Top Banner
PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI DESA BATUNONI KECAMATAN ANGGERAJA KABUPATEN ENREKANG SUMITRO AGUS SAPUTRA 105960060510 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2016
64

PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI …

Oct 16, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI …

PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI DESA BATUNONI KECAMATAN ANGGERAJA

KABUPATEN ENREKANG

SUMITRO AGUS SAPUTRA105960060510

PROGRAM STUDI AGRIBISNISFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR2016

Page 2: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI …

PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH

DI DESA BATU NONI KECAMATAN ANGGERAJA

KABUPATEN ENREKANG

SUMITRO AGUS SAPUTRA

105960060510

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Strata Satu (S1)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2016

Page 3: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI …
Page 4: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI …
Page 5: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI …

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul : Prospek

Pengembangan Usahatani Bawang Merah di Desa Batunoni Kecamatan

Anggeraja Kabupaten Enrekang adalah benar merupakan hasil karya yang

belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua

sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang saya

terbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks

dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Makassar, September 2016

Sumitro Agus Saputra 1059600605 10

Page 6: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI …

ABSTRAK

SUMITRO AGUS SAPUTRA. 105960060510. Prospek Pengembangan Usahatani Bawang Merah di Desa Batunoni, Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang. Dibimbing oleh Siti Wardah dan Amanda Patappari F.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produksi dan pendapatan usahatani bawang merah dan juga mengetahui prospek pengembangan usahatani bawang merah di Desa Batunoni, Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang. Dari 252 petani bawang merah pada musim tanam tahun 2015 di Desa Batunoni, Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang ditarik sampel sebanyak 10% sehingga jumlah responden yang digunakan untuk wawancara sebanyak 25 orang. Sementara untuk teknik analisis data dilakukan dengan analisis time series untuk mengetahui prospek pengembangan usahatani bawang merah.

Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis yang dilakukan diketahui bahwa prospek pengembangan usahatani bawang merah dilihat dari perkembangan luas lahan cenderung mempunyai trend yang positif atau cenderung mempunyai prospek yang cerah dari tahun ke tahun di Desa Batunoni, Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang.

Page 7: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI …

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segalah

rahmat dan hidaya yang tiada henti diberikan kepada hamba-nya ini. Shalawat dan

salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullh SAW beserta para keluarga,

sahabat, dan para pengikutnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Prospek Pengembangan Usahatani Bawang Merah Di Desa Batunoni,

Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat

dalam memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas

Muhammmadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud

tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang

terhormat:

1. Ir. Siti Wardah, M.Si, selaku pembimbing I dan Amanda Patappari F. SP.MP

selaku pembimbing ke II yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing

dan mengarahkan penulis sehingga skripsi dapat di selesaikan.

2. Bapak Ir. Saleh Molla, M.M, selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Amruddin, S.Pt., M.Si selaku ketua Jurusan Agribisnis Fakultas

Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

Page 8: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI …

4. Kedua orang tua Ayahanda Umar Doso dan Ibunda Hasna, dan adik-adikku

tercinta Arya Sucipto, Elsa Marhana, Alga Wahyu Ramadan, dan segenap

keluarga yang senantiasa memberikan bantuan, baik moril maupun material

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Seluruh Dosen Jurusan Agribisnis di Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar yang telah membekali segudang ilmu kepada

peunulis.

6. Kepada pihak pemerintah Kabupaten Enrekang, Kecamatan Anggeraja

khususnya kepada kepala Desa Batunoni beserta jajarannya dan para petani

(Responden) yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di

Desa tersebut.

7. Semua pihak yang telah membantu menyusun skripsi dari awal hingga akhir

yang penulis tidak dapat sebut satu per satu.

Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang

terkait dalam penulisan skripsi ini, semoga karya tulis ini bermanfaat dan dapat

memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan. Semoga

Kristal-kristal Allah SWT senantiasa tercurah kepadanya. AMIN.

Makassar, September 2016

Sumitro Agus Saputra

Page 9: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI …

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Batunoni tanggal 07 Agustus 1992

dari Ayah Umar Doso dan Ibu Hasna. Penulis merupakan

anak pertama dari empat bersaudara.

Pendidikan formal yang di lalui penulis yaitu terdaftar di

Sekolah Dasar Negeri 59 Garotin pada tahun 1998 dan tamat pada tahun 2004.

Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di SLTP 1 Enrekang dan

tamat pada tahun 2007. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di SMK

Negeri 2 Enrekang Jurusan Mekanisasi Pertanian dan lulus pada tahun 2010.

Kemudian pada tahun yang sama, penulis lulus seleksi masuk Program Studi

Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

Page 10: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI …

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL………………………………………………………… i

HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………….. ii

HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PENGUJI………………………….. iii

HALAMAN PERNYATAAN……………………………………………….. iv

ABSTRAK…………………………………………………………………… v

KATA PENGANTAR……………………………………………………….. vi

RIWAYAT HIDUP…………..……………………………………………… vii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………. viii

DAFTAR TABEL……………………………………………………………. xi

DAFTAR GAMBAR………………………………………………………… xii

I. PENDAHULUAN……………………………………………….. 1

1.1. Latar Belakang……………………………………………. 1

1.2. Rumusan Masalah………………………………………… 2

1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian…………………………. 2

II. TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………. 4

2.1. Tanaman Bawang Merah…………………………………. 4

2.2. Produksi Bawang Merah………………………………….. 5

2.3. Prospek Pengembangan Usahatani Bawang Merah……..... 6

2.3.1. Perkembangan Luas Lahan……………………….. 6

Page 11: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI …

2.3.2. Prospek Produksi…………………………………. 7

2.3.3. Harga……………………………………………… 8

2.3.4. Peranan Pemerintah dan Pihak Swasta…………… 8

2.4. Hambatan Pengembangan Usahatani Bawang Merah……. 9

2.4.1. Faktor Ekologi……………………………………. 9

2.4.2. Faktor Teknologi………………………………….. 10

2.5. Kerangka Pikir……………………………………………. 11

III. METODE PENELITIAN………………………………………... 13

3.1. Tempat dan Tujuan Penelitian……………………………. 13

3.2. Teknik Penentuan Sampel………………………………… 13

3.3. Jenis dan Sumber Data…………………………………… 13

3.4. Teknik Pengumpulan Data……………………………….. 14

3.5. Teknik Analisis Data……………………………………... 14

3.6. Defenisi Operasional……………………………………… 15

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN……………….. 17

4.1. Kondisi Geografis………………………………………… 17

4.2. Kondisi Demografis………………………………………. 18

V. HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………….. 21

5.1. Identitas Responden……………………………………… 21

5.2. Produksi dan Pendapatan Usahatani Bawang Merah……... 27

5.3. Perkembangan Luas Lahan Usahatani Bawang Merah…… 35

5.4. Analisis Prospek Perkembangan Usahatani Bawang

Merah…………………………………………………....... 36

VI. KESIMPULAN DAN SARAN………………………………….. 38

5.1. Kesimpulan…………………………………………………… 38

Page 12: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI …

5.2. Saran………………………………………………………….. 38

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI …

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Perkembangan luas Tanam Dan Produksi Bawang Merah Di Kabupaten Provinsi Sulawesi Selatan ……………………………….. 2

2. Desa Batunoni Berdasarkan Dusun Dan JumlahPenduduk……………........................................................................... 19

3. Jumlah Penduduk Desa Batunoni, Kecamtan Anggeraja, Kabupaten Enrekang Berdasarkan Dusun Dan Jenis Kelamin…………………… 20

4. Jumlah sarana Dan Prasarana Di Desa Batunoni, Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang……………………………………... 21

5. Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Umur Di Desa Batunoni, Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang………………………… 23

6. Tingkat Pendidikan Responden Di Desa Batunoni, Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Ernrekang Pada Tahun 2016………………… 24

7. Jumlah Tanggungan Keluarga Responden Di Desa Batunoni, Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang Pada Tahun 2016…………………………………………………………………... 25

8. Pengalaman Berusahatani Bawang Merah Responden Di Desa Batunoni, Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang Pada Tahun 2016…………………………………………………………………... 26

9. Luas Lahan Usahatani Bawang Merah Responden Di Desa Batunoni, Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang Pada Tahun 2016…………………………………………………………………... 27

10. Produksi Responden Usahatani Bawang Merah Di Desa Batunoni, Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang Pada Tahun 2016…………………………………………………………………... 28

11. Harga Bawang Merah Yang Dihasilkan Responden Di Desa Batunoni, Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang Pada Musim Tanam Tahun 2015……………………………………………... 29

12. Biaya Tetap Produksi Bawang Merah Di Desa Batunoni, Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang Pada Musim Tanam 2015…………………………………………………………………... 31

13. Biaya Variabel Produksi Bawang Merah Di Desa Batunoni, Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang Pada Musim tanamm 2015…………………………………………………………………... 33

14. Pendapatan Rata-rata Responden Pada Usahatani Bawang Merah Di Desa Batunoni, Kecamatan Anggeraja, Kabuaten Enrekang Pada Musim Tanam Tahun 2015………………………………………….. 35

15. Perkembangan Luas Lahan Usahatani Bawang Merah Di Desa Batunoni, Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang Tahun 2010 -2014…………………………………………………………………... 36

Page 14: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI …

16. Analisis Estimasi Luas Lahan Usahatani Bawang Merah Di desa Batunoni, Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang Pada Tahun 2010-2014 (Ha)………………………………………………………. 37

17. Ramalan Luas Lahan Pada Usahatani Bawang Merah Di Desa Batunoni, Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang, Tahun 2015-2019………........................................................................................... 38

Page 15: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI …

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Kerangka Pikir Prospek Pengembangan Usahatani Bawang Merah Di Desa Batunoni, Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang…...................................................................................... 13

Page 16: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI …

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Salah satu komoditas pertanian Indonesia yang cukup menguntungkan

adalah bawang merah. Bawang merah merupakan salah satu komoditas

hortikultural yang tergolong sayuran rempah. Sayuran ini banyak digunakan

sebagai bumbu masakan guna menambah cita rasa dan kenikmatan makanan,

disamping nilai gizi dan mineral yang dikandungnya. Desa Batunoni, Kecamatan

Anggeraja, Kabupaten Enrekang adalah salah satu daerah yang sangat potensial

untuk usaha budidaya tanaman bawang merah, daerah ini memiliki lahan potensial

yang cukup luas yaitu luas tanam 1.789 ha (Biro Pusat Statistik,2013) dan kondisi

iklim yang sesuai untuk budidaya bawang merah. Budidaya tanaman bawang

merah adalah salah satu sumber pencaharian pokok petani di daerah ini terlihat

dari sebagian besar penduduk atau sekitar 85% dari jumlah penduduk desa Batu

Noni. Hal ini menunjukkan bahwa pembudidayaan bawang merah memegang

peranan penting, serta memberikan konstribusi yang sangat besar terhadap

perekonomian masyarakat di daerah ini.

