Page 1
1 | P r o s p e k P a n c a s i l a t e r h a d a p M a s a D e p a n M a h a s i s w a
Prospek Pancasila Terhadap
Masa Depan Mahasiswa
Disusun Oleh:
Tri Ambarsari ( 22020111120012 )
Intan Septiana ( 22020111120015 )
Yunitia Aulianita ( 22020111120016 )
Purwatisari ( 22020111130023 )
Tri Purnaningsih ( 22020111130026 )
Fahmi Sya’rani ( 22020111130029 )
Intan Cahya Alfiana ( 22020111130053 )
Sholikah Dian Pertiwi ( 22020111130062 )
Kristianto Dwi N ( 22020111130078 )
Nur Alifah ( 22020111140106 )
A.11.2
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2012
Page 2
2 | P r o s p e k P a n c a s i l a t e r h a d a p M a s a D e p a n M a h a s i s w a
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pancasila berasal dari kata Panca yang berarti lima dan Sila yang
berarti sendi, atas, dasar atau peraturan tingkah laku yang penting dan
baik. Dengan demikian Pancasila merupakan lima dasar yang berisi
pedoman atau aturan tentang tingkah laku yang penting dan baik
(Muhamad Yamin:1945). Setelah selesai disusun oleh para the founding
fathers di tahun 1945, suatu proses lanjut berupa ideologisasi terhadap
gagasan-gagasan yang terkandung dalam pancasila belum lagi sempat
dilakukan dan dituntaskan. Meski, dalam perjalanan kehidupan sebagai
satu bangsa selama tak kurang dari 63 tahun lamanya, pancasila telah
menghubungkan dan membuat pancasila bangsa ini merasa terikat satu
sama lain. Namun „ikatan‟ itu terutama adalah lebih karena faktor sejarah,
bahwa sejak awal kemerdekaan, pancasila telah dicanangkan dan
diperkenalkan sebagai dasar falsafah dan ideology bangsa. Pancasila
dalam konteks situasi sejarah itu bisa digambarkan sebagai gagasan dasar
dan sebagai konstruksi pemikiran, namun sjarah menunjukkan pula bahwa
pancasila sekaligus juga merupakan sesuatu yang agak terpisah dari
realitas kehidupan masyarakat sehari-hari sebagai satu bangsa merdeka.
Hingga kini, masih selalu muncul persoalan bagaimana pancasila itu
diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari kita, katakanlah sebagai
metode dalam membangun bangsa. Kita telah sepakat dalam suatu
pengharapan bersama bahwa ideology akan menuntun kita ke satu arah.
Akan tetapi, pada sisi lain kitapun ternyata menghadapi kesulitan untuk
menghubungkan ideology bangsa tersebut dengan berbagai problematika
sosial yang nyata.1
Page 3
3 | P r o s p e k P a n c a s i l a t e r h a d a p M a s a D e p a n M a h a s i s w a
Pancasila dapat dikatakan sebagi ideologi pembangunan, berati
pembangunan ikut dalam memberikan pada pemerintah RI kewenangan
dalam mempersiapkan kebijaksanaan dalam wujud cita-cita kehidupan
bangsa melalui pembangunan nasional yang dilakukan dengan penyusunan
kaidah-kaidah atau norma-norma penting dalam penunjang pembangunan
yang sedang dilaksanakan. Pancasila bukan hanya menangani masalah-
masalah dalam percaturan politik (ideology persatuan), melainkan mampu
pula membackup kehidupan pembangunan negara secara menyeluruh.
Sebagai ideology terbuka (ideology pancasila) dalam melihat
perkembangan kemajuan dunia dewasa ini, termasuk kemajuan ilmu
pengetahuan, dan teknologi serta lajunya sarana komunikasi, membuat
dunia seolah menjadi sempit dan kecil sehingga pembangunan akhirnya
tidak terkait ada faktor-faktor yang ada di dalam negeri saja tetapi juga
sangat tergantung pada jaringan politik dunia yang sangat dipengaruhi
kekuatan-kekuatan ekonomi global , antara lain dalam menghadapi
persoalan kemiskinan, kesenjangan sosial, politik, konflik dan terorisme
sehingga kita harus mampu menghadapi segenap tantangan dan hambatan
dalam kehidupan guna dapat memelihara stabiltas nasional utuk
mempersiapakan kehidupan yang layak bagi seluruh rakyat bangsa melalui
pembangunan nasional yang berkesinambungan, disamping juga tetap
menjaga dan mempertahankan identitas dalam ikatan pertahanan nasional
dan timbul dengan persatuan nasional. Mampu bersaing dengan bangsa-
bangsa di dunia. Melalui ideologi terbuka dikembangkan dinamika
kehidupan masyarakat berbangsa, membuka wawasan yang lebih luas
secara kongkrit, serta dapat lebih mudah pemecahan segenap
permasalahan yang timbul dengan penyelesaian secara baik dan lebih
terbuka, dengan berdasarkan atas kesepakatan seluruh masyarakat tanpa
paksaan dari luar.
Historiografi Pancasila didedah Yudi Latif mulai proses
perumusannya pada 1 Juni 1945. Agenda itu menemukan kesatuan
pandang tentang philosophische grondslag (landasan filosofis) atau
Page 4
4 | P r o s p e k P a n c a s i l a t e r h a d a p M a s a D e p a n M a h a s i s w a
weltanschauung yang menurut ikhtisar Soekarno meliputi lima prinsip
dasar kebangsaan. Yaitu kebangsaan Indonesia, internasionalisme atau
perikemanusiaan, mufakat atau demokrasi, kesejahteraan sosial, dan
ketuhanan yang berkebudayaan. Kelima asa itulah yang kemudian
dirumuskan menjadi Pancasila yang disahkan sebagai dasar negara pada
tanggal 18 Agustus 1945.
Dalam diskursus kebangsaan, Pancasila baik sebagai filsafat dasar
maupun cita-cita bangsa merupakan konsepsi final. Berbagai fase
konseptualisasi Pancasila, mulai pembuahan, perumusan dan pengesahan,
melibatkan partisipasi berbagai unsur golongan. Sehingga Pancasila adalah
sebuah kreasi bersama dan milik bangsa bersama-sama. Karya bersama ini
menjadi dasar statis pemersatu bangsa Indonesia, sekaligus mengatasi
kepentingan kelompok-kelompok yang ada. Pancasila, seperti dikatakan
Soekarno adalah leistar atau bintang penuntun yang dinamis dan
benderang untuk mengarahkan bangsa dalam mencapai tujuannya.
Pancasila adalah sumber jati diri, kepribadian, moralitas, dan jalan
keselamatan bangsa.
Pancasila lahir dalam situasi kulminasi kolonialisme-imperialisme.
