Top Banner
PROSES TERBENTUKNYA BUMI Bumi merupakan planet yang kita tempati, bagaimana ya sebenarnya proses terbentuknya bumi kita ini? Nah jawaban dari pertanyaan itulah yang akan sahabat temukan dalam postingan saya kali ini. Beberapa hal yang akan saya bahas adalah tentang Pengertian bumi, teori terbentuknya bumi, Perkembangan bumi, dan hipotesa ahli yang dipercaya hingga saat ini. Langsung saja ya.. Sejarah Terbentuknya Bumi A. PENGERTIAN BUMI Bumi adalah planet tempat tinggal seluruh makhluk hidup beserta isinya. Kira-kira 250 juta tahun yang lalu sebagian besar kerak benua di Bumi merupakan satu massa daratan yang dikenal sebagai Pangea. Kemudian, kira-kira
21

Proses terbentuknya bumi

Jul 27, 2015

Download

Education

Yasirecin Yasir
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Proses terbentuknya bumi

PROSES TERBENTUKNYA BUMI

Bumi merupakan planet yang kita tempati, bagaimana ya sebenarnya proses

terbentuknya bumi kita ini? Nah jawaban dari pertanyaan itulah yang akan sahabat

temukan dalam postingan saya kali ini. Beberapa hal yang akan saya bahas adalah

tentang Pengertian bumi, teori terbentuknya bumi, Perkembangan bumi, dan hipotesa

ahli yang dipercaya hingga saat ini. Langsung saja ya..

Sejarah Terbentuknya Bumi

A. PENGERTIAN BUMI

Bumi adalah planet tempat tinggal seluruh makhluk hidup beserta isinya. Kira-

kira 250 juta tahun yang lalu sebagian besar kerak benua di Bumi merupakan satu massa

daratan yang dikenal sebagai Pangea. Kemudian, kira-kira dua ratus juta tahun yang lalu

Pangea terpecah menjadi dua benua besar yaitu Laurasia, yang sekarang terdiri dari

Amerika Utara, Eropa, sebagian Asia Tengah dan Asia Timur; dan Gondwana yang

terdiri dari Amerika Selatan, Afrika India, Australia dan bagian Asia lainnya. Bagian-

bagian dan dua benua besar ini kemudian terpecah-pecah, hanyut dan bertubrukan

dengan bagian lain.

Page 2: Proses terbentuknya bumi

Sebagai tempat tinggal makhluk hidup, bumi tersusun atas beberapa lapisan

bumi.Bahan-bahan material pembentuk bumi, dan seluruh kekayaan alam yang

terkandung di dalamnya. Bentuk permukaan bumi berbeda-beda, mulai dari daratan,

lautan, pegunungan, perbukitan, danau, lembah, dan sebagainya.

Bumi sebagai salah satu planet yang termasuk dalam sistem tata surya di alam

semesta ini tidak diam seperti apa yang kita perkirakan selama ini, melainkan bumi

melakukan perputaran pada porosnya (rotasi) dan bergerak mengelilingi matahari

(revolusi) sebagai pusat sistem tata surya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya

siang malam dan pasang surut air laut. Oleh karena itu, proses terbentuknya bumi tidak

terlepas dari proses terbentuknya tata surya kita.

B. PEMBENTUKAN BUMI

Teori-teori tentang proses terbentuknya bumi

1. Teori Kabut (Nebula)

Teori Kabut Nebula

Page 3: Proses terbentuknya bumi

Sejak jaman sebelum Masehi, para ahli telah memikirkan proses terjadinya

Bumi. Salah satunya adalah teori kabut (nebula) yang dikemukakan oleh Immanuel

Kant (1755) dan Piere De Laplace(1796).Mereka terkenal dengan Teori Kabut Kant-

Laplace. Dalam teori ini dikemukakan bahwa di jagat raya terdapat gas yang kemudian

berkumpul menjadi kabut (nebula). Gaya tarik-menarik antar gas ini membentuk

kumpulan kabut yang sangat besar dan berputar semakin cepat. Dalam proses

perputaran yang sangat cepat ini, materi kabut bagian khatulistiwa terlempar memisah

dan memadat (karena pendinginan). Bagian yang terlempar inilah yang kemudian

menjadi planet-planet dalam tata surya.Teori  nebula ini terdiri dari beberapa tahap,

yaitu :

Matahari dan planet-planet lainnya masih berbentuk gas, kabut yang begitu

pekat dan besar.