Selain luas tanam yang cukup luas, produksi bawang merah di Kabupaten

Enrekang terus meningkat sejak tahun 2009 hingga 2013, berikut disajikan Tabel

1. mengenai data tersebut

Page 17: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI …

2

Tabel 1. Perkembangan Luas Tanam dan Produksi Bawang Merah di Kabupaten Enrekang provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2009 – 2013.

Tahun Luas Tanam (ha) Produksi (ton)Produktifitas

(ton/ha)20092010201120122013

14542307365914273789

1094317114,934469,928024,839295

7,537,429,4219,6310,38

Sumber : Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Enrekang.

Pada Tabel 1. Menunjukan bahwa prospek pengembangan usahatani

bawang merah di Kabupaten Enrekang dinilai cerah dilihat dari segi

perkembangan luas tanam dan peningkatan produksi, sehingga peneliti tertarik

untuk melihat prospek pengembangan usahatani bawang merah di Desa Batunoni,

Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalahnya yaitu

bagaimana prospek pengembangan usahatani bawang merah di Desa

Batunoni, Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang ?

1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui prospek

pengembangan usahatani bawang merah di Desa Batunoni, Kecamatan

Anggeraja, Kabupaten Enrekang.

Page 18: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI …

3

Adapun kegunaannya adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui prospek dalam pengembangan usahatani bawang merah

di Desa Batunoni, Kecamatan Anggeraja,Kabupaten Enrekang.

2. Sebagai bahan informasi bagi penentu kebijakan dan sebagai bahan

perbandingan penelitian selanjutnya.

Page 19: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI …

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tanaman Bawang Merah

Bawang merah dikenal hampir di setiap negara dan daerah wilayah tanah

air. Bawang merah memiliki nama ilmiah Alium cepa. Bawang merah tergolong

tanaman semusim, berbentuk rumpun dan berakar serabut. Daunnya memanjang

dan berbentuk silindris. Pangkal daunnya berubah bentuk dan fungsinya, yakni

membengkak membentuk umbi lapis. Umbi tersebut dapat membentuk tunas baru

yang kemudian tumbuh besar dan dewasa membentuk umbi kembali

(Rahayu,2004).

Tanaman bawang merah lebih banyak dibudidayakan di darah dataran

rendah yang beriklim kering dengan suhu yang agak panas dan cuaca cerah.

Tanaman ini tidak menyukai tempat-tempat yang tergenang air, apalagi becek

(Wibowo, 1992).

Walaupun tanaman bawang merah tidak menyukai tempat yang tergenang

air, tetapi tanaman ini banyak membutuhkan air, terutama dalam masa

pembentukan umbi. Dengan tuntunan seperti ini tanaman bawang merah banyak

ditanam pada musim kemarau, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk

menanamnya pada musim hujan. Menanam bawang merah di luar musim tanam

banyak gangguannya. Ini disebabkan keadaan cuaca pada musim hujan kurang

menguntungkan untuk pertumbuhan tanaman bawang merah (Rahayu, 2004).

Page 20: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI …

5

Salah satu langkah yang terpenting dakam budi daya bawang merah untuk

memperoleh hasil yang ptimal adalah pemeliharaan. Jika tanaman kurang

terpelihara maka produksi optimal yang diharapkan akan sulit dicapai. Kegiatan

pemeliharaan tanaman bawang merah meliputi penyiraman, pemupukan,

penyiangan, dan penggemburan tanah, serta penanggulangan hama dan penyakit.

2.2. Produksi Bawang Merah

Produksi adalah proses pendayagunaan segala sumber yang tersedia untuk

mewujudkan hasil yang terjamin kualitas dan kuantitas, terkelola dengan baik

sehingga merupakan komoditas yang dapat diperdagangkan (Kartasapoetra,

1995). Sedangkan Mubyarto (1994) mengemukakan bahwa produksi pertanian

adalah hasil yang dicapai dengan akibat bekerjanya faktor produksi sekaligus

yaitu tanah, tenaga kerja dan modal.

Kebutuahan masayarakat terhadap bawang merah akan terus meningkat

seiring dengan perkembangan jumlah penduduk dan daya belinya. Agar

kebutuhannya dapat terpenuhi maka harus diimbangi dengan jumlah prduksinya,

saat ini produksi bawang merah lebih banyak diproyeksi untuk kebutuhan dalam

negeri, sedangkan untuk ekspor jumlahnya masih relatif rendah.

Produksi bawang merah yang hampir tersebar di seluruh wilayah nusantara

selalu mengalami perubahan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2000 produksi

bawang merah Indonesia mencapai 772.818 ton dan meningkat pada tahun 2001

menjadi 861.150 ton (Rismunandar, 1994).

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar produksi bawang merah

yang diharapkan dapat dicapai. Hal tersebut antara lain penggunaaan bibit unggul,

Page 21: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI …

6

pengelolaan tanah, pengairan dan penggunaan pupuk yang tepat serta

pengendalian hama dan penyakit. Selain itu, faktor lingkungan juga berpengaruh

terhadap pertumbuhan dan perkembangan produksi bawang merah (Sugiharto,

1992).

2.3. Prospek Pengembangan Usahatani Bawang Merah

Bawang merah merupakan sayuran rempah yang cukup popular di

kalangan masyarakat. Hampir pada setiap masakan, sayuran ini selalu

ditambahkan karena berfungsi sebagai bumbu penyedap rasa. Dengan demikian,

pengusahaan bawang merah memberikan prospek yang cerah. Hal ini didukung

oleh tidak adanya bahan pengganti berupa komoditas lain yang sifat dan fungsinya

sama dengan bawang merah.

2.3.1. Perkembangan Luas Lahan

Menurut Mubyarto (1994), perkembangan luas lahan merupakan faktor

produksi paling penting dalam usahatani karena merupakan pabrik hasil-hasil

pertanian. Prayitno(1997) mengemukakan bahwa luas lahan garapan dan

kualitas tanah meruapakan faktor yang menentukan besarnya produk dan

pendapatan yang diperoleh dari tanah garapan petani.

Usaha bawang merah dalam pembudidayaannya diperlukan pengaturan

lahan untuk penanaman. Luas lahan yang dibutuhkan dapat diperhitungkan

berdasarkan rencana produksi. Jenis lahan yang memungkinkan untuk

pengembangan tanaman bawang merah adalah lahan yang memiliki tanah yang

Page 22: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI …

7

subur, gembur dan banyak mengandung bahan organik. Tanah yang subur dan

gembur akan mendorong perkembangan umbi sehingga hasilnya besar-besar.

2.3.2. Prospek Produksi

Prospek produksi usahatani bawang merah dewasa ini diharapkan benar-

benar dapat memberikan hasil maksimal kepada petani. Sebab, berhasil

tidaknya seorang petani dalam kegiatan usahataninya yang dikelolah adalah

diukur dari segi keuntungan. Suatu usahatani yang baik mendapatkan

keuntungan yang lebih besar, dengan demikian petani harus mencapai keadaan

dimana usahataninya akan memperoleh pendapatan yang lebih besar dan seluruh

biaya produksi yang harus dikeluarkan dalam menyelenggarakan usahataninya.

Menurut Soekartawi (1990) prospek produksi adalah suatu tinjauan masa

depan tentang peningkatan produksi, dimana proyek produksi ini dapat dilihat

dengan mengkaji kemampuan faktor permintaan yang merupakan faktor

perangsang untuk peningkatan produksi.

Produksi bawang merah di Kabupaten Enrekang setiap tahun mengalami

peningkatan. Pada tahun 2012 produksi bawang merah mencapai 28.024,8 ton

dan pada tahun 2013 meningkat menjadi 39.295 ton. Hal ini menunjukan bahwa

produksi bawang merah di Kabupaten Enrekang berprospek.

2.3.3. Harga

Harga adalah suatu permasalahan yang fundamental dalam usaha baik

bagi produsen maupun bagi konsumen karena harga merupakan ukuran untuk

Page 23: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI …

8

mengetahui berapa besar nilai suatu barang atau jasa. Nilai adalah ukuran

kuantitas bobot suatu barang atau jasa yang dapat dipertukarkan dengan

sejumlah uang. Alex S. Nitisumito mengemukakan bahwa harga adalah nilai

suatu barang atau jasa yang diukur dengan jumlah uang dimana berdasarkan

nilai tersebut seseorang bersedia melepaskan barang atau jasa yang dimiliki

kepada pihak lain. Akan tetapi harga bawang merah sering mengalami fluktuasi

yaitu apabila saat panen hasil produksi melimpah, maka harga akan mendadak

turun.

