

lalu3 Indikasi secsio yang lalu4 Penyembuhan luka yang lalu

a Pemeriksaan penunjang5 Penyembuhan luka yang lalu metode morgan

thoumau (gabungan spiralhelik ct scan panggul dan ultrasonografi perbandingan besar volume

BEKAS SEKSIO SESARIA

No Dokumen

11006006IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001lingkar kepala lingkar bahu lingkar perut janin

6 Partus pervaginam jikaa Imbang feto pelvik baikb Perjalanan persalinan normal

7 Secsio primer jikaa Plasenta previab Vasa previac Cpdfpdd Panggul patologike Presentasi abnormalf Kelainan letakg Posterm dengan score pelvik rendahh 2 kali secsioi Penyembuhan luka operasi yang burukj Operasi yang lalu kolporalklasik

8 Perawatan rumah sakita Hanya dilakukan apabila akan dilakukan

secsio primer atau jika transportasi sulit tingkat pendidikan pasien rendah

b Perawatan pasca secsio kurang lebih 3-5 hari

9 Penyulita Ruptura uteri histerorapi-histerektomib Kematian janin kematian ibuc Plasenta akreta perkrata inkreta

histerektomid Endometritis infeksi subkutise Perdarahan

BEKAS SEKSIO SESARIA

No Dokumen

11006006IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 00110Konseling

Untuk mendapat informed consent pasien harus mendapat penjelasan untung rugi percobaan parute pervaginam

11Masa pengembuhan luka 100 hari12Medikasi mentosa

a Antibiotik cefalosporin generasi iii seperti cefoperazone

b Anelgetikc Uterotonik

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

DIABETES DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11007007IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpainya kadar gula darah pada test pembebanan

75 g pada kehamilan (umumnya 24 hingga 30 minggu) antara 140-200 mgdl

II TUJUAN Kadar gula darah terkontrol dalam batas normal (80-120 mg)memberikan hasil yang sama dengan populasi normal Pengontrolan gula darah dalam kehamilan harus segera mungkin baik dengan diit maupun insulin

III KEBIJAKAN DIAGNOSA5 Kadar gula darah

- Test toleransi glukosa beban 75 g- Kurva darah harian- HbA1C

6 Pertumbuhan janin dan kesejahteraan janin7 Fungsi kardiofaskular8 Toleransi feto maternal

IV Prosedur 3 upayakan kadar gula darah antara 80-120 mg kadar HbA1C lt55 baik dengan maupun tanpa insulin

4 Kelahiran diupayakan pada usia gestasi 38 minggu keculai dijumpai

- PJT- Pre eklampsia- Kelainan congenital- ketosaidosisPenentuan persalinan pervaginam maupun per abdominal tergantung kondisi janin maupun ibunya

DIABETES DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11007007IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001

V Unit terkaitBidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

GRANDDE MULTIPARITAS

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan persalinan dan atau kelahiran pada

perempuan yang pernah melahirkan lebih dari 4 kali dengan berat bayi gt 500 gram

II TUJUAN 1 Kehamilan bersifat diabetogenik pada grandemultiparitas akan semakin manifes

2 Infolusi berulang memungkinkan untuk terjadinya defek minor-medium yang berakibat pada berkurangnya serabut endometrium senhingga persalinan pada grande multiparitas akan cenderung untuk mengalami hipotonia demikian pula pada pasca bersalin

3 Akibat kurangnya serabut endometrium maka pada grande multiparsitas elastisitas akan berkurang sehingga memudahkan untuk terjadinya ruptura uteri

III KEBIJAKAN 1 Anamnesa2 Pemeriksaan fisik parutperineum dan bekas

laparatomi

IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal terapijika dijumpai kelainan

2 Waspada untuk Diabetes mellitus gestasional3 Waspada untuk makrosomi4 Tidak melakukan

GRANDDE MULTIPARITAS

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11009009IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

11

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg sejak

sebelum kehamilanII TUJUAN 1 Mencari kelainan yang mendasari hipertensi

2 Memberi penanganan yang tepat sehingga tidak menjadi lebih berat

III KEBIJAKAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waaspada takayasu ndash aneurisme aorta)

2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina

IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal kecuali pemberian obat antihipertensi seperti calsium chanel blocker

2 Monitor protein uria3 Persalinan dengan kelahiran sesuai indikasi

obstetric kecuali terjadi krisis hipertensi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PRE EKLAMPSIA RINGAN

No Dokumen

11010010IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

11

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001

I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg atau peningkatan diastolic gt_ dengan protein urine kurang dari 3 gr24 jam

II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)

2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina

III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotelIV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan

kehamilan normal2 Banyak istirahat tirah baring3 Monitor protein uria4 Persalinan dan kelahiran diupayakan pada

37 minggu penuh

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PRE EKLAMPSIA BERAT

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Pada kehamila lebih dari 22 minggu dijumpai

1 Tekanan darah diastolk gt_ 160 mmhg diastolic gt- 110 mmhg

2 Proteinurin lebih dari 5 mg24 jam3 Gangguan cerebral atau visual4 Edema pulmenum5 Nyeri epigastrik atau kwadaran atas kanan6 Gangguan fungsi hati tanpa sebab yang jelas7 Trombositopeni8 Pertumbuhan janin terhambat9 Peningkatan serum creatinin

II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)

2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina

III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotel berat sehingga terjadi fasus fasme berat sehingga dapat terjadi kelainan atau kerusakan multi organ

IV Prosedur 1 Rawat rumah sakit2 Periksa lboratorium sesuai kemampuan rumah

sakit3 Berikan MgSO44 Berikan obat anti hipertensi nifedipin obat

terpilih5 Terminasi kehamilan adalah terapi defintif

fariasi usia gestasi pada saat pengakhiran kehamilan tergantung dari kemampuan

masing-masing rumah sakit

PRE EKLAMPSIA BERAT

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

INDUKSI PERSALINAN

No Dokumen

11012012IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Upaya untuk melakukan inisiasi persalinan sebelum

timbul secara spontan unutk melahirkan janin- bayi dan plasenta

II TUJUAN Tujuannya karena ada ancaman untuk ibu dan janin atau keduanya apabila kehamilan diteruskan sehingga kelahiran janin bayi dan plasenta lebih menguntungkan(utamanya bagi ibu idealnya bagi keduanya)

III KEBIJAKAN 1 Induksi persalinan tanpa melakukan pematangan servks akan memberi angka keberhasilan kelahiran yang lebih rendah terutama pad apelvik score rendah (15 banding 85 ) Walaupun pada saat pematangan serviks bisa langsung terjadi persalinan

2 Toleransi ibu dan janin untuk berlangsungnya persalinan dan kelahiran merupakan syarat utama untuk dilakukannya induksi persalinan

IV Prosedur DIAGNOSIS1 Toleransi ibu keadaan umum fungsi kardio

faskuler respirasi hemostasiskapasitas dan akomodasi jalan lahir

2 Toleransi janin viabilitas presentasi posisi volume air ketuban

3 Pemanatuan dengan partografManajemen

Mekanik (tujuan utama pematangan serviks

dan mengharapkan langsung diikuti)

INDUKSI PERSALINAN

No Dokumen

11012012IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0011 Persalinan Laminaria Foley catheter Stripping2 Medikamentosa Oksitosin (1-8 miumenit) Pge 1 ( misoprostol 25microg 6 jam ) kalau pada

bekas sc atau uterus (milomektomiV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM

DAERAHRUMAH SAKIT UMUM

BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SOLUSIO PLASENTA

No Dokumen

11013013IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Lepasnya plasenta dari tempat implantsinya yang

normal pada dinding uterus sebelum janin lahirII TUJUAN 1 Gejala klinik

Takikardia janin - iufd Trias virchows yaitu nyeri uterus fokal atau

umumtonus meningkat dan perdarahan per vaginal 85 15 pada tipe concealed

2 USG membantu pada tipe concealed yaitu area sonolusen retroplasental lokasi plasenta untuk membedakan dengan pasenta previa

III KEBIJAKAN 1 Etiologi primer masih belum diketahui2 Insidennya meningkat berkaitan dengan usia

ibu lanjut multiparitas riwayat syok maternal nutrisi buruk hipertensi korioamnionitis dekompresi mendadak setelah ketuban pecah pad utersus yang overdistensi seperti persalinan kenbar dan polihidramnion trauma abdomen versi sefalik eksternal plasenta sirkumlatadefisiensi asam folat kompresi vena cava inferior dan antikoagulan lupuspada pengguna rokok kokain nekrosis desidual tepi plasenta

3 Rekurensi 5-17 setelah 1 episode pada kehamilan sebelumnya dan 25 setelah 2 episode kehamilan sebelumnya

Risiko terjadi syok hipovolemik gagal ginjal

SOLUSIO PLASENTA

No Dokumen

11013013IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Akut DIC perdarhan pasca bersalin dan

perdarahan fetomaternal5 Klasifikasi Ringan perdarahan sedikit baik pervaginam

maupun retroplasenter keadaan ibi baik janin baik

Berat perdarahan vaginal banyak ibu dalam keadaan pre syok-syok janin dalam keadaan gawat atau sudah meninggal

IV Prosedur 1 Lakukan resusitasi darahcairan sesuai kebutuhan

2 Pada solusio plasenta berat evakuasi konsepsi segera dan hentikan perdarahandengan uterotonika resusitasi kekurangan faktor pembekuan atau jika diperlukan dapat dilakukan histerektomi

Pada solusio ringan dapat dilakukan perawatan konservatif dan pematangan paru hingga kehamilan 35 minggu dan evaluasi ketat jumlah perdarahan retroplsenter

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpM

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

NIP 19500922 197612 1 001PEMERINTAH KABUPATEN

BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM

DAERAHRUMAH SAKIT UMUM

BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

RUPTURA UTERI

No Dokumen

11014014IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Separasi komplit dinding uterus pada kehamilan

dengan atau anpa ekspulsi janin yang membahayakan ibu dan janin

II TUJUAN 1 Insiden 07 dalam persalinan2 Factor risiko termasuk riwayat pembedahan

uterus hiperstimulasi uterus multi paritas versi internal atau ekstrasi persalinan operatif CPD pemakaian kokain

3 Klasifikasi Inkomplit tidak termasuk peritoneum Komplit termasuk peritoneum visceral Dehisens terpishnya scar pada segmen

bawah uterus tidak mencapi serosa dan jarang menimbulkan perdarahan BANYAK

III KEBIJAKAN 1 Identifikasi faktor risiko parut opersi multi paritas stimulasi uterus persalinan operatif CPD

2 Hipoksia gawat janin perdarahan vaginal nyeri abdominal perubahan kontraktilitas uterus

3 Eksplorasi uterusIV Prosedur 1 Jalur intravena besar (menggunakan abbocath

no 16 atau 18) pasang DC2 Atasi syok dengan resusitasi cairan dan darah3 Histerektomi

- fungsi reproduksi tidak diharapkan- kondisi buruk yang membahayakan ibu

RUPTURA UTERI

No Dokumen

11014014IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Repair uterus

- Wanita muda yang masih mengharapkan fungsi reproduksinya

- Kondisi klinis stabil- Ruptur yang tidak komplikatif- Rekurensi 4-10 disarankan secsio

cesaria elektif pada kehamilan 36 minggu atau maturitas paru janin telah terbukti

5 Antibiotik cefalosporin generasi ke III seperti cefo perazone

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PROLAPSUS TALI PUSAT

No Dokumen

11015015IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Keadaan dimana tali pusat berada disamping atau

melewati bagian terendah janin sebelum maupun setelah ketuban pecah

II TUJUAN 1 Pada presentasi kepala prolapsus uteri lebih berbahaya bagi janin

2 Terjadi gangguan adaptasi bagian bawah janin terhadap panggul sehingga pintu atas panggul tidak tertutup oleh bagian bawah janin tersebut

3 Sering ditemukan pada partus prematurus letak lintang dan letak sungsang

III KEBIJAKAN 1 Pada periksaan dalam adanya tali pusat menumbung atau tali pusat terdepan pada umumnya diketahui setelah ketuban pecah

2 Periksa dalam wajib dilakukan pada ketuban pecah dengan bagian terbawah janin belum masuk

IV Prosedur 1 Secsio cesaria segera pada janin hidup2 Resusitasi janin terhadap kemungkinan

hipoksia janin3 Reposisi tali pusat pada posisi ibu ditidurkan

dalam posisi trendelenberg4 Partus pervaginam pada janin mati

PROLAPSUS TALI PUSAT

No Dokumen

11015015IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SUNGSANG

No Dokumen

11016016IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Janin dalam presentasi bokong Bokong kaki atau

kakiII TUJUAN 1 25 pada kehamilan 28 minggu dijumpai

sungsang namun hanya 3-5 yang tetap sungsang hingga kehamilan aterm

2 Setiap kelainan presentsi cari penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan fisik maupun ultrasonografi

III KEBIJAKAN Bergantung pada kondisi ibu dan janin serta pertolongan persalinan

IV Prosedur 1 Jika tidak dijumpai penyebab definitif sungsang dan telah dilakukan inform censent ke pasien maa dapat dicoba versi luar pada kehamilan 36 minggu ( mencegah komplikasi preterm dan dengan keberhasilan 40-60 )

2 Pada primi grafida yang tidak dapat diversi luar metode kelahiran terpilih adalah secsio cesaria

3 Pada multi gravida tergantung kompetensi penolong

4 Pemantauan jalannya persalinan dengan partograf jika melambaatdistosia sebaiknya lakukan pengakhiran per abdominal

SUNGSANG

No Dokumen

11016016IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Proses kelahiran pada ibu dengan usia gestasi

kurang dari 37 mingguII TUJUAN 1 Persalinan preterm mempunyai banyak

penyebab namun infeksi korioamnionitis kini makin dominant Infeksi ini mempunyai potensi untuk cedera pada bayi baru lahir Semakin muda kehamilan semakin buruk prognosisnya

2 Upaya tokolilisis hanyalah upaya penundaan sementara bagi pematangan paru bila infeksi telah nyata sebaiknya persalinan preterm dibiarkan berlangsung selain tokolisis tidak dibenarkan pada usia kehamilan gt 35 minggu kelainan bawaan janin dan preeklampsia

3 Peningkatan II-6 lebih dari 11 pgml merupakan risiko terjadinya reaksi radang (inflamatory response) dengan akobat periventrikuler leucomalacia (PVL) Pemberian kortikosterid lebih dari 2 hari dan berulang ndashulang dapat memberi risiko pertumbuhan bayi terhambat

III KEBIJAKAN 1 Kontraksihis yang regular pada kehamilan lt 37 minggu merupakan gejala pertama pastikan denganpemeriksasn inspekulo adanga pembukaan dan cevicitis

2 Pengobatan terhadap cevicitis dan vaginitis perlu dilakukan dengan metronidazol 2 x 500mg Pemberian dexamethasone 12 mghari

menunjukan penurunan risiko PVL

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Gejala infeksi intrauterin ialah takikardia janin

gerakan janin lemah oligohidramnion pireksi ibu cairan amnion berbau

4 Sebagai upaya pencegahan ada baiknya pemeriksaan dalam dilakukan deteksi vaginitis dan cervicitis Kelainan cervik ( inkompetensi) merupakan indikasi untuk seridase Pemeriksaan klinik da USG (tebal servik lt 15 cm) merupakan resiko tersebut

IV Prosedur 1 Setelah pemberian informed consent yang baik cara persalinan dan kemampuan klinik merawat pre term harus dipertimbangkan Bila kehamilan lt 35 minggu dan presentasi kepala maka persalinan pervaginam merupakan pilihan Namun bila kehamilan 32 ndash 35 minggu maka pertimbangan seksio sesaria menjadi pilihanMwenjadi kesulitan plihan jika bayi dengan berat lahir sangat rendah karena risiko kematian tinggi(50 )Bila ditemukan infeksimaka upaya tokolisis dapat dilakukan2 Obat yang dianjurkan adalah

a Nifedipine 10 mgdiulang tiap 30 menit maksimum 40 mg6 jamUmumnya hanya diperlukan 20 mgdan dosis perawatan 3 kali 10 mg

b B-mimetik terbutalin atau Salbutamol3 Pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru betametasone 12 mghariuntuk 2 hari sajaBila tidak ada betamethasone dapat

diberikan dexametasone

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari

periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20

II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu

III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia

2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)

3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu

IV Prosedur 1 Pemantauan fetus

2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam

dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric

II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )

III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin

2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda

IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar

denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap

- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi

dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang

terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan

2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan

II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah

- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta

- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )

III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan

pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24

jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG

2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab

IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh

gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium

II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai

III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea

2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum

3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis

IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X

5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka

perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi

2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya

3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi

4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi

5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi

Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta

estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA

atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus

3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus

4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus

5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

14

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi

sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan

hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD

Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic

DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik

II TUJUAN

III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2

lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau

lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

24

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi

AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui

Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya

Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi

oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

34

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari

Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan

Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)

Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula

darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)

Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

44

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi

adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti

terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya

PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti

mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

Page 6: Protap Medis VK Siap Cetak

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

KEHAMILAN EKTOPIK

No Dokumen

11003003IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan gestasi

diluar kavum uteriKehamilan ektopik merupakan istilah yang lebih luas daripada kehamilan ekstra uterikarena istilah ini juga mencakup kehamilan diluar pars interstisialis tubakehamilan di kornu dan kehamilan di serviks

II TUJUAN Pada wanita dalam masa reproduksi dengan gangguan atau keterlambatan haid yang disertai nyeri perut bagian bawahperlu dipikirkan kehamilan ektopik terganggu

III KEBIJAKAN Pada kehamilan ektopik belum terganggubila kantong gestasi tak lebih dari 3 cmdapat dipertimbangkan tetapi dengan MTX 50 mgminggu yang dapat diulang 1 minggu kemudian bila janin masih hidupPasien dapat berobat jalan setelah mendapat informasi bahwa keberhasilan terapi medikamentosa hanya 85 Bila ternyata tak terjadi rupture maka pasien dapat diminta control tiap minggu untuk USG dan pemeriksaan HCGBila terjadi tanda nyeri abdomen akut pasien harus segera di laparotomi

IV Prosedur DIAGNOSIS 1 Anamnesis Nyeri abdomenperdarahan

pervaginamterlambat haid2 Pemeriksaan fisik Umumabdomenpelvis3 Kehamilan ektopik belum terganggu dapat

ditentukan dengan USG akan tampak kantong gestasi bahkan janinnya

KEHAMILAN EKTOPIK

No Dokumen

11003003IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Tes tambahan tes HCG USG

kuldosentesis kuretase endometrium laparoskopi kolpotomikolposkopi

MANAJEMEN Prinsip ndash prinsip umum penatalaksanaan

1 Rawat inap segera2 Operasi segera setelah diagnosis dibuat3 Penggantian darah sebagai indikasi untuk

hipovolemikanemia

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

MOLA HIDATIDOSA DAN

PENYAKIT TROFOBLAS GANAS

No Dokumen

11004004IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

15

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Penyakit trofoblas gestasional adalah proliferasi sel

trofoblas yang bersal dari kehamilanII TUJUAN Penyakit ini banyak diderita oleh wanita usia

reproduksi sehatsehingga tujuan penatalaksanaan penyakit trofoblas gestasional adalah mempertahankan dan meningkatkan kesehatan reproduksi pasca penyakit trofoblas gestasional

III KEBIJAKAN Klasifikasi klinil 1 Mola hodatidosa2 Penyakit trofoblas ganas

Klasifikasi histologik 1 Mola hidatidosa2 Mola destruent3 Koriokarsinoma4 Placental Site Trophoblastic Disease

IV Prosedur MOLAHIDATIDOSAPemeriksaan Klinik

1 Terlambat haid disertai gejala ndash gejala kehamilan normalkadang ndash kadang gejala kehamilan tersebut berlebihan

2 Uterus membesarumumnya uterus membesar lebih besar dari usia kehamilan

3 Uterus lunakkehamilan ini disertai dengan janin atau selaput janin(molahidatidosa komplit) tetapi dapat juga disertai dengandengan adanya janin atau kantong janin(molahidatidosa partial)

MOLA HIDATIDOSA DAN

PENYAKIT TROFOBLAS GANAS

No Dokumen

11004004IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

25

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Tidak dijumpai gerakan janintidak dijumpai

denyut jantung janin5 Pada sonde uterus tidak didapatkan tahanan

kantong janinPemeriksaan tambahan

1 Ultrasonografi (USG )tidak dijumpai janinterlihat gambaran khas dari molahidatidosa

2 Sering dijumpai kista lutein dari ovarium3 Kadar HCG yang sangat tinggi(ribuan

inyernational unitI )Penyakit Trofoblas GanasDiagnosis Klinik ( WHO )

1 Kadar beta HCG yang menetap pada 2 kali pemeriksaan berturut ndash turut dengan interval dua minggu

2 Kadar beta HCG yang meningkat 3 Kadar beta HCG diatas normal pada 14

minggu setelah tindakan evakuasi4 Pembesaran uterus pasca evakuasi yang

disertai dengan kadar beta HCG diatas normal5 Terdapat lesi metastasis6 Histologik didapatkan mola invasive atau

koriokarsinomaDiagnosis Histologik Diagnosis histologik pada penyakit trofoblas gestasional umumnya dapat dilakukan pada molahidatidosasedang diagnosis mola destruent

MOLA HIDATIDOSA DAN

PENYAKIT TROFOBLAS GANAS

No Dokumen

11004004IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

35

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001atau mola invasiv dan koriokarsinoma sangat jarang dilakukan dengan biopsidiagnosis umumnya karena spesimen pembedahan histerktomi atau eksisi lesi metastasisMANAJEMENMolahidatidosa1 Evakuasitindakan evakuasi jaringan mola

harus dilakukan dengan bersihkarena residu sel trofoblas sering tetap tumbuh dan berkembangNilai tindakan kuret diyakini tidak bersih maka tindakan kuret ulangan dapat dilakukan satu sampai dua minggu setelah kuret pertamaTindakan evaluasi dapat dilakukan dengan kuret hisap atau kuret tajam dan tumpul atau kombinasi keduanyaUntuk mengurangi terjadinya perdarahanpada saat tindakan evakuasi sebaiknya diberikan infus berisi oksitosindarah dapat diberikan dengan indikasi

2 Pasca tindakan evakuasiharus dilakukan pengamatan kadar beta HCG secara periodikpengamatan ini untuk mendiagnosis terjadinya penyakit trofoblas ganas secara dini

Penyakit Trofoblas Ganas (PTG)Protokol pengobatan sitostatika berdasarkan

1 klasifikasi yang dianutKlasifikasi yang mudah antara lain klasifikasi Hammondklasifikasi FIGO(stadium FIGO)

MOLA HIDATIDOSA DAN

PENYAKIT TROFOBLAS GANAS

No Dokumen

11004004IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

45

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 PTG non-metastasis PTG bermetastasis PTG bermetastasis risiko rendah PTG bermetastasis risiko tinggi

2 Metastasis risiko rendahInterval kurang dari 4 bulanmetastasis bukan ke otak atau ke hatikadar hCG urin lt 100000 mlUml serumkehamilan sebelumnya bukan kehamilan atermbelum mendapat terapi kemoterapi sebelumnya

3 Metastasis risiko tinggiMetastasis otak atau hatikriteria lain diluar kriteria risiko rendahKlasifikasi FIGO

Stadium - Penyakit terbatas pada uterus- Penyakit menyebar diluar uterus tetapi

terbatas pada organ genitalia interna metastasis keparu dengan atau tanpa adanyapenyakit pada genitalia interna

- Metastasis jauh selain dari paruSub stadium

- tidak ada faktor risiko- ada satu faktor risiko- ada dua faktor risiko

faktor risiko- hCG gt 100000 IU I- interval gt 6 bulan

MOLA HIDATIDOSA DAN

PENYAKIT TROFOBLAS GANAS

No Dokumen

11004004IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

55

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001Pengobatan

Klasifikasi Kemoterapi tunggal

Kemoterapi kombinasi (2 jenis)

Kemoterapi kombinasi (3 jenis)

HAMMONDNonmetsatasisMetastasis risiko rendahMetastasis risiko tinggi

MTX VP16 ActD

MTX+ActDMTX+VP16

MAC EMACO

FIGOStadium IStadium IIStadium IIIStadium IV

MTX VP16 ActD

MTX+ActDMTX+VP16

MTX+ActDMTX+VP16

MAC EMACO

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

DIABETES DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11005005IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpainya kadar gula darah pada test pembebanan

75 g pada kehamilan (umumnya 24 hingga 30 minggu) antara 140-200 mgdl

II TUJUAN Kadar gula darah terkontrol dalam batas normal (80-120 mg)memberikan hasil yang sama dengan populasi normal Pengontrolan gula darah dalam kehamilan harus segera mungkin baik dengan diit maupun insulin

III KEBIJAKAN DIAGNOSA1 Kadar gula darah

- Test toleransi glukosa beban 75 g- Kurva darah harian- HbA1C

2 Pertumbuhan janin dan kesejahteraan janin3 Fungsi kardiofaskular4 Toleransi feto maternal

IV Prosedur 1 upayakan kadar gula darah antara 80-120 mg kadar HbA1C lt55 baik dengan maupun tanpa insulin

2 Kelahiran diupayakan pada usia gestasi 38 minggu keculai dijumpai

- PJT- Pre eklampsia- Kelainan congenital- KetosaidosisPenentuan persalinan pervaginam maupun per abdominal tergantung kondisi janin maupun ibunya

DIABETES DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11005005IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

BEKAS SEKSIO SESARIA

No Dokumen

11006006IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Persalinan atau kelainan pada pasien dengan riwayat

kelahiran bayi melaui insisi perut (laparatomi) dan insisi uterus (histerektomi) Luka sayat diperut dapat tranversal(Pfannensial) maupun vertical (mediana) sedangkan diuterus dapat tranversal( SC transperitonealis profunda) maupun insisi vertical (SC klasiccorporal)

II TUJUAN 1 Keberhasilan partus percobaan per vaginam adalah 70-80 dan risiko rupture adalah 1

2 Indikasi absolut( bentuk dan besar tulang panggul besar janin)

3 Prinsip imbang fetalo pelvik(tiap persalinan normal)

4 Rumah sakit harus mampu melakukan seksio darurat dalam 30 menit setelah diduga ruptur

III KEBIJAKAN DIAGNOSA1 Anamnesa2 Parut Luka Di Perut

IV Prosedur 1 Anamnesa-evaluasi catatan medis2 Waktu tempat pelaksana jenis secsio yang

lalu3 Indikasi secsio yang lalu4 Penyembuhan luka yang lalu

a Pemeriksaan penunjang5 Penyembuhan luka yang lalu metode morgan

thoumau (gabungan spiralhelik ct scan panggul dan ultrasonografi perbandingan besar volume

BEKAS SEKSIO SESARIA

No Dokumen

11006006IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001lingkar kepala lingkar bahu lingkar perut janin

6 Partus pervaginam jikaa Imbang feto pelvik baikb Perjalanan persalinan normal

7 Secsio primer jikaa Plasenta previab Vasa previac Cpdfpdd Panggul patologike Presentasi abnormalf Kelainan letakg Posterm dengan score pelvik rendahh 2 kali secsioi Penyembuhan luka operasi yang burukj Operasi yang lalu kolporalklasik

8 Perawatan rumah sakita Hanya dilakukan apabila akan dilakukan

secsio primer atau jika transportasi sulit tingkat pendidikan pasien rendah

b Perawatan pasca secsio kurang lebih 3-5 hari

9 Penyulita Ruptura uteri histerorapi-histerektomib Kematian janin kematian ibuc Plasenta akreta perkrata inkreta

histerektomid Endometritis infeksi subkutise Perdarahan

BEKAS SEKSIO SESARIA

No Dokumen

11006006IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 00110Konseling

Untuk mendapat informed consent pasien harus mendapat penjelasan untung rugi percobaan parute pervaginam

11Masa pengembuhan luka 100 hari12Medikasi mentosa

a Antibiotik cefalosporin generasi iii seperti cefoperazone

b Anelgetikc Uterotonik

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

DIABETES DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11007007IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpainya kadar gula darah pada test pembebanan

75 g pada kehamilan (umumnya 24 hingga 30 minggu) antara 140-200 mgdl

II TUJUAN Kadar gula darah terkontrol dalam batas normal (80-120 mg)memberikan hasil yang sama dengan populasi normal Pengontrolan gula darah dalam kehamilan harus segera mungkin baik dengan diit maupun insulin

III KEBIJAKAN DIAGNOSA5 Kadar gula darah

- Test toleransi glukosa beban 75 g- Kurva darah harian- HbA1C

6 Pertumbuhan janin dan kesejahteraan janin7 Fungsi kardiofaskular8 Toleransi feto maternal

IV Prosedur 3 upayakan kadar gula darah antara 80-120 mg kadar HbA1C lt55 baik dengan maupun tanpa insulin

4 Kelahiran diupayakan pada usia gestasi 38 minggu keculai dijumpai

- PJT- Pre eklampsia- Kelainan congenital- ketosaidosisPenentuan persalinan pervaginam maupun per abdominal tergantung kondisi janin maupun ibunya

DIABETES DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11007007IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001

V Unit terkaitBidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

GRANDDE MULTIPARITAS

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan persalinan dan atau kelahiran pada

perempuan yang pernah melahirkan lebih dari 4 kali dengan berat bayi gt 500 gram

II TUJUAN 1 Kehamilan bersifat diabetogenik pada grandemultiparitas akan semakin manifes

2 Infolusi berulang memungkinkan untuk terjadinya defek minor-medium yang berakibat pada berkurangnya serabut endometrium senhingga persalinan pada grande multiparitas akan cenderung untuk mengalami hipotonia demikian pula pada pasca bersalin

3 Akibat kurangnya serabut endometrium maka pada grande multiparsitas elastisitas akan berkurang sehingga memudahkan untuk terjadinya ruptura uteri

III KEBIJAKAN 1 Anamnesa2 Pemeriksaan fisik parutperineum dan bekas

laparatomi

IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal terapijika dijumpai kelainan

2 Waspada untuk Diabetes mellitus gestasional3 Waspada untuk makrosomi4 Tidak melakukan

GRANDDE MULTIPARITAS

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11009009IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

11

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg sejak

sebelum kehamilanII TUJUAN 1 Mencari kelainan yang mendasari hipertensi

2 Memberi penanganan yang tepat sehingga tidak menjadi lebih berat

III KEBIJAKAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waaspada takayasu ndash aneurisme aorta)

2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina

IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal kecuali pemberian obat antihipertensi seperti calsium chanel blocker

2 Monitor protein uria3 Persalinan dengan kelahiran sesuai indikasi

obstetric kecuali terjadi krisis hipertensi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PRE EKLAMPSIA RINGAN

No Dokumen

11010010IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

11

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001

I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg atau peningkatan diastolic gt_ dengan protein urine kurang dari 3 gr24 jam

II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)

2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina

III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotelIV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan

kehamilan normal2 Banyak istirahat tirah baring3 Monitor protein uria4 Persalinan dan kelahiran diupayakan pada

37 minggu penuh

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PRE EKLAMPSIA BERAT

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Pada kehamila lebih dari 22 minggu dijumpai

1 Tekanan darah diastolk gt_ 160 mmhg diastolic gt- 110 mmhg

2 Proteinurin lebih dari 5 mg24 jam3 Gangguan cerebral atau visual4 Edema pulmenum5 Nyeri epigastrik atau kwadaran atas kanan6 Gangguan fungsi hati tanpa sebab yang jelas7 Trombositopeni8 Pertumbuhan janin terhambat9 Peningkatan serum creatinin

II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)

2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina

III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotel berat sehingga terjadi fasus fasme berat sehingga dapat terjadi kelainan atau kerusakan multi organ

IV Prosedur 1 Rawat rumah sakit2 Periksa lboratorium sesuai kemampuan rumah

sakit3 Berikan MgSO44 Berikan obat anti hipertensi nifedipin obat

terpilih5 Terminasi kehamilan adalah terapi defintif

fariasi usia gestasi pada saat pengakhiran kehamilan tergantung dari kemampuan

masing-masing rumah sakit

PRE EKLAMPSIA BERAT

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

INDUKSI PERSALINAN

No Dokumen

11012012IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Upaya untuk melakukan inisiasi persalinan sebelum

timbul secara spontan unutk melahirkan janin- bayi dan plasenta

II TUJUAN Tujuannya karena ada ancaman untuk ibu dan janin atau keduanya apabila kehamilan diteruskan sehingga kelahiran janin bayi dan plasenta lebih menguntungkan(utamanya bagi ibu idealnya bagi keduanya)

III KEBIJAKAN 1 Induksi persalinan tanpa melakukan pematangan servks akan memberi angka keberhasilan kelahiran yang lebih rendah terutama pad apelvik score rendah (15 banding 85 ) Walaupun pada saat pematangan serviks bisa langsung terjadi persalinan

2 Toleransi ibu dan janin untuk berlangsungnya persalinan dan kelahiran merupakan syarat utama untuk dilakukannya induksi persalinan

IV Prosedur DIAGNOSIS1 Toleransi ibu keadaan umum fungsi kardio

faskuler respirasi hemostasiskapasitas dan akomodasi jalan lahir

2 Toleransi janin viabilitas presentasi posisi volume air ketuban

3 Pemanatuan dengan partografManajemen

Mekanik (tujuan utama pematangan serviks

dan mengharapkan langsung diikuti)

INDUKSI PERSALINAN

No Dokumen

11012012IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0011 Persalinan Laminaria Foley catheter Stripping2 Medikamentosa Oksitosin (1-8 miumenit) Pge 1 ( misoprostol 25microg 6 jam ) kalau pada

bekas sc atau uterus (milomektomiV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM

DAERAHRUMAH SAKIT UMUM

BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SOLUSIO PLASENTA

No Dokumen

11013013IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Lepasnya plasenta dari tempat implantsinya yang

normal pada dinding uterus sebelum janin lahirII TUJUAN 1 Gejala klinik

Takikardia janin - iufd Trias virchows yaitu nyeri uterus fokal atau

umumtonus meningkat dan perdarahan per vaginal 85 15 pada tipe concealed

2 USG membantu pada tipe concealed yaitu area sonolusen retroplasental lokasi plasenta untuk membedakan dengan pasenta previa

III KEBIJAKAN 1 Etiologi primer masih belum diketahui2 Insidennya meningkat berkaitan dengan usia

ibu lanjut multiparitas riwayat syok maternal nutrisi buruk hipertensi korioamnionitis dekompresi mendadak setelah ketuban pecah pad utersus yang overdistensi seperti persalinan kenbar dan polihidramnion trauma abdomen versi sefalik eksternal plasenta sirkumlatadefisiensi asam folat kompresi vena cava inferior dan antikoagulan lupuspada pengguna rokok kokain nekrosis desidual tepi plasenta

3 Rekurensi 5-17 setelah 1 episode pada kehamilan sebelumnya dan 25 setelah 2 episode kehamilan sebelumnya

Risiko terjadi syok hipovolemik gagal ginjal

SOLUSIO PLASENTA

No Dokumen

11013013IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Akut DIC perdarhan pasca bersalin dan

perdarahan fetomaternal5 Klasifikasi Ringan perdarahan sedikit baik pervaginam

maupun retroplasenter keadaan ibi baik janin baik

Berat perdarahan vaginal banyak ibu dalam keadaan pre syok-syok janin dalam keadaan gawat atau sudah meninggal

IV Prosedur 1 Lakukan resusitasi darahcairan sesuai kebutuhan

2 Pada solusio plasenta berat evakuasi konsepsi segera dan hentikan perdarahandengan uterotonika resusitasi kekurangan faktor pembekuan atau jika diperlukan dapat dilakukan histerektomi

Pada solusio ringan dapat dilakukan perawatan konservatif dan pematangan paru hingga kehamilan 35 minggu dan evaluasi ketat jumlah perdarahan retroplsenter

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpM

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

NIP 19500922 197612 1 001PEMERINTAH KABUPATEN

BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM

DAERAHRUMAH SAKIT UMUM

BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

RUPTURA UTERI

No Dokumen

11014014IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Separasi komplit dinding uterus pada kehamilan

dengan atau anpa ekspulsi janin yang membahayakan ibu dan janin

II TUJUAN 1 Insiden 07 dalam persalinan2 Factor risiko termasuk riwayat pembedahan

uterus hiperstimulasi uterus multi paritas versi internal atau ekstrasi persalinan operatif CPD pemakaian kokain

3 Klasifikasi Inkomplit tidak termasuk peritoneum Komplit termasuk peritoneum visceral Dehisens terpishnya scar pada segmen

bawah uterus tidak mencapi serosa dan jarang menimbulkan perdarahan BANYAK

III KEBIJAKAN 1 Identifikasi faktor risiko parut opersi multi paritas stimulasi uterus persalinan operatif CPD

2 Hipoksia gawat janin perdarahan vaginal nyeri abdominal perubahan kontraktilitas uterus

3 Eksplorasi uterusIV Prosedur 1 Jalur intravena besar (menggunakan abbocath

no 16 atau 18) pasang DC2 Atasi syok dengan resusitasi cairan dan darah3 Histerektomi

- fungsi reproduksi tidak diharapkan- kondisi buruk yang membahayakan ibu

RUPTURA UTERI

No Dokumen

11014014IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Repair uterus

- Wanita muda yang masih mengharapkan fungsi reproduksinya

- Kondisi klinis stabil- Ruptur yang tidak komplikatif- Rekurensi 4-10 disarankan secsio

cesaria elektif pada kehamilan 36 minggu atau maturitas paru janin telah terbukti

5 Antibiotik cefalosporin generasi ke III seperti cefo perazone

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PROLAPSUS TALI PUSAT

No Dokumen

11015015IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Keadaan dimana tali pusat berada disamping atau

melewati bagian terendah janin sebelum maupun setelah ketuban pecah

II TUJUAN 1 Pada presentasi kepala prolapsus uteri lebih berbahaya bagi janin

2 Terjadi gangguan adaptasi bagian bawah janin terhadap panggul sehingga pintu atas panggul tidak tertutup oleh bagian bawah janin tersebut

3 Sering ditemukan pada partus prematurus letak lintang dan letak sungsang

III KEBIJAKAN 1 Pada periksaan dalam adanya tali pusat menumbung atau tali pusat terdepan pada umumnya diketahui setelah ketuban pecah

2 Periksa dalam wajib dilakukan pada ketuban pecah dengan bagian terbawah janin belum masuk

IV Prosedur 1 Secsio cesaria segera pada janin hidup2 Resusitasi janin terhadap kemungkinan

hipoksia janin3 Reposisi tali pusat pada posisi ibu ditidurkan

dalam posisi trendelenberg4 Partus pervaginam pada janin mati

PROLAPSUS TALI PUSAT

No Dokumen

11015015IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SUNGSANG

No Dokumen

11016016IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Janin dalam presentasi bokong Bokong kaki atau

kakiII TUJUAN 1 25 pada kehamilan 28 minggu dijumpai

sungsang namun hanya 3-5 yang tetap sungsang hingga kehamilan aterm

2 Setiap kelainan presentsi cari penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan fisik maupun ultrasonografi

III KEBIJAKAN Bergantung pada kondisi ibu dan janin serta pertolongan persalinan

IV Prosedur 1 Jika tidak dijumpai penyebab definitif sungsang dan telah dilakukan inform censent ke pasien maa dapat dicoba versi luar pada kehamilan 36 minggu ( mencegah komplikasi preterm dan dengan keberhasilan 40-60 )

2 Pada primi grafida yang tidak dapat diversi luar metode kelahiran terpilih adalah secsio cesaria

3 Pada multi gravida tergantung kompetensi penolong

4 Pemantauan jalannya persalinan dengan partograf jika melambaatdistosia sebaiknya lakukan pengakhiran per abdominal

SUNGSANG

No Dokumen

11016016IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Proses kelahiran pada ibu dengan usia gestasi

kurang dari 37 mingguII TUJUAN 1 Persalinan preterm mempunyai banyak

penyebab namun infeksi korioamnionitis kini makin dominant Infeksi ini mempunyai potensi untuk cedera pada bayi baru lahir Semakin muda kehamilan semakin buruk prognosisnya

2 Upaya tokolilisis hanyalah upaya penundaan sementara bagi pematangan paru bila infeksi telah nyata sebaiknya persalinan preterm dibiarkan berlangsung selain tokolisis tidak dibenarkan pada usia kehamilan gt 35 minggu kelainan bawaan janin dan preeklampsia

3 Peningkatan II-6 lebih dari 11 pgml merupakan risiko terjadinya reaksi radang (inflamatory response) dengan akobat periventrikuler leucomalacia (PVL) Pemberian kortikosterid lebih dari 2 hari dan berulang ndashulang dapat memberi risiko pertumbuhan bayi terhambat

III KEBIJAKAN 1 Kontraksihis yang regular pada kehamilan lt 37 minggu merupakan gejala pertama pastikan denganpemeriksasn inspekulo adanga pembukaan dan cevicitis

2 Pengobatan terhadap cevicitis dan vaginitis perlu dilakukan dengan metronidazol 2 x 500mg Pemberian dexamethasone 12 mghari

menunjukan penurunan risiko PVL

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Gejala infeksi intrauterin ialah takikardia janin

gerakan janin lemah oligohidramnion pireksi ibu cairan amnion berbau

4 Sebagai upaya pencegahan ada baiknya pemeriksaan dalam dilakukan deteksi vaginitis dan cervicitis Kelainan cervik ( inkompetensi) merupakan indikasi untuk seridase Pemeriksaan klinik da USG (tebal servik lt 15 cm) merupakan resiko tersebut

IV Prosedur 1 Setelah pemberian informed consent yang baik cara persalinan dan kemampuan klinik merawat pre term harus dipertimbangkan Bila kehamilan lt 35 minggu dan presentasi kepala maka persalinan pervaginam merupakan pilihan Namun bila kehamilan 32 ndash 35 minggu maka pertimbangan seksio sesaria menjadi pilihanMwenjadi kesulitan plihan jika bayi dengan berat lahir sangat rendah karena risiko kematian tinggi(50 )Bila ditemukan infeksimaka upaya tokolisis dapat dilakukan2 Obat yang dianjurkan adalah

a Nifedipine 10 mgdiulang tiap 30 menit maksimum 40 mg6 jamUmumnya hanya diperlukan 20 mgdan dosis perawatan 3 kali 10 mg

b B-mimetik terbutalin atau Salbutamol3 Pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru betametasone 12 mghariuntuk 2 hari sajaBila tidak ada betamethasone dapat

diberikan dexametasone

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari

periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20

II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu

III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia

2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)

3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu

IV Prosedur 1 Pemantauan fetus

2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam

dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric

II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )

III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin

2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda

IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar

denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap

- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi

dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang

terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan

2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan

II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah

- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta

- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )

III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan

pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24

jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG

2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab

IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh

gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium

II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai

III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea

2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum

3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis

IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X

5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka

perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi

2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya

3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi

4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi

5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi

Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta

estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA

atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus

3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus

4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus

5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

14

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi

sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan

hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD

Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic

DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik

II TUJUAN

III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2

lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau

lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

24

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi

AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui

Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya

Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi

oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

34

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari

Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan

Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)

Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula

darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)

Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

44

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi

adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti

terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya

PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti

mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

Page 7: Protap Medis VK Siap Cetak

KEHAMILAN EKTOPIK

No Dokumen

11003003IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Tes tambahan tes HCG USG

kuldosentesis kuretase endometrium laparoskopi kolpotomikolposkopi

MANAJEMEN Prinsip ndash prinsip umum penatalaksanaan

1 Rawat inap segera2 Operasi segera setelah diagnosis dibuat3 Penggantian darah sebagai indikasi untuk

hipovolemikanemia

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

MOLA HIDATIDOSA DAN

PENYAKIT TROFOBLAS GANAS

No Dokumen

11004004IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

15

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Penyakit trofoblas gestasional adalah proliferasi sel

trofoblas yang bersal dari kehamilanII TUJUAN Penyakit ini banyak diderita oleh wanita usia

reproduksi sehatsehingga tujuan penatalaksanaan penyakit trofoblas gestasional adalah mempertahankan dan meningkatkan kesehatan reproduksi pasca penyakit trofoblas gestasional

III KEBIJAKAN Klasifikasi klinil 1 Mola hodatidosa2 Penyakit trofoblas ganas

Klasifikasi histologik 1 Mola hidatidosa2 Mola destruent3 Koriokarsinoma4 Placental Site Trophoblastic Disease

IV Prosedur MOLAHIDATIDOSAPemeriksaan Klinik

1 Terlambat haid disertai gejala ndash gejala kehamilan normalkadang ndash kadang gejala kehamilan tersebut berlebihan

2 Uterus membesarumumnya uterus membesar lebih besar dari usia kehamilan

3 Uterus lunakkehamilan ini disertai dengan janin atau selaput janin(molahidatidosa komplit) tetapi dapat juga disertai dengandengan adanya janin atau kantong janin(molahidatidosa partial)

MOLA HIDATIDOSA DAN

PENYAKIT TROFOBLAS GANAS

No Dokumen

11004004IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

25

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Tidak dijumpai gerakan janintidak dijumpai

denyut jantung janin5 Pada sonde uterus tidak didapatkan tahanan

kantong janinPemeriksaan tambahan

1 Ultrasonografi (USG )tidak dijumpai janinterlihat gambaran khas dari molahidatidosa

2 Sering dijumpai kista lutein dari ovarium3 Kadar HCG yang sangat tinggi(ribuan

inyernational unitI )Penyakit Trofoblas GanasDiagnosis Klinik ( WHO )

1 Kadar beta HCG yang menetap pada 2 kali pemeriksaan berturut ndash turut dengan interval dua minggu

2 Kadar beta HCG yang meningkat 3 Kadar beta HCG diatas normal pada 14

minggu setelah tindakan evakuasi4 Pembesaran uterus pasca evakuasi yang

disertai dengan kadar beta HCG diatas normal5 Terdapat lesi metastasis6 Histologik didapatkan mola invasive atau

koriokarsinomaDiagnosis Histologik Diagnosis histologik pada penyakit trofoblas gestasional umumnya dapat dilakukan pada molahidatidosasedang diagnosis mola destruent

MOLA HIDATIDOSA DAN

PENYAKIT TROFOBLAS GANAS

No Dokumen

11004004IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

35

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001atau mola invasiv dan koriokarsinoma sangat jarang dilakukan dengan biopsidiagnosis umumnya karena spesimen pembedahan histerktomi atau eksisi lesi metastasisMANAJEMENMolahidatidosa1 Evakuasitindakan evakuasi jaringan mola

harus dilakukan dengan bersihkarena residu sel trofoblas sering tetap tumbuh dan berkembangNilai tindakan kuret diyakini tidak bersih maka tindakan kuret ulangan dapat dilakukan satu sampai dua minggu setelah kuret pertamaTindakan evaluasi dapat dilakukan dengan kuret hisap atau kuret tajam dan tumpul atau kombinasi keduanyaUntuk mengurangi terjadinya perdarahanpada saat tindakan evakuasi sebaiknya diberikan infus berisi oksitosindarah dapat diberikan dengan indikasi

2 Pasca tindakan evakuasiharus dilakukan pengamatan kadar beta HCG secara periodikpengamatan ini untuk mendiagnosis terjadinya penyakit trofoblas ganas secara dini

Penyakit Trofoblas Ganas (PTG)Protokol pengobatan sitostatika berdasarkan

1 klasifikasi yang dianutKlasifikasi yang mudah antara lain klasifikasi Hammondklasifikasi FIGO(stadium FIGO)

MOLA HIDATIDOSA DAN

PENYAKIT TROFOBLAS GANAS

No Dokumen

11004004IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

45

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 PTG non-metastasis PTG bermetastasis PTG bermetastasis risiko rendah PTG bermetastasis risiko tinggi

2 Metastasis risiko rendahInterval kurang dari 4 bulanmetastasis bukan ke otak atau ke hatikadar hCG urin lt 100000 mlUml serumkehamilan sebelumnya bukan kehamilan atermbelum mendapat terapi kemoterapi sebelumnya

3 Metastasis risiko tinggiMetastasis otak atau hatikriteria lain diluar kriteria risiko rendahKlasifikasi FIGO

Stadium - Penyakit terbatas pada uterus- Penyakit menyebar diluar uterus tetapi

terbatas pada organ genitalia interna metastasis keparu dengan atau tanpa adanyapenyakit pada genitalia interna

- Metastasis jauh selain dari paruSub stadium

- tidak ada faktor risiko- ada satu faktor risiko- ada dua faktor risiko

faktor risiko- hCG gt 100000 IU I- interval gt 6 bulan

MOLA HIDATIDOSA DAN

PENYAKIT TROFOBLAS GANAS

No Dokumen

11004004IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

55

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001Pengobatan

Klasifikasi Kemoterapi tunggal

Kemoterapi kombinasi (2 jenis)

Kemoterapi kombinasi (3 jenis)

HAMMONDNonmetsatasisMetastasis risiko rendahMetastasis risiko tinggi

MTX VP16 ActD

MTX+ActDMTX+VP16

MAC EMACO

FIGOStadium IStadium IIStadium IIIStadium IV

MTX VP16 ActD

MTX+ActDMTX+VP16

MTX+ActDMTX+VP16

MAC EMACO

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

DIABETES DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11005005IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpainya kadar gula darah pada test pembebanan

75 g pada kehamilan (umumnya 24 hingga 30 minggu) antara 140-200 mgdl

II TUJUAN Kadar gula darah terkontrol dalam batas normal (80-120 mg)memberikan hasil yang sama dengan populasi normal Pengontrolan gula darah dalam kehamilan harus segera mungkin baik dengan diit maupun insulin

III KEBIJAKAN DIAGNOSA1 Kadar gula darah

- Test toleransi glukosa beban 75 g- Kurva darah harian- HbA1C

2 Pertumbuhan janin dan kesejahteraan janin3 Fungsi kardiofaskular4 Toleransi feto maternal

IV Prosedur 1 upayakan kadar gula darah antara 80-120 mg kadar HbA1C lt55 baik dengan maupun tanpa insulin

2 Kelahiran diupayakan pada usia gestasi 38 minggu keculai dijumpai

- PJT- Pre eklampsia- Kelainan congenital- KetosaidosisPenentuan persalinan pervaginam maupun per abdominal tergantung kondisi janin maupun ibunya

DIABETES DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11005005IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

BEKAS SEKSIO SESARIA

No Dokumen

11006006IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Persalinan atau kelainan pada pasien dengan riwayat

kelahiran bayi melaui insisi perut (laparatomi) dan insisi uterus (histerektomi) Luka sayat diperut dapat tranversal(Pfannensial) maupun vertical (mediana) sedangkan diuterus dapat tranversal( SC transperitonealis profunda) maupun insisi vertical (SC klasiccorporal)

II TUJUAN 1 Keberhasilan partus percobaan per vaginam adalah 70-80 dan risiko rupture adalah 1

2 Indikasi absolut( bentuk dan besar tulang panggul besar janin)

3 Prinsip imbang fetalo pelvik(tiap persalinan normal)

4 Rumah sakit harus mampu melakukan seksio darurat dalam 30 menit setelah diduga ruptur

III KEBIJAKAN DIAGNOSA1 Anamnesa2 Parut Luka Di Perut

IV Prosedur 1 Anamnesa-evaluasi catatan medis2 Waktu tempat pelaksana jenis secsio yang

lalu3 Indikasi secsio yang lalu4 Penyembuhan luka yang lalu

a Pemeriksaan penunjang5 Penyembuhan luka yang lalu metode morgan

thoumau (gabungan spiralhelik ct scan panggul dan ultrasonografi perbandingan besar volume

BEKAS SEKSIO SESARIA

No Dokumen

11006006IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001lingkar kepala lingkar bahu lingkar perut janin

6 Partus pervaginam jikaa Imbang feto pelvik baikb Perjalanan persalinan normal

7 Secsio primer jikaa Plasenta previab Vasa previac Cpdfpdd Panggul patologike Presentasi abnormalf Kelainan letakg Posterm dengan score pelvik rendahh 2 kali secsioi Penyembuhan luka operasi yang burukj Operasi yang lalu kolporalklasik

8 Perawatan rumah sakita Hanya dilakukan apabila akan dilakukan

secsio primer atau jika transportasi sulit tingkat pendidikan pasien rendah

b Perawatan pasca secsio kurang lebih 3-5 hari

9 Penyulita Ruptura uteri histerorapi-histerektomib Kematian janin kematian ibuc Plasenta akreta perkrata inkreta

histerektomid Endometritis infeksi subkutise Perdarahan

BEKAS SEKSIO SESARIA

No Dokumen

11006006IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 00110Konseling

Untuk mendapat informed consent pasien harus mendapat penjelasan untung rugi percobaan parute pervaginam

11Masa pengembuhan luka 100 hari12Medikasi mentosa

a Antibiotik cefalosporin generasi iii seperti cefoperazone

b Anelgetikc Uterotonik

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

DIABETES DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11007007IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpainya kadar gula darah pada test pembebanan

75 g pada kehamilan (umumnya 24 hingga 30 minggu) antara 140-200 mgdl

II TUJUAN Kadar gula darah terkontrol dalam batas normal (80-120 mg)memberikan hasil yang sama dengan populasi normal Pengontrolan gula darah dalam kehamilan harus segera mungkin baik dengan diit maupun insulin

III KEBIJAKAN DIAGNOSA5 Kadar gula darah

- Test toleransi glukosa beban 75 g- Kurva darah harian- HbA1C

6 Pertumbuhan janin dan kesejahteraan janin7 Fungsi kardiofaskular8 Toleransi feto maternal

IV Prosedur 3 upayakan kadar gula darah antara 80-120 mg kadar HbA1C lt55 baik dengan maupun tanpa insulin

4 Kelahiran diupayakan pada usia gestasi 38 minggu keculai dijumpai

- PJT- Pre eklampsia- Kelainan congenital- ketosaidosisPenentuan persalinan pervaginam maupun per abdominal tergantung kondisi janin maupun ibunya

DIABETES DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11007007IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001

V Unit terkaitBidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

GRANDDE MULTIPARITAS

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan persalinan dan atau kelahiran pada

perempuan yang pernah melahirkan lebih dari 4 kali dengan berat bayi gt 500 gram

II TUJUAN 1 Kehamilan bersifat diabetogenik pada grandemultiparitas akan semakin manifes

2 Infolusi berulang memungkinkan untuk terjadinya defek minor-medium yang berakibat pada berkurangnya serabut endometrium senhingga persalinan pada grande multiparitas akan cenderung untuk mengalami hipotonia demikian pula pada pasca bersalin

3 Akibat kurangnya serabut endometrium maka pada grande multiparsitas elastisitas akan berkurang sehingga memudahkan untuk terjadinya ruptura uteri

III KEBIJAKAN 1 Anamnesa2 Pemeriksaan fisik parutperineum dan bekas

laparatomi

IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal terapijika dijumpai kelainan

2 Waspada untuk Diabetes mellitus gestasional3 Waspada untuk makrosomi4 Tidak melakukan

GRANDDE MULTIPARITAS

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11009009IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

11

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg sejak

sebelum kehamilanII TUJUAN 1 Mencari kelainan yang mendasari hipertensi

2 Memberi penanganan yang tepat sehingga tidak menjadi lebih berat

III KEBIJAKAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waaspada takayasu ndash aneurisme aorta)

2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina

IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal kecuali pemberian obat antihipertensi seperti calsium chanel blocker

2 Monitor protein uria3 Persalinan dengan kelahiran sesuai indikasi

obstetric kecuali terjadi krisis hipertensi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PRE EKLAMPSIA RINGAN

No Dokumen

11010010IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

11

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001

I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg atau peningkatan diastolic gt_ dengan protein urine kurang dari 3 gr24 jam

II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)

2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina

III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotelIV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan

kehamilan normal2 Banyak istirahat tirah baring3 Monitor protein uria4 Persalinan dan kelahiran diupayakan pada

37 minggu penuh

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PRE EKLAMPSIA BERAT

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Pada kehamila lebih dari 22 minggu dijumpai

1 Tekanan darah diastolk gt_ 160 mmhg diastolic gt- 110 mmhg

2 Proteinurin lebih dari 5 mg24 jam3 Gangguan cerebral atau visual4 Edema pulmenum5 Nyeri epigastrik atau kwadaran atas kanan6 Gangguan fungsi hati tanpa sebab yang jelas7 Trombositopeni8 Pertumbuhan janin terhambat9 Peningkatan serum creatinin

II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)

2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina

III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotel berat sehingga terjadi fasus fasme berat sehingga dapat terjadi kelainan atau kerusakan multi organ

IV Prosedur 1 Rawat rumah sakit2 Periksa lboratorium sesuai kemampuan rumah

sakit3 Berikan MgSO44 Berikan obat anti hipertensi nifedipin obat

terpilih5 Terminasi kehamilan adalah terapi defintif

fariasi usia gestasi pada saat pengakhiran kehamilan tergantung dari kemampuan

masing-masing rumah sakit

PRE EKLAMPSIA BERAT

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

INDUKSI PERSALINAN

No Dokumen

11012012IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Upaya untuk melakukan inisiasi persalinan sebelum

timbul secara spontan unutk melahirkan janin- bayi dan plasenta

II TUJUAN Tujuannya karena ada ancaman untuk ibu dan janin atau keduanya apabila kehamilan diteruskan sehingga kelahiran janin bayi dan plasenta lebih menguntungkan(utamanya bagi ibu idealnya bagi keduanya)

III KEBIJAKAN 1 Induksi persalinan tanpa melakukan pematangan servks akan memberi angka keberhasilan kelahiran yang lebih rendah terutama pad apelvik score rendah (15 banding 85 ) Walaupun pada saat pematangan serviks bisa langsung terjadi persalinan

2 Toleransi ibu dan janin untuk berlangsungnya persalinan dan kelahiran merupakan syarat utama untuk dilakukannya induksi persalinan

IV Prosedur DIAGNOSIS1 Toleransi ibu keadaan umum fungsi kardio

faskuler respirasi hemostasiskapasitas dan akomodasi jalan lahir

2 Toleransi janin viabilitas presentasi posisi volume air ketuban

3 Pemanatuan dengan partografManajemen

Mekanik (tujuan utama pematangan serviks

dan mengharapkan langsung diikuti)

INDUKSI PERSALINAN

No Dokumen

11012012IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0011 Persalinan Laminaria Foley catheter Stripping2 Medikamentosa Oksitosin (1-8 miumenit) Pge 1 ( misoprostol 25microg 6 jam ) kalau pada

bekas sc atau uterus (milomektomiV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM

DAERAHRUMAH SAKIT UMUM

BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SOLUSIO PLASENTA

No Dokumen

11013013IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Lepasnya plasenta dari tempat implantsinya yang

normal pada dinding uterus sebelum janin lahirII TUJUAN 1 Gejala klinik

Takikardia janin - iufd Trias virchows yaitu nyeri uterus fokal atau

umumtonus meningkat dan perdarahan per vaginal 85 15 pada tipe concealed

2 USG membantu pada tipe concealed yaitu area sonolusen retroplasental lokasi plasenta untuk membedakan dengan pasenta previa

III KEBIJAKAN 1 Etiologi primer masih belum diketahui2 Insidennya meningkat berkaitan dengan usia

ibu lanjut multiparitas riwayat syok maternal nutrisi buruk hipertensi korioamnionitis dekompresi mendadak setelah ketuban pecah pad utersus yang overdistensi seperti persalinan kenbar dan polihidramnion trauma abdomen versi sefalik eksternal plasenta sirkumlatadefisiensi asam folat kompresi vena cava inferior dan antikoagulan lupuspada pengguna rokok kokain nekrosis desidual tepi plasenta

3 Rekurensi 5-17 setelah 1 episode pada kehamilan sebelumnya dan 25 setelah 2 episode kehamilan sebelumnya

Risiko terjadi syok hipovolemik gagal ginjal

SOLUSIO PLASENTA

No Dokumen

11013013IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Akut DIC perdarhan pasca bersalin dan

perdarahan fetomaternal5 Klasifikasi Ringan perdarahan sedikit baik pervaginam

maupun retroplasenter keadaan ibi baik janin baik

Berat perdarahan vaginal banyak ibu dalam keadaan pre syok-syok janin dalam keadaan gawat atau sudah meninggal

IV Prosedur 1 Lakukan resusitasi darahcairan sesuai kebutuhan

2 Pada solusio plasenta berat evakuasi konsepsi segera dan hentikan perdarahandengan uterotonika resusitasi kekurangan faktor pembekuan atau jika diperlukan dapat dilakukan histerektomi

Pada solusio ringan dapat dilakukan perawatan konservatif dan pematangan paru hingga kehamilan 35 minggu dan evaluasi ketat jumlah perdarahan retroplsenter

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpM

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

NIP 19500922 197612 1 001PEMERINTAH KABUPATEN

BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM

DAERAHRUMAH SAKIT UMUM

BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

RUPTURA UTERI

No Dokumen

11014014IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Separasi komplit dinding uterus pada kehamilan

dengan atau anpa ekspulsi janin yang membahayakan ibu dan janin

II TUJUAN 1 Insiden 07 dalam persalinan2 Factor risiko termasuk riwayat pembedahan

uterus hiperstimulasi uterus multi paritas versi internal atau ekstrasi persalinan operatif CPD pemakaian kokain

3 Klasifikasi Inkomplit tidak termasuk peritoneum Komplit termasuk peritoneum visceral Dehisens terpishnya scar pada segmen

bawah uterus tidak mencapi serosa dan jarang menimbulkan perdarahan BANYAK

III KEBIJAKAN 1 Identifikasi faktor risiko parut opersi multi paritas stimulasi uterus persalinan operatif CPD

2 Hipoksia gawat janin perdarahan vaginal nyeri abdominal perubahan kontraktilitas uterus

3 Eksplorasi uterusIV Prosedur 1 Jalur intravena besar (menggunakan abbocath

no 16 atau 18) pasang DC2 Atasi syok dengan resusitasi cairan dan darah3 Histerektomi

- fungsi reproduksi tidak diharapkan- kondisi buruk yang membahayakan ibu

RUPTURA UTERI

No Dokumen

11014014IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Repair uterus

- Wanita muda yang masih mengharapkan fungsi reproduksinya

- Kondisi klinis stabil- Ruptur yang tidak komplikatif- Rekurensi 4-10 disarankan secsio

cesaria elektif pada kehamilan 36 minggu atau maturitas paru janin telah terbukti

5 Antibiotik cefalosporin generasi ke III seperti cefo perazone

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PROLAPSUS TALI PUSAT

No Dokumen

11015015IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Keadaan dimana tali pusat berada disamping atau

melewati bagian terendah janin sebelum maupun setelah ketuban pecah

II TUJUAN 1 Pada presentasi kepala prolapsus uteri lebih berbahaya bagi janin

2 Terjadi gangguan adaptasi bagian bawah janin terhadap panggul sehingga pintu atas panggul tidak tertutup oleh bagian bawah janin tersebut

3 Sering ditemukan pada partus prematurus letak lintang dan letak sungsang

III KEBIJAKAN 1 Pada periksaan dalam adanya tali pusat menumbung atau tali pusat terdepan pada umumnya diketahui setelah ketuban pecah

2 Periksa dalam wajib dilakukan pada ketuban pecah dengan bagian terbawah janin belum masuk

IV Prosedur 1 Secsio cesaria segera pada janin hidup2 Resusitasi janin terhadap kemungkinan

hipoksia janin3 Reposisi tali pusat pada posisi ibu ditidurkan

dalam posisi trendelenberg4 Partus pervaginam pada janin mati

PROLAPSUS TALI PUSAT

No Dokumen

11015015IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SUNGSANG

No Dokumen

11016016IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Janin dalam presentasi bokong Bokong kaki atau

kakiII TUJUAN 1 25 pada kehamilan 28 minggu dijumpai

sungsang namun hanya 3-5 yang tetap sungsang hingga kehamilan aterm

2 Setiap kelainan presentsi cari penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan fisik maupun ultrasonografi

III KEBIJAKAN Bergantung pada kondisi ibu dan janin serta pertolongan persalinan

IV Prosedur 1 Jika tidak dijumpai penyebab definitif sungsang dan telah dilakukan inform censent ke pasien maa dapat dicoba versi luar pada kehamilan 36 minggu ( mencegah komplikasi preterm dan dengan keberhasilan 40-60 )

2 Pada primi grafida yang tidak dapat diversi luar metode kelahiran terpilih adalah secsio cesaria

3 Pada multi gravida tergantung kompetensi penolong

4 Pemantauan jalannya persalinan dengan partograf jika melambaatdistosia sebaiknya lakukan pengakhiran per abdominal

SUNGSANG

No Dokumen

11016016IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Proses kelahiran pada ibu dengan usia gestasi

kurang dari 37 mingguII TUJUAN 1 Persalinan preterm mempunyai banyak

penyebab namun infeksi korioamnionitis kini makin dominant Infeksi ini mempunyai potensi untuk cedera pada bayi baru lahir Semakin muda kehamilan semakin buruk prognosisnya

2 Upaya tokolilisis hanyalah upaya penundaan sementara bagi pematangan paru bila infeksi telah nyata sebaiknya persalinan preterm dibiarkan berlangsung selain tokolisis tidak dibenarkan pada usia kehamilan gt 35 minggu kelainan bawaan janin dan preeklampsia

3 Peningkatan II-6 lebih dari 11 pgml merupakan risiko terjadinya reaksi radang (inflamatory response) dengan akobat periventrikuler leucomalacia (PVL) Pemberian kortikosterid lebih dari 2 hari dan berulang ndashulang dapat memberi risiko pertumbuhan bayi terhambat

III KEBIJAKAN 1 Kontraksihis yang regular pada kehamilan lt 37 minggu merupakan gejala pertama pastikan denganpemeriksasn inspekulo adanga pembukaan dan cevicitis

2 Pengobatan terhadap cevicitis dan vaginitis perlu dilakukan dengan metronidazol 2 x 500mg Pemberian dexamethasone 12 mghari

menunjukan penurunan risiko PVL

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Gejala infeksi intrauterin ialah takikardia janin

gerakan janin lemah oligohidramnion pireksi ibu cairan amnion berbau

4 Sebagai upaya pencegahan ada baiknya pemeriksaan dalam dilakukan deteksi vaginitis dan cervicitis Kelainan cervik ( inkompetensi) merupakan indikasi untuk seridase Pemeriksaan klinik da USG (tebal servik lt 15 cm) merupakan resiko tersebut

IV Prosedur 1 Setelah pemberian informed consent yang baik cara persalinan dan kemampuan klinik merawat pre term harus dipertimbangkan Bila kehamilan lt 35 minggu dan presentasi kepala maka persalinan pervaginam merupakan pilihan Namun bila kehamilan 32 ndash 35 minggu maka pertimbangan seksio sesaria menjadi pilihanMwenjadi kesulitan plihan jika bayi dengan berat lahir sangat rendah karena risiko kematian tinggi(50 )Bila ditemukan infeksimaka upaya tokolisis dapat dilakukan2 Obat yang dianjurkan adalah

a Nifedipine 10 mgdiulang tiap 30 menit maksimum 40 mg6 jamUmumnya hanya diperlukan 20 mgdan dosis perawatan 3 kali 10 mg

b B-mimetik terbutalin atau Salbutamol3 Pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru betametasone 12 mghariuntuk 2 hari sajaBila tidak ada betamethasone dapat

diberikan dexametasone

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari

periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20

II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu

III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia

2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)

3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu

IV Prosedur 1 Pemantauan fetus

2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam

dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric

II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )

III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin

2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda

IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar

denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap

- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi

dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang

terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan

2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan

II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah

- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta

- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )

III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan

pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24

jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG

2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab

IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh

gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium

II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai

III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea

2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum

3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis

IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X

5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka

perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi

2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya

3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi

4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi

5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi

Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta

estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA

atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus

3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus

4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus

5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

14

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi

sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan

hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD

Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic

DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik

II TUJUAN

III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2

lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau

lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

24

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi

AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui

Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya

Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi

oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

34

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari

Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan

Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)

Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula

darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)

Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

44

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi

adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti

terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya

PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti

mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

Page 8: Protap Medis VK Siap Cetak

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

MOLA HIDATIDOSA DAN

PENYAKIT TROFOBLAS GANAS

No Dokumen

11004004IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

15

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Penyakit trofoblas gestasional adalah proliferasi sel

trofoblas yang bersal dari kehamilanII TUJUAN Penyakit ini banyak diderita oleh wanita usia

reproduksi sehatsehingga tujuan penatalaksanaan penyakit trofoblas gestasional adalah mempertahankan dan meningkatkan kesehatan reproduksi pasca penyakit trofoblas gestasional

III KEBIJAKAN Klasifikasi klinil 1 Mola hodatidosa2 Penyakit trofoblas ganas

Klasifikasi histologik 1 Mola hidatidosa2 Mola destruent3 Koriokarsinoma4 Placental Site Trophoblastic Disease

IV Prosedur MOLAHIDATIDOSAPemeriksaan Klinik

1 Terlambat haid disertai gejala ndash gejala kehamilan normalkadang ndash kadang gejala kehamilan tersebut berlebihan

2 Uterus membesarumumnya uterus membesar lebih besar dari usia kehamilan

3 Uterus lunakkehamilan ini disertai dengan janin atau selaput janin(molahidatidosa komplit) tetapi dapat juga disertai dengandengan adanya janin atau kantong janin(molahidatidosa partial)

MOLA HIDATIDOSA DAN

PENYAKIT TROFOBLAS GANAS

No Dokumen

11004004IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

25

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Tidak dijumpai gerakan janintidak dijumpai

denyut jantung janin5 Pada sonde uterus tidak didapatkan tahanan

kantong janinPemeriksaan tambahan

1 Ultrasonografi (USG )tidak dijumpai janinterlihat gambaran khas dari molahidatidosa

2 Sering dijumpai kista lutein dari ovarium3 Kadar HCG yang sangat tinggi(ribuan

inyernational unitI )Penyakit Trofoblas GanasDiagnosis Klinik ( WHO )

1 Kadar beta HCG yang menetap pada 2 kali pemeriksaan berturut ndash turut dengan interval dua minggu

2 Kadar beta HCG yang meningkat 3 Kadar beta HCG diatas normal pada 14

minggu setelah tindakan evakuasi4 Pembesaran uterus pasca evakuasi yang

disertai dengan kadar beta HCG diatas normal5 Terdapat lesi metastasis6 Histologik didapatkan mola invasive atau

koriokarsinomaDiagnosis Histologik Diagnosis histologik pada penyakit trofoblas gestasional umumnya dapat dilakukan pada molahidatidosasedang diagnosis mola destruent

MOLA HIDATIDOSA DAN

PENYAKIT TROFOBLAS GANAS

No Dokumen

11004004IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

35

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001atau mola invasiv dan koriokarsinoma sangat jarang dilakukan dengan biopsidiagnosis umumnya karena spesimen pembedahan histerktomi atau eksisi lesi metastasisMANAJEMENMolahidatidosa1 Evakuasitindakan evakuasi jaringan mola

harus dilakukan dengan bersihkarena residu sel trofoblas sering tetap tumbuh dan berkembangNilai tindakan kuret diyakini tidak bersih maka tindakan kuret ulangan dapat dilakukan satu sampai dua minggu setelah kuret pertamaTindakan evaluasi dapat dilakukan dengan kuret hisap atau kuret tajam dan tumpul atau kombinasi keduanyaUntuk mengurangi terjadinya perdarahanpada saat tindakan evakuasi sebaiknya diberikan infus berisi oksitosindarah dapat diberikan dengan indikasi

2 Pasca tindakan evakuasiharus dilakukan pengamatan kadar beta HCG secara periodikpengamatan ini untuk mendiagnosis terjadinya penyakit trofoblas ganas secara dini

Penyakit Trofoblas Ganas (PTG)Protokol pengobatan sitostatika berdasarkan

1 klasifikasi yang dianutKlasifikasi yang mudah antara lain klasifikasi Hammondklasifikasi FIGO(stadium FIGO)

MOLA HIDATIDOSA DAN

PENYAKIT TROFOBLAS GANAS

No Dokumen

11004004IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

45

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 PTG non-metastasis PTG bermetastasis PTG bermetastasis risiko rendah PTG bermetastasis risiko tinggi

2 Metastasis risiko rendahInterval kurang dari 4 bulanmetastasis bukan ke otak atau ke hatikadar hCG urin lt 100000 mlUml serumkehamilan sebelumnya bukan kehamilan atermbelum mendapat terapi kemoterapi sebelumnya

3 Metastasis risiko tinggiMetastasis otak atau hatikriteria lain diluar kriteria risiko rendahKlasifikasi FIGO

Stadium - Penyakit terbatas pada uterus- Penyakit menyebar diluar uterus tetapi

terbatas pada organ genitalia interna metastasis keparu dengan atau tanpa adanyapenyakit pada genitalia interna

- Metastasis jauh selain dari paruSub stadium

- tidak ada faktor risiko- ada satu faktor risiko- ada dua faktor risiko

faktor risiko- hCG gt 100000 IU I- interval gt 6 bulan

MOLA HIDATIDOSA DAN

PENYAKIT TROFOBLAS GANAS

No Dokumen

11004004IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

55

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001Pengobatan

Klasifikasi Kemoterapi tunggal

Kemoterapi kombinasi (2 jenis)

Kemoterapi kombinasi (3 jenis)

HAMMONDNonmetsatasisMetastasis risiko rendahMetastasis risiko tinggi

MTX VP16 ActD

MTX+ActDMTX+VP16

MAC EMACO

FIGOStadium IStadium IIStadium IIIStadium IV

MTX VP16 ActD

MTX+ActDMTX+VP16

MTX+ActDMTX+VP16

MAC EMACO

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

DIABETES DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11005005IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpainya kadar gula darah pada test pembebanan

75 g pada kehamilan (umumnya 24 hingga 30 minggu) antara 140-200 mgdl

II TUJUAN Kadar gula darah terkontrol dalam batas normal (80-120 mg)memberikan hasil yang sama dengan populasi normal Pengontrolan gula darah dalam kehamilan harus segera mungkin baik dengan diit maupun insulin

III KEBIJAKAN DIAGNOSA1 Kadar gula darah

- Test toleransi glukosa beban 75 g- Kurva darah harian- HbA1C

2 Pertumbuhan janin dan kesejahteraan janin3 Fungsi kardiofaskular4 Toleransi feto maternal

IV Prosedur 1 upayakan kadar gula darah antara 80-120 mg kadar HbA1C lt55 baik dengan maupun tanpa insulin

2 Kelahiran diupayakan pada usia gestasi 38 minggu keculai dijumpai

- PJT- Pre eklampsia- Kelainan congenital- KetosaidosisPenentuan persalinan pervaginam maupun per abdominal tergantung kondisi janin maupun ibunya

DIABETES DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11005005IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

BEKAS SEKSIO SESARIA

No Dokumen

11006006IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Persalinan atau kelainan pada pasien dengan riwayat

kelahiran bayi melaui insisi perut (laparatomi) dan insisi uterus (histerektomi) Luka sayat diperut dapat tranversal(Pfannensial) maupun vertical (mediana) sedangkan diuterus dapat tranversal( SC transperitonealis profunda) maupun insisi vertical (SC klasiccorporal)

II TUJUAN 1 Keberhasilan partus percobaan per vaginam adalah 70-80 dan risiko rupture adalah 1

2 Indikasi absolut( bentuk dan besar tulang panggul besar janin)

3 Prinsip imbang fetalo pelvik(tiap persalinan normal)

4 Rumah sakit harus mampu melakukan seksio darurat dalam 30 menit setelah diduga ruptur

III KEBIJAKAN DIAGNOSA1 Anamnesa2 Parut Luka Di Perut

IV Prosedur 1 Anamnesa-evaluasi catatan medis2 Waktu tempat pelaksana jenis secsio yang

lalu3 Indikasi secsio yang lalu4 Penyembuhan luka yang lalu

a Pemeriksaan penunjang5 Penyembuhan luka yang lalu metode morgan

thoumau (gabungan spiralhelik ct scan panggul dan ultrasonografi perbandingan besar volume

BEKAS SEKSIO SESARIA

No Dokumen

11006006IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001lingkar kepala lingkar bahu lingkar perut janin

6 Partus pervaginam jikaa Imbang feto pelvik baikb Perjalanan persalinan normal

7 Secsio primer jikaa Plasenta previab Vasa previac Cpdfpdd Panggul patologike Presentasi abnormalf Kelainan letakg Posterm dengan score pelvik rendahh 2 kali secsioi Penyembuhan luka operasi yang burukj Operasi yang lalu kolporalklasik

8 Perawatan rumah sakita Hanya dilakukan apabila akan dilakukan

secsio primer atau jika transportasi sulit tingkat pendidikan pasien rendah

b Perawatan pasca secsio kurang lebih 3-5 hari

9 Penyulita Ruptura uteri histerorapi-histerektomib Kematian janin kematian ibuc Plasenta akreta perkrata inkreta

histerektomid Endometritis infeksi subkutise Perdarahan

BEKAS SEKSIO SESARIA

No Dokumen

11006006IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 00110Konseling

Untuk mendapat informed consent pasien harus mendapat penjelasan untung rugi percobaan parute pervaginam

11Masa pengembuhan luka 100 hari12Medikasi mentosa

a Antibiotik cefalosporin generasi iii seperti cefoperazone

b Anelgetikc Uterotonik

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

DIABETES DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11007007IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpainya kadar gula darah pada test pembebanan

75 g pada kehamilan (umumnya 24 hingga 30 minggu) antara 140-200 mgdl

II TUJUAN Kadar gula darah terkontrol dalam batas normal (80-120 mg)memberikan hasil yang sama dengan populasi normal Pengontrolan gula darah dalam kehamilan harus segera mungkin baik dengan diit maupun insulin

III KEBIJAKAN DIAGNOSA5 Kadar gula darah

- Test toleransi glukosa beban 75 g- Kurva darah harian- HbA1C

6 Pertumbuhan janin dan kesejahteraan janin7 Fungsi kardiofaskular8 Toleransi feto maternal

IV Prosedur 3 upayakan kadar gula darah antara 80-120 mg kadar HbA1C lt55 baik dengan maupun tanpa insulin

4 Kelahiran diupayakan pada usia gestasi 38 minggu keculai dijumpai

- PJT- Pre eklampsia- Kelainan congenital- ketosaidosisPenentuan persalinan pervaginam maupun per abdominal tergantung kondisi janin maupun ibunya

DIABETES DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11007007IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001

V Unit terkaitBidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

GRANDDE MULTIPARITAS

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan persalinan dan atau kelahiran pada

perempuan yang pernah melahirkan lebih dari 4 kali dengan berat bayi gt 500 gram

II TUJUAN 1 Kehamilan bersifat diabetogenik pada grandemultiparitas akan semakin manifes

2 Infolusi berulang memungkinkan untuk terjadinya defek minor-medium yang berakibat pada berkurangnya serabut endometrium senhingga persalinan pada grande multiparitas akan cenderung untuk mengalami hipotonia demikian pula pada pasca bersalin

3 Akibat kurangnya serabut endometrium maka pada grande multiparsitas elastisitas akan berkurang sehingga memudahkan untuk terjadinya ruptura uteri

III KEBIJAKAN 1 Anamnesa2 Pemeriksaan fisik parutperineum dan bekas

laparatomi

IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal terapijika dijumpai kelainan

2 Waspada untuk Diabetes mellitus gestasional3 Waspada untuk makrosomi4 Tidak melakukan

GRANDDE MULTIPARITAS

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11009009IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

11

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg sejak

sebelum kehamilanII TUJUAN 1 Mencari kelainan yang mendasari hipertensi

2 Memberi penanganan yang tepat sehingga tidak menjadi lebih berat

III KEBIJAKAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waaspada takayasu ndash aneurisme aorta)

2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina

IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal kecuali pemberian obat antihipertensi seperti calsium chanel blocker

2 Monitor protein uria3 Persalinan dengan kelahiran sesuai indikasi

obstetric kecuali terjadi krisis hipertensi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PRE EKLAMPSIA RINGAN

No Dokumen

11010010IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

11

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001

I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg atau peningkatan diastolic gt_ dengan protein urine kurang dari 3 gr24 jam

II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)

2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina

III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotelIV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan

kehamilan normal2 Banyak istirahat tirah baring3 Monitor protein uria4 Persalinan dan kelahiran diupayakan pada

37 minggu penuh

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PRE EKLAMPSIA BERAT

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Pada kehamila lebih dari 22 minggu dijumpai

1 Tekanan darah diastolk gt_ 160 mmhg diastolic gt- 110 mmhg

2 Proteinurin lebih dari 5 mg24 jam3 Gangguan cerebral atau visual4 Edema pulmenum5 Nyeri epigastrik atau kwadaran atas kanan6 Gangguan fungsi hati tanpa sebab yang jelas7 Trombositopeni8 Pertumbuhan janin terhambat9 Peningkatan serum creatinin

II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)

2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina

III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotel berat sehingga terjadi fasus fasme berat sehingga dapat terjadi kelainan atau kerusakan multi organ

IV Prosedur 1 Rawat rumah sakit2 Periksa lboratorium sesuai kemampuan rumah

sakit3 Berikan MgSO44 Berikan obat anti hipertensi nifedipin obat

terpilih5 Terminasi kehamilan adalah terapi defintif

fariasi usia gestasi pada saat pengakhiran kehamilan tergantung dari kemampuan

masing-masing rumah sakit

PRE EKLAMPSIA BERAT

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

INDUKSI PERSALINAN

No Dokumen

11012012IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Upaya untuk melakukan inisiasi persalinan sebelum

timbul secara spontan unutk melahirkan janin- bayi dan plasenta

II TUJUAN Tujuannya karena ada ancaman untuk ibu dan janin atau keduanya apabila kehamilan diteruskan sehingga kelahiran janin bayi dan plasenta lebih menguntungkan(utamanya bagi ibu idealnya bagi keduanya)

III KEBIJAKAN 1 Induksi persalinan tanpa melakukan pematangan servks akan memberi angka keberhasilan kelahiran yang lebih rendah terutama pad apelvik score rendah (15 banding 85 ) Walaupun pada saat pematangan serviks bisa langsung terjadi persalinan

2 Toleransi ibu dan janin untuk berlangsungnya persalinan dan kelahiran merupakan syarat utama untuk dilakukannya induksi persalinan

IV Prosedur DIAGNOSIS1 Toleransi ibu keadaan umum fungsi kardio

faskuler respirasi hemostasiskapasitas dan akomodasi jalan lahir

2 Toleransi janin viabilitas presentasi posisi volume air ketuban

3 Pemanatuan dengan partografManajemen

Mekanik (tujuan utama pematangan serviks

dan mengharapkan langsung diikuti)

INDUKSI PERSALINAN

No Dokumen

11012012IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0011 Persalinan Laminaria Foley catheter Stripping2 Medikamentosa Oksitosin (1-8 miumenit) Pge 1 ( misoprostol 25microg 6 jam ) kalau pada

bekas sc atau uterus (milomektomiV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM

DAERAHRUMAH SAKIT UMUM

BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SOLUSIO PLASENTA

No Dokumen

11013013IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Lepasnya plasenta dari tempat implantsinya yang

normal pada dinding uterus sebelum janin lahirII TUJUAN 1 Gejala klinik

Takikardia janin - iufd Trias virchows yaitu nyeri uterus fokal atau

umumtonus meningkat dan perdarahan per vaginal 85 15 pada tipe concealed

2 USG membantu pada tipe concealed yaitu area sonolusen retroplasental lokasi plasenta untuk membedakan dengan pasenta previa

III KEBIJAKAN 1 Etiologi primer masih belum diketahui2 Insidennya meningkat berkaitan dengan usia

ibu lanjut multiparitas riwayat syok maternal nutrisi buruk hipertensi korioamnionitis dekompresi mendadak setelah ketuban pecah pad utersus yang overdistensi seperti persalinan kenbar dan polihidramnion trauma abdomen versi sefalik eksternal plasenta sirkumlatadefisiensi asam folat kompresi vena cava inferior dan antikoagulan lupuspada pengguna rokok kokain nekrosis desidual tepi plasenta

3 Rekurensi 5-17 setelah 1 episode pada kehamilan sebelumnya dan 25 setelah 2 episode kehamilan sebelumnya

Risiko terjadi syok hipovolemik gagal ginjal

SOLUSIO PLASENTA

No Dokumen

11013013IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Akut DIC perdarhan pasca bersalin dan

perdarahan fetomaternal5 Klasifikasi Ringan perdarahan sedikit baik pervaginam

maupun retroplasenter keadaan ibi baik janin baik

Berat perdarahan vaginal banyak ibu dalam keadaan pre syok-syok janin dalam keadaan gawat atau sudah meninggal

IV Prosedur 1 Lakukan resusitasi darahcairan sesuai kebutuhan

2 Pada solusio plasenta berat evakuasi konsepsi segera dan hentikan perdarahandengan uterotonika resusitasi kekurangan faktor pembekuan atau jika diperlukan dapat dilakukan histerektomi

Pada solusio ringan dapat dilakukan perawatan konservatif dan pematangan paru hingga kehamilan 35 minggu dan evaluasi ketat jumlah perdarahan retroplsenter

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpM

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

NIP 19500922 197612 1 001PEMERINTAH KABUPATEN

BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM

DAERAHRUMAH SAKIT UMUM

BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

RUPTURA UTERI

No Dokumen

11014014IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Separasi komplit dinding uterus pada kehamilan

dengan atau anpa ekspulsi janin yang membahayakan ibu dan janin

II TUJUAN 1 Insiden 07 dalam persalinan2 Factor risiko termasuk riwayat pembedahan

uterus hiperstimulasi uterus multi paritas versi internal atau ekstrasi persalinan operatif CPD pemakaian kokain

3 Klasifikasi Inkomplit tidak termasuk peritoneum Komplit termasuk peritoneum visceral Dehisens terpishnya scar pada segmen

bawah uterus tidak mencapi serosa dan jarang menimbulkan perdarahan BANYAK

III KEBIJAKAN 1 Identifikasi faktor risiko parut opersi multi paritas stimulasi uterus persalinan operatif CPD

2 Hipoksia gawat janin perdarahan vaginal nyeri abdominal perubahan kontraktilitas uterus

3 Eksplorasi uterusIV Prosedur 1 Jalur intravena besar (menggunakan abbocath

no 16 atau 18) pasang DC2 Atasi syok dengan resusitasi cairan dan darah3 Histerektomi

- fungsi reproduksi tidak diharapkan- kondisi buruk yang membahayakan ibu

RUPTURA UTERI

No Dokumen

11014014IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Repair uterus

- Wanita muda yang masih mengharapkan fungsi reproduksinya

- Kondisi klinis stabil- Ruptur yang tidak komplikatif- Rekurensi 4-10 disarankan secsio

cesaria elektif pada kehamilan 36 minggu atau maturitas paru janin telah terbukti

5 Antibiotik cefalosporin generasi ke III seperti cefo perazone

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PROLAPSUS TALI PUSAT

No Dokumen

11015015IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Keadaan dimana tali pusat berada disamping atau

melewati bagian terendah janin sebelum maupun setelah ketuban pecah

II TUJUAN 1 Pada presentasi kepala prolapsus uteri lebih berbahaya bagi janin

2 Terjadi gangguan adaptasi bagian bawah janin terhadap panggul sehingga pintu atas panggul tidak tertutup oleh bagian bawah janin tersebut

3 Sering ditemukan pada partus prematurus letak lintang dan letak sungsang

III KEBIJAKAN 1 Pada periksaan dalam adanya tali pusat menumbung atau tali pusat terdepan pada umumnya diketahui setelah ketuban pecah

2 Periksa dalam wajib dilakukan pada ketuban pecah dengan bagian terbawah janin belum masuk

IV Prosedur 1 Secsio cesaria segera pada janin hidup2 Resusitasi janin terhadap kemungkinan

hipoksia janin3 Reposisi tali pusat pada posisi ibu ditidurkan

dalam posisi trendelenberg4 Partus pervaginam pada janin mati

PROLAPSUS TALI PUSAT

No Dokumen

11015015IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SUNGSANG

No Dokumen

11016016IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Janin dalam presentasi bokong Bokong kaki atau

kakiII TUJUAN 1 25 pada kehamilan 28 minggu dijumpai

sungsang namun hanya 3-5 yang tetap sungsang hingga kehamilan aterm

2 Setiap kelainan presentsi cari penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan fisik maupun ultrasonografi

III KEBIJAKAN Bergantung pada kondisi ibu dan janin serta pertolongan persalinan

IV Prosedur 1 Jika tidak dijumpai penyebab definitif sungsang dan telah dilakukan inform censent ke pasien maa dapat dicoba versi luar pada kehamilan 36 minggu ( mencegah komplikasi preterm dan dengan keberhasilan 40-60 )

2 Pada primi grafida yang tidak dapat diversi luar metode kelahiran terpilih adalah secsio cesaria

3 Pada multi gravida tergantung kompetensi penolong

4 Pemantauan jalannya persalinan dengan partograf jika melambaatdistosia sebaiknya lakukan pengakhiran per abdominal

SUNGSANG

No Dokumen

11016016IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Proses kelahiran pada ibu dengan usia gestasi

kurang dari 37 mingguII TUJUAN 1 Persalinan preterm mempunyai banyak

penyebab namun infeksi korioamnionitis kini makin dominant Infeksi ini mempunyai potensi untuk cedera pada bayi baru lahir Semakin muda kehamilan semakin buruk prognosisnya

2 Upaya tokolilisis hanyalah upaya penundaan sementara bagi pematangan paru bila infeksi telah nyata sebaiknya persalinan preterm dibiarkan berlangsung selain tokolisis tidak dibenarkan pada usia kehamilan gt 35 minggu kelainan bawaan janin dan preeklampsia

3 Peningkatan II-6 lebih dari 11 pgml merupakan risiko terjadinya reaksi radang (inflamatory response) dengan akobat periventrikuler leucomalacia (PVL) Pemberian kortikosterid lebih dari 2 hari dan berulang ndashulang dapat memberi risiko pertumbuhan bayi terhambat

III KEBIJAKAN 1 Kontraksihis yang regular pada kehamilan lt 37 minggu merupakan gejala pertama pastikan denganpemeriksasn inspekulo adanga pembukaan dan cevicitis

2 Pengobatan terhadap cevicitis dan vaginitis perlu dilakukan dengan metronidazol 2 x 500mg Pemberian dexamethasone 12 mghari

menunjukan penurunan risiko PVL

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Gejala infeksi intrauterin ialah takikardia janin

gerakan janin lemah oligohidramnion pireksi ibu cairan amnion berbau

4 Sebagai upaya pencegahan ada baiknya pemeriksaan dalam dilakukan deteksi vaginitis dan cervicitis Kelainan cervik ( inkompetensi) merupakan indikasi untuk seridase Pemeriksaan klinik da USG (tebal servik lt 15 cm) merupakan resiko tersebut

IV Prosedur 1 Setelah pemberian informed consent yang baik cara persalinan dan kemampuan klinik merawat pre term harus dipertimbangkan Bila kehamilan lt 35 minggu dan presentasi kepala maka persalinan pervaginam merupakan pilihan Namun bila kehamilan 32 ndash 35 minggu maka pertimbangan seksio sesaria menjadi pilihanMwenjadi kesulitan plihan jika bayi dengan berat lahir sangat rendah karena risiko kematian tinggi(50 )Bila ditemukan infeksimaka upaya tokolisis dapat dilakukan2 Obat yang dianjurkan adalah

a Nifedipine 10 mgdiulang tiap 30 menit maksimum 40 mg6 jamUmumnya hanya diperlukan 20 mgdan dosis perawatan 3 kali 10 mg

b B-mimetik terbutalin atau Salbutamol3 Pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru betametasone 12 mghariuntuk 2 hari sajaBila tidak ada betamethasone dapat

diberikan dexametasone

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari

periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20

II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu

III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia

2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)

3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu

IV Prosedur 1 Pemantauan fetus

2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam

dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric

II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )

III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin

2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda

IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar

denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap

- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi

dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang

terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan

2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan

II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah

- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta

- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )

III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan

pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24

jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG

2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab

IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh

gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium

II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai

III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea

2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum

3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis

IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X

5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka

perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi

2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya

3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi

4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi

5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi

Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta

estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA

atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus

3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus

4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus

5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

14

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi

sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan

hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD

Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic

DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik

II TUJUAN

III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2

lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau

lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

24

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi

AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui

Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya

Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi

oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

34

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari

Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan

Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)

Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula

darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)

Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

44

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi

adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti

terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya

PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti

mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

Page 9: Protap Medis VK Siap Cetak

MOLA HIDATIDOSA DAN

PENYAKIT TROFOBLAS GANAS

No Dokumen

11004004IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

25

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Tidak dijumpai gerakan janintidak dijumpai

denyut jantung janin5 Pada sonde uterus tidak didapatkan tahanan

kantong janinPemeriksaan tambahan

1 Ultrasonografi (USG )tidak dijumpai janinterlihat gambaran khas dari molahidatidosa

2 Sering dijumpai kista lutein dari ovarium3 Kadar HCG yang sangat tinggi(ribuan

inyernational unitI )Penyakit Trofoblas GanasDiagnosis Klinik ( WHO )

1 Kadar beta HCG yang menetap pada 2 kali pemeriksaan berturut ndash turut dengan interval dua minggu

2 Kadar beta HCG yang meningkat 3 Kadar beta HCG diatas normal pada 14

minggu setelah tindakan evakuasi4 Pembesaran uterus pasca evakuasi yang

disertai dengan kadar beta HCG diatas normal5 Terdapat lesi metastasis6 Histologik didapatkan mola invasive atau

koriokarsinomaDiagnosis Histologik Diagnosis histologik pada penyakit trofoblas gestasional umumnya dapat dilakukan pada molahidatidosasedang diagnosis mola destruent

MOLA HIDATIDOSA DAN

PENYAKIT TROFOBLAS GANAS

No Dokumen

11004004IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

35

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001atau mola invasiv dan koriokarsinoma sangat jarang dilakukan dengan biopsidiagnosis umumnya karena spesimen pembedahan histerktomi atau eksisi lesi metastasisMANAJEMENMolahidatidosa1 Evakuasitindakan evakuasi jaringan mola

harus dilakukan dengan bersihkarena residu sel trofoblas sering tetap tumbuh dan berkembangNilai tindakan kuret diyakini tidak bersih maka tindakan kuret ulangan dapat dilakukan satu sampai dua minggu setelah kuret pertamaTindakan evaluasi dapat dilakukan dengan kuret hisap atau kuret tajam dan tumpul atau kombinasi keduanyaUntuk mengurangi terjadinya perdarahanpada saat tindakan evakuasi sebaiknya diberikan infus berisi oksitosindarah dapat diberikan dengan indikasi

2 Pasca tindakan evakuasiharus dilakukan pengamatan kadar beta HCG secara periodikpengamatan ini untuk mendiagnosis terjadinya penyakit trofoblas ganas secara dini

Penyakit Trofoblas Ganas (PTG)Protokol pengobatan sitostatika berdasarkan

1 klasifikasi yang dianutKlasifikasi yang mudah antara lain klasifikasi Hammondklasifikasi FIGO(stadium FIGO)

MOLA HIDATIDOSA DAN

PENYAKIT TROFOBLAS GANAS

No Dokumen

11004004IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

45

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 PTG non-metastasis PTG bermetastasis PTG bermetastasis risiko rendah PTG bermetastasis risiko tinggi

2 Metastasis risiko rendahInterval kurang dari 4 bulanmetastasis bukan ke otak atau ke hatikadar hCG urin lt 100000 mlUml serumkehamilan sebelumnya bukan kehamilan atermbelum mendapat terapi kemoterapi sebelumnya

3 Metastasis risiko tinggiMetastasis otak atau hatikriteria lain diluar kriteria risiko rendahKlasifikasi FIGO

Stadium - Penyakit terbatas pada uterus- Penyakit menyebar diluar uterus tetapi

terbatas pada organ genitalia interna metastasis keparu dengan atau tanpa adanyapenyakit pada genitalia interna

- Metastasis jauh selain dari paruSub stadium

- tidak ada faktor risiko- ada satu faktor risiko- ada dua faktor risiko

faktor risiko- hCG gt 100000 IU I- interval gt 6 bulan

MOLA HIDATIDOSA DAN

PENYAKIT TROFOBLAS GANAS

No Dokumen

11004004IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

55

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001Pengobatan

Klasifikasi Kemoterapi tunggal

Kemoterapi kombinasi (2 jenis)

Kemoterapi kombinasi (3 jenis)

HAMMONDNonmetsatasisMetastasis risiko rendahMetastasis risiko tinggi

MTX VP16 ActD

MTX+ActDMTX+VP16

MAC EMACO

FIGOStadium IStadium IIStadium IIIStadium IV

MTX VP16 ActD

MTX+ActDMTX+VP16

MTX+ActDMTX+VP16

MAC EMACO

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

DIABETES DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11005005IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpainya kadar gula darah pada test pembebanan

75 g pada kehamilan (umumnya 24 hingga 30 minggu) antara 140-200 mgdl

II TUJUAN Kadar gula darah terkontrol dalam batas normal (80-120 mg)memberikan hasil yang sama dengan populasi normal Pengontrolan gula darah dalam kehamilan harus segera mungkin baik dengan diit maupun insulin

III KEBIJAKAN DIAGNOSA1 Kadar gula darah

- Test toleransi glukosa beban 75 g- Kurva darah harian- HbA1C

2 Pertumbuhan janin dan kesejahteraan janin3 Fungsi kardiofaskular4 Toleransi feto maternal

IV Prosedur 1 upayakan kadar gula darah antara 80-120 mg kadar HbA1C lt55 baik dengan maupun tanpa insulin

2 Kelahiran diupayakan pada usia gestasi 38 minggu keculai dijumpai

- PJT- Pre eklampsia- Kelainan congenital- KetosaidosisPenentuan persalinan pervaginam maupun per abdominal tergantung kondisi janin maupun ibunya

DIABETES DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11005005IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

BEKAS SEKSIO SESARIA

No Dokumen

11006006IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Persalinan atau kelainan pada pasien dengan riwayat

kelahiran bayi melaui insisi perut (laparatomi) dan insisi uterus (histerektomi) Luka sayat diperut dapat tranversal(Pfannensial) maupun vertical (mediana) sedangkan diuterus dapat tranversal( SC transperitonealis profunda) maupun insisi vertical (SC klasiccorporal)

II TUJUAN 1 Keberhasilan partus percobaan per vaginam adalah 70-80 dan risiko rupture adalah 1

2 Indikasi absolut( bentuk dan besar tulang panggul besar janin)

3 Prinsip imbang fetalo pelvik(tiap persalinan normal)

4 Rumah sakit harus mampu melakukan seksio darurat dalam 30 menit setelah diduga ruptur

III KEBIJAKAN DIAGNOSA1 Anamnesa2 Parut Luka Di Perut

IV Prosedur 1 Anamnesa-evaluasi catatan medis2 Waktu tempat pelaksana jenis secsio yang

lalu3 Indikasi secsio yang lalu4 Penyembuhan luka yang lalu

a Pemeriksaan penunjang5 Penyembuhan luka yang lalu metode morgan

thoumau (gabungan spiralhelik ct scan panggul dan ultrasonografi perbandingan besar volume

BEKAS SEKSIO SESARIA

No Dokumen

11006006IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001lingkar kepala lingkar bahu lingkar perut janin

6 Partus pervaginam jikaa Imbang feto pelvik baikb Perjalanan persalinan normal

7 Secsio primer jikaa Plasenta previab Vasa previac Cpdfpdd Panggul patologike Presentasi abnormalf Kelainan letakg Posterm dengan score pelvik rendahh 2 kali secsioi Penyembuhan luka operasi yang burukj Operasi yang lalu kolporalklasik

8 Perawatan rumah sakita Hanya dilakukan apabila akan dilakukan

secsio primer atau jika transportasi sulit tingkat pendidikan pasien rendah

b Perawatan pasca secsio kurang lebih 3-5 hari

9 Penyulita Ruptura uteri histerorapi-histerektomib Kematian janin kematian ibuc Plasenta akreta perkrata inkreta

histerektomid Endometritis infeksi subkutise Perdarahan

BEKAS SEKSIO SESARIA

No Dokumen

11006006IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 00110Konseling

Untuk mendapat informed consent pasien harus mendapat penjelasan untung rugi percobaan parute pervaginam

11Masa pengembuhan luka 100 hari12Medikasi mentosa

a Antibiotik cefalosporin generasi iii seperti cefoperazone

b Anelgetikc Uterotonik

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

DIABETES DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11007007IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpainya kadar gula darah pada test pembebanan

75 g pada kehamilan (umumnya 24 hingga 30 minggu) antara 140-200 mgdl

II TUJUAN Kadar gula darah terkontrol dalam batas normal (80-120 mg)memberikan hasil yang sama dengan populasi normal Pengontrolan gula darah dalam kehamilan harus segera mungkin baik dengan diit maupun insulin

III KEBIJAKAN DIAGNOSA5 Kadar gula darah

- Test toleransi glukosa beban 75 g- Kurva darah harian- HbA1C

6 Pertumbuhan janin dan kesejahteraan janin7 Fungsi kardiofaskular8 Toleransi feto maternal

IV Prosedur 3 upayakan kadar gula darah antara 80-120 mg kadar HbA1C lt55 baik dengan maupun tanpa insulin

4 Kelahiran diupayakan pada usia gestasi 38 minggu keculai dijumpai

- PJT- Pre eklampsia- Kelainan congenital- ketosaidosisPenentuan persalinan pervaginam maupun per abdominal tergantung kondisi janin maupun ibunya

DIABETES DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11007007IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001

V Unit terkaitBidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

GRANDDE MULTIPARITAS

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan persalinan dan atau kelahiran pada

perempuan yang pernah melahirkan lebih dari 4 kali dengan berat bayi gt 500 gram

II TUJUAN 1 Kehamilan bersifat diabetogenik pada grandemultiparitas akan semakin manifes

2 Infolusi berulang memungkinkan untuk terjadinya defek minor-medium yang berakibat pada berkurangnya serabut endometrium senhingga persalinan pada grande multiparitas akan cenderung untuk mengalami hipotonia demikian pula pada pasca bersalin

3 Akibat kurangnya serabut endometrium maka pada grande multiparsitas elastisitas akan berkurang sehingga memudahkan untuk terjadinya ruptura uteri

III KEBIJAKAN 1 Anamnesa2 Pemeriksaan fisik parutperineum dan bekas

laparatomi

IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal terapijika dijumpai kelainan

2 Waspada untuk Diabetes mellitus gestasional3 Waspada untuk makrosomi4 Tidak melakukan

GRANDDE MULTIPARITAS

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11009009IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

11

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg sejak

sebelum kehamilanII TUJUAN 1 Mencari kelainan yang mendasari hipertensi

2 Memberi penanganan yang tepat sehingga tidak menjadi lebih berat

III KEBIJAKAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waaspada takayasu ndash aneurisme aorta)

2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina

IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal kecuali pemberian obat antihipertensi seperti calsium chanel blocker

2 Monitor protein uria3 Persalinan dengan kelahiran sesuai indikasi

obstetric kecuali terjadi krisis hipertensi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PRE EKLAMPSIA RINGAN

No Dokumen

11010010IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

11

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001

I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg atau peningkatan diastolic gt_ dengan protein urine kurang dari 3 gr24 jam

II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)

2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina

III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotelIV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan

kehamilan normal2 Banyak istirahat tirah baring3 Monitor protein uria4 Persalinan dan kelahiran diupayakan pada

37 minggu penuh

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PRE EKLAMPSIA BERAT

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Pada kehamila lebih dari 22 minggu dijumpai

1 Tekanan darah diastolk gt_ 160 mmhg diastolic gt- 110 mmhg

2 Proteinurin lebih dari 5 mg24 jam3 Gangguan cerebral atau visual4 Edema pulmenum5 Nyeri epigastrik atau kwadaran atas kanan6 Gangguan fungsi hati tanpa sebab yang jelas7 Trombositopeni8 Pertumbuhan janin terhambat9 Peningkatan serum creatinin

II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)

2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina

III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotel berat sehingga terjadi fasus fasme berat sehingga dapat terjadi kelainan atau kerusakan multi organ

IV Prosedur 1 Rawat rumah sakit2 Periksa lboratorium sesuai kemampuan rumah

sakit3 Berikan MgSO44 Berikan obat anti hipertensi nifedipin obat

terpilih5 Terminasi kehamilan adalah terapi defintif

fariasi usia gestasi pada saat pengakhiran kehamilan tergantung dari kemampuan

masing-masing rumah sakit

PRE EKLAMPSIA BERAT

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

INDUKSI PERSALINAN

No Dokumen

11012012IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Upaya untuk melakukan inisiasi persalinan sebelum

timbul secara spontan unutk melahirkan janin- bayi dan plasenta

II TUJUAN Tujuannya karena ada ancaman untuk ibu dan janin atau keduanya apabila kehamilan diteruskan sehingga kelahiran janin bayi dan plasenta lebih menguntungkan(utamanya bagi ibu idealnya bagi keduanya)

III KEBIJAKAN 1 Induksi persalinan tanpa melakukan pematangan servks akan memberi angka keberhasilan kelahiran yang lebih rendah terutama pad apelvik score rendah (15 banding 85 ) Walaupun pada saat pematangan serviks bisa langsung terjadi persalinan

2 Toleransi ibu dan janin untuk berlangsungnya persalinan dan kelahiran merupakan syarat utama untuk dilakukannya induksi persalinan

IV Prosedur DIAGNOSIS1 Toleransi ibu keadaan umum fungsi kardio

faskuler respirasi hemostasiskapasitas dan akomodasi jalan lahir

2 Toleransi janin viabilitas presentasi posisi volume air ketuban

3 Pemanatuan dengan partografManajemen

Mekanik (tujuan utama pematangan serviks

dan mengharapkan langsung diikuti)

INDUKSI PERSALINAN

No Dokumen

11012012IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0011 Persalinan Laminaria Foley catheter Stripping2 Medikamentosa Oksitosin (1-8 miumenit) Pge 1 ( misoprostol 25microg 6 jam ) kalau pada

bekas sc atau uterus (milomektomiV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM

DAERAHRUMAH SAKIT UMUM

BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SOLUSIO PLASENTA

No Dokumen

11013013IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Lepasnya plasenta dari tempat implantsinya yang

normal pada dinding uterus sebelum janin lahirII TUJUAN 1 Gejala klinik

Takikardia janin - iufd Trias virchows yaitu nyeri uterus fokal atau

umumtonus meningkat dan perdarahan per vaginal 85 15 pada tipe concealed

2 USG membantu pada tipe concealed yaitu area sonolusen retroplasental lokasi plasenta untuk membedakan dengan pasenta previa

III KEBIJAKAN 1 Etiologi primer masih belum diketahui2 Insidennya meningkat berkaitan dengan usia

ibu lanjut multiparitas riwayat syok maternal nutrisi buruk hipertensi korioamnionitis dekompresi mendadak setelah ketuban pecah pad utersus yang overdistensi seperti persalinan kenbar dan polihidramnion trauma abdomen versi sefalik eksternal plasenta sirkumlatadefisiensi asam folat kompresi vena cava inferior dan antikoagulan lupuspada pengguna rokok kokain nekrosis desidual tepi plasenta

3 Rekurensi 5-17 setelah 1 episode pada kehamilan sebelumnya dan 25 setelah 2 episode kehamilan sebelumnya

Risiko terjadi syok hipovolemik gagal ginjal

SOLUSIO PLASENTA

No Dokumen

11013013IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Akut DIC perdarhan pasca bersalin dan

perdarahan fetomaternal5 Klasifikasi Ringan perdarahan sedikit baik pervaginam

maupun retroplasenter keadaan ibi baik janin baik

Berat perdarahan vaginal banyak ibu dalam keadaan pre syok-syok janin dalam keadaan gawat atau sudah meninggal

IV Prosedur 1 Lakukan resusitasi darahcairan sesuai kebutuhan

2 Pada solusio plasenta berat evakuasi konsepsi segera dan hentikan perdarahandengan uterotonika resusitasi kekurangan faktor pembekuan atau jika diperlukan dapat dilakukan histerektomi

Pada solusio ringan dapat dilakukan perawatan konservatif dan pematangan paru hingga kehamilan 35 minggu dan evaluasi ketat jumlah perdarahan retroplsenter

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpM

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

NIP 19500922 197612 1 001PEMERINTAH KABUPATEN

BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM

DAERAHRUMAH SAKIT UMUM

BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

RUPTURA UTERI

No Dokumen

11014014IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Separasi komplit dinding uterus pada kehamilan

dengan atau anpa ekspulsi janin yang membahayakan ibu dan janin

II TUJUAN 1 Insiden 07 dalam persalinan2 Factor risiko termasuk riwayat pembedahan

uterus hiperstimulasi uterus multi paritas versi internal atau ekstrasi persalinan operatif CPD pemakaian kokain

3 Klasifikasi Inkomplit tidak termasuk peritoneum Komplit termasuk peritoneum visceral Dehisens terpishnya scar pada segmen

bawah uterus tidak mencapi serosa dan jarang menimbulkan perdarahan BANYAK

III KEBIJAKAN 1 Identifikasi faktor risiko parut opersi multi paritas stimulasi uterus persalinan operatif CPD

2 Hipoksia gawat janin perdarahan vaginal nyeri abdominal perubahan kontraktilitas uterus

3 Eksplorasi uterusIV Prosedur 1 Jalur intravena besar (menggunakan abbocath

no 16 atau 18) pasang DC2 Atasi syok dengan resusitasi cairan dan darah3 Histerektomi

- fungsi reproduksi tidak diharapkan- kondisi buruk yang membahayakan ibu

RUPTURA UTERI

No Dokumen

11014014IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Repair uterus

- Wanita muda yang masih mengharapkan fungsi reproduksinya

- Kondisi klinis stabil- Ruptur yang tidak komplikatif- Rekurensi 4-10 disarankan secsio

cesaria elektif pada kehamilan 36 minggu atau maturitas paru janin telah terbukti

5 Antibiotik cefalosporin generasi ke III seperti cefo perazone

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PROLAPSUS TALI PUSAT

No Dokumen

11015015IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Keadaan dimana tali pusat berada disamping atau

melewati bagian terendah janin sebelum maupun setelah ketuban pecah

II TUJUAN 1 Pada presentasi kepala prolapsus uteri lebih berbahaya bagi janin

2 Terjadi gangguan adaptasi bagian bawah janin terhadap panggul sehingga pintu atas panggul tidak tertutup oleh bagian bawah janin tersebut

3 Sering ditemukan pada partus prematurus letak lintang dan letak sungsang

III KEBIJAKAN 1 Pada periksaan dalam adanya tali pusat menumbung atau tali pusat terdepan pada umumnya diketahui setelah ketuban pecah

2 Periksa dalam wajib dilakukan pada ketuban pecah dengan bagian terbawah janin belum masuk

IV Prosedur 1 Secsio cesaria segera pada janin hidup2 Resusitasi janin terhadap kemungkinan

hipoksia janin3 Reposisi tali pusat pada posisi ibu ditidurkan

dalam posisi trendelenberg4 Partus pervaginam pada janin mati

PROLAPSUS TALI PUSAT

No Dokumen

11015015IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SUNGSANG

No Dokumen

11016016IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Janin dalam presentasi bokong Bokong kaki atau

kakiII TUJUAN 1 25 pada kehamilan 28 minggu dijumpai

sungsang namun hanya 3-5 yang tetap sungsang hingga kehamilan aterm

2 Setiap kelainan presentsi cari penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan fisik maupun ultrasonografi

III KEBIJAKAN Bergantung pada kondisi ibu dan janin serta pertolongan persalinan

IV Prosedur 1 Jika tidak dijumpai penyebab definitif sungsang dan telah dilakukan inform censent ke pasien maa dapat dicoba versi luar pada kehamilan 36 minggu ( mencegah komplikasi preterm dan dengan keberhasilan 40-60 )

2 Pada primi grafida yang tidak dapat diversi luar metode kelahiran terpilih adalah secsio cesaria

3 Pada multi gravida tergantung kompetensi penolong

4 Pemantauan jalannya persalinan dengan partograf jika melambaatdistosia sebaiknya lakukan pengakhiran per abdominal

SUNGSANG

No Dokumen

11016016IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Proses kelahiran pada ibu dengan usia gestasi

kurang dari 37 mingguII TUJUAN 1 Persalinan preterm mempunyai banyak

penyebab namun infeksi korioamnionitis kini makin dominant Infeksi ini mempunyai potensi untuk cedera pada bayi baru lahir Semakin muda kehamilan semakin buruk prognosisnya

2 Upaya tokolilisis hanyalah upaya penundaan sementara bagi pematangan paru bila infeksi telah nyata sebaiknya persalinan preterm dibiarkan berlangsung selain tokolisis tidak dibenarkan pada usia kehamilan gt 35 minggu kelainan bawaan janin dan preeklampsia

3 Peningkatan II-6 lebih dari 11 pgml merupakan risiko terjadinya reaksi radang (inflamatory response) dengan akobat periventrikuler leucomalacia (PVL) Pemberian kortikosterid lebih dari 2 hari dan berulang ndashulang dapat memberi risiko pertumbuhan bayi terhambat

III KEBIJAKAN 1 Kontraksihis yang regular pada kehamilan lt 37 minggu merupakan gejala pertama pastikan denganpemeriksasn inspekulo adanga pembukaan dan cevicitis

2 Pengobatan terhadap cevicitis dan vaginitis perlu dilakukan dengan metronidazol 2 x 500mg Pemberian dexamethasone 12 mghari

menunjukan penurunan risiko PVL

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Gejala infeksi intrauterin ialah takikardia janin

gerakan janin lemah oligohidramnion pireksi ibu cairan amnion berbau

4 Sebagai upaya pencegahan ada baiknya pemeriksaan dalam dilakukan deteksi vaginitis dan cervicitis Kelainan cervik ( inkompetensi) merupakan indikasi untuk seridase Pemeriksaan klinik da USG (tebal servik lt 15 cm) merupakan resiko tersebut

IV Prosedur 1 Setelah pemberian informed consent yang baik cara persalinan dan kemampuan klinik merawat pre term harus dipertimbangkan Bila kehamilan lt 35 minggu dan presentasi kepala maka persalinan pervaginam merupakan pilihan Namun bila kehamilan 32 ndash 35 minggu maka pertimbangan seksio sesaria menjadi pilihanMwenjadi kesulitan plihan jika bayi dengan berat lahir sangat rendah karena risiko kematian tinggi(50 )Bila ditemukan infeksimaka upaya tokolisis dapat dilakukan2 Obat yang dianjurkan adalah

a Nifedipine 10 mgdiulang tiap 30 menit maksimum 40 mg6 jamUmumnya hanya diperlukan 20 mgdan dosis perawatan 3 kali 10 mg

b B-mimetik terbutalin atau Salbutamol3 Pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru betametasone 12 mghariuntuk 2 hari sajaBila tidak ada betamethasone dapat

diberikan dexametasone

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari

periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20

II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu

III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia

2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)

3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu

IV Prosedur 1 Pemantauan fetus

2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam

dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric

II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )

III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin

2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda

IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar

denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap

- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi

dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang

terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan

2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan

II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah

- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta

- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )

III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan

pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24

jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG

2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab

IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh

gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium

II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai

III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea

2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum

3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis

IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X

5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka

perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi

2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya

3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi

4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi

5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi

Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta

estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA

atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus

3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus

4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus

5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

14

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi

sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan

hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD

Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic

DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik

II TUJUAN

III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2

lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau

lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

24

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi

AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui

Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya

Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi

oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

34

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari

Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan

Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)

Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula

darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)

Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

44

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi

adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti

terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya

PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti

mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

Page 10: Protap Medis VK Siap Cetak

MOLA HIDATIDOSA DAN

PENYAKIT TROFOBLAS GANAS

No Dokumen

11004004IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

35

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001atau mola invasiv dan koriokarsinoma sangat jarang dilakukan dengan biopsidiagnosis umumnya karena spesimen pembedahan histerktomi atau eksisi lesi metastasisMANAJEMENMolahidatidosa1 Evakuasitindakan evakuasi jaringan mola

harus dilakukan dengan bersihkarena residu sel trofoblas sering tetap tumbuh dan berkembangNilai tindakan kuret diyakini tidak bersih maka tindakan kuret ulangan dapat dilakukan satu sampai dua minggu setelah kuret pertamaTindakan evaluasi dapat dilakukan dengan kuret hisap atau kuret tajam dan tumpul atau kombinasi keduanyaUntuk mengurangi terjadinya perdarahanpada saat tindakan evakuasi sebaiknya diberikan infus berisi oksitosindarah dapat diberikan dengan indikasi

2 Pasca tindakan evakuasiharus dilakukan pengamatan kadar beta HCG secara periodikpengamatan ini untuk mendiagnosis terjadinya penyakit trofoblas ganas secara dini

Penyakit Trofoblas Ganas (PTG)Protokol pengobatan sitostatika berdasarkan

1 klasifikasi yang dianutKlasifikasi yang mudah antara lain klasifikasi Hammondklasifikasi FIGO(stadium FIGO)