Kabut tersebut berputar dan berpilin dengan kuat, dimana pemadatan terjadi di

pusat lingkaran yang kemudian membentuk matahari. Pada saat yang bersamaan

materi lainpun terbentuk menjadi massa yang lebih kecil dari matahari yang

disebut sebagai planet, bergerak mengelilingi matahari.

Materi-materi tersebut tumbuh makin besar dan terus melakukan gerakan secara

teratur mengelilingi matahari dalam satu orbit yang tetap dan membentuk

Susunan Keluarga Matahari.

Page 4: Proses terbentuknya bumi

2. Teori Planetisimal

Teori Planetesimal

Pada awal abad ke-20, Forest Ray Moulton, seorang ahli

astronomi Amerika bersama rekannya Thomas C.Chamberlain, seorang ahli geologi,

mengemukakan teori Planetisimal Hypothesis, yang mengatakan matahari terdiri dari

massa gas bermassa besar sekali, Pada suatu saat melintas bintang lain yang ukurannya

hampir sama dengan matahari, bintang tersebut melintas begitu dekat sehingga hampir

menjadi tabrakan. Karena dekatnya lintasan pengaruh gaya gravitasi antara dua bintang

tersebut mengakibatkan tertariknya gas dan materi ringan pada bagian tepi.

Karena pengaruh gaya gravitasi tersebut sebagian materi terlempar

meninggalkan permukaan matahari dan permukaan bintang. Materi-materi yang

terlempar mulai menyusut dan membentuk gumpalan-gumpalan yang disebut

planetisimal. Planetisimal- Planetisimal lalu menjadi dingin dan padat yang pada

akhirnya membentuk planet-planet yang mengelilingi matahari.

Page 5: Proses terbentuknya bumi

3. Tori Pasang Surut Gas (Tidal)

Teori Pasang Surut Gas

Teori ini dikemukakan oleh James Jeans dan Harold Jeffreys pada tahun 1918,

yakni bahwa sebuah bintang besar mendekati matahari dalam jarak pendek, sehingga

menyebabkan terjadinya pasang surut pada tubuh matahari, saat matahari itu masih

berada dalam keadaan gas. Terjadinya pasang surut air laut yang kita kenal di Bumi,

ukuranya sangat kecil. Penyebabnya adalah kecilnya massa bulan dan jauhnya jarak

bulan ke Bumi (60 kali radius orbit Bumi).

Tetapi, jika sebuah bintang yang bermassa hampir sama besar dengan matahari

mendekat, maka akan terbentuk semacam gunung-gunung gelombang raksasa pada

tubuh matahari, yang disebabkan oleh gaya tarik bintang tadi. Gunung-gunung tersebut

akan mencapai tinggi yang luar biasa dan membentuk semacam lidah pijar yang besar

sekali, menjulur dari massa matahari dan merentang ke arah bintang besar itu.

Dalam lidah yang panas ini terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya kolom-kolom

ini akan pecah, lalu berpisah menjadi benda-benda tersendiri, yaitu planet-planet.

Bintang besar yang menyebabkan penarikan pada bagian-bagian tubuh matahari tadi,

Page 6: Proses terbentuknya bumi

melanjutkan perjalanan di jagat raya, sehingga lambat laun akan hilang pengaruhnya

terhadap-planet yang berbentuk tadi. Planet-planet itu akan berputar mengelilingi

matahari dan mengalami proses pendinginan. Proses pendinginan ini berjalan dengan

lambat pada planet-planet besar, seperti Yupiter dan Saturnus, sedangkan pada planet-

planet kecil seperti Bumi kita, pendinginan berjalan relatif lebih cepat.

4. Teori Bintang Kembar

Teori Bintang Kembar

Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli Astronomi R.A Lyttleton. Menurut teori

ini, galaksi berasal dari kombinasi bintang kembar. Salah satu bintang meledak

sehingga banyak material yang terlempar. Karena bintang yang tidak meledak

mempunyai gaya gravitasi yang masih kuat, maka sebaran pecahan ledakan bintang

tersebut mengelilingi bintang yang tidak meledak itu. Bintang yang tidak meledak itu

sekarang disebut dengan matahari, sedangkan pecahan bintang yang lain adalah planet-

planet yang mengelilinginya.

5. Teori Big Bang

Page 7: Proses terbentuknya bumi

Teori Big Bang

Berdasarkan Theory Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan

milyar tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar

pada porosnya. Putaran tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan

terlempar ke luar dan bagian besar berkumpul di pusat, membentuk cakram raksasa.

Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu meledak dengan dahsyat di luar angkasa yang

kemudian membentuk galaksi dan nebula-nebula.

Selama jangka waktu lebih kurang 4,6 milyar tahun, nebula-nebula tersebut

membeku dan membentuk suatu galaksi yang disebut dengan nama Galaksi Bima Sakti,

kemudian membentuk sistem tata surya. Sementara itu, bagian ringan yang terlempar ke

luar tadi mengalami kondensasi sehingga membentuk gumpalan-gumpalan yang

mendingin dan memadat. Kemudian, gumpalan-gumpalan itu membentuk planet-planet,

termasuk planet bumi.

Dalam perkembangannya, planet bumi terus mengalami proses secara bertahap

hingga terbentuk seperti sekarang ini. Ada tiga tahap dalam proses pembentukan

bumi, yaitu :

Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami

perlapisan atau perbedaan unsur.

Page 8: Proses terbentuknya bumi

Pembentukan perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya

diferensiasi. Material besi yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam,

sedangkan yang berat jenisnya lebih ringan akan bergerak ke permukaan.

Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam,

mantel luar, dan kerak bumi.

Bukti penting lain bagi Big Bang adalah jumlah hidrogen dan helium di ruang

angkasa. Dalam berbagai penelitian, diketahui bahwa konsentrasi hidrogen-helium di

alam semesta bersesuaian dengan perhitungan teoritis konsentrasi hidrogen-helium sisa

peninggalan peristiwa Big Bang. Jika alam semesta tak memiliki permulaan dan jika ia

telah ada sejak dulu kala, maka unsur hidrogen ini seharusnya telah habis sama sekali

dan berubah menjadi helium.

Segala bukti meyakinkan ini menyebabkan teori Big Bang diterima oleh

masyarakat ilmiah. Model Big Bang adalah titik terakhir yang dicapai ilmu pengetahuan

tentang asal muasal alam semesta. Begitulah, alam semesta ini telah diciptakan oleh

Allah Yang Maha Perkasa dengan sempurna tanpa cacat.

Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak

melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak

seimbang. Maka lihtatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang

tidak seimbang. (QS. Al-Mulk, 67:3).

Masih sangat banyak teori lainnya yang Dikemukakan oleh para ahli seperti :

Teori Buffon dari ahli ilmu alam Perancis George Louis Leelere Comte de

Buffon. Beliau mengemukakan bahwa dahulu kala terjadi tumbukan antara matahari

dengan sebuah komet yang menyebabkan sebagian massa matahari terpental ke luar.

Massa yang terpental ini menjadi planet.

Page 9: Proses terbentuknya bumi

Teori Kuiper atau teori kondensasi dikemukakan oleh Gerald P.

Kuiper mengemukakan bahwa pada mulanya ada nebula besar berbentuk piringan

cakram. Pusat piringan adalah protomatahari, sedangkan massa gas yang berputar

mengelilingi promatahari adalah protoplanet.Pusat piringan yang merupakan

protomatahari menjadi sangat panas, sedangkan protoplanet menjadi dingin. Unsur

ringan tersebut menguap dan menggumpal menjadi planet – planet.Dalam teorinya

beliau juga mengatakan bahwa tata surya pada mulanya berupa bola kabut raksasa.

Kabut ini terdiri dari debu, es, dan gas. Bola kabut ini berputar pada porosnya sehingga

bagian-bagian yang ringan terlempar ke luar, sedangkan bagian yang berat berkumpul di

pusatnya membentuk sebuah cakram mulai menyusut dan perputarannya semakin cepat,

serta suhunya bertambah, akhirnya terbentuklah matahari.

Teori Weizsaecker dimana pada tahun 1940, C.Von Weizsaecker, seorang ahli

astronomi Jerman mengemukakan tata surya pada mulanya terdiri atas matahari yang

dikelilingi oleh massa kabut gas. Sebagian besar massa kabut gas ini terdiri atas unsur

ringan, yaitu hidrogen dan helium. Karena panas matahari yang sangat tinggi, maka

unsur ringan tersebut menguap ke angkasa tata surya, sedangkan unsur yang lebih berat

tertinggal dan menggumpal. Gumpalan ini akan menarik unsur – unsur lain yang ada di

angkasa tata surya dan selanjutnya berevolusi membentuk palnet – planet, termasuk

bumi.