2.3.4. Peranan Pemerintah dan Pihak Swasta

Perkembangan bidang pertanian yang menuju pada swasembada pangan

adalah merupakan tujuan yang harus diwujudkan atau dicapai dalam perjuangan

pembangunan di Negara kita. Untuk mewujudkan tercapainya swasembada

pangan tersebut, kerja sama antara pemerintah dan pihak swasta sangat

diperlukan dalam membantu petani.

Bantuan pemerintah dan dukungan swasta diharapkan dapat merangsang

petani untuk meningkatkan kegiatan usahataninya, sehingga pembangunan

pertanian terlaksana. Katasapoetra, mengemukakan bahwa langkah-langkah

yang diambil pemerintah dan pihak swasta dalam membantu petani adalah:

a. Menyediakan dan menyempurnakan sarana dan prasarana untuk kegiatan

usahatani seperti membangun pengairan, menyediakan pupuk,

memperbaiki system perbankan dengan cara mempermudah dan

memperlancar pemberian kredit serta menggalakkan berdirinya KUD-

KUD dan bidang transportasi pun sangat diperhatikan.

Page 24: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI …

9

b. Memberikan kebijaksanaan dalam hal kredit-kredit dal alat-alat pertanian.

c. Memberikan penyuluhan dan penerangan cara mengolah lahan dan

tanaman, pemasaran produksi dengan harga yang layak sebagaimana

mestinya.

Berdasarkan kebijakan tersebut, kita ketahui bahwa langkah yang diambil

oleh pemerintah bekerjasama dengan pihak swasta, dengan sendirinya

mendapatkan tanggapan dan dukungan yang baik dari kalangan masyarakat.

2.4. Hambatan Pengembangan Usahatani Bawang Merah

Meskipun pasar membutuhkan pasokan yang rutin, ini tidak berarti

bawang merah dapat ditanam secara terus-menerus. Hal ini disebabkan adanya

hambatan yang biasanya hadir, yaitu adanya hama dan penyakit. Pada penanaman

untuk panen rutin, tindakan yang tidak boleh dilupakan adalah pengawasan atau

pengontrolan. Pengawasan ini sangat penting untk menjamin terpenuhinya

produksi yang diharapkan. Pengawasan areal dilakukan setiap 2-3 hari sekali agar

dapat mengetahui kondisi tanaman di lapang. Misalnya, apakah tanaman tumbuh

normal ataukah tanaman terserang hama penyakit. Bila ditemui tanaman yang

tumbuh kurang baik dan terserang hama penyakit dapat segera dilakukan tindakan

pengendaliannya (Rahayu, 2004).

2.4.1. Faktor Ekologi

Peningkatan produksi usahatani bawang merah yang perlu diperhatikan

adalah hama dan penyakit tanaman yang dapat menggagalkan panen tanaman

yang dibudidayakan. Dalam pengertian umum penyakit tanaman adalah suatu

Page 25: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI …

10

aktifitas ekologis yang merugikan yang disebabkan adanya gangguan terus-

menerus oleh faktor penyebab yang dinyatakan melalui aktifitas sel yang

abnormal dan ditujukan dalam keadaan gejala yang khas disebut gejala pathogen

(Kartasapetra, 1990).

Hama tanaman merupakan binatang pengganggu tanaman. Bagian

tanaman yang diganggu tidak hanya satu bagian saja, tapi dapat meliputi seluruh

bagian tanaman. Kehadiran hama ini ada yang mengakibatkan kerugian kecil,

tetapi ada juga yang mengakibatkan kegagalan panen. Jenis hama itu antara lain

serangga, tungau dan nematoda. Penyakit yang sering menyerang tanaman

antara lain disebabkan oleh cendawan dan bakteri (Rahayu, 2004).

Hama yang sering menyerang tanaman bawang merah diantaranya

adalah ulat tanah, hama therips, ulat daun, ulat grayak, kutu daun dan nematoda

akar. Sedangkan penyakit yang sering menyerang tanaman bawang merah

adalah bercak ungu, embun tepung, busuk leher batang, antraknosa, busuk umbi,

layu fusarium dan busuk basah.

2.4.2. Faktor Teknologi

Banyaknya air pada musim hujan dapat mengakibatkan terjadinya

pembusukan akar, dan berubahnya warna daun tanaman bawang merah. Untuk

menghindari hal tersebut, maka penanaman bawang merah apda musim hujan

dapat dilakukan dengan membuat parit dan selokan air yang dalam serta

bedengan yang lebih tinggi. Hal ini bertujuan agar air di sekitar bedengan cepat

habis terbuang.

Page 26: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI …

11

Untuk mengurangi limpahan air hujan yang langsung membasahi

bedengan, dapat dibuat peneduh bedengan dari atap plastik putih yang tembus

cahaya. Model atap biasanya dibuat satu sisi atau dua sisi. Tinggi atap sekitar

0,8-2m dari permukaan bedengan. Lebar atap dapat dibuat sampai 1-3m

sehingga atap tersebut dapat memenuhi satu sampai tiga lajur bedengan. Bahan

untuk kerangka penyangga atap dibuat dari belahan bambu, lalu lembaran

plastik putih tembus cahaya diletakkan diatasnya. Untuk membuat naungan

tersebut memerlukan biaya yang agak besar tetapi ini merupakan salah satu

alternatif untuk penanaman bawang merah di musim hujan (Rahayu, 2004).

2.5. Kerangka Pikir

Dalam usahatani bawang merah terdapat pengembangan usahatani

bawang merah dengan melihat produksi dan pendapatan usahatani bawang

merah. Dengan mengacu pada produksi dan pendapatan usahatani bawang

merah dapat diketahui prospek pengembangan usahatani bawang merah di Desa

Batunoni, Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang.

Untuk lebih jelasnya, kerangka pikir yang akan digunakan dalam

penelitian prospek pengembangan usahatani bawang merah di Desa Batunoni,

Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang di sajikan dalam Gambar 1.

Page 27: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI …

12

Gambar 1. Kerangka Pikir Prospek Pengembangan Usahatani Bawang Merah di Desa Batunoni, Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang

Usahatani Bawang Merah

Pengembangan Usahatani Bawang Merah

Prospek Pengembangan Usahatani Bawang Merah

Produksi dan pendapatan usahatani bawang merah

Page 28: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI …

13

III. METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di desa Batunoni, Kecamatan Anggeraja,

Kabupaten Enrekang. Lokasi penelitian dipilih dengan alasan daerah ini

merupakan salah satu penghasil bawang merah yang cukup potensial di Sulawesi

Selatan. Penelitian dilakasanakan pada bulan Februari sampai bulan Maret 2016.

3.2. Teknik Penentuan Sampel

Penentuan sampel dilakukan secara acak (simple random sampling)

terhadap populasi petani bawang merah. Populasi petani bawang merah Di Desa

Batunoni sebanyak 252 orang, dari jumlah ini ditetapkan 10% untuk dijadikan

sebagai sampel, sehingga jumlah sampel yang terpilih adalah 25 responden.

3.3. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang diguanakan dalam penelitian ini adalah:

1. Data primer, yaitu data yang diperoleh melalui wawancara langsung

kepada responden dengan menggunakan kuesioner. Wawancara dilakukan

untuk memperoleh informasi tentang produksi, pendapatan, harga bawang

merah, bantuan pemerintah dan pihak swasta serta hambatan nyang

dihadapi petani dalam pengembangan usahatani bawang merah.

2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui lembaga atau badan yang

erat kaitannya dengan tujuan penelitian, seperti Dinas pertanian tanaman

pangan dan kantor kelurahan. Data sekunder yang dibutuhkan antara lain

Page 29: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI …

14

perkembangan luas lahan, perkembangan produksi dan perkembangan

harga tingakat petani.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

akan dikumpulkan melalui tiga tahap yaitu :

1. Observasi, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan

pengamatan langsung ke lapangan penelitian.

2. Wawancara, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dengan mengajukan

pertanyaan langsung pada responden dengan menggunakan daftar

pertanyaan yang telahh di siapkan.

3. Dokumentasi, yaitu pengumpulan data melalui keterangan sacera tertulis

yang merupakan dokumen-dokumen atau catatan resmi yang berhungan

dengan data yang dibutuhkan dalam penelitian.

3.5. Teknik Analisis Data

Untuk melihat prospek pengembangan usahatani bawang merah digunakan

analisis time series dengan rumus:

Y = a + bx

Keterangan :Y = Variabel yang diramalkan

x = Variabel waktu

a dn b = Variabel yang ditaksir

a = ∑y / xy

b = ∑xy / ∑x2

Page 30: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI …

15

3.6. Defenisi Operasional

Untuk mencapai tujuan penelitian digunakan pengertian sebagai berikut :

1. Prospek adalah pandangan masa depan tentang pengembangan komoditas

bawang merah dilihat dari aspek perkembangan luas lahan, produksi, harga,

bantuan pemerintah dan swasta.

2. Respnden adalah petani yang mengelolah atau yang mengusahakan tanaman

bawang merah di Desa Batunoni, Kecamatan Anggeraja, Kabupaten

enrekang.

3. Produksi adalah hasil bawang merah yang diperoleh responden dari kegiatan

usahataninya selama setahun.

4. Pendapatan adalah selisi antara nilai produksi dengan biaya yang

dikeluarkan responden selama proses proses produksi dalam setahun.