Sebagai limpahan cita-cita kedaulatan rakyat, Pancasila memiliki jangkar
kuat dalam sejarah politik Indonesia. Bersumber dari tradisi musyawarah
masyarakat desa, semangat kesedarajatan, persaudaraan dan
permusyawaratan Islam, serta gagasan emansipasi-demokrasi Barat,
Pancasila adalah wujud penyatuan kehendak untuk membebaskan bangsa
dari represi politik dan ekonomi kolonialisme-kapitalisme (hlm 468).
Prinsip keadilan di dalam Pancasila merupakan nukleus moral dari
ketuhanan, perikemanusiaan, persatuan, dan kedaulatan rakyat. Keadilan
mencakup imperasi terhadap prinsip-prinsip tersebut, sekaligus penegas
orientasi dan visi paripurna NKRI. Kemartabatan bangsa terletak pada
kemampuannya untuk mendistribusikan keadilan bagi seluruh warga
negaranya.
Page 5
5 | P r o s p e k P a n c a s i l a t e r h a d a p M a s a D e p a n M a h a s i s w a
Pesimisme berbangsa perlu dilawan dengan penghayatan
menyeluruh atas nilai-nilai Pancasila. Pancasila musti bergerak dari
idealitas ke realitas. Semangat membumikan Pancasila harus melalui
teladan dari penyelenggara Negara. Nilai-nilai Pancasila harus
diaktualisasikan dalam laku adil sejak dalam merumuskan kebijakan,
menjunjung tinggi hukum, solidaritas politik nirkorupsi, serta obsesi
keadilan dan kesejahteraan bersama. 2
Page 6
6 | P r o s p e k P a n c a s i l a t e r h a d a p M a s a D e p a n M a h a s i s w a
DAFTAR PUSTAKA
1. http://Sociopolitical.wordpress.com.html. Diakses tanggal 28 Juni
2012
2. http://kalam-putih.blogspot.com/2011/08/sejarah-pancasila-masa-depan-
indonesia.html. diakses 28 Juni 2012
Page 7
7 | P r o s p e k P a n c a s i l a t e r h a d a p M a s a D e p a n M a h a s i s w a
BAB 2
ISI
2.1 Problematika Pancasila
Pancasila adalah ideologi dasar bangsa Indonesia. Pancasila
merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara
bagi seluruh rakyat Indonesia. Lima sendi utama penyusun Pancasila
adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab,
persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia, dan tercantum pada paragraf ke-4 Preambule
(Pembukaan) Undang-undang Dasar 1945.1
Seiring perkembangan jaman dan teknologi, munculah berbagai persoalan
yang menyangkut keberadaan pancasila sebagai dasar negara. Dibawah ini
merupakan problematika pancasila saat ini.
2.1.1 Krisis Kepemimpinan
Para pejabat negara yang seharusnya lebih memberikan teladan
dalam mengamalkan Pancasila, namun yang terjadi justru sebaliknya.
Pelanggaran nilai – nilai Pancasila kerap terjadi di kalangan pejabat
negara. Korupsi adalah salah satu cerminan pelanggaran nilai – nilai
Pancasila yang dilakukan para oknum pejabat. Begitu banyak kasus
korupsi yang terjadi di negeri ini, mulai dari kasus – kasus besar seperti
kasus Bank Century yang merugikan uang Negara triliunan rupiah, kasus
Gayus Tambunan yang melahap uang pajak dari rakyat, kasus Nazarudin,
kasus BLBI, kasus Nunun Nurbaeti dan begitu banyak kasus korupsi
lainnya. Padahal jika kita lihat sila kelima Pancasila, yaitu keadilan sosial
Page 8
8 | P r o s p e k P a n c a s i l a t e r h a d a p M a s a D e p a n M a h a s i s w a
bagi seluruh rakyat Indonesia, seharusnya pejabat Negara lebih
mengedepankan kepentingan rakyat untuk kesejahteraan seluruh rakyat
Indonesia. Tapi betapa bejadnya para pejabat kita yang hanya
mementingkan kepentingan pribadi dan golongan, memperkaya diri
sendiri, tak peduli jutaan rakyat Indonesia yang masih kelaparan.
Cerminan lain hilangnya Pancasila di sendi kehidupan para pejabat kita
adalah kesewenang-wenangan dan ketidakadilan. Kasus terbaru yang
mengiris hati kita yang di alami seorang anak berusia 15 tahun di Palu
yang mencuri sandal berharga 35.000 milik seorang anggota polisi. Anak
tersebut dimejahijaukan dan dinyatakan bersalah serta diancam hukuman 5
tahun. Coba bayangkan, mencuri sandal diancam hukuman 5 tahun tapi
para koruptor yang mencuri uang rakyat miliaran rupiah hanya dijatuhi
hukuman beberapa bulan saja, dan tidak hanya itu, para koruptor masih
dapat menikmati kemewahan di dalam penjara. Keadilan di negeri ini
hanya tajam ke bawah tapi masih tumpul ke atas. Pengadilan begitu
tegasnya jika menghadapi rakyat kecil namun jika berhadapan dengan para
pejabat, orang besar, keadilan begitu mudahnya dipermainkan. Kasus
terakhir yang sangat menyedihkan adalah kasus bentrok di Bima.
Masyarakat Bima memprotes adanya tambang di daerah mereka yang
dirasa mengancam lingkungan, polisi mengerahkan anggotanya untuk
membubarkan warga, begitu beringasnya polisi membubarkan warga
dengan senjata yang berujung tewasnya 2 orang dan melukai puluhan
orang. Polisi yang seharusnya melindungi masyarakat namun yang terjadi
malah polisi seakan menganggap masyarakat musuh negeri yang harus
dilenyapkan.
2.1.2 Kekerasan dalam Masyarakat
Hilangnya nilai – nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa juga
terjadi dalam kehidupan rakyat biasa. Semakin maraknya bentrokan antar
warga, antar suku yang seringkali hanya dilatarbelakangi masalah kecil.
Page 9
9 | P r o s p e k P a n c a s i l a t e r h a d a p M a s a D e p a n M a h a s i s w a
Kekerasan atas nama agama semakin marak terjadi di negeri ini,
kerukunan antar umat beragama yang terkandung dalam Pancasila sudah
tidak lagi diamalkan bangsa ini. Belum lagi moral pelajar negeri ini yang
seringkali tawuran. Aspirasi mahasiswa dalam demo juga sering
diwujudkan dengan tindakan kekerasan, seperti membakar ban di tengah
jalan, memblokade jalan, menghadang bahkan membakar kendaraan yang
lewat. Seakan sudah hilang citra masyarakat Indonesia yang terkenal
ramah tamah.
