Top Banner
Penanggung Jawab: Kapuslit Metalurgi – LIPI Dewan Redaksi : Ketua Merangkap Anggota: Ir. Bambang Sriyono Dipl.Ing. Anggota: Dr. Ir. Rudi Subagja Dr. Ir. F. Firdiyono Dr. Agung Imadudin Dr. Efendi Mabruri Ir. Adil Jamali, M.Sc (UPT BPM – LIPI) Prof. Riset. Dr. Ir. Pramusanto (Puslitbang TEKMIRA) Prof. Dr. Ir. Johny Wahyuadi, DEA (UI) Dr. Ir. Sunara, M.Sc (ITB) Sekretariat Redaksi: Dedi Irawan, ST Daniel Panghihutan Malau, ST Arif Nurhakim, S.Sos Penerbit: Pusat Penelitian Metalurgi – LIPI Kawasan PUSPIPTEK, Serpong, Gedung 470 Telp: (021) 7560911, Fax: (021) 7560553 Alamat Sekretariat: Pusat Penelitian Metalurgi – LIPI Kawasan PUSPIPTEK, Serpong, Gedung 470 Telp: (021) 7560911, Fax: (021) 7560553 E-mail : [email protected] Majalah ilmu dan teknologi terbit berkala setiap tahun, satu volume terdiri atas 3 nomor. VOLUME 25 NOMOR 2, AGUSTUS 2010 ISSN 0126 – 3188 AKREDITASI : SK 187/AU1/P2MBI/08/2009 Pengantar Redaksi ……………….xvii Proses Pemurnian Silikon Tingkat Metalurgi dengan Menggunakan Metoda Pelarutan Kimia Abstrak …………………………….. xix Distribusi Fasa Cu-Nb pada Kawat Superkonduktor yang Berbasis Cu- Nb-Sn Bintang Adjiantoro dan Efendi Mabruri 71 Pengaruh Penambahan Bi pada Paduan Solder Sn-Cu Terhadap Sifat Fisik dan Mekanik Pius Sebleku …………..………………… 79 Bambang Sriyono dan Bintang A …….. 85 Analisis Kuantitatif Fasa Paduan ZrNbMoGe Via Penghalusan Pola Difraksi Neutron Pembuatan Magnet Barium Heksaferit dari Oksida Cold Rolling Mill Parikin dan A.H. Ismoyo ……………….. 93 Karakteristik Reduksi Bijih Besi Laterit Efendi Mabruri ..………………………… 103 Basso D. Makahanap dan A. Manaf ...... 111 Indeks
25

Proses Pemurnian Silikon Tingkat Metalurgi dengan Menggunakan ...

Jan 13, 2017

Download

Documents

dangkiet
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Proses Pemurnian Silikon Tingkat Metalurgi dengan Menggunakan ...

Penanggung Jawab: Kapuslit Metalurgi – LIPI Dewan Redaksi : Ketua Merangkap Anggota: Ir. Bambang Sriyono Dipl.Ing. Anggota: Dr. Ir. Rudi Subagja Dr. Ir. F. Firdiyono Dr. Agung Imadudin Dr. Efendi Mabruri Ir. Adil Jamali, M.Sc (UPT BPM – LIPI) Prof. Riset. Dr. Ir. Pramusanto (Puslitbang TEKMIRA) Prof. Dr. Ir. Johny Wahyuadi, DEA (UI) Dr. Ir. Sunara, M.Sc (ITB) Sekretariat Redaksi: Dedi Irawan, ST Daniel Panghihutan Malau, ST Arif Nurhakim, S.Sos Penerbit: Pusat Penelitian Metalurgi – LIPI Kawasan PUSPIPTEK, Serpong, Gedung 470 Telp: (021) 7560911, Fax: (021) 7560553 Alamat Sekretariat: Pusat Penelitian Metalurgi – LIPI Kawasan PUSPIPTEK, Serpong, Gedung 470 Telp: (021) 7560911, Fax: (021) 7560553 E-mail : [email protected] Majalah ilmu dan teknologi terbit berkala setiap tahun, satu volume terdiri atas 3 nomor.

VOLUME 25 NOMOR 2, AGUSTUS 2010 ISSN 0126 – 3188 AKREDITASI : SK 187/AU1/P2MBI/08/2009 Pengantar Redaksi ……………….xvii

Proses Pemurnian Silikon Tingkat Metalurgi dengan Menggunakan Metoda Pelarutan Kimia

Abstrak …………………………….. xix

Distribusi Fasa Cu-Nb pada Kawat Superkonduktor yang Berbasis Cu-Nb-Sn

Bintang Adjiantoro dan Efendi Mabruri 71

Pengaruh Penambahan Bi pada Paduan Solder Sn-Cu Terhadap Sifat Fisik dan Mekanik

Pius Sebleku …………..………………… 79

Bambang Sriyono dan Bintang A …….. 85

Analisis Kuantitatif Fasa Paduan ZrNbMoGe Via Penghalusan Pola Difraksi Neutron

Pembuatan Magnet Barium Heksaferit dari Oksida Cold Rolling Mill

Parikin dan A.H. Ismoyo ……………….. 93

Karakteristik Reduksi Bijih Besi Laterit

Efendi Mabruri ..………………………… 103

Basso D. Makahanap dan A. Manaf ...... 111 Indeks

Page 2: Proses Pemurnian Silikon Tingkat Metalurgi dengan Menggunakan ...

xvi | Majalah Metalurgi, V 25.2.2010, ISSN 0126-3188

Page 3: Proses Pemurnian Silikon Tingkat Metalurgi dengan Menggunakan ...

Pengantar Redaksi xvii

PENGANTAR REDAKSI

Syukur Alhamdulillah Majalah Metalurgi Volume 25 Nomor 2, Agustus 2010 kali ini menampilkan enam buah tulisan. lima tulisan hasil penelitian dan 1 buah merupakan makalah terbaik pada Seminar Metalurgi 2009.

Tulisan pertama hasil penelitian disampaikan oleh Bintang Adjiantoro dan Efendi Mabruri berjudul ”Proses Pemurnian Silikon Tingkat Metalurgi dengan Menggunakan Metoda Pelarutan Kimia”. Selanjutnya Pius Sebleku tentang ”Distribusi Fasa Cu-Nb pada Kawat Superkonduktor yang Berbasis Cu-Nb-Sn”. Bambang Sriyono dan Bintang Adjiantoro menulis tentang ”Pengaruh Penambahan Bi pada Paduan Solder Sn-Cu Terhadap Sifat Fisik dan Mekanik”. Ismoyo menulis tentang ”Analisis Kuantitatif Fasa Paduan ZrNbMoGe Via Penghalusan Pola Difraksi Neutron”. Berikutnya Efendi Mabruri menulis tentang ” Pembuatan Magnet Barium Heksaferit dari Oksida Cold Rolling Mill”.

Pada bagian berikutnya ada satu makalah terbaik pada Seminar Metalurgi 2009 yaitu “Karakteristik Reduksi Bijih Besi Laterit“ yang disampaikan oleh Basso D. Makahanap dan A. Manaf.

Semoga penerbitan Majalah Metalurgi volume ini dapat bermanfaat bagi perkembangan dunia penelitian di Indonesia. REDAKSI

Page 4: Proses Pemurnian Silikon Tingkat Metalurgi dengan Menggunakan ...

xviii | Majalah Metalurgi, V 25.2.2010, ISSN 0126-3188

Page 5: Proses Pemurnian Silikon Tingkat Metalurgi dengan Menggunakan ...