5. Usahatani bawang merah menguntungkan apabila nilai total penerimaan

lebih besar dari pada total pengeluaran.

6. Perkembangan luas lahan adalah perubahan luas areal tanaman bawang

merah di Desa Batunoni.

7. Perkembangan harga adalah perubahan nilai jual bawang merah pada tingkat

responden di Desa Batunoni.

8. Perkembangan produksi adalah perubahan produksi bawang merah di Desa

Batunoni .

9. Dukungan pemerintah dan swasta adalah adanya keterlibatan pemerintah

dan swasta dalam pengembangan usaha tani bawang merah, yaitu bantuan

pengadaan saprodi, bantuan kredit, bantuan pemasaran dan penyuluhan.

Page 31: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI …

16

10. Hambatan ekologi adalah adanya serangan hama dan penyakit pada tanaman

bawang merah.

11. Hambatan teknologi adalah tidak adanya alat peneduh yang dapat

mengurangi limpahan air hujan yang langsung membasahi bedengan tempat

penanaman bawang merah.

Page 32: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI …

17

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1. Kondisi Geografis

4.1.1. Letak Geografis

Desa Batunoni terletak di wilayah Kecamatan Anggeraja, Kabupaten

Enrekang dengan luas wilayah sekitar 2.200 ha. Daerah ini terdiri dari tiga dusun

yaitu Dusun Batunoni, Dusun Lumbaja dan Dusun Locok. Desa ini berjarak

sekitar 7 km dari Ibukota Kecamatan, 31 km dari Ibukota Kabupaten dengan

waktu tempuh sekitar1,5 jam dan sekitar 252 km dari Ibukota Provinsi dan waktu

tempuh sekitar 6 jam.

Secara administratif, batas-batas Desa Batunoni adalah sebagai berikut:

o Sebelah utara berbatasan dengan Desa Saruran dan desa Tangru

o Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Pandung Batu

o Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Tanete

o Sebelah timur berbatasan dengan Desa Parangian.

4.1.2. Topografis dan Iklim

Desa Batunoni merupakan daerah perbukitan yang terletak diantara lereng-

lereng gunumg dengan tingkat kemiringan sekitar 65 oC dengan ketinggian

mencapai 600 m dari permukaan laut. Desa ini mendapat curah hujan sekitar

1500-2000 mm per tahun. Serta memiliki temperatur berkisar 20-30 oC. Desa

Page 33: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI …

18

Batunoni tergolong desa yang memiliki tanah yang subur dengan penghasilan

utama di bidang pertanian yaituh bawang merah dan sayur-sayuran.

4.2. Kondisi Demografis

4.2.1. Keadaan Penduduk

Jumlah penduduk Desa Batunoni secara keseluruhan mencapai 2170 jiwa

yang terdiri dari 482 kepala keluarga (KK) yang tersebar di tiga dusun yakni

Dusun Batunoni, Dusun Lumbaja, dan Dusun Locok. Dusun Batunoni memiliki

penduduk sebanyak 747 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 172 KK,

Dusun Lumbaja 881 jiwa dengan kepala keluarga sebanyak 204 KK dan Dusun

Locok 542 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 106 KK. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Desa Batunoni Berdasarkan Dusun dan Jumlah Penduduk.

No Nama Dusun Jumlah Penduduk Persentase (%)

1 Batunoni 747 34,4

2 Lumbaja 881 40,6

3 Locok 542 25,6

Jumlah 2170 100

Sumber : Kantor Desa Batunoni, 2016.

Page 34: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI …

19

4.2.2. Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil sensus penduduk di Desa Batunoni terdiri atas 482 KK,

dengan jumlah penduduk sebanyak 2.170 jiwa yang terdiri atas laki-laki 1.052 dan

perempuan 1.118 orang. Penyebaran penduduk di Desa Batunoni terdapat di

beberapa dusun dengan rata-rata mata pencarian penduduk adalah petani dan

dapat di lihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Jumlah Penduduk Desa Batunoni, Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang berdasarkan Dusun dan Jenis Kelamin

No Nama Dusun Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Batunoni 372 377 747

2 Lumbaja 405 474 881

3 Locok 275 267 542

Sumber : kantor Desa Batunoni, 2016.

4.2.3. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan salah satu unsure mutlak dalam suatu

wilayah untuk menunjang kegiatan yang akan dilaksanakan. Sarana dan prasarana

kurang memadai akan mengakibatkan terlambatnya suatu proses atau kegiatan

baik secara langsung maupun tidak langsung.

Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki desa batunoni dapat di lihat

pada Tabel 4. Sarana dan prasarana yang dimilikisudah cukup memadai, terutama

sarana pendidikan yang sudah memiliki berbagai tingkat pendidikan seperti

TK/sederajat, SD/sederajat. Dari segi kerohanian masyarakat Desa Batunoni

hanya menganut satu agama yaitu Agama Islam.

Page 35: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI …

20

Tabel 4. Jumlah Sarana dan Prasaran di Desa Batunoni, Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang.

No Sarana dan Prasaran Jumlah (unit)1 Sarana Umun

1. Kantor desa 2. Lapangan sepak bola

11

2 Sarana Pendidikan 1. Taman Kanak-Kanak (TK)2. Sekolah Dasar

1 Buah1 Buah

3 Sarana Keagamaan 1. Mesjid 2. Musollah

3 Buah1 Buah

4 Sarana Transportasi1. Jalan Desa2. Jalan Tani

7 KM5 KM

5 Sarana Kesehatan1. Pustu 2. Posyandu

1 Buah1 Buah

Sumber : Data Primer setelah diolah, 2016

Page 36: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI …

21

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Identitas Responden

Petani responden dalam mengelolah usahataninya dapat menetapkan dan

menentukan alternatif terhadap apa yang ingin diusahakannya, namun demikian

seorang responden tidak terlepas dari beberapa faktor antara lain umur, tingkat

pendidikan, pengalaman berusahatani, jumlah tanggungan keluarga, dan luas

usahatani yang diusahakan.

5.1.1. Umur Responden

Umur seseorang sangat berpengaruh terhadap kemampuan dan sikapnya

dalam mengolah usahatani, baik kemampuan fisik maupun bersifat nonfisik

seperti kemampuan berfikir dalam hal mengambil keputusan. Pada umumnya,

petani yang berumur relatif muda mempunyai daya pikir yang lebih kuat serta

kemampuan fisik dan semangat kerja yang lebih tinggi dibanding petani yang

berumur relatif tua. Kelompok umur responden secara sederhana dapat diamati

pada Tabel 5.

Page 37: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI …

22

Tabel 5. Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Umur di Desa Batunoni, Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang Pada Tahun 2016.

No Kelompok Umur Jumlah Responden (Umur) Persentase (%)

1 20-29 Tahun 11 44

2 30-39 Tahun 11 44

3 40-45 Tahun 2 8

4 46-50 Tahun 1 4

Jumlah 25 100

Sumber : Data Primer Setelah Diolah. 2016.

Dari Tabel 5. di diatas, dapat disimpulkan bahwa kebanyakan responden

tergolong ke dalam usia produktif yaitu pada tingkat umur 20 s/d 45 tahun

sebanyak 24 orang dengan persentase 96 %. Umur rata-rata responden yaitu 35

tahun.

5.1.2. Tingkat Pendidikan

Pada dasarnya, responden dalam penelitian ini telah memiliki dasar

pengetahuan untuk menangkap dan menerapkan IPTEK dalam pengembangan

usahatani bawang merah. Sebagian besar diantara mereka telah mengenyam

pendidikan pada tingkat Sekolah Lanjutan, dan sebagian kecil lainnya hanya

mengenyam pendidikan pada tingkat Sekolah Dasar. Untuk lebih jelasnya, tingkat

pendidikan responden dapat diamati pada Tabel 6.

Page 38: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI …

23

Tabel 6. Tingkat Pendidikan Responden di Desa Batunoni, Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang pada Tahun 2016

No Tingkat Pendidikan Jumlah Responden (orang) Persentase (%)

1 Tingkat SD 5 20

2 Tingkat SLTP 12 48

3 Tingkat SLTA 6 24

4 Tingkat PT 2 8

Jumlah 25 100

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2016.

5.1.3. Jumlah Tanggungan Keluarga

Yang dimaksud dengan tanggungan keluarga responden adalah banyaknya

anggota keuarga yag masih dalam tanggungan kepala keluarga. Semakin banyak

tanggungan kepala keluarga maka semakin besar pula kebutuhan yang diperlukan.

di Desa Batunoni, kebutuhan keluarga merupakan tanggung jawab kepala

keluarga. Namun dalam pemenuhannya, kebutuhan keluarga diusahakan bersama

lewat keja sama anggota keluarga. Jumlah tanggungan keluarga dapat diamati

pada Tabel 7.

Page 39: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI …

24

Tabel 7. Jumlah Tanggungan Keluarga Responden di Desa Batunoni, Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang pada Tahun 2016.

NoJumlah Tanggungan

Keluarga (Jiwa)

Jumlah Responden

(Jiwa)Persentase (%)

1 1-2 15 60

2 3-4 5 20

3 5-6 5 20

Jumlah 25 100

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2016.

Pada Tabel 7. diatas menunjukan bahwa jumlah tanggungan keluarga

responden adalah 1-2 orang tanggungan keluarga sebanyak 15 responden (60%),

3-4 orang tanggungan keluarga sebanyak 5 responden (20%), 5-6 orang

tanggungan keluarga sebanyak 5 responden (20%). Pada tabel diatas menunjukan

banyak tenaga kerja keluarga yang dapat membantu dalam pengembangan

usahatani bawang merah. Rata-rata jumlah tanggungan keluarga responden adalah

3 orang.