Teori Whipple oleh seorang ahli astronom Amerika Fred L.Whipple,

mengemukakan pada mulanya tata surya terdiri dari gas dan kabut debu kosmis yang

berotasi membentuk semacam piringan. Debu dan gas yang berotasi menyebabkan

terjadinya pemekatan massa dan akhirnya menggumpal menjadi padat, sedangkan

Page 10: Proses terbentuknya bumi

kabutnya hilang menguap ke angkasa. Gumpalan yang padat saling bertabrakan dan

kemudian membentuk planet – planet.

Menurut seorang astronom asal inggris,pada pertengahan abad 20 yang

bernama Sir Fred Hoyle mengemukakan suatu teori yang disebut “Steady-State”.Teori

steady-state menyatakan bahwa alam semesta berukuran tak hingga dan kekal sepanjang

masa. Dengan tujuan mempertahankan paham materialis, teori ini sama sekali

berseberangan dengan teori Big Bang, yang mengatakan bahwa alam semesta memiliki

permulaan. Mereka yang mempertahankan teori steady-state telah lama menentang teori

Big Bang. Namun, ilmu pengetahuan justru meruntuhkan pandangan mereka.

Pada tahun 1948, Gerge Gamov muncul dengan gagasan lain tentang Big

Bang. Ia mengatakan bahwa setelah pembentukan alam semesta melalui ledakan

raksasa, sisa radiasi yang ditinggalkan oleh ledakan ini haruslah ada di alam. Selain itu,

radiasi ini haruslah tersebar merata di segenap penjuru alam semesta. Bukti yang

'seharusnya ada' ini pada akhirnya diketemukan. Pada tahun 1965, dua peneliti bernama

Arno Penziaz dan Robert Wilson menemukan gelombang ini tanpa sengaja. Radiasi ini,

yang disebut 'radiasi latar kosmis', tidak terlihat memancar dari satu sumber tertentu,

akan tetapi meliputi keseluruhan ruang angkasa.

Demikianlah, diketahui bahwa radiasi ini adalah sisa radiasi peninggalan dari

tahapan awal peristiwa Big Bang. Penzias dan Wilson dianugerahi hadiah Nobel untuk

penemuan mereka.Pada tahun 1989, NASA mengirimkan satelit Cosmic Background

Explorer. COBE ke ruang angkasa untuk melakukan penelitian tentang radiasi latar

kosmis. Hanya perlu 8 menit bagi COBE untuk membuktikan perhitungan Penziaz dan

Wilson. COBE telah menemukan sisa ledakan raksasa yang telah terjadi di awal

Page 11: Proses terbentuknya bumi

pembentukan alam semesta. Dinyatakan sebagai penemuan astronomi terbesar

sepanjang masa, penemuan ini dengan jelas membuktikan teori Big Bang.

Dan menurut gagasan kuno yang mengatakan bahwa alam semesta itu kekal.

Gagasan yang umum di abad 19 adalah bahwa alam semesta merupakan kumpulan

materi berukuran tak hingga yang telah ada sejak dulu kala dan akan terus ada

selamanya. Selain meletakkan dasar berpijak bagi paham materialis, pandangan ini

menolak keberadaan sang Pencipta dan menyatakan bahwa alam semesta tidak berawal

dan tidak berakhir.

Materialisme adalah sistem pemikiran yang meyakini materi sebagai satu-satunya

keberadaan yang mutlak dan menolak keberadaan apapun selain materi. Berakar pada

kebudayaan Yunani Kuno, dan mendapat penerimaan yang meluas di abad 19, sistem

berpikir ini menjadi terkenal dalam bentuk paham Materialisme dialektika Karl

Marx.Para penganut materalisme meyakini model alam semesta tak hingga sebagai

dasar berpijak paham ateis mereka. Misalnya, dalam bukunya Principes Fondamentaux

de Philosophie, filosof materialis George Politzer mengatakan bahwa "alam semesta

bukanlah sesuatu yang diciptakan" dan menambahkan: "Jika ia diciptakan, ia sudah

pasti diciptakan oleh Tuhan dengan seketika dan dari ketiadaan".

Ketika Politzer berpendapat bahwa alam semesta tidak diciptakan dari ketiadaan,

ia berpijak pada model alam semesta statis abad 19, dan menganggap dirinya sedang

mengemukakan sebuah pernyataan ilmiah. Namun, sains dan teknologi yang

berkembang di abad 20 akhirnya meruntuhkan gagasan kuno yang dinamakan

materialisme ini.