2.1.3 Ideologi Baru
Pancasila. Berulangkali dengan berbagai cara dan tujuan, Pancasila
ingin dirobohkan, ingin diganti. Dua kekuatan atau ideologi yang
menorehkan sejarah tentang penggantian Pancasila ini adalah komunis dan
Islam. Pada Tahun 1965 terlepas dari polemic G30S PKI yang masih
menyimpan misteri, PKI adalah salah satu lembaga yang menamakan diri
sebagai partai yang ingin mengganti dasar Negara yaitu pancasila dengan
dasar Negara komunis. Cita-cita komunis ini untungnya kandas sebelum
berkembang, PKI juga sudah dihapuskan dari Indonesia dan dinyatakan
sebagai organisasi terlarang. Selain itu, Sejak dulu sampai sekarang,
golongan Islam Fundamentalis masih ingin mengganti dasar Negara itu
dengan syariat Islam. Namun sampai sejauh ini, Negara Kesatuan
Republik Indonesia masih tetap bertahan, walau kita tidak tahu sampai
kapan itu akan bertahan.1
2.1.4 Titik Jenuh Proses Sosialisasi ( Pendidikan Pancasila)
Titik jenuh dalam proses sosialisasi di sini maksudnya adalah
kejenuhan atau kebosanan yang mulai dirasakan oleh masyarakat
khususnya para pelajar dan mahasiswa terhadap system sosialisasi
Page 10
10 | P r o s p e k P a n c a s i l a t e r h a d a p M a s a D e p a n M a h a s i s w a
pancasila ( pendidikan pancasila ) yang dianggap monoton, dan begitu-
begitu saja.
Pendidikan Pancasila seharusnya diyakini dapat menjadi sarana
penanaman nilai-nilai hidup bersama dalam keberagaman. Namun dengan
tereduksinya pendidikan Pancasila, telah membawa dampak buruk
terhadap pemahaman guru dan siswa tentang bagaimana hidup dalam
masyarakat multikulural. Terpinggirnya pendidikan Pancasila tak bisa
dilepaskan dari persoalan guru. kemampuan guru pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan secara umum masih sangat terbatas. Hal itu ditandai
dengan penguasaan pengetahuan umum, pengetahuan tentang subjek yang
diajarkan, dan keterampilan mengajar yang rendah, membuat manuver
guru di dalam kelas menjadi semakin terbatas. Selain itu, pemerintah dan
birokrasi pendidikan terlalu banyak melakukan tindakan yang cenderung
merampas hak guru. Otoritas atau hak yang sempit itulah, yang akhirnya
memaksa para guru mengikuti secara kaku kurikulum resmi yang begitu
padat. Itulah sebabnya Pembelajaran Pancasila dan Kewarganegaraan
sangat miskin kreativitas dan inovasi, serta dijejali dengan materi hapalan.2
Metode pembelajaran Pancasila dan Kewarganegaraan saat ini juga
terlalu konvensional, yaitu masih menggunakan metode ceramah,
menyalin dan mencatat, serta mengerjakan soal-soal yang sangat banyak
yang bisanya ada di lembar kerja siswa (LKS). Bahkan di banyak sekolah,
para pengajar pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan bukanlah guru
yang dididik langsung tentang nilai-nilai pancasila, tapi guru yang ahli
dibidang lain. Misalnya, di sebuah sekolah yang kekurangan guru, seorang
guru yang keahliannya di bidang Bahasa Indonesia dipaksa untuk
mengajarkan pendidikan pancasila dan kewarganegaraan. Padahal guru
yang dibutuhkan dalam pendidikan pancasila ini adalah guru-guru yang
memiliki pengetahuan luas serta pemikiran yang tidak terbatas, guru-guru
seperti itulah yang nantinya mampu memberikan pembelajaran pancasila
yang kreatif dan mengasah daya kritis para pelajar.2
Page 11
11 | P r o s p e k P a n c a s i l a t e r h a d a p M a s a D e p a n M a h a s i s w a
Selain masalah pembelajaran pancasila yang monoton, hanya
sekedar hafalan, dan juga guru-gurunya yang bisa dikatakan masih
menggunakan metode konvensional, pendidikan pancasila saat ini mulai
terpinggirkan. Bahkan, saat ini Pendidikan kewarganegaraan sangat rentan
dimanipulasi oleh kekuatan penguasa untuk melanggengkan
kekuasaannya.3 Kerawanan itu terlihat dengan jelas dari perubahan
kebijakan pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dari waktu ke
waktu yang lebih merefleksikan kemauan dan kepentingan pihak berkuasa.
Misalnya, dengan terkonsolidasinya kekuatan Orde Baru, kepentingan dan
tafsir kekuasaan atas Pancasila mempengaruhi pendidikan
kewarganegaraan yang kemudian mengubahnya dengan nama Pendidikan
Moral Pancasila (PMP). Mata pelajaran tersebut baru ditinjau kembali
setelah berlangsung hampir 20 tahun lamanya. Perubahan itu terjadi dalam
kurikulum 1994 dengan mengintegrasikan pendidikan Pancasila dan
pendidikan kewarganegaraan di bawah mata pelajaran Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn).4 Setelah Orde Baru, pendidikan
Pancasila mulai kehilangan gaungnya. Bahkan, pada 2004, kata Pancasila
dihilangkan dari mata pelajaran tersebut sehingga menjadi Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn). Padahal apabila ditinjau kembali, Perubahan itu
tidak mengubah signifikan karakter pendidikan Pancasila dan
kewarganegaraan yang bias akan kekuasaan, bahkan hal ini menonjolkan
tafsir rezim yang berkuasa, tidak menarik, dan formalistik.3
Apabila kita membahas lagi tentang hubungan pemerintah dengan
pendidikan pancasila. Poin tentang hal ini adalah pada masa pemerintahan
orde baru, bahkan para ahli pun menyebutkan tentang hal tersebut.
Purwadi menyebutkan bahwa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
acapkali digunakan oleh penguasa sebagai alat indoktrinasi politik.
Pendapat yang hampir sama juga dilontarkan oleh Muchson, AR yang
menuturkan bahwa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan telah
berfungsi sebagai alat penguasa untuk melanggengkan kekuasaannya.
Kritikan yang tidak kalah pedas juga dilontarkan oleh Listiyono Santoso
Page 12
12 | P r o s p e k P a n c a s i l a t e r h a d a p M a s a D e p a n M a h a s i s w a
yang mengemukakan bahwa Pendidikan Pancasila yang berjalan selama
ini terlalu idealis, utopis, indoktrinatif, statis, monoton, penuh
pengulangan, dan sarat dengan kepentingan penguasa. Lebih lanjut
menurutnya, Pendidikan Pancasila hanya menghasilkan orang-orang yang
pintar menghafal, namun tidak mengimplementasikan.4
Rekayasa yang dilakukan oleh Pemerintah Orde Baru terhadap
(Pendidikan) Pancasila melahirkan dampak yang tidak terbayangkan.