5.1.4. Pengalaman Berusahatani

Yang dimaksud dengan pengalaman berusahatani adalah lamanya waktu

yang dilalui/ditempuh oleh petani sejak melakukan proses usahatani yakni

usahatani bawang merah. Pengalaman petani dalam berusahatani di Desa

Batunoni umumnya diperoleh semenjak kecil sebagai kegiatan rutinitas membantu

orang tua mengelolah usahatani. Namun pada penelitian ini pengalaman usahatani

dihitung sejak responden memiliki tanggung jawab penuh terhadap pengolahan

Page 40: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI …

25

usahatani bawang merah. Adapun pengalaman petani responden usahatani bawang

merah di Desa Batunoni dapat di lihat pada Tabel berikut:

Tabel 8. Pengalaman Berusahatani Bawang Merah Responden di Desa Batunoni, Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang Pada Tahun 2016.

NoPengalaman Berusahatani

(Tahun)Jumlah Responden

(orang)Persentase (%)

1 1 – 3 5 20

2 4 – 6 5 20

3 7 – 9 6 24

4 10 9 36

Jumlah 25 100

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2016.

Tabel 8. diatas menunjukan bahwa sebanyak 15 orang atau 60 %

responden di Desa Batunoni telah memiliki pengalaman berusahatani bawang

merah lebih dari 7 tahun (7 – 10 Tahun). Dengan pengalaman yang dimiliki itu,

maka secara teknik para petani telah mengenal kendala yang sering muncul pada

kegiatan usahatani bawang merah, serta memiliki kemampuan mengembangkan

perencanaan strategis untuk menghadapi kendala tersebut, selama kendala yang

dihadapi tersebut bersifat teknik yang masih dibawah kendali para petani.

5.1.5. Luas Lahan Usahatani Bawang Merah

Petani di Desa Batunoni pada umumnya pimilik dan penggarap lahan

pertanian. Lahan pertanian yang digarap oleh para petani untuk usahatani bawang

merah umumnya kurang dari 1 ha. Untuk usahatani bawang merah di Desa

Batunoni, luas lahan yang dikelolah bisa ditaksir berdasarkan banyaknya bibit

Page 41: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI …

26

bawang merah yang dibutuhkan. Biasanya, 1 Kwintal bibit bawang merah dapat

ditanam pada lahan pertanian seluas 0,1 ha. Adapun mengenai luas lahan yang

dikelolah petani bawang merah di Desa Batunoni dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Luas Lahan Usahatani Bawang Merah Responden di Desa Batunoni, Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang Tahun 2016.

No Luas Lahan (ha)Jumlah Responden

(orang)Perentase (%)

1 0,17 – 0,37 11 44

2 0,38 – 0,58 8 32

3 0,59 – 0,79 5 20

4 0,80 – 1,00 1 4

Jumlah 25 100

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2016.

Tabel 9. diatas menunjukkan bahwa luas lahan garapan responden berkisar

antara 0,17 – 1,00 ha. Dari klasifikasi tersebut 11 responden (44 %) memiliki luas

lahan garapan antara 0,17 – 0,37 ha, 8 responden ( 32 %) memiliki luas lahan

garapan antara 0,38 – 0,58 ha, 5 responden (20 %) memiliki luas lahan garapan

antara 0,59 – 0,79 ha, dan 1 responden (4 %) yang memiliki luas lahan garapan

antara 0,80 – 1,00 ha, yang menunjukan bahwa petani bawang merah di Desa

Batunoni tergolong petani sedang.

Page 42: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI …

27

5.2. Produksi dan Pendapatan Usahatani Bawang Merah

5.2.1. Produksi Usahatani Bawang Merah

Jumlah bawang merah yang dihasilkan oleh responden dalam satu musim

panen dapat dinyatakan dalam satuan kg. Peningkatan hasil produksi dapat

dilakukan melalui penggunaan faktor-faktor produksi secara tepat dan terpadu,

efektif serta efisien. Secara normal, penggunaan 1 kg bibit bawang merah dapat

menghasilkan produksi bawang merah sebanyak 10 kg. Jumlah produksi bawang

merah di Desa Batunoni pada musim tanam 2015 dari setiap responden berkisar

antara 1.300 – 7.000kg. Tingkat produksi bawang merah di Desa Batunoni,

Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang pada musim tanam 2015 dapat

dilihat pada Tabel 10,

Tabel 10. Produksi Responden Usahatani Bawang Merah di Desa Batunoni, Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang pada Musim Tanam tahun 2015

NoProduksi Bawang Merah

(Kg)Jumlah Responden

(orang)Persenase (%)

1 1.300 – 2.800 6 24

2 2.801 – 4.302 11 44

3 4.303 – 5.805 6 24

4 5.806 – 7.000 2 8

Jumlah 25 100

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2016.

Berdasarkan Tabel 10. diketahui bahwa jumlah responden yang

memperoleh produksi 1300 – 2800 kg sebanyak 6 orang, yang memperoleh

Page 43: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI …

28

produksi 2801 – 4302 kg sebanyak 11orang, yang memperoleh produksi 4303 –

5805 sebanyak 16 orang dan yang memperoleh produksi 5806 – 7000 sebanyak 2

orang

5.2.2. Harga Produksi Bawang Merah

Harga bawang merah merupakan nilai tukar terhadap produksi bawang

merah yang dihasilkan oleh responden. Harga jual bawang merah di Desa

Batunoni pada musim tanam 2015/2016 berkisar antara Rp 14,500,00 –

17,500,00/kg. Adapun Tabel 11. mengenai harga bawang merah yang dihasilkan

responden di Desa Batunoni, Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang pada

musim tanam 2015

Tabel 11. Harga Bawang Merah Yang Dihasilkan Responden di Desa Batunoni, Kecmatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang Pada Musim Tanam Tahun 2015.

NoHarga Bawang Merah

(Rp)Jumlah Responden

(orang)Persentase

(%)

1 14,500,00 – 15,400,00 4 16

2 15,500,00 – 16,400,00 9 36

3 16,500,00 – 17,500,00 12 48

Jumlah 25 100

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2016.

Dari Tabel 11. diatas memperlihatkan bahwa harga bawang merah antara

Rp 14,500,00 – Rp 15,400,00 memiliki persentase 16% dengan jumlah 4

responden sedangkan harga bawang merah antara Rp 15,500,00 - Rp 16,400,00

memiliki persentase 36% dengan jumlah responden 9 orang dan harga bawang

Page 44: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI …

29

merah antara Rp 18,500,00 – Rp 20,000,00 memiliki persentase paling besar

yaitu 48% dengan jumlah responden 12 orang.

5.2.3. Biaya Usahatani Bawang Merah

Biaya usahatani bawang merah dikeluarkan baik secara langsung maupun

secara tidak langsung yang diukur dengan uang guna membiayai usahatani. Biaya

tersebut dibagi dua kelompok yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap (biaya

variabel).

1. Biaya tetap

Biaya tetap adalah biaya yang besarnya tidak tergantung pada jumlah barang/

produksi bawang merah yang dihasilkan, yaitu:

a. Pajak tanah, yaitu iuran wajib yang harus dibayar oleh petani selaku wajib

pajak atas tanah yang dimilikinya kepada pemerintah setiap tahun

b. Peralatan pertanian, yaitu semua alat yang dipergunakan oleh petani selama

proses produksi berlangsung seperti cangkul, garpu, spayer, tenda dan

sebagainya. Biaya untuk alat pertanian dihitunng berdasarkan biaya

penyusutan, yaitu selisih antara harga perolehan dengan nilai residu yang

kemudian dibagi dengan umur ekonomis dari peralatan tersebut.

Adapun biaya tetap yang dikeluarkan oleh responden pada kegiatan produksi

bawang merah dapat di lihat pada Tabel 12.

Page 45: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI …

30

Tabeb 12. Biaya Tetap Produksi Bawang Merah Di Desa Batunoni, Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang Pada Musim Tanam 2015.

No Uraian Jumlah (Rp) Nilai Rata-Rata (Rp)

1 Peralatan pertanian 34.508.000 1.380.320

2 Pajak 285.500 11.420

Total 34.793.500 1.391.740

Sumber data : Data Primer setelah diolah 2016

2. Biaya tidak tetap (Biaya Variabel)

Biaya variabel dalam penelitian ini adalah biaya yang dikeluarkan oleh

responden bawang merah atas penggunaan:

a. Bibit bawang merah

Jumlah bibit bawang merah yang dibutuhkan oleh petani bawang di Desa

Batunoni sangat tergantung pada harga dan luas lahan pertanian yang

dekelolah.

b. Pupuk.

Penggunaan pupuk pada usahatani bawang merah di Desa Batunoni sangat

tergantung pada tingkat kesuburan tanah dan kondisi pertumbuhan

tanaman, serta keadaan iklim. Sealin itu, kemampuan petani membeli

pupuk terutama jenis pupuk suplemen seperti Phonska, Granole, NPK,

Botani, KNO3, Mutiara, dan Mikrodil, juga menjadi salah satu faktor yang

mempengaruhi tingkat penggunaan pupuk. Adapun pupuk utama yang

Page 46: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI …

31

digunakan oleh petani bawang merah yakni pupuk Urea dan pupuk SP-

36/TSP.

c. Obat-obatan

Jumlah obat-obatan yang dgunakan responden dalam usahatani bawang

merah sangat tergantung pada banyaknya tanaman yang diusahakan serta

kondisi tanaman tersebut, termasuk di dalamnya berupa jenis penyakit dan

hama pada tanaman bawang merah.

d. Tenaga kerja

Tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi bawang merah berasal

dari keluarga dan tenaga kerja upahan. Adapun biaya yang dikeluarkan

untuk tenaga kerja hanya berlaku bagi tenaga krja upahan dengan rata-rata

responden sebesar Rp. 1.424.480

e. Mesin Traktor

Mesin traktor digunakan oleh para responden pada saat pengolahan lahan

pertanian yang akan ditanami bawang merah. Mesin traktor yang digunakan

merupakan responden mesin sewaan. Adapun sewa mesim traktor dihitung

berdasarkan luas lahan responden. Namun, ada pula petani yang

menggunakan mesin traktor sendiri dan keluarga dekat sehingga biaya yang

dikeluarkan hanya sekedar pengganti bensin.