MOLA HIDATIDOSA DAN

PENYAKIT TROFOBLAS GANAS

No Dokumen

11004004IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

45

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 PTG non-metastasis PTG bermetastasis PTG bermetastasis risiko rendah PTG bermetastasis risiko tinggi

2 Metastasis risiko rendahInterval kurang dari 4 bulanmetastasis bukan ke otak atau ke hatikadar hCG urin lt 100000 mlUml serumkehamilan sebelumnya bukan kehamilan atermbelum mendapat terapi kemoterapi sebelumnya

3 Metastasis risiko tinggiMetastasis otak atau hatikriteria lain diluar kriteria risiko rendahKlasifikasi FIGO

Stadium - Penyakit terbatas pada uterus- Penyakit menyebar diluar uterus tetapi

terbatas pada organ genitalia interna metastasis keparu dengan atau tanpa adanyapenyakit pada genitalia interna

- Metastasis jauh selain dari paruSub stadium

- tidak ada faktor risiko- ada satu faktor risiko- ada dua faktor risiko

faktor risiko- hCG gt 100000 IU I- interval gt 6 bulan

MOLA HIDATIDOSA DAN

PENYAKIT TROFOBLAS GANAS

No Dokumen

11004004IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

55

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001Pengobatan

Klasifikasi Kemoterapi tunggal

Kemoterapi kombinasi (2 jenis)

Kemoterapi kombinasi (3 jenis)

HAMMONDNonmetsatasisMetastasis risiko rendahMetastasis risiko tinggi

MTX VP16 ActD

MTX+ActDMTX+VP16

MAC EMACO

FIGOStadium IStadium IIStadium IIIStadium IV

MTX VP16 ActD

MTX+ActDMTX+VP16

MTX+ActDMTX+VP16

MAC EMACO

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

DIABETES DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11005005IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpainya kadar gula darah pada test pembebanan

75 g pada kehamilan (umumnya 24 hingga 30 minggu) antara 140-200 mgdl

II TUJUAN Kadar gula darah terkontrol dalam batas normal (80-120 mg)memberikan hasil yang sama dengan populasi normal Pengontrolan gula darah dalam kehamilan harus segera mungkin baik dengan diit maupun insulin

III KEBIJAKAN DIAGNOSA1 Kadar gula darah

- Test toleransi glukosa beban 75 g- Kurva darah harian- HbA1C

2 Pertumbuhan janin dan kesejahteraan janin3 Fungsi kardiofaskular4 Toleransi feto maternal

IV Prosedur 1 upayakan kadar gula darah antara 80-120 mg kadar HbA1C lt55 baik dengan maupun tanpa insulin

2 Kelahiran diupayakan pada usia gestasi 38 minggu keculai dijumpai

- PJT- Pre eklampsia- Kelainan congenital- KetosaidosisPenentuan persalinan pervaginam maupun per abdominal tergantung kondisi janin maupun ibunya

DIABETES DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11005005IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

BEKAS SEKSIO SESARIA

No Dokumen

11006006IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Persalinan atau kelainan pada pasien dengan riwayat

kelahiran bayi melaui insisi perut (laparatomi) dan insisi uterus (histerektomi) Luka sayat diperut dapat tranversal(Pfannensial) maupun vertical (mediana) sedangkan diuterus dapat tranversal( SC transperitonealis profunda) maupun insisi vertical (SC klasiccorporal)

II TUJUAN 1 Keberhasilan partus percobaan per vaginam adalah 70-80 dan risiko rupture adalah 1

2 Indikasi absolut( bentuk dan besar tulang panggul besar janin)

3 Prinsip imbang fetalo pelvik(tiap persalinan normal)

4 Rumah sakit harus mampu melakukan seksio darurat dalam 30 menit setelah diduga ruptur

III KEBIJAKAN DIAGNOSA1 Anamnesa2 Parut Luka Di Perut

IV Prosedur 1 Anamnesa-evaluasi catatan medis2 Waktu tempat pelaksana jenis secsio yang

lalu3 Indikasi secsio yang lalu4 Penyembuhan luka yang lalu

a Pemeriksaan penunjang5 Penyembuhan luka yang lalu metode morgan

thoumau (gabungan spiralhelik ct scan panggul dan ultrasonografi perbandingan besar volume

BEKAS SEKSIO SESARIA

No Dokumen

11006006IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001lingkar kepala lingkar bahu lingkar perut janin

6 Partus pervaginam jikaa Imbang feto pelvik baikb Perjalanan persalinan normal

7 Secsio primer jikaa Plasenta previab Vasa previac Cpdfpdd Panggul patologike Presentasi abnormalf Kelainan letakg Posterm dengan score pelvik rendahh 2 kali secsioi Penyembuhan luka operasi yang burukj Operasi yang lalu kolporalklasik

8 Perawatan rumah sakita Hanya dilakukan apabila akan dilakukan

secsio primer atau jika transportasi sulit tingkat pendidikan pasien rendah

b Perawatan pasca secsio kurang lebih 3-5 hari

9 Penyulita Ruptura uteri histerorapi-histerektomib Kematian janin kematian ibuc Plasenta akreta perkrata inkreta

histerektomid Endometritis infeksi subkutise Perdarahan

BEKAS SEKSIO SESARIA

No Dokumen

11006006IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 00110Konseling

Untuk mendapat informed consent pasien harus mendapat penjelasan untung rugi percobaan parute pervaginam

11Masa pengembuhan luka 100 hari12Medikasi mentosa

a Antibiotik cefalosporin generasi iii seperti cefoperazone

b Anelgetikc Uterotonik

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

DIABETES DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11007007IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpainya kadar gula darah pada test pembebanan

75 g pada kehamilan (umumnya 24 hingga 30 minggu) antara 140-200 mgdl

II TUJUAN Kadar gula darah terkontrol dalam batas normal (80-120 mg)memberikan hasil yang sama dengan populasi normal Pengontrolan gula darah dalam kehamilan harus segera mungkin baik dengan diit maupun insulin

III KEBIJAKAN DIAGNOSA5 Kadar gula darah

- Test toleransi glukosa beban 75 g- Kurva darah harian- HbA1C

6 Pertumbuhan janin dan kesejahteraan janin7 Fungsi kardiofaskular8 Toleransi feto maternal

IV Prosedur 3 upayakan kadar gula darah antara 80-120 mg kadar HbA1C lt55 baik dengan maupun tanpa insulin

4 Kelahiran diupayakan pada usia gestasi 38 minggu keculai dijumpai

- PJT- Pre eklampsia- Kelainan congenital- ketosaidosisPenentuan persalinan pervaginam maupun per abdominal tergantung kondisi janin maupun ibunya

DIABETES DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11007007IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001

V Unit terkaitBidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

GRANDDE MULTIPARITAS

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan persalinan dan atau kelahiran pada

perempuan yang pernah melahirkan lebih dari 4 kali dengan berat bayi gt 500 gram

II TUJUAN 1 Kehamilan bersifat diabetogenik pada grandemultiparitas akan semakin manifes

2 Infolusi berulang memungkinkan untuk terjadinya defek minor-medium yang berakibat pada berkurangnya serabut endometrium senhingga persalinan pada grande multiparitas akan cenderung untuk mengalami hipotonia demikian pula pada pasca bersalin

3 Akibat kurangnya serabut endometrium maka pada grande multiparsitas elastisitas akan berkurang sehingga memudahkan untuk terjadinya ruptura uteri

III KEBIJAKAN 1 Anamnesa2 Pemeriksaan fisik parutperineum dan bekas

laparatomi

IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal terapijika dijumpai kelainan

2 Waspada untuk Diabetes mellitus gestasional3 Waspada untuk makrosomi4 Tidak melakukan

GRANDDE MULTIPARITAS

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11009009IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

11

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg sejak

sebelum kehamilanII TUJUAN 1 Mencari kelainan yang mendasari hipertensi

2 Memberi penanganan yang tepat sehingga tidak menjadi lebih berat

III KEBIJAKAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waaspada takayasu ndash aneurisme aorta)

2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina

IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal kecuali pemberian obat antihipertensi seperti calsium chanel blocker

2 Monitor protein uria3 Persalinan dengan kelahiran sesuai indikasi

obstetric kecuali terjadi krisis hipertensi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PRE EKLAMPSIA RINGAN

No Dokumen

11010010IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

11

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001

I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg atau peningkatan diastolic gt_ dengan protein urine kurang dari 3 gr24 jam

II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)

2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina

III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotelIV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan

kehamilan normal2 Banyak istirahat tirah baring3 Monitor protein uria4 Persalinan dan kelahiran diupayakan pada

37 minggu penuh

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PRE EKLAMPSIA BERAT

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Pada kehamila lebih dari 22 minggu dijumpai

1 Tekanan darah diastolk gt_ 160 mmhg diastolic gt- 110 mmhg

2 Proteinurin lebih dari 5 mg24 jam3 Gangguan cerebral atau visual4 Edema pulmenum5 Nyeri epigastrik atau kwadaran atas kanan6 Gangguan fungsi hati tanpa sebab yang jelas7 Trombositopeni8 Pertumbuhan janin terhambat9 Peningkatan serum creatinin

II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)

2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina

III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotel berat sehingga terjadi fasus fasme berat sehingga dapat terjadi kelainan atau kerusakan multi organ

IV Prosedur 1 Rawat rumah sakit2 Periksa lboratorium sesuai kemampuan rumah

sakit3 Berikan MgSO44 Berikan obat anti hipertensi nifedipin obat

terpilih5 Terminasi kehamilan adalah terapi defintif

fariasi usia gestasi pada saat pengakhiran kehamilan tergantung dari kemampuan

masing-masing rumah sakit

PRE EKLAMPSIA BERAT

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

INDUKSI PERSALINAN

No Dokumen

11012012IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Upaya untuk melakukan inisiasi persalinan sebelum

timbul secara spontan unutk melahirkan janin- bayi dan plasenta

II TUJUAN Tujuannya karena ada ancaman untuk ibu dan janin atau keduanya apabila kehamilan diteruskan sehingga kelahiran janin bayi dan plasenta lebih menguntungkan(utamanya bagi ibu idealnya bagi keduanya)

III KEBIJAKAN 1 Induksi persalinan tanpa melakukan pematangan servks akan memberi angka keberhasilan kelahiran yang lebih rendah terutama pad apelvik score rendah (15 banding 85 ) Walaupun pada saat pematangan serviks bisa langsung terjadi persalinan

2 Toleransi ibu dan janin untuk berlangsungnya persalinan dan kelahiran merupakan syarat utama untuk dilakukannya induksi persalinan

IV Prosedur DIAGNOSIS1 Toleransi ibu keadaan umum fungsi kardio

faskuler respirasi hemostasiskapasitas dan akomodasi jalan lahir

2 Toleransi janin viabilitas presentasi posisi volume air ketuban

3 Pemanatuan dengan partografManajemen

Mekanik (tujuan utama pematangan serviks

dan mengharapkan langsung diikuti)

INDUKSI PERSALINAN

No Dokumen

11012012IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0011 Persalinan Laminaria Foley catheter Stripping2 Medikamentosa Oksitosin (1-8 miumenit) Pge 1 ( misoprostol 25microg 6 jam ) kalau pada

bekas sc atau uterus (milomektomiV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM

DAERAHRUMAH SAKIT UMUM

BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SOLUSIO PLASENTA

No Dokumen

11013013IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Lepasnya plasenta dari tempat implantsinya yang

normal pada dinding uterus sebelum janin lahirII TUJUAN 1 Gejala klinik

Takikardia janin - iufd Trias virchows yaitu nyeri uterus fokal atau

umumtonus meningkat dan perdarahan per vaginal 85 15 pada tipe concealed

2 USG membantu pada tipe concealed yaitu area sonolusen retroplasental lokasi plasenta untuk membedakan dengan pasenta previa

III KEBIJAKAN 1 Etiologi primer masih belum diketahui2 Insidennya meningkat berkaitan dengan usia

ibu lanjut multiparitas riwayat syok maternal nutrisi buruk hipertensi korioamnionitis dekompresi mendadak setelah ketuban pecah pad utersus yang overdistensi seperti persalinan kenbar dan polihidramnion trauma abdomen versi sefalik eksternal plasenta sirkumlatadefisiensi asam folat kompresi vena cava inferior dan antikoagulan lupuspada pengguna rokok kokain nekrosis desidual tepi plasenta

3 Rekurensi 5-17 setelah 1 episode pada kehamilan sebelumnya dan 25 setelah 2 episode kehamilan sebelumnya

Risiko terjadi syok hipovolemik gagal ginjal

SOLUSIO PLASENTA

No Dokumen

11013013IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Akut DIC perdarhan pasca bersalin dan

perdarahan fetomaternal5 Klasifikasi Ringan perdarahan sedikit baik pervaginam

maupun retroplasenter keadaan ibi baik janin baik

Berat perdarahan vaginal banyak ibu dalam keadaan pre syok-syok janin dalam keadaan gawat atau sudah meninggal

IV Prosedur 1 Lakukan resusitasi darahcairan sesuai kebutuhan

2 Pada solusio plasenta berat evakuasi konsepsi segera dan hentikan perdarahandengan uterotonika resusitasi kekurangan faktor pembekuan atau jika diperlukan dapat dilakukan histerektomi

Pada solusio ringan dapat dilakukan perawatan konservatif dan pematangan paru hingga kehamilan 35 minggu dan evaluasi ketat jumlah perdarahan retroplsenter

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpM

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

NIP 19500922 197612 1 001PEMERINTAH KABUPATEN

BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM

DAERAHRUMAH SAKIT UMUM

BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

RUPTURA UTERI

No Dokumen

11014014IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Separasi komplit dinding uterus pada kehamilan

dengan atau anpa ekspulsi janin yang membahayakan ibu dan janin

II TUJUAN 1 Insiden 07 dalam persalinan2 Factor risiko termasuk riwayat pembedahan

uterus hiperstimulasi uterus multi paritas versi internal atau ekstrasi persalinan operatif CPD pemakaian kokain

3 Klasifikasi Inkomplit tidak termasuk peritoneum Komplit termasuk peritoneum visceral Dehisens terpishnya scar pada segmen

bawah uterus tidak mencapi serosa dan jarang menimbulkan perdarahan BANYAK

III KEBIJAKAN 1 Identifikasi faktor risiko parut opersi multi paritas stimulasi uterus persalinan operatif CPD

2 Hipoksia gawat janin perdarahan vaginal nyeri abdominal perubahan kontraktilitas uterus

3 Eksplorasi uterusIV Prosedur 1 Jalur intravena besar (menggunakan abbocath

no 16 atau 18) pasang DC2 Atasi syok dengan resusitasi cairan dan darah3 Histerektomi

- fungsi reproduksi tidak diharapkan- kondisi buruk yang membahayakan ibu

RUPTURA UTERI

No Dokumen

11014014IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Repair uterus

- Wanita muda yang masih mengharapkan fungsi reproduksinya

- Kondisi klinis stabil- Ruptur yang tidak komplikatif- Rekurensi 4-10 disarankan secsio

cesaria elektif pada kehamilan 36 minggu atau maturitas paru janin telah terbukti

5 Antibiotik cefalosporin generasi ke III seperti cefo perazone

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PROLAPSUS TALI PUSAT

No Dokumen

11015015IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Keadaan dimana tali pusat berada disamping atau

melewati bagian terendah janin sebelum maupun setelah ketuban pecah

II TUJUAN 1 Pada presentasi kepala prolapsus uteri lebih berbahaya bagi janin

2 Terjadi gangguan adaptasi bagian bawah janin terhadap panggul sehingga pintu atas panggul tidak tertutup oleh bagian bawah janin tersebut

3 Sering ditemukan pada partus prematurus letak lintang dan letak sungsang

III KEBIJAKAN 1 Pada periksaan dalam adanya tali pusat menumbung atau tali pusat terdepan pada umumnya diketahui setelah ketuban pecah

2 Periksa dalam wajib dilakukan pada ketuban pecah dengan bagian terbawah janin belum masuk

IV Prosedur 1 Secsio cesaria segera pada janin hidup2 Resusitasi janin terhadap kemungkinan

hipoksia janin3 Reposisi tali pusat pada posisi ibu ditidurkan

dalam posisi trendelenberg4 Partus pervaginam pada janin mati

PROLAPSUS TALI PUSAT

No Dokumen

11015015IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SUNGSANG

No Dokumen

11016016IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Janin dalam presentasi bokong Bokong kaki atau

kakiII TUJUAN 1 25 pada kehamilan 28 minggu dijumpai

sungsang namun hanya 3-5 yang tetap sungsang hingga kehamilan aterm

2 Setiap kelainan presentsi cari penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan fisik maupun ultrasonografi

III KEBIJAKAN Bergantung pada kondisi ibu dan janin serta pertolongan persalinan

IV Prosedur 1 Jika tidak dijumpai penyebab definitif sungsang dan telah dilakukan inform censent ke pasien maa dapat dicoba versi luar pada kehamilan 36 minggu ( mencegah komplikasi preterm dan dengan keberhasilan 40-60 )

2 Pada primi grafida yang tidak dapat diversi luar metode kelahiran terpilih adalah secsio cesaria

3 Pada multi gravida tergantung kompetensi penolong

4 Pemantauan jalannya persalinan dengan partograf jika melambaatdistosia sebaiknya lakukan pengakhiran per abdominal

SUNGSANG

No Dokumen

11016016IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Proses kelahiran pada ibu dengan usia gestasi

kurang dari 37 mingguII TUJUAN 1 Persalinan preterm mempunyai banyak

penyebab namun infeksi korioamnionitis kini makin dominant Infeksi ini mempunyai potensi untuk cedera pada bayi baru lahir Semakin muda kehamilan semakin buruk prognosisnya

2 Upaya tokolilisis hanyalah upaya penundaan sementara bagi pematangan paru bila infeksi telah nyata sebaiknya persalinan preterm dibiarkan berlangsung selain tokolisis tidak dibenarkan pada usia kehamilan gt 35 minggu kelainan bawaan janin dan preeklampsia

3 Peningkatan II-6 lebih dari 11 pgml merupakan risiko terjadinya reaksi radang (inflamatory response) dengan akobat periventrikuler leucomalacia (PVL) Pemberian kortikosterid lebih dari 2 hari dan berulang ndashulang dapat memberi risiko pertumbuhan bayi terhambat

III KEBIJAKAN 1 Kontraksihis yang regular pada kehamilan lt 37 minggu merupakan gejala pertama pastikan denganpemeriksasn inspekulo adanga pembukaan dan cevicitis

2 Pengobatan terhadap cevicitis dan vaginitis perlu dilakukan dengan metronidazol 2 x 500mg Pemberian dexamethasone 12 mghari

menunjukan penurunan risiko PVL

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Gejala infeksi intrauterin ialah takikardia janin

gerakan janin lemah oligohidramnion pireksi ibu cairan amnion berbau

4 Sebagai upaya pencegahan ada baiknya pemeriksaan dalam dilakukan deteksi vaginitis dan cervicitis Kelainan cervik ( inkompetensi) merupakan indikasi untuk seridase Pemeriksaan klinik da USG (tebal servik lt 15 cm) merupakan resiko tersebut

IV Prosedur 1 Setelah pemberian informed consent yang baik cara persalinan dan kemampuan klinik merawat pre term harus dipertimbangkan Bila kehamilan lt 35 minggu dan presentasi kepala maka persalinan pervaginam merupakan pilihan Namun bila kehamilan 32 ndash 35 minggu maka pertimbangan seksio sesaria menjadi pilihanMwenjadi kesulitan plihan jika bayi dengan berat lahir sangat rendah karena risiko kematian tinggi(50 )Bila ditemukan infeksimaka upaya tokolisis dapat dilakukan2 Obat yang dianjurkan adalah

a Nifedipine 10 mgdiulang tiap 30 menit maksimum 40 mg6 jamUmumnya hanya diperlukan 20 mgdan dosis perawatan 3 kali 10 mg

b B-mimetik terbutalin atau Salbutamol3 Pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru betametasone 12 mghariuntuk 2 hari sajaBila tidak ada betamethasone dapat

diberikan dexametasone

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari

periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20

II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu

III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia

2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)

3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu

IV Prosedur 1 Pemantauan fetus

2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam

dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric

II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )

III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin

2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda

IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar

denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap

- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi

dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang

terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan

2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan

II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah

- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta

- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )

III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan

pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24

jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG

2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab

IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh

gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium

II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai

III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea

2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum

3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis

IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X

5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka

perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi

2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya

3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi

4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi

5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi

Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta

estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA

atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus

3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus

4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus

5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

14

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi

sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan

hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD

Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic

DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik

II TUJUAN

III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2

lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau

lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

24

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi

AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui

Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya

Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi

oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

34

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari

Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan

Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)

Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula

darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)

Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

44

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi

adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti

terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya

PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti

mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

Page 11: Protap Medis VK Siap Cetak

MOLA HIDATIDOSA DAN

PENYAKIT TROFOBLAS GANAS

No Dokumen

11004004IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

45

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 PTG non-metastasis PTG bermetastasis PTG bermetastasis risiko rendah PTG bermetastasis risiko tinggi

2 Metastasis risiko rendahInterval kurang dari 4 bulanmetastasis bukan ke otak atau ke hatikadar hCG urin lt 100000 mlUml serumkehamilan sebelumnya bukan kehamilan atermbelum mendapat terapi kemoterapi sebelumnya

3 Metastasis risiko tinggiMetastasis otak atau hatikriteria lain diluar kriteria risiko rendahKlasifikasi FIGO

Stadium - Penyakit terbatas pada uterus- Penyakit menyebar diluar uterus tetapi

terbatas pada organ genitalia interna metastasis keparu dengan atau tanpa adanyapenyakit pada genitalia interna

- Metastasis jauh selain dari paruSub stadium

- tidak ada faktor risiko- ada satu faktor risiko- ada dua faktor risiko

faktor risiko- hCG gt 100000 IU I- interval gt 6 bulan

MOLA HIDATIDOSA DAN

PENYAKIT TROFOBLAS GANAS

No Dokumen

11004004IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

55

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001Pengobatan

Klasifikasi Kemoterapi tunggal

Kemoterapi kombinasi (2 jenis)

Kemoterapi kombinasi (3 jenis)

HAMMONDNonmetsatasisMetastasis risiko rendahMetastasis risiko tinggi

MTX VP16 ActD

MTX+ActDMTX+VP16

MAC EMACO

FIGOStadium IStadium IIStadium IIIStadium IV

MTX VP16 ActD

MTX+ActDMTX+VP16

MTX+ActDMTX+VP16

MAC EMACO

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

DIABETES DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11005005IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpainya kadar gula darah pada test pembebanan

75 g pada kehamilan (umumnya 24 hingga 30 minggu) antara 140-200 mgdl

II TUJUAN Kadar gula darah terkontrol dalam batas normal (80-120 mg)memberikan hasil yang sama dengan populasi normal Pengontrolan gula darah dalam kehamilan harus segera mungkin baik dengan diit maupun insulin

III KEBIJAKAN DIAGNOSA1 Kadar gula darah

- Test toleransi glukosa beban 75 g- Kurva darah harian- HbA1C

2 Pertumbuhan janin dan kesejahteraan janin3 Fungsi kardiofaskular4 Toleransi feto maternal

IV Prosedur 1 upayakan kadar gula darah antara 80-120 mg kadar HbA1C lt55 baik dengan maupun tanpa insulin

2 Kelahiran diupayakan pada usia gestasi 38 minggu keculai dijumpai

- PJT- Pre eklampsia- Kelainan congenital- KetosaidosisPenentuan persalinan pervaginam maupun per abdominal tergantung kondisi janin maupun ibunya

DIABETES DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11005005IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

BEKAS SEKSIO SESARIA

No Dokumen

11006006IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Persalinan atau kelainan pada pasien dengan riwayat

kelahiran bayi melaui insisi perut (laparatomi) dan insisi uterus (histerektomi) Luka sayat diperut dapat tranversal(Pfannensial) maupun vertical (mediana) sedangkan diuterus dapat tranversal( SC transperitonealis profunda) maupun insisi vertical (SC klasiccorporal)

II TUJUAN 1 Keberhasilan partus percobaan per vaginam adalah 70-80 dan risiko rupture adalah 1

2 Indikasi absolut( bentuk dan besar tulang panggul besar janin)

3 Prinsip imbang fetalo pelvik(tiap persalinan normal)

4 Rumah sakit harus mampu melakukan seksio darurat dalam 30 menit setelah diduga ruptur

III KEBIJAKAN DIAGNOSA1 Anamnesa2 Parut Luka Di Perut

IV Prosedur 1 Anamnesa-evaluasi catatan medis2 Waktu tempat pelaksana jenis secsio yang

lalu3 Indikasi secsio yang lalu4 Penyembuhan luka yang lalu

a Pemeriksaan penunjang5 Penyembuhan luka yang lalu metode morgan

thoumau (gabungan spiralhelik ct scan panggul dan ultrasonografi perbandingan besar volume

BEKAS SEKSIO SESARIA

No Dokumen

11006006IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001lingkar kepala lingkar bahu lingkar perut janin

6 Partus pervaginam jikaa Imbang feto pelvik baikb Perjalanan persalinan normal

7 Secsio primer jikaa Plasenta previab Vasa previac Cpdfpdd Panggul patologike Presentasi abnormalf Kelainan letakg Posterm dengan score pelvik rendahh 2 kali secsioi Penyembuhan luka operasi yang burukj Operasi yang lalu kolporalklasik

8 Perawatan rumah sakita Hanya dilakukan apabila akan dilakukan

secsio primer atau jika transportasi sulit tingkat pendidikan pasien rendah

b Perawatan pasca secsio kurang lebih 3-5 hari

9 Penyulita Ruptura uteri histerorapi-histerektomib Kematian janin kematian ibuc Plasenta akreta perkrata inkreta

histerektomid Endometritis infeksi subkutise Perdarahan

BEKAS SEKSIO SESARIA

No Dokumen

11006006IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 00110Konseling

Untuk mendapat informed consent pasien harus mendapat penjelasan untung rugi percobaan parute pervaginam

11Masa pengembuhan luka 100 hari12Medikasi mentosa

a Antibiotik cefalosporin generasi iii seperti cefoperazone

b Anelgetikc Uterotonik

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

DIABETES DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11007007IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpainya kadar gula darah pada test pembebanan

75 g pada kehamilan (umumnya 24 hingga 30 minggu) antara 140-200 mgdl

II TUJUAN Kadar gula darah terkontrol dalam batas normal (80-120 mg)memberikan hasil yang sama dengan populasi normal Pengontrolan gula darah dalam kehamilan harus segera mungkin baik dengan diit maupun insulin

III KEBIJAKAN DIAGNOSA5 Kadar gula darah

- Test toleransi glukosa beban 75 g- Kurva darah harian- HbA1C

6 Pertumbuhan janin dan kesejahteraan janin7 Fungsi kardiofaskular8 Toleransi feto maternal

IV Prosedur 3 upayakan kadar gula darah antara 80-120 mg kadar HbA1C lt55 baik dengan maupun tanpa insulin

4 Kelahiran diupayakan pada usia gestasi 38 minggu keculai dijumpai

- PJT- Pre eklampsia- Kelainan congenital- ketosaidosisPenentuan persalinan pervaginam maupun per abdominal tergantung kondisi janin maupun ibunya

DIABETES DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11007007IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001

V Unit terkaitBidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

GRANDDE MULTIPARITAS

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan persalinan dan atau kelahiran pada

perempuan yang pernah melahirkan lebih dari 4 kali dengan berat bayi gt 500 gram

II TUJUAN 1 Kehamilan bersifat diabetogenik pada grandemultiparitas akan semakin manifes

2 Infolusi berulang memungkinkan untuk terjadinya defek minor-medium yang berakibat pada berkurangnya serabut endometrium senhingga persalinan pada grande multiparitas akan cenderung untuk mengalami hipotonia demikian pula pada pasca bersalin

3 Akibat kurangnya serabut endometrium maka pada grande multiparsitas elastisitas akan berkurang sehingga memudahkan untuk terjadinya ruptura uteri

III KEBIJAKAN 1 Anamnesa2 Pemeriksaan fisik parutperineum dan bekas

laparatomi

IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal terapijika dijumpai kelainan

2 Waspada untuk Diabetes mellitus gestasional3 Waspada untuk makrosomi4 Tidak melakukan

GRANDDE MULTIPARITAS

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11009009IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

11

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg sejak

sebelum kehamilanII TUJUAN 1 Mencari kelainan yang mendasari hipertensi

2 Memberi penanganan yang tepat sehingga tidak menjadi lebih berat

III KEBIJAKAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waaspada takayasu ndash aneurisme aorta)

2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina

IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal kecuali pemberian obat antihipertensi seperti calsium chanel blocker

2 Monitor protein uria3 Persalinan dengan kelahiran sesuai indikasi

obstetric kecuali terjadi krisis hipertensi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PRE EKLAMPSIA RINGAN

No Dokumen

11010010IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

11

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001

I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg atau peningkatan diastolic gt_ dengan protein urine kurang dari 3 gr24 jam

II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)

2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina

III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotelIV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan

kehamilan normal2 Banyak istirahat tirah baring3 Monitor protein uria4 Persalinan dan kelahiran diupayakan pada

37 minggu penuh

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PRE EKLAMPSIA BERAT

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Pada kehamila lebih dari 22 minggu dijumpai

1 Tekanan darah diastolk gt_ 160 mmhg diastolic gt- 110 mmhg

2 Proteinurin lebih dari 5 mg24 jam3 Gangguan cerebral atau visual4 Edema pulmenum5 Nyeri epigastrik atau kwadaran atas kanan6 Gangguan fungsi hati tanpa sebab yang jelas7 Trombositopeni8 Pertumbuhan janin terhambat9 Peningkatan serum creatinin

II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)

2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina

III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotel berat sehingga terjadi fasus fasme berat sehingga dapat terjadi kelainan atau kerusakan multi organ

IV Prosedur 1 Rawat rumah sakit2 Periksa lboratorium sesuai kemampuan rumah

sakit3 Berikan MgSO44 Berikan obat anti hipertensi nifedipin obat

terpilih5 Terminasi kehamilan adalah terapi defintif

fariasi usia gestasi pada saat pengakhiran kehamilan tergantung dari kemampuan

masing-masing rumah sakit

PRE EKLAMPSIA BERAT

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

INDUKSI PERSALINAN

No Dokumen

11012012IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Upaya untuk melakukan inisiasi persalinan sebelum

timbul secara spontan unutk melahirkan janin- bayi dan plasenta

II TUJUAN Tujuannya karena ada ancaman untuk ibu dan janin atau keduanya apabila kehamilan diteruskan sehingga kelahiran janin bayi dan plasenta lebih menguntungkan(utamanya bagi ibu idealnya bagi keduanya)

III KEBIJAKAN 1 Induksi persalinan tanpa melakukan pematangan servks akan memberi angka keberhasilan kelahiran yang lebih rendah terutama pad apelvik score rendah (15 banding 85 ) Walaupun pada saat pematangan serviks bisa langsung terjadi persalinan

2 Toleransi ibu dan janin untuk berlangsungnya persalinan dan kelahiran merupakan syarat utama untuk dilakukannya induksi persalinan

IV Prosedur DIAGNOSIS1 Toleransi ibu keadaan umum fungsi kardio

faskuler respirasi hemostasiskapasitas dan akomodasi jalan lahir

2 Toleransi janin viabilitas presentasi posisi volume air ketuban

3 Pemanatuan dengan partografManajemen

Mekanik (tujuan utama pematangan serviks

dan mengharapkan langsung diikuti)

INDUKSI PERSALINAN

No Dokumen

11012012IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0011 Persalinan Laminaria Foley catheter Stripping2 Medikamentosa Oksitosin (1-8 miumenit) Pge 1 ( misoprostol 25microg 6 jam ) kalau pada

bekas sc atau uterus (milomektomiV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM

DAERAHRUMAH SAKIT UMUM

BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SOLUSIO PLASENTA

No Dokumen

11013013IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Lepasnya plasenta dari tempat implantsinya yang

normal pada dinding uterus sebelum janin lahirII TUJUAN 1 Gejala klinik

Takikardia janin - iufd Trias virchows yaitu nyeri uterus fokal atau

umumtonus meningkat dan perdarahan per vaginal 85 15 pada tipe concealed

2 USG membantu pada tipe concealed yaitu area sonolusen retroplasental lokasi plasenta untuk membedakan dengan pasenta previa

III KEBIJAKAN 1 Etiologi primer masih belum diketahui2 Insidennya meningkat berkaitan dengan usia

ibu lanjut multiparitas riwayat syok maternal nutrisi buruk hipertensi korioamnionitis dekompresi mendadak setelah ketuban pecah pad utersus yang overdistensi seperti persalinan kenbar dan polihidramnion trauma abdomen versi sefalik eksternal plasenta sirkumlatadefisiensi asam folat kompresi vena cava inferior dan antikoagulan lupuspada pengguna rokok kokain nekrosis desidual tepi plasenta

3 Rekurensi 5-17 setelah 1 episode pada kehamilan sebelumnya dan 25 setelah 2 episode kehamilan sebelumnya

Risiko terjadi syok hipovolemik gagal ginjal

SOLUSIO PLASENTA

No Dokumen

11013013IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Akut DIC perdarhan pasca bersalin dan

perdarahan fetomaternal5 Klasifikasi Ringan perdarahan sedikit baik pervaginam

maupun retroplasenter keadaan ibi baik janin baik

Berat perdarahan vaginal banyak ibu dalam keadaan pre syok-syok janin dalam keadaan gawat atau sudah meninggal

IV Prosedur 1 Lakukan resusitasi darahcairan sesuai kebutuhan

2 Pada solusio plasenta berat evakuasi konsepsi segera dan hentikan perdarahandengan uterotonika resusitasi kekurangan faktor pembekuan atau jika diperlukan dapat dilakukan histerektomi

Pada solusio ringan dapat dilakukan perawatan konservatif dan pematangan paru hingga kehamilan 35 minggu dan evaluasi ketat jumlah perdarahan retroplsenter

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpM

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

NIP 19500922 197612 1 001PEMERINTAH KABUPATEN

BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM

DAERAHRUMAH SAKIT UMUM

BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

RUPTURA UTERI

No Dokumen

11014014IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Separasi komplit dinding uterus pada kehamilan

dengan atau anpa ekspulsi janin yang membahayakan ibu dan janin

II TUJUAN 1 Insiden 07 dalam persalinan2 Factor risiko termasuk riwayat pembedahan

uterus hiperstimulasi uterus multi paritas versi internal atau ekstrasi persalinan operatif CPD pemakaian kokain

3 Klasifikasi Inkomplit tidak termasuk peritoneum Komplit termasuk peritoneum visceral Dehisens terpishnya scar pada segmen

bawah uterus tidak mencapi serosa dan jarang menimbulkan perdarahan BANYAK

III KEBIJAKAN 1 Identifikasi faktor risiko parut opersi multi paritas stimulasi uterus persalinan operatif CPD

2 Hipoksia gawat janin perdarahan vaginal nyeri abdominal perubahan kontraktilitas uterus

3 Eksplorasi uterusIV Prosedur 1 Jalur intravena besar (menggunakan abbocath

no 16 atau 18) pasang DC2 Atasi syok dengan resusitasi cairan dan darah3 Histerektomi

- fungsi reproduksi tidak diharapkan- kondisi buruk yang membahayakan ibu

RUPTURA UTERI

No Dokumen

11014014IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Repair uterus

- Wanita muda yang masih mengharapkan fungsi reproduksinya

- Kondisi klinis stabil- Ruptur yang tidak komplikatif- Rekurensi 4-10 disarankan secsio

cesaria elektif pada kehamilan 36 minggu atau maturitas paru janin telah terbukti

5 Antibiotik cefalosporin generasi ke III seperti cefo perazone

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PROLAPSUS TALI PUSAT

No Dokumen

11015015IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Keadaan dimana tali pusat berada disamping atau

melewati bagian terendah janin sebelum maupun setelah ketuban pecah

II TUJUAN 1 Pada presentasi kepala prolapsus uteri lebih berbahaya bagi janin

2 Terjadi gangguan adaptasi bagian bawah janin terhadap panggul sehingga pintu atas panggul tidak tertutup oleh bagian bawah janin tersebut

3 Sering ditemukan pada partus prematurus letak lintang dan letak sungsang

III KEBIJAKAN 1 Pada periksaan dalam adanya tali pusat menumbung atau tali pusat terdepan pada umumnya diketahui setelah ketuban pecah

2 Periksa dalam wajib dilakukan pada ketuban pecah dengan bagian terbawah janin belum masuk

IV Prosedur 1 Secsio cesaria segera pada janin hidup2 Resusitasi janin terhadap kemungkinan

hipoksia janin3 Reposisi tali pusat pada posisi ibu ditidurkan

dalam posisi trendelenberg4 Partus pervaginam pada janin mati

PROLAPSUS TALI PUSAT

No Dokumen

11015015IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SUNGSANG

No Dokumen

11016016IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Janin dalam presentasi bokong Bokong kaki atau

kakiII TUJUAN 1 25 pada kehamilan 28 minggu dijumpai

sungsang namun hanya 3-5 yang tetap sungsang hingga kehamilan aterm

2 Setiap kelainan presentsi cari penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan fisik maupun ultrasonografi

III KEBIJAKAN Bergantung pada kondisi ibu dan janin serta pertolongan persalinan

IV Prosedur 1 Jika tidak dijumpai penyebab definitif sungsang dan telah dilakukan inform censent ke pasien maa dapat dicoba versi luar pada kehamilan 36 minggu ( mencegah komplikasi preterm dan dengan keberhasilan 40-60 )

2 Pada primi grafida yang tidak dapat diversi luar metode kelahiran terpilih adalah secsio cesaria

3 Pada multi gravida tergantung kompetensi penolong

4 Pemantauan jalannya persalinan dengan partograf jika melambaatdistosia sebaiknya lakukan pengakhiran per abdominal

SUNGSANG

No Dokumen

11016016IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Proses kelahiran pada ibu dengan usia gestasi

kurang dari 37 mingguII TUJUAN 1 Persalinan preterm mempunyai banyak

penyebab namun infeksi korioamnionitis kini makin dominant Infeksi ini mempunyai potensi untuk cedera pada bayi baru lahir Semakin muda kehamilan semakin buruk prognosisnya

2 Upaya tokolilisis hanyalah upaya penundaan sementara bagi pematangan paru bila infeksi telah nyata sebaiknya persalinan preterm dibiarkan berlangsung selain tokolisis tidak dibenarkan pada usia kehamilan gt 35 minggu kelainan bawaan janin dan preeklampsia

3 Peningkatan II-6 lebih dari 11 pgml merupakan risiko terjadinya reaksi radang (inflamatory response) dengan akobat periventrikuler leucomalacia (PVL) Pemberian kortikosterid lebih dari 2 hari dan berulang ndashulang dapat memberi risiko pertumbuhan bayi terhambat

III KEBIJAKAN 1 Kontraksihis yang regular pada kehamilan lt 37 minggu merupakan gejala pertama pastikan denganpemeriksasn inspekulo adanga pembukaan dan cevicitis

2 Pengobatan terhadap cevicitis dan vaginitis perlu dilakukan dengan metronidazol 2 x 500mg Pemberian dexamethasone 12 mghari

menunjukan penurunan risiko PVL

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Gejala infeksi intrauterin ialah takikardia janin

gerakan janin lemah oligohidramnion pireksi ibu cairan amnion berbau

4 Sebagai upaya pencegahan ada baiknya pemeriksaan dalam dilakukan deteksi vaginitis dan cervicitis Kelainan cervik ( inkompetensi) merupakan indikasi untuk seridase Pemeriksaan klinik da USG (tebal servik lt 15 cm) merupakan resiko tersebut

IV Prosedur 1 Setelah pemberian informed consent yang baik cara persalinan dan kemampuan klinik merawat pre term harus dipertimbangkan Bila kehamilan lt 35 minggu dan presentasi kepala maka persalinan pervaginam merupakan pilihan Namun bila kehamilan 32 ndash 35 minggu maka pertimbangan seksio sesaria menjadi pilihanMwenjadi kesulitan plihan jika bayi dengan berat lahir sangat rendah karena risiko kematian tinggi(50 )Bila ditemukan infeksimaka upaya tokolisis dapat dilakukan2 Obat yang dianjurkan adalah

a Nifedipine 10 mgdiulang tiap 30 menit maksimum 40 mg6 jamUmumnya hanya diperlukan 20 mgdan dosis perawatan 3 kali 10 mg

b B-mimetik terbutalin atau Salbutamol3 Pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru betametasone 12 mghariuntuk 2 hari sajaBila tidak ada betamethasone dapat

diberikan dexametasone

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari

periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20

II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu

III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia

2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)

3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu

IV Prosedur 1 Pemantauan fetus

2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam

dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric

II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )

III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin

2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda

IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar

denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap

- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi

dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang

terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan

2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan

II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah

- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta

- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )

III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan

pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24

jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG

2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab

IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh

gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium

II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai

III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea

2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum

3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis

IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X

5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka

perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi

2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya

3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi

4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi

5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi

Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta

estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA

atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus

3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus

4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus

5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

14

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi

sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan

hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD

Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic

DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik

II TUJUAN

III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2

lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau

lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

24

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi

AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui

Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya

Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi

oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

34

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari

Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan

Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)

Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula

darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)

Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

44

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi

adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti

terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya

PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti

mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

Page 12: Protap Medis VK Siap Cetak

MOLA HIDATIDOSA DAN

PENYAKIT TROFOBLAS GANAS

No Dokumen

11004004IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

55

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001Pengobatan

Klasifikasi Kemoterapi tunggal

Kemoterapi kombinasi (2 jenis)

Kemoterapi kombinasi (3 jenis)

HAMMONDNonmetsatasisMetastasis risiko rendahMetastasis risiko tinggi

MTX VP16 ActD

MTX+ActDMTX+VP16

MAC EMACO

FIGOStadium IStadium IIStadium IIIStadium IV

MTX VP16 ActD

MTX+ActDMTX+VP16

MTX+ActDMTX+VP16

MAC EMACO

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

DIABETES DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11005005IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpainya kadar gula darah pada test pembebanan

75 g pada kehamilan (umumnya 24 hingga 30 minggu) antara 140-200 mgdl

II TUJUAN Kadar gula darah terkontrol dalam batas normal (80-120 mg)memberikan hasil yang sama dengan populasi normal Pengontrolan gula darah dalam kehamilan harus segera mungkin baik dengan diit maupun insulin

III KEBIJAKAN DIAGNOSA1 Kadar gula darah

- Test toleransi glukosa beban 75 g- Kurva darah harian- HbA1C

2 Pertumbuhan janin dan kesejahteraan janin3 Fungsi kardiofaskular4 Toleransi feto maternal

IV Prosedur 1 upayakan kadar gula darah antara 80-120 mg kadar HbA1C lt55 baik dengan maupun tanpa insulin

2 Kelahiran diupayakan pada usia gestasi 38 minggu keculai dijumpai

- PJT- Pre eklampsia- Kelainan congenital- KetosaidosisPenentuan persalinan pervaginam maupun per abdominal tergantung kondisi janin maupun ibunya

DIABETES DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11005005IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

BEKAS SEKSIO SESARIA

No Dokumen

11006006IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Persalinan atau kelainan pada pasien dengan riwayat

kelahiran bayi melaui insisi perut (laparatomi) dan insisi uterus (histerektomi) Luka sayat diperut dapat tranversal(Pfannensial) maupun vertical (mediana) sedangkan diuterus dapat tranversal( SC transperitonealis profunda) maupun insisi vertical (SC klasiccorporal)

II TUJUAN 1 Keberhasilan partus percobaan per vaginam adalah 70-80 dan risiko rupture adalah 1

2 Indikasi absolut( bentuk dan besar tulang panggul besar janin)

3 Prinsip imbang fetalo pelvik(tiap persalinan normal)

4 Rumah sakit harus mampu melakukan seksio darurat dalam 30 menit setelah diduga ruptur

III KEBIJAKAN DIAGNOSA1 Anamnesa2 Parut Luka Di Perut

IV Prosedur 1 Anamnesa-evaluasi catatan medis2 Waktu tempat pelaksana jenis secsio yang

lalu3 Indikasi secsio yang lalu4 Penyembuhan luka yang lalu

a Pemeriksaan penunjang5 Penyembuhan luka yang lalu metode morgan

thoumau (gabungan spiralhelik ct scan panggul dan ultrasonografi perbandingan besar volume

BEKAS SEKSIO SESARIA

No Dokumen

11006006IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001lingkar kepala lingkar bahu lingkar perut janin

6 Partus pervaginam jikaa Imbang feto pelvik baikb Perjalanan persalinan normal

7 Secsio primer jikaa Plasenta previab Vasa previac Cpdfpdd Panggul patologike Presentasi abnormalf Kelainan letakg Posterm dengan score pelvik rendahh 2 kali secsioi Penyembuhan luka operasi yang burukj Operasi yang lalu kolporalklasik

8 Perawatan rumah sakita Hanya dilakukan apabila akan dilakukan

secsio primer atau jika transportasi sulit tingkat pendidikan pasien rendah

b Perawatan pasca secsio kurang lebih 3-5 hari

9 Penyulita Ruptura uteri histerorapi-histerektomib Kematian janin kematian ibuc Plasenta akreta perkrata inkreta

histerektomid Endometritis infeksi subkutise Perdarahan

BEKAS SEKSIO SESARIA

No Dokumen

11006006IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 00110Konseling

Untuk mendapat informed consent pasien harus mendapat penjelasan untung rugi percobaan parute pervaginam

11Masa pengembuhan luka 100 hari12Medikasi mentosa

a Antibiotik cefalosporin generasi iii seperti cefoperazone

b Anelgetikc Uterotonik

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

DIABETES DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11007007IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpainya kadar gula darah pada test pembebanan

75 g pada kehamilan (umumnya 24 hingga 30 minggu) antara 140-200 mgdl

II TUJUAN Kadar gula darah terkontrol dalam batas normal (80-120 mg)memberikan hasil yang sama dengan populasi normal Pengontrolan gula darah dalam kehamilan harus segera mungkin baik dengan diit maupun insulin

III KEBIJAKAN DIAGNOSA5 Kadar gula darah

- Test toleransi glukosa beban 75 g- Kurva darah harian- HbA1C

6 Pertumbuhan janin dan kesejahteraan janin7 Fungsi kardiofaskular8 Toleransi feto maternal

IV Prosedur 3 upayakan kadar gula darah antara 80-120 mg kadar HbA1C lt55 baik dengan maupun tanpa insulin

4 Kelahiran diupayakan pada usia gestasi 38 minggu keculai dijumpai

- PJT- Pre eklampsia- Kelainan congenital- ketosaidosisPenentuan persalinan pervaginam maupun per abdominal tergantung kondisi janin maupun ibunya

DIABETES DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11007007IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001

V Unit terkaitBidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

GRANDDE MULTIPARITAS

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan persalinan dan atau kelahiran pada

perempuan yang pernah melahirkan lebih dari 4 kali dengan berat bayi gt 500 gram

II TUJUAN 1 Kehamilan bersifat diabetogenik pada grandemultiparitas akan semakin manifes

2 Infolusi berulang memungkinkan untuk terjadinya defek minor-medium yang berakibat pada berkurangnya serabut endometrium senhingga persalinan pada grande multiparitas akan cenderung untuk mengalami hipotonia demikian pula pada pasca bersalin

3 Akibat kurangnya serabut endometrium maka pada grande multiparsitas elastisitas akan berkurang sehingga memudahkan untuk terjadinya ruptura uteri

III KEBIJAKAN 1 Anamnesa2 Pemeriksaan fisik parutperineum dan bekas

laparatomi

IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal terapijika dijumpai kelainan

2 Waspada untuk Diabetes mellitus gestasional3 Waspada untuk makrosomi4 Tidak melakukan

GRANDDE MULTIPARITAS

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11009009IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

11

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg sejak

sebelum kehamilanII TUJUAN 1 Mencari kelainan yang mendasari hipertensi

2 Memberi penanganan yang tepat sehingga tidak menjadi lebih berat

III KEBIJAKAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waaspada takayasu ndash aneurisme aorta)

2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina

IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal kecuali pemberian obat antihipertensi seperti calsium chanel blocker

2 Monitor protein uria3 Persalinan dengan kelahiran sesuai indikasi

obstetric kecuali terjadi krisis hipertensi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PRE EKLAMPSIA RINGAN

No Dokumen

11010010IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

11

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001

I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg atau peningkatan diastolic gt_ dengan protein urine kurang dari 3 gr24 jam

II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)

2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina

III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotelIV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan

kehamilan normal2 Banyak istirahat tirah baring3 Monitor protein uria4 Persalinan dan kelahiran diupayakan pada

37 minggu penuh

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PRE EKLAMPSIA BERAT

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Pada kehamila lebih dari 22 minggu dijumpai

1 Tekanan darah diastolk gt_ 160 mmhg diastolic gt- 110 mmhg

2 Proteinurin lebih dari 5 mg24 jam3 Gangguan cerebral atau visual4 Edema pulmenum5 Nyeri epigastrik atau kwadaran atas kanan6 Gangguan fungsi hati tanpa sebab yang jelas7 Trombositopeni8 Pertumbuhan janin terhambat9 Peningkatan serum creatinin

II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)

2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina

III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotel berat sehingga terjadi fasus fasme berat sehingga dapat terjadi kelainan atau kerusakan multi organ

IV Prosedur 1 Rawat rumah sakit2 Periksa lboratorium sesuai kemampuan rumah

sakit3 Berikan MgSO44 Berikan obat anti hipertensi nifedipin obat

terpilih5 Terminasi kehamilan adalah terapi defintif

fariasi usia gestasi pada saat pengakhiran kehamilan tergantung dari kemampuan

masing-masing rumah sakit

PRE EKLAMPSIA BERAT

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

INDUKSI PERSALINAN

No Dokumen

11012012IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Upaya untuk melakukan inisiasi persalinan sebelum

timbul secara spontan unutk melahirkan janin- bayi dan plasenta

II TUJUAN Tujuannya karena ada ancaman untuk ibu dan janin atau keduanya apabila kehamilan diteruskan sehingga kelahiran janin bayi dan plasenta lebih menguntungkan(utamanya bagi ibu idealnya bagi keduanya)

III KEBIJAKAN 1 Induksi persalinan tanpa melakukan pematangan servks akan memberi angka keberhasilan kelahiran yang lebih rendah terutama pad apelvik score rendah (15 banding 85 ) Walaupun pada saat pematangan serviks bisa langsung terjadi persalinan

2 Toleransi ibu dan janin untuk berlangsungnya persalinan dan kelahiran merupakan syarat utama untuk dilakukannya induksi persalinan

IV Prosedur DIAGNOSIS1 Toleransi ibu keadaan umum fungsi kardio

faskuler respirasi hemostasiskapasitas dan akomodasi jalan lahir

2 Toleransi janin viabilitas presentasi posisi volume air ketuban

3 Pemanatuan dengan partografManajemen

Mekanik (tujuan utama pematangan serviks

dan mengharapkan langsung diikuti)

INDUKSI PERSALINAN

No Dokumen

11012012IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0011 Persalinan Laminaria Foley catheter Stripping2 Medikamentosa Oksitosin (1-8 miumenit) Pge 1 ( misoprostol 25microg 6 jam ) kalau pada

bekas sc atau uterus (milomektomiV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM

DAERAHRUMAH SAKIT UMUM

BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SOLUSIO PLASENTA

No Dokumen

11013013IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Lepasnya plasenta dari tempat implantsinya yang

normal pada dinding uterus sebelum janin lahirII TUJUAN 1 Gejala klinik

Takikardia janin - iufd Trias virchows yaitu nyeri uterus fokal atau

umumtonus meningkat dan perdarahan per vaginal 85 15 pada tipe concealed

2 USG membantu pada tipe concealed yaitu area sonolusen retroplasental lokasi plasenta untuk membedakan dengan pasenta previa

III KEBIJAKAN 1 Etiologi primer masih belum diketahui2 Insidennya meningkat berkaitan dengan usia

ibu lanjut multiparitas riwayat syok maternal nutrisi buruk hipertensi korioamnionitis dekompresi mendadak setelah ketuban pecah pad utersus yang overdistensi seperti persalinan kenbar dan polihidramnion trauma abdomen versi sefalik eksternal plasenta sirkumlatadefisiensi asam folat kompresi vena cava inferior dan antikoagulan lupuspada pengguna rokok kokain nekrosis desidual tepi plasenta

3 Rekurensi 5-17 setelah 1 episode pada kehamilan sebelumnya dan 25 setelah 2 episode kehamilan sebelumnya

Risiko terjadi syok hipovolemik gagal ginjal

SOLUSIO PLASENTA

No Dokumen

11013013IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Akut DIC perdarhan pasca bersalin dan

perdarahan fetomaternal5 Klasifikasi Ringan perdarahan sedikit baik pervaginam

maupun retroplasenter keadaan ibi baik janin baik

Berat perdarahan vaginal banyak ibu dalam keadaan pre syok-syok janin dalam keadaan gawat atau sudah meninggal

IV Prosedur 1 Lakukan resusitasi darahcairan sesuai kebutuhan

2 Pada solusio plasenta berat evakuasi konsepsi segera dan hentikan perdarahandengan uterotonika resusitasi kekurangan faktor pembekuan atau jika diperlukan dapat dilakukan histerektomi

Pada solusio ringan dapat dilakukan perawatan konservatif dan pematangan paru hingga kehamilan 35 minggu dan evaluasi ketat jumlah perdarahan retroplsenter

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpM

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

NIP 19500922 197612 1 001PEMERINTAH KABUPATEN

BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM

DAERAHRUMAH SAKIT UMUM

BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

RUPTURA UTERI

No Dokumen

11014014IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Separasi komplit dinding uterus pada kehamilan

dengan atau anpa ekspulsi janin yang membahayakan ibu dan janin

II TUJUAN 1 Insiden 07 dalam persalinan2 Factor risiko termasuk riwayat pembedahan

uterus hiperstimulasi uterus multi paritas versi internal atau ekstrasi persalinan operatif CPD pemakaian kokain

3 Klasifikasi Inkomplit tidak termasuk peritoneum Komplit termasuk peritoneum visceral Dehisens terpishnya scar pada segmen

bawah uterus tidak mencapi serosa dan jarang menimbulkan perdarahan BANYAK

III KEBIJAKAN 1 Identifikasi faktor risiko parut opersi multi paritas stimulasi uterus persalinan operatif CPD

2 Hipoksia gawat janin perdarahan vaginal nyeri abdominal perubahan kontraktilitas uterus

3 Eksplorasi uterusIV Prosedur 1 Jalur intravena besar (menggunakan abbocath

no 16 atau 18) pasang DC2 Atasi syok dengan resusitasi cairan dan darah3 Histerektomi

- fungsi reproduksi tidak diharapkan- kondisi buruk yang membahayakan ibu

RUPTURA UTERI

No Dokumen

11014014IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Repair uterus

- Wanita muda yang masih mengharapkan fungsi reproduksinya

- Kondisi klinis stabil- Ruptur yang tidak komplikatif- Rekurensi 4-10 disarankan secsio

cesaria elektif pada kehamilan 36 minggu atau maturitas paru janin telah terbukti

5 Antibiotik cefalosporin generasi ke III seperti cefo perazone

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PROLAPSUS TALI PUSAT

No Dokumen

11015015IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Keadaan dimana tali pusat berada disamping atau

melewati bagian terendah janin sebelum maupun setelah ketuban pecah

II TUJUAN 1 Pada presentasi kepala prolapsus uteri lebih berbahaya bagi janin

2 Terjadi gangguan adaptasi bagian bawah janin terhadap panggul sehingga pintu atas panggul tidak tertutup oleh bagian bawah janin tersebut

3 Sering ditemukan pada partus prematurus letak lintang dan letak sungsang

III KEBIJAKAN 1 Pada periksaan dalam adanya tali pusat menumbung atau tali pusat terdepan pada umumnya diketahui setelah ketuban pecah

2 Periksa dalam wajib dilakukan pada ketuban pecah dengan bagian terbawah janin belum masuk

IV Prosedur 1 Secsio cesaria segera pada janin hidup2 Resusitasi janin terhadap kemungkinan

hipoksia janin3 Reposisi tali pusat pada posisi ibu ditidurkan

dalam posisi trendelenberg4 Partus pervaginam pada janin mati

PROLAPSUS TALI PUSAT

No Dokumen

11015015IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SUNGSANG

No Dokumen

11016016IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Janin dalam presentasi bokong Bokong kaki atau

kakiII TUJUAN 1 25 pada kehamilan 28 minggu dijumpai

sungsang namun hanya 3-5 yang tetap sungsang hingga kehamilan aterm

2 Setiap kelainan presentsi cari penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan fisik maupun ultrasonografi

III KEBIJAKAN Bergantung pada kondisi ibu dan janin serta pertolongan persalinan

IV Prosedur 1 Jika tidak dijumpai penyebab definitif sungsang dan telah dilakukan inform censent ke pasien maa dapat dicoba versi luar pada kehamilan 36 minggu ( mencegah komplikasi preterm dan dengan keberhasilan 40-60 )

2 Pada primi grafida yang tidak dapat diversi luar metode kelahiran terpilih adalah secsio cesaria

3 Pada multi gravida tergantung kompetensi penolong

4 Pemantauan jalannya persalinan dengan partograf jika melambaatdistosia sebaiknya lakukan pengakhiran per abdominal

SUNGSANG

No Dokumen

11016016IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Proses kelahiran pada ibu dengan usia gestasi

kurang dari 37 mingguII TUJUAN 1 Persalinan preterm mempunyai banyak

penyebab namun infeksi korioamnionitis kini makin dominant Infeksi ini mempunyai potensi untuk cedera pada bayi baru lahir Semakin muda kehamilan semakin buruk prognosisnya

2 Upaya tokolilisis hanyalah upaya penundaan sementara bagi pematangan paru bila infeksi telah nyata sebaiknya persalinan preterm dibiarkan berlangsung selain tokolisis tidak dibenarkan pada usia kehamilan gt 35 minggu kelainan bawaan janin dan preeklampsia

3 Peningkatan II-6 lebih dari 11 pgml merupakan risiko terjadinya reaksi radang (inflamatory response) dengan akobat periventrikuler leucomalacia (PVL) Pemberian kortikosterid lebih dari 2 hari dan berulang ndashulang dapat memberi risiko pertumbuhan bayi terhambat

III KEBIJAKAN 1 Kontraksihis yang regular pada kehamilan lt 37 minggu merupakan gejala pertama pastikan denganpemeriksasn inspekulo adanga pembukaan dan cevicitis