Selain gagal memaksa rakyat Indonesia melupakan Soekarno,
pemerintahan Soeharto melahirkan trauma kolektif atas politisasi
Pancasila. “Kapok massal” tersebut melahirkan gugatan depolitisasi.
Pancasila dipersoalkan secara formal kendatipun secara substantif
merupakan konstruksi ideal filosofis sebagai ideologi Negara.5
Trauma kolektif atas politisasi (Pendidikan) Pancasila ini berlanjut
hingga era reformasi. Banyak pihak termasuk pemerintah setelah rezim
Orde Baru takut dan alergi dengan (Pendidikan) Pancasila. Akibatnya,
alih-alih merekonstruksinya, Pendidikan Pancasila justru ditendang dari
Sistem Pendidikan Nasional. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas), Pendidikan
Pancasila tidak lagi menjadi mata pelajaran/kuliah tersendiri. Pendidikan
Pancasila terintegrasi dalam mata pelajaran/kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan. Pendidikan Pancasila hanya mendapatkan porsi yang
sedikit. Materi Pendidikan Kewarganegaraan dalam praktiknya pun lebih
banyak menekankan hal-hal yang menyangkut kewarganegaraan
dibanding pengajaran dan pengimplementasian nilai-nilai Pancasila itu
sendiri. Akibatnya, Pancasila yang sarat dengan nilai-nilai adiluhung tidak
banyak tersentuh oleh Pendidikan Kewarganegaraan. Pendidikan
Kewarganegaraan lebih banyak berbicara tentang hakikat negara dan
bentuk-bentuk kenegaraan, sistem hukum dan peradilan nasional, hak asasi
manusia (HAM), pemberantasan korupsi, serta kedudukan warga negara.6
Penghapusan Pendidikan Pancasila dari Sistem Pendidikan
Nasional menimbulkan pertanyaan sekaligus kecurigaan oleh banyak
Page 13
13 | P r o s p e k P a n c a s i l a t e r h a d a p M a s a D e p a n M a h a s i s w a
kalangan. Penghilangan kata Pancasila merupakan tanda semakin
terpinggirkannya pendidikan Pancasila di bangku sekolah ataupun
perguruan tinggi. Apabila dinilai lebih lanjut lagi, saat ini jarang ditemui
para pelajar ataupun mahasiswa tidak hapal, apalagi memahami pengertian
yang terkandung dalam Pancasila. Pancasila sebagai ideologi dan dasar
negara harusnya tidak layak dikurangi atau bahkan dihilangkan walaupun
itu hanya sebatas nama sebuah mata ajar.6
Dalam hal kurikulum saja, pendidikan pancasila di sekolah baik
dari SD sampai SMA masih sangat kurang. Di tingkat SD misalnya, materi
Pancasila dalam pendidikan kewarganeraan diajarkan di kelas 2 dan 6
dengan porsi kecil. Di SMP diajarkan di kelas VIII, sedangkan di SMA di
kelas XII. Materi pendidikan kewarganegaraan yang disajikan di sekolah
juga dinilai memberatkan. Di jenjang SD saja para siswanya sudah
dikenalkan soal ketatanegaraan. Padahal, semestinya di jenjang inilah
pendidikan Pancasila sangat pas diterapkan, hal ini bertujuan untuk
membangun karakter anak bangsa sejak dini. Tidak hanya itu saja, bahkan
di jenjang SMP dan SMA materi yang ada dalam pendidikan
kewarganegaraan seakan-akan hendak menjadikan siswa SMP dan SMA
sebagai ahli tata negara. Padahal, Semestinya di jenjang ini, siswa
diajarkan untuk menjadi warga negara yang bertanggung jawab, aktif, dan
kritis dalam menyikapi situasi sosial dan kewarganegaraan, sehingga nilai-
nila yang terkandung dalam pancasila bisa benar-benar meresap dalam hati
mereka untuk diterapkan dalam kehidupan mereka.7
Menurut Mudjia Rahardjo (2011), dihapuskannya Pendidikan
Pancasila dari Sistem Pendidikan Nasional berimplikasi pada merosotnya
karakter bangsa sehingga menimbulkan anomali dan anarkhisme. Lebih
lanjut menurutnya, dihapuskannya pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan menjadi hanya Pendidikan Kewarganegaraan di semua
jenjang pendidikan membawa konsekuensi ditinggalkannya nilai-nilai
luhur yang selama ini melekat pada bangsa ini seperti toleransi beragama,
gotong royong, dan musyawarah. Padahal, nilai-nilai itu sangat dibutuhkan
Page 14
14 | P r o s p e k P a n c a s i l a t e r h a d a p M a s a D e p a n M a h a s i s w a
sebagai fondasi bangsa. Akibat kebijakan tersebut, kini para pendidik
mengeluh karena sulitnya menanamkan nilai-nilai tersebut dan dianggap
sesuatu yang basi. Penanaman nilai-nilai ternyata tidak dapat diperoleh
dari pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Sebab, ternyata
pelajaran/mata kuliah tersebut lebih banyak hafalan dan sekadar
menambah pengetahuan.3
Page 15
15 | P r o s p e k P a n c a s i l a t e r h a d a p M a s a D e p a n M a h a s i s w a
DAFTAR PUSTAKA
1. Lamtarida Simbolon. “Rapuhnya Pancasila.”.
http://lumensophie.blogspot.com/2011/07/rapuhnya-pancasila.html.
diakses 25 Juni 2012.
2. http://edukasi.kompas.com/read/2012/06/01/08493576/Pendidikan.Pancasi
la.Jangan.Cuma.Hapalan. diakses 25 juni 2012
3. Rahardjo, Mudjia. 2011. “Runtuhnya Karakter Bangsa dan Urgensi
Pendidikan Pancasila”, (http://mudjiarahardjo.com/artikel/337-runtuhnya-
karakter-ba ngsa-dan- urgensi-pendidikan-pancasila.html). diakses 26 Juni
2012.
4. Muchson, AR. 2003. “Pendidikan Kewarganegaraan Paradigma Baru”.
Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional bertajuk “Paradigma Baru
Kewarganegaraan Indonesia”, yang diselenggarakan oleh Universitas
Sebelas Maret (UNS) Surakarta pada 22 Maret 2003
5. http://edukasi.kompas.com/read/2012/05/31/1624598/Hapus.Rekayasa.La
hirnya.Pancasila.Dalam.Kurikulum. diakses 27 Juni 2012.