Abstrak | xix

METALURGI (Metallurgy)

ISSN 0126 – 3188 Vol 25 No. 2 Agustus 2010 Kata Kunci bersumber dari artikel. Lembar abstrak ini boleh diperbanyak tanpa izin dan biaya.

UDC (OXDCF) 669.7

Bintang Adjiantoro dan Efendi Mabruri (Puslit Metalurgi – LIPI)

Proses Pemurnian Silikon Tingkat Metalurgi dengan Menggunakan Metoda Pelarutan Kimia

Metalurgi, Volume 25 No.2 Agustus 2010

Proses pemurnian silikon tingkat metalurgi (MG-Si) dengan menggunakan metoda pelarutan asam telah dilakukan dengan memvariasikan jenis larutan asam, waktu pelarutan dan gerakan pengadukan (mekanik dan ultrasonik). Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pelarutan MG-Si dengan asam adalah satu cara yang ekonomis untuk memindahkan pengotor logam. Persentase hasil ekstraksi seluruh pengotor dengan pelarutan HF mencapai 80,9%, lebih tinggi dibandingkan dengan pelarutan HCl dan HNO3

Kata kunci : Silikon tingkat metalurgi, Pemurnian dengan proses kimia, Pelarutan asam, Pengotor

. Sedangkan persentase hasil ekstraksi seluruh pengotor dengan gerakan pengadukan ultrasonik mencapai 91,9%, lebih tinggi dibandingkan dengan gerakan pengadukan mekanik.

Purification of metallurgical grade silicon by using chemical/acid leaching has been conducted with varying the parameters of acid solution, time of leaching and mixing method (mechanic and ultrasonic). Experimental Result showed that acid leaching of MG-SI is an economic way to remove metal impurities. The HF leaching resulted in the impurities extraction percentage of 80.9%, which was higher compared to that of HCl and HNO3

Keywords : Metallurgical grade silicon, Chemical purification, Acid leaching , Impurities

leaching. Furthermore, acid leaching with ultrasonic stirring resulted in the impurities extraction percentage of 91.9% , which was higher compared to that of mechanical stirring.

Page 6: Proses Pemurnian Silikon Tingkat Metalurgi dengan Menggunakan ...

xx | Majalah Metalurgi, V 25.2.2010, ISSN 0126-3188

METALURGI (Metallurgy)

ISSN 0126 – 3188 Vol 25 No. 2 Agustus 2010 Kata Kunci bersumber dari artikel. Lembar abstrak ini boleh diperbanyak tanpa izin dan biaya.

UDC (OXDCF) 621.35

Pius Sebleku (Puslit Metalurgi – LIPI)

Distribusi Fasa Cu- Nb pada Kawat Superkonduktor yang Berbasis Cu-Nb-Sn

Metalurgi, Volume 25 No.2 Agustus 2010

Peralatan MRI (magnetic resonance imaging) dibutuhkan oleh banyak rumah sakit di dunia untuk memindai tubuh manusia secara menyeluruh dan mendeteksi segala bentuk ketidakwajaran dan penyakit pada organ tubuh manusia. Peralatan ini menggunakan kawat superkonduktor sebagai infrastruktur utamanya untuk memperoleh gambar-gambar beresolusi tinggi dari bagian-bagian yang dipindai. Salah satu bahan superkonduktor yang cocok untuk aplikasi ini adalah tembaga-niobium-timah (Cu-Nb-Sn). Karena harga superkonduktor beserta sistem pendinginan cryogenic-nya yang tinggi, peralatan MRI menjadi mahal dan eksklusif. Penelitian ini mengetengahkan pengembangan superkonduktor ekonomis Cu-Nb-Sn dengan kadar timah yang cukup tinggi. Metode Penelitian yang digunakan adalah Internal Tin, sedangakan Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui lebih detail mengenai distribusi fasa Cu-Nb pada kawat superkonduktor yang berabasis Cu-Nb-Sn akibat Proses Rolling dan Proses Wire Drawing serta Proses heat treatment.

Kata kunci : Superkonduktor, LTS (Low Temperature Superconductor), Fasa Cu dan Nb

Instrumentation of MRI (magnetic resonance imaging) is required by hospitals in the world to scan the human body as a whole and detecting any irregularities and disease in human organs. This instrumenttion uses superconducting wire as the main infrastructure to obtain high-resolution images of the scanned parts. One of the superconducting material suitable for this application is the copper-niobium-tin (Cu-Nb-Sn). Because the price of cryogenic superconductor cooling system along with its high, MRI equipment became expensive and exclusive. This study explores the development of economical superconducting Cu-Nb-Sn with lead levels high enough. The used method is Internal Tin

Keywords : Superconductor, LTS (Low Temperature Superconductor), Cu-Nb Phase

. The purpose of this study to find out more details about the distribution of Cu-Nb phase in a superconducting wire based Cu-Nb-Sn, due the process of rolling, wire drawing and heat treatment process.

.

Page 7: Proses Pemurnian Silikon Tingkat Metalurgi dengan Menggunakan ...

Abstrak | xxi

METALURGI (Metallurgy)

ISSN 0126 – 3188 Vol 25 No. 2 Agustus 2010 Kata Kunci bersumber dari artikel. Lembar abstrak ini boleh diperbanyak tanpa izin dan biaya.

UDC (OXDCF) 621.97

Bambang Sriyono dan Bintang Adjiantoro (Puslit Metalurgi – LIPI)

Pengaruh Penambahan Bi pada Paduan Solder Sn-Cu Terhadap Sifat Fisik dan Mekanik

Metalurgi, Volume 25 No.2 Agustus 2010

Perkembangan industri elektronik di Indonesia semakin maju pesat dan tentunya membutuhkan tingkat akurasi produksi yang tinggi serta proses yang ramah terhadap lingkungan. Paduan solder PbSn perlu ditinjau karena sudah dilarang pengunaanya di negara maju mengingat sifat toxic Pb yang sangat berbahaya. Sebagai salah satu alternatif untuk mengganti unsur Pb maka dilakukan modifikasi unsur Cu dengan unsur Bi untuk mendapatkan sifat fisik dan mekanik yang mendekati sifat PbSn. Metoda penggabungan secara metalurgi pada proses pembasahan dengan dasar sudut kontak dan pencapaian suhu solidus. Pengujian dilakukan terhadap paduan biner Sn-0,7%Cu dengan penambahan variasi unsur Bi 0%, 1%; 5% dan 10%. Hasil pengujian menunjukkan bahwa penambahan Bi pada paduan terner Sn-Cu-Bi akan menurunkan temperatur leleh dan ketahanan oksidasi. Sedangkan mampu basah, kekerasan, kekuatan geser, konduktivitas listrik dan kekuatan lelah naik, dengan kenaikan kandungan Bi.

Kata kunci : Ramah lingkungan, Racun, Solder bebas Pb, Senyawa intermetalik Electronic industry in Indonesia has developed rapidly, so that it will require a high accuracy level and environmentally friendly materials as a base of its production process. Because of an environmental reason, PbSn soldering material is banned in many developed countries. To eliminate the lead (Pb) content, other element such as copper (Cu) should be added to substitute the toxic Pb. This experimentally shows that increasing of Bi (0 ;1; 5; 10) has effect to improve the physical and mechanical properties. The test results showed that the addition of Bi in the ternary alloy Sn-Cu-Bi will lower the melting temperature and the oxidation resistance. The increase in Bi content also improves its wettability, hardness, shear strength, electrical conductivity and

Keywords : Environmentally friendly, Toxic, Lead free solder, Intermetallic compound

fatigue strength.