2 Pengobatan terhadap cevicitis dan vaginitis perlu dilakukan dengan metronidazol 2 x 500mg Pemberian dexamethasone 12 mghari

menunjukan penurunan risiko PVL

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Gejala infeksi intrauterin ialah takikardia janin

gerakan janin lemah oligohidramnion pireksi ibu cairan amnion berbau

4 Sebagai upaya pencegahan ada baiknya pemeriksaan dalam dilakukan deteksi vaginitis dan cervicitis Kelainan cervik ( inkompetensi) merupakan indikasi untuk seridase Pemeriksaan klinik da USG (tebal servik lt 15 cm) merupakan resiko tersebut

IV Prosedur 1 Setelah pemberian informed consent yang baik cara persalinan dan kemampuan klinik merawat pre term harus dipertimbangkan Bila kehamilan lt 35 minggu dan presentasi kepala maka persalinan pervaginam merupakan pilihan Namun bila kehamilan 32 ndash 35 minggu maka pertimbangan seksio sesaria menjadi pilihanMwenjadi kesulitan plihan jika bayi dengan berat lahir sangat rendah karena risiko kematian tinggi(50 )Bila ditemukan infeksimaka upaya tokolisis dapat dilakukan2 Obat yang dianjurkan adalah

a Nifedipine 10 mgdiulang tiap 30 menit maksimum 40 mg6 jamUmumnya hanya diperlukan 20 mgdan dosis perawatan 3 kali 10 mg

b B-mimetik terbutalin atau Salbutamol3 Pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru betametasone 12 mghariuntuk 2 hari sajaBila tidak ada betamethasone dapat

diberikan dexametasone

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari

periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20

II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu

III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia

2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)

3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu

IV Prosedur 1 Pemantauan fetus

2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam

dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric

II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )

III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin

2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda

IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar

denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap

- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi

dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang

terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan

2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan

II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah

- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta

- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )

III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan

pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24

jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG

2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab

IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh

gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium

II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai

III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea

2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum

3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis

IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X

5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka

perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi

2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya

3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi

4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi

5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi

Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta

estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA

atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus

3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus

4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus

5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

14

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi

sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan

hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD

Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic

DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik

II TUJUAN

III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2

lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau

lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

24

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi

AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui

Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya

Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi

oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

34

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari

Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan

Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)

Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula

darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)

Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

44

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi

adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti

terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya

PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti

mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

Page 13: Protap Medis VK Siap Cetak

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

DIABETES DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11005005IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpainya kadar gula darah pada test pembebanan

75 g pada kehamilan (umumnya 24 hingga 30 minggu) antara 140-200 mgdl

II TUJUAN Kadar gula darah terkontrol dalam batas normal (80-120 mg)memberikan hasil yang sama dengan populasi normal Pengontrolan gula darah dalam kehamilan harus segera mungkin baik dengan diit maupun insulin

III KEBIJAKAN DIAGNOSA1 Kadar gula darah

- Test toleransi glukosa beban 75 g- Kurva darah harian- HbA1C

2 Pertumbuhan janin dan kesejahteraan janin3 Fungsi kardiofaskular4 Toleransi feto maternal

IV Prosedur 1 upayakan kadar gula darah antara 80-120 mg kadar HbA1C lt55 baik dengan maupun tanpa insulin

2 Kelahiran diupayakan pada usia gestasi 38 minggu keculai dijumpai

- PJT- Pre eklampsia- Kelainan congenital- KetosaidosisPenentuan persalinan pervaginam maupun per abdominal tergantung kondisi janin maupun ibunya

DIABETES DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11005005IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

BEKAS SEKSIO SESARIA

No Dokumen

11006006IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Persalinan atau kelainan pada pasien dengan riwayat

kelahiran bayi melaui insisi perut (laparatomi) dan insisi uterus (histerektomi) Luka sayat diperut dapat tranversal(Pfannensial) maupun vertical (mediana) sedangkan diuterus dapat tranversal( SC transperitonealis profunda) maupun insisi vertical (SC klasiccorporal)

II TUJUAN 1 Keberhasilan partus percobaan per vaginam adalah 70-80 dan risiko rupture adalah 1

2 Indikasi absolut( bentuk dan besar tulang panggul besar janin)

3 Prinsip imbang fetalo pelvik(tiap persalinan normal)

4 Rumah sakit harus mampu melakukan seksio darurat dalam 30 menit setelah diduga ruptur

III KEBIJAKAN DIAGNOSA1 Anamnesa2 Parut Luka Di Perut

IV Prosedur 1 Anamnesa-evaluasi catatan medis2 Waktu tempat pelaksana jenis secsio yang

lalu3 Indikasi secsio yang lalu4 Penyembuhan luka yang lalu

a Pemeriksaan penunjang5 Penyembuhan luka yang lalu metode morgan

thoumau (gabungan spiralhelik ct scan panggul dan ultrasonografi perbandingan besar volume

BEKAS SEKSIO SESARIA

No Dokumen

11006006IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001lingkar kepala lingkar bahu lingkar perut janin

6 Partus pervaginam jikaa Imbang feto pelvik baikb Perjalanan persalinan normal

7 Secsio primer jikaa Plasenta previab Vasa previac Cpdfpdd Panggul patologike Presentasi abnormalf Kelainan letakg Posterm dengan score pelvik rendahh 2 kali secsioi Penyembuhan luka operasi yang burukj Operasi yang lalu kolporalklasik

8 Perawatan rumah sakita Hanya dilakukan apabila akan dilakukan

secsio primer atau jika transportasi sulit tingkat pendidikan pasien rendah

b Perawatan pasca secsio kurang lebih 3-5 hari

9 Penyulita Ruptura uteri histerorapi-histerektomib Kematian janin kematian ibuc Plasenta akreta perkrata inkreta

histerektomid Endometritis infeksi subkutise Perdarahan

BEKAS SEKSIO SESARIA

No Dokumen

11006006IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 00110Konseling

Untuk mendapat informed consent pasien harus mendapat penjelasan untung rugi percobaan parute pervaginam

11Masa pengembuhan luka 100 hari12Medikasi mentosa

a Antibiotik cefalosporin generasi iii seperti cefoperazone

b Anelgetikc Uterotonik

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

DIABETES DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11007007IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpainya kadar gula darah pada test pembebanan

75 g pada kehamilan (umumnya 24 hingga 30 minggu) antara 140-200 mgdl

II TUJUAN Kadar gula darah terkontrol dalam batas normal (80-120 mg)memberikan hasil yang sama dengan populasi normal Pengontrolan gula darah dalam kehamilan harus segera mungkin baik dengan diit maupun insulin

III KEBIJAKAN DIAGNOSA5 Kadar gula darah

- Test toleransi glukosa beban 75 g- Kurva darah harian- HbA1C

6 Pertumbuhan janin dan kesejahteraan janin7 Fungsi kardiofaskular8 Toleransi feto maternal

IV Prosedur 3 upayakan kadar gula darah antara 80-120 mg kadar HbA1C lt55 baik dengan maupun tanpa insulin

4 Kelahiran diupayakan pada usia gestasi 38 minggu keculai dijumpai

- PJT- Pre eklampsia- Kelainan congenital- ketosaidosisPenentuan persalinan pervaginam maupun per abdominal tergantung kondisi janin maupun ibunya

DIABETES DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11007007IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001

V Unit terkaitBidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

GRANDDE MULTIPARITAS

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan persalinan dan atau kelahiran pada

perempuan yang pernah melahirkan lebih dari 4 kali dengan berat bayi gt 500 gram

II TUJUAN 1 Kehamilan bersifat diabetogenik pada grandemultiparitas akan semakin manifes

2 Infolusi berulang memungkinkan untuk terjadinya defek minor-medium yang berakibat pada berkurangnya serabut endometrium senhingga persalinan pada grande multiparitas akan cenderung untuk mengalami hipotonia demikian pula pada pasca bersalin

3 Akibat kurangnya serabut endometrium maka pada grande multiparsitas elastisitas akan berkurang sehingga memudahkan untuk terjadinya ruptura uteri

III KEBIJAKAN 1 Anamnesa2 Pemeriksaan fisik parutperineum dan bekas

laparatomi

IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal terapijika dijumpai kelainan

2 Waspada untuk Diabetes mellitus gestasional3 Waspada untuk makrosomi4 Tidak melakukan

GRANDDE MULTIPARITAS

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11009009IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

11

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg sejak

sebelum kehamilanII TUJUAN 1 Mencari kelainan yang mendasari hipertensi

2 Memberi penanganan yang tepat sehingga tidak menjadi lebih berat

III KEBIJAKAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waaspada takayasu ndash aneurisme aorta)

2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina

IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal kecuali pemberian obat antihipertensi seperti calsium chanel blocker

2 Monitor protein uria3 Persalinan dengan kelahiran sesuai indikasi

obstetric kecuali terjadi krisis hipertensi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PRE EKLAMPSIA RINGAN

No Dokumen

11010010IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

11

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001

I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg atau peningkatan diastolic gt_ dengan protein urine kurang dari 3 gr24 jam

II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)

2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina

III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotelIV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan

kehamilan normal2 Banyak istirahat tirah baring3 Monitor protein uria4 Persalinan dan kelahiran diupayakan pada

37 minggu penuh

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PRE EKLAMPSIA BERAT

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Pada kehamila lebih dari 22 minggu dijumpai

1 Tekanan darah diastolk gt_ 160 mmhg diastolic gt- 110 mmhg

2 Proteinurin lebih dari 5 mg24 jam3 Gangguan cerebral atau visual4 Edema pulmenum5 Nyeri epigastrik atau kwadaran atas kanan6 Gangguan fungsi hati tanpa sebab yang jelas7 Trombositopeni8 Pertumbuhan janin terhambat9 Peningkatan serum creatinin

II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)

2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina

III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotel berat sehingga terjadi fasus fasme berat sehingga dapat terjadi kelainan atau kerusakan multi organ

IV Prosedur 1 Rawat rumah sakit2 Periksa lboratorium sesuai kemampuan rumah

sakit3 Berikan MgSO44 Berikan obat anti hipertensi nifedipin obat

terpilih5 Terminasi kehamilan adalah terapi defintif

fariasi usia gestasi pada saat pengakhiran kehamilan tergantung dari kemampuan

masing-masing rumah sakit

PRE EKLAMPSIA BERAT

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

INDUKSI PERSALINAN

No Dokumen

11012012IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Upaya untuk melakukan inisiasi persalinan sebelum

timbul secara spontan unutk melahirkan janin- bayi dan plasenta

II TUJUAN Tujuannya karena ada ancaman untuk ibu dan janin atau keduanya apabila kehamilan diteruskan sehingga kelahiran janin bayi dan plasenta lebih menguntungkan(utamanya bagi ibu idealnya bagi keduanya)

III KEBIJAKAN 1 Induksi persalinan tanpa melakukan pematangan servks akan memberi angka keberhasilan kelahiran yang lebih rendah terutama pad apelvik score rendah (15 banding 85 ) Walaupun pada saat pematangan serviks bisa langsung terjadi persalinan

2 Toleransi ibu dan janin untuk berlangsungnya persalinan dan kelahiran merupakan syarat utama untuk dilakukannya induksi persalinan

IV Prosedur DIAGNOSIS1 Toleransi ibu keadaan umum fungsi kardio

faskuler respirasi hemostasiskapasitas dan akomodasi jalan lahir

2 Toleransi janin viabilitas presentasi posisi volume air ketuban

3 Pemanatuan dengan partografManajemen

Mekanik (tujuan utama pematangan serviks

dan mengharapkan langsung diikuti)

INDUKSI PERSALINAN

No Dokumen

11012012IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0011 Persalinan Laminaria Foley catheter Stripping2 Medikamentosa Oksitosin (1-8 miumenit) Pge 1 ( misoprostol 25microg 6 jam ) kalau pada

bekas sc atau uterus (milomektomiV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM

DAERAHRUMAH SAKIT UMUM

BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SOLUSIO PLASENTA

No Dokumen

11013013IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Lepasnya plasenta dari tempat implantsinya yang

normal pada dinding uterus sebelum janin lahirII TUJUAN 1 Gejala klinik

Takikardia janin - iufd Trias virchows yaitu nyeri uterus fokal atau

umumtonus meningkat dan perdarahan per vaginal 85 15 pada tipe concealed

2 USG membantu pada tipe concealed yaitu area sonolusen retroplasental lokasi plasenta untuk membedakan dengan pasenta previa

III KEBIJAKAN 1 Etiologi primer masih belum diketahui2 Insidennya meningkat berkaitan dengan usia

ibu lanjut multiparitas riwayat syok maternal nutrisi buruk hipertensi korioamnionitis dekompresi mendadak setelah ketuban pecah pad utersus yang overdistensi seperti persalinan kenbar dan polihidramnion trauma abdomen versi sefalik eksternal plasenta sirkumlatadefisiensi asam folat kompresi vena cava inferior dan antikoagulan lupuspada pengguna rokok kokain nekrosis desidual tepi plasenta

3 Rekurensi 5-17 setelah 1 episode pada kehamilan sebelumnya dan 25 setelah 2 episode kehamilan sebelumnya

Risiko terjadi syok hipovolemik gagal ginjal

SOLUSIO PLASENTA

No Dokumen

11013013IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Akut DIC perdarhan pasca bersalin dan

perdarahan fetomaternal5 Klasifikasi Ringan perdarahan sedikit baik pervaginam

maupun retroplasenter keadaan ibi baik janin baik

Berat perdarahan vaginal banyak ibu dalam keadaan pre syok-syok janin dalam keadaan gawat atau sudah meninggal

IV Prosedur 1 Lakukan resusitasi darahcairan sesuai kebutuhan

2 Pada solusio plasenta berat evakuasi konsepsi segera dan hentikan perdarahandengan uterotonika resusitasi kekurangan faktor pembekuan atau jika diperlukan dapat dilakukan histerektomi

Pada solusio ringan dapat dilakukan perawatan konservatif dan pematangan paru hingga kehamilan 35 minggu dan evaluasi ketat jumlah perdarahan retroplsenter

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpM

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

NIP 19500922 197612 1 001PEMERINTAH KABUPATEN

BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM

DAERAHRUMAH SAKIT UMUM

BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

RUPTURA UTERI

No Dokumen

11014014IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Separasi komplit dinding uterus pada kehamilan

dengan atau anpa ekspulsi janin yang membahayakan ibu dan janin

II TUJUAN 1 Insiden 07 dalam persalinan2 Factor risiko termasuk riwayat pembedahan

uterus hiperstimulasi uterus multi paritas versi internal atau ekstrasi persalinan operatif CPD pemakaian kokain

3 Klasifikasi Inkomplit tidak termasuk peritoneum Komplit termasuk peritoneum visceral Dehisens terpishnya scar pada segmen

bawah uterus tidak mencapi serosa dan jarang menimbulkan perdarahan BANYAK

III KEBIJAKAN 1 Identifikasi faktor risiko parut opersi multi paritas stimulasi uterus persalinan operatif CPD

2 Hipoksia gawat janin perdarahan vaginal nyeri abdominal perubahan kontraktilitas uterus

3 Eksplorasi uterusIV Prosedur 1 Jalur intravena besar (menggunakan abbocath

no 16 atau 18) pasang DC2 Atasi syok dengan resusitasi cairan dan darah3 Histerektomi

- fungsi reproduksi tidak diharapkan- kondisi buruk yang membahayakan ibu

RUPTURA UTERI

No Dokumen

11014014IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Repair uterus

- Wanita muda yang masih mengharapkan fungsi reproduksinya

- Kondisi klinis stabil- Ruptur yang tidak komplikatif- Rekurensi 4-10 disarankan secsio

cesaria elektif pada kehamilan 36 minggu atau maturitas paru janin telah terbukti

5 Antibiotik cefalosporin generasi ke III seperti cefo perazone

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PROLAPSUS TALI PUSAT

No Dokumen

11015015IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Keadaan dimana tali pusat berada disamping atau

melewati bagian terendah janin sebelum maupun setelah ketuban pecah

II TUJUAN 1 Pada presentasi kepala prolapsus uteri lebih berbahaya bagi janin

2 Terjadi gangguan adaptasi bagian bawah janin terhadap panggul sehingga pintu atas panggul tidak tertutup oleh bagian bawah janin tersebut

3 Sering ditemukan pada partus prematurus letak lintang dan letak sungsang

III KEBIJAKAN 1 Pada periksaan dalam adanya tali pusat menumbung atau tali pusat terdepan pada umumnya diketahui setelah ketuban pecah

2 Periksa dalam wajib dilakukan pada ketuban pecah dengan bagian terbawah janin belum masuk

IV Prosedur 1 Secsio cesaria segera pada janin hidup2 Resusitasi janin terhadap kemungkinan

hipoksia janin3 Reposisi tali pusat pada posisi ibu ditidurkan

dalam posisi trendelenberg4 Partus pervaginam pada janin mati

PROLAPSUS TALI PUSAT

No Dokumen

11015015IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SUNGSANG

No Dokumen

11016016IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Janin dalam presentasi bokong Bokong kaki atau

kakiII TUJUAN 1 25 pada kehamilan 28 minggu dijumpai

sungsang namun hanya 3-5 yang tetap sungsang hingga kehamilan aterm

2 Setiap kelainan presentsi cari penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan fisik maupun ultrasonografi

III KEBIJAKAN Bergantung pada kondisi ibu dan janin serta pertolongan persalinan

IV Prosedur 1 Jika tidak dijumpai penyebab definitif sungsang dan telah dilakukan inform censent ke pasien maa dapat dicoba versi luar pada kehamilan 36 minggu ( mencegah komplikasi preterm dan dengan keberhasilan 40-60 )

2 Pada primi grafida yang tidak dapat diversi luar metode kelahiran terpilih adalah secsio cesaria

3 Pada multi gravida tergantung kompetensi penolong

4 Pemantauan jalannya persalinan dengan partograf jika melambaatdistosia sebaiknya lakukan pengakhiran per abdominal

SUNGSANG

No Dokumen

11016016IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Proses kelahiran pada ibu dengan usia gestasi

kurang dari 37 mingguII TUJUAN 1 Persalinan preterm mempunyai banyak

penyebab namun infeksi korioamnionitis kini makin dominant Infeksi ini mempunyai potensi untuk cedera pada bayi baru lahir Semakin muda kehamilan semakin buruk prognosisnya

2 Upaya tokolilisis hanyalah upaya penundaan sementara bagi pematangan paru bila infeksi telah nyata sebaiknya persalinan preterm dibiarkan berlangsung selain tokolisis tidak dibenarkan pada usia kehamilan gt 35 minggu kelainan bawaan janin dan preeklampsia

3 Peningkatan II-6 lebih dari 11 pgml merupakan risiko terjadinya reaksi radang (inflamatory response) dengan akobat periventrikuler leucomalacia (PVL) Pemberian kortikosterid lebih dari 2 hari dan berulang ndashulang dapat memberi risiko pertumbuhan bayi terhambat

III KEBIJAKAN 1 Kontraksihis yang regular pada kehamilan lt 37 minggu merupakan gejala pertama pastikan denganpemeriksasn inspekulo adanga pembukaan dan cevicitis

2 Pengobatan terhadap cevicitis dan vaginitis perlu dilakukan dengan metronidazol 2 x 500mg Pemberian dexamethasone 12 mghari

menunjukan penurunan risiko PVL

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Gejala infeksi intrauterin ialah takikardia janin

gerakan janin lemah oligohidramnion pireksi ibu cairan amnion berbau

4 Sebagai upaya pencegahan ada baiknya pemeriksaan dalam dilakukan deteksi vaginitis dan cervicitis Kelainan cervik ( inkompetensi) merupakan indikasi untuk seridase Pemeriksaan klinik da USG (tebal servik lt 15 cm) merupakan resiko tersebut

IV Prosedur 1 Setelah pemberian informed consent yang baik cara persalinan dan kemampuan klinik merawat pre term harus dipertimbangkan Bila kehamilan lt 35 minggu dan presentasi kepala maka persalinan pervaginam merupakan pilihan Namun bila kehamilan 32 ndash 35 minggu maka pertimbangan seksio sesaria menjadi pilihanMwenjadi kesulitan plihan jika bayi dengan berat lahir sangat rendah karena risiko kematian tinggi(50 )Bila ditemukan infeksimaka upaya tokolisis dapat dilakukan2 Obat yang dianjurkan adalah

a Nifedipine 10 mgdiulang tiap 30 menit maksimum 40 mg6 jamUmumnya hanya diperlukan 20 mgdan dosis perawatan 3 kali 10 mg

b B-mimetik terbutalin atau Salbutamol3 Pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru betametasone 12 mghariuntuk 2 hari sajaBila tidak ada betamethasone dapat

diberikan dexametasone

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari

periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20

II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu

III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia

2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)

3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu

IV Prosedur 1 Pemantauan fetus

2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam

dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric

II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )

III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin

2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda

IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar

denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap

- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi

dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang

terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan

2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan

II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah

- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta

- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )

III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan

pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24

jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG

2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab

IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh

gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium

II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai

III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea

2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum

3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis

IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X

5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka

perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi

2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya

3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi

4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi

5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi

Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta

estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA

atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus

3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus

4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus

5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

14

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi

sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan

hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD

Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic

DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik

II TUJUAN

III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2

lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau

lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

24

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi

AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui

Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya

Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi

oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

34

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari

Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan

Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)

Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula

darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)

Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

44

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi

adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti

terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya

PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti

mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

Page 14: Protap Medis VK Siap Cetak

DIABETES DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11005005IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

BEKAS SEKSIO SESARIA

No Dokumen

11006006IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Persalinan atau kelainan pada pasien dengan riwayat

kelahiran bayi melaui insisi perut (laparatomi) dan insisi uterus (histerektomi) Luka sayat diperut dapat tranversal(Pfannensial) maupun vertical (mediana) sedangkan diuterus dapat tranversal( SC transperitonealis profunda) maupun insisi vertical (SC klasiccorporal)

II TUJUAN 1 Keberhasilan partus percobaan per vaginam adalah 70-80 dan risiko rupture adalah 1

2 Indikasi absolut( bentuk dan besar tulang panggul besar janin)

3 Prinsip imbang fetalo pelvik(tiap persalinan normal)

4 Rumah sakit harus mampu melakukan seksio darurat dalam 30 menit setelah diduga ruptur

III KEBIJAKAN DIAGNOSA1 Anamnesa2 Parut Luka Di Perut

IV Prosedur 1 Anamnesa-evaluasi catatan medis2 Waktu tempat pelaksana jenis secsio yang

lalu3 Indikasi secsio yang lalu4 Penyembuhan luka yang lalu

a Pemeriksaan penunjang5 Penyembuhan luka yang lalu metode morgan

thoumau (gabungan spiralhelik ct scan panggul dan ultrasonografi perbandingan besar volume

BEKAS SEKSIO SESARIA

No Dokumen

11006006IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001lingkar kepala lingkar bahu lingkar perut janin

6 Partus pervaginam jikaa Imbang feto pelvik baikb Perjalanan persalinan normal

7 Secsio primer jikaa Plasenta previab Vasa previac Cpdfpdd Panggul patologike Presentasi abnormalf Kelainan letakg Posterm dengan score pelvik rendahh 2 kali secsioi Penyembuhan luka operasi yang burukj Operasi yang lalu kolporalklasik

8 Perawatan rumah sakita Hanya dilakukan apabila akan dilakukan

secsio primer atau jika transportasi sulit tingkat pendidikan pasien rendah

b Perawatan pasca secsio kurang lebih 3-5 hari

9 Penyulita Ruptura uteri histerorapi-histerektomib Kematian janin kematian ibuc Plasenta akreta perkrata inkreta

histerektomid Endometritis infeksi subkutise Perdarahan

BEKAS SEKSIO SESARIA

No Dokumen

11006006IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 00110Konseling

Untuk mendapat informed consent pasien harus mendapat penjelasan untung rugi percobaan parute pervaginam

11Masa pengembuhan luka 100 hari12Medikasi mentosa

a Antibiotik cefalosporin generasi iii seperti cefoperazone

b Anelgetikc Uterotonik

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

DIABETES DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11007007IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpainya kadar gula darah pada test pembebanan

75 g pada kehamilan (umumnya 24 hingga 30 minggu) antara 140-200 mgdl

II TUJUAN Kadar gula darah terkontrol dalam batas normal (80-120 mg)memberikan hasil yang sama dengan populasi normal Pengontrolan gula darah dalam kehamilan harus segera mungkin baik dengan diit maupun insulin

III KEBIJAKAN DIAGNOSA5 Kadar gula darah

- Test toleransi glukosa beban 75 g- Kurva darah harian- HbA1C

6 Pertumbuhan janin dan kesejahteraan janin7 Fungsi kardiofaskular8 Toleransi feto maternal

IV Prosedur 3 upayakan kadar gula darah antara 80-120 mg kadar HbA1C lt55 baik dengan maupun tanpa insulin

4 Kelahiran diupayakan pada usia gestasi 38 minggu keculai dijumpai

- PJT- Pre eklampsia- Kelainan congenital- ketosaidosisPenentuan persalinan pervaginam maupun per abdominal tergantung kondisi janin maupun ibunya

DIABETES DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11007007IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001

V Unit terkaitBidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

GRANDDE MULTIPARITAS

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan persalinan dan atau kelahiran pada

perempuan yang pernah melahirkan lebih dari 4 kali dengan berat bayi gt 500 gram

II TUJUAN 1 Kehamilan bersifat diabetogenik pada grandemultiparitas akan semakin manifes

2 Infolusi berulang memungkinkan untuk terjadinya defek minor-medium yang berakibat pada berkurangnya serabut endometrium senhingga persalinan pada grande multiparitas akan cenderung untuk mengalami hipotonia demikian pula pada pasca bersalin

3 Akibat kurangnya serabut endometrium maka pada grande multiparsitas elastisitas akan berkurang sehingga memudahkan untuk terjadinya ruptura uteri

III KEBIJAKAN 1 Anamnesa2 Pemeriksaan fisik parutperineum dan bekas

laparatomi

IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal terapijika dijumpai kelainan

2 Waspada untuk Diabetes mellitus gestasional3 Waspada untuk makrosomi4 Tidak melakukan

GRANDDE MULTIPARITAS

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11009009IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

11

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg sejak

sebelum kehamilanII TUJUAN 1 Mencari kelainan yang mendasari hipertensi

2 Memberi penanganan yang tepat sehingga tidak menjadi lebih berat

III KEBIJAKAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waaspada takayasu ndash aneurisme aorta)

2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina

IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal kecuali pemberian obat antihipertensi seperti calsium chanel blocker

2 Monitor protein uria3 Persalinan dengan kelahiran sesuai indikasi

obstetric kecuali terjadi krisis hipertensi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PRE EKLAMPSIA RINGAN

No Dokumen

11010010IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

11

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001

I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg atau peningkatan diastolic gt_ dengan protein urine kurang dari 3 gr24 jam

II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)

2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina

III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotelIV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan

kehamilan normal2 Banyak istirahat tirah baring3 Monitor protein uria4 Persalinan dan kelahiran diupayakan pada

37 minggu penuh

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PRE EKLAMPSIA BERAT

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Pada kehamila lebih dari 22 minggu dijumpai

1 Tekanan darah diastolk gt_ 160 mmhg diastolic gt- 110 mmhg

2 Proteinurin lebih dari 5 mg24 jam3 Gangguan cerebral atau visual4 Edema pulmenum5 Nyeri epigastrik atau kwadaran atas kanan6 Gangguan fungsi hati tanpa sebab yang jelas7 Trombositopeni8 Pertumbuhan janin terhambat9 Peningkatan serum creatinin

II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)

2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina

III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotel berat sehingga terjadi fasus fasme berat sehingga dapat terjadi kelainan atau kerusakan multi organ

IV Prosedur 1 Rawat rumah sakit2 Periksa lboratorium sesuai kemampuan rumah

sakit3 Berikan MgSO44 Berikan obat anti hipertensi nifedipin obat

terpilih5 Terminasi kehamilan adalah terapi defintif

fariasi usia gestasi pada saat pengakhiran kehamilan tergantung dari kemampuan

masing-masing rumah sakit

PRE EKLAMPSIA BERAT

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

INDUKSI PERSALINAN

No Dokumen

11012012IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Upaya untuk melakukan inisiasi persalinan sebelum

timbul secara spontan unutk melahirkan janin- bayi dan plasenta

II TUJUAN Tujuannya karena ada ancaman untuk ibu dan janin atau keduanya apabila kehamilan diteruskan sehingga kelahiran janin bayi dan plasenta lebih menguntungkan(utamanya bagi ibu idealnya bagi keduanya)

III KEBIJAKAN 1 Induksi persalinan tanpa melakukan pematangan servks akan memberi angka keberhasilan kelahiran yang lebih rendah terutama pad apelvik score rendah (15 banding 85 ) Walaupun pada saat pematangan serviks bisa langsung terjadi persalinan

2 Toleransi ibu dan janin untuk berlangsungnya persalinan dan kelahiran merupakan syarat utama untuk dilakukannya induksi persalinan

IV Prosedur DIAGNOSIS1 Toleransi ibu keadaan umum fungsi kardio

faskuler respirasi hemostasiskapasitas dan akomodasi jalan lahir

2 Toleransi janin viabilitas presentasi posisi volume air ketuban

3 Pemanatuan dengan partografManajemen

Mekanik (tujuan utama pematangan serviks

dan mengharapkan langsung diikuti)

INDUKSI PERSALINAN

No Dokumen

11012012IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0011 Persalinan Laminaria Foley catheter Stripping2 Medikamentosa Oksitosin (1-8 miumenit) Pge 1 ( misoprostol 25microg 6 jam ) kalau pada

bekas sc atau uterus (milomektomiV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM

DAERAHRUMAH SAKIT UMUM

BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SOLUSIO PLASENTA

No Dokumen

11013013IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Lepasnya plasenta dari tempat implantsinya yang

normal pada dinding uterus sebelum janin lahirII TUJUAN 1 Gejala klinik

Takikardia janin - iufd Trias virchows yaitu nyeri uterus fokal atau

umumtonus meningkat dan perdarahan per vaginal 85 15 pada tipe concealed

2 USG membantu pada tipe concealed yaitu area sonolusen retroplasental lokasi plasenta untuk membedakan dengan pasenta previa

III KEBIJAKAN 1 Etiologi primer masih belum diketahui2 Insidennya meningkat berkaitan dengan usia

ibu lanjut multiparitas riwayat syok maternal nutrisi buruk hipertensi korioamnionitis dekompresi mendadak setelah ketuban pecah pad utersus yang overdistensi seperti persalinan kenbar dan polihidramnion trauma abdomen versi sefalik eksternal plasenta sirkumlatadefisiensi asam folat kompresi vena cava inferior dan antikoagulan lupuspada pengguna rokok kokain nekrosis desidual tepi plasenta

3 Rekurensi 5-17 setelah 1 episode pada kehamilan sebelumnya dan 25 setelah 2 episode kehamilan sebelumnya

Risiko terjadi syok hipovolemik gagal ginjal

SOLUSIO PLASENTA

No Dokumen

11013013IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Akut DIC perdarhan pasca bersalin dan

perdarahan fetomaternal5 Klasifikasi Ringan perdarahan sedikit baik pervaginam

maupun retroplasenter keadaan ibi baik janin baik

Berat perdarahan vaginal banyak ibu dalam keadaan pre syok-syok janin dalam keadaan gawat atau sudah meninggal

IV Prosedur 1 Lakukan resusitasi darahcairan sesuai kebutuhan

2 Pada solusio plasenta berat evakuasi konsepsi segera dan hentikan perdarahandengan uterotonika resusitasi kekurangan faktor pembekuan atau jika diperlukan dapat dilakukan histerektomi

Pada solusio ringan dapat dilakukan perawatan konservatif dan pematangan paru hingga kehamilan 35 minggu dan evaluasi ketat jumlah perdarahan retroplsenter

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpM

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

NIP 19500922 197612 1 001PEMERINTAH KABUPATEN

BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM

DAERAHRUMAH SAKIT UMUM

BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

RUPTURA UTERI

No Dokumen

11014014IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Separasi komplit dinding uterus pada kehamilan

dengan atau anpa ekspulsi janin yang membahayakan ibu dan janin

II TUJUAN 1 Insiden 07 dalam persalinan2 Factor risiko termasuk riwayat pembedahan

uterus hiperstimulasi uterus multi paritas versi internal atau ekstrasi persalinan operatif CPD pemakaian kokain

3 Klasifikasi Inkomplit tidak termasuk peritoneum Komplit termasuk peritoneum visceral Dehisens terpishnya scar pada segmen

bawah uterus tidak mencapi serosa dan jarang menimbulkan perdarahan BANYAK

III KEBIJAKAN 1 Identifikasi faktor risiko parut opersi multi paritas stimulasi uterus persalinan operatif CPD

2 Hipoksia gawat janin perdarahan vaginal nyeri abdominal perubahan kontraktilitas uterus

3 Eksplorasi uterusIV Prosedur 1 Jalur intravena besar (menggunakan abbocath

no 16 atau 18) pasang DC2 Atasi syok dengan resusitasi cairan dan darah3 Histerektomi

- fungsi reproduksi tidak diharapkan- kondisi buruk yang membahayakan ibu

RUPTURA UTERI

No Dokumen

11014014IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Repair uterus

- Wanita muda yang masih mengharapkan fungsi reproduksinya

- Kondisi klinis stabil- Ruptur yang tidak komplikatif- Rekurensi 4-10 disarankan secsio

cesaria elektif pada kehamilan 36 minggu atau maturitas paru janin telah terbukti

5 Antibiotik cefalosporin generasi ke III seperti cefo perazone

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PROLAPSUS TALI PUSAT

No Dokumen

11015015IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Keadaan dimana tali pusat berada disamping atau

melewati bagian terendah janin sebelum maupun setelah ketuban pecah

II TUJUAN 1 Pada presentasi kepala prolapsus uteri lebih berbahaya bagi janin

2 Terjadi gangguan adaptasi bagian bawah janin terhadap panggul sehingga pintu atas panggul tidak tertutup oleh bagian bawah janin tersebut

3 Sering ditemukan pada partus prematurus letak lintang dan letak sungsang

III KEBIJAKAN 1 Pada periksaan dalam adanya tali pusat menumbung atau tali pusat terdepan pada umumnya diketahui setelah ketuban pecah

2 Periksa dalam wajib dilakukan pada ketuban pecah dengan bagian terbawah janin belum masuk

IV Prosedur 1 Secsio cesaria segera pada janin hidup2 Resusitasi janin terhadap kemungkinan

hipoksia janin3 Reposisi tali pusat pada posisi ibu ditidurkan

dalam posisi trendelenberg4 Partus pervaginam pada janin mati

PROLAPSUS TALI PUSAT

No Dokumen

11015015IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SUNGSANG

No Dokumen

11016016IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Janin dalam presentasi bokong Bokong kaki atau

kakiII TUJUAN 1 25 pada kehamilan 28 minggu dijumpai

sungsang namun hanya 3-5 yang tetap sungsang hingga kehamilan aterm

2 Setiap kelainan presentsi cari penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan fisik maupun ultrasonografi

III KEBIJAKAN Bergantung pada kondisi ibu dan janin serta pertolongan persalinan

IV Prosedur 1 Jika tidak dijumpai penyebab definitif sungsang dan telah dilakukan inform censent ke pasien maa dapat dicoba versi luar pada kehamilan 36 minggu ( mencegah komplikasi preterm dan dengan keberhasilan 40-60 )

2 Pada primi grafida yang tidak dapat diversi luar metode kelahiran terpilih adalah secsio cesaria

3 Pada multi gravida tergantung kompetensi penolong

4 Pemantauan jalannya persalinan dengan partograf jika melambaatdistosia sebaiknya lakukan pengakhiran per abdominal

SUNGSANG

No Dokumen

11016016IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Proses kelahiran pada ibu dengan usia gestasi

kurang dari 37 mingguII TUJUAN 1 Persalinan preterm mempunyai banyak

penyebab namun infeksi korioamnionitis kini makin dominant Infeksi ini mempunyai potensi untuk cedera pada bayi baru lahir Semakin muda kehamilan semakin buruk prognosisnya

2 Upaya tokolilisis hanyalah upaya penundaan sementara bagi pematangan paru bila infeksi telah nyata sebaiknya persalinan preterm dibiarkan berlangsung selain tokolisis tidak dibenarkan pada usia kehamilan gt 35 minggu kelainan bawaan janin dan preeklampsia

3 Peningkatan II-6 lebih dari 11 pgml merupakan risiko terjadinya reaksi radang (inflamatory response) dengan akobat periventrikuler leucomalacia (PVL) Pemberian kortikosterid lebih dari 2 hari dan berulang ndashulang dapat memberi risiko pertumbuhan bayi terhambat

III KEBIJAKAN 1 Kontraksihis yang regular pada kehamilan lt 37 minggu merupakan gejala pertama pastikan denganpemeriksasn inspekulo adanga pembukaan dan cevicitis

2 Pengobatan terhadap cevicitis dan vaginitis perlu dilakukan dengan metronidazol 2 x 500mg Pemberian dexamethasone 12 mghari

menunjukan penurunan risiko PVL

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Gejala infeksi intrauterin ialah takikardia janin

gerakan janin lemah oligohidramnion pireksi ibu cairan amnion berbau

4 Sebagai upaya pencegahan ada baiknya pemeriksaan dalam dilakukan deteksi vaginitis dan cervicitis Kelainan cervik ( inkompetensi) merupakan indikasi untuk seridase Pemeriksaan klinik da USG (tebal servik lt 15 cm) merupakan resiko tersebut

IV Prosedur 1 Setelah pemberian informed consent yang baik cara persalinan dan kemampuan klinik merawat pre term harus dipertimbangkan Bila kehamilan lt 35 minggu dan presentasi kepala maka persalinan pervaginam merupakan pilihan Namun bila kehamilan 32 ndash 35 minggu maka pertimbangan seksio sesaria menjadi pilihanMwenjadi kesulitan plihan jika bayi dengan berat lahir sangat rendah karena risiko kematian tinggi(50 )Bila ditemukan infeksimaka upaya tokolisis dapat dilakukan2 Obat yang dianjurkan adalah

a Nifedipine 10 mgdiulang tiap 30 menit maksimum 40 mg6 jamUmumnya hanya diperlukan 20 mgdan dosis perawatan 3 kali 10 mg

b B-mimetik terbutalin atau Salbutamol3 Pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru betametasone 12 mghariuntuk 2 hari sajaBila tidak ada betamethasone dapat

diberikan dexametasone

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari

periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20

II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu

III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia

2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)

3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu

IV Prosedur 1 Pemantauan fetus

2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam

dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric

II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )

III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin

2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda

IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar

denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap

- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi

dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang

terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan

2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan

II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah

- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta

- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )

III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan

pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24

jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG

2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab

IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh

gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium

II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai

III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea

2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum

3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis

IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X

5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka

perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi

2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya

3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi

4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi

5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi

Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta

estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA

atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus

3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus

4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus

5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

14

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi

sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan

hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD

Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic

DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik

II TUJUAN

III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2

lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau

lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

24

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi

AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui

Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya

Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi

oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

34

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari

Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan

Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)

Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula

darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)

Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

44

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi

adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti

terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya

PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti

mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

Page 15: Protap Medis VK Siap Cetak

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

BEKAS SEKSIO SESARIA

No Dokumen

11006006IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Persalinan atau kelainan pada pasien dengan riwayat

kelahiran bayi melaui insisi perut (laparatomi) dan insisi uterus (histerektomi) Luka sayat diperut dapat tranversal(Pfannensial) maupun vertical (mediana) sedangkan diuterus dapat tranversal( SC transperitonealis profunda) maupun insisi vertical (SC klasiccorporal)

II TUJUAN 1 Keberhasilan partus percobaan per vaginam adalah 70-80 dan risiko rupture adalah 1

2 Indikasi absolut( bentuk dan besar tulang panggul besar janin)

3 Prinsip imbang fetalo pelvik(tiap persalinan normal)

4 Rumah sakit harus mampu melakukan seksio darurat dalam 30 menit setelah diduga ruptur

III KEBIJAKAN DIAGNOSA1 Anamnesa2 Parut Luka Di Perut

IV Prosedur 1 Anamnesa-evaluasi catatan medis2 Waktu tempat pelaksana jenis secsio yang

lalu3 Indikasi secsio yang lalu4 Penyembuhan luka yang lalu

a Pemeriksaan penunjang5 Penyembuhan luka yang lalu metode morgan

thoumau (gabungan spiralhelik ct scan panggul dan ultrasonografi perbandingan besar volume

BEKAS SEKSIO SESARIA

No Dokumen

11006006IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001lingkar kepala lingkar bahu lingkar perut janin

6 Partus pervaginam jikaa Imbang feto pelvik baikb Perjalanan persalinan normal

7 Secsio primer jikaa Plasenta previab Vasa previac Cpdfpdd Panggul patologike Presentasi abnormalf Kelainan letakg Posterm dengan score pelvik rendahh 2 kali secsioi Penyembuhan luka operasi yang burukj Operasi yang lalu kolporalklasik

8 Perawatan rumah sakita Hanya dilakukan apabila akan dilakukan

secsio primer atau jika transportasi sulit tingkat pendidikan pasien rendah

b Perawatan pasca secsio kurang lebih 3-5 hari

9 Penyulita Ruptura uteri histerorapi-histerektomib Kematian janin kematian ibuc Plasenta akreta perkrata inkreta

histerektomid Endometritis infeksi subkutise Perdarahan

BEKAS SEKSIO SESARIA

No Dokumen

11006006IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 00110Konseling

Untuk mendapat informed consent pasien harus mendapat penjelasan untung rugi percobaan parute pervaginam

11Masa pengembuhan luka 100 hari12Medikasi mentosa

a Antibiotik cefalosporin generasi iii seperti cefoperazone

b Anelgetikc Uterotonik

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

DIABETES DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11007007IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpainya kadar gula darah pada test pembebanan

75 g pada kehamilan (umumnya 24 hingga 30 minggu) antara 140-200 mgdl

II TUJUAN Kadar gula darah terkontrol dalam batas normal (80-120 mg)memberikan hasil yang sama dengan populasi normal Pengontrolan gula darah dalam kehamilan harus segera mungkin baik dengan diit maupun insulin

III KEBIJAKAN DIAGNOSA5 Kadar gula darah

- Test toleransi glukosa beban 75 g- Kurva darah harian- HbA1C

6 Pertumbuhan janin dan kesejahteraan janin7 Fungsi kardiofaskular8 Toleransi feto maternal

IV Prosedur 3 upayakan kadar gula darah antara 80-120 mg kadar HbA1C lt55 baik dengan maupun tanpa insulin

4 Kelahiran diupayakan pada usia gestasi 38 minggu keculai dijumpai

- PJT- Pre eklampsia- Kelainan congenital- ketosaidosisPenentuan persalinan pervaginam maupun per abdominal tergantung kondisi janin maupun ibunya

DIABETES DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11007007IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001

V Unit terkaitBidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

GRANDDE MULTIPARITAS

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan persalinan dan atau kelahiran pada

perempuan yang pernah melahirkan lebih dari 4 kali dengan berat bayi gt 500 gram

II TUJUAN 1 Kehamilan bersifat diabetogenik pada grandemultiparitas akan semakin manifes

2 Infolusi berulang memungkinkan untuk terjadinya defek minor-medium yang berakibat pada berkurangnya serabut endometrium senhingga persalinan pada grande multiparitas akan cenderung untuk mengalami hipotonia demikian pula pada pasca bersalin

3 Akibat kurangnya serabut endometrium maka pada grande multiparsitas elastisitas akan berkurang sehingga memudahkan untuk terjadinya ruptura uteri

III KEBIJAKAN 1 Anamnesa2 Pemeriksaan fisik parutperineum dan bekas

laparatomi

IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal terapijika dijumpai kelainan

2 Waspada untuk Diabetes mellitus gestasional3 Waspada untuk makrosomi4 Tidak melakukan

GRANDDE MULTIPARITAS

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11009009IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

11

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg sejak

sebelum kehamilanII TUJUAN 1 Mencari kelainan yang mendasari hipertensi

2 Memberi penanganan yang tepat sehingga tidak menjadi lebih berat

III KEBIJAKAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waaspada takayasu ndash aneurisme aorta)

2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina

IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal kecuali pemberian obat antihipertensi seperti calsium chanel blocker

2 Monitor protein uria3 Persalinan dengan kelahiran sesuai indikasi

obstetric kecuali terjadi krisis hipertensi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PRE EKLAMPSIA RINGAN

No Dokumen

11010010IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

11

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001

I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg atau peningkatan diastolic gt_ dengan protein urine kurang dari 3 gr24 jam

II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)

2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina

III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotelIV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan

kehamilan normal2 Banyak istirahat tirah baring3 Monitor protein uria4 Persalinan dan kelahiran diupayakan pada

37 minggu penuh

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PRE EKLAMPSIA BERAT

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Pada kehamila lebih dari 22 minggu dijumpai

1 Tekanan darah diastolk gt_ 160 mmhg diastolic gt- 110 mmhg

2 Proteinurin lebih dari 5 mg24 jam3 Gangguan cerebral atau visual4 Edema pulmenum5 Nyeri epigastrik atau kwadaran atas kanan6 Gangguan fungsi hati tanpa sebab yang jelas7 Trombositopeni8 Pertumbuhan janin terhambat9 Peningkatan serum creatinin

II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)

2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina

III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotel berat sehingga terjadi fasus fasme berat sehingga dapat terjadi kelainan atau kerusakan multi organ

IV Prosedur 1 Rawat rumah sakit2 Periksa lboratorium sesuai kemampuan rumah

sakit3 Berikan MgSO44 Berikan obat anti hipertensi nifedipin obat

terpilih5 Terminasi kehamilan adalah terapi defintif

fariasi usia gestasi pada saat pengakhiran kehamilan tergantung dari kemampuan

masing-masing rumah sakit

PRE EKLAMPSIA BERAT

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

INDUKSI PERSALINAN

No Dokumen

11012012IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Upaya untuk melakukan inisiasi persalinan sebelum

timbul secara spontan unutk melahirkan janin- bayi dan plasenta

II TUJUAN Tujuannya karena ada ancaman untuk ibu dan janin atau keduanya apabila kehamilan diteruskan sehingga kelahiran janin bayi dan plasenta lebih menguntungkan(utamanya bagi ibu idealnya bagi keduanya)

III KEBIJAKAN 1 Induksi persalinan tanpa melakukan pematangan servks akan memberi angka keberhasilan kelahiran yang lebih rendah terutama pad apelvik score rendah (15 banding 85 ) Walaupun pada saat pematangan serviks bisa langsung terjadi persalinan

2 Toleransi ibu dan janin untuk berlangsungnya persalinan dan kelahiran merupakan syarat utama untuk dilakukannya induksi persalinan

IV Prosedur DIAGNOSIS1 Toleransi ibu keadaan umum fungsi kardio

faskuler respirasi hemostasiskapasitas dan akomodasi jalan lahir

2 Toleransi janin viabilitas presentasi posisi volume air ketuban

3 Pemanatuan dengan partografManajemen

Mekanik (tujuan utama pematangan serviks

dan mengharapkan langsung diikuti)

INDUKSI PERSALINAN

No Dokumen

11012012IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0011 Persalinan Laminaria Foley catheter Stripping2 Medikamentosa Oksitosin (1-8 miumenit) Pge 1 ( misoprostol 25microg 6 jam ) kalau pada

bekas sc atau uterus (milomektomiV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM

DAERAHRUMAH SAKIT UMUM

BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SOLUSIO PLASENTA

No Dokumen

11013013IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Lepasnya plasenta dari tempat implantsinya yang

normal pada dinding uterus sebelum janin lahirII TUJUAN 1 Gejala klinik

Takikardia janin - iufd Trias virchows yaitu nyeri uterus fokal atau

umumtonus meningkat dan perdarahan per vaginal 85 15 pada tipe concealed

2 USG membantu pada tipe concealed yaitu area sonolusen retroplasental lokasi plasenta untuk membedakan dengan pasenta previa

III KEBIJAKAN 1 Etiologi primer masih belum diketahui2 Insidennya meningkat berkaitan dengan usia

ibu lanjut multiparitas riwayat syok maternal nutrisi buruk hipertensi korioamnionitis dekompresi mendadak setelah ketuban pecah pad utersus yang overdistensi seperti persalinan kenbar dan polihidramnion trauma abdomen versi sefalik eksternal plasenta sirkumlatadefisiensi asam folat kompresi vena cava inferior dan antikoagulan lupuspada pengguna rokok kokain nekrosis desidual tepi plasenta

3 Rekurensi 5-17 setelah 1 episode pada kehamilan sebelumnya dan 25 setelah 2 episode kehamilan sebelumnya

Risiko terjadi syok hipovolemik gagal ginjal

SOLUSIO PLASENTA

No Dokumen

11013013IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Akut DIC perdarhan pasca bersalin dan

perdarahan fetomaternal5 Klasifikasi Ringan perdarahan sedikit baik pervaginam

maupun retroplasenter keadaan ibi baik janin baik

Berat perdarahan vaginal banyak ibu dalam keadaan pre syok-syok janin dalam keadaan gawat atau sudah meninggal

IV Prosedur 1 Lakukan resusitasi darahcairan sesuai kebutuhan

2 Pada solusio plasenta berat evakuasi konsepsi segera dan hentikan perdarahandengan uterotonika resusitasi kekurangan faktor pembekuan atau jika diperlukan dapat dilakukan histerektomi

Pada solusio ringan dapat dilakukan perawatan konservatif dan pematangan paru hingga kehamilan 35 minggu dan evaluasi ketat jumlah perdarahan retroplsenter

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpM

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

NIP 19500922 197612 1 001PEMERINTAH KABUPATEN

BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM

DAERAHRUMAH SAKIT UMUM

BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

RUPTURA UTERI

No Dokumen

11014014IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Separasi komplit dinding uterus pada kehamilan

dengan atau anpa ekspulsi janin yang membahayakan ibu dan janin

II TUJUAN 1 Insiden 07 dalam persalinan2 Factor risiko termasuk riwayat pembedahan

uterus hiperstimulasi uterus multi paritas versi internal atau ekstrasi persalinan operatif CPD pemakaian kokain

3 Klasifikasi Inkomplit tidak termasuk peritoneum Komplit termasuk peritoneum visceral Dehisens terpishnya scar pada segmen

bawah uterus tidak mencapi serosa dan jarang menimbulkan perdarahan BANYAK

III KEBIJAKAN 1 Identifikasi faktor risiko parut opersi multi paritas stimulasi uterus persalinan operatif CPD

2 Hipoksia gawat janin perdarahan vaginal nyeri abdominal perubahan kontraktilitas uterus

3 Eksplorasi uterusIV Prosedur 1 Jalur intravena besar (menggunakan abbocath

no 16 atau 18) pasang DC2 Atasi syok dengan resusitasi cairan dan darah3 Histerektomi

- fungsi reproduksi tidak diharapkan- kondisi buruk yang membahayakan ibu

RUPTURA UTERI

No Dokumen

11014014IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Repair uterus

- Wanita muda yang masih mengharapkan fungsi reproduksinya

- Kondisi klinis stabil- Ruptur yang tidak komplikatif- Rekurensi 4-10 disarankan secsio

cesaria elektif pada kehamilan 36 minggu atau maturitas paru janin telah terbukti

5 Antibiotik cefalosporin generasi ke III seperti cefo perazone

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PROLAPSUS TALI PUSAT

No Dokumen

11015015IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Keadaan dimana tali pusat berada disamping atau

melewati bagian terendah janin sebelum maupun setelah ketuban pecah

II TUJUAN 1 Pada presentasi kepala prolapsus uteri lebih berbahaya bagi janin

2 Terjadi gangguan adaptasi bagian bawah janin terhadap panggul sehingga pintu atas panggul tidak tertutup oleh bagian bawah janin tersebut

3 Sering ditemukan pada partus prematurus letak lintang dan letak sungsang

III KEBIJAKAN 1 Pada periksaan dalam adanya tali pusat menumbung atau tali pusat terdepan pada umumnya diketahui setelah ketuban pecah

2 Periksa dalam wajib dilakukan pada ketuban pecah dengan bagian terbawah janin belum masuk

IV Prosedur 1 Secsio cesaria segera pada janin hidup2 Resusitasi janin terhadap kemungkinan

hipoksia janin3 Reposisi tali pusat pada posisi ibu ditidurkan

dalam posisi trendelenberg4 Partus pervaginam pada janin mati

PROLAPSUS TALI PUSAT

No Dokumen

11015015IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SUNGSANG

No Dokumen

11016016IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Janin dalam presentasi bokong Bokong kaki atau

kakiII TUJUAN 1 25 pada kehamilan 28 minggu dijumpai

sungsang namun hanya 3-5 yang tetap sungsang hingga kehamilan aterm

2 Setiap kelainan presentsi cari penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan fisik maupun ultrasonografi

III KEBIJAKAN Bergantung pada kondisi ibu dan janin serta pertolongan persalinan

IV Prosedur 1 Jika tidak dijumpai penyebab definitif sungsang dan telah dilakukan inform censent ke pasien maa dapat dicoba versi luar pada kehamilan 36 minggu ( mencegah komplikasi preterm dan dengan keberhasilan 40-60 )

2 Pada primi grafida yang tidak dapat diversi luar metode kelahiran terpilih adalah secsio cesaria

3 Pada multi gravida tergantung kompetensi penolong

4 Pemantauan jalannya persalinan dengan partograf jika melambaatdistosia sebaiknya lakukan pengakhiran per abdominal

SUNGSANG

No Dokumen

11016016IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Proses kelahiran pada ibu dengan usia gestasi

kurang dari 37 mingguII TUJUAN 1 Persalinan preterm mempunyai banyak

penyebab namun infeksi korioamnionitis kini makin dominant Infeksi ini mempunyai potensi untuk cedera pada bayi baru lahir Semakin muda kehamilan semakin buruk prognosisnya

2 Upaya tokolilisis hanyalah upaya penundaan sementara bagi pematangan paru bila infeksi telah nyata sebaiknya persalinan preterm dibiarkan berlangsung selain tokolisis tidak dibenarkan pada usia kehamilan gt 35 minggu kelainan bawaan janin dan preeklampsia

3 Peningkatan II-6 lebih dari 11 pgml merupakan risiko terjadinya reaksi radang (inflamatory response) dengan akobat periventrikuler leucomalacia (PVL) Pemberian kortikosterid lebih dari 2 hari dan berulang ndashulang dapat memberi risiko pertumbuhan bayi terhambat

III KEBIJAKAN 1 Kontraksihis yang regular pada kehamilan lt 37 minggu merupakan gejala pertama pastikan denganpemeriksasn inspekulo adanga pembukaan dan cevicitis

2 Pengobatan terhadap cevicitis dan vaginitis perlu dilakukan dengan metronidazol 2 x 500mg Pemberian dexamethasone 12 mghari

menunjukan penurunan risiko PVL

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Gejala infeksi intrauterin ialah takikardia janin

gerakan janin lemah oligohidramnion pireksi ibu cairan amnion berbau

4 Sebagai upaya pencegahan ada baiknya pemeriksaan dalam dilakukan deteksi vaginitis dan cervicitis Kelainan cervik ( inkompetensi) merupakan indikasi untuk seridase Pemeriksaan klinik da USG (tebal servik lt 15 cm) merupakan resiko tersebut

IV Prosedur 1 Setelah pemberian informed consent yang baik cara persalinan dan kemampuan klinik merawat pre term harus dipertimbangkan Bila kehamilan lt 35 minggu dan presentasi kepala maka persalinan pervaginam merupakan pilihan Namun bila kehamilan 32 ndash 35 minggu maka pertimbangan seksio sesaria menjadi pilihanMwenjadi kesulitan plihan jika bayi dengan berat lahir sangat rendah karena risiko kematian tinggi(50 )Bila ditemukan infeksimaka upaya tokolisis dapat dilakukan2 Obat yang dianjurkan adalah

a Nifedipine 10 mgdiulang tiap 30 menit maksimum 40 mg6 jamUmumnya hanya diperlukan 20 mgdan dosis perawatan 3 kali 10 mg

b B-mimetik terbutalin atau Salbutamol3 Pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru betametasone 12 mghariuntuk 2 hari sajaBila tidak ada betamethasone dapat

diberikan dexametasone

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari

periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20

II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu

III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia

2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)

3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu

IV Prosedur 1 Pemantauan fetus

2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam

dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric

II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )

III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin

2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda

IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar

denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap

- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi

dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang

terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan

2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan

II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah

- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta

- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )

III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan

pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24

jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG

2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab

IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh

gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium

II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai

III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea

2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum

3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis

IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X

5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka

perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi

2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya

3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi

4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi

5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi

Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta

estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA

atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus

3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus

4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus

5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

14

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi

sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan

hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD

Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic

DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik

II TUJUAN

III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2

lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau

lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

24

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi

AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui

Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya

Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi

oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

34

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari

Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan

Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)

Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula

darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)

Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

44

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi

adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti

terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya

PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti

mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

Page 16: Protap Medis VK Siap Cetak

BEKAS SEKSIO SESARIA

No Dokumen

11006006IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001lingkar kepala lingkar bahu lingkar perut janin

6 Partus pervaginam jikaa Imbang feto pelvik baikb Perjalanan persalinan normal

7 Secsio primer jikaa Plasenta previab Vasa previac Cpdfpdd Panggul patologike Presentasi abnormalf Kelainan letakg Posterm dengan score pelvik rendahh 2 kali secsioi Penyembuhan luka operasi yang burukj Operasi yang lalu kolporalklasik

8 Perawatan rumah sakita Hanya dilakukan apabila akan dilakukan

secsio primer atau jika transportasi sulit tingkat pendidikan pasien rendah

b Perawatan pasca secsio kurang lebih 3-5 hari

9 Penyulita Ruptura uteri histerorapi-histerektomib Kematian janin kematian ibuc Plasenta akreta perkrata inkreta

histerektomid Endometritis infeksi subkutise Perdarahan

BEKAS SEKSIO SESARIA

No Dokumen

11006006IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 00110Konseling

Untuk mendapat informed consent pasien harus mendapat penjelasan untung rugi percobaan parute pervaginam

11Masa pengembuhan luka 100 hari12Medikasi mentosa

a Antibiotik cefalosporin generasi iii seperti cefoperazone

b Anelgetikc Uterotonik

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

DIABETES DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11007007IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpainya kadar gula darah pada test pembebanan