6. http://edukasi.kompas.com/read/2011/06/24/16163341/Kembalikan.Pendi
dikan.Pancasila. diakses 25 Juni 2012.
7. http://edukasi.kompas.com/read/2012/05/31/1916552/Pengabaian.Pendidi
kan.Pancasila.Berdampak.Buruk. diakses 27 Juni 2012
Page 16
16 | P r o s p e k P a n c a s i l a t e r h a d a p M a s a D e p a n M a h a s i s w a
2.2 Solusi Masa Depan Pancasila
2.2.1 Resosialisasi Pancasila
Resosialisasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
pemasyarakatan kembali. Dalam hal ini, berarti pengenalan kembali nilai-
nilai Pancasila kepada masyarakat luas.1
Pancasila diambil dari Bahasa Sansekerta, yaitu Panca yang berarti
lima dan sila yang berarti prinsip atau asas. Jadi, Pancasila dapat diartikan
sebagai lima rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara
bagi seluruh rakyat Indonesia. Ada pun 5 sila yang terdapat dalam
Pancasila adalah:
1. Ketuhanan yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan
permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Langkah-langkah dalam pemasyarakatan Pancasila adalah:
1. Selektif terhadap pengaruh dari globalisasi dalam segala bidang yang
masuk ke Indonesia.
2. Menumbuhkan semangat nasionalisme pada bangsa Indonesia. Contohnya
adalah dengan menghargai, mendukung dan membeli produk-produk lokal
yang diproduksi sendiri oleh bangsa Indonesia.
3. Menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila pada diri bangsa
Indonesia.
4. Memahami dan menerapkan bahwa Pancasila sebagai dasar dan ideologi
yang merupakan filter bagi masuknya budaya luar ke Indonesia.
5. Menerapkan dan menegakkan hukum secara tegas dan seadil-adilnya.
6. Menerapkan pasal 32 UUD 1945 yang berbunyi:
Page 17
17 | P r o s p e k P a n c a s i l a t e r h a d a p M a s a D e p a n M a h a s i s w a
(1) Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah
peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam
memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya.
(2) Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai
kekayaan budaya nasional.
7. Memperteguh agama dan ajarannya sebagai sumber moral dan pedoman
hidup manusia.
8. Kerja sama pemerintah dengan para tokoh agama, para pendidik, badan
sensor, produsen, media cetak dan elektronik yang memberikan contoh
terhadap pemahaman nilai–nilai Pancasila serta adanya dukungan
masyarakat sendiri.
9. Dalam bidang pendidikan, para pendidik memberikan pelajaran
pendidikan Pancasila / pendidikan kewarganegaraan, tidak hanya dalam
segi kognitifnya melainkan juga menerapkan dalam kegiatan yang
mengarah kepada afektif peserta didik.5
2.2.2 Low Enforcement
Dalam kehidupan sosial, terdapat norma-norma yang mengatur
kehidupan manusia. Norma adalah kaidah atau aturan yang disepakati dan
memberi pedoman tingkah laku bagi masyarakat dalam mewujudkan
sesuatu yang dianggap baik, benar, dan diinginkan.
Norma dapat berwujud perintah dan larangan. Perintah merupakan
kewajiban bagi seseorang untuk berbuat sesuatu yang dipandang baik.
Sedangkan larangan adalah kewajiban bagi seseorang untuk tidak berbuat
atau menjauhi sesuatu yang akibatnya dipandang tidak baik. 2
Page 18
18 | P r o s p e k P a n c a s i l a t e r h a d a p M a s a D e p a n M a h a s i s w a
Norma-norma yang berlaku di masyarakat Indonesia:
1. Norma Agama
Norma agama adalah petunjuk hidup yang berasala dari Tuhan yang Maha
Esa dan berisi perintah, larangan, atau anjuran-anjuran. Norma agama
mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan dan manusia dengan
manusia. Sanksi bagi pelanggar norma agama tidak langsung menerima
sanksi-nya di dunia, tapi di akhirat.
Contoh :
- Membayar zakat tepat pada waktunya bagi penganut agama islam
- Menjalani Perintah Tuhan Yang Maha Esa
- Menjauhi apa-apa yang dilarang oleh agama
2. Norma Kesusilaan
Norma kesusilaan adalah aturan yang bersumber dari hati nurani manusia
tentang baik buruknya suatu perbuatan. Sanksi jika melanggar norma ini
adalah perasaan bersalah, cemas, malu dan perasaan kesal dalam hati.
3. Norma Kesopanan
Norma kesopanan merupakan sebuah norma yang bertujuan untuk
mencapai keharmonisan hidup bersama (pleasant living together). Norma
ini timbul karena pergaulan yang ada di masyarakat dan diikuti serta
ditaati sebagai pedoman yang mengatur tingkah laku manusia yang satu
dengan yang lainnya. Sanksi pelanggaran norma ini adalah dikucilkan oleh
masyarakat.
Contoh-contoh norma kesopanan ialah:
a. Menghormati orang yang lebih tua.
b. Menerima sesuatu selalu dengan tangan kanan.
c. Tidak berkata-kata kotor, kasar, dan sombong.
Page 19
19 | P r o s p e k P a n c a s i l a t e r h a d a p M a s a D e p a n M a h a s i s w a
d. Tidak meludah di sembarang tempat.
e. Tidak menyela pembicaraan.
4. Norma Hukum
Norma ini bertujuan untuk mencapai kedamaian hidup bersama (peaceful
living together). Norma hukum merupakan aturan-aturan yang bersumber
atau dibuat oleh lembaha negara yang berwenang. Norma ini bersifat
mengikat dan memaksa. Negara memiliki kekuasaan untuk memaksakan
aturan-aturan hukum agar dipatuhi dan bagi siapa saja yang bertindak
melawan hukum dapat diancam dan dijatuhi hukuman tertentu. Sanksi dari
norma hukum bersifat tegas dan nyata.3
Pada dasarnya, hukum di Indonesia dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Law in book
Adalah hukum yang sengaja dibuat oleh badan permusyawaratan dan
badan perwakilan yang berwenang. Bentuk hukum tertulis bisa berupa:
a) Peraturan perundang-undangan
b) Peraturan kebijakan
c) Hukum adat yang dituliskan
2. Law in society
Merupakan hukum yang bersumber dari kebiasaan-kebiasaan yang
dijadikan sebagai sumber hukum (konvensi) yang berlaku dalam suatu
masyarakat serta diterima oleh rakyat sebagai hukum yang berlaku.