Page 8: Proses Pemurnian Silikon Tingkat Metalurgi dengan Menggunakan ...

xxii | Majalah Metalurgi, V 25.2.2010, ISSN 0126-3188

METALURGI (Metallurgy)

ISSN 0126 – 3188 Vol 25 No. 2 Agustus 2010 Kata Kunci bersumber dari artikel. Lembar abstrak ini boleh diperbanyak tanpa izin dan biaya.

UDC (OXDCF) 620

Parikin dan A.H. Ismoyo (Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir – BATAN Serpong Tangerang)

Analisis Kuantitatif Fasa Paduan ZrNbMoGe Via Penghalusan Pola Difraksi Neutron

Metalurgi, Volume 25 No.2 Agustus 2010

Analisis kuantitaif fasa menggunakan teknik difraksi neutron telah diketahui memberikan beberapa keuntungan terutama untuk unsur-unsur dengan nomor atom yang sangat berdekatan. Hal ini disebabkan oleh sifat unik dari berkas neutron yang memiliki daya penetrasi yang sangat besar dan berinteraksi langsung dengan inti atom. Sebuah eksperimen untuk menentukan jumlah fasa kristalin dalam paduan Zirkonium (ZrNbMoGe), telah dilakukan menggunakan metode difraksi neutron dengan HRPD (high resolution powder diffractometer) di PTBIN-BATAN. Analisis data dilakukan dengan metode penghalusan Rietveld. Hasil analisis menunjukkan bahwa paduan ZrNbMoGe mengandung beberapa fasa, yaitu: Zr, ZrGe, Zr3Ge dan ZrMo2. Fraksi fasa kristalin dalam paduan yang mengandung unsur 1%Ge adalah: 94,19%wt fasa Zr, 2,05%wt fasa ZrMo2, 3,15%wt fasa Zr3

Kata kunci : Difraksi neutron, Paduan ZrNbMoGe dan metode Rietveld

Ge dan 0,59%wt fasa ZrGe.

A quantitative phase analysis by using neutron diffraction technique has been proven providing some benefits particularly for elements with very similar atomic numbers. This is because of the unique properties of neutron itself, possessing high penetrating power and directly interact with atomic nuclei. An experiment to determine the amount of crystalline phases in the ZrNbMoGe system by using HRPD (high resolution powder diffractometer) has been carried out in PTBIN BATAN. The data analysis was performed by Rietveld refinements method. The result shows that the ZrNbMoGe alloy comprises of some phases i.e.: Zr, ZrGe, Zr3Ge and ZrMo2. The fraction of crystalline phases in alloy containing of 1%Ge is: 94.19%wt of Zr phase, 2.05%wt of ZrMo2 phase, 3.15%wt of Zr3

Keywords : Neutron diffraction, ZrNbMoGe alloy and Rietveld method

Ge and 0.59%wt of ZrGe phase.

Page 9: Proses Pemurnian Silikon Tingkat Metalurgi dengan Menggunakan ...

Abstrak | xxiii

METALURGI (Metallurgy)

ISSN 0126 – 3188 Vol 25 No. 2 Agustus 2010 Kata Kunci bersumber dari artikel. Lembar abstrak ini boleh diperbanyak tanpa izin dan biaya.

UDC (OXDCF) 621.34

Efendi Mabruri (Puslit Metalurgi – LIPI)

Pembuatan Magnet Barium Heksaferit dari Oksida Cold Rolling Mill

Metalurgi, Volume 25 No.2 Agustus 2010

Oksida Cold Rolling Mill (CRM) merupakan oksida besi dalam bentuk Fe2O3 hasil pemanggangan semprot dari regenerasi cairan pelarut kerak lembaran baja pengerolan dingin. Oksida ini dapat digunakan sebagai bahan baku magnet permanen barium heksaferit (BaO.6Fe2O3). Tulisan ini melaporkan pembuatan magnet barium heksaferit dari oksida CRM melalui jalur proses metalurgi serbuk. Proses pembuatan meliputi pencampuran oksida CRM dan barium karbonat di dalam ball mill, kalsinasi, kompasi dan penyinteran. Penyinteran dilakukan pada selang suhu 1000-1300oC dan waktu 1-3 jam. Karakterisasi terhadaap sampel dilakukan demngan menggunakan difraksi sinar X, SEM dan Permagraph. Hasil percobaan menunjukkan bahwa kalsinasi pada suhu 1200 °C selama 3 jam menghasilkan pembentukan struktur BaFe12O19

Kata kunci : Oksida cold rolling mill, Barium heksaferit, Magnet permanen, Sifat magnetik, Metalurgi serbuk

yang sempurna. Sifat magnetik barium heksaferit meningkat dengan meningkatnya suhu penyinteran dan mencapai harga maksimum pada suhu 1200 °C. Hasil-hasil ini dikorelasikan dengan struktur mikro magnet yang terbentuk selama penyinteran.

Cold Rolling Mill (CRM) oxides are iron oxides (Fe2O3) resulted from roasting and regeneration of descaling solution of cold rolled steel. These oxides can be used for the fabrication of permanent magnet of Barium Hexaferrite (BaO.6Fe2O3). The present paper reports the fabrication of barium hexaferrite from CRM oxides by using powder metallurgical process. The fabrication consists of mixing of CRM oxides and barium carbonates powders, calcining, compacting and sintering. The sintering process was carried out at a range of temperature from 1000 to 1300 °C and of time from 1 to 3 hours. The characterization of the samples was carried out by XRD, SEM and Permagraph. The experimental results showed that the calcination at 1200 °C for 3 hours resulted in the completed formation of BaFe12O19 structure in the calcined powders.

Keywords : Cold rolling mill oxides, Barium hexaferrite, Permanent magnet, Magnetic properties, Powder metallurgy

The magnetic properties of barium hexaferrite increased as sintering temperature increased and reached the maximum value at 1200 °C. These results were correlated with the microstructures developed during sintering.

Page 10: Proses Pemurnian Silikon Tingkat Metalurgi dengan Menggunakan ...

xxiv | Majalah Metalurgi, V 25.2.2010, ISSN 0126-3188

METALURGI (Metallurgy)

ISSN 0126 – 3188 Vol 25 No. 2 Agustus 2010 Kata Kunci bersumber dari artikel. Lembar abstrak ini boleh diperbanyak tanpa izin dan biaya.

UDC (OXDCF) 622.7

Basso D. Makahanap dan A. Manaf

Karakteristik Reduksi Bijih Besi Laterit

(Universitas Indonesia Program Pasca Sarjana Ilmu Material)

Metalurgi, Volume 25 No.2 Agustus 2010

Indonesia mempunyai banyak cadangan bijih besi laterit (laterit) dan batubara. Sampai saat ini bijih besi laterit belum dipakai sebagai bahan baku utama dalam industri baja. Untuk menjajaki kemungkinan penggunaan laterit dan batubara sebagai bahan baku pembuatan baja, dilakukan penelitian reduksi laterit dengan reduktor batubara antrasit (antrasit) dan batubara bituminus (bituminus) dalam kondisi isotermal pada selang temperatur 800 – 1100 °C. Komposisi mineral hasil reduksi dianalisa dengan X-ray diffractometer (XRD) untuk mempelajari efektivitas reduksi kedua reduktor tersebut dan karakteristik kinetika metalisasi reduksinya. Metalisasi ditentukan oleh temperatur dan waktu reduksi, metalisasi maksimal tercapai pada temperatur dan waktu reduksi yang maksimal. Kinetika metalisasi reduksi pada kondisi isotermal menunjukkan ada dua tahap reduksi yang mengindikasikan ada dua tahap atau mekanisme reduksi. Mampu reduksi bituminus ternyata lebih besar dibandingkan antrasit.