75 g pada kehamilan (umumnya 24 hingga 30 minggu) antara 140-200 mgdl

II TUJUAN Kadar gula darah terkontrol dalam batas normal (80-120 mg)memberikan hasil yang sama dengan populasi normal Pengontrolan gula darah dalam kehamilan harus segera mungkin baik dengan diit maupun insulin

III KEBIJAKAN DIAGNOSA5 Kadar gula darah

- Test toleransi glukosa beban 75 g- Kurva darah harian- HbA1C

6 Pertumbuhan janin dan kesejahteraan janin7 Fungsi kardiofaskular8 Toleransi feto maternal

IV Prosedur 3 upayakan kadar gula darah antara 80-120 mg kadar HbA1C lt55 baik dengan maupun tanpa insulin

4 Kelahiran diupayakan pada usia gestasi 38 minggu keculai dijumpai

- PJT- Pre eklampsia- Kelainan congenital- ketosaidosisPenentuan persalinan pervaginam maupun per abdominal tergantung kondisi janin maupun ibunya

DIABETES DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11007007IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001

V Unit terkaitBidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

GRANDDE MULTIPARITAS

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan persalinan dan atau kelahiran pada

perempuan yang pernah melahirkan lebih dari 4 kali dengan berat bayi gt 500 gram

II TUJUAN 1 Kehamilan bersifat diabetogenik pada grandemultiparitas akan semakin manifes

2 Infolusi berulang memungkinkan untuk terjadinya defek minor-medium yang berakibat pada berkurangnya serabut endometrium senhingga persalinan pada grande multiparitas akan cenderung untuk mengalami hipotonia demikian pula pada pasca bersalin

3 Akibat kurangnya serabut endometrium maka pada grande multiparsitas elastisitas akan berkurang sehingga memudahkan untuk terjadinya ruptura uteri

III KEBIJAKAN 1 Anamnesa2 Pemeriksaan fisik parutperineum dan bekas

laparatomi

IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal terapijika dijumpai kelainan

2 Waspada untuk Diabetes mellitus gestasional3 Waspada untuk makrosomi4 Tidak melakukan

GRANDDE MULTIPARITAS

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11009009IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

11

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg sejak

sebelum kehamilanII TUJUAN 1 Mencari kelainan yang mendasari hipertensi

2 Memberi penanganan yang tepat sehingga tidak menjadi lebih berat

III KEBIJAKAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waaspada takayasu ndash aneurisme aorta)

2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina

IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal kecuali pemberian obat antihipertensi seperti calsium chanel blocker

2 Monitor protein uria3 Persalinan dengan kelahiran sesuai indikasi

obstetric kecuali terjadi krisis hipertensi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PRE EKLAMPSIA RINGAN

No Dokumen

11010010IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

11

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001

I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg atau peningkatan diastolic gt_ dengan protein urine kurang dari 3 gr24 jam

II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)

2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina

III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotelIV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan

kehamilan normal2 Banyak istirahat tirah baring3 Monitor protein uria4 Persalinan dan kelahiran diupayakan pada

37 minggu penuh

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PRE EKLAMPSIA BERAT

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Pada kehamila lebih dari 22 minggu dijumpai

1 Tekanan darah diastolk gt_ 160 mmhg diastolic gt- 110 mmhg

2 Proteinurin lebih dari 5 mg24 jam3 Gangguan cerebral atau visual4 Edema pulmenum5 Nyeri epigastrik atau kwadaran atas kanan6 Gangguan fungsi hati tanpa sebab yang jelas7 Trombositopeni8 Pertumbuhan janin terhambat9 Peningkatan serum creatinin

II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)

2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina

III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotel berat sehingga terjadi fasus fasme berat sehingga dapat terjadi kelainan atau kerusakan multi organ

IV Prosedur 1 Rawat rumah sakit2 Periksa lboratorium sesuai kemampuan rumah

sakit3 Berikan MgSO44 Berikan obat anti hipertensi nifedipin obat

terpilih5 Terminasi kehamilan adalah terapi defintif

fariasi usia gestasi pada saat pengakhiran kehamilan tergantung dari kemampuan

masing-masing rumah sakit

PRE EKLAMPSIA BERAT

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

INDUKSI PERSALINAN

No Dokumen

11012012IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Upaya untuk melakukan inisiasi persalinan sebelum

timbul secara spontan unutk melahirkan janin- bayi dan plasenta

II TUJUAN Tujuannya karena ada ancaman untuk ibu dan janin atau keduanya apabila kehamilan diteruskan sehingga kelahiran janin bayi dan plasenta lebih menguntungkan(utamanya bagi ibu idealnya bagi keduanya)

III KEBIJAKAN 1 Induksi persalinan tanpa melakukan pematangan servks akan memberi angka keberhasilan kelahiran yang lebih rendah terutama pad apelvik score rendah (15 banding 85 ) Walaupun pada saat pematangan serviks bisa langsung terjadi persalinan

2 Toleransi ibu dan janin untuk berlangsungnya persalinan dan kelahiran merupakan syarat utama untuk dilakukannya induksi persalinan

IV Prosedur DIAGNOSIS1 Toleransi ibu keadaan umum fungsi kardio

faskuler respirasi hemostasiskapasitas dan akomodasi jalan lahir

2 Toleransi janin viabilitas presentasi posisi volume air ketuban

3 Pemanatuan dengan partografManajemen

Mekanik (tujuan utama pematangan serviks

dan mengharapkan langsung diikuti)

INDUKSI PERSALINAN

No Dokumen

11012012IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0011 Persalinan Laminaria Foley catheter Stripping2 Medikamentosa Oksitosin (1-8 miumenit) Pge 1 ( misoprostol 25microg 6 jam ) kalau pada

bekas sc atau uterus (milomektomiV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM

DAERAHRUMAH SAKIT UMUM

BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SOLUSIO PLASENTA

No Dokumen

11013013IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Lepasnya plasenta dari tempat implantsinya yang

normal pada dinding uterus sebelum janin lahirII TUJUAN 1 Gejala klinik

Takikardia janin - iufd Trias virchows yaitu nyeri uterus fokal atau

umumtonus meningkat dan perdarahan per vaginal 85 15 pada tipe concealed

2 USG membantu pada tipe concealed yaitu area sonolusen retroplasental lokasi plasenta untuk membedakan dengan pasenta previa

III KEBIJAKAN 1 Etiologi primer masih belum diketahui2 Insidennya meningkat berkaitan dengan usia

ibu lanjut multiparitas riwayat syok maternal nutrisi buruk hipertensi korioamnionitis dekompresi mendadak setelah ketuban pecah pad utersus yang overdistensi seperti persalinan kenbar dan polihidramnion trauma abdomen versi sefalik eksternal plasenta sirkumlatadefisiensi asam folat kompresi vena cava inferior dan antikoagulan lupuspada pengguna rokok kokain nekrosis desidual tepi plasenta

3 Rekurensi 5-17 setelah 1 episode pada kehamilan sebelumnya dan 25 setelah 2 episode kehamilan sebelumnya

Risiko terjadi syok hipovolemik gagal ginjal

SOLUSIO PLASENTA

No Dokumen

11013013IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Akut DIC perdarhan pasca bersalin dan

perdarahan fetomaternal5 Klasifikasi Ringan perdarahan sedikit baik pervaginam

maupun retroplasenter keadaan ibi baik janin baik

Berat perdarahan vaginal banyak ibu dalam keadaan pre syok-syok janin dalam keadaan gawat atau sudah meninggal

IV Prosedur 1 Lakukan resusitasi darahcairan sesuai kebutuhan

2 Pada solusio plasenta berat evakuasi konsepsi segera dan hentikan perdarahandengan uterotonika resusitasi kekurangan faktor pembekuan atau jika diperlukan dapat dilakukan histerektomi

Pada solusio ringan dapat dilakukan perawatan konservatif dan pematangan paru hingga kehamilan 35 minggu dan evaluasi ketat jumlah perdarahan retroplsenter

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpM

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

NIP 19500922 197612 1 001PEMERINTAH KABUPATEN

BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM

DAERAHRUMAH SAKIT UMUM

BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

RUPTURA UTERI

No Dokumen

11014014IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Separasi komplit dinding uterus pada kehamilan

dengan atau anpa ekspulsi janin yang membahayakan ibu dan janin

II TUJUAN 1 Insiden 07 dalam persalinan2 Factor risiko termasuk riwayat pembedahan

uterus hiperstimulasi uterus multi paritas versi internal atau ekstrasi persalinan operatif CPD pemakaian kokain

3 Klasifikasi Inkomplit tidak termasuk peritoneum Komplit termasuk peritoneum visceral Dehisens terpishnya scar pada segmen

bawah uterus tidak mencapi serosa dan jarang menimbulkan perdarahan BANYAK

III KEBIJAKAN 1 Identifikasi faktor risiko parut opersi multi paritas stimulasi uterus persalinan operatif CPD

2 Hipoksia gawat janin perdarahan vaginal nyeri abdominal perubahan kontraktilitas uterus

3 Eksplorasi uterusIV Prosedur 1 Jalur intravena besar (menggunakan abbocath

no 16 atau 18) pasang DC2 Atasi syok dengan resusitasi cairan dan darah3 Histerektomi

- fungsi reproduksi tidak diharapkan- kondisi buruk yang membahayakan ibu

RUPTURA UTERI

No Dokumen

11014014IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Repair uterus

- Wanita muda yang masih mengharapkan fungsi reproduksinya

- Kondisi klinis stabil- Ruptur yang tidak komplikatif- Rekurensi 4-10 disarankan secsio

cesaria elektif pada kehamilan 36 minggu atau maturitas paru janin telah terbukti

5 Antibiotik cefalosporin generasi ke III seperti cefo perazone

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PROLAPSUS TALI PUSAT

No Dokumen

11015015IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Keadaan dimana tali pusat berada disamping atau

melewati bagian terendah janin sebelum maupun setelah ketuban pecah

II TUJUAN 1 Pada presentasi kepala prolapsus uteri lebih berbahaya bagi janin

2 Terjadi gangguan adaptasi bagian bawah janin terhadap panggul sehingga pintu atas panggul tidak tertutup oleh bagian bawah janin tersebut

3 Sering ditemukan pada partus prematurus letak lintang dan letak sungsang

III KEBIJAKAN 1 Pada periksaan dalam adanya tali pusat menumbung atau tali pusat terdepan pada umumnya diketahui setelah ketuban pecah

2 Periksa dalam wajib dilakukan pada ketuban pecah dengan bagian terbawah janin belum masuk

IV Prosedur 1 Secsio cesaria segera pada janin hidup2 Resusitasi janin terhadap kemungkinan

hipoksia janin3 Reposisi tali pusat pada posisi ibu ditidurkan

dalam posisi trendelenberg4 Partus pervaginam pada janin mati

PROLAPSUS TALI PUSAT

No Dokumen

11015015IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SUNGSANG

No Dokumen

11016016IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Janin dalam presentasi bokong Bokong kaki atau

kakiII TUJUAN 1 25 pada kehamilan 28 minggu dijumpai

sungsang namun hanya 3-5 yang tetap sungsang hingga kehamilan aterm

2 Setiap kelainan presentsi cari penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan fisik maupun ultrasonografi

III KEBIJAKAN Bergantung pada kondisi ibu dan janin serta pertolongan persalinan

IV Prosedur 1 Jika tidak dijumpai penyebab definitif sungsang dan telah dilakukan inform censent ke pasien maa dapat dicoba versi luar pada kehamilan 36 minggu ( mencegah komplikasi preterm dan dengan keberhasilan 40-60 )

2 Pada primi grafida yang tidak dapat diversi luar metode kelahiran terpilih adalah secsio cesaria

3 Pada multi gravida tergantung kompetensi penolong

4 Pemantauan jalannya persalinan dengan partograf jika melambaatdistosia sebaiknya lakukan pengakhiran per abdominal

SUNGSANG

No Dokumen

11016016IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Proses kelahiran pada ibu dengan usia gestasi

kurang dari 37 mingguII TUJUAN 1 Persalinan preterm mempunyai banyak

penyebab namun infeksi korioamnionitis kini makin dominant Infeksi ini mempunyai potensi untuk cedera pada bayi baru lahir Semakin muda kehamilan semakin buruk prognosisnya

2 Upaya tokolilisis hanyalah upaya penundaan sementara bagi pematangan paru bila infeksi telah nyata sebaiknya persalinan preterm dibiarkan berlangsung selain tokolisis tidak dibenarkan pada usia kehamilan gt 35 minggu kelainan bawaan janin dan preeklampsia

3 Peningkatan II-6 lebih dari 11 pgml merupakan risiko terjadinya reaksi radang (inflamatory response) dengan akobat periventrikuler leucomalacia (PVL) Pemberian kortikosterid lebih dari 2 hari dan berulang ndashulang dapat memberi risiko pertumbuhan bayi terhambat

III KEBIJAKAN 1 Kontraksihis yang regular pada kehamilan lt 37 minggu merupakan gejala pertama pastikan denganpemeriksasn inspekulo adanga pembukaan dan cevicitis

2 Pengobatan terhadap cevicitis dan vaginitis perlu dilakukan dengan metronidazol 2 x 500mg Pemberian dexamethasone 12 mghari

menunjukan penurunan risiko PVL

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Gejala infeksi intrauterin ialah takikardia janin

gerakan janin lemah oligohidramnion pireksi ibu cairan amnion berbau

4 Sebagai upaya pencegahan ada baiknya pemeriksaan dalam dilakukan deteksi vaginitis dan cervicitis Kelainan cervik ( inkompetensi) merupakan indikasi untuk seridase Pemeriksaan klinik da USG (tebal servik lt 15 cm) merupakan resiko tersebut

IV Prosedur 1 Setelah pemberian informed consent yang baik cara persalinan dan kemampuan klinik merawat pre term harus dipertimbangkan Bila kehamilan lt 35 minggu dan presentasi kepala maka persalinan pervaginam merupakan pilihan Namun bila kehamilan 32 ndash 35 minggu maka pertimbangan seksio sesaria menjadi pilihanMwenjadi kesulitan plihan jika bayi dengan berat lahir sangat rendah karena risiko kematian tinggi(50 )Bila ditemukan infeksimaka upaya tokolisis dapat dilakukan2 Obat yang dianjurkan adalah

a Nifedipine 10 mgdiulang tiap 30 menit maksimum 40 mg6 jamUmumnya hanya diperlukan 20 mgdan dosis perawatan 3 kali 10 mg

b B-mimetik terbutalin atau Salbutamol3 Pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru betametasone 12 mghariuntuk 2 hari sajaBila tidak ada betamethasone dapat

diberikan dexametasone

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari

periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20

II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu

III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia

2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)

3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu

IV Prosedur 1 Pemantauan fetus

2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam

dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric

II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )

III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin

2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda

IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar

denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap

- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi

dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang

terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan

2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan

II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah

- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta

- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )

III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan

pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24

jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG

2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab

IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh

gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium

II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai

III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea

2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum

3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis

IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X

5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka

perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi

2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya

3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi

4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi

5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi

Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta

estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA

atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus

3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus

4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus

5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

14

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi

sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan

hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD

Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic

DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik

II TUJUAN

III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2

lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau

lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

24

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi

AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui

Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya

Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi

oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

34

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari

Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan

Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)

Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula

darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)

Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

44

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi

adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti

terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya

PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti

mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

Page 17: Protap Medis VK Siap Cetak

BEKAS SEKSIO SESARIA

No Dokumen

11006006IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 00110Konseling

Untuk mendapat informed consent pasien harus mendapat penjelasan untung rugi percobaan parute pervaginam

11Masa pengembuhan luka 100 hari12Medikasi mentosa

a Antibiotik cefalosporin generasi iii seperti cefoperazone

b Anelgetikc Uterotonik

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

DIABETES DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11007007IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpainya kadar gula darah pada test pembebanan

75 g pada kehamilan (umumnya 24 hingga 30 minggu) antara 140-200 mgdl

II TUJUAN Kadar gula darah terkontrol dalam batas normal (80-120 mg)memberikan hasil yang sama dengan populasi normal Pengontrolan gula darah dalam kehamilan harus segera mungkin baik dengan diit maupun insulin

III KEBIJAKAN DIAGNOSA5 Kadar gula darah

- Test toleransi glukosa beban 75 g- Kurva darah harian- HbA1C

6 Pertumbuhan janin dan kesejahteraan janin7 Fungsi kardiofaskular8 Toleransi feto maternal

IV Prosedur 3 upayakan kadar gula darah antara 80-120 mg kadar HbA1C lt55 baik dengan maupun tanpa insulin

4 Kelahiran diupayakan pada usia gestasi 38 minggu keculai dijumpai

- PJT- Pre eklampsia- Kelainan congenital- ketosaidosisPenentuan persalinan pervaginam maupun per abdominal tergantung kondisi janin maupun ibunya

DIABETES DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11007007IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001

V Unit terkaitBidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

GRANDDE MULTIPARITAS

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan persalinan dan atau kelahiran pada

perempuan yang pernah melahirkan lebih dari 4 kali dengan berat bayi gt 500 gram

II TUJUAN 1 Kehamilan bersifat diabetogenik pada grandemultiparitas akan semakin manifes

2 Infolusi berulang memungkinkan untuk terjadinya defek minor-medium yang berakibat pada berkurangnya serabut endometrium senhingga persalinan pada grande multiparitas akan cenderung untuk mengalami hipotonia demikian pula pada pasca bersalin

3 Akibat kurangnya serabut endometrium maka pada grande multiparsitas elastisitas akan berkurang sehingga memudahkan untuk terjadinya ruptura uteri

III KEBIJAKAN 1 Anamnesa2 Pemeriksaan fisik parutperineum dan bekas

laparatomi

IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal terapijika dijumpai kelainan

2 Waspada untuk Diabetes mellitus gestasional3 Waspada untuk makrosomi4 Tidak melakukan

GRANDDE MULTIPARITAS

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11009009IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

11

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg sejak

sebelum kehamilanII TUJUAN 1 Mencari kelainan yang mendasari hipertensi

2 Memberi penanganan yang tepat sehingga tidak menjadi lebih berat

III KEBIJAKAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waaspada takayasu ndash aneurisme aorta)

2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina

IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal kecuali pemberian obat antihipertensi seperti calsium chanel blocker

2 Monitor protein uria3 Persalinan dengan kelahiran sesuai indikasi

obstetric kecuali terjadi krisis hipertensi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PRE EKLAMPSIA RINGAN

No Dokumen

11010010IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

11

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001

I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg atau peningkatan diastolic gt_ dengan protein urine kurang dari 3 gr24 jam

II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)

2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina

III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotelIV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan

kehamilan normal2 Banyak istirahat tirah baring3 Monitor protein uria4 Persalinan dan kelahiran diupayakan pada

37 minggu penuh

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PRE EKLAMPSIA BERAT

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Pada kehamila lebih dari 22 minggu dijumpai

1 Tekanan darah diastolk gt_ 160 mmhg diastolic gt- 110 mmhg

2 Proteinurin lebih dari 5 mg24 jam3 Gangguan cerebral atau visual4 Edema pulmenum5 Nyeri epigastrik atau kwadaran atas kanan6 Gangguan fungsi hati tanpa sebab yang jelas7 Trombositopeni8 Pertumbuhan janin terhambat9 Peningkatan serum creatinin

II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)

2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina

III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotel berat sehingga terjadi fasus fasme berat sehingga dapat terjadi kelainan atau kerusakan multi organ

IV Prosedur 1 Rawat rumah sakit2 Periksa lboratorium sesuai kemampuan rumah

sakit3 Berikan MgSO44 Berikan obat anti hipertensi nifedipin obat

terpilih5 Terminasi kehamilan adalah terapi defintif

fariasi usia gestasi pada saat pengakhiran kehamilan tergantung dari kemampuan

masing-masing rumah sakit

PRE EKLAMPSIA BERAT

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

INDUKSI PERSALINAN

No Dokumen

11012012IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Upaya untuk melakukan inisiasi persalinan sebelum

timbul secara spontan unutk melahirkan janin- bayi dan plasenta

II TUJUAN Tujuannya karena ada ancaman untuk ibu dan janin atau keduanya apabila kehamilan diteruskan sehingga kelahiran janin bayi dan plasenta lebih menguntungkan(utamanya bagi ibu idealnya bagi keduanya)

III KEBIJAKAN 1 Induksi persalinan tanpa melakukan pematangan servks akan memberi angka keberhasilan kelahiran yang lebih rendah terutama pad apelvik score rendah (15 banding 85 ) Walaupun pada saat pematangan serviks bisa langsung terjadi persalinan

2 Toleransi ibu dan janin untuk berlangsungnya persalinan dan kelahiran merupakan syarat utama untuk dilakukannya induksi persalinan

IV Prosedur DIAGNOSIS1 Toleransi ibu keadaan umum fungsi kardio

faskuler respirasi hemostasiskapasitas dan akomodasi jalan lahir

2 Toleransi janin viabilitas presentasi posisi volume air ketuban

3 Pemanatuan dengan partografManajemen

Mekanik (tujuan utama pematangan serviks

dan mengharapkan langsung diikuti)

INDUKSI PERSALINAN

No Dokumen

11012012IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0011 Persalinan Laminaria Foley catheter Stripping2 Medikamentosa Oksitosin (1-8 miumenit) Pge 1 ( misoprostol 25microg 6 jam ) kalau pada

bekas sc atau uterus (milomektomiV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM

DAERAHRUMAH SAKIT UMUM

BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SOLUSIO PLASENTA

No Dokumen

11013013IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Lepasnya plasenta dari tempat implantsinya yang

normal pada dinding uterus sebelum janin lahirII TUJUAN 1 Gejala klinik

Takikardia janin - iufd Trias virchows yaitu nyeri uterus fokal atau

umumtonus meningkat dan perdarahan per vaginal 85 15 pada tipe concealed

2 USG membantu pada tipe concealed yaitu area sonolusen retroplasental lokasi plasenta untuk membedakan dengan pasenta previa

III KEBIJAKAN 1 Etiologi primer masih belum diketahui2 Insidennya meningkat berkaitan dengan usia

ibu lanjut multiparitas riwayat syok maternal nutrisi buruk hipertensi korioamnionitis dekompresi mendadak setelah ketuban pecah pad utersus yang overdistensi seperti persalinan kenbar dan polihidramnion trauma abdomen versi sefalik eksternal plasenta sirkumlatadefisiensi asam folat kompresi vena cava inferior dan antikoagulan lupuspada pengguna rokok kokain nekrosis desidual tepi plasenta

3 Rekurensi 5-17 setelah 1 episode pada kehamilan sebelumnya dan 25 setelah 2 episode kehamilan sebelumnya

Risiko terjadi syok hipovolemik gagal ginjal

SOLUSIO PLASENTA

No Dokumen

11013013IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Akut DIC perdarhan pasca bersalin dan

perdarahan fetomaternal5 Klasifikasi Ringan perdarahan sedikit baik pervaginam

maupun retroplasenter keadaan ibi baik janin baik

Berat perdarahan vaginal banyak ibu dalam keadaan pre syok-syok janin dalam keadaan gawat atau sudah meninggal

IV Prosedur 1 Lakukan resusitasi darahcairan sesuai kebutuhan

2 Pada solusio plasenta berat evakuasi konsepsi segera dan hentikan perdarahandengan uterotonika resusitasi kekurangan faktor pembekuan atau jika diperlukan dapat dilakukan histerektomi

Pada solusio ringan dapat dilakukan perawatan konservatif dan pematangan paru hingga kehamilan 35 minggu dan evaluasi ketat jumlah perdarahan retroplsenter

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpM

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

NIP 19500922 197612 1 001PEMERINTAH KABUPATEN

BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM

DAERAHRUMAH SAKIT UMUM

BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

RUPTURA UTERI

No Dokumen

11014014IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Separasi komplit dinding uterus pada kehamilan

dengan atau anpa ekspulsi janin yang membahayakan ibu dan janin

II TUJUAN 1 Insiden 07 dalam persalinan2 Factor risiko termasuk riwayat pembedahan

uterus hiperstimulasi uterus multi paritas versi internal atau ekstrasi persalinan operatif CPD pemakaian kokain

3 Klasifikasi Inkomplit tidak termasuk peritoneum Komplit termasuk peritoneum visceral Dehisens terpishnya scar pada segmen

bawah uterus tidak mencapi serosa dan jarang menimbulkan perdarahan BANYAK

III KEBIJAKAN 1 Identifikasi faktor risiko parut opersi multi paritas stimulasi uterus persalinan operatif CPD

2 Hipoksia gawat janin perdarahan vaginal nyeri abdominal perubahan kontraktilitas uterus

3 Eksplorasi uterusIV Prosedur 1 Jalur intravena besar (menggunakan abbocath

no 16 atau 18) pasang DC2 Atasi syok dengan resusitasi cairan dan darah3 Histerektomi

- fungsi reproduksi tidak diharapkan- kondisi buruk yang membahayakan ibu

RUPTURA UTERI

No Dokumen

11014014IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Repair uterus

- Wanita muda yang masih mengharapkan fungsi reproduksinya

- Kondisi klinis stabil- Ruptur yang tidak komplikatif- Rekurensi 4-10 disarankan secsio

cesaria elektif pada kehamilan 36 minggu atau maturitas paru janin telah terbukti

5 Antibiotik cefalosporin generasi ke III seperti cefo perazone

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PROLAPSUS TALI PUSAT

No Dokumen

11015015IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Keadaan dimana tali pusat berada disamping atau

melewati bagian terendah janin sebelum maupun setelah ketuban pecah

II TUJUAN 1 Pada presentasi kepala prolapsus uteri lebih berbahaya bagi janin

2 Terjadi gangguan adaptasi bagian bawah janin terhadap panggul sehingga pintu atas panggul tidak tertutup oleh bagian bawah janin tersebut

3 Sering ditemukan pada partus prematurus letak lintang dan letak sungsang

III KEBIJAKAN 1 Pada periksaan dalam adanya tali pusat menumbung atau tali pusat terdepan pada umumnya diketahui setelah ketuban pecah

2 Periksa dalam wajib dilakukan pada ketuban pecah dengan bagian terbawah janin belum masuk

IV Prosedur 1 Secsio cesaria segera pada janin hidup2 Resusitasi janin terhadap kemungkinan

hipoksia janin3 Reposisi tali pusat pada posisi ibu ditidurkan

dalam posisi trendelenberg4 Partus pervaginam pada janin mati

PROLAPSUS TALI PUSAT

No Dokumen

11015015IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SUNGSANG

No Dokumen

11016016IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Janin dalam presentasi bokong Bokong kaki atau

kakiII TUJUAN 1 25 pada kehamilan 28 minggu dijumpai

sungsang namun hanya 3-5 yang tetap sungsang hingga kehamilan aterm

2 Setiap kelainan presentsi cari penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan fisik maupun ultrasonografi

III KEBIJAKAN Bergantung pada kondisi ibu dan janin serta pertolongan persalinan

IV Prosedur 1 Jika tidak dijumpai penyebab definitif sungsang dan telah dilakukan inform censent ke pasien maa dapat dicoba versi luar pada kehamilan 36 minggu ( mencegah komplikasi preterm dan dengan keberhasilan 40-60 )

2 Pada primi grafida yang tidak dapat diversi luar metode kelahiran terpilih adalah secsio cesaria

3 Pada multi gravida tergantung kompetensi penolong

4 Pemantauan jalannya persalinan dengan partograf jika melambaatdistosia sebaiknya lakukan pengakhiran per abdominal

SUNGSANG

No Dokumen

11016016IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Proses kelahiran pada ibu dengan usia gestasi

kurang dari 37 mingguII TUJUAN 1 Persalinan preterm mempunyai banyak

penyebab namun infeksi korioamnionitis kini makin dominant Infeksi ini mempunyai potensi untuk cedera pada bayi baru lahir Semakin muda kehamilan semakin buruk prognosisnya

2 Upaya tokolilisis hanyalah upaya penundaan sementara bagi pematangan paru bila infeksi telah nyata sebaiknya persalinan preterm dibiarkan berlangsung selain tokolisis tidak dibenarkan pada usia kehamilan gt 35 minggu kelainan bawaan janin dan preeklampsia

3 Peningkatan II-6 lebih dari 11 pgml merupakan risiko terjadinya reaksi radang (inflamatory response) dengan akobat periventrikuler leucomalacia (PVL) Pemberian kortikosterid lebih dari 2 hari dan berulang ndashulang dapat memberi risiko pertumbuhan bayi terhambat

III KEBIJAKAN 1 Kontraksihis yang regular pada kehamilan lt 37 minggu merupakan gejala pertama pastikan denganpemeriksasn inspekulo adanga pembukaan dan cevicitis

2 Pengobatan terhadap cevicitis dan vaginitis perlu dilakukan dengan metronidazol 2 x 500mg Pemberian dexamethasone 12 mghari

menunjukan penurunan risiko PVL

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Gejala infeksi intrauterin ialah takikardia janin

gerakan janin lemah oligohidramnion pireksi ibu cairan amnion berbau

4 Sebagai upaya pencegahan ada baiknya pemeriksaan dalam dilakukan deteksi vaginitis dan cervicitis Kelainan cervik ( inkompetensi) merupakan indikasi untuk seridase Pemeriksaan klinik da USG (tebal servik lt 15 cm) merupakan resiko tersebut

IV Prosedur 1 Setelah pemberian informed consent yang baik cara persalinan dan kemampuan klinik merawat pre term harus dipertimbangkan Bila kehamilan lt 35 minggu dan presentasi kepala maka persalinan pervaginam merupakan pilihan Namun bila kehamilan 32 ndash 35 minggu maka pertimbangan seksio sesaria menjadi pilihanMwenjadi kesulitan plihan jika bayi dengan berat lahir sangat rendah karena risiko kematian tinggi(50 )Bila ditemukan infeksimaka upaya tokolisis dapat dilakukan2 Obat yang dianjurkan adalah

a Nifedipine 10 mgdiulang tiap 30 menit maksimum 40 mg6 jamUmumnya hanya diperlukan 20 mgdan dosis perawatan 3 kali 10 mg

b B-mimetik terbutalin atau Salbutamol3 Pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru betametasone 12 mghariuntuk 2 hari sajaBila tidak ada betamethasone dapat

diberikan dexametasone

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari

periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20

II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu

III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia

2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)

3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu

IV Prosedur 1 Pemantauan fetus

2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam

dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric

II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )

III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin

2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda

IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar

denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap

- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi

dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang

terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan

2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan

II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah

- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta

- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )

III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan

pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24

jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG

2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab

IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh

gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium

II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai

III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea

2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum

3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis

IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X

5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka

perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi

2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya

3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi

4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi

5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi

Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta

estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA

atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus

3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus

4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus

5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

14

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi

sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan

hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD

Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic

DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik

II TUJUAN

III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2

lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau

lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

24

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi

AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui

Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya

Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi

oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

34

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari

Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan

Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)

Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula

darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)

Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

44

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi

adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti

terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya

PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti

mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

Page 18: Protap Medis VK Siap Cetak

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

DIABETES DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11007007IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpainya kadar gula darah pada test pembebanan

75 g pada kehamilan (umumnya 24 hingga 30 minggu) antara 140-200 mgdl

II TUJUAN Kadar gula darah terkontrol dalam batas normal (80-120 mg)memberikan hasil yang sama dengan populasi normal Pengontrolan gula darah dalam kehamilan harus segera mungkin baik dengan diit maupun insulin

III KEBIJAKAN DIAGNOSA5 Kadar gula darah

- Test toleransi glukosa beban 75 g- Kurva darah harian- HbA1C

6 Pertumbuhan janin dan kesejahteraan janin7 Fungsi kardiofaskular8 Toleransi feto maternal

IV Prosedur 3 upayakan kadar gula darah antara 80-120 mg kadar HbA1C lt55 baik dengan maupun tanpa insulin

4 Kelahiran diupayakan pada usia gestasi 38 minggu keculai dijumpai

- PJT- Pre eklampsia- Kelainan congenital- ketosaidosisPenentuan persalinan pervaginam maupun per abdominal tergantung kondisi janin maupun ibunya

DIABETES DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11007007IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001

V Unit terkaitBidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

GRANDDE MULTIPARITAS

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan persalinan dan atau kelahiran pada

perempuan yang pernah melahirkan lebih dari 4 kali dengan berat bayi gt 500 gram

II TUJUAN 1 Kehamilan bersifat diabetogenik pada grandemultiparitas akan semakin manifes

2 Infolusi berulang memungkinkan untuk terjadinya defek minor-medium yang berakibat pada berkurangnya serabut endometrium senhingga persalinan pada grande multiparitas akan cenderung untuk mengalami hipotonia demikian pula pada pasca bersalin

3 Akibat kurangnya serabut endometrium maka pada grande multiparsitas elastisitas akan berkurang sehingga memudahkan untuk terjadinya ruptura uteri

III KEBIJAKAN 1 Anamnesa2 Pemeriksaan fisik parutperineum dan bekas

laparatomi

IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal terapijika dijumpai kelainan

2 Waspada untuk Diabetes mellitus gestasional3 Waspada untuk makrosomi4 Tidak melakukan

GRANDDE MULTIPARITAS

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11009009IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

11

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg sejak

sebelum kehamilanII TUJUAN 1 Mencari kelainan yang mendasari hipertensi

2 Memberi penanganan yang tepat sehingga tidak menjadi lebih berat

III KEBIJAKAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waaspada takayasu ndash aneurisme aorta)

2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina

IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal kecuali pemberian obat antihipertensi seperti calsium chanel blocker

2 Monitor protein uria3 Persalinan dengan kelahiran sesuai indikasi

obstetric kecuali terjadi krisis hipertensi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PRE EKLAMPSIA RINGAN

No Dokumen

11010010IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

11

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001

I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg atau peningkatan diastolic gt_ dengan protein urine kurang dari 3 gr24 jam

II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)

2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina

III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotelIV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan

kehamilan normal2 Banyak istirahat tirah baring3 Monitor protein uria4 Persalinan dan kelahiran diupayakan pada

37 minggu penuh

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PRE EKLAMPSIA BERAT

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Pada kehamila lebih dari 22 minggu dijumpai

1 Tekanan darah diastolk gt_ 160 mmhg diastolic gt- 110 mmhg

2 Proteinurin lebih dari 5 mg24 jam3 Gangguan cerebral atau visual4 Edema pulmenum5 Nyeri epigastrik atau kwadaran atas kanan6 Gangguan fungsi hati tanpa sebab yang jelas7 Trombositopeni8 Pertumbuhan janin terhambat9 Peningkatan serum creatinin

II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)

2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina

III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotel berat sehingga terjadi fasus fasme berat sehingga dapat terjadi kelainan atau kerusakan multi organ

IV Prosedur 1 Rawat rumah sakit2 Periksa lboratorium sesuai kemampuan rumah

sakit3 Berikan MgSO44 Berikan obat anti hipertensi nifedipin obat

terpilih5 Terminasi kehamilan adalah terapi defintif

fariasi usia gestasi pada saat pengakhiran kehamilan tergantung dari kemampuan

masing-masing rumah sakit

PRE EKLAMPSIA BERAT

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

INDUKSI PERSALINAN

No Dokumen

11012012IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Upaya untuk melakukan inisiasi persalinan sebelum

timbul secara spontan unutk melahirkan janin- bayi dan plasenta

II TUJUAN Tujuannya karena ada ancaman untuk ibu dan janin atau keduanya apabila kehamilan diteruskan sehingga kelahiran janin bayi dan plasenta lebih menguntungkan(utamanya bagi ibu idealnya bagi keduanya)

III KEBIJAKAN 1 Induksi persalinan tanpa melakukan pematangan servks akan memberi angka keberhasilan kelahiran yang lebih rendah terutama pad apelvik score rendah (15 banding 85 ) Walaupun pada saat pematangan serviks bisa langsung terjadi persalinan

2 Toleransi ibu dan janin untuk berlangsungnya persalinan dan kelahiran merupakan syarat utama untuk dilakukannya induksi persalinan

IV Prosedur DIAGNOSIS1 Toleransi ibu keadaan umum fungsi kardio

faskuler respirasi hemostasiskapasitas dan akomodasi jalan lahir

2 Toleransi janin viabilitas presentasi posisi volume air ketuban

3 Pemanatuan dengan partografManajemen

Mekanik (tujuan utama pematangan serviks

dan mengharapkan langsung diikuti)

INDUKSI PERSALINAN

No Dokumen

11012012IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0011 Persalinan Laminaria Foley catheter Stripping2 Medikamentosa Oksitosin (1-8 miumenit) Pge 1 ( misoprostol 25microg 6 jam ) kalau pada

bekas sc atau uterus (milomektomiV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM

DAERAHRUMAH SAKIT UMUM

BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SOLUSIO PLASENTA

No Dokumen

11013013IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Lepasnya plasenta dari tempat implantsinya yang

normal pada dinding uterus sebelum janin lahirII TUJUAN 1 Gejala klinik

Takikardia janin - iufd Trias virchows yaitu nyeri uterus fokal atau

umumtonus meningkat dan perdarahan per vaginal 85 15 pada tipe concealed

2 USG membantu pada tipe concealed yaitu area sonolusen retroplasental lokasi plasenta untuk membedakan dengan pasenta previa

III KEBIJAKAN 1 Etiologi primer masih belum diketahui2 Insidennya meningkat berkaitan dengan usia

ibu lanjut multiparitas riwayat syok maternal nutrisi buruk hipertensi korioamnionitis dekompresi mendadak setelah ketuban pecah pad utersus yang overdistensi seperti persalinan kenbar dan polihidramnion trauma abdomen versi sefalik eksternal plasenta sirkumlatadefisiensi asam folat kompresi vena cava inferior dan antikoagulan lupuspada pengguna rokok kokain nekrosis desidual tepi plasenta

3 Rekurensi 5-17 setelah 1 episode pada kehamilan sebelumnya dan 25 setelah 2 episode kehamilan sebelumnya

Risiko terjadi syok hipovolemik gagal ginjal

SOLUSIO PLASENTA

No Dokumen

11013013IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Akut DIC perdarhan pasca bersalin dan

perdarahan fetomaternal5 Klasifikasi Ringan perdarahan sedikit baik pervaginam

maupun retroplasenter keadaan ibi baik janin baik

Berat perdarahan vaginal banyak ibu dalam keadaan pre syok-syok janin dalam keadaan gawat atau sudah meninggal

IV Prosedur 1 Lakukan resusitasi darahcairan sesuai kebutuhan

2 Pada solusio plasenta berat evakuasi konsepsi segera dan hentikan perdarahandengan uterotonika resusitasi kekurangan faktor pembekuan atau jika diperlukan dapat dilakukan histerektomi

Pada solusio ringan dapat dilakukan perawatan konservatif dan pematangan paru hingga kehamilan 35 minggu dan evaluasi ketat jumlah perdarahan retroplsenter

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpM

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

NIP 19500922 197612 1 001PEMERINTAH KABUPATEN

BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM

DAERAHRUMAH SAKIT UMUM

BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

RUPTURA UTERI

No Dokumen

11014014IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Separasi komplit dinding uterus pada kehamilan

dengan atau anpa ekspulsi janin yang membahayakan ibu dan janin

II TUJUAN 1 Insiden 07 dalam persalinan2 Factor risiko termasuk riwayat pembedahan

uterus hiperstimulasi uterus multi paritas versi internal atau ekstrasi persalinan operatif CPD pemakaian kokain

3 Klasifikasi Inkomplit tidak termasuk peritoneum Komplit termasuk peritoneum visceral Dehisens terpishnya scar pada segmen

bawah uterus tidak mencapi serosa dan jarang menimbulkan perdarahan BANYAK

III KEBIJAKAN 1 Identifikasi faktor risiko parut opersi multi paritas stimulasi uterus persalinan operatif CPD

2 Hipoksia gawat janin perdarahan vaginal nyeri abdominal perubahan kontraktilitas uterus

3 Eksplorasi uterusIV Prosedur 1 Jalur intravena besar (menggunakan abbocath

no 16 atau 18) pasang DC2 Atasi syok dengan resusitasi cairan dan darah3 Histerektomi

- fungsi reproduksi tidak diharapkan- kondisi buruk yang membahayakan ibu

RUPTURA UTERI

No Dokumen

11014014IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Repair uterus

- Wanita muda yang masih mengharapkan fungsi reproduksinya

- Kondisi klinis stabil- Ruptur yang tidak komplikatif- Rekurensi 4-10 disarankan secsio

cesaria elektif pada kehamilan 36 minggu atau maturitas paru janin telah terbukti

5 Antibiotik cefalosporin generasi ke III seperti cefo perazone

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PROLAPSUS TALI PUSAT

No Dokumen

11015015IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Keadaan dimana tali pusat berada disamping atau

melewati bagian terendah janin sebelum maupun setelah ketuban pecah

II TUJUAN 1 Pada presentasi kepala prolapsus uteri lebih berbahaya bagi janin

2 Terjadi gangguan adaptasi bagian bawah janin terhadap panggul sehingga pintu atas panggul tidak tertutup oleh bagian bawah janin tersebut

3 Sering ditemukan pada partus prematurus letak lintang dan letak sungsang

III KEBIJAKAN 1 Pada periksaan dalam adanya tali pusat menumbung atau tali pusat terdepan pada umumnya diketahui setelah ketuban pecah

2 Periksa dalam wajib dilakukan pada ketuban pecah dengan bagian terbawah janin belum masuk

IV Prosedur 1 Secsio cesaria segera pada janin hidup2 Resusitasi janin terhadap kemungkinan

hipoksia janin3 Reposisi tali pusat pada posisi ibu ditidurkan

dalam posisi trendelenberg4 Partus pervaginam pada janin mati

PROLAPSUS TALI PUSAT

No Dokumen

11015015IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SUNGSANG

No Dokumen

11016016IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Janin dalam presentasi bokong Bokong kaki atau

kakiII TUJUAN 1 25 pada kehamilan 28 minggu dijumpai

sungsang namun hanya 3-5 yang tetap sungsang hingga kehamilan aterm

2 Setiap kelainan presentsi cari penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan fisik maupun ultrasonografi

III KEBIJAKAN Bergantung pada kondisi ibu dan janin serta pertolongan persalinan

IV Prosedur 1 Jika tidak dijumpai penyebab definitif sungsang dan telah dilakukan inform censent ke pasien maa dapat dicoba versi luar pada kehamilan 36 minggu ( mencegah komplikasi preterm dan dengan keberhasilan 40-60 )

2 Pada primi grafida yang tidak dapat diversi luar metode kelahiran terpilih adalah secsio cesaria

3 Pada multi gravida tergantung kompetensi penolong

4 Pemantauan jalannya persalinan dengan partograf jika melambaatdistosia sebaiknya lakukan pengakhiran per abdominal

SUNGSANG

No Dokumen

11016016IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Proses kelahiran pada ibu dengan usia gestasi

kurang dari 37 mingguII TUJUAN 1 Persalinan preterm mempunyai banyak

penyebab namun infeksi korioamnionitis kini makin dominant Infeksi ini mempunyai potensi untuk cedera pada bayi baru lahir Semakin muda kehamilan semakin buruk prognosisnya

2 Upaya tokolilisis hanyalah upaya penundaan sementara bagi pematangan paru bila infeksi telah nyata sebaiknya persalinan preterm dibiarkan berlangsung selain tokolisis tidak dibenarkan pada usia kehamilan gt 35 minggu kelainan bawaan janin dan preeklampsia

3 Peningkatan II-6 lebih dari 11 pgml merupakan risiko terjadinya reaksi radang (inflamatory response) dengan akobat periventrikuler leucomalacia (PVL) Pemberian kortikosterid lebih dari 2 hari dan berulang ndashulang dapat memberi risiko pertumbuhan bayi terhambat

III KEBIJAKAN 1 Kontraksihis yang regular pada kehamilan lt 37 minggu merupakan gejala pertama pastikan denganpemeriksasn inspekulo adanga pembukaan dan cevicitis

2 Pengobatan terhadap cevicitis dan vaginitis perlu dilakukan dengan metronidazol 2 x 500mg Pemberian dexamethasone 12 mghari

menunjukan penurunan risiko PVL

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Gejala infeksi intrauterin ialah takikardia janin

gerakan janin lemah oligohidramnion pireksi ibu cairan amnion berbau

4 Sebagai upaya pencegahan ada baiknya pemeriksaan dalam dilakukan deteksi vaginitis dan cervicitis Kelainan cervik ( inkompetensi) merupakan indikasi untuk seridase Pemeriksaan klinik da USG (tebal servik lt 15 cm) merupakan resiko tersebut

IV Prosedur 1 Setelah pemberian informed consent yang baik cara persalinan dan kemampuan klinik merawat pre term harus dipertimbangkan Bila kehamilan lt 35 minggu dan presentasi kepala maka persalinan pervaginam merupakan pilihan Namun bila kehamilan 32 ndash 35 minggu maka pertimbangan seksio sesaria menjadi pilihanMwenjadi kesulitan plihan jika bayi dengan berat lahir sangat rendah karena risiko kematian tinggi(50 )Bila ditemukan infeksimaka upaya tokolisis dapat dilakukan2 Obat yang dianjurkan adalah

a Nifedipine 10 mgdiulang tiap 30 menit maksimum 40 mg6 jamUmumnya hanya diperlukan 20 mgdan dosis perawatan 3 kali 10 mg

b B-mimetik terbutalin atau Salbutamol3 Pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru betametasone 12 mghariuntuk 2 hari sajaBila tidak ada betamethasone dapat

diberikan dexametasone

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari

periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20

II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu

III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia

2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)

3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu

IV Prosedur 1 Pemantauan fetus

2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam

dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric

II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )

III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin

2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda

IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar

denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap

- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi

dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang

terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan

2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan

II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah

- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta

- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )

III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan

pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24

jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG

2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab

IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh

gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium

II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai

III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea

2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum

3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis

IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X

5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka

perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi

2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya

3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi

4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi

5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi

Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta

estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA

atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus

3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus

4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus

5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

14

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi

sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan

hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD

Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic

DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik

II TUJUAN

III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2

lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau

lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

24

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi

AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui

Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya

Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi

oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

34

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari

Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan

Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)

Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula

darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)

Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

44

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi

adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti

terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya

PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti

mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

Page 19: Protap Medis VK Siap Cetak

DIABETES DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11007007IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001

V Unit terkaitBidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

GRANDDE MULTIPARITAS

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan persalinan dan atau kelahiran pada

perempuan yang pernah melahirkan lebih dari 4 kali dengan berat bayi gt 500 gram

II TUJUAN 1 Kehamilan bersifat diabetogenik pada grandemultiparitas akan semakin manifes

2 Infolusi berulang memungkinkan untuk terjadinya defek minor-medium yang berakibat pada berkurangnya serabut endometrium senhingga persalinan pada grande multiparitas akan cenderung untuk mengalami hipotonia demikian pula pada pasca bersalin

3 Akibat kurangnya serabut endometrium maka pada grande multiparsitas elastisitas akan berkurang sehingga memudahkan untuk terjadinya ruptura uteri

III KEBIJAKAN 1 Anamnesa2 Pemeriksaan fisik parutperineum dan bekas

laparatomi

IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal terapijika dijumpai kelainan

2 Waspada untuk Diabetes mellitus gestasional3 Waspada untuk makrosomi4 Tidak melakukan

GRANDDE MULTIPARITAS

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11009009IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

11

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg sejak

sebelum kehamilanII TUJUAN 1 Mencari kelainan yang mendasari hipertensi

2 Memberi penanganan yang tepat sehingga tidak menjadi lebih berat

III KEBIJAKAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waaspada takayasu ndash aneurisme aorta)

2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina

IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal kecuali pemberian obat antihipertensi seperti calsium chanel blocker

2 Monitor protein uria3 Persalinan dengan kelahiran sesuai indikasi

obstetric kecuali terjadi krisis hipertensi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PRE EKLAMPSIA RINGAN

No Dokumen

11010010IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

11

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001

I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg atau peningkatan diastolic gt_ dengan protein urine kurang dari 3 gr24 jam

II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)

2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina

III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotelIV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan

kehamilan normal2 Banyak istirahat tirah baring3 Monitor protein uria4 Persalinan dan kelahiran diupayakan pada

37 minggu penuh

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PRE EKLAMPSIA BERAT

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Pada kehamila lebih dari 22 minggu dijumpai

1 Tekanan darah diastolk gt_ 160 mmhg diastolic gt- 110 mmhg

2 Proteinurin lebih dari 5 mg24 jam3 Gangguan cerebral atau visual4 Edema pulmenum5 Nyeri epigastrik atau kwadaran atas kanan6 Gangguan fungsi hati tanpa sebab yang jelas7 Trombositopeni8 Pertumbuhan janin terhambat9 Peningkatan serum creatinin

II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)

2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina

III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotel berat sehingga terjadi fasus fasme berat sehingga dapat terjadi kelainan atau kerusakan multi organ

IV Prosedur 1 Rawat rumah sakit2 Periksa lboratorium sesuai kemampuan rumah

sakit3 Berikan MgSO44 Berikan obat anti hipertensi nifedipin obat

terpilih5 Terminasi kehamilan adalah terapi defintif

fariasi usia gestasi pada saat pengakhiran kehamilan tergantung dari kemampuan

masing-masing rumah sakit

PRE EKLAMPSIA BERAT

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

INDUKSI PERSALINAN

No Dokumen

11012012IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Upaya untuk melakukan inisiasi persalinan sebelum

timbul secara spontan unutk melahirkan janin- bayi dan plasenta

II TUJUAN Tujuannya karena ada ancaman untuk ibu dan janin atau keduanya apabila kehamilan diteruskan sehingga kelahiran janin bayi dan plasenta lebih menguntungkan(utamanya bagi ibu idealnya bagi keduanya)

III KEBIJAKAN 1 Induksi persalinan tanpa melakukan pematangan servks akan memberi angka keberhasilan kelahiran yang lebih rendah terutama pad apelvik score rendah (15 banding 85 ) Walaupun pada saat pematangan serviks bisa langsung terjadi persalinan

2 Toleransi ibu dan janin untuk berlangsungnya persalinan dan kelahiran merupakan syarat utama untuk dilakukannya induksi persalinan

IV Prosedur DIAGNOSIS1 Toleransi ibu keadaan umum fungsi kardio

faskuler respirasi hemostasiskapasitas dan akomodasi jalan lahir

2 Toleransi janin viabilitas presentasi posisi volume air ketuban

3 Pemanatuan dengan partografManajemen

Mekanik (tujuan utama pematangan serviks

dan mengharapkan langsung diikuti)

INDUKSI PERSALINAN

No Dokumen

11012012IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0011 Persalinan Laminaria Foley catheter Stripping2 Medikamentosa Oksitosin (1-8 miumenit) Pge 1 ( misoprostol 25microg 6 jam ) kalau pada

bekas sc atau uterus (milomektomiV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM

DAERAHRUMAH SAKIT UMUM

BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SOLUSIO PLASENTA

No Dokumen

11013013IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Lepasnya plasenta dari tempat implantsinya yang

normal pada dinding uterus sebelum janin lahirII TUJUAN 1 Gejala klinik

Takikardia janin - iufd Trias virchows yaitu nyeri uterus fokal atau

umumtonus meningkat dan perdarahan per vaginal 85 15 pada tipe concealed

2 USG membantu pada tipe concealed yaitu area sonolusen retroplasental lokasi plasenta untuk membedakan dengan pasenta previa

III KEBIJAKAN 1 Etiologi primer masih belum diketahui2 Insidennya meningkat berkaitan dengan usia

ibu lanjut multiparitas riwayat syok maternal nutrisi buruk hipertensi korioamnionitis dekompresi mendadak setelah ketuban pecah pad utersus yang overdistensi seperti persalinan kenbar dan polihidramnion trauma abdomen versi sefalik eksternal plasenta sirkumlatadefisiensi asam folat kompresi vena cava inferior dan antikoagulan lupuspada pengguna rokok kokain nekrosis desidual tepi plasenta

3 Rekurensi 5-17 setelah 1 episode pada kehamilan sebelumnya dan 25 setelah 2 episode kehamilan sebelumnya

Risiko terjadi syok hipovolemik gagal ginjal

SOLUSIO PLASENTA

No Dokumen

11013013IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Akut DIC perdarhan pasca bersalin dan

perdarahan fetomaternal5 Klasifikasi Ringan perdarahan sedikit baik pervaginam

maupun retroplasenter keadaan ibi baik janin baik

Berat perdarahan vaginal banyak ibu dalam keadaan pre syok-syok janin dalam keadaan gawat atau sudah meninggal

IV Prosedur 1 Lakukan resusitasi darahcairan sesuai kebutuhan

2 Pada solusio plasenta berat evakuasi konsepsi segera dan hentikan perdarahandengan uterotonika resusitasi kekurangan faktor pembekuan atau jika diperlukan dapat dilakukan histerektomi

Pada solusio ringan dapat dilakukan perawatan konservatif dan pematangan paru hingga kehamilan 35 minggu dan evaluasi ketat jumlah perdarahan retroplsenter

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpM

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

NIP 19500922 197612 1 001PEMERINTAH KABUPATEN

BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM

DAERAHRUMAH SAKIT UMUM

BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

RUPTURA UTERI

No Dokumen

11014014IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Separasi komplit dinding uterus pada kehamilan

dengan atau anpa ekspulsi janin yang membahayakan ibu dan janin

II TUJUAN 1 Insiden 07 dalam persalinan2 Factor risiko termasuk riwayat pembedahan

uterus hiperstimulasi uterus multi paritas versi internal atau ekstrasi persalinan operatif CPD pemakaian kokain

3 Klasifikasi Inkomplit tidak termasuk peritoneum Komplit termasuk peritoneum visceral Dehisens terpishnya scar pada segmen

bawah uterus tidak mencapi serosa dan jarang menimbulkan perdarahan BANYAK

III KEBIJAKAN 1 Identifikasi faktor risiko parut opersi multi paritas stimulasi uterus persalinan operatif CPD

2 Hipoksia gawat janin perdarahan vaginal nyeri abdominal perubahan kontraktilitas uterus

3 Eksplorasi uterusIV Prosedur 1 Jalur intravena besar (menggunakan abbocath

no 16 atau 18) pasang DC2 Atasi syok dengan resusitasi cairan dan darah3 Histerektomi

- fungsi reproduksi tidak diharapkan- kondisi buruk yang membahayakan ibu

RUPTURA UTERI

No Dokumen

11014014IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Repair uterus

- Wanita muda yang masih mengharapkan fungsi reproduksinya

- Kondisi klinis stabil- Ruptur yang tidak komplikatif- Rekurensi 4-10 disarankan secsio

cesaria elektif pada kehamilan 36 minggu atau maturitas paru janin telah terbukti

5 Antibiotik cefalosporin generasi ke III seperti cefo perazone

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PROLAPSUS TALI PUSAT

No Dokumen

11015015IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Keadaan dimana tali pusat berada disamping atau

melewati bagian terendah janin sebelum maupun setelah ketuban pecah

II TUJUAN 1 Pada presentasi kepala prolapsus uteri lebih berbahaya bagi janin

2 Terjadi gangguan adaptasi bagian bawah janin terhadap panggul sehingga pintu atas panggul tidak tertutup oleh bagian bawah janin tersebut

3 Sering ditemukan pada partus prematurus letak lintang dan letak sungsang

III KEBIJAKAN 1 Pada periksaan dalam adanya tali pusat menumbung atau tali pusat terdepan pada umumnya diketahui setelah ketuban pecah

2 Periksa dalam wajib dilakukan pada ketuban pecah dengan bagian terbawah janin belum masuk

IV Prosedur 1 Secsio cesaria segera pada janin hidup2 Resusitasi janin terhadap kemungkinan

hipoksia janin3 Reposisi tali pusat pada posisi ibu ditidurkan

dalam posisi trendelenberg4 Partus pervaginam pada janin mati

PROLAPSUS TALI PUSAT

No Dokumen

11015015IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SUNGSANG

No Dokumen

11016016IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Janin dalam presentasi bokong Bokong kaki atau

kakiII TUJUAN 1 25 pada kehamilan 28 minggu dijumpai

sungsang namun hanya 3-5 yang tetap sungsang hingga kehamilan aterm

2 Setiap kelainan presentsi cari penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan fisik maupun ultrasonografi

III KEBIJAKAN Bergantung pada kondisi ibu dan janin serta pertolongan persalinan

IV Prosedur 1 Jika tidak dijumpai penyebab definitif sungsang dan telah dilakukan inform censent ke pasien maa dapat dicoba versi luar pada kehamilan 36 minggu ( mencegah komplikasi preterm dan dengan keberhasilan 40-60 )

2 Pada primi grafida yang tidak dapat diversi luar metode kelahiran terpilih adalah secsio cesaria

3 Pada multi gravida tergantung kompetensi penolong

4 Pemantauan jalannya persalinan dengan partograf jika melambaatdistosia sebaiknya lakukan pengakhiran per abdominal

SUNGSANG

No Dokumen

11016016IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Proses kelahiran pada ibu dengan usia gestasi

kurang dari 37 mingguII TUJUAN 1 Persalinan preterm mempunyai banyak

penyebab namun infeksi korioamnionitis kini makin dominant Infeksi ini mempunyai potensi untuk cedera pada bayi baru lahir Semakin muda kehamilan semakin buruk prognosisnya

2 Upaya tokolilisis hanyalah upaya penundaan sementara bagi pematangan paru bila infeksi telah nyata sebaiknya persalinan preterm dibiarkan berlangsung selain tokolisis tidak dibenarkan pada usia kehamilan gt 35 minggu kelainan bawaan janin dan preeklampsia

3 Peningkatan II-6 lebih dari 11 pgml merupakan risiko terjadinya reaksi radang (inflamatory response) dengan akobat periventrikuler leucomalacia (PVL) Pemberian kortikosterid lebih dari 2 hari dan berulang ndashulang dapat memberi risiko pertumbuhan bayi terhambat

III KEBIJAKAN 1 Kontraksihis yang regular pada kehamilan lt 37 minggu merupakan gejala pertama pastikan denganpemeriksasn inspekulo adanga pembukaan dan cevicitis

2 Pengobatan terhadap cevicitis dan vaginitis perlu dilakukan dengan metronidazol 2 x 500mg Pemberian dexamethasone 12 mghari

menunjukan penurunan risiko PVL

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Gejala infeksi intrauterin ialah takikardia janin

gerakan janin lemah oligohidramnion pireksi ibu cairan amnion berbau

4 Sebagai upaya pencegahan ada baiknya pemeriksaan dalam dilakukan deteksi vaginitis dan cervicitis Kelainan cervik ( inkompetensi) merupakan indikasi untuk seridase Pemeriksaan klinik da USG (tebal servik lt 15 cm) merupakan resiko tersebut