Sedangkan bentuk tidak tertulis dapat berupa:
a) Simbol
b) Lambang
c) Gerakan yang masih bisa ditangkap dengan panca indera
d) Tradisi 4
Page 20
20 | P r o s p e k P a n c a s i l a t e r h a d a p M a s a D e p a n M a h a s i s w a
Hukum tidak tertulis dalam bentuk simbol biasanya mudah
ditemukan pada masyarakat adat. Misalnya tanda sasi yang dibuat dengan
janur kuning yang melambangkan larangan atau pembolehan untuk
memanfaatkan sumber daya alam tertentu.
Menegakkan kembali Pancasila seharusnya dengan cara yang
sesuai dengan Pancasila. Banyak orang ingin menuju perdamaian melalui
perang, padahal mencari damai harus melalui jalan damai. Untuk
perdamaian kita harus siap untuk berdamai. Begitu pula untuk membela
dan menegakkan Pancasila haruslah dengan sila-silanya sendiri.
Membela Pancasila dengan jalan menegakkan hukum harus
didasari dari hati dan perasaan takut kepada Tuhan. Menegakkan hukum
harus dengan berlaku jujur dalam praktek demokrasi, adil dalam
perwakilan berdasarkan jumlah suara (jiwa), memberi kesempatan berbeda
pendapat, dan peluang untuk penggantian kepemimpinan secara berkala,
menentukan alokasi sumber daya (anggaran) oleh wakil-wakil yang
bertanggung jawab dan tidak didikte dari atas atau oleh pikiran prgamatis
sesaat, dan dengan pertanggungan jawab yang pantas kepada yang
memilih.
Menegakkan kembali Pancasila harus dengan menjauhi
kolonialisme internal, berdiri di atas keadilan dalam mengelola sumber
daya alam, di atas hukum yang melindungi.
Page 21
21 | P r o s p e k P a n c a s i l a t e r h a d a p M a s a D e p a n M a h a s i s w a
DAFTAR PUSTAKA
1. Alwi, Hasan. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
2. Abdulkarim, Aim. Pendidikan Kewarganegaraan: Membangun Warga
Negara yang Demokratis. Jakarta: Grafindo.
3. Nurdiaman, Aa. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan: Kecakapan
Berbangsa dan Bernegara. Bandung: Pribumi Mekar.
4. Tim Guru Indonesia. 2011. Target Nilai Rapor 10: Kupas Habis Semua
Pelajaran SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Wahyu Media.
5. Jacob, T. Tahun-Tahun yang Sulit: Mari Mencintai Indonesia. Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia.
Page 22
22 | P r o s p e k P a n c a s i l a t e r h a d a p M a s a D e p a n M a h a s i s w a
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Dengan pembuatan buku ini, dapat disimpulkan:
a. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan
bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.
b. Resosialisasi Pancasila dapat menumbuhkan dan mengenalkan kembali
nilai-nilai pancasila kepada rakyat Indonesia
c. Untuk mengatasi problematika pancasila warga Indonesia harus lebih
mengenal dan mengamalkan pancasila.
4.2 Saran
Saran-saran ditujukan bagimahasiswa dan seluruh rakyat Indonesia:
a. Lebih menumbuhkan semangat nasionalisme.
b. Menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai pancasila.
c. Memahami dan menerapkan bahwa pancasila sebagai ideologi yang
merupakan filter bagi masuknya budaya asing.
Page 23
23 | P r o s p e k P a n c a s i l a t e r h a d a p M a s a D e p a n M a h a s i s w a
DAFTAR PUSTAKA
1. Alwi, Hasan. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
2. Abdulkarim, Aim. Pendidikan Kewarganegaraan: Membangun Warga
Negara yang Demokratis. Jakarta: Grafindo.
3. Nurdiaman, Aa. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan: Kecakapan Berbangsa
dan Bernegara. Bandung: Pribumi Mekar.
4. Tim Guru Indonesia. 2011. Target Nilai Rapor 10: Kupas Habis Semua
Pelajaran SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Wahyu Media.
5. Jacob, T. Tahun-Tahun yang Sulit: Mari Mencintai Indonesia. Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia.
6. Muchson, AR. 2003. “Pendidikan Kewarganegaraan Paradigma Baru”.
Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional bertajuk “Paradigma Baru
Kewarganegaraan Indonesia”, yang diselenggarakan oleh Universitas Sebelas
Maret (UNS) Surakarta pada 22 Maret 2003
7. http://Sociopolitical.wordpress.com, diakses tanggal 24 Juni 2012.
8. Lamtarida Simbolon. “Rapuhnya Pancasila.”.
http://lumensophie.blogspot.com/2011/07/rapuhnya-pancasila.html. diakses 25
Juni 2012.
9. http://edukasi.kompas.com/read/2012/06/01/08493576/Pendidikan.Pancasila.J
angan.Cuma.Hapalan. diakses 25 juni 2012
10. Rahardjo, Mudjia. 2011. “Runtuhnya Karakter Bangsa dan Urgensi
Pendidikan Pancasila”, (http://mudjiarahardjo.com/artikel/337-runtuhnya-
karakter-ba ngsa-dan- urgensi-pendidikan-pancasila.html). diakses 26 Juni
2012.
11. http://edukasi.kompas.com/read/2012/05/31/1624598/Hapus.Rekayasa.Lahirn
ya.Pancasila.Dalam.Kurikulum.html. Diakses 27 Juni 2012.
12. http://edukasi.kompas.com/read/2011/06/24/16163341/Kembalikan.Pendidika
n.Pancasila. diakses 25 Juni 2012.
Page 24
24 | P r o s p e k P a n c a s i l a t e r h a d a p M a s a D e p a n M a h a s i s w a
13. http://edukasi.kompas.com/read/2012/05/31/1916552/Pengabaian.Pendidikan.
Pancasila.Berdampak.Buruk. diakses 27 Juni 2012
14. http://kalam-putih.blogspot.com/2011/08/sejarah-pancasila-masa-depan-
indonesia.html. Diakses 28 Juni 2012.
Page 25
25 | P r o s p e k P a n c a s i l a t e r h a d a p M a s a D e p a n M a h a s i s w a
BIOGRAFI PENULIS
Page 26
26 | P r o s p e k P a n c a s i l a t e r h a d a p M a s a D e p a n M a h a s i s w a
Tri Ambarsari
Tri Ambarsari atau yang lebih sering
disapa Tri merupakan mahasiswa Program
Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro. Tri
lahir di Surabaya dengan diiringi perasaan
senang kedua orangtuanya pada 6
November 1993. Kemudian pada
pertengahan 1995, Tri bersama keluarga
pindah ke Bali karena tuntutan pekerjaan
ayahnya.