Kata kunci: Laterit, Reduksi, Batubara, Metalisasi Indonesia has abundant resources of lateritic nickel ore and coal. However, this resource has not been considered as a main raw material in the Indonesian steel industry. To explore the possibility of using this resource as a raw material in the Indonesian steel industry, some reduction experiment of iron lateritic ore using anthrasitic and bituminous coal has been conducted in the temperature range of 800 to 1100 °C. Mineral composition of the reduction product has been analyzed using x-ray diffractometer (XRD) to study the the reduction effectiveness of the two kind of coal reductant and the characteristic of their metallization kinetics. It was found that the metallization was dependent on the the temperature and time of reduction. The maximum metallization reduction achieved in the highest temperature and longest time. The isothermal condition shows that the metallization reduction kinetics can be devided in two stages of reduction. The experiment also shows that the bituminous coal give a better metallization results compare to the anthracitic coal.

Keywords : Iron, Laterite, Coal, Metallization

Page 11: Proses Pemurnian Silikon Tingkat Metalurgi dengan Menggunakan ...

PROSES PEMURNIAN SILIKON TINGKAT METALURGI DENGAN MENGGUNAKAN METODA PELARUTAN KIMIA

Bintang Adjiantoro dan Efendi Mabruri

Pusat Penelitian Metalurgi-LIPI Kawasan Puspiptek Gd.470, Serpong 15314

Intisari

Proses pemurnian silikon tingkat metalurgi (MG-Si) dengan menggunakan metoda pelarutan asam telah dilakukan dengan memvariasikan jenis larutan asam, waktu pelarutan dan gerakan pengadukan (mekanik dan ultrasonik). Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pelarutan MG-Si dengan asam adalah satu cara yang ekonomis untuk memindahkan pengotor logam. Persentase hasil ekstraksi seluruh pengotor dengan pelarutan HF mencapai 80,9%, lebih tinggi dibandingkan dengan pelarutan HCl dan HNO3. Sedangkan persentase hasil ekstraksi seluruh pengotor dengan gerakan pengadukan ultrasonik mencapai 91,9%, lebih tinggi dibandingkan dengan gerakan pengadukan mekanik.

Kata kunci : Silikon tingkat metalurgi, Pemurnian dengan proses kimia, Pelarutan asam, Pengotor

Abstract

Purification of metallurgical grade silicon by using chemical/acid leaching has been conducted with varying

the parameters of acid solution, time of leaching and mixing method (mechanic and ultrasonic). Experimental Result showed that acid leaching of MG-SI is an economic way to remove metal impurities. The HF leaching resulted in the impurities extraction percentage of 80.9%, which was higher compared to that of HCL and HNO3 leaching. Furthermore, acid leaching with ultrasonic stirring resulted in the impurities extraction percentage of 91.9% , which was higher compared to that of mechanical stirring.

Keywords : Metallurgical grade silicon, Chemical purification, Acid leaching , Impurities

PENDAHULUAN Energi Photovoltaic adalah energi baru

yang paling penting dalam abad 21 karena tidak pernah habis dibandingkan dengan energi konvensional. Perkembangan Photovoltaic dunia abad ke 21 ditunjukkan secara grafis seperti terlihat pada Gambar 1[1]

Energi Photovoltaic menggunakan bahan baku solar grade silicon (SoG-Si), cukup mahal dan menjadikan kendala di dalam pembangunan industri sel surya

. Produksi solar cell dunia pada tahun 1995 mencapai sekitar 100 MW, kemudian dengan berjalannya waktu mengalami kenaikan. Pada tahun 2005 produksi mencapai lebih dari 1500 MW dan sampai saat ini produksi sel surya sudah mencapai lebih dari 2000 MW.

[2].

Indonesia sampai saat ini belum bisa memproduksi sel surya sendiri, dan masih menggantungkan pasokan SoG-Si dari luar negeri. Padahal bahan baku SoG-Si adalah metallurgical grade silicon (MG-Si) hasil proses reduksi silika dengan reduktor karbon.

Gambar 1. Produksi Solar Cell dunia (PV News, April 2006) P

[1]

Page 12: Proses Pemurnian Silikon Tingkat Metalurgi dengan Menggunakan ...

72 | Majalah Metalurgi, V 25.2.2010, ISSN 0126-3188/ hal 71-78

Sedangkan sumber daya alam silika di Indonesia cukup berlimpah. Kondisi ini sebenarnya dapat diperbaiki mengingat pembuatan wafer silikon sebagai bahan dasar sel surya dapat dilakukan di dalam negeri dengan teknik yang sederhana. Sel surya pada masa kini tidak memerlukan bahan dasar berupa wafer silikon jenis kristal tunggal yang dalam pembuatannya memakan biaya cukup tinggi. Dengan teknik yang telah berkembang dalam dekade terakhir, sel surya yang menggunakan bahan dasar wafer jenis kristal poli sudah dapat menunjukkan efisiensi rata-rata yang cukup tinggi, walaupun masih di bawah efisiensi sel surya yang menggunakan wafer silikon kristal tunggal. Rendahnya efisiensi ini secara total cost dapat dikompensasi dengan rendahnya biaya pembuatan wafer silikon kristal poli[3].

Bahan baku silikon untuk sel surya harus mempunyai tingkat kemurnian sekitar 6N (99,9999%berat Si). Saat ini sumber solar grade silicon (SoG-Si) yang memiliki kemurnian 6N (99,9999%Si) terbesar diambil dari silicon skrap (off-grade) industri elektronik yang memiliki kemurnian 11-12N[4].

Ketergantungan pada silikon off-grade ini menyebabkan keterbatasan suplai SoG-Si. Untuk mendapatkan bahan baku yang murah, pendekatan yang paling menarik adalah dengan meng-upgrade silikon metalurgi (MG-Si/99%Si) dengan memurnikannya dari pengotor yang ada dari kadar yang tinggi sampai ke tingkat kurang dari 1 ppma (part per million atom) melalui jalur proses metalurgi[4].

MG-Si diperoleh dari hasil proses reduksi carbothermic terhadap silika (SiO2) yang mengandung beberapa unsur pengotor logam dan non logam. Pengotor logam seperti besi (Fe), aluminium (Al), kalsium (Ca), dan pengotor non logam seperti fosfor (P) dan boron (B). Ke dua jenis pengotor sama-sama dapat mempengaruhi sifat physiochemical dari material silikon. Untuk persyaratan SoG-Si, perlu menghilangkan unsur pengotor

tersebut[6]. Kegiatan penelitian ini difokuskan pada proses pemurnian MG-Si yang memiliki tingkat kemurnian 2N (99%Si) menjadi SoG-Si dengan tingkat kemurnian 6N (99,9999%Si) melalui proses pelarutan asam yang dikombinasikan dengan proses pembekuan terarah (directional solidification)[5].

Tulisan ini melaporkan hasil percobaan pemurnian MG-Si dengan proses pelarutan kimia. Proses pelarutan terhadap MG-Si menggunakan asam-asam HCl, HF dan HNO3 dan dilakukan secara bertahap serta menggunakan dua sistem pengadukan yaitu mekanik dan ultrasonik.

PROSEDUR PERCOBAAN

Bahan baku penelitian yang digunakan

adalah MG-Si yang diperoleh dari pasaran. (Gambar 2).