Ledakan raksasa yang menandai permulaan alam semesta ini dinamakan 'Big

Bang', dan teorinya dikenal dengan nama tersebut. Perlu dikemukakan bahwa 'volume

Page 12: Proses terbentuknya bumi

nol' merupakan pernyataan teoritis yang digunakan untuk memudahkan pemahaman.

Ilmu pengetahuan dapat mendefinisikan konsep 'ketiadaan', yang berada di luar batas

pemahaman manusia, hanya dengan menyatakannya sebagai 'titik bervolume nol'.

Sebenarnya, 'sebuah titik tak bervolume' berarti 'ketiadaan'. Demikianlah alam semesta

muncul menjadi ada dari ketiadaan. Dengan kata lain, ia telah diciptakan. Fakta bahwa

alam ini diciptakan, yang baru ditemukan fisika modern pada abad 20, telah dinyatakan

dalam Alqur'an 14 abad lampau,yakni :

"Dia (Allah) Pencipta langit dan bumi" (QS. Al-An'aam, 6: 101)

C. PERKEMBANGAN BUMI

Teori-teori tentang Perkembangan Bumi

1. Teori Kontraksi dari James Dana dan Elie de Baumant

Dalam teori ini dinyatakan bahwa bumi mengalami pengerutan karena

pendinginan di bagian dalam bumi akibat konduksi panas,sehingga mengakibatkan

bumi tidak rata.

Page 13: Proses terbentuknya bumi

Teori Kontrasi Pembentukan Bumi

2. Teori Descartes dan Suess

Dalam teori ini dikatakan bahwa pada saat bola bumi mendingin maka terjadilah

proses pengerutan dan semakin menyusut.Kerutan-kerutan itulah sebagai

pegunungan,lipatan yang kita kenal sampai sekarang.Teori Descartes dan Suess ini

disebut teori kontraksi.

3. Teori Geosinklin

Page 14: Proses terbentuknya bumi

Teori Geosinklin

Teori ini dikonsep oleh Hall pada tahun1859 yang kemudian dipublikasikan oleh

Dana pada tahun 1873. Teori ini bertujuan untuk menjelaskan terjadinya endapan

batuan sedimen yang sangat tebal, ribuan meter dan memanjang seperti pada

Pegunungan Himalaya, Alpina dan Andes.

Teori geosinklin menyatakan bahwa suatu daerah sempit pada kerak bumi

mengalami depresi selama beberapa waktu sehingga terendapkan secara ekstrim

sedimen yang tebal. Proses pengendapan ini menyebabkan subsidence (penurunan) pada

dasar cekungan. Endapan sedimen yang tebal dianggap berasal dari sedimen akibat

proses orogenesa yang membentuk pengunungan lipatan dan selama proses ini endapan

sedimen yang telah terbentuk akan mengalami metamorfosa. Batuan yang terdeformasi

didalamnya dijelaskan sebagai akibat menyempitnya cekungan karena terus

menurunnya cekungan, sehingga batuan terlipat dan tersesarkan. Pergerakan yang

terjadi adalah pergerakan vertikal akibat gaya isostasi.

Teori ini mempunyai kelemahan tidak mampu menjelaskan asal-usul aktivitas

vulkanik dengan baik dan logis. Keteraturan aktivitas vulkanik sangatlah tidak bisa

dijelaskan dengan teori geosinklin. Pada intinya, golongan ilmuwan menganggap bahwa

gaya yang bekerja pada bumi merupakan gaya vertikal. Artinya, semua deformasi yang

Page 15: Proses terbentuknya bumi

terjadi diakibatkan oleh gaya utama yang berarah tegak lurus dengan bidang yang

terdeformasi.

4. Hipotesa Pengapungan Benua (Continental Drift)

Condinental Drift

Tahun 1912, Alfred Wegener seorang ahli meteorologi Jerman mengemukakan

konsep Pengapungan Benua (Continental drfit). Dalam The Origin of Continents and

Oceans. Hipotesa utamanya adalah satu “super continent” yang disebut Pangaea (artinya

semua daratan) yang dikelilingi oleh Panthalassa (semua lautan). Selanjutnya, hipotesa

ini mengatakan 200 juta tahun yang lalu Pangaea pecah menjadi benua-benua yang

lebih kecil. Dan kemudian bergerak menuju ke tempatnya seperti yang dijumpai saat ini.

Sedangkan hipoptesa lainnya menyatakan bahwa pada mulanya ada dua super kontinen ,

yaitu pangea utara yang disebut juga Laurasia, dan pangea selatan yang disebut juga

Gondwanaland.