Sejak SMA, aktif pada kegiatan organisasi
seperti OSIS dan PMR. Sekarang Tri juga aktif pada organisasi HIMKA yaitu
pada Departemen Sosial Politik dan FOSIMMIK di Departemen Hubungan dan
Jaringan. Penyuka hujan ini memiliki motto “Be strong kid! Dunia tidak selalu
berada di pihakmu!”
Page 27
27 | P r o s p e k P a n c a s i l a t e r h a d a p M a s a D e p a n M a h a s i s w a
Intan Septiana
Nama lengkapnya adalah Intan Septiana.
Teman dan keluarga biasa memanggilnya
Intan. Anak ketiga dari tiga bersaudara ini,
lahir di Semarang tanggal 23 September
1993. Gadis yang memiliki tinggi 157 cm
ini tinggal di Jl Pawiyatan Luhur No. 20
Semarang. Intan aktif di beberapa
organisasi. Antara lain sebagai staff
departemen Kaderisasi Fosimmik serta
eksekutif muda departemen PSDM
HIMKA. Meskipun ia aktif di organisasi tetapi ia berusaha untuk selalu
mengutamakan kegiatan akademiknya. Meskipun ia tau IPK bukanlah segalanya,
tetapi softskill yang paling dibutuhkan saat ini.
Mahasiswa semester 2 ini percaya bahwa segala sesuatu yang kita kerjakan
apabila telah diluruskan niat karena Allah SWT maka semuanya tidak akan ada
yang sia-sia. Cepat atau lambat pasti akan ada timbal balik dari semuayang telah
kita usahakan. Gadis ini penuh dengan impian, dia tidak pernah meremehkan
impian setinggi apapun. Karena ia percaya dan yakin Allah Maha Mendengar. So
Dream it Do It!!
Page 28
28 | P r o s p e k P a n c a s i l a t e r h a d a p M a s a D e p a n M a h a s i s w a
Yunitia Aulianita
Namanya adalah Yunitia Aulianita. Dia Lahir
dengan diiringi kebahagiaan orang tuanya di
Untoro, 19 tahun yang lalu pada tanggal 29
Juni. Mahasiswi semester 2 ini dulunya adalah
salah satu siswi dari SMA Negeri 3 Kota Metro
dan SMP Negeri 2 Metro.
Gadis asal Lampung ini sangat Berbakat dalam
bidang seni, khususnya dalam hal Menari. Dia
aktif berorganisasi sejak SMP. Dan sekarang di
Program Studi Ilmu Keperawatan UNDIP dia mengikuti dua organisasi yaitu di
HIMKA sebagai Ekskutif Muda Departemen PSDM dan di KSIK sebagai Staff
Departemen HRD.
Mahasisiwi yang biasa dipanggil Tia ini memiliki Motto „Hidup itu antara cita-
cita, usaha dan doa. Dia Tinggal bersama kedua orang tuanya di Jalan Metro-
Gotong Royong Nomor 74 Pujoasri 1 Kecamatan Trimurjo, Kabupaten Lampung
Tengah, Lampung. Namun sejak kuliah di Universitas Diponegoro Tia menikmati
kehidupan ala anak kos di Jalan Banjarsari Nomor 3 Tembalang Semarang.
Yunitia bisa dihubungi lewat E-mail [email protected] atau Via
telepon di nomor 085768254657.
Page 29
29 | P r o s p e k P a n c a s i l a t e r h a d a p M a s a D e p a n M a h a s i s w a
Purwatisari
Purwatisari (lahir di Kebumen, 15 Oktober
1992; umur 19 tahun) adalah seorang
mahasiswi di salah satu universitas di kota
Semarang. Aya adalah panggilan akrab saya.
Aya lahir dari pasangan berdarah Jawa,
Dulah Karimun dan Sopiyatun. Aya tinggal
di Desa Jogopaten RT 02, RW 05, Kec.
Buluspesantren, Kab. Kebumen. Aya kuliah
di Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas Diponegoro.
Hobbi Aya adalah reading science books, writting, listening to music, swimming,
playing a piano, dan traveling. Aya sekarang aktif sebagai ADK di Fosimmik
yaitu sebagai bagian dari Departemen Annisa dan di KSIK sebagai salah satu
anggota dari Departemen Riset. Selain itu juga sebagai staff pengabdian sosial di
Social Volunteer. Aya juga ada amanah tambahan sebagai pementor. Di Semarang
Aya tinggal di Perumahan Graha Sapta Asri Tembalang Selatan VI no 26. Motto
Man Jadda Wa Jada. Cita-cita Aya adalah menjadi Nurspreneur dan dosen di
sebuah perguruan tinggi negeri. Amiin..
Page 30
30 | P r o s p e k P a n c a s i l a t e r h a d a p M a s a D e p a n M a h a s i s w a
Tri Purnaningsih
Anak ketiga dari tiga bersaudara, namaku
Tri purnaningsih. Berasal dari sebuah
keluarga kecil di pesisir kota Pati. Tepatnya
di Desa Kalimulyo RT.07/RW.01 kecamatan
Jakenan, Kab.Pati. Tepat tanggal 27
Agustus 1992 saya dilahirkan. Dari kecil
saya memang termasuk anak yang aktif dan
tomboy. Renang, ngeband, dan basket
menjadi hobiku. Saya menempuh
pendidikan pertama di TK pertiwi desa
Kalimulyo tahun 1997. Kemudian menempuh pendidikan formal di SD Kalimulyo
02 tahun 1998, SMP N 1 Jakenan tahun 2004, SMA N 1 Jakenan tahun 2007.
Saya lulus SMA tahun 2010, kemudian melanjutkan kuliah di Sastra Indonesia
Universitas Diponegoro tahun 2010, sampai kemudian memutuskan untuk pindah
ke Program studi ilmu kepeawatan Universitas diponegoro pada tahun 2011. Saya
termasuk siswa yang aktif berorganisasi sewaktu sekolah. Waktu duduk di bangku
kelas 2 SMP, saya menjabat sebagai sekretaris umum OSIS SMP N 1 Jakenan.
Saat kelas 2 SMA, saya menjadi wakil ketua OSIS SMA N 1 Jakenan. Kemudian
saat kelas 3 SMA, saya menjabat sebagai ketua MPK. Kini saya diamanahi di
departemen nerspreneur KSIK di program studi ilmu keperawatan Universitas
Diponegoro. Besar harapan saya, saya bisa mengejar impian saya disini. Fight to
be the Best…
Page 31
31 | P r o s p e k P a n c a s i l a t e r h a d a p M a s a D e p a n M a h a s i s w a
Fahmi Sya’rani
Nama saya Fahmi Sya‟rani. Saya lahir pada
tanggal 15 Mei 1992. Saya berasal dari Bandar
Lampung, lebih tepatnya di Jl. Kapten Abdul
Haq Gg. Pi‟ah Nomor 369, Rajabasa,
Bandarlampung, Lampung. Tahun 2011 saya
berhasil meneruskan pendidikan di Universitas
Diponegoro. Jurusan yang saya ambil adalah
Ilmu Keperawatan. Untuk di Semarang saya
bertempat tinggal di Jalan Banjarsari Gang
Iweni Sari nomor 29, Semarang .