IV Prosedur 1 Setelah pemberian informed consent yang baik cara persalinan dan kemampuan klinik merawat pre term harus dipertimbangkan Bila kehamilan lt 35 minggu dan presentasi kepala maka persalinan pervaginam merupakan pilihan Namun bila kehamilan 32 ndash 35 minggu maka pertimbangan seksio sesaria menjadi pilihanMwenjadi kesulitan plihan jika bayi dengan berat lahir sangat rendah karena risiko kematian tinggi(50 )Bila ditemukan infeksimaka upaya tokolisis dapat dilakukan2 Obat yang dianjurkan adalah

a Nifedipine 10 mgdiulang tiap 30 menit maksimum 40 mg6 jamUmumnya hanya diperlukan 20 mgdan dosis perawatan 3 kali 10 mg

b B-mimetik terbutalin atau Salbutamol3 Pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru betametasone 12 mghariuntuk 2 hari sajaBila tidak ada betamethasone dapat

diberikan dexametasone

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari

periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20

II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu

III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia

2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)

3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu

IV Prosedur 1 Pemantauan fetus

2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam

dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric

II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )

III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin

2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda

IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar

denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap

- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi

dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang

terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan

2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan

II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah

- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta

- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )

III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan

pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24

jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG

2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab

IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh

gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium

II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai

III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea

2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum

3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis

IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X

5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka

perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi

2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya

3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi

4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi

5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi

Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta

estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA

atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus

3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus

4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus

5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

14

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi

sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan

hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD

Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic

DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik

II TUJUAN

III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2

lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau

lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

24

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi

AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui

Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya

Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi

oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

34

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari

Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan

Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)

Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula

darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)

Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

44

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi

adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti

terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya

PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti

mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

Page 20: Protap Medis VK Siap Cetak

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

GRANDDE MULTIPARITAS

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan persalinan dan atau kelahiran pada

perempuan yang pernah melahirkan lebih dari 4 kali dengan berat bayi gt 500 gram

II TUJUAN 1 Kehamilan bersifat diabetogenik pada grandemultiparitas akan semakin manifes

2 Infolusi berulang memungkinkan untuk terjadinya defek minor-medium yang berakibat pada berkurangnya serabut endometrium senhingga persalinan pada grande multiparitas akan cenderung untuk mengalami hipotonia demikian pula pada pasca bersalin

3 Akibat kurangnya serabut endometrium maka pada grande multiparsitas elastisitas akan berkurang sehingga memudahkan untuk terjadinya ruptura uteri

III KEBIJAKAN 1 Anamnesa2 Pemeriksaan fisik parutperineum dan bekas

laparatomi

IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal terapijika dijumpai kelainan

2 Waspada untuk Diabetes mellitus gestasional3 Waspada untuk makrosomi4 Tidak melakukan

GRANDDE MULTIPARITAS

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11009009IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

11

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg sejak

sebelum kehamilanII TUJUAN 1 Mencari kelainan yang mendasari hipertensi

2 Memberi penanganan yang tepat sehingga tidak menjadi lebih berat

III KEBIJAKAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waaspada takayasu ndash aneurisme aorta)

2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina

IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal kecuali pemberian obat antihipertensi seperti calsium chanel blocker

2 Monitor protein uria3 Persalinan dengan kelahiran sesuai indikasi

obstetric kecuali terjadi krisis hipertensi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PRE EKLAMPSIA RINGAN

No Dokumen

11010010IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

11

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001

I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg atau peningkatan diastolic gt_ dengan protein urine kurang dari 3 gr24 jam

II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)

2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina

III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotelIV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan

kehamilan normal2 Banyak istirahat tirah baring3 Monitor protein uria4 Persalinan dan kelahiran diupayakan pada

37 minggu penuh

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PRE EKLAMPSIA BERAT

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Pada kehamila lebih dari 22 minggu dijumpai

1 Tekanan darah diastolk gt_ 160 mmhg diastolic gt- 110 mmhg

2 Proteinurin lebih dari 5 mg24 jam3 Gangguan cerebral atau visual4 Edema pulmenum5 Nyeri epigastrik atau kwadaran atas kanan6 Gangguan fungsi hati tanpa sebab yang jelas7 Trombositopeni8 Pertumbuhan janin terhambat9 Peningkatan serum creatinin

II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)

2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina

III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotel berat sehingga terjadi fasus fasme berat sehingga dapat terjadi kelainan atau kerusakan multi organ

IV Prosedur 1 Rawat rumah sakit2 Periksa lboratorium sesuai kemampuan rumah

sakit3 Berikan MgSO44 Berikan obat anti hipertensi nifedipin obat

terpilih5 Terminasi kehamilan adalah terapi defintif

fariasi usia gestasi pada saat pengakhiran kehamilan tergantung dari kemampuan

masing-masing rumah sakit

PRE EKLAMPSIA BERAT

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

INDUKSI PERSALINAN

No Dokumen

11012012IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Upaya untuk melakukan inisiasi persalinan sebelum

timbul secara spontan unutk melahirkan janin- bayi dan plasenta

II TUJUAN Tujuannya karena ada ancaman untuk ibu dan janin atau keduanya apabila kehamilan diteruskan sehingga kelahiran janin bayi dan plasenta lebih menguntungkan(utamanya bagi ibu idealnya bagi keduanya)

III KEBIJAKAN 1 Induksi persalinan tanpa melakukan pematangan servks akan memberi angka keberhasilan kelahiran yang lebih rendah terutama pad apelvik score rendah (15 banding 85 ) Walaupun pada saat pematangan serviks bisa langsung terjadi persalinan

2 Toleransi ibu dan janin untuk berlangsungnya persalinan dan kelahiran merupakan syarat utama untuk dilakukannya induksi persalinan

IV Prosedur DIAGNOSIS1 Toleransi ibu keadaan umum fungsi kardio

faskuler respirasi hemostasiskapasitas dan akomodasi jalan lahir

2 Toleransi janin viabilitas presentasi posisi volume air ketuban

3 Pemanatuan dengan partografManajemen

Mekanik (tujuan utama pematangan serviks

dan mengharapkan langsung diikuti)

INDUKSI PERSALINAN

No Dokumen

11012012IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0011 Persalinan Laminaria Foley catheter Stripping2 Medikamentosa Oksitosin (1-8 miumenit) Pge 1 ( misoprostol 25microg 6 jam ) kalau pada

bekas sc atau uterus (milomektomiV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM

DAERAHRUMAH SAKIT UMUM

BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SOLUSIO PLASENTA

No Dokumen

11013013IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Lepasnya plasenta dari tempat implantsinya yang

normal pada dinding uterus sebelum janin lahirII TUJUAN 1 Gejala klinik

Takikardia janin - iufd Trias virchows yaitu nyeri uterus fokal atau

umumtonus meningkat dan perdarahan per vaginal 85 15 pada tipe concealed

2 USG membantu pada tipe concealed yaitu area sonolusen retroplasental lokasi plasenta untuk membedakan dengan pasenta previa

III KEBIJAKAN 1 Etiologi primer masih belum diketahui2 Insidennya meningkat berkaitan dengan usia

ibu lanjut multiparitas riwayat syok maternal nutrisi buruk hipertensi korioamnionitis dekompresi mendadak setelah ketuban pecah pad utersus yang overdistensi seperti persalinan kenbar dan polihidramnion trauma abdomen versi sefalik eksternal plasenta sirkumlatadefisiensi asam folat kompresi vena cava inferior dan antikoagulan lupuspada pengguna rokok kokain nekrosis desidual tepi plasenta

3 Rekurensi 5-17 setelah 1 episode pada kehamilan sebelumnya dan 25 setelah 2 episode kehamilan sebelumnya

Risiko terjadi syok hipovolemik gagal ginjal

SOLUSIO PLASENTA

No Dokumen

11013013IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Akut DIC perdarhan pasca bersalin dan

perdarahan fetomaternal5 Klasifikasi Ringan perdarahan sedikit baik pervaginam

maupun retroplasenter keadaan ibi baik janin baik

Berat perdarahan vaginal banyak ibu dalam keadaan pre syok-syok janin dalam keadaan gawat atau sudah meninggal

IV Prosedur 1 Lakukan resusitasi darahcairan sesuai kebutuhan

2 Pada solusio plasenta berat evakuasi konsepsi segera dan hentikan perdarahandengan uterotonika resusitasi kekurangan faktor pembekuan atau jika diperlukan dapat dilakukan histerektomi

Pada solusio ringan dapat dilakukan perawatan konservatif dan pematangan paru hingga kehamilan 35 minggu dan evaluasi ketat jumlah perdarahan retroplsenter

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpM

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

NIP 19500922 197612 1 001PEMERINTAH KABUPATEN

BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM

DAERAHRUMAH SAKIT UMUM

BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

RUPTURA UTERI

No Dokumen

11014014IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Separasi komplit dinding uterus pada kehamilan

dengan atau anpa ekspulsi janin yang membahayakan ibu dan janin

II TUJUAN 1 Insiden 07 dalam persalinan2 Factor risiko termasuk riwayat pembedahan

uterus hiperstimulasi uterus multi paritas versi internal atau ekstrasi persalinan operatif CPD pemakaian kokain

3 Klasifikasi Inkomplit tidak termasuk peritoneum Komplit termasuk peritoneum visceral Dehisens terpishnya scar pada segmen

bawah uterus tidak mencapi serosa dan jarang menimbulkan perdarahan BANYAK

III KEBIJAKAN 1 Identifikasi faktor risiko parut opersi multi paritas stimulasi uterus persalinan operatif CPD

2 Hipoksia gawat janin perdarahan vaginal nyeri abdominal perubahan kontraktilitas uterus

3 Eksplorasi uterusIV Prosedur 1 Jalur intravena besar (menggunakan abbocath

no 16 atau 18) pasang DC2 Atasi syok dengan resusitasi cairan dan darah3 Histerektomi

- fungsi reproduksi tidak diharapkan- kondisi buruk yang membahayakan ibu

RUPTURA UTERI

No Dokumen

11014014IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Repair uterus

- Wanita muda yang masih mengharapkan fungsi reproduksinya

- Kondisi klinis stabil- Ruptur yang tidak komplikatif- Rekurensi 4-10 disarankan secsio

cesaria elektif pada kehamilan 36 minggu atau maturitas paru janin telah terbukti

5 Antibiotik cefalosporin generasi ke III seperti cefo perazone

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PROLAPSUS TALI PUSAT

No Dokumen

11015015IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Keadaan dimana tali pusat berada disamping atau

melewati bagian terendah janin sebelum maupun setelah ketuban pecah

II TUJUAN 1 Pada presentasi kepala prolapsus uteri lebih berbahaya bagi janin

2 Terjadi gangguan adaptasi bagian bawah janin terhadap panggul sehingga pintu atas panggul tidak tertutup oleh bagian bawah janin tersebut

3 Sering ditemukan pada partus prematurus letak lintang dan letak sungsang

III KEBIJAKAN 1 Pada periksaan dalam adanya tali pusat menumbung atau tali pusat terdepan pada umumnya diketahui setelah ketuban pecah

2 Periksa dalam wajib dilakukan pada ketuban pecah dengan bagian terbawah janin belum masuk

IV Prosedur 1 Secsio cesaria segera pada janin hidup2 Resusitasi janin terhadap kemungkinan

hipoksia janin3 Reposisi tali pusat pada posisi ibu ditidurkan

dalam posisi trendelenberg4 Partus pervaginam pada janin mati

PROLAPSUS TALI PUSAT

No Dokumen

11015015IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SUNGSANG

No Dokumen

11016016IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Janin dalam presentasi bokong Bokong kaki atau

kakiII TUJUAN 1 25 pada kehamilan 28 minggu dijumpai

sungsang namun hanya 3-5 yang tetap sungsang hingga kehamilan aterm

2 Setiap kelainan presentsi cari penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan fisik maupun ultrasonografi

III KEBIJAKAN Bergantung pada kondisi ibu dan janin serta pertolongan persalinan

IV Prosedur 1 Jika tidak dijumpai penyebab definitif sungsang dan telah dilakukan inform censent ke pasien maa dapat dicoba versi luar pada kehamilan 36 minggu ( mencegah komplikasi preterm dan dengan keberhasilan 40-60 )

2 Pada primi grafida yang tidak dapat diversi luar metode kelahiran terpilih adalah secsio cesaria

3 Pada multi gravida tergantung kompetensi penolong

4 Pemantauan jalannya persalinan dengan partograf jika melambaatdistosia sebaiknya lakukan pengakhiran per abdominal

SUNGSANG

No Dokumen

11016016IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Proses kelahiran pada ibu dengan usia gestasi

kurang dari 37 mingguII TUJUAN 1 Persalinan preterm mempunyai banyak

penyebab namun infeksi korioamnionitis kini makin dominant Infeksi ini mempunyai potensi untuk cedera pada bayi baru lahir Semakin muda kehamilan semakin buruk prognosisnya

2 Upaya tokolilisis hanyalah upaya penundaan sementara bagi pematangan paru bila infeksi telah nyata sebaiknya persalinan preterm dibiarkan berlangsung selain tokolisis tidak dibenarkan pada usia kehamilan gt 35 minggu kelainan bawaan janin dan preeklampsia

3 Peningkatan II-6 lebih dari 11 pgml merupakan risiko terjadinya reaksi radang (inflamatory response) dengan akobat periventrikuler leucomalacia (PVL) Pemberian kortikosterid lebih dari 2 hari dan berulang ndashulang dapat memberi risiko pertumbuhan bayi terhambat

III KEBIJAKAN 1 Kontraksihis yang regular pada kehamilan lt 37 minggu merupakan gejala pertama pastikan denganpemeriksasn inspekulo adanga pembukaan dan cevicitis

2 Pengobatan terhadap cevicitis dan vaginitis perlu dilakukan dengan metronidazol 2 x 500mg Pemberian dexamethasone 12 mghari

menunjukan penurunan risiko PVL

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Gejala infeksi intrauterin ialah takikardia janin

gerakan janin lemah oligohidramnion pireksi ibu cairan amnion berbau

4 Sebagai upaya pencegahan ada baiknya pemeriksaan dalam dilakukan deteksi vaginitis dan cervicitis Kelainan cervik ( inkompetensi) merupakan indikasi untuk seridase Pemeriksaan klinik da USG (tebal servik lt 15 cm) merupakan resiko tersebut

IV Prosedur 1 Setelah pemberian informed consent yang baik cara persalinan dan kemampuan klinik merawat pre term harus dipertimbangkan Bila kehamilan lt 35 minggu dan presentasi kepala maka persalinan pervaginam merupakan pilihan Namun bila kehamilan 32 ndash 35 minggu maka pertimbangan seksio sesaria menjadi pilihanMwenjadi kesulitan plihan jika bayi dengan berat lahir sangat rendah karena risiko kematian tinggi(50 )Bila ditemukan infeksimaka upaya tokolisis dapat dilakukan2 Obat yang dianjurkan adalah

a Nifedipine 10 mgdiulang tiap 30 menit maksimum 40 mg6 jamUmumnya hanya diperlukan 20 mgdan dosis perawatan 3 kali 10 mg

b B-mimetik terbutalin atau Salbutamol3 Pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru betametasone 12 mghariuntuk 2 hari sajaBila tidak ada betamethasone dapat

diberikan dexametasone

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari

periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20

II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu

III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia

2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)

3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu

IV Prosedur 1 Pemantauan fetus

2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam

dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric

II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )

III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin

2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda

IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar

denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap

- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi

dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang

terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan

2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan

II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah

- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta

- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )

III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan

pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24

jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG

2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab

IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh

gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium

II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai

III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea

2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum

3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis

IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X

5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka

perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi

2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya

3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi

4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi

5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi

Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta

estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA

atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus

3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus

4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus

5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

14

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi

sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan

hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD

Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic

DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik

II TUJUAN

III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2

lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau

lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

24

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi

AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui

Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya

Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi

oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

34

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari

Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan

Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)

Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula

darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)

Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

44

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi

adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti

terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya

PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti

mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

Page 21: Protap Medis VK Siap Cetak

GRANDDE MULTIPARITAS

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11009009IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

11

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg sejak

sebelum kehamilanII TUJUAN 1 Mencari kelainan yang mendasari hipertensi

2 Memberi penanganan yang tepat sehingga tidak menjadi lebih berat

III KEBIJAKAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waaspada takayasu ndash aneurisme aorta)

2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina

IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal kecuali pemberian obat antihipertensi seperti calsium chanel blocker

2 Monitor protein uria3 Persalinan dengan kelahiran sesuai indikasi

obstetric kecuali terjadi krisis hipertensi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PRE EKLAMPSIA RINGAN

No Dokumen

11010010IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

11

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001

I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg atau peningkatan diastolic gt_ dengan protein urine kurang dari 3 gr24 jam

II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)

2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina

III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotelIV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan

kehamilan normal2 Banyak istirahat tirah baring3 Monitor protein uria4 Persalinan dan kelahiran diupayakan pada

37 minggu penuh

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PRE EKLAMPSIA BERAT

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Pada kehamila lebih dari 22 minggu dijumpai

1 Tekanan darah diastolk gt_ 160 mmhg diastolic gt- 110 mmhg

2 Proteinurin lebih dari 5 mg24 jam3 Gangguan cerebral atau visual4 Edema pulmenum5 Nyeri epigastrik atau kwadaran atas kanan6 Gangguan fungsi hati tanpa sebab yang jelas7 Trombositopeni8 Pertumbuhan janin terhambat9 Peningkatan serum creatinin

II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)

2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina

III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotel berat sehingga terjadi fasus fasme berat sehingga dapat terjadi kelainan atau kerusakan multi organ

IV Prosedur 1 Rawat rumah sakit2 Periksa lboratorium sesuai kemampuan rumah

sakit3 Berikan MgSO44 Berikan obat anti hipertensi nifedipin obat

terpilih5 Terminasi kehamilan adalah terapi defintif

fariasi usia gestasi pada saat pengakhiran kehamilan tergantung dari kemampuan

masing-masing rumah sakit

PRE EKLAMPSIA BERAT

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

INDUKSI PERSALINAN

No Dokumen

11012012IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Upaya untuk melakukan inisiasi persalinan sebelum

timbul secara spontan unutk melahirkan janin- bayi dan plasenta

II TUJUAN Tujuannya karena ada ancaman untuk ibu dan janin atau keduanya apabila kehamilan diteruskan sehingga kelahiran janin bayi dan plasenta lebih menguntungkan(utamanya bagi ibu idealnya bagi keduanya)

III KEBIJAKAN 1 Induksi persalinan tanpa melakukan pematangan servks akan memberi angka keberhasilan kelahiran yang lebih rendah terutama pad apelvik score rendah (15 banding 85 ) Walaupun pada saat pematangan serviks bisa langsung terjadi persalinan

2 Toleransi ibu dan janin untuk berlangsungnya persalinan dan kelahiran merupakan syarat utama untuk dilakukannya induksi persalinan

IV Prosedur DIAGNOSIS1 Toleransi ibu keadaan umum fungsi kardio

faskuler respirasi hemostasiskapasitas dan akomodasi jalan lahir

2 Toleransi janin viabilitas presentasi posisi volume air ketuban

3 Pemanatuan dengan partografManajemen

Mekanik (tujuan utama pematangan serviks

dan mengharapkan langsung diikuti)

INDUKSI PERSALINAN

No Dokumen

11012012IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0011 Persalinan Laminaria Foley catheter Stripping2 Medikamentosa Oksitosin (1-8 miumenit) Pge 1 ( misoprostol 25microg 6 jam ) kalau pada

bekas sc atau uterus (milomektomiV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM

DAERAHRUMAH SAKIT UMUM

BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SOLUSIO PLASENTA

No Dokumen

11013013IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Lepasnya plasenta dari tempat implantsinya yang

normal pada dinding uterus sebelum janin lahirII TUJUAN 1 Gejala klinik

Takikardia janin - iufd Trias virchows yaitu nyeri uterus fokal atau

umumtonus meningkat dan perdarahan per vaginal 85 15 pada tipe concealed

2 USG membantu pada tipe concealed yaitu area sonolusen retroplasental lokasi plasenta untuk membedakan dengan pasenta previa

III KEBIJAKAN 1 Etiologi primer masih belum diketahui2 Insidennya meningkat berkaitan dengan usia

ibu lanjut multiparitas riwayat syok maternal nutrisi buruk hipertensi korioamnionitis dekompresi mendadak setelah ketuban pecah pad utersus yang overdistensi seperti persalinan kenbar dan polihidramnion trauma abdomen versi sefalik eksternal plasenta sirkumlatadefisiensi asam folat kompresi vena cava inferior dan antikoagulan lupuspada pengguna rokok kokain nekrosis desidual tepi plasenta

3 Rekurensi 5-17 setelah 1 episode pada kehamilan sebelumnya dan 25 setelah 2 episode kehamilan sebelumnya

Risiko terjadi syok hipovolemik gagal ginjal

SOLUSIO PLASENTA

No Dokumen

11013013IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Akut DIC perdarhan pasca bersalin dan

perdarahan fetomaternal5 Klasifikasi Ringan perdarahan sedikit baik pervaginam

maupun retroplasenter keadaan ibi baik janin baik

Berat perdarahan vaginal banyak ibu dalam keadaan pre syok-syok janin dalam keadaan gawat atau sudah meninggal

IV Prosedur 1 Lakukan resusitasi darahcairan sesuai kebutuhan

2 Pada solusio plasenta berat evakuasi konsepsi segera dan hentikan perdarahandengan uterotonika resusitasi kekurangan faktor pembekuan atau jika diperlukan dapat dilakukan histerektomi

Pada solusio ringan dapat dilakukan perawatan konservatif dan pematangan paru hingga kehamilan 35 minggu dan evaluasi ketat jumlah perdarahan retroplsenter

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpM

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

NIP 19500922 197612 1 001PEMERINTAH KABUPATEN

BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM

DAERAHRUMAH SAKIT UMUM

BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

RUPTURA UTERI

No Dokumen

11014014IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Separasi komplit dinding uterus pada kehamilan

dengan atau anpa ekspulsi janin yang membahayakan ibu dan janin

II TUJUAN 1 Insiden 07 dalam persalinan2 Factor risiko termasuk riwayat pembedahan

uterus hiperstimulasi uterus multi paritas versi internal atau ekstrasi persalinan operatif CPD pemakaian kokain

3 Klasifikasi Inkomplit tidak termasuk peritoneum Komplit termasuk peritoneum visceral Dehisens terpishnya scar pada segmen

bawah uterus tidak mencapi serosa dan jarang menimbulkan perdarahan BANYAK

III KEBIJAKAN 1 Identifikasi faktor risiko parut opersi multi paritas stimulasi uterus persalinan operatif CPD

2 Hipoksia gawat janin perdarahan vaginal nyeri abdominal perubahan kontraktilitas uterus

3 Eksplorasi uterusIV Prosedur 1 Jalur intravena besar (menggunakan abbocath

no 16 atau 18) pasang DC2 Atasi syok dengan resusitasi cairan dan darah3 Histerektomi

- fungsi reproduksi tidak diharapkan- kondisi buruk yang membahayakan ibu

RUPTURA UTERI

No Dokumen

11014014IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Repair uterus

- Wanita muda yang masih mengharapkan fungsi reproduksinya

- Kondisi klinis stabil- Ruptur yang tidak komplikatif- Rekurensi 4-10 disarankan secsio

cesaria elektif pada kehamilan 36 minggu atau maturitas paru janin telah terbukti

5 Antibiotik cefalosporin generasi ke III seperti cefo perazone

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PROLAPSUS TALI PUSAT

No Dokumen

11015015IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Keadaan dimana tali pusat berada disamping atau

melewati bagian terendah janin sebelum maupun setelah ketuban pecah

II TUJUAN 1 Pada presentasi kepala prolapsus uteri lebih berbahaya bagi janin

2 Terjadi gangguan adaptasi bagian bawah janin terhadap panggul sehingga pintu atas panggul tidak tertutup oleh bagian bawah janin tersebut

3 Sering ditemukan pada partus prematurus letak lintang dan letak sungsang

III KEBIJAKAN 1 Pada periksaan dalam adanya tali pusat menumbung atau tali pusat terdepan pada umumnya diketahui setelah ketuban pecah

2 Periksa dalam wajib dilakukan pada ketuban pecah dengan bagian terbawah janin belum masuk

IV Prosedur 1 Secsio cesaria segera pada janin hidup2 Resusitasi janin terhadap kemungkinan

hipoksia janin3 Reposisi tali pusat pada posisi ibu ditidurkan

dalam posisi trendelenberg4 Partus pervaginam pada janin mati

PROLAPSUS TALI PUSAT

No Dokumen

11015015IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SUNGSANG

No Dokumen

11016016IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Janin dalam presentasi bokong Bokong kaki atau

kakiII TUJUAN 1 25 pada kehamilan 28 minggu dijumpai

sungsang namun hanya 3-5 yang tetap sungsang hingga kehamilan aterm

2 Setiap kelainan presentsi cari penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan fisik maupun ultrasonografi

III KEBIJAKAN Bergantung pada kondisi ibu dan janin serta pertolongan persalinan

IV Prosedur 1 Jika tidak dijumpai penyebab definitif sungsang dan telah dilakukan inform censent ke pasien maa dapat dicoba versi luar pada kehamilan 36 minggu ( mencegah komplikasi preterm dan dengan keberhasilan 40-60 )

2 Pada primi grafida yang tidak dapat diversi luar metode kelahiran terpilih adalah secsio cesaria

3 Pada multi gravida tergantung kompetensi penolong

4 Pemantauan jalannya persalinan dengan partograf jika melambaatdistosia sebaiknya lakukan pengakhiran per abdominal

SUNGSANG

No Dokumen

11016016IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Proses kelahiran pada ibu dengan usia gestasi

kurang dari 37 mingguII TUJUAN 1 Persalinan preterm mempunyai banyak

penyebab namun infeksi korioamnionitis kini makin dominant Infeksi ini mempunyai potensi untuk cedera pada bayi baru lahir Semakin muda kehamilan semakin buruk prognosisnya

2 Upaya tokolilisis hanyalah upaya penundaan sementara bagi pematangan paru bila infeksi telah nyata sebaiknya persalinan preterm dibiarkan berlangsung selain tokolisis tidak dibenarkan pada usia kehamilan gt 35 minggu kelainan bawaan janin dan preeklampsia

3 Peningkatan II-6 lebih dari 11 pgml merupakan risiko terjadinya reaksi radang (inflamatory response) dengan akobat periventrikuler leucomalacia (PVL) Pemberian kortikosterid lebih dari 2 hari dan berulang ndashulang dapat memberi risiko pertumbuhan bayi terhambat

III KEBIJAKAN 1 Kontraksihis yang regular pada kehamilan lt 37 minggu merupakan gejala pertama pastikan denganpemeriksasn inspekulo adanga pembukaan dan cevicitis

2 Pengobatan terhadap cevicitis dan vaginitis perlu dilakukan dengan metronidazol 2 x 500mg Pemberian dexamethasone 12 mghari

menunjukan penurunan risiko PVL

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Gejala infeksi intrauterin ialah takikardia janin

gerakan janin lemah oligohidramnion pireksi ibu cairan amnion berbau

4 Sebagai upaya pencegahan ada baiknya pemeriksaan dalam dilakukan deteksi vaginitis dan cervicitis Kelainan cervik ( inkompetensi) merupakan indikasi untuk seridase Pemeriksaan klinik da USG (tebal servik lt 15 cm) merupakan resiko tersebut

IV Prosedur 1 Setelah pemberian informed consent yang baik cara persalinan dan kemampuan klinik merawat pre term harus dipertimbangkan Bila kehamilan lt 35 minggu dan presentasi kepala maka persalinan pervaginam merupakan pilihan Namun bila kehamilan 32 ndash 35 minggu maka pertimbangan seksio sesaria menjadi pilihanMwenjadi kesulitan plihan jika bayi dengan berat lahir sangat rendah karena risiko kematian tinggi(50 )Bila ditemukan infeksimaka upaya tokolisis dapat dilakukan2 Obat yang dianjurkan adalah

a Nifedipine 10 mgdiulang tiap 30 menit maksimum 40 mg6 jamUmumnya hanya diperlukan 20 mgdan dosis perawatan 3 kali 10 mg

b B-mimetik terbutalin atau Salbutamol3 Pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru betametasone 12 mghariuntuk 2 hari sajaBila tidak ada betamethasone dapat

diberikan dexametasone

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari

periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20

II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu

III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia

2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)

3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu

IV Prosedur 1 Pemantauan fetus

2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam

dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric

II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )

III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin

2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda

IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar

denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap

- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi

dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang

terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan

2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan

II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah

- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta

- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )

III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan

pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24

jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG

2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab

IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh

gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium

II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai

III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea

2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum

3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis

IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X

5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka

perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi

2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya

3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi

4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi

5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi

Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta

estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA

atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus

3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus

4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus

5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

14

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi

sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan

hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD

Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic

DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik

II TUJUAN

III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2

lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau

lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

24

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi

AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui

Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya

Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi

oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

34

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari

Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan

Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)

Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula

darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)

Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

44

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi

adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti

terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya

PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti

mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

Page 22: Protap Medis VK Siap Cetak

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

No Dokumen

11009009IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

11

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg sejak

sebelum kehamilanII TUJUAN 1 Mencari kelainan yang mendasari hipertensi

2 Memberi penanganan yang tepat sehingga tidak menjadi lebih berat

III KEBIJAKAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waaspada takayasu ndash aneurisme aorta)

2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina

IV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan kehamilan normal kecuali pemberian obat antihipertensi seperti calsium chanel blocker

2 Monitor protein uria3 Persalinan dengan kelahiran sesuai indikasi

obstetric kecuali terjadi krisis hipertensi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PRE EKLAMPSIA RINGAN

No Dokumen

11010010IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

11

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001

I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg atau peningkatan diastolic gt_ dengan protein urine kurang dari 3 gr24 jam

II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)

2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina

III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotelIV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan

kehamilan normal2 Banyak istirahat tirah baring3 Monitor protein uria4 Persalinan dan kelahiran diupayakan pada

37 minggu penuh

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PRE EKLAMPSIA BERAT

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Pada kehamila lebih dari 22 minggu dijumpai

1 Tekanan darah diastolk gt_ 160 mmhg diastolic gt- 110 mmhg

2 Proteinurin lebih dari 5 mg24 jam3 Gangguan cerebral atau visual4 Edema pulmenum5 Nyeri epigastrik atau kwadaran atas kanan6 Gangguan fungsi hati tanpa sebab yang jelas7 Trombositopeni8 Pertumbuhan janin terhambat9 Peningkatan serum creatinin

II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)

2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina

III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotel berat sehingga terjadi fasus fasme berat sehingga dapat terjadi kelainan atau kerusakan multi organ

IV Prosedur 1 Rawat rumah sakit2 Periksa lboratorium sesuai kemampuan rumah

sakit3 Berikan MgSO44 Berikan obat anti hipertensi nifedipin obat

terpilih5 Terminasi kehamilan adalah terapi defintif

fariasi usia gestasi pada saat pengakhiran kehamilan tergantung dari kemampuan

masing-masing rumah sakit

PRE EKLAMPSIA BERAT

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

INDUKSI PERSALINAN

No Dokumen

11012012IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Upaya untuk melakukan inisiasi persalinan sebelum

timbul secara spontan unutk melahirkan janin- bayi dan plasenta

II TUJUAN Tujuannya karena ada ancaman untuk ibu dan janin atau keduanya apabila kehamilan diteruskan sehingga kelahiran janin bayi dan plasenta lebih menguntungkan(utamanya bagi ibu idealnya bagi keduanya)

III KEBIJAKAN 1 Induksi persalinan tanpa melakukan pematangan servks akan memberi angka keberhasilan kelahiran yang lebih rendah terutama pad apelvik score rendah (15 banding 85 ) Walaupun pada saat pematangan serviks bisa langsung terjadi persalinan

2 Toleransi ibu dan janin untuk berlangsungnya persalinan dan kelahiran merupakan syarat utama untuk dilakukannya induksi persalinan

IV Prosedur DIAGNOSIS1 Toleransi ibu keadaan umum fungsi kardio

faskuler respirasi hemostasiskapasitas dan akomodasi jalan lahir

2 Toleransi janin viabilitas presentasi posisi volume air ketuban

3 Pemanatuan dengan partografManajemen

Mekanik (tujuan utama pematangan serviks

dan mengharapkan langsung diikuti)

INDUKSI PERSALINAN

No Dokumen

11012012IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0011 Persalinan Laminaria Foley catheter Stripping2 Medikamentosa Oksitosin (1-8 miumenit) Pge 1 ( misoprostol 25microg 6 jam ) kalau pada

bekas sc atau uterus (milomektomiV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM

DAERAHRUMAH SAKIT UMUM

BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SOLUSIO PLASENTA

No Dokumen

11013013IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Lepasnya plasenta dari tempat implantsinya yang

normal pada dinding uterus sebelum janin lahirII TUJUAN 1 Gejala klinik

Takikardia janin - iufd Trias virchows yaitu nyeri uterus fokal atau

umumtonus meningkat dan perdarahan per vaginal 85 15 pada tipe concealed

2 USG membantu pada tipe concealed yaitu area sonolusen retroplasental lokasi plasenta untuk membedakan dengan pasenta previa

III KEBIJAKAN 1 Etiologi primer masih belum diketahui2 Insidennya meningkat berkaitan dengan usia

ibu lanjut multiparitas riwayat syok maternal nutrisi buruk hipertensi korioamnionitis dekompresi mendadak setelah ketuban pecah pad utersus yang overdistensi seperti persalinan kenbar dan polihidramnion trauma abdomen versi sefalik eksternal plasenta sirkumlatadefisiensi asam folat kompresi vena cava inferior dan antikoagulan lupuspada pengguna rokok kokain nekrosis desidual tepi plasenta

3 Rekurensi 5-17 setelah 1 episode pada kehamilan sebelumnya dan 25 setelah 2 episode kehamilan sebelumnya

Risiko terjadi syok hipovolemik gagal ginjal

SOLUSIO PLASENTA

No Dokumen

11013013IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Akut DIC perdarhan pasca bersalin dan

perdarahan fetomaternal5 Klasifikasi Ringan perdarahan sedikit baik pervaginam

maupun retroplasenter keadaan ibi baik janin baik

Berat perdarahan vaginal banyak ibu dalam keadaan pre syok-syok janin dalam keadaan gawat atau sudah meninggal

IV Prosedur 1 Lakukan resusitasi darahcairan sesuai kebutuhan

2 Pada solusio plasenta berat evakuasi konsepsi segera dan hentikan perdarahandengan uterotonika resusitasi kekurangan faktor pembekuan atau jika diperlukan dapat dilakukan histerektomi

Pada solusio ringan dapat dilakukan perawatan konservatif dan pematangan paru hingga kehamilan 35 minggu dan evaluasi ketat jumlah perdarahan retroplsenter

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpM

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

NIP 19500922 197612 1 001PEMERINTAH KABUPATEN

BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM

DAERAHRUMAH SAKIT UMUM

BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

RUPTURA UTERI

No Dokumen

11014014IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Separasi komplit dinding uterus pada kehamilan

dengan atau anpa ekspulsi janin yang membahayakan ibu dan janin

II TUJUAN 1 Insiden 07 dalam persalinan2 Factor risiko termasuk riwayat pembedahan

uterus hiperstimulasi uterus multi paritas versi internal atau ekstrasi persalinan operatif CPD pemakaian kokain

3 Klasifikasi Inkomplit tidak termasuk peritoneum Komplit termasuk peritoneum visceral Dehisens terpishnya scar pada segmen

bawah uterus tidak mencapi serosa dan jarang menimbulkan perdarahan BANYAK

III KEBIJAKAN 1 Identifikasi faktor risiko parut opersi multi paritas stimulasi uterus persalinan operatif CPD

2 Hipoksia gawat janin perdarahan vaginal nyeri abdominal perubahan kontraktilitas uterus

3 Eksplorasi uterusIV Prosedur 1 Jalur intravena besar (menggunakan abbocath

no 16 atau 18) pasang DC2 Atasi syok dengan resusitasi cairan dan darah3 Histerektomi

- fungsi reproduksi tidak diharapkan- kondisi buruk yang membahayakan ibu

RUPTURA UTERI

No Dokumen

11014014IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Repair uterus

- Wanita muda yang masih mengharapkan fungsi reproduksinya

- Kondisi klinis stabil- Ruptur yang tidak komplikatif- Rekurensi 4-10 disarankan secsio

cesaria elektif pada kehamilan 36 minggu atau maturitas paru janin telah terbukti

5 Antibiotik cefalosporin generasi ke III seperti cefo perazone

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PROLAPSUS TALI PUSAT

No Dokumen

11015015IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Keadaan dimana tali pusat berada disamping atau

melewati bagian terendah janin sebelum maupun setelah ketuban pecah

II TUJUAN 1 Pada presentasi kepala prolapsus uteri lebih berbahaya bagi janin

2 Terjadi gangguan adaptasi bagian bawah janin terhadap panggul sehingga pintu atas panggul tidak tertutup oleh bagian bawah janin tersebut

3 Sering ditemukan pada partus prematurus letak lintang dan letak sungsang

III KEBIJAKAN 1 Pada periksaan dalam adanya tali pusat menumbung atau tali pusat terdepan pada umumnya diketahui setelah ketuban pecah

2 Periksa dalam wajib dilakukan pada ketuban pecah dengan bagian terbawah janin belum masuk

IV Prosedur 1 Secsio cesaria segera pada janin hidup2 Resusitasi janin terhadap kemungkinan

hipoksia janin3 Reposisi tali pusat pada posisi ibu ditidurkan

dalam posisi trendelenberg4 Partus pervaginam pada janin mati

PROLAPSUS TALI PUSAT

No Dokumen

11015015IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SUNGSANG

No Dokumen

11016016IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Janin dalam presentasi bokong Bokong kaki atau

kakiII TUJUAN 1 25 pada kehamilan 28 minggu dijumpai

sungsang namun hanya 3-5 yang tetap sungsang hingga kehamilan aterm

2 Setiap kelainan presentsi cari penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan fisik maupun ultrasonografi

III KEBIJAKAN Bergantung pada kondisi ibu dan janin serta pertolongan persalinan

IV Prosedur 1 Jika tidak dijumpai penyebab definitif sungsang dan telah dilakukan inform censent ke pasien maa dapat dicoba versi luar pada kehamilan 36 minggu ( mencegah komplikasi preterm dan dengan keberhasilan 40-60 )

2 Pada primi grafida yang tidak dapat diversi luar metode kelahiran terpilih adalah secsio cesaria

3 Pada multi gravida tergantung kompetensi penolong

4 Pemantauan jalannya persalinan dengan partograf jika melambaatdistosia sebaiknya lakukan pengakhiran per abdominal

SUNGSANG

No Dokumen

11016016IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Proses kelahiran pada ibu dengan usia gestasi

kurang dari 37 mingguII TUJUAN 1 Persalinan preterm mempunyai banyak

penyebab namun infeksi korioamnionitis kini makin dominant Infeksi ini mempunyai potensi untuk cedera pada bayi baru lahir Semakin muda kehamilan semakin buruk prognosisnya

2 Upaya tokolilisis hanyalah upaya penundaan sementara bagi pematangan paru bila infeksi telah nyata sebaiknya persalinan preterm dibiarkan berlangsung selain tokolisis tidak dibenarkan pada usia kehamilan gt 35 minggu kelainan bawaan janin dan preeklampsia

3 Peningkatan II-6 lebih dari 11 pgml merupakan risiko terjadinya reaksi radang (inflamatory response) dengan akobat periventrikuler leucomalacia (PVL) Pemberian kortikosterid lebih dari 2 hari dan berulang ndashulang dapat memberi risiko pertumbuhan bayi terhambat

III KEBIJAKAN 1 Kontraksihis yang regular pada kehamilan lt 37 minggu merupakan gejala pertama pastikan denganpemeriksasn inspekulo adanga pembukaan dan cevicitis

2 Pengobatan terhadap cevicitis dan vaginitis perlu dilakukan dengan metronidazol 2 x 500mg Pemberian dexamethasone 12 mghari

menunjukan penurunan risiko PVL

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Gejala infeksi intrauterin ialah takikardia janin

gerakan janin lemah oligohidramnion pireksi ibu cairan amnion berbau

4 Sebagai upaya pencegahan ada baiknya pemeriksaan dalam dilakukan deteksi vaginitis dan cervicitis Kelainan cervik ( inkompetensi) merupakan indikasi untuk seridase Pemeriksaan klinik da USG (tebal servik lt 15 cm) merupakan resiko tersebut

IV Prosedur 1 Setelah pemberian informed consent yang baik cara persalinan dan kemampuan klinik merawat pre term harus dipertimbangkan Bila kehamilan lt 35 minggu dan presentasi kepala maka persalinan pervaginam merupakan pilihan Namun bila kehamilan 32 ndash 35 minggu maka pertimbangan seksio sesaria menjadi pilihanMwenjadi kesulitan plihan jika bayi dengan berat lahir sangat rendah karena risiko kematian tinggi(50 )Bila ditemukan infeksimaka upaya tokolisis dapat dilakukan2 Obat yang dianjurkan adalah

a Nifedipine 10 mgdiulang tiap 30 menit maksimum 40 mg6 jamUmumnya hanya diperlukan 20 mgdan dosis perawatan 3 kali 10 mg

b B-mimetik terbutalin atau Salbutamol3 Pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru betametasone 12 mghariuntuk 2 hari sajaBila tidak ada betamethasone dapat

diberikan dexametasone

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari

periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20

II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu

III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia

2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)

3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu

IV Prosedur 1 Pemantauan fetus

2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam

dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric

II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )

III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin

2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda

IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar

denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap

- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi

dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang

terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan

2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan

II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah

- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta

- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )

III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan

pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24

jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG

2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab

IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh

gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium

II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai

III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea

2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum

3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis

IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X

5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka

perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi

2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya

3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi

4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi

5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi

Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta

estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA

atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus

3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus

4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus

5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

14

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi

sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan

hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD

Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic

DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik

II TUJUAN

III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2

lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau

lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

24

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi

AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui

Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya

Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi

oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

34

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari

Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan

Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)

Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula

darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)

Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

44

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi

adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti

terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya

PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti

mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

Page 23: Protap Medis VK Siap Cetak

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PRE EKLAMPSIA RINGAN

No Dokumen

11010010IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

11

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001

I PENGERTIAN Dijumpai tekanan darah gt_ 14090 mmHg atau peningkatan diastolic gt_ dengan protein urine kurang dari 3 gr24 jam

II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)

2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina

III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotelIV Prosedur 1 Pemeliharaan kehamilan sesuai dengan

kehamilan normal2 Banyak istirahat tirah baring3 Monitor protein uria4 Persalinan dan kelahiran diupayakan pada

37 minggu penuh

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PRE EKLAMPSIA BERAT

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Pada kehamila lebih dari 22 minggu dijumpai

1 Tekanan darah diastolk gt_ 160 mmhg diastolic gt- 110 mmhg

2 Proteinurin lebih dari 5 mg24 jam3 Gangguan cerebral atau visual4 Edema pulmenum5 Nyeri epigastrik atau kwadaran atas kanan6 Gangguan fungsi hati tanpa sebab yang jelas7 Trombositopeni8 Pertumbuhan janin terhambat9 Peningkatan serum creatinin

II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)

2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina

III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotel berat sehingga terjadi fasus fasme berat sehingga dapat terjadi kelainan atau kerusakan multi organ

IV Prosedur 1 Rawat rumah sakit2 Periksa lboratorium sesuai kemampuan rumah

sakit3 Berikan MgSO44 Berikan obat anti hipertensi nifedipin obat

terpilih5 Terminasi kehamilan adalah terapi defintif

fariasi usia gestasi pada saat pengakhiran kehamilan tergantung dari kemampuan

masing-masing rumah sakit

PRE EKLAMPSIA BERAT

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

INDUKSI PERSALINAN

No Dokumen

11012012IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Upaya untuk melakukan inisiasi persalinan sebelum

timbul secara spontan unutk melahirkan janin- bayi dan plasenta

II TUJUAN Tujuannya karena ada ancaman untuk ibu dan janin atau keduanya apabila kehamilan diteruskan sehingga kelahiran janin bayi dan plasenta lebih menguntungkan(utamanya bagi ibu idealnya bagi keduanya)

III KEBIJAKAN 1 Induksi persalinan tanpa melakukan pematangan servks akan memberi angka keberhasilan kelahiran yang lebih rendah terutama pad apelvik score rendah (15 banding 85 ) Walaupun pada saat pematangan serviks bisa langsung terjadi persalinan

2 Toleransi ibu dan janin untuk berlangsungnya persalinan dan kelahiran merupakan syarat utama untuk dilakukannya induksi persalinan

IV Prosedur DIAGNOSIS1 Toleransi ibu keadaan umum fungsi kardio

faskuler respirasi hemostasiskapasitas dan akomodasi jalan lahir

2 Toleransi janin viabilitas presentasi posisi volume air ketuban

3 Pemanatuan dengan partografManajemen

Mekanik (tujuan utama pematangan serviks

dan mengharapkan langsung diikuti)

INDUKSI PERSALINAN

No Dokumen

11012012IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0011 Persalinan Laminaria Foley catheter Stripping2 Medikamentosa Oksitosin (1-8 miumenit) Pge 1 ( misoprostol 25microg 6 jam ) kalau pada

bekas sc atau uterus (milomektomiV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM

DAERAHRUMAH SAKIT UMUM

BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SOLUSIO PLASENTA

No Dokumen

11013013IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Lepasnya plasenta dari tempat implantsinya yang

normal pada dinding uterus sebelum janin lahirII TUJUAN 1 Gejala klinik

Takikardia janin - iufd Trias virchows yaitu nyeri uterus fokal atau

umumtonus meningkat dan perdarahan per vaginal 85 15 pada tipe concealed

2 USG membantu pada tipe concealed yaitu area sonolusen retroplasental lokasi plasenta untuk membedakan dengan pasenta previa

III KEBIJAKAN 1 Etiologi primer masih belum diketahui2 Insidennya meningkat berkaitan dengan usia

ibu lanjut multiparitas riwayat syok maternal nutrisi buruk hipertensi korioamnionitis dekompresi mendadak setelah ketuban pecah pad utersus yang overdistensi seperti persalinan kenbar dan polihidramnion trauma abdomen versi sefalik eksternal plasenta sirkumlatadefisiensi asam folat kompresi vena cava inferior dan antikoagulan lupuspada pengguna rokok kokain nekrosis desidual tepi plasenta

3 Rekurensi 5-17 setelah 1 episode pada kehamilan sebelumnya dan 25 setelah 2 episode kehamilan sebelumnya

Risiko terjadi syok hipovolemik gagal ginjal

SOLUSIO PLASENTA

No Dokumen

11013013IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Akut DIC perdarhan pasca bersalin dan

perdarahan fetomaternal5 Klasifikasi Ringan perdarahan sedikit baik pervaginam

maupun retroplasenter keadaan ibi baik janin baik

Berat perdarahan vaginal banyak ibu dalam keadaan pre syok-syok janin dalam keadaan gawat atau sudah meninggal

IV Prosedur 1 Lakukan resusitasi darahcairan sesuai kebutuhan

2 Pada solusio plasenta berat evakuasi konsepsi segera dan hentikan perdarahandengan uterotonika resusitasi kekurangan faktor pembekuan atau jika diperlukan dapat dilakukan histerektomi

Pada solusio ringan dapat dilakukan perawatan konservatif dan pematangan paru hingga kehamilan 35 minggu dan evaluasi ketat jumlah perdarahan retroplsenter

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpM

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

NIP 19500922 197612 1 001PEMERINTAH KABUPATEN

BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM

DAERAHRUMAH SAKIT UMUM

BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

RUPTURA UTERI

No Dokumen

11014014IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Separasi komplit dinding uterus pada kehamilan

dengan atau anpa ekspulsi janin yang membahayakan ibu dan janin

II TUJUAN 1 Insiden 07 dalam persalinan2 Factor risiko termasuk riwayat pembedahan

uterus hiperstimulasi uterus multi paritas versi internal atau ekstrasi persalinan operatif CPD pemakaian kokain

3 Klasifikasi Inkomplit tidak termasuk peritoneum Komplit termasuk peritoneum visceral Dehisens terpishnya scar pada segmen

bawah uterus tidak mencapi serosa dan jarang menimbulkan perdarahan BANYAK

III KEBIJAKAN 1 Identifikasi faktor risiko parut opersi multi paritas stimulasi uterus persalinan operatif CPD

2 Hipoksia gawat janin perdarahan vaginal nyeri abdominal perubahan kontraktilitas uterus

3 Eksplorasi uterusIV Prosedur 1 Jalur intravena besar (menggunakan abbocath

no 16 atau 18) pasang DC2 Atasi syok dengan resusitasi cairan dan darah3 Histerektomi

- fungsi reproduksi tidak diharapkan- kondisi buruk yang membahayakan ibu

RUPTURA UTERI

No Dokumen

11014014IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Repair uterus

- Wanita muda yang masih mengharapkan fungsi reproduksinya

- Kondisi klinis stabil- Ruptur yang tidak komplikatif- Rekurensi 4-10 disarankan secsio

cesaria elektif pada kehamilan 36 minggu atau maturitas paru janin telah terbukti

5 Antibiotik cefalosporin generasi ke III seperti cefo perazone

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PROLAPSUS TALI PUSAT

No Dokumen

11015015IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Keadaan dimana tali pusat berada disamping atau

melewati bagian terendah janin sebelum maupun setelah ketuban pecah

II TUJUAN 1 Pada presentasi kepala prolapsus uteri lebih berbahaya bagi janin

2 Terjadi gangguan adaptasi bagian bawah janin terhadap panggul sehingga pintu atas panggul tidak tertutup oleh bagian bawah janin tersebut

3 Sering ditemukan pada partus prematurus letak lintang dan letak sungsang

III KEBIJAKAN 1 Pada periksaan dalam adanya tali pusat menumbung atau tali pusat terdepan pada umumnya diketahui setelah ketuban pecah

2 Periksa dalam wajib dilakukan pada ketuban pecah dengan bagian terbawah janin belum masuk

IV Prosedur 1 Secsio cesaria segera pada janin hidup2 Resusitasi janin terhadap kemungkinan

hipoksia janin3 Reposisi tali pusat pada posisi ibu ditidurkan

dalam posisi trendelenberg4 Partus pervaginam pada janin mati

PROLAPSUS TALI PUSAT

No Dokumen

11015015IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SUNGSANG

No Dokumen

11016016IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Janin dalam presentasi bokong Bokong kaki atau

kakiII TUJUAN 1 25 pada kehamilan 28 minggu dijumpai

sungsang namun hanya 3-5 yang tetap sungsang hingga kehamilan aterm

2 Setiap kelainan presentsi cari penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan fisik maupun ultrasonografi

III KEBIJAKAN Bergantung pada kondisi ibu dan janin serta pertolongan persalinan

IV Prosedur 1 Jika tidak dijumpai penyebab definitif sungsang dan telah dilakukan inform censent ke pasien maa dapat dicoba versi luar pada kehamilan 36 minggu ( mencegah komplikasi preterm dan dengan keberhasilan 40-60 )

2 Pada primi grafida yang tidak dapat diversi luar metode kelahiran terpilih adalah secsio cesaria

3 Pada multi gravida tergantung kompetensi penolong

4 Pemantauan jalannya persalinan dengan partograf jika melambaatdistosia sebaiknya lakukan pengakhiran per abdominal

SUNGSANG

No Dokumen

11016016IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Proses kelahiran pada ibu dengan usia gestasi

kurang dari 37 mingguII TUJUAN 1 Persalinan preterm mempunyai banyak

penyebab namun infeksi korioamnionitis kini makin dominant Infeksi ini mempunyai potensi untuk cedera pada bayi baru lahir Semakin muda kehamilan semakin buruk prognosisnya

2 Upaya tokolilisis hanyalah upaya penundaan sementara bagi pematangan paru bila infeksi telah nyata sebaiknya persalinan preterm dibiarkan berlangsung selain tokolisis tidak dibenarkan pada usia kehamilan gt 35 minggu kelainan bawaan janin dan preeklampsia

3 Peningkatan II-6 lebih dari 11 pgml merupakan risiko terjadinya reaksi radang (inflamatory response) dengan akobat periventrikuler leucomalacia (PVL) Pemberian kortikosterid lebih dari 2 hari dan berulang ndashulang dapat memberi risiko pertumbuhan bayi terhambat

III KEBIJAKAN 1 Kontraksihis yang regular pada kehamilan lt 37 minggu merupakan gejala pertama pastikan denganpemeriksasn inspekulo adanga pembukaan dan cevicitis

2 Pengobatan terhadap cevicitis dan vaginitis perlu dilakukan dengan metronidazol 2 x 500mg Pemberian dexamethasone 12 mghari

menunjukan penurunan risiko PVL

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Gejala infeksi intrauterin ialah takikardia janin

gerakan janin lemah oligohidramnion pireksi ibu cairan amnion berbau

4 Sebagai upaya pencegahan ada baiknya pemeriksaan dalam dilakukan deteksi vaginitis dan cervicitis Kelainan cervik ( inkompetensi) merupakan indikasi untuk seridase Pemeriksaan klinik da USG (tebal servik lt 15 cm) merupakan resiko tersebut

IV Prosedur 1 Setelah pemberian informed consent yang baik cara persalinan dan kemampuan klinik merawat pre term harus dipertimbangkan Bila kehamilan lt 35 minggu dan presentasi kepala maka persalinan pervaginam merupakan pilihan Namun bila kehamilan 32 ndash 35 minggu maka pertimbangan seksio sesaria menjadi pilihanMwenjadi kesulitan plihan jika bayi dengan berat lahir sangat rendah karena risiko kematian tinggi(50 )Bila ditemukan infeksimaka upaya tokolisis dapat dilakukan2 Obat yang dianjurkan adalah

a Nifedipine 10 mgdiulang tiap 30 menit maksimum 40 mg6 jamUmumnya hanya diperlukan 20 mgdan dosis perawatan 3 kali 10 mg

b B-mimetik terbutalin atau Salbutamol3 Pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru betametasone 12 mghariuntuk 2 hari sajaBila tidak ada betamethasone dapat

diberikan dexametasone

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari

periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20

II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu

III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia

2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)

3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu

IV Prosedur 1 Pemantauan fetus

2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam

dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric

II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )

III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin

2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda

IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar

denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap

- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi

dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang

terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan

2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan

II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah

- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta

- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )

III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan

pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24

jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG

2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab

IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh

gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium

II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai

III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea

2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum

3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis

IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X

5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka

perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi

2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya

3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi

4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi

5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi

Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta

estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA

atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus

3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus

4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus

5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

14

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi

sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan

hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD

Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic

DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik

II TUJUAN

III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2

lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau

lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

24

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi

AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui

Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya

Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi

oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

34

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari

Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan

Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)

Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula

darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)

Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

44

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi

adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti

terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya

PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti

mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

Page 24: Protap Medis VK Siap Cetak

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PRE EKLAMPSIA BERAT

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Pada kehamila lebih dari 22 minggu dijumpai

1 Tekanan darah diastolk gt_ 160 mmhg diastolic gt- 110 mmhg

2 Proteinurin lebih dari 5 mg24 jam3 Gangguan cerebral atau visual4 Edema pulmenum5 Nyeri epigastrik atau kwadaran atas kanan6 Gangguan fungsi hati tanpa sebab yang jelas7 Trombositopeni8 Pertumbuhan janin terhambat9 Peningkatan serum creatinin

II TUJUAN 1 Pengukuran tekanan darah pada lengan kiri ndash kanan (waspada takayasu ndash aneurisme aorta)

2 Ecg ureum kreatinin urinalisa pelacakan retina

III KEBIJAKAN Sudah terjadi disfungsi endhotel berat sehingga terjadi fasus fasme berat sehingga dapat terjadi kelainan atau kerusakan multi organ

IV Prosedur 1 Rawat rumah sakit2 Periksa lboratorium sesuai kemampuan rumah

sakit3 Berikan MgSO44 Berikan obat anti hipertensi nifedipin obat

terpilih5 Terminasi kehamilan adalah terapi defintif

fariasi usia gestasi pada saat pengakhiran kehamilan tergantung dari kemampuan

masing-masing rumah sakit

PRE EKLAMPSIA BERAT

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

INDUKSI PERSALINAN

No Dokumen

11012012IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Upaya untuk melakukan inisiasi persalinan sebelum

timbul secara spontan unutk melahirkan janin- bayi dan plasenta

II TUJUAN Tujuannya karena ada ancaman untuk ibu dan janin atau keduanya apabila kehamilan diteruskan sehingga kelahiran janin bayi dan plasenta lebih menguntungkan(utamanya bagi ibu idealnya bagi keduanya)

III KEBIJAKAN 1 Induksi persalinan tanpa melakukan pematangan servks akan memberi angka keberhasilan kelahiran yang lebih rendah terutama pad apelvik score rendah (15 banding 85 ) Walaupun pada saat pematangan serviks bisa langsung terjadi persalinan

2 Toleransi ibu dan janin untuk berlangsungnya persalinan dan kelahiran merupakan syarat utama untuk dilakukannya induksi persalinan

IV Prosedur DIAGNOSIS1 Toleransi ibu keadaan umum fungsi kardio

faskuler respirasi hemostasiskapasitas dan akomodasi jalan lahir

2 Toleransi janin viabilitas presentasi posisi volume air ketuban

3 Pemanatuan dengan partografManajemen

Mekanik (tujuan utama pematangan serviks

dan mengharapkan langsung diikuti)

INDUKSI PERSALINAN

No Dokumen

11012012IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0011 Persalinan Laminaria Foley catheter Stripping2 Medikamentosa Oksitosin (1-8 miumenit) Pge 1 ( misoprostol 25microg 6 jam ) kalau pada

bekas sc atau uterus (milomektomiV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM

DAERAHRUMAH SAKIT UMUM

BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SOLUSIO PLASENTA

No Dokumen

11013013IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Lepasnya plasenta dari tempat implantsinya yang

normal pada dinding uterus sebelum janin lahirII TUJUAN 1 Gejala klinik

Takikardia janin - iufd Trias virchows yaitu nyeri uterus fokal atau

umumtonus meningkat dan perdarahan per vaginal 85 15 pada tipe concealed

2 USG membantu pada tipe concealed yaitu area sonolusen retroplasental lokasi plasenta untuk membedakan dengan pasenta previa