Gambar 2. Bahan awal MG-Si Alur proses penelitian yang dilakukan,

secara keseluruhan ditunjukkan pada Gambar 3.

Uraian Percobaan

a. Bahan baku MG-Si dilakukan

karakterisasi untuk mengetahui komposisi unsur pengotor yang terkandung di dalam bahan baku tersebut. Selain itu dilakukan pengamatan metalografi untuk mengetahui penyebaran unsur pengotor di dalam struktur mikro MG-Si.

Page 13: Proses Pemurnian Silikon Tingkat Metalurgi dengan Menggunakan ...

Proses Pemurnian Silikon…../ Bintang Adjiantoro | 73

b. Penentuan variabel proses dan pemahaman tentang fenomena karaktertistik pengotor dalam kaitannya dengan proses pemurnian MG-Si, meliputi : jenis larutan kimia, temperatur dan waktu proses pelarutan, kondisi pengadukan (mekanik dan ultrasonik).

c. Proses penyiapan sampel meliputi penggerusan (grinding), pengayakan (seiving) dengan ukuran 147 µm dan pemisahan unsur Fe menggunakan alat pemisah magnetik (magnetic separator). Kemudian konsentrat MG-Si diendapkan, dikeringkan dan dianalisis kimia untuk mengetahui pengurangan unsur Fe dari MG-Si.

d. Proses pelarutan MG-Si yang dilakukan menggunakan jenis asam HCl, HF dan HNO3, dengan lamanya pelarutan 8 jam dan jenis pengadukan yang dipakai menggunakan mekanik dan ultrasonik. Kemudian hasil pelarutan asam dilakukan analisis kimia untuk mengetahui seberapa besar unsur pengotor yang dapat dihilangkannya.

e. Karakterisasi dilakukan melalui beberapa metoda, yaitu: Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS), Scanning Electron Microscope (SEM) dan Metallographic.

Proses Pelarutan MG-Si

Proses pelarutan MG-Si baik dengan

pengadukan mekanik maupun ultrasonik, adalah sebagai berikut : - Proses pelarutan dengan HCl terhadap

50 g sampel (147 µm) + 50 ml HCl encer (vol. 1 : 1) pada titik didih selama 4 jam

- Proses pelarutan dengan HF terhadap 50 g sampel (147 µm) + 200 ml HF (10% w) pada suhu kamar selama 4 jam

- Proses pelarutan dengan HNO3 terhadap 50 g sampel (147 µm) + 250 ml HNO3 encer (vol. 1 : 1) pada titik didih selama 4 jam

MG-Si

Penggerusan

Pengayakan

Proses PelarutanJenis pelarut : HCl, HF, HNO3

dan waktu pelarutan

147 µm

Pencucian

Pengeringan

Karakterisasi hasil pelarutan

Pengadukan Ultrasonik

PengadukanMekanik

Pemisahan Magnetik

Gambar 3. Diagram alir proses pemurnian MG-Si

HASIL PERCOBAAN

KARAKTERISASI SILIKON TINGKAT METALURGI

Bahan baku MG-Si, sebelum dilakukan

percobaan pemurnian melalui proses pelarutan asam terlebih dahulu dikarakterisasi untuk mengetahui jenis unsur-unsur pengotor apa saja yang terkandung di dalam bahan baku MG-Si.

ANALISA KIMIA

Analisis Komposisi Kimia

Alat uji yang digunakan dalam

pengujian MG-Si yaitu menggunakan XRF di Laboratory Test RCMS (Research Center for Materials Science) Faculty of Maths and Natural Sciences Universitas Indonesia Jakarta. Hasil pengujian bahan awal MG-Si ditunjukkan pada Tabel 1.

Page 14: Proses Pemurnian Silikon Tingkat Metalurgi dengan Menggunakan ...

74 | Majalah Metalurgi, V 25.2.2010, ISSN 0126-3188/ hal 71-78

Tabel 1. Analisis Komposisi kimia MG-Si

Unsur Konsentrasi

% berat

Ppm

Fe 0,277 2770 Ca 0,0122 122 Mg 0,0204 204 Ti 0,128 1280 Al 0,182 1820 Si > 99.38 -

Analisis dengan SEM

Alat yang digunakan yaitu SEM-EDX.

Adapun tujuan pengujian dengan alat ini yaitu mengidentifikasi unsur pengotor pada sampel MG-Si secara kualitatif dan semi kauntitatif.

Gambar 4 adalah struktur mikro MG-Si hasil pengujian SEM yang menunjukkan adanya bintik-bintik putih yang terkonsentrasi pada batas butir. Analalsis menggunakan EDX memberikan keterangan bahwa bintik putih tersebut merupakan pengotor yang mengandung Fe, Ca, Ti, Al dan Mo.

003

003

0,2 mm0,2 mm0,2 mm0,2 mm0,2 mm

0.00 3.00 6.00 9.00 12.00 15.00 18.00 21.00

keV

003

0

400

800

1200

1600

2000

2400

2800

3200

Cou

nts

CK

aO

Ka

AlK

aSi

Ka

CaK

aC

aKb

TiL

lT

iLa

TiK

aT

iKb

FeL

lFe

La

FeK

esc

FeK

aFe

Kb

MoL

lM

oLa

MoK

a

ZAF Method Standardless Quantitative Analysis. Fitting Coefficient:0.6477 Element (keV) Mass% Error% Atom% K C K 0.277 39.05 0.95 59.72 11.1036 O K 0.525 13.68 1.64 15.70 11.6156 Al K 1.486 7.95 0.40 5.41 11.5238 Si K 1.739 19.81 0.43 12.95 30.8220 Ca K 3.690 1.43 0.58 0.66 3.0568 Ti K 4.508 1.63 0.72 0.62 2.976 Fe K 6.398 13.02 1.29 4.28 23.9172 Mo L 2.293 3.44 1.20 0.66 4.9845 Total 100.00 100.00

Gambar 4. Image dan analisis kualitatif sampel Silikon dengan SEM-EDX pada posisi dot 003 (bintik putih)

006

006

0,2 mm0,2 mm0,2 mm0,2 mm0,2 mm

0.00 3.00 6.00 9.00 12.00 15.00 18.00 21.00

keV

006

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

18000

Cou

nts

SiK

a

ZAF Method Standardless Quantitativ Analysis Fitting Coefficient : 0.6205 Element (keV) Mass% Error% Atom% K Si K 1.739 100.00 1.79 100.00 100.000 Total 100.00 100.00

Gambar 5. Image dan analisis kualitatif sampel Silikon dengan SEM-EDX pada posisi dot 006

Gambar 5 hasil pengujian menunjukkan

permukaan yang relatif bersih. Pada permukaan tersebut kemudian dianalisis dengan EDX, terlihat bahwa area tersebut hanya terdiri atas logam Silikon sedangkan unsur pengotor lain tidak terdeteksi.

dot 006

dot 003

Page 15: Proses Pemurnian Silikon Tingkat Metalurgi dengan Menggunakan ...

Proses Pemurnian Silikon…../ Bintang Adjiantoro | 75

Struktur Mikro MG-Si

Gambar 6. Struktur mikro MG-Si.Pembesaran 25x Etsa: Flour Regia

Hasil Percobaan Pemurnian MG-Si

Hasil analisa kimia terhadap konsentrasi

pengotor setelah pelarutan dengan berbagai jenis asam pada ukuran partikel 147 µm selama 4 jam dan menggunakan gerakan pengadukan mekanik, ditunjukkan pada Tabel 2.