Page 47: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI …

32

f. Pengangkutan/Transportasi

Biaya pengangkutan yang ditanggung oleh responden di Desa Batunoni

yaitu pengangkutan bawang merah dari kebun ke perkampungan/rumah.

Pengangkutan bawang merah dari kebun ke rumah menggunakan jasa

tukang ojek. Adapun sewa untuk jasa tukang ojek sangat tergantung pada

jarak tempuh antara kebun dan rumah serta kondisi jalanan yang di lalui.

g. Tali Rafia

Tali rafia digunakan oleh responden untuk mengikat bawang merah yang

sedang di panen. Selain itu, tali rafia sebagian kecil digunakan pula untuk

mengikat tenda sebagai tempat mengumpulkan dan mengringkan bawang

merah yang telah di panen. Pada kondisi normal, satu ikat tali rafia dapat

digunakan untuk mengikat bawang merah sebanyak 1 kg.

Tabel 13. Biaya Variabel Produksi Bawang Merah Di Desa Batunoni, Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang Pada Musim Tanam Tahun 2015.

No Uraian Jumlah (Rp) Nilai Rata-Rata/responden (Rp)

1. Benih /Bibit 103.825.000 4.153.000

2. Pupuk (Urea,TSP/SP-36,Phonska,

Granole,NPK, Botani, KNO3,

Mutiara, Mikrosil)

40.943.000 1.637.720

3. Obat - obatan 84.800.000 3.431.250

4. Tenaga Kerja 13.550.000 542.000

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2016

Page 48: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI …

33

Dari Tabel 13. di atas dapat dilihat bahwa jumlah biaya benih sebesar Rp.

103.825.000, biaya pupuk sebesar Rp. 40.943.000, biaya obat–obatan sebesar Rp.

84.800.000 dan biaya tenaga kerja sebesar Rp. 13.500.000. Sedangkan rata-rata

biaya/responden yaitu biaya bibit/benih sebesar Rp. 4.153.000, biaya pupuk

sebesar 1.637.720, biaya obat-obatan sebesar Rp. 3.431.250 dan biaya tenaga

kerja sebesar 542.000.

5.2.4. Pendapatan Usahatani Bawang Merah

Pendapatan yang diperoleh responden pada usahatani bawang merah

tergantung pada besarnya penerimaan dan biaya yang dikeluarkan untuk

memperoleh sejumlah produksi. Semakin tinggi penerimaan responden dengan

biaya produksi rendah, maka pendapatan yang diperoleh responden semakin

besar. Untuk memudahkan proses analisis data, maka penerimaan petani akan

dihitung dengan menggunakan harga rata-rata dikalikan dengan jumlah produksi.

Total produksi dari kegiatan usahatani bawang merah di Desa Batunoni,

Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang sebesar 92.500 kg. Dengan demikian

maka analisis pendapatan dapat diuraikan pada Tabel 14.

Page 49: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI …

34

Tabel 14. Pendapatan Rata-Rata Responden Pada Usahatani Bawang Merah Di Desa Batunoni, Kecamata Anggeraja, Kabupaten Enrekang Musim Tanam Tahun 2015.

No Uraian Jumlah (Rp) Nilai Rata-rata(Rp)

1. Penerimaan

Produsi bawang merah (kg)

Harga (Rp/kg)

Penerimaan

92.500 kg

Rp. 1.505.450.000

3.700 kg

16.280

Rp. 60.218.000

2. Baiaya produksi

Biaya tetap

Biaya variabel

Rp. 34.793.500

Rp. 265.180.000

RP. 1.391.740

RP. 10.607.200

3. Pendapatan (∏) Rp. 1.240.270.000 Rp. 49.610.800

Sumber :Data Primer Setelah Diolah, 2016

Dari uraian data di atas, dapat diketahui bahwa dalam satu kali musim

panen ( tahun 2015) para petani mampu menghasilkan produksi bawang merah

sebanyak 92.500 kg dengan harga rata-rata sebesar Rp. 16.280,00 sehingga

diperoleh penerimaan sebesar Rp. 1.505.450.000,- dengan penerimaan rata-rata

sebesar 1.505.450.000: 25 = Rp. 60.218.000,-. Total p yang dikeluarkan selama

kegiatan produksi bawang merah berlangsung sebesar Rp. 265.180.000,- sehingga

biaya rata-rata yang dikeluarkan petani sebesar Rp. 10.607.200,-. Jadi total

pendapatan petani pada kegiatan usahatani bawang merah di Desa Batunoni,

Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang dalam sekali musim panen (tahun

2015) sebesar Rp. 1.240.270.000,-. Adapun jumlah pendapatan rata-rata yang

diterima oleh setiap petani sebesar Rp. 1.240.270.000,- : 25 = Rp. 49.610.800,-.

Page 50: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI …

35

5.3. Perkembangan Luas Lahan Usahatani Bawang Merah

Perkembangan luas lahan usahatani bawang merah dari tahun 2010 – 2014

dapat di lihat pada Tabel 15.

Tabel 15. Perkembangan Luas Lahan Usahatani Bawang Merah Di Desa Batunoni, Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang, Tahun 2010 – 2014.

Tahun Luas Lahan ( HA ) Perkembangan (%)

2010

2011

2012

2013

2014

178

180

181

184

187

-

1,12

0,55

1,66

1,63

Rata-rata 182 1,24

Sumber : Kantor Desa Batunoni, 2016

Berdasarkan Tabel 15. terlihat bahwa luas lahan usahatani bawang merah

dari tahun ke tahun semakin meningkat. Untuk kelayakan usaha jangka panjang,

maka seorang petani harus mampu melihat ke depan sehingga dapat

mempertimbangkan usaha tersebut apakah dapat dipertahankan untuk jangka

panjang ataukah layak untuk sementara waktu saja.

5.4. Analisis Prospek Pengembangan Usahatani Bawang Merah

Page 51: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI …

36

5.4.1. Luas Lahan

Ramalan luas lahan adalah perkiraan secara kuantitatif mengenai tingkat

perkembangan luas lahan untuk pengolahan usahatani bawang merah pada masa-

masa yang akan dating. Untuk mengetahui tingkat perkembangan atau

penambahan luas lahan yang akan datang, maka digunakan analisis Time Series.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 16.

Tabel 16. Analisis Estimasi Luas Lahan Usahatani Bawang Merah Di Desa Batunoni, Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang Tahun 2010 – 2014 (Ha)

TAHUN LUAS LAHAN (Y)(HA)

X X2 XY

2010

2011

2012

2013

2014

178

180

181

184

187

-2

-1

0

1

2

4

1

0

1

4

-356

-180

0

184

374

Jumlah 910 0 10 22

Sumber : Analisis Data Sekunder, 2016

Berdasarkan analisis Time Series untuk usahatani bawang merah pada

lampiran 8, maka dapat diestimasi perkembangan luas lahan pada masa 5 tahun

yang akan datang melalui persamaan berikut:

Y= 182 + 2,2X

Berpatokan pada tahun 2012 dan menggunakan persamaan regresi

tersebut, maka diperoleh luas lahan tahun 2015 – 2019. Ramalan luas lahan

usahatani bawang merah pada tahun 2015 – 2019 dapat dilihat pada tabel 16.

Page 52: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI …

37

Tabel 17. Ramalan Luas Lahan Pada Usahatani Bawang Merah Di Desa Batunoni, Kecamatann Anggeraja, Kabupaten Enrekang, Tahun 2015 -2019.

TAHUN LUAS LAHAN (HA) PERKEMBANGAN LUAS LAHAN (%)

2015

2016

2017

2018

2019

188,60

190,80

193,00

195,20

197,40

0,86

1,17

1,15

1,14

1,13

RATA-RATA 1,09

Sumber : Data Sekunder Setelah Diolah, 2016

Berdasarkan tabel 17. terlihat bahwa ramalan perkembangan luas lahan

usahatani bawang merah di Desa Batunoni untuk lima tahun mendatang

cenderung meningkat dengan rata-rata ramalan perkembangan luas lahan 1.09%.

berdasarkan kriteria luas lahan, menunjukkan bahwa perkembangan usahatani

bawang merah mempunyai prospek yang cerah.

Page 53: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI …

38

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai prospek

pengembangan usahatani bawang merah di Desa Batunoni, Kecamatan Anggeraja,

Kabupaten Enrekang diperoleh kesimpulan bahwa :

Usahatani bawang merah di Desa Batunoni, Kecamatan Anggeraja,

Kabupaten Enrekang layak untuk dikembangkan karena layak memberikan

keuntungan bagi responden, dengan rata-rata pendapatan responden sebesar Rp.

49.610.800,- dalam sekali musim tanam. Usahatani bawang merah di Desa

Batunoni, Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang mempunyai prospek yang

baik untuk dikembangkan di masa yang akan dating apabiala dilihat dari aspek

luas lahan. Ramalan luas lahan di Desa Batunoni, Kecamatan Anggeraja,

Kabupaten Enrekang dari tahun ke tahun terus meningkat.