III KEBIJAKAN 1 Etiologi primer masih belum diketahui2 Insidennya meningkat berkaitan dengan usia

ibu lanjut multiparitas riwayat syok maternal nutrisi buruk hipertensi korioamnionitis dekompresi mendadak setelah ketuban pecah pad utersus yang overdistensi seperti persalinan kenbar dan polihidramnion trauma abdomen versi sefalik eksternal plasenta sirkumlatadefisiensi asam folat kompresi vena cava inferior dan antikoagulan lupuspada pengguna rokok kokain nekrosis desidual tepi plasenta

3 Rekurensi 5-17 setelah 1 episode pada kehamilan sebelumnya dan 25 setelah 2 episode kehamilan sebelumnya

Risiko terjadi syok hipovolemik gagal ginjal

SOLUSIO PLASENTA

No Dokumen

11013013IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Akut DIC perdarhan pasca bersalin dan

perdarahan fetomaternal5 Klasifikasi Ringan perdarahan sedikit baik pervaginam

maupun retroplasenter keadaan ibi baik janin baik

Berat perdarahan vaginal banyak ibu dalam keadaan pre syok-syok janin dalam keadaan gawat atau sudah meninggal

IV Prosedur 1 Lakukan resusitasi darahcairan sesuai kebutuhan

2 Pada solusio plasenta berat evakuasi konsepsi segera dan hentikan perdarahandengan uterotonika resusitasi kekurangan faktor pembekuan atau jika diperlukan dapat dilakukan histerektomi

Pada solusio ringan dapat dilakukan perawatan konservatif dan pematangan paru hingga kehamilan 35 minggu dan evaluasi ketat jumlah perdarahan retroplsenter

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpM

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

NIP 19500922 197612 1 001PEMERINTAH KABUPATEN

BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM

DAERAHRUMAH SAKIT UMUM

BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

RUPTURA UTERI

No Dokumen

11014014IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Separasi komplit dinding uterus pada kehamilan

dengan atau anpa ekspulsi janin yang membahayakan ibu dan janin

II TUJUAN 1 Insiden 07 dalam persalinan2 Factor risiko termasuk riwayat pembedahan

uterus hiperstimulasi uterus multi paritas versi internal atau ekstrasi persalinan operatif CPD pemakaian kokain

3 Klasifikasi Inkomplit tidak termasuk peritoneum Komplit termasuk peritoneum visceral Dehisens terpishnya scar pada segmen

bawah uterus tidak mencapi serosa dan jarang menimbulkan perdarahan BANYAK

III KEBIJAKAN 1 Identifikasi faktor risiko parut opersi multi paritas stimulasi uterus persalinan operatif CPD

2 Hipoksia gawat janin perdarahan vaginal nyeri abdominal perubahan kontraktilitas uterus

3 Eksplorasi uterusIV Prosedur 1 Jalur intravena besar (menggunakan abbocath

no 16 atau 18) pasang DC2 Atasi syok dengan resusitasi cairan dan darah3 Histerektomi

- fungsi reproduksi tidak diharapkan- kondisi buruk yang membahayakan ibu

RUPTURA UTERI

No Dokumen

11014014IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Repair uterus

- Wanita muda yang masih mengharapkan fungsi reproduksinya

- Kondisi klinis stabil- Ruptur yang tidak komplikatif- Rekurensi 4-10 disarankan secsio

cesaria elektif pada kehamilan 36 minggu atau maturitas paru janin telah terbukti

5 Antibiotik cefalosporin generasi ke III seperti cefo perazone

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PROLAPSUS TALI PUSAT

No Dokumen

11015015IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Keadaan dimana tali pusat berada disamping atau

melewati bagian terendah janin sebelum maupun setelah ketuban pecah

II TUJUAN 1 Pada presentasi kepala prolapsus uteri lebih berbahaya bagi janin

2 Terjadi gangguan adaptasi bagian bawah janin terhadap panggul sehingga pintu atas panggul tidak tertutup oleh bagian bawah janin tersebut

3 Sering ditemukan pada partus prematurus letak lintang dan letak sungsang

III KEBIJAKAN 1 Pada periksaan dalam adanya tali pusat menumbung atau tali pusat terdepan pada umumnya diketahui setelah ketuban pecah

2 Periksa dalam wajib dilakukan pada ketuban pecah dengan bagian terbawah janin belum masuk

IV Prosedur 1 Secsio cesaria segera pada janin hidup2 Resusitasi janin terhadap kemungkinan

hipoksia janin3 Reposisi tali pusat pada posisi ibu ditidurkan

dalam posisi trendelenberg4 Partus pervaginam pada janin mati

PROLAPSUS TALI PUSAT

No Dokumen

11015015IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SUNGSANG

No Dokumen

11016016IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Janin dalam presentasi bokong Bokong kaki atau

kakiII TUJUAN 1 25 pada kehamilan 28 minggu dijumpai

sungsang namun hanya 3-5 yang tetap sungsang hingga kehamilan aterm

2 Setiap kelainan presentsi cari penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan fisik maupun ultrasonografi

III KEBIJAKAN Bergantung pada kondisi ibu dan janin serta pertolongan persalinan

IV Prosedur 1 Jika tidak dijumpai penyebab definitif sungsang dan telah dilakukan inform censent ke pasien maa dapat dicoba versi luar pada kehamilan 36 minggu ( mencegah komplikasi preterm dan dengan keberhasilan 40-60 )

2 Pada primi grafida yang tidak dapat diversi luar metode kelahiran terpilih adalah secsio cesaria

3 Pada multi gravida tergantung kompetensi penolong

4 Pemantauan jalannya persalinan dengan partograf jika melambaatdistosia sebaiknya lakukan pengakhiran per abdominal

SUNGSANG

No Dokumen

11016016IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Proses kelahiran pada ibu dengan usia gestasi

kurang dari 37 mingguII TUJUAN 1 Persalinan preterm mempunyai banyak

penyebab namun infeksi korioamnionitis kini makin dominant Infeksi ini mempunyai potensi untuk cedera pada bayi baru lahir Semakin muda kehamilan semakin buruk prognosisnya

2 Upaya tokolilisis hanyalah upaya penundaan sementara bagi pematangan paru bila infeksi telah nyata sebaiknya persalinan preterm dibiarkan berlangsung selain tokolisis tidak dibenarkan pada usia kehamilan gt 35 minggu kelainan bawaan janin dan preeklampsia

3 Peningkatan II-6 lebih dari 11 pgml merupakan risiko terjadinya reaksi radang (inflamatory response) dengan akobat periventrikuler leucomalacia (PVL) Pemberian kortikosterid lebih dari 2 hari dan berulang ndashulang dapat memberi risiko pertumbuhan bayi terhambat

III KEBIJAKAN 1 Kontraksihis yang regular pada kehamilan lt 37 minggu merupakan gejala pertama pastikan denganpemeriksasn inspekulo adanga pembukaan dan cevicitis

2 Pengobatan terhadap cevicitis dan vaginitis perlu dilakukan dengan metronidazol 2 x 500mg Pemberian dexamethasone 12 mghari

menunjukan penurunan risiko PVL

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Gejala infeksi intrauterin ialah takikardia janin

gerakan janin lemah oligohidramnion pireksi ibu cairan amnion berbau

4 Sebagai upaya pencegahan ada baiknya pemeriksaan dalam dilakukan deteksi vaginitis dan cervicitis Kelainan cervik ( inkompetensi) merupakan indikasi untuk seridase Pemeriksaan klinik da USG (tebal servik lt 15 cm) merupakan resiko tersebut

IV Prosedur 1 Setelah pemberian informed consent yang baik cara persalinan dan kemampuan klinik merawat pre term harus dipertimbangkan Bila kehamilan lt 35 minggu dan presentasi kepala maka persalinan pervaginam merupakan pilihan Namun bila kehamilan 32 ndash 35 minggu maka pertimbangan seksio sesaria menjadi pilihanMwenjadi kesulitan plihan jika bayi dengan berat lahir sangat rendah karena risiko kematian tinggi(50 )Bila ditemukan infeksimaka upaya tokolisis dapat dilakukan2 Obat yang dianjurkan adalah

a Nifedipine 10 mgdiulang tiap 30 menit maksimum 40 mg6 jamUmumnya hanya diperlukan 20 mgdan dosis perawatan 3 kali 10 mg

b B-mimetik terbutalin atau Salbutamol3 Pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru betametasone 12 mghariuntuk 2 hari sajaBila tidak ada betamethasone dapat

diberikan dexametasone

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari

periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20

II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu

III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia

2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)

3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu

IV Prosedur 1 Pemantauan fetus

2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam

dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric

II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )

III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin

2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda

IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar

denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap

- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi

dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang

terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan

2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan

II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah

- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta

- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )

III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan

pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24

jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG

2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab

IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh

gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium

II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai

III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea

2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum

3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis

IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X

5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka

perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi

2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya

3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi

4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi

5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi

Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta

estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA

atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus

3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus

4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus

5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

14

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi

sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan

hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD

Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic

DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik

II TUJUAN

III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2

lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau

lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

24

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi

AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui

Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya

Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi

oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

34

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari

Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan

Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)

Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula

darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)

Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

44

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi

adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti

terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya

PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti

mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

Page 25: Protap Medis VK Siap Cetak

masing-masing rumah sakit

PRE EKLAMPSIA BERAT

No Dokumen

11011011IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

INDUKSI PERSALINAN

No Dokumen

11012012IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Upaya untuk melakukan inisiasi persalinan sebelum

timbul secara spontan unutk melahirkan janin- bayi dan plasenta

II TUJUAN Tujuannya karena ada ancaman untuk ibu dan janin atau keduanya apabila kehamilan diteruskan sehingga kelahiran janin bayi dan plasenta lebih menguntungkan(utamanya bagi ibu idealnya bagi keduanya)

III KEBIJAKAN 1 Induksi persalinan tanpa melakukan pematangan servks akan memberi angka keberhasilan kelahiran yang lebih rendah terutama pad apelvik score rendah (15 banding 85 ) Walaupun pada saat pematangan serviks bisa langsung terjadi persalinan

2 Toleransi ibu dan janin untuk berlangsungnya persalinan dan kelahiran merupakan syarat utama untuk dilakukannya induksi persalinan

IV Prosedur DIAGNOSIS1 Toleransi ibu keadaan umum fungsi kardio

faskuler respirasi hemostasiskapasitas dan akomodasi jalan lahir

2 Toleransi janin viabilitas presentasi posisi volume air ketuban

3 Pemanatuan dengan partografManajemen

Mekanik (tujuan utama pematangan serviks

dan mengharapkan langsung diikuti)

INDUKSI PERSALINAN

No Dokumen

11012012IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0011 Persalinan Laminaria Foley catheter Stripping2 Medikamentosa Oksitosin (1-8 miumenit) Pge 1 ( misoprostol 25microg 6 jam ) kalau pada

bekas sc atau uterus (milomektomiV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM

DAERAHRUMAH SAKIT UMUM

BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SOLUSIO PLASENTA

No Dokumen

11013013IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Lepasnya plasenta dari tempat implantsinya yang

normal pada dinding uterus sebelum janin lahirII TUJUAN 1 Gejala klinik

Takikardia janin - iufd Trias virchows yaitu nyeri uterus fokal atau

umumtonus meningkat dan perdarahan per vaginal 85 15 pada tipe concealed

2 USG membantu pada tipe concealed yaitu area sonolusen retroplasental lokasi plasenta untuk membedakan dengan pasenta previa

III KEBIJAKAN 1 Etiologi primer masih belum diketahui2 Insidennya meningkat berkaitan dengan usia

ibu lanjut multiparitas riwayat syok maternal nutrisi buruk hipertensi korioamnionitis dekompresi mendadak setelah ketuban pecah pad utersus yang overdistensi seperti persalinan kenbar dan polihidramnion trauma abdomen versi sefalik eksternal plasenta sirkumlatadefisiensi asam folat kompresi vena cava inferior dan antikoagulan lupuspada pengguna rokok kokain nekrosis desidual tepi plasenta

3 Rekurensi 5-17 setelah 1 episode pada kehamilan sebelumnya dan 25 setelah 2 episode kehamilan sebelumnya

Risiko terjadi syok hipovolemik gagal ginjal

SOLUSIO PLASENTA

No Dokumen

11013013IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Akut DIC perdarhan pasca bersalin dan

perdarahan fetomaternal5 Klasifikasi Ringan perdarahan sedikit baik pervaginam

maupun retroplasenter keadaan ibi baik janin baik

Berat perdarahan vaginal banyak ibu dalam keadaan pre syok-syok janin dalam keadaan gawat atau sudah meninggal

IV Prosedur 1 Lakukan resusitasi darahcairan sesuai kebutuhan

2 Pada solusio plasenta berat evakuasi konsepsi segera dan hentikan perdarahandengan uterotonika resusitasi kekurangan faktor pembekuan atau jika diperlukan dapat dilakukan histerektomi

Pada solusio ringan dapat dilakukan perawatan konservatif dan pematangan paru hingga kehamilan 35 minggu dan evaluasi ketat jumlah perdarahan retroplsenter

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpM

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

NIP 19500922 197612 1 001PEMERINTAH KABUPATEN

BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM

DAERAHRUMAH SAKIT UMUM

BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

RUPTURA UTERI

No Dokumen

11014014IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Separasi komplit dinding uterus pada kehamilan

dengan atau anpa ekspulsi janin yang membahayakan ibu dan janin

II TUJUAN 1 Insiden 07 dalam persalinan2 Factor risiko termasuk riwayat pembedahan

uterus hiperstimulasi uterus multi paritas versi internal atau ekstrasi persalinan operatif CPD pemakaian kokain

3 Klasifikasi Inkomplit tidak termasuk peritoneum Komplit termasuk peritoneum visceral Dehisens terpishnya scar pada segmen

bawah uterus tidak mencapi serosa dan jarang menimbulkan perdarahan BANYAK

III KEBIJAKAN 1 Identifikasi faktor risiko parut opersi multi paritas stimulasi uterus persalinan operatif CPD

2 Hipoksia gawat janin perdarahan vaginal nyeri abdominal perubahan kontraktilitas uterus

3 Eksplorasi uterusIV Prosedur 1 Jalur intravena besar (menggunakan abbocath

no 16 atau 18) pasang DC2 Atasi syok dengan resusitasi cairan dan darah3 Histerektomi

- fungsi reproduksi tidak diharapkan- kondisi buruk yang membahayakan ibu

RUPTURA UTERI

No Dokumen

11014014IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Repair uterus

- Wanita muda yang masih mengharapkan fungsi reproduksinya

- Kondisi klinis stabil- Ruptur yang tidak komplikatif- Rekurensi 4-10 disarankan secsio

cesaria elektif pada kehamilan 36 minggu atau maturitas paru janin telah terbukti

5 Antibiotik cefalosporin generasi ke III seperti cefo perazone

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PROLAPSUS TALI PUSAT

No Dokumen

11015015IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Keadaan dimana tali pusat berada disamping atau

melewati bagian terendah janin sebelum maupun setelah ketuban pecah

II TUJUAN 1 Pada presentasi kepala prolapsus uteri lebih berbahaya bagi janin

2 Terjadi gangguan adaptasi bagian bawah janin terhadap panggul sehingga pintu atas panggul tidak tertutup oleh bagian bawah janin tersebut

3 Sering ditemukan pada partus prematurus letak lintang dan letak sungsang

III KEBIJAKAN 1 Pada periksaan dalam adanya tali pusat menumbung atau tali pusat terdepan pada umumnya diketahui setelah ketuban pecah

2 Periksa dalam wajib dilakukan pada ketuban pecah dengan bagian terbawah janin belum masuk

IV Prosedur 1 Secsio cesaria segera pada janin hidup2 Resusitasi janin terhadap kemungkinan

hipoksia janin3 Reposisi tali pusat pada posisi ibu ditidurkan

dalam posisi trendelenberg4 Partus pervaginam pada janin mati

PROLAPSUS TALI PUSAT

No Dokumen

11015015IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SUNGSANG

No Dokumen

11016016IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Janin dalam presentasi bokong Bokong kaki atau

kakiII TUJUAN 1 25 pada kehamilan 28 minggu dijumpai

sungsang namun hanya 3-5 yang tetap sungsang hingga kehamilan aterm

2 Setiap kelainan presentsi cari penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan fisik maupun ultrasonografi

III KEBIJAKAN Bergantung pada kondisi ibu dan janin serta pertolongan persalinan

IV Prosedur 1 Jika tidak dijumpai penyebab definitif sungsang dan telah dilakukan inform censent ke pasien maa dapat dicoba versi luar pada kehamilan 36 minggu ( mencegah komplikasi preterm dan dengan keberhasilan 40-60 )

2 Pada primi grafida yang tidak dapat diversi luar metode kelahiran terpilih adalah secsio cesaria

3 Pada multi gravida tergantung kompetensi penolong

4 Pemantauan jalannya persalinan dengan partograf jika melambaatdistosia sebaiknya lakukan pengakhiran per abdominal

SUNGSANG

No Dokumen

11016016IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Proses kelahiran pada ibu dengan usia gestasi

kurang dari 37 mingguII TUJUAN 1 Persalinan preterm mempunyai banyak

penyebab namun infeksi korioamnionitis kini makin dominant Infeksi ini mempunyai potensi untuk cedera pada bayi baru lahir Semakin muda kehamilan semakin buruk prognosisnya

2 Upaya tokolilisis hanyalah upaya penundaan sementara bagi pematangan paru bila infeksi telah nyata sebaiknya persalinan preterm dibiarkan berlangsung selain tokolisis tidak dibenarkan pada usia kehamilan gt 35 minggu kelainan bawaan janin dan preeklampsia

3 Peningkatan II-6 lebih dari 11 pgml merupakan risiko terjadinya reaksi radang (inflamatory response) dengan akobat periventrikuler leucomalacia (PVL) Pemberian kortikosterid lebih dari 2 hari dan berulang ndashulang dapat memberi risiko pertumbuhan bayi terhambat

III KEBIJAKAN 1 Kontraksihis yang regular pada kehamilan lt 37 minggu merupakan gejala pertama pastikan denganpemeriksasn inspekulo adanga pembukaan dan cevicitis

2 Pengobatan terhadap cevicitis dan vaginitis perlu dilakukan dengan metronidazol 2 x 500mg Pemberian dexamethasone 12 mghari

menunjukan penurunan risiko PVL

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Gejala infeksi intrauterin ialah takikardia janin

gerakan janin lemah oligohidramnion pireksi ibu cairan amnion berbau

4 Sebagai upaya pencegahan ada baiknya pemeriksaan dalam dilakukan deteksi vaginitis dan cervicitis Kelainan cervik ( inkompetensi) merupakan indikasi untuk seridase Pemeriksaan klinik da USG (tebal servik lt 15 cm) merupakan resiko tersebut

IV Prosedur 1 Setelah pemberian informed consent yang baik cara persalinan dan kemampuan klinik merawat pre term harus dipertimbangkan Bila kehamilan lt 35 minggu dan presentasi kepala maka persalinan pervaginam merupakan pilihan Namun bila kehamilan 32 ndash 35 minggu maka pertimbangan seksio sesaria menjadi pilihanMwenjadi kesulitan plihan jika bayi dengan berat lahir sangat rendah karena risiko kematian tinggi(50 )Bila ditemukan infeksimaka upaya tokolisis dapat dilakukan2 Obat yang dianjurkan adalah

a Nifedipine 10 mgdiulang tiap 30 menit maksimum 40 mg6 jamUmumnya hanya diperlukan 20 mgdan dosis perawatan 3 kali 10 mg

b B-mimetik terbutalin atau Salbutamol3 Pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru betametasone 12 mghariuntuk 2 hari sajaBila tidak ada betamethasone dapat

diberikan dexametasone

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari

periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20

II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu

III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia

2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)

3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu

IV Prosedur 1 Pemantauan fetus

2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam

dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric

II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )

III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin

2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda

IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar

denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap

- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi

dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang

terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan

2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan

II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah

- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta

- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )

III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan

pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24

jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG

2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab

IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh

gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium

II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai

III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea

2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum

3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis

IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X

5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka

perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi

2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya

3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi

4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi

5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi

Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta

estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA

atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus

3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus

4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus

5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

14

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi

sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan

hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD

Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic

DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik

II TUJUAN

III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2

lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau

lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

24

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi

AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui

Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya

Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi

oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

34

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari

Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan

Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)

Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula

darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)

Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

44

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi

adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti

terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya

PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti

mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

Page 26: Protap Medis VK Siap Cetak

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

INDUKSI PERSALINAN

No Dokumen

11012012IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Upaya untuk melakukan inisiasi persalinan sebelum

timbul secara spontan unutk melahirkan janin- bayi dan plasenta

II TUJUAN Tujuannya karena ada ancaman untuk ibu dan janin atau keduanya apabila kehamilan diteruskan sehingga kelahiran janin bayi dan plasenta lebih menguntungkan(utamanya bagi ibu idealnya bagi keduanya)

III KEBIJAKAN 1 Induksi persalinan tanpa melakukan pematangan servks akan memberi angka keberhasilan kelahiran yang lebih rendah terutama pad apelvik score rendah (15 banding 85 ) Walaupun pada saat pematangan serviks bisa langsung terjadi persalinan

2 Toleransi ibu dan janin untuk berlangsungnya persalinan dan kelahiran merupakan syarat utama untuk dilakukannya induksi persalinan

IV Prosedur DIAGNOSIS1 Toleransi ibu keadaan umum fungsi kardio

faskuler respirasi hemostasiskapasitas dan akomodasi jalan lahir

2 Toleransi janin viabilitas presentasi posisi volume air ketuban

3 Pemanatuan dengan partografManajemen

Mekanik (tujuan utama pematangan serviks

dan mengharapkan langsung diikuti)

INDUKSI PERSALINAN

No Dokumen

11012012IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0011 Persalinan Laminaria Foley catheter Stripping2 Medikamentosa Oksitosin (1-8 miumenit) Pge 1 ( misoprostol 25microg 6 jam ) kalau pada

bekas sc atau uterus (milomektomiV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM

DAERAHRUMAH SAKIT UMUM

BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SOLUSIO PLASENTA

No Dokumen

11013013IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Lepasnya plasenta dari tempat implantsinya yang

normal pada dinding uterus sebelum janin lahirII TUJUAN 1 Gejala klinik

Takikardia janin - iufd Trias virchows yaitu nyeri uterus fokal atau

umumtonus meningkat dan perdarahan per vaginal 85 15 pada tipe concealed

2 USG membantu pada tipe concealed yaitu area sonolusen retroplasental lokasi plasenta untuk membedakan dengan pasenta previa

III KEBIJAKAN 1 Etiologi primer masih belum diketahui2 Insidennya meningkat berkaitan dengan usia

ibu lanjut multiparitas riwayat syok maternal nutrisi buruk hipertensi korioamnionitis dekompresi mendadak setelah ketuban pecah pad utersus yang overdistensi seperti persalinan kenbar dan polihidramnion trauma abdomen versi sefalik eksternal plasenta sirkumlatadefisiensi asam folat kompresi vena cava inferior dan antikoagulan lupuspada pengguna rokok kokain nekrosis desidual tepi plasenta

3 Rekurensi 5-17 setelah 1 episode pada kehamilan sebelumnya dan 25 setelah 2 episode kehamilan sebelumnya

Risiko terjadi syok hipovolemik gagal ginjal

SOLUSIO PLASENTA

No Dokumen

11013013IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Akut DIC perdarhan pasca bersalin dan

perdarahan fetomaternal5 Klasifikasi Ringan perdarahan sedikit baik pervaginam

maupun retroplasenter keadaan ibi baik janin baik

Berat perdarahan vaginal banyak ibu dalam keadaan pre syok-syok janin dalam keadaan gawat atau sudah meninggal

IV Prosedur 1 Lakukan resusitasi darahcairan sesuai kebutuhan

2 Pada solusio plasenta berat evakuasi konsepsi segera dan hentikan perdarahandengan uterotonika resusitasi kekurangan faktor pembekuan atau jika diperlukan dapat dilakukan histerektomi

Pada solusio ringan dapat dilakukan perawatan konservatif dan pematangan paru hingga kehamilan 35 minggu dan evaluasi ketat jumlah perdarahan retroplsenter

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpM

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

NIP 19500922 197612 1 001PEMERINTAH KABUPATEN

BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM

DAERAHRUMAH SAKIT UMUM

BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

RUPTURA UTERI

No Dokumen

11014014IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Separasi komplit dinding uterus pada kehamilan

dengan atau anpa ekspulsi janin yang membahayakan ibu dan janin

II TUJUAN 1 Insiden 07 dalam persalinan2 Factor risiko termasuk riwayat pembedahan

uterus hiperstimulasi uterus multi paritas versi internal atau ekstrasi persalinan operatif CPD pemakaian kokain

3 Klasifikasi Inkomplit tidak termasuk peritoneum Komplit termasuk peritoneum visceral Dehisens terpishnya scar pada segmen

bawah uterus tidak mencapi serosa dan jarang menimbulkan perdarahan BANYAK

III KEBIJAKAN 1 Identifikasi faktor risiko parut opersi multi paritas stimulasi uterus persalinan operatif CPD

2 Hipoksia gawat janin perdarahan vaginal nyeri abdominal perubahan kontraktilitas uterus

3 Eksplorasi uterusIV Prosedur 1 Jalur intravena besar (menggunakan abbocath

no 16 atau 18) pasang DC2 Atasi syok dengan resusitasi cairan dan darah3 Histerektomi

- fungsi reproduksi tidak diharapkan- kondisi buruk yang membahayakan ibu

RUPTURA UTERI

No Dokumen

11014014IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Repair uterus

- Wanita muda yang masih mengharapkan fungsi reproduksinya

- Kondisi klinis stabil- Ruptur yang tidak komplikatif- Rekurensi 4-10 disarankan secsio

cesaria elektif pada kehamilan 36 minggu atau maturitas paru janin telah terbukti

5 Antibiotik cefalosporin generasi ke III seperti cefo perazone

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PROLAPSUS TALI PUSAT

No Dokumen

11015015IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Keadaan dimana tali pusat berada disamping atau

melewati bagian terendah janin sebelum maupun setelah ketuban pecah

II TUJUAN 1 Pada presentasi kepala prolapsus uteri lebih berbahaya bagi janin

2 Terjadi gangguan adaptasi bagian bawah janin terhadap panggul sehingga pintu atas panggul tidak tertutup oleh bagian bawah janin tersebut

3 Sering ditemukan pada partus prematurus letak lintang dan letak sungsang

III KEBIJAKAN 1 Pada periksaan dalam adanya tali pusat menumbung atau tali pusat terdepan pada umumnya diketahui setelah ketuban pecah

2 Periksa dalam wajib dilakukan pada ketuban pecah dengan bagian terbawah janin belum masuk

IV Prosedur 1 Secsio cesaria segera pada janin hidup2 Resusitasi janin terhadap kemungkinan

hipoksia janin3 Reposisi tali pusat pada posisi ibu ditidurkan

dalam posisi trendelenberg4 Partus pervaginam pada janin mati

PROLAPSUS TALI PUSAT

No Dokumen

11015015IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SUNGSANG

No Dokumen

11016016IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Janin dalam presentasi bokong Bokong kaki atau

kakiII TUJUAN 1 25 pada kehamilan 28 minggu dijumpai

sungsang namun hanya 3-5 yang tetap sungsang hingga kehamilan aterm

2 Setiap kelainan presentsi cari penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan fisik maupun ultrasonografi

III KEBIJAKAN Bergantung pada kondisi ibu dan janin serta pertolongan persalinan

IV Prosedur 1 Jika tidak dijumpai penyebab definitif sungsang dan telah dilakukan inform censent ke pasien maa dapat dicoba versi luar pada kehamilan 36 minggu ( mencegah komplikasi preterm dan dengan keberhasilan 40-60 )

2 Pada primi grafida yang tidak dapat diversi luar metode kelahiran terpilih adalah secsio cesaria

3 Pada multi gravida tergantung kompetensi penolong

4 Pemantauan jalannya persalinan dengan partograf jika melambaatdistosia sebaiknya lakukan pengakhiran per abdominal

SUNGSANG

No Dokumen

11016016IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Proses kelahiran pada ibu dengan usia gestasi

kurang dari 37 mingguII TUJUAN 1 Persalinan preterm mempunyai banyak

penyebab namun infeksi korioamnionitis kini makin dominant Infeksi ini mempunyai potensi untuk cedera pada bayi baru lahir Semakin muda kehamilan semakin buruk prognosisnya

2 Upaya tokolilisis hanyalah upaya penundaan sementara bagi pematangan paru bila infeksi telah nyata sebaiknya persalinan preterm dibiarkan berlangsung selain tokolisis tidak dibenarkan pada usia kehamilan gt 35 minggu kelainan bawaan janin dan preeklampsia

3 Peningkatan II-6 lebih dari 11 pgml merupakan risiko terjadinya reaksi radang (inflamatory response) dengan akobat periventrikuler leucomalacia (PVL) Pemberian kortikosterid lebih dari 2 hari dan berulang ndashulang dapat memberi risiko pertumbuhan bayi terhambat

III KEBIJAKAN 1 Kontraksihis yang regular pada kehamilan lt 37 minggu merupakan gejala pertama pastikan denganpemeriksasn inspekulo adanga pembukaan dan cevicitis

2 Pengobatan terhadap cevicitis dan vaginitis perlu dilakukan dengan metronidazol 2 x 500mg Pemberian dexamethasone 12 mghari

menunjukan penurunan risiko PVL

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Gejala infeksi intrauterin ialah takikardia janin

gerakan janin lemah oligohidramnion pireksi ibu cairan amnion berbau

4 Sebagai upaya pencegahan ada baiknya pemeriksaan dalam dilakukan deteksi vaginitis dan cervicitis Kelainan cervik ( inkompetensi) merupakan indikasi untuk seridase Pemeriksaan klinik da USG (tebal servik lt 15 cm) merupakan resiko tersebut

IV Prosedur 1 Setelah pemberian informed consent yang baik cara persalinan dan kemampuan klinik merawat pre term harus dipertimbangkan Bila kehamilan lt 35 minggu dan presentasi kepala maka persalinan pervaginam merupakan pilihan Namun bila kehamilan 32 ndash 35 minggu maka pertimbangan seksio sesaria menjadi pilihanMwenjadi kesulitan plihan jika bayi dengan berat lahir sangat rendah karena risiko kematian tinggi(50 )Bila ditemukan infeksimaka upaya tokolisis dapat dilakukan2 Obat yang dianjurkan adalah

a Nifedipine 10 mgdiulang tiap 30 menit maksimum 40 mg6 jamUmumnya hanya diperlukan 20 mgdan dosis perawatan 3 kali 10 mg

b B-mimetik terbutalin atau Salbutamol3 Pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru betametasone 12 mghariuntuk 2 hari sajaBila tidak ada betamethasone dapat

diberikan dexametasone

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari

periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20

II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu

III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia

2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)

3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu

IV Prosedur 1 Pemantauan fetus

2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam

dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric

II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )

III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin

2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda

IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar

denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap

- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi

dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang

terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan

2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan

II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah

- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta

- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )

III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan

pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24

jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG

2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab

IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh

gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium

II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai

III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea

2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum

3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis

IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X

5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka

perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi

2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya

3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi

4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi

5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi

Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta

estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA

atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus

3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus

4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus

5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

14

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi

sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan

hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD

Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic

DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik

II TUJUAN

III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2

lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau

lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

24

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi

AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui

Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya

Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi

oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

34

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari

Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan

Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)

Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula

darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)

Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

44

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi

adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti

terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya

PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti

mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

Page 27: Protap Medis VK Siap Cetak

dan mengharapkan langsung diikuti)

INDUKSI PERSALINAN

No Dokumen

11012012IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0011 Persalinan Laminaria Foley catheter Stripping2 Medikamentosa Oksitosin (1-8 miumenit) Pge 1 ( misoprostol 25microg 6 jam ) kalau pada

bekas sc atau uterus (milomektomiV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM

DAERAHRUMAH SAKIT UMUM

BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SOLUSIO PLASENTA

No Dokumen

11013013IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Lepasnya plasenta dari tempat implantsinya yang

normal pada dinding uterus sebelum janin lahirII TUJUAN 1 Gejala klinik

Takikardia janin - iufd Trias virchows yaitu nyeri uterus fokal atau

umumtonus meningkat dan perdarahan per vaginal 85 15 pada tipe concealed

2 USG membantu pada tipe concealed yaitu area sonolusen retroplasental lokasi plasenta untuk membedakan dengan pasenta previa

III KEBIJAKAN 1 Etiologi primer masih belum diketahui2 Insidennya meningkat berkaitan dengan usia

ibu lanjut multiparitas riwayat syok maternal nutrisi buruk hipertensi korioamnionitis dekompresi mendadak setelah ketuban pecah pad utersus yang overdistensi seperti persalinan kenbar dan polihidramnion trauma abdomen versi sefalik eksternal plasenta sirkumlatadefisiensi asam folat kompresi vena cava inferior dan antikoagulan lupuspada pengguna rokok kokain nekrosis desidual tepi plasenta

3 Rekurensi 5-17 setelah 1 episode pada kehamilan sebelumnya dan 25 setelah 2 episode kehamilan sebelumnya

Risiko terjadi syok hipovolemik gagal ginjal

SOLUSIO PLASENTA

No Dokumen

11013013IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Akut DIC perdarhan pasca bersalin dan

perdarahan fetomaternal5 Klasifikasi Ringan perdarahan sedikit baik pervaginam

maupun retroplasenter keadaan ibi baik janin baik

Berat perdarahan vaginal banyak ibu dalam keadaan pre syok-syok janin dalam keadaan gawat atau sudah meninggal

IV Prosedur 1 Lakukan resusitasi darahcairan sesuai kebutuhan

2 Pada solusio plasenta berat evakuasi konsepsi segera dan hentikan perdarahandengan uterotonika resusitasi kekurangan faktor pembekuan atau jika diperlukan dapat dilakukan histerektomi

Pada solusio ringan dapat dilakukan perawatan konservatif dan pematangan paru hingga kehamilan 35 minggu dan evaluasi ketat jumlah perdarahan retroplsenter

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpM

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

NIP 19500922 197612 1 001PEMERINTAH KABUPATEN

BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM

DAERAHRUMAH SAKIT UMUM

BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

RUPTURA UTERI

No Dokumen

11014014IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Separasi komplit dinding uterus pada kehamilan

dengan atau anpa ekspulsi janin yang membahayakan ibu dan janin

II TUJUAN 1 Insiden 07 dalam persalinan2 Factor risiko termasuk riwayat pembedahan

uterus hiperstimulasi uterus multi paritas versi internal atau ekstrasi persalinan operatif CPD pemakaian kokain

3 Klasifikasi Inkomplit tidak termasuk peritoneum Komplit termasuk peritoneum visceral Dehisens terpishnya scar pada segmen

bawah uterus tidak mencapi serosa dan jarang menimbulkan perdarahan BANYAK

III KEBIJAKAN 1 Identifikasi faktor risiko parut opersi multi paritas stimulasi uterus persalinan operatif CPD

2 Hipoksia gawat janin perdarahan vaginal nyeri abdominal perubahan kontraktilitas uterus

3 Eksplorasi uterusIV Prosedur 1 Jalur intravena besar (menggunakan abbocath

no 16 atau 18) pasang DC2 Atasi syok dengan resusitasi cairan dan darah3 Histerektomi

- fungsi reproduksi tidak diharapkan- kondisi buruk yang membahayakan ibu

RUPTURA UTERI

No Dokumen

11014014IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Repair uterus

- Wanita muda yang masih mengharapkan fungsi reproduksinya

- Kondisi klinis stabil- Ruptur yang tidak komplikatif- Rekurensi 4-10 disarankan secsio

cesaria elektif pada kehamilan 36 minggu atau maturitas paru janin telah terbukti

5 Antibiotik cefalosporin generasi ke III seperti cefo perazone

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PROLAPSUS TALI PUSAT

No Dokumen

11015015IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Keadaan dimana tali pusat berada disamping atau

melewati bagian terendah janin sebelum maupun setelah ketuban pecah

II TUJUAN 1 Pada presentasi kepala prolapsus uteri lebih berbahaya bagi janin

2 Terjadi gangguan adaptasi bagian bawah janin terhadap panggul sehingga pintu atas panggul tidak tertutup oleh bagian bawah janin tersebut

3 Sering ditemukan pada partus prematurus letak lintang dan letak sungsang

III KEBIJAKAN 1 Pada periksaan dalam adanya tali pusat menumbung atau tali pusat terdepan pada umumnya diketahui setelah ketuban pecah

2 Periksa dalam wajib dilakukan pada ketuban pecah dengan bagian terbawah janin belum masuk

IV Prosedur 1 Secsio cesaria segera pada janin hidup2 Resusitasi janin terhadap kemungkinan

hipoksia janin3 Reposisi tali pusat pada posisi ibu ditidurkan

dalam posisi trendelenberg4 Partus pervaginam pada janin mati

PROLAPSUS TALI PUSAT

No Dokumen

11015015IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SUNGSANG

No Dokumen

11016016IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Janin dalam presentasi bokong Bokong kaki atau

kakiII TUJUAN 1 25 pada kehamilan 28 minggu dijumpai

sungsang namun hanya 3-5 yang tetap sungsang hingga kehamilan aterm

2 Setiap kelainan presentsi cari penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan fisik maupun ultrasonografi

III KEBIJAKAN Bergantung pada kondisi ibu dan janin serta pertolongan persalinan

IV Prosedur 1 Jika tidak dijumpai penyebab definitif sungsang dan telah dilakukan inform censent ke pasien maa dapat dicoba versi luar pada kehamilan 36 minggu ( mencegah komplikasi preterm dan dengan keberhasilan 40-60 )

2 Pada primi grafida yang tidak dapat diversi luar metode kelahiran terpilih adalah secsio cesaria

3 Pada multi gravida tergantung kompetensi penolong

4 Pemantauan jalannya persalinan dengan partograf jika melambaatdistosia sebaiknya lakukan pengakhiran per abdominal

SUNGSANG

No Dokumen

11016016IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Proses kelahiran pada ibu dengan usia gestasi

kurang dari 37 mingguII TUJUAN 1 Persalinan preterm mempunyai banyak

penyebab namun infeksi korioamnionitis kini makin dominant Infeksi ini mempunyai potensi untuk cedera pada bayi baru lahir Semakin muda kehamilan semakin buruk prognosisnya

2 Upaya tokolilisis hanyalah upaya penundaan sementara bagi pematangan paru bila infeksi telah nyata sebaiknya persalinan preterm dibiarkan berlangsung selain tokolisis tidak dibenarkan pada usia kehamilan gt 35 minggu kelainan bawaan janin dan preeklampsia

3 Peningkatan II-6 lebih dari 11 pgml merupakan risiko terjadinya reaksi radang (inflamatory response) dengan akobat periventrikuler leucomalacia (PVL) Pemberian kortikosterid lebih dari 2 hari dan berulang ndashulang dapat memberi risiko pertumbuhan bayi terhambat

III KEBIJAKAN 1 Kontraksihis yang regular pada kehamilan lt 37 minggu merupakan gejala pertama pastikan denganpemeriksasn inspekulo adanga pembukaan dan cevicitis

2 Pengobatan terhadap cevicitis dan vaginitis perlu dilakukan dengan metronidazol 2 x 500mg Pemberian dexamethasone 12 mghari

menunjukan penurunan risiko PVL

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Gejala infeksi intrauterin ialah takikardia janin

gerakan janin lemah oligohidramnion pireksi ibu cairan amnion berbau

4 Sebagai upaya pencegahan ada baiknya pemeriksaan dalam dilakukan deteksi vaginitis dan cervicitis Kelainan cervik ( inkompetensi) merupakan indikasi untuk seridase Pemeriksaan klinik da USG (tebal servik lt 15 cm) merupakan resiko tersebut

IV Prosedur 1 Setelah pemberian informed consent yang baik cara persalinan dan kemampuan klinik merawat pre term harus dipertimbangkan Bila kehamilan lt 35 minggu dan presentasi kepala maka persalinan pervaginam merupakan pilihan Namun bila kehamilan 32 ndash 35 minggu maka pertimbangan seksio sesaria menjadi pilihanMwenjadi kesulitan plihan jika bayi dengan berat lahir sangat rendah karena risiko kematian tinggi(50 )Bila ditemukan infeksimaka upaya tokolisis dapat dilakukan2 Obat yang dianjurkan adalah

a Nifedipine 10 mgdiulang tiap 30 menit maksimum 40 mg6 jamUmumnya hanya diperlukan 20 mgdan dosis perawatan 3 kali 10 mg

b B-mimetik terbutalin atau Salbutamol3 Pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru betametasone 12 mghariuntuk 2 hari sajaBila tidak ada betamethasone dapat

diberikan dexametasone

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari

periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20

II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu

III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia

2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)

3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu

IV Prosedur 1 Pemantauan fetus

2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam

dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric

II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )

III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin

2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda

IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar

denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap

- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi

dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang

terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan

2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan

II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah

- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta

- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )

III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan

pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24

jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG

2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab

IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh

gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium

II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai

III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea

2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum

3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis

IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X

5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka

perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi

2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya

3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi

4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi

5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi

Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta

estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA

atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus

3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus

4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus

5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

14

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi

sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan

hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD

Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic

DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik

II TUJUAN

III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2

lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau

lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

24

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi

AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui

Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya

Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi

oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

34

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari

Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan

Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)

Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula

darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)

Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

44

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi

adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti

terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya

PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti

mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

Page 28: Protap Medis VK Siap Cetak

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM

DAERAHRUMAH SAKIT UMUM

BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SOLUSIO PLASENTA

No Dokumen

11013013IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Lepasnya plasenta dari tempat implantsinya yang

normal pada dinding uterus sebelum janin lahirII TUJUAN 1 Gejala klinik

Takikardia janin - iufd Trias virchows yaitu nyeri uterus fokal atau

umumtonus meningkat dan perdarahan per vaginal 85 15 pada tipe concealed

2 USG membantu pada tipe concealed yaitu area sonolusen retroplasental lokasi plasenta untuk membedakan dengan pasenta previa

III KEBIJAKAN 1 Etiologi primer masih belum diketahui2 Insidennya meningkat berkaitan dengan usia

ibu lanjut multiparitas riwayat syok maternal nutrisi buruk hipertensi korioamnionitis dekompresi mendadak setelah ketuban pecah pad utersus yang overdistensi seperti persalinan kenbar dan polihidramnion trauma abdomen versi sefalik eksternal plasenta sirkumlatadefisiensi asam folat kompresi vena cava inferior dan antikoagulan lupuspada pengguna rokok kokain nekrosis desidual tepi plasenta

3 Rekurensi 5-17 setelah 1 episode pada kehamilan sebelumnya dan 25 setelah 2 episode kehamilan sebelumnya

Risiko terjadi syok hipovolemik gagal ginjal

SOLUSIO PLASENTA

No Dokumen

11013013IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Akut DIC perdarhan pasca bersalin dan

perdarahan fetomaternal5 Klasifikasi Ringan perdarahan sedikit baik pervaginam

maupun retroplasenter keadaan ibi baik janin baik

Berat perdarahan vaginal banyak ibu dalam keadaan pre syok-syok janin dalam keadaan gawat atau sudah meninggal

IV Prosedur 1 Lakukan resusitasi darahcairan sesuai kebutuhan

2 Pada solusio plasenta berat evakuasi konsepsi segera dan hentikan perdarahandengan uterotonika resusitasi kekurangan faktor pembekuan atau jika diperlukan dapat dilakukan histerektomi

Pada solusio ringan dapat dilakukan perawatan konservatif dan pematangan paru hingga kehamilan 35 minggu dan evaluasi ketat jumlah perdarahan retroplsenter

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpM

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

NIP 19500922 197612 1 001PEMERINTAH KABUPATEN

BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM

DAERAHRUMAH SAKIT UMUM

BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

RUPTURA UTERI

No Dokumen

11014014IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Separasi komplit dinding uterus pada kehamilan

dengan atau anpa ekspulsi janin yang membahayakan ibu dan janin

II TUJUAN 1 Insiden 07 dalam persalinan2 Factor risiko termasuk riwayat pembedahan

uterus hiperstimulasi uterus multi paritas versi internal atau ekstrasi persalinan operatif CPD pemakaian kokain

3 Klasifikasi Inkomplit tidak termasuk peritoneum Komplit termasuk peritoneum visceral Dehisens terpishnya scar pada segmen

bawah uterus tidak mencapi serosa dan jarang menimbulkan perdarahan BANYAK

III KEBIJAKAN 1 Identifikasi faktor risiko parut opersi multi paritas stimulasi uterus persalinan operatif CPD

2 Hipoksia gawat janin perdarahan vaginal nyeri abdominal perubahan kontraktilitas uterus

3 Eksplorasi uterusIV Prosedur 1 Jalur intravena besar (menggunakan abbocath

no 16 atau 18) pasang DC2 Atasi syok dengan resusitasi cairan dan darah3 Histerektomi

- fungsi reproduksi tidak diharapkan- kondisi buruk yang membahayakan ibu

RUPTURA UTERI

No Dokumen

11014014IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Repair uterus

- Wanita muda yang masih mengharapkan fungsi reproduksinya

- Kondisi klinis stabil- Ruptur yang tidak komplikatif- Rekurensi 4-10 disarankan secsio

cesaria elektif pada kehamilan 36 minggu atau maturitas paru janin telah terbukti

5 Antibiotik cefalosporin generasi ke III seperti cefo perazone

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PROLAPSUS TALI PUSAT

No Dokumen

11015015IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Keadaan dimana tali pusat berada disamping atau

melewati bagian terendah janin sebelum maupun setelah ketuban pecah

II TUJUAN 1 Pada presentasi kepala prolapsus uteri lebih berbahaya bagi janin

2 Terjadi gangguan adaptasi bagian bawah janin terhadap panggul sehingga pintu atas panggul tidak tertutup oleh bagian bawah janin tersebut

3 Sering ditemukan pada partus prematurus letak lintang dan letak sungsang

III KEBIJAKAN 1 Pada periksaan dalam adanya tali pusat menumbung atau tali pusat terdepan pada umumnya diketahui setelah ketuban pecah

2 Periksa dalam wajib dilakukan pada ketuban pecah dengan bagian terbawah janin belum masuk

IV Prosedur 1 Secsio cesaria segera pada janin hidup2 Resusitasi janin terhadap kemungkinan

hipoksia janin3 Reposisi tali pusat pada posisi ibu ditidurkan

dalam posisi trendelenberg4 Partus pervaginam pada janin mati

PROLAPSUS TALI PUSAT

No Dokumen

11015015IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SUNGSANG

No Dokumen

11016016IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Janin dalam presentasi bokong Bokong kaki atau

kakiII TUJUAN 1 25 pada kehamilan 28 minggu dijumpai

sungsang namun hanya 3-5 yang tetap sungsang hingga kehamilan aterm

2 Setiap kelainan presentsi cari penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan fisik maupun ultrasonografi

III KEBIJAKAN Bergantung pada kondisi ibu dan janin serta pertolongan persalinan

IV Prosedur 1 Jika tidak dijumpai penyebab definitif sungsang dan telah dilakukan inform censent ke pasien maa dapat dicoba versi luar pada kehamilan 36 minggu ( mencegah komplikasi preterm dan dengan keberhasilan 40-60 )

2 Pada primi grafida yang tidak dapat diversi luar metode kelahiran terpilih adalah secsio cesaria

3 Pada multi gravida tergantung kompetensi penolong

4 Pemantauan jalannya persalinan dengan partograf jika melambaatdistosia sebaiknya lakukan pengakhiran per abdominal

SUNGSANG

No Dokumen

11016016IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Proses kelahiran pada ibu dengan usia gestasi

kurang dari 37 mingguII TUJUAN 1 Persalinan preterm mempunyai banyak

penyebab namun infeksi korioamnionitis kini makin dominant Infeksi ini mempunyai potensi untuk cedera pada bayi baru lahir Semakin muda kehamilan semakin buruk prognosisnya

2 Upaya tokolilisis hanyalah upaya penundaan sementara bagi pematangan paru bila infeksi telah nyata sebaiknya persalinan preterm dibiarkan berlangsung selain tokolisis tidak dibenarkan pada usia kehamilan gt 35 minggu kelainan bawaan janin dan preeklampsia

3 Peningkatan II-6 lebih dari 11 pgml merupakan risiko terjadinya reaksi radang (inflamatory response) dengan akobat periventrikuler leucomalacia (PVL) Pemberian kortikosterid lebih dari 2 hari dan berulang ndashulang dapat memberi risiko pertumbuhan bayi terhambat

III KEBIJAKAN 1 Kontraksihis yang regular pada kehamilan lt 37 minggu merupakan gejala pertama pastikan denganpemeriksasn inspekulo adanga pembukaan dan cevicitis

2 Pengobatan terhadap cevicitis dan vaginitis perlu dilakukan dengan metronidazol 2 x 500mg Pemberian dexamethasone 12 mghari

menunjukan penurunan risiko PVL

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Gejala infeksi intrauterin ialah takikardia janin

gerakan janin lemah oligohidramnion pireksi ibu cairan amnion berbau

4 Sebagai upaya pencegahan ada baiknya pemeriksaan dalam dilakukan deteksi vaginitis dan cervicitis Kelainan cervik ( inkompetensi) merupakan indikasi untuk seridase Pemeriksaan klinik da USG (tebal servik lt 15 cm) merupakan resiko tersebut

IV Prosedur 1 Setelah pemberian informed consent yang baik cara persalinan dan kemampuan klinik merawat pre term harus dipertimbangkan Bila kehamilan lt 35 minggu dan presentasi kepala maka persalinan pervaginam merupakan pilihan Namun bila kehamilan 32 ndash 35 minggu maka pertimbangan seksio sesaria menjadi pilihanMwenjadi kesulitan plihan jika bayi dengan berat lahir sangat rendah karena risiko kematian tinggi(50 )Bila ditemukan infeksimaka upaya tokolisis dapat dilakukan2 Obat yang dianjurkan adalah

a Nifedipine 10 mgdiulang tiap 30 menit maksimum 40 mg6 jamUmumnya hanya diperlukan 20 mgdan dosis perawatan 3 kali 10 mg

b B-mimetik terbutalin atau Salbutamol3 Pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru betametasone 12 mghariuntuk 2 hari sajaBila tidak ada betamethasone dapat

diberikan dexametasone

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari

periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20

II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu

III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia

2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)

3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu

IV Prosedur 1 Pemantauan fetus

2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam

dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric

II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )

III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin

2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda

IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar

denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap

- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi

dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang

terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan

2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan

II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah

- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta

- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )

III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan

pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24

jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG

2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab

IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh

gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium

II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai

III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea

2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum

3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis

IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X

5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka

perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi

2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya

3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi

4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi

5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi

Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta

estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA

atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus

3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus

4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus

5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

14

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi

sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan

hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD

Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic

DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik

II TUJUAN

III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2

lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau

lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

24

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi

AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui

Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya

Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi

oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

34

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari

Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan

Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)

Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula

darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)

Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

44

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi

adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti

terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya

PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti

mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

Page 29: Protap Medis VK Siap Cetak

Risiko terjadi syok hipovolemik gagal ginjal

SOLUSIO PLASENTA

No Dokumen

11013013IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Akut DIC perdarhan pasca bersalin dan

perdarahan fetomaternal5 Klasifikasi Ringan perdarahan sedikit baik pervaginam

maupun retroplasenter keadaan ibi baik janin baik

Berat perdarahan vaginal banyak ibu dalam keadaan pre syok-syok janin dalam keadaan gawat atau sudah meninggal

IV Prosedur 1 Lakukan resusitasi darahcairan sesuai kebutuhan

2 Pada solusio plasenta berat evakuasi konsepsi segera dan hentikan perdarahandengan uterotonika resusitasi kekurangan faktor pembekuan atau jika diperlukan dapat dilakukan histerektomi

Pada solusio ringan dapat dilakukan perawatan konservatif dan pematangan paru hingga kehamilan 35 minggu dan evaluasi ketat jumlah perdarahan retroplsenter

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpM

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

NIP 19500922 197612 1 001PEMERINTAH KABUPATEN

BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM

DAERAHRUMAH SAKIT UMUM

BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

RUPTURA UTERI

No Dokumen

11014014IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Separasi komplit dinding uterus pada kehamilan

dengan atau anpa ekspulsi janin yang membahayakan ibu dan janin

II TUJUAN 1 Insiden 07 dalam persalinan2 Factor risiko termasuk riwayat pembedahan

uterus hiperstimulasi uterus multi paritas versi internal atau ekstrasi persalinan operatif CPD pemakaian kokain

3 Klasifikasi Inkomplit tidak termasuk peritoneum Komplit termasuk peritoneum visceral Dehisens terpishnya scar pada segmen

bawah uterus tidak mencapi serosa dan jarang menimbulkan perdarahan BANYAK

III KEBIJAKAN 1 Identifikasi faktor risiko parut opersi multi paritas stimulasi uterus persalinan operatif CPD

2 Hipoksia gawat janin perdarahan vaginal nyeri abdominal perubahan kontraktilitas uterus

3 Eksplorasi uterusIV Prosedur 1 Jalur intravena besar (menggunakan abbocath

no 16 atau 18) pasang DC2 Atasi syok dengan resusitasi cairan dan darah3 Histerektomi

- fungsi reproduksi tidak diharapkan- kondisi buruk yang membahayakan ibu

RUPTURA UTERI

No Dokumen

11014014IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Repair uterus

- Wanita muda yang masih mengharapkan fungsi reproduksinya

- Kondisi klinis stabil- Ruptur yang tidak komplikatif- Rekurensi 4-10 disarankan secsio

cesaria elektif pada kehamilan 36 minggu atau maturitas paru janin telah terbukti

5 Antibiotik cefalosporin generasi ke III seperti cefo perazone

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PROLAPSUS TALI PUSAT

No Dokumen

11015015IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Keadaan dimana tali pusat berada disamping atau

melewati bagian terendah janin sebelum maupun setelah ketuban pecah

II TUJUAN 1 Pada presentasi kepala prolapsus uteri lebih berbahaya bagi janin

2 Terjadi gangguan adaptasi bagian bawah janin terhadap panggul sehingga pintu atas panggul tidak tertutup oleh bagian bawah janin tersebut

3 Sering ditemukan pada partus prematurus letak lintang dan letak sungsang

III KEBIJAKAN 1 Pada periksaan dalam adanya tali pusat menumbung atau tali pusat terdepan pada umumnya diketahui setelah ketuban pecah

2 Periksa dalam wajib dilakukan pada ketuban pecah dengan bagian terbawah janin belum masuk

IV Prosedur 1 Secsio cesaria segera pada janin hidup2 Resusitasi janin terhadap kemungkinan

hipoksia janin3 Reposisi tali pusat pada posisi ibu ditidurkan

dalam posisi trendelenberg4 Partus pervaginam pada janin mati

PROLAPSUS TALI PUSAT

No Dokumen

11015015IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SUNGSANG

No Dokumen

11016016IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Janin dalam presentasi bokong Bokong kaki atau

kakiII TUJUAN 1 25 pada kehamilan 28 minggu dijumpai

sungsang namun hanya 3-5 yang tetap sungsang hingga kehamilan aterm

2 Setiap kelainan presentsi cari penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan fisik maupun ultrasonografi

III KEBIJAKAN Bergantung pada kondisi ibu dan janin serta pertolongan persalinan

IV Prosedur 1 Jika tidak dijumpai penyebab definitif sungsang dan telah dilakukan inform censent ke pasien maa dapat dicoba versi luar pada kehamilan 36 minggu ( mencegah komplikasi preterm dan dengan keberhasilan 40-60 )

2 Pada primi grafida yang tidak dapat diversi luar metode kelahiran terpilih adalah secsio cesaria

3 Pada multi gravida tergantung kompetensi penolong

4 Pemantauan jalannya persalinan dengan partograf jika melambaatdistosia sebaiknya lakukan pengakhiran per abdominal

SUNGSANG

No Dokumen

11016016IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Proses kelahiran pada ibu dengan usia gestasi

kurang dari 37 mingguII TUJUAN 1 Persalinan preterm mempunyai banyak

penyebab namun infeksi korioamnionitis kini makin dominant Infeksi ini mempunyai potensi untuk cedera pada bayi baru lahir Semakin muda kehamilan semakin buruk prognosisnya

2 Upaya tokolilisis hanyalah upaya penundaan sementara bagi pematangan paru bila infeksi telah nyata sebaiknya persalinan preterm dibiarkan berlangsung selain tokolisis tidak dibenarkan pada usia kehamilan gt 35 minggu kelainan bawaan janin dan preeklampsia

3 Peningkatan II-6 lebih dari 11 pgml merupakan risiko terjadinya reaksi radang (inflamatory response) dengan akobat periventrikuler leucomalacia (PVL) Pemberian kortikosterid lebih dari 2 hari dan berulang ndashulang dapat memberi risiko pertumbuhan bayi terhambat

III KEBIJAKAN 1 Kontraksihis yang regular pada kehamilan lt 37 minggu merupakan gejala pertama pastikan denganpemeriksasn inspekulo adanga pembukaan dan cevicitis

2 Pengobatan terhadap cevicitis dan vaginitis perlu dilakukan dengan metronidazol 2 x 500mg Pemberian dexamethasone 12 mghari

menunjukan penurunan risiko PVL

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Gejala infeksi intrauterin ialah takikardia janin

gerakan janin lemah oligohidramnion pireksi ibu cairan amnion berbau

4 Sebagai upaya pencegahan ada baiknya pemeriksaan dalam dilakukan deteksi vaginitis dan cervicitis Kelainan cervik ( inkompetensi) merupakan indikasi untuk seridase Pemeriksaan klinik da USG (tebal servik lt 15 cm) merupakan resiko tersebut

IV Prosedur 1 Setelah pemberian informed consent yang baik cara persalinan dan kemampuan klinik merawat pre term harus dipertimbangkan Bila kehamilan lt 35 minggu dan presentasi kepala maka persalinan pervaginam merupakan pilihan Namun bila kehamilan 32 ndash 35 minggu maka pertimbangan seksio sesaria menjadi pilihanMwenjadi kesulitan plihan jika bayi dengan berat lahir sangat rendah karena risiko kematian tinggi(50 )Bila ditemukan infeksimaka upaya tokolisis dapat dilakukan2 Obat yang dianjurkan adalah

a Nifedipine 10 mgdiulang tiap 30 menit maksimum 40 mg6 jamUmumnya hanya diperlukan 20 mgdan dosis perawatan 3 kali 10 mg

b B-mimetik terbutalin atau Salbutamol3 Pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru betametasone 12 mghariuntuk 2 hari sajaBila tidak ada betamethasone dapat

diberikan dexametasone

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari

periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20

II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu

III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia

2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)