Tabel 2. Konsentrasi pengotor setelah pelarutan dengan berbagai jenis asam

Unsur pengotor

Kondisi awal

MG-Si

Konsentrasi Pengotor, ppm

HCl HNO3 HF

Al 182000 89800 87700 53400 Fe 277000 86000 35800 33600 Ca 12200 8100 3300 2200 Ti 128400 78500 44600 25100 Mg 20400 15900 13200 4100 Total 620000 278300 184600 118400 Dalam % 0,62% 0,278% 0,185% 0,118% % Si 99.38 99.72 99.82 99.88

Partikel MG-Si pada ukuran 147 µm

dengan pelarutan HF pada suhu kamar dengan waktu 6 jam dan menggunakan gerakan pengadukan mekanik dan ultrasonik. Hasil analisa kimia dari percobaan ditunjukkan pada Tabel 3.

Tabel 3. Konsentrasi pengotor setelah pelarutan HF dengan gerakan pengadukan mekanik dan ultrasonik

Unsur

pengotor

Kondisi awal MG-

Si

Konsentrasi Pengotor, ppm

Mekanik Ultrasonic

Al 182000 70410 46140 Fe 277000 2060 1460

Ca 12200 1709 360 Ti 128400 510 1120 Mg 20400 1920 1320 Total 620000 76609 50400 Dalam % 0,62% 0.076609 0.0504

% Si 99.38 99.92339 99.9496

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Jenis Larutan Asam

Dari hasil analisa kimia terhadap

konsentrasi pengotor setelah pelarutan dengan berbagai jenis asam, seperti ditunjukkan pada Tabel 2. Kemudian setelah diplot ke dalam gambar kurva yang ditunjukkan pada Gambar 7 terlihat bahwa ketiga jenis larutan asam (HCl, HNO3 dan HF) dapat menurunkan konsentrasi pengotor yang ada di dalam sampel MG-Si walaupun keefektifan larutan dan efisiensi ekstraksi berbeda-beda.

-500

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000

4500

MG-Si HCl HNO3 HF

Jenis larutan leahing

Kand

unga

n un

sur p

engo

tor,

ppm Al

Fe

Ca

Ti

Mg

Gambar 7. Pengaruh jenis pelarut terhadap kandungan unsur pengotor

Untuk mengetahui keefektifan larutan

bisa diketahui dengan menghitung :

×

−=

∑∑ ∑ %100

npnKeefektifan larutan

Σn = jumlah total konsentrasi unsur pengotor sebelum pelarutan

dimana :

Σp = jumlah total konsentrasi unsur pengotor setelah pelarutan

Sedangkan untuk menghitung efisiensi ekstraksi menggunakan perhitungan :

Page 16: Proses Pemurnian Silikon Tingkat Metalurgi dengan Menggunakan ...

76 | Majalah Metalurgi, V 25.2.2010, ISSN 0126-3188/ hal 71-78

×

−= %100

EpEqEpEfisiensi ekstraksi

Ep = konsentrasi pengotor sebelum pelarutan dimana :

Eq = konsentrasi unsur pengotor setelah pelarutan Hasil perhitungan terhadap keefektifan

untuk larutan HF mencapai 80,90% sedangkan larutan HCl dan HNO3 masing-masing mencapai 70,22% dan 55,11%. Begitu pula hasil perhitungan terhadap efisiensi ekstraksi dapat dilihat pada Gambar 8 bahwa efisiensi ekstraksi dari larutan HCl adalah paling rendah sedangkan efisiensi ekstraksi dari larutan HF paling tinggi untuk setiap unsur pengotor.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Unsur Pengotor

Efis

iens

i Eks

traks

i, %

HCL 50.6593407 68.9530686 33.6065574 38.8629283 22.0588235

HNO3 51.8131868 87.0758123 72.9508197 65.2647975 35.2941176

HF 70.6593407 87.8700361 81.9672131 80.4517134 79.9019608

Al Fe Ca Ti Mg

Gambar 8. Pengaruh jenis pelarut terhadap persen efisiensi ekstraksi unsur pengotor

Pengaruh Jenis Pengadukan

Dari hasil analisa kimia terhadap konsentrasi pengotor setelah pelarutan HF dengan menggunakan gerakan pengadukan mekanik dan ultrasonik seperti ditunjukkan pada Tabel 3, kemudian diplot ke dalam gambar kurva (Gambar 9) terlihat bahwa ke duan metoda pengadukan ini dapat menurunkan konsentrasi pengotor yang ada di dalam sampel MG-Si walaupun keefektifan larutan dan efisiensi ekstraksi berbeda-beda.

Hasil perhitungan terhadap keefektifan yang menggunakan gerakan pengadukan mekanik dan ultrasonik masing-masing mencapai 87,64% dan 91,87%. Begitu

pula hasil perhitungan terhadap efisiensi ekstraksi dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 9. Pengaruh metoda pengadukan terhadap kandungan unsur pengotor

Pada Gambar 10 menunjukkan bahwa

efisiensi ekstraksi dari pengaruh gerakan pengadukan mekanik lebih rendah dari gerakan pengadukan ultrasonik untuk unsur pengotor Al, Ca dan Mg sedangkan untuk unsur pengotor Fe dan Ti masih berimbang.

0

20

40

60

80

100

120

Unsur Pengotor

Efis

iens

i Eks

traks

i, %

Mekanik 61.313187 99.256318 85.991803 99.602804 90.588235

Ultrasonik 74.648352 99.472924 97.04918 99.127726 93.529412

Al Fe Ca Ti Mg

Gambar 10. Pengaruh gerakan pengadukan terhadap persen efisiensi ekstraksi unsur pengotor

Berdasarkan hasil proses pemurnian

yang menggunakan pelarutan, tingkat kemurnian silikon yang telah diperoleh mencapai 99,95%Si. Sekedar melihat distribusi unsur pengotor yang masih terdapat di dalam sampel hasil pelarutan, maka beberapa sampel hasil pelarutan dilakukan proses pelelehan. Dari hasil pelelehan kemudian dilakukan analisis SEM-EDS seperti yang ditunjukkan pada Gambar 11 dan 12.

-500

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000

4500

MG-Si Mekanik Ultrasonik

Metoda Pengadukan

Kand

unag

n un

sur p

engo

tor,

ppm

Al

Fe

Ca

Ti

Mg

Page 17: Proses Pemurnian Silikon Tingkat Metalurgi dengan Menggunakan ...

Proses Pemurnian Silikon…../ Bintang Adjiantoro | 77

ZAF Method Standardless Quantitative Analysis. Fitting Coefficient : 0.2350 Element (keV) Mass% Error% Atom% K Si K 1.739 100.00 0.46 100.00 100.000 Total 100.00 100.00 Gambar 11. Image dan analisis kualitatif sampel Silikon dengan SEM-EDX pada posisi dot 001

0.00 3.00 6.00 9.00 12.00 15.00 18.00 21.00

keV

003

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

9000

Cou

nts

SiK

a

FeL

lFe

La

FeK

esc

FeK

aFe

Kb

ZAF Method Standardless Quantitative Analysis. Fitting Coefficient : 0.2350 Element (keV) Mass% Error% Atom% K Si K 1.739 94.10 0.42 96.94 94.8587 Fe K 6.398 5.90 1.73 3.06 5.1413 Total 100.00 100.00 Gambar 12. Image dan analisis kualitatif sampel Silikon dengan SEM-EDX pada posisi dot 002

Distribusi unsur pengotor masih terlihat dibatas butir seperti ditunjukkan pada Gambar 12 dimana batas butir merupakan tempat berkumpulnya unsur pengotor terutama unsur Fe. Hasil proses pelelehan dari bahan yang telah dimurnikan dengan pelarutan kimia berbeda jauh dengan bahan awalnya, seperti yang terlihat pada Gambar 5.