Motto hidup yang menjadi penyemangat dalam beraktivitas adalah “Pengalaman
adalah guru yang paling berharga”. Selama masa perkuliahan saya mengikuti
beberapa organisasi diantaranya HIMKA (Himpunan Mahasiswa Ilmu
Keperawatan), FOSIMMIK (Forum Silahturahmi Mahasiswa Muslim Ilmu
Keperawatan) , NC ( Nursing Choir ), SV ( Social Volunteer ).
Page 32
32 | P r o s p e k P a n c a s i l a t e r h a d a p M a s a D e p a n M a h a s i s w a
Intan Cahya Alfiana
Nama lengkap yang asli diberikan oleh orang tua saya
adalah Intan Cahya Alfiana. Saya biasa dipanggil Intan
sejak kecil. Saya lahir di sebuah desa kecil yang dikelilingi
hutan di sebuah kabupaten yang kaya akan minyak bumi,
tepatnya di desa Clebung Kecamatan Bubulan Kabupaten
Bojonegoro di provinsi Jawa Timur. Saya pertama kali ada
di dunia ini pada tanggal 29 Juni 1993.
Riwayat pendidikan Saya di mulai di TK
DHARMAWIYATA lalu, saya menjalani pendidikan dasar
di SDN CLEBUNG 2 bersama 20 teman yang saya sayangi
sampai detik ini. Saat berumur 12 tahun dan lulus dari
sekolah dasar saya mulai merantau ke kota kabupaten dan
bersekolah di SMP NEGERI 5 BOJONEGORO. Jadi, Saya
sudah mulai ngekos sejak umur 12 tahun karena Desa saya ini berjarak 32
kilometer dari kota kabupaten, Bojonegoro. Setelah menempuh Ujian Nasional
tingkat SMP pada bulan Mei 2008, Alhamdulillah saya lulus dengan peringkat
terbaik di SMPN 5 BOJONEGORO. Dan setelah itu saya menjalani masa putih
abu-abu yang tak terlupakan di SMA NEGERI 1 BOJONEGORO. Dan detik ini,
setelah menjalani perjuangan yang lumayan panjang Saya bisa menjadi salah satu
bagian dari Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro.
Sekarang di Universitas Diponegoro ini Saya mengikuti beberapa organisasi
diantaranya adalah di HIMKA sebagai Ekskutif Muda Departemen Kesejahteraan
Mahasiswa dan di FOSIMMIK sebagai staf Departemen Kewirausahaan Muslim.
Saya juga salah satu anggota dari Social Volunteer. Motto hidup saya adalah
sukses adalah kombinasi antara usaha ekstra, doa, dan sabar yang berlebih.
Page 33
33 | P r o s p e k P a n c a s i l a t e r h a d a p M a s a D e p a n M a h a s i s w a
Sholikah Dian Pertiwi
Nama Lengkapnya adalah Sholikah Dian Pertiwi,
dia biasa dipanggil sholikah atau terkadang
temannya hanya memanggil dia Sol. Gadisa manis
ini berulang tahun 10 September dan sebentar lagi
akan menginjak usia 19 tahun. Dia berasal dari kota
kecil di Jawa Tengah yaitu Sukoharjo.
Dia mengenyam pendidikan dasar di SD Negeri
Jetis 1. Pada tahun 2005 dia bersekolah di SMP negeri 1 Sukoharjo, dan masa
putih abu-abunya dihabiskan di SMA Negeri 1 sukoharjo. Detik ini dia tercatat
sebagai Mahasiswi Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Diponegoro.
Mahasiswi yang satu ini tinggal bersama kedua orang tuanya di Jalan Veteran
Barat Nomor 98 Sukoharjo. Dan semenjak kuliah di Universitas Diponegoro dia
menikmati kehidupan ala anak kos di Jalan Banjarsari Gang Tirtasari nomor 9.
Motto Hidupnya adalah „ Kehidupan tak kan memberikan sesuatupun tanpa
adanya perjuangan.‟
Kristianto Dwi Nugroho
Page 34
34 | P r o s p e k P a n c a s i l a t e r h a d a p M a s a D e p a n M a h a s i s w a
Hai teman-teman. Saya Kristianto Dwi
Nugroho, sering dipanggil Kris. Saya asal
Sugiha, tengaran kabupaten Semarang, Tapi
seringnya saya kalau ditanya orang sih dari
Salatiga. Saya lahir di Kabupaten Semarang
26 mei 1992. Pendidikan yang sedang saya
jalani adalah pendidikan S1 Keperawatan di
Universitas diponegoro. Kalau hobi, saya
memiliki hobi berenang, bermain musik dan
sepeda.
Nur Alifah
Page 35
35 | P r o s p e k P a n c a s i l a t e r h a d a p M a s a D e p a n M a h a s i s w a
Nama saya Nur Alifah. Biasanya dipanggil
teman-teman saya Alifah. Saya seorang
anak pertama dari tiga bersaudara. Saya
mempunyai dua orang adik, yang pertama
kelas 9 SMP,dan yang kedua perempuan
berusia 1,5tahun. Saya sendiri dilahirkan
oleh keluarga yang sangat harmonis, kedua
orang tua saya sangat mencintai satu sama
lain. Saya dilahirkan di Pati, 20 Desember
1992.
Sebagai seorang anak pertama saya sangat
dituntut untuk dapat mandiri serta membimbing kedua adik-adik saya. Saya
memulai pendidikan saya di sebuah TK, TK Rahayu di Desa Growong. Kemudian
saya melanjutkan di SDN 1 Bringin di Desa Bringin, SMP dan SMA saya
menuntut ilmu masing-masing di SMPN 1 Jakenan dan SMAN 1
Jakenan.Selamasayabersekolahsampai SMA sayahabiskan di kota kelahiran saya,
Pati. Baru menjelang pendidikan tinggi ini saya berada jauh dari orangtua untuk
menuntut ilmu di kota Semarang. Dan sekarang saya tercatat sebagai mahasiswa
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran UNDIP. Berbicara
mengenai hobi, dari dulu sampai sekarang sangat suka dengan membaca, dan
seperti anak sekarang jalan-jalan. Membaca segala yang dapat memberikan
pengalaman serta pembelajaran tentang hidup. Dan sering jalan-jalan ketempat
baru yang memberikan inspirasi serta kesegaran bagi jiwa dan raga saya.