6.2. Saran .

1. Diharapkan kepada pihak pemerintahan setempat khususnya Dinas

Pertanian agar membantu petani dengan menjaga stabilitas harga bawang

merah, memberikan bantuan modal kepada petani melalui kelompok tani,

serta aktif mengadakan penyuluhan terhadap tanaman bawang merah.

2. Diharapkan kepada pihak petani agar tetap menjaga kualitas produksinya,

membentuk kelompok tani, membuat proposal perihal usahatani bawang

Page 54: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI …

39

merah lewat kelompok tani untuk mengajukan bantuan dan pinjaman

modal, serta meminta kepada pihak memerintah untuk melakukan

penyuluhan pertanian secara rutin.

Page 55: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI …

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2004. Pola Pengembangan Usahatani Bawang Merah, Universitas Hasanuddin. Makassar.

Biro Pusat Statistic, 2013. Sensus Pertanian 2013. Makassar.

Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Enrekang. 2013. Data Produksi Hortikultural. Enrekang.

Kartosapoetra, 1995. Pengantar Produksi Ekonomi Pertanian. Bina Aksara.

Jakarta.

Mubyarto, 1994. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta.

Prayitno, Hadi.1997. Petani Desa dan Kemiskinan. BPFE. Yogyakarta.

Rahayu, Esta. 2004. Mengenal Varietas Unggul dan Cara Budidaya Bawang Merah. Penerbit Swadaya. Jakata.

Rismunandar, 1994. Membudidayakan 5 Jenis Bawang. Sinar Baru. Bandung.

S. Nitisumito, Alex. 1990. Marketing. Graham Indonesia. Jakarta.

Soekartawi, 1990. Teori Ekonomi Produksi Pertanian. Pt. Rajawali Pers. Jakarta.

Sugiharto, 1992. Budidaya Tanaman Bawang Merah. Cv. Aneka Ilmu. Semarang.

Sunardjono, Hendro. 1999. Budidaya Bawang Merah. Sinar Baru. Bandung.

Wibowo, Singgih. 1992. Budidaya Bawang Merah. Penebar Swadaya. Jakarta.

Page 56: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI …

Lampiran 1. Identitas Responden yang Menjalankan Usahatani Bawang Merah di Desa Batunoni, Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang Tahun 2016

No Nama Responden

Umur (Tahun)

Pendidikan Jumlah Tang. Kel.

(Orang)

Pengalaman Usahatani (Tahun)

Luas Lahan

(ha)

1 Ambo’ 37 SLTA 5 7 0,502 Anton 52 SD 5 10 0,493 Lara’ 50 SD 6 10 0,684 Arman 25 SD 1 4 0,535 Nurdin 26 SLTP 2 3 0,336 Herman 37 SLTA 2 8 0,447 Jahuri 40 SLTA 5 10 0,508 Sukur 30 SLTP 2 6 0,309 Cai’ 35 SLTP 3 9 0,7010 Alla 24 SLTP 2 3 0,2011 Ilham 40 SLTA 2 7 0,5512 Ismail 40 SLTA 2 10 0,7013 Jahidin 40 SLTP 3 9 0,7114 Antu 35 SLTP 3 8 0,5215 Sakka 25 SLTP 1 3 0,4916 Aris 27 PT 1 6 0,5917 Suardi 40 SLTP 4 9 0,9718 Hapid 40 SLTP 2 10 0,2919 Sumardin 40 SLTP 4 7 0,3020 Sugiman 30 PT 2 6 0,2021 Irman 22 SLTA 1 2 0,3222 Irfan 28 SD 1 6 0,2123 Nawan 50 SD 5 10 0,2224 Baco 20 SLTP 1 1 0,1725 Umar 30 SLTP 2 8 0,32

Total 863 - 67 172 11,23Rata-rata 35 - 3 7 0,45

Page 57: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI …

Lampiran 2. Distribusi Luas Lahan, Total Produksi, Harga, Dan Nilai produksi Bawang Merah di Desa Batunoni, Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang pada Musim Tanam 2015.

No. Resp

Luas Lahan (Ha)

Total Produksi (Kg)

Harga (Rp/Kg)

Nilai Produksi (Rp)

1 0,50 4.250 16.000 68.000.0002 0,49 3.200 16.000 51.200.0003 0,68 5.100 14.500 73.950.0004 0,53 3.200 15.500 49.600.0005 0,33 2.550 16.000 40.800.0006 0,44 3.600 16.000 57.600.0007 0,50 4.250 16.000 68.000.0008 0,30 3.050 17.000 51.850.0009 0,70 5.500 15.000 82.500.00010 0,20 1.400 17.000 23.800.00011 0,55 5.000 16.000 80.000.00012 0,70 5.950 17.500 104.125.00013 0,71 5.500 15.000 93.500.00014 0,52 5.600 17.000 95.200.00015 0,49 3.700 16.500 61.050.00016 0,59 4.500 17.000 76.500.00017 0,97 7.000 15.000 105.000.00018 029 3.200 17.500 54.400.00019 0,30 3.100 17.500 54.250.00020 0,20 1.950 17.000 33.150.00021 0,32 3.050 17.000 51.850.00022 0,21 1.500 16.000 24.000.00023 0,22 2.000 17.000 34.000.00024 0,17 1.300 16.000 20.800.00025 0,32 3.050 16.500 50.325.000

Total 11,23 92.500 407.000 1.505.450.000Rata2 0,45 3.700 16.280 60.218.000

Page 58: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI …

Lampiran 3. Biaya Tetap Usahatani Bawang Merah di Desa Batunoni, Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang 2015

No. Resp

Luas Lahan (Ha)

Pajak Lahan Penyusutan Alat (Rp)

Jumlah Biaya Tetap

1 0,50 12.000 1.232.000 1.244.0002 0,49 11.000 1.169.000 1.180.0003 0,68 13.000 1.432.000 1.445.0004 0,53 15.000 1.047.000 1.062.0005 0,33 8.000 1.047.000 1.055.0006 0,44 12.500 1.847.000 1.859.5007 0,50 8.000 2.262.000 2.270.0008 0,30 9.000 1.045.000 1.054.0009 0,70 14.000 2.342.000 2.356.00010 0,20 7.000 310.000 317.00011 0,55 13.000 2.232.000 2.245.00012 0,70 13.000 1.426.000 1.475.00013 0,71 10.000 1.432.000 1.442.00014 0,52 13.000 2.232.000 2.245.00015 0,49 11.000 872.000 883.00016 0,59 16.000 1.432.000 1.448.00017 0,97 18.000 2.232.000 2.250.00018 029 3.500 1.847.000 1.854.50019 0,30 8.000 392.000 400.00020 0,20 17.000 1.332.000 1.349.00021 0,32 10.000 1.047.000 1.057.00022 0,21 9.000 112.000 121.00023 0,22 10.000 1.432.000 1.442.00024 0,17 7.500 872.000 879.50025 0,32 13.000 1.847.000 1.860.000

Total 285.500 34.508.000 34.793.500Rata2 11.420 1.380.320 1.391.740

Page 59: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI …

Lampiran 4. Biaya Tetap Usahatani Bawang Merah di Desa Batunoni, Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang 2015

No.Resp

Jumlah Hari Curahan Tenaga Kerja (Hari)

Biaya Curahan Tenaga Kerja (Rp)

1 12 600.0002 15 750.0003 18 900.0004 10 500.0005 10 500.0006 9 450.0007 14 700.0008 10 500.0009 20 1.000.000

10 - -11 17 850.00012 21 1.050.00013 20 1.000.00014 14 700.00015 7 350.00016 15 750.00017 21 1.050.00018 5 250.00019 9 450.00020 - -21 11 550.00022 5 250.00023 1 50.00024 - -25 7 350.000

Total 13.550.000Rata2 542.000

Page 60: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI …

Lampiran 5. Biaya Variabel Responden Usahatani Bawang Merah di Desa Batunoni, Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang 2015

No. Resp

Jenis Biaya VariabelUrea Sp 36 Phonska Granole NPK Botani KNO3 Total Nilai

(Rp)Jmlh (Kg)

Nilai (Rp) Jmlh (Kg)

Nilai (Rp) Jmlh (Kg)

Nilai (Rp)

Jmlh (Kg)

Nilai (Rp)

Jmlh (Kg)

Nilai (Rp)

Jmlh (Kg)

Nilai (Rp)

Jmlh (Kg)

Nilai (Rp)

1 50 85.000 150 375.000 150 375.000 100 430.000 50 360.000 120 240.000 240 480.000 2.260.0002 200 340.000 200 500.000 100 250.000 50 215.000 - - 70 140.000 60 120.000 1.565.0003 200 340.000 200 500.000 - - - - 50 360.000 - - 72 144.000 1.344.0004 200 340.000 150 375.000 100 250.000 - - - - 100 200.000 72 144.000 1.309.0005 150 255.000 150 375.000 50 125.000 - - - - - - - - 755.0006 200 340.000 200 500.000 150 375.000 50 215.000 - - 100 200.000 - - 1.630.0007 300 510.000 200 500.000 200 500.000 100 340.000 - - 200 240.000 120 240.000 2.330.0008 200 340.000 150 375.000 150 375.000 50 215.000 - - - - 120 240.000 1.545.0009 500 850.000 300 750.000 200 500.000 150 645.000 100 720.000 120 240.000 - - 3.705.00010 100 170.000 50 125.000 50 125.000 50 215.000 - - 50 100.000 50 100.000 835.00011 400 680.000 200 500.000 200 500.000 100 430.000 50 360.000 120 240.000 120 240.000 2.950.00012 400 680.000 200 500.000 150 375.000 100 430.000 100 720.000 - - 120 240.000 2.945.00013 200 340.000 150 375.000 50 125.000 50 215.000 - - - - - - 1.055.00014 150 255.000 100 250.000 100 250.000 50 215.000 - - - - - - 970.00015 250 425.000 150 375.000 100 250.000 50 215.000 - - - - 150 300.000 1.565.00016 300 510.000 100 250.000 100 250.000 150 645.000 - - - - 360 720.000 2.375.00017 200 340.000 350 875.000 300 750.000 150 645.000 - - 120 240.000 120 240.000 3.090.00018 100 170.000 100 250.000 50 125.000 50 215.000 - - 100 200.000 - - 960.00019 100 170.000 100 250.000 50 125.000 - - - - 120 240.000 - - 785.00020 100 170.000 100 250.000 50 125.000 50 215.000 - - 70 140.000 60 120.000 1.020.00021 150 255.000 100 250.000 50 125.000 50 215.000 - - 100 200.000 50 100.000 1.145.00022 100 170.000 50 125.000 50 125.000 50 215.000 - - - - 60 120.000 755.00023 200 340.000 100 250.000 100 250.000 50 215.000 - - 120 240.000 120 240.000 1.535.00024 150 170.000 50 125.000 50 125.000 50 215.000 - - 50 100.000 60 120.000 855.00025 200 340.000 100 375.000 100 250.000 50 215.000 - - 120 240.000 120 240.000 1.660.000

Total 40.943.000Rata2 1.637.720

Page 61: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI …

Lampiran 6. Distribusi Nilai Produksi, Biaya, Bibit, Obat-obatan, Tenaga Kerja, dan Pendapatan Bawang Merah di Desa Batunoni, Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang 2015

No. Resp

Nilai Produksi (Rp)

Biaya Produksi

(Rp)

Pemakaian Benih Obat-obatan

Biaya Tenaga KerjaJumlah (Q)(Kg)

Harga (P)(Rp)

Total Biaya (P x Q)

Pengelolahan Lahan

Biaya Pengangkutan

Tali Rapiah

1 46.750.000 2.260.000 500 11.000 5.500.000 3.250.000 1.180.000 752.000 60.0002 35.200.000 1.565.000 500 11.000 5.500.000 3.000.000 1.360.000 550.000 45.0003 48.450.000 1.344.000 700 10.000 7.000.000 3.550.000 780.000 350.000 75.0004 33.600.000 1.309.000 500 9.000 4.500.000 2.300.000 970.000 500.000 60.0005 28.050.000 755.000 300 9.000 2.700.000 2.150.000 620.000 600.000 45.0006 39.600.000 1.630.000 400 10.000 4.000.000 3.150.000 1.000.000 720.000 60.0007 46.750.000 2.330.000 450 9.000 4.050.000 3.300.000 1.660.000 500.000 60.0008 36.600.000 1.545.000 300 10.500 3.150.000 2.400.000 840.000 600.000 45.0009 55.000.000 3.705.000 700 9.000 6.300.000 6.950.000 2.320.000 800.000 90.00010 16.800.000 835.000 150 10.000 1.500.000 1.200.000 150.000 100.000 30.00011 55.000.000 2.950.000 500 10.000 5.000.000 4.800.000 1.600.000 300.000 75.00012 74.375.000 2.945.000 600 9.000 5.400.000 5.200.000 1.800.000 546.000 90.00013 55.000.000 1.055.000 700 10.000 7.000.000 5.000.000 1.630.000 460.000 90.00014 67.200.000 970.000 500 10.500 5.250.000 5.450.000 1.460.000 585.000 90.00015 42.550.000 1.565.000 450 11.500 5.175.000 3.700.000 960.000 259.000 60.00016 54.000.000 2.375.000 600 9.000 5.400.000 5.200.000 1.500.000 400.000 75.00017 70.000.000 3.090.000 900 9.000 8.100.000 7.100.000 2.010.000 700.000 105.00018 40.000.000 960.000 300 10.500 3.150.000 2.400.000 250.000 350.000 45.00019 38.750.000 785.000 300 9.500 2.850.000 3.350.000 440.000 200.000 45.00020 23.400.000 1.020.000 200 9.000 1.800.000 2.000.000 - 150.000 30.00021 36.600.000 1.145.000 300 10.500 3.150.000 2.950.000 1.050.000 400.000 45.00022 16.500.000 755.000 200 10.000 2.000.000 1.500.000 390.000 200.000 30.00023 24.000.000 1.535.000 200 5.000 1.000.000 1.400.000 410.000 150.000 30.00024 14.300.000 855.000 150 11.000 1.650.000 1.050.000 150.000 - 15.00025 35.075.000 1.660.000 300 9.000 2.700.000 2.450.000 810.000 280.000 45.000

Total 1.033.550.000 40.943.000 11.128 242.000 103.825.000 84.800.000 25.340.000 10.452.000 1.440.000Rata2 41.342.000 1.637.720 428 9.860 4.153.000 3.392.000 1.055.833 435.500 57.600

Page 62: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI …

Lampiran 7. Distribusi Total Biaya Variabel, Nilai Produksi dan Pendapatan Responden Usahatani Bawang Merah di Desa Batunoni, Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang 2015

No. Nama Responden

Total Biaya VariabelTotal Benih Total Pupuk Total Obat-

obatanTotal Tenaga

KerjaTotal Biaya

ProduksiNilai Produksi Pendapatan

1 Ambo’ 5.500.000 2.260.000 3.250.000 1.932.000 12.942.000 46.750.000 33.808.0002 Anton 5.500.000 1.565.000 3.000.000 1.910.000 11.975.000 35.200.000 23.225.0003 Lara’ 7.000.000 1.344.000 3.550.000 1.130.000 13.024.000 48.450.000 35.426.0004 Arman 4.500.000 1.309.000 2.300.000 1.470.000 9.579.000 33.600.000 24.021.0005 Nurdin 2.700.000 755.000 2.150.000 1.220.000 6.825. 000 28.050.000 21.225.0006 Herman 4.000.000 1.630.000 3.150.000 1.720.000 10.500.000 39.600.000 29.100.0007 Jahuri 4.050.000 2.330.000 3.300.000 2.160.000 11.840.000 46.750.000 34.910.0008 Sukur 3.150.000 1.545.000 2.400.000 1.440.000 8.535.000 36.600.000 28.065.0009 Cai’ 6.300.000 3.705.000 6.950.000 3.120.000 20.075.000 55.000.000 34.925.00010 Alla 1.500.000 835.000 1.200.000 250.000 3.785.000 16.800.000 13.015.00011 Ilham 5.000.000 2.950.000 4.800.000 1.900.000 14.650.000 55.000.000 40.350.00012 Ismail 5.400.000 2.945.000 5.200.000 2.346.000 15.891.000 74.375.000 58.484.00013 Jahidin 7.000.000 1.055.000 5.000.000 2.090.000 15.145.000 55.000.000 39.855.00014 Antu 5.250.000 970.000 5.450.000 2.045.000 13.715.000 67.200.000 53.485.00015 Sakka 5.175.000 1.565.000 3.700.000 1.219.000 11.659.000 42.550.000 30.891.00016 Aris 5.400.000 2.375.000 5.200.000 1.900.000 14.875.000 54.000.000 39.125.00017 Suardi 8.100.000 3.090.000 7.100.000 2.710.000 21.000.000 70.000.000 49.000.00018 Hapid 3.150.000 960.000 2.400.000 600.000 7.110.000 40.000.000 32.890.00019 Sumardin 2.850.000 785.000 3.350.000 640.000 7.625.000 38.750.000 31.125.00020 Sugiman 1.800.000 1.020.000 2.000.000 150.000 4.970.000 23.400.000 18.430.00021 Irman 3.150.000 1.145.000 2.950.000 1.450.000 8.695.000 36.600.000 27.905.00022 Irfan 2.000.000 755.000 1.500.000 410.000 4.665.000 16.500.000 11.835.00023 Nawan 1.000.000 1.535.000 1.400.000 560.000 4.495.000 24.000.000 19.505.00024 Baco 1.650.000 855.000 1.050.000 150.000 3.705.000 14.300.000 10.595.00025 Umar 2.700.000 1.660.000 2.450.000 1.090.000 7.900.000 35.075.000 27.175.000

Jumlah 103.825.000 40.943.000 84.800.000 35.612.000 265.180.000 1.033.550.000 768.370.000Rata2 4.153.000 1.637.720 3.392.000 1.424.480 10.607.200 41.342.000 30.734.800

Page 63: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI …
Page 64: PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI …

Lampiran 8. Perhitungan Proyeksi Luas Lahan Pada Usahatani Bawang Merah Di Desa Batunoni, Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang.

Tahun Luas Lahan (Y) (Ha)

X X2 XY

20102011201220132014

178180181184187

-2-1012

41014

-356-180

0184374

Jumlah 910 0 10 22

20152016201720182019

188,6*190,8*193*

195,2*197,4*

Catatan : * Data Proyeksi

Rumus : a. = ∑Ү = 910 = 182 n 5

b. = ∑XY = 22 = 2,2 ∑X2 10

Persamaan trend analisis luas lahan :

Y= 182 + 2,2X

Hasil perhitungan proyeksi adalah sebagai berikut:

Y3 = 182 + 2,2(3) = 188,6

Y4 = 182 + 2,2(4) = 190,8

Y5 = 182 + 2,2(5) = 193

Y6 = 182 + 2,2(6) = 195,2

Y7 = 182 + 2,2(7) = 197,4