KESIMPULAN

Dari hasil percobaan pemurnian MG-Si

dengan metoda pelarutan kimia, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Proses pelarutan MG-Si dengan asam

adalah satu cara yang ekonomis untuk menurunkan kandungan pengotor logam.

2. Penurunan kandungan unsur pengotor menggunakan pelarut HF mencapai 80,90% dengan efisiensi ekstaksi lebih tinggi dibandingkan dengan pelarut HCl dan HNO3 yang masing-masing mencapai 55,11 dan 70,22%.

3. Penurunan kandungan unsur pengotor dengan menggunakan gerakan pengadukan ultrasonik meningkat mencapai 91,87% dengan efisiensi ekstaksi lebih tinggi dibandingkan dengan gerakan pengadukan mekanik yang mencapai 87,64%.

SARAN Ukuran serbuk MG-Si masih perlu

dikecilkan hingga mencapai ukuran lebih kecil dari ukuran butir rata-rata silikon.

UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih

kepada Kementerian Riset dan Teknologi yang telah membiayai penelitian ini melalui Program Insentif Ristek 2010.

0.00 3.00 6.00 9.00 12.00 15.00 18.00 21.00

keV

002

0

1500

3000

4500

6000

7500

9000

10500

12000

Cou

nts

SiK

a

001

001

002

002

0,2 mm0,2 mm0,2 mm0,2 mm0,2 mm

dot 001

dot 002

Page 18: Proses Pemurnian Silikon Tingkat Metalurgi dengan Menggunakan ...

78 | Majalah Metalurgi, V 25.2.2010, ISSN 0126-3188/ hal 71-78

DAFTAR PUSTAKA

[1] Alvin D.C. 2006. Photovoltaics: clean power for the 21st century, Sol. Energy Mater. Sol. Cells.

[2] Sarti D, Einhaus R. 2002. Silicon feedstock for the multi-crystalline photovoltaic industry. Sol. Energy Mater. Sol. Cells.

[3] Swanson R.M. 2006. A vision for crystalline silicon photovoltaics. Prog. Photovolt. Res.

[4] Feng R.H, Ma T.C, Jiang S and Huang K. 2007. Preparation technologies of solar grade multicrystalline silicon. Adv. Mater. Ind. Chinese.

[5] Hunt L.P, Dosaj V.D, McCormick J.R and Crossman L.D. 2005. Purification

of metallurgical-grade silicon to solar-grade quality. International Symposium on Solar Energy, Washing.

RIWAYAT PENULIS

Bintang Adjiantoro Alumni Akademi Industri Logam Bandung Jurusan Teknik Metalurgi lulus tahun 1982. Melanjutkan pendidikan di UNJANI jurusan Teknik Metalurgi lulus S1 tahun 1995 dan lulus S2 jurusan Teknik Mesin ISTN tahun 2004. Sejak tahun 1982 sampai sekarang bekerja di Pusat Penelitian Metalurgi – LIPI sebagai peneliti

Page 19: Proses Pemurnian Silikon Tingkat Metalurgi dengan Menggunakan ...

Indeks |

Indeks Penulis

A A.H. Ismoyo 93 A. Manaf 111

B Bambang Sriyono 85 Basso D. Makahanap 111 Bintang Adjiantoro 71, 85

E Efendi Mabruri 71, 103

P Parikin 93 Pius Sebleku 79

Page 20: Proses Pemurnian Silikon Tingkat Metalurgi dengan Menggunakan ...

| Majalah Metalurgi, V 25.2.2010, ISSN 0126-3188

Page 21: Proses Pemurnian Silikon Tingkat Metalurgi dengan Menggunakan ...

Indeks |

Indeks

A Acid leaching 71

B Barium heksaferit 103, 104, 105, 106,

107, 108 Barium hexaferrite 103 Batubara 111, 112, 113, 114

C Chemical purification 71 Coal 111, 117 Cold rolling mill oxides 103 Cu Phase and Nb 79

D Difraksi neutron 93, 94, 97, 98, 100

E Environmentally friendly 85

F Fasa Cu dan Nb 79

H Hardness 85

I Impurities 71 Intermetallic 85, 111 Iron 103, 111, 117

L Laterit 111, 112, 113, 114, 115, 116,

117 Laterite 111, 117 Lead free solder 85, 91, 92 LTS 79

M Magnet permanent 103 Magnetic properties 103, 109 Metalisasi 111, 112, 115, 116 Metallization 111 Metallurgical grade silicon 71, 78 Metalurgi serbuk 103, 104, 108

N Neutron diffraction 93, 101

O Oksida cold rolling mill 103

P Paduan ZrNbMoGe & metode Rietveld 93 Pelarutan asam 71, 72, 73 Pemurnian dengan proses kimia 71 Pengotor 71, 72, 73, 74, 75, 76, 77, 84 Permanent magnet 103, 109 Powder metallurgy 103

R Racun 85 Ramah lingkungan 85 Reduksi 71, 72, 98, 99, 111, 112, 113,

114, 115, 116

S Senyawa Intermetalik 80, 84, 85 Silikon tingkat metalurgi 71, 73 Solder bebas Pb 85 Superconductor 79, 80, 81, 84 Superkonduktor 79, 80, 81, 82

T Toxic 85

Z ZrNbMoGe alloy & Rietveld method 93

Page 22: Proses Pemurnian Silikon Tingkat Metalurgi dengan Menggunakan ...

| Majalah Metalurgi, V 25.2.2010, ISSN 0126-3188

Page 23: Proses Pemurnian Silikon Tingkat Metalurgi dengan Menggunakan ...

PANDUAN BAGI PENULIS

1. Penulis yang berminat menyumbangkan hasil karyanya untuk dimuat di dalam majalah Metalurgi, diharuskan mengirim naskah asli dalam bentuk final baik hardcopy atau softcopy (dalam file doc), disertai pernyataan bahwa naskah tersebut belum pernah diterbitkan atau tidak sedang menunggu penerbitannya dalam media tertulis manapun.

2. Penulis diminta mencantumkan nama tanpa gelar, afiliasi kedudukan dan alamat emailnya setelah judul karya tulisnya, dan ditulis dengan Times New Roman (TNR), jarak 1 spasi, font 12.

3. Naskah harus diketik dalam TNR font 12 dengan satu (1) spasi. Ditulis dalam bentuk hardcopy dengan kertas putih dengan ukuran A4 pada satu muka saja. Setiap halaman harus diberi nomor dan diusahakan tidak lebih dari 30 halaman

4. Naskah dapat ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris, harus disertai dengan judul yang cukup ringkas dan dapat melukiskan isi makalah secara jelas. Judul ditulis dengan huruf kapital menggunakan TNR font 14 dan ditebalkan. Untuk yang berbahasa Indonesia, usahakanlah untuk menghindari penggunaan bahasa asing.

5. Isi naskah terdiri dari Judul naskah, Nama Pengarang dan Institusi beserta email, Intisari/Abstract, Pendahuluan, Tata Kerja/Prosedur Percobaan, Hasil Percobaan, Pembahasan, Kesimpulan dan Saran, Daftar Pustaka, Ucapan Terimakasih dan Riwayat Hidup. Pakailah bahasa yang baik dan benar, singkat tapi cukup jelas, rapi, tepat dan informatif serta mudah dicerna/dimengerti. Sub judul ditulis dengan huruf kapital TNR font 12, ditebalkan tanpa penomoran urutan sub judul, misalnya : PENDAHULUAN PROSEDUR PERCOBAAN, dan seterusnya.