3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu

IV Prosedur 1 Pemantauan fetus

2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam

dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric

II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )

III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin

2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda

IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar

denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap

- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi

dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang

terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan

2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan

II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah

- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta

- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )

III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan

pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24

jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG

2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab

IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh

gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium

II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai

III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea

2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum

3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis

IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X

5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka

perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi

2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya

3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi

4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi

5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi

Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta

estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA

atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus

3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus

4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus

5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

14

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi

sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan

hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD

Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic

DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik

II TUJUAN

III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2

lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau

lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

24

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi

AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui

Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya

Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi

oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

34

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari

Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan

Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)

Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula

darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)

Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

44

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi

adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti

terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya

PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti

mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

Page 30: Protap Medis VK Siap Cetak

NIP 19500922 197612 1 001PEMERINTAH KABUPATEN

BANYUMASBADAN LAYANAN UMUM

DAERAHRUMAH SAKIT UMUM

BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

RUPTURA UTERI

No Dokumen

11014014IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Separasi komplit dinding uterus pada kehamilan

dengan atau anpa ekspulsi janin yang membahayakan ibu dan janin

II TUJUAN 1 Insiden 07 dalam persalinan2 Factor risiko termasuk riwayat pembedahan

uterus hiperstimulasi uterus multi paritas versi internal atau ekstrasi persalinan operatif CPD pemakaian kokain

3 Klasifikasi Inkomplit tidak termasuk peritoneum Komplit termasuk peritoneum visceral Dehisens terpishnya scar pada segmen

bawah uterus tidak mencapi serosa dan jarang menimbulkan perdarahan BANYAK

III KEBIJAKAN 1 Identifikasi faktor risiko parut opersi multi paritas stimulasi uterus persalinan operatif CPD

2 Hipoksia gawat janin perdarahan vaginal nyeri abdominal perubahan kontraktilitas uterus

3 Eksplorasi uterusIV Prosedur 1 Jalur intravena besar (menggunakan abbocath

no 16 atau 18) pasang DC2 Atasi syok dengan resusitasi cairan dan darah3 Histerektomi

- fungsi reproduksi tidak diharapkan- kondisi buruk yang membahayakan ibu

RUPTURA UTERI

No Dokumen

11014014IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Repair uterus

- Wanita muda yang masih mengharapkan fungsi reproduksinya

- Kondisi klinis stabil- Ruptur yang tidak komplikatif- Rekurensi 4-10 disarankan secsio

cesaria elektif pada kehamilan 36 minggu atau maturitas paru janin telah terbukti

5 Antibiotik cefalosporin generasi ke III seperti cefo perazone

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PROLAPSUS TALI PUSAT

No Dokumen

11015015IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Keadaan dimana tali pusat berada disamping atau

melewati bagian terendah janin sebelum maupun setelah ketuban pecah

II TUJUAN 1 Pada presentasi kepala prolapsus uteri lebih berbahaya bagi janin

2 Terjadi gangguan adaptasi bagian bawah janin terhadap panggul sehingga pintu atas panggul tidak tertutup oleh bagian bawah janin tersebut

3 Sering ditemukan pada partus prematurus letak lintang dan letak sungsang

III KEBIJAKAN 1 Pada periksaan dalam adanya tali pusat menumbung atau tali pusat terdepan pada umumnya diketahui setelah ketuban pecah

2 Periksa dalam wajib dilakukan pada ketuban pecah dengan bagian terbawah janin belum masuk

IV Prosedur 1 Secsio cesaria segera pada janin hidup2 Resusitasi janin terhadap kemungkinan

hipoksia janin3 Reposisi tali pusat pada posisi ibu ditidurkan

dalam posisi trendelenberg4 Partus pervaginam pada janin mati

PROLAPSUS TALI PUSAT

No Dokumen

11015015IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SUNGSANG

No Dokumen

11016016IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Janin dalam presentasi bokong Bokong kaki atau

kakiII TUJUAN 1 25 pada kehamilan 28 minggu dijumpai

sungsang namun hanya 3-5 yang tetap sungsang hingga kehamilan aterm

2 Setiap kelainan presentsi cari penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan fisik maupun ultrasonografi

III KEBIJAKAN Bergantung pada kondisi ibu dan janin serta pertolongan persalinan

IV Prosedur 1 Jika tidak dijumpai penyebab definitif sungsang dan telah dilakukan inform censent ke pasien maa dapat dicoba versi luar pada kehamilan 36 minggu ( mencegah komplikasi preterm dan dengan keberhasilan 40-60 )

2 Pada primi grafida yang tidak dapat diversi luar metode kelahiran terpilih adalah secsio cesaria

3 Pada multi gravida tergantung kompetensi penolong

4 Pemantauan jalannya persalinan dengan partograf jika melambaatdistosia sebaiknya lakukan pengakhiran per abdominal

SUNGSANG

No Dokumen

11016016IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Proses kelahiran pada ibu dengan usia gestasi

kurang dari 37 mingguII TUJUAN 1 Persalinan preterm mempunyai banyak

penyebab namun infeksi korioamnionitis kini makin dominant Infeksi ini mempunyai potensi untuk cedera pada bayi baru lahir Semakin muda kehamilan semakin buruk prognosisnya

2 Upaya tokolilisis hanyalah upaya penundaan sementara bagi pematangan paru bila infeksi telah nyata sebaiknya persalinan preterm dibiarkan berlangsung selain tokolisis tidak dibenarkan pada usia kehamilan gt 35 minggu kelainan bawaan janin dan preeklampsia

3 Peningkatan II-6 lebih dari 11 pgml merupakan risiko terjadinya reaksi radang (inflamatory response) dengan akobat periventrikuler leucomalacia (PVL) Pemberian kortikosterid lebih dari 2 hari dan berulang ndashulang dapat memberi risiko pertumbuhan bayi terhambat

III KEBIJAKAN 1 Kontraksihis yang regular pada kehamilan lt 37 minggu merupakan gejala pertama pastikan denganpemeriksasn inspekulo adanga pembukaan dan cevicitis

2 Pengobatan terhadap cevicitis dan vaginitis perlu dilakukan dengan metronidazol 2 x 500mg Pemberian dexamethasone 12 mghari

menunjukan penurunan risiko PVL

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Gejala infeksi intrauterin ialah takikardia janin

gerakan janin lemah oligohidramnion pireksi ibu cairan amnion berbau

4 Sebagai upaya pencegahan ada baiknya pemeriksaan dalam dilakukan deteksi vaginitis dan cervicitis Kelainan cervik ( inkompetensi) merupakan indikasi untuk seridase Pemeriksaan klinik da USG (tebal servik lt 15 cm) merupakan resiko tersebut

IV Prosedur 1 Setelah pemberian informed consent yang baik cara persalinan dan kemampuan klinik merawat pre term harus dipertimbangkan Bila kehamilan lt 35 minggu dan presentasi kepala maka persalinan pervaginam merupakan pilihan Namun bila kehamilan 32 ndash 35 minggu maka pertimbangan seksio sesaria menjadi pilihanMwenjadi kesulitan plihan jika bayi dengan berat lahir sangat rendah karena risiko kematian tinggi(50 )Bila ditemukan infeksimaka upaya tokolisis dapat dilakukan2 Obat yang dianjurkan adalah

a Nifedipine 10 mgdiulang tiap 30 menit maksimum 40 mg6 jamUmumnya hanya diperlukan 20 mgdan dosis perawatan 3 kali 10 mg

b B-mimetik terbutalin atau Salbutamol3 Pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru betametasone 12 mghariuntuk 2 hari sajaBila tidak ada betamethasone dapat

diberikan dexametasone

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari

periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20

II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu

III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia

2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)

3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu

IV Prosedur 1 Pemantauan fetus

2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam

dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric

II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )

III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin

2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda

IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar

denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap

- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi

dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang

terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan

2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan

II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah

- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta

- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )

III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan

pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24

jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG

2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab

IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh

gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium

II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai

III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea

2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum

3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis

IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X

5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka

perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi

2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya

3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi

4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi

5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi

Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta

estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA

atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus

3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus

4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus

5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

14

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi

sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan

hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD

Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic

DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik

II TUJUAN

III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2

lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau

lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

24

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi

AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui

Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya

Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi

oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

34

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari

Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan

Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)

Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula

darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)

Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

44

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi

adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti

terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya

PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti

mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

Page 31: Protap Medis VK Siap Cetak

RUPTURA UTERI

No Dokumen

11014014IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Repair uterus

- Wanita muda yang masih mengharapkan fungsi reproduksinya

- Kondisi klinis stabil- Ruptur yang tidak komplikatif- Rekurensi 4-10 disarankan secsio

cesaria elektif pada kehamilan 36 minggu atau maturitas paru janin telah terbukti

5 Antibiotik cefalosporin generasi ke III seperti cefo perazone

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PROLAPSUS TALI PUSAT

No Dokumen

11015015IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Keadaan dimana tali pusat berada disamping atau

melewati bagian terendah janin sebelum maupun setelah ketuban pecah

II TUJUAN 1 Pada presentasi kepala prolapsus uteri lebih berbahaya bagi janin

2 Terjadi gangguan adaptasi bagian bawah janin terhadap panggul sehingga pintu atas panggul tidak tertutup oleh bagian bawah janin tersebut

3 Sering ditemukan pada partus prematurus letak lintang dan letak sungsang

III KEBIJAKAN 1 Pada periksaan dalam adanya tali pusat menumbung atau tali pusat terdepan pada umumnya diketahui setelah ketuban pecah

2 Periksa dalam wajib dilakukan pada ketuban pecah dengan bagian terbawah janin belum masuk

IV Prosedur 1 Secsio cesaria segera pada janin hidup2 Resusitasi janin terhadap kemungkinan

hipoksia janin3 Reposisi tali pusat pada posisi ibu ditidurkan

dalam posisi trendelenberg4 Partus pervaginam pada janin mati

PROLAPSUS TALI PUSAT

No Dokumen

11015015IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SUNGSANG

No Dokumen

11016016IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Janin dalam presentasi bokong Bokong kaki atau

kakiII TUJUAN 1 25 pada kehamilan 28 minggu dijumpai

sungsang namun hanya 3-5 yang tetap sungsang hingga kehamilan aterm

2 Setiap kelainan presentsi cari penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan fisik maupun ultrasonografi

III KEBIJAKAN Bergantung pada kondisi ibu dan janin serta pertolongan persalinan

IV Prosedur 1 Jika tidak dijumpai penyebab definitif sungsang dan telah dilakukan inform censent ke pasien maa dapat dicoba versi luar pada kehamilan 36 minggu ( mencegah komplikasi preterm dan dengan keberhasilan 40-60 )

2 Pada primi grafida yang tidak dapat diversi luar metode kelahiran terpilih adalah secsio cesaria

3 Pada multi gravida tergantung kompetensi penolong

4 Pemantauan jalannya persalinan dengan partograf jika melambaatdistosia sebaiknya lakukan pengakhiran per abdominal

SUNGSANG

No Dokumen

11016016IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Proses kelahiran pada ibu dengan usia gestasi

kurang dari 37 mingguII TUJUAN 1 Persalinan preterm mempunyai banyak

penyebab namun infeksi korioamnionitis kini makin dominant Infeksi ini mempunyai potensi untuk cedera pada bayi baru lahir Semakin muda kehamilan semakin buruk prognosisnya

2 Upaya tokolilisis hanyalah upaya penundaan sementara bagi pematangan paru bila infeksi telah nyata sebaiknya persalinan preterm dibiarkan berlangsung selain tokolisis tidak dibenarkan pada usia kehamilan gt 35 minggu kelainan bawaan janin dan preeklampsia

3 Peningkatan II-6 lebih dari 11 pgml merupakan risiko terjadinya reaksi radang (inflamatory response) dengan akobat periventrikuler leucomalacia (PVL) Pemberian kortikosterid lebih dari 2 hari dan berulang ndashulang dapat memberi risiko pertumbuhan bayi terhambat

III KEBIJAKAN 1 Kontraksihis yang regular pada kehamilan lt 37 minggu merupakan gejala pertama pastikan denganpemeriksasn inspekulo adanga pembukaan dan cevicitis

2 Pengobatan terhadap cevicitis dan vaginitis perlu dilakukan dengan metronidazol 2 x 500mg Pemberian dexamethasone 12 mghari

menunjukan penurunan risiko PVL

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Gejala infeksi intrauterin ialah takikardia janin

gerakan janin lemah oligohidramnion pireksi ibu cairan amnion berbau

4 Sebagai upaya pencegahan ada baiknya pemeriksaan dalam dilakukan deteksi vaginitis dan cervicitis Kelainan cervik ( inkompetensi) merupakan indikasi untuk seridase Pemeriksaan klinik da USG (tebal servik lt 15 cm) merupakan resiko tersebut

IV Prosedur 1 Setelah pemberian informed consent yang baik cara persalinan dan kemampuan klinik merawat pre term harus dipertimbangkan Bila kehamilan lt 35 minggu dan presentasi kepala maka persalinan pervaginam merupakan pilihan Namun bila kehamilan 32 ndash 35 minggu maka pertimbangan seksio sesaria menjadi pilihanMwenjadi kesulitan plihan jika bayi dengan berat lahir sangat rendah karena risiko kematian tinggi(50 )Bila ditemukan infeksimaka upaya tokolisis dapat dilakukan2 Obat yang dianjurkan adalah

a Nifedipine 10 mgdiulang tiap 30 menit maksimum 40 mg6 jamUmumnya hanya diperlukan 20 mgdan dosis perawatan 3 kali 10 mg

b B-mimetik terbutalin atau Salbutamol3 Pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru betametasone 12 mghariuntuk 2 hari sajaBila tidak ada betamethasone dapat

diberikan dexametasone

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari

periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20

II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu

III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia

2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)

3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu

IV Prosedur 1 Pemantauan fetus

2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam

dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric

II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )

III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin

2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda

IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar

denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap

- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi

dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang

terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan

2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan

II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah

- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta

- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )

III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan

pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24

jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG

2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab

IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh

gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium

II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai

III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea

2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum

3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis

IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X

5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka

perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi

2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya

3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi

4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi

5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi

Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta

estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA

atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus

3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus

4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus

5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

14

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi

sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan

hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD

Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic

DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik

II TUJUAN

III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2

lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau

lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

24

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi

AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui

Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya

Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi

oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

34

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari

Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan

Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)

Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula

darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)

Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

44

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi

adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti

terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya

PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti

mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

Page 32: Protap Medis VK Siap Cetak

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PROLAPSUS TALI PUSAT

No Dokumen

11015015IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Keadaan dimana tali pusat berada disamping atau

melewati bagian terendah janin sebelum maupun setelah ketuban pecah

II TUJUAN 1 Pada presentasi kepala prolapsus uteri lebih berbahaya bagi janin

2 Terjadi gangguan adaptasi bagian bawah janin terhadap panggul sehingga pintu atas panggul tidak tertutup oleh bagian bawah janin tersebut

3 Sering ditemukan pada partus prematurus letak lintang dan letak sungsang

III KEBIJAKAN 1 Pada periksaan dalam adanya tali pusat menumbung atau tali pusat terdepan pada umumnya diketahui setelah ketuban pecah

2 Periksa dalam wajib dilakukan pada ketuban pecah dengan bagian terbawah janin belum masuk

IV Prosedur 1 Secsio cesaria segera pada janin hidup2 Resusitasi janin terhadap kemungkinan

hipoksia janin3 Reposisi tali pusat pada posisi ibu ditidurkan

dalam posisi trendelenberg4 Partus pervaginam pada janin mati

PROLAPSUS TALI PUSAT

No Dokumen

11015015IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SUNGSANG

No Dokumen

11016016IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Janin dalam presentasi bokong Bokong kaki atau

kakiII TUJUAN 1 25 pada kehamilan 28 minggu dijumpai

sungsang namun hanya 3-5 yang tetap sungsang hingga kehamilan aterm

2 Setiap kelainan presentsi cari penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan fisik maupun ultrasonografi

III KEBIJAKAN Bergantung pada kondisi ibu dan janin serta pertolongan persalinan

IV Prosedur 1 Jika tidak dijumpai penyebab definitif sungsang dan telah dilakukan inform censent ke pasien maa dapat dicoba versi luar pada kehamilan 36 minggu ( mencegah komplikasi preterm dan dengan keberhasilan 40-60 )

2 Pada primi grafida yang tidak dapat diversi luar metode kelahiran terpilih adalah secsio cesaria

3 Pada multi gravida tergantung kompetensi penolong

4 Pemantauan jalannya persalinan dengan partograf jika melambaatdistosia sebaiknya lakukan pengakhiran per abdominal

SUNGSANG

No Dokumen

11016016IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Proses kelahiran pada ibu dengan usia gestasi

kurang dari 37 mingguII TUJUAN 1 Persalinan preterm mempunyai banyak

penyebab namun infeksi korioamnionitis kini makin dominant Infeksi ini mempunyai potensi untuk cedera pada bayi baru lahir Semakin muda kehamilan semakin buruk prognosisnya

2 Upaya tokolilisis hanyalah upaya penundaan sementara bagi pematangan paru bila infeksi telah nyata sebaiknya persalinan preterm dibiarkan berlangsung selain tokolisis tidak dibenarkan pada usia kehamilan gt 35 minggu kelainan bawaan janin dan preeklampsia

3 Peningkatan II-6 lebih dari 11 pgml merupakan risiko terjadinya reaksi radang (inflamatory response) dengan akobat periventrikuler leucomalacia (PVL) Pemberian kortikosterid lebih dari 2 hari dan berulang ndashulang dapat memberi risiko pertumbuhan bayi terhambat

III KEBIJAKAN 1 Kontraksihis yang regular pada kehamilan lt 37 minggu merupakan gejala pertama pastikan denganpemeriksasn inspekulo adanga pembukaan dan cevicitis

2 Pengobatan terhadap cevicitis dan vaginitis perlu dilakukan dengan metronidazol 2 x 500mg Pemberian dexamethasone 12 mghari

menunjukan penurunan risiko PVL

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Gejala infeksi intrauterin ialah takikardia janin

gerakan janin lemah oligohidramnion pireksi ibu cairan amnion berbau

4 Sebagai upaya pencegahan ada baiknya pemeriksaan dalam dilakukan deteksi vaginitis dan cervicitis Kelainan cervik ( inkompetensi) merupakan indikasi untuk seridase Pemeriksaan klinik da USG (tebal servik lt 15 cm) merupakan resiko tersebut

IV Prosedur 1 Setelah pemberian informed consent yang baik cara persalinan dan kemampuan klinik merawat pre term harus dipertimbangkan Bila kehamilan lt 35 minggu dan presentasi kepala maka persalinan pervaginam merupakan pilihan Namun bila kehamilan 32 ndash 35 minggu maka pertimbangan seksio sesaria menjadi pilihanMwenjadi kesulitan plihan jika bayi dengan berat lahir sangat rendah karena risiko kematian tinggi(50 )Bila ditemukan infeksimaka upaya tokolisis dapat dilakukan2 Obat yang dianjurkan adalah

a Nifedipine 10 mgdiulang tiap 30 menit maksimum 40 mg6 jamUmumnya hanya diperlukan 20 mgdan dosis perawatan 3 kali 10 mg

b B-mimetik terbutalin atau Salbutamol3 Pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru betametasone 12 mghariuntuk 2 hari sajaBila tidak ada betamethasone dapat

diberikan dexametasone

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari

periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20

II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu

III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia

2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)

3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu

IV Prosedur 1 Pemantauan fetus

2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam

dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric

II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )

III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin

2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda

IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar

denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap

- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi

dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang

terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan

2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan

II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah

- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta

- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )

III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan

pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24

jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG

2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab

IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh

gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium

II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai

III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea

2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum

3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis

IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X

5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka

perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi

2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya

3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi

4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi

5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi

Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta

estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA

atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus

3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus

4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus

5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

14

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi

sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan

hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD

Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic

DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik

II TUJUAN

III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2

lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau

lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

24

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi

AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui

Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya

Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi

oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

34

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari

Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan

Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)

Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula

darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)

Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

44

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi

adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti

terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya

PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti

mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

Page 33: Protap Medis VK Siap Cetak

PROLAPSUS TALI PUSAT

No Dokumen

11015015IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SUNGSANG

No Dokumen

11016016IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Janin dalam presentasi bokong Bokong kaki atau

kakiII TUJUAN 1 25 pada kehamilan 28 minggu dijumpai

sungsang namun hanya 3-5 yang tetap sungsang hingga kehamilan aterm

2 Setiap kelainan presentsi cari penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan fisik maupun ultrasonografi

III KEBIJAKAN Bergantung pada kondisi ibu dan janin serta pertolongan persalinan

IV Prosedur 1 Jika tidak dijumpai penyebab definitif sungsang dan telah dilakukan inform censent ke pasien maa dapat dicoba versi luar pada kehamilan 36 minggu ( mencegah komplikasi preterm dan dengan keberhasilan 40-60 )

2 Pada primi grafida yang tidak dapat diversi luar metode kelahiran terpilih adalah secsio cesaria

3 Pada multi gravida tergantung kompetensi penolong

4 Pemantauan jalannya persalinan dengan partograf jika melambaatdistosia sebaiknya lakukan pengakhiran per abdominal

SUNGSANG

No Dokumen

11016016IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Proses kelahiran pada ibu dengan usia gestasi

kurang dari 37 mingguII TUJUAN 1 Persalinan preterm mempunyai banyak

penyebab namun infeksi korioamnionitis kini makin dominant Infeksi ini mempunyai potensi untuk cedera pada bayi baru lahir Semakin muda kehamilan semakin buruk prognosisnya

2 Upaya tokolilisis hanyalah upaya penundaan sementara bagi pematangan paru bila infeksi telah nyata sebaiknya persalinan preterm dibiarkan berlangsung selain tokolisis tidak dibenarkan pada usia kehamilan gt 35 minggu kelainan bawaan janin dan preeklampsia

3 Peningkatan II-6 lebih dari 11 pgml merupakan risiko terjadinya reaksi radang (inflamatory response) dengan akobat periventrikuler leucomalacia (PVL) Pemberian kortikosterid lebih dari 2 hari dan berulang ndashulang dapat memberi risiko pertumbuhan bayi terhambat

III KEBIJAKAN 1 Kontraksihis yang regular pada kehamilan lt 37 minggu merupakan gejala pertama pastikan denganpemeriksasn inspekulo adanga pembukaan dan cevicitis

2 Pengobatan terhadap cevicitis dan vaginitis perlu dilakukan dengan metronidazol 2 x 500mg Pemberian dexamethasone 12 mghari

menunjukan penurunan risiko PVL

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Gejala infeksi intrauterin ialah takikardia janin

gerakan janin lemah oligohidramnion pireksi ibu cairan amnion berbau

4 Sebagai upaya pencegahan ada baiknya pemeriksaan dalam dilakukan deteksi vaginitis dan cervicitis Kelainan cervik ( inkompetensi) merupakan indikasi untuk seridase Pemeriksaan klinik da USG (tebal servik lt 15 cm) merupakan resiko tersebut

IV Prosedur 1 Setelah pemberian informed consent yang baik cara persalinan dan kemampuan klinik merawat pre term harus dipertimbangkan Bila kehamilan lt 35 minggu dan presentasi kepala maka persalinan pervaginam merupakan pilihan Namun bila kehamilan 32 ndash 35 minggu maka pertimbangan seksio sesaria menjadi pilihanMwenjadi kesulitan plihan jika bayi dengan berat lahir sangat rendah karena risiko kematian tinggi(50 )Bila ditemukan infeksimaka upaya tokolisis dapat dilakukan2 Obat yang dianjurkan adalah

a Nifedipine 10 mgdiulang tiap 30 menit maksimum 40 mg6 jamUmumnya hanya diperlukan 20 mgdan dosis perawatan 3 kali 10 mg

b B-mimetik terbutalin atau Salbutamol3 Pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru betametasone 12 mghariuntuk 2 hari sajaBila tidak ada betamethasone dapat

diberikan dexametasone

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari

periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20

II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu

III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia

2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)

3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu

IV Prosedur 1 Pemantauan fetus

2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam

dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric

II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )

III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin

2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda

IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar

denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap

- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi

dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang

terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan

2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan

II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah

- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta

- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )

III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan

pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24

jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG

2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab

IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh

gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium

II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai

III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea

2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum

3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis

IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X

5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka

perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi

2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya

3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi

4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi

5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi

Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta

estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA

atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus

3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus

4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus

5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

14

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi

sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan

hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD

Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic

DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik

II TUJUAN

III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2

lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau

lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

24

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi

AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui

Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya

Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi

oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

34

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari

Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan

Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)

Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula

darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)

Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

44

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi

adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti

terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya

PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti

mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

Page 34: Protap Medis VK Siap Cetak

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SUNGSANG

No Dokumen

11016016IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Janin dalam presentasi bokong Bokong kaki atau

kakiII TUJUAN 1 25 pada kehamilan 28 minggu dijumpai

sungsang namun hanya 3-5 yang tetap sungsang hingga kehamilan aterm

2 Setiap kelainan presentsi cari penyebabnya dengan melakukan pemeriksaan fisik maupun ultrasonografi

III KEBIJAKAN Bergantung pada kondisi ibu dan janin serta pertolongan persalinan

IV Prosedur 1 Jika tidak dijumpai penyebab definitif sungsang dan telah dilakukan inform censent ke pasien maa dapat dicoba versi luar pada kehamilan 36 minggu ( mencegah komplikasi preterm dan dengan keberhasilan 40-60 )

2 Pada primi grafida yang tidak dapat diversi luar metode kelahiran terpilih adalah secsio cesaria

3 Pada multi gravida tergantung kompetensi penolong

4 Pemantauan jalannya persalinan dengan partograf jika melambaatdistosia sebaiknya lakukan pengakhiran per abdominal

SUNGSANG

No Dokumen

11016016IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Proses kelahiran pada ibu dengan usia gestasi

kurang dari 37 mingguII TUJUAN 1 Persalinan preterm mempunyai banyak

penyebab namun infeksi korioamnionitis kini makin dominant Infeksi ini mempunyai potensi untuk cedera pada bayi baru lahir Semakin muda kehamilan semakin buruk prognosisnya

2 Upaya tokolilisis hanyalah upaya penundaan sementara bagi pematangan paru bila infeksi telah nyata sebaiknya persalinan preterm dibiarkan berlangsung selain tokolisis tidak dibenarkan pada usia kehamilan gt 35 minggu kelainan bawaan janin dan preeklampsia

3 Peningkatan II-6 lebih dari 11 pgml merupakan risiko terjadinya reaksi radang (inflamatory response) dengan akobat periventrikuler leucomalacia (PVL) Pemberian kortikosterid lebih dari 2 hari dan berulang ndashulang dapat memberi risiko pertumbuhan bayi terhambat

III KEBIJAKAN 1 Kontraksihis yang regular pada kehamilan lt 37 minggu merupakan gejala pertama pastikan denganpemeriksasn inspekulo adanga pembukaan dan cevicitis

2 Pengobatan terhadap cevicitis dan vaginitis perlu dilakukan dengan metronidazol 2 x 500mg Pemberian dexamethasone 12 mghari

menunjukan penurunan risiko PVL

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Gejala infeksi intrauterin ialah takikardia janin

gerakan janin lemah oligohidramnion pireksi ibu cairan amnion berbau

4 Sebagai upaya pencegahan ada baiknya pemeriksaan dalam dilakukan deteksi vaginitis dan cervicitis Kelainan cervik ( inkompetensi) merupakan indikasi untuk seridase Pemeriksaan klinik da USG (tebal servik lt 15 cm) merupakan resiko tersebut

IV Prosedur 1 Setelah pemberian informed consent yang baik cara persalinan dan kemampuan klinik merawat pre term harus dipertimbangkan Bila kehamilan lt 35 minggu dan presentasi kepala maka persalinan pervaginam merupakan pilihan Namun bila kehamilan 32 ndash 35 minggu maka pertimbangan seksio sesaria menjadi pilihanMwenjadi kesulitan plihan jika bayi dengan berat lahir sangat rendah karena risiko kematian tinggi(50 )Bila ditemukan infeksimaka upaya tokolisis dapat dilakukan2 Obat yang dianjurkan adalah

a Nifedipine 10 mgdiulang tiap 30 menit maksimum 40 mg6 jamUmumnya hanya diperlukan 20 mgdan dosis perawatan 3 kali 10 mg

b B-mimetik terbutalin atau Salbutamol3 Pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru betametasone 12 mghariuntuk 2 hari sajaBila tidak ada betamethasone dapat

diberikan dexametasone

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari

periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20

II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu

III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia

2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)

3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu

IV Prosedur 1 Pemantauan fetus

2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam

dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric

II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )

III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin

2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda

IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar

denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap

- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi

dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang

terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan

2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan

II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah

- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta

- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )

III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan

pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24

jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG

2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab

IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh

gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium

II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai

III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea

2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum

3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis

IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X

5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka

perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi

2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya

3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi

4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi

5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi

Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta

estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA

atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus

3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus

4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus

5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

14

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi

sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan

hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD

Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic

DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik

II TUJUAN

III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2

lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau

lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

24

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi

AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui

Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya

Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi

oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

34

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari

Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan

Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)

Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula

darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)

Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

44

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi

adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti

terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya

PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti

mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

Page 35: Protap Medis VK Siap Cetak

SUNGSANG

No Dokumen

11016016IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Proses kelahiran pada ibu dengan usia gestasi

kurang dari 37 mingguII TUJUAN 1 Persalinan preterm mempunyai banyak

penyebab namun infeksi korioamnionitis kini makin dominant Infeksi ini mempunyai potensi untuk cedera pada bayi baru lahir Semakin muda kehamilan semakin buruk prognosisnya

2 Upaya tokolilisis hanyalah upaya penundaan sementara bagi pematangan paru bila infeksi telah nyata sebaiknya persalinan preterm dibiarkan berlangsung selain tokolisis tidak dibenarkan pada usia kehamilan gt 35 minggu kelainan bawaan janin dan preeklampsia

3 Peningkatan II-6 lebih dari 11 pgml merupakan risiko terjadinya reaksi radang (inflamatory response) dengan akobat periventrikuler leucomalacia (PVL) Pemberian kortikosterid lebih dari 2 hari dan berulang ndashulang dapat memberi risiko pertumbuhan bayi terhambat

III KEBIJAKAN 1 Kontraksihis yang regular pada kehamilan lt 37 minggu merupakan gejala pertama pastikan denganpemeriksasn inspekulo adanga pembukaan dan cevicitis

2 Pengobatan terhadap cevicitis dan vaginitis perlu dilakukan dengan metronidazol 2 x 500mg Pemberian dexamethasone 12 mghari

menunjukan penurunan risiko PVL

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Gejala infeksi intrauterin ialah takikardia janin

gerakan janin lemah oligohidramnion pireksi ibu cairan amnion berbau

4 Sebagai upaya pencegahan ada baiknya pemeriksaan dalam dilakukan deteksi vaginitis dan cervicitis Kelainan cervik ( inkompetensi) merupakan indikasi untuk seridase Pemeriksaan klinik da USG (tebal servik lt 15 cm) merupakan resiko tersebut

IV Prosedur 1 Setelah pemberian informed consent yang baik cara persalinan dan kemampuan klinik merawat pre term harus dipertimbangkan Bila kehamilan lt 35 minggu dan presentasi kepala maka persalinan pervaginam merupakan pilihan Namun bila kehamilan 32 ndash 35 minggu maka pertimbangan seksio sesaria menjadi pilihanMwenjadi kesulitan plihan jika bayi dengan berat lahir sangat rendah karena risiko kematian tinggi(50 )Bila ditemukan infeksimaka upaya tokolisis dapat dilakukan2 Obat yang dianjurkan adalah

a Nifedipine 10 mgdiulang tiap 30 menit maksimum 40 mg6 jamUmumnya hanya diperlukan 20 mgdan dosis perawatan 3 kali 10 mg

b B-mimetik terbutalin atau Salbutamol3 Pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru betametasone 12 mghariuntuk 2 hari sajaBila tidak ada betamethasone dapat

diberikan dexametasone

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari

periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20

II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu

III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia

2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)

3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu

IV Prosedur 1 Pemantauan fetus

2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam

dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric

II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )

III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin

2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda

IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar

denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap

- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi

dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang

terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan

2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan

II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah

- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta

- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )

III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan

pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24

jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG

2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab

IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh

gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium

II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai

III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea

2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum

3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis

IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X

5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka

perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi

2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya

3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi

4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi

5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi

Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta

estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA

atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus

3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus

4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus

5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

14

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi

sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan

hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD

Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic

DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik

II TUJUAN

III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2

lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau

lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

24

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi

AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui

Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya

Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi

oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

34

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari

Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan

Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)

Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula

darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)

Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

44

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi

adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti

terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya

PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti

mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

Page 36: Protap Medis VK Siap Cetak

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Proses kelahiran pada ibu dengan usia gestasi

kurang dari 37 mingguII TUJUAN 1 Persalinan preterm mempunyai banyak

penyebab namun infeksi korioamnionitis kini makin dominant Infeksi ini mempunyai potensi untuk cedera pada bayi baru lahir Semakin muda kehamilan semakin buruk prognosisnya

2 Upaya tokolilisis hanyalah upaya penundaan sementara bagi pematangan paru bila infeksi telah nyata sebaiknya persalinan preterm dibiarkan berlangsung selain tokolisis tidak dibenarkan pada usia kehamilan gt 35 minggu kelainan bawaan janin dan preeklampsia

3 Peningkatan II-6 lebih dari 11 pgml merupakan risiko terjadinya reaksi radang (inflamatory response) dengan akobat periventrikuler leucomalacia (PVL) Pemberian kortikosterid lebih dari 2 hari dan berulang ndashulang dapat memberi risiko pertumbuhan bayi terhambat

III KEBIJAKAN 1 Kontraksihis yang regular pada kehamilan lt 37 minggu merupakan gejala pertama pastikan denganpemeriksasn inspekulo adanga pembukaan dan cevicitis

2 Pengobatan terhadap cevicitis dan vaginitis perlu dilakukan dengan metronidazol 2 x 500mg Pemberian dexamethasone 12 mghari

menunjukan penurunan risiko PVL

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Gejala infeksi intrauterin ialah takikardia janin

gerakan janin lemah oligohidramnion pireksi ibu cairan amnion berbau

4 Sebagai upaya pencegahan ada baiknya pemeriksaan dalam dilakukan deteksi vaginitis dan cervicitis Kelainan cervik ( inkompetensi) merupakan indikasi untuk seridase Pemeriksaan klinik da USG (tebal servik lt 15 cm) merupakan resiko tersebut

IV Prosedur 1 Setelah pemberian informed consent yang baik cara persalinan dan kemampuan klinik merawat pre term harus dipertimbangkan Bila kehamilan lt 35 minggu dan presentasi kepala maka persalinan pervaginam merupakan pilihan Namun bila kehamilan 32 ndash 35 minggu maka pertimbangan seksio sesaria menjadi pilihanMwenjadi kesulitan plihan jika bayi dengan berat lahir sangat rendah karena risiko kematian tinggi(50 )Bila ditemukan infeksimaka upaya tokolisis dapat dilakukan2 Obat yang dianjurkan adalah

a Nifedipine 10 mgdiulang tiap 30 menit maksimum 40 mg6 jamUmumnya hanya diperlukan 20 mgdan dosis perawatan 3 kali 10 mg

b B-mimetik terbutalin atau Salbutamol3 Pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru betametasone 12 mghariuntuk 2 hari sajaBila tidak ada betamethasone dapat

diberikan dexametasone

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari

periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20

II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu

III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia

2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)

3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu

IV Prosedur 1 Pemantauan fetus

2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam

dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric

II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )

III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin

2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda

IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar

denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap

- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi

dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang

terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan

2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan

II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah

- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta

- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )

III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan

pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24

jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG

2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab

IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh

gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium

II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai

III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea

2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum

3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis

IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X

5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka

perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi

2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya

3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi

4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi

5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi

Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta

estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA

atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus

3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus

4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus

5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

14

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi

sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan

hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD

Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic

DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik

II TUJUAN

III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2

lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau

lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

24

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi

AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui

Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya

Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi

oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

34

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari

Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan

Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)

Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula

darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)

Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

44

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi

adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti

terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya

PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti

mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

Page 37: Protap Medis VK Siap Cetak

menunjukan penurunan risiko PVL

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Gejala infeksi intrauterin ialah takikardia janin

gerakan janin lemah oligohidramnion pireksi ibu cairan amnion berbau

4 Sebagai upaya pencegahan ada baiknya pemeriksaan dalam dilakukan deteksi vaginitis dan cervicitis Kelainan cervik ( inkompetensi) merupakan indikasi untuk seridase Pemeriksaan klinik da USG (tebal servik lt 15 cm) merupakan resiko tersebut

IV Prosedur 1 Setelah pemberian informed consent yang baik cara persalinan dan kemampuan klinik merawat pre term harus dipertimbangkan Bila kehamilan lt 35 minggu dan presentasi kepala maka persalinan pervaginam merupakan pilihan Namun bila kehamilan 32 ndash 35 minggu maka pertimbangan seksio sesaria menjadi pilihanMwenjadi kesulitan plihan jika bayi dengan berat lahir sangat rendah karena risiko kematian tinggi(50 )Bila ditemukan infeksimaka upaya tokolisis dapat dilakukan2 Obat yang dianjurkan adalah

a Nifedipine 10 mgdiulang tiap 30 menit maksimum 40 mg6 jamUmumnya hanya diperlukan 20 mgdan dosis perawatan 3 kali 10 mg

b B-mimetik terbutalin atau Salbutamol3 Pemberian kortikosteroid diperlukan untuk pematangan paru betametasone 12 mghariuntuk 2 hari sajaBila tidak ada betamethasone dapat

diberikan dexametasone

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari

periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20

II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu

III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia

2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)

3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu

IV Prosedur 1 Pemantauan fetus

2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam

dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric

II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )

III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin

2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda

IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar

denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap

- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi

dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang

terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan

2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan

II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah

- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta

- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )

III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan

pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24

jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG

2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab

IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh

gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium

II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai

III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea

2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum

3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis

IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X

5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka

perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi

2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya

3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi

4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi

5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi

Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta

estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA

atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus

3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus

4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus

5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

14

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi

sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan

hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD

Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic

DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik

II TUJUAN

III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2

lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau

lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

24

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi

AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui

Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya

Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi

oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

34

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari

Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan

Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)

Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula

darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)

Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

44

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi

adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti

terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya

PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti

mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

Page 38: Protap Medis VK Siap Cetak

diberikan dexametasone

PERSALINAN PRETERM

No Dokumen

11017017IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0014 Persiapan untuk perawatan bayi kecil perlu dibahas dengan dokter anakuntuk kemungkinan perawatan intensifBila ternyata bayi tidak mempunyai kesulitan ( minumnafastanpa cacat )maka perawatan cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit dapat dikurangi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari

periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20

II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu

III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia

2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)

3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu

IV Prosedur 1 Pemantauan fetus

2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam

dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric

II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )

III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin

2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda

IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar

denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap

- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi

dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang

terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan

2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan

II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah

- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta

- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )

III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan

pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24

jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG

2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab

IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh

gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium

II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai

III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea

2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum

3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis

IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X

5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka

perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi

2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya

3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi

4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi

5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi

Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta

estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA

atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus

3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus

4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus

5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

14

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi

sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan

hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD

Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic

DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik

II TUJUAN

III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2

lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau

lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

24

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi

AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui

Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya

Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi

oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

34

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari

Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan

Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)

Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula

darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)

Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

44

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi

adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti

terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya

PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti

mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

Page 39: Protap Medis VK Siap Cetak

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Kehamilan 42 minggu lengkap atau 294 hari dari

periode haid terakhir(280 hari dari konsepsi)Ketetapan usia gestasi sebaiknya mengacu pada hasil ultrasonografi pada trimester 1Kesalahan perhitungan dengan rumus Naegele dapat mencapai 20

II TUJUAN Prognosis untuk janin lebih baik dibanding dengan manajemen ekspektatifinduksi sebaiknya dilakukan pada kehamilan 41 minggu

III KEBIJAKAN 1 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi daripada kehamilan atermpada kematia perinatal(antepartumintrapartumdan postpartum)berkaitan dengan aspirasi mekonium dan asfiksia

2 Kehamilan post term mempunyai risiko lebih tinggi pada morbiditas neonatal(makrosomiadistosia bahusindroma aspirasi mekoniumperawatan pada neonatal intensif care unitpenatalaksanaan dengan oksigen tekanan positifintubasi endotrakhealdistress nafaspersisten fetal circulationpneumonia dan kejang)

3 Dianjurkan melakukan pencegahan post term dengan melakukan induksi persalinan pada kehamilan 41 minggu

IV Prosedur 1 Pemantauan fetus

2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam

dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric

II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )

III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin

2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda

IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar

denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap

- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi

dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang

terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan

2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan

II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah

- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta

- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )

III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan

pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24

jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG

2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab

IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh

gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium

II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai

III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea

2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum

3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis

IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X

5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka

perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi

2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya

3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi

4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi

5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi

Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta

estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA

atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus

3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus

4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus

5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

14

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi

sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan

hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD

Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic

DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik

II TUJUAN

III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2

lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau

lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

24

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi

AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui

Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya

Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi

oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

34

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari

Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan

Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)

Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula

darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)

Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

44

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi

adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti

terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya

PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti

mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

Page 40: Protap Medis VK Siap Cetak

2 Induksi persalinan - Oksitosin (1 ndash 8 IU menit )

KEHAMILAN POST-DATE

No Dokumen

11018018IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 - Folley cateter - PGE 1 ( misoprostol 25 micro 6 jam )kontraindikasi pada bekas scparut uterus ( miomektomi)

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam

dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric

II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )

III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin

2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda

IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar

denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap

- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi

dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang

terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan

2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan

II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah

- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta

- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )

III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan

pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24

jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG

2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab

IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh

gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium

II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai

III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea

2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum

3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis

IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X

5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka

perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi

2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya

3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi

4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi

5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi

Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta

estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA

atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus

3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus

4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus

5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

14

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi

sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan

hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD

Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic

DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik

II TUJUAN

III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2

lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau

lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

24

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi

AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui

Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya

Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi

oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

34

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari

Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan

Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)

Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula

darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)

Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

44

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi

adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti

terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya

PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti

mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

Page 41: Protap Medis VK Siap Cetak

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Tindakan ekstraksi kepala pada partus pervaginam

dapat dilakukan dengan alat vakum atau cunam atas suatu indikasi obstetric

II TUJUAN Telaah perbandingan vakum vs forceps ditemukan - Vakum lebih mudah gagal (OR 17 ) ndash menimbulkan sefal hematoma (OR = 24 ) ndash menimbulkan perdarahan retina ( OR = 20 )kecemasan ibu ( OR = 22 ) ndash cidera ibu lebih kecil ( OR = 06 ) ndash nyeri perineum kurang ( OR = 06 ) ndash tidak berkaitan dngan asfiksia ( SA ndash 5lt5 ) ( OR = 17 )

III KEBIJAKAN 1 Umumnya tindakan dilakukan atas alas an kala II lama dan gawat janin

2 Tindakan ekstraksi bukan tanpa risiko perdaraha intracranialjejastrauma pada kepalamukacephal hmatoma dan kematianMorbiditas bayi pada kedua tehnik tak berbeda

IV Prosedur 1 Pada forseps yakinkan bahwa tindakan tersebut adalah forseps rendahdemikian juga pada vakumSaat ekstraksi diperhatikan bahwa kepala turun dengan mudahdan nilai beratnya tarikan2 Bila ternyata kepala tidak turun hentikan setelah 2 kali ekstraksiSelama tindakan diupayakan dengar

denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap

- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi

dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang

terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan

2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan

II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah

- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta

- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )

III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan

pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24

jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG

2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab

IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh

gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium

II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai

III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea

2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum

3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis

IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X

5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka

perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi

2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya

3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi

4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi

5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi

Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta

estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA

atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus

3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus

4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus

5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

14

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi

sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan

hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD

Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic

DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik

II TUJUAN

III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2

lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau

lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

24

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi

AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui

Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya

Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi

oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

34

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari

Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan

Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)

Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula

darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)

Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

44

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi

adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti

terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya

PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti

mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

Page 42: Protap Medis VK Siap Cetak

denyut jantunglamanya tindakan jangan lebih dari 20 menit karena morbiditas bayi akan meningkat

EKSTRAKSI FORCEPS DAN VAKUM

No Dokumen

11019019IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 0013 Perhatikan bahwa pada ekstraksi forcepsdaun forceps diupayakan pada biparietalsebaliknya pada vakum mangkok berada pada sutura sagitalis mendekati oksiputAudit perlu dilakukan pada - Angka tindakan dan indikasi- Komplikasi kegagalan ekstraksiperawatan intensif- Rekam medik yang lengkap

- Tuntutankeluhan pasienV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi

dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang

terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan

2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan

II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah

- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta

- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )

III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan

pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24

jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG

2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab

IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh

gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium

II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai

III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea

2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum

3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis

IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X

5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka

perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi

2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya

3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi

4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi

5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi

Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta

estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA

atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus

3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus

4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus

5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

14

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi

sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan

hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD

Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic

DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik

II TUJUAN

III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2

lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau

lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

24

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi

AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui

Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya

Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi

oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

34

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari

Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan

Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)

Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula

darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)

Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

44

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi

adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti

terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya

PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti

mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

Page 43: Protap Medis VK Siap Cetak

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

12

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang terjadi setelah kelahIrandibagi

dalam1 Perdarahan nifas dini perdarahan yang

terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan

2 Perdarahan nifas lanjut perdaraha yang terjadi setelah 24 jam persalinan

II TUJUAN - Penyebab tersering pada perdarahan nifas dini adalah perdarahan pada implantasi plasentaperlukaan jalan lahirdan gangguan factor pembekuan darah

- Penyebab perdarahan nifas lanjut sub involusiretensi plasenta sebagian plasenta

- Sub involusi uterus dapat disebabkan endometritis sisa plasentakelainan pada uterus seperti mioma atau anomaly struktur pembuluh darah uterus ( AV malformasi )

III KEBIJAKAN 1 Diagnosis- Anamnesis- Pemeriksaan fisik perdarahan

pervaginam lebih dari 500 ml setelah 24

jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG

2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab

IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh

gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium

II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai

III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea

2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum

3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis

IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X

5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka

perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi

2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya

3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi

4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi

5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi

Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta

estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA

atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus

3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus

4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus

5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

14

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi

sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan

hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD

Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic

DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik

II TUJUAN

III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2

lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau

lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

24

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi

AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui

Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya

Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi

oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

34

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari

Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan

Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)

Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula

darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)

Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

44

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi

adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti

terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya

PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti

mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

Page 44: Protap Medis VK Siap Cetak

jam kelahiranPemeriksaan penunjang laboratorium

PERDARAHAN NIFAS

No Dokumen

11020020IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

22

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001- darah lengkapUSG

2 PrognosisTergantung dari jumlah perdarahan dan penyebab

IV Prosedur 1 Perbaiki keadaan umum pasienantibiotik2 Pemerian preparat ergometrin oksitosin3 Kompresi bimanual ( pada atonia uteri )4 Ekslorasi dan reparasi perlukaan jalan lahir5 Kuretase6 PGE 1 ( misoprostol 400 microg ndash 800 microg )7 Laporotomi

V Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh

gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium

II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai

III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea

2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum

3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis

IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X

5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka

perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi

2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya

3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi

4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi

5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi

Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta

estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA

atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus

3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus

4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus

5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

14

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi

sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan

hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD

Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic

DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik

II TUJUAN

III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2

lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau

lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

24

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi

AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui

Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya

Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi

oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

34

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari

Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan

Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)

Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula

darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)

Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

44

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi

adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti

terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya

PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti

mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

Page 45: Protap Medis VK Siap Cetak

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

13

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Perdarahan yang semata ndash mata disebabkan oleh

gangguan fungsional poros hipotalamushipofisis dan ovarium

II TUJUAN Tujuannya adalah menghentikan perdarahan akutdilanjutkan dengan pengaturan siklus haidsampai terjadi ovulasi spontandan sampai persyaratan untuk induksi ovulasi tercapai

III KEBIJAKAN 1 Perdarahan dengan perdarahan interval abnormaldenganintensitas perdarahan normalbanyak atau sedikitBisa amenorea sampai ke polimenoria atau hipomenorea sampai hipermenorea

2 Tidak terjadi ovulasi dan tidak ada pembentukan korpus luteum

3 Penyebab belum diketahui secara pastiAnalisa hormonal umumnya normalDiduga terjadi gangguan sentral (disregulasi) akibat gangguan psikis

IV Prosedur Siklus AnovulasiPerdarahan akut Hb kurang dari 8 gr Perbaiki keadaan umum ( tranfusi darah )Berikan sediaan estrogen ndash progesterone kombinasi17 Beta estradiol 2 x 2 mgatau estrogen equin konyugasi 2 X 125 mgestropipate 1 X 125 mgdengan norestiteron 2 X

5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka

perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi

2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya

3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi

4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi

5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi

Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta

estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA

atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus

3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus

4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus

5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

14

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi

sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan

hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD

Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic

DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik

II TUJUAN

III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2

lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau

lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

24

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi

AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui

Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya

Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi

oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

34

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari

Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan

Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)

Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula

darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)

Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

44

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi

adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti

terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya

PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti

mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

Page 46: Protap Medis VK Siap Cetak

5 mgdigrogesteron 2 X 10 mg atau MPA 2 X 10 mgPemberian cukup 3 hari

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

23

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 sajaYang paling mudah adalah pemberian pil kontrasepsi kombinasi juga 3 hari saja1 Bila perdarahan disfungsional benarmaka

perdarahan akan berhenti atau berkurangdan 3 ndash 4 hari setelah penghentian pengbatan akan terjadi perdarahan lucutPada wanita yag dijumpai gangguan psikispengobatan serupa dapat dapat diteruskan selama 18 hari lagi

2 Andaikata perdarahan tidak berhasil dengan terapi diataskemunginan besar wanita tersebut memiliki kelainan organicselanjutnya dicari penyebabnya

3 Setelah perdarahan akut dapat diatasimaka tindakan selanjutnya adalah pengaturan siklus ndash cukup pemberian progesterone1 X 10 mg ( MPAdidrogesteron )atau 1 X 5 mg ( noretisteron ) dari hari ke 16 sampai hari ke 25selama 3 bulandapat juga diberikan pil kontrasepsi kombinasi

4 Selesai pengobatan 3 bulanperlu dicari penyebab anovulasiselama siklus belum berovulasiPUD akan kembali lagi

5 Wanita dengan risiko keganasan ( obesitasDMhipertensi )perlu diperlukan pemeriksaan patologi anatomi

Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta

estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA

atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus

3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus

4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus

5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

14

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi

sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan

hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD

Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic

DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik

II TUJUAN

III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2

lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau

lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

24

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi

AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui

Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya

Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi

oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

34

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari

Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan

Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)

Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula

darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)

Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

44

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi

adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti

terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya

PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti

mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

Page 47: Protap Medis VK Siap Cetak

Siklus Ovulasi 1 Pada pertengahan siklus ndash berikan 17 beta

estrdiol 1 x 2 mgatau estrogen

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL ( PUD )

No Dokumen

11021021IK2009

No Revisi

Ke- 4

Halaman

33

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 konyugasi 1 x 125 mgatau estropipate 125 mghari ke ndash 10 sampai ke 15 siklus2 Pada premenstrual spotting ndash berikan MPA

atau nerotisteron 1 x 5 mgatau didiogesteron 1 x 10 mg hari ke 16 ndash 25 siklus

3 Pada postmentrual spotting ndash berikan 17 beta estrdiol 1 x 2 mgatay estrogen equin konyugasi atau esttropipate 1 x 125 mghari ke 2 - ke 8 siklus

4 Pada keadaan sulit mendapatkan tablet estrogen dan progesterone dapat diberi pil kontrasepsi hormonal kombinasi yang diberikan sepanjang siklus

5 PUD Pada Usia PerimenarV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

14

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi

sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan

hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD

Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic

DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik

II TUJUAN

III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2

lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau

lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

24

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi

AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui

Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya

Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi

oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

34

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari

Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan

Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)

Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula

darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)

Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

44

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi

adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti

terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya

PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti

mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

Page 48: Protap Medis VK Siap Cetak

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM BANYUMAS

Jl Rumah Sakit No 01 Banyumas

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

14

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001I PENGERTIAN Sepsis merupakan sindrom respons inflamasi

sistemik (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi Renjatan (syok) septik sepsis dengan

hipotensi ditandai dengan penurunan TDS lt90 mmHg atau penurunan gt40 mmHg dari TD awal tanpa adanya obat-obatan yang dapat menurunkan TD

Sepsis berat gangguan fungsi organ atau kegagalan fungsi organ termasuk penurunan kesadaran gangguan fungsi hati ginjal paru-paru dan asidosis metabolic

DIAGNOSIS BANDINGRenjatan kardiogenik renjatan hipovolemik

II TUJUAN

III KEBIJAKAN SIRS ditandai dengan 2 gejala atau lebih berikut Suhu badan gt38oC atau 36 oC Frekuensi denyut jantung gt90xmenit Frekuensi pernafasan gt24xmenit atau PaCO2

lt32 Hitung leukosit gt12000mm3 atau

lt4000mm3 atau adanya gt10 sel batang Ada fokus infeksi yang bermakna

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

24

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi

AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui

Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya

Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi

oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

34

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari

Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan

Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)

Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula

darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)

Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

44

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi

adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti

terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya

PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti

mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

Page 49: Protap Medis VK Siap Cetak

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

24

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001IV Prosedur Eradikasi fokus infeksi

AntimikrobaAntimikroba empirik diberikan sesuai dengan tempat infeksi dugaan kuman penyebab profil antimikroba (farmakokinetik dan farmakodinamik) keadaan fungsi ginjal dan fungsi hatiAntimikroba definitif diberikan bila hasil kultur mikroorganisme telah diketahui

Suportif resusitasi ABC oksigenasi terapi cairan vasopresorinotropik dantransfusi (sesuai indikasi) pada renjatan septik diperlukan untuk mendapatkan respons secepatnya

Resusitasi cairan Hipovolemia pada sepsis segera diatasi dengan pemberian cairankristaloid atau koloid Volume cairan yang diberikan mengacu pada respons klinis(respons terlihat dari peningkatan tekanan darah penurunan frekuensi jantungkecukupan isi nadi perabaan kulit dan ekstremitas produksi urin dan perbaikankesadaran) dan perlu diperhatikan ada tidaknya tanda kelebihan cairan(peningkatan tekanan vena jugularis ronki galop S3 san penurunan saturasi

oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

34

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari

Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan

Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)

Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula

darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)

Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

44

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi

adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti

terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya

PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti

mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

Page 50: Protap Medis VK Siap Cetak

oksigen) Sebaiknya dievaluasi dengan CVP (dipertahankan 8-12 mmHG)

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

34

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001dengan mempertimbangkan kebutuhan kalori perhari

Oksigenasi sesuaian kebutuhan Ventilator diindikasikan pada hipoksemia yangprogresif hiperkapnia gangguan neurologis atau kegagalan otot pernafasan

Bila hidrasi cukup tetapi pasien tetap hipotensi diberikan vasoaktif untuk mancapai tekanan darah sistolik gt90 mmHg atau MAP 60 mmHg dan urin dipertahankan gt30 mljam Dapat digunakan vasopresor seperti dopamin dengan dosis gt81049117gkgBBmenit neropinefin 003-15 1049117gkgBBmenit fenilefrin 05-81049117gkgBBmenit atau epinefrin 01-05 1049117gkgBBmenit Bila terdapat disfungsimiokard dapat digunakan inotropik seperti dobutamin dengan dosis 2-281049117gkgBBmenit dopamin 3-8 mcgkgBBmenit epinefrin 01-05mcgkgBBmenit atau fosfodiesterase inhibitor (amrinon dan milrinon)

Tranfusi komponen darah sesuai indikasi Koreksi gangguan metabolik elektrolit gula

darah dan asidosis metabolik (secara empiris dapat diberikan bila pHlt72 atau bikarbonat serum lt9 mEgl dengan disertai upaya perbaikan hemodinamik)

Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

44

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi

adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti

terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya

PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti

mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

Page 51: Protap Medis VK Siap Cetak

Nutrisi yang adekuatTerapi suportif terhadap gangguan fungsi

SEPSIS

No Dokumen

11022022IK2009

No Revisi

Ke-1

Halaman

44

PROSEDUR TETAP

Tanggal terbit

31 Mei 2009

DitetapkanDirektur RSU Banyumas

dr Widayanto MKesPembina Tk I

NIP 19571027 198511 1 001 ginjal Kortikosteroid bila ada kecurigaan insufisiensi

adrenal Bila terdapat KID dan didapatkan bukti

terjadinya tromboemboli dapat diberikanheparin dengan dosis 100 IUkgBB bolus dilanjutkan 15-25 IUkgBBjam denganinfus kontinu dosis lanjutan disesuaikan untuk mencapai target aPTT 15-2 kalikontrol atau antikoagulan lainnya

PEMERIKSAAN PENUNJANGDPL tes fungsi hati ureum kreatinin gula darah AGD elektrolitkultur darah daninfeksi fokal (urin pus sputum dll) disertai uji kepekaan mikroorganisme terhadap anti

mikroba foto toraksV Unit terkait Bidang pelayanan medis

Mengetahui KETUA KOMITE MEDIS

RSU BANYUMAS

Dr M YUSUF ALIRIDHA SpMNIP 19500922 197612 1 001

PENANGGUNGJAWAB PERISTI

Dr M BASSALAMAH SpANIP 19631226 198901 1 001

Page 52: Protap Medis VK Siap Cetak