6. Naskah harus disertai intisari pendek dalam bahasa Indonesia dan abstract dalam bahasa Inggris ditulis TNR 10 jarak 1 spasi diikuti dengan kata kunci/keywords ditulis miring. Isi dari intisari/abstract merangkum secara singkat dan jelas tentang : • Tujuan dan Ruang Lingkup Litbang • Metoda yang Digunakan • Ringkasan Hasil • Kesimpulan

7. Isi pendahuluan menguraikan secara jelas tentang : • Masalah dan Ruang Lingkup • Status Ilmiah dewasa ini • Hipotesis • Cara Pendekatan yang Diharapkan • Hasil yang Diharapkan

8. Tata kerja/prosedur percobaan ditulis secara jelas sehingga dapat dipahami langkah- langkah percobaan yang dilakukan.

9. Hasil dan pembahasan disusun secara rinci sebagai berikut : • Data yang disajikan telah diolah, dituangkan dalam bentuk tabel atau gambar, serta diberi

keterangan yang mudah dipahami. Penulisan keterangan tabel diletakkan di atas tabel, rata kiri dengan TNR 10 dengan spasi 1. Kata tabel ditulis tebal. Akhir ketrangan tidak diberi tanda titik .

LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA P U S A T P E N E L I T I A N M E T A L U R G I Kawasan PUSPIPTEK Serpong 15314, Tlp.021-7560911 Fax. 021-7560553

Page 24: Proses Pemurnian Silikon Tingkat Metalurgi dengan Menggunakan ...

PANDUAN BAGI PENULIS

Contoh : Tabel 1. Harga kekerasan baja SS 316L Penulisan keterangan gambar ditulis di bawah gambar, rata kiri dengan TNR 10 jarak 1 spasi, format “in line with text”. Kata gambar ditulis tebal. Akhir ketrangan tidak diberi tanda titik. Contoh : Gambar 1. Struktur mikro baja SS 316L

• Pada bagian pembahasan terlihat adanya kaitan antara hasil yang diperoleh dengan konsep dasar dan atau hipotesis

• Kesesuaian atau pertentangan dengan hasil litbang lainnya • Implikasi hasil litbang baik secara teoritis maupun penerapan

10. Kesimpulan berisi secara singkat dan jelas tentang : • Esensi hasil litbang

Penalaran penulis secara logis dan jujur, fakta yang diperoleh 11. Penggunaan singkatan atau tanda-tanda diusahakan untu memakai aturan nasional atau

internasional. Apabila digunakan sistem satuan maka harus diterapkan Sistem Internasional (SI)

12. Kutipan atau Sitasi • Penulisan kutipan ditunjukkan dengan membubuhkan angka (dalam format superscript)

sesuai urutan. • Angka kutipan ditulis sebelum tanda titik akhir kalimat tanpa spasi, dengan tanda kurung

siku dan tidak ditebalkan (bold). • Jika menyebut nama, maka angka kutipan langsung dibubuhkan setelah nama tersebut. • Tidak perlu memakai catatan kaki. • Urutan dalam Daftar Pustaka ditulis sesuai dengan nomor urut kutipan dalam naskah.

Contoh: Struktur mikro baja SS 316L[2]. 13. Penyitiran pustaka dilakukan dengan memberikan nomor di dalam tanda kurung. Daftar

pustaka itu sendiri dicantumkan pada bagian akhir dari naskah. Susunan penulisan dari pustaka sebagai berikut : 1. Buku dengan satu pengarang atau dua pengarang (hanya nama pengarang yang

dibalik) : [1] Peristiwady, Teguh. 2006. Ikan-ikan Laut Ekonomis Penting di Indonesia : Petunjuk Identifikasi. Jakarta : LIPI Press. [2] Bambang, Dwiloka dan Ratih Riana. 2005. Teknik Menulis Karya Ilmiah. Jakarta : Rineka Cipta.

2. Buku dengan tiga pengarang atau lebih [1] Suwahyono, Nurasih dkk. 2004. Pedoman Penampilan Majalah Ilmiah Indonesia. Jakarta : Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah, LIPI.

3. Buku tanpa nama pengarang, tapi nama editor dicantumkan. [1] Brojonegoro, Arjuno dan Darwin (Ed.). 2005. Pemberdayaan UKM melalui Program Iptekda LIPI, Jakarta : LIPI Press.

4. Buku tanpa pengarang, tapi ditulis atas nama Lembaga. [1] Pusat Bahasa Departemen Pendidikan dan Nasional. 2006. Kamus Besar bahasa Indonesia Jakarta : Balai Pustaka.

LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA P U S A T P E N E L I T I A N M E T A L U R G I Kawasan PUSPIPTEK Serpong 15314, Tlp.021-7560911 Fax. 021-7560553

Page 25: Proses Pemurnian Silikon Tingkat Metalurgi dengan Menggunakan ...

PANDUAN BAGI PENULIS

5. Artikel dari Jurnal/majalah dan koran (bila tanpa pengarang) [1] Haris, Syamsudin. 2006.,,Demokratisasi Partai dan Dilema Sistem Kepartaian di Indonesia”. Jurnal Penelitian Politik.: 67-76 Jakarta.

6. Artikel dari bunga rampai [1] Oetama, Yacob. 2006.,, Tradisi Intelektualitas, Taufik Abdullah, Jurnalisme Makna”. Dalam A.B. Lapian dkk. (Ed.), Sejarah dan Dialog Peradaban. Jakarta : LIPI Press.

7. Bahan yang belum dipublikasikan atau tidak diterbikan [1] Wijana, I dewa Putu. 2007.,,Bias Gender pada Bahasa Majalah Remaja”. Tesis, Fakultas Ilmu Budaya Yogyakarta : Universitas Gajah Mada.

8. Bahan yang belum dipublikasikan atau tidak diterbikan

[1] Wijana, I dewa Putu. 2007.,,Bias Gender pada Bahasa Majalah Remaja”. Tesis, Fakultas Ilmu Budaya Yogyakarta : Universitas Gajah Mada.

9. Tulisan Bersumber dari Internet [1] Rustandy, Tandean. 2006 “Tekan Korupsi Bangun Bangsa”. (http://www.kpk.go.id/modules/news/article.php?storyid=1291, diakses 14 Januari 2007)

14. Ucapan terimakasih ditulis dengan huruf kapital TNR font 12 dan ditebalkan. Isi dari ucapan terimakasih ditulis dengan TNR 12 dan spasi 1.

15. Naskah yang dinilai kurang tepat untuk dimuat di dalam majalah akan dikirim kembali kepada penulis. Saran-saran akan diberikan apabila ketidak tepatan tersebut hanya disebabkan oleh format atau cara penyajian.

16. Penulis bertanggung jawab penuh atas kebenaran naskahnya. 17. Setiap penerbitan tidak ada dua kali atau lebih penulis utama yang sama. Apabila ada, salah

satu naskahnya penulis utama tersebut ditempatkan pada penulis kedua.

Serpong, 8 Juni 2009 Redaksi Majalah Metalurgi

LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA P U S A T P E N E L I T I A N M E T A L U R G I Kawasan PUSPIPTEK Serpong 15314, Tlp.021-7560911 Fax. 021